PERBANDINGAN MOTOR ABILITY SISWA SEKOLAH DASAR YANG BERASAL DARI TAMAN KANAK KANAK DENGAN YANG BUKAN BERASAL DARITAMAN KANAK KANAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBANDINGAN MOTOR ABILITY SISWA SEKOLAH DASAR YANG BERASAL DARI TAMAN KANAK KANAK DENGAN YANG BUKAN BERASAL DARITAMAN KANAK KANAK"

Transkripsi

1 PERBANDINGAN MOTOR ABILITY SISWA SEKOLAH DASAR YANG BERASAL DARI TAMAN KANAK KANAK DENGAN YANG BUKAN BERASAL DARITAMAN KANAK KANAK Enjang Ahmad Mustaqim Universitas Islam 45 Bekasi, Jl. Cut Meutia No.83 Bekasi 17113, Abstrak: Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Motor ability Siswa Sekolah Dasar yang berasal dari Taman Kanak-kanak, Motor ability Siswa Sekolah Dasar yang bukan berasal dari Taman Kanak-kanak dan untuk mengetahui perbedaan motor ability antara siswa Sekolah Dasar yang berasal dari taman kanakkanak dengan motor ability siswa Sekolah Dasar yang bukan berasal dari taman kanak-kanak di Desa Sirnajaya Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Bogor. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas satu Sekolah Dasar Negeri Se-Desa Sirnajaya Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Bogor. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan atau peneliti.variabel penelitian ini adalah motor ability siswa kelas satu Sekolah Dasar Negeri. Metode pengumpulan data menggunakan tes pengukuran dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan motor ability siswa sekolah dasar yang berasal dari taman kanak-kanak berdampak positif (kategori sedang) yaitu dalam kriteria penilaian normatif tingkat motor ability siswa sekolah dasar rentang skornya adalah 201, rata-rata kemampuan motor ability siswa sekolah dasar yang bukan berasal dari taman kanak-kanak berdampak positif (kategori sedang) yaitu dalam kriteria penilaian normatif tingkat motor ability siswa sekolah dasar rentang skornya adalah 194, sedangkan hasil penghitungan dan uji signifikansi perbedaan hasil motor ability kedua kelompok yaitu ditunjukan dengan t hitung (0,85) lebih kecil dari pada t tabel (1,70) Tidak terdapat perbedaan (dampak) yang signifikan antara motor ability siswa sekolah dasar yang berasal dari Taman Kanak-kanak dengan siswa Sekolah Dasar yang bukan berasal dari Taman Kanak-kanak. Kata kunci: perbandingan, motor ability, siswa sekolah dasar yang berasal dari taman kanak-kanak, siswa sekolah dasar yang bukan berasal dari taman kanak-kanak. PENDAHULUAN Belajar atau Pembelajaran merupakan proses yang lebih spesifik dari pendidikan yang dilakukan dengan sengaja, bertujuan dan menggunakan pendekatan-pendekatan tertentu dalam pelaksanaannya. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Agus Mahendra (2007:161) yang di kutip dari Sumadi Suryabrata (1974) menyatakan Belajar merupakan upaya yang sengaja untuk memperoleh perubahan tingkah laku, baik yang berupa pengetahuan maupun keterampilan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar atau pembelajaran adalah salah satu bentuk pendidikan yang diberikan oleh pendidik terhadap peserta didik berupa pengetahuan dan keterampilan agar terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Pada usia dini hendaknya anak diberikan kebebasan dan kesempatan untuk mengembangkan serta meningkatkan kebugaran jasmaninya. Sekolah Dasar merupakan salah satu sarana yang dapat memfasilitasi dalam melatih serta mengolah gerak anak sehingga anak dapat memiliki kemampuan gerak yang baik dan selanjutnya dapat memiliki tingkat kebugaran jasmani yang baik pula. Pendidikan jasmani dan Perbandingan Motor Ability Siswa 40

2 olahraga di sekolah merupakan mata pelajaran yang paling banyak diminati oleh anak-anak sekolah khususnya untuk anak Sekolah Dasar, karena pada usia ini anak sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan serta banyak melakukan aktivitas yang bersifat fisik. Dalam proses belajar pendidikan jasmani, siswa diberi pengalaman-pengalaman gerak lewat aktivitas olahraga. Dengan aktivitas olahraga ini diharapkan akan berkembangnya kemampuan gerak dasar siswa.penguasaan setiap keterampilan teknik tersebut berhubungan erat dengan banyak faktor pendukung, salah satunya adalah tingkat motor ability siswa. Kemampuan gerak (motor ability) Menurut Nurhasan dan Hasanudin (2007:127) adalah Kapasitas seseorang untuk dapat melakukan bermacam-macam gerakan yang memerlukan keberanian dalam olahraga. Dari pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa, motor ability adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir atau berasal dari keturunan, sifatnya relatif lama dan bersifat stabil. Motor ability mendasari atau mendukung setiap variasi gerakan atau keterampilan. Hal ini dapat dinyatakan bahwa seseorang yang memiliki tingkat motor ability yang baik (diketahui melalui skor hasil tes motor ability) dapat melakukan suatu gerakan atau keterampilan dengan baik pula. Berdasarkan penjelasan di atas, maka motor ability dapat dijadikan acuan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam mempelajari keterampilan gerak, sehingga kedudukannya dalam suatu kerangka pembelajaran keterampilan cabang olahragamenjadi penting, terutama dalam mengidentifikasi dan mengklasifikasikan kemampuan gerak seorang individu. Taman Kanak-Kanak sebagai lembaga pendidikan formal bagi anak usia dini mempunyai kedudukan yang cukup penting dalam proses pengenalan dan pembentukan kemampuan serta pengetahuan dasar siswa sebelum masuk ke sekolah dasar. Dalam hal ini, pengetahuan dan keterampilan yang diberikan bersifat mendasar berupa pengenalan terhadap diri sendiri, keluarga, lingkungan tempat tinggal dan lingkungan sekolah serta lingkungan masyarakat. Hal ini didasarkan kepada beberapa faktor yang dapat mendorong anak untuk aktif secara jasmaniah, antara lain: 1) Adanya minat anak, 2) Adanya dukungan orang tua, 3) Adanya wadah atau tempat untuk menyalurkan keinginan gerak/bermain dan rekreasi, dan 4) Adanya kesempatan mengikuti beberapa aktivitas olahraga dan rekreasi. Aktivitas gerak yang diberikan pada jenjang Taman Kanak-Kanak terarah dan mempunyai sasaran yang jelas. Dalam hal ini anak-anak usia dini sudah diajarkan cara berdiri, duduk, dan berjalan yang baik. Selain itu diajarkan pula berbagai macam aktivitas motorik seperti aktivitas gerak lokomotor, non-lokomotor dan manipulatif. Hal ini berarti bahwa sejak usia dini anak sudah dikenalkan pada berbagai macam aktivitas gerak sebagai bekal saat mereka berada di jenjang sekolah dasar. Berdasarkan pengamatan sementara menunjukkan bahwa siswa sekolah dasar yang berasal dari taman kanak-kanak cenderung Perbandingan Motor Ability Siswa 41

3 lebih mudah untuk mengikuti berbagai tugas gerak yang diinstruksikan oleh guru dibandingkan dengan siswa yang bukan berasal dari taman kanak-kanak. Keberanian dan kemampuan gerak yang ditunjukkan oleh siswa yang berasal dari taman kanak-kanak cenderung lebih besar karena mempunyai pengalaman saat berada di taman kanak-kanak. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa setiap siswa mempunyai potensi dan kemampuan gerak yang berbedabeda. Perbedaan tersebut merupakan permasalahan yang harus dicarikan jalan keluarnya dalam proses dan kegiatan pembelajaran gerak pendidikan jasmani dan olahraga, sehingga siswa dapat menguasai seluruh keterampilan gerak yang diajarkan dengan baik. Salah satu caranya dengan melakukan pengelompokan kemampuan siswa melalui tes motor ability. Motor ability sebagai kemampuan yang dimiliki oleh seseorang sejak lahir akan mempengaruhi kemampuan gerak dan hasil belajar keterampilan gerak Motor abilitytiap anak relatif sama. Perbedaannya terletak pada frekuensi aktivitas geraknya sehari-hari. Taman kanak-kanak merupakan salah satu lembaga pendidikanformal merupakan salah satu dari beberapa komponen yang mempengaruhi perkembangan dan kemampuan gerak anak. Di taman kanakkanak, siswa diberikan pembelajaran mengenai berbagai hal, baik bersifat pengetahuan dasar, sikap dan keterampilan gerak dasar. Oleh karena merupakan lembaga pendidikan, maka program pembelajaran yang diberikan kepada siswa akan mempunyai tujuan yang jelas, diberikan secara sistematis dan berulang-ulang. sehingga memungkinkan perubahan perilaku yang permanen terhadap diri siswa dan dapat dijadikan bekal bagi siswa untuk aktivitas belajarnya pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi seperti sekolah dasar. Faktor intelektual sering diartikan sebagai faktor kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri, khususnya berkenaan dengan konsep dan berbagai lambang atau simbol seperti huruf, angka, kata dan gambar. Intelektualisme bisa diartikan sebagai akal atau pikiran. Pikiran mempunyai kedudukan yang menentukan, karena itulahpara pendidik berkewajiban mengembangkan aspek intelektual siswa. Purwanto (1986:59) menjelaskan, Bahwa daya pikir anak-anak yang telah mendapat didikan dari sekolah, menunjukkan sifat-sifat yang lebih baik daripada anak yang tidak bersekolah. Berdasarkan penjelasan tersebut dan pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa kondisi intelektual siswa sekolah dasar pada umumnya masih berada pada tingkat yang paling rendah berdasarkan jenjang pendidikan. Namun potensi yang dimiliki siswa dapat terindikasi sejak berada di sekolah dasar. Hal ini berarti bahwa kemahiran intelektual siswa sekolah dasarperlu terus diberdayakan dan ditingkatkan agar dapat bersosialisasi dengan lingkungannya secara baik. Perbandingan Motor Ability Siswa 42

4 Siswa sekolah dasar kelas satu cenderung masih mempunyai ketergantungan kepada orang lain dalam hal ini adalah guru. Namun siswa tersebut masih belum mempunyai inisiatif dan membutuhkan bimbingan secara langsung dari gurunya, begitu pula dalam melakukan berbagai aktivitas gerak. Siswa sekolah dasar yang berasal dari taman kanak-kanak pada umumnya dapat mengikuti berbagai kegiatan pembelajaran dengan baik, karena mereka mempunyai pengalaman saat berada di taman kanak-kanak. Namun apakah bekal pengalaman dan pendidikan yang diberikan kepada siswa sekolah dasar yang berasal dari taman kanak-kanak akan berbeda dengan siswa yang bukan berasal dari taman kanakkanak khususnya dalam kemampuan geraknya? Oleh karena itu,penulis tertarik untuk meneliti tentang perbandingan motor ability siswa sekolah dasar yang berasal dari taman kanak-kanak dengan motor ability siswa yang bukan berasal dari taman kanak-kanak. METODE Metode penelitian Menurut Arikunto (2010:203) dijelaskan bahwa metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. dengan segala tujuannya, penelitian memerlukan keberadaan semacam metode untuk menjadi pedoman pelaksanaannya metode penelitian memandu peneliti tentang urutan - urutannya bagaimana penelitian dilakukan. Pada suatu penelitian pengunaan metode yang dipakai harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah sesuai dengan aturan yang berlaku, agar penelitian tersebut diperoleh hasil sesuai tujuan yang diharapkan. ada bermacam - macam metode yang dapat digunakan pada penelitian namun harus dapat memilih metode yang tepat dan sesuai, keberhasilan suatu penelitian bukan semata - mata terletak pada baik dan buruknya suatu metode yang digunakan, tetapi penggunaan metode penelitian harus sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan serta tujuan penelitian. Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif. Tentang metode deskriptif dijelaskan oleh Surakhmad (1982:139) bahwa, Penelitian deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang dan pelaksanaan metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan menyusun data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang arti data itu serta dapat terjadi sebuah penyelidikan deskriptif membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena tertentu lalu mengambil bentuk studi komperatif atau mengukur suatu dimensi seperti dalam berbagai bentuk studi kuantitatif, angket, tes, interviu atau mengadakan klasifikasi ataupun mengadakan penilaian, menetapkan standar (normatif), menetapkan hubungan dan kedudukan (status) satu unsur dengan unsur yang lain. Metode deskriptif sangat tepat untuk memecahkan masalah yang penulis selidiki, serta dapat menjabarkan keadaan yang sebenarnya terjadi pada saat sekarang, dengan Perbandingan Motor Ability Siswa 43

5 maksud untuk mendapatkan gambaran umum yang lebih jelas, sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta - fakta, sifat - sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti. Penulis beranggapan metode deskriptif merupakan metode yang sesuai untuk membahas masalah yang penulis teliti, untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang maslah penelitian ini, penulis mempergunakan teknik survei. Menurut Winarno Surakhmad (1982:141) mengatakan bahwa tekhnik survei pada umumnya merupakan cara pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu (atau jangka waktu) yang bersamaan. Survey memberikan informasi tentang variabel - variabel dan bukan untuk mengubah suatu variabel dengan variabel lainnya. Dengan teknik survei diharapkan adanya informasi yang jelas tentang variabel yang diteliti melalui data yang diperoleh dengan mempergunakan tes motor ability sebagai alat pengumpul data. Desain penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Populasi Sampel Instrumen Tes Motor Ability Hasil Tes Analisis Data Kesimpulan Gambar 1. Desain Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di SDN Sirnajaya IV Desa Sirnajaya Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Bogor terletak di Provinsi Jawa Barat. Alasan kenapa dipilihnya SDN IV Sirnajaya sebagai lokasi penelitian karena lokasinya strategis, mudah di akses oleh siswa maupun peneliti. Gambar 2. Peta Kecamatan Sukamakmur Populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian. Dalam menyusun sampai Perbandingan Motor Ability Siswa 44

6 dengan menganalisis data sehingga mendapatkan gambaran sesuai dengan yang diharapkan diperlukan sumber data. Pada umumnya sumber data dalam penelitian disebut populasi dan sampel penelitian. Berkenaan dengan definisi dari populasi, Sudjana (2005:6) menjelaskan, Populasi adalah totalitas semua nilai mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran kuantitatif atau kualitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas. Selanjutnya Sudjana dan Ibrahim (2001:84) menjelaskan, Populasi maknanya berkaitan dengan elemen, yakni unit tempat diperolehnya informasi. Elemen tersebut dapat berupa individu, keluarga, rumah tangga, kelompok sosial, sekolah, kelas, organisasi dan lainlainnya. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat digambarkan bahwa populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian tempat diperolehnya informasi yang dapat berupa individu maupun kelompok. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putera kelas 1 SD Negeri se-desa Sirnajaya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor. dengan Jumlah Populasinya adalah 120 orang siswa putra dari empat sekolah dasar negeri yang berada di Desa Sirnajaya Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Bogor. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel adalah wakil dari populasi. Oleh karena populasi penelitian terbatas, maka seluruh anggota populasi dijadikan sampel penelitian, sehingga penelitian ini adalah penelitian populasi. Sedangkan sampel penelitian ini adalah siswa kelas 1 dari empat Sekolah Dasar di Desa Sirnajaya Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Bogor. Mengenai sampel penelitian Arikunto (2010:174) menjelaskan, Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pengambilan sampel dilakukan Dalam penelitian ini sampel melalui purposive sampling, diambil sebanyak 30 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok dimana kelompok A terdiri 15 orang yang berasal dari Taman Kanak-kanak dan kelompok B terdiri 15 orang yang bukan berasal dari Taman Kanak-kanak. Mengenai sampel purposive sampling dijelaskan oleh Arikunto (2010:183) sebagai berikut: Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Sudjana (2005:168) menjelaskan pula sebagai berikut: Purposive sampling dikenal juga sebagai sampling pertimbangan, terjadi apabila pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan atau peneliti. Penggunaan teknik purposive sampling ini didasarkan pada pertimbangan peneliti dengan mengambil sampel disesuaikan dengan karakteristik anggota populasi yang relatif sama, seperti usia, jenis kelamin, dan kemampuan gerak dasarnya. Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang disebut instrument. Instrument penelitian adalah alatalat yang digunakan dalam penelitian terutama berkaitan dengan proses pengumpulan data. Arikunto (2010:203) Perbandingan Motor Ability Siswa 45

7 menjelaskan bahwa: Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan metode. Selanjutnya Nurhasan dan Hasanudin (2007:1) menjelaskan mengenai tes dan pengukuran yaitu: Suatu alat yang digunakan dalam memperoleh data dari suatu objek yang akan diukur, sedangkan pengukuran merupakan suatu proses untuk memperoleh data. Berkaitan dengan penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan tes motor ability yang mempunyai validitas sebesar 0.93 dan reliabilitas sebesar 0.87 Nurhasan (2007:135). Untuk mengukur kemampuan gerak dasar (motor ability) digunakan tes Motor Ability yang dikutip dari Nurhasan dan Hasanudin (2007:135) yang meliputi tes kelincahan, koordinasi gerak, keseimbangan dan kecepatan. Adapun tata cara pelaksanaan tes motor ability adalah sebagai berikut: 1. Tes Shuttle Run 4 x 10 m Gambar 3. Lari Bolak-balik a. Tujuan: Mengukur kelincahan dalam bergerak mengubah arah. b. Alat / Perlengkapan: Stopwatch, coone, lintasan yang lurus dan datar dengan jarak 10 meter antara garis start dan finish. c. Pelaksanaan: Star dilakukan dengan berdiri, pada aba-aba bersedia siswa berdiri dengan salah satu ujung kaki sedekat mungkin dengan garis start danpada aba-aba Ya siswa segera mengambil dan memindahkan balik satu demi satu batu yang berada digaris start hingga selesai. d. Penyekoran: Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh siswa untuk menempuh jarak 4x10 m. 2. Tes Lempar Tangkap Bola Gambar 4. Tes lempar tangkap bola a. Tujuan: mengukur kemampuan koordinasi mata dan tangan b. Alat / Perlengkapan: Bola tenis, pluit, stopwatch, dan tembok yang rata. c. Pelaksanaan: Siswa berdiri di belakang garis batas sambil memegang bola tenis dengan kedua tangan di depan dada. Aba-aba bunyi tiupan pluit siswa dengan segera melakukan lempar tangkap ke dinding selama 30 detik. d. Penyekoran: Dihitung jumlah tangkapan bola yang dapat dilakukan selama 30 detik. 3. Tes Stork Stand Positional Balance Perbandingan Motor Ability Siswa 46

8 Gambar 5. Tes keseimbangan a. Tujuan: mengukur keseimbangan tubuh. b. Alat / Perlengkapan: pluit, stopwatch. c. Pelaksanaan: Siswa berdiri dengan tumpuan kaki kiri, kedua tangan bertolak pinggang, kedua mata dipejamkan, lalu letakkan kaki kanan pada lutut kaki kiri sebelah dalam. Pertahankan sikap tersebut selama mungkin. d. Penyekoran: Dihitung waktu yang dicapai dalam mempertahankan sikap di atas sampai dengan tanpa memindahkan kaki kiri dari tempat semula. 4. Tes Lari Cepat 30 meter c. Pelaksanaan: Start dilakukan dengan berdiri. Pada aba-aba tiupan peluit siswa berdiri dengan salah satu ujung kakinya sedekat mungkin dengan garis finish dengan jarak 30 meter, sampai melewati garis finish. d. Penyekoran: Dihitung waktu yang ditempuh dalam melakukan lari sejauh 30meter. HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk mengetahui kemampuan siswa yang berasal dari taman kanka-kanak dan siswa yang bukan berasal dari taman kanakkanak dalam melakukan tes keterampilan motor baility terbagi dalam 4 tes yaitu meliputi (1) tes kelincahan, (2)tes koordinasi gerak, (3) tes keseimbangan dan (4) tes kecepatan. Adapun tingkat keabsahan sebagai penunjang dalam pengolahan data ini ditentukan berdasarkan nilai yang tertinggi dari setiap variabel penelitian. Untuk memudahkan dalam memberikan penafsiran data tentang acuan standar penilaian suatu tes adalah sebagai berikut: Gambar 6. Lari sprint (cepat) a. Tujuan: Mengukur kecepatan lari. b. Alat / Perlengkapan: Pluit, stopwatch, bendera, lintasan lurus dan rata sejauh 30 meter. Berdasarkan statistik deskriptif kriteria penilaian normatif tingkat motor ability siswa sekolah dasar, rata-rata keterampilan motor ability siswa sekolah Tabel 1. Kriteria Penilaian Normatif Tingkat Motor Ability Siswa Sekolah Dasar Rentang Skor Kriteria keatas Sangat baik Baik Sedang Kurang Sangat kurang dasar yang berasal dari taman kanak-kanak termasuk kategori sedang yaitu dengan skor 201 dan siswa yang bukan berasal dari taman Perbandingan Motor Ability Siswa 47

9 kanak-kanak termasuk dalam kategori sedang yaitu dengan skor 194. Tabel 2. Hasil Penghitungan Dan Uji Signifikansi Perbedaan Hasil Motor Ability Kedua Kelompok Kelompok t- t-tabel signifikasi hitung (0.95:28) Berasal dari TK Tidak signifikan Bukan berasal dari TK Hipotesis statistik: Ho: o = 2, Tidak terdapat perbedaan antara motor ability siswa Sekolah Dasar yang berasal dari Taman Kanak-kanak dengan siswa Sekolah Dasar yang bukan berasal dari Taman Kanak-kanak Ha: o 2, Terdapat perbedaan antara motor ability siswa Sekolah Dasar yang berasal dari Taman Kanak-kanak dengan siswa Sekolah Dasar yang bukan berasal dari Taman Kanak-kanak Dari hasil pengujian tersebut diperoleh bahwa t hitung = 0,85yang lebih kecil dari t- tabel pada tingkat kepercayaan atau taraf signifikansi α = 0,05 dengan dk (n 1 + n 2-2) = 28, harga t (0.95) dari daftar distribusi t diperoleh = 1,70. Kriteria pengujian adalah, tolak H o jika t > t 1 α. Maka t hitung berada pada daerah penerimaan H o, jadi H o diterima. Kesimpulannya adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara motor ability siswa Sekolah Dasar yang berasal dari Taman Kanak-kanak dengan siswa Sekolah Dasar yang bukan berasal dari Taman Kanakkanak. SIMPULAN Dari pengolahan data dan analisis skor yang telah penulis lakukan terhadap perbandingan motor ability antara siswa Sekolah Dasar yang berasal dari Taman Kanak-kanak dengan siswa Sekolah Dasar yang bukan berasal dari Taman Kanakkanak, maka diperoleh beberapa hal yang dapat dijadikan diskusi penemuan yaitu sebagai berikut: Setelah menganalis dan menafsirkan sesuai dengan hasil penelitian. Adapun tingkat keabsahan sebagai penunjang dalam pengolahan data ini ditentukan berdasarkan nilai yang tertinggi dari setiap variabel penelitian. Untuk memudahkan dalam memberikan penafsiran data tentang acuan standar penilaian suatu tes adalah sebagai berikut: Berdasarkan kriteria penilaian normatif tingkat motor ability siswa sekolah dasar maka dapat disimpulkan bahwa dalam hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa: Ratarata kemampuan motor ability siswa SD yang berasal dari TK termasuk dalam kategori sedang. Rata-rata kemampuan motor ability siswa SD yang bukan berasal dari TK termasuk dalam kategori sedang. Sedangkan berdasarkan hasil uji signifikansi maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara motor ability siswa Sekolah Dasar yang berasal dari Taman Kanak-kanak dengan siswa Sekolah Dasar yang bukan berasal dari Taman Kanak-kanak. Hal ini disebabkan bahwa faktor motorik merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses belajar anak. Hal Perbandingan Motor Ability Siswa 48

10 ini disebabkan masa anak-anak merupakan masa yang ideal untuk belajar keterampilanketerampilan yang tidak hanya berguna baginya pada masa itu, akan tetapi juga merupakan fondasi bagi keterampilanketerampilan yang diperlukan di kemudian hari. Masa anak-anak merupakan masa yang cukup menarik untuk diperhatikan, karena pada masa itu banyak terlihat sesuatu yang khas, baik menyangkut sikap dan sifat yang ditunjukkan oleh anak dalam merespon sesuatu. Sifat khas anak-anak diantaranya adalah adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan-peraturan permainan yang tradisional, adanya kecenderungan memuji diri sendiri, suka membandingbandingkan dirinya dengan anak lain, amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar. Pada usia anak masa sekolah terjadi perubahan-perubahan baik, afektif, kognitif maupun psikomotorik. Perubahan-perubahan tersebut mengikuti tugas perkembangan anak umumnya. Hal ini sesuai dengan yang terjadi di lapangan, karena berdasarkan pengamatan menunjukkan bahwa sejak anak sekolah ia mulai mempelajari norma sosial, dimana ada sesuatu yang boleh dan tidak boleh dikerjakan, mempelajari berbagai informasi tentang cara membaca dan menghitung, mempelajari suatu keterampilan seperti keterampilan berolahraga, bermain musik dan lain-lainnya. Dalam belajar keterampilan gerak terjadi perubahan yang bertahap. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Mahendra dan Ma mun (1996:96) menjelaskan, Tahap ini disebabkan oleh meningkatnya otomatisasi dalam analisis indera terhadap pola-pola lingkungan, dimana tanda-tanda yang dini dari suatu permainan dalam suatu cabang olahraga dapat dideteksi dengan cepat dan akurat. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Fitts (1964; yang dikutip Lutan, 1988:305) yaitu: Tahap kognitif, Tahap Asosiatif, dan Tahap Otomatisasi. Artinya dalam belajar keterampilan gerak, perubahan hasil belajar dapat dicermati pada perubahan kemampuan pengetahuan, pemahaman, penerapan suatu teknik permainan dan pengambilan keputusan yang cepat (tahap kognitif). Selanjutnya adalah tahap Asosiatif yaitu tahapan belajar berupa pengorganisasian pola-pola gerakan yang lebih efektif untuk menghasilkan aksi. Tahap Otomatisasi adalah tahap belajar yang menggambarkan kemampuan gerak yang terkontrol. Dalam hal ini yang membedakannya adalah proses bermain siswa Sekolah Dasar yang berasal dari Taman Kanak-kanak lebih bersifat formal, formal disini artinya proses bermain tersebut telah terkonsep oleh guru. Sedangkan proses bermain pada siswa Sekolah Dasar yang bukan berasal dari Taman Kanak-kanak bersifat informal artinya proses bermainnya dilakukan atas keinginan mereka sendiri tanpa ada pengawasan dari guru ataupun orang tua. Berkenaan dengan kebutuhan sebagai tugas perkembangan pada masa anak sekolah dijelaskan oleh Havighurts yang disarikan oleh Makmun (1981:48) yang tertera sebagai berikut : Masa kanak-kanak akhir dan anak Perbandingan Motor Ability Siswa 49

11 sekolah adalah belajar keterampilan fisik untuk pertandingan biasa sehari-hari, membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sebagai organisme yang sedang tumbuh kembang, belajar bergaul dengan teman sebaya, belajar peranan sosial yang sesuai sebagai pria atau wanita, mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung, mengembangkan konsepkonsep yang perlu bagi kehidupan seharihari, mengembangkan kata hati, moralitas, dan suatu skala nilai-nilai, mencapai kebebasan pribadi, mengembangkan sikapsikap terhadap kelompok-kelompok dan institusi-institusi sosial. Penjelasan di atas menggambarkan bahwa kebutuhan anak usia sekolah dasar diantaranya adalah belajar keterampilan, pembentukan sikap dan bergaul dengan teman sebaya. Hal ini berarti kebutuhan anak usia sekolah dasar masih terbatas pada lingkungan sekitar dan hal-hal sederhana. Dari penjelasan tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwa pada dasarnya konsep pembelajaran pendidikan jasmani di Taman Kanak-kanak tidak menitik beratkan pada aspek psikomotor melainkan dalam konsep bermain, karena dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di Taman Kanak-kanak pada umumnya tidak melibatkan guru bidang studi Pendidikan Jasmani. Sehingga konsep tersebut secara tidak langsung dapat terbentuk pada anak yang tidak berasal dari Taman Kanak-kanak. DAFTAR RUJUKAN Arikunto Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto Suharsimi. (2009), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Lutan, Rusli. (1988). Pengantar Belajar Keterampilan Motorik. Jakarta: Depdikbud. Mahendra Agus. (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung: FPOK - UPI. Makmun, Abin S. (2005). Psikologi dan Pembelajaran. Bandung: FIP UPI. Makmun, Abin S. (1981). Psikologi Pendidikan. Bandung. FIP IKIP Bandung. Makmun, Abin. (1982). Psikologi Pendidikan. Bandung: FIP-IKIP Bandung. Nurhasan. (2007). Tes dan Pengukuran Olahraga. Bandung: FPOK - UPI. Nurhasan. (2000). Tes dan Pengukuran Olahraga. Bandung: FPOK IKIP Bandung. Purwanto Ngalim. (1986). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Karya. Sudjana. (1996). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sudjana Nana. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sudjana dan Ibrahim. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Surakhmad, W. (1982). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito. Perbandingan Motor Ability Siswa 50

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, diperlukan suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, diperlukan suatu metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Langkah Penelitian Untuk mencapai tujuan penelitian, diperlukan suatu metode penelitian yang tepat. Menurut Surachmad (1990:131), Metode merupakan cara utama yang

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono (2009:6)

BAB III METODELOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono (2009:6) BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penggunaan sebuah metode dalam penelitian bertujuan agar dapat memperoleh data yang dapat mengungkap permasalahan yang ingin diselesaikan. Hal ini seperti

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. tujuan dengan sebaik mungkin dari usaha penelitian itu sendiri (Surachmad,

III. METODOLOGI PENELITIAN. tujuan dengan sebaik mungkin dari usaha penelitian itu sendiri (Surachmad, 60 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara berfikir dan berbuat, yang dipersiapkan dengan baik untuk mengadakan suatu penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan

Lebih terperinci

BASIC MOTOR ABILITY OF GRADE IV AND V STUDENTS IN SD N KERATON YOGYAKARTA ACADEMIC YEAR 2015/2016

BASIC MOTOR ABILITY OF GRADE IV AND V STUDENTS IN SD N KERATON YOGYAKARTA ACADEMIC YEAR 2015/2016 KEMAMPUAN MOTORIK DASAR SISWA KELAS IV DAN V SD N KERATON YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 BASIC MOTOR ABILITY OF GRADE IV AND V STUDENTS IN SD N KERATON YOGYAKARTA ACADEMIC YEAR 2015/2016 Oleh: Firman

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode/Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif komparatif yaitu penelitian deskriptif yang bersifat membandingkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di SSB Satria Muda yang berada di daerah kabupaten Subang. Waktu penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

PENGARUH PERMAINAN FUTSAL TERHADAP MOTOR ABILITY SISWA DI SDIT BANI SALEH 6 KOTA BEKASI. Oleh : Memet Muhamad, Drs., MPd.

PENGARUH PERMAINAN FUTSAL TERHADAP MOTOR ABILITY SISWA DI SDIT BANI SALEH 6 KOTA BEKASI. Oleh : Memet Muhamad, Drs., MPd. PENGARUH PERMAINAN FUTSAL TERHADAP MOTOR ABILITY SISWA DI SDIT BANI SALEH 6 KOTA BEKASI Oleh : Memet Muhamad, Drs., MPd. *) ABSTRAK Penelitian yang penulis lakukan berawal dari pemikiran penulis terhadap

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai tujuan dari penelitian itu. Macam-macam penelitian dikemukakan oleh

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai tujuan dari penelitian itu. Macam-macam penelitian dikemukakan oleh BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Banyak metode penelitian yang digunakan oleh para peneliti untuk mencapai tujuan dari penelitian itu. Macam-macam penelitian dikemukakan oleh Alimuddin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode untuk memperoleh data, menganalisis dan menyimpulkan data. Metode penelitian mempunyai kedudukan yang penting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Saat melakukan penelitian seorang peneliti memerlukan suatu metode sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan penelitian dan membantu mengungkapkan suatu

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian secara umum dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk melakukan sebuah penelitian. Penggunaan metode dalam pelaksanaan penelitian adalah hal yang sangat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Lokasi dan Waktu Penelitian Jadwal yang terencana dengan baik sangat menentukan terhadap kelancaran dan kelangsungan dari pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskritif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskritif. 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskritif. Metodologi dalam suatu penelitian harus tepat dan sesuai dengan tujuan serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek / Populasi dan Sampel Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian Penulis mengambil lokasi penelitian ini di Sekolah Dasar Al-Kautsar Bandar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Hal ini berarti

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Tujuan penelitian adalah untuk

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Tujuan penelitian adalah untuk 49 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian perlu menetapkan suatu metode yang sesuai dan dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan. Metode merupakan cara atau jalan

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTOR EDUCABILITY, INDEKS MASSA TUBUH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENJASORKES. Myrza Akbari*)

HUBUNGAN MOTOR EDUCABILITY, INDEKS MASSA TUBUH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENJASORKES. Myrza Akbari*) HUBUNGAN MOTOR EDUCABILITY, INDEKS MASSA TUBUH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENJASORKES Myrza Akbari*) Abstrak: Prestasi belajar pendidikan jasmani dipengaruhi oleh faktor fisiologis dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel 1. Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jadwal yang terencana dengan baik sangat menentukan terhadap kelancaran dan kelangsungan dari pelaksanaan penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang dipakai dalam sebuah penelitian, yakni suatu cara untuk mencapai tujuan penelitian (research). Hal ini sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk membantu mengungkapkan permasalahan yang akan diteliti, karena metode penelitian mempunyai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan hasil pemecahan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian 8 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian yang tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian ini. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat dilakukannya penelitian ini berlokasi di UPI Bandung yang berada di Jalan Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154. Berikut

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian disesuaikan dengan masalah serta tujuan penelitian tersebut. Tujuan penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian disesuaikan dengan masalah serta tujuan penelitian tersebut. Tujuan penelitian 36 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam setiap melakukan penelitian diperlukan suatu metode. Metode merupakan cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Penggunaan metode dalam

Lebih terperinci

terbentuknya perkumpulan-perkumpulan PENDAHULUAN bola atletik dari usia pemula/ dini sampai Atletik merupakan induk dari

terbentuknya perkumpulan-perkumpulan PENDAHULUAN bola atletik dari usia pemula/ dini sampai Atletik merupakan induk dari PENDAHULUAN Atletik merupakan induk dari semua cabang olaharaga, hal ini dikarenakan di dalamnya terdapat semua unsur gerak yang ada pada semua cabang olahraga. Selain itu pula cabang olahraga ateltik

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA KELAS XI IPS MA MA ARIF 03 SIDOMULYO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA KELAS XI IPS MA MA ARIF 03 SIDOMULYO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Artikel Skripsi HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA KELAS XI IPS MA MA ARIF 03 SIDOMULYO TAHUN PELAJARAN 015/016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Dalam sebuah penelitian diperlukan sebuah sumber data yang digunakan untuk memperoleh data yang sesuai dengan yang diinginkan. Adapun mengenai objek

Lebih terperinci

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI Loan Subarno*) ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh latihan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Hal ini sesuai

METODOLOGI PENELITIAN. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Hal ini sesuai III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan power tungkai, panjang tungkai, lingka paha, dan kecepatan lari dengan hasil lompat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Pendidikan Indonesia yang berlokasi di Jl. Setiabudhi No. 229 Bandung pada anggota ukm futsal putra B. Populasi dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian dan penembangan merupakan jembatan antara penelitian dasar (basic research) dengan penelitian terapan (applied research), dimana penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI Loan Subarno*) ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh latihan

Lebih terperinci

SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK

SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN 2011-2012 DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK Kemampuan motorik (motor ability) memegang peranan penting

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Rusli Lutan (2007:199) menjelaskan mengenai metode korelasional

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Rusli Lutan (2007:199) menjelaskan mengenai metode korelasional BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah langkah-langkah yang diambil untuk mempermudah penelitan. Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam melakukan sebuah penelitian diperlukan suatu metode. Metode adalah jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Penggunaan metode

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah survei dengan teknik tes dan pengkuran.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah survei dengan teknik tes dan pengkuran. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dimana penelitian ini hanya ingin mendeskripsikan atau memaparkan situasi yang sedang berlangsung pada saat penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN HOKI TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI SMA NEGERI 26 GARUT

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN HOKI TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI SMA NEGERI 26 GARUT PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN HOKI TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI SMA NEGERI 26 GARUT Carsiwan, Mira Sandrawaty Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Departemen

Lebih terperinci

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017 JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017 THE RELATIONSHIP BETWEEN LOWER LIMB EXPLOSIVE POWER

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang akan digunakan dalam proses penelitiannya, sebab metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang akan digunakan dalam proses penelitiannya, sebab metode penelitian 39 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian seseorang peneliti harus menentukan metode yang akan digunakan dalam proses penelitiannya, sebab metode penelitian merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Asrori (2009: 6) mengatakan bahwa: Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah serta tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu keadaan secara objektif (Notoatmojo, 2002:138). Sedangkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu keadaan secara objektif (Notoatmojo, 2002:138). Sedangkan 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN. Populasi penelitian merupakan sebuah kumpulan individu atau objek

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN. Populasi penelitian merupakan sebuah kumpulan individu atau objek BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi penelitian merupakan sebuah kumpulan individu atau objek yang mempunyai sifat-sifat umum. Dalam hal ini Arikunto (2002:102)

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN PASSING BAWAH BERPASANGAN DENGAN PASSING BAWAH KE DINDING TERHADAP KETERAMPILAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN PASSING BAWAH BERPASANGAN DENGAN PASSING BAWAH KE DINDING TERHADAP KETERAMPILAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN PASSING BAWAH BERPASANGAN DENGAN PASSING BAWAH KE DINDING TERHADAP KETERAMPILAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI (Eksperimen pada Siswa Ekstrakurikuler Bola Voli SMP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Agar suatu penelitian berjalan dengan mudah maka perlu dibuat langkahlangkah dan desain penelitian. Hal ini dilakukan agar penelitian tidak keluar dari ketentuan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK. Oleh : ARDITYA PRADANA

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK. Oleh : ARDITYA PRADANA HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA KAKI BAGIAN LUAR PADA SISWA PUTRA EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 1 TRENGGALEK KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto (2002: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto (2002: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan 34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Arikunto (00: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Rusli Lutan (2007:199) menjelaskan mengenai metode korelasional

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Rusli Lutan (2007:199) menjelaskan mengenai metode korelasional 35 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah langkah-langkah yang diambil untuk mempermudah penelitan. Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan penelitian, yaitu mengungkapkan, menggambarkan, dan mengumpulkan hasil pemecahan masalah melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat yang menjadi acuan sebuah penelitian dan penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A.Metode penelitian Metode merupakan cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan, dan dalam setiap melakukan penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode dalam

Lebih terperinci

PENGARUH BERMAIN SHUTTLE RELAY TERHADAP HASIL BELAJAR LARI SPRINT 60 METER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KEDIRI TAHUN 2015 ARTIKEL SKRIPSI

PENGARUH BERMAIN SHUTTLE RELAY TERHADAP HASIL BELAJAR LARI SPRINT 60 METER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KEDIRI TAHUN 2015 ARTIKEL SKRIPSI PENGARUH BERMAIN SHUTTLE RELAY TERHADAP HASIL BELAJAR LARI SPRINT 60 METER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KEDIRI TAHUN 2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada dasarnya penelitian merupakan suatu aktivitas untuk memecahkan suatu permasalahan dengan cara mengumpulkan data, mengklasifikasikan, menganalisis

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Korelasi Hubungan Antara X 1, X 2 dengan Y Keterangan ;

Gambar 3.1 Korelasi Hubungan Antara X 1, X 2 dengan Y Keterangan ; 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian dan Langkah-langkah Penelitian 1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara, proses, dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai suatu tujuan. Menurut Surakhmad (1998: 121) menjelaskan bahwa:

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai suatu tujuan. Menurut Surakhmad (1998: 121) menjelaskan bahwa: 48 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian diperlukan suatu metode. Metode perlu dilakukan agar penelitian dapat terarah sehingga dapat menjawab hipotesis yang diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang harus di tempuh peneliti untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel 1. Lokasi Lokasi untuk melakukan penelitian mengenai perbandingan overhand throw dan sidehand throw terhadap akurasi dan kecepatan lemparan dalam

Lebih terperinci

ekstrakurikuler sepakbola di SMAN 3 Tambun Selatan Bekasi.

ekstrakurikuler sepakbola di SMAN 3 Tambun Selatan Bekasi. PENDAHULUAN Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang sangat populer dan digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Perkembangan sepakbola

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian pasti mutlak diperlukan metode yang akan digunakan. Karena dengan menggunakan metode, maka terdapat cara untuk menyelesaikan sebuah

Lebih terperinci

PROFIL TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA-SISWI KELAS IV, V, VI SDN JATIRASA V KOTA BEKASI TAHUN 2013

PROFIL TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA-SISWI KELAS IV, V, VI SDN JATIRASA V KOTA BEKASI TAHUN 2013 PROFIL TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA-SISWI KELAS IV, V, VI SDN JATIRASA V KOTA BEKASI TAHUN 2013 Mia Kusumawati 1, Yusman Nugraha Sutryadi 2 Universitas Islam 45 Bekasi miasubarno@gmail.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Lebih lanjut Surakhmad (1998, hlm. 131) menjelaskan bahwa:

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Lebih lanjut Surakhmad (1998, hlm. 131) menjelaskan bahwa: BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian. Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Metode penelitian adalah suatu cara yang dipakai peneliti dalam melakukan penelitiannya. Sugiyono (2013,

Lebih terperinci

Alumni Program Studi Pendidikan Matematika UNRIKA Batam 2 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Unrika Batam,

Alumni Program Studi Pendidikan Matematika UNRIKA Batam 2 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Unrika Batam, KORELASI ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA DAN PEMECAHAN MASALAHDENGAN TEKNIK POLYADENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIMTs USB SAGULUNG BATAM TAHUN PELAJARAN2013/2014 Wati Ritonga 1 dan Yudhi Hanggara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. merupakan cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah serta

METODE PENELITIAN. merupakan cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah serta BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam setiap melakukan penelitian diperlukan suatu metode. Metode merupakan cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Penggunaan metode dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Dalam 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada saat setiap melakukan penelitian diperlukan suatu metode. Metode adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Dalam menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu, peneliti tidak mempunyai keleluasaan untuk memanipulasi subjek, artinya random kelompok biasanya diapakai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Metode Penelitian

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh : FEBRIAN RIZKI SUSANDI NIM :

SKRIPSI. oleh : FEBRIAN RIZKI SUSANDI NIM : HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu

Lebih terperinci

Hubungan Kualifikasi Guru Pendidikan Jasmani dengan Efektifitas Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar

Hubungan Kualifikasi Guru Pendidikan Jasmani dengan Efektifitas Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Hubungan Kualifikasi Guru Pendidikan Jasmani dengan Efektifitas Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Mudjihartono * FPOK Universitas Pendidikan Indonesia Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam setiap melakukan penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam setiap melakukan penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam setiap melakukan penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah serta tujuan penelitian tersebut.

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN BARROW MOTOR ABILITY TEST. a. Tujuan : Untuk mengukur komponen power otot tungkai

PETUNJUK PELAKSANAAN BARROW MOTOR ABILITY TEST. a. Tujuan : Untuk mengukur komponen power otot tungkai LAMPIRAN 70 Lampiran 1. Petunjuk Pelaksanaan Tes PETUNJUK PELAKSANAAN BARROW MOTOR ABILITY TEST 1. Standing Broad Jump a. Tujuan : Untuk mengukur komponen power otot tungkai b. Alat dan fasilitas: pita

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET (Studi Deskriptif pada Siswa Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Tentang metode deskriptif dijelaskan oleh Arikunto (1998:57) bahwa penelitian

Lebih terperinci

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 2 No.1 Pebruari 2016 ISSN

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 2 No.1 Pebruari 2016 ISSN HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI (Studi Deskriptif di SMPN 2 Sidamulih Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran) Aris Risyanto ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh data, menganalisis dan menyimpulkan hasil penelitian dengan tujuan untuk menguji serangkaian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. variabel satu dengan variabel yang lain. Sedangkan menurut Soekidjo

III. METODE PENELITIAN. variabel satu dengan variabel yang lain. Sedangkan menurut Soekidjo 23 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Sugiyono (2006 : 11) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian diperlukan suatu metode penggunaan metode dalam

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian diperlukan suatu metode penggunaan metode dalam BAB III PROSEDUR PENELITIAN Metode Penelitian Dalam sebuah penelitian diperlukan suatu metode penggunaan metode dalam sebuah penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Tentang suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Dalam melakukan penelitian diperlukan pemilihan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Penggunaan metode dalam penelitian adalah syarat mutlak untuk dapat melihat kedalaman dari sebuah permasalahan. Ketepatan penggunaan metode dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat non eksperimental, dengan

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN PADA SISWA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

STUDI TENTANG PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN PADA SISWA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 STUDI TENTANG PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN PADA SISWA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Artikel Ilmiah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 52 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran sikap siswa pada mata pelajaran Akuntansi dan pengaruh hasil belajar siswa kelas XI IPS di SMAN 7 Tasikmalaya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 a) Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan, dan menyimpulkan hasil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul skripsi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul skripsi. 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN KELINCAHAN DENGAN NILAI PSIKOMOTOR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN KELINCAHAN DENGAN NILAI PSIKOMOTOR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR HUBUNGAN KELINCAHAN DENGAN NILAI PSIKOMOTOR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR Zikrur Rahmat 1 dan Nazaruddin 2 Abstrak Penelitian ini berjudul

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara 38 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (006:160) Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian merupakan tempat dimana seorang peneliti melakukan sebuah penelitiannya. Dalam penelitian ini, peneliti

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH : PERBANDINGAN KEMAMPUAN MOTORIK SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DAN YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER NON OLAHRAGA DI SMPN 4 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014-2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN 29 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Proses suatu penelitian hendaknya dapat ditentukan suatu metode penelitian yang akan digunakan, hal ini berdasarkan pada suatu pemahaman bahwa metode

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan 35 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. semata-mata bertujuan mengetahui keadaan objek atau peristiwa tanpa suatu

BAB III METODE PENELITIAN. semata-mata bertujuan mengetahui keadaan objek atau peristiwa tanpa suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang semata-mata bertujuan mengetahui keadaan objek atau peristiwa tanpa suatu maksud untuk

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA KESEIMBANGAN DAN KOORDINASI MATA KAKI TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLE PADA PERMAINAN SEPAKBOLA MINI

KORELASI ANTARA KESEIMBANGAN DAN KOORDINASI MATA KAKI TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLE PADA PERMAINAN SEPAKBOLA MINI KORELASI ANTARA KESEIMBANGAN DAN KOORDINASI MATA KAKI TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLE PADA PERMAINAN SEPAKBOLA MINI Program Studi Pendidikan Olahraga, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah di dalam judul skripsi. Sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Memecahkan suatu masalah dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Memecahkan suatu masalah dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Memecahkan suatu masalah dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode yang sistematis. Berdasarkan metode pendekatan ini diharapkan dapat memilih teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen. Desain penelitian ini menggunakan quasi experimental design dan jenis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara operasional, penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara operasional, penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Operasional Penelitian Secara operasional, penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan pengaruh pendekatan bermain dengan pendekatan konvesional terhadap kebugaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian

III. METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian III. METODE PENELITIAN 3. Metode penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (006:60) Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci