LAPORAN AKHIR STUDI EFEKTIVITAS PROYEK PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN UMUM DAN SEKOLAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKHIR STUDI EFEKTIVITAS PROYEK PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN UMUM DAN SEKOLAH"

Transkripsi

1 i LAPORAN AKHIR STUDI EFEKTIVITAS PROYEK PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN UMUM DAN SEKOLAH September 2004

2 i RINGKASAN EKSEKUTIF Studi efektivitas ini bertujuan untuk menilai keberhasilan proyek pengembangan perpustakaan sekolah dan perpustakaan masyarakat (P3US) dalam mencapai berbagai sasaran yang telah ditetapkan, dan dampak pengembangan tersebut, untuk dijadikan dasar pengembangan selanjutnya. Untuk memenuhi tujuan itu, kajian dilakukan terhadap seluruh komponen proyek, yang meliputi: masukan (input), proses, hasil (outputs), dan dampak (outcomes), yang semua itu tidak dapat dipisahkan dari konteks (context) lingkungan masyarakat setempat maupun kebijakan daerah dan nasional. Keberhasilan Proyek Dari sisi input dan proses, manajemen proyek ini telah berhasil mengelola pemberian dana bantuan dan berbagai kegiatan penguatan kapasitas sekolah dan masyarakat untuk mengembangkan perpustakaan. Distribusi dana bantuan (grants) yang dikirim langsung ke rekening perpustakaan sekolah dan perpustakaan masyarakat merupakan langkah inovatif dan strategis untuk menciptakan akuntabilitas publik. Sementara itu berbagai kegiatan penguatan kapasitas perpustakaan telah dilakukan dengan lancar dan mencapai target volume dan sasaran. Kegiatan tersebut antara lain: pelatihan manajemen proyek dan pelatihan teknis perpustakaan, sosialisasi dan promosi, diseminasi informasi melalui media massa, dan implementasi berbagai program inovatif peningkatan minat baca. Dengan dukungan input dan proses di atas, maka hampir semua target yang ditetapkan telah berhasil dicapai oleh Proyek. Hasil (outputs) tersebut antara lain berupa: (1) peningkatan jumlah pengunjung, (2) peningkatan jumlah buku yang dipinjam, (3) peningkatan lama waktu pelayanan, (4) kebersihan dan kerapihan ruangan, (5) peningkatan jumlah dan ragam koleksi, (6) keterwakilan pengguna perpustakaan dari sisi kelompok siswa, usia, dan jender, (7) partisipasi siswa, masyarakat, dan pemerintah, dan (8) peningkatan pembinaan perpustakaan umum daerah terhadap perpustakaan penerima bantuan maupun perpustakaan bukan penerima bantuan. Sementara itu permasalahan yang dapat mengurangi makna keberhasilan tersebut adalah: (a) ketenagaan yang tidak memadai, baik dari segi jumlah, kualifikasi pendidikan maupun waktu penugasan; dan (b) ketertiban administrasi pencatatan yang masih perlu dibenahi. Meskipun ada kekurangan tersebut sebagian besar pengguna merasa puas terhadap pelayanan perpustakaan, karena mereka tidak pernah mengalami kesulitan yang berarti. Penguatan kapasitas perpustakaan sekolah dan perpustakaan masyarakat pada prinsipnya telah berhasil meningkatkan profesionalitas pemberian layanan kepada para penggunanya. Peningkatan ini selanjutnya memberikan dampak (outcomes), seperti: (a) peningkatan intensitas pemanfaatan perpustakaan, (b) para guru mengintegrasikan penggunaan perpustakaan di dalam kegiatan pembelajaran, sekaligus memotivasi siswa untuk berkunjung ke perpustakaan, (c) orangtua lebih giat mendorong anak-anaknya untuk membaca, (d) terjadi peningkatan prestasi belajar siswa, (e) warga masyarakat, yayasan atau lembaga swadaya masyarakat, dan perusahaan swasta tergerak untuk menyediakan bantuan dana atau menghibahkan buku kepada perpustakaan, termasuk peningkatan kepedulian pemerintah daerah, (f) kualitas kehidupan masyarakat meningkat, terutama dari segi perluasan wawasan dan pengetahuan; dan bagi beberapa keluarga dapat menambah penghasilan dengan menerapkan keterampilan sederhana atau teknologi tepat guna yang diperoleh dari membaca di perpustakaan, (g) dapat mengurangi kecenderungan kenakalan anak-anak dan remaja, dan (h) perpustakaan sekolah maupun perpustakaan masyarakat non-proyek bergairah membenahi diri dengan harapan mendapat perhatian atau bantuan pembinaan dari pemerintah maupun Bank Dunia.

3 ii Pengalaman dan Pelajaran Yang Dapat Dipetik Penyelenggaraan Proyek dengan skema Learning and Innovation (LIL) ini telah memberikan pengalaman dan pelajaran yang bermakna bagi berbagai pihak yang terlibat, antara lain: 1. Perpustakaan memiliki peran yang strategis di dalam peningkatan minat dan kebiasaan membaca, pencapaian hasil belajar siswa dan pembelajaran masyarakat. 2. Kegiatan promosi dan sosialisasi yang tepat sasaran dan berkelanjutan sangat penting dalam membangun pemahaman tentang peran strategis perpustakaan, dan untuk mendapatkan dukungan nyata dari berbagai kalangan untuk pengembangan perpustakaan. 3. Pendekatan langsung dan intensif kepada para penentu kebijakan, di tingkat nasional maupun daerah, dapat memberikan hasil yang lebih efektif dalam membangun komitmen politis dan penyediaan dukungan sumberdaya untuk pengembangan perpustakaan. 4. Pemimpin informal dapat membantu mempercepat penerimaan masyarakat terhadap gagasan pengembangan perpustakaan, sekaligus mendorong peningkatan partisipasi mereka. 5. Layanan pemakaian perpustakaan akan lebih intensif jika dikaitkan dengan kegiatan dan atau kebutuhan pengguna (siswa, guru, atau anggota masyarakat). 6. Kerjasama tim perpustakaan, dan transparansi pengelolaan perpustakaan dapat meningkatkan dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak dalam mengembangkan perpustakaan. 7. Mekanisme block-grant mendorong pengelola perpustakaan untuk belajar merancang program dan anggaran, dan mempertanggungjawabkan penggunaan dana bantuan secara akuntabel. 8. Pelatihan dan praktek pengelolaan perpustakaan secara langsung di lapangan (hand-on training) lebih efektif untuk meningkatkan kemahiran mengelola perpustakaan. 9. Kepemimpinan sangat menentukan dinamika dan kemajuan penyelenggaraan perpustakaan, baik pada perpustakaan sekolah, perpustakaan masyarakat, maupun perpustakaan umum daerah. 10. Kedudukan perpustakaan umum daerah di dalam struktur organisasi dan tatakerja pemerintahan daerah sangat menentukan kemampuan perpustakaan tersebut dalam melakukan pembinaan dan pengembangan perpustakaan. Faktor Pendukung dan Penghambat Dari penelusuran lebih lanjut dapat diidentifikasi beberapa faktor internal dan eksternal, yang dapat menjadi pendukung atau penghambat dalam mengembangkan perpustakaan. Faktor internal, meliputi: (1) ketercukupan jumlah dan ragam koleksi, (2) sarana penunjang, seperti ruangan, mebelair dan kelengkapan administrasi pencatatan layanan perpustakaan, (3) petugas perpustakaan tetap yang berketerampilan, (4) ketersediaan dana, yang mencakup modal awal, biaya rutin operasional, dan biaya pengembangan, (5) kelembagaan, menyangkut posisi perpustakaan dalam sistem organisasi sekolah atau sistem pranata sosial, dan struktur pemerintahan, dan (6) kepemimpinan, khususnya kemampuan manajemen, pemasaran untuk mendapatkan dukungan masyarakat (social marketing) dan kemampuan berhubungan (lobbying) dengan berbagai pihak yang memiliki sumberdaya. Adapun faktor eksternal, mencakup: (1) kebutuhan pemakai, (2) lokasi, (3) partisipasi masyarakat dan pemerintah, dan (4) jaringan kerjasama (networking). Faktor eksternal ini mengindikasikan bahwa konteks lingkungan harus dipertimbangkan di dalam pengembangan perpustakaan sekolah maupun perpustakaan masyarakat.

4 iii Pengembangan Perpustakaan di Masa Depan Visi perpustakaan nasional telah ditetapkan, yakni pemberdayaan potensi perpustakaan dalam meningkatkan kualitas kehidupan bangsa, yang akan dicapai melalui misi (a) membina, mengembangkan dan mendayagunakan semua jenis perpustakaan, (b) melestarikan bahan pustaka (karya cetak dan karya rekam) sebagai hasil budaya bangsa, dan (c) menyelenggarakan layanan perpustakaan. Untuk mendukung pembentukan manusia unggul dalam era kehidupan global yang berkembang sangat dinamis, maka visi pengembangan perpustakaan sekolah dan perpustakaan masyarakat hendaknya diarahkan kepada pembentukan masyarakat madani yang berperadaban dan melek informasi. Selanjutnya misi perpustakaan sekolah diarahkan sebagai salah satu wahana untuk menanamkan kebiasaan belajar sebagai bagian dari proses pendidikan dalam rangka mencapai masyarakat madani yang berperadaban. Sedangkan misi perpustakaan masyarakat diarahkan sebagai wahana pembentukan masyarakat belajar (learning society) yang berperadaban melalui pemanfaatan informasi sebagai sumber belajar. Untuk mewujudkan visi dan misi di atas, maka perpustakaan sekolah dan perpustakaan masyarakat harus dikembangkan secara konsepsional dan profesional dalam kerangka pengembangan sistem perpustakaan nasional, yang tak terpisahkan dari sistem organisasi sekolah dan sistem pranata sosial yang ada. Dalam tataran operasional, penyelenggaraan perpustakaan tersebut hendaknya menerapkan empat prinsip dasar, yakni: demand driven, layanan bermutu, hospitality, perencanaan, komitmen, akuntabilitas, dan never retreat. Dengan arah pengembangan dan implementasi penyelenggaraan perpustakaan semacam itu maka peran strategis perpustakaan sekolah dan perpustakaan masyarakat benar-benar dapat diwujudkan, yakni sebagai wahana bagi anak-anak dan orang dewasa untuk meningkatkan kemampuan menggali dan mendayagunakan informasi untuk peningkatan martabat dan peradaban kehidupan sehingga dapat dibangun masyarakat madani yang gemar belajar sepanjang hayat. Rekomendasi Berdasarkan hasil Proyek, pengalaman dan pelajaran yang dapat dipetik, dan arah pengembangan perpustakaan di masa depan, maka studi ini merekomendasikan untuk mengembangkan sistem perpustakaan nasional secara konsepsional dan profesional. Upaya pengembangan ini memerlukan kerjasama sinergis yang intensif dan berkelanjutan dari seluruh jajaran perpustakaan, baik pada tingkat nasional, propinsi dan kabupaten/kota, dan perpustakaan masyarakat atau perpustakaan sekolah. Rekomendasi pokok untuk setiap tingkat tersebut adalah seperti berikut: Perpustakaan Nasional 01. Memfasilitasi penyusunan peraturan perundangan yang dapat dijadikan basis legal bagi pengembangan perpustakaan masyarakat dan perpustakaan sekolah secara integratif, dan merupakan bagian dari sistem perpustakaan nasional. 02. Bekerjasama dengan departemen atau instansi terkait untuk menyusun pedoman kelembagaan perpustakaan sekolah sebagai bagian integral dari sistem organisasi sekolah, dan perpustakaan masyarakat sebagai bagian dari sistem pranata sosial. 03. Mengupayakan perubahan struktur anggaran baik di APBN maupun APBD yang memungkinkan perpustakaan memperoleh alokasi anggaran yang berkelanjutan 04. Mengusahakan ketetapan tentang sistem penjaminan kualitas, pengadaan, pendayagunaan, dan kemudahan dalam memperoleh koleksi bahan pustaka bagi perpustakaan. 05. Menggunakan media massa secara intensif sebagai strategi untuk membentuk opini, mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat terhadap perpustakaan.

5 iv 06. Meningkatkan intensitas sosialisasi langsung kepada penentu kebijakan pada instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah, tanpa mengabaikan jajaran bawahan sebagai pelaksana operasional. 07. Berperan aktif sebagai inisiator, motivator, fasilitator, dan koordinator dalam menumbuhkan prakarsa warga masyarakat, dan warga sekolah untuk mengembangkan perpustakaan di lingkungannya. 08. Memprioritaskan pengembangan perpustakaan bagi masyarakat dan sekolah yang muridnya berasal dari masyarakat kurang beruntung, kurang mampu, dan terisolasi. 09. Menetapkan standar minimal perpustakaan sekolah dan perpustakaan masyarakat yang dapat dievaluasi secara berkelanjutan sesuai dengan perkembangan jaman. 10. Mengupayakan pengakuan legal-formal bahwa penugasan guru sebagai pengelola perpustakaan dapat dihitung sebagai angka kredit untuk kenaikan jabatan fungsional guru. 11. Melanjutkan Proyek dengan modifikasi dan tambahan kegiatan untuk lebih menjamin agar program pengembangan perpustakaan masyarakat dan perpustakaan sekolah dapat berkelanjutan (sustainable) sehingga investasi yang telah dikeluarkan dapat mempunyai nilai tambah yang signifikan. Perpustakaan Propinsi dan Kabupaten/Kota 12. Melaksanakan redesain dan revitalisasi organisasi perpustakaan daerah, sejalan dengan perluasan fungsi dan perannya untuk mengembangkan perpustakaan sekolah dan perpustakaan masyarakat. 13. Menyusun rencana induk pengembangan perpustakaan yang terpadu dan terintegrasi yang mencakup perpustakaan sekolah dan perpustakaan masyarakat, dengan menekankan inisiatif dan partisipasi masyarakat setempat. 14. Mengembangkan perpustakaan sekolah maupun perpustakaan masyarakat dengan memperhatikan letak, kondisi demografi dan kebutuhan masyarakat sekitarnya. 15. Menyelenggarakan orientasi bagi para tokoh atau pemimpin informal masyarakat untuk membantu sosialisasi dan peningkatan partisipasi masyarakat. 16. Meningkatkan peran perpustakaan propinsi, kabupaten/kota untuk memfasilitasi pengembangan koleksi perpustakaan sekolah dan perpustakaan masyarakat. 17. Memberikan bantuan dana pengembangan perpustakaan dengan mekanisme imbal swadana (matching-grant). 18. Menggalang kerjasama dengan perguruan tinggi yang relevan dan praktisi perpustakaan yang berhasil, untuk mengembangkan perpustakaan di daerah yang bersangkutan. Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Masyarakat 19. Mengembangkan perpustakaan sekolah dan perpustakaan masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip: demand driven, layanan bermutu, hospitality, perencanaan, komitmen, akuntabilitas, dan never retreat. 20. Menerapkan manajemen partisipatif dan transparan, melalui pembentukan tim kerja perpustakaan yang beranggotakan sebanyak mungkin guru atau anggota masyarakat. 21. Mengikutsertakan kepala sekolah dan guru dari semua sekolah di lingkungan sekolah ganda dalam pengembangan satu perpustakaan bersama. 22. Melakukan inovasi yang berkaitan dengan kemudahan, kecepatan, dan keakuratan pencatatan layanan perpustakaan. 23. Melanjutkan penyebaran pamflet, leaflet, booklet, dan atau pemasangan papan petunjuk perpustakaan.

6 v KATA PENGANTAR Laporan Studi Efektivitas Proyek Pengembangan Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Sekolah (P3US) ini disusun dan diserahkan kepada P3US Perpustakaan Nasional RI untuk memenuhi kewajiban sebagaimana disepakati dalam perjanjian kerjasama Nomor: 8/Ktr/Pro/BP3US/XII/ 2003 Tanggal 3 Desember 2003 tentang Kontrak Jasa Konsultan Studi Efektivitas Proyek. Laporan studi ini memuat substansi sebagaimana ditetapkan dalam Terms of Reference dengan sistematika penulisan seperti yang telah disepakati bersama pada rapat tanggal 9 Agustus Studi Efetivitas P3US ini dilaksanakan oleh tim konsultan PT. AMYTHAS Experts & Associates, yang terdiri dari Udik Budi Wibowo, M.Pd selaku Team Leader, Prof. Muljani Ahmad Nurhadi, M.S.,Ed. Ph.D, Prof. Muljanto Sumardi, Ir. Noor A. Syakrie, dan Dr.Sobari, dengan tenaga pendukung (supporting staf) Sdr. Elis Fitri Anisa, S.Psi dan Pramudyantoro, S.T dan para enumerator yang membantu pengumpulan data lapangan. Kepada mereka semua, PT. AMYTHAS menyampaikan terima kasih, dan mudah-mudahan kekompakan kerjasama tim ini dapat menjadi modal untuk meningkatkan kinerja di masa-masa mendatang. Pelaksanaan studi ini, bagaimanapun, mendapat bantuan dan dukungan penuh dari jajaran proyek, baik pada tingkat pusat, daerah (propinsi dan kabupaten/ kota) sampai perpustakaan masyarakat dan perpustakaan sekolah sasaran proyek, termasuk fasilitator masyarakat di Propinsi Sumatera Selatan, Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat. Untuk itu penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan juga kepada: 1. Pimpinan Perpustakaan Nasional RI. 2. Pemimpin P3US Perpusnas RI beserta staf, dan konsultan CPMU. 3. Pimpinan Perpustakaan Daerah Propinsi Sumatera Selatan. 4. Pimpinan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah. 5. Pimpinan Perpustakaan Daerah Propinsi Nusa Tenggara Barat. 6. Pimpinan, staf dan konsultan PPIU Propinsi Sumatera Selatan, Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat. 7. Pimpinan beserta staf Perpustakaan Umum Daerah di 23 kabupaten/kota sasaran proyek. 8. Para pengelola perpustakaan masyarakat dan perpustakaan sekolah, fasilitator masyarakat, guru, siswa dan anggota masyarakat yang bersedia menjadi responden studi efektivitas ini. Akhirnya PT. AMYTHAS Experts & Associates menyampaikan terima kasih kepada P3US Perpustakaan Nasional RI yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada perusahaan kami untuk mengerjakan studi ini. Harapan kami, laporan atau hasil kerja kami ini dapat memenuhi maksud dan tujuan yang telah ditetapkan. Jakarta, 30 September 2004 PT. AMYTHAS Experts & Associates, Ir. Erie Haryadi Direktur Utama

7 vi SINGKATAN ATK Alat Tulis Kantor Bappeda Badan Perencana Pembangunan Daerah Bappenas Badan Perencana Pembangunan Nasional BP3 Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan BRI Bank Rakyat Indonesia BTN Bank Tabungan Negara BUMN Badan Usaha Milik Negara CAS Country Assistance Strategy CBSA Cara Belajar Siswa Aktif CIPP Context, Input, Process, Product CPMU Central Project Management Unit DCA Development Credit Agreement DCT Disctrict Coordination Team DIP Daftar Isian Proyek Ditjen Direktorat Jenderal DLT District Library Team DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah FM Fasilitator Masyarakat Jateng Jawa Tengah Kab. Kabupaten KB Keluarga Berencana KBK Kurikulum Berbasis Kompetensi KKG Kelompok Kerja Guru KKPM Kelompok Kerja Perpustakaan Masyarakat KKPS Kelompok Kerja Perpustakaan Sekolah LIL Learning and Innovation Loan LKMD Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa LPPSP Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Sumberdaya Pembangunan LSM Lembaga Swadaya Masyarakat MI Madrasah Ibtidaiyah Muh Muhammadiyah NTB Nusa Tenggara Barat OKU Ogan Komering Ulu

8 vii P3US Proyek Pengembangan Perpustakaan Umum dan Sekolah Perpusnas Perpustakaan Nasional PKK Program Kesejahteraan Keluarga PM Perpustakaan Masyarakat PPIU Provincial Project Implementation Unit Prop. Propinsi PS Perpustakaan Sekolah RAPBS Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah RI Republik Indonesia RRI Radio Republik Indonesia SD Sekolah Dasar SDM Sumberdaya Manusia SDN Sekolah Dasar Negeri SK Surat Keputusan SLTA Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTP Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Sumsel Sumatera Selatan T2PSPN Tim Penyusun Pengembangan Sistem Perpustakaan Nasional TKPK Tim Koordinasi Perpustakaan Kabupaten/Kota TOT Training of Trainee TPM Tim Perpustakaan Masyarakat TPS Tim Perpustakaan Sekolah UAS Ujian Akhir Sekolah UKS Usaha Kesehatan Sekolah UNESCO United Nations Educational Scientific and Cultural Organization UPTD Unit Pelaksana Teknis Daerah USD United States Dollar

9 viii DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN EKSEKUTIF KATA PENGANTAR SINGKATAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR FOTO DAFTAR KOTAK I V VI VIII X XI XII XIII BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Studi 1 B. Tujuan dan Manfaat Studi 1 C. Permasalahan 2 D. Ruang Lingkup Studi 2 E. Metode Pelaksanaan Studi 3 BAB II GAMBARAN UMUM PROYEK 6 A. Latar Belakang Proyek 6 B. Tujuan Proyek 7 C. Indikator Kinerja Proyek 8 D. Strategi Penyelenggaraan Proyek 9 E. Manajemen Proyek 13 BAB III PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH 16 A. Penguatan Perpustakaan Sekolah 16 B. Hasil Penguatan Perpustakaan Sekolah 17 C. Pelajaran dan Pengalaman yang dapat dipetik 33 D. Isu dan Rekomendasi 34 BAB IV PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN MASYARAKAT 40 A. Penguatan Perpustakaan Masyarakat 40 B. Hasil Penguatan Perpustakaan Masyarakat 40 C. Pelajaran dan Pengalaman yang dapat dipetik 52 D. Isu dan Rekomendasi 53 BAB V PARTISIPASI MASYARAKAT DAN PEMERINTAH DAERAH 55 A. Partisipasi Masyarakat dan Pemerintah Daerah dalam Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Masyarakat 55 B. Upaya Peningkatan Partisipasi Masyarakat dan Pemerintah Daerah 55 C. Hasil Peningkatan Partisipasi 57 D. Pelajaran dan pengalaman yang dapat dipetik 62 E. Isu dan Rekomendasi 63

10 ix BAB VI KAPASITAS KELEMBAGAAN PERPUSTAKAAN 66 A. Pengantar 66 B. SDM (Sumber Daya Manusia) 66 C. Koleksi Buku dan Bahan Bacaan Lainnya 67 D. Kedudukan Perpustakaan Dalam Struktur Organisasi Pemerintahan Daerah 68 E. Pelajaran yang dapat dipetik 70 F. Masalah dan Rekomendasi 71 BAB VII MANAJEMEN PROYEK 73 A. Pendahuluan 73 B. Visi dan Misi 74 C. Sekilas tentang Proyek P3US (Library Development Project) 74 D. Keberhasilan Proyek 75 E. Langkah Strategis 76 F. Penutup 76 BAB VIII PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DI MASA DEPAN 77 A. Pendahuluan 77 B. Hasil Yang Dicapai 77 C. Faktor-faktor Keberhasilan 79 D. Telaah Strategis Pengembangan Perpustakaan 86 E. Penutup 99 BAB IX KESIMPULAN 100 A. Hasil Pengembangan Perpustakaan 100 B. Dampak Pengembangan Perpustakaan 101 C. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat 101 D. Program Pengembangan Perpustakaan Masa Depan 102 DAFTAR PUSTAKA I DAFTAR LAMPIRAN V

11 x DAFTAR TABEL Tabel 1: Perpustakaan Sasaran Proyek dan Sampel Studi... 4 Tabel 2: Pentahapan Dana Bantuan untuk Perpustakaan Tabel 3: Proporsi Alokasi Penggunaan Dana Bantuan Tabel 4: Pelatihan pada P3US Tabel 5: Alokasi Pembiayaan Proyek Tabel 6: Waktu Pencairan Dana Bantuan untuk Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Masyarakat Tabel 7: Rata-rata Jumlah Guru Yang Meminjam Buku di Perpustakaan Sekolah Tabel 8: Jumlah Buku Yang Dipinjam di Perpustakaan Sekolah Tabel 9: Rata-rata jam buka perpustakaan sekolah pada jam sekolah dan di luar jam sekolah Tabel 10: Rata-rata jam dan hari buka layanan pada Perpustakaan Masyarakat Tabel 11: Status Perpustakaan Kabupaten/kota Sasaran Proyek Per Agustus

12 xi DAFTAR GAMBAR Gambar 1: Ruang Lingkup Studi Efektivitas Proyek Pengembangan Perpustakaan Umum dan Sekolah... 2 Gambar 2: Struktur Organisasi Proyek Pengembangan Perpustakaan Umum dan Sekolah 14 Gambar 3: Kenaikan Persentase Guru Yang Meminjam Buku di Perpustakaan Sekolah Gambar 4: Kenaikan Rata-rata Buku Perpustakaan Sekolah Yang Dipinjam Gambar 5: Grafik Rata-rata Jumlah Koleksi Perpustakaan Sekolah Di Propinsi Sumatera Selatan Gambar 6: Grafik Pengguna Perpustakaan Sekolah di Propinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Kelas dan Gender Gambar 7: Grafik Pengguna Perpustakaan Sekolah di Propinsi Jawa Tengah Berdasarkan Kelas dan Gender Gambar 8: Grafik Pengguna Perpustakaan Sekolah di Propinsi Nusa Tenggara Barat Berdasarkan Kelas dan Gender Gambar 9: Grafik Alokasi Penggunaan Dana Bantuan Tahap I pada Perpustakaan Sekolah Gambar 10: Grafik Alokasi Penggunaan Dana Bantuan Tahap II pada Perpustakaan Sekolah Gambar 11: Grafik Alokasi Penggunaan Dana Bantuan Tahap III pada Perpustakaan Sekolah Gambar 12: Rata-rata Jumlah Pengunjung Perpustakaan Masyarakat per hari Gambar 13: Grafik Rata-rata jumlah buku yang dipinjam dari Perpustakaan Masyarakat Per hari Gambar 14: Grafik Rata-rata Koleksi Buku pada Perpustakaan Masyarakat di Propinsi Sumatera Selatan Gambar 15: Grafik Rata-rata Koleksi Buku pada Perpustakaan Masyarakat di Propinsi Jawa Tengah Gambar 16: Grafik Rata-rata Koleksi Buku pada Perpustakaan Masyarakat di Propinsi Nusa Tenggara Barat Gambar 17: Grafik Rata-rata jumlah pengguna Perpustakaan Masyarakat di Propinsi Sumatera Selatan (per hari) Gambar 18: Grafik Rata-rata jumlah pengguna Perpustakaan Masyarakat di Propinsi Jawa Tengah (per hari) Gambar 19: Grafik Rata-rata jumlah pengguna Perpustakaan Masyarakat di Propinsi Nusa Tenggara Barat (per hari) Gambar 20: Grafik Alokasi Penggunaan Dana Bantuan Tahap I pada Perpustakaan Masyarakat Gambar 21: Grafik Alokasi Penggunaan Dana Bantuan Tahap II pada Perpustakaan Masyarakat Gambar 22: Grafik Alokasi Penggunaan Dana Bantuan Tahap III pada perpustakaan Masyarakat Gambar 23: Grafik Alokasi Anggaran Pembinaan Perpustakaan Umum Daerah di Propinsi Sumatera Selatan Tahun Gambar 24: Grafik Alokasi Anggaran Pembinaan Perpustakaan Umum Daerah di Propinsi Jawa Tengah Tahun Gambar 25: Grafik Alokasi Anggaran Pembinaan Perpustakaan Umum Daerah di Propinsi Nusa Tenggara Barat Tahun

13 xii DAFTAR FOTO Foto 1: Ruangan tersendiri Perpustakaan SDN 15 OKU, Sumsel Foto 2: Ruangan tersendiri Perpustakaan SDN Bojong Sari 1 Brebes, Jateng Foto 3: Ruangan tersendiri Perpustakaan SDN 1 Kempo Dompu, NTB Foto 4: Perpus SDN 8 Dompu (ruang bersama) Foto 5: Perpus SDN 15 Bangka (ruang bersama) Foto 6: Perpus Masyarakat Robiatul Adawiyah Kab. OKU (Ruang Sendiri) Foto 7: Perpus Masyarakat Masjid Wali Songo Kab. Musi Rawas (Ruang Bersama) Foto 8: Perpus Masyarakat TBM Al-Hidayah Brebes (Ruang Sendiri) Foto 9: Perpus Masyarakat Kr. Taruna Argo Luhur Kab. Blora (Ruang bersama) Foto 10: Perpus Masyarakat Wardah Kab. Bima NTB (Ruang Bersama) Foto 11: Perpus Masyarakat TBM Desa Banyu Urip Gerung Kab. Lombok Barat NTB (Ruang Sendiri) Foto 12: Papan Petunjuk nama ke Perpustakaan Sekolah MI Himmatul Mu alimin Kab. Blora Foto 13: Salah satu brosur Perpustakaan Masyarakat Masjid At-Taqwa Brangrea Kab. Sumbawa Foto 14: Leaflet Perpustakaan Sekolah Seruni SDN Poncol 2 Kota Pekalongan Foto 15: Aula Baca Perpustakaan Sekolah SDN Ledong Nangka Kab. Lombok Timur Foto 16: Partisipasi Siswa yang membantu pelayanan Perpustakaan Sekolah SDN Muh Kab. Blora Foto 17: Partisipasi anak-anak di Perpustakaan Masyarakat AGUNG Kab. Banyumas Foto 18: Kantor Perpustakaan Umum Kota Pekalongan Foto 19: Pembangunan Gedung Perpustakaan Daerah Kota Mataram Foto 20: Pembangunan GedungPerpustakaan Daerah Kab. Jepara Foto 21: Peninjauan lokasi untuk pembangunan gedung baru Perpustakaan Daerah Kab. Banyumas Foto 22: Pembangunan Gedung Perpustakaan Daerah Kab. Lahat di samping Rumah baca bantuan Yayasan Laksamana Sukardi... 60

14 xiii DAFTAR KOTAK Kotak 1: Perpustakaan Keliling... 70

15 xiv DAFTAR REKOMENDASI Rekomendasi 1: Mengembangkan dan memantapkan perpustakaan sekolah sebagai supporting sistem dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolahsekolah, melalui langkah-langkah identifikasi kebutuhan guru terhadap layanan perpustakaan, dan pelibatan seluruh guru (baik guru kelas maupun guru bidang studi) di dalam perencanaan pengembangan perpustakaan dan implementasinya Rekomendasi 2: Membangun dan memantapkan mekanisme kerjasama penyediaan koleksi dengan perpustakaan daerah dan perpustakaan sekolah atau jenis perpustakaan lain (seperti lembaga bisnis atau usaha, taman bacaan masyarakat) melalui sistem tukar pinjam koleksi. Dalam kaitan ini peran strategis Perpustakaan Keliling sebagai pemasok pinjaman koleksi bagi perpustakaan-perpustakaan yang lemah perlu diberdayakan secara optimal dan berkelanjutan Rekomendasi 3: Mengembangkan tim kerja perpustakaan yang beranggotakan sebanyak mungkin guru (lihat Rekomendasi 1) yang siap memberikan layanan prima kepada siswa dan masyarakat sekitarnya selama jam kerja sekolah. Upaya ini perlu didukung dengan penyediaan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat, dan kemudahan masyarakat untuk mengakses perpustakaan sekolah tersebut Rekomendasi 4: Pelibatan unsur kepala sekolah dan atau guru dari semua sekolah yang ada dalam satu kompleks tersebut ke dalam tim pengelola perpustakaan atau komite bersama, yang bertanggungjawab mengelola dan mengembangkan satu perpustakaan yang representatif untuk digunakan semua sekolah dalam satu kompleks tersebut Rekomendasi 5: Inovasi-inovasi yang berkaitan dengan kemudahan, kecepatan, dan keakuratan pencatatan layanan perpustakaan perlu terus dilakukan. Dalam hal ini pemberdayaan peran Fasilitator Masyarakat (FM) dan pendampingan LSM perlu mengarah pula pada inovasi-inovasi yang mendukung penciptaan tertib pencatatan tersebut, selain peningkatan kemampuan manajemen proyek dan keterampilan teknis perpustakaan. Untuk masa-masa mendatang, perpustakaan daerah (propinsi dan kabupaten/kota) diharapkan dapat mempersiapkan langkah-langkah strategis guna mewujudkan tertib pencatatan sebagai bagian dari budaya pengelolaan perpustakaan yang accountable Rekomendasi 6: Dalam jangka pendek mengupayakan pengakuan legal-formal terhadap penugasan pengelolaan perpustakaan agar dapat dihitung sebagai salah satu perolehan angka kredit untuk kenaikan jabatan dan atau pangkat guru. Dalam jangka menengah perlu dikembangkan program kaderisasi guru pustakawan. Pemberian bekal keterampilan kepada sebanyak mungkin guru (baik guru kelas maupun guru bidang studi) ini memiliki banyak manfaat antara lain menyediakan tenaga berketerampilan perpustakaan yang sewaktu-waktu siap mengganti petugas perpustakaan yang pindah tugas atau alih jabatan, dan sekaligus membentuk critical mass yang dapat berfungsi sebagai motivator bagi para siswa untuk menggunakan perpustakaan sekolah. Dalam jangka panjang mempersiapkan rekrutmen petugas yang bertanggungjawab dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah dengan segala konsekuensi admistratif dan finansialnya Rekomendasi 7: Memperkuat struktur dan fungsi kelembagaan PM dengan mengintegrasikan berbagai kegiatan perpustakaan menjadi bagian atau salah satu program kerja dari lembaga kemasyarakatan tersebut, dengan implikasi penyediaan dukungan tenaga dan finansial sepenuhnya dari lembaga kemasyarakatan itu. Misal jika PM tersebut dikelola oleh Pemerintahan

16 Desa/Kelurahan maka perpustakaan tersebut dijadikan salah satu unit layanan pemerintahan desa yang bersangkutan, yang didukung secara formal (jelas kedudukan kelembagaannya) dan operasional (sumberdaya untuk menjalankan fungsinya) Rekomendasi 8: Untuk memperoleh manfaat yang optimal, maka pengembangan perpustakaan (baik perpustakaan sekolah maupun perpustakaan masyarakat) dilakukan dengan memperhatikan letak dan kondisi demografi lingkungan sekitarnya. Hal ini berarti harus ada pilihan bahwa di suatu lingkungan masyarakat tertentu mungkin lebih cocok dikembangkan perpustakaan sekolah, sementara di tempat lain lebih cocok dikembangkan perpustakaan masyarakat. Dengan demikian asesmen lingkungan harus diperhitungkan secara cermat di dalam pengembangan perpustakaan Rekomendasi 9: Jajaran Proyek (CPMU, PPIU dan DLT) secara bersama-sama menfasilitasi perpustakaan masyarakat untuk menyusun rencana induk pengembangan yang terpadu dan terintegrasi di dalam rencana pengembangan perpustakaan daerah kabupaten/kota, dengan menekankan pada inisiatif dan partisipasi dari masyarakat setempat Rekomendasi 10: Proyek agar melanjutkan upaya-upaya sosialisasi langsung kepada para penentu kebijakan pada instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah, serta stakeholder lain; tanpa mengabaikan jajaran bawahannya sebagai pelaksana operasional kebijakan Rekomendasi 11: Menyelenggarakan orientasi bagi tokoh-tokoh atau pemimpin informal masyarakat agar lebih mengenal ihwal perpustakaan sehingga dapat membantu mensosialisasi dan meningkatkan partisipasi masyarakat di dalam pengembangan perpustakaan Rekomendasi 12: Untuk melakukan penilaian kebutuhan ( need assesment ) membaca masyarakat secara cermat dan konsisten sebagai dasar pengembangan perpustakaan masyarakat di masa mendatang, termasuk di dalam pengadaan bahan pustakanya Rekomendasi 13: Memperkuat struktur dan fungsi kelembagaan perpustakaan masyarakat dengan mengintegrasikan berbagai kegiatan perpustakaan menjadi bagian atau salah satu program kerja dari lembaga kemasyarakatan tersebut, dengan implikasi penyediaan dukungan tenaga dan finansial sepenuhnya dari lembaga kemasyarakatan itu Rekomendasi 14: Penyelenggaraan pameran buku secara nasional bertempat di daerah. Untuk memperkuat dampak dari pameran ini, selain peserta lokal, hendaknya diupayakan partisipasi penuh dari penerbit dan toko buku yang mempunyai reputasi nasional Rekomendasi 15: Menggunakan media massa sebagai strategi untuk membentuk opini, mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat terhadap perpustakaan, sehingga perpustakaan dapat menjadi gaya hidup yang kondusif untuk peningkatan kapasitas sumberdaya manusia Indonesia. Promosi individual dalam bentuk penyebaran pamflet, leaflet, booklet, dan atau pemasangan papan nama petunjuk perpustakaan sekolah dan perpustakaan masyarakat juga perlu dilanjutkan untuk menjamin masyarakat lokal tetap well inform tentang perkembangan perpustakaan, dan selanjutnya dapat menarik minat mereka untuk menggunakan perpustakaan dalam kehidupan kesehariannya Rekomendasi 16: Pemerintah Daerah Kabupaten/kota dan DPRD perlu memperjuangkan dan membuat komitmen agar ada dana pendamping dana bantuan Bank Dunia dalam APBD Rekomendasi 17: Struktur anggaran di APBN maupun APBD perlu diubah yang memungkinkan perpustakaan memperoleh alokasi anggaran yang berkelanjutan. 71 Rekomendasi 18: Perlu digalang kerjasama dengan lembaga pendidikan tinggi yang relevan dan praktisi perpustakaan yang berhasil maupun organisasi-organisasi xv

17 profesi di bidang perpustakaan untuk lebih meningkatkan tenaga-tenaga fungsional pustakawan baik segi jumlah maupun kualitasnya Rekomendasi 19: Perlu diperjuangkan agar tunjangan fungsional dan kesejahteraan pustakawan ditingkatkan Rekomendasi 20: Pengembangan dan pengelolaan PM dan PS seyogyanya tidak terlepas dari sistem pranata sosial dan budayanya dan pemerintah hendaknya berfungsi sebagai fasilitator, inisiator, dan motivator Rekomendasi 21: Perpustakaan yang belum merupakan bagian dari pranata social dan budaya yang lebih besar seyogyanya segera menjadikan dirinya sebagai bagian tak terpisahkan darinya untuk dapat mempertahankan keberadaanya dan keberlanjutannya Rekomendasi 22: Struktur organisasi perpustakaan daerah perlu dikaji ulang dan disempurnakan lebih rinci sehinga memudahkan aplikasinya di lapangan Rekomendasi 23: Hasil pengumpulan Karya Cetak dan Karya rekam dengan adanya UU ini sebaiknya dicatat dan dikumpulkan, kemudian diberikan kepada perpustakaan-perpustakaan di daerah yang koleksi bukunya sangat minim Rekomendasi 24: Berdasarkan visi tersebut maka misi PS diarahkan sebagai salah satu wahana untuk menanamkan kebiasaan belajar sebagai bagian dari proses pendidikan dalam rangka mencapai masyarakat madani yang berperadaban. Sedangkan misi PM diarahkan sebagai wahana terbentuknya masyarakat belajar (learning society) yang berperadaban melalui pemanfaatan informasi sebagai sumber belajar Rekomendasi 25 : Strategi yang dipilih dalam mengembangkan PM dan PS ini ke arah visi dan misinya dengan melakukan adaptasi, inovasi, dan intervensi berdasarkan pengalaman yang diperoleh dan memperhatikan tantangan dan kendala yang dihadapi, serta memanfaatkan peluang yang ada Rekomendasi 26: Dalam mengembangkan PM dan PS hendaknya berdasarkan tujuh prinsip sbb.: demand driven, layanan bermutu, hospitality, perencanaan, komitmen, akuntabilitas, dan never retreat Rekomendasi 27:Perpustakaan masyarakat dan perpustakaan sekolah dasar dikembangkan dalam kerangka dan merupakan pengembangan sistem perpustakaan nasional yang dikukuhkan dalam peraturan perundangan Rekomendasi 28: Perlu dibuat pedoman tentang kelembagaan perpustakaan masyarakat yang dikembangkan sebagai bagian tak terpisahkan dari sistem organisasi pranata sosial yang ada dan berkembang di masyarakat sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan peradaban masyarakat madani Rekomendasi 29: Perlu dibuat pedoman tentang kelembagaan perpustakaan sekolah dasar yang dikembangkan sebagai bagian tak terpisahkan dari sistem organisasi sekolah dasar dalam rangka menunjang proses belajar dan mengajar di kelas untuk mencapai keunggulan mutu hasil pendidikan dalam rangka menyiapkan anggota masyarakat madani yang maju dan beradab Rekomendasi 30: Perpustakaan masyarakat dan perpustakaan sekolah dasar sebaiknya diselenggarakan atas prakarsa dan inisiatif sekolah atau kelompok masyarakat yang bersangkutan. Pemerintah berperan aktif sebagai penyandang dana utama, inisiator, motivator, fasilitator, dan koordinator dalam menumbuhkan prakarsa masyarakat dalam mengembangkan perpustakaan masyarakat dan prakarsa sekolah dalam mengembangkan perpustakaan sekolah dasar. Masyarakat membantu sesuai dengan kebutuhan berdasarkan proposal yang disampaikan Rekomendasi 31:Perpustakaan masyarakat dan perpustakaan sekolah dasar dikembangkan secara konsepsional dan professional Rekomendasi 32: Inisiatif dan peran pemerintah dalam pengembangan perpustakaan masyarakat dan perpustakaan sekolah dasar diprioritaskan bagi masyarakat dan sekolah dasar yang muridnya dari masyarakat kurang beruntung, kurang mampu, dan terisolasi xvi

18 Rekomendasi 33:Pembinaan PM dan PS harus disesuaikan dengan tahap perkembangannya Rekomendasi 34: Perlu disusun dasar peraturan perundangan sebagai basis legal pengembangan PM dan PS secara integratif dan merupakan bagian dari sistem perpustakaan nasional (huruf kecil karena bukan Perpustakaan Nasional sebagai lembaga) Rekomendasi 35: Sebagai pedoman umum dalam menyelenggarakan dan mengembangkan PM dan PS perlu ditetapkan standar minimal PM dan PS yang bervariasi disesuaikan dengan tingkat perkembangannya masing-masing Rekomendasi 36: Kedudukan kelembagaan perpustakaan, termasuk tetapi tidak terbatas hanya PM dan PS, baik dalam struktur sistem perpustakaan nasional maupun sistem organisasi induk dimana perpustakaan menjadi bagiannya, perlu dikaji ulang dan secara pasti ditetapkan secara nasional dan dikukuhkan dengan peraturan perundangan yang sesuai Rekomendasi 37: Perlu diusahakan ketetapan tentang sistem penjaminan kualitas, pengadaan, pendayagunaan, dan kemudahan dalam memperoleh koleksi bahan pustaka bagi perpustakaan Rekomendasi 38: Perlu dilakukan perubahan struktur anggaran baik di APBN maupun APBD yang memungkinkan perpustakaan memperoleh alokasi anggaran berkelanjutan Rekomendasi 39: Bantuan dana pepustakaan yang diberikan oleh pemerintah kepada PM dan PS seharusnya dilakukan dalam bentuk matching-grant (imbal swadana) Rekomendasi 40: Pembinaan dalam rangka pengembangan PM dan PS sebaiknya dilakukan oleh perpustakaan daerah kabupaten/kota Rekomendasi 41: Perpustakaan daerah perlu diperluas fungsi dan perannya, dan untuk menunjang itu perlu dikembangkan sejalan dengan pengembangan PM dan PS.. 98 Rekomendasi 42: Redesain dan revitalisasi organisasi perpustakaan daerah Rekomendasi 43: Perlu digalang kerjasama dengan lembaga pendidikan tinggi yang relevan dan praktisi perpustakaan yang berhasil Rekomendasi 44: Proyek LIL Perpustakaan ini perlu diperpanjang atau dilanjutkan dengan modifikasi dan tambahan kegiatan untuk lebih menjamin agar program pengembangan PM dan PS dapat berlanjut (sustainable) didukung dengan beberapa komponen kegiatan yang diperlukan, sehingga investasi yang telah dikeluarkan dapat mempunyai nilai tambah yang signifikan xvii

19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Studi 1. Perpustakaan Nasional RI mempunyai tugas pokok mengembangkan, melaksanakan dan mendayagunakan semua jenis perpustakaan di instansi pemerintah maupun instansi dan lembaga swasta dalam rangka pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya bangsa dan menyediakan layanan jasa informasi ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai kebijaksanaan pemerintah yang berlaku. 2. Dalam rangka melaksanakan tugas pokok tersebut, dengan pinjaman dana dari Bank Dunia melalui mekanisme Learning and Innovation Loan (LIL), Perpustakaan Nasional menyelenggarakan Proyek Pengembangan Perpustakaan Umum dan Sekolah (sering disingkat dengan P3US) di 10 Kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah, 7 kabupaten/kota di Propinsi Nusa Tenggara Barat dan 6 Kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Selatan selama 3 tahun, dimulai dari Januari Tujuan dari pembinaan ini agar perpustakaan umum dan sekolah sasaran proyek mampu memberdayakan diri dan meningkatkan pelayanannya kepada para penggunanya, sehingga para pengguna tersebut dapat memperoleh informasi dan pengetahuan yang terkini secara cepat dan akurat. Dengan demikian perpustakaan-perpustakaan tersebut diharapkan dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas SDM di pedesaan dan di kota, memotivasi anak-anak dan masyarakat untuk membaca dan lebih menghargai buku serta mendorong terciptanya budaya baca. Selain pembinaan teknis dan pelatihan tenaga pengelola, perpustakaan-perpustakaan tersebut juga menerima sejumlah dana bantuan untuk pengadaan buku, majalah dan bahan pustaka lainnya, perabotan perpustakaan dan promosi minat baca. 4. Selanjutnya untuk mengetahui efektivitas berbagai kegiatan pengembangan, dampak dan kemungkinan keberlanjutan pengembangan perpustakaan yang menjadi sasaran proyek di atas maka dipandang perlu dilakukan penelitian yang sistematik dalam bentuk studi efektivitas. B. Tujuan dan Manfaat Studi 5. Studi efektivitas ini bertujuan untuk menyediakan informasi yang sahih (valid), dapat dipercaya (reliable) dan berguna tentang kemajuan dan hasil pelaksanaan proyek pengembangan perpustakaan yang menjadi sasaran proyek, serta dampak dari pengembangan tersebut. Selanjutnya dengan data dan informasi yang ada dapat dikaji nilai guna proyek dan dapat dikembangkan berbagai kemungkinan keberlanjutannya. Dengan demikian hasil studi ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan pertimbangan di dalam pengambilan kebijakan pengembangan perpustakaan, baik untuk proyek yang sedang berjalan maupun untuk masa-masa mendatang. 1

20 C. Permasalahan 6. Studi efektivitas ini berusaha menjawab permasalahan pokok sebagai berikut. (i) Sejauh mana proyek pengembangan perpustakaan ini telah mencapai tujuan dan atau sasaran yang telah ditetapkan? (ii) Faktor-faktor apakah yang dapat mendukung dan menghambat pencapaian tujuan dan atau sasaran tersebut? (iii) Bagaimanakah dampak pengembangan perpustakaan tersebut terhadap para pihak yang berkepentingan (stakeholders), baik internal maupun eksternal? (iv) Program-program pengembangan perpustakaan yang bagaimanakah yang masih perlu dilanjutkan, diperbaharui, atau diciptakan agar tujuan pembinaan perpustakaan secara nasional dapat dicapai secara berkelanjutan? D. Ruang Lingkup Studi 7. Studi ini merupakan kajian evaluatif terhadap seluruh komponen proyek, yang mencakup: segi input yang berupa bantuan untuk perpustakaan dan pengembangan kelembagaan, proses pengelolaan proyek yang mencakup manajemen dan keuangan, hasil pencapaian proyek (outputs), dan dampak (outcomes) dari kegiatan pengembangan perpustakaan tersebut. Komponen evaluasi tersebut sejalan dengan konsep yang dikembangkan oleh Stufflebeam dan Shinkfield ( ) dengan singkatan CIPP (context, input, process, dan product). 8. Keutuhan sasaran studi efektivitas P3US tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut. Gambar 1: Ruang Lingkup Studi Efektivitas Proyek Pengembangan Perpustakaan Umum dan Sekolah Lingkungan INPUT: Grants Kelembagaan PROSES: Strategi Penyelenggaraan P3US OUTPUT: Pencapaian Tujuan dan Sasaran P3US OUTCOMES: Internal (Kapasitas Kelembagaan Perpus). Eksternal (Partisipasi Masy/Pemda, Minat Baca, Toko Buku) PENGEMBANGAN PERPUS DI MASA MENDATANG 2

21 E. Metode Pelaksanaan Studi 1. Model dan Pendekatan 9. Pada dasarnya studi efektivitas ini merupakan penelitian evaluasi atau penelitian penilaian program, yakni penilaian terhadap proyek pengembangan perpustakaan masyarakat dan sekolah. Menurut Suharsimi Arikunto (1988: 5), jenis penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas program dengan cara mengukur hal-hal yang berkaitan dengan keterlaksanaan program tersebut. 10. Selanjutnya studi yang dimaksud dapat digolongkan ke dalam model evaluasi sumatif, sebagaimana diperkenalkan oleh Michael Scriven (1967), meskipun di dalamnya juga tidak terlepas dari unsur evaluasi formatif. Dalam kaitan itu David R. Krathwohl (1993: 526) mengemukakan bahwa "Summative evaluation determines the worth of a more mature program or process. But in a sense, even this is formative since it usually leads to appropriate program modification". 11. Model evaluasi sumatif berusaha mengungkap manfaat atau kegunaan program, yang hasilnya mengarah kepada keputusan tentang kelanjutan program. Model evaluasi ini tidak akan lengkap dan tidak efektif tanpa evaluasi formatif (Tayibnapis, 2000: 37), yakni evaluasi yang dilakukan selama program berjalan, yang mengarah kepada keputusan tentang perkembangan program, termasuk perbaikan atau revisi. 12. Dengan model seperti di atas maka pendekatan yang digunakan adalah perpaduan antara pendekatan yang berorientasi pada tujuan (goal oriented approach), pendekatan yang berfokus kepada keputusan (decision approach), dan pendekatan responsif (responsive approach). Pendekatan tujuan berarti menggunakan tujuan dan sasaran sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan proyek. Pendekatan keputusan digunakan karena studi ini dimaksudkan pula untuk menyediakan informasi yang sistematik bagi pengelola proyek untuk pengambilan keputusan di dalam menjalankan tugasnya. Adapun pendekatan responsive dimaksudkan bahwa studi efektivitas ini berusaha mencari pengertian dari berbagai sudut pandang dari semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap perpustakaan. 2. Teknik Pengambilan Sampel 13. Proyek Pengembangan Perpustakaan Umum dan Sekolah ini diselenggarakan di tiga propinsi, yakni Propinsi Sumatera Selatan yang mencakup enam Kabupaten/kota, Propinsi Jawa Tengah meliputi sepuluh Kabupaten/kota, dan Propinsi Nusa Tenggara Barat mencakup tujuh Kabupaten/kota. Adapun jumlah perpustakaan yang menjadi sasaran pengembangan adalah 770 perpustakaan, yang terdiri dari: 550 perpustakaan sekolah (Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah) dan 220 perpustakaan masyarakat (di bawah naungan pemerintah desa, pondok pesantren, gereja, vihara dan atau lembaga kemasyarakatan lainnya). 14. Mengingat keluasan persebaran geografis, keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, maka studi efektivitas ini dilakukan terhadap sampel yang dipilih dengan menggunakan metode proportional quota purposive random sampling. Adapun kuota yang ditetapkan adalah sebesar 20% dari jumlah perpustakaan penerima bantuan proyek di setiap wilayah kabupaten/kota, dengan memperhatikan kelompok perpustakaan masyarakat maupun perpustakaan sekolah. Dalam pandangan ilmiah, besaran kuota sampel tersebut sudah cukup memadai secara statistik untuk mewakili gambaran seluruh populasi. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif, lebih lanjut dilakukan pendalaman data kualitatif pada beberapa sampel perpustakaan tersebut 3

22 15. Dengan teknik pengambilan sampel tersebut maka dapat digambarkan jumlah dan persebaran geografis perpustakaan yang dijadikan sampel seperti dalam tabel di bawah ini. Tabel 1: Perpustakaan Sasaran Proyek dan Sampel Studi No. Propinsi Jumlah Jumlah Jumlah Sampel (20 %) Kab/Kota PS PM PS PM 1. Jawa Tengah Nusa Tenggara Barat Sumatera Selatan Bangka Belitung Jumlah Keterangan: PS = Perpustakaan Sekolah. PM = Perpustakaan Masyarakat. 3. Teknik Pengumpulan Data 16. Untuk memperoleh data tentang komponen proyek yang menjadi sasaran studi dari sampel di atas maka dilakukan kajian dokumen, observasi dan wawancara dengan responden dari berbagai pihak yang berkepentingan (internal dan eksternal) dengan pengembangan perpustakaan yang menjadi sasaran proyek. Untuk pelaksanaan wawancara dan observasi digunakan instrumen yang dikembangkan berdasarkan kriteria keberhasilan proyek sebagaimana dikemukakan pada Bab II yang mencakup sasaran studi secara komprehensif sebagaimana gambaran pada Gambar 1 di atas. 17. Instrumen yang dikembangkan tersebut berbentuk daftar isian, daftar cek (checklist), dan pertanyaan terbuka, yang dijadikan panduan untuk menggali data dari responden atau nara sumber, yang meliputi: (i) (ii) (iii) (iv) Tim Perpustakaan Kabupaten/kota atau District Library Team (DLT). Responden untuk Perpustakaan Sekolah, terdiri dari: Pengelola Perpustakaan SD/MI atau TPS (1 orang). Guru Kelas/Mata pelajaran (2 orang). Siswa (5 anak, masing-masing dari Kelas II sampai dengan Kelas VI). Pengelola Perpustakaan SD/MI bukan penerima bantuan proyek yang terdekat (2 SD/MI). Responden untuk Perpustakaan Masyarakat, terdiri dari: Pengelola Perpustakaan Masyarakat atau TPM (1 orang). Anggota Masyarakat sekitar Perpus Masyarakat Penerima Bantuan Proyek (3 orang). Pengelola Perpustatakaan Masyarakat bukan penerima bantuan proyek (1 orang) Fasilitator Masyarakat yang membina Perpustakaan Sekolah dan Masyarakat yang bersangkutan. 18. Pelaksanaan pengumpulan data dari berbagai nara sumber tersebut dilakukan oleh 14 enumerator yang terlebih dahulu diberikan pembekalan tentang maksud dan tujuan evaluasi serta cara-cara mengumpulkan data dengan instrumen yang telah dipersiapkan. Pengumpulan data dilaksanakan dalam rentang periode waktu antara Januari Juli Waktu pengumpulan data ini tidak sesuai jadwal (seharusnya selesai bulan Maret 2004) karena pengesahan anggaran untuk tahun 2004 tertunda sampai bulan Mei Selain itu SD-MI pada pertengahan pertama bulan Juni 2004 sedang menyelenggarakan ujian akhir dan ulangan semester, serta libur. 4

23 19. Tidak semua data yang terkait dengan ukuran efektivitas di muka siap tersedia di lapangan, terutama data awal (baseline) yang terkait dengan kelompok usia, gender, atau kelas. Laporan tentang pengunjung dan buku yang dipinjam juga tidak selalu tercatat dengan baik, karena alasan teknis waktu layanan yang sangat terbatas, atau ketidakdisiplinan pegunjung. Data tersebut semakin tidak jelas karena periodisasi pemberian bantuan yang semula dirancang setiap semester tidak berjalan sebagaimana mestinya. Untuk itu para enumerator melakukan pemilahan data sendiri dan melakukan pengecekan terhadap dokumen yang ada, atau menggunakan data perkiraan yang disampaikan oleh nara sumber, sepanjang data yang disampaikan masuk akal. 4. Teknik Analisis Data 20. Sebagaimana tergambar di dalam instrumen, studi efektivitas ini mencakup data kuantitatif dan data kualitatif. Untuk jenis data kuantitatif dilakukan analisis deskriptif dengan penekanan pada jumlah frekuensi dari gejala yang terjadi. Sedangkan untuk jenis data kualitatif digunakan analisis isi (content analysis). Data kualitatif ini diperlukan untuk menjelaskan kecenderungan data kuatitatif maupun menjelaskan fenomena yang tidak dapat dikuantifikasikan. Dengan demikian studi ini menggunakan strategi penelitian ganda atau multiple method, suatu pendekatan yang dapat meningkatkan validitas kesimpulan hasil penelitian (Alsa, 2003: 78). 21. Selanjutnya untuk mengetahui keberhasilan proyek pengembangan perputakaan ini digunakan discrepancy analysis (Malcolm M. Provus, 1971), dalam hal ini keberhasilan proyek diukur dengan kriteria absolut, yakni tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk tujuan analisis tersebut maka data yang diungkap dalam studi ini mencakup data kondisi awal proyek (baseline) dan data perkembangan dari setiap periode waktu pencairan dana bantuan, dengan fokus pada data perkembangan terakhir pada tahun anggaran Dengan demikian diskrepansi analisis tersebut diterapkan pada periode waktu perkembangan satu tahun anggaran. 5

BAB IV RANCANGAN STUDI EFEKTIVITAS PROYEK

BAB IV RANCANGAN STUDI EFEKTIVITAS PROYEK BAB IV RANCANGAN STUDI EFEKTIVITAS PROYEK 4.1. Latar Belakang Studi Perpustakaan Nasional RI mempunyai tugas pokok mengembangkan, melaksanakan dan mendayagunakan semua jenis perpustakaan di instansi pemerintah

Lebih terperinci

RANCANGAN STUDI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROYEK PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN

RANCANGAN STUDI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROYEK PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN RANCANGAN STUDI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROYEK PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN A. Latar Belakang Perpustakaan Nasional RI mempunyai tugas pokok mengembangkan, melaksanakan dan mendayagunakan semua jenis perpustakaan

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. beberapa ciri yang perlu diketahui oleh masyarakat diantaranya adalah tersedianya

I. PENDAHULUAN. beberapa ciri yang perlu diketahui oleh masyarakat diantaranya adalah tersedianya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa perpustakaan merupakan tempat tumpukan buku tanpa mengetahui pasti ciri dan fungsi perpustakaan. Ada beberapa ciri

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PERPUSTAKAAN. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PERPUSTAKAAN. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PERPUSTAKAAN. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : a. bahwa guna mewujudkan salah satu fungsi negara yang dinyatakan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BIDANG PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KABUPATEN NGAWI TAHUN

RENCANA STRATEGIS BIDANG PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KABUPATEN NGAWI TAHUN RENCANA STRATEGIS BIDANG PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KABUPATEN NGAWI TAHUN 2010 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembangunan Nasional bertujuan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia

Lebih terperinci

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat Naskah Soal Ujian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Petunjuk: Naskah soal terdiri atas 7 halaman. Anda tidak diperkenankan membuka buku / catatan dan membawa kalkulator (karena soal yang diberikan tidak

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB SEKOLAH 12 TAHUN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB SEKOLAH 12 TAHUN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB SEKOLAH 12 TAHUN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN KOMERING

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa untuk membina dan mengembangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peran serta masyarakat dalam pendidikan pada dasarnya bukan merupakan sesuatu

I. PENDAHULUAN. Peran serta masyarakat dalam pendidikan pada dasarnya bukan merupakan sesuatu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaksang Masalah Peran serta masyarakat dalam pendidikan pada dasarnya bukan merupakan sesuatu yang baru, sebab sebelumnya legitimasi legal formal peran serta masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan sekaligus membuka peluang-peluang baru bagi pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia

Lebih terperinci

Kepala Badan Perpustakaan dan Kearsipan. Ir. GENTUR PRIHANTONO SP. MT PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Kepala Badan Perpustakaan dan Kearsipan. Ir. GENTUR PRIHANTONO SP. MT PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR Kepala Badan Perpustakaan dan Kearsipan Ir. GENTUR PRIHANTONO SP. MT PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN Jl. Menur Pumpungan 32, Telp. (031) 5947830, Fax. (031) 5921055 E-mail:

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERAM BAGIAN TIMUR,

PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERAM BAGIAN TIMUR, PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERAM BAGIAN TIMUR, Menimbang : a. bahwa guna mewujudkan salah satu fungsi negara yang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini membahas hasil penelitian Peran dan Fungsi Komite Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Terbanggi Besar

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali) ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali) TESIS Diajukan Kepada Program Pasca Sarjana Universitas

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PELESTARIAN ADAT ISTIADAT DAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA ADAT MELAYU BELITONG KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang

Lebih terperinci

peningkatan SDM berkualitas menjadi sangat penting, Terutama dengan dua hal (teori dan praktek) harus berjalan seiring dan saling melengkapi.

peningkatan SDM berkualitas menjadi sangat penting, Terutama dengan dua hal (teori dan praktek) harus berjalan seiring dan saling melengkapi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi, menuntut kemampuan kompetitif dalam berbagai aspek, termasuk dalam Sumberdaya Manusia (SDM). Sehubungan dengan itu, upaya peningkatan kualitas

Lebih terperinci

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 PANDUAN PENYUSUNAN KTSP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No.

Lebih terperinci

MEMBERDAYAKAN KOMITE SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MUTU LAYANAN PENDIDIKAN. Oleh : Alpres Tjuana, S.Pd., M.Pd

MEMBERDAYAKAN KOMITE SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MUTU LAYANAN PENDIDIKAN. Oleh : Alpres Tjuana, S.Pd., M.Pd MEMBERDAYAKAN KOMITE SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MUTU LAYANAN PENDIDIKAN Oleh : Alpres Tjuana, S.Pd., M.Pd Pendahuluan Govinda (2000) dalam laporan penelitiannya School Autonomy and Efficiency Some Critical

Lebih terperinci

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V ORGANISASI KERJA

BAB V ORGANISASI KERJA BAB V ORGANISASI KERJA Dengan memperhatikan cakupan pekerjaan sebagaimana dirancang dalam Bab IV, maka pelaksanaan pekerjaan studi ini dilakukan oleh suatu tim konsultan dengan didukung oleh asisten tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan nasional karena merupakan salah satu penentu kemajuan bagi suatu negara (Sagala, 2006).

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 058 TAHUN 2017 TENTANG TRANSFORMASI PERPUSTAKAAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 058 TAHUN 2017 TENTANG TRANSFORMASI PERPUSTAKAAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 058 TAHUN 2017 TENTANG TRANSFORMASI PERPUSTAKAAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang: Mengingat:

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan peningkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB V ORGANISASI KERJA

BAB V ORGANISASI KERJA BAB V ORGANISASI KERJA Dengan memperhatikan cakupan pekerjaan sebagaimana dirancang dalam Bab IV, maka pelaksanaan pekerjaan studi ini dilakukan oleh suatu tim konsultan dengan didukung oleh asisten tenaga

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

Kabupaten Tasikmalaya 10 Mei 2011

Kabupaten Tasikmalaya 10 Mei 2011 DINAMIKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH HUBUNGANNYA DENGAN PENETAPAN KEBIJAKAN STRATEGIS Oleh: Prof. Dr. Deden Mulyana, SE.,M.Si. Disampaikan Pada Focus Group Discussion Kantor Litbang I. Pendahuluan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan Pasal 23, menyebutkan bahwa setiap sekolah/ madrasah wajib menyelenggarakan perpustakaan

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN LITERASI KABUPATEN SEMARANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN LITERASI KABUPATEN SEMARANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN LITERASI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan faktor yang secara signifikan mampu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu pembangunan pendidikan memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu hampir

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH +- PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MELAWI, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) KECAMATAN JURAI TAHUN 2018 KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Salido, 2017 Rencana Kerja Kecamatan IV Jurai Tahun 2018 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Kehidupan masa mendatang cenderung semakin kompleks dan penuh tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap insan yang kompeten

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PELESTARIAN ADAT ISTIADAT DAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA ADAT MELAYU BELITONG KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

kapasitas riil keuangan daerah dapat dilihat pada tabel berikut:

kapasitas riil keuangan daerah dapat dilihat pada tabel berikut: Rincian kebutuhan pendanaan berdasarkan prioritas dan kapasitas riil keuangan daerah dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.27. Kerangka Pendaaan Kapasitas Riil kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Temanggung

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABALONG, Menimbang : a. b. c. Mengingat : 1. 2. 3. bahwa

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG...1 B. LANDASAN HUKUM...1 C. TUJUAN...2 D. KERANGKA PROGRAM...2

A. LATAR BELAKANG...1 B. LANDASAN HUKUM...1 C. TUJUAN...2 D. KERANGKA PROGRAM...2 PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI TAHUN 2009 DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2009 KATA PENGANTAR Undang-Undang Republik

Lebih terperinci

Manual Mutu Pengabdian

Manual Mutu Pengabdian Manual Mutu Pengabdian MM 03 PJM Revisi Tanggal Dikaji Oleh Disetujui Oleh Pusat Jaminan Mutu Disetujui Oleh: Revisi ke 03 Tanggal 01 Juni 2011 KATA PENGANTAR Kehidupan dan perkembangan akademik di Perguruan

Lebih terperinci

VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP

VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP 6.1 Prioritas Aspek yang Berperan dalam Penyempurnaan Pemanfaatan Dana Pinjaman Bergulir P2KP Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 TIM PENYUSUN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah lembaga pendidikan khususnya sekolah seyogianya memiliki unit penunjang untuk menjalankan berbagai aktivitasnya. Unit penunjang dikelola sedemikian rupa

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH Kompetensi Kepribadian 1. Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin : Selalu konsisten dalam berfikir, bersikap, berucap, dan berbuat dalam setiap melaksanakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 Rencana Pembangunan TANGGAL Jangka : 11 Menengah JUNI 2013 Daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan memainkan

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

B. Maksud dan Tujuan Maksud

B. Maksud dan Tujuan Maksud RINGKASAN EKSEKUTIF STUDI IDENTIFIKASI PERMASALAHAN OTONOMI DAERAH DAN PENANGANANNYA DI KOTA BANDUNG (Kantor Litbang dengan Pusat Kajian dan Diklat Aparatur I LAN-RI ) Tahun 2002 A. Latar belakang Hakekat

Lebih terperinci

PENELITIAN KEBIJAKAN DAN INOVASI PENDIDIKAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL JAKARTA

PENELITIAN KEBIJAKAN DAN INOVASI PENDIDIKAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL JAKARTA Contoh: Model TBM Karmidah, dkk PUSAT PENELITIAN KEBIJAKAN DAN INOVASI PENDIDIKAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL JAKARTA 2009 MODEL TBM DI TEMPAT UMUM A. Konsep Model

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI

MONITORING DAN EVALUASI MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN NSPK Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria PETUNJUK TEKNIS MONITORING DAN EVALUASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,

Lebih terperinci

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru.

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru. PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI GURU DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008 KATA PENGANTAR UU No 14 Tahun 2005 Tentang

Lebih terperinci

Perlu menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan berkembangnya potensi atau daya yang dimiliki masyarakat dalam hal membaca.

Perlu menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan berkembangnya potensi atau daya yang dimiliki masyarakat dalam hal membaca. KEBIJAKAN PEMDA DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA BACA MASYARAKAT Oleh Dardjo Sumardjo Terdapat banyak faktor yang menjadi penyebab sehingga minat dan budaya baca masyarakat kita belum sebagaimana yang diharapkan.

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DAN INOVASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DAN INOVASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DAN INOVASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : bahwa untuk

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L No. 1449, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPORA. Sentra Pemberdayaan Pemuda. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG SENTRA PEMBERDAYAAN PEMUDA DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja pengawas sekolah, kinerja kepemimpinan kepala sekolah, kinerja professional

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG PENDIDIKAN BERBASIS KAWASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA STRATEGIS BISNIS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIMA

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA STRATEGIS BISNIS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIMA BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA STRATEGIS BISNIS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : BUPATI BIMA, a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM FORUM FOR ECONOMIC DEVELOPMENT AND EMPLOYMENT PROMOTION

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM FORUM FOR ECONOMIC DEVELOPMENT AND EMPLOYMENT PROMOTION GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM FORUM FOR ECONOMIC DEVELOPMENT AND EMPLOYMENT PROMOTION DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan Program MBS di Jawa Barat Pendidikan merupakan hal penting bagi perkembangan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA TAHUN 2014

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu PERATURAN

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2011 NOMOR : 3 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2011 NOMOR : 3 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2011 NOMOR : 3 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA CILEGON CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CCSR) DI KOTA CILEGON

Lebih terperinci

PRESENTASI KETUA KELOMPOK KERJA SEKRETARIAT JENDERAL

PRESENTASI KETUA KELOMPOK KERJA SEKRETARIAT JENDERAL PRESENTASI KETUA KELOMPOK KERJA SEKRETARIAT JENDERAL TRANSFER FUNGSI SEKRETARIAT JENDERAL (LAMA) SEKRETARIAT JENDERAL (BARU) BADAN INFORMASI DAN TEKNOLOGI KEUANGAN HUKUM DAN HUMAS PERENCANAAN DAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD) 2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja (Renja) SKPD pada dasarnya merupakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 6 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

PENGINTEGRASIAN SPM DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KABUPATEN/KOTA

PENGINTEGRASIAN SPM DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KABUPATEN/KOTA SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI TANGGAL : 12 SEPTEMBER 2011 NOMOR : 16 TAHUN 2011 TENTANG : PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

P a g e 12 PERENCANAAN KINERJA. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. II

P a g e 12 PERENCANAAN KINERJA. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. II BAB. II PERENCANAAN KINERJA Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam system akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era reformasi yang sedang berjalan atau bahkan sudah memasuki pasca reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, politik, moneter, pertahanan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 41 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 05 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KABUPATEN BIMA BUPATI BIMA,

PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 05 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KABUPATEN BIMA BUPATI BIMA, PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 05 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KABUPATEN BIMA BUPATI BIMA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 60 Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL, PERATURAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL NOMOR: PER. 005/M.PPN/06/2006 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN DAN PENGAJUAN USULAN SERTA PENILAIAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN

RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN 2010-2014 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pada hakekatnya merupakan upaya perubahan yang lebih baik

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG KERJA SAMA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG KERJA SAMA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG KERJA SAMA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, Menimbang : a. b. bahwa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA B adan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Probolinggo menjalankan amanat Misi Kedua dari RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2013 2018 yaitu MEWUJUDKAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

TUGAS. Oleh : MEI ZAQI HILDAYANA

TUGAS. Oleh : MEI ZAQI HILDAYANA TUGAS MANAJEMEN PEMASARAN JASA PERPUSTAKAAN PERAN PUSTAKAWAN DALAM PEMBENTUKAN CITRA PERPUSTAKAAN Oleh : MEI ZAQI HILDAYANA 07540021 PRODI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN SALINAN WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberdayaan masyarakat

Lebih terperinci

BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN MODAL LEMBAGA KEUANGAN MIKRO MASYARAKAT DAN KOPERASI PEDESAAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci