BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh globalisasi memicu para pelaku bisnis dan ekonomi untuk melakukan
|
|
- Liana Yenny Santoso
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengaruh globalisasi memicu para pelaku bisnis dan ekonomi untuk melakukan berbagai tindakan agar kegiatan bisnisnya tetap bertahan. Mereka diharuskan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaannya. Dalam perekonomian modern, manajemen dan pemilik perusahaan dipisahkan untuk kepentingan pengendalian. Pemisahan ini menimbulkan pentingnya transparansi dalam penggunaan dana pada perusahaan serta keseimbangan yang tetap antara kepentingan-kepentingan yang ada seperti antara pemegang saham dan manajemen. Namun, seiring dengan keadaan ekonomi Indonesia yang belum stabil, memaksa perusahaan untuk mencari pembiayaan eksternal guna membiayai kegiatan-kegiatan perusahaan. Peraturan-peraturan dibuat untuk membuat arahan dalam pengelolaan dana pengendalian perusahaan yang akan menjadikan perusahaan lebih dipercaya dan dapat diandalkan. Dalam hal ini pemerintah memiliki peranan yang penting. Untuk itu, pemerintah memberlakukan peraturan-peraturan yang memadai. Namun manajemen perusahaan tetap memegang peranan yang paling penting dalam keberlangsungan sebuah usaha. 1
2 2 Didasari oleh hal tersebut, manajemen memegang tanggung jawab utama untuk melaksanakan corporate governance yang baik didalam perusahaan. Namun kesadaran perusahaan-perusahaan publik di Indonesia akan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) masih tergolong sangat rendah. Hal ini dapat terlihat dari hasil survey yang dilakukan oleh Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG) yang bekerja sama dengan majalah SWA mengenai pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) pada akhir tahun 2006 terhadap perusahaan perusahaan-perusahaan publik di Indonesia hanya mendapat respon kurang dari 10% dari total 332 responden. Hanya 31 perusahaan yang mengikuti survey tersebut. Sebagai perbandingan, survey serupa yang dilakukan di negara-negara maju diikuti lebih dari 70% responden. Hal ini menjadi cerminan masih rendahnya kesadaran perusahaan-perusahaan publik di Indonesia dalam hal Good Corporate Governance. Rendahnya kesadaran akan hal Good Corporate Governance tersebut menjadi akar dari berbagai masalah dalam hal corporate governance, dan yang paling mengkhawatirkan adalah masalah korupsi. Menurut data yang dikeluarkan oleh lembaga transparency international tahun 2007, Indonesia menduduki peringkat ke 143 dalam negara dengan tingkat korupsi tertinggi dibandingkan dengan 179 negara lain. Untuk Asia Pasifik sendiri, Indonesia menduduki peringkat ke 20 dari 25 negara yang diteliti. Fakta lain yang penulis dapatkan akibat dari kurang baiknya pelaksanaan Good Corporate Governance adalah kasus korupsi yang terjadi pada salah satu Perusahaan
3 3 Daerah di kota Bandung, yaitu Perusahaan Derah Air Minum (PDAM) kota Bandung. Kasus korupsi tersebut telah merugikan negara senilai lebih dari 3,34 miliar (rakyat merdeka, 27 November 2006). Kasus tersebut dapat menjadi cerminan masih kurangnya pelaksanaan Good Corporate Governance di Indonesia. Hasil survey memberikan gambaran bahwa sudah saatnya organisasi dan perusahaan-perusahaan di Indonesia didorong untuk segera memperbaiki kualitas penerapan Good Corporate Governance karena masalah governance merupakan hal yang sangat penting dalam bidang Corporate. Dengan kurangnya penerapan Good Corporate Governance maka akan sangat sulit dalam mewujudkan clean government. Praktek-praktek korupsi, kolusi dan nepotisme dalam instansi-instansi pemerintahan semakin menjalar. Selain dalam instansi pemerintahan, dengan tidak