TRANSPARANSI E-newsletter Transparency International Indonesia
|
|
- Vera Sugiarto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TRANSPARANSI E-newsletter Transparency International Indonesia EDISI IV/OKTOBER/2015 Suasana International Anti-Corruption Conference (IACC) ke-16 di Malaysia (2-4 /09/15). INTERNATIONAL ANTI-CORRUPTION CONFERENCE (IACC) KE-16 DI MALAYSIA Pelemahan KPK dan kriminalisasi aktivis antikorupsi memperoleh sorotan dalam International Anti-Corruption Conference (IACC)ke-16 di Malaysia. Pada hari pertama, delegasi masyarakat sipil Indonesia yang diwakili oleh Transparency International Indonesia (TII), Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia (Mappi FH UI), Indonesia Corruption Watch (ICW), dan Publish What You Pay Indonesia (PWYP Indonesia) menyerukan solidaritas internasional untuk melawan para politikus dan penegak hukum buruk yang terus mengancam KPK dan para aktivis dalam mengekspose kepentingan oligarkhi dan aset hasil korupsi. Sekretaris Jenderal TI Indonesia Dadang Trisasongko mewakili delegasi Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi mengatakan, KPK mengalami tekanan luar biasa dalam melawan impunitas (kekebalan) para koruptor. Tidak hanya politikus berupaya mengurangi kewenangan KPK, penegak hukum juga ikut mengkriminalisasi komisioner dan staf KPK karena telah menyentuh kepentingan oligarkhi dan penegak hukum korup. Seruan tersebut disambut para tokoh antikorupsi, aktivis dan reformer dalam konferensi yang menghadirkan lebih dari 1000 wakil pemerintah, masyarakat sipil dan swasta ini. Para peserta menyerukan agar perlindungan terhadap lembaga antikorupsi dan para penggiatnya di seluruh dunia harus terus dilakukan. Ketua Transparency International Jose Ugaz dalam pembukaan konferensi mengatakan, Kami terus berdiri paling depan dalam memperjuangkan perlindungan para pejuang antikorupsi. Sejarah pemberantasan korupsi membuktikan bahwa perubahan besar dalam melawan korupsi, muncul dari adanya individu-individu yang berani melakukan gebrakan dalam sistem yang korup dan situasi yang penuh impunitas terhadap pelaku kejahatan. Sementara Senator Datuk Paul Low Seng Kwan, Menteri Utama pada Perdana Menteri Malaysia, menegaskan pentingnya melindungi lembaga-lembaga negara yang strategis. Yang tanpa itu, kredibilitas pemerintah dan kepercayaan warga akan hancur. International Anti-Corruption Conference (IACC) ke-16 di Kuala Lumpur merupakan konferensi antikorupsi paling besar di dunia. Selama tiga hari (2-4 September) para peserta membahas persoalan korupsi di dunia, dan mencari solusi untuk mengatasinya. Konferensi mengangkat tema Ending Impunity: people, integrity, action. Tema tersebut merupakan seruan kampanyenya bahwa masyarakat dunia berhenti memberi toleransi terhadap koruptor dan anti-diskriminasi pada penegakan hukum terhadap kaum elit yang korup.
2 HAL. 2 Peneliti IPK 2015 TI Indonesia Wahyudi Thohary saat memaparkan hasil survei persepsi korupsi 2015 di Hotel Le Meridien Jakarta (15/09/15). PELUNCURAN SURVEI PERSEPSI KORUPSI 2015 Transparency International Indonesia meluncurkan Laporan Survei Persepsi Korupsi Survei ini selain merupakan kelanjutan dari survei sejenis pada 2010, juga merupakan alat untuk memetakan risiko korupsi dan menilai efektivitas program antikorupsi dalam rangka pencapaian target-target Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (Stranas PPK) yang dijalankan pemerintah. Sebelumnya, Corruption Perception Index (CPI) 2014 yang diterbitkan secara global oleh Transparency International menempatkan Indonesia sebagai negara dengan level korupsi yang tinggi. Dalam CPI 2014 tersebut, Indonesia menempati posisi 107 dari 175 negara di dunia dengan skor 34 dari skala (0 berarti sangat korup dan 100 berarti sangat bersih). Korupsi secara khusus disebut menempati urutan teratas dari 18 (delapan belas) faktor penghambat kemudahan berusaha di Indonesia. Dalam melakukan survei tersebut, TI Indonesia didukung oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tahun ini, Survei Persepsi Korupsi 2015 dilakukan di 11 (sebelas) kota di Indonesia. Sebelas kota tersebut adalah Kota Pekanbaru, Kota Semarang, Kota Banjarmasin, Kota Pontianak, Kota Makassar, Kota Manado, Kota Medan, Kota Padang, Kota Bandung, Kota Surabaya, dan Kota Jakarta. Survey dilakukan serentak di 11 (sebelas) kota di Indonesia pada 20 Mei 17 Juni 2015 kepada 1,100 pengusaha. Pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling yang bersumber dari Direktori Perusahaan Industri 2014 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik. wawancara tatap muka dengan pengusaha dengan panduan kuesioner survei. Kemudian enumerator melakukan proses pemasukan data dalam portal online. Dari survei tersebut diperoleh hasil kota yang memiliki skor tertinggi dalam Indeks Persepsi Korupsi 2015 adalah Kota Banjarmasin dengan skor 68, Kota Surabaya dengan skor 65, dan Kota Semarang dengan skor 60. Sementara itu, Kota yang memiliki skor Indeks Persepsi Korupsi terendah adalah Kota Bandung dengan skor 39, Kota Pekanbaru dengan skor 42, dan Kota Makassar skor 48. Peneliti IPK 2015 TI Indonesia Wahyudi Thohary mengatakan, efektivitas pemberantasan korupsi dan akuntabilitas pendanaan publik dinilai responden memiliki kontribusi paling besar terhadap penurunan potensi korupsi. Tidak kalah penting, penurunan potensi korupsi juga disumbangkan oleh perbaikan persepsi terhadap sektor terdampak korupsi, penurunan prevalensi korupsi, dan penurunan motivasi korupsi. Dari hasil survei didapati bahwa responden menilai adanya perbaikan tata kelola pemerintahan yang baik di lembaga-lembaga pemerintahan, namun komposisi sektor publik yang dipersepsikan korup masih sama. Responden masih menilai kepolisian, legislatif, dan peradilan sebagai sektor publik yang paling terdampak oleh korupsi. Untuk informasi lebih lengkap mengenai survei tersebut, dapat dilihat di Pengambilan data dilakukan oleh enumerator melalui metode
3 HAL. 3 PELUNCURAN PORTAL PENGADUAN LPI-PBJ KOTA PONTIANAK Wakil Walikota Pontianak Edi Rusdi Kamtono didampingi Sekjen TII Dadang Trisasongko meluncurkan portal pengaduan masyarakat di Hotel Orchardz Pontianak (21/09/15). Transparency International (TI) Indonesia bekerjasama dengan Pemerintah Kota Pontianak, Lembaga Gemawan, dan Lembaga Pemantau Independen Pengadaan barang/jasa (LPI-PBJ) Kota Pontianak meluncurkan website Pengelolaan Pengaduan Masyarakat Berbasis Teknologi Informasi Sektor Pengadaan Barang/Jasa di Kota Pontianak, bertempat di Hotel Orchardz Gajah Mada (21/9/2015). Hadir dalam acara tersebut Wakil Walikota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, Sekretaris Jenderal TI Indonesia Dadang Trisasongko, dan Direktur Gemawan Laily Khairnur. Dalam sambutannya, Edi berharap, dengan sudah difasilitasinya dan diberikan kemudahan untuk menyampaikan pengaduan bisa dimanfaatkan masyarakat untuk pembangunan Kota Pontianak. Namun ia juga mengatakan dan meminta agar pengaduan secara online bukan penghambat pembangunan, melainkan upaya meningkatkan mutu pembangunan. Sementara itu, Sekjen Transparency Internasional Indonesia (TII), Dadang Trisasongko mengatakan, pelaporan online ini sebagai pengembangan dan perluasan transparansi. Tingginya keterlibatan masyarakat dalam memantau akan membuat pengadaan barang dan jasa kian jauh dari praktik korupsi dan penyalahgunaan wewenang. Agar proses pemantauan efektif. Masyarakat lebih mudah mengajukan laporan, tidak harus datang ke kantor, paparnya. Masyarakat dapat mengakses website tersebut dengan alamat Selain melapor lewat website, masyarakat juga dapat melapor melalui SMS pengaduan di nomor , mendatangi langsung sekretariat LPI PBJ Gedung II Lantai 2 KomplekS perkantoran Wali Kota Pontianak, atau lpipbj_ptk@yahoo.com. Dalam menangani laporan, LPI PBJ tidak memiliki prioritas. Tidak membatasi diri untuk fokus kepada sektor tertentu. Yang diutamakan itu banyaknya pengaduan. Tetapi selama ini paling banyak pengaduan sektor infrastruktur. Anggarannya pun lebih banyak, kata Dadang. sumber:
4 DISKUSI PUBLIK: TANTANGAN PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA HAL. 4 Dari kiri ke kanan; Direktur Swandiri Institute Hermawansyah, Sekjen TII Dadang Trisasongko, dan Dosen FH UNTAN Hermawansyah dalam diskusi publik: Tantangan Pemberantasan Korupsi di Indonesia (22/09/15) Transparency International (TI) Indonesia bekerja sama dengan Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura Pontianak, dan Lembaga Gemawan menyelenggarakan diskusi publik dengan tema: Tantangan Pemberantasan Korupsi di Indonesiayang bertempat di Aula Universitas Tanjungpura (UNTAN) Pontianak, Selasa 22 September Hadir dalam acara tersebut sebagai narasumber, Sekretaris Jenderal TI Indonesia Dadang Trisasongko, Dosen Fakultas Hukum DR. Hermansyah, dan Direktur Swandiri Institute Hermawansyah. Dalam paparannya Dadang megatakan, ada beberapa kecendurungan yang muncul dalam pemberantasan korupsi di Indonesia diantaranya; praktik suap yang sistemik dan mengakar, korupsi sebagai instrumen oligarki untuk mengakumulasi kekuasaan, desentralisasi sebagai arena baru perebutan sumber daya, badan antikorupsi menghadapi tantangan yg semakin besar, serta menguatnya peran masyarakat sipil. Selain itu, tantangan pemberantasan korupsi di Indonesia juga dibarengi dengan adanya faktor politik. Dengan modus penggalangan dana politik, muncul tindak korupsi yang dilakukan para koruptor dengan cara mempengaruhi proses pengadaan barang dan jasa pemerintah (mulai dari tahap perencanaan, penganggaran hingga lelang) dan mempengaruhi proses perizinan dan pemberian konsesi. Oleh karena itu, menurut Dadang perlu dilakukan tindakan-tindakan melalui Pendekatan Preemptif daiantaranya; pendidikan integritas sejak usia dini (di sekolah, keluarga dan institusi sosial lain), Pengembangan sanksi sosial terhadap praktik korupsi dan praktik tidak berintegritas, menggali dan mengembangkan niilai-nilai kejujuran Penandatangan sertifikat kerjasama antara TII dan FH UNTAN yang ada di masyarakat. Selain itu juga perlu dilakukan pembenahan-pembenahan dalam beberapa sektor diantaranya sektor publik, sektor swasta dan BUMN/D, serta sektor penegakan hukum. Selain diskusi publik, dilakukan juga penandatanganan sertifikat kerjasama antara TI Indonesia dan Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura. Diharapkan dengan penandatangan sertifikat ini dapat menjalin hubungan yang lebih baik antara kedua belah pihak dalam agenda pemberantasan korupsi kedepannya. Penandatanganan dilakukan oleh Sekjen TI Indonesia Dadang Trisasongko dan Dekan Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura DR. Syarief Hasyim Azizurrahman,S.H., M.Hum.
5 OPINI MENAKAR INTEGRITAS PILKADA Oleh Reza Syawawi Dalam rangkaian menyambut penyelenggaraan pemilihan kepala daerah serentak, Komisi Pemberantasan Korupsi meluncurkan program pilkada berintegritas (31/8/2015). Kegiatan ini patut diapresiasi sebagai respons atas maraknya praktik korupsi yang melibatkan banyak kepala daerah. Sebagai bagian dari ikhtiar melawan korupsi, pemilihan kepala daerah (pilkada) berintegritas tentu tak sebatas kegiatan sosialisasi, tetapi juga bagaimana membangun sistem yang menopang agar penyelenggaraan pilkada menghasilkan kepala daerah dengan integritas tinggi. Setidaknya ada tiga hal yang patut dicermati dalam rangka mendesain penyelenggaraan pilkada yang berintegritas. Pertama, bagaimana memastikan penyelenggaraan pilkada berjalan sesuai tahapan yang telah ditetapkan berdasarkan UU. Dengan kata lain, secara prosedural seluruh tahapan pilkada dilalui dan dipatuhi, baik oleh penyelenggara, peserta pemilu, maupun pemangku kepentingan lain. Tahapan inilah yang paling mudah dilalui sebab hanya berkaitan dengan syarat-syarat formal dan sangat prosedural dalam setiap tahapan pilkada. Berdasarkan pengalaman penyelenggaraan pilkada yang lalu, sesungguhnya kita cukup berpengalaman menuntaskan seluruh tahapan pilkada hingga dilantiknya kepala daerah terpilih. Kedua, membangun integritas pemilih. Inilah tahapan paling krusial dalam penyelenggaraan pilkada. Harus diakui, penyelenggaraan pemilu tidak memberikan porsi yang cukup bagi publik, khususnya pemilih, untuk memberikan pilihan politiknya berdasarkan nilai-nilai integritas. Penyelenggara dan peserta pemilu lebih sibuk mempersiapkan hal-hal yang berbau teknis penyelenggaraan pilkada. Lalu, bagaimana dengan nasib pemilih agar pilihannya diberikan kepada calon tertentu yang memiliki integritas baik? Selama ini, yang terjadi adalah pendangkalan pendidikan politik yang berintegritas bagi pemilih. Penyelenggara sibuk menyosialisasikan dan mengawal tiap tahapan pilkada, sementara peserta pemilu (calon kepala daerah) sibuk mengumbar janji-janji politik yang dikemas manis dalam balutan visi misi. Bagi sebagian besar pemilih, apa yang sudah dilakukan ini sangatlah tidak cukup dan tidak memadai untuk bisa memandu dan menentukan pilihan politiknya secara baik. Kebiasaan kita dengan mengatakan biarkan pemilih yang menghukum partai yang korup lebih terlihat sebagai ungkapan emosional, tetapi tidak meyakinkan. Sebab, pada kenyataannya integritas calon tidaklah menjadi acuan utama pemilih dalam menentukan pilihan politiknya. hanya dipandang sebagai urusan penegak hukum dan penyelenggara negara. Adapun urusan soal pelanggaran terhadap pasal-pasal korupsi dianggap tidak ada hubungannya dengan keseharian publik. Perkuat pemilih kritis HAL. 5 Oleh karena itu, sangat penting untuk memperkuat pemahaman masyarakat terhadap dampak korupsi dalam bahasa yang lebih mudah dipahami. Harus ada kesepahaman bahwa korupsilah yang menyebabkan sulitnya mendapatkan pendidikan, rumitnya akses terhadap fasilitas kesehatan yang memadai, sulitnya mencari pekerjaan yang layak, hingga tingginya harga kebutuhan pokok, dan seterusnya. Seluruh persoalan ini harus diterjemahkan sebagai akibat dari perilaku korup para penguasa, mafia, dan oligarki. Dengan begitu, persoalan korupsi akan relevan dengan bagaimana publik menentukan pilihan politiknya. Selain itu, publik juga harus paham bahwa ia bisa mengubah semua persoalan di atas hanya jika menggunakan pilihan politiknya secara bijak. Bahwa hanya dengan jalur politik (pemilu) publik bisa menggunakan kekuasaannya untuk menyelesaikan problem sosial dan ekonomi yang selama ini amat membebani. Ketiga, integritas setelah penyelenggaraan pilkada. Tahapan ini menjadi sangat penting bagaimana mengawal dan mengawasi proses penyelenggaraan pemerintahan setelah penyelenggaraan pilkada. Pilkada akan dianggap gagal jika tidak menghasilkan kepala daerah yang berhasil menjalankan pemerintahan selama lima tahun ke depan. Tahap ini akan jauh lebih mudah untuk dilakukan jika tahapan kedua telah terkonsolidasi secara baik, di mana seluruh pemilih akan mengawal dan mengawasi kepala daerah terpilih hingga berakhir masa jabatannya. Pemilih tidak lagi terpecah menjadi kelompok yang memilih dan tidak memilih calon tertentu, tetapi menjadi gerakan pemilih kritis yang terkonsolidasi. Pemilih tidak lagi terfragmentasi sebagai haters dan lovers yang justru mencerminkan rendahnya integritas pemilih. Sistem demokrasi yang telah disepakati dan kita jalankan ini hanya akan jadi seremonial lima tahunan jika warga pemilih tidak terdidik secara politik. Takaran integritas pilkada pada akhirnya hanya kesepakatan di atas kertas, yang kemudian dibicarakan dalam ruangruang seminar. Reza Syawawi, Peneliti Hukum dan Kebijakan Transparency International Indonesia Sumber: Kompas Cetak, 5 September Salahsatu mural tentang kampanye pilkada bersih di Jakarta. Foto Dok Inilah.com Alasannya cukup sederhana. Selama ini, kampanye mengenai nilai-nilai integritas, termasuk soal antikorupsi, jauh dari bahasa yang dipahami masyarakat pada umumnya. Bagi sebagian publik, persoalan korupsi
6 PEMERINTAH BERSIH SYARAT UTAMA MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN HAL. 6 Foto bersama delegasi Indonesia dan negara lainnya saat menghadiri Deklarasi Dukungan Open Government Partnership (OGP) terhadap Agenda Pembangunan 2030 di Gedung PBB (27/09/15) Pemerintah negara-negara di dunia perlu menaruh perhatian penting pada Goal 16 dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) tentang antikorupsi dan tatakelola demi menciptakan masyarakat yang damai, berkeadilan dan inklusif di Indonesia. Jika tidak, target-target pembangunan yang ada di dalam semua goal SDGs yang lain tidak akan terwujud. Demikian seruan Masyarakat Sipil Indonesia saat menghadiri Deklarasi Dukungan Open Government Partnership (OGP) terhadap Agenda Pembangunan 2030 di Gedung PBB New York, 27 September Direktur Program TI Indonesia Ilham B. Saenong mengatakan, implementasi pembangunan dan pembiayaan pembangunan hanya akan efektif apabila korupsi bisa dicegah dan dikurangi. Pengalaman MDGs menunjukkan masyarakat belum kunjung sejahtera, meskipun triliunan dana pembangunan digelontorkan setiap tahunnya. Tatakelola pemerintahan yang buruk telah menyebabkan maraknya korupsi sehingga manfaat pelayanan publik dan pengadaan barang jasa pembangunan tidak sampai pada masyarakat yang paling membutuhkan. lanjut Ilham. menempatkan masyarakat sebagai pusat. Artinya masyarakat menjadi tujuan akhir, maupun sebagai pelaku aktif dalam pembangunan. Masyarakat Sipil Indonesia menilai bahwa pembangunan masyarakat yang damai, berkeadilan dan inklusif sebagai cita-cita Goal 16 SDGs dapat diwujudkan melalui penerapan prinsip-prinsip tatakelola pemerintahan terbuka. Kita bisa menggunakan platform OGP dan pengalaman Indonesia selama 4 tahun terakhir sebagai modal awal untuk membangun mekanisme dan tatakelola implementasi SDGs. Dalam OGP dikenal kesetaraan antara wakil pemerintah dan masyarakat sipil dalam struktur dan mekanisme pengambilan kebijakan. Selain itu disediakan mekanisme review yang bersifat independen untuk lebih memperkuat akuntabilitas. Melalui Deklarasi OGP untuk mendukung SDGs diharapkan sebanyak 66 negara anggota OGP akan menjalankan Agenda Pembangunan 2030 dengan platform yang sudah ada dalam OGP. Seperti model kepemimpinan, mekanisme pengambilan keputusan, rencana aksi dan monitoring SDGs. Sekretaris Jenderal Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) mengatakan, agenda Pembangunan 2030 yang dirumuskan dalam 17 Goal SDGs telah mengubah paradigma pembangunan secara signifikan. SDGs Penanggungjawab: Dadang Trisasongko. Redaktur: Nur Fajrin. Dikelola oleh Tim Media and Campaign. e-newsletter TRANSPARANSI diterbitkan oleh Transparency International Indonesia. Jl. Senayan Bawah no. 17, Blok S, Rawabarat, Jakarta Telp: Fax info@ti.or.id
INDEKS PERSEPSI KORUPSI INDONESIA 2017Survei Di Antara Pelaku Usaha. Survei di antara Pelaku Usaha 12 Kota di Indonesia
INDEKS PERSEPSI KORUPSI INDONESIA 2017Survei Di Antara Pelaku Usaha Survei di antara Pelaku Usaha 12 Kota di Indonesia 2012 2013 2014 2015 2016 SKOR 32 PERINGKAT 118 SKOR 32 PERINGKAT 114 SKOR 34 PERINGKAT
Lebih terperinciGlobal Corruption Barometer 2013
Global Corruption Barometer 2013 Tentang GCB Mengukur efektivitas pemberantasan korupsi dan mengidentifikasi sektorsektor yang rawan di setiap negara. Basis GCB adalah pengalaman masyarakat umum, sementara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkait kasus-kasus korupsi yang dilakukan pejabat dan wakil rakyat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Korupsi merupakan hal yang tidak asing lagi terdengar di telinga rakyat Indonesia. Sepuluh tahun belakangan ini korupsi menjadi isu yang selalu panas dan tidak
Lebih terperinciTemuan Survei Pandangan Masyarakat terhadap Keberadaan KPK dalam pemberantasan Korupsi
Temuan Survei Pandangan Masyarakat terhadap Keberadaan KPK dalam pemberantasan Korupsi Indonesia Corruption Watch (ICW) www.antikorupsi.org Jakarta, 26 November 2015 Latar Belakang Proses seleksi calon
Lebih terperinciPertama-tama, perkenanlah saya menyampaikan permohonan maaf dari Menteri Luar Negeri yang berhalangan hadir pada pertemuan ini.
PAPARAN WAKIL MENTERI LUAR NEGERI NILAI STRATEGIS DAN IMPLIKASI UNCAC BAGI INDONESIA DI TINGKAT NASIONAL DAN INTERNASIONAL PADA PERINGATAN HARI ANTI KORUPSI SEDUNIA JAKARTA, 11 DESEMBER 2017 Yang terhormat
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS FREEDOM OF INFORMATION NETWORK INDONESIA (FOINI)
RENCANA STRATEGIS FREEDOM OF INFORMATION NETWORK INDONESIA (FOINI) TENTANG FOINI Freedom of Information Network Indonesia (FOINI) merupakan jaringan organisasi masyarakat sipil dan individu yang intensif
Lebih terperinciPenanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana
CAKUPAN PEKERJAAN KOORDINATOR SEKTOR DAN STAF ADMINISTRASI PADA SEKRETARIAT PELAKSANAAN PERATURAN PRESIDEN (PERPRES) NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (STRANAS
Lebih terperinciOPEN DATA + INDUSTRI EKSTRAKTIF. Transparansi dan Akuntabilitas Penerimaan dan Belanja di Sektor Sumberdaya Ekstraktif
OPEN DATA + INDUSTRI EKSTRAKTIF Transparansi dan Akuntabilitas Penerimaan dan Belanja di Sektor Sumberdaya Ekstraktif Transformasi Industri Ekstraktif Melalui Open Data Indonesia, bangsa yang dulunya masih
Lebih terperinciUNAIR Pelopori Transparansi Tata Kelola Perguruan Tinggi
UNAIR Pelopori Transparansi Tata Kelola Perguruan Tinggi UNAIR NEWS Universitas Airlangga bekerja sama dan dipilih sebagai pionir pencegahan, penanganan, dan penanggulangan korupsi oleh Transparency International
Lebih terperinciRoad Map KPK dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia Tahun
Road Map KPK dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia Tahun 2011-2023 1. Latar Belakang Mengantisipasi tantangan ke depan yang semakin kompleks, diperlukan upaya pemberantasan korupsi yang komprehensif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga sudah diakui pula sebagai masalah internasional. Tindak pidana korupsi telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak pidana korupsi disamping sudah diakui sebagai masalah nasional juga sudah diakui pula sebagai masalah internasional. Tindak pidana korupsi telah terjadi
Lebih terperinciJURNAL BRIEF AKSI KOALISI MASYARAKAT SIPIL ANTIKORUPSI INDONESIA FEBRUARI 2015
JURNAL BRIEF AKSI KOALISI MASYARAKAT SIPIL ANTIKORUPSI INDONESIA FEBRUARI 2015 Pada tanggal 15 Januari 2015 beberapa kelompok aktifis yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil dan Relawan Salam Dua
Lebih terperinciPengarus-utamaan Open Government dalam Pembangunan Nasional
+ Pengarus-utamaan Open Government dalam Pembangunan Nasional Maryati Abdullah, Anggota Komite Pengarah Open Government Partnership (OGP) Koordinator Nasional Publish What You Pay Indonesia + Open Government
Lebih terperinciTansparansi Dana Kampanye
Tansparansi Dana Kampanye Pendekatan minimalis merumuskan demokrasi secara sederhana, yaitu kontestasi dan partisipasi dalam proses pemilihan penyelenggara jabatan politik. KOMPAS/AGUS SUSANTO Peserta
Lebih terperinciMATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD
MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD 1945 yang diamandemen Hukum, terdiri dari: Pemahaman Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum Pemahaman
Lebih terperinciJakarta, 26 Februari 2015
Kerangka Acuan (TOR) Lokakarya Akuntabilitas 1 Pendanaan Kemanusiaan Jakarta, 26 Februari 2015 A. LATAR BELAKANG Bencana beragam penyebab di Indonesia dalam 10 tahun terakhir tercatat 11.274 kejadian,
Lebih terperinciTANGGAPAN TERHADAP GLOBAL CORRUPTION BAROMETER. Jakarta, 9 Juli 2013
1 TANGGAPAN TERHADAP GLOBAL CORRUPTION BAROMETER Jakarta, 9 Juli 2013 SEKTOR KORUPSI KPK 1. Bansos 2. APBN-APBD (banggar, satuan tiga = belanja K/L) 3. Hutan 4. Pajak 5. Kebijakan publik 6. Izin importasi
Lebih terperinciMengawal Komitmen Pemerintah dalam Implementasi SDGs
SIARAN PERS Jakarta, 7 Oktober 2015 Mengawal Komitmen Pemerintah dalam Implementasi SDGs Jakarta, 7 Oktober 2015 Koalisi Masyarakat Sipil Indonesia menagih komitmen pemerintah melaksanakan Tujuan Pembangunan
Lebih terperinciREFORMASI BIROKRASI DALAM RANGKA PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK
REFORMASI BIROKRASI DALAM RANGKA PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK Oleh: Deputi Pelayanan Publik Kementerian PAN dan RB Disampaikan pada Acara Kunjungan dan Diskusi Mahasiswa FISIP UI Program Sarjana Ekstensi
Lebih terperinciMENEGUHKAN PERAN PERGURUANTINGGI DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI
MENEGUHKAN PERAN PERGURUANTINGGI DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI Dadang Trisasongko TI Indonesia Anti Corruption Summit, Yogyakarta, 2016 dtrisasongko@ti.or.id Dimana kita berada? Kita sedang digerogoti oleh
Lebih terperinciPENERAPAN ANTIKORUPSI PADA DUNIA BISNIS PERAN KADIN DALAM MEWUJUDKAN PENGUSAHA BERINTEGRITAS
PENERAPAN ANTIKORUPSI PADA DUNIA BISNIS PERAN KADIN DALAM MEWUJUDKAN PENGUSAHA BERINTEGRITAS FAKTOR YANG PALING BERMASALAH DALAM BERBISNIS Sumber: World Economic Forum 2017 PERINGKAT INDEX PERSEPSI KORUPSI
Lebih terperinciHasil Survey Evaluasi Kinerja KPU dan Bawaslu. ICW-Perludem, 2016
Hasil Survey Evaluasi Kinerja KPU dan Bawaslu ICW-Perludem, 2016 Latar Belakang Pemilu adalah momentum penting yang perlu dijaga integritas pelaksanaannya. Kualitas penyelenggaraan pemilu berjalan beriringan
Lebih terperinciPERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGAWASAN DANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGAWASAN DANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN
Lebih terperinciKEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN KORUPSI: OPINI PUBLIK DI ASIA TENGGARA
KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN KORUPSI: OPINI PUBLIK DI Transparency International adalah organisasi masyarakat sipil global yang berada di garis terdepan dalam upaya perlawanan terhadap korupsi. Melalui lebih
Lebih terperinciBAB I PENELITIAN KORUPSI
BAB I PENELITIAN KORUPSI Lembaga perguruan tinggi berdasarkan tuntutan Tridharma Perguruan Tinggi harusnya menempatkan posisi terdepan dalam melakukan penelitian dan pengkajian tentang korupsi di daerah
Lebih terperinciExecutive Summary. PKAI Strategi Penanganan Korupsi di Negara-negara Asia Pasifik
Executive Summary P emberantasan korupsi di Indonesia pada dasarnya sudah dilakukan sejak empat dekade silam. Sejumlah perangkat hukum sebagai instrumen legal yang menjadi dasar proses pemberantasan korupsi
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.387, 2012 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Pengawas. Dana Kampanye. Pemilu. Kepala Daerah. Wakil Kepala Daerah. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2012
Lebih terperinciOutlook Dana Desa 2018 Potensi Penyalahgunaan Anggaran Desa di Tahun Politik
Outlook Dana Desa 2018 Potensi Penyalahgunaan Anggaran Desa di Tahun Politik Pengantar Sejak 2015, pemerintah melalui amanat UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa mengalokasikan anggaran nasional untuk desa
Lebih terperinciPendidikan dan Budaya Anti Korupsi
Prototipe Media Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi Prakata SALAM SEHAT TANPA KORUPSI, Korupsi merupakan perbuatan mengambil sesuatu yang sebenarnya bukan haknya,
Lebih terperinciWALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN
WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 118 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA PEMANTAU INDEPENDEN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penilaian yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit merupakan suatu kegiatan atau proses pengumpulan data, dan penilaian yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, untuk menilai
Lebih terperinciGLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21
Forum Dunia tentang HAM di Kota tahun 2011 GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21 16-17 Mei 2011 Gwangju, Korea Selatan Deklarasi Gwangju tentang HAM di Kota 1
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
1 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN KAMPANYE PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 101, 2011 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum
Lebih terperinciDESA: Gender Sensitive Citizen Budget Planning in Villages
DESA: Gender Sensitive Citizen Budget Planning in Villages Baseline Study Report Commissioned by September 7, 2016 Written by Utama P. Sandjaja & Hadi Prayitno 1 Daftar Isi Daftar Isi... 2 Sekilas Perjalanan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. II.1. Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Kabupaten/Kota
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN II.1. Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Kabupaten/Kota Dalam mengawasi pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2014 maka dibentuk
Lebih terperinciPERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, Menimbang
Lebih terperinciPola Pemberantasan Korupsi Sistemik
Pola Pemberantasan Korupsi Sistemik Modul ke: Korupsi sistemik susah diberantas karena sudah menyebar kemana-mana Fakultas PSIKOLOGI Dra. Yuni Astuti, MS. Program Studi Psikologi S1 POLA PEMBERANTASAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya manusia dalam suatu negara. Kemajuan sumber daya manusia dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Maju dan kuat tidaknya suatu negara ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dalam suatu negara. Kemajuan sumber daya manusia dan kuatnya karakter suatu bangsa
Lebih terperinciCorruption Perception Index Perbaiki Penegakan Hukum, Perkuat KPK, Benahi Layanan Publik
Korupsi di Indonesia masih tinggi. Pemerintah Perlu Mempercepat Sistem Integritas Nasional Corruption Perception Index 2015 Perbaiki Penegakan Hukum, Perkuat KPK, Benahi Layanan Publik Apa itu Corruption
Lebih terperinciIndependensi Integritas Profesionalisme
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Independensi Integritas Profesionalisme VISI Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilainilai dasar untuk berperan
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN INDIVIDU TAHUN 2016 MEWUJUDKAN KPI PUSAT DAN KPI DAERAH SEBAGAI REGULATOR PENYIARAN YANG EFEKTIF
LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU TAHUN 2016 MEWUJUDKAN KPI PUSAT DAN KPI DAERAH SEBAGAI REGULATOR PENYIARAN YANG EFEKTIF Oleh: Handrini Ardiyanti, S.Sos, Msi. BIDANG POLITIK DALAM NEGERI PUSAT PENELITIAN BADAN
Lebih terperinciLAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012
LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012 Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat pada awal Tahun 2012 telah melaksanakan pertemuan internal membahas rencana strategis (Renstra) 2011-2015 dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuannya. Adanya tahapan-tahapan tersebut, pada
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam penyusunan sebuah program dibutuhkan suatu tahapan langkahlangkah untuk mencapai tujuannya. Adanya tahapan-tahapan tersebut, pada umumnya dilandaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 2 A. LATAR BELAKANG... 2 B. TUJUAN... 3 C. KERANGKA PERSEPSI MASYARAKAT... 3 D. SISTEMATIKA LAPORAN... 5 BAB II METODOLOGI... 6 A. PENGUMPULAN DATA... 6 1. Populasi... 6
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN
Lebih terperinciPERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG
PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI, KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA, PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum
Lebih terperinciKoalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi dan Reformasi Hukum
2014 Jakarta, 4 Februari Kepada Yth. 1. DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono Presiden Republik Indonesia 2. Amir Syamsudin Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Di Jakarta 1. Pemerintah-dalam hal ini diwakili
Lebih terperinciPERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN TAHAPAN PENCALONAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN TAHAPAN PENCALONAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN
Lebih terperinciSALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG
SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab 014329920/2010 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN, PANITIA PEMILIHAN
Lebih terperinciTujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs): Refleksi dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs): Refleksi dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia Wahyuningsih Darajati Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air Kementerian PPN/Bappenas
Lebih terperinci1II PROFIL RESPONDEN...
Daftar Isi Daftar Isi... 2 Bagian 1 PENDAHULUAN... 3 Latar Belakang... 3 Tujuan Survei... 4 Lokasi Survei... 4 Bagian 1I MODEL SURVEY... 5 Sumber Data... 5 Sempel Responden... 5 Waktu Pengumpulan Data...
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciTokoh Independen Awasi Megaproyek Terminal Kalibaru
SIARAN PERS PEMBENTUKAN OVERSIGHT COMMITEE Tokoh Independen Awasi Megaproyek Terminal Kalibaru Komite Pengawas mengawasi proses pembangunan Terminal Kalibaru, pelaksanaan seleksi mitra kerjasama pengoperasiaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diberi amanat melakukan. melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sebagai lembaga negara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
Lebih terperinciPiagam Tranparansi bagi Institusi Keuangan Internasional: Menagih Hak untuk Mengetahui. Pembukaan
Piagam Tranparansi bagi Institusi Keuangan Internasional: Menagih Hak untuk Mengetahui Pembukaan Hak untuk mengakses informasi bagi badan publik adalah hak asasi manusia yang paling mendasar, seperti tercantum
Lebih terperinciSTATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*
STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* Institut Internasional untuk Demokrasi dan Perbantuan Pemilihan Umum didirikan sebagai organisasi internasional antar pemerintah
Lebih terperinciKomite Advokasi Nasional & Daerah
BUKU SAKU PANDUAN KEGIATAN Komite Advokasi Nasional & Daerah Pencegahan Korupsi di Sektor Swasta Direktorat Pendidikan & Pelayanan Masyarakat Kedeputian Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi KATA PENGANTAR
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.386, 2012 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Pengawasan. Tahapan. Pencalonan. Pemilu, Kepala Daerah. Wakil Kepala Daerah. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 3
Lebih terperinciPemberantasan Korupsi di Sektor Kehutanan dan Perkebunan
1 Pemberantasan Korupsi di Sektor Kehutanan dan Perkebunan Latar Belakang Korupsi menjadi salah satu persoalan yang sangat akut dan sulit diberantas hingga sekarang. Menurut laporan Global Corruption Barometer
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.719, 2015 KPU. Peserta Pilkada. Dana Kampanye. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adanya korupsi di berbagai bidang menjadikan cita-cita demokrasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Korupsi masih menjadi masalah mendasar di dalam berjalannya demokrasi di Indonesia. Adanya korupsi di berbagai bidang menjadikan cita-cita demokrasi menjadi terhambat.
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciDEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KONGRES INTERNASIONAL KE-6 ISPAH (KONGRES KESEHATAN MASYARAKAT DAN AKTIVITAS FISIK Bangkok, Thailand 16-19
Lebih terperinciTRANSPARANSI. Daftar Isi. E-newsletter Edisi I Vol XIX Februari E-newsletter Transparency International Indonesia Edisi I Vol XIX FEBRUARI 2014
TRANSPARANSI E-newsletter Transparency International Indonesia Edisi I Vol XIX FEBRUARI 2014 Daftar Isi Mendongkrak Indeks Persepsi Korupsi Hal 3 Penyelundupan Anggaran Pemilu Hal.4 Di Aceh, 82 Persen
Lebih terperinciPENGENDALIAN KONFLIK KEPENTINGAN DI UNIVERSITAS HASANUDDIN
PENGENDALIAN KONFLIK KEPENTINGAN DI UNIVERSITAS HASANUDDIN Disampaikan dalam kegiatan Seminar Pemberantasan Korupsi dan Perluasan Integritas melalui Implementasi Pencegahan dan Pengendalian Konflik Kepentingan
Lebih terperinciPENDIDIKAN ANTI-KORUPSI DI PERGURUAN TINGGI
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI DI PERGURUAN TINGGI Oleh Wayan Gede Suacana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciPembangunan Integritas Bisnis
AKSI KOLABORATIF Pembangunan Integritas Bisnis Panduan Bagi Pelaku Bisnis, Regulator, dan Penegak Hukum DEKLARASI DEKLARASI Kami; para pelaku bisnis, instansi pemerintah, aparat penegak hukum dan perwakilan
Lebih terperinciBAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK
BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK A. KONDISI UMUM Setelah melalui lima tahun masa kerja parlemen dan pemerintahan demokratis hasil Pemilu 1999, secara umum dapat dikatakan bahwa proses demokratisasi telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masyarakat mengenai peningkatan kualitas dalam pelayanan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan masyarakat mengenai peningkatan kualitas dalam pelayanan publik hingga saat ini belum sepenuhnya dapat dipenuhi oleh pemerintah. Kualitas pelayanan
Lebih terperinciKerangka Acuan Pemilihan Wakil Masyarakat Sipil dalam Tim Pelaksana EITI Indonesia Periode
Kerangka Acuan Pemilihan Wakil Masyarakat Sipil dalam Tim Pelaksana EITI Indonesia Periode 2017-2020 A. Pendahuluan Indonesia telah berkomitmen dalam melaksanakan inisiatif global untuk transparansi di
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan demi menyelamatkan kelangsungan hidup bangsa dan negara kesatuan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak awal 1990- an telah berkembang berbagai macam wacana tentang desentralisasi pemerintah di Indonesia. Dari berbagai wacana, pemerintah Habibie kemudian sampai pada
Lebih terperinciRAPAT KERJA NASIONAL ASOSIASI PEMERINTAH KOTA SELURUH INDONESIA
RAPAT KERJA NASIONAL ASOSIASI PEMERINTAH KOTA SELURUH INDONESIA Basaria Panjaitan Pimpinan KPK Malang, 20 Juli 2017 Apa itu KPK??? APA ITU GRATIFIKASI? Fenomena Jual Beli Jabatan Fenomena Dinasti Politik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara hingga saat ini masih menjadi permasalahan utama pemerintah Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Isu korupsi, suap, pencucian uang, dan semua bentuk penggelapan uang negara hingga saat ini masih menjadi permasalahan utama pemerintah Indonesia. Para aparatur
Lebih terperinciAnggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH
Anggaran Dasar Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Bahwa kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat adalah salah satu hak asasi manusia yang sangat
Lebih terperinciKESIAPAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)/ SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)
KESIAPAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)/ SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) Arifin Rudiyanto Deputi Menteri Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian Perencanaan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran aparat pengawasan di daerah yang tidak efektif merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran aparat pengawasan di daerah yang tidak efektif merupakan salah satu penyebab semakin meratanya kasus korupsi dan buruknya tata kelola pemerintahan daerah. Hal
Lebih terperinciPRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012
PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012 Apa saja prasyaarat agar REDD bisa berjalan Salah satu syarat utama adalah safeguards atau kerangka pengaman Apa itu Safeguards Safeguards
Lebih terperinciRENCANA AKSI GLOBAL MENANG DENGAN PEREMPUAN: MEMPERKUAT PARTAI PARTAI POLITIK
RENCANA AKSI GLOBAL MENANG DENGAN PEREMPUAN: MEMPERKUAT PARTAI PARTAI POLITIK Sebagai para pemimpin partai politik, kami memiliki komitmen atas perkembangan demokratik yang bersemangat dan atas partai
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS I. PENDAHULUAN
Komisi Penyiaran Indonesia PETUNJUK TEKNIS GUGUS TUGAS PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN PEMBERITAAN, PENYIARAN, DAN IKLAN KAMPANYE PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALIKOTA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciTrend Pemberantasan Korupsi 2013
Trend Pemberantasan Korupsi 20 Pembahasan. Sumber data dan periode pemantauan 2. Penindakan perkara korupsi 20. Pelaksanaan fungsi koordinasi dan supervisi 4. Kesimpulan 5. Rekomendasi Waktu dan Metode
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN DANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN DANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, Menimbang:
Lebih terperinciBADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI JAMBI
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI JAMBI PIDATO KEPALA PERWAKILAN BPK RI PROVINSI JAMBI PADA ACARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA JAMBI TAHUN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA
PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA
Lebih terperinciTujuan, Metodologi, dan Rekan Survei
Sejak reformasi dan era pemilihan langsung di Indonesia, aturan tentang pemilu telah beberapa kali mengalami penyesuaian. Saat ini, empat UU Pemilu yang berlaku di Indonesia kembali dirasa perlu untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengaruh globalisasi memicu para pelaku bisnis dan ekonomi untuk melakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengaruh globalisasi memicu para pelaku bisnis dan ekonomi untuk melakukan berbagai tindakan agar kegiatan bisnisnya tetap bertahan. Mereka diharuskan untuk
Lebih terperinciBAB 1 Pendahuluan L IHA PEMILIHAN UMUM
BAB 1 Pendahuluan SI L IHA N PEM UMUM MI KO I 2014 PEMILIHAN UMUM A. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan yang telah mengalami
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciKerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional
Kegiatan Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional SFDRR (Kerangka Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana) dan Pengarusutamaan PRB dalam Pembangunan di Indonesia Tanggal 17 Oktober
Lebih terperinciIndependensi Integritas Profesionalisme
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Independensi Integritas Profesionalisme VISI Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilainilai dasar untuk berperan
Lebih terperinciPERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG
1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
Lebih terperinciGOVERNMENT DI INDONESIA. Dadang Trisasongko
CAPAIAN DAN PENGALAMAN OPEN GOVERNMENT DI INDONESIA Dadang Trisasongko OPEN GOVERNMENT PARTNERSHIP (OGP) OGP diluncurkan tahun 2011. Anggotanya mulai 8 negara di tahun 2011 hingga mencapai 68 di tahun
Lebih terperinci