Penguatan Akses Informasi Berbasis Komunitas melalui TIK dalam upaya meningkatkan kualitas partisipasi publik
|
|
- Liani Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Penguatan Akses Informasi Berbasis Komunitas melalui TIK dalam upaya meningkatkan kualitas partisipasi publik PROGRAM I. Analisis Kontekstual Program yang diusulkan ini merupakan pengembangan program sebelumnya yang juga didukung oleh Yayasan TIFA yaitu model Akses Informasi Berbasis Komunitas (ASIK). Sebagai pengembangan, program ini dimaksudkan memberi penguatan terhadap model yang telah dihasilkan sehingga menghasilkan peningkatan kualitas partisipasi publik. Program ASIK telah menghasilkan model pemanfaatan akses informasi publik untuk memecahkan persoalan yang dihadapi komunitas dampingan dalam hal informasi akses pelayanan kesehatan gratis (Jamkesmas). Kelompok dampingan di Porong Sidoarjo berhasil mendorong Dinas Kesehatan Sidoarjo menambah jumlah peserta Jamkesmas sesuai pendataan versi masyarakat, setelah sebelumnya memperoleh informasi jumlah peserta Jamkesmas yang dikeluarkan pihak Dinas. Peserta awal yang jumlahnya hanya 4 (empat) orang direvisi menjadi 1034 sesuai usulan kelompok dampingan. Di luar hasil tersebut, ada beberapa catatan untuk memastikan akses informasi publik dapat menciptakan peningkatan kualitas partisipasi publik. Hal ini sesuai dengan tujuan UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik untuk meningkatkan partisipasi publik dalam kehidupan berbangsa negara. Catatan dari program sebelumnya, ASIK, adalah pertama, persoalan kodifikasi informasi publik. Informasi publik yang sudah diperoleh komunitas tidak tertata dengan baik sehingga tidak mudah dimanfaatkan kembali oleh anggota. Komunitas harus berkali-kali meminta informasi publik yang sama ke badan publik, puskesmas dan badan publik. Kedua, pemanfaatan informasi yang dilakukan masih terbatas kepada pemanfaatan langsung, terbatas mengatasi persoalan yang dihadapi komunitas. Selain persoalan di komunitas, hal ini juga disebabkan oleh respon badan publik yang secara kultural hanya memperhatikan pihak yang melakukan kegaduhan (noise) melalui permintaan informasi. Kasus di Porong, Dinkes Sidoarjo merespon data tandingan yang dibuat warga berdasar informasi peserta Jamkesmas yang diberikan, dengan memasukkan seluruh daftar warga yang ada dalam data masyarakat menjadi peserta Jamkesmas. Respon yang diberikan bukan bersifat sistemik perubahan kebijakan layanan informasi atau pendataan Jamkesmas seluruh Sidoarjo. Ketiga, distribusi informasi komunitas dan jaringan belum merata. Penggunaan media newsletter sebagai sarana distribusi dan konsolidasi informasi terhambat kebiasaan membaca. Konsolidasi lebih dirasakan melalui pertemuan komunitas. Hal ini berakibat pada terhambatnya upaya membangun jejaring dengan komunitas dan kelompok lain. 1
2 Keempat, permintaan informasi yang dilakukan masih terbatas permintaan aktif. Artinya, komunitas aktif meminta informasi publik, sementara badan publik belum banyak mempublikasi informasi yang dimiliki secara proaktif. Usulan program ini akan mencoba mengatasi keempat catatan di atas dalam upaya meningkatkan kualitas partisipasi melalui dukungan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Penguatan dilakukan pada aspek-aspek sebagai berikut. Pertama, kodifikasi dan penyimpanan informasi publik yang diminta melalui pembuatan storage informasi komunitas. Kedua, konsolidasi dalam komunitas dan antar komunitas melalui pemanfaatan SMS Gateway. Ketiga, mendorong publikasi informasi proaktif, komunitas akan melakukan engagement ke badan publik untuk membuat co-produksi informasi proaktif yang dipublikasikan oleh badan publik. Hal ini juga dilakukan sebagai bentuk, peningkatan kualitas partisipasi, selain pemanfaatan langsung pada permasalahan komunitas. Keempat, mendorong adanya gerakan bersama di level nasional dengan melakukan penambahan wilayah, membuat sarana pertukaran pengetahuan antar komunitas dan tuntutan bersama untuk level nasional. Perkumpulan Media Lintas Komunitas (MediaLink) mengemas program tersebut dalam program Penguatan Akses Informasi Berbasis Komunitas melalui Pemanfaatan TIK untuk mendorong akselerasi peningkatan kualitas partisipasi publik. Program tersebut akan difokuskan kepada informasi seputar pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) bidang kesehatan. Pemilihan informasi sektor tersebut dilandasi beberapa argumen sebgai berikut: program SJSN bidang kesehatan akan mulai dilaksanakan Januari 2014, adanya perubahan drastis program SJSN dengan program jaminan kesehatan sebelumnya. Program ini menjamin seluruh warga negara Indonesia dan dilakukan dalam bentuk asuransi. Beberapa isu penting yang rencananya akan diangkat dalam program adalah: kepesertaan SJSN, pemanfaatan jaminan kesehatan, pengawasan melalui Dewan SJSN yang akan dibentuk pemerintah di setiap kabupaten. Untuk pemanfaatan TIK, program akan memanfaatkan program Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) yaitu program layanan internet kecamatan (PLIK) dan (M-PLIK). Pemanfaatan program Kemenkominfo karena ada ketertarikan kementerian tersebut untuk mengadopsi model aktivasi komunitas yang memanfaatkan akses informasi publik untuk dikembangkan ke wilayah lainnya. Pilot project ini direncanakan dilaksanakan di empat wilayah di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di Jawa Timur, pengembangan program dilaksanakan di Porong, Sidoarjo dan Lumajang. Sementara di wilayah Jawa Tengah akan dilaksanakan di Kebumen dan Wonosobo. Wilayah Porong, Sidoarjo dipilih sebagai kelanjutan pengembangan model sebelumnya. Sementara wilayah lainnya dipilih karena sudah ada permintaan awal dari badan publik di wilayah tersebut sehingga ada potensi besar 2
3 keberhasilan pengembangan model. MediaLink sebelumnya juga pernah mendampingi kelompok masyarakat Forum Masyarakat Kedawung di Kebumen untuk memanfaatkan akses informasi mengungkap korupsi desa. Sementara di kedua wilayah lainnya, MediaLink akan berkolaborasi dengan Gerakan Desa Membangun yang sebelumnya sudah mendampingi kelompok masyarakat. II. Deskripsi program a) Hipotesa/Asumsi Perubahan Peningkatakan kapasitas dalam akses informasi. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas partisipasi dari kelompok masyarakat dalam implementasi SJSN. Kualitas partisipasi yang meningkat membuat masyarakat mampu memanfaatkan SJSN secara maksimal. Partisipasi diharapkan membuat masyarakat bisa mendorong warga secara aktif, mengadvokasi kebijakan SJSN sehingga bisa memiliki kebijakan information disclosure dan mendorong peningkatan pelayanan jaminan kesehatan. Berangkat dari pengalaman Jamkesmas, pendataan yang tidak partisipatif membuat warga banyak yang tidak bisa mengakses Jamkesmas. Berbeda dengan Jamkesmas, SJSN memastikan seluruh warga terlayani oleh SJSN, begitu juga dengan mekanisme layanan. Tapi, ada perubahan yang cukup drastis antara sistem dalam Jamkesmas dan SJSN. Perubahan tersebut berpotensi menciptakan persoalan pada layanan yang akan diterima oleh masyarakat, antara lain: kepastian kepesertaan, dokter yang memberi pelayanan, layanan obat dan pengisian anggota Dewan Pengawas SJSN di level Kabupaten. Kualitas partisipasi yang diharapkan muncul dari adanya akselerasi kapasitas masyarakat dalam memanfaatkan akses informasi publik melalui TIK. Akselerasi tersebut dapat dilihat dari indikasi sebagai berikut: Kemampuan kelompok untuk merubah kebijakan berbasis informasi publik. Kemampuan memanfaatkan media komunitas Kemampuan menggalang dukungan dari berbagai pihak untuk meningkatkan bobot tekanan publik Untuk mencapai kualitas partisipasi ini, strategi yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan akses informasi berbasis komunitas dengan dukungan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Strategi tersebut dapat dirinci sebagai berikut: Program ASIK, berhasil menciptakan pemanfaatan akses informasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Namun ada problem Berdasarkan pengalaman sebelumnya, kelebihannya informasi yang didapat sesuai dengan kebutuhan. Namun karena ketiadaan penyimpanan informasi, maka terjadi repetisi permintaan informasi, yang mempersulit warga terhadap informasi. 1. Membuat Storage informasi publik yang telah diperoleh oleh masyarakat sehingga mudah untuk direpetisi. 3
4 2. Mendekatkan informasi dari badan publik untuk kepada warga, salah satunya dengan mengundang badan-badan publik ke forum warga. 3. Co produksi informasi proaktif. Proses ini menempatkan publikasi informasi proaktif oleh badan publik, dengan produksi yang dibantu oleh komunitas. Hal Ini untuk mengatasi lamanya penyediaan akses informasi kepada badan public. 4. Konsolidasi informasi di level komunitas. 5. Membangun gerakan bersama untuk mendorong kebijakan warga. b) Kerangka Program Dampak: Prioritas yang didentifikasi oleh komunitas menjadi prioritas dari desain SJSN di masingmasing daerah. Pemerintah secara mandiri melakukan publikasi informasi pro-aktif. Outcome: Warga sensitif akses informasi dalam merespon program pelayanan publik Badan publik di tingkat kabupaten menyediakan informasi yang dibutuhkan warga untuk SJSN. Output: Adanya model akses informasi publik yang menitikberatkan pemanfaatan akses informasi publik oleh komunitas untuk partisipasi publik Adanya engagement komunitas dengan badan publik dalam publikasi informasi proaktif Adanya kelompok-kelompok masyarakat yang memiliki kapasitas mengolah informasi publik menjadi tuntutan kepada badan publik Adanya pertukaran informasi antar komunitas Adanya gerakan bersama antar komunitas dalam memanfaatkan akses informasi publik Adanya perangkat TIK yang mendukung akses informasi publik (SMS Gateway, website pangkalan data, akun mdia sosial) c) Metode A) PERSIAPAN PROGRAM Persiapan program akan dilakukan melalui dua kegiatan. Pertama, workshop community organizer (CO) sebagai pendamping komunitas. Workshop dilaksanakan di Jakarta diikuti 10 CO dari lima wilayah yang menjadi sasaran program. Kedua, MediaLink membuat kesepahaman dengan Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo untuk menjadikan model yang dihasilkan program diadopsi sebagai kebijakan resmi kementerian. 4
5 B) AKTIVASI KOMUNITAS INFORMASI Komunitas informasi merupakan komunitas yang dikembangkan sebagai komunitas yang dapat memanfaatkan akses informasi publik dan teknologi informasi untuk kebutuhan bersama komunitas tersebut. Aktivasi komunitas akan dilakukan melalui rangkaian kegiatan sebagai berikut: 1. Pengorganisasian Komunitas Langkah pertama yang dilakukan adalah pengorganisasian komunitas. Pada tahap ini akan dilakukan sebuah workshop pembentukan komunitas untuk menciptakan kebutuhan bersama di antara komunitas. Workshop akan diselenggarakan pada lima wilayah percontohan dengan peserta masing-masing 25 orang. Peserta workshop direncanakan berasal dari berbagai unsur masyarakat yaitu: guru, pelajar, kelompok perempuan/pkk/posyandu, wartawan, blogger dan sebagainya. Workshop ini akan menghasilkan rencana aktivasi komunitas dan pembentukan kepengurusan yang akan menjadi dinamisator aktivitas komunitas. Rencana aktivasi meliputi: identifikasi informasi publik yang menjadi kebutuhan awal komunitas, pembentukan media komunitas, pelatihan yang dibutuhkan dan rencana aktivitas komunitas. Workshop akan difasilitasi oleh dua orang community organizer yang mendampingi aktivitas komunitas. MediaLink akan menjadi narasumber untuk menjelaskan kerangka program. 2. Pelatihan Pemanfaatan Informasi Publik Pada tahap ini akan dilakukan pelatihan pemanfaatan informasi publik yang meliputi pemahaman terhadap substansi UU KIP, identifikasi lembaga publik dan tata cara meminta informasi ke lembaga publik. Juga akan dilakukan pengenalan tentang bagaimana pemanfaatan informasi publik yang sudah diperoleh. Pelatihan diikuti oleh 30 orang yang menjadi dinamisator komunitas dan difasilitasi oleh community organizer. Hasil dari pelatihan adalah identifikasi informasi publik yang dibutuhkan komunitas dan rencana meminta informasi ke badan publik yang memiliki. 3. Pengembangan media storage informasi publik Tahapan ini bertujuan untuk mendekatkan informasi publik yang dikelola oleh lembaga publik kepada komunitas. Pengurus komunitas informasi akan mengunduh seluruh informasi publik yang sudah dinyatakan sebagai informasi serta-merta dan meminta informasi ke badan publik untuk kategori yang tersedia setiap saat dan disediakan secara berkala. Informasi tersebut 5
6 disesuaikan dengan kebutuhan komunitas. Informasi yang sudah diperoleh akan disimpan secara digital oleh komunitas sehingga dapat dimanfaatkan sewaktu-waktu oleh anggota komunitas. 4. Pengembangan Media Komunitas Hal ini dilakukan sebagai medium konsolidasi informasi publik sebagai kebutuhan bersama komunitas. Media komunitas yang digunakan adalah newsletter/buletin dan sms gateway. Newsletter akan dibuat bulanan dengan materi dari komunitas dan materi dari MediaLink untuk menyebarluaskan praktik dan pengalaman dari komunitas lainnya sehingga tercipta pertukaran pengetahuan dan benih untuk menciptakan gerakan bersama. 5. Dialog informasi publik Setiap dua minggu akan diselenggarakan dialog persoalan publik berdasar kebutuhan komunitas. Dialog menghadirkan pejabat publik baik di level kecamatan maupun kabupaten yang terkait dengan kebutuhan komunitas. Tema dialog akan ditentukan oleh komunitas berdasar kebutuhan komunitas tersebut. 6. Pelatihan Produksi Informasi Dalam tahapan ini akan dilakukan bagaimana komunitas dapat menyebarluaskan informasi versi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan bersama. Produksi informasi dilakukan melalui media blog, website, media jejaring sosial, radio streaming dan Video Streaming. Beberapa pelatihan yang diberikan antara lain: pelatihan penulisan blog, pelatihan web design, pelatihan produksi radio dan Video melalui streaming dan pelatihan pengelolaan media jejaring sosial. Pelatihan akan diberikan pada masing-masing komunitas dengan difasilitasi oleh community organizer dan MediaLink. Peserta pelatihan akan difokuskan kepada anggota komunitas yang menjadi dinamisator penggunaan medium tersebut. 7. Penyebarluasan Informasi ke DPRD dan Badan Publik Informasi publik yang sudah diperoleh komunitas akan diolah menjadi informasi komunitas dan materi untuk mengajukan tuntutan penyelesaian masalah ke badan publik. Informasi tersebut akan dioleh menjadi sebuah kertas tuntutan dan disalurkan melalui: forum hearing dan saluran media jejaring sosial, twitter serta SMS. Penyebarluasan informasi khususnya melalui Kertas Tuntutan dan Hearing akan dilakukan setiap bulan dengan difasilitasi oleh pengurus komunitas dan community organizer. 6
7 C) KETERHUBUNGAN ANTAR KOMUNITAS UNTUK AKTIFITAS BERSAMA Guna menguatkan proses partisipasi publik sebagai tujuan dari akses informasi publik, MediaLink akan memfasilitasi keterhubungan antar komunitas. Tujuannya adalah membangun forum belajar antar komunitas dan mencoba membangun gerakan bersama sehingga dampak yang dihasilkan dapat lebih luas hingga level nasional. Fasilitasi keterhubungan antar komunitas yang dibuat adalah: 1. Web Akses Informasi Berbasis Komunitas (ASIK) Aktivitas masing-masing komunitas akan dihubungkan melalui sebuah web bernama Akses Informasi Berbasis Komunitas (ASIK). Dalam web akan dibuat link yang terhubung dengan storage informasi komunitas, sehingga masing-masing komunitas dapat melihat aktivasi di komunitas lainnya. Selain itu, web ASIK juga akan berfungsi untuk menyebarluaskan proses pemanfaatan akses informasi berbasis partisipasi komunitas sebagai salah satu model pemanfaatan akses informasi publik di Indonesia. Web akan dikelola oleh dua orang penulis dan dilengkapi content berbahasa Inggris. Web ini juga akan dihubungkan dengan jejaring komunitas akses informasi internasional seperti Carter Center, Freedom Info.org dll. 2. Pembuatan Newsletter Setiap bulan akan diterbitkan newsletter yang memberitakan aktivitas dari masing-masing komunitas. Newsletter ini sebagai alat untuk membingkai agar aktivasi yang dilakukan masingmasing komunitas dapat terhubung dan memiliki benag merah. Newsletter akan dibuat secara elektronik dan disebarkan kepada setiap komunitas. Komunitas akan mencetak dan mendistribusikan ke anggota komunitas. Newsletter juga akan menjadi materi untuk disebarluaskan ke media massa melalui rilis maupun factsheet. 3. Pertemuan Tiga Bulanan antar Komunitas Setiap tiga bulan akan diadakan pertemuan antar komunitas di Jakarta, diikuti oleh wakil komunitas dan community organizer. Pertemuan komunitas direncanakan sebanyak 3 kali selama pelaksanaan program diikuti 20 peserta dengan tujuan pertukaran informasi dan merumuskan gerakan bersama di level nasional. Hasil dari pertemuan komunitas akan difollow up dengan melakukan tuntutan dan pertemuan dengan badan publik terkait. 4. Pertemuan Badan Publik Pertemuan ini merupakan follow up dari pertemuan antar komunitas sebagai bentuk penyampaian Kertas Tuntutan kepada badan publik yang terkait. Sehingga, selama program sedikitnya akan dilakukan 3 kali pertemuan badan publik. 7
8 5. Diskusi media Diskusi media juga merupakan follow up dari pertemuan komunitas. Dalam diskusi media akan diangkat persoalan yang dihadapi komunitas dengan mengarahkan penyelesaian pada perspektif penyediaan informasi publik. Diskusi media akan dilaksanakan sebanyak 3 kali dengan menghadirkan tiga pembicara, salah satunya berasal dari badan publik terkait d) Resiko dan Mitigasi Resiko Ada beberapa resiko yang akan muncul dan berpengaruh terhadap pencapaian program, yaitu: (1) Kesulitan kelompok masyarakat memanfaatkan teknologi informasi komunikasi (TIK). Jika problem ini muncul, akan dicari jalan keluar yang dapat menggantikan peran TIK dengan perangkat lain yang dipahami oleh masyarakat. TIK dalam program ini hanya sebagi alat yang dapat diganti sesuai kebutuhan dalam pelaksanaan program (2) Respon badan publik untuk co produksi informasi. Untuk memperkecil resistensi badan publik, MediaLink sudah mencoba melakukan pendekatan awal untuk menjajagi engagement. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah pengembangan jaringan untuk menekan badan publik (3) Tidak munculnya pertukaran pengetahuan antar komunitas. Resiko ini akan diperkecil dengan keberadaan media pertukaran komunitas yang dikelola oleh MediaLink. Artinya, MediaLink akan ikut aktif mempertukarkan pengetahuan antar komunitas. e) Pihak Yang Terlibat Penjelasan mengenai pihak-pihak yang dilibatkan dan bagaimana mereka dilibatkan. MediaLink dalam program ini akan berkolaborasi dengan beberapa lembaga lain untuk memaksimalkan pencapaian program. Lembaga yang menjadi kolaborator adalah: a. Gerakan Desa Membangun untuk memaksimalkan pelaksanaan program di Wonosobo dan Lumajang, b. IDI di masing-masing daerah untuk membantu pembacaan informasi SJSN, c. koalisi LSM di Forum Masyarakat Pinggiran Kebumen untuk memaksimalkan program di Kebumen. d. Di level nasional MediaLink akan berkolaborasi dengan media massa untuk mengangkat isu ini di media. f) Penerima Manfaat Penerima manfaat utama dalam program ini adalah Kelompok masyarakat di Porong, Sidoarjo dan Lumajang di Jawa Timur; Kebumen dan Wonosobo di Jawa Tengah III. Lokasi dan Durasi Pelaksanaan Program Pilot project ini direncanakan dilaksanakan di empat wilayah di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di Jawa Timur, pengembangan program dilaksanakan di Porong, Sidoarjo dan Lumajang. Sementara di 8
9 wilayah Jawa Tengah akan dilaksanakan di Kebumen dan Wonosobo. Wilayah Porong, Sidoarjo dipilih sebagai kelanjutan pengembangan model sebelumnya. Sementara wilayah lainnya dipilih karena sudah ada permintaan awal dari badan publik di wilayah tersebut sehingga ada potensi besar keberhasilan pengembangan model. MediaLink sebelumnya juga pernah mendampingi kelompok masyarakat Forum Masyarakat Kedawung di Kebumen untuk memanfaatkan akses informasi mengungkap korupsi desa. Sementara di kedua wilayah lainnya, MediaLink akan berkolaborasi dengan Gerakan Desa Membangun yang sebelumnya sudah mendampingi kelompok masyarakat. IV. Pengalaman Organisasi Penjelasan mengenai pengalaman organisasi mengelola proyek serupa. Jika tidak memiliki pengalaman mengelola proyek dengan topik serupa maka perlu dijelaskan mengapa pengaju berani mengajukan diri. MediaLink melakukan pendampingan di masyarakat Besuki Timur Porong dan beberapa komunitas di sekitar wilayah terdampak lumpur Lapindo dalam memaksimalkan pemanfaatan akses informasi melalui radio komunitas dan berbagai jenis media komunitas lainnya. MediaLink juga melakukan pendampingan di Forum Masyarakat Kedawung Kebumen untuk menggunakan hak atas informasi guna menyelesaikan persoalan-persoalan di wilayah mereka. Pengalaman lain yang dimiliki MediaLink adalah memeperkenalkan hak atas informasi program jaminan kesehatan gratis kepada kelompok masyarakat di Cikupa Kabupaten Tangerang, Porong Sidoarjo, dan Palu Sulawesi Tengah. MediaLink juga aktif memberikan pelatihan akses informasi publik berbasis komunitas di kelompok buruh migran, pedagang informal, dan kelompok masyarakat sipil lainnya. V. Proyek Terdahulu Jelaskan apakah proyek semacam ini pernah dilakukan oleh pengaju/oleh pihak lain. Apa pembelajarannya (jika ada), dan jelaskan apa yang membuat proyek yang diusulkan ini berbeda dengan proyek serupa yang pernah dijalankan baik oleh pengaju atau oleh pihak lain. Program yang diusulkan ini merupakan pengembangan program sebelumnya yang juga didukung oleh Yayasan TIFA yaitu model Akses Informasi Berbasis Komunitas (ASIK). Sebagai pengembangan, program ini dimaksudkan memberi penguatan terhadap model yang telahdihasilkan sehingga menghasilkan peningkatan kualitas partisipasi publik. VI. Exit Strategy Jelaskan strategi yang akan dilakukan pengaju ketika program berakhir untuk memastikan manfaat proyek tetap berlangsung meskipun tidak ada lagi dana. Dari program ini, setidaknya dapat terbentuk tiga jenis investasi: 1) sumberdaya manusia di tingkat komunitas; 2) jaringan komunitas, organisasi masyarakat sipil, jurnalis dan badan publik; 3) jaringan informasi bersama yang bisa diakses publik. Dengan demikian, komunitas yang telah mampu 9
10 memanfaatkan model akses informasi ini dapat menggunakan model serupa untuk persoalan-persolan lainnya maupun untuk dikembangkan di sektor-sektor lainnya. Jaringan yang terbangun juga dapat menjadi forum dialog multipihak yang bisa dimanfaatkan untuk memecahkan masalah-masalah akses informasi di sektor terkait, dan terutama dapat dimanfaatkan oleh komunitas. Sedangkan untuk replikasi model, sudah terbangun gentlement agreement dengan Dirjen IKP Kemenkominfo untuk mengadopsi model yang dihasilkan ke dalam kebijakan. MediaLink akan aktif mendorong proses pengadosian tersebut. LAMPIRAN 1. Kerangka Logis Program 2. Anggaran Kegiatan (tersedia dalam bentuk excel) 3. Kerangka Waktu (tersedia dalam bentuk excel) 4. CV Pelaksana Kegiatan 5. Direkomendasikan: Financial Statement (hasil audit keuangan, jika tersedia) 10
11 Lampiran 1. Kerangka Hasil Program Dampak: Prioritas yang didentifikasi oleh komunitas menjadi prioritas dari desain SJSN di masing-masing daerah. Pemerintah secara mandiri melakukan publikasi informasi pro-aktif. Outcome: Warga di wilayah sasaran program sensitif akses informasi dalam merespon program pelayanan publik Badan publik di tingkat kabupaten menyediakan informasi yang dibutuhkan warga untuk SJSN. Indikator: 1. Warga memiliki keberanian dan kemampuan bertanya di forum-forum publik di tingkat desa sampai kabupaten terkait dengan SJSN. 2. Warga diwilayah program mampu menggunakan akses informas untuk kasuskasus terkait SJSN. 3. Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk SJSN. Output: Adanya model akses informasi publik yang menitikberatkan pemanfaatan akses informasi publik oleh komunitas untuk partisipasi publik Adanya engagement komunitas dengan badan publik dalam publikasi informasi proaktif Adanya kelompok-kelompok masyarakat yang memiliki kapasitas mengolah informasi publik menjadi tuntutan kepada badan publik Indikator: 1. Terselenggarakan 1 kali pertemuan nasional yang dihadiri community organizer 4 wilayah 2.a) Terselengganya 1 kali pertemuan awal untuk konsolidasi di 4 wilayah, b) Terselenggaranya pertemuan rutin 2 kali sebulan di masing-masing wilayah/komunitas 4.Terselenggaranya 1 kali workshop pelatihan KIP di masing-masing wilayah/komunitas Adanya pertukaran informasi antar komunitas Adanya gerakan bersama antar komunitas dalam memanfaatkan akses informasi publik Terbangunnya sistem penyimpanan informasi komunitas (offline/online) yang mudah digunakan/diakses kembali 6. Terbangunnya dan terfungsikannya saluran
12 Adanya perangkat TIK yang mendukung akses informasi publik (SMS Gateway, website pangkalan data, akun mdia sosial) informasi online komunitas dalam bentuk (a) website/blog (b) media sosial (c) SMS Gateway 7. Terselenggarakannya 1 kali workshop pelatihan produksi informasi di masing-masing wilayah/komunitas 8. Berjalannya pembaruan isi web secara reguler sebagai fungsi hub komunitas-komunitas 9. Diterbitkannya buletin komunitas secara reguler 10. Terselenggarakannya pertempuan antar komunitas setiap 3 bulan sekali 11. Hadirnya pejabat badan publik di tengahtengah pertemuan komunitas untuk berdialog 12. Dimasukkannya produk informasi komunitas sebagai informasi yang dipublikasikan badan publik (sehingga menjadi resmi informasi publik) 13. Terselenggarakannya pertemuan (audiensi/hearing) dengan badan publik 3 kali selama program 14. Tersampaikannya rumusan kertas tuntutan publikasi informasi ke badan publik 15.Terselenggarakannya diskusi media sebanyak 3 kali selama program Kegiatan A. PERSIAPAN PROGRAM 1. Pertemuan Nasional 2. Pembangunan kesepakatan dengan Kemenkominfo B. AKTIVASI KOMUNITAS INFORMASI 12
13 3. Konsolidasi Komunitas 4. Pelatihan 1: Akses Informasi Publik 5. Pengembangan information storage komunitas 6. Pengembangan saluran informasi komunitas 7. Pelatihan 2: Produksi dan Distribusi Informasi 8. Pengembangan Web ASIK 9. Pembuatan Buletin Komunitas 10. Pertemuan Antarkomunitas C. AKSES DAN PEMANFAATAN INFORMASI PUBLIK: PENINGKATAN KUALITAS PARTISIPASI 11. Dialog Badan Publik 12. Co-produksi Informasi Publik 13. Pertemuan Badan Publik 14. Advokasi Kertas Tuntutan 15. Diskusi Media 13
14 Timeline 14
Panduan Penyusunan dan Pengajuan Proposal untuk Fasilitasi Donasi melalui Dana Amal Indonesia (DAI) Teknologi Terapan. Ke duanya
Panduan Penyusunan dan Pengajuan Proposal untuk Fasilitasi Donasi melalui Dana Amal Indonesia (DAI) Proposal Judul Proyek : Bidang yang di tangani : Pemuda Anggaran yang dibutuhkan : Anggaran dari pihak
Lebih terperinciLaporan Tahunan. Sloka Institute 2010
Laporan Tahunan Sloka Institute 2010 Pengantar Tahun 2010 membawa harapan baru bagi keterbukaan informasi di Indonesia. Sejak tanggal 1 Mei 2010 lalu, Undangundang No 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan
Lebih terperinciMENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG
Lebih terperinciKeterbukaan Informasi Publik di Indonesia
Seri Pembelajaran PATTIRO: Keterbukaan Informasi Publik di Indonesia Oleh: Ahmad Rofik 1 Keterbukaan Informasi Publik di Indonesia Implementasi UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
Lebih terperinciLOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS (LFA) KONSIL LSM INDONESIA HASIL PERENCANAAN STRATEGIS MARET 2011
LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS (LFA) KONSIL LSM INDONESIA HASIL PERENCANAAN STRATEGIS MARET 2011 GOAL/IMPACT TINGKATAN TUJUAN/HASIL INDIKATOR SUMBER VERIFIKASI ASUMSI Meningkatnya akuntabilitas, peran dan
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN
Lebih terperinciBUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN SECARA ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciAustralia Awards Indonesia
Australia Awards Paket Aplikasi Studi Singkat Kepemimpinan Organisasi dan Praktek-praktek Manajemen untuk Organisasi Penyandang Disabilitas (OPD) Page 1 Maksud dan tujuan Australia Awards Australia Awards
Lebih terperinciRENCANA KEGIATAN PUBLIKASI DAN SOSIALISASI INFORMASI PEMILU
RENCANA KEGIATAN PUBLIKASI DAN SOSIALISASI INFORMASI PEMILU DISAMPAIKAN PADA KEGIATAN KONSOLIDASI DAN PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILU TAHUN 2015 SURABAYA, 12 14 MEI 2015 Latar Belakang
Lebih terperinciPeraturan Lembaga Manajemen Kelembagaan dan Organisasi. Peraturan LeIP Tentang Manajemen Kelembagaan dan Organisasi
Peraturan Tentang 1. Ruang Lingkup Pengaturan Peraturan ini disusun untuk memberikan panduan kepada Dewan Pengurus dan pegawai tentang susunan, tugas, fungsi dan pengaturan lainnya yang berkaitan dengan
Lebih terperinciPERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN SIDOARJO
Lebih terperincinegeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan politik di Indonesia saat ini adalah kurangnya kesadaran politik dalam masyarakat khususnya generasi pemuda untuk terlibat dalam partisipasi politik. Tuntutan
Lebih terperinciJURUSAN ILMU KOMUNIKASI FDK UIN SUSKA RIAU
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FDK UIN SUSKA RIAU Satuan Acara Perkuliahan Sibernetika Mata Kuliah : Sibernetika SKS/ Smt : VII JR/PR/BR Dosen : M Badri, MSi No Phone : 0812 7627 2981 Email : negeribadri@gmail.com
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN
Lebih terperinciBUPATI WAKATOBI PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI WAKATOBI NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI WAKATOBI PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI WAKATOBI NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciGLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21
Forum Dunia tentang HAM di Kota tahun 2011 GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21 16-17 Mei 2011 Gwangju, Korea Selatan Deklarasi Gwangju tentang HAM di Kota 1
Lebih terperinciNo Pengaturan Partisipasi Masyarakat dalam Peraturan Pemerintah ini meliputi Partisipasi Masyarakat dalam penyusunan Peraturan Daerah dan kebi
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.6133 PEMERINTAHAN DAERAH. Penyelenggaraan. Partisipasi Masyarakat. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 225) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciBAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS
BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS 8.1. Rancangan Program Peningkatan Peran LSM dalam Program PHBM Peran LSM dalam pelaksanaan program PHBM belum sepenuhnya diikuti dengan terciptanya suatu sistem penilaian
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG
DRAFT PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI
BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI Proses monitoring dan evaluasi merupakan pengendalian yakni bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang hendak dicapai. Monitoring atau pemantauan
Lebih terperinciPengelolaan Data dan Informasi Kesehatan. Pusat Data dan Informasi 2017
Pengelolaan Data dan Informasi Kesehatan Pusat Data dan Informasi 2017 Isi paparan Landasan Hukum Produk Informasi Kesehatan Sumber Data Situasi Sistem Informasi Saat ini Fokus Penguatan SIK Tantangan
Lebih terperinciAdvokasi Anggaran untuk SRHR
Advokasi Anggaran untuk SRHR Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Tujuan Umum Pembaharuan dan peningkatan komitmen untuk anggaran kesehatan seksual dan reproduksi di tingkat nasional, propinsi
Lebih terperinciOleh: Amalia Mukti Sugiharto ( ) B. ABSTRAK
IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK MELALUI SISTEM INFORMASI DESA (STUDI DESKRIPTIF PADA DESA TULANGAN, KECAMATAN TULANGAN, KABUPATEN SIDOARJO) Oleh: Amalia Mukti Sugiharto (071311533081)
Lebih terperinciKebijakan Komunikasi dengan Pemegang Saham, Investor dan/atau Media Komunikasi. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Kebijakan Komunikasi dengan Pemegang Saham, Investor dan/atau Media Komunikasi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 2017 Page 0 PENDAHULUAN Mengingat komunikasi dengan pemegang saham dan komunitas pasar
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.980, 2015 KEMEN-KOMINFO. Pelayanan. Universal. Kewajiban. Pelaksanaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015
Lebih terperinciLAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012
LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012 Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat pada awal Tahun 2012 telah melaksanakan pertemuan internal membahas rencana strategis (Renstra) 2011-2015 dan
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi komunikasi bencana yang dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan pengelolaan komunikasi bencana
Lebih terperinciBUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG
- 1 - BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,
Lebih terperinciPengarusutamaan Gender di Sulawesi Tenggara Percepatan Pengarusutamaan Gender Dengan Kerjasama Multipihak
PRAKTIK CERDAS Seri Lembaran Informasi BASICS No.18 - Desember 2013 Pengarusutamaan Gender di Sulawesi Tenggara Percepatan Pengarusutamaan Gender Dengan Kerjasama Multipihak Masalah dan Peluang Provinsi
Lebih terperinciLaporan Kegiatan Workshop : Advokasi dan Berjejaring sebagai Bagian penting dalam Pengembangan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia
Laporan Kegiatan Workshop : Advokasi dan Berjejaring sebagai Bagian penting dalam Pengembangan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia Latar Belakang Sejak pertama kali kasus HIV ditemukan di Indonesia
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN NOMOR PROTOKOL INTERNET
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN NOMOR PROTOKOL INTERNET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK
Lebih terperinciMENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG SATU DATA INDONESIA (VERSI 9)
RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG SATU DATA INDONESIA (VERSI 9) Forum Konsultasi Publik 18 Mei 2017 BADAN INFORMASI GEOSPASIAL 2 STRUKTUR RANCANGAN PERPRES Bab I. Bab II. Ketentuan Umum Tujuan dan Strategi
Lebih terperinciCerdas untuk Mencerdaskan
Cerdas untuk Mencerdaskan ANTI KORUPSI INFORMASI Korupsi informasi menjadi hal yang sangat perlu diperhatikan. Perkembangannya sangat cepat tetapi tidak disadari oleh para pengguna informasi. Bahkan di
Lebih terperinciKerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia
Kerangka Acuan Call for Proposals 2016-2017: Voice Indonesia Kita berjanji bahwa tidak akan ada yang ditinggalkan [dalam perjalanan kolektif untuk mengakhiri kemiskinan dan ketidaksetaraan]. Kita akan
Lebih terperinciCOMMUNITY OF PRACTICE AND KNOWLEDGE ON THE GO
COMMUNITY OF PRACTICE AND KNOWLEDGE ON THE GO MEKANISME PELAKSANAAN DAN PENGEMBANGAN COMMUNITY OF PRACTICE (OFFLINE DAN ONLINE) 1 PENDAHULUAN 1.1 DEFINISI COP PLN mendefinisikan CoP sebagai berikut: Sekumpulan
Lebih terperinci- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
- 1 - SALINAN Ranc. 070116 0948 MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS FREEDOM OF INFORMATION NETWORK INDONESIA (FOINI)
RENCANA STRATEGIS FREEDOM OF INFORMATION NETWORK INDONESIA (FOINI) TENTANG FOINI Freedom of Information Network Indonesia (FOINI) merupakan jaringan organisasi masyarakat sipil dan individu yang intensif
Lebih terperinciBusiness Enabling Environment of Cocoa Value Chain Mendorong Perbaikan Lingkungan Usaha pada Rantai Nilai Kakao
Business Enabling Environment of Cocoa Value Chain Mendorong Perbaikan Lingkungan Usaha pada Rantai Nilai Kakao KPPOD Membangun Indonesia dari Daerah Tentang KPPOD Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi
Lebih terperinciTINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI
TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI Bank Dunia memulai proses selama dua tahun untuk meninjau dan memperbaharui (update) kebijakan-kebijakan pengamanan (safeguard)
Lebih terperinciMENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 17/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI
Lebih terperinciMODUL PEMANTAUAN DISUSUN OLEH
MODUL PEMANTAUAN DISUSUN OLEH 2014 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Besarnya alokasi anggaran pendidikan yang mencapai 20% anggaran pembangunan lebih dimaknai dengan peningkatan fasilitas fisik dan kesejahteraan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. membuat masyarakat dapat ikut berpartisipasi aktif dalam mengontrol setiap
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan tuntutan adanya keterbukaan informasi, maka pemerintah harus mulai membuka diri terhadap informasi-informasi
Lebih terperinciPETA PERSAMPAHAN BANDUNG. Mengembangkan Piranti Lunak Untuk Mendorong Sistem Persampahan Berbasis Komunitas di Kota Bandung
PETA PERSAMPAHAN BANDUNG Mengembangkan Piranti Lunak Untuk Mendorong Sistem Persampahan Berbasis Komunitas di Kota Bandung permasalahan 1. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Walaupun
Lebih terperinciPEMAPARAN HASIL STUDY DAN DISKUSI PUBLIK RKA-DIPA, Masihkan Rahasia?
PEMAPARAN HASIL STUDY DAN DISKUSI PUBLIK RKA-DIPA, Masihkan Rahasia? Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran SEKNAS FITRA Bekerjasama dengan KOALISI MASYARAKAT SIPIL UNTUK KETERBUKAAN
Lebih terperinciLAPORAN TENTANG PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS KE JAKARTA TANGGAL 17 SEPTEMBER 21 SEPTEMBER 2017
Kepada Yth. Bupati Bengkulu Selatan Up. Sekretaris Daerah di.- MANNA LAPORAN TENTANG PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS KE JAKARTA TANGGAL 17 SEPTEMBER 21 SEPTEMBER 2017 I. Pendahuluan : 1. Latar Belakang Pemerintah
Lebih terperinciMENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA 17 /PER/M.
MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 17 /PER/M. KOMINFO/03/2009 TENTANG DISEMINASI INFORMASI NASIONAL OLEH PEMERINTAH,
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA KEDIRI
PEMERINTAH KOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TRANSPARANSI DAN PARTISIPASI DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2018 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciKomponen ini dilaksanakan melalui tiga subkomponen, umum di tingkat desa. Komponen ini dilaksanakan oleh LSM nasional dan LSM lokal yang meliputi
Komponen ini dilaksanakan melalui tiga subkomponen, yaitu: mobilisasi kelompok tani dan perencanaan desa, pengembangan kelembagaan, dan investasi fasilitas umum di tingkat desa. Komponen ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM
BAB II GAMBARAN UMUM Implementasi Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik di lingkungan Pemerintah Kota Bogor sepanjang tahun 2015, masih memerlukan langkah-langkah penyempurnaan.
Lebih terperinciMEMBANGUN INKLUSIVITAS DALAM TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Pedoman Penyusunan Rencana Aksi yang Transparan dan Partisipatif
12/28/2016 MEMBANGUN INKLUSIVITAS DALAM TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Pedoman Penyusunan Rencana Aksi yang Transparan dan Partisipatif Direktorat Aparatur Negara, Kementerian PPN/Bappenas MEMBANGUN
Lebih terperinciTugas Teknologi Komunikasi Informasi PENGEMBANGAN WEB AGAM MEDIA CENTER DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT. makalah
Tugas Teknologi Komunikasi Informasi PENGEMBANGAN WEB AGAM MEDIA CENTER DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT makalah Oleh Zulferi Ferdial Promed D2 NIM 118068 Produksi Media Informasi Publik Diploma II Sekolah
Lebih terperinciKEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA IMPLEMENTASI KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DAN OPEN GOVERNMENT PARTNERSHIP (OGP)
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA IMPLEMENTASI KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DAN OPEN GOVERNMENT PARTNERSHIP (OGP) A. Pengantar B. Regulasi Pendukung Pemerintahan Terbuka C. Pelaksanaan
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan tuntutan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan tuntutan adanya keterbukaan informasi, maka pemerintah harus mulai membuka diri terhadap informasi-informasi
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR / PERMEN-KP/2017 TENTANG SATU DATA KELAUTAN DAN PERIKANAN
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR / PERMEN-KP/2017 TENTANG SATU DATA KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DENGAN
Lebih terperinciS A L I N A N. Lampiran : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 03/Kpts/KPU-Kab/ /2012 Tanggal : 7 Mei 2012
Lampiran : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 03/Kpts/KPU-Kab/014.329801/2012 Tanggal : 7 Mei 2012 PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Tentang SuaraKomunitas.net Suarakomunitas.net bagian dari platform ketersediaan sistem informasi dan komunikasi Suara Komunitas, milik COMBINE Resource Institution.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia merupakan ujung tombak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kementerian Perdagangan Republik Indonesia merupakan ujung tombak ekonomi Indonesia di seluruh pasar global. Terdapat tiga elemen katalisator di balik mesin
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu PERATURAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam mencari informasi. Di era globalisasi saat ini dan. saat ini adalah media massa online.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan akan informasi, masyarakat menggunakan media massa yang saat ini sedang berkembang pesat. Berkembangnya media massa saat ini juga dipicu oleh
Lebih terperinciKebijakan Komunikasi dengan Pemegang Saham dan Investor
Kebijakan Komunikasi dengan Pemegang Saham dan Investor a) Tujuan Komunikasi dengan pemegang saham termasuk proses penyampaian informasi kepada para pemegang saham, otoritas, dan komunitas pasar modal
Lebih terperinci1II PROFIL RESPONDEN...
Daftar Isi Daftar Isi... 2 Bagian 1 PENDAHULUAN... 3 Latar Belakang... 3 Tujuan Survei... 4 Lokasi Survei... 4 Bagian 1I MODEL SURVEY... 5 Sumber Data... 5 Sempel Responden... 5 Waktu Pengumpulan Data...
Lebih terperinciBUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANGKA TENGAH NOMOR : / /DIHUBKOMINFO/2016 TENTANG
BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANGKA TENGAH NOMOR : 188.45/ 180.5 /DIHUBKOMINFO/2016 TENTANG PENETAPAN PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI BUPATI BANGKA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi di instansi pemerintahan umumnya berisi tentang acara kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop
Lebih terperinciOPEN DATA + INDUSTRI EKSTRAKTIF. Transparansi dan Akuntabilitas Penerimaan dan Belanja di Sektor Sumberdaya Ekstraktif
OPEN DATA + INDUSTRI EKSTRAKTIF Transparansi dan Akuntabilitas Penerimaan dan Belanja di Sektor Sumberdaya Ekstraktif Transformasi Industri Ekstraktif Melalui Open Data Indonesia, bangsa yang dulunya masih
Lebih terperinciANGKET POTRET DIGITALISASI SKPD/DINAS KESEHATAN. Diselenggarakan oleh: Didukung oleh:
ANGKET POTRET DIGITALISASI SKPD/DINAS KESEHATAN Diselenggarakan oleh: Didukung oleh: Panitia IDSA MarkPlus.Inc EightyEight@Kasablanka, 8th Floor Jl. Casablanca Raya Kav. 88 Jakarta 870, Indonesia Phone
Lebih terperinciStandar Operasional Prosedur (SOP) Percepatan. Program Inovasi Desa (PID)
Standar Operasional Prosedur (SOP) Percepatan Program Inovasi Desa (PID) 2017 1 Selayang Pandang SOP Percepatan PID Standar Operasional Prosedur (SOP) Percepatan Program Inovasi Desa (PID) sebagai langkah
Lebih terperinciPROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
1 PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciTENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN LITERASI KEUANGAN DI SEKTOR JASA KEUANGAN
f Yth. Direksi/Pengurus Pelaku Usaha Jasa Keuangan, baik yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional maupun secara syariah, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /SEOJK.07/2017
Lebih terperinciMengadu demi Memperbaiki:
KERTAS KEBIJAKAN Mengadu demi Memperbaiki: Pentingnya Suara Publik untuk Peningkatan Pelayanan WWW.CIPG.OR.ID REKOMENDASI Berdasarkan riset Mengkaji Efektivitas Alat Pengaduan Publik yang telah kami lakukan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN DARI PERENCANAAN PENYEDIAAN LAYANAN
PEMBELAJARAN DARI STUDI P2DTK: PERENCANAAN PARTISIPATIF DAN PENYEDIAAN LAYANAN MASYARAKAT LATAR BELAKANG Tantangan perencanaan kabupaten dan desa: Tingginya tingkat partisipasi, rendahnya kualitas partisipasi
Lebih terperinciInformasi Mengenai LSM itu Hak Publik
Wawancara Johanes Danang Widoyoko: Informasi Mengenai LSM itu Hak Publik S ebagai organisasi masyarakat sipil yang mengiritisi berbagai persoalan seperti korupsi, LSM kerap mendapat pertanyaan kritis yang
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG TATA KELOLA SISTEM DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Kata Pengantar Proses demokratisasi telah mengubah paradigma semua Kementerian/Lembaga Pemerintah saat ini dimana transparansi, akuntabilitas dan
Lebih terperinciBUPATI POLEWALI MANDAR
BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DALAM KERANGKA E-GOVERNMENT DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN FORUM KONSULTASI PUBLIK DI LINGKUNGAN UNIT PENYELENGGARA PELAYANAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN KETERLIBATAN MASYARAKAT DALAM PROSES ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DAN IZIN LINGKUNGAN DENGAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN,
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : 08 TAHUN 2000 TENTANG KETERLIBATAN MASYARAKAT DAN KETERBUKAAN INFORMASI DALAM PROSES ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP KEPALA BADAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E- Government merupakan
Lebih terperinciBADAN PENANGGULANGAN LUMPUR SIDOARJO PERATURAN KETUA DEWAN PENGARAH BADAN PENANGGULANGAN LUMPUR. Nomor: 01/PRT/DP-BPLS/2008 TENTANG TATA KERJA
BADAN PENANGGULANGAN LUMPUR SIDOARJO PERATURAN KETUA DEWAN PENGARAH BADAN PENANGGULANGAN LUMPUR SIDOARJO Nomor: 01/PRT/DP-BPLS/2008 TENTANG TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN LUMPUR SIDOARJO MENTERI PEKERJAAN
Lebih terperinciPartisipasi dalam Mempengaruhi Kebijakan Desa. Novita Anggraeni
Aksi Sosial: Bentuk Aksi Kolektif Masyarakat Sebagai Partisipasi dalam Mempengaruhi Kebijakan Desa Novita Anggraeni novitaanggraeni.51@gmail.com novi@pattiro.org Latar Belakang Ø Masyarakat sebagai penerima
Lebih terperinciLOG BOOK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (P2KB) DOKTER Edisi II
LOG BOOK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (P2KB) DOKTER Edisi II 2015 1 DATA PESERTA PROGRAM P2KB DPU Nama Lengkap (sesuai Ijazah) Tempat / Tanggal Lahir Alamat Handphone Email Data Organisasi
Lebih terperinciLaporan Tahunan. Sloka Institute. Lembaga Pengembangan Media Jurnalisme dan Informasi
Laporan Tahunan Sloka Institute Lembaga Pengembangan Media Jurnalisme dan Informasi 2011 Pengantar Tahun 2011 menjadi langkah maju bagi upaya mewujudkan keterbukaan informasi publik (KIP) di Bali. Pada
Lebih terperinciPOLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK
POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK A. PENDAHULUAN Salah satu agenda pembangunan nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan
Lebih terperinci- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG
- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN MEDIA SOSIAL PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG
RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENYEDIAAN KEWAJIBAN PELAYANAN UNIVERSAL TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR NOMOR : PER- 01 /M.
PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR NOMOR : PER- 01 /M.EKON/05/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMITE KEBIJAKAN PERCEPATAN
Lebih terperinciLAPORAN TAHUNAN KOMISI INFORMASI KOTA CIREBON Sekretariat ; Jl. ARAFURU (Komplek TNI-AL Dewa Ruci) Tlp/Fax. (0231) , Kota Cirebon 45131
Kata Pengantar UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik merupakan jaminan hukum bagi setiap orang untuk memperoleh informasi sebagai salah satu hak asasi manusia, sebagaimana diatur dalam
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) pada era digital saat ini tidak dapat terelakkan lagi. Perkembangan teknologi yang sangat cepat menuntut masyarakat
Lebih terperinci- 3 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.
PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 76 /POJK.07/2016 TENTANG PENINGKATAN LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN DI SEKTOR JASA KEUANGAN BAGI KONSUMEN DAN/ATAU MASYARAKAT I. UMUM Saat ini pengetahuan
Lebih terperinciPERAN STRATEGIS KEHUMASAN PEMERINTAH (GPR) dalam rangka PUBLIKASI OUTPUT KEMENTERIAN/LEMBAGA
PERAN STRATEGIS KEHUMASAN PEMERINTAH (GPR) dalam rangka PUBLIKASI OUTPUT KEMENTERIAN/LEMBAGA Gun Gun Siswadi SAM BIDANG KOMUNIKASI dan MEDIA MASSA www.kominfo.go.id @kemkominfo KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan secara kualitatif sesuai dengan kerangka analisis yang diajukan penulis yang kemudian dipakai untuk mendesain penelitian
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR: 10/Kpts/KPU-Prov-010/2011 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SOSIALISASI
Lebih terperinci