Makalah strategi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Makalah strategi"

Transkripsi

1 Makalah strategi Memastikan agribisnis berkontribusi pada pembangunan Lebih dari satu dekade para anggota AgriProFocus, mitra mereka dan pemangku kepentingan lainnya dalam sektor pertanian pangan telah melakukan banyak upaya dengan sumber dayanya untuk meningkatkan ketahanan pangan dan gizi lewat kewirausahaan petani di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah. Hasil yang sangat baik telah dicapai melalui berbagai pendekatan. Namun, masih terdapat banyak tantangan, dan tantangantantangan baru pun bermunculan. Tren seperti pertumbuhan jumlah penduduk, urbanisasi, perpindahan penduduk, perubahan iklim, kelangkaan sumber daya alam serta perubahan pasar regional dan pasar dalam negeri, efisiensi rantai nilai dan keberlanjutan merupakan realitas petani wirausaha setiap hari. Tantangan mereka bukan hanya untuk mencapai produktivitas yang lebih tinggi dan menjalankan usaha tani mereka seperti sebuah bisnis, melainkan mengubah tantangan-tantangan pembangunan ini menjadi peluang bisnis. Kebijakan Bantuan Perdagangan (Aid to Trade) Pemerintah Belanda mengarah pada keterlibatan yang lebih kuat dan penekanan pada sektor swasta. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) yang disepakati di tingkat global juga bertujuan untuk mengakhiri kelaparan dan kemiskinan dengan memungkinkan pengembangan sektor swasta, perdagangan dan investasi berjalan bersama-sama. Jaringan AgriProFocus telah berkembang sebagai sebuah jaringan unik yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan mewakili model pertumbuhan Diamond dalam sektor pertanian pangan: petani wirausaha, perusahaan sektor swasta, pemerintah, lembaga pengetahuan dan organisasi masyarakat sipil. Jaringan ini aktif di 13 negara di Afrika dan Asia Tenggara, dan menghubungkan profesional agribisnis di seluruh dunia. Para anggota jaringan AgriProFocus meyakini perlunya bekerja dan belajar bersama-sama dalam jaringan dan kemitraan, dalam rangka menciptakan perubahan sosial skala besar yang lebih berdampak dan berkelanjutan, walaupun terkadang terdapat kepentingan dan sudut pandang yang berbeda-beda, dan fakta bahwa penurunan anggaran telah mengarah pada peningkatan persaingan karena tidak satu pun anggota yang dapat mengatasi hambatan-hambatan berikut: Keterbatasan kerja sama dan koordinasi. Banyak pemangku kepentingan masih bekerja sendiri-sendiri dan tidak menyadari bahwa mereka melakukan upaya yang sama atau saling bersaing. Keterbatasan kerja sama antara para pemangku kepentingan utama misalnya lembaga-lembaga pemerintah, badan-badan pembangunan, sektor swasta merupakan peluang yang hilang di mana upaya-upaya yang baik dapat ditiru atau ditingkatkan; Keterbatasan insentif dan pembiayaan untuk kegiatan-kegiatan pra-persaingan (pemetaan, analisis tren, pembinaan koalisi berbasis kompetensi, dll.) dan pascapersaingan (manajemen pengetahuan, pembelajaran, refleksi, dll.) Keterbatasan pembagian pengalaman antara para pemangku kepentingan pertanian pangan untuk pembelajaran dan pengembangan pengetahuan tentang praktik terbaik dan model bisnis, serta keterbatasan hubungan dengan lembaga pengetahuan di dalam dan di luar negara mereka; Intervensi jangka pendek tanpa strategi pengakhiran proyek yang jelas ( pendekatan proyek ) sering kali tidak mengarah pada perubahan berkelanjutan di tingkat sistem.

2 Para anggota AgriProFocus juga melihat bahwa mayoritas kemitraan yang ada saat ini terutama dirancang sebagai mekanisme pendanaan. Model donor-penerima hibah umum dengan banyak sub-penerima hibah tidak lagi memadai untuk mengatasi tantangan yang tidak hanya membutuhkan partisipasi, tetapi juga andil aktif dari banyak sektor. Oleh karena itu, ambisinya adalah untuk mengubah AgriProFocus menjadi sebuah jaringan dampak kolektif, yang dapat dibedakan dari kemitraan lainnya melalui lima kondisi utama, yaitu agenda bersama, sistem pengukuran bersama, kegiatan-kegiatan yang saling menguatkan, komunikasi berkesinambungan, dan organisasi tulang punggung. Para anggotanya yakin bahwa AgriProFocus, berdasarkan pengalamannya selama 10 tahun, dapat mencapai ambisi ini. Fokus pada petani wirausaha Semua anggota AgriProFocus bekerja dengan petani wirausaha dan perusahaan dalam rantai nilai pertanian (perusahaan pertanian dan agribisnis lainnya). Tingkat, skala dan titik intervensi praktik mereka mungkin berbeda-beda (beberapa bekerja dengan petani kecil dan berfokus pada peningkatan mata pencaharian kelompok-kelompok yang terpinggirkan, sedangkan yang lainnya berfokus pada konsumen perkotaan dan mengambil pendekatan komersial dalam mengidentifikasi peluang perdagangan dan investasi), tetapi semua anggota AgriProFocus mengakui bahwa pengusaha pertanian seringkali berusia muda dan berjenis kelamin perempuan memainkan peran yang sangat penting dalam mengubah sistem pertanian pangan secara berkelanjutan. Jaringan AgriProFocus melihat sebuah peluang dan kebutuhan untuk memfokuskan perhatian bersamanya pada pengusaha pertanian yang berpotensi atau meiliki dorongan bisnis dan berorientasi pasar, kesiapan untuk tumbuh, inovatif dan berkontribusi pada isu-isu pembangunan, yaitu ketahanan pangan dan gizi, inklusif, dan keberlanjutan. Para pengusaha pertanian ini merupakan pembuat perubahan yang sebenarnya dalam sektor pertanian. Potensi transformatif pembuat perubahan bisa diwujudkan lebih baik melalui sistem pendukung yang efektif, di mana pemangku kepentingan bekerja dan belajar bersama dan menggunakan pengalaman kolektif mereka untuk membentuk agenda ini bersama-sama. Dengan mengorkestrasi anggota jaringannya, serta dengan sektor-sektor utama Belanda dan para pemangku kepentingan lainnya yang bermitra dengan petani-petani wirausaha untuk memastikan agribisnis mereka berkontribusi pada pembangunan, AgriProFocus menciptakan ekosistem yang mendukung perubahan ini. Dengan membawa berbagai sudut pandang, pengetahuan, pengalaman, sumber daya, kompetensi dan keahlian jaringan ini bersama-sama, secara keseluruhan jaringan ini dapat menjadi lebih efektif dalam mendukung para pembuat perubahan ini. Hal ini membantu pengusaha agar lebih berhasil dalam mengembangkan bisnis mereka, membantu meningkatkan model-model bisnis yang menjanjikan, berkontribusi pada dampak yang lebih sistemis dan lebih memperkuat kerja para anggota AgriProFocus.

3 Memfasilitasi Saling Hubung, Pembelajaran & Kepemimpinan Jaringan AgriProFocus bukanlah pelaksana; jaringan ini mempertemukan pelaksanapelaksana untuk memperkuat dampak mereka masing-masing dan dampak mereka bersamasama. Peran staf AgriProFocus adalah untuk memfasilitasi proses saling hubung, pembelajaran dan kepemimpinan dalam jaringan ini. Melalui tiga pilar strategis ini, AgriProFocus menawarkan nilai tambah yang unik kepada para anggotanya, jaringan yang lebih luas di tiap negara di mana kami bekerja, dan kepada donor dan pemberi dana. Saling Hubung Para anggota AgriProFocus bekerja melalui jaringan ini agar dapat memiliki akses ke tiap sumber daya, kontak, keahlian, perangkat/peralatan dan pengetahuan. Sekretariat AgriProFocus mengorganisir informasi umum tentang apa yang dapat ditawarkan oleh tiap anggota jaringan dan secara strategis menghubungkan sumber daya, pengetahuan, keahlian dan para profesional dalam jaringan ini. Intelijensi jaringan ini memberikan peluang kepada para anggota untuk menemukan mitra, pengetahuan dan keahlian secara lebih mudah. AgriProFocus juga mengatur hubungan strategis dengan jaringan lain. Dengan menghubungkan sumber daya anggota-anggota jaringan, secara keseluruhan jaringan ini dapat berkontribusi pada dukungan yang lebih efisien, lebih efektif, lebih terpadu dan berjangka waktu lebih panjang bagi para pembuat perubahan. Dan dengan demikian, AgriProFocus menghidupkan kerja penting tiap anggota serta memperkuat kemitraan dan kerja sama dalam jaringan ini. Layanan pembinaan hubungan ini disasarkan pada tiga tingkat yang berbeda: Menghubungkan anggota-anggota jaringan satu sama lain memfasilitasi pertukaran informasi dan sumber daya yang menciptakan intelijensi jaringan, menghubungkan anggota-anggota Belanda dengan anggota-anggota afiliasi di tingkat negara. Menghubungkan para pembuat perubahan dengan jaringan ini dan sebaliknya untuk menciptakan dukungan yang lebih efektif bagi para pembuat perubahan wirausaha dan memfasilitasi pertukaran praktik terbaik; Menghubungkan jaringan ini dengan peluang perubahan memetakan dan mengatur apa yang dapat ditawarkan oleh jaringan AgriProFocus untuk mengatasi perubahan dan memfasilitasi pembinaan koalisi anggota berbasis kompetensi dan hubungan strategis dengan jaringan lain untuk menangkap peluang-peluang ini. Kegiatan & hasil: Portofolio showcase dari pembuat perubahan Peta jaringan tentang tren, isu, topik khusus yang diidentifikasi oleh anggota atau donor Acara dan kegiatan untuk mempertemukan antara bisnis dengan jaringan Platform online dengan profil anggota dan pusat data sumber daya Koalisi anggota dan kemitraan anggota untuk peluang-peluang yang teridentifikasi

4 Pembelajaran Sebagai sebuah jaringan yang bersifat netral, AgriProFocus menciptakan ruang bagi anggotaanggota jaringan untuk belajar dari pengalaman hidup nyata pembuat perubahan, belajar dengan dan dari satu sama lain untuk memperluas dan memperdalam lingkup dan sudut pandang mereka. Bersama-sama, para anggota membangun dasar pengetahuan berbasis bukti yang kuat tentang bagaimana agribisnis berkontribusi pada pembangunan. Karakteristik jaringan ini yang melibatkan banyak pemangku kepentingan menawarkan peluang unik untuk mengumpulkan dan menanamkan pengetahuan tacit (pengetahuan yang sulit ditransfer atau dikomunikasikan dengan kata-kata) dan pengetahuan explicit (pengetahuan yang dapat diartikulasikan, diakses dan diungkapkan dengan bahasa) dari berbagai pemangku kepentingan. Hal ini akan memungkinkan anggota dan pelaku lainnya dalam sektor pertanian pangan untuk membawa lensa sistem dalam rangka lebih meningkatkan praktik dan kebijakan. Melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran AgriProFocus memfasilitasi anggota untuk menggali, menciptakan dan memperkuat peluang sinergi dan tindakan bersama. Sekretariat AgriProFocus mengelola lingkungan pembelajaran ini dan memfasilitasi proses pembelajaran berbagai pemangku kepentingan ini, sementara semua pengetahuan (tacit dan explicit) tersebut dibawa masuk oleh para anggota. Dengan memperkuat kegiatan-kegiatan pembelajaran, AgriProFocus menciptakan peluang tambahan untuk sinergi lebih lanjut dengan kerja Food & Business Knowledge Platform serta aliran pengetahuan yang lebih efektif antara praktisi dan pekerja pengetahuan. Hubungan strategis dengan program YEP digunakan untuk mengidentifikasi pakar muda. Kegiatan & hasil: Pemantauan Agribusiness Works for Development (yang setiap tahunnya menggambarkan tren, tantangan dan peluang di tiap negara di mana kami bekerja, berdasarkan proses konsultasi berbagai pemangku kepentingan) Laporan Berkala Agribusiness Works for Development (laporan elektronik berkala dengan berita terbaru tentang proyek angota, hasil, sumber pengetahuan yang relevan dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam bidang Agribisnis untuk Pembangunan) Lab Inovasi bengkel pembelajaran dengan pembuat perubahan dalam rantai nilai khusus atau tentang tantangan-tantangan khusus di tingkat sektor atau dalam sistem pertanian pangan Pemetaan sistem dan analisis kesenjangan Sistem pengukuran bersama tentang memastikan agribisnis berkontribusi pada pembangunan Masterclass (kelas yang diberikan oleh pakar bagi siswa-siswa yang sangat bertalenta) tentang kerja sama berbagai pemangku kepentingan & pemikiran sistem. Kepemimpinan AgriProFocus menciptakan pengaruh bagi tiap anggota dengan memfasilitasi mereka untuk bersama-sama membentuk wacana tentang bagaimana agribisnis dapat berkontribusi pada pembangunan, dan membangun dasar pemikiran yang kuat tentang bagaimana pembuat perubahan dapat diberdayakan dengan cara yang paling baik. Dengan dasar bukti yang kuat

5 tentang bagaimana agribisnis berkontribusi pada pembangunan, AgriProFocus memiliki potensi unik untuk memengaruhi pembuat kebijakan, pemberi dana, perusahaan, dan mitra melalui kepempinan pemikiran. Kapasitas intelektual di dalam jaringan menandingi kapasitas intelektual wadah pemikir global. Untuk mencapai potensi ini, sekretariat AgriProFocus menciptakan ruang untuk memengaruhi praktik dan kebijakan yang ada (di bawah aturanaturan Chatham House untuk mendorong keterbukaan dan pembagian informasi). Daripada bereaksi terhadap kebijakan pemerintah dan strategi pemberi dana, para anggota AgriProFocus secara proaktif membangun potensi bersama mereka untuk memengaruhi pembuat kebijakan, donor dan mitra melalui intentional leadership (pendekatan yang menyelaraskan hasil yang diinginkan, nilai inti, dan tujuan fundamental untuk peningkatan hasil secara signifikan) dalam hal pemikiran. Para anggota AgriProFocus bersama-sama mengidentifikasi solusi sistemis dan menyatukan pembelajaran untuk menetapkan posisi kepemimpinan pemikiran tentang tantangan-tantangan yang pelik. Layanan pembinaan hubungan dan pembelajaran yang diberikan oleh AgriProFocus menciptakan peluang untuk menangkap dan menyebarkan pembelajaran yang didapatkan oleh para anggota untuk memajukan cara-cara terbaik mengatasi tantangan-tantangan pembangunan bersama-sama. Dari pengalaman mereka dan berdasarkan kasus berbasis bukti yang diperlihatkan oleh pembuat perubahan, anggota-anggota kami bersama-sama membentuk wacana tersebut di tingkat nasional, regional dan global serta mengilhami pihak lain untuk terlibat. Dengan demikian, kegiatan-kegiatan kepemimpinan kami menawarkan pengaruh serta visibilitas dan kredibilitas yang lebih baik kepada para anggota. Kegiatan & hasil: Diner Pensants sesi-sesi Chatham House dengan para anggota untuk mengidentifikasi dan memikirkan isu-isu hangat yang mereka temui dalam praktik harian mereka, yang terkait dengan memastikan agribisnis berkontribusi pada pembangunan Identifikasi hambatan dan analisis bersama tentang apa yang berhasil dan tidak berhasil Change Labs tentang tantangan-tantangan utama, dengan lokakarya refleksi, kegiatankegiatan perencanaan skenario dan pembuatan prototipe Memasukkan hambatan dan peluang yang teridentifikasi ke dalam agenda nasional (dan internasional) terkait Policy Brief Pertemuan Kepemimpinan tahunan Kampanye Bersama Fokus tematik Keseluruhan ambisi untuk memastikan agribisnis berkontribusi pada pembangunan dan pilihan strategis untuk menggunakan perusahaan dalam rantai nilai pertanian lokal untuk pasar sebagai focal point kerja kami, juga mengarah pada agenda tematis yang ditetapkan secara lebih jelas untuk AgriProFocus.

6 Agenda ini didasarkan pada tiga pilar kebijakan Kementerian Luar Negeri Belanda: 1. Memberantas kelaparan dan malnutrisi 2. Mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan dalam sektor pertanian 3. Mencapai sistem pangan berkelanjutan yang ramah lingkungan Berdasarkan ambisi untuk memastikan agribisnis berkontribusi pada pembangunan, satu isu utama bagi AgriProFocus adalah mengidentifikasi model-model bisnis yang mengatasi tantangan-tantangan ini, dan mengambil model-model bisnis ini sebagai titik awal, mempelajari elemen-elemen kunci keberhasilan, atau rintangan yang menghambat keberhasilan di tingkat masing-masing pengusaha, perusahaan, kemitraan dalam rantai nilai ini dan dalam sistem yang lebih luas. Berangkat dari hasil konsultasi dengan anggota jaringan, AgriProFocus telah menerjemahkan tiga pilar kebijakan Ketahanan Pangan Kementerian Luar Negeri menjadi empat tema: 1. Kewirausahaan pertanian yang melibatkan petani kecil model bisnis yang meningkatkan ketercakupan, keadilan, daya tahan dan keberlanjutan keuangan hubungan antara petani kecil di satu pihak dengan agribisnis tingkat hilir (pengolah, pengekspor dan pengecer) di pihak lain. 2. Kewirausahaan pertanian yang tahan terhadap iklim model bisnis untuk produk dan jasa baru untuk mengelola dan mengurangi dampak iklim yang berubah 3. Kewirausahaan pertanian ekonomi melingkar model bisnis untuk mengurangi kerugian pasca-panen, menggunakan produk sampingan dan lainnya serta memulihkan materi dan energi dari produk bekas 4. Kewirausahaan pertanian yang peka gizi model bisnis untuk produksi makanan bergizi Fokusnya adalah pada model bisnis untuk memastikan bahwa perubahan bersifat berkelanjutan, didorong oleh pasar dan tidak hanya didukung melalui hibah dan subsidi. Kerja pada isu-isu lintas sektoral seperti gender dalam rantai nilai, kewirausahaan muda, kerja sama berbagai pemangku kepentingan dan pembiayaan inovasi agribisnis akan menciptakan sinergi lebih lanjut dan penggabungan gagasan dalam agenda perubahan kita. Keanggotaan & Dukungan Jaringan Saat ini AgriProFocus dikelola oleh sebuah struktur dukungan jaringan yang terdiri dari satu sekretariat internasional yang berbasis di Belanda dan tim-tim koordinasi tingkat negara. Secara resmi, AgriProFocus adalah sebuah yayasan di bawah hukum belanda dan keanggotaannya hanya dimungkinkan bagi anggota-anggota di Belanda. Keanggotaan dan tata kelola Selama beberapa tahun terakhir, jaringan AgriProFocus telah membentuk sekretariat negara di 12 negara, berdasarkan kemitraan Selatan anggota-anggota kami di Belanda. Terdapat peningkatan permintaan untuk meresmikan kepemilikan domestik yang dirasakan oleh organisasi-organisasi Selatan untuk jaringan AgriProFocus di negara mereka. Hal ini

7 merupakan indikasi yang jelas tentang nilai tambah pendekatan kerja sama berbagai pemangku kepentingan yang diambil oleh AgriProFocus di tingkat negara. Pada tahun 2018, sebuah proposal tentang bagaimana hal ini akan diatur, misalnya dengan anggota afiliasi, akan siap tersedia. Dalam proposal yang sama, keanggotaan AgriProFocus saat ini akan ditinjau, karena beberapa anggota mengusulkan untuk mulai menawarkan berbagai jenis keanggotaan, berdasarkan tingkat dukungan dan pengaruh dalam jaringan ini, yang terkait dengan kegiatan-kegiatan pembinaan hubungan, pembelajaran dan kepemimpinan. AgriProFocus akan mengoptimalkan tata kelolanya untuk tetap menjadi organisasi yang gesit. Untuk membuat tata kelolanya lebih efektif, AgriProFocus akan bertransisi menjadi sebuah struktur dengan satu komite pengawas dan dewan-dewan penasihat program di mana anggota memberikan masukan dan pedoman tentang kegiatan-kegiatan program jaringan ini. Koordinasi nasional dan hubungan regional Tim-tim koordinasi tingkat negara memfasilitasi, mengoordinasikan dan mengatur kegiatankegiatan jaringan. Jaringan-jaringan nasional juga membentuk dasar di mana kami mengembangkan hubungan dan kerja sama regional lebih lanjut. Kami memanfaatkan dinamika dan peluang regional serta didasarkan pada rantai nilai regional yang kuat. Apa yang ditawarkan oleh AgriProFocus di tingkat nasional juga akan relevan di tingkat regional, yaitu pertukaran pengetahuan, pembinaan hubungan dan pembelajaran melalui fasilitasi acaraacara regional. Untuk mencerminkan netralitas jaringan ini secara lebih baik, sekretariatsekretariat negara, yang saat ini dijalankan sepenuhnya oleh anggota-anggota Belanda, akan memperoleh pendafataran hukum secara bertahap dalam beberapa tahun mendatang, dan di saat yang sama tetap menjadi bagian dari jaringan AgriProFocus internasional. Sekretariat internasional Sekretariat internasional mengembangkan dan memandu pelaksanaan strategi global jaringan ini. Sekretariat tersebut mendukung pencarian peluang program seputar pembinaan hubungan, pembelajaran dan kepemimpinan di mana jaringan ini secara keseluruhan, sering kali melalui koalisi anggota jaringan, dapat mengambil bagian. Sekretariat internasional mendukung pembentukan kemitraan strategis dengan jaringan lain untuk merespons peluang-peluang ini. Sekretariat internasional juga mengatur struktur dukungan jaringan (strategi, pengembangan bisnis, manajemen pengetahuan, komunikasi, manajemen sumber daya manusia, administrasi keuangan, dll.) serta menjamin monitoring dan evaluasi. Agar efektif dalam kerjanya, kantor-kantor dukungan jaringan di tingkat negara dan tingkat global juga harus berfungsi sebagai organisasi pembelajaran. Mereka harus terus mengamati, bereksperimen, membagi, menganalisis dan berpikir untuk meningkatkan praktik. Strategi keuangan Agar AgriProFocus dapat menciptakan nilai tambah bagi jaringan ini secara keseluruhan, sangatlah penting untuk memfokuskan kerja kami pada tantangan dan kebutuhan yang tidak dapat diatasi oleh tiap anggota secara efektif. Dikarenakan perubahan kerangka pendanaan, sebagian besar anggota kami merasa kurang mampu memberikan pendanaan inti kepada AgriProFocus, dan sebaliknya mereka sekarang membutuhkan layanan yang sesuai dengan

8 logika proyek kegiatan-kegiatan mereka. Saat ini, logika ini mendorong tim-tim koordinasi tingkat negara untuk memainkan peran penyedia jasa, terkadang bersaing dengan anggota lainnya, yang membahayakan fokus pada tantangan-tantangan bersama dan netralitas jaringan kami serta kelanjutan jaringan kami. Sementara itu, AgriProFocus mengakui kebutuhan untuk menjadi lebih koheren dan terprogram dalam cara kerja kami. Untuk mencapai keberlanjutan keuangan, AgriProFocus perlu membuat variasi dalam strategi keuangannya dengan melaksanakan tiga prinsip: Menggunakan pendanaan program DGIS sebagai faktor pengganda investasi anggota; Penetapan program dan pendanaan program yang strategis dan koheren; Memperbarui model-model pendapatan bersama dengan para anggota; Sebuah jaringan yang hidup membutuhkan partisipasi aktif dan investasi keuangan dari anggota. Di saat yang sama, terdapat alasan yang kuat untuk pendanaan publik, pada awalnya untuk proses (fungsi sekretariat, mendukung keterlibatan peserta negara berkembang) dan di kemudian hari untuk menghasilkan keluaran khusus yang akan dikembangkan oleh jaringan ini. Dengan DGIS, AgriProFocus akan mengajukan permohonan hibah program sebesar 2,4 juta euro setiap tahun selama periode Hal ini berarti kelanjutan dari pendanaan yang ada saat ini. Mengingat ambisi yang lebih besar yang dimiliki oleh jaringan ini serta sekumpulan kegiatan dan produk yang lebih kuat, hal ini berarti bahwa pendanaan tambahan perlu didapatkan. Hal ini juga berarti bahwa faktor pengganda pendanaan DGIS akan meningkat secara signifikan. AgriProFocus memiliki empat aliran pendapatan yang berbeda: Pendanaan program dari donor (pemerintah nasional, bilateral atau multilateral, investor, lembaga internasional, dll.) untuk program-program pembinaan hubungan, pembelajaran dan/atau kepemimpinan yang dilaksanakan oleh dan untuk jaringan ini secara keseluruhan. Program-program tersebut dikembangkan oleh sekretariat jaringan, sering kali melalui keterlibatan aktif (koalisi) anggota. Pendanaan kegiatan/layanan oleh anggota dalam program-proyek yang dilaksanakan oleh anggota atau koalisi anggota, di mana AgriProFocus menawarkan layanan pembinaan hubungan dan pembelajaran serta memfasilitasi akses ke jaringan ini. Pendanaan selalu didasarkan pada pemulihan biaya penuh, di mana saat ini sebagian biayanya dikeluarkan oleh pendanaan inti DGIS. AgriProFocus akan memperbarui model-model pendapatannya berdasarkan identifikasi lebih lanjut kebutuhan anggota dan peluang jaringan. Pendanaan innatura oleh anggota dalam semua kegiatan AgriProFocus. Para anggota menginvestasikan banyak waktu dari staf mereka untuk berpartisipasi dalam acaraacara AgriProFocus. Hal ini merupakan indikasi yang jelas tentang nilai tambah yang dibawa oleh jaringan ini bagi para anggota. AgriProFocus akan memasukkan investasi innatura setiap anggota ini dalam laporan tahunannya. Biaya dan kontribusi innatura dari pihak bukan anggota untuk kegiatan dan layanan yang diberikan oleh jaringan AgriProFocus. Sering kali layanan-layanan tersebut merupakan elemen-elemen proyek yang dilaksanakan oleh koalisi anggota. Secara keseluruhan jaringan ini akan menciptakan kegiatan-kegiatan program (di tingkat negara, regional dan/atau global) yang hanya berfokus pada peluang pembinaan hubungan,

9 pembelajaran dan kepemimpinan. Dalam program-program ini, seluruh jaringan terlibat, kami hanya dapat melakukan ini karena kami adalah sebuah jaringan. AgriProFocus akan membuat pembedaan yang lebih jelas antara kegiatan program ini dengan proyek anggota/koalisi anggota jaringan yang difasilitasi oleh sekretariat, dalam rangka menciptakan akses ke jaringan bagi anggota. Dalam lingkup ini, tim-tim koordinasi tingkat negara memberikan berbagai layanan pembinaan hubungan, pembelajaran dan kepemimpinan kepada program dan proyek ini. Melandasi model-model pendapatan ini adalah biaya keanggotaan yang menjamin keterlibatan dan komitmen anggota untuk mempertahankan dan memperkuat jaringan ini dan relevansinya baik pada tingkat negara maupun tingkat internasional. Untuk mewujudkan hal ini, AgriProFocus perlu didasarkan pada transparansi dan akuntabilitas serta meningkatkan kesadaran biaya untuk mencapai efektivitas dan efisiensi biaya. Tim koordinasi jaringan dapat menciptakan lebih banyak sinergi dengan membagi keahlian dan kapasitas antara jaringan-jaringan negara serta membagi sekumpulan pakar. Peran dan kontribusi anggota dalam koalisi di mana mereka mengambil bagian perlu diakui dan jaringan perlu merayakan keberhasilannya dengan anggota dan donor untuk mewujudkannya. Dengan cara ini, jaringan AgriProFocus menjadi mitra yang lebih strategis bagi DGIS, RVO dan kedutaan-kedutaan besar, serta mitra yang menarik bagi donor internasional baru. Mengembangkan hubungan strategis ini akan memakan waktu, dan juga membutuhkan investasi. Hal ini berarti bahwa dalam dua tahun mendatang AgriProFocus akan berinvestasi pada pengembangan pendekatan program baru, memperkuat layanan-layanannya dan keluaran (output) dari kegiatan-kegiatan pembelajaran dan kepemimpinan serta membuat organisasi dukungan jaringan menjadi lebih profesional. Pendanaan DGIS senilai total 12 juta untuk periode merupakan syarat untuk mewujudkan hal ini, tetapi komitmen, partisipasi aktif dan investasi dari anggota merupakan pendorong nyata pengembangan ini.

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan INDONESIA VISI 2050 Latar belakang Anggota Dewan Bisnis Indonesia untuk Pembangunan Berkelanjutan (IBCSD) dan Indonesia Kamar Dagang dan Industri (KADIN Indonesia) mengorganisir Indonesia Visi 2050 proyek

Lebih terperinci

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang

Lebih terperinci

Panggilan untuk Usulan Badan Pelaksana Nasional Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Indonesia November 2014

Panggilan untuk Usulan Badan Pelaksana Nasional Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Indonesia November 2014 Panggilan untuk Usulan Badan Pelaksana Nasional Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Indonesia November 2014 A) Latar Belakang Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat

Lebih terperinci

Kajian Tengah Waktu Strategi 2020. Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik

Kajian Tengah Waktu Strategi 2020. Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik Kajian Tengah Waktu Strategi 2020 Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik Kajian Tengah Waktu (Mid-Term Review/MTR) atas Strategi 2020 merupakan

Lebih terperinci

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA Jakarta, 1 Juli 2011 - 1 - Untuk menandai 60 tahun hubungan diplomatik dan melanjutkan persahabatan antara kedua negara, Presiden

Lebih terperinci

SEBUAH AWAL BARU: PERTEMUAN TINGKAT TINGGI TENTANG KEWIRAUSAHAAN

SEBUAH AWAL BARU: PERTEMUAN TINGKAT TINGGI TENTANG KEWIRAUSAHAAN SEBUAH AWAL BARU: PERTEMUAN TINGKAT TINGGI TENTANG KEWIRAUSAHAAN Pertemuan Tingkat Tinggi Tentang Kewirausahaan akan menyoroti peran penting yang dapat dimainkan kewirausahaan dalam memperluas kesempatan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif. Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif

Ringkasan Eksekutif. Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Proyek yang berfokus pada pemulihan masyarakat adalah yang paling awal dijalankan MDF dan pekerjaan di sektor ini kini sudah hampir

Lebih terperinci

KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)

KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB) KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB) Deputi Kemaritiman dan SDA Kementerian PPN/Bappenas Disampaikan pada Rapat Pedoman Teknis Perumusan RAN TPB Jakarta, 23 Juni 2016 OUTLINE 1.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KONGRES INTERNASIONAL KE-6 ISPAH (KONGRES KESEHATAN MASYARAKAT DAN AKTIVITAS FISIK Bangkok, Thailand 16-19

Lebih terperinci

Term of Reference Hibah Inovasi Data untuk Pembangunan

Term of Reference Hibah Inovasi Data untuk Pembangunan Term of Reference Hibah Inovasi Data untuk Pembangunan 1. LATAR BELAKANG Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas, bekerja sama dengan Pulse Lab Jakarta, Knowledge Sector Initiative, dan

Lebih terperinci

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI Bank Dunia memulai proses selama dua tahun untuk meninjau dan memperbaharui (update) kebijakan-kebijakan pengamanan (safeguard)

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN IKLIM GLOBAL PERJANJIAN KERJA SAMA (PKS)

KEPEMIMPINAN IKLIM GLOBAL PERJANJIAN KERJA SAMA (PKS) KEPEMIMPINAN IKLIM GLOBAL PERJANJIAN KERJA SAMA (PKS) I. Pernyataan Tujuan A. Perubahan iklim menimbulkan tantangan dan resiko global terhadap lingkungan dan ekonomi, membawa dampak bagi kesehatan manusia,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DENGAN

Lebih terperinci

Deklarasi Dhaka tentang

Deklarasi Dhaka tentang Pembukaan Konferensi Dhaka tentang Disabilitas & Manajemen Risiko Bencana 12-14 Desember 2015, Dhaka, Bangladesh Deklarasi Dhaka tentang Disabilitas dan Manajemen Risiko Bencana, 14 Desember 2015 diadopsi

Lebih terperinci

Membangun pasar kopi inklusif

Membangun pasar kopi inklusif Membangun pasar kopi inklusif Manfaat dari kekuatan kopi Potensi kopi Indonesia sangat besar, karenanya Indonesia dikenal sebagai produsen kopi terbesar keempat di dunia dan sektor kopi mempekerjakan ratusan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan dengan tujuan merancang suatu sistem pengukuran kinerja dengan menggunakan metode balanced scorecard yang sesuai dengan visi dan misi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia

Kerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia Kerangka Acuan Call for Proposals 2016-2017: Voice Indonesia Kita berjanji bahwa tidak akan ada yang ditinggalkan [dalam perjalanan kolektif untuk mengakhiri kemiskinan dan ketidaksetaraan]. Kita akan

Lebih terperinci

KERANGKA STRATEGIS Jejaring Asia-Pasifik untuk Kepemimpinan Global

KERANGKA STRATEGIS Jejaring Asia-Pasifik untuk Kepemimpinan Global KERANGKA STRATEGIS 2012-2015 Jejaring Asia-Pasifik untuk Kepemimpinan Global Pertemuan Tahunan Para Presiden APRU ke 16 Universitas Oregon 27-29 Juni 2012 Draf per 24 Mei 2012 APRU: Sekilas Pandang 42

Lebih terperinci

MENUJU KERANGKA KERJA STRATEGIS MENGENAI PERUBAHAN IKLIM DAN PEMBANGUNAN UNTUK KELOMPOK BANK DUNIA RANGKUMAN

MENUJU KERANGKA KERJA STRATEGIS MENGENAI PERUBAHAN IKLIM DAN PEMBANGUNAN UNTUK KELOMPOK BANK DUNIA RANGKUMAN MENUJU KERANGKA KERJA STRATEGIS MENGENAI PERUBAHAN IKLIM DAN PEMBANGUNAN UNTUK KELOMPOK BANK DUNIA RANGKUMAN 11. Penanggulangan perubahan iklim merupakan tema inti agenda pembangunan dan pengentasan kemiskinan.

Lebih terperinci

Inisiatif Accountability Framework

Inisiatif Accountability Framework Inisiatif Accountability Framework Menyampaikan komitmen rantai pasokan yang etis Pengantar untuk periode konsultasi publik 10 Oktober 11 Desember, 2017 Selamat Datang! Terimakasih untuk perhatian anda

Lebih terperinci

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21 Forum Dunia tentang HAM di Kota tahun 2011 GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21 16-17 Mei 2011 Gwangju, Korea Selatan Deklarasi Gwangju tentang HAM di Kota 1

Lebih terperinci

Mobilisasi Sumber Daya untuk Transformasi Sosial: Tantangan Kita

Mobilisasi Sumber Daya untuk Transformasi Sosial: Tantangan Kita Mobilisasi Sumber Daya untuk Transformasi Sosial: Tantangan Kita Kamala Chandrakirana Seminar Nasional Program Studi Kajian Gender UI Depok, 11 Februari 2015 Disampaikan dalam Seminar Nasional "Jaringan

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

MEMBUKA DATA DARI BAWAH TUJUH LANGKAH UNTUK MEMBUKA DATA PEMERINTAH DENGAN SUKSES PANDUAN PELAKSANAAN JAKARTA

MEMBUKA DATA DARI BAWAH TUJUH LANGKAH UNTUK MEMBUKA DATA PEMERINTAH DENGAN SUKSES PANDUAN PELAKSANAAN JAKARTA MEMBUKA DATA DARI BAWAH TUJUH LANGKAH UNTUK MEMBUKA DATA PEMERINTAH DENGAN SUKSES PANDUAN PELAKSANAAN JAKARTA PANDUAN PELAKSANAAN: MEMBUKA DATA DARI BAWAH Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan

Lebih terperinci

Membuka Data. Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan Sukses. 25 Agustus 2015 JAKARTA

Membuka Data. Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan Sukses. 25 Agustus 2015 JAKARTA Membuka Data dari Bawah Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan Sukses Panduan Pelaksanaan 25 Agustus 2015 JAKARTA Panduan Pelaksanaan: Membuka Data dari Bawah Tujuh Langkah untuk Membuka Data

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

Studi kasus untuk merancang intervensi tingkat perusahaan untuk mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM SCORE

Studi kasus untuk merancang intervensi tingkat perusahaan untuk mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM SCORE Studi kasus untuk merancang intervensi tingkat perusahaan untuk mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM SCORE 1. Persoalan apa yang akan diselesaikan? Pertumbuhan produktivitas di negara-negara

Lebih terperinci

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indo

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indo BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.37, 2018 KEMENPAN-RB. Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018

Lebih terperinci

Jakarta, 10 Maret 2011

Jakarta, 10 Maret 2011 SAMBUTAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM ACARA TEMU KONSULTASI TRIWULANAN KE-1 TAHUN 2011 BAPPENAS-BAPPEDA PROVINSI SELURUH INDONESIA Jakarta,

Lebih terperinci

Lembar Data Proyek. Pembiayaan. Tanggal Pembuatan PDS. PDS Diperbarui 2 Apr 14. Nama Proyek

Lembar Data Proyek. Pembiayaan. Tanggal Pembuatan PDS. PDS Diperbarui 2 Apr 14. Nama Proyek PDS terjemahan ini didasarkan pada versi Inggrisnya yang bertanggal 10 April 2014. Lembar Data Proyek Lembar Data Proyek (Project Data Sheets/PDS) berisi informasi ringkas mengenai proyek atau program:

Lebih terperinci

SIARAN PERS. Masyarakat Bisnis Indonesia dan Eropa Mengidentifikasi Peluang Pertumbuhan Menuju Perjanjian Kemitraan Ekonomi Uni Eropa Indonesia

SIARAN PERS. Masyarakat Bisnis Indonesia dan Eropa Mengidentifikasi Peluang Pertumbuhan Menuju Perjanjian Kemitraan Ekonomi Uni Eropa Indonesia SIARAN PERS Masyarakat Bisnis Indonesia dan Eropa Mengidentifikasi Peluang Pertumbuhan Menuju Perjanjian Kemitraan Ekonomi Uni Eropa Indonesia Pada Dialog Bisnis Uni Eropa - Indonesia (EIBD) keempat yang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA, PEMERINTAH DAERAH,

Lebih terperinci

INDONESIA NEW URBAN ACTION

INDONESIA NEW URBAN ACTION KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH KEMITRAAN HABITAT Partnership for Sustainable Urban Development Aksi Bersama Mewujudkan Pembangunan Wilayah dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB VI KEMITRAAN DAN KERJASAMA PERKUMPULAN

BAB VI KEMITRAAN DAN KERJASAMA PERKUMPULAN BAB VI KEMITRAAN DAN KERJASAMA PERKUMPULAN A. Dasar Pemikiran Pilar utama Perkumpulan adalah kemitraan dengan multi pihak yang tidak bersinggungan dengan kasus hukum yang sedang berlangsung atau belum

Lebih terperinci

Pemerintah Indonesia GGGI Program Green Growth

Pemerintah Indonesia GGGI Program Green Growth Pemerintah Indonesia GGGI Program Green Growth Memprioritaskan Investasi: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau Oktober 2013 Kata Sambutan Dr Ir. Lukita Dinarsyah Tuwo, M.A Wakil Menteri Kementerian Perencanaan

Lebih terperinci

Mengawal Komitmen Pemerintah dalam Implementasi SDGs

Mengawal Komitmen Pemerintah dalam Implementasi SDGs SIARAN PERS Jakarta, 7 Oktober 2015 Mengawal Komitmen Pemerintah dalam Implementasi SDGs Jakarta, 7 Oktober 2015 Koalisi Masyarakat Sipil Indonesia menagih komitmen pemerintah melaksanakan Tujuan Pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah

Lebih terperinci

Indonesia Komitmen Implementasikan Agenda 2030 Senin, 05 September 2016

Indonesia Komitmen Implementasikan Agenda 2030 Senin, 05 September 2016 Indonesia Komitmen Implementasikan Agenda 2030 Senin, 05 September 2016 Indonesia menuntut peranan negara-negara G-20 untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan Sejumlah isu dibahas dalam 'working

Lebih terperinci

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* Institut Internasional untuk Demokrasi dan Perbantuan Pemilihan Umum didirikan sebagai organisasi internasional antar pemerintah

Lebih terperinci

STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 1. Pendahuluan Sektor pertanian merupakan tumpuan ekonomi dan penggerak utama ekonomi nasional dan sebagian besar daerah, melalui perannya dalam pembentukan

Lebih terperinci

URAIAN RUPMD BAB I PENDAHULUAN

URAIAN RUPMD BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG RENCANA UMUM PENANAMAN MODAL DAERAH URAIAN RUPMD BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran Pemerintah Daerah dalam memfasilitasi perkembangan

Lebih terperinci

STATUTA FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA JAWA BARAT PEMBUKAAN

STATUTA FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA JAWA BARAT PEMBUKAAN STATUTA FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA JAWA BARAT PEMBUKAAN Forum Pengurangan Risiko Bencana Jawa Barat adalah sebuah wadah yang menyatukan para pihak pemangku kepentingan (multi-stakeholders) di Jawa

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1609, 2016 KEMENPAN-RB. Pelayanan Publik. Inovasi. Kompetisi. Tahun 2017. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Proyek TPSA Terus Memberikan Pelatihan Bisnis Internasional untuk Memperkuat Pelayanan Ekspor Pemerintah Indonesia

Proyek TPSA Terus Memberikan Pelatihan Bisnis Internasional untuk Memperkuat Pelayanan Ekspor Pemerintah Indonesia RI N G K ASA N KEG IATA N AGUSTUS SEPTEMBER 2016, JAKARTA TPSA CANADA INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECT Proyek TPSA Terus Memberikan Pelatihan Bisnis Internasional untuk Memperkuat

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012 1 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

Pemetaan Pendanaan Publik untuk Perubahan Iklim di Indonesia

Pemetaan Pendanaan Publik untuk Perubahan Iklim di Indonesia Pemetaan Pendanaan Publik untuk Perubahan Iklim di Indonesia Juli 2014 Komitmen Pemerintah Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus mengurangi risiko perubahan iklim tercermin melalui serangkaian

Lebih terperinci

DUKUNGAN PROYEK SREGIP DALAM PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

DUKUNGAN PROYEK SREGIP DALAM PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL DUKUNGAN PROYEK SREGIP DALAM PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL Disampaikan Oleh: Depu0 Bidang Pengembangan Regional Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Dalam Acara Seminar Penutupan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah

Lebih terperinci

PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL

PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL POLICY BRIEF 03 PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL Layanan HIV dan AIDS yang Komprehensif dan Berkesinambungan (LKB)

Lebih terperinci

KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK DILINGKUNGAN SKPD/UNIT KERJA PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK DILINGKUNGAN SKPD/UNIT KERJA PEMERINTAH KOTA SAMARINDA KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK DILINGKUNGAN SKPD/UNIT KERJA PEMERINTAH KOTA SAMARINDA SAMARINDA, 21-22 NOP 2016 Peraturan Menteri PANRB Nomor 19 Tahun 2016 tentang Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik

Lebih terperinci

Proyek TPSA Mengadakan Tiga Pelatihan tentang Analisis Gender dalam Perdagangan bagi Pejabat Kementerian Perdagangan Indonesia

Proyek TPSA Mengadakan Tiga Pelatihan tentang Analisis Gender dalam Perdagangan bagi Pejabat Kementerian Perdagangan Indonesia RI N G K ASA N KEG IATA N TPSA JAKARTA, 23 MEI 2017/18 JULI 2017 11 12 SEPTEMBER 2017 CANADA INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECT Proyek TPSA Mengadakan Tiga Pelatihan tentang Analisis

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

MENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1 MENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1 A. KONDISI KEMISKINAN 1. Asia telah mencapai kemajuan pesat dalam pengurangan kemiskinan dan kelaparan pada dua dekade yang lalu, namun

Lebih terperinci

NCA N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG

NCA N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG NCA N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN SUMEDANG BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT

Lebih terperinci

DANA INVESTASI IKLIM

DANA INVESTASI IKLIM DANA INVESTASI IKLIM 29 November 2011 USULAN RANCANG MEKANISME HIBAH TERDEDIKASI UNTUK WARGA PRIBUMI DAN MASYARAKAT LOKAL YANG AKAN DISUSUN BERDASARKAN PROGRAM INVESTASI HUTAN PENDAHULUAN 1. Dokumen Rancang

Lebih terperinci

Profil. Yayasan Swiss untuk kerjasama Teknis

Profil. Yayasan Swiss untuk kerjasama Teknis Profil Yayasan Swiss untuk kerjasama Teknis Siapa Kami Nilai Nilai Kami Swisscontact adalah sebuah yayasan swasta Swiss dan beroperasi secara independen untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan

Lebih terperinci

Oleh : Arief Setyadi. Persyaratan Gender dalam Program Compact

Oleh : Arief Setyadi. Persyaratan Gender dalam Program Compact Oleh : Arief Setyadi Persyaratan Gender dalam Program Compact Perempuan Bekerja Menyiangi Sawah (Foto: Aji) Program Compact memiliki 5 persyaratan pokok, yakni: 1. Analisis ERR di atas 10%, 2. Analisis

Lebih terperinci

PENJELASAN SUBTEMA IDF. Pathways to Tackle Regional Disparities Across the Archipelago

PENJELASAN SUBTEMA IDF. Pathways to Tackle Regional Disparities Across the Archipelago PENJELASAN SUBTEMA IDF Pathways to Tackle Regional Disparities Across the Archipelago 2018 DISPARITAS REGIONAL Dalam Nawacita, salah satu program prioritas Presiden Joko Widodo adalah membangun Indonesia

Lebih terperinci

Memperkuat Industri Kopi Indonesia melalui Pertanian Kopi Berkelanjutan dan (Pengolahan) Pascapanen

Memperkuat Industri Kopi Indonesia melalui Pertanian Kopi Berkelanjutan dan (Pengolahan) Pascapanen RI N G K ASA N KEG IATA N 6 8 MARET, 2017, BENER MERIAH (KABUPATEN GAYO, ACEH 13 16 MARET, 2017, TORAJA UTARA, SULAWESI SELATAN TPSA CANADA INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECT Memperkuat

Lebih terperinci

Survey Bisnis Keluarga 2014 Indonesia

Survey Bisnis Keluarga 2014 Indonesia www.pwc.com/id Survey Bisnis Keluarga 2014 Indonesia November 2014 Terima kasih.. Atas partisipasi dalam survey dan kehadirannya Agenda Latar belakang Family business survey 2014 Sekilas temuan utama Gambaran

Lebih terperinci

Lembaga kehutanan publik di abad dua puluh satu

Lembaga kehutanan publik di abad dua puluh satu MEI 2014 PENULIS TASSO AZEVEDO Mantan Direktur Layanan Hutan Brazil BOEN PURNAMA Mantan Sekretaris Jendral, Kementrian Kehutanan, Indonesia DALE BOSWORTH Mantan Ketua, Layanan Hutan AS SALLY COLLINS Mantan

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN SELAYAR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016 yang mempunyai tema Memperkuat perekonomian domestik bagi peningkatan

Lebih terperinci

Bab 1: Konteks Menganalisis Lingkungan Indonesia

Bab 1: Konteks Menganalisis Lingkungan Indonesia Bab 1: Konteks Menganalisis Lingkungan Indonesia Nelayan (Koleksi Bank Dunia ) Foto: Curt Carnemark 4 Berinvestasi untuk Indonesia yang Lebih Berkelanjutan 1.1 Karakteristik Utama Tantangan Lingkungan

Lebih terperinci

Memanfaatkan Data Terbuka untuk Peningkatan Keterbukaan Fiskal

Memanfaatkan Data Terbuka untuk Peningkatan Keterbukaan Fiskal Memanfaatkan Data Terbuka untuk Peningkatan Keterbukaan Fiskal Lima Langkah untuk Membantu Organisasi Masyarakat Sipil Berhasil Menerapkan Data Terbuka dengan Baik Panduan Pelaksanaan JAKARTA Panduan Pelaksanaan:

Lebih terperinci

LD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM

LD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL 1. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sebagai upaya terus menerus

Lebih terperinci

LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG KERANGKA KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PENDAYAGUNAAN TELEMATIKA DI INDONESIA

LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG KERANGKA KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PENDAYAGUNAAN TELEMATIKA DI INDONESIA LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG KERANGKA KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PENDAYAGUNAAN TELEMATIKA DI INDONESIA Pendahuluan Pesatnya kemajuan teknologi telekomunikasi,

Lebih terperinci

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial 2 Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bergulirnya wacana otonomi daerah di Indonesia berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi stimulan berbagai daerah untuk mengembangkan daerah

Lebih terperinci

SOSIALISASI GLOBAL CODE OF PRACTICE ON THE INTERNATIONAL RECRUITMENT OF HEALTH PERSONNEL

SOSIALISASI GLOBAL CODE OF PRACTICE ON THE INTERNATIONAL RECRUITMENT OF HEALTH PERSONNEL SOSIALISASI GLOBAL CODE OF PRACTICE ON THE INTERNATIONAL RECRUITMENT OF HEALTH PERSONNEL KERJASAMA ANTARA PUSRENGUN BPPSDM KESEHATAN KEMENKES RI DENGAN WORLD HEALTH ORGANIZATION The WHO Global Code of

Lebih terperinci

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas Sektor industri merupakan salah satu sektor yang mampu mendorong percepatan

Lebih terperinci

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan

Lebih terperinci

Indonesia: Akses Energi Berkelanjutan di Indonesia Timur-Program Pembangunan Jaringan Listrik

Indonesia: Akses Energi Berkelanjutan di Indonesia Timur-Program Pembangunan Jaringan Listrik PDS terjemahan ini didasarkan pada versi Inggrisnya yang bertanggal 28 Oktober 2016. Indonesia: Akses Energi erkelanjutan di Indonesia Timur-Program Pembangunan Jaringan Listrik Nama Akses Energi erkelanjutan

Lebih terperinci

Renstra Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi BSN Tahun RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN

Renstra Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi BSN Tahun RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN 2015-2019 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2015 Kata Pengantar Dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon

Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon Platform Bersama Masyarakat Sipil Untuk Penyelamatan Hutan Indonesia dan Iklim Global Kami adalah Koalisi Masyarakat Sipil untuk Penyelamatan Hutan

Lebih terperinci

Membangun sanitasi dan kebersihan yang berkelanjutan di perkotaan

Membangun sanitasi dan kebersihan yang berkelanjutan di perkotaan Membangun sanitasi dan kebersihan yang berkelanjutan di perkotaan Meningkatkan akses terhadap sanitasi Mengubah tantangan menjadi peluang Kondisi sanitasi di kota-kota kecil di Indonesia masih sangat memprihatinkan.

Lebih terperinci

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014 ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014 OUTLINE 1. LINGKUNGAN STRATEGIS 2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 2 1. LINGKUNGAN STRATEGIS 3 PELUANG BONUS DEMOGRAFI Bonus Demografi

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI

ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI Direktur Pengembangan UKM dan Koperasi Disampaikan

Lebih terperinci

RENCANA INDUK PENGABDIAN MASYARAKAT (RIPKM) PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN TAHUN

RENCANA INDUK PENGABDIAN MASYARAKAT (RIPKM) PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN TAHUN RENCANA INDUK PENGABDIAN MASYARAKAT (RIPKM) PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN TAHUN 2012-2017 UNIT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN Jl.

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.105, 2017 PEMERINTAHAN. Pembangunan. Nasional. Perencanaan. Penganggaran. Sinkronisasi. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6056) PERATURAN

Lebih terperinci

MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific

MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK University of Hawaii at Manoa Institut Teknologi Bandung Siklus Proyek Policy & Strategy Pre-project discussion & activities Project Identification Pre-feasibility

Lebih terperinci

PANDUAN KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 2017

PANDUAN KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 2017 PANDUAN KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 2017 A. KATEGORI INOVASI PELAYANAN PUBLIK Inovasi pelayanan publik dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) kategori, yaitu: 1. Tata Kelola Pemerintahan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

1. Mengelola penyampaian bantuan

1. Mengelola penyampaian bantuan KODE UNIT : O.842340.004.01 JUDUL UNIT : Pengaturan Bidang Kerja dalam Sektor Penanggulangan Bencana DESKRIPSIUNIT : Unit kompetensi ini mendeskripsikan keterampilan, pengetahuan, dan sikap kerja yang

Lebih terperinci

MENYUSUN INDIKATOR YANG BERPERSPEKTIF GENDER

MENYUSUN INDIKATOR YANG BERPERSPEKTIF GENDER MENYUSUN INDIKATOR YANG BERPERSPEKTIF GENDER Dian Kartikasari, Seminar Nasional, Perempuan dan SDG, Koalisi Perempuan Indonesia, Jakarta, 20 Januari 2016 SDG SDG (Sustainable Development Goals/Tujuan Pembangunan

Lebih terperinci

Kerangka Kebijakan Pengembangan Dan Pendayagunaan Telematika Di Indonesia

Kerangka Kebijakan Pengembangan Dan Pendayagunaan Telematika Di Indonesia Lampiran Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor : 6 tahun 2001 Tanggal : 24 april 2001 Kerangka Kebijakan Pengembangan Dan Pendayagunaan Telematika Di Indonesia Pendahuluan Pesatnya kemajuan teknologi

Lebih terperinci

Perundingan Saling Menguntungkan: Proyek TPSA Mengadakan Pelatihan Merancang dan Merundingkan Nota Kesepahaman untuk Pengembangan Ekspor

Perundingan Saling Menguntungkan: Proyek TPSA Mengadakan Pelatihan Merancang dan Merundingkan Nota Kesepahaman untuk Pengembangan Ekspor RI N G K ASA N KEG IATA N JAKARTA, 26 27 MEI 2016 TPSA CANADA INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECT Perundingan Saling Menguntungkan: Proyek TPSA Mengadakan Pelatihan Merancang dan Merundingkan

Lebih terperinci

MENDORONG INOVASI DOMESTIK MELALUI KEBIJAKAN LINTAS LEMBAGA

MENDORONG INOVASI DOMESTIK MELALUI KEBIJAKAN LINTAS LEMBAGA MENDORONG INOVASI DOMESTIK MELALUI KEBIJAKAN LINTAS LEMBAGA PENDAHULUAN Kunci kemajuan suatu bangsa sesungguhnya tidak hanya ditentukan oleh potensi dan kekayaan sumber daya alam yang dimiliki, tetapi

Lebih terperinci

KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Disampaikan dalam acara: Workshop Perencanaan Pembangunan Daerah Metro Lampung, 30-31 Oktober 2017 Digunakan dalam perumusan: Rancangan awal RPJPD

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.89, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Pelaksanaan KLHS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 TENTANG

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN 1 (satu) bulan ~ paling lama Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang Industri sebagaimana

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PERMENTAN/OT.140/2/2015

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PERMENTAN/OT.140/2/2015 PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PERMENTAN/OT.140/2/2015 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA BIDANG PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci