STRESSOR DAN KOPING MAHASISWA PEMBELAJARAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRESSOR DAN KOPING MAHASISWA PEMBELAJARAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA"

Transkripsi

1 STRESSOR DAN KOPING MAHASISWA PEMBELAJARAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Yemima Dayfiventy*, Rika Endah Nurhidayah** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen Departemen Keperawatan Dasar dan Medikal Bedah Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Phone/Fax : dayfiventy@gmail.com Abstrak Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara menerapkan sistem pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada mahasiswa pendidikan sarjana tahun ajaran 0/011 dan 011/01 yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas lulusannya sesuai kompetensi praktik keperawatan. Tuntutan dan sistem pembelajaran tersebut dapat menjadi stressor yang memicu timbulnya stres pada mahasiswa dan usaha aktif yang dilakukan mahasiswa untuk mengatasinya disebut dengan koping. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran stressor dan koping mahasiswa pembelajaran KBK Fakultas Keperawatan USU. Desain penelitian adalah deskriptif eksploratif dengan pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling. Besar sampel yang digunakan sebanyak 66 orang. Instrumen penelitian berupa kuesioner data demografi, kuesioner stressor mahasiswa dan pertanyaan terbuka mengenai koping yang digunakan mahasiswa. Pengumpulan data berlangsung pada bulan Mei sampai Juni 01. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stressor utama yang dikeluhakan mahasiswa KBK adalah mempersiapkan ujian blok, jadwal kuliah yang padat, kelas yang penuh, mengikuti ujian skill lab, dan ujian tertulis. Koping yang dipilih adalah escape avoidance yaitu mendengarkan musik, tidur, dan jalan-jalan. Instansi pendidikan keperawatan perlu mengadakan unit konseling untuk membantu mahasiswa yang bermasalah dalam pendidikan dan melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan di kelas. Penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti faktor-faktor lain yang menyebabkan stres pada mahasiswa pembelajaran KBK. Kata Kunci: Stressor, Koping, Mahasiswa, KBK PENDAHULUAN Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara sebagai salah satu instansi pendidikan yang bergerak dalam bidang kesehatan, telah membenahi sistem pembelajarannya dengan mulai menerapkan sistem pembelajaran KBK pada mahasiswa pendidikan sarjana sejak tahun ajaran 0/011. Pelaksanaan KBK bertujuan agar kualitas lulusan dapat menunjukkan hasil yang lebih baik lagi sesuai dengan kompetensi praktik keperawatan yang diharapkan dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien dan tuntutan pasar serta pengguna jasa keperawatan (Fathi, Nurhidayah, & Arruum, 011). Mahasiswa selama mengikuti proses pembelajaran tidak terlepas dari tuntutan dan masalah akademik, begitu juga mahasiswa dengan sistem pembelajaran KBK. Tuntutan dapat berasal dari sistem pembelajaran yang dijalani yaitu Problem Based Learning (PBL) yaitu proses pembelajaran yang berdasarkan masalah, sehingga mahasiswa dituntut untuk memiliki pengetahuan, mahir memecahkan masalah dan menganalisis strategi pemecahan masalah (Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 008). Selain itu, Calaguas (011) menyatakan masalah yang sering dialami mahasiswa adalah berkaitan dengan pendaftaran dan penerimaan perkuliahan, mata pelajaran, 6

2 dosen, teman sekelas, jadwal kuliah, kondisi ruang kelas, keuangan, dan yang berkaitan dengan harapan. Masalah dan tuntutan tersebut dapat menjadi stressor yang memicu timbulnya stres pada mahasiswa. Sarafino (006) mendefinisikan stres sebagai kondisi yang disebabkan oleh interaksi antara individu dengan lingkungannya yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari situasi dengan sumber daya dari sistem-sistem biologis, psikologis dan sosial seseorang. Sedangkan stres akademik merupakan stres yang disebabkan oleh stressor akademik, yaitu yang bersumber dari proses belajar mengajar atau yang berhubungan dengan kegiatan belajar (Wulandari, 011). Usaha aktif untuk mengatasi tuntutan yang membuat stres (stressor) disebut dengan koping (Wade dan Travis, 007). Koping diklasifikasi menjadi dua bagian, yaitu berfokus pada masalah, yaitu dengan mencari sumber penyelesaian masalah melalui seeking informational support, confrontive coping, planful problem solving dan koping berfokus pada emosi, yaitu mengontrol respon emosional terhadap situasi yang menimbulkan masalah melalui seeking social emotional support, distancing, escape avoidance, self control, accepting responcibility dan, positive reappraisal (Safaria & Saputra, 009). Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran stressor dan koping mahasiswa pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. METODE Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif eksploratif yang bertujuan untuk mengetahui secara luas stressor dan koping mahasiswa pembelajaran KBK Fakultas Keperawatan Universitas Sumetera Utara. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan USU tahun ajaran 0 dan 011, yaitu sebanyak 64 orang yang terbagi atas 4 kelas berdasarkan jalur masuk, yaitu jalur PMP, UMB, SNMPTN, dan Mandiri. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan stratified random sampling dengan proporsi sampel yang diambil adalah 5% dari tiap kelas yang ada di populasi, sehingga sampel yang didapat sebanyak 66 orang. Analisa data yang digunakan adalah metode statistik deskriptif dengan hasil disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan untuk data demografi dan stressor mahasiswa, begitu juga pengolahan data hasil wawancara terstruktur mengenai koping mahasiswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakteristik Demografi Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Berdasarkan Karakteristik Responden Karakteristik f % Usia 17 tahun 18 tahun 19 tahun 0 tahun 1 tahun Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Angkatan Agama Tempat Tinggal Jalur Masuk PTN Islam Katolik Protestan Rumah Orangtua Rumah kost Rumah saudara PMP SNMPTN UMB MANDIRI ,0 7,3 45,5,7 1,5 13,6 86,4 48,5 51,5 40,9 3,0 56,1 3,9 69,7,6 15, 50,0 4, 13,6 7