diterapkannya Good Corporate Governance maka praktek korupsi, kolusi dan nepotisme pun banyak terjadi dalam perusahaan-perusahaan privat. Menurut data yang dikeluarkan oleh lembaga transparency international tahun 2007, Indonesia menduduki peringkat ke 143 dalam negara dengan tingkat korupsi tertinggi dibandingkan dengan 179 negara lain. Untuk Asia Pasifik sendiri, Indonesia menduduki peringkat ke 20 dari 25 negara yang diteliti. Di Indonesia, badan usaha yang dimiliki oleh pemerintah terbagi kedalam dua badan usaha yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Secara umum, BUMD atau perusahaan daerah adalah organisasi bisnis yang berorientasi untuk pasar lokal. Hal ini berkaitan dengan filosofi bahwa perusahaan daerah
4 4 merupakan entitas bisnis yang berada pada kendali pemerintah daerah dan menunjang kegiatan pemerintah di daerah. Karena fungsinya sebagai public service inilah kemudian sebagian besar diperuntukkan untuk pasar lokal. Secara umum kinerja perusahaan daerah masih dirasakan kurang baik. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah masih terdapatnya inefisiensi, rendahnya kualitas SDM, kurang mencukupinya modal, kelemahan manajemen dan masih adanya kelemahan-kelemahan dalam birokrasi. Menurut hasil pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), potensi korupsi pada kantor layanan publik di beberapa daerah di Indonesia masih tergolong tinggi. Daerah yang termasuk kategori terendah dalam skor layanan publik yaitu Kota Tangerang, Kota Malang, Kota Pontianak, Kota Tanjung Pinang, Kota Palangkaraya, Kota Manado, Kab. Sumenep, Kab. Sambas, Kab. Kotabaru, dan Kab. Kutai Kartanegara. Data terakhir menyebutkan bahwa Kota Bandung masih termasuk daerah-daerah yang memiliki skor integritas terendah. Di dalam data yang dipaparkan oleh Direktur Penelitian dan Pengembangan KPK, Kota Bandung berada di dalam kelompok yang memiliki skor integritas terendah dalam semua layanan publiknya. (Pikiran Rakyat, 26 Maret 2009). Sedangkan Indonesia Corruption Watch (ICW) menyebutkan kecenderungan peningkatan kasus korupsi yang dilakukan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). 28 dari 140 kasus korupsi yang ditangani aparat penegak hukum melibatkan Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah. Modusnya
5 5 biasanya berupa pelepasan aset perusahaan dengan cara mark down. Kecenderungan peningkatan korupsi itu didapatkan dengan membandingkan persentase korupsi yang terjadi di BUMN/BUMD dengan keseluruhan kasus korupsi. Kasus korupsi yang terjadi sebelum 2006, BUMN/BUMD menyumbang 13,4 persen. Sedangkan dari total korupsi yang muncul semester lalu mencapai 46,4 persen. Analisa kecenderungan korupsi ini menggunakan informasi dari berita di media massa dan laporan masyarakat yang masuk ke ICW periode Januari-Juni Total kerugian negara mencapai Rp 10,97 triliun. (Tempo Interaktif, 19 Juli 2006) Perubahan menuju clean governance membutuhkan perhatian yang lebih dari berbagai elemen, baik dari pihak pemerintah maupun dari pihak perusahaan itu sendiri. Perhatian lebih harus diberikan pada peningkatan fungsi pemeriksaan intern didalam corporate governance. Hal ini sejalan dengan pengertian audit internal menurut Institute of internal auditor (IIA) board of director bahwa audit internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang independent dan objektif yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian dan proses governance. Pemeriksaan intern yang baik dalam corporate governance dapat memperbaiki proses dan pengendalian manajemen sehingga membantu manajemen untuk
6 6 memaksimalkan kinerja ekonomi perusahaan untuk keuntungan manajemen dan para stakeholder. Tanpa pemeriksaan intern yang baik, dewan direksi dan atau pimpinan unit tidak memiliki sumber informasi intern yang bebas mengenai kinerja organisasi. Organisasi juga tidak akan mampu menghadapi kebutuhan-kebutuhan perusahaan yang semakin dinamis. Hal inilah yang akan menyebabkan penerapan corporate governance dalam suatu organisasi tidak dapat berkembang dengan baik. Mengutip dari pernyataan Suripto Samid (2003) dalam makalahnya yang berjudul Peran Internal Audit Sebagai Alat Manajemen Untuk Mengurangi Risiko, disebutkan bahwa internal auditing membantu organisasi mencapai tujuan dengan jalan pendekatan terarah dan sistematis dalam menilai dan mengevaluasi keefektifan manajemen resiko melalui pengendalian dan proses tata kelola yang baik (control and governance processes). Hal ini berarti internal audit mendukung pengendalian dan proses tata kelola perusahaan yang baik dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Perkembangan saat ini menempatkan internal audit pada posisi yang lebih penting dari sebelumnya dimana ada pergeseran peran internal audit dari suatu fungsi yang bertugas memberikan penilaian dan pengawasan menjadi suatu fungsi yang dapat memberikan masukan-masukan operasional dan strategis. Penelitian tentang pengaruh dari pelaksanaan internal audit terhadap perwujudan Good Corporate Governance pernah dilakukan oleh Cut Imama Muttaqin (2006) dengan judul Pengaruh faktor-faktor audit internal terhadap pelaksanaan Good Corporate
7 7 Governance (Survei pada BUMN yang berkantor pusat di Kota Jakarta) dengan hasil pembahasan yang dilakukan menyimpulkan bahwa pelaksanaan audit internal pada BUMN yang berkantor pusat di Kota Jakarta sudah memadai dan pelaksanaan GCG pada BUMN yang berkantor pusat di Kota Jakarta juga telah terlaksana dengan baik. Sehubungan dengan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan ternyata terdapat pengaruh yang kuat antara audit internal terhadap peningkatan Good Corporate Governance. Sedangkan pada penelitian yang penulis lakukan, perbedaannya terletak pada objek yang diteliti. Objek pada penelitian ini adalah perusahaan daerah milik Pemerintah Kota Bandung. Sehubungan dengan pentingnya pelaksanaan internal audit dalam perannya untuk mewujudkan corporate governance seperti yang telah diuraikan di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dimana diharapkan dari penelitian ini dapat diperoleh informasi mengenai sejauh mana pengaruh pelaksanaan internal audit terhadap perwujudan Good Corporate Governance. Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis merumuskannya dengan judul Pengaruh Pelaksanaan Internal Audit Terhadap Perwujudan Good Corporate Governance (Survey Pada Perusahaan Daerah Milik Daerah di Kota Bandung) 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang sebagaimana penulis paparkan di atas maka masalah yang akan timbul dan akan menjadi bahan penelitian adalah :
8 8 1. Bagaimanakah pelaksanaan internal audit pada Perusahaan Daerah milik Pemerintah Kota Bandung. 2. Bagaimanakah perwujudan dari Good Corporate Governance (GCG) pada Perusahaan Daerah milik Pemerintah Kota Bandung. 3. Seberapa besar pengaruh dari pelaksanaan internal audit terhadap perwujudan Good Corporate Governance (GCG) pada Perusahaan Daerah milik Pemerintah Kota Bandung. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mempelajari, menganalisa, dan menyimpulkan tentang pengaruh dari pelaksanaan internal audit terhadap perwujudan Good Corporate Governance (GCG) pada Perusahaan Daerah milik Pemerintah Kota Bandung Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai penulis adalah : 1. Untuk mengetahui dan menganalisa bagaimanakah pelaksanaan internal audit pada Perusahaan Daerah milik Pemerintah Kota Bandung.
9 9 2. Untuk mengetahui dan menganalisa bagaimanakah perwujudan Good Corporate Governance (GCG) pada Perusahaan Daerah milik Pemerintah Kota Bandung. 3. Untuk mengetahui Seberapa besar pengaruh dari pelaksanaan internal audit terhadap perwujudan Good Corporate Governance (GCG) pada Perusahaan Daerah milik Pemerintah Kota Bandung 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan yang telah penulis paparkan di atas, maka penelitian ini diharapkan akan bermanfaat, baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat yang diharapkan dapat tercapai setelah melaksanakan penelitian ini antara lain : Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan sebagai salah satu sumber informasi atau pengetahuan dalam hal pengaruh dari pelaksanaan internal audit terhadap perwujudan Good Corporate Governance (GCG) pada Perusahaan Daerah milik Pemerintah Kota Bandung dan sekaligus juga sebagai sumbangan pemikiran dalam bidang ilmu audit Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak Perusahaan Daerah milik Pemerintah Kota Bandung sebagai informasi mengenai seberapa besar
10 10 pengaruh dari pelaksanaan internal audit terhadap perwujudan Good Corporate Governance dan juga faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga diharapkan perusahaan dapat mewujudkan Good Corporate Governance.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian dunia yang didukung oleh perkembangan teknologi yang semakin maju telah membawa masyarakat ke arah masyarakat informasi, dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan secara maksimal sehingga laba diharapakan diperoleh juga secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan secara umum didirikan tentunya memiliki tujuan untuk memperoleh laba. Laba yang diperoleh berasal dari pemanfaatan sumber daya yang ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pelaksanaan pengendalian internal di suatu perusahaan dapat dilakukan secara langsung oleh anggota perusahaan dan dapat pula dilakukan oleh suatu departemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dunia usaha yang semakin berkembang dengan pesatnya pada setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa, perdagangan maupun manufaktur selalu berhadapan
Lebih terperinciBAB 1 LATAR BELAKANG. dengan munculnya krisis budaya moral. Di beberapa negara Asia pondasi
BAB 1 LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi yang pernah terjadi di beberapa negara Asia telah menyadarkan kita semua bahwa sesungguhnya yang menjadi penyebab utama dari krisis ekonomi adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan secara umum didirikan tentunya memiliki tujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan secara umum didirikan tentunya memiliki tujuan untuk memperoleh laba. Laba yang diperoleh berasal dari pemanfaatan sumber daya yang ada pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dunia usaha yang semakin berkembang dengan pesatnya pada setiap perusahaan baik yang bergerak dibidang jasa, perdagangan, maupun manufaktur selalu berhadapan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia turut berkomitmen melaksanakan prinsip-prinsip G-20, salah satunya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia yang tergabung dalam G-20, Indonesia turut berkomitmen melaksanakan prinsip-prinsip G-20, salah satunya memperkuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas intern untuk menunjukkan kontribusinya pada perbaikan kinerja organisasi. Laporan juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin pesat, tidak terkecuali BUMN. Para pelaku bisnispun dihadapkan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan dunia bisnis dan ekonomi sudah berkembang semakin pesat, tidak terkecuali BUMN. Para pelaku bisnispun dihadapkan pada berbagai macam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memastikan bahwa proses pengelolaan manajemen berjalan dengan efisien.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan terbaru membuktikan bahwa manajemen tidak cukup hanya memastikan bahwa proses pengelolaan manajemen berjalan dengan efisien. Diperlukan instrumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Corporate governance merupakan isu yang tidak pernah usang untuk terus dikaji pelaku bisnis, akademisi, pembuat kebijakan, dan lain sebagainya. Pemahaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini tidak dapat dipungkiri lagi, dalam tatanan ekonomi global tuntutan terciptanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di masa yang semakin berkembangnya demokrasi dan birokrasi seperti saat ini tidak dapat dipungkiri lagi, dalam tatanan ekonomi global tuntutan terciptanya transparansi
Lebih terperinci4 BAB V SIMPULAN DAN SARAN. internal terhadap penerapan good corporate governance, maka penulis dapat
4 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pada pembahasan bab sebelumnya mengenai pengaruh independensi dan kompentensi auditor internal terhadap penerapan good corporate
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) sebagai pelaku ekonomi tidak bisa lepas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dana pensiun dapat dilihat dari tingkat pencapaian tujuan nya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dana pensiun merupakan suatu hal yang sangat diinginkan oleh para pekerja dan keluarganya sebagai jaminan di masa pensiun nanti. Setiap dana pensiun secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan pembangunan yang meningkat dalam segala bidang menyebabkan banyak sekali perubahan yang terjadi dalam masyarakat baik itu cara hidup, pola pikir,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, tuntutan terhadap paradigma Good Governance dalam seluruh kegiatan tidak dapat dielakan lagi. Istilah Good Governance sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan yang pesat dalam bidang teknologi informasi. ekonomi, sosial, budaya maupun politik mempengaruhi kondisi dunia bisnis dan persaingan yang timbul
Lebih terperinci09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis
Modul ke: Fakultas 09Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi untuk melakukan berbagai tindakan agar bisnisnya tetap bertahan di dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan globalisasi dunia bisnis dapat memicu para pelaku bisnis dan ekonomi untuk melakukan berbagai tindakan agar bisnisnya tetap bertahan di dunia bisnis. Agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. negara-negara tersebut adalah lemahnya pelaksanaan tata kelola (corporate
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bermula dari sejarah krisis yang melanda Asia di tahun 1997-1998, ketika krisis finansial menggoncang negara-negara Asia seperti Indonesia, Malaysia, Jepang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks. Keadaan ini menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan konsep era globalisasi, maka sebagai konsekuensinya semakin banyak masalah yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan dalam persaingan usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, kontribusi penelitian, ruang lingkup, dan batasan
BAB I PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kontribusi penelitian, ruang lingkup, dan batasan penelitian, serta sistematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini tidak dapat dipungkiri lagi, dalam tatanan ekonomi global tuntutan terciptanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di masa yang semakin berkembangnya demokrasi dan birokrasi seperti saat ini tidak dapat dipungkiri lagi, dalam tatanan ekonomi global tuntutan terciptanya transparansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan milik swasta maupun pemerintah melaksanakan Good Corporate
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis dari waktu ke waktu mengakibatkan semakin ketatnya persaingan antara perusahaan yang memiliki karakteristikyang mirip. Keadaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Apalagi dalam menghadapi era globalisasi, perusahaan dituntut untuk mampu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Agar perusahaan dapat berkembang dan bertahan, dibutuhkan manajemen yang mampu melaksanakan perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian yang efektif dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan publik besar dan kantor akuntan publik (KAP) besar pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Terjadinya berbagai skandal akuntansi di beberapa negara yang melibatkan perusahaan-perusahaan publik besar dan kantor akuntan publik (KAP) besar pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena globalisasi ekonomi saat ini memberikan kesadaran bagi semua pihak untuk dapat mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya mengalami krisis ekonomi yang dimulai pada pertengahan tahun 1997 dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan barang dan jasa tetapi juga instansi pemerintah /BUMN/ sangat penting dalam pendukung kegiatan operasional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam pelaksanaan suatu kegiatan, tidak akan terlepas dari penggunaan barang dan jasa. Tujuan utama penggunaan barang dan jasa adalah sebagai pendukung dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar negeri (Teguh Haryono, 2012). Bank harus memberi prioritas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan yang semakin pesat saat ini menimbulkan persaingan bank semakin ketat. Persaingan ini mengakibatkan pasar perbankan semakin dinamis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan keadaan ekonomi dunia yang sedang dilanda krisis ekonomi global menyebabkan banyak perusahaan (korporasi) di Indonesia diambang kehancuran.
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.966, 2012 KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN
Lebih terperinciPengaruh Keahlian Dan Kecermatan Profesional Auditor Internal Terhadap Efektifitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern
Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Auditing 2015-12-17 Pengaruh Keahlian Dan Kecermatan Profesional Auditor Internal Terhadap Efektifitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lebih dari satu dekade lalu, para pemimpin ASEAN sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015 mendatang.ini dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu instansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bendanya. Agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang dengan baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia usaha yang semakin berkembang dengan pesatnya pada setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa, perdagangan, maupun manufaktur selalu berhadapan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengawasan terhadap kinerja perusahaan (Wardhini, 2011:1).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perubahan lingkungan bisnis yang dinamis, maka kebutuhan akan informasi akuntansi yang dapat dipercaya, akurat dan tepat semakin dirasakan. Untuk memberikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Audit internal memiliki fungsi untuk memastikan tujuan perusahaan tercapai. Tujuan perusahaan secara sederhana adalah perusahaan dapat beroperasi secara efektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabloid Opini Edisi 11, Juli 2005 tentang Korupsi BUMN menuliskan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabloid Opini Edisi 11, 21-27 Juli 2005 tentang Korupsi BUMN menuliskan bahwa satu persatu kasus korupsi di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mulai diselidiki dan disidik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai wakil dari pemilik juga memiliki kepentingan pribadi sehingga perilaku
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Good Corporate Governance merupakan sistem tata kelola yang diterapkan pada suatu perusahaan sebagai langkah antisipatif untuk mengatasi permasalahan keagenan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan Perum mempunyai maksud
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Usaha Milik Negara atau BUMN berdasar UU No. 19 Th 2003 adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kecurangan merupakan bentuk penipuan yang sengaja dilakukan sehingga dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kecurangan akuntansi telah mendapat banyak perhatian publik sebagai dinamika yang menjadi pusat perhatian para pelaku bisnis di dunia. Bahkan di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perbankan sebagaimana telah diubah oleh Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah oleh Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998, menyebutkan bahwa bank di Indonesia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Satuan Pengawasan Intern Satuan pengawasan intern pada hakekatnya sebagai perpanjangan rentang kendali dari tugas manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi pada pertengahan tahun 1997, yang melanda sebagian besar wilayah dunia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keadaan ekonomi Indonesia yang belum stabil akibat krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997, yang melanda sebagian besar wilayah dunia termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengelolaan resiko dan perwujudan Good Corporate Governance untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit internal membantu perusahaan untuk mencapai tujuannya melalui evaluasi, pengelolaan resiko, pengendalian dan proses tata kelola perusahaan (good governance).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Good corporate governance, seperti yang kita ketahui, beberapa tahun terakhir ini telah menjadi statu topik dan sorotan Publik, setelah berhasil membangun kepercayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan yang cukup penting sebagai pelaku utama dalam perekonomian nasional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Badan Usaha Milik Negara memegang peranan yang cukup penting sebagai pelaku utama dalam perekonomian nasional. Dilihat dari perkembangannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia dewasa ini cenderung menurun dikarenakan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan, yang di mulai pada pertengahan tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebelumnya selain itu badan usaha dituntut pula memiliki nilai tambah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi ekonomi dan kemajuan teknologi telah mendorong kompetisi yang semakin tajam di lingkungan bisnis. Setiap entitas bisnis dipacu untuk selalu melakukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Internal Audit internal menurut Hiro Tugiman (2001:11) adalah suatu fungsi penilaian yang independen yang ada dalam suatu organisasi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Isu tentang sistem pengendalian internal pemerintahan (SPIP) mendapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Isu tentang sistem pengendalian internal pemerintahan (SPIP) mendapat perhatian cukup besar belakangan ini. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selaku auditor eksternal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Skandal perusahaan-perusahaan publik tidak hanya terjadi di negara-negara besar,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skandal perusahaan-perusahaan publik tidak hanya terjadi di negara-negara besar, ternyata skandal tersebut terjadi di Indonesia. Banyaknya kasus pelanggaran yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran aparat pengawasan di daerah yang tidak efektif merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran aparat pengawasan di daerah yang tidak efektif merupakan salah satu penyebab semakin meratanya kasus korupsi dan buruknya tata kelola pemerintahan daerah. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka economy recovery, pemerintah Indonesia dan International
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam rangka economy recovery, pemerintah Indonesia dan International Monetary Fund (IMF) memperkenalkan dan mengintroduksir konsep Good Corporate Governance
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Audit merupakan suatu proses yang sangat vital dalam dunia bisnis,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Audit merupakan suatu proses yang sangat vital dalam dunia bisnis, pemerintahan, dan perekonomian. Boynton dan Johnson (2006) dalam bukunya mengutip Committee on Basic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dewasa ini sangat menunjang proses bisnis dan menciptakan berbagai peluang dan inovasi. Teknologi hadir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan keadaan sekarang ini, khususnya dalam dunia ekonomi, pengelolaan perusahaan (corporate governance) telah dianggap penting sebagaimana pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis dan ekonomi di era globalisasi saat ini sudah berkembang semakin pesat, sehingga mengakibatkan persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (MEA) yang akan dimulai akhir tahun Dampak berlakunya MEA adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia termasuk salah satu negara dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan dimulai akhir tahun 2015. Dampak berlakunya MEA adalah terciptanya pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, tuntutan terhadap paradigma good governance dalam seluruh kegiatan tidak dapat dielakkan lagi. Istilah good governance sendiri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perusahaan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak. Tujuan perusahaan mencakup pertumbuhan laba, produktivitas pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Istilah Corporate Governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah Corporate Governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee, Inggris di tahun 1992 yang menggunakan istilah tersebut dalam laporannya yang kemudian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.436, 2017 BNN. Whistleblowing System. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN PELAPORAN PELANGGARAN
Lebih terperinci2012, No.51 2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Peme
No.51, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Sistem. Pengendalian. Intern. Pemerintah. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsep good corporate governance (GCG). Konsep ini sebenarnya merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu konsep yang saat ini sedang menjadi mainstream adalah konsep good corporate governance (GCG). Konsep ini sebenarnya merupakan turunan dari konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. transparan dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, yang selanjutnya disingkat SPIP disebutkan bahwa dalam rangka mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sosialisasi dan pengembangan era good corporate governance di Indonesia dewasa ini lebih ditujukkan kepada perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mekanisme pengelolaan itu sendiri. Jika kondisi Good Governance dapat dicapai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, tuntutan terhadap paradigma Good Governance dalam seluruh kegiatan tidak dapat dielakan lagi. Istilah Good Governance sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yang terjadi di berbagai pelosok dunia termasuk di Amerika Serikat dan khususnya di Indonesia, dipercaya merupakan akibat dari tidak diterapkannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi pada tahun 1998 yang ditandai dengan jatuhnya nilai mata uang menyebabkan banyak perusahaan yang dalam tiga dekade terakhir ini berhasil keluar
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mereka harus menjadikan perusahaannya menjadi lebih efektif dan efisien.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perkonomian dunia di era globalisasi seperti saat ini telah memicu para pelaku bisnis dan ekonomi untuk melakukan berbagai tindakan agar bisnisnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu organisasi berdiri dengan maksud dan tujuan tertentu. Untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Suatu organisasi berdiri dengan maksud dan tujuan tertentu. Untuk mewujudkan maksud dan tujuan tersebut dalam pelaksanaannya melibatkan banyak unsur sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki unit audit internal atau biasa disebut GAI (Grup Audit Internal) untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan publik, bank dan BUMN di Indonesia saat ini wajib memiliki unit audit internal atau biasa disebut GAI (Grup Audit Internal) untuk membantu memastikan
Lebih terperinci1. Meningkatnya Kualitas 1 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan kegiatan, dilengkapi dengan indikator kinerja dan
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI. American Accounting Association mendefenisikan sebagai proses. kepada pihak yang berkepentingan (Sawyer et al, 2005:8).
BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Audit Internal 2.1.1 Defenisi Audit Internal American Accounting Association mendefenisikan sebagai proses sistematis untuk secara objektif memperoleh dan mengevaluasi asersi
Lebih terperinciPENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI
Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan GCG di BCA Hasil penilaian sendiri (self assessment) pelaksanaan Good Corporate Governance pada Semester I dan Semester II tahun 2016 dikategorikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan yang semakin pesat saat ini menimbulkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Penelitian Perkembangan perbankan yang semakin pesat saat ini menimbulkan persaingan bank semakin ketat, persaingan ini mengakibatkan pasar perbankan semakin dinamis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Institute of Internal Auditors (IIA) audit internal dalam Sawyer s et al
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Institute of Internal Auditors (IIA) audit internal dalam Sawyer s et al (2003:9) Audit internal adalah aktivitas independen, keyakinan objektif dan konsultasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, Good Corporate Governance (GCG) sudah lama menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kesimpulan bahwa sistem corporate governance yang buruk dalam. menimpa negara-negara ASEAN. Praktik-praktik corporate governance
BAB 1 A. Latar Belakang PENDAHULUAN Menurut laporan world bank dalam Sutedi (2012), pada tahun 1999 penyebab terjadinya krisis ekonomi di asia timur dikarenakan oleh kegagalan dalam penerapan corporate
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat tajam sejak negara-negara Asia dilanda krisis moneter pada tahun 1997 dan sejak kejatuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Istilah good corporate governance atau dikenal dengan GCG menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Istilah good corporate governance atau dikenal dengan GCG menjadi topik permasalahan yang penting di Indonesia. Sedikitnya terdapat dua faktor yang menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan banyaknya pemberitaan mengenai adanya indikasi fraud
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan banyaknya pemberitaan mengenai adanya indikasi fraud atau kecurangan pada suatu instansi yang dilakukan oleh karyawan maupun pemimpin suatu organisasi
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.925, 2013 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Pengawasan Intern. Perwakilan Republik Indonesia. Pedoman. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2013 TENTANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari keberadaan isu Corporate Governance (Swasembada, edisi: 09/XXI/28 april-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate Governance telah menjadi sebuah isu yang menarik sejak dekade terakhir. Organisasi dunia seperti Bank Dunia dan The Organization For Economic Cooperation
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) merupakan
BAB I PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. A. Latar Belakang Masalah Mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Birokrasi yang berbelit dan kurang akomodatif terhadap gerak ekonomi mulai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya perekonomian suatu bangsa menuntut penyelenggara negara untuk lebih profesional dalam memfasilitasi dan melayani warga negaranya. Birokrasi yang berbelit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan Sub Sektor Peternakan di Provinsi Jawa Barat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan Sub Sektor Peternakan di Provinsi Jawa Barat tidak terlepas dari hasil rumusan kebijakan dan program yang cermat dan tepat. Salah satu upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1998 masih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1998 masih meninggalkan banyak dampak sampai saat ini terhadap kondisi perekonomian negara. Krisis ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Daerah (BUMD). BUMD adalah organisasi yang didirikan dan dimiliki oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia, badan usaha yang dimiliki pemerintah terbagi menjadi dua badan usaha yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Organisasi pemerintah merupakan lembaga yang menjalankan roda
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Organisasi pemerintah merupakan lembaga yang menjalankan roda pemerintah yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Karena itu masyarakat mengharapkan penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) sebagai pelaku ekonomi tidak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbedaan yang paling mendasar antara keberhasilan suatu lembaga Negara sangat ditentukan oleh manusia sebagai salah satu sumber daya yang dimilikinya. Di bidang ekonomi,
Lebih terperinci