PERANCANGAN SISTEM HIBRID PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN JALA-JALA LISTRIK PLN UNTUK RUMAH PEDESAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN SISTEM HIBRID PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN JALA-JALA LISTRIK PLN UNTUK RUMAH PEDESAAN"

Transkripsi

1 PERANCANGAN SISTEM HIBRID PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN JALA-JALA LISTRIK PLN UNTUK RUMAH PEDESAAN Ahmad Munawar* Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro - Fakultas Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta Abstract Solar cell is one of renewable energy. Solar cell can convert directly sunlight dissociation energy of diatomic to become electric energy. Electric energy yielded by solar cell hardly influenced by the sun intensity of light received, so that solar cell can only yield electric energy if there are sunlight. Supply of electric energy should be able to be applied every time. Hybrid of solar energy alternator (PLTS) with electrical grid of PLN will yield continuous supply of electric energy. At this hybrid system, electrical supply from PLTS is designed to be around 30% from overall load of electrical equipment in household, the rest load around 70% is fulfilled by PLN.Hybrid process of PLTS with the electrical grid is controlled by a switch controller which its working principal based on one way direction; when PLTS works (on), hence electric supply from PLN is disconnected and so vice versa. Keywords: solar cell, hybrid system, switch controller 1. Pendahuluan Energi baru dan yang terbarukan mempunyai peran yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan energi. Hal ini disebabkan penggunaan bahan bakar untuk pembangkitpembangkit listrik konvensional dalam jangka waktu yang panjang akan menguras sumber minyak bumi, gas dan batu bara yang makin menipis dan juga dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Salah satunya upaya yang telah dikembangkan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). PLTS atau lebih dikenal dengan sel surya (sel fotovoltaik) akan lebih diminati karena dapat digunakan untuk berbagai keperluan yang relevan dan di berbagai tempat seperti perkantoran, pabrik, perumahan, dan lainnya. Di Indonesia yang merupakan daerah tropis mempunyai potensi energi matahari sangat besar dengan insolasi harian rata-rata 4,5-4,8 KWh/m² / hari. Akan tetapi energi listrik yang dihasilkan sel surya sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari yang diterima oleh sistem. Untuk kekontinuan ketersediaan listrik dan pemanfaatan energi listrik sel surya secara maksimal sangat diperlukan hibridasi dengan jala-jala listrik PLN.

2 2. Perancangan Sistem Sistem hibrid PLTS dengan listrik PLN (grid connected) atau sumber pembangkit listrik yang lain dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu tanpa baterai dan yang menggunakan baterai (Strong, Steven J and William G. Scheller, 1993: 72). Pada penelitian ini akan dibahas mengenai sistem hibrid PLTS dengan PLN yang menggunakan baterai sebagai penyimpan energi listrik (storage system). Sistem hibrid PLTS dengan listrik PLN dapat diterapkan pada rumah dipedesaan, serta menganalisis faktor yang mempengaruhi besarnya energi listrik yang dihasilkan sel surya berkaitan dengan waktu kerja sistem PLTS. PLTS akan memasok energi listrik sekitar 30% dari beban keseluruhan peralatan listrik rumah tangga, sedangkan 70% listrik sisanya dari PLN. Hibridasi antara PLTS dengan listrik PLN bertujuan untuk mendapatkan kekontinuan pasokan (supply) listrik ke beban. Pada sistem hibrid PLTS dengan PLN yang akan dirancang, terdiri dari array fotovoltaik, regulator (charge controller), baterai, dan inverter. Listrik arus searah (DC) dari modul fotovoltaik, akan diubah menjadi arus bolak-balik (AC) melalui inverter. Sistem hibrid yang akan dirancang menggunakan prinsip kerja satu arah, yaitu dalam satu waktu tertentu beban hanya dipasok oleh salah satu pembangkit; ketika PLTS bekerja mensuplai listrik ke beban maka sambungan ke PLN dilepaskan dari beban (sebagai contoh keadaan pada pagi hari sampai sore hari). Begitu pun sebaliknya apabila listrik PLN sedang memberikan suplai listrik ke beban, maka PLTS dilepaskan dari beban (sebagai contoh keadaan pada malam hari). Ketika pembangkit yang sedang mensuplai listrik ke beban tiba-tiba mengalami trip, maka pembangkit yang lain akan segera menggantikannya secara otomatis melalui switch pengatur. Gambar 1 menjelaskan sistem hibrid PLTS dan PLN yang akan dirancang.

3 2.1. Switch Controller Proses kendali sistem hibrid antara PLTS dan PLN dilakukan oleh unit kontroler. Sistem hibrid yang akan dirancang menggunakan prinsip kerja satu arah, yaitu dalam satu waktu tertentu beban hanya disuplai oleh salah satu pembangkit, oleh karena itu switch controller akan bertindak mengatur sumber pembangkit yang akan mensuplai beban. Pada switch controller yang akan dirancang, unit kontroler dapat digunakan secara manual maupun otomatis. Secara manual yaitu pengguna dapat memilih sumber pembangkit yang akan mensuplai beban dengan menentukan salah satu sumber pembangkit yang akan bekerja terlebih dahulu. Secara otomatis yaitu unit kontroler akan bekerja secara otomatis mendeteksi kesiapan sumber pembangkit yang akan mensuplai beban. Jika salah satu sumber pembangkit tidak dapat lagi mensuplai beban, maka secara otomatis sumber pembangkit yang lain yang akan menggantikannya. Pada saat sistem hibrid mulai bekerja (start), unit kontroler akan memilih mode yang akan digunakan. Jika yang digunakan mode manual, maka pengguna harus memilih sumber pembangkit yang akan digunakan dengan menentukan pilihan mode PLN atau mode PLTS. Pada saat salah satu sumber pembangkit tidak dapat lagi mensuplai beban, maka pengguna harus mengaktifkan mode untuk pembangkit yang lain secara manual. Jika yang digunakan mode otomatis, maka unit kontroler akan memeriksa tegangan BCR pada PLTS. Apabila tegangan tidak lebih besar dari 22,2V, maka PLTS akan melakukan pengisian (charging). Pada saat PLTS melakukan pengisian (charging), perintah diteruskan ke PLN untuk mensuplai beban. Apabila PLTS sudah melakukan proses charging sampai pada tegangan lebih besar dari 23,3V, maka PLN akan off dan unit kontroler akan mendeteksi lagi tegangan BCR pada PLTS. Apabila tegangan lebih besar dari 22,2V, maka PLTS akan bekerja mensuplai beban. Pada saat bekerja mensuplai beban, PLTS juga melakukan pengisian (charging) Beban Listrik (load) Beban listrik yang terdapat di rumah yang akan dipasang sistem PV yang terdiri dari 2 lantai adalah lampu penerangan, televisi, DVD, AC, kulkas, magic jar, fan, pompa air, mesin cuci. Sambungan listrik ke PLN sebesar 2200 VA. Pada saat beban listrik tersebut digunakan maka sumbangan dari sistem PV sebesar 30% dari total energi listrik yang dibutuhkan. 1 1 Hankins, Mark Small Solar Electric Systems for Africa. Motif Creative Arts, Ltd. Kenya. Hlm 8

4 3. Hasil Penelitian Dan Pembahasan 3.1. Kontinuitas Sistem Hibrid PLTS dan PLN Kapasitas PLTS Berdasarkan Perhitungan a. Beban Total Rumah Tangga Langkah awal dalam perancangan sistem hibrid PLTS dan PLN untuk rumah tangga di perdesaan adalah penentuan beban total harian rumah tangga (Lubis, 2006: 54). Dari penentuan beban total harian tersebut akan didapatkan kurva beban listrik harian rumah tangga. Beban total harian merupakan jumlah energi yang dibutuhkan oleh beban listrik rumah tangga setiap harinya. Beban terpasang, daya terpasang, lama penggunaan beban, serta kebutuhan energi setiap hari pada rumah tangga dapat dilihat pada Tabel 1. berikut. Setelah menentukan kebutuhan beban total harian, didapatkan kurva beban harian. Kurva beban listrik harian rumah tangga dapat dilihat pada Gambar 2. b. Beban Sistem yang Disuplai Penentuan kebutuhan total beban rumah tangga merupakan langkah awal dalam merancang sistem hibrid PLTS dan PLN. Penentuan kebutuhan total beban harian rumah tangga telah dijelaskan pada bab sebelumnya.pada sistem hibrid yang dirancang, PLTS mensuplai sebesar 30% darienergi keseluruhan. Besar energi beban yang akan disuplai oleh PLTS adalah sebesar: EA = 30% x EB = 30% x WH = 4777,8 WH Asumsi rugi-rugi (losses) pada sistem dianggap sebesar 15%, karena keseluruhan komponen sistem yang digunakan masih baru (Mark Hankins, 1991: 68). Total energi sistem yang disyaratkan adalah sebesar: ET = EA + rugi-rugi system = EA + (15% x EA) = 4777,8 WH + (15% x 4777,8 WH) 5495 WH (Pembulatan) Jadi total energi sistem yang disyaratkan sebesar 5495 WH. c. Perhitungan Kapasitas Daya Modul Surya Kapasitas daya modul sel surya dapat diperhitungkan dengan memperhatikan beberapa faktor, yaitu kebutuhan energi sistem yang disyaratkan, insolasi matahari, dan faktor penyesuaian (adjustment factor). Kebutuhan energi sistem yang disyaratkan telah dihitung dalam bahasan sebelumnya, yaitu sebesar 5495 WH. Insolasi matahari bulanan yang terendah adalah pada bulan Januari yaitu 3,91 (sumber BMG, BPPT).Diambil data insolasi matahari yang terendah dikarenakan agar PLTS dapat memenuhi kebutuhan beban setiap saat. Gambar 3 berikut merupakan kurva