3 Mayoritas mahasiswa yang menjadi responden berusia 19 tahun (45,5%), berjenis kelamin perempuan (86,4%), beragama Kristen Protestan (56,1%) dan mayoritas mahasiswa tinggal di rumah kost (69,7%). Stressor Mahasiswa KBK Tabel. Stressor Mahasiswa Pembelajaran KBK Fakultas Keperawatan USU Stressor f % Mempersiapkan ujian 50 15, Jadwal kuliah yang padat 47 14, Kelas yang terlalu penuh 41 1,4 Ujian skill lab 35,6 Ujian tertulis 6,7 Waktu kosong yang terlalu sedikit 0 6,1 Kelas yang ribut 17 5, Pengeluaran yang besar 16 4,9 Metode pengajaran dosen 14 4, Harapan orang tua yang besar 13 3,9 Khawatir terhadap masa depan 1 3,6 Ventilasi kelas yang buruk 11 3,4 Harapan diri yang besar 3,0 Berpartisipasi dalam diskusi kelas 7,1 Berbicara di kelas 3 0,9 Pertanyaan lisan dari dosen 0,6 Dosen yang perfectionist 0,6 Permasalahan dengan dosen 0,6 Persaingan dengan teman sekelas 0,6 Berdebat dengan teman sekelas 1 0,3 Pencahayaan kelas yang kurang 1 0,3 Kelas yang kotor 1 0,3 Masalah pribadi 1 0,3 Tingkah laku teman sekelas 0 0 Faktor utama yang menyebabkan stres pada mahasiswa pembelajaran KBK adalah mempersiapkan ujian (15,%), jadwal kuliah yang padat (14,%), kondisi kelas yang terlalu penuh (1,4%), ujian skill lab (,6%), dan ujian tertulis (6,7%). Dari hasil penelitian didapat bahwa stressor terkait tingkah laku teman (0%) tidak pernah dialami oleh mahasiswa. Alasan Stressor Mahasiswa KBK Mahasiswa memiliki alasan tersendiri terhadap hal-hal yang menyebabkan mereka berada dalam kondisi stres saat mengikuti pembelajaran KBK. Berikut ini adalah tabel yang menyajikan alasan sepuluh penyebab stres yang paling banyak dirasakan mahasiswa berdasarkan hasil wawancara. Tabel 3. Alasan Stressor Mahasiswa Pembelajaran KBK Fakultas Keperawatan USU Alasan Stressor f % Mempersiapkan ujian a. Materi perkuliahan 19 38,0 yang banyak b. Bahan kuliah yang belum didapat 14 8,0 c. Waktu persiapan 9 18,0 ujian yang singkat d. Waktu perkuliahan 4 8,0 yang singkat e. Khawatir menghadapi ujian 4 8,0 Jadwal kuliah yang padat a. Perkuliahan tidak 35 74,5 sesuai dengan jadwal b. Perkuliahan dari 9 19,1 pagi sampai sore c. Tidak bisa mengikuti 3 6,4 kegiatan di luar perkuliahan Kelas yang terlalu penuh a. Terlalu banyak 39 95,1 mahasiswa b. Ruangan kelas ribut 4,9 Ujian skill lab a. Berhadapan dengan dosen 0 57,1 b. Prosedur harus 8,6 dihapal dan dilakukan dalam 8

4 waktu singkat c. Perbedaan penilaian saat belajar dan ujian d. Takut gagal 3 5,7 8,6 Alasan Stressor f % Ujian tertulis a. Soal yang banyak, tidak terprediksi, dan jawabannya menjebak 1 54,6 b. Kesulitan untuk 3 13,6 menghapal c. Bahan ujian 9,1 terlambat didapat d. Waktu ujian singkat dan khawatir gagal ujian 5,7 Waktu kosong yang sedikit a. Perkuliahan 15 75,0 berlangsung setiap hari b. Kegiatan di luar 3 15,0 kampus tidak dapat terjadwal dengan baik c. Jadwal kuliah,0 berganti-ganti Kelas yang ribut a. Suasana kelas ribut sekali sehingga tidak konsentrasi belajar b. Suara dosen ketika ,6 17,6 mengajar tidak kedegaran c. Banyak perempuan Pengeluaran yang besar a. Pembelian buku BRP b. Untuk membeli makanan di kampus c. Fotokopi bahan perkuliahan dan membeli buku d. Membeli peralatan skill lab Metode pengajaran dosen (metode ceramah) a. Membosankan karena hanya membaca slide b. Slide berbahasa Inggris dan kurang ,8 6,5 1,5 18,7 6,3 71,4 8,6 menarik Alasan Stressor f % Harapan orang tua yang besar a. Anak mendapat IP 11 84,6 tinggi dan sukses setelah tamat b. Khawatir tidak dapat membahagiakan orang tua 15,4 Mayoritas alasan mahasiswa yang mengalami stres saat menghadapi ujian adalah karena materi perkuliahan yang banyak 38%, sedangkan alasan utama stressor terkait jadwal kuliah yang padat adalah karena perkuliahan yang tidak berlangsung sesuai dengan jadwal 74,5%. Koping Mahasiswa KBK Berikut ini adalah tabel yang menyajikan koping mahasiswa saat menghadapi stressor selama mengikuti perkuliahan KBK yang didapat melalui hasil wawancara. Tabel 4. Koping Mahasiswa Pembelajaran KBK Fakultas Keperawatan USU Koping f % Mendengarkan musik 15,1 Tidur 7,6 Jalan-jalan 7,6 Menenangkan diri 6 9,0 Makan 5 7,5 Bermain bersama teman 4 6,1 Belajar 4 6,1 Bercerita dengan teman 4 6,1 Menyendiri 3 4,5 Menjalanani saja 3 4,5 Olahraga 3,1 Membaca buku cerita 3,1 Mencari referensi 3,1 pelajaran Berdoa 3,1 Menyanyi 1 1,5 Menghayal 1 1,5 Tidak memperdulikan masalah 1 1,5 9

