KOMPONEN DAN ALAT UKUR LISTRIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KOMPONEN DAN ALAT UKUR LISTRIK"

Transkripsi

1 Laporan Praktikum Elektronika Dasar I KOMPONEN DAN ALAT UKUR LISTRIK NAMA : ARINI QURRATA A YUN NIM : H KELOMPOK : LIMA (V) ASISTEN : M. FAUZI M JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015

2 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan listrik bermula dari pengamatan yang dikenalkan oleh Thales dari Miletus (Tahun 600 SM). Yakni, ketika sepotong ambar yang digosok akan menarik potongan jerami kecil. Sedangkan, ilmu mengenai magnetisme berawal dari pengamatan bahwa batu-batuan yang terdapat secara alami (magnetik) akan menarik besi. Selanjutnya kedua ilmu ini berkembang secara agak terpisah sampai tahun 1820, ketika Hans Cheristian Oersted ( ) mengamati hubungan antara keduanya. Dimana arus listrik dalam sebuah kawat dapat mempengaruhi sebuah jarus kompas magnetic (Halliday, 1988). Seiring dengan perkembangannya ilmu ini semakin popular dan dipelajari serta diaplikasikan dalam berbagai alat-alat elektronika sehari-hari. Dalam ilmu ini akan dipelajari mengenai pengukuran besaran dalam elektronika berupa besaran arus, tegangan,, hambatan merupakan hal yang sangat penting dalam elektronika maka diperlukan dasar-dasar yang kuat dalam memahami hal tersebut (Arifin, 2015). Selanjutnya untuk memahami perakitan dibidang elektronika, maka diperlukan pengetahuan mengenai beberapa macam komponen-komponen yang digunakan dalam bidang ini. Pengenalan ini diperlukan agar selanjutnya dapat dipahami bagaimana suatu rangkaian listrik dapat bekerja sesuai dengan komponenkomponen yang dirakit dengan efeknya masing-masing (Zaki, 2005). Seperti yang diketahui dewasa ini industri sangatlah berkembang pesat sejalan dengan berkembangnya teknologi. Perkembangan industri ini banyak dipengaruhi oleh perkembangan ilmu dibidang elektronika (Litovski, 2004).

3 Maka tak dapat dipungkiri lagi bahwa elektronika merupakan salah satu ilmu yang perlu dipelajari dengan serius. I.2 Ruang Lingkup Pada praktikum ini diperkenalkan berbagai komponen dasar elektronika beserta fungsi dan macam-macamnya seperti dioda, resisto, kapasitor, dan induktor dan cara penggunaan catu daya. Selain itu diperkenalkan pula alat-alat yang berfungsi dalam mengukur nilai tegangan, arus, hambatan dan pembaca signal yaitu multimeter dan osiloskop. Serta dilakukan praktikum pengisian dan pengosongan kapasitor sebagai suatu komponen yang mampu menyimpan muatan listrik. I.3 Tujuan Praktikum Setelah melakukan praktikun dan membuat laporannya, maka mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut: 1. Mampu menggunakan alat-alat ukur seperti amperemeter, voltemeter, dan multimeter untuk mengukur besaran-besaran elektronik yang diperlukan. 2. Mampu menggunakan osiloskop untuk berbagai keperluan. 3. Mampu menggunakan berbagai komponen listrik. 4. Memahami dan mengerti cara mengukur pembebanan catu daya. 5. Mengukur arus RC pada pengisian dan pengosongan kapasitor.

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Komponen Listrik Komponen-komponen elektronika ini dibedakan menjadi dua macam berdasarkan dapat atau tidaknya suatu komponen untuk menghasilkan tegangan dan arus, yaitu komponen pasif dan komponen aktif. Dimana Komponen pasif merupakan komponen elektronika yang tidak dapat menghasilkan tegangan dan arus dengan sendirinya. Sedangkan, Komponen aktif adalah komponen elektronika yang dapat menghasilkan tegangan dan arus dengan sendirinya (Tooley, 2002). Dalam praktikum ini beberapa komponen elektronika yang dibahas yaitu, kapasitor, dioda, resistor, dan induktor. 1. Kapasitor Kapasitor adalah komponen elektronika yang digunakan dalam menyimpan muatan listrik. Sehingga kapasitor dapat diartikan sebagai alat atau sebagai tempat penampungan (reservior) dimana muatan listrik dapat disimpan dan diambil kembali. Kapasitor ini termasuk komponen pasif karena tidak menghasilkan arus dan tegangan listrik (Tooley,2002). Kapasitor tersusun atas dua plat metal yang dipisahkan oleh bahan dielektrik. Material dielektrik adalan isolator yang bersifat menambah kapasitansi (Adi, 2010). Bahan- bahan dielektrik yang umum digunakan ialah keramik. Jika ujungujung plat metal diberikan tegangan listrik maka muatan positif akan berkumpul pada salah satu kaki (elektroda) metal dan pada saat yang sama muatan negatif berkumpul pada ujung kaki lainnya (Zaki, 2005). Gambar II.1 Dielektrikum Kapasitor

5 Muatan positif tidak dapat mengalir ke ujung kutub negatif dan begitu pula sebaliknya, muatan negatif tidak akan dapat mengalir ke ujung kutub positif. Hal ini disebabkan diantara kedua ujung ada suatu bahan dielektrik yang nonkonduktif. Sehingga, muatan ini akan tersimpan selama tidak ada konduksi pada ke ujung kakinya. Di alam bebas, fenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya muatn positif dan negatif di awan (Zaki,2005). Gambar II.2 Prinsip Kerja Kapasitor Satuan kapasitansi dalam kapasitor adalah Farad (F). Nilai kapasitansi ini tergantung pada material dielektrik yang digunakan dalam kapasitor dan ukuran geometri dari plat yang digunakan. Dimana nilai kapasitor ini berkisar antara 1 pf hingga Diketahui bahwa 1F = 10 6 =10 9 nf = pf. Sedangkan besarnya arus pada kapasitor sebanding dengan laju perubahan tegangan, dirumuskan (Adi, 2010): Tabel II.1 Bahan dielektrik dan konstantanya Udara Vakum K = 1 Alumunium Oksida K = 8 Keramik K = Gelas K = 8 Polyethylene K = 3 Energi yang tersimpan dalam satu kapasitor berbanding lurus dengan hasil kali dari kapasitansi dengan kuadrat dari beda potensial. Maka (Toley, 2002): E=0,5CV

6 Dimana E adalah energi dalam joule, C adalah kapasitansi dalam Farad, dan V adalah beda potensial dalam volt (Tooley,2002). Rangkaian kapasitor ini selain sebagai tempat penyimpanan muatan listrik juga dapat berfungsi menghilangkan riak arus pada catu daya, sebagai peranti penunda, sebagai penapis (filter) karena dapat meneruskan arus AC dan menahan arus DC, serta dapat melakukan integrasi ataupun diferensial sinyal berulang (Adi, 2010). Kapasitor dapat dibedakan menjadi dua. Yaitu, kapasitor tetap dan kapasitor tidak tetap. Kapasitor tetap adalah kapasitor yang memiliki kapasitansi yang tetap atau tidak berubah sedangkan kapasitor tidak tetap adalah kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat berubah-ubah (Adi, 2007). a. Kapasitor tetap Kapasitor tetap ini sendiri dibedakan menjadi dua bagian yaitu kapasitor polar dan non-polar (Ahmad, 2007): a) Kapasitor Polar Gambar II.3 Kapasitor Polar Kapasitor Polar (Elektrolitik) ini merupakan kapasitor dengan bahan dielektrik berupa lapisan metal oksida. Merupakan jenis kapasitor polar dengan tanda + dan dibadannya. Pada kapastor ini terdapat kutub positif anoda dan negatif katoda dikarenakan proses pembuatannya menggunakan proses elektrolisa.. dimana telah diketahui bahwa metal seperti tantalum, alumunium, magnesiun, titanium, niobium, zirconium, dan seng (zinc) yang permukaannya dapat dioksidasi sehingga membentuk lapisan metal oksida (Zaki, 2005). Proses elektrolisa yang terjadi seperti pada proses penyepuhan emas. Dimana elektroda metal yang dicelupkan ke dalam larutan elektrolit (sodium borate) akan diberikan tegangan positif (anoda) dan larutan elektrolit akan diberikan tegangan

7 negatif (katoda). Sehingga pada larutan elektrolit oksigen yang terkandung akan terlepas dan mengoksidasi permukaan plat metal. Sebagai contohnya akan digunakan alumunium, dimana ketika alumunium ini teroksidasi akan membentuk alumunium-oksida (Al 2 O 3 ) pada permukaannya (Zaki, 2005). Gambar II.4 Proses Elektrolisa Dengan demikian berturut-turut plat metal (anoda), lapisan metal-oksida dan elektrolite (katoda) akan membentuk suatu kapasitor. Dalam hal ini lapisan metaloksidalah yang menjadi dielektrik. Dimana lapisan metal-oksida ini memiliki ketebalan yang sangat kecil (tipis) sehingga akan menghasilkan kapasitansi yang cukup besar (Zaki, 2005). b) Kapasitor Non-Polar Gambar II.5 Kapasitor Non-Polar Kapsitor ini adalah kapasitor yang dibuat dengan bahan dielektrik berupa keramik, film, dan mika kapasitor ini juga biasa disebut kapasitor Elektrostatik. Keramik dan mika adalah bahan yang paling umum digunakan dalam pembuatan kapasitor dengan kapasitansi kecil dan frekuensi tinggi dikarenkan harganya yang murah. Tersedia dalam satuan pf sampai beberapa µf. Sedangkan yang termasuk bahan dielektrik film yaitu bahan-bahan material seperti polyester (mylar), polystyrene, polyprophylene, polycarbonate, metalized paper dan lainnya. Mylar, MKM, dan MKT adalah beberapa contoh sebuttan merek dagang untuk kapasitor dengan bahan dielektrik film. Umumnya kelompok kapasitor ini adlah kapasitor non-polar (Zaki, 2005).

8 b. Kapasitor Tidak Tetap (Variabel) Kapasitor tidak tetap adalah kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat berubahubah, nilai kapasitansi pada kapasitor ini dapat dilihat dari kode yang terdapat pada fisik kapasitor. Nilai kapasitansi satu Farad menunjukkan bahwa kapasitor memiliki kemampuan untuk menyimpan satu coulomb pada tegangan satu volt. Kapasitor pada power supply menggunakan kapasitan sebesar 4700 μf. Sedang circuit pada radio sering menggunakan besar kapasitan di bawah 10pF. Waktu yang dibutuhkan kapasitor untuk mencapai pengisian optimal tergantung pada besarnya nilai kapasitansi dan resistansi. Dimana (Adi,2007) : t=rc Dimana t merupakn waktu dalam sekon, R adalah resistansi dalam ohm, dan C adalah kapasitansi dalam farad (Adi,2007). Pada kapasitor berukuran besar, nilai kapasitansi umumnya ditulis dalam angka yang jelas, lengkap dengan nilai polaritas dan tegangannya. Sedangkan, pada kapasitor berukuran kecil biasanya hanya tertulis dua atau tiga angka saja. Jika hanya terdapat dua angka maka dapat diketahui satuannya adalah pf. Sedangkan untuk tiga angka maka angka pertama dan kedua menunjukkan nilai nominal sedangkan angka ketiga menunjukkan faktor pengali. Sebagai contoh pada kapasitor keramik tertulis 104, maka kapasitasnya adalah = pf atau 100 nf (Zaki, 2005). Selain menggunakan angka kapasitor juga menggunakan kode warna dalam pembacaan kapasitansinya, berikut kode warna yang digunakan dalam kapasitor (Tooley, 2002):

9 Tabel II.2 Kode Warna pada Kapasitor CINCIN WARNA NO WARNA CINCIN 1 & 2 (Nilai) CINCIN 3 (Pengali) CINCIN 3 (Toleransi) CINCIN 4 (Tegangan) 1 Hitam Coklat V dc 3 Merah V dc 4 Jingga Kuning V dc 6 Hijau Biru 6 8 Ungu 7 9 Abu-abu 8 10 Putih 9 Selain kapasitansinya perlu juga diketahui spesifikasi kapasitor itu sendiri. Spesifikasi ini umumnya mencakup tegangan kerja dan toleransi. Untuk tegangan kerja atau rating tegangan merupakan tegangan maksimum yang dapat diberikan kepada kapasitor tersebut secara terus-menerus pada kondisi tertentu. Sedangkan toleransi ialah persentase penyimpanan maksimum yang diizinkan dari nilai tertera (Tooley, 2002). Pada saat pengisian dan pengosongan muatan pada sebuah kapasitor waktu yang dibutuhkan bergantung pada besarnya resistansi dan kapasitansi yang digunakan pada rangkaian. Pada saat saklar menghubungkan ke titik 1, arus listrik mengalir dari sumber-sumber tegangan melalui komponen R menuju komponen C. Tegangan pada kapasitor meningkat dari 0 volt sampai sebesar tegangan sumber, kemudian tak terjadi aliran. Selanjutnya, saklar dipindahkan posisinya ke titik 2 maka akan terjadi proses pengosongan. Seperti yang ditunjukan oleh gambar di bawah ini (Ahmad,2007):

10 Gambar II.6 Rangkaian RC hubungan seri dicatu oleh tegangan dc Tegangan kapasitor menurun, arah arus berlawanan dari arah pengisian. Tegangan pada R menjadi negatif dan berangsur-angsur tegangannya menjadi 0 volt. Pengisian dan pengosongan masing-masing memerlukan 5 RC ( time constan ) (Ahmad, 2007). 2. Resistor Resistansi merupakan sifat material yang cenderung menghambat arus listrik. Resistor sendiri merupakan komponen yang mempunyai sifat resistansi tersebut. Komponen ini akan mengubah energi listrik menjadi energi panas (Adi, 2010). Umumnya resistor ini terbuat dari karbon. Dalam hukum ohm diketahui bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi sendiri adalah ohm disimbolkan (Ahmad,2007). Bentuk-bentuk resistor konvesional mengikuti sebuah hukum yaitu hukum garis lurus atau straight line law yaitu ketika tegangan di plot terhadap arus sehingga ini akan memungkinkan penggunaan resistor sebagi suatu sarana untuk mengkonversi arus menjadi jatuh tegangan dan sebaliknya. Karena itulah resistor merupakan komponen untuk mengontrol arus dan tegangan yang bekerja dalam rangkaian elektronika. Selain itu resistor juga dapat berfungsi sebagai beban untuk menstimulasi keberadaan suatu rangkaian dalam sebuah percobaan (Tooley,2002). Tegangan Kemiringan besar = resistansi tinggi Kemiringan kecil = resistansi rendah Arus

11 Gambar II.7 Tegangan diplot terhadap arus untuk dua nilai resistor yang berbeda. Dimana kemiringan grafik sebanding dengan nilai resistansi. Berdasarkan jenis dan bahan yang digunakan resistor digunakan menjadi beberapa yaitu resistor kawat, resistor arang, dan resistor oksida logam. Namun demikian dalam perdagangan resistor dibedakan menjadi resistor tetap dan resistor tidak tetap/ variabel. Resistor tetap contohnya seperti metal film resistor, metal oxide resistor, carbon film resistor, dan ceramic encased wirewound, dan sebagainya. Sedangkan beberapa contoh kapasitor variabel seperti potensiometer, trimerpotensiometer, termister, DR, dan Vdr (Ahmad,2007). Gambar (II.8) memperlihatkan hubungan antara resistor dan suhu. Karena resistansi dari sebuah bahan bertambah besar seiring dengan kenaikan suhu, sehingga memiliki koefisien suhu positif (PTC). Tidak semua bahan memiliki karakteristik PTC. Resistansi dari konduktor berbahan karbon mengecil dengan kenaikan suhu sehingga disebut memiliki koefisien suhu negatif (NTC) (Tooley,2002). Resistansi dari suhu konduktor pada suhu t diberikan oleh persamaan (Tooley,2002): R t =R 0 (1+ t+ t 2 + t 3...) Dimana merupakan koefisien suhu dari sebuah resistansi (Tooley,2002). Resistansi Suhu 0 C Gambar II.8 Variasi resistansi terhadap perubahan suhu untuk sebuah konduktor logam.

12 Resistansi R t R 0 0 C t C Suhu Gambar II.9 Aproksimasi garis lurus dari Gambar II.IX Tipe resistor pada umumnya adalah berbentuk tabung dengan dua kaki tembaga dikiri dan dikanannya. Pada bagian badan terdapat lingkaran warna berbentuk gelang untuk memudahkan pemakai mengetahui besar resistansi tanpa perlu mengukur menggunakan ohmmeter. Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association) seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut (Zaki, 2005): Tabel II.3 Kode Warna pada Resistor NO WARNA NILAI FAKTOR PENGALI TOLERANSI 1 Hitam Coklat Merah Jingga Kuning Hijau Biru Violet Abu-abu Putih Emas Perak Tanpa Warna - -

13 Gambar II.10 Gambar resistor Resistor juga dikenal dua macam yaitu resistor tetap dan resistor variabel (tidak tetap). Resistor tetap adalah resistor yang memiliki nilai hambatan yang tetap. Dimana biasanya resistor jenis ini memiliki batasan daya 1/6 w. 1/8 w. ¼ w, ½ w, 1 w, 5 w, dsb yang berarti resistor hanya dapat dioperasikan dengan daya maksimal sesuai dengan kemampuan dayanya (Ahmad,2007). Gambar II.11 Simbol resistor tetap Sedangkan, resistor tidak tetap adalah resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah atau tidak tetap. Jenisnya yaitu hambatan geser, Trimpot dan Potensiometer. Trimpot sendiri merupakan resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah dengan cara memutar porosnya dengan menggunakan obeng. Untuk mengetahui nilai hambatan dari suatu trimpot dapat dilihat dari angka yang tercantum pada badan trimpot tersebut. Sedangkan potensiometer merupakan resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah dengan memutar poros yang telah tersedia. Secara fungsional potensiometer pada memiliki fungsi yang sama dengan trimpot (Ahmad,2007).

14 3. Dioda Gambar II.12 Dioda LED, diode semikonduktor, dam diode zenner Dioda merupakan salah satu komponen semikonduktorr. Disebut semi konduktor atau setengah konduktor karena bahan ini tidak disusun dari konduktor murni (Zaki,2005). Dioda ini merupakan komponen sederhana yang terbuat oleh bahan semikonduktor bahan yang umum digunakan dioda ialah silikon (Adi, 2010). P N + Gambar II.13 Foward Bias Jika dua tipe bahan semikonduktor dilekatkan maka akan didapatkan sambungan PN-Juction. Pada pembuatannya bahan P dan N disambung menggunakan satu bahan dengan memberikan dopping yang berbeda (Zaki,2005). Hubungan PN ini hanya dapat meneruskan arus apabila diberikan tegangan bias maju, yaitu P (anoda) dihubungkan dengan terminal positif catu daya dan N (katoda) dengan terminal negatif catu daya. Jika hubungan ini dibalik maka dikatakan bahwa dioda menjadi tegangan bias mundur dan tidak dapat mengalirkan arus listrik. Karakteristik inilah yang menyebabkan dioda dapat bekerja sebagai penyearah arus listrik (Adi,2010).

15 Gambar II.14 Simbol dioda Fungsi utama dioda adalah penyearah arus AC menjadi arus DC. Selain itu dioda juga berfungsi sebagai pengaman dari beban induktif, misalnya solenoid, relay ataupun motor listrik. Pada saat dipadamkan maka beban induktif akan menghasilkan tegangan yang cukup tinggi sehingga dapat merusak transistor maupun IC lain yang berfungsi sebagai input. Pada saat inilah dioda berfungsi sebagai pengaman komponen lainnya (Adi, 2010) selain itu diode juga telah memiliki fungsi yang lain yaitu pada penerapan diode PN-Juction ternyata juga dapat diaplikasikan sebagai sel surya (Ginting, 2006). Biasanya nilai breakdown voltage dioda cukuplah tinggi yaitu, >50V. Namun, terdapat satu jenis dioda yng memiliki nilai breakdown yang rendah, dioda ini dinamakan dioda Zenner. Dioda Zenner ini dapat mempertahankan tegangan hingga mendekati konstan pada rentang besar arus yang berbeda hal ini dikarenakan dioda ini memiliki breakdown voltage tertentu (Adi, 2010). Karakteristik ini sangatlah cocok digunakan sebagai regulator tegangan, dikarenakan dapat memelihara tegangan stabil untuk variasi dan nilai catu daya dan resistansi suatu beban (Adi,2010). Sedangkan pada light emiting dioda memiliki prinsip kerja yang berbeda, pada dioda ini ketika elektron bergerak melewati PN-Juction, maka akan terjadi perpindahan elektron diantara pita valensi dan konduksi. Jika atom berpindah dari pita konduksi yang tingkat energinya lebih tinggi menuju pita valensi yang emiliki tingkat energi yang lebih rendah maka akan terdapat energi yang dikeluarkan. Energi ini dapat berupa panas maupun cahaya. Prinsip inilah yang mendasari kerja suatu LED (Adi, 2010).

16 Diman ketika LED dialirkan arus maka akan menghasilkan output berupa cahaya. Cahaya yang dihasilkan ini proposional terhadap arus yang mengalir. Maksudnya intensitas cahaya yang dihasilkan akan berbanding lurus dengan banyaknya arus yang mengalir pada LED. Keuntungan dari penggunaan LED ini adalah konsumsi daya yang rendah (Adi, 2010). Apabila prinsip kerja dari LED dibalik maka akan terbentuk dioda jenis lain, yaitu fotodioda. Dimana pada saat normal fotodioda tidak mampu mengalirkan arus ketika diberi tegangan bias mundur. Namun saat terkena cahaya fotodioda dapat mengalirkan arus saat diberi tegangan bias mundur (Adi, 2010). 4. Induktor Gambar II.15 Induktor Induktor merupakan alat untuk menyimpan energi listrik dalam medan-magnetik. Pengaplikasiannya berupa perangkat choke, filter dan rangkaian pemilih frekuensi. Karakteristik dari sebuah induktor biasanya ditentukan oleh bahan inti, jumlah lilitan dan dimensi-dimensi kumparannya (Tooley, 2002). Inti induktor biasanya berupa inti udara besi atau ferit. Induktor memiliki karakteristik yang berbeda dengan kapasitor yaitu menahan arus AC dan meneruskan arus DC. Satuan induktor adalah Henry (H) (Adi, 2010). Fungsi utama dari sebuah induktor dalam sebuah rangkaian yaitu untuk melawan fluktuasi arus yang melewatinya. Pengaplikasiannya dalam rangkaian DC bertujuan untuk menghasilkan tegangan DC yang konstan terhadap fluktuasi beban arus. Sedangkan pengaplikasian pada rangkaian bertegangan AC bertujuan

17 agar meredam perubahan fluks arus yang tidak diinginkan, selain itu induktor juga mampu diaplikasikan pada rangkaian filter dan tunner (Zaki, 2005). Karakteristik listrik dari sebuah induktor ditentukan oleh bebeapa faktor seperti, bahan inti, jumlah lilitan, dan dimensi-dimensi fisik kumparannya. Dalam praktejnya setiap kumparan memiliki induktansi (L) maupun resistansinya (Rs) sendiri. Walaupun induktansi dan resistansi pada induktor terlihat terpisah tetapi pada kenyataannya keduanya terdistribusi merata pada seluruh baguan komponen. Untuk memudahkan dalam menganalisis komponen maka resistansi dan induktansi diperlakukan secara terpisah (Tooley,2002). Seperti yang diketahui sebelumnya bahwa elektron yang bergerak akan menimbulkan medan elektrik disekitarnya. Dimana medan elektromagnetik ini dipengaruhi oleh luas/bentuk dari sebuah kumparan, Induktor sendiri memiliki beberapa bentuk kumparan, yaitu (Zaki, 2005): 1. Toroid Toroid ini adalah induktor berbentuk lingkaran, biasanya juga menggunakan inti besi yang berbentuk lingkaran sehingga menyerupai kue donat. Toroid ini memiliki induktansi yang lebih besar dan dimensi yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan induktor berbentuk silinder. Kelebihan lainnya dikarenakan inti toroid berbentuk melingkar maka medan induksinya relatif tertutup dan tidak menginduksi komponen lainnya yang berdekatan di dalam satu PCB (Zaki, 2005). 2. Ferit dan Permeability Dalam induktor ferit ini digunakan besi lunak sebagai intinya. Selain itu terdapat pula beberapa macam bahan ferit yang disebut ferromagnetik. Bahn dasarnya berupa bubuk besi oksida (iron power), dan ada pula ferit yang dicampur dengan bahan bubuk lain seperti nikel, mangan, zinc, dan magnesium (Zaki, 2005).

18 Bubuk campuran tersebut dibuat menjadi komposisi yang padat melalui proses kalsinasi yaitu proses dengan pemanasan tinggi dan tekanan tinggi. Pembuatannya sama dengan keramik sehingga ferit ini juga merupakan keramik (Zaki, 2005). Penggunaan ferit harus disesuaikan dengan melihat frekuensi kerjanya karena ferit memiliki nilai optimal sendiri pada frekuensi tertentu (Zaki, 2005). Permeability bahan juga dapat diketahui melalui kode warna tertentu seperti kode warna kuning, biru hitam, merah dan abu-abu. Wane tersebut selain sebagai pembeda permeability juga berfungsi sebagai isolator (Zaki, 2005). 3. Kawat Tembaga Beberapa kawat tembaga yang digunakan dalam induktor beragam seperti untuk pemakaian yang profesional digunakan kawat tembaga berstandar AWG (American Wire Gauge) standar ini berdasarkan diameter kawat dan resistansinya. Dikarenakan dalam pembuatan induktor tidak diperlukan kawat tembaga yang panjang maka efek resistansi dari bahan kawat dapat diabaikan (Zaki, 2005). Untuk mendapatkan nilai induktansi yang akurat maka efek kapasitif dan resistif harus diperhitungkan (Zaki,2005). 4. Semikonduktor Induktor dari bahan ini adlah induktor yang bahan penyusunnya bukan berasal dari bahan konduktor murni seperti tembaga, besi dan timah (Zaki,2005). II.2 Alat Ukur Listrik Alat ukur elektronika ini berfungsi dalam menguji baik atau tidaknya sebuah komponen elktronika. Baik berupa mengukur arus listrik yang melewati sebuah komponen, mengetahui tegangan rangkaian, dan sebagainya. Beberapa alat elektronika yng digunakan biasanya adalah amperemeter, voltemeter, ohmmeter, multimeter, dan osiloskop. Dalam makalah ini alat-alat elektronika yang dibahas hanyalah multimeter dan osiloskop (Sugiri, 2004).

19 1. Multimeter Gambar II.16 Multimeter Alat ukur multimeter ini dapat mengukur voltase baik AC maupun DC, arus, dan hambatan dalam sebuah rangkaian elektronika. Nama lain dari multimeter ini ialah avometer atau multitester. Fungsi utama dari multitester ini ialah mengukur resistansi, kapasitansi, arus listrik, tegangan AC maupun DC, menguji baik atau tidaknya suatu komponen, mengetahui sambungan rangkaian, dan sebagainya. Hasil dari pengujian tersebut akan ditunjukkan oleh jarum penunjuk pada multitester (Sugiri, 2004). Sebelum melakukan pengujian menggunakan multimeter. Multimeter terlebih dahulu haruslah dikalibrasi hal in diperlukan untuk mendapatkan akurasi pengukuran yang baik. Sebelum itu dapat diketahui beberapa bagian-bagian dalam multimeter seperti (Sugiri, 2004): a) Papan Skala Papan ini akan menunjukkan hasil dari pengukuran yang dilakukan menggunakan multimeter (Sugiri, 2004). b) Saklar Jangkah atau Saklar Pemilih Saklar ini berfungsi untuk memilih penggunaan dari alat ukur, seperti hambatan, tegangan, atau arus (Sugiri, 2004).

20 c) Sekrup pengatur nol jarum Memiliki fungsi untuk mengatur jarum alat ukur agar tepat menunjuk angka nol pada saat sebelum penggunaan alat multimeter (Sugiri, 2004). d) Saklar pengatur nol ohm Berfungsi untuk mengatur alat ukur pada saat alat ukur akan digunakan untuk mengukur resistansi (Sugiri, 2004). e) Terminal kabel colok Terminal ini berfungsi untuk menghubungkan kabel colok dengan alat ukur (Sugiri, 2004). f) Kabel colok Kabel ini menghubungkan alat ukur dengn titik yang diukur. Biasanya kabel colok berwarna hitam adalah kabel negatif dan kabel colok merah adalah kabel colok positif. Kabel colok ini memiliki dua ujung yang berbeda dimana pangkal untuk ditancapkan pada terminal kabel colok sedangkan ujung lainnya akan ditancapkan pada benda yang akan diukur (Sugiri,2004). Dalam penggunaan multimeter ini juga perlu untuk memperhatikan beberapa rambu rambu berikut ini (Sugiri,2004): 1. Sebuah multimeter selalu dilengkapi dua kabel yang berwarna merah dan hitam. Kabel merah dan berukuran pendek dicolokkan pada lubang yang bertanda (+) pada alat ukur. Sedangkan, ujung kabel yang berwarna hitam dimasukkan pada lubang yang bertanda (-) (Sugiri, 2004). 2. Selalu mengecek apakah jangkah sudah sesuai mengarah pada arah yang seharusnya (Sugiri, 2004). 3. Memperhatikan jarum alat ukur untuk selalu mengarah pada angka nol sebelum penggunaan multimeter (Sugiri, 2004).

21 4. Pada saat pengukuran untuk selalu menjaga anggota tubuh agar tidak menyentuh kedua ujung kabel colok agar tidak mempengaruhi hasil pengukuran yang disebabkan oleh resistansi tubuh manusia (Sugiri, 2004). 5. Pada saat pembacaan hasil agar selalu menjaga agar tubuh senantiasa tegak lurus pada papan skala, sehingga mengurangi kesalahan dalam pembacaan jarum alat ukur (Sugiri, 2004). 2. Osiloskop Gambar II.17 Osiloskop Osiloskop merupakan alat yang sangat penting dalam perkembangan elektronika dikarenakan fungsinya sebagai alat yang dapat digunakan untuk menganalisis sifat-sifat setiap komponen dalam pembentukan perangkat elektronika (Kharisma, 2013). Selain itu osiloskop juga berfungsi memproyeksikan bentuk signal analog maupun digital sehingga signal tersebut dapat dilihat, diukur, dihitung, dan dianalisis sesuai dengan bentuk keluarannya (Kharisma, 2013). Secara Prinsip saat ini terdapat dua tipe osioskop yaitu osiloskop digital dan osiloskop analog (Kharisma, 2013): 1. Osiloskop Analog Pada osiloskop jenis ini pembentuk gelombang yang ditampilkan pada layar diatur oleh sepasang lapisan pembelok atau disebut deflector plate baik secara vertical maupun horizontal. Pmbelokan pancaran electron ini dilakukan dimana ketika

22 lapisan pembelok tersebut diberi tegangan tertentu maka akan mengakibatkan pancaran electron berbelok dengan harg tertentu pula (Kharisma, 2013). Sebagai contoh ketika osiloskop menerima tegangan 0 volt, maka pancaran electron akan bergerak lurus membentuk garis datar pada monitor osiloskop. Pengatran tegangan pada lapisan pembelok berkaitan dengan pengaturan Time/Div untuk lapisan pembelok horizontal dan Volt/Div untuk lapisan pembelok vertical (Kharisma, 2013). 2. Osiloskop Digital Pada osiloskop digital gelombang akan ditampilkan terlebih dahulu melalui tahap sampling (pencuplikan signal) dan kemudian data yang didapatkan akan diolah secara digital (Kharisma, 2013). Osiloskop digital ini menyimpan nilai tegnagn hasil sampling tersebut bersama dengan skala waktu gelombangnya pada memori sementara sebelum ditampilkan pada monitor/ layar (Kharisma, 2013).

