HUBUNGAN ANTARA MANUSIA DENGAN PROBLEM USIA NURSING HOME
|
|
- Liana Sasmita
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN ANTARA MANUSIA DENGAN PROBLEM USIA NURSING HOME Nama Mahasiswa : Laras Kinasih Sidi Nama Pembimbing : Drs. Widihardjo, M.Sn Program Studi Sarjana Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB laraskinasih@gmail.com Kata Kunci : lansia, kesehatan, rumah tinggal, usia Abstrak Seiring berjalannya waktu, jumlah pertumbuhan lansia kian meningkat. Peningkatan ini juga diikuti dengan banyaknya jumlah lansia terlantar dengan berbagai faktor yang berbeda. Dari keterangan tersebut, didapatkan fakta bahwa peningkatan jumlah lansia membutuhkan penanganan tersendiri. Hal ini berarti membutuhkan adanya fasiliitas yang menampung lansia dengan segala kebutuhannya. Fasilitas tersebut adalah sebuah rumah tinggal yang biasa disebut panti wredha. Panti wredha harus dapat menampung berbagai macam lansia, baik itu lansia aktif maupun lansia pasif. Panti wredha juga harus dapat memfasilitasi kegiatan para lansia yang tinggal di dalamnya. Pada akhirnya, fasilitas ini akan menjadi salah satu pilihan yang dapat memecahkan masalah keterlantaran lansia. Abstract As time goes by, the growing number of elderly is increasing. This increase is also followed by many number of elderly who neglected with a variety of different factors. From the description, we found the fact that an increasing number of elderly requiring separate treatment. This means it requires a faciliities that accommodate elderly with all their needs. The facility is a dwelling house commonly called nursing homes. Nursing homes should be able to accommodate a variety of elderly, the elderly both active and passive elderly. Nursing homes should also facilitate the activities of the elderly who live in it. In the end, this facility would be one option that can solve the problem of elderly neglect. 1. Pendahuluan Seperti hakikatnya, manusia adalah makhluk yang tumbuh dan berkembang. Pertambahan usia merupakan suatu hal yang wajar dan hal yang tidak bisa dihindari bagi seorang manusia. Seiring dengan bertambahnya usia suatu individu, dan juga berdasarkan faktor manusia sebagai makhluk sosial, manusia akan membutuhkan pasangan hidup untuk meneruskan keturunannya dan berkeluarga. Sebagai manusia yang telah memiliki keluarga, mereka akan membutuhkan pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan seharihari. Kegiatan bekerja itu sendiri tentu akan menguras pikiran, tenaga dan waktu dari masing-masing individu tersebut. Selain itu keadaan gaya hidup modern yang membuat istri tidak harus berdiam diri di rumah dan ikut meniti karir baik itu karena ketidak cukupan faktor ekonomi dalam rumah tangga atau mengikuti passion individu itu sendiri membuat orang tua mau tidak mau sedikit terabaikan. Terabaikannya orang tua, tentu bukanlah karena faktor yang disengaja melainkan karena jam kerja yang cenderung mengikat dan tidak bisa ditawar. Bertambahnya usia seseorang atau biasa disebut dengan penuaan (aging) akan membuat faktor kesehatan dan faktor psikologis seseorang akan berubah. Penuaan itu sendiri dapat didefinisikan sebagai penurunan kemampuan jaringan untuk mempertahankan vitalitasnya, sehingga lambat-laun tubuh akan mengalami degenerasi yang bersifat fisik maupun psikis (Constantinides, 1994). Ke dua faktor tersebut dapat menurun secara perlahan maupun sebaliknya dan tentu hal tersebut sudah seharusnya diperhatikan dengan seksama oleh orang-orang yang berada di sekitarnya. Sayangnya, hal ini dirasa sulit di lakukan apabila orang-orang yang berada di sekitarnya, baik itu pasangan hidup, anak bahkan cucu tidak dapat memperhatikan dengan seksama, baik itu dikarenakan sudah meninggalnya orang di sekitarnya, kesibukkan dengan pekerjaan masing-masing dan kesibukkan dalam menuntut pendidikan. Seiring perkembangan zaman, jumlah penduduk berusia lanjut terus bertambah, survei yang sudah dilakukan oleh badan kesehatan dunia atau WHO mengatakan peningkatan jumlah penduduk lanjut usia di dunia, diperkirakan naik dua kali lipat dari 11 % (650 juta) pada tahun 2006 akan menjadi 22 % (2 miliar) pada tahun Hal ini juga terjadi di Negara Indonesia, menurut data Kementerian Kesehatan Indonesia, populasi lansia menunjukkan peningkatan setiap tahunnya, hal Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain Interior 1
2 ini bisa dilihat dari jumlah penduduk lansia di Indonesia. Pada tahun 1990 terdapat sebanyak 11,3 juta jiwa atau 9,77 % dari jumlah penduduk dan meningkat menjadi 15,3 juta (7,4 %) pada tahun 2000, dan terus berkembang menjadi 24 juta (9,77 %) pada tahun 2010 dan diperkirakan meningkat menjadi 28,8 juta atau 11,34 % dari jumlah penduduk pada Penduduk lanjut usia itu sendiri tidak semuanya membutuhkan bantuan, dalam artian masih terdapat lansia yang dapat melakukan kegiatannya sendiri tanpa dibantu oleh alat bantu dan manusia lainnya yang biasa disebut dengan lansia aktif ataupun lansia potensial. Terlepas dari hal itu, masih terdapat banyak lansia yang membutuhkan suatu fasilitas khusus yang memfasilitasi kegiatan mereka sehari-hari dengan pengawasan khusus, terlebih bagi para lansia yang sudah membutuhkan bantuan, baik berupa alat maupun bantuan manusia lainnya. Pengadaan fasilitas nursing home atau panti sosial tresna wredha merupakan salah satu solusi bagi permasalahan tersebut, sayangnya, panti wredha sendiri masih memiliki pandangan negatif bagi masyarakat, terlebih di negara-negara Asia salah satunya Indonesia. Panti wredha dianggap sebagai tempat pembuangan para kaum lansia yang sudah tidak bisa melakukan apa-apa. Membuang orang tua, menelantarkan orang tua, tidak tahu berterimakasih adalah hal-hal yang timbul dari pemikiran masyarakat apabila seseorang menitipkan orangtuanya di panti wredha. Hal ini tentu harus diluruskan, bahwasanya panti wredha bukanlah tempat untuk membuang orang tua dan melepaskan tanggung jawab kita sebagai anak untuk mengurus dan mengasihi orang tua, karena pada kenyataannya panti wredha yang baik memiliki staf-staf profesional yang dapat memperhatikan dan mengurus para lansia secara lebih seksama dan dengan pemahaman atas psikologis dari para lansia tersebut. Oleh karena itu berdasarkan faktor-faktor yang sudah disebutkan diatas, maka pembuatan fasilitas panti wredha sangat dibutuhkan bagi kaum lansia. Fasilitas ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi para lansia yang membutuhkan bantuan, baik dikarenakan lansia sendiri sudah tidak ada yang mampu merawat dan tidak memiliki sanak saudara, maupun lansia yang menginginkan menghabiskan sisa waktunya di dalam panti bersama lansia seumur lainnya untuk menghindari rasa kesepian. Pembuatan panti wredha yang baik juga diharapkan dapat menghapus sedikit demi sedikit paradigma negatif masyarakat pada keberadaan panti wredha itu sendiri, sehingga masyarakat juga dapat berpikiran positif dan dapat mengizinkan orang tua mereka untuk tinggal di panti wredha dan menjalani kehidupan dengan sesama lansia lainnya. 2. Proses Studi Kreatif Fasilitas panti wredha ini bertujuan untuk memfasilitasi keterlantaran para lansia khususnya di Kota Bandung. Fasilitas ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan lansia sesuai dengan karakter dan kebutuhannya masing masing dengan seoptimal mungkin sehingga dapat membantu pemerintah dalam mengatasi jumlah lansia yang terlantar. Perancangan fasilitas ini juga tidak terlepas dari pengaruh fasilitas serupa yang sudah ada di Kota Bandung dengan berbagai tambahan, baik dari program aktivitas dan program fasilitas yang dibutuhkan lansia sesuai dengan latar belakang ekonomi penghuni dengan keadaan ekonomi menengah ke atas juga berdasarkan karakter lansia itu sendiri. Tinjauan langsung ke lapangan dan survei kepada lembaga juga penghuni pada panti wredha yang sudah ada memudahkan penulis dalam memutuskan desain perancangan fasilitas nursing home ini. Tema yang penulis angkat pada perancangan fasilitas nursing home ini merupakan clean healthy and warm, tema ini diangkat penulis berdasarkan kebutuhan penghuni yang amat membutuhkan faktor kesehatan dalam menjalankan kesehariannya dan faktor sehat itu sendiri sangat berkaitan dengan faktor bersih, hangat juga diangkat karena merespon keadaan psikologi lansia yang sering merasa kesepian sehingga tema hangat ini dapat membantu meringankan keadaan tersebut. Tema yang penulis sudah jelaskan sebelumnya dirasa menjadi tema yang paling sesuai pada perancangan ini. 3. Hasil Studi dan Pembahasan Berdasarkan tema perancangan yang sudah disebutkan sebelumnya yaitu clean healthy and warm maka konsep perancanganpun mengacu pada tema tersebut. Konsep yang digunakan pada perancangan ini antara lain sebagai berikut. Konsep yang digunakan pada organisasi ruang merupakan konsep teratur yang disusun berdasarkan kebutuhan dan fungsi dari ruang tersebut. Pada konsep bentuk, bentuk bentuk geometris dengan sudut tumpul dipilih penulis karena memperlihatkan kesan teratur dan rapih juga tidak rumit bagi lansia, penggunaan sudut tumpulpun diangkat untuk menambahkan faktor keamanan bagi para penghuni. Konsep warna pada perancangan ini mengedepankan warna warna yang bersifat hangat, meditatif dan bersih, warna warna tersebut seperti warna putih, hijau, biru, oranye dan coklat. Pada Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain Interior 2
3 konsep material, material yang digunakan pada langit langit merupakan material yang ringan dan mudah dibentuk, pada dinding digunakan material yang mudah dibersihkan dan tidak memiliki banyak tekstur dan pada lantai material yang tidak licin dan mudah dibersihkan akan menjadi fokus utama pada perancangan ini. Konsep furniture pada perancangan ini mengedepankan furniture yang baik secara ergonomis untuk lansia sehingga lansia merasa nyaman menggunakannya. Pada konsep pencahayaan, pencahayaan alami dimaksimalkan pada pagi hingga siang hari dengan banyaknya bukaan jendela pada setiap ruangan, hal ini juga berkaitan erat dengan kesehatan penghuni, dengan banyaknya cahaya alami juga bukaan jendela untuk pertukaran udara akan membuat penghuni lebih terjaga kondisi kesehatannya. Konsep penciuman juga akan ditambahkan pada perancangan ini, untuk meningkatkan rasa nyaman dan perasaan sehat bagi para penghuni di setiap kamar akan diletakkan wewangian yang menimbulkan efek nyaman secara psikologis seperti wewangian lavender, lemon, almond dan vanilla (Augustin, Sally Place Advantage Applied Psychology For Interior Architecture). Pada konsep keamanan, tidak adanya perbedaan ketinggian lantai, pemilihan material yang tidak licin pada lantai, juga menempatkan railing bantuan di posisi tertentu dan di setiap jalur sirkulasi akan menanggulangi lansia dari resiko terjatuh. Penggunaan teknologi CCTV dan juga bel panggilan darurat yang di letakkan di setiap kamar akan membuat penghuni merasa lebih aman. Berikut pengimplementasian konsep desain yang sudah penulis uraikan pada penjelasan sebelumnya pada denah khusus dan tampak interior: \ Gambar 1. Denah khusus pada area residensial Gambar 1. Denah khusus area residensial para lansia Gambar 2. Tampak samping kamar lansia aktif Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain Interior 3
4 Gambar 3. Tampak samping kamar lansia pasif Gambar 4. Tampak samping kamar lansia berpasangan Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain Interior 4
5 4. Penutup / Kesimpulan Fasilitas ini membutuhkan banyaknya perhatian terutama pada faktor keselamatan dan kenyamanan penghuni. Desain yang mengacu pada standard standard yang sudah ditetapkan akan membantu keberlangsungan penghuni dalam beraktivitas pada kesehariannya. Perancangan fasilitas nursing home ini harus memperhatikan keadaan penghuni yaitu lansia secara mendalam, seperti karakter dan keterbatasan fisik dari para lansia itu sendiri sehingga desain yang dihasilkan akan efektif dan mendukung lansia saat berada di dalamnya. Berikut pengimplementasian konsep desain yang sudah dijelaskan sebelumnya pada nursing home yang penulis rancang: Gambar 5. Perspektif kamar lansia aktif Gambar 6. Perspektif kamar lansia pasif Gambar 7. Perspektif kamar lansia berpasangan Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain Interior 5
6 Gambar 8. Perspektif kamar mandi lansia Gambar 9. Perspektif area lobby residensial Ucapan Terima Kasih Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/perancangan dalam MK Tugas Akhir Program Studi Sarjana Desain Interior FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh pembimbing Drs. Widihardjo, M.Sn Daftar Pustaka Augustin, Sally PhD Place Advantage Applied Psychology For Interior Architecture. New Jersey : John Wiley & Sons, Inc. Starmen, Anna The Colour Scheme Bible. Singapore : Page One. Suptandar, J. Pamudji. Disain Interior Pengantar Merencana Interior Untuk Mahasiswa Disain dan Arsitektur. Bandung : Djambatan. UU Kesejahteraan Lansia No.13 Tahun 1998 UU RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Persyaratan Keandalan Bangunan Gedung Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain Interior 6
BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. (Sumber:
BAB I PENDAHULUAN Pengertian panti jompo menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata panti jompo diartikan sebagai tempat merawat dan menampung jompo. Perda No, 15 Tahun 2002 mengenai Perubahan atas Perda
Lebih terperinciOPTIMALISASI TUMBUH KEMBANG ANAK PADA PELAYANAN PANTI ASUHAN DENGAN STUDI KASUS RUANG INTERIOR
Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain OPTIMALISASI TUMBUH KEMBANG ANAK PADA PELAYANAN PANTI ASUHAN DENGAN STUDI KASUS RUANG INTERIOR Citra Lestari Oktaviana Andriyanto Wibisono Program Studi
Lebih terperinciPUSAT PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK TUNANETRA
Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain PUSAT PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK TUNANETRA Ignatius Deo Grasianto ; Dra. Dona Saphiranti, MT. Program Studi Sarjana Desain Interior, Fakultas Seni Rupa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Proyek Setiap manusia akan melalui masa pertumbuhan dan mengalami siklus kehidupan dari kecil hingga lanjut usia. Menurut Carl Gustav Jung, daur
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia 5.1.1. Gaya Perancangan Gaya arsitektur yang dipakai pada bangunan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia ini direncanakan
Lebih terperinciKata kunci : lansia, panti wreda, home not alone, American classic.
ABSTRAK Proses penuaan adalah suatu proses yang pasti dilalui oleh setiap manusia. Setiap hari manusia semakin bertambah tua, dengan bertambah tua maka manusia memiliki kemunduran fungsi-fungsi tubuh seperti
Lebih terperinciGambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1
BAB V KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 5. 1. Dasar dan Tujuan Setelah melewati proses analisis, penulis mengambil tema refreshment atau penyegaran sebagai konsep desain yang akan diterapkan pada perancangan
Lebih terperinciPENYESUAIAN DIRI PADA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA
PENYESUAIAN DIRI PADA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : SANTI SULANDARI F 100 050 265 FAKULTAS PSIKOLOGI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Persentase penduduk lansia di dunia, Asia dan Indonesia tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang proyek Indonesia termasuk negara dengan proses penuaan penduduk cepat di Asia Tenggara. Upaya pembangunan dalam mengurangi angka kematian berdampak pada perubahan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: aksesibilitas, desain, ergonomi, lansia, ruang makan. vii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Dasar pemikiran yang menjadi latar belakang penelitian ini adalah fasilitas hunian untuk lansia, karena kita ketahui panti jompo adalah salah satu tempat menampung atau merawat lansia, dan panti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki kebutuhan primer yang merupakan kebutuhan utama manusia yang harus dipenuhi. Salah satu kebutuhan utama manusia adalah kebutuhan untuk kesehatan. Pada
Lebih terperinciPERANCANGAN INTERIOR PADA PANTI JOMPO KELAS PREMIUM DI SEMARANG
PERANCANGAN INTERIOR PADA PANTI JOMPO KELAS PREMIUM DI SEMARANG Yosephine Brenda Mathovani Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11530 (021) 53696969 brenda_mathovani@gmail.com
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Pada umumnya, biara adalah sesuatu yang langsung mengingatkan orang pada sebuah rumah atau asrama tua yang menampung orang-orang yang ingin menjadi seorang pastor atau orangorang yang mendedikasikan
Lebih terperinciBAB 5 HASIL RANCANGAN
BAB 5 HASIL RANCANGAN 6. Desain Bangunan Desain bangunan pertunjukan seni ini memiliki bentuk kotak masif untuk efisiensi bentuk bangunan dan ruang bangunan. Bentuk bangunan yang berbentuk kotak masif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam menggunakan panca indera, muncul berbagai penyakit yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setelah memasuki usia 60 tahun, manusia pada umumnya mengalami penurunan fungsi tubuh baik secara fisik maupun mental. Secara fisik, manusia mengalami kesulitan dalam
Lebih terperinciPERANCANGAN ULANG INTERIOR PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK PUTRA JAKARTA INTERIOR RE-DESIGN PUTRA SOCIAL ORPHANAGE IN JAKARTA
ISSN : 2355-9349 e-proceeding of Art & Design : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 1432 PERANCANGAN ULANG INTERIOR PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK PUTRA JAKARTA INTERIOR RE-DESIGN PUTRA SOCIAL ORPHANAGE IN JAKARTA
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 KONSEP PERANCANGAN Mengacu kepada sasaran fasilitas ini adalah remaja pengguna narkoba, maka diperlukan sebuah tempat dan susunan yang bersifat dapat membangkitkan semangat
Lebih terperinciKONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU
BAB IV KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU 4.1. Tema Desain Penderita TB maupun penderita penyakit paru lainnya akan memiliki perasaan dan pikiran negatif, bahkan setelah sembuh penderita penyakit
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN
BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN 4.1 Konsep Desain 4.1.1 Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep (Sumber : Qoni ah Azrina,2015) 101 102 4.1.2 Tema Tema yang digunakan dalam perancangan ini adalah
Lebih terperinciREKREASI WISATA DANAU GEDEBAGE
JurnalTingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain REKREASI WISATA DANAU GEDEBAGE Diliyan Riski Dr. Ruly Darmawan M,Sn Program StudiSarjana Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email:
Lebih terperinciHASIL PERANCANGAN ... BAB IV. 4.1 Deskripsi Umum Projek
BAB IV HASIL PERANCANGAN 4.1 Deskripsi Umum Projek Tema yang dibahas dalam perancangan ini adalah Reborn, merupakan bagian dari kehidupan atau perjalanan yang tampak dari kacang hijau, pada saat itu kita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik merupakan kain khas masyarakat Indonesia. Batik ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 yang juga ditetapkan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. JUDUL B. LATAR BELAKANG MASALAH. Desain Interior Lansia Therapist Center di Surakarta dengan Konsep. Surga
BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL Surga Desain Interior Lansia Therapist Center di Surakarta dengan Konsep B. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan salah satu negara dengan proses penuaan paling cepat di
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN
BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN V.1 Konsep Perancangan Interior V.1..1 Konsep Desain Perancangan interior untuk Interior Design Department of Binus University ini memiliki tema Dynamic
Lebih terperinciJAKARTA MULTIFUNCTION HALL
Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain JAKARTA MULTIFUNCTION HALL Adimas Imbang Freditia 17308008 Bagus Handoko, S.Sn, MT Program Studi Sarjana Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain
Lebih terperinciDESAIN INTERIOR I One Room Apartment
Pertemuan 6 Penjelasan Tentang Proyek DI 1 One Room Apartment Merupakan sebuah fasilitas hunian seperti rumah tinggal, tetapi memiliki dimensi lebih kecil dengan fasilitas terbatas. Pada mata kuliah Desain
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Kesimpulan Hasil Analisa Kondisi Penerapan Healing Environment Hasil penelitian studi banding menyimpulkan bahwa rumah sakit-rumah sakit terkemuka di Jakarta
Lebih terperinciKISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA
LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah Pada zaman sekarang menikmati kopi sudah menjadi salah satu kebutuhan dan gaya hidup banyak orang di dalam kehidupan sehari-hari. Peracik kopi atau Barista
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. A Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I. A Latar Belakang Masalah Pola kehidupan masyarakat kota besar /urban semakin modern, serba cepat, serba instan, sistematis, dan mekanis. Hal- hal itu memaksa masyarakat modern harus
Lebih terperinciBAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic,
BAB.IV. KONSEP DESAIN IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic, Refreshing, berarti tidak kaku, mampu memotivasi pengguna Relaxing, mampu
Lebih terperinciPENERAPAN MULTI IMAGE PADA DESAIN ALAS KAKI WANITA ( STUDI KASUS DI MALL PARIS VAN JAVA BANDUNG ) Tugas Mata Tugas Akhir DP 40Z0.
PENERAPAN MULTI IMAGE PADA DESAIN ALAS KAKI WANITA ( STUDI KASUS DI MALL PARIS VAN JAVA BANDUNG ) Tugas Mata Tugas Akhir DP 40Z0 Disusun Oleh : Lucy Beta 17502020 PROGRAM STUDI DESAIN PRODUK FAKULTAS SENI
Lebih terperinciDENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1
0.15 8.60 2.88 Pada area lantai,1 ruang parkir di perluas dari yang sebelumnya karena faktor jumlah kendaraan pada asrama yang cukup banyak. Terdapat selasar yang difungsikan sebagai ruang tangga umum
Lebih terperinciBab IV. Konsep Perancangan
Bab IV Konsep Perancangan 4.1 Konsep Perancangan Konsep perancangan pada proyek ini didasari oleh tinjauan data mengenai sifat dan karakteristik pasien, dimana beberapa dari pasien dewasa maupun anak-anak
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Fasilitas Fisik 1) Sekat Pemisah Saat ini belum terdapat sekat pemisah yang berfungsi sebagai pembatas antara 1 komputer dengan komputer yang lainnya pada Warnet
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) salah satunya disebabkan oleh pelayanan sarana kesehatan yang belum memadai. Dengan memperbaiki pelayanan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Konsep Sebuah konsep desain tempat pendidikan yang ramah lingkungan dengan membawa suasana yang asri membawa kehangatan keluarga dalam sebuah wadah pendidikan. Anak anak
Lebih terperinciPERANCANGAN INTERIOR KAPEL, BIARA, DAN PANTI WREDHA KONGREGASI SANTO FRANSISKUS CHARITAS PALEMBANG ABSTRAK
PERANCANGAN INTERIOR KAPEL, BIARA, DAN PANTI WREDHA KONGREGASI SANTO FRANSISKUS CHARITAS PALEMBANG Yovita Maria Pauline NRP: 1263054 ABSTRAK Kongregasi Santo Fransiskus Charitas Palembang adalah sebuah
Lebih terperinciKeyword : Tourist, Center, Backpackers, Unity, Bandung.
ABSTRAK Kota Bandung merupakan salah satu destinasi wisata yang memiliki banyak potensi yang dapat menarik minat wisatawan dari berbagai golongan, baik lokal maupun mancanegara. Salah satu golongan wisatawan
Lebih terperinciISSN : e-proceeding of Art & Design : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 1270
ISSN : 2355-9349 e-proceeding of Art & Design : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 1270 PERANCANGAN INTERIOR PANTI SOASIAL ASUHAN ANAK SARTIKA DI BANDUNG Rizka Syahara Program Studi Desain Interior, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Untuk menciptakan kehidupan yang seimbang, maka manusia harus dapat membangun hubungan antara manusia dengan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN DESAIN KERETA RESTORASI PADA KERETA API JARAK JAUH
JurnalTingkat Sarjana Senirupa dan Desain PENGEMBANGAN DESAIN KERETA RESTORASI PADA KERETA API JARAK JAUH Sigit Sembada Sutasman Dr. Martinus Pasaribu, M.Sn. ProgramStudiSarjanaDesain Produk, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta adalah kota metropolitan, dimana hampir seluruh aktifitas masyarakat Indonesia berpusat di kota tersebut. Masyarakat urban yang tinggal di Jakarta menghabiskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Manusia mengalami proses penuaan semenjak lahir. Seiring berjalannya waktu, manusia akan menjadi lebih tua sebelum akhirnya meninggal. Bantuan dari orang tua mereka
Lebih terperinciKonsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic
BAB V KONSEP 5.1 Kerangka Konsep Konsep Sekolah Fotografi Darwis Triadi adalah sebuah sekolah fotografi yang didirikan oleh seorang fotografer profesional bernama Andreas Darwis Triadi pada tahun 2003.
Lebih terperinciPENCIPTAAN LINGKUNGAN MUSIK TERPADU BAGI REMAJA KOTA BANDUNG MELALUI SARANA BANDUNG YOUTH MUSIC CENTER
Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain PENCIPTAAN LINGKUNGAN MUSIK TERPADU BAGI REMAJA KOTA BANDUNG MELALUI SARANA BANDUNG YOUTH MUSIC CENTER Nama Mahasiswa: Laksmi Hadyan W.S. Nama Pembimbing
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user
digilib.uns.ac.id 101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Bali Style. Bali Style merupakan konsep yang sering digunakan pada bangunan
Lebih terperinciBab IV Analisa Perancangan
Bab IV Analisa Perancangan 4.1 Analisa Pemilihan Tapak Kriteria Pemilihan Tapak Pasar Baru Pasar baru adalah salah satu ruang publik diantara banyak ruang publik yang ada di jakarta yang persis bersebelahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemukiman kumuh di kota yang padat penduduk atau dikenal dengan istilah urban
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Jakarta sebagai ibu kota negara yang terus berkembang mengalami permasalahan dalam hal penyediaan hunian yang layak bagi warga masyarakatnya. Menurut data kependudukan,
Lebih terperinciAR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN
BAB 5 HASIL PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan yang baru menjadi satu dengan pemukiman sekitarnya yang masih berupa kampung. Rumah susun baru dirancang agar menyatu dengan pola pemukiman sekitarnya
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Dasar Perancangan Perancangan Rumah sakit Sulianti Saroso ini menggunakan tema Arsitektur sirkulasi. Hal ini ditekankan pada : 1. Pemisahan akses dari dan ke instalasi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY
81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Sebagian besar manusia menghabiskan lima puluh persen dari hidup mereka dengan melakukan berbagai kegiatan di dalam lingkungan indoor. (Sundstrom dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Menjadi tua adalah bagian dari siklus sebuah kehidupan manusia dan hal tersebut tidak dapat dihindari.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Menjadi tua adalah bagian dari siklus sebuah kehidupan manusia dan hal tersebut tidak dapat dihindari. Pada usia tua, manusia akan mengalami kemunduran dalam berbagai
Lebih terperinci03 PEMBAHASAN PERSOALAN DESAIN
03 PEMBAHASAN PERSOALAN DESAIN AKSESIBILITAS 31 Pada bab pembahasan ini akan memaparkan kritik desain yang dikaji bedasarkan hasil dari pendekatan masalah yang dikaji dengan teori mengenai aspek psikologi
Lebih terperincicross ventilation system, maka konsep desain juga mengikuti fungsi tujuan arsitektur bangunan tersebut supaya terjadi keserasian, dan keselarasan anta
BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR BASKETBALL COMMUNITY CENTER 5.1 KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 5.1.1 KONSEP DASAR Pengertian olahraga adalah gerak tubuh untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Olahraga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (Papalia, 2008). Berkembangan manusia tidak hanya secara fisik tetapi juga secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia setiap hari akan terus menerus tumbuh dan berkembang. Dari bayi yang baru lahir tumbuh dan berkembang hingga mencapai masa dewasa akhir (Papalia, 2008).
Lebih terperinciPerancangan Lingkungan Pondok Sosial Kota Malang dengan Pendekatan Perilaku
Perancangan Lingkungan Pondok Sosial Kota Malang dengan Pendekatan Perilaku Savria Vilia Roza¹, Jenny Ernawati², Tito Haripradianto² ¹Mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Kerangka Berpikir Konsep Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep 105 106 Dari kerangka berpikir diatas dapat penulis memilih konsep Batik Pekalongan : The Diversity of Culture
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang. menurun. Menurut World Health Organization (WHO) lansia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lansia merupakan tahap akhir manusia mengalami penurunan fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang menurun. Menurut World Health Organization
Lebih terperincipara1). BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menjadi tua merupakan suatu proses perubahan alami yang terjadi pada setiap individu. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan 60 tahun sampai 74 tahun sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Panti asuhan merupakan lembaga yang bergerak di bidang sosial untuk membantu anakanak yang sudah tidak memiliki orang tua. Di dalam kamus besar bahasa Indonesia (2011),
Lebih terperinciJURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) G-179
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) G-179 Penerapan Konsep Exchanging Experience untuk Menghapus Pelabelan terhadap Difabel Henni dan Nur Endah Nuffida Jurusan Arsitektur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, kehidupan manusia semakin. berkembang dan semakin majunya juga perkembangan teknologi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, kehidupan manusia semakin berkembang dan semakin majunya juga perkembangan teknologi yang diciptakan manusia, membuat pola pikir
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TEMA
BAB III TINJAUAN 3.1. Interpretasi Tema Rehabilitasi berasal dari dua kata, yaitu re yang berarti kembali dan habilitasi yang berarti kemampuan. Menurut arti katanya, rehabilitasi berarti mengembalikan
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Perancangan Interior Panti Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkoba
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, kasus peredaran dan penyalahgunaan narkoba saat ini semakin marak terjadi di Indonesia. Indonesia merupakan negara yang berpenduduk sekitar
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB III OBJEK STUDI 3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi Tinjauan Umum Tinjauan Lokasi Analisa Tapak...
ABSTRAK Dengan berkembangnya Bandung menjadi salah satu lokasi wisata belanja bagi para wisatawan domestik, maka dengan bertambahnya volume orang yang ada di Bandung kebutuhan akan fasilitas tempat makan
Lebih terperinciMeningkat Rumah dengan Praktis dan Tepat Guna Saturday, 06 October 2012 07:01
Meningkat rumah merupakan proses yang cukup pentinguntuk membuat tempat tinggal menjadi lebih nyaman untuk dihuni. Banyak alas an yang dikemukakan mulai dari kebutuhan ruang tambahan untuk beraktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membagi lansia ke dalam 3 tahapan yaitu young old, old-old, dan oldest old.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lansia merupakan periode perkembangan yang dimulai pada usia 65 sampai kematian. Neugarten (dalam Whitbourne & Whitbourne, 2011) membagi lansia ke dalam 3 tahapan
Lebih terperinciMEDICAL SPA (DESTINATION SPA)
MEDICAL SPA (DESTINATION SPA) LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN INTERIOR / DI 40Z0 SEMESTER II TAHUN 2006-2007 SEBAGAI SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA DARI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Oleh : Sita Fitriana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penitipan orang tua ke panti jompo menjadi alternatif pilihan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini penitipan orang tua ke panti jompo menjadi alternatif pilihan bagi anak yang memiliki kegiatan yang padat atau bekerja dalam waktu yang lama. Di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang menjadi salah satu anggota dari ASEAN, para pemimpin ASEAN setuju dengan peraturan baru yang disahkan pada akhir desember 2015
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi
Lebih terperinci1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi negara berkembang seperti Indonesia, kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) sangat penting untuk membantu kemajuan dalam berbagai bidang. Salah satu cara untuk
Lebih terperinciBab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN
Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN 4.1. Konsep Desain 4.1.1 Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep Sumber : Analisa Pribadi 4.1.2 Tema Tema yang di gunakan dalam perancangan ini adalah bee (lebah).
Lebih terperinciGambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis)
101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Zen. Zen merupakan konsep yang terinspirasi dari konsep interior Jepang, yang memadukan antara
Lebih terperinciBAB III. Ide Rancangan. pengganti material kayu yang semakin susah diperoleh dan semakin mahal harga
BAB III Ide Rancangan 3.1 Ide Rancangan Ide rancangan pusat pengelolaan bambu di Kota Malang adalah, untuk menunjukkan bahwa Kota Malang mampu mengelolah bambu menjadi alternatif pengganti material kayu
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Salah satu reaksi dari krisis lingkungan adalah munculnya konsep Desain Hijau atau green design yang mengarah pada desain berkelanjutan dan konsep energi. Dalam penelitian ini mengkajiupaya terapan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. TUJUAN PERANCANGAN Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan sebuah fasilitas kesehatan berupa hunian bagi kaum lansia agar dapat terlihat lebih nyaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proyeksi Proporsi Penduduk di Indonesia (%) 0-14 Tahun Tahun > 65 Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jumlah penduduk di Indonesia selalu mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Menurut katalog Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 yang dikeluarkan
Lebih terperincisebaya, dan masyarakat. Hubungan ini dikaji sebagai bentuk kegiatan yang diikuti para lansia dalam kehidupan sehari hari. Pada umumnya, hubungan sosia
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Lansia (lanjut usia) merupakan periode dimana seorang individu telah mencapai kematangan dalam ukuran, fungsi, dan telah menunjukan kemunduran baik fisik, maupun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang harus dicapai, untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam mengatasi
1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup manusia yang harus dicapai, untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam mengatasi masalah
Lebih terperinciBayanaka Canggu. tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1
Bayanaka Canggu tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1 Sebuah harmoni dalam karya arsitektur tercipta ketika seluruh unsur dalam bangunan termasuk konsep arsitektur,
Lebih terperinciDESKRIPSI KARYA PATRIA PARK APARTMENT NYOMAN DEWI PEBRYANI S.T.,M.A NIP NIDN
DESKRIPSI KARYA PATRIA PARK APARTMENT NYOMAN DEWI PEBRYANI S.T.,M.A NIP. 198502082009122004 NIDN. 008028501 FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA (ISI) DENPASAR 2013 1 DAFTAR ISI HALAMAN
Lebih terperinciJURNAL PERANCANGAN INTERIOR GEDUNG PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
JURNAL PERANCANGAN INTERIOR GEDUNG PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Diajukan oleh: MUHAMMAD IKHSAN NIM. 1111783023 PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT
Lebih terperinciBAB V KAJIAN PUSTAKA. Pekalongan ini adalah arsitektur humanis. Latar belakang penekanan/
BAB V KAJIAN PUSTAKA 5.1. Kajian Teori Penekanan/ Tema Desain Arsitektur Humanis Tema desain pada proyek Rumah Sakit Jiwa di Kabupaten Pekalongan ini adalah arsitektur humanis. Latar belakang penekanan/
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Panti Asuhan Anak Terlantar di Solo merupakan tempat dimana anak-anak terlantar dapat tinggal, terpenuhi kebutuhannya
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep perancangan Rumah Susun Sederhana Sewa ini adalah hasil analisis pada bab sebelumnya yang kemudian disimpulkan. Konsep ini merupakan konsep turunan dari
Lebih terperinciArsitektur Hijau BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK. mengurangi kenyamanan dari club house itu sendiri.
BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK III.1 TINJAUAN TEMA III.1.1 Latar Belakang Tema Sebuah Club house pada dasarnya berfungsi sebagai tempat berolah raga dan rekreasi bagi penghuni perumahan serta masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Anak merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa harus dijaga dan dipelihara karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-hak
Lebih terperinciPerancangan Interior Pusat Informasi dan Rehabilitasi Kelumpuhan Pasca Stroke
JURNAL INTRA Vol. 2, No. 2, (2014) 579-584 579 Perancangan Interior Pusat Informasi dan Rehabilitasi Kelumpuhan Pasca Stroke Hendra Setiawan, dan Grace Mulyono Program Studi Desain Interior, Universitas
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara. Gambar 1.2 Area parkir yang kurang memadai, akibatnya lobby menjadi area parkir. Sumber: (peneliti 2013)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gedung Asrama Putra (USU) sudah tidak layak dihuni mahasiswa dikarenakan tidak mengalami perkembangan dalam konteks pembangunan sejak tahun 1987 dan juga minimnya fasilitas-fasilitas
Lebih terperinciDESKRIPSI KARYA INTERIOR WIJAYA RESIDENCE Warm Interior Space BY: NYOMAN DEWI PEBRYANI S.T.,M.A
DESKRIPSI KARYA INTERIOR WIJAYA RESIDENCE Warm Interior Space BY: NYOMAN DEWI PEBRYANI S.T.,M.A 198502082009122004 JURUSAN DESAIN INTERIOR FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA (ISI) DENPASAR
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya terbaik guna mempersiapakan masa depan sang anak adalah mengenalkan pendidikan kepada anak di usia dini, karena pada masa usia dini anak mulai peka/sensitif untuk
Lebih terperinciArchitecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015
Architecture Modern Aesthetic in Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto 86 Kolaborasi gaya neoklasik dengan elemen yang mengusung aspek kekinian, menjadi kekuatan desain rumah ini.
Lebih terperinciPENGANTAR BANGUNAN BERTINGKAT
PENGANTAR BANGUNAN BERTINGKAT 1 PENDAHULUAN Perancangan struktur dan konstruksi bangunan bertingkat rendah adalah proses merancang bangunan yang tidak hanya berhubungan dengan permasalahan struktur saja
Lebih terperinciCOVER LEMBAR PENGESAHAN...
ABSTRAK Indonesia sangat terkenal akan keanekaragaman kesenian tradisionalnya. Kesenian tradisional merupakan salah satu warisan leluhur yang perlu dilestarikan. Masing masing daerah dari Sabang hingga
Lebih terperinciPERANCANGAN INTERIOR PUSAT KEBUDAYAAN YOGYAKARTA INTERIOR DESIGN OF YOGYAKARTA CULTURAL CENTER
PERANCANGAN INTERIOR PUSAT KEBUDAYAAN YOGYAKARTA INTERIOR DESIGN OF YOGYAKARTA CULTURAL CENTER Nurul Eka Ramdini, Titihan Sarihati, Santi Salayanti Prodi S1 Desain Interior, Fakultas Industri Kreatif,
Lebih terperinci2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan rumah sakit sebagai suatu lembaga yang menyediakan pelayanan jasa kesehatan sering kali menimbulkan tekanan psikologis dan ekonomi bagi konsumennya. Selama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, masyarakat menuntut pelayanan yang lebih optimal dalam segala aspek termasuk dalam dunia kesehatan. Pada zaman
Lebih terperinci