5 Berpikir positif 1 1,5 Berdiskusi dengan dosen 1 1,5 Mayoritas koping yang digunakan oleh mahasiswa KBK adalah dengan mendengarkan musik 15,1%. Keefektifan Koping Mahasiswa Tabel 5. Keefektifan Fungsi Koping Mahasiswa Pembelajaran KBK Fakultas Keperawatan USU Keefektifan koping F % Stres teratasi 43 65, Stres berkurang 3 34,8 Stres tidak teratasi 0 0 Mayoritas mahasiswa mengatakan koping yang digunakan dapat mengatasi stres yang mereka alami saat perkuliahan. Pembahasan Stressor Mahasiswa Pembelajaran KBK Fakultas Keperawatan USU Hasil penelitian menunjukkan bahwa stressor utama yang dialami oleh mahasiswa pembelajaran KBK Fakultas Keperawatan USU adalah mempersiapkan ujian blok (15,%). Penyebab utamanya dikarenakan materi perkuliahan yang banyak. Hal ini sesuai dengan pendapat Sestia (011) yang mengatakan para siswa mengalami stres akademik pada tiap semester dengan sumber stres yang tinggi akibat dari belajar sebelum ujian dan dari begitu banyak materi yang harus dikuasai dalam waktu singkat. Stressor kedua adalah terkait jadwal perkuliahan yang padat (14,%) karena banyaknya jam ganti perkuliahan menjelang ujian, sehingga menyebabkan jadwal perkuliahan mahasiswa menjadi padat dan berantakan. Calaguas (011) dalam penelitiannya menemukan bahwa stressor terkait jadwal perkuliahan merupakan salah satu dari lima penyebab stres yang sering dialami mahasiswa. Stressor terkait kelas yang terlalu penuh (1,4%) dikarenakan jumlah mahasiswa yang banyak dalam satu kelas sehingga membuat kelas tidak kondusif saat mengikuti pelajaran. Salah satu unsur yang mempengaruhi iklim kelas yang efektif adalah lingkungan fisik kelas. Kelas harus diatur sedemikian rupa sehingga individu-individu yang ada di kelas dapat saling melihat saat aktivitas belajar terjadi dan tempat duduk harus diatur untuk meningkatkan perhatian saat aktivitas belajar berlangsung. Stressor terkait mengikuti ujian skill lab (,6%) pada mahasiswa KBK, karena pada ujian skill lab mahasiswa harus melakukan prosedur tindakan di hadapan dosen penguji seorang diri. Hal ini menimbulkan ketegangan sendiri bagi mahasiswa saat mengikuti ujian tersebut, ditambah lagi ekspresi wajah dosen penguji yang tegang membuat mahasiswa yang mengikuti ujian menjadi tegang juga. Calaguas (011) dalam penelitiannya menemukan, stressor terkait mata pelajaran yang dialami mahasiswa juga disebabkan kekhawatiran untuk melewati ujian praktikum. Stressor mengikuti ujian tertulis (6,7%) atau saat menghadapi ujian multy disciplinary examination (MDE) disebabkan banyaknya jumlah soal yang diujikan, soal yang tidak dapat diprediksi, kesulitan dalam menghapal materi kuliah yang banyak, rasa takut menghadapi ujian, materi kuliah yang terlambat didapat, waktu ujian yang singkat, dan ujian yang setiap blok diadakan membuat mahasiswa mengalami stres. Menurut Wulandari (0), dalam situasi ujian, banyak mahasiswa yang menjadi lupa akan apa yang telah dipelajari sebelumnya. Hal ini dikarenakan adanya ketegangan dalam menghadapi ujian, sehingga mahasiswa menjadi lupa. Ketegangan ini muncul karena adanya situasi yang mengancam yang mengakibatkan mahasiswa menjadi cemas serta takut gagal dalam ujian. Stressor mahasiswa adalah terkait waktu kosong yang sedikit (6,1%). Mahasiswa mengeluhkan perkuliahan yang berlangsung setiap hari bahkan adanya perkuliahan pada hari Sabtu membuat mahasiswa kurang memiliki waktu untuk berekreasi dan mengikuti kegiatan organisasi di luar kampus.

6 Stressor ini berkaitan dengan stressor jadwal kuliah yang padat,. Stressor kondisi kelas yang ribut (5,%) juga berkaitan dengan jumlah mahasiswa yang banyak dalam satu ruangan kelas, sehingga suasana kelas ribut. Pengeluaran yang besar (4,9%) dikeluhkan sebagai stressor yang sering sekali dialami mahasiswa dengan sistem pembelajaran KBK. Hal ini terkait dengan pembelian buku rancangan pembelajaran (BRP) yang dirasakan mahasiswa kurang bermanfaat dan harganya mahal. Mahasiswa mengatakan bahwa ada dosen yang memberikan jadwal perkuliahan kepada mereka saat memperkenalkan blok baru, sehingga mahasiswa merasa buku BRP jadi kurang bermanfaat. Stressor karena metode pembelajaran (4,%) khususnya metode ceramah saat perkuliahan dikeluhkan sebagai metode pembelajaran yang membosankan yang mahasiswa ikuti, karena dosen biasanya hanya mengatakan apa yang tertera di slide presentasi tanpa ada penjelasan yang lebih lagi. Hasil wawancara menyatakan adanya dosen yang kurang membangun interaksi dengan mahasiswa membuat mahasiswa yang duduk di belakang kurang mendapat perhatian dari dosen dan akhirnya melakukan hal lain yang seperti ribut maupun tidur di kelas. Stressor terkait harapan orang tua (3,9%) disebabkan oleh tuntutan orang tua terhadap keberhasilan masa depan anaknya, anaknya mendapatkan nilai indeks prestasi (IP) yang tinggi, dan juga rasa takut mahasiswa tidak dapat memenuhi harapan orang tua. Koping Mahasiswa Pembelajaran KBK Fakultas Keperawatan USU Koping mahasiswa dalam menghadapi keadaan stres selama mengikuti perkuliahan KBK adalah mendengarkan musik, tidur dan jalanjalan. Koping yang dipilih mahasiswa termasuk ke dalam koping yang berfokus pada emosi, yaitu escape avoidance (Safaria & Saputra, 009). Koping yang dipilih merupakan tindakan menghindar dari situasi yang tidak menyenangkan dimana individu melakukan fantasi andaikan permasalahannya pergi dan mencoba untuk tidak memikirkan tentang masalah dengan menyibukkan diri dengan kegiatan lain, seperti, mendengarkan musik, tidur, bepergian bersama teman, makan, bermain bersama teman, olahraga, membaca buku cerita, menulis cerita, menyanyi, dan mengkhayal. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa selain memilih menggunakan koping escape avoidance, mahasiswa memilih koping self control dan planful problem solving untuk mengatasi stres dalam perkuliahan. Koping self control yang dilakukan mahasiswa adalah menenangkan diri dengan cara menyendiri dan tidak menanggapi masalah yang dihadapi. Sedangkan koping yang dilakukan mahasiswa dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi melalui planful problem solving adalah dengan cara fokus belajar dan mencari referensi materi perkuliahan dari internet. Berdasarkan hasil wawancara, didapatkan hasil bahwa 53 mahasiswa (65,%) menyatakan fungsi koping yang dilakukan dapat mengatasi stress yang dialami, sedangkan 3 mahasiswa (34,8%) lainnya mengatakan mekanisme koping yang dimiliki hanya mampu mengurangi stres mereka. Brannon & Feist (009) mengatakan koping yang berpusat pada emosi dapat menjadi efektif dalam beberapa situasi, yaitu dalam keadaan stres yang tidak dapat dihindarkan dan usaha untuk mencari jalan keluar untuk membuat perasaan nyaman merupakan pilihan yang tepat. Namun Safaria & Saputra (009) mengatakan bahwa koping yang berfokus pada emosi tidak mampu mengubah kondisi yang stressful dan Plotnik & Kouyoumdjian (0) mengatakan, cara mengatasi stres adalah dengan mengubah perilaku dan menekankan pada tindakan penyelesaian masalah. Oleh karena itu, penulis berasumsi bahwa koping yang dipilih oleh mahasiswa tidak mampu 11

7 mengatasi masalahnya dan diperlukan tindakan penyelesaian masalah untuk menghasilkan mekanisme koping yang adaptif. SIMPULAN DAN SARAN Semua faktor tersebut dapat menyebabkan stres pada mahasiswa keperawatan yang nantinya dapat berdampak pada jalannya proses pendidikan. Oleh sebab itu mahasiswa perlu memilih koping yang tepat untuk menanggulangi stres. Dari hasil penelitian, koping yang paling banyak dipilih oleh mahasiswa adalah escape avoidance. Tindakan yang dipilih adalah mendengarkan musik, tidur, dan jalanjalan. Saran penelitian ini adalah instansi pendidikan keperawatan perlu mengadakan unit konseling untuk membantu mahasiswa yang bermasalah dalam pendidikan. Cerdas Bagaimana Mengelola Emosi Positif dalam Hidup Anda. Jakarta: bumi Aksara Sarafino, E. P. (006). Health psychology biopsychososial interaction. (5 th Edition). USA: John Wiley&Sons, Inc Sestia, N, L. (011). Hubungan antara Persepsi Terhadap Iklim Kelas dengan Stres Akademik pada siswa Kelas 1 di Kelas Internasional SMPN 1 Medan. Diunduh Januari 01 Wade, C. & Travis, C. (008). Psikologi. Jakarta: Erlangga Wulandari, L. H. (011). Gambaran Stres Di Bidang Akademik Pada Pelajar Sindrom Hurried Child Di Sekolah Chandra Kusuma. Diunduh 4 April 01 dari DAFTAR PUSTAKA Brannon, L. & Feist, J. (009). Health Psychology: An Introduction to Behavior and Health. Diunduh 7 Agustus 01 dari Calaguas, G, M. (011). College Academic Stress: Difference along Gender Lines. Diunduh 7 Februari 01 dari Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. (008). Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi. Diunduh 7 Oktober 011 dari Fathi, A., Nurhidayah, R.E., & Arruum, D. (011). Persepsi Mahasiswa tentang Metode Pembelajaran KBK. Tidak dipublikasikan, Universitas Sumatera Utara Plotnik, R. & Kouyoumdjian, H. (0). Introduction to Psychology. (9 th Edition). Diunduh 7 Agustus 01 dari Safaria, T. & Saputra, N. (009). Manajemen Emosi: Sebuah Panduan 1

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 3 Lembar Persetujuan menjadi Responden Oleh: Yemima Dayfiventy Saya mahasiswa Fakultas Keperawatan, Medan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Gambaran Stresor dan Koping Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tinggi. Perkembangan masyarakat dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tinggi. Perkembangan masyarakat dengan kemajuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam zaman pembangunan di Indonesia dan globalisasi dunia seperti sekarang ini, tatkala persaingan semakin ketat, semakin dibutuhkan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menjadi tidak teratur atau terasa lebih menyakitkan. kebutuhan untuk menjadi orang tua dan menolak gaya hidup childfree dan juga

BAB V PENUTUP. menjadi tidak teratur atau terasa lebih menyakitkan. kebutuhan untuk menjadi orang tua dan menolak gaya hidup childfree dan juga BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya seluruh subjek mengalami stres. Reaksi stres yang muncul pada subjek penelitian antara lain berupa reaksi

Lebih terperinci

Gambaran Stressor dan Koping Mahasiswa Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Gambaran Stressor dan Koping Mahasiswa Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Gambaran Stressor dan Koping Mahasiswa Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Keperawatan SKRIPSI Yemima Dayfiventy 081101022 Fakultas Keperawatan 2012 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sudah menjadi kodrat alam bahwa dengan bertambahnya usia, setiap wanita dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi dalam beberapa fase,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terbebas dari

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terbebas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Negara Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terbebas dari penjajahan. Walaupun terbebas dari penjajahan, seluruh warga negara Indonesia harus tetap

Lebih terperinci

STRATEGI KOPING PADA LANSIA YANG DITINGGAL MATI PASANGAN HIDUPNYA NASKAH PUBLIKASI

STRATEGI KOPING PADA LANSIA YANG DITINGGAL MATI PASANGAN HIDUPNYA NASKAH PUBLIKASI STRATEGI KOPING PADA LANSIA YANG DITINGGAL MATI PASANGAN HIDUPNYA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap individu memiliki harapan untuk bahagia dalam kehidupan perkawinannya. Karena tujuan perkawinan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Slameto (2003) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Slameto (2003) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Belajar merupakan suatu proses kegiatan untuk memperoleh perubahan dengan tujuan, dimana setiap manusia memiliki cara yang berbeda. Kesulitan belajar yang dihadapi mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan. Masalah tersebut dapat berupa hambatan dari luar individu maupun

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan. Masalah tersebut dapat berupa hambatan dari luar individu maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Individu memiliki berbagai macam masalah didalam hidupnya, masalah dalam diri individu hadir bila apa yang telah manusia usahakan jauh atau tidak sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Rangkuman Hasil Penelitian Ketiga subjek merupakan pasangan yang menikah remaja. Subjek 1 menikah pada usia 19 tahun dan 18 tahun. Subjek 2 dan 3 menikah di usia 21 tahun dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap pasangan. Saling setia dan tidak terpisahkan merupakan salah satu syarat agar tercipta keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Coping Mechanism adalah tingkah laku atau tindakan penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN. Coping Mechanism adalah tingkah laku atau tindakan penanggulangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Coping Mechanism adalah tingkah laku atau tindakan penanggulangan sembarang perbuatan, dimana individu melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN C. Hasil Penelitian 3. Uji Asumsi Sebelum melakukan uji hipotesis penelitian ini, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi menyangkut normalitas dan homogenitas. Uji normalitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu lembaga yang memberikan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu lembaga yang memberikan pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan suatu lembaga yang memberikan pelayanan kesehatan dengan usaha menyeluruh, yaitu usaha promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Data Penunjang dan Kuesioner Strategi Penanggulangan Stres. Kuesioner Strategi Penanggulangan Stres

Lampiran 1 : Data Penunjang dan Kuesioner Strategi Penanggulangan Stres. Kuesioner Strategi Penanggulangan Stres LAMPIRAN Lampiran 1 : Data Penunjang dan Kuesioner Strategi Penanggulangan Stres Kuesioner Strategi Penanggulangan Stres Petunjuk pengisian : Kuesioner ini terdiri dari 80 pernyataan mengenai cara Anda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stres merupakan kata yang sering muncul dalam pembicaraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Stres merupakan kata yang sering muncul dalam pembicaraan masyarakat BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Masalah Stres merupakan kata yang sering muncul dalam pembicaraan masyarakat umum akhir-akhir ini. Stres dapat diartikan sebagai perasaan tidak dapat mengatasi masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang didirikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang didirikan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang didirikan untuk memproduksi barang atau jasa, serta mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai. Tujuan-tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melakukan. pembangunan pada berbagai bidang. Dalam melaksanakan pembangunan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melakukan. pembangunan pada berbagai bidang. Dalam melaksanakan pembangunan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melakukan pembangunan pada berbagai bidang. Dalam melaksanakan pembangunan dan menjaga kelangsungan kehidupan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Strategi Coping. ataupun mengatasi Sarafino (Muta adin, 2002). Perilaku coping merupakan suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Strategi Coping. ataupun mengatasi Sarafino (Muta adin, 2002). Perilaku coping merupakan suatu 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Strategi Coping 1. Pengertian Strategi Coping Coping berasal dari kata cope yang dapat diartikan menghadang, melawan ataupun mengatasi Sarafino (Muta adin, 2002). Perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kebahagiaan seperti misalnya dalam keluarga tersebut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kebahagiaan seperti misalnya dalam keluarga tersebut terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga bahagia merupakan dambaan bagi semua keluarga. Untuk menjadi keluarga bahagia salah satu syaratnya adalah keharmonisan keluarga. Keharmonisan keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang mampu menjadi jembatan menuju kemajuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang mampu menjadi jembatan menuju kemajuan, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dipandang mampu menjadi jembatan menuju kemajuan, dan setiap anak di dunia ini berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Tidak hanya anak normal saja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa-masa yang amat penting dalam kehidupan seseorang khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. masa-masa yang amat penting dalam kehidupan seseorang khususnya dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia akan mengalami fase perkembangan, dimulai dari fase bayi, fase anak, fase remaja, fase dewasa dan perubahan yang signifikan dalam tahap perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak bermunculan berbagai jenis penyakit yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak bermunculan berbagai jenis penyakit yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini banyak bermunculan berbagai jenis penyakit yang tidak dapat disembuhkan, salah satu jenis penyakit tersebut adalah Diabetes Mellitus (DM). DM adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif,

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki masa pensiun merupakan salah satu peristiwa di kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki masa pensiun merupakan salah satu peristiwa di kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Memasuki masa pensiun merupakan salah satu peristiwa di kehidupan yang membutuhkan adaptasi bagi siapa saja yang akan menjalankannya. Setiap individu yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan untuk mendongkrak kualitas pendidikan. Inovasi ini dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan untuk mendongkrak kualitas pendidikan. Inovasi ini dimulai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan media dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dalam pelaksanannya terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Pemerintah dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas hidup manusia, serta merupakan sarana untuk mengangkat harkat dan martabat suatu bangsa.

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN Ika Agustina*Nur Asnah Sitohang** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stres merupakan hal yang melekat pada kehidupan. Siapa saja dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam jangka panjang pendek yang

Lebih terperinci

DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA Elisa Putri D. Siahaan*, Wardiyah Daulay** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini kita dihadapkan pada berbagai macam penyakit, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini kita dihadapkan pada berbagai macam penyakit, salah satunya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini kita dihadapkan pada berbagai macam penyakit, salah satunya penyakit Lupus. Penyakit ini merupakan sebutan umum dari suatu kelainan yang disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep koping 1.1. Pengertian mekanisme koping Koping adalah upaya yang dilakukan oleh individu untuk mengatasi situasi yang dinilai sebagai suatu tantangan, ancaman, luka, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang otomotif, setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang otomotif, setiap perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang otomotif, setiap perusahaan otomotif khususnya mobil, akan terus berusaha untuk memproduksi unit-unit mobil dengan

Lebih terperinci

PSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress

PSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress PSIKOLOGI UMUM 2 Stress & Coping Stress Pengertian Stress, Stressor & Coping Stress Istilah stress diperkenalkan oleh Selye pada tahun 1930 dalam bidang psikologi dan kedokteran. Ia mendefinisikan stress

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Pernyataan. 1. Tujuan dari kuesioner ini adalah pengambilan data untuk skripsi.

Lampiran 1. Surat Pernyataan. 1. Tujuan dari kuesioner ini adalah pengambilan data untuk skripsi. LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Pernyataan Dengan ini saya bersedia secara sukarela untuk mengisi kuesioner dengan ketentuanketentuan yang ada dibawah ini. Nama : 1. Tujuan dari kuesioner ini adalah pengambilan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam kehidupannya dan tidak seorang pun dapat terhindar dari

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam kehidupannya dan tidak seorang pun dapat terhindar dari BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Stres 1.1 Pengertian Stres Akademik Stres merupakan suatu fenomena yang pernah atau akan dialami oleh seseorang dalam kehidupannya dan tidak seorang pun dapat terhindar dari padanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode

BAB I PENDAHULUAN. dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah seseorang yang berada pada usia perkembangan dari masa remaja akhir sampai dewasa awal (dewasa madya), yang dimulai dari usia 18 sampai 25

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas unggulan di Universitas

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas unggulan di Universitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas unggulan di Universitas X. Hal ini terlihat dari jumlah pendaftar yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah salah satu bagian dari civitas akademika pada perguruan tinggi yang merupakan calon pemimpin bangsa di masa yang akan datang. Untuk itu diharapkan

Lebih terperinci

Kesehatan Mental. Mengatasi Stress / Coping Stress. Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Kesehatan Mental. Mengatasi Stress / Coping Stress. Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Modul ke: Kesehatan Mental Mengatasi Stress / Coping Stress Fakultas Psikologi Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Coping Stress Coping Proses untuk menata tuntutan

Lebih terperinci

GAMBARAN COPING STRESS PADA WANITA MADYA DALAM MENGHADAPI PRAMENOPAUSE SKRIPSI HILMAYANI NASUTION

GAMBARAN COPING STRESS PADA WANITA MADYA DALAM MENGHADAPI PRAMENOPAUSE SKRIPSI HILMAYANI NASUTION GAMBARAN COPING STRESS PADA WANITA MADYA DALAM MENGHADAPI PRAMENOPAUSE SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh: HILMAYANI NASUTION 041301009 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Wilayah Penelitian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang terletak di Jl. Ringroad

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER FAKTOR-FAKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA. No. Pernyataan SS S N TS STS

LAMPIRAN 1 KUESIONER FAKTOR-FAKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA. No. Pernyataan SS S N TS STS LAMPIRAN 1 KUESIONER FAKTOR-FAKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA No. Pernyataan SS S N TS STS 1 2 Saya tidak mendaftar sidang skripsi pada periode ini karena merasa belum siap. Saya tersinggung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat berfungsi secara normal. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat berfungsi secara normal. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap orang. Setiap orang memerlukan kebutuhan istirahat dan tidur yang cukup agar tubuh dapat berfungsi secara

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 58 BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian coping stress pada wanita yang mengalami nyeri menstruasi

Lebih terperinci

POLA ASUH ORANG TUA DAN PERKEMBANGAN SOSIALISASI REMAJA DI SMA NEGERI 15 MEDAN

POLA ASUH ORANG TUA DAN PERKEMBANGAN SOSIALISASI REMAJA DI SMA NEGERI 15 MEDAN POLA ASUH ORANG TUA DAN PERKEMBANGAN SOSIALISASI REMAJA DI SMA NEGERI 15 MEDAN Dewi Sartika Panjaitan*, Wardiyah Daulay** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan **Dosen Departemen Keperawatan Jiwa dan Komunitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di tingkat perguruan tinggi, baik di universitas, institut

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di tingkat perguruan tinggi, baik di universitas, institut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa merupakan orang yang sedang dalam proses pembelajaran di tingkat perguruan tinggi, baik di universitas, institut maupun akademi. Mahasiswa adalah generasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Begitu pula dengan mahasiswa yang baru menjalani proses pembelajaran

Lebih terperinci

Mahasiswa S-1 Prodi Keperawatan, STIKes CHMK, Kupang Jurusan DIII Keperawatan, Poltekes Kemenkes Kupang, Kupang c

Mahasiswa S-1 Prodi Keperawatan, STIKes CHMK, Kupang Jurusan DIII Keperawatan, Poltekes Kemenkes Kupang, Kupang c HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III (RUANG CEMPAKA DAN KELIMUTU) RSUD PROF. Dr. W. Z. JOHANNES KUPANG Yolanda B. Pamaa,c*, Elisabeth Herwantib, Maria

Lebih terperinci

PEMANFAATAN FASILITAS INTERNET PADA MAHASISWA DI FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PEMANFAATAN FASILITAS INTERNET PADA MAHASISWA DI FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PEMANFAATAN FASILITAS INTERNET PADA MAHASISWA DI FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Ririn Sartika Dewi*, Rika Endah Nurhidayah** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan **Dosen Departemen Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa karakteristik anak autis, yaitu selektif berlebihan

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa karakteristik anak autis, yaitu selektif berlebihan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak adalah dambaan dalam setiap keluarga dan setiap orang tua pasti memiliki keinginan untuk mempunyai anak yang sempurna, tanpa cacat. Bagi ibu yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu di dunia ini melewati fase-fase perkembangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu di dunia ini melewati fase-fase perkembangan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu di dunia ini melewati fase-fase perkembangan dalam hidupnya. Secara kronologis, individu yang memasuki masa remaja awal berada pada rentang usia

Lebih terperinci

PENGARUH RATIONAL-EMOTIVE BEHAVIORAL THERAPY TERHADAP PENINGKATAN STRATEGI COPING MENGATASI KECEMASAN MENGHADAPI PERKULIAHAN

PENGARUH RATIONAL-EMOTIVE BEHAVIORAL THERAPY TERHADAP PENINGKATAN STRATEGI COPING MENGATASI KECEMASAN MENGHADAPI PERKULIAHAN 14 Pengaruh Rational-emotive Behavioral Therapy Terhadap Peningkatan Strategi Coping Mengatasi... PENGARUH RATIONAL-EMOTIVE BEHAVIORAL THERAPY TERHADAP PENINGKATAN STRATEGI COPING MENGATASI KECEMASAN MENGHADAPI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tanggung jawab dan peranan di universitas. Stres yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tanggung jawab dan peranan di universitas. Stres yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses pikiran, dan kondisi fisik seseorang. Stres yang terlalu berat dapat mengancam kemampuan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, kedaulatan Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, kedaulatan Negara Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, kedaulatan Negara Republik Indonesia seringkali mendapat ancaman baik dari luar maupun dari dalam seperti adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menjalani peran sebagai penuntut ilmu, mahasiswa pada umumnya selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menjalani peran sebagai penuntut ilmu, mahasiswa pada umumnya selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjalani peran sebagai penuntut ilmu, mahasiswa pada umumnya selalu dihadapkan pada pemikiran-pemikiran tentang seberapa besar pencapaian yang akan diraih selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai seorang ibu. Wanita sebagai Ibu adalah salah satu dari kedudukan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai seorang ibu. Wanita sebagai Ibu adalah salah satu dari kedudukan sosial yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seorang wanita dalam kehidupan berkeluarga memiliki peran sebagai seorang istri dan sebagai seorang ibu. Wanita sebagai Ibu adalah salah satu dari kedudukan

Lebih terperinci

Kesehatan Mental. Mengatasi Stress/Coping Stress MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 10

Kesehatan Mental. Mengatasi Stress/Coping Stress MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 10 MODUL PERKULIAHAN Kesehatan Mental Mengatasi Stress/Coping Stress Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 10 MK61112 Aulia Kirana, M.Psi., Psikolog Abstract Dalam perkuliahan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN TERHADAP PENYAKIT DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA BANDUNG CANCER SOCIETY RIO HATTU ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN TERHADAP PENYAKIT DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA BANDUNG CANCER SOCIETY RIO HATTU ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN TERHADAP PENYAKIT DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA BANDUNG CANCER SOCIETY RIO HATTU ABSTRAK Penelitian mengenai kanker payudara menunjukkan bahwa penerimaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. institut, atau universitas. Universitas seharusnya memuat kurikulum standar

BAB 1 PENDAHULUAN. institut, atau universitas. Universitas seharusnya memuat kurikulum standar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perguruan tinggi menyelenggarakan pendidikan tinggi dan penelitian serta pengabdian kepada masyarakat. Pendidikan tinggi merupakan kegiatan dalam upaya menghasilkan

Lebih terperinci

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Christine Handayani Siburian*, Sri Eka Wahyuni** * Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen Departemen Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada pembangunan di sektor ekonomi. Agar dapat bersaing antar bangsa, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pada pembangunan di sektor ekonomi. Agar dapat bersaing antar bangsa, Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia industri di Indonesia kini tumbuh dan berkembang dengan pesatnya, seiring dengan rencana pembangunan pemerintah yang saat ini lebih menitikberatkan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan kaum akademisi yang menempati strata paling

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan kaum akademisi yang menempati strata paling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan kaum akademisi yang menempati strata paling tinggi dalam dunia pendidikan di Indonesia bahkan di dunia. Maka, tidak heran ketika mahasiswa

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN. Analisa Faktor-faktor yang mempengaruhi Kegiatan Ekstrakurikuler

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN. Analisa Faktor-faktor yang mempengaruhi Kegiatan Ekstrakurikuler LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Analisa Faktor-faktor yang mempengaruhi Kegiatan Ekstrakurikuler Mahasiswa di Fakultas Keperawatan USU Oleh : Dwi Rahmadani Saya adalah mahasiswa Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia dalam kehidupannya bisa menghadapi masalah berupa tantangan, tuntutan dan tekanan dari lingkungan sekitar. Setiap tahap perkembangan dalam rentang kehidupan

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD) INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD) A. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama/inisial : 2. Umur : 3. Riwayat Pendidikan : 4. Pekerjaan : 5. Alamat : B. PEDOMAN OBSERVASI 1. Kesan umum, gambaran fisik dan penilaian kondisi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. kelompok berdasarkan atribut khas seperti ras, kesukubangsaan, agama, atau

BAB V PEMBAHASAN. kelompok berdasarkan atribut khas seperti ras, kesukubangsaan, agama, atau BAB V PEMBAHASAN A. Bentuk - bentuk Diskriminasi yang Dialami Penghayat Kapribaden di Dusun Kalianyar Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan yang tidak adil dan tidak seimbang yang dilakukan untuk membedakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang diselenggarakan di dalamnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran dengan sistem integrasi berbagai multidisiplin ilmu dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran dengan sistem integrasi berbagai multidisiplin ilmu dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Problem Based Learning (PBL) telah populer di pendidikan kedokteran dengan sistem integrasi berbagai multidisiplin ilmu dalam sebuah kasus (Barral dan Buck, 2013). Problem

Lebih terperinci

BAB I. Indonesia terdiri dari beberapa pulau yang tersebar begitu luas dimana

BAB I. Indonesia terdiri dari beberapa pulau yang tersebar begitu luas dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari beberapa pulau yang tersebar begitu luas dimana pada setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda. Belakangan ini tak jarang dari beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang ditandai dengan berbagai problematika, seperti perubahan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang ditandai dengan berbagai problematika, seperti perubahan kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa usia lanjut merupakan periode terakhir dalam perkembangan kehidupan manusia yang ditandai dengan berbagai problematika, seperti perubahan kondisi fisik,

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI PSIKOLOGI. Issue/Revisi : A0 Tanggal : 27 November Mata Kuliah :Pengantar Psikologi Kode MK :PSY 105

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI PSIKOLOGI. Issue/Revisi : A0 Tanggal : 27 November Mata Kuliah :Pengantar Psikologi Kode MK :PSY 105 PROGRAM STUDI KOLOGI Issue/Revisi : A0 Tanggal : 27 November 2017 Mata Kuliah :Pengantar Psikologi Kode MK :PSY 105 Rumpun MK :Mata KuliahWajib Semester :1 Dosen Pengampu : Yulius Fransisco Angkawijaya

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh : AFIFAH MIFTACHUL JANNAH F100110087 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 HUBUNGAN

Lebih terperinci

: Strategi Koping, Siswa kelas XII, Ujian Nasional

: Strategi Koping, Siswa kelas XII, Ujian Nasional GAMBARAN STRATEGI KOPING SISWA KELAS XII SMAN JATINANGOR YANG AKAN MENGHADAPI UJIAN NASIONAL 2012 Natalia Chandra Wijayanti 1, Nita Fitria 1, Imas Rafiyah 1 1 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. (Djarwanto, 1990)

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. (Djarwanto, 1990) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Skripsi bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu menulis skripsi dianggap

Lebih terperinci

SOFT SKILLS MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN 2012

SOFT SKILLS MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN 2012 SOFT SKILLS MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN 2012 SKRIPSI OLEH LUKAS SRI WIDODO 111121093 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan penilaian pada aspek pengetahuan (Khalidatunnur dkk, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan penilaian pada aspek pengetahuan (Khalidatunnur dkk, 2008). BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Objective Structured Clinical Examination (OSCE) dan Multiple Choice Question (MCQ) merupakan bentuk ujian pada mahasiswa kedokteran untuk menilai hasil belajar yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Dari hasil analisa utama bab 4 dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial teman

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Dari hasil analisa utama bab 4 dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial teman BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisa utama bab 4 dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial teman sebaya berpengaruh terhadap kecemasan dalam menghadapi Ujian Nasional pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY). Hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era pasar bebas banyak tantangan dan persaingan harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era pasar bebas banyak tantangan dan persaingan harus dihadapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki era pasar bebas banyak tantangan dan persaingan harus dihadapi oleh dunia bisnis yang semakin kompleks. Ditandai dengan adanya perubahan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga kesehatan yang sangat vital dan secara terus-menerus selama 24 jam berinteraksi dan berhubungan

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN Efitri Novalina Siboro*, Iwan Rusdi ** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU ** Dosen Departemen Keperawatan Jiwa dan Komunitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas IV SD Negeri 1 Dologan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa adalah salah satu bagian dari civitas akademika pada perguruan tinggi yang merupakan calon pemimpin bangsa dimasa yang akan datang. Untuk itu diharapkan mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Masyarakat semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Masyarakat semakin berkembang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam zaman pembangunan di Indonesia dan globalisasi dunia yang menuntut kinerja yang tinggi dan persaingan semakin ketat, semakin dibutuhkan sumber daya

Lebih terperinci

L1. Aktivis Gereja. Universitas Kristen Maranatha

L1. Aktivis Gereja. Universitas Kristen Maranatha L1. Aktivis Gereja Pengertian Aktivis Gereja Yang dimaksud aktivis gereja adalah jemaat aktif dan memiliki kehidupan kristiani yang baik (baik yang sudah anggota/terdaftar dalam gereja lokal maupun simpatisan),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sehari-hari manusia. Nevid (2005) berpendapat bahwa kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sehari-hari manusia. Nevid (2005) berpendapat bahwa kecemasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemasan adalah reaksi normal terhadap stressor yang membantu seorang individu untuk menghadapi situasi yang menuntut motivasi untuk mengatasinya, tetapi ketika

Lebih terperinci

GAMBARAN COPING STRESS MAHASISWA BK DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

GAMBARAN COPING STRESS MAHASISWA BK DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 13 GAMBARAN COPING STRESS MAHASISWA BK DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Anies Andriyati Devi 1 Dra.Retty Filiani 2 Dra.Wirda Hanim, M.Psi 3 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang merupakan perguruan tinggi swasta yang mempunyai berbagai fakultas,

Lebih terperinci

MEKANISME KOPING PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DOWN SYNDROME DI SDLB NEGERI LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG

MEKANISME KOPING PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DOWN SYNDROME DI SDLB NEGERI LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG MEKANISME KOPING PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DOWN SYNDROME DI SDLB NEGERI 107708 LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG Dewi Permata Suri*,Wardiyah Daulay** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan **Dosen Departemen

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stres menjadi fenomena psikologis yang dihadapi oleh mahasiswa

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stres menjadi fenomena psikologis yang dihadapi oleh mahasiswa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stres menjadi fenomena psikologis yang dihadapi oleh mahasiswa kedokteran setiap harinya (Reang & Bhattacharjya, 2012). Penelitian yang dilakukan pada sebuah perguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi akademik merupakan kajian yang menarik dalam berbagai penelitian pendidikan. Prestasi akademik merupakan salah satu indikator keberhasilan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tahun angka kejadian insomnia terus meningkat, diperkirakan sekitar 20% sampai 50% orang dewasa melaporkan adanya gangguan tidur atau insomnia, dan sekitar 17%

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang untuk dapat beraktivitas dengan baik. Dengan memiliki tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang untuk dapat beraktivitas dengan baik. Dengan memiliki tubuh yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan salah satu modal utama yang harus dimiliki oleh setiap orang untuk dapat beraktivitas dengan baik. Dengan memiliki tubuh yang sehat, maka

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN Judul Penelitian Peneliti : Pengaruh Tingkat Stres terhadap Gambaran Siklus Menstruasi pada Mahasiswi SI Keperawatan Reguler Jalur A : Heppy Debora Banjarnahor NIM : 091101043

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin maju menuntut masyarakat untuk semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah satu tujuan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kampus UIN Maulana Malik Ibrahim (MMI) Malang sebagai kampus. berbasis Islam menerapkan beberapa kebijakan yang ditujukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kampus UIN Maulana Malik Ibrahim (MMI) Malang sebagai kampus. berbasis Islam menerapkan beberapa kebijakan yang ditujukan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kampus UIN Maulana Malik Ibrahim (MMI) Malang sebagai kampus berbasis Islam menerapkan beberapa kebijakan yang ditujukan untuk mencetak lulusan yang tidak saja

Lebih terperinci