DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Skripsi... Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif... Lembar Pengesahan Ujian Skripsi... Daftar Riwayat Hidup...

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Skripsi... Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif... Lembar Pengesahan Ujian Skripsi... Daftar Riwayat Hidup..."

Transkripsi

1 DAFTAR ISI Lembar Pengesahan Skripsi... Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif... Lembar Pengesahan Ujian Skripsi... Daftar Riwayat Hidup... Abstract... Abstrak... Kata Pengantar... Daftar Isi.... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran... i ii iii iv v vi vii ix xii xiii xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian... 1 B. Perumusan Masalah... 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Phobia B. Anxiety C. Computer Anxiety D. Keahlian Komputer Audit ix

2 1. Computer Self Efficacy E. Gender F. Keterkaitan Antar Variabel G. Kerangka Pemikiran H. Hipotesis BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian B. Metode Penentuan Sampel C. Metode Pengumpulan Data Data Primer (Primary data) Data Sekunder (Secondary data) D. Metode Analisis Data Uji Kualitas Data a. Uji Validitas b. Uji Reabilitas Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinieritas b. Uji Heteroskedastisitas c. Uji Normalitas Uji Hipotesis a. Uji Koefisien Determinasi b. Uji Signifikansi Simultan (uji statistik F) c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) x

3 E. Operasional Variabel Penelitian Variabel Independen (computer anxiety) Variabel Dependen (keahlian komputer audit) Variabel Moderating (gender) BAB 1V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Tempat dan Waktu penelitian Karakteritik Responden B. Analisis Deskriptis Kualitatif Uji Validitas Uji reliabilitas C. Analisis dan Pembahasan Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinieritas b. Uji Heteroskedastisitas c. Uji Normalitas Uji Hipotesis BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Keterbatasan C. Saran D. Implikasi Daftar Pustaka xi

4 Daftar Tabel No. Tabel Keterangan Halaman 3.1 Definisi Operasional Variabel Tingkat pengembalian Kuesioner Deskripsi Statistik Demografi Responden Berdasarkan Pendidikan dan Jenis Kelamin Deskripsi Statistik Demografi Responden Berdasarkan Jabatan Deskripsi Statistik Demografi Responden Berdasarkan Lama Bekerja dan Jenis Kelamin Hasil Uji Validitas Variabel Computer Anxiety Hasil Uji Validitas Variabel Keahlian Komputer Audit Hasil Uji Reliabilitas Variabel Computer Anxiety Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keahlian Komputer Audit Hasil Uji Multikolinieritas Hasil Uji Koefisien Determinasi Hasil Uji F Hasil Uji t xii

5 Daftar Gambar No. Gambar Keterangan Halaman 2.1 Model Penelitian Hasil Uji Heterokedastisitas Hasil Uji Normalitas xiii

6 Daftar Lampiran No Lampiran Keterangan Halaman 1 Lembar Kuesioner Daftar Jawaban Responden Daftar Data Responden Hasil Uji Reliabilitas Hasil Uji Validitas Hasil Uji Asumsi Klasik Hasil Uji Hipotesis Deskripsi penyebarab Kuesioner yang diterima dapat diolah 106 xiv

7 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan sistem informasi berbasis komputer mengalami perubahan yang signifikan dalam beberapa tahun belakangan ini dengan tingkat pertumbuhan penggunaan komputer dalam perusahaan berkisar antara 50 % sampai dengan 90 % per tahun. Kondisi tersebut secara langsung memberi dampak pada pola kerja sistem informasi akuntansi dan selanjutnya menuntut adanya perubahan pada prosedur dan tehnik yang digunakan seorang auditor dalam melakukan tugas audit (atestasi). Dampak perubahan tehnologi informasi bagi seorang Auditor adalah harus memahami akses rutin ke dalam sistem, sistem otorisasi dan organisasi dan memahami bagaimana sistem bekerja melakukan perhitungan (computation). Selain itu diperlukannya pemahan sistem secara umum mengenai jaringan (networking), database management, paket software, operational system serta seleksi pemakaian hardware. Oleh karena itulah computer merupakan bagian yang tak terpisahkan bagi auditor dalam proses pemeriksaan keuangan dan merupakan hal yang sangat penting bagi auditor untuk memiliki keahlian computer audit. Kemajuan teknologi informasi telah mengubah cara perusahaan dalam mengumpulkan data, memproses dan melaporkan informasi keuangan. Oleh karena itu auditor akan banyak menemukan lingkungan dimana data tersimpan lebih banyak dalam media elektronik dibanding media kertas. 1

8 Auditor harus menentukan bagaimana perusahaan menggunakan sistem teknologi informasi untuk mencatat, memproses dan melaporkan transaksi dalam laporan keuangan. Dimana saat ini banyak perusahaan yang menggunakan software akuntansi keuangan seperti accurate, zahir, myob, dan banyak software akuntansi keuangan lainnya. Sebenarnya tidak ada perbedaan konsep audit yang berlaku untuk sistem yang kompleks dan sistem manual, yang berbeda hanyalah metode-metode spesifik yang cocok dengan situasi sistem informasi akuntansi yang ada. Pemahaman ini diperlukan dalam rangka mendapatkan pemahaman internal kontrol yang baik agar dapat merencanakan audit dan menentukan sifat, timing dan perluasan pengujian yang akan dilakukan. Istilah teknologi informasi yang sekarang lazim digunakan banyak orang, sebenarnya merupakan perpaduan antara teknologi komputer, komunikasi dan otomasi kantor yang telah bercampur menjadi satu sehingga sulit untuk memisahkannya (Indriantoro, 1995). Mengikuti perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dimana kurang lebih tiap delapan belas bulan sudah ada perbaikan dalam sistem teknologi informasi, tampaknya mengubah cara orang bekerja baik sebagai akuntan maupun auditor. Misalnya sebagai manager akuntan saat ini dengan teknologi internet, orang sudah mampu melakukan transaksi dan melihat hasil laporan informasi keuangan melalui internet. Contoh lain, seorang auditor baik internal maupun eksternal, saat ini dapat melakukan akses laporan informasi di internet layaknya membuka maupun web site lainnya, kemudian dari informasi yang tampak di web tersebut mampu 2

9 melakukan analisis dan drill-down tracing sampai ke jurnal dasar dan bahkan mampu melihat dokumen pendukung yang terlampir, dan masih banyak lagi fasilitas lain yang dapat diperoleh dari perkembangan teknologi ini (Ekadjaya, 2001). Penerapan teknologi juga menimbulkan sejumlah problematik yang berasal dari berbagai faktor, antara lain: ekonomi, teknologi, konsep sistem dan aspek perilaku. Dari berbagai faktor penyebab problematik dalam pengembangan teknologi komputer, aspek perilaku merupakan faktor yang dominan Igbaria (1984) dalam Sudaryono (2005). Ketiga komponen sikap: kognisi, afeksi, dan keinginan, pada dasarnya saling terkait antara satu dengan yang lain. Keinginan seseorang dipengaruhi oleh keyakinan akan konsekuensi masa yang akan datang, sehingga menimbulkan afeksi seseorang yang dinyatakan dengan sikap suka atau tidak suka terhadap teknologi komputer. Ketidaksukaan seseorang terhadap komputer dapat disebabkan oleh ketakutan terhadap pengguna teknologi komputer atau disebut juga computer anxiety Igbaria dan Pasuraman (1989) dalam Sudaryono (2005). Berdasarkan literatur cognitive psychology dan literatur marketing dinyatakan bahwa gender sebagai faktor level individual dapat berpengaruh terhadap kinerja yang memerlukan judgment dalam berbagai kompleksitas tugas. Dalam literatur tersebut Chung dan Monroe (2001) dalam Zulaikha (2006) menyatakan bahwa perempuan dapat lebih efisien dan efektif dalam memproses informasi dalam tugas yang kompleks dibanding laki-laki dikarenakan perempuan lebih memiliki kemampuan untuk membedakan dan 3

10 mengintegrasikan kunci keputusan. Masih dalam literatur tersebut juga dinyatakan bukti bahwa laki-laki relatif kurang mendalam dalam menganalisis inti dari suatu keputusan, namun pengaruh gender terhadap pemrosesan informasi dan judgment belum banyak teruji dalam konteks penugasan audit atau penugasan sebagai auditor. Dalam penugasan tersebut, variasi kompleksitas audit dapat terjadi dalam berbagai akun, jumlah atau besarnya saldo akun. Meyers-Levy (1986) dalam Zulaikha (2006) mengembangkan sebuah theoritical framework untuk menjelaskan pemrosesan informasi oleh laki-laki dan perempuan. Kerangka teoritis ini kemudian digunakan untuk beberapa kajian misalnya dalam auditing. O Donel dan Johnson (1999) dalam Zulaikha (2006) melakukan studi apakah ada perbedaan usaha pemrosesan informasi dalam suatu perencanaan prosedur analitis pada sebuah penugasan audit dapat dikaitkan dengan isu gender. Mereka menemukan bukti empiris bahwa ada ketidak konsistenan hasil adanya pengaruh gender pada proses perencanaan prosedur analitis. Perempuan lebih memberikan usaha pemrosesan lebih intens dari pada laki-laki dalam hal laporan keuangan yang konsisten dengan informasi tentang bisnis klien. Namun ketika terjadi perubahan fluktuasi kompleksitas tugas dalam kasus eksperimen, maka terjadi sebaliknya dimana perempuan menjadi kurang usahanya dalam pemrosesan informasi. Hasil ini juga tidak konsisten dengan Chung dan Monroe (2001) dalam Zulaikha (2006). Penelitian-penelitian diatas dilakukan di luar negeri, dimana dalam penelitian 4

11 tidak dijelaskan bagaimana peran perempuan yang dibentuk oleh budaya atau lingkungan masyarakat di negara yang bersangkutan. Di Indonesia Menteri Pemberdayaan Perempuan merumuskan lima peran wanita: sebagai isteri yang membantu suami, sebagai ibu yang mengasuh anak dan mendidik mereka, sebagai manajer di dalam mengelola rumah tangga, sebagai pekerja di berbagai sektor, dan sebagai anggota organisasi masyarakat. Secara implisit perempuan mempunyai peran ganda bila mempunyai peran publik, yaitu yang dibentuk oleh sistem nilai masyarakat Indonesia pada peran domestik (rumah tangga) dan peran publik itu sendiri. Dengan adanya peran ganda tersebut maka muncul suatu pertanyaan apakah penelitian oleh Chung dan Monroe (2001) dalam Zulaikha (2006), diatas relevan di Indonesia, karena di Indonesia, lingkungan masyarakatnya lebih menempatkan perempuan cenderung kepada peran domestik Berninghausen dan Kerstan (1992) dalam Zulaikha (2006). Dengan demikian muncul sebuah pemikiran bahwa hasil penelitian (Chung dan Monroe 2001; Meyers-Levy 1986; O Donel dan Johnson 1999) dalam Zulaikha (2006) diatas akan tidak konsisten apabila diterapkan di Indonesia, karena tuntutan sistem nilai masyarakat yang menempatkan peran ganda perempuan. Dengan adanya peran ganda tersebut, yang lebih menempatkan perempuan pada peran domestik, maka secara logika juga dapat mempengaruhi kemampuan perempuan dalam menyelesaikan suatu tugas yang mengandung kompleksitas misalnya dalam menentukan judgment pada sebuah penugasan audit, 5

12 disamping juga dipengaruhi oleh pengalaman auditor itu sendiri. Penelitian ini selanjutnya menitikberatkan pada aspek computer anxiety sebagai refleksi sikap seseorang terhadap teknologi komputer yang dilihat dari perspektif gender. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rustiana (2004) yaitu computer self efficacy mahasiswa akuntansi dalam penggunaan teknologi informasi: tinjauan perspektif gender. Perbedaan dengan penelitian terdahulu terletak pada tahun penelitian, pada penelitian terdahulu dilakukan pada tahun 2004 sedangkan penelitian ini dilakukan pada tahun Responden penelitian sebelumnya adalah mahasiswa akuntansi yang sedang mengambil mata kuliah Sistem Informasi Manajemen, sedangkan penelitian ini mengambil responden auditor yang bekerja di kantor akuntan publik di wilayah DKI Jakarta. Perbedaan lainnya bahwa penelitian terdahulu bertujuan untuk mencari bukti empiris perbedaan computer self efficacy mahasiswa akuntansi dalam penggunaan teknologi informasi berdasarkan gender, sedangkan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh computer anxiety terhadap keahlian komputer audit dengan perspektif gender sebagai variabel moderating. Namun pengaruh yang dimaksud belum diketahui secara pasti, untuk itu penulis mencoba menulisnya dalam skripsi yang berjudul Pengaruh Computer Anxiety Terhadap Keahlian Komputer Audit Dengan Perspektif Gender Sebagai Variabel Moderating (studi empiris pada Akuntan Publik di DKI Jakarta). 6

13 B. Perumusan Masalah Masalah yang diteliti selanjutnya dapat dirumuskan yaitu: 1. Apakah faktor computer anxiety mempunyai pengaruh terhadap keahlian komputer audit? 2. Apakah faktor gender mempunyai pengaruh terhadap keahlian komputer audit? 3. Apakah faktor gender memoderasi hubungan computer anxiety dengan keahlian komputer audit? C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah menguji bukti empiris tentang: a. Pengaruh faktor computer anxiety terhadap keahlian komputer audit. b. Pengaruh faktor gender terhadap keahlian komputer audit. c. Pengaruh faktor gender dalam hubungan moderasi computer anxiety dengan keahlian komputer audit. 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak, diantaranya: 7

14 a. Kantor Akuntan Publik Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengambilan keputusan mengenai sumber daya manusia (rencana pelaksanaan pelatihan komputer). b. Pendidik Dapat menyediakan pelatihan teknologi informasi yang tepat dalam rangka mempersiapkan peserta didiknya untuk menyongsong profesionalisme bisnis kedepan. c. Mahasiswa Akuntansi Dewasa ini, mahasiswa akuntansi dipersiapkan untuk menjadi akuntan yang punya kompetensi antara lain dalam bidang teknologi informasi yang memadai dan merupakan core dimension dari pendidikan akuntansi dasar sehingga dapat mendukung tugastugasnya sebagai calon akuntan. d. Peneliti Selanjutnya Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris dan konfirmasi konsistensi dengan hasil penelitian sebelumnya. Dan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa pada umumnya serta memberikan kontribusi bagi mahasiswa yang mengambil konsentrasi audit. 8

15 e. Bagi Penulis Bagi penulis penelitian ini dapat memberikan pemahaman mengenai ilmu auditing dan sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana. 9

16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Phobia Phobia adalah ketakutan yang berlebih-lebihan terhadap benda-benda atau situasi-situasi tertentu yang seringkali tidak beralasan dan tidak berdasar pada kenyataan. Istilah phobia berasal dari kata phobi yang artinya ketakutan atau kecemasan yang sifatnya tidak rasional; yang dirasakan dan dialami oleh sesorang. Phobia merupakan suatu gangguan yang ditandai oleh ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu obyek atau situasi tertentu. Walaupun ada ratusan macam phobia tetapi pada dasarnya phobia-phobia tersebut merupakan bagian dari 3 jenis phobia, yang menurut buku DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorder IV) ketiga jenis phobia itu adalah: 1. Phobia sederhana atau spesifik (Phobia terhadap suatu obyek/keadaan tertentu) seperti pada binatang, tempat tertutup, ketinggian, dan termasuk ketakutan untuk menggunakan komputer. 2. Phobia sosial (Phobia terhadap pemaparan situasi sosial) seperti takut jadi pusat perhatian, orang seperti ini senang menghindari tempat-tempat ramai. 3. Phobia kompleks (Phobia terhadap tempat atau situasi ramai dan terbuka misalnya di kendaraan umum/mall) orang seperti ini bisa saja takut keluar rumah. 10

17 Phobia dapat disebabkan oleh berbagai macam hal. Pada umumnya phobia disebabkan karena pernah mengalami ketakutan yang hebat atau pengalaman pribadi yang disertai perasaan malu atau bersalah yang semuanya kemudian ditekan kedalam alam bawah sadar. Peristiwa traumatis di masa kecil dianggap sebagai salah satu kemungkinan penyebab terjadinya phobia. Lalu bagaimana menjelaskan tentang orang yang takut akan sesuatu walaupun tidak pernah mengalami trauma pada masa kecilnya? Martin Seligman di dalam teorinya yang dikenal dengan istilah biological preparedness mengatakan ketakutan yang menjangkiti tergantung dari relevansinya sang stimulus terhadap nenek moyang atau sejarah evolusi manusia, atau dengan kata lain ketakutan tersebut disebabkan oleh faktor keturunan. Misalnya, mereka yang takut kepada beruang, nenek moyangnya pada waktu masih hidup di dalam gua, pernah diterkam dan hampir dimakan beruang, tapi selamat, sehingga dapat menghasilkan kita sebagai keturunannya. Seligman berkata bahwa kita sudah disiapkan oleh sejarah evolusi kita untuk takut terhadap sesuatu yang dapat mengancam survival kita. Pada kasus phobia yang lebih parah, gejala anxiety neurosa menyertai penderita tersebut. Penderita akan terus menerus dalam keadaan phobia walaupun tidak ada rangsangan yang spesifik. Selalu ada saja yang membuat phobia-nya timbul kembali, misalnya technophobia (takut teknologi), thanatophobia (takut mati), dll. 11

18 Perlu kita ketahui bahwa phobia sering disebabkan oleh faktor keturunan, lingkungan dan budaya. Perubahan-perubahan yang terjadi diberbagai bidang sering tidak seiring dengan laju perubahan yang terjadi di masyarakat, seperti dinamika dan mobilisasi sosial yang sangat cepat naiknya, antara lain pengaruh pembangunan dalam segala bidang dan pengaruh modernisasi, globalisasi, serta kemajuan dalam era informasi. Dalam kenyataannya perubahan-perubahan yang terjadi ini masih terlalu sedikit menjamah anakanak sampai remaja. Seharusnya kualitas perubahan anak-anak melalui proses bertumbuh dan berkembangnya harus diperhatikan sejak dini khususnya ketika masih dalam periode pembentukan (formative period) tipe kepribadian dasar (basic personality type). Ini untuk memperoleh generasi penerus yang berkualitas. Berbagai ciri kepribadian/karakterologis perlu mendapat perhatian khusus bagaimana lingkungan hidup memungkinkan terjadinya proses pertumbuhan yang baik dan bagaimana lingkungan hidup dengan sumber rangsangannya memberikan yang terbaik bagi perkembangan anak, khususnya dalam keluarga. Berbagai hal yang berhubungan dengan tugas, kewajiban, peranan orang tua, meliputi tokoh ibu dan ayah terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, masih sering kabur, samar-samar. Sampai saat ini masih belum jelas mengenai ciri khusus pola asuh (rearing practice) yang ideal bagi anak. Seperti umur berapa seorang anak sebaiknya mulai diajarkan membaca, menulis, sesuai dengan kematangan secara umum dan tidak memaksakan. 12

19 Tujuan mendidik, menumbuhkan dan memperkembangkan anak adalah agar ketika dewasa dapat menunjukan adanya gambaran dan kualitas kepribadian yang matang (mature, wel-integrated) dan produktif baik bagi dirinya, keluarga maupun seluruh masyarakat. Peranan dan tanggung jawab orang tua terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak adalah teramat penting. B. Anxiety Definisi anxiety menurut Macquarie Dictionary dalam Istiati Diah Astuti (2005) adalah kesukaran atau kesulitan berfikir yang disebabkan oleh ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi atas bahaya atau kemalangan. Definisi anxiety menurut May (1997) dalam Istiati Diah Astuti (2005) adalah sebagai suatu ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi atas adanya ancaman terhadap beberapa nilai yang dianggap penting oleh individu atas keberadaannya sebagai seorang pribadi. Sedangkan Levitt (1967) dalam Istiati Diah Astuti (2005) menggambarkan anxiety sebagai suatu ketakutan yang berlebihan yang memotivasi keragaman perilaku pertahanan diri, termasuk gerak-gerik jasmani, ketakutan batiniah atau kekacauan. Kumpulan definisi dan intepretasi terhadap anxiety mengesankan bahwa tidak ada kesepahaman yang pasti mengenai definisi anxiety. Seperti yang diungkapkan Levitt (1967) dalam Istiati Diah Astuti (2005), bahwa ruang lingkup definisi anxiety yang tepat itu tidak terbatas dan sangat luas. 13

20 C. Computer Anxiety Definisi computer anxiety menurut Igbaria dan Parasuraman (1989) dalam Sudaryono (2005) adalah sebagai suatu kecenderungan seseorang menjadi susah, khawatir atau ketakutan mengenai penggunaan teknologi informasi (komputer) pada masa sekarang atau pada masa yang akan datang. Menurut Gudono dan Rifa (1999) definisi computer anxiety adalah suatu tipe stress tertentu computer anxiety itu berasosiasi dengan kepercayaan yang negatif mengenai komputer, masalah-masalah dalam menggunakan komputer dan penolakan terhadap mesin. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa computer anxiety mempunyai pengaruh negatif terhadap attitudes (Igbaria dan Parasuraman 1989; Webster et al 1990: Igbaria 1994) dalam rifa (1999) dan terhadap keahlian Harrison dan Rainer (1992) dalam Rifa (1999). Heinssen et al. (1987) dalam Rifa (1999) menemukan bahwa mahasiswamahasiswa perguruan tinggi dengan computer anxiety yang lebih tinggi mempunyai kepercayaan terhadap kemampuan diri dan hasil kinerja yang lebih rendah dari pada mahasiswa yang mempunyai computer anxiety yang lebih rendah. Jika suatu tugas komputer dilaksanakan, subjek dengan tingkat computer anxiety yang lebih tinggi memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Menurut Linda V. Orr (2000) dalam Sudaryono (2005), computer anxiety merupakan salah satu technophobia, dimana komputer merupakan salah satu teknologi yang berkembang dalam kehidupan manusia. Technophobia sendiri dapat digolongkan menjadi 3 tingkatan, yaitu: 14

21 1. Anxious Technophobe Seseorang yang termasuk dalam tingkatan ini akan menunjukkan tanda-tanda klasik yang merupakan reaksi kekhawatiran (anxiety reaction) ketika menggunakan suatu teknologi, tanda-tanda tersebut dapat berupa munculnya keringat ditelapak tangan, detak jantung yang keras atau sakit kepala. 2. Cognitive Technophobe Seseorang yang termasuk dalam tingkatan ini pada mulanya merasa tenang dan relaks, mereka sebenarnya menerima suatu teknologi baru tetapi muncul beberapa pesan negatif seperti Saya akan menekan tombol yang salah dan mengacaukan mesin ini. 3. Uncomfortable User Seseorang yang termasuk dalam tingkatan ini dapat dikatakan sedikit khawatir dan masih muncul pernyataan negatif, tetapi secara umum tidak membutuhkan one-on one- counseling. Kegelisahan terhadap komputer dapat memunculkan dua hal, yaitu: 1. Fear (takut) Seseorang yang merasa takut dengan adanya komputer karena mereka belum banyak menguasai teknologi komputer, sehingga mereka belum bisa mendapatkan manfaat dengan kehadiran komputer. 2. Anticipation (antisipasi) Seseorang merasa perlu melakukan antisipasi terhadap kegelisahan yang muncul dengan adanya komputer. Antisipasi tersebut dapat 15

22 dilakukan dengan menerapkan ide-ide pembelajaran yang menyenangkan (anticipation) terhadap komputer. Computer anxiety merupakan suatu konsep specific anxiety di bidang komputer, yang mana orang merasakan pengalamanannya ketika sedang berinteraksi dengan komputer Oetting (1993) dalam Rustiana (2005). Menurut pendapat Marcoulides (1988) seperti yang dikutip oleh Vincent, dkk (2002) dalam Rustiana (2005) menyatakan bahwa computer anxiety yang dialami seseorang masih tetap ada tanpa memperhatikan adanya pengalaman komputer sebelumnya. computer anxiety cenderung muncul pada para user dalam situasi jika mereka dihadapkan dengan pembelajaran pada aplikasi komputer yang baru (Ostrowski, dkk, 1986 dan Elder, dkk, 1987) dalam Rustiana (2005). Indikasi terjadinya computer anxiety menurut Gantz (1986) dalam Rustiana, (2005) antara lain berupa takut membuat kesalahan, tidak suka mempelajari komputer, merasa bodoh, merasa diperhatikan oleh orang lain saat membuat kesalahan, merasa merugikan kerja, serta merasa bingung secara total. Penjelasan ini menunjukkan bahwa computer anxiety berhubungan dengan kemampuan diri. Level computer anxiety dapat dibedakan secara ekstrim kedalam dua level yakni level rendah atau level tinggi. Tingkat computer anxiety yang rendah menyebabkan individu mempunyai keyakinan yang kuat bahwa komputer bermanfaat baginya sehingga timbul rasa senang bekerja dengan komputer. Pada penelitian (Levine dan Donitsa-Schmidt, 1998 dan 16

23 Shashaani, 1997 serta Ayersman, 1996) dalam Rustiana, (2005) menunjukkan adanya sikap/attitude yang positif dalam hubungannya dengan pengalaman berinteraksi dengan komputer. Namun sebaliknya, sikap computer anxiety menunjukkan level yang tinggi menurut keyakinan dan persepsi user, menunjukkan bahwa teknologi komputer dapat mendominasi atau mengendalikan kehidupan manusia (Indirantoro, 2000). Computer anxiety dapat disebabkan oleh beberapa faktor internal maupun eksternal. Menurut Lewin (1995) dalam Rustiana (2005) gejala yang menimbulkan computer anxiety pada individu disebabkan individu tidak dapat mengenal dan menerima tingkatan perubahan dalam menanggapi perubahan teknologi komputer. Tingkatan perubahan yang dimaksud adalah: 1) identifikasi untuk berubah; 2) tidak membakukan pesan lama, 3) belajar pesan yang baru, dan 4) mengulang pesan yang baru. Apabila individu tidak dapat melewati beberapa tahap tersebut maka akan timbul sifat kecemasan dan penolakan terhadap teknologi komputer. Menurut Bralove (1983) dalam Rustiana (2005) gejala yang muncul pada computer anxiety yang disebabkan oleh persepsi individu yang kurang baik. Dasar dari persepsi individu terganggu karena : a) perubahan status, b) berkeras tidak ingin belajar yang baru, c) ada paksaan untuk berubah, dan d) kerja yang berlebihan dan ketidaknyamanan. Persepsi individu terganggu yang oleh hal tersebut akan membentuk individu untuk melakukan pertahanan yang berlebihan sehingga termanisfestasi dalam perilaku computer anxiety. Konsep computer anxiety dibedakan dalam tiga jenis yakni: trait anxiety, 17

24 states anxiety dan concepts specific anxiety. Kedua jenis pertama, mengacu pada konsep psikologi dan jenis ketiga perluasan dari konsep psikologi yang dikembangkan oleh Oetting (1983) dalam Rustiana, (2005). Trait anxiety merupakan anxiety yang dirasakan secara umum oleh tiap orang dalam pengalaman hidupnya. Orang-orang yang mempunyai trait anxiety cenderung mempunyai anxiety secara kronis dan senantiasa merasa cemas dalam suatu situasi dan kondisi yang membuat dia tertekan. Variabel trait anxety dipakai untuk penelitian yang ada hubungannya dengan konstrak personaliti, psycho-pathologym, dan teori pembelajaran. Ini merupakan karakteristik personal yang mempengaruhi perilaku secara luas. Sedangkan state anxiety adalah orang yang mengalami anxiety pada suatu saat tertentu. Tipe ini biasanya merupakan suatu produk sejarah pembelajaran orang. Sebagai contoh, misalnya orang yang berpengalaman mengalami problem dalam situasi yang serupa dalam masa lalunya dan dapat menjadi cemas jika situasi itu terjadi lagi McPherson (1998) dalam Rustiana, (2005). Jenis ketiga merupakan perluasan anxiety dari konsep psikologi ke konsep yang lebih spesifik yang diterapkan dalam situasi tertentu, khususnya bidang komputer. Konsep ini lahir setelah Oetting mengembangkan skala untuk mengukur computer anxiety yang disebut sebagai COMPAS. Instrumen ini yang selalu dipakai dalam riset-riset mengenai computer anxiety oleh para peneliti untuk mengukur level anxiety seseorang terhadap komputer 18

25 D. Keahlian Komputer Audit Keahlian menurut Harrison dan Rainer (1992) dalam Sudaryono (2005) didefinisikan sebagai berikut: Keahlian adalah suatu perkiraan atas suatu kemampuan seorang untuk melaksanakan pekerjaan dengan sukses, seorang yang menganggap dirinya mampu untuk melaksanakan tugas, cenderung akan sukses. Keahlian menggunakan komputer menurut Igbaria (1994) dalam Sudaryono (2005) didefinisikan sebagai berikut: Keahlian menggunakan komputer adalah suatu kombinasi antara pengalaman user dalam menggunakan komputer, latihan yang telah diperoleh dan keahlian komputer secara menyeluruh. Penerimaan teknologi komputer dipegaruhi oleh teknologi itu sendiri serta tingkat keahlian dari individu yang menggunakan komputer. Keyakinan bahwa setiap orang dapat meningkatkan keahliannya sangat diperlukan, berguna untuk keefektifan penggunaan komputer dan menguatkan rasa percaya diri setiap orang mampu menguasai dan menggunakan teknologi komputer dalam pekerjaannya (Astuti, 2003) Sudaryono (2005). 1. Computer Self Efficacy Menurut Compeau dan Higgins (1995) dalam Rustiana (2005) computer self efficacy (CSE) didefinisikan sebagai judgement kapabilitas seseorang untuk menggunakan komputer. Ini bukan merupakan 19

26 judgement pada masa lalu seseorang dalam menggunakan komputer, tetapi menyangkut judgement yang akan dilakukan pada masa depan. Hasil riset Compeau dan Higgins (1995) dalam Rustiana (2005) menunjukkan bahwa ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi computer self efficacy, yakni pertama dorongan dari pihak lain, kedua adalah pihak lain menggunakan dan ketiga adalah dukungan. Dorongan dari pihak lain mengacu pada kelompok dan menggunakan persuasi verbal. Pada faktor kedua, seseorang dapat meningkatkan computer self efficacynya karena mengobservasi dan meniru model perilaku. Ini merupakan cara yang ampuh untuk mengakuisisi perilaku sebagai model pembelajaran. Sedangkan faktor ketiga yakni adanya dukungan dari organisasi untuk pengguna komputer dapat meningkatkan computer self efficacy. Dukungan ini bisa berupa ketersediaan dari pihak organisasi untuk membantu individu yang membutuhkan peningkatan kemampuan dan juga persepsi kemampuan diri Rustiana (2005). Compeau dan Higgins (1995) dalam Rustiana (2005) menjelaskan ada 3 dimensi computer self efficacy yakni magnitude, strength, dan generalibility. Dimensi magnitude mengacu pada tingkat kapabilitas yang diharapkan dalam penggunaan komputer. Individu yang mempunyai magtitude CSE yang tinggi dapat diharapkan merasa mampu menyelesaikan tugas-tugas komputasi yang lebih kompleks dibanding yang mempunyai level magnitude CSE yang rendah. Selanjutnya, 20

27 dimensi ini juga menjelaskan bahwa tingginya magnitude CSE seseorang dikaitkan dengan level yang dibutuhkan untuk memahami suatu tugas. Pada individu yang level magnitude CSEnya tinggi mampu menyelesaikan tugas-tugasnya dengan rendahnya dukungan dan bantuan dari orang lain, dibandingkan dengan level magnitude CSE yang rendah. Pada dimensi kedua yakni strength, ini mengacu pada level keyakinan tentang judgement atau kepercayaan individu untuk mampu menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik. Sedangkan dimensi ketiga berupa generazability mengacu pada tingkat judgement terbatas pada domain khusus aktifitas. Dalam konteks komputer, domain ini mencerminkan perbedaan konfigurasi hardware dan software. Sehingga dengan demikian, individu yang mempunyai level generazability CSE yang tinggi diharapkan dapat secara kompeten menggunakan paket-paket software dan sistem komputer yang berbeda. Sebaliknya tingkat generazability CSE yang rendah menunjukkan kemampuan individu dalam mengakses paket-paket software dan sistem komputer secara terbatas. Ada empat sumber informasi self efficacy menurut Bandura dalam Rustiana (2004) seperti yang dikutip oleh Compeau dan Higgins (1995), yaitu: (1) guided mastery, (2) behavior modeling, (3) social persuasion dan physiological states. Sumber informasi terkuat adalah guide master yang merupakan pengalaman kesuksesan nyata dalam kaitannya dengan perilaku. Interaksi yang berhasil antara individu dengan komputer 21

28 menyebabkan individu mengembangkan self efficacy-nya lebih tinggi. Dengan demikian praktik langsung merupakan komponen penting dalam pelatihan, sehingga individu membangun kepercayaan diri sesuai dengan kemampuannya. Sumber informasi self efficacy yang kedua adalah pemodelan perilaku/behavior modeling, yang meliputi pengamatan terhadap orang lain dalam membentuk perilaku sebagai proses pembelajaran. Compeau dan Higgins (1995) dalam Rustiana (2004) menunjukan bahwa pendekatan pemodelan perilaku untuk pelatihan komputer dapat meningkatkan persepsi self efficacy dan kinerja dalam kontek pelatihan. Sumber yang ketiga adalah pendekataan persuatif dapat juga mempengaruhi self efficacy. Jaminan ulang bagi user yang punya kemampuan tentang teknologi dan menggunakannya dengan sukses dapat membantu para user untuk membangun kepercayaan. Sumber informasi self efficafy yang terakhir adalah physiological states, yang menunjukkan perasaan kecemasan/anxiety yang berdampak negatif terhadap self efficacy. Bandura (1986) dalam Rustiana (2004) menyatakan bahwa individu yang mempunyai perasaan anxiety yang tinggi menunjukkan kurangnya kemampuan diri. Jadi jika individu merasa cemas/anxiety dalam penggunaan komputer, maka ia memiliki alasan untuk merasa cemas sehingga menunjukkan self efficacy yang rendah. Berdasarkan penelitian Webster et al. (1990) dalam Rustiana (2004) dalam Compeau dan Higgins (1995) dalam Rustiana (2004) menemukan hasil, bahwa computer anxity dalam proses pelatihan dapat 22

29 dikurangi dengan mendorong user untuk berperilaku yang menyenangkan. Pada penelitian ini Keahlian Komputer Audit diartikan sebagai keahlian dalam penggunaan Generalized Audit Software sehingga keahlian Komputer Audit menjadi Variabel Dependen. Keahlian menurut Harrison dan Rainer (1992) dalam Sudaryono (2005) didefinisikan sebagai berikut: Keahlian adalah suatu perkiraan atas suatu kemampuan seorang untuk melaksanakan pekerjaan dengan sukses, seorang yang menganggap dirinya mampu untuk melaksanakan tugas, cenderung akan sukses. Keahlian menggunakan komputer menurut Igbaria (1994) dalam Sudaryono (2005) didefinisikan sebagai berikut: Keahlian menggunakan komputer adalah suatu kombinasi antara pengalaman user dalam menggunakan komputer, latihan yang telah diperoleh dan keahlian komputer secara menyeluruh. Penerimaan teknologi komputer dipengaruhi oleh teknologi itu sendiri serta tingkat keahlian dari individu yang menggunakan komputer. Keyakinan bahwa setiap orang dapat meningkatkan keahliannya sangat diperlukan, berguna untuk keefektifan penggunaan komputer dan menguatkan rasa percaya diri setiap orang mampu menguasai dan menggunakan teknologi komputer dalam pekerjaannya Sudaryono (2005). 23

30 E. Gender Umar (1999) dalam Muthmainah (2006) mengungkap berbagai pengertian gender antara lain sebagai berikut: 1. Di dalam Womens s Studies Encyclopedia dijelaskan bahwa gender adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat pembedaan (distintion) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang di masyarakat. 2. Elaine Showalter (1989) mengartikan gender lebih dari sekedar pembedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari konstruksi sosial budaya. Ia menekannya sebagai konsep analisis (an analytic concept) yang dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa gender adalah suatu konsep analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari dari sudut non-biologis, yaitu dari aspek sosial, budaya maupun psikologis. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:496,529) mendefinisikan jenis adalah sesuatu yang mempunyai ciri (sifat, keturunan) yang khusus, sedangkan kelamin adalah jodoh (laki-laki dan perempuan antara jantan dan betina, sifat jasmani/rohani yang membedakan sebagai pria dan wanita, jenis laki-laki atau perempuan (genus). Berninghausen dan Kerstan (1992) dalam Zulaikha (2006) mengartikan gender sebagai pembedaan peran antara lakilaki dan perempuan yang tidak hanya mengacu pada perbedaan 24

31 biologisnya/seksualnya, tetapi juga mencakup nilai-nilai sosial budaya. Isu gender mendorong beberapa peneliti mengkaitkannya dengan peran laki-laki dan perempuan dalam masyarakat, dan dikaitkan dengan kemampuan perempuan dalam menyelesaikan tugas dalam suatu profesi. Riset tentang adanya perbedaan proses informasi yang diakibatkan oleh adanya isu gender disosialisasikan oleh Meyers Levy (1986) dalam Zhulaikha (2006). Meyers Levy (1986) dalam Zhulaikha (2006) mengembangkan kerangka teoritis untuk menjelaskan kajian tentang perbedaan antara perempuan dan laki-laki dalam memproses informasi. Kerangka teoritis ini mereka sebut dengan selectivity hypothesis. Perbedaaan yang didasarkan pada isu gender dalam pemrosesan informasi dan pembuatan keputusan didasarkan atas pendekatan yang berbeda yaitu bahwa laki-laki dan perempuan menggunakan pemrosesan inti informasi dalam memecahkan masalah dan membuat inti keputusan. Laki-laki pada umumnya dalam menyelesaikan masalah tidak menggunakan semua informasi yang tersedia, dan mereka juga tidak memproses informasi secara menyeluruh, sehingga dikatakan bahwa laki-laki cenderung melakukan pemrosesan informasi secara terbatas. Sedangkan perempuan dipandang sebagai pemroses informasi lebih detail, yang melakukan proses informasi pada sebagian besar inti informasi untuk pembuatan keputusan atau judgement. Penelitian lain dilakukan oleh Fairweather dan Hutt (1972) dalam Chung dan Monroe (2001) yang dikutip dari Zhulaikha (2006). Dalam penelitian 25

32 tersebut dikatakan bahwa perempuan relatif lebih efisien dalam mengolah informasi ketika beban content nya lebih berat. Semakin komplek suatu tugas dengan berbagai kunci penyelesaian, maka laki-laki memerlukan waktu yang lama dibanding dengan perempuan dalam menyelesaikan tugas yang bersangkutan. Juga perempuan memiliki kemampuan mengingat lebih kuat terhadap informasi yang baru. Penelitian lain yang dilakukan oleh Chung dan Monroe (2001) dalam Zhulaikha (2006) menguji apakah ada pengaruh interaksi gender dan kompleksitas tugas dalam konteks penugasan auditing. Hasilnya menunjukkan bahwa tedapat pengaruh interaksi antara gender dan kompleksitas tugas tehadap keakuratan judgement dalam penilaian sebuah asersi dalam laporan keuangan. Hasil ini menunjukkan bahwa perempuan lebih akurat dalam judgment dibanding laki-laki dalam mengerjakan tugas yang lebih kompleks. Namun ketika kompleksitas tugas berkurang, laki-laki menunjukkan hasil yang lebih baik. Young (2000) dalam Smith (2005) menggunakan lima faktor yang terkait dengan sikap komputer: keyakinan, persepsi komputer sebagai domain laki-laki, sikap positif dan negatif guru, dan dirasakan manfaat komputer, untuk mengukur perbedaan antara gender antara 462 siswa sekolah menengah dan tinggi. Laki-laki dilaporkan lebih percaya diri menggunakan komputer dengan teknologi dan persepsi bahwa teknologi komputer adalah domain laki-laki. Perempuan dalam studi menolak persepsi bahwa teknologi adalah domain laki-laki. Perempuan dilaporkan menerima lebih dari dorongan dari 26

33 guru laki-laki, namun dorongan dari para guru tidak mengakibatkan lebih keyakinan atau yang lebih besar terhadap pentingnya teknologi komputer untuk masa depan mereka. Ray, Sormunen, dan Harris (1999) dalam Smith (2005) menggunakan sikap untuk menilai perbedaan gender dalam a) nilai produktivitas teknologi, b) dampak teknologi pada masyarakat dan lingkungan kerja, dan c) tingkat kenyamanan saat menggunakan teknologi komputer. Studi ini menemukan bahwa wanita yang lebih gila sikap positif terhadap nilai produktivitas ke komputer. Perempuan yang lebih positif tentang dampak dari komputer di masyarakat dan lingkungan kerja yang ditampilkan lebih besar dan tingkat kenyamanan dengan teknologi daripada laki-laki. Harrison, Rainer, dan Hochwarter (1997) dalam Smith (2005) meneliti perbedaan gender dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan komputer antara gaji personil dari universitas besar. Laki-laki memiliki tingkat signifikan yang tinggi terhadap pengalaman memakai komputer, kurangnya computer anxienty. Laki-laki dilaporkan lebih berhasil menggunakan komputer di organisasi yang di kerjakan perempuan kecuali pekerjaan yang berhubungan dengan juru tulis. Temuan menyarankan perbedaan antara perempuan dan laki-laki mungkin karena perbedaan jenis kelamin dan peran sosial. (Busch 1995) dalam Smith (2005) tidak ditemukan perbedaan gender dalam persepsi tentang kemanjuran sendiri menyelesaikan kata dan spreadsheet program perangkat lunak. Tidak ada perbedaan gender yang 27

34 ditemukan dalam pemakaian komputer atau keahlian komputer mengenai tes komputer sederhana. Namun laki-laki dilaporkan menerima lebih dorongan untuk menguasai keterampilan komputer melalui kepercayaan sosial daripada perempuan. F. Keterkaitan Antar Variabel Heissen et al. (1987) dalam Sudaryono (2005) melakukan penelitian terhadap mahasiswa mahasiswa perguruan tinggi dalam penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa-mahasiswa dengan computer anxiety yang lebih tinggi mempunyai kepercayaan terhadap kemampuan diri dan hasil kinerja yang lebih rendah dari pada mahasiswa yang mempunyai computer anxiety lebih rendah. Apabila semua tugas dilaksanakan, subyek dengan tingkat computer anxiety yang lebih tinggi memerlukan waktu lebih lama untuk menyelesaikan tugas. Igbaria dan Parasuraman (1989) dalam Sudaryono (2005) menemukan dalam penelitiannya bahwa kecenderungan seseorang menjadi susah, khawatir atau ketakutan terhadap komputer (computer anxiety) di masa sekarang dan masa yang akan datang mempunyai pengaruh terhadap sikap pemakai terhadap teknologi komputer. Oleh karena itu sikap negatif pemakai mengakibatkan rendahnya tingkat keahlian dalam penggunaan komputer, tingginya computer anxiety mempunyai pengaruh negatif terhadap keahlian yang bersangkutan dalam menggunakan komputer. Harrison dan Rainer (1992) dalam Sudaryono (2005) menguji pengaruh perbedaan individual terhadap keahlian End-User Computing. Penelitian 28

35 dilakukan terhadap 776 karyawan suatu universitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh faktor demografi (umur, jenis kelamin, dan pengalaman), personality (computer anxiety, computer attitudes, dan math anxiety, kecuali sikap optimis terhadap komputer) dan coignitive style (hanya originality of cognitive style) terhadap keahlian dalam End-User Computing. Sabherwal dan Elam (1995) dalam Sudaryono (2005) mengemukakan bahwa sikap pemakai komputer merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja (keahlian) individual dalam penggunaan komputer. Keahlian seseorang dalam penggunaan komputer pada gilirannya mempengaruhi kesuksesan penerapan suatu teknologi informasi. Rifa dan Gudono (1999) melakukan penelitian terhadap 164 karyawan perusahaan perbankan mengenai pengaruh faktor demografi dan personality terhadap keahlian dalam End-User Computing (EUC). Faktor personality dalam penelitian tersebut adalah computer anxiety, math anxiety, dan computer attitudes. Penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa dua indepeden yaitu fear dan anticipation hubungan yang signifikan dengan keahlian dalam End-User Computing. Sedangkan dalam analisis terhadap computer attitudes, hanya variabel optimis saja yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keahlian End-User Computing, sedangkan variabel pesimis dan intimidasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Indriantoro (2000) dalam Sudaryono (2005) juga melakukan penelitian tentang pengaruh computer anxiety terhadap keahlian dosen dalam menggunakan komputer. Yang menjadi sampel dalam penelitian tersebut 29

36 adalah 54 dosen perguruan tinggi negeri dan swasta di Yogyakarta. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemakai komputer yang memiliki tingkat computer anxiety yang tinggi akan menunjukkan tingkat keahlian yang lebih rendah daripada pemakai komputer yang memiliki tingkat computer anxiety yang rendah. Hasil penelitian Sudaryono (2004) yang menguji pengaruh computer anxiety dari 254 dosen akuntansi Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta di wilayah Jakarta, Semarang, Solo, Malang dan Surabaya terhadap keahliannya dalam menggunakan komputer mendapatkan hasil bahwa computer anxiety mempunyai hubungan negatif yang signifikan terhadap keahlian dalam menggunaan komputer. Yunita (2004) dalam Sudaryono (2005) melakukan penelitian yang sama dengan 133 dosen perguruan tinggi negeri dan swasta di Solo dan Semarang sebagai sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosen akuntansi memiliki tingkat computer anxiety yang lebih rendah akan memperlihatkan tingkat keahlian komputer yang lebih tinggi daripada dosen akuntansi yang mempunyai computer anxiety yang lebih tinggi. Menurut Strassman (1985) dalam Rustina (2005) menyatakan bahwa penerapan TI dalam suatu organisasi mendorong terjadinya perubahan yang revolusioner terhadap perilaku individu dalam bekerja. Keahlian seseorang dalam penggunaan komputer mempengaruhi kesuksesan penerapan teknonologi. Sikap sebagai salah satu aspek yang mempengaruhi perilaku individual selain norma sosial dan keabiasaan. Penelitian yang dilakukan Lyod dan Gressard (1984) dalam Rustina (2005) menemukan bahwa sikap 30

37 pemakai individual terhadap komputer mempunyai dampak pada keahlian individual pemakai komputer dan keberhasilan suatu sistem informasi. Refleksi sikap seseorang dalam penelitian ini adalah aspek computer anxiety. Tood dan Benbasat (1992) dalam Rustina (2005) menemukan bahwa kegelisahan dan ketakutan seseorang terhadap kehadiran teknologi baru umumnya akan mendorong sikap negatif untuk menolak penggunaan teknologi informasi. Sikap positif seseorang untuk menerima keberhasilan teknologi komputer karena dilandasi oleh keyakinan bahwa komputer dapat membantu pekerjaannya sehingga timbul rasa suka pada komputer. Ketidaksukaan seseorang terhadap komputer dapat disebabkan oleh ketakutan dan kekhawatiran yang bersangkutan terhadap teknologi komputer (Igbaria dan Pasuraman, 1986) dalam Rustina (2005). Penelitian Campeau dan Higgins (1995) mengunakan responden sebanyak 1020 karyawan yang berinteraksi dengan komputer dalam tugas kesehariannya. Hasilnya menemukan bahwa perasaan cemas pada komputer (computer anxiety) berpengaruh negatif terhadap pengggunaan komputer (computer self efficacy). Penelitian Rifa dan Gudono (1999) menemukan bahwa ada pengaruh negatif computer anxiety terhadap keahlian dalam end user computing. Penelitian yang dilakukan oleh Rustiana (2005) menunjukkan, bahwa CSE laki-laki lebih baik dibanding CSE perempuan. Ketika computer anxiety yang dirasakan oleh para auditor pada level yang rendah maka keahlian komputer 31

38 audit akan meningkat Demikian pula sebaliknya ketika computer anxiety yang dirasakan oleh para auditor pada level yang tinggi maka keahlian komputer audit pada level yang rendah. G. Kerangka Pemikiran Penelitian ini memberikan perhatian pada aspek gender pemakai secara individual yang diproksikan dengan tingkat computer anxiety-nya dan pengaruhnya terhadap kinerja individual yang diproksikan dengan keahlian pemakai dalam menggunakan komputer. Gambar 2.1. berikut menyajikan model kerangka pemikiran yang menguji pengaruh gender terhadap computer anxiety yang mempengaruhi keahlian auditor dalam menggunakan komputer. COMPUTER ANXIETY (variabel independen) KEAHLIAN KOMPUTER AUDIT (variabel dependen) GENDER (variabel moderating) Gambar 2.1. Model Penelitian 32

39 G. Hipotesis Hubungan variabel computer anxiety dan keahlian komputer dalam penelitian ini, berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya dihipotesiskan bahwa pemakai komputer dengan computer anxiety yang lebih rendah menunjukkan tingkat keahlian komputer yang lebih tinggi daripada pemakai komputer yang mempunyai computer anxiety yang lebih tinggi. Hipotesis yang akan diuji secara empiris dalam penelitian ini dinyatakan dengan rumusan sebagai berikut: Ha1: Computer anxiety mempunyai pengaruh terhadap keahlian komputer audit. Ha2: Gender mempunyai pengaruh terhadap keahlian komputer audit. Ha3: Gender memoderasi hubungan antara computer anxiety dengan keahlian komputer audit. 33

40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tingkah laku (behavior) para akuntan dalam menghadapi perkembangan Teknologi Informasi, khususnya perkembangan Sistem Informasi berbasis Komputer. Jenis penelitian berupa Penelitian Terapan yaitu penelitian yang menekankan pada pemecahan masalah, dalam hal ini kurangnya pamahaman para Akuntan di Indonesia mengenai Komputer Audit. Tempat yang digunakan sebagai tujuan penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jakarta untuk memperoleh data yang berkaitan dengan permasalahan yang di teliti. Objek dari penelitian ini adalah para auditor eksternal dari level junior auditor sampai supervisor, dengan pertimbangan bahwa mereka umumnya menggunakan komputer untuk melaksanakan tugasnya. B. Metode Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja di kantor akuntan publik di wilayah DKI Jakarta. Sampel dalam penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja di Kantor Akuntan Publik. Data atau informasi tentang identitas Kantor Akuntan Publik tersebut diperoleh dari Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Metode penelitian sampel yang digunakan adalah metode Judgemental Sampling. Secara khusus kuesioner 34

41 diberikan kepada auditor yang sudah biasa bekerja di lingkungan komputer agar tidak terjadi bias dalam hasilnya. C. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan sebagai berikut: 1. Data Primer (Primary data) Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dikirim melalui surat (mail survey) yang disebut dengan data primer. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan secara langsung kepada para auditor yang bekerja di KAP di Jakarta yang terdaftar. Kuesioner ini diperoleh dari beberapa sumber referensi, yang kemudian akan dimodifikasi dalam bentuk pertanyaan. Kuesioner ini selanjutnya dikirimkan kepada para auditor di KAP yang ada di Jakarta. Pengiriman kuesioner dikirimkan sendiri oleh peneliti secara langsung kepada masing-masing KAP di Jakarta. Pengiriman kuesioner tersebut dilakukan sendiri oleh peneliti dengan tujuan agar tingkat pengembalian (response rate) kuesioner bisa lebih tinggi. Pengambilan kuesioner dilakukan saat itu juga setelah auditor selesai mengisi kuesioner tersebut jika auditor dalam waktu senggang. Namun jika harus ditinggal kuesioner akan diambil dua minggu setelah tanggal pengiriman kuesioner. Sebelum pengambilan kuesioner, sehari sebelumnya peneliti menghubungi masing-masing KAP via telepon untuk 35

42 memastikan apakah kuesioner yang dibagikan kepada responden telah diisi sesuai dengan kriteria responden dan sudah bisa diambil. 2. Data Sekunder (Secondary data) Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Penulis menggunakan riset kepustakaan dimana dilakukan dengan cara mengumpulkan, membaca buku, literature, artikel, jurnal, dan data dari internet. D. Metode Analisis 1. Uji Kualitas Data Data-data yang diperoleh berupa jawaban atas kuesioner yang disebarkan akan diuji keandalan dan keakuratannya melalui uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur apa yang diukur. Sementara uji reliabilitas adalah pengujian yang dilakukan untuk menampilkan suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama (Husein Umar, 2003:113). a. Uji Validitas Validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat. Suatu instrumen pengukur dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen yang 36

PENGARUH COMPUTER ANXIETY DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP KEAHLIAN MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER SKRIPSI

PENGARUH COMPUTER ANXIETY DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP KEAHLIAN MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER SKRIPSI PENGARUH COMPUTER ANXIETY DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP KEAHLIAN MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dalam skala global. Kondisi tersebut didorong oleh

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dalam skala global. Kondisi tersebut didorong oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha (bisnis) ditengarai oleh kompetisi usaha yang semakin ketat dalam skala global. Kondisi tersebut didorong oleh perkembangan teknologi yang cukup

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR PERSONALITY TERHADAP KEAHLIAN KARYAWAN DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER

PENGARUH FAKTOR PERSONALITY TERHADAP KEAHLIAN KARYAWAN DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER PENGARUH FAKTOR PERSONALITY TERHADAP KEAHLIAN KARYAWAN DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER (Studi Kasus Pada Karyawan Administrasi Universitas Sebelas Maret Surakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

PENGARUH COMPUTER ANXIETY TERHADAP KEAHLIAN MAHASISWA DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER

PENGARUH COMPUTER ANXIETY TERHADAP KEAHLIAN MAHASISWA DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER PENGARUH COMPUTER ANXIETY TERHADAP KEAHLIAN MAHASISWA DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER (Survey pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta) SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan (SAK). Opini tersebut menunjukkan kualitas atas laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan (SAK). Opini tersebut menunjukkan kualitas atas laporan keuangan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Salah satu jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik adalah audit atas laporan keuangan sebuah entitas dengan memberikan opini atau pendapatnya atas laporan keuangan

Lebih terperinci

PENGARUH COMPUTER ATTITUDE DAN PROFESSIONAL COMMITMENT TERHADAP KEAHLIAN AUDITOR DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER

PENGARUH COMPUTER ATTITUDE DAN PROFESSIONAL COMMITMENT TERHADAP KEAHLIAN AUDITOR DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER PENGARUH COMPUTER ATTITUDE DAN PROFESSIONAL COMMITMENT TERHADAP KEAHLIAN AUDITOR DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER (Survey pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Yogyakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENGARUH COMPUTER ANXIETY DAN FAKTOR-FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP KEAHLIAN KARYAWAN DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER

PENGARUH COMPUTER ANXIETY DAN FAKTOR-FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP KEAHLIAN KARYAWAN DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER PENGARUH COMPUTER ANXIETY DAN FAKTOR-FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP KEAHLIAN KARYAWAN DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER (Survey Pada Karyawan di Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Blora) SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR PERSONALITY TERHADAP KEAHLIAN KARYAWAN DALAM MEGGUNAKAN KOMPUTER (Survey Pada Karyawan bank di Wilayah Kab.

PENGARUH FAKTOR PERSONALITY TERHADAP KEAHLIAN KARYAWAN DALAM MEGGUNAKAN KOMPUTER (Survey Pada Karyawan bank di Wilayah Kab. PENGARUH FAKTOR PERSONALITY TERHADAP KEAHLIAN KARYAWAN DALAM MEGGUNAKAN KOMPUTER (Survey Pada Karyawan bank di Wilayah Kab. Boyolali) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya teknologi yang mendukung, maka sistem informasi tidak akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. adanya teknologi yang mendukung, maka sistem informasi tidak akan dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan komponen penting dari sistem informasi. Tanpa adanya teknologi yang mendukung, maka sistem informasi tidak akan dapat menghasilkan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini teknologi informasi (TI) berkembang semakin pesat. Perkembangan ini

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini teknologi informasi (TI) berkembang semakin pesat. Perkembangan ini BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Saat ini teknologi informasi (TI) berkembang semakin pesat. Perkembangan ini menjadikan TI tidak bisa dipisahkan dari aktivitas yang dijalankan oleh suatu

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR PERSONALITY TERHADAP KEAHLIAN DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER (Studi Survei Pada Karyawan KAP Di Surakarta Dan Yogyakarta)

PENGARUH FAKTOR PERSONALITY TERHADAP KEAHLIAN DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER (Studi Survei Pada Karyawan KAP Di Surakarta Dan Yogyakarta) PENGARUH FAKTOR PERSONALITY TERHADAP KEAHLIAN DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER (Studi Survei Pada Karyawan KAP Di Surakarta Dan Yogyakarta) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi yang cukup pesat. Ada empat macam teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi yang cukup pesat. Ada empat macam teknologi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha (bisnis) dewasa ini ditengarai oleh kompetisi usaha yang semakin ketat dalam skala global. Kondisi tersebut didorong oleh perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alat bantu ini sudah digunakan dalam berbagai aktifitas, bahkan sampai pada

BAB I PENDAHULUAN. Alat bantu ini sudah digunakan dalam berbagai aktifitas, bahkan sampai pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi tidak terlepas dari masalah komputer. Alat bantu ini sudah digunakan dalam berbagai aktifitas, bahkan sampai pada kehidupan rumah tangga.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang ingin memenangkan persaingan di dunia usaha yang sedemikian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang ingin memenangkan persaingan di dunia usaha yang sedemikian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem informasi berbasis komputer di era globalisasi mengalami perkembangan yang sangat pesat hampir di semua bidang. Hal ini dikarenakan peran teknologi komputer yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin memenangkan persaingan di dunia usaha yang sedemikian ketatnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin memenangkan persaingan di dunia usaha yang sedemikian ketatnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dekade terakhir, sistem informasi berbasis komputer mengalami perubahan yang signifikan hampir di semua bidang. Tingkat pertumbuhan komputer dalam perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang menjadi acuan peneliti dalam penelitian ini menurut Indriantoro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang menjadi acuan peneliti dalam penelitian ini menurut Indriantoro BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian terdahulu Computer anxiety merupakan permasalahan yang muncul seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, dimana pengguna komputer merupakan suatu hal

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR PERSONALITY TERHADAP KEAHLIAN DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER

PENGARUH FAKTOR PERSONALITY TERHADAP KEAHLIAN DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER 0 PENGARUH FAKTOR PERSONALITY TERHADAP KEAHLIAN DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER (Survei Pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Diponegoro Semarang) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TEORI KOGNITIF SOSIAL Teori kognitif sosial ini dicetuskan oleh pakar psikologi perilaku ternama, Bandura. Teori ini didasarkan pada premis bahwa ada tiga variabel yang saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keahlian atau penguasaan komputer (Computer self efficacy) terutama dalam menunjang penyelesaian tugas-tugas perkuliahan (Rustiana,

BAB I PENDAHULUAN. Keahlian atau penguasaan komputer (Computer self efficacy) terutama dalam menunjang penyelesaian tugas-tugas perkuliahan (Rustiana, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keahlian atau penguasaan komputer (Computer self efficacy) merupakan salah satu hal mutlak yang harus dimiliki oleh setiap mahasiswa terutama dalam menunjang

Lebih terperinci

Oleh : HAJAH IMRONIYAH B

Oleh : HAJAH IMRONIYAH B 0 PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN PERSONALITY TERHADAP KEHALIAN DALAM END USER COMPUTING ( Survei pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang auditor atau akuntan biasanya memberikan judgment dalam proses pengauditan berdasarkan data-data keuangan perusahaan. Hal ini berkaitan dengan salah

Lebih terperinci

PENGARUH COMPUTER ANXIETY TERHADAP KEAHLIAN KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER (Survai Pada Perusahaan Tekstil Di Surakarta)

PENGARUH COMPUTER ANXIETY TERHADAP KEAHLIAN KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER (Survai Pada Perusahaan Tekstil Di Surakarta) PENGARUH COMPUTER ANXIETY TERHADAP KEAHLIAN KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER (Survai Pada Perusahaan Tekstil Di Surakarta) DRS. EKO ARIEF SUDARYONO, M.Si., Ak. Dosen Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi adalah sebuah alat yang sangat potensial untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. informasi adalah sebuah alat yang sangat potensial untuk menciptakan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dengan semakin banyaknya perusahaan yang saling berebut pasar pada masa kini, maka persaingan adalah suatu yang tak terelakkan lagi. Sistem informasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Tingkat persaingan yang semakin ketat tersebut harus direspon UKDW

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Tingkat persaingan yang semakin ketat tersebut harus direspon UKDW 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis senantiasa ditandai oleh tingkat kompetisi usaha yang semakin ketat. Tingkat persaingan yang semakin ketat tersebut harus direspon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini sudah digunakan dalam berbagai aktivitas, bahkan sampai pada. kehidupan rumah tangga. Bahkan istilah Teknologi Informasi (TI),

BAB I PENDAHULUAN. ini sudah digunakan dalam berbagai aktivitas, bahkan sampai pada. kehidupan rumah tangga. Bahkan istilah Teknologi Informasi (TI), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman yang serba canggih ini,sebagian aktivitas manusia tidak terlepas dari penggunaan teknologi dan kebutuhan teknologi informasi. Kemajuan di bidang teknologi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dan yang lain tidak. Dalam praktiknya, manajer yang tidak berpengalaman sering

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dan yang lain tidak. Dalam praktiknya, manajer yang tidak berpengalaman sering BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Motivasi Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta (BEJ) Nomor Kep-306/BEJ/ menyebutkan bahwa perusahaan yang go

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta (BEJ) Nomor Kep-306/BEJ/ menyebutkan bahwa perusahaan yang go BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peraturan BAPEPAM Nomor Kep-36/PM/2003 dan Peraturan Bursa Efek Jakarta (BEJ) Nomor Kep-306/BEJ/07-2004 menyebutkan bahwa perusahaan yang go public diwajibkan

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR PERSONALITY TERHADAP KEAHLIAN KARYAWAN DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER. (Survey Pada BPR di Kabupaten Wonogiri)

PENGARUH FAKTOR PERSONALITY TERHADAP KEAHLIAN KARYAWAN DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER. (Survey Pada BPR di Kabupaten Wonogiri) PENGARUH FAKTOR PERSONALITY TERHADAP KEAHLIAN KARYAWAN DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER (Survey Pada BPR di Kabupaten Wonogiri) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. memadai dan merupakan pelengkap inti dari pendidikan akuntansi dasar

BAB I PENDAHULUAN UKDW. memadai dan merupakan pelengkap inti dari pendidikan akuntansi dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, mahasiswa akuntansi dipersiapkan untuk menjadi akuntan yang punya kompetensi antara lain dalam bidang teknologi informasi yang memadai dan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimeja anda akan menjadi jutaan kali lebih kuat untuk harga yang sama. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dimeja anda akan menjadi jutaan kali lebih kuat untuk harga yang sama. Hal tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa dekade terakhir, sistem informasi berbasis komputer mengalami perubahan yang signifikan hampir di semua bidang. Tingkat pertumbuhan komputer dalam perusahaan

Lebih terperinci

3.1 Kerangka Berpikir. Isu corporate governance. muncul karena terjadi. seringkali dikenal dengan istilah agency. problem. Agency problem dalam

3.1 Kerangka Berpikir. Isu corporate governance. muncul karena terjadi. seringkali dikenal dengan istilah agency. problem. Agency problem dalam 1 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Isu corporate governance muncul karena terjadi pemisahan antara kepemilikan dengan pengendalian perusahaan, atau seringkali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki komposisi penduduk dalam rentang usia produktif yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki komposisi penduduk dalam rentang usia produktif yang Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara dengan jumlah populasi penduduk terpadat keempat di dunia, Indonesia memiliki komposisi penduduk dalam rentang usia produktif yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha semakin lama semakin memberikan peningkatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha semakin lama semakin memberikan peningkatan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dunia usaha semakin lama semakin memberikan peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini mengakibatkan perusahaan harus memutar otak untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR PERSONALITY TERHADAP KEAHLIAN AUDITOR DALAM PENGGUNAAN KOMPUTER

PENGARUH FAKTOR PERSONALITY TERHADAP KEAHLIAN AUDITOR DALAM PENGGUNAAN KOMPUTER PENGARUH FAKTOR PERSONALITY TERHADAP KEAHLIAN AUDITOR DALAM PENGGUNAAN KOMPUTER S K R I P S I Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

PENGARUH COMPUTER ANXIETY TERHADAP KEMAMPUAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KEAHLIAN MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER

PENGARUH COMPUTER ANXIETY TERHADAP KEMAMPUAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KEAHLIAN MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER JEMI, Vol. 3, No. 1, Juni 2012 PENGARUH COMPUTER ANXIETY TERHADAP KEMAMPUAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KEAHLIAN MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER Rafki RS, SE., MM (Universitas Maritim Raja

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (interrelated) atau subsistemsubsistem

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (interrelated) atau subsistemsubsistem BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian sistem Menurut Hall (2001:5), pengertian sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan

Lebih terperinci

SKRIPSI Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspektasi Klien dalam Audit Judgment.

SKRIPSI Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspektasi Klien dalam Audit Judgment. SKRIPSI Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspektasi Klien dalam Audit Judgment. (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Berskala Besar di Semarang) Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: independensi, skeptisisme, gender, materialitas, opini.

Abstrak. Kata Kunci: independensi, skeptisisme, gender, materialitas, opini. Judul : Pengaruh Independensi, Skeptisisme Profesional Auditor, dan Gender Pada Pertimbangan Tingkat Materialitas dan Implikasinya Pada Ketepatan Pemberian Opini Auditor (Studi Kasus Pada Kantor Akuntan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. signifikan hampir di semua bidang. Hal ini dikarenakan peran teknologi

BAB I PENDAHULUAN. signifikan hampir di semua bidang. Hal ini dikarenakan peran teknologi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem informasi berbasis komputer mengalami perubahan yang signifikan hampir di semua bidang. Hal ini dikarenakan peran teknologi komputer yang memberikan banyak kemudahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengecualian (unqualified opinion). Faktor yang ikut memberi iklim perkembangan profesi

BAB I PENDAHULUAN. pengecualian (unqualified opinion). Faktor yang ikut memberi iklim perkembangan profesi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Profesi akuntan akhir-akhir ini menunjukkan perkembangannya, hal ini disebabkan karena semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya jasa akuntan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga berdampak pada perusahaan yang beroperasi. Perusahaan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. sehingga berdampak pada perusahaan yang beroperasi. Perusahaan yang ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era informasi dan globalisasi seperti sekarang ini menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat pesat dengan ketatnya tingkat persaingan. Bersamaan

Lebih terperinci

ANALISIS GENDER DAN COMPUTER ANXIETY TERHADAP KEAHLIAN MENGGUNAKAN KOMPUTER (Survey Pada Dosen Akuntansi Perguruan Tinggi Swasta di Palembang)

ANALISIS GENDER DAN COMPUTER ANXIETY TERHADAP KEAHLIAN MENGGUNAKAN KOMPUTER (Survey Pada Dosen Akuntansi Perguruan Tinggi Swasta di Palembang) ANALISIS GENDER DAN COMPUTER ANXIETY TERHADAP KEAHLIAN MENGGUNAKAN KOMPUTER (Survey Pada Dosen Akuntansi Perguruan Tinggi Swasta di Palembang) Oleh: Yusnaini Staf Pengajar Universitas IBA ABSTRACT This

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (negatif) dan teori Y (positif) (Robbins, 2008:225). Individu yang bertipe X

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (negatif) dan teori Y (positif) (Robbins, 2008:225). Individu yang bertipe X BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori motivasi X dan Y McGregor McGregor mengemukakan dua pandangan mengenai manusia yaitu teori X (negatif) dan teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga banyak perusahaan go publik yang ikut berperan dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga banyak perusahaan go publik yang ikut berperan dalam peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan profesi akuntan publik di Indonesia dewasa ini dan meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap profesi auditor mampu membawa perubahan

Lebih terperinci

SKRIPSI. DISUSUN OLEH: Yoan Wijaya

SKRIPSI. DISUSUN OLEH: Yoan Wijaya SKRIPSI Pengaruh Pengetahuan, Self-efficacy, Orientasi Etika, Orientasi Tujuan dan Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgment (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Semarang) Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perusahaan dalam mempertanggung jawabkan aktivitas bisnisnya dan menilai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perusahaan dalam mempertanggung jawabkan aktivitas bisnisnya dan menilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan dalam mempertanggung jawabkan aktivitas bisnisnya dan menilai kinerja organisasi diharuskan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan tekologi yang pesat turut menjadi suatu tren global, dimana hal tersebut dapat ditelaah dengan seringnya berbagai kegiatan yang terintegrasi menggunakan

Lebih terperinci

(Survey di Universitas Muhammadiyah Surakarta)

(Survey di Universitas Muhammadiyah Surakarta) PERSEPSI DOSEN AKUNTANSI DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP TEKNOLOGI INFORMASI YANG HARUS DIKUASAI OLEH AKUNTAN PUBLIK (Survey di Universitas Muhammadiyah Surakarta) SKRIPSI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komputer (hardware, software) dengan teknologi komunikasi (data, image,

BAB I PENDAHULUAN. komputer (hardware, software) dengan teknologi komunikasi (data, image, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi komputer yang begitu pesat dan terus berlangsung telah membawa pengaruh yang luas terhadap sistem informasi akuntansi. Adanya kecenderungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntan didukung oleh sektor perbankan yang mengharuskan calon debiturnya

BAB I PENDAHULUAN. akuntan didukung oleh sektor perbankan yang mengharuskan calon debiturnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi akuntan akhir-akhir ini menunjukkan perkembangan seiring dengan banyaknya usaha-usaha swasta yang semakin berkembang serta kesadaran masyarakat akan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian yang di ambil dalam penelitian ini adalah para auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) The big four (PricewaterhouseCoopers, Deloitte

Lebih terperinci

Abstrak

Abstrak Studi Pengaruh Computer Anxiety Dan Computer Attitude Terhadap Keahlian Menggunakan Komputer Pada Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Satya Wiyata Mandala Nabire) Deby Siska

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan proses megidentifikasi data keuangan, melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan proses megidentifikasi data keuangan, melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi merupakan proses megidentifikasi data keuangan, melakukan pencatatan, dan sebagai hasil akhirnya menghasilkan laporan keuangan. Akuntansi sangat erat kaitannya

Lebih terperinci

COMPUTER SELF EFFICACY (CSE) MAHASISWA DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI TINJAUAN PERSPEKTIF GENDER

COMPUTER SELF EFFICACY (CSE) MAHASISWA DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI TINJAUAN PERSPEKTIF GENDER COMPUTER SELF EFFICACY (CSE) MAHASISWA DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI TINJAUAN PERSPEKTIF GENDER (Pada Mahasiswa Akuntansi UPN Veteran Jawa Timur) SKRIPSI Diajukan Oleh : Nova Adhit Brahmantyo 0613010049/FE/EA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini, perkembangan teknologi di Indonesia cukup pesat. Berbagai kalangan sangat membutuhkan teknologi untuk memenuhi berbagai kebutuhan mereka,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor pariwisata sebagai leading sector. Hal ini menyebabkan sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. sektor pariwisata sebagai leading sector. Hal ini menyebabkan sektor-sektor yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Struktur perekonomian daerah Bali mempunyai karakteristik yang unik, dimana pilar-pilar ekonomi dibangun lewat keunggulan komparatif pada industri sektor pariwisata

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Secara umum auditing merupakan suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian-kejadian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. dan hidayah-nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : Computer

KATA PENGANTAR. dan hidayah-nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : Computer KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr.Wb Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : Computer Self Effiucacy (CSE)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kompetensi sumber daya manusia dan penerapan standar akuntansi pemerintahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kompetensi sumber daya manusia dan penerapan standar akuntansi pemerintahan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Responden Pada sub bab ini penulis akan menguraikan hasil survey yang telah diperoleh. Data yang diperoleh harus diolah terlebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan khususnya Sekolah Menengah Atas

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan khususnya Sekolah Menengah Atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia pendidikan khususnya Sekolah Menengah Atas dewasa ini sangat pesat. Dengan semakin tingginya kompetisi antar Sekolah Menengah Atas tersebut maka

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR PERSONALITY END-USER DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEAHLIAN END-USER COMPUTING

PENGARUH FAKTOR PERSONALITY END-USER DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEAHLIAN END-USER COMPUTING PENGARUH FAKTOR PERSONALITY END-USER DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEAHLIAN END-USER COMPUTING (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Heri Setiawan Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Sriwijaya Abstract

Heri Setiawan Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Sriwijaya   Abstract ANALISIS HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA COMPUTER ANXIETY, PENGALAMAN KOMPUTER (COMPUTER EXPERIENCE) DAN KEMAHIRAN KOMPUTER (Studi pada Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya) Heri Setiawan Jurusan Administrasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan seseorang untuk mengoperasikan komputer didukung dengan

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan seseorang untuk mengoperasikan komputer didukung dengan BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep keahlian penggunaan Komputer 1. Pengertian Keahlian Penggunaan Komputer Keahlian dalam penggunaan komputer dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengoperasikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seorang auditor dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seorang auditor dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Auditor mengumpulkan bukti dalam waktu yang berbeda dan mengintegrasikan informasi dari bukti tersebut untuk membuat suatu Audit Judgement. Audit Judgement merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh pihak eksternal maupun internal perusahaan. (Singgih dan Bawono, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh pihak eksternal maupun internal perusahaan. (Singgih dan Bawono, 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Informasi akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan menjadi hal yang sangat dibutuhkan oleh para pengelola perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnis pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Kantor Akuntan Publik menjadi sukses. Sebaliknya jika SDM. terutama pada era persaingan yang semakin kompetitif ini.

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Kantor Akuntan Publik menjadi sukses. Sebaliknya jika SDM. terutama pada era persaingan yang semakin kompetitif ini. 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas sumber daya manusia sangat menentukan keberhasilan dalam sebuah organisasi seperti Kantor Akuntan Publik (KAP). Dengan adanya sumber daya manusia (SDM) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, dimana bisnis tidak lagi mengenal batas Negara, kebutuhan akan laporan keuangan yang dapat dipercaya tidak dapat dielakkan lagi. Eksternal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi perusahaan dengan para pemangku kepentingan yang berisi informasi hasil

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi perusahaan dengan para pemangku kepentingan yang berisi informasi hasil BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan elemen penting yang berfungsi sebagai media komunikasi perusahaan dengan para pemangku kepentingan yang berisi informasi hasil kinerja perusahaan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMAHAMAN AKUNTANSI DASAR DAN KEAHLIAN PENGOPERASIAN KOMPUTER TERHADAP KEAHLIAN KOMPUTER AKUNTANSI

PENGARUH PEMAHAMAN AKUNTANSI DASAR DAN KEAHLIAN PENGOPERASIAN KOMPUTER TERHADAP KEAHLIAN KOMPUTER AKUNTANSI Jurnal Pundi, Vol. 01, No. 01, Maret 2017 PENGARUH PEMAHAMAN AKUNTANSI DASAR DAN KEAHLIAN PENGOPERASIAN KOMPUTER TERHADAP KEAHLIAN KOMPUTER AKUNTANSI Elsa Meirina 1), Renil Septiano 2) 12 Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

Judul : Locus Of Control Sebagai Pemoderasi Pengaruh Profesionalisme dan Kompleksitas Tugas Pada Kinerja Auditor Di Kantor Akuntan Publik Di Bali

Judul : Locus Of Control Sebagai Pemoderasi Pengaruh Profesionalisme dan Kompleksitas Tugas Pada Kinerja Auditor Di Kantor Akuntan Publik Di Bali Judul : Locus Of Control Sebagai Pemoderasi Pengaruh Profesionalisme dan Kompleksitas Tugas Pada Kinerja Auditor Di Kantor Akuntan Publik Di Bali Nama : Putu Krisna Gautama NIM :1215351105 ABSTRAK Kinerja

Lebih terperinci

COMPUTER ANXIETY DAN KEAHLIAN END USER COMPUTING DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI. Rustiana Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

COMPUTER ANXIETY DAN KEAHLIAN END USER COMPUTING DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI. Rustiana Universitas Atma Jaya Yogyakarta. KINERJA, Volume 9, No. 1, Th. 2005: Hal. 42-53 COMPUTER ANXIETY DAN KEAHLIAN END USER COMPUTING DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI Rustiana Universitas Atma Jaya Yogyakarta Abstract In the digital era,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. PERSETUJUAN DRAFT SKRIPSI UNTUK DISIDANGKAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii. MOTO... iv. KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. PERSETUJUAN DRAFT SKRIPSI UNTUK DISIDANGKAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii. MOTO... iv. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERSETUJUAN DRAFT SKRIPSI UNTUK DISIDANGKAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii MOTO... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xix

Lebih terperinci

SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat Mencapai gelar Sarjana S-1 Psikologi

SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat Mencapai gelar Sarjana S-1 Psikologi HUBUNGAN ANTARA COMPUTER ANXIETY DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN PT. GLOBAL FIBERINDO TANGERANG SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat Mencapai gelar Sarjana S-1 Psikologi

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci : Profesionalisme, Komitmen organisasi, Locus of Control Internal, Etika profesi dan Kinerja.

Abstrak. Kata Kunci : Profesionalisme, Komitmen organisasi, Locus of Control Internal, Etika profesi dan Kinerja. Judul : Pengaruh Profesionalisme, Komitmen Organisasi, Locus of Control dan Etika Profesi Pada Kinerja Auditor (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali) Nama : I Made Artha Budi Susila

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Persepsi Persepsi menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer adalah pandangan dari seseorang atau banyak orang akan hal atau peristiwa yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian berikutnya dilakukan oleh (Prasara, 2014 ) yang meneliti pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian berikutnya dilakukan oleh (Prasara, 2014 ) yang meneliti pengaruh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Penelitian berikutnya dilakukan oleh (Prasara, 2014 ) yang meneliti pengaruh computer self-anxiety terhadap computer self-efficacy pada pegawai Kantor

Lebih terperinci

bagaimana seseorang melihat atau memahami dirinya (sense of self) serta

bagaimana seseorang melihat atau memahami dirinya (sense of self) serta 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di universitas, institut atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menitikberatkan pada pengujian hipotesis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

MODEL STRUKTURAL HUBUNGAN COMPUTER ANXIETY, PENGALAMAN KOMPUTER (COMPUTER EXPERIENCE) DAN KEMAHIRAN KOMPUTER

MODEL STRUKTURAL HUBUNGAN COMPUTER ANXIETY, PENGALAMAN KOMPUTER (COMPUTER EXPERIENCE) DAN KEMAHIRAN KOMPUTER MODEL STRUKTURAL HUBUNGAN COMPUTER ANXIETY, PENGALAMAN KOMPUTER (COMPUTER EXPERIENCE) DAN KEMAHIRAN KOMPUTER Oleh: Heri Setiawan Staf Pengajar Administrasi Niaga - Politeknik Negeri Sriwijaya ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memastikan kelayakan informasi akuntansi perusahaan, pengelola perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. memastikan kelayakan informasi akuntansi perusahaan, pengelola perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan dalam persaingan usaha di Indonesia semakin meningkat dewasa ini. Dalam menghadapi permasalan tersebut, informasi akuntansi sangat dibutuhkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, seperti bagi perusahaan yang mengadakan emisi (go public)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, seperti bagi perusahaan yang mengadakan emisi (go public) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini profesi akuntan mengalami perkembangan karena adanya peraturanperaturan pemerintah, seperti bagi perusahaan yang mengadakan emisi (go public) di pasar modal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dan agar tetap bertahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. usaha dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dan agar tetap bertahan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat sekarang ini dapat memicu persaingan yang semakin meningkat diantara pelaku bisnis. Berbagai macam usaha dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pikkarainen et al. (2004: 204) mendefinisikan E-banking sebagai sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pikkarainen et al. (2004: 204) mendefinisikan E-banking sebagai sebuah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Electronic Banking (E-Banking) Pikkarainen et al. (2004: 204) mendefinisikan E-banking sebagai sebuah portal internet yang memungkinkan nasabah untuk menggunakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: tekanan ketaatan, pengalaman auditor, skeptisme profesional, audit judgment.

ABSTRAK. Kata Kunci: tekanan ketaatan, pengalaman auditor, skeptisme profesional, audit judgment. Judul : Skeptisme Profesional sebagai Variabel Pemoderasi Pengaruh Tekanan Ketaatan dan Pengalaman Auditor Pada Audit Judgment Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Bali Nama : Ni Putu Eka Parastika

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang dipilih oleh penulis dalam penelitian ini adalah auditor-auditor yang bekerja pada kantor akuntan publik (KAP) Big Four (PricewaterhouseCoopers,

Lebih terperinci

PROFESIONALISME AUDITOR EKTERNAL TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS UNTUK TUJUAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN KLIEN

PROFESIONALISME AUDITOR EKTERNAL TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS UNTUK TUJUAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN KLIEN PROFESIONALISME AUDITOR EKTERNAL TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS UNTUK TUJUAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN KLIEN (Studi Empiris Pada KAP Di Wilayah Surabaya Pusat Dan Timur) SKRIPSI Diajukan Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntansi dalam mengaudit laporan keuangan. (Daljono dan Fitriani,

BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntansi dalam mengaudit laporan keuangan. (Daljono dan Fitriani, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terjadinya kasus kegagalan audit dalam beberapa dekade belakangan ini, telah menimbulkan krisis kepercayaan masyarakat mengenai ketidak mampuan profesi akuntansi dalam

Lebih terperinci

Judul : Internal Locus of Control Memoderasi Pengaruh Computer Anxiety dan Computer Attitude

Judul : Internal Locus of Control Memoderasi Pengaruh Computer Anxiety dan Computer Attitude Judul : Internal Locus of Control Memoderasi Pengaruh Computer Anxiety dan Computer Attitude Pada Keahlian Mahasiswa Akuntansi dalam Menggunakan Aplikasi Komputer Akuntansi Nama : Ni Komang Urip Krisna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian input, proses, output. Tanpa ketiga itu sistem informasi tidak dapat berjalan. nantinya akan kita sajikan bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. bagian input, proses, output. Tanpa ketiga itu sistem informasi tidak dapat berjalan. nantinya akan kita sajikan bagi masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi adalah kumpulan informasi di dalam sebuah basis data menggunakan model dan media teknologi informasi digunakan di dalam pengambilan keputusan bisnis

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Anggaran, Budgetary Goal Characteristics, Self-Efficacy, Kinerja Manajerial. iii

ABSTRAK. Kata kunci: Anggaran, Budgetary Goal Characteristics, Self-Efficacy, Kinerja Manajerial. iii Judul : Pengaruh Budgetary Goal Characteristics pada Kinerja Manajerial dengan Self-Efficacy sebagai Variabel Moderasi (Studi empiris pada pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng) Nama : Kadek Dias Prayoga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penilitian survey. Penelitian survey merupakan penelitian yang data atau informasinya dapat dikumpulkan dari seluruh populasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini banyak perusahaan manufaktur yang mulai tumbuh dan berkembang, sehingga tingkat persaingan antar perusahaan di Indonesia menjadi semakin tinggi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Penentuan Sampel Populasi merupakan keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 LAMPIRAN 2 Kuisioner Pengaruh Profesionalisme, Kompleksitas Tugas dan Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgment Pada Kantor Akuntan Publik Bagian 1 Bagian ini berisi tentang identitas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Universitas Indonesia. T Pengaruh faktor..., Oktina Nugraheni, FE UI, 2009.

BAB V KESIMPULAN. Universitas Indonesia. T Pengaruh faktor..., Oktina Nugraheni, FE UI, 2009. 158 BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini menguji pengaruh faktor-faktor personal auditor internal pemerintah yang terdiri dari kompetensi auditor, independensi auditor, akuntabilitas auditor,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian Obyek Penelitian

DAFTAR ISI. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian Obyek Penelitian DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS.. iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK.... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seorang auditor dalam proses audit memberikan opini dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seorang auditor dalam proses audit memberikan opini dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang auditor dalam proses audit memberikan opini dengan judgment didasarkan pada kejadian-kejadian dimasa lalu, sekarang, dan yang akan datang. Auditor mengumpulkan

Lebih terperinci