23 BAB III METODOLOGI PERCOBAAN III.1 Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Fisika Dasar Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin, Tanggal 30 September 2015, hari Rabu pukul Wita sampai dengan Wita. III.2 Alat dan Bahan III.2.1 Alat Beserta Fungsinya Alat yang digunakan dalam praktikum ini ialah: a) Kabel Jumper Gambar III.1 Kabel Jumper Kabel ini berfungsi untuk menghubungkan komponen dalam rangkaian pada papan PCB. b) Multimeter Gambar III.2 Multimeter Berfungsi untuk mengukur tegangan masukan, tegangan keluaran (baik AC/DC), arus, dan hambatan dari komponen elektronika.

24 c) Signal Generator Gambar III.3 Signal Generator Berfungsi untuk menghasilkan signal yang kemudian akan ditampilkan pada osiloskop. d) Stopwatch Gambar II.4 Stopwatch Berfungsi untuk menghitung waktu yang diperlukan dalam pengisian dan pengosongan kapasitor. e) Catu Daya Gambar II.5 Catu Daya Berfungsi sebagai sumber tegangan pada percobaan pengisian dan pengosongan kapasitor.

25 f) Papan PCB Gambar III.6 Papan PCB Berfungsi sebagai tempat perakitan rangkaian pengisian dan pengosongan kapasitor. III.2.2 Bahan Beserta Fungsinya Bahan yang digunakan pada praktikum ini ialah: a) Resistor Gambar III.7 Resistor Tetap, Potensiometer, Resistor LDR Berfungsi sebagai objek percobaan pada pengenalan komponen dasar elektronika, dalam praktikum kali ini digunakan tiga jenis resistor yaitu, resistor tetap, resistor variable (potensiometer) dan resistor LDR. b) Kapasitor Gambar III.8 Kapasitor Keramik, Kapasitor ELCO, Kapasitor Mika Kapasitor keramik, kapasitor ELCO, dan kapasitor mika berfungsi sebagai objek percobaan pada pengenalan komponen dasar elektronika. Sedangkan

26 pada percobaan pengisian dan pengosongan kapasitor digunakan kapasitor ELCO sebagai objek percobaannya. c) Induktor Gambar III.9 Induktor Berfungsi sebagai objek percobaan pada pengenalan komponen dasar elektronika. d) Osiloskop Gambar III.10 Osiloskop Berfungsi sebagai objek percobaan pada pecobaan pengenalan alat ukur listrik. e) Dioda Gambar III.11 Dioda semikonduktor, diode zenner, dan diode LED Berfungsi sebagai objek pecobaan pada pengenalan komponen dasar elektronika.

27 f) Catu daya Gambar III.12 Catu Daya Berfungsi sebagai objek percobaan pada percobaan komponen dan alat ukur listrik. III.3 Prosedur Percobaan III.3.1 Prosedur Percobaan pada Resistor Tetap 1. Mengambil tiga resistor tetap dengan warna cincin yang berbeda. 2. Membaca nilai resistansi pada setiap resistor berdasarkan warna cincinnya (nilai resistansi dapat dilihat pada table II.3). 3. Mencatat data yang didapatkan pada tabel hasil percobaan pada bagian resistansi pengukuran berdasarkan teori. 4. Mengambil multimeter yang telah dikalibrasi terlebih dahulu dan mengukur resistansi (hambatan) setiap resistor tadi. 5. Mencatat data yang didapatkan pada tabel hasil percobaan pada bagian resistansi pengukuran berdasarkan praktikum. 6. Membandingkan kecocokan nilai resistansi yang didapatkan pada saat pengukuran berdasarkan teori dan berdasarkan praktikum. III.3.2 Prosedur Percobaan pada Resistor Variabel 1. Menyiapkan resistor variable, dimana resistor variabel yang digunakan dalam percobaan ini adalah dua potensiometer yang memiliki nilai badan berbeda. 2. Mencatat nilai resistansi badan pada resistor variable ke dalam table data.

28 3. Menyiapkan multimeter yang akan digunakan untuk mengukur resistansi potensiometer. 4. Menghubungkan salah satu kabel multimeter pada kaki satu potensiometer sedangkan kabel lainnya pada kaki tiga potensiometer. 5. Memutar poros potensiometer menggunakan obeng. 6. Mengamati ada atau tidak adanya perubahan nilai hambatan/resistansi yang ditunjukkan oleh multimeter. 7. Mencatat sifat yang didapatkan (konstan/variable). Apabila pada multimeter jarum penunjuk skala menunjukkan nilai hambatan yang berubah-ubah apabila poros potensiometer diputar maka sifatnya ialah variable sedangkan apabila pada multimeter jarum penunjuk skala menunjukkan nlai hambatan yang tetap (tidak bergerak/berubah) apabila poros potensiometer diputar maka sifatnya ialah konstan. 8. Melakukan perlakuan yang sama pada kaki satu dan dua, serta kaki dua tiga pada potensiometer. 9. Mencatat sifat yang ditimbulkan olehnya. 10. Melakukan perlakuan yang sama pada potensiometer lainnya. III.3.3 Prosedur Percobaan pada Resistor LDR 1. Menyiapkan satu buah resistor LDR. 2. Meletakkan resistor LDR dibawah sumber cahaya. 3. Memasangkan resistor pada multimeter dengan menyambungkan kabel multimeter (+) pada salah satu kaki resistor, dan kabel multimeter (-) pada kaki resistor lainnya. 4. Mengamati dan mencatat nilai hambatan yang ditunjukkan pada multimeter. 5. Selanjutnya meletakkan resistor LDR dalam kondisi tanpa cahaya (menghalangi cahaya yang masuk pada resistor, bisa dengan menutup permukaan resistor menggunakan tangan).

29 6. Memasangkan resistor pada multimeter dengan menyambungkan kabel multimeter (+) pada salah satu kaki resistor, dan kabel multimeter (-) pada kaki resistor lainnya. 7. Mengamati dan mencatat nilai hambatan yang ditunjukkan pada multimeter. III.3.4 Prosedur Percobaan pada Kapasitor 1. Menyiapkan tiga jenis kapasitor, yaitu kapasitor keramik, kapasitor ELCO dan kapasitor mika. 2. Membaca nilai kapasitansi tiap-tiap kapasitor. 3. Mencatat nilai yang didapatkan pada table hasil percobaan. III.3.5 Prosedur Percobaan pada Induktor 1. Menyiapkan satu buah induktor yang akan dibaca nilai induktansinya. 2. Membaca ukuran lilitan dan hambatan pada induktor. 3. Menuliskannya dalam table hasil percobaan. III.3.6 Prosedur Percobaan pada Dioda 1. Menyiapkan tiga jenis dioda yang akan diambil datanya. Yaitu dioda LED, dioda zenner dan dioda semikonduktor. 2. Memasangkan kabel positif multimeter pada kaki negatif dioda LED dan kabel negatif pada kaki positif dioda. 3. Mengamati ada atau tidaknya arus yang mengalir pada dioda. Apabila ada arus yang mengalir pada dioda maka berilah tanda ( ) pada table hasil pengamatan apabila tidak ada arus yang terukur pada multimeter beri tanda (-) pada tabel hasil pengamatan. 4. Melakukan hal yang sama pada dioda jenis semikonduktor dan dioda zenner. III.3.7 Prosedur Percobaan Pengukuran Tegangan pada Catu Daya 1. Mengatur nilai catu daya sebesar 7 volt.

30 2. Mengatur keluaran tegangan pada kapasitor sebagai tegangan AC. 3. Menempatkn jarum penunjuk skala pada multimeter pada pengukuran tegangan AC. 4. Menyalakan catu daya. 5. Mengukur keluaran tegangan oleh catu daya menggunakan multimeter. 6. Mencatat nilai tegangan keluaran catu daya pada table. 7. Melakukan hal yang sama pada pengukuran tegangan AC untu nilai 8 volt dan 10 volt. 8. Melakukan hal yang sama ketika hendak mengukur tegangan DC pada catu daya. III.3.8. Pengisian dan Pengosongan Kapasitor A) Pengisian Kapasitor 1. Merangkai komponen listrik seperti pada gambar dibawah: Gambar III.13 Pengisian Kapasitor 2. Setelah selesai, menyiapkan stopwatch yang berfungsi mengukur waktu yang dibutuhkan dalam pengisian kapasitor.

31 3. Menenpatkan kabel multimeter yang berfungsi mengukur tegangan kapasitor pada ujung ujung kaki kapasitor. 4. Menempatkan kabel multimeter lainnya yang berfungsi mengukur arus pada rangkaian pada kaki kaki resistor. 5. Pada percobaan ini sumber tegangan ialah catu daya yang diatur agar mengeluarkan tegangan sebesar 12 volt. 6. Setelah rangkaian siap, menylakan catu daya bersamaan dengan menyalakan stopwatch. 7. Hingga stopwatch menunjukkan waktu sebesar 5 detik, catat arus dan tegangan yang terukur pada kedua multimeter. 8. Terus mencatat arus dan tegangan yang terukur pada multimeter setiap 5 detik berselang. Pengambilan data dilakukan hingga 30 detik pertama. B) Pengosongan Kapasitor 1. Merangkai komponen listrik seperti pada gambar dibawah: Gambar III.14 Pengosongan Kapasitor 2. Setelah selesai, menyiapkan stopwatch yang berfungsi mengukur waktu yang dibutuhkan dalam pengosongan kapasitor. 3. Menenpatkan kabel multimeter yang berfungsi mengukur tegangan kapasitor pada ujung ujung kaki kapasitor.

32 4. Menempatkan kabel multimeter lainnya yang berfungsi mengukur arus pada rangkaian pada kaki kaki resistor. 5. Pada percobaan ini sumber tegangan ialah catu daya yang diatur agar mengeluarkan tegangan sebesar 12 volt. 6. Pada pengosongan kapasitor ini sebelumnya kapasitor telah teris oleh muatan listrik terlebih dahulu. 7. Setelah rangkaian siap, menyalakan catu daya bersamaan dengan menyalakan stopwatch. 8. Hingga stopwatch menunjukkan waktu sebesar 5 detik, catat arus dan tegangan yang terukur pada kedua multimeter. 9. Terus mencatat arus dan tegangan yang terukur pada multimeter setiap 5 detik berselang. Pengambilan data dilakukan hingga 30 detik terakhir.

33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Hasil IV.1.1 Tabel Data Percobaan IV Resistor Tetap NO RESISTOR RESISTANSI PENGUKURAN A B C D TEORI PRAKTIK 1 Coklat Abu-Abu Jingga Emas % Jingga Hitam Jingga Emas % % Coklat Hijau Coklat Emas % 160 5% 150 Keterangan: AB C D = Besar resistansi IV Resistor Variabel NO NAMA NILAI KAKI RESISTOR KONDISI RESISTOR BADAN (BAIK/BURUK) 1 Potensiometer B 100 K C V V Baik 2 Potensiometer B 500 K C V V Baik 3 Trimpot B 50 K V V V Kurang baik Keterangan: C = Konstan V = Variabel

34 IV Resistor LDR NO PERLAKUAN RESISTANSI 1 Diberi cahaya Tidak diberi cahaya IV Kapasitor NO JENIS KAPASITANSI KAPASITOR (KODE BADAN) BATAS KERJA 1 ELCO 4 7 Pf 50 V 2 Mika 4 7 pf 4% 63 V M = 1 ppm/c (Toleransi suhu) 3 Keramik pf D = - C = (Toleransi kapasitansi) IV Induktor NO Ukuran Lilitan R l ma 14 IV Dioda NO JENIS DIODA PENGUJIAN KEADAAN A-K K-A (BAIK/BURUK) 1 LED - Baik 2 Dioda Semikonduktor - Baik 3 Dioda Zenner - Baik IV Tegangan NO NILAI CATU DAYA Tegangan AC Tegangan DC 1 6 Volt 5,6 Volt 6,7 Volt 2 8 Volt 7,4 Volt 9 Volt 3 10 Volt 9,4 Volt 11 Volt

35 IV Pengisian dan Pengosongan Kapasitor a) Pengisian Kapasitor NO RESISTANSI KAPASITANSI WAKTU ARUS PENGISIAN V input V output 1 0 s 0 A 0 V 0 V 2 5 s 271 A 1,8 V 3 10 s 244 A 2,7 V µf 15 s 234 A 3,0 V 12 V 5 20 s 226 A 3,2 V 6 25 s 218 A 3,4 V 7 30 s 212 A 3,6 V b) Pengosongan Kapasitor NO RESISTANSI KAPASITANSI WAKTU ARUS 1 5 s 246 A PENGISIAN V input V output 2 10 s 202 A 5 V 3 15 s 169 A 4 V µf 12 V 4 20 s 142 A 3,5 V 5 25 s 119 A 3 V 6 30 s 099 A 2,5 V 6 V

36 Tegangan (V) Tegangan (V) IV. 1.2 Grafik IV Grafik Pengisian Kapasitor Waktu (s) IV Grafik Pengosongan Kapasitor Waktu (s)

37 VI.2 Pembahasan Pada percobaan mengukur resistansi pada resistor tetap dapat dilihat bahwa nilai pembacaan resistansi berdasarkan warna resistor haruslah sama dengan nilai pengukuran hambatan resistor menggunkan multimeter. Pada data dapat dilihat bahwa pada pengukuran dan pembacaan nilai hambatan pada resistor menunjukkan hal yang demikian pula. Terkecuali pada resistor ke-3 pada resistor ini nilai hambatan/resistansi yang terbaca ialah 160 dengan toleransi 5% berarti seharusnya nilai resistansi yang terukur apabila menggunakan multimeter haruslah antara 152 hingga 168. Tetapi, pada kenyataannya nilai hambatan/ resistansi yang terukur ialah 150, nilai ini sudah sangat jauh dari nilai toleransi yang terbaca (berdasarkan teori) maka kemungkinan resistor ke-3 ini telah rusak. Pada percobaan pengukuran nilai resistansi pada resistor variable dalam hal ini potensiometer. Didapatkan bahwa apabila sumbu putar pada potensiometer diputar, pada kaki 1-3 tidak terjadi perubahan nilai hambatan sedangkan pada kaki 1-2 dan 2-3 terjadi perubahan nilai hambatan, maka dapat disimpulkan keadaan potensiometer tersebut baik. Pada percobaan resistor LDR dapat dilihat apabila resistor tersebut mendapatkan sumber cahaya maka hambatan yang dihasilkan akan lebih kecil (1.400 ) dari pada saat resistor tidak diberi sumber cahaya atau keadaan ( ). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada resistor ini intensitas cahaya mempengaruhi nilai hambatan yang terukur. Pada pembacaan nilai kapasitansi pada sebuah kapasitor memiliki eberapa aturan tersendiri, pada kapasitor ini akan tertera nilai kapasitansi badannya dan batas kerjanya. Pada kapasitor ELCO biasanya ditulis dalam tiga angka. Dimana angka pertama dan kedua menunjukkan nilai kapasitansi sedangkan angka ketiga menunjukkan faktor pengali dimana satuan yang digunakan adalah pf. Seperti pada percobaan ini, pada kapasitor ELCO tertera nilai 047, 50 V nilai ini selanjutnya dibaca pf dengan batas kerja pada tegangan 50 V.

38 Aturan pembacaan ini juga berlaku pada kapasitor mika dan keramik tetapi bedanya pada kapasitor mika dan keramik biasanya tertera pula nilai toleransi untuk kapasitansi kapasitor dengan lambing huruf seperti i dan j. sebagai contoh pada praktikum ini terbaca nilai kapasitansi dari sebuah kapasitor mika yaitu 0047i, 63 V nilai ini selanjutnya dibaca pf dengan toleransi kurang lebih 4% dan batas kerja pada tegangan 63 V. Sedangkan pada kapasitor keramik terbaca 1000kj, MDC nilai ini selanjutnya dibaca pf dengan toleransi kapsitansi sebesar 6% dan batas kerja pada suhu 1 ppm/c dan tambahan toleransi kapasitor sebesar 2,2%. Pada percobaan mengenai dioda digunakan tiga jenis dioda yaitu dioda semikonduktor, dioda LED dan dioda zenner. Pada dioda LED dapat dilihat bahwa ketika kabel positif multimeter dikaitkan pada kaki positif dioda dan kabel negatif multimeter dikaitkan dengan kaki negatif dioda maka dioda LED akan menyala. Sedangkan apabila dilakukan hal sebaliknya dimana kaki positif dioda dikaitkan dengan kabel negatif multimeter dan kaki negatif dioda dikaitkan dengan kabel positif multimeter maka dioda tidak akan nyala. Hal ini menandakan bahwa dioda berada pada kondisi baik. Sedangkan pada pada dioda zenner dan dioda semikonduktor bekerja prinsip sebaliknya pada kedua dioda ini arus akan mengalir ketika kabel negatif mutlimeter bertemu dengan kaki positif dioda dan kabel positif multimeter bertemu dengan kabel negatif dioda. Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa banyaknya tegangan yang masuk dalam kapasitor sebanding dengan lamanya waktu pengisian begitu pula sebaliknya pada proses pengosongan dapat dilihat bahwa banyaknya tegangan yang keluar sebanding dengan lamanya waktu pengosongan. Dimana telah diketahui berdasarkan rumus (V = IR) bahwa besarnya tegangan akan sebanding dengan besarnya arus. Maka, pada kedua proses ini diketahui bahwa semakin lama waktu yang digunakan dalam pengisian kapasitor maka semakin banyak muatan yang terperangkap pada kaki-kaki kapasitor dan semakin

39 lama waktu yang digunakan dalam pengosongan kapasitor maka semakin banyak pula arus atau muatan yang keluar dari kapasitor. Hal ini sesuai dengan rumus kapasitansi dari sebuah kapasitor yaitu dimana banyaknya muatan (Q) akan sebanding dengan besarnya tegangan (V) dan kapasitas (C) sebuah kapasitor. Pada grafik pengisian kapasitor dapat dilihat bahwa seiring dengan lamanya waktu pengisian maka kecuraman grafik semakin lama semakin kecil hal ini menunjukkan pada proses pengisian kapasitor lama kelamaan akan terjadi kejenuhan. Dimana pada akhirnya kapasitor tidak akan mampu lagi menampung muatan listrik pada kedua ujung kakinya. Selain itu dapat diketahui pula bahwa saat pengisian dan pengosongan muatan pada sebuah kapasitor waktu yang dibutuhkan bergantung pada besarnya resistansi dan kapasitansi yang digunakan pada rangkaian kapasitor tersebut (t=rc).

40 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.I Kesimpulan Dalam percobaan ini dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Mampu menggunakan alat-alat ukur seperti amperemeter, voltemeter, dan multimeter untuk mengukur besaran-besaran elektronik yang diperlukan. 2. Mampu mengatur dan membaca signal keluaran pada osiloskop untuk berbagai keperluan. 3. Dapat mengenali bentuk dan fugsi dari berbagai komponen listrik seperti kapasitor, resistor, diode, dan induktor. 4. Dapat mengukur pembebanan dan mengatur pembebanan pada catu daya. 5. Pada praktikum pengisian dan pengosongan kapasitor mampu mengukur arus dan tegangan yang masuk maupun keluar dari rangkaian.

41 DAFTAR PUSTAKA Adi, Agung Nugroho Mekatronika. Yogyakarta. Graha Ilmu Ahmad, Jayadi Eldas Ilmu Elektronika. Jayadin.wordpess.com Arifin Penuntun Praktikum Elektronika Dasar I. Makassar.Unhas Ginting, Hendra Jurnal Teknologi Proses Simulasi Peranti Model Sel Surya Dioda n + (x)/p. Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas negeri Medan Halliday, David Fisika. Jakarta. Erlangga Kharisma, Adji Wisnu. 2 Oktober Portable Digital Oscilloscope Based on PIC18F4550. Bandung. UNIKOM Litovski International Juornal Testing of The Divece for Communication in The Tool for Measurement of Pipe diameter and Fluid Flow in The Borehole. Faculty of Elektronical Engineering Universitas of Bajalunka. Republik of Srpska Sugiri Elektronika Dasar dan Peripheral computer. Yogyakarta. Penerbit Andi Tooley, Mike Rangkaian Elektronik Prinsip dan Aplikasi. Jakarta. Erlangga Zaki Cara Mudah Belajar Merangkai Elektronika Dasar. Yogyakarta. Absolut

BAB 2. KOMPONEN PASIF

BAB 2. KOMPONEN PASIF RESISTOR BAB 2. KOMPONEN PASIF Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan seperti tembaga, perak, emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Bahan material

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA DASAR 105J

ELEKTRONIKA DASAR 105J 1 105J 1. TEORI DASAR Kapasitor (Kondensator) yang dalam rangkaian elektronika dilambangkan dengan huruf "C" adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi/muatan listrik di dalam medan listrik, dengan

Lebih terperinci

KAPASITOR (KONDENSATOR)

KAPASITOR (KONDENSATOR) 1 KAPASITOR (KONDENSATOR) Kapasitor (Kondensator) yang dalam rangkaian elektronika dilambangkan dengan huruf "C" adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan energi/muatan listrik di dalam medan

Lebih terperinci

Resistor. Gambar Resistor

Resistor. Gambar Resistor Resistor Resistor merupakan komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat

Lebih terperinci

PELATIHAN ROBOTIKA TINGKAT BEGINNER

PELATIHAN ROBOTIKA TINGKAT BEGINNER PELATIHAN ROBOTIKA TINGKAT BEGINNER MODUL 1 PENGENALAN KOMPONEN ELEKTRONIKA PASIF serta HUKUM OHM DAN KIRCHOFF Disusun oleh : Deddy Susilo, ST Divisi Hardware CREATE Centre for Electronic and Information

Lebih terperinci

Dalam materi pembelajaran ini akan dibatas tiga komponen passif yakin

Dalam materi pembelajaran ini akan dibatas tiga komponen passif yakin BAB I. KOMPONEN PASIF ELEKTRONIKA ANALOG Elektronika adalah suatu bentuk piranti kelistrikan yang menggunakan arus lemah, sehingga tegangan operasionalnya umummnya menggunakan tegangan rendah. Secara umum

Lebih terperinci

Kapasitor. prinsip dasar kapasitor Q = CV.(1) C = (8.85 x ) (k A/t)...(2)

Kapasitor. prinsip dasar kapasitor Q = CV.(1) C = (8.85 x ) (k A/t)...(2) Kapasitor Prinsip dasar dan spesifikasi elektriknya Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh

Lebih terperinci

medan flux...(1) tegangan emf... (2) besar magnetic flux ini adalah Φ dan satuannya Weber (Wb = T.m 2 ). Secara matematis besarnya adalah :

medan flux...(1) tegangan emf... (2) besar magnetic flux ini adalah Φ dan satuannya Weber (Wb = T.m 2 ). Secara matematis besarnya adalah : Masih ingat aturan tangan kanan pada pelajaran fisika? Ini cara yang efektif untuk mengetahui arah medan listrik terhadap arus listrik. Jika seutas kawat tembaga diberi aliran listrik, maka di sekeliling

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dielektrik.gambar 2.1 merupakan gambar sederhana struktur kapasitor. Bahan-bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dielektrik.gambar 2.1 merupakan gambar sederhana struktur kapasitor. Bahan-bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapasitor Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan

Lebih terperinci

I. Tujuan Praktikum. kapasitor. muatan listrik pada kapasitor. 1. Mengetahui bentuk dan jenis Kapasitor.

I. Tujuan Praktikum. kapasitor. muatan listrik pada kapasitor. 1. Mengetahui bentuk dan jenis Kapasitor. SRI SUPATMI,S.KOM I. Tujuan Praktikum 1. Mengetahui bentuk dan jenis Kapasitor. 2.Mengetahui cara membaca nilai kapasitansi suatu kapasitor. 3.Memahami prinsip pengisian dan pengosongan muatan listrik

Lebih terperinci

Komponen Elka 1 : Kapasitor 1. Kapasitor. Gambar 1 : prinsip dasar kapasitor

Komponen Elka 1 : Kapasitor 1. Kapasitor. Gambar 1 : prinsip dasar kapasitor Komponen Elka 1 : Kapasitor 1 Kapasitor Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan

Lebih terperinci

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika Resume Praktikum Rangkaian Elektronika 1. Pertemuan kesatu Membahas silabus yang akan dipelajari pada praktikum rangkaian elektronika. Membahas juga tentang komponen-komponen elektronika, seperti kapasitor,

Lebih terperinci

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA)

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA) SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA) 1. Komponen elektronik yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang lewat dinamakan A. Kapasitor D. Transistor B. Induktor

Lebih terperinci

Induktor. oleh danny kurnia

Induktor. oleh danny kurnia Induktor oleh danny kurnia Masih ingat aturan tangan kanan pada pelajaran fisika? Ini cara yang efektif untuk mengetahui arah medan listrik terhadap arus listrik. Jika seutas kawat tembaga diberi aliran

Lebih terperinci

Rangkaian Listrik. Modul Praktikum. A. AVO Meter

Rangkaian Listrik. Modul Praktikum. A. AVO Meter Modul Praktikum Rangkaian Listrik A. AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA. Create : Defi Pujianto, S,Kom

PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA. Create : Defi Pujianto, S,Kom PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA Create : Defi Pujianto, S,Kom Resistor Merupakan kokponen elektronika yang berfungsi untuk mengatur serta menghambat arus listrik Resistor di bagi menjadi dua yaitu

Lebih terperinci

Tabel 1.1 Nilai warna pada cincin resistor

Tabel 1.1 Nilai warna pada cincin resistor 1. RINGKASAN TEORI Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan seperti tembaga, perak, emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Bahan-bahan tersebut

Lebih terperinci

Konduktor dan isolator

Konduktor dan isolator Konduktor dan isolator Arus listrik adalah nama yang diberikan untuk aliran elektronelektron (atau pembawa (carrier) muatan negatif). Elektronelektron berputar (to orbit) mengelilingi inti (nucleus) atom.

Lebih terperinci

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA Prakarya X Ukuran Komponen Elektronika Komponen Elektronika? Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA DASAR. Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd

ELEKTRONIKA DASAR. Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd ELEKTRONIKA DASAR Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd Komponen pasif adalah komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya tidak memerlukan sumber tegangan atau sumber arus tersendiri. Komponen pasif menggunakan

Lebih terperinci

BAB III KOMPONEN ELEKTRONIKA

BAB III KOMPONEN ELEKTRONIKA BAB III KOMPONEN ELEKTRONIKA Komponen elektronika dapat dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Komponen Pasif: merupakan komponen yang dapat bekerja tanpa sumber tegangan. a. Resistor b. Kapasitor c. Induktor 2. Komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasangan atau pembuatan barang-barang elektronika dan listrik.

BAB I PENDAHULUAN. pemasangan atau pembuatan barang-barang elektronika dan listrik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang sudah diketahui

Lebih terperinci

RESISTOR, TRANSISTOR DAN KAPASITOR

RESISTOR, TRANSISTOR DAN KAPASITOR RESISTOR, TRANSISTOR DAN KAPASITOR Resistor Yang pertama kali akan kita bahas adalah resistor. Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam

Lebih terperinci

Elektronika Dasar. Materi PERANTI ELEKTRONIKA (Resistor) Drs. M. Rahmad, M.Si Ernidawati, S.Pd. M.Sc. Oleh. Peranti/mrd/11 1

Elektronika Dasar. Materi PERANTI ELEKTRONIKA (Resistor) Drs. M. Rahmad, M.Si Ernidawati, S.Pd. M.Sc. Oleh. Peranti/mrd/11 1 Elektronika Dasar Oleh Drs. M. Rahmad, M.Si Ernidawati, S.Pd. M.Sc Materi PERANTI ELEKTRONIKA (Resistor) Peranti/mrd/11 1 PERTANYAAN Mengapa perlu mempelajari Komponen Elektronika? Apakah yang dimaksud

Lebih terperinci

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing Komponen Elektronika tersebut

Lebih terperinci

Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor

Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor - 1 Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor Missa Lamsani Hal 1 SAP Pengelompokan bahan-bahan elektrik dari sifat-sifat listriknya. Pengertian resistivitas dan nilai resistivitas bahan listrik : konduktor,

Lebih terperinci

TENTANG : PENGUASAAN KONSEP-KONSEP FISIKA

TENTANG : PENGUASAAN KONSEP-KONSEP FISIKA PELATIHAN GURU-GURU FISIKA SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA (SLTP) TENTANG : PENGUASAAN KONSEP-KONSEP FISIKA Oleh : Sumarna *) Bambang Ruwanto *) sumarna@uny.ac.id JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB I KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA

BAB I KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA BAB I KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA A. Komponen Elektronika Merupakan sebuah benda yang menjadi bagian pendukung satu sistem rangkaian elektronik. Tiap komponen elektronika memiliki fungsi, nilai, dan cara

Lebih terperinci

BAB II KOMPONEN MULTIVIBRATOR MONOSTABIL. Didalam membuat suatu perangkat elektronik dibutuhkan beberapa jenis

BAB II KOMPONEN MULTIVIBRATOR MONOSTABIL. Didalam membuat suatu perangkat elektronik dibutuhkan beberapa jenis BAB II KOMPONEN MULTIVIBRATOR MONOSTABIL Didalam membuat suatu perangkat elektronik dibutuhkan beberapa jenis komponen. Banyak sedikitnya jenis komponen yang di pakai pada perangkat elektronik tergantung

Lebih terperinci

KOMPONEN PASIF. Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

KOMPONEN PASIF. Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KOMPONEN PASIF ELK-DAS.23 20 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESISTOR DAN HUKUM OHM

RESISTOR DAN HUKUM OHM MODUL I RESISTOR DAN HUKUM OHM I. Tujuan Praktikum 1. Mampu mengenali bentuk dan jenis resistor. 2. Mampu menghitung nilai resistansi resistor melalui urutan cincin warnanya. 3. Mampu merangkai resistor

Lebih terperinci

Komponen Pasif. Kegiatan Belajar 1: Komponen Elektronika Pasif

Komponen Pasif. Kegiatan Belajar 1: Komponen Elektronika Pasif Kegiatan Belajar 1: Komponen Elektronika Pasif Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Memahami dasar-dasar Elektronika Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan 1. Mengenal komponen elektronika pasif 2. Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR 3.1 Prinsip Kerja Sensor LDR LDR (Light Dependent Resistor) adalah suatu komponen elektronik yang resistansinya berubah ubah tergantung pada intensitas cahaya. Jika intensitas

Lebih terperinci

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian TEORI DASAR 2.1 Pengertian Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Karena

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA DASAR. Mengenal Komponen Pasif Elektronika

ELEKTRONIKA DASAR. Mengenal Komponen Pasif Elektronika ELEKTRONIKA DASAR Mengenal Komponen Pasif Elektronika Komponen Elektronika Komponen Pasif Komponen AKTIF KOMPONEN PASIF RESISTOR KAPASITOR INDUKTOR 1. RESISTOR Resistor komponen pasif elektronika yang

Lebih terperinci

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen Elektronik 2. Kompetensi Dasar : Memahami komponen dasar elektronika B. Pokok Bahasan : Komponen Dasar Elektronika

Lebih terperinci

P ERTEM UA N 1 DASAR ELEKTRONIKA INDRA DARMAWAN, ST

P ERTEM UA N 1 DASAR ELEKTRONIKA INDRA DARMAWAN, ST P ERTEM UA N 1 DASAR ELEKTRONIKA INDRA DARMAWAN, ST RENCANA KULIAH Materi Komponen Pasif Elektronika Karakteristik Komponen Pasif Elektronika RENCANA KULIAH Komponen Peruliahan Tugas QUIS Ujian Tengah

Lebih terperinci

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya ohm, untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia elektronika sudah dapat dipastikan mengenal dengan adanya berbagai macam rangkaian elektronika, dimana rangkaian elektronika tersebut dapat diaplikasikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras ( Hardware) Dalam pembuatan tugas akhir ini diperlukan penguasaan materi yang digunakan untuk merancang kendali peralatan listrik rumah. Materi tersebut merupakan

Lebih terperinci

Pengantar Elektronika RESISTOR ( TAHANAN) STIMIK AKBA 2011

Pengantar Elektronika RESISTOR ( TAHANAN) STIMIK AKBA 2011 Pengantar Elektronika RESISTOR ( TAHANAN) STIMIK AKBA 2011 Pengertian : Resistor adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan diantara

Lebih terperinci

BAB II. Dasar Teori. = muatan elektron dalam C (coulombs) = nilai kapasitansi dalam F (farad) = besar tegangan dalam V (volt)

BAB II. Dasar Teori. = muatan elektron dalam C (coulombs) = nilai kapasitansi dalam F (farad) = besar tegangan dalam V (volt) BAB I Pendahuluan Kapasitor (Kondensator) yang dalam rangkaian elektronika dilambangkan dengan huruf C adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi/muatan listrik di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR I.1. MUATAN ELEKTRON Suatu materi tersusun dari berbagai jenis molekul. Suatu molekul tersusun dari atom-atom. Atom tersusun dari elektron (bermuatan negatif), proton

Lebih terperinci

PENGENALAN ALAT UKUR DAN PENGUKURAN. Laporan Praktikum. yang diampu oleh Drs. Agus Danawan, M.Si

PENGENALAN ALAT UKUR DAN PENGUKURAN. Laporan Praktikum. yang diampu oleh Drs. Agus Danawan, M.Si PENGENALAN ALAT UKUR DAN PENGUKURAN Laporan Praktikum ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Elektronika Dasar yang diampu oleh Drs. Agus Danawan, M.Si Disusun oleh Anisa Fitri Mandagi (1300199)

Lebih terperinci

dul Rangkaian Listrik 2017 MODUL I HUKUM OHM

dul Rangkaian Listrik 2017 MODUL I HUKUM OHM MODUL I HUKUM OHM Hukum dasar elektronika yang wajib dipelajari dan dimengerti oleh setiap Engineer Elektronika ataupun Penghobi Elektronika adalah Hukum Ohm, yaitu hukum dasar yang menyatakan hubungan

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai prinsip dasar pengukuran. Mengukur arus,

Lebih terperinci

BAHAN PELATIHAN GURU SMK PERTANIAN CISARUA BOGOR ELEKTRONIKA DASAR (PENDEKATAN PRKATIS) (Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika FMIPA UNY)

BAHAN PELATIHAN GURU SMK PERTANIAN CISARUA BOGOR ELEKTRONIKA DASAR (PENDEKATAN PRKATIS) (Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika FMIPA UNY) BAHAN PELATIHAN GURU SMK PERTANIAN CISARUA BOGOR ELEKTRONIKA DASAR (PENDEKATAN PRKATIS) (Oleh : Sumarna, sumarna@uny.ac.id, Jurdik Fisika FMIPA UNY) PENGANTAR Tidak seorangpun menyangkal bahwa elektronika

Lebih terperinci

MAKALAH KAPASITOR. Oleh: : Jheny Neriza Amanda. Nim : JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

MAKALAH KAPASITOR. Oleh: : Jheny Neriza Amanda. Nim : JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI MAKALAH KAPASITOR Oleh: Nama : Jheny Neriza Amanda Nim : 60200113040 Kelas : TI C JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2015 I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Laporan Praktikum. Elektronika Dasar I ARUS LISTRIK SEARAH NAMA : ARINI QURRATA A YUN NIM : H KELOMPOK : LIMA (V) ASISTEN : RAHMI

Laporan Praktikum. Elektronika Dasar I ARUS LISTRIK SEARAH NAMA : ARINI QURRATA A YUN NIM : H KELOMPOK : LIMA (V) ASISTEN : RAHMI Laporan Praktikum Elektronika Dasar I ARUS LISTRIK SEARAH NAMA : ARINI QURRATA A YUN NIM : H21114307 KELOMPOK : LIMA (V) ASISTEN : RAHMI JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Operational Amplifier Gambar 3.1 Operational Amplifier Operational Amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah satu komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER PENGERTIAN Multimeter adalah suatu alat yang dipakai untuk menguji atau mengukur komponen disebut juga Avometer, dapat dipakai untuk mengukur ampere, volt dan ohm meter.

Lebih terperinci

Modul 03: Catu Daya. Dioda, Penyearah Gelombang, dan Pembebanan. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat. Reza Rendian Septiawan February 11, 2015

Modul 03: Catu Daya. Dioda, Penyearah Gelombang, dan Pembebanan. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat. Reza Rendian Septiawan February 11, 2015 Modul 03: Catu Daya Dioda, Penyearah Gelombang, dan Pembebanan Reza Rendian Septiawan February, 205 Dalam dunia elektronika, salah satu komponen yang paling penting adalah catu daya. Sebagian besar komponen

Lebih terperinci

MAKALAH Speaker Aktif. Disusun oleh : Lentera Fajar Muhammad X MIA 9/18. SMA 1 KUDUS Jl. Pramuka 41 telp. (0291)

MAKALAH Speaker Aktif. Disusun oleh : Lentera Fajar Muhammad X MIA 9/18. SMA 1 KUDUS Jl. Pramuka 41 telp. (0291) MAKALAH Speaker Aktif Disusun oleh : Lentera Fajar Muhammad X MIA 9/18 SMA 1 KUDUS Jl. Pramuka 41 telp. (0291) 431368. KUDUS-59319 1 Kata Pengantar Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji hanya milik Allah

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN FISIKA BAB XVI KOMPONEN PASIF ELEKTRONIKA Prof. Dr. Susilo, M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

PENERAPAN DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR MULTIMETER PADA PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA

PENERAPAN DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR MULTIMETER PADA PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2017, pp. 222~226 222 PENERAPAN DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR MULTIMETER PADA PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA Martias AMIK BSI Jakarta e-mail : martias.mts@bsi.ac.id

Lebih terperinci

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart 1. Hipotesis tentang gejala kelistrikan dan ke-magnetan yang disusun Maxwell ialah... a. perubahan medan listrik akan menghasilkan medan magnet b. di sekitar muatan listrik terdapatat medan listrik c.

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RANGKAIAN RC (RESISTOR DENGAN KAPASITOR)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RANGKAIAN RC (RESISTOR DENGAN KAPASITOR) LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RANGKAIAN RC (RESISTOR DENGAN KAPASITOR) TANGGAL PERCOBAAN : 12-03-2017 TANGGAL PENGUMPULAN : 17-03-2017 WAKTU PERCOBAAN : 11.30-13.30 WIB Nama Praktikan : Amrina

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. Perancangan alat penelitian dilakukan di Laboratorium Elektronika, Laboratorium

Lebih terperinci

REKAYASA HARDWARE [HARDWARE ENGINEERING ]

REKAYASA HARDWARE [HARDWARE ENGINEERING ] Komponen listrik pada rangkaian listrik dapat dikelompokkan kedalam elemen atau komponen aktif dan pasif. Komponen aktif adalah elemen yang menghasilkan energi dalam hal ini adalah sumber tegangan dan

Lebih terperinci

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya - 2 Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya Missa Lamsani Hal 1 SAP Semikonduktor tipe P dan tipe N, pembawa mayoritas dan pembawa minoritas pada kedua jenis bahan tersebut. Sambungan P-N, daerah deplesi

Lebih terperinci

PENGENALAN DAN PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA DASAR PONSEL

PENGENALAN DAN PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA DASAR PONSEL PENGENALAN DAN PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA DASAR PONSEL Komponen elektronika adalah komponen yang tidak bisa dipisahkan pada setiap alat atau perangkat elektronik dalam kebutuhan kita sehari-hari,

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK TIM PENYUSUN DIANA RAHMAWATI, S.T., M. T HARYANTO, S.T., M.T KOKO JONI, S.T., M.Eng ACHMAD UBAIDILLAH, S.T., M.T RIZA ALFITA, S.T., MT MIFTACHUL ULUM, S.T., M.T

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Catu Daya / power supply Power supply adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk memberikan tegangan listrik yang dibutuhkan oleh suatu rangkaian elektronika. Dalam

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI. Ketua kelas: Lutfi: Ario : Souma: Yusriadi: Irul :

ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI. Ketua kelas: Lutfi: Ario : Souma: Yusriadi: Irul : ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI Ketua kelas: Lutfi: 085746960548 Ario : 085649402658 Souma: 085736094454 Yusriadi: 085255880024 Irul : 085728120453 Yusron Sugiarto, STP, MP, MSc. yusronsugiarto.lecturer.ub.ac.id

Lebih terperinci

1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. a. b. c. d. e.

1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. a. b. c. d. e. TUGAS MANDIRI KELAS XI SCI Jum at 2 September 2016 1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. 2. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari

Lebih terperinci

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE SEMIKONDUKTOR Komponen Semikonduktor Di dunia listrik dan elektronika dikenal bahan yang tidak bisa mengalirkan listrik (isolator) dan bahan yang bisa mengalirkan listrik (konduktor). Gbr. 1. Tingkatan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Tim penyusun: Diana Rahmawati, S. T., M. T. Haryanto, S. T., M. T. Koko Joni, S. T., M. Eng. Achmad Ubaidillah, S. T., M. T. Riza Alfita, S. T., M. T. Miftachul

Lebih terperinci

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII gaya F. Jika panjang kawat diperpendek setengah kali semula dan kuat arus diperbesar dua kali semula, maka besar gaya yang dialami kawat adalah. Medan Magnet

Lebih terperinci

. A KAPASIT OR. Struktur Kapasitor 2008/11/19. Dosen: Suharyanto Asisten: Andhang

. A KAPASIT OR. Struktur Kapasitor 2008/11/19. Dosen: Suharyanto Asisten: Andhang FISIKA ELEKTRO Dosen: Suharyanto Asisten: Andhang. A KAPASIT OR 1.Pengertian Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Struktur Kapasitor PENGERTIAN 1 Struktur sebuah kapasitor

Lebih terperinci

Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.

Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung. 3. Kapasitor (Kondensator) Kondensator (Capasitor) adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator

Lebih terperinci

Penggunaan RLC Meter Dalam Pengukuran

Penggunaan RLC Meter Dalam Pengukuran JOB SHEET Penggunaan Meter Dalam Pengukuran I. Tujuan Praktikum. Mahasiswa dapat mempergunakan Meter. 2. Mahasiswa terampil mempergunakan Meter dengan baik dan benar. 3. Mahasiswa dapat menggunakan Meter

Lebih terperinci

Diktat ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran serta kritik yang membangun akan penulis terima dengan sengan hati.

Diktat ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran serta kritik yang membangun akan penulis terima dengan sengan hati. PRAKATA Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT atas selesainya Diktat ini sesuai waktunya. Diktat ini disusun untuk melengkapi materi praktek Laboratorium Pengukuran dan Rangkaian Listrik yang dapat

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS B A B B A B

LISTRIK DINAMIS B A B B A B Listrik Dinamis 161 B A B B A B 8 LISTRIK DINAMIS Sumber : penerbit cv adi perkasa Kalian tentu tidak asing dengan bab ini, yaitu tentang listrik. Listrik sudah menjadi sumber energi banyak bidang. Di

Lebih terperinci

ARUS SEARAH (ARUS DC)

ARUS SEARAH (ARUS DC) ARUS SEARAH (ARUS DC) Bahan Ajar Pernahkah Anda melihat remot televisi? Tahukah anda kenapa remot tersebut dapat digunakan untuk mengganti saluran televisi? Apa yang menyebabkan remot dapat digunakan?

Lebih terperinci

Breadboard Breadboard digunakan untuk membuat dan menguji rangkaian-rangkaian elektronik secara cepat, sebelum finalisasi desain rangkaian dilakukan.

Breadboard Breadboard digunakan untuk membuat dan menguji rangkaian-rangkaian elektronik secara cepat, sebelum finalisasi desain rangkaian dilakukan. Modul 1 Peralatan Peralatan yang akan digunakan pada Praktikum Rangkaian Elektronika adalah: Breadboard Power Supply Multimeter LCR Meter Oscilloscope Function generator Breadboard Breadboard digunakan

Lebih terperinci

MODUL 03 RANGKAIAN DIODA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MODUL 03 RANGKAIAN DIODA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 MOUL 03 RANGKAIAN IOA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 LABORATORIUM ELEKTRONIKA AN INSTRUMENTASI PROGRAM STUI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA AN PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANUNG Riwayat Revisi Rev.

Lebih terperinci

TIN-302 Elektronika Industri

TIN-302 Elektronika Industri TIN-302 Elektronika Industri Komponen elektronik dalam industri Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Komponen Elektronik Komponen elektronik diklasifikasikan menjadi 2: Komponen pasif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi didunia. Ilmu pengetahuan dan teknologi ini dimanfaatkan dan dikembangkan

Lebih terperinci

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA 1 Komponen: Elemen terkecil dari rangkaian/sistem elektronik. KOMPONEN AKTIF KOMPONEN ELEKTRONIKA KOMPONEN PASIF 2 Komponen Aktif: Komponen yang dapat menguatkan dan menyearahkan

Lebih terperinci

KOMPONEN PASIF. TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2015/2016. Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan Universitas Telkom 1

KOMPONEN PASIF. TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2015/2016. Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan Universitas Telkom 1 TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2015/2016 Fakultas Ilmu Terapan Universitas Telkom Bandung 2015 KOMPONEN PASIF Disusun oleh: Duddy Soegiarto, ST.,MT dds@politekniktelkom.ac.id Rini Handayani,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

SMPK 6 PENABUR ULANGAN AKHIR SEMESTER 2 ( )

SMPK 6 PENABUR ULANGAN AKHIR SEMESTER 2 ( ) SMPK 6 PENABUR ULANGAN AKHIR SEMESTER 2 (2015-2016) HARI/TANGGAL : Rabu, 1 Juni 2016 BIDANG STUDI : Prakarya Rekayasa (Elektro) KELAS : 7 (TUJUH) WAKTU : 90 menit Petunjuk : Pilihlah jawaban yang paling

Lebih terperinci

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari mempelajari tentang muatan listrik bergerak (arus listrik) arus listrik aliran muatan positif yang mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah besar arus listrik dinyatakan dengan kuat arus listrik

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Rangkaian Elektronik Lampu Navigasi Energi Surya Rangkaian elektronik lampu navigasi energi surya mempunyai tiga komponen utama, yaitu input, storage, dan output. Komponen input

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. potongan jerami kecil. Sedangkan, ilmu mengenai magnetisme berawal dari pengamatan

BAB 1 PENDAHULUAN. potongan jerami kecil. Sedangkan, ilmu mengenai magnetisme berawal dari pengamatan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan listrik bermula dari pengamatan yang dikenalkan oleh Thales dari Miletus (Tahun 600 SM). Yakni, ketika sepotong ambar yang digosok akan menarik potongan

Lebih terperinci

MAKALAH BAHAN ELEKTRIK KAPASITOR

MAKALAH BAHAN ELEKTRIK KAPASITOR MAKALAH BAHAN ELEKTRIK KAPASITOR Disusun Oleh : Novi Wahyu Ningseh (13030224007) Bibi Maria Umma (13030224016) Irene Saraswati S (13030224020) Dita Puji Issriza (13030224023) UNEVERSITAS NEGERI SURABAYA

Lebih terperinci

Materi ajar. Kapasitor

Materi ajar. Kapasitor Materi ajar Kapasitor A. Kapasitor 1. Pengertian kapasitor Kapasitor atau sering juga disebut kondensator adalah alat (komponen) yang dibuat sedemikian sehingga mampu menyimpan muatan listrik. Sebuah kapasitor

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM Oleh Nama NPM Semester : Yestri Hidayati : A1E011062 : II. B Tanggal Praktikum : Jum at, 06 April 2012 UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

MEMPERSEMBAHKAN. Kelompok. Achmad Ferdiyan R Anne Farida R U ( ) ( )

MEMPERSEMBAHKAN. Kelompok. Achmad Ferdiyan R Anne Farida R U ( ) ( ) MEMPERSEMBAHKAN Kelompok Achmad Ferdiyan R Anne Farida R U (0602421) (0605860) Problem 1 : Pengisian kapasitor Problem 2 : Kapasitor disusun seri dan paralel Problem 3 : Pengaruh hambatan terhadap waktu

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Struktur Dioda

Gambar 3.1 Struktur Dioda 1 1. TEORI DASAR Dioda ialah jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Dioda tabung pertama kali diciptakan oleh seorang ilmuwan dari Inggris yang bernama Sir J.A. Fleming (1849-1945) pada tahun

Lebih terperinci

MODUL IV KOMPONEN ELEKTRONIKA

MODUL IV KOMPONEN ELEKTRONIKA MODUL IV KOMPONEN ELEKTRONIKA Jika kita membuka sebuah alat elektronika seperti radio, tape, vcd player atau yang lain maka kita akan mendapati pemandangan yang cukup rumit dengan beberapa kabel bersliweran

Lebih terperinci

Tugas 01 Makalah Dasar Elektronika Komponen Elektronika

Tugas 01 Makalah Dasar Elektronika Komponen Elektronika Tugas 01 Makalah Dasar Elektronika Komponen Elektronika Disusun Oleh : Nama Jurusan : Rizkiansyah Rakhmadin : Teknik Elektro Mata Kuliah : Dasar Elektronika NPM : 132227024 Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta

Lebih terperinci

KOMPONEN ELEKTRONIKA. By YOICETA VANDA, ST., MT.

KOMPONEN ELEKTRONIKA. By YOICETA VANDA, ST., MT. KOMPONEN ELEKTRONIKA By YOICETA VANDA, ST., MT. 1.PENDAHULUAN Pengertian Elektronika Elektronika adalah ilmu pengetahuan dan teknologi(iptek) tentang pengendalian partikel bermuatan di dalam ruang hampa,

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Induksi Elektromagnet Nama : Kelas/No : / - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS BOLAK-BALIK Induksi

Lebih terperinci

BAB VI RANGKAIAN & PENGUKURAN

BAB VI RANGKAIAN & PENGUKURAN BAB VI RANGKAIAN & PENGUKURAN 1. Papan sirkuit cetak Gambar 64. Foto dari desain sirkuit dan realisasinya Papan sirkuit cetak (bahasa Inggris: printed circuit board atau PCB) adalah sebuah papan yang penuh

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Tim penyusun: Diana Rahmawati, S. T., M. T. Haryanto, S. T., M. T. Koko Joni, S. T., M. Eng. Achmad Ubaidillah, S. T., M. T. Riza Alfita, S. T., M. T. Miftachul

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY

BAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY BAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY 4.1 Hasil Perancangan Setelah melewati tahap perancangan yang meliputi perancangan mekanik, elektrik, dan pemrograman. Maka terbentuklah sebuah propeller display berbasis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstanta dielektrik adalah perbandingan nilai kapasitansi kapasitor pada bahan dielektrik dengan nilai kapasitansi di ruang hampa. Konstanta dielektrik atau permitivitas

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci

Modul 02: Elektronika Dasar

Modul 02: Elektronika Dasar Modul 02: Elektronika Dasar Alat Ukur, Rangkaian Thévenin, dan Rangkaian Tapis Reza Rendian Septiawan February 4, 2015 Pada praktikum kali ini kita akan mempelajari tentang beberapa hal mendasar dalam

Lebih terperinci