5 insolasi matahari untuk daerah Jakarta dalam kurun waktu satu tahun. Gambar 3. Kurva Insolasi Matahari Bulanan Untuk Daerah Jakarta Faktor penyesuaian pada kebanyakan instalasi PLTS adalah 1,1 (Mark Hankins, 1991 Small Solar Electric System for Africa page 68). Kapasitas daya modul surya yang dihasilkan adalah: e. Perhitungan Kapasitas Battery Charge Regulator (BCR) Beban pada sistem PLTS mengambil energi dari BCR. Kapasitas arus yang mengalir pada BCR dapat ditentukan dengan mengetahui beban maksimal yang terpasang. Beban maksimal yang terjadi pada sore hari adalah 1083 watt pukul (Gambar 2.). Dengan beban maksimal tegangan sistem adalah 24 volt maka kapasitas arus yang mengalir di BCR: Jadi kapasitas BCR yang digunakan harus lebih besar dari 45,125 A. d. Perhitungan Kapasitas Baterai Satuan energi (dalam WH) dikonversikan menjadi Ah yang sesuai dengan satuan kapasitas baterai sebagai berikut: Hari otonomi yang ditentukan adalah satu hari, jadi baterai hanya menyimpan energi dan menyalurkannya pada hari itu juga. Besarnya deep of discharge (DOD) pada baterai adalah 80% (Mark Hankins, 1991: 68). Kapasitas baterai yang dibutuhkan adalah: f. Inverter Spesifikasi inverter harus sesuai dengan Battery Charge Regulator (BCR) yang digunakan. Berdasarkan tegangan sistem dan perhitungan BCR, maka tegangan masuk (input) dari inverter 24 V DC. Tegangan keluaran (output) dari inverter yang tersambung ke beban adalah 220 V AC. Arus yang mengalir melewati inverter juga harus sesuai dengan arus yang melalui BCR. Berdasarkan perhitungan kapasitas BCR, arus maksimal yang dapat melewati BCR sebesar 45,125 ampere. Berarti kapasitas arus inverter yang digunakan harus lebih besar dari 45,125 ampere Kapasitas PLTS Terpasang a. Modul Surya Modul surya terdiri dari 16 modul PV yang dihubungkan secara seri dan paralel, 2 modul dipasang secara seri, kemudian delapan kelompok seri dipasang secara paralel. Kapasitas daya listrik setiap modul pada kondisi standar adalah 100Wp (watt-peak) dengan arus maksimum (Im) 6 ampere dan tegangan maksimum (Vm) 16,5 volt. Array PV mempunyai Im = 48A

6 dan Vm = 33V yang setara dengan daya keluaran (Pm) 1600 watt. b. Baterai Kapasitas baterai yang digunakan adalah 290 AH dengan tegangan 2V. Karena tegangan sistem yang digunakan adalah 24V, maka baterai sebanyak 12 buah dipasang secara seri. c. Battery Charge Regulator Battery Charge Regulator (BCR) mempunyai dua fungsi utama. Fungsi utama sebagai titik pusat sambungan ke beban, modul sel surya dan beterai. Fungsi yang kedua adalah sebagai pengatur sistem agar penggunaan listriknya aman dan efektif, sehingga semua komponenkomponen sistem aman dari bahaya perubahan level tegangan. BCR yang digunakan adalah BCR dengan kapasitas arus 60A, dan tegangan 24V. d. Inverter Inverter berfungsi untuk merubah arus dan tegangan listrik DC (direct current) yang dihasilkan array PV menjadi arus dan tegangan listrik AC (alternating current). Inverter yang digunakan adalah inverter dengan kapasitas 60A, tegangan masukkan DC 24V, dan tegangan keluaran AC 220V Kontinuitas Sistem Hibrid PLTS dan PLN Kapasitas masing-masing komponen sistem PLTS telah diperhitungkan pada pembahasan sebelumnya. Apabila setiap komponen yang terpasang telah memenuhi spesifikasi dalam perhitungan, maka kontinuitas sistem PLTS untuk rumah tangga dapat terpenuhi. Pada Tabel 2. perbandingan antara kapasitas masing-masing komponen dalam perhitungan dan kapasitas yang terpasang pada sistem PLTS untuk rumah tangga. perdesaan telah memenuhi persyaratan, sehingga kontinuitas sistem PLTS untuk rumah perdesaan dapat terjamin Analisis Kapasitas PLTS Berdasarkan Tingkat Insolasi Matahari a. Beban yang Mampu Disuplai Perancangan sistem hibrid PLTS dan PLN yang direncanakan, sistem PLTS mampu mensuplai listrik sekitar 30% dari beban total selama satu hari, yang disesuaikan kapasitas modul PLTS, dan dari pengambilan data insolasi terendah yaitu 3,91 (Gambar 3.), maka kapasitas modul surya dapat mensuplai beban sebesar 1545,91 Watt (hasil perhitungan kapasitas modul surya dengan menggunakan data insolasi matahari terendah). Kapasitas modul surya yang didapat tersebut berkaitan dengan pengambilan data insolasi matahari merupakan data insolasi yang terendah. Apabila yang diambil data insolasi matahari yang tertinggi dan kapasitas modul tetap sebesar 1545,91 W, maka besar beban yang dapat disuplai akan berbeda. Berikut akan dianalisa apabila data insolasi matahari yang diambil adalah yang tertinggi, yaitu 5,05 (Gambar 3.), berdasarkan persamaan (1) maka besar beban yang dapat disuplai dapat diketahui yaitu sebesar: Dari Tabel 2. masing-masing peralatan sistem PLTS untuk rumah Energi beban yang dapat disuplai sistem PLTS dengan data insolasi matahari yang tertinggi adalah sebesar 38,75% dari energi keseluruhan.

7 b. Energi yang Dihasilkan Modul Salah satu faktor yang dapat menentukan daya keluaran modul surya adalah tingkat insolasi matahari yang diterima oleh modul. Hasil keluaran (output) maksimum dari modul surya dapat ditentukan. Rating modul surya berdasarkan kapasitas modul yang terpasang adalah 1600 watt. Berikut ini akan dianalisa energi yang dihasilkan oleh modul surya berkaitan dengan data insolasi matahari yang terendah dan yang tertinggi. Apabila data yang digunakan adalah data insolasi matahari yang terendah, yaitu 3,91 maka energi yang dihasilkan modul dapat dihitung sebagai berikut: Energi yang dihasilkan modul adalah 6256 WH. Apabila data yang digunakan adalah data insolasi matahari yang tertinggi, yaitu 5,05. Berdasarkan persamaan (7) maka energi yang dihasilkan modul dapat dihitung sebagai berikut: Eout = 1600 W x 5,05 H = 8080 WH Energi yang dihasilkan modul adalah 8080 WH c. Perbandingan Berdasarkan Tingkat Insolasi Matahari Pada Tabel 3. dapat dilihat perbandingan antara besar beban yang mampu disuplai oleh PLTS dan energi yang dihasilkan oleh modul berdasarkan tingkat insolasi matahari yang terendah dan tingkat insolasi matahari yang tertinggi. Semakin tinggi tingkat insolasi matahari, maka beban yang mampu disuplai PLTS dan energi yang dihasilkan modul surya akan lebih besar Analisis Kinerja Sistem Hibrid PLTS dan PLN Sistem PLTS dirancang penyimpanan energi (storage system) oleh baterai (accu). Pada baterai yang digunakan terdapat batas tegangan kerja sistem yang diatur oleh Baterry Charge Regulator (BCR), yaitu indikator waktu sistem kerja PLTS dalam mensuplai listrik ke beban. Batas tegangan kerja yang terdapat pada baterai yaitu, tegangan batas bawah, tegangan batas bawah rekoneksi, dan tegangan batas atas. Sistem PLTS mulai bekerja pada saat tegangan baterai melebihi tegangan batas bawah rekoneksi. Apabila sistem PLTS tidak digunakan untuk memasok beban, maka tegangan akan mencapai pada tegangan batas atas. Pada saat sistem PLTS bekerja, terjadi penurunan tegangan. Bila penurunan tegangan mencapai batas bawah, maka sistem PLTS akan off, pada saat itu pula PLN mulai bekerja (on) memasok beban. Dengan cara kerja seperti itu, maka sistem PLTS memiliki kesempatan untuk melakukan pengisian ulang (recharging) mulai dari tegangan batas bawah sampai pada batas bawah rekoneksi. Batas tegangan kerja pada baterai berguna agar sistem PLTS tidak on atau off dalam waktu yang singkat, yang dapat menyebabkan komponen sistem mudah cepat rusak. Baterai dalam menyimpan energi dari modul membutuhkan waktu yang tidak relatif singkat. Pada sistem PLTS yang dirancang, baterai yang digunakan memiliki tegangan 2V sebanyak 12 buah dipasang seri. Baterai 2V yang digunakan memiliki batas atas +0,2V dan batas bawah -0,15V. Berarti pada sistem PLTS, tegangan batas atas adalah 26,4V, tegangan batas bawah adalah 22,2V, dan tegangan batas bawah rekoneksi 23,3V. Sistem PLTS akan bekerja (on) apabila tegangan baterai mencapai batas bawah rekoneksi dan tidak bekerja (off)

8 apabila tegangan baterai mencapai batas bawah. Baterai akan terisi penuh sampai pada tegangan batas atas. a. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem PLTS Dalam analisis kinerja sistem PLTS ini, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja sistem yaitu: - Pengaruh faktor beban (jika beban yang digunakan rumah tangga tinggi maka PLTS tidak dapat bekerja lama, jika beban yang digunakan rumah tangga rendah maka PLTS dapat bekerja relatif lebih lama). - Pengaruh faktor intensitas sinar matahari (intensitas sinar matahari yang diterima oleh sistem PLTS akan tinggi pada saat langit cerah, dan intensitas tersebut akan berkurang bila dalam keadaan langit berawan). Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi lamanya waktu PLTS bekerja. Berikut ini akan dijelaskan beberapa kondisi yang mempengaruhi lamanya waktu PLTS bekerja, mengacu pada asumsi perhitungan sebagaimana dipaparkan pada Tabel 4. Kondisi yang mempengaruhi lama waktu PLTS bekerja dari kondisi pertama sampai dengan kondisi ketujuh diuraikan sebagai berikut. 1. Kondisi Pertama: Kondisi PLTS start, hanya melakukan pengisian. Sistem PLTS pada kondisi pertama belum digunakan untuk mensuplai beban listrik. Sistem hanya menerima energi dari matahari ke modul dan mengisi (charging) baterai sampai pada keadaan penuh. Sistem mulai bekerja mengisi energi ke baterai pada pukul yaitu mulai pada tegangan 0V. Pada pukul baterai terisi sampai pada tegangan batas bawah 22,2V. pada pukul baterai terisi sampai pada tegangan batas bawah rekoneksi 23,3V. Baterai terisi penuh pada tegangan batas atas 26,4V pada pukul Keadaan tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Kurva Kerja PLTS Kondisi ke-1, Kondisi ke-2, dan Kondisi ke-3 2. Kondisi Kedua: Kondisi beban kecil ; cuaca cerah Pada kondisi kedua PLTS mulai bekerja mensuplai beban. Energi yang disuplai ke beban diambil dari energi yang telah disimpan oleh baterai pada kondisi pertama. Sistem PLTS mulai bekerja pada pukul pada tegangan 26,4V. Sewaktu baterai menyalurkan energi ke beban, baterai juga melakukan pengisian energi dari modul. Pada kondisi kedua ini, beban yang digunakan kecil (dapat dilihat pada Gambar 4.) dan intensitas penyinaran matahari pada daerah tersebut dalam keadaan cukup baik (cuaca cerah). 2 2 Lubis, Abubakar dan Adjat Sudrajat Listrik Tenaga Surya Fotovoltaik. BPPT Press, Jakarta. Hlm 14

9 Pada saat baterai sudah mencapai tegangan batas bawah 22,2V, maka sistem PLTS tidak bekerja mensuplai beban (off), dan secara otomatis pasokan listrik digantikan oleh PLN, yaitu sekitar pukul Keadaan tersebut dapat dilihat pada Gambar Kondisi Ketiga: Kondisi beban kecil ; cuaca mendung Pada kondisi ketiga baterai yang berada pada tegangan batas bawah 22,2V harus mengisi energi (charging) terlebih dahulu sampai pada tegangan batas bawah rekoneksi 23,3V. Keadaan tersebut terjadi pada pukul sampai pukul Selama baterai melakukan pengisian energi sampai pada batas bawah rekoneksi, maka PLTS belum dapat bekerja (off) dan suplai listrik masih dilakukan oleh PLN. Mulai pukul 08.00, saat baterai telah terisi sampai pada batas bawah rekoneksi, maka sistem PLTS mulai bekerja (on) mensuplai beban dan PLN tidak bekerja (off). Karna pada kondisi ketiga ini keadaan beban listrik kecil (dapat dilihat pada Gambar 4), dan keadaan cuaca mendung (intensitas penyinaran matahari kurang), maka sistem PLTSdapat bekerja sampai pada pukul 20.00, yaitu pada saat tegangan baterai sampai pada batas bawah. Setelah PLTS tidak bekerja (off), kemudian PLN bekerja (on) mensuplai beban menggantikan PLTS. Keadaan tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. energi sampai pada batas bawah rekoneksi, yang bertindak sebagai pensuplai beban adalah PLN. Kemudian PLTS mulai bekerja pada pukul 08.00, pada saat baterai telah terisi sampai batas bawah rekoneksi 23,3V. Pada kondisi keempat ini, keadaan beban listrik normal (dapat dilihat pada Gambar 6.), dan keadaan cuaca cukup baik (cerah). Sistem PLTS tidak bekerja (off) pada pukul pada saat tegangan baterai mencapai batas bawah 22,2V, dan kemudian pasokan beban digantikan oleh PLN. Keadaan tersebut dapat dilihat pada Gambar Kondisi Kelima: Kondisi beban normal ; cuaca mendung Pada kondisi kelima baterai yang berada pada batas bawah 22,2V, harus diisi ulang (recharging) sampai pada batas bawah rekoneksi. Baterai mulai mengisi energi (charging) pada pukul Pada pukul 08.00, baterai telah terisi sampai pada batas bawah rekoneksi 23,3V, dan PLTS mulai bekerja (on) menggantikan PLN. Pada kondisi kelima, keadaan beban listrik normal (dapat dilihat pada Gambar 6.), dan keadaan cuaca mendung (intensitas penyinaran matahari kurang). PLTS mampu bekerja sampai pukul 18.00, yaitu pada saat tegangan baterai sampai pada batas bawah. Kemudian PLN bekerja (on) menggantikan PLTS mensuplai beban listrik. Keadaan tersebut dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 4. Kurva Beban Kondisi ke-2 dan Kondisi ke-3 Gambar 5. Kurva Kerja PLTS Kondisi ke-4, ke-5, ke-6, dan ke-7 4. Hari Keempat: Kondisi beban normal ; cuaca cerah Pada kondisi keempat tegangan baterai yang berada pada batas bawah 22,2V, mulai mengisi energi pada pukul Pada saat pengisian

10 Gambar 6. Kurva Beban Kondisi ke-4 dan Kondisi ke-5 6. Kondisi Keenam: Kondisi beban besar ; cuaca cerah Pada kondisi keenam tegangan baterai yang berada pada batas bawah 22,2V, mulai mengisi energi pada pukul Pada saat pengisian energi sampai pada batas bawah rekoneksi, yang bertindak sebagai pensuplai beban adalah PLN. Kemudian PLTS mulai bekerja pada pukul 08.00, pada saat baterai telah terisi sampai batas bawah rekoneksi 23,3V. Pada kondisi keenam ini, keadaan beban listrik cukup besar daripada hari-hari sebelumnya, dikarenakan penggunaan beban meningkat (dapat dilihat pada Gambar 7.), dan keadaan cuaca cukup baik (cerah). Sistem PLTS hanya mampu bekerja sampai pada pukul pada saat tegangan baterai mencapai batas bawah 22,2V, dan kemudian pasokan beban digantikan oleh PLN. Keadaan tersebut dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 7. Kurva Beban Kondisi ke-6 dan Kondisi ke-7 7. Kondisi Ketujuh: Kondisi beban besar ; cuaca mendung Pada kondisi ketujuh baterai yang berada pada batas bawah 22,2V, harus diisi ulang (recharging) sampai pada batas bawah rekoneksi. Baterai mulai mengisi energi (charging) pada pukul Pada pukul 08.00, baterai telah terisi sampai pada batas bawah rekoneksi 23,3V, dan PLTS mulai bekerja (on) menggantikan PLN. Pada kondisi ketujuh, keadaan beban listrik cukup besar daripada hari-hari sebelumnya, dikarenakan penggunaan beban meningkat (dapat dilihat pada Gambar 7.), dan keadaan cuaca mendung (intensitas penyinaran matahari kurang). PLTS mampu bekerja hanya sampai pukul 13.00, pada saat tegangan baterai sampai pada batas bawah. Kemudian PLN bekerja (on) menggantikan PLTS mensuplai beban listrik. Waktu kerja PLTS relatif sangat singkat karena faktor beban yang begitu besar dan keadaan cuaca buruk. Keadaan tersebut dapat dilihat pada Gambar 5. Berdasarkan Gambar 3. dan Gambar 5. dengan berbagai macam kondisi dari kondisi pertama sampai dengan kondisi ketujuh, dapat diketahui bahwa lama waktu kerja sistem PLTS dipengaruhi oleh faktor beban dan faktor cuaca. PLTS dapat bekerja relatif lebih lama apabila beban yang dipasok kecil dan kondisi cuaca cukup baik (cerah). PLTS dapat bekerja relatif lebih pendek apabila beban yang dipasok besar dan kondisi cuaca buruk (mendung). Semakin kecil beban yang digunakan rumah tangga dan semakin baik kondisi cuaca pada hari tersebut, maka akan semakin lama waktu kerja sistem PLTS. Semakin besar beban yang digunakan rumah tangga dan semakin buruk kondisi cuaca, maka akan semakin singkat waktu kerja sistem PLTS. Apabila sistem PLTS sudah tidak mampu untuk memasok beban, maka secara otomatis listrik PLN akan bekerja memasok beban. 5. Kesimpulan 1. Perancangan desain sistem hibrid antara PLTS dengan jala-jala listrik PLN telah berhasil dilakukan. Sistem hibrid yang dirancang mempunyai prinsip kerja satu arah yaitu pada saat PLTS bekerja (on) maka PLN tidak bekerja (off) dan begitu pula sebaliknya. Sistem PLTS dirancang untuk memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga sekitar 30% dari beban keseluruhan, selebihnya sekitar 70% dipenuhi dari PLN. 2. Dalam perancangan sistem PLTS untuk daerah Jakarta, digunakan data insolasi matahari yang terendah dalam satu tahun sebagai dasar perhitungan agar sistem PLTS secara kontinu dapat tetap memasok energi listrik ke beban rumah tangga minimal 30% dari beban total.

11 3. Kinerja sistem PLTS sangat dipengaruhi oleh faktor kondisi cuaca dan faktor kondisi beban. 4. Semakin tinggi tingkat insolasi matahari, maka semakin besar energi listrik yang dihasilkan modul surya, sehingga semakin besar pula beban listrik yang mampu dipasok sistem PLTS. 5. Pada sistem hibrid PLTS dan PLN untuk rumah perdesaan diperlukan switch controller yang berfungsi sebagai pengatur sumber pembangkit yang akan memasok listrik ke beban. 6. Semua peralatan yang digunakan pada sistem PLTS untuk rumah perdesaan telah memenuhi persyaratan yang dibutuhkan sesuai dengan kapasitas berdasarkan perhitungan dan kapasitas terpasang, sehingga diharapkan sistem PLTS tersebut mampu memasok energi listrik ke beban secara kontinu dan handal. Daftar Pustaka 1. Hankins, Mark Small Solar Electric Systems for Africa. Motif Creative Arts, Ltd. Kenya. 2. Lubis, Abubakar dan Adjat Sudrajat Listrik Tenaga Surya Fotovoltaik. BPPT Press, Jakarta. 3. Strong, Steven J and William G. Scheller The Solar Electric House. Chelsea Green ISBN

PERANCANGAN SISTEM HIBRID PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN JALA-JALA LISTRIK PLN UNTUK RUMAH PERKOTAAN

PERANCANGAN SISTEM HIBRID PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN JALA-JALA LISTRIK PLN UNTUK RUMAH PERKOTAAN PERANCANGAN SISTEM HIBRID PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN JALA-JALA LISTRIK PLN UNTUK RUMAH PERKOTAAN Liem Ek Bien, Ishak Kasim & Wahyu Wibowo* Dosen-Dosen Jurusan Teknik Elektro - Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNIK DAN EKONOMI POWER HIBRIDA (PHOTOVOLTAIC-PLN) DI JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK BRAWIJAYA MALANG

ANALISIS TEKNIK DAN EKONOMI POWER HIBRIDA (PHOTOVOLTAIC-PLN) DI JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK BRAWIJAYA MALANG ANALISIS TEKNIK DAN EKONOMI POWER HIBRIDA (PHOTOVOLTAIC-PLN) DI JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK BRAWIJAYA MALANG Liky Saputra Mulia¹, Ir. Mahfud Shidiq, MT.², Ir. Soeprapto, MT.³ ¹Mahasiswa Teknik Elektro,

Lebih terperinci

DASAR TEORI. Kata kunci: grid connection, hybrid, sistem photovoltaic, gardu induk. I. PENDAHULUAN

DASAR TEORI. Kata kunci: grid connection, hybrid, sistem photovoltaic, gardu induk. I. PENDAHULUAN PERANCANGAN HYBRID SISTEM PHOTOVOLTAIC DI GARDU INDUK BLIMBING-MALANG Irwan Yulistiono 1, Teguh Utomo, Ir., MT. 2, Unggul Wibawa, Ir., M.Sc. 3 ¹Mahasiswa Teknik Elektro, ² ³Dosen Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) SEBAGAI CATU DAYA PADA BTS MAKROSEL TELKOMSEL

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) SEBAGAI CATU DAYA PADA BTS MAKROSEL TELKOMSEL BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) SEBAGAI CATU DAYA PADA BTS MAKROSEL TELKOMSEL 3.1 Survey Lokasi Langkah awal untuk merancang dan membuat Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Lebih terperinci

STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN

STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN I.W.G.A Anggara 1, I.N.S. Kumara 2, I.A.D Giriantari 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek PROSES PENYIMPANAN ENERGI PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP

Makalah Seminar Kerja Praktek PROSES PENYIMPANAN ENERGI PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP Makalah Seminar Kerja Praktek PROSES PENYIMPANAN ENERGI PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP Mira Erviana 1, Dr.Ir. Joko Windarto, M.T 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA Diajukan oleh: FERI SETIA PUTRA D 400 100 058 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

DESAIN SISTIM ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK LABORATORIUM LISTRIK DASAR

DESAIN SISTIM ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK LABORATORIUM LISTRIK DASAR 97, Inovtek, Volume 3, Nomor 1, Juni 2013, hlm. 97-24 DESAIN SISTIM ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK LABORATORIUM LISTRIK DASAR Zainal Abidin, Johny Custer Jurusan Teknik Elektro Politeknik

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PENGGUNAAN PANEL SURYA (SOLAR CELL) SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK ALTERNATIF UNTUK POMPA AKUARIUM DAN PEMBERI MAKAN OTOMATIS

NASKAH PUBLIKASI PENGGUNAAN PANEL SURYA (SOLAR CELL) SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK ALTERNATIF UNTUK POMPA AKUARIUM DAN PEMBERI MAKAN OTOMATIS NASKAH PUBLIKASI PENGGUNAAN PANEL SURYA (SOLAR CELL) SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK ALTERNATIF UNTUK POMPA AKUARIUM DAN PEMBERI MAKAN OTOMATIS TUGAS AKHIR Disusun untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN BATTERY CHARGE CONTROLLER DUAL SUMBER SUPLAI BEBAN DENGAN PLTS DAN PLN BERBASIS MIKROKONTROLER

RANCANG BANGUN BATTERY CHARGE CONTROLLER DUAL SUMBER SUPLAI BEBAN DENGAN PLTS DAN PLN BERBASIS MIKROKONTROLER RANCANG BANGUN BATTERY CHARGE CONTROLLER DUAL SUMBER SUPLAI BEBAN DENGAN PLTS DAN PLN BERBASIS MIKROKONTROLER Giri Woryanto, Dikpride Despa, Endah Komalasari, Noer Soedjarwanto Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMIS ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DESA TERTINGGAL TERPENCIL

KAJIAN EKONOMIS ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DESA TERTINGGAL TERPENCIL KAJIAN EKONOMIS ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DESA TERTINGGAL TERPENCIL Oleh Aditya Dewantoro P (1) Hendro Priyatman (2) Universitas Muhammadiyah Pontianak Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin Tel/Fax 0561

Lebih terperinci

Abstrak 1. PENDAHULUAN

Abstrak 1. PENDAHULUAN PERANCANGAN DAN APLIKASI PEMBANGKIT LISTRIK HYBRIDA ENERGI SURYA DAN ENERGI BIOGAS DI KAMPUNG HAUR GEMBONG KAB. SUMEDANG Nasrun Hariyanto, MT Jurusan Teknik Elektro Konsentrasi Teknik Energi Elektrik Institut

Lebih terperinci

Raharjo et al., Perancangan System Hibrid... 1

Raharjo et al., Perancangan System Hibrid... 1 Raharjo et al., Perancangan System Hibrid... 1 PERANCANGAN SISTEM HIBRID SOLAR CELL - BATERAI PLN MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLERS (DESIGN OF HYBRID SYSTEM SOLAR CELL - BATERRY - PLN USING PROGRAMMABLE

Lebih terperinci

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System P R O P O S A L CV. SURYA SUMUNAR adalah perusahaan swasta yang bergerak dibidang pengadaan dan penjualan energi listrik dengan menggunakan tenaga surya (matahari) sebagai sumber energi utamanya. Kami

Lebih terperinci

Perancangan dan Realisasi Kebutuhan Kapasitas Baterai untuk Beban Pompa Air 125 Watt Menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Perancangan dan Realisasi Kebutuhan Kapasitas Baterai untuk Beban Pompa Air 125 Watt Menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Juli 2015 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.3 No.2 Perancangan dan Realisasi Kebutuhan Kapasitas Baterai untuk Beban Pompa Air 125 Watt

Lebih terperinci

INTENSITAS CAHAYA MATAHARI TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL SEL SURYA

INTENSITAS CAHAYA MATAHARI TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL SEL SURYA INTENSITAS CAHAYA MATAHARI TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL SEL SURYA Hasyim Asy ari 1, Jatmiko 2, Angga 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SEL SURYA DAN LAMPU LED UNTUK PERUMAHAN

PEMANFAATAN SEL SURYA DAN LAMPU LED UNTUK PERUMAHAN PEMANFAATAN SEL SURYA DAN LAMPU LED UNTUK PERUMAHAN Jatmiko, Hasyim Asy ari, Mahir Purnama Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura,

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ G.17 DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAICBATERAI MENGGUNAKAN BIDIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ Soedibyo 1*, Dwiana Hendrawati 2 1 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Materi Sesi Info Listrik Tenaga Surya. Politeknik Negeri Malang, Sabtu 12 November 2016 Presenter: Azhar Kamal

Materi Sesi Info Listrik Tenaga Surya. Politeknik Negeri Malang, Sabtu 12 November 2016 Presenter: Azhar Kamal Materi Sesi Info Listrik Tenaga Surya Politeknik Negeri Malang, Sabtu 12 November 2016 Presenter: Azhar Kamal Pengantar Presentasi ini dipersiapkan oleh Azhar Kamal untuk acara Sesi Info Listrik Tenaga

Lebih terperinci

STUDI KOMPARATIF 2 MODEL PEMBANGKIT LISTRIK SISTEM HIBRID PLTS DAN PLN/GENSET

STUDI KOMPARATIF 2 MODEL PEMBANGKIT LISTRIK SISTEM HIBRID PLTS DAN PLN/GENSET PRO S ID IN G 20 1 2 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK STUDI KOMPARATIF 2 MODEL PEMBANGKIT LISTRIK SISTEM HIBRID PLTS DAN PLN/GENSET Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis

Lebih terperinci

Muhamad Fahri Iskandar Teknik Mesin Dr. RR. Sri Poernomo Sari, ST., MT

Muhamad Fahri Iskandar Teknik Mesin Dr. RR. Sri Poernomo Sari, ST., MT ANALISIS INTENSITAS CAHAYA MATAHARI DENGAN SUDUT KEMIRINGAN PANEL SURYA PADA SOLAR WATER PUMP Muhamad Fahri Iskandar 24411654 Teknik Mesin Dr. RR. Sri Poernomo Sari, ST., MT Latar Belakang Konversi energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangkitan energi listrik. Upaya-upaya eksplorasi untuk. mengatasi krisis energi listrik yang sedang melanda negara kita.

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangkitan energi listrik. Upaya-upaya eksplorasi untuk. mengatasi krisis energi listrik yang sedang melanda negara kita. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan Indonesia merupakan salah satu kawasan yang memiliki banyak sumber energi alam yang dapat digunakan sebagai energi alternatif untuk pembangkitan energi listrik.

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Secara Mandiri Untuk Rumah Tinggal

Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Secara Mandiri Untuk Rumah Tinggal Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Secara Mandiri Untuk Rumah Tinggal Sandro Putra 1) ; Ch. Rangkuti 2) 1), 2) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti E-mail: xsandroputra@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Kontrol Hibrid Energi Surya Fotovoltaik (SESF) dengan Sumber Listrik PLN Menggunakan Fuzzy Logic Controller

Perancangan Sistem Kontrol Hibrid Energi Surya Fotovoltaik (SESF) dengan Sumber Listrik PLN Menggunakan Fuzzy Logic Controller Perancangan Sistem Kontrol Hibrid Energi Surya Fotovoltaik (SESF) dengan Sumber Listrik PLN Menggunakan Fuzzy Logic Controller Azmi Saleh Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Jember

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN DAN DED PLTS KOMUNAL DI KABUPATEN SIGI

STUDI KELAYAKAN DAN DED PLTS KOMUNAL DI KABUPATEN SIGI JIMT Vol. 13 No. 1 Juni 2016 (Hal. 108 117) Jurnal Ilmiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X STUDI KELAYAKAN DAN DED PLTS KOMUNAL DI KABUPATEN SIGI Maryantho Masarrang 1 1 Fakultas Teknik, Jurusan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KELUARAN PANEL SURYA DENGAN DAN TANPA SISTEM PENJEJAK

PERBANDINGAN KELUARAN PANEL SURYA DENGAN DAN TANPA SISTEM PENJEJAK PERBANDINGAN KELUARAN PANEL SURYA DENGAN DAN TANPA SISTEM PENJEJAK Reni Listiana 1) Tri Hardiyanti Yasmin ) E-mail: renilistiana@poltektedc.ac.id E-mail : hardiyantiyasmin@gmail.com Prodi Teknik Otomasi

Lebih terperinci

Sistem PLTS OffGrid. TMLEnergy. TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat. TMLEnergy. We can make a better world together CREATED

Sistem PLTS OffGrid. TMLEnergy. TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat. TMLEnergy. We can make a better world together CREATED TMLEnergy TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat Jl Soekarno Hatta no. W: 541 www.tmlenergy.co.id C, Bandung, Jawa Barat W: www.tmlenergy.co.id E: marketing@tmlenergy.co.id E: marketing@tmlenergy.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangkit-pembangkit tenaga listrik yang ada saat ini sebagian besar masih mengandalkan kepada sumber energi yang tidak terbarukan dalam arti untuk mendapatkannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Sistem hibrida yang memadukan PLTS dengan pembangkit lain saat ini sudah banyak diteliti dan dikembangkan aplikasinya. Berikut adalah tinjauan mutakhir dari

Lebih terperinci

Tugas Makalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

Tugas Makalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Tugas Makalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) DI SUSUN OLEH KELOMPOK IV 1. AHMAD 102504014 2. ACHMAD RIFAI 102504005 3. NURSI 102504022 4. RENRA RIANDA H. 102504034 5. MUKHLIS 092504015 JURUSAN

Lebih terperinci

Sistem PLTS Off Grid Komunal

Sistem PLTS Off Grid Komunal PT. REKASURYA PRIMA DAYA Jl. Terusan Jakarta, Komp Ruko Puri Dago no 342 kav.31, Arcamanik, Bandung 022-205-222-79 Sistem PLTS Off Grid Komunal PREPARED FOR: CREATED VALID UNTIL 2 2 mengapa menggunakan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Solar Cell, Modul Surya, Baterai Charger, Controller, Lampu LED, Lampu Penerangan Jalan Umum. 1. Pendahuluan. 2.

Kata Kunci : Solar Cell, Modul Surya, Baterai Charger, Controller, Lampu LED, Lampu Penerangan Jalan Umum. 1. Pendahuluan. 2. PERENCANAAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DAN TAMAN DI AREAL KAMPUS USU DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TENAGA SURYA (APLIKASI DI AREAL PENDOPO DAN LAPANGAN PARKIR) Donny T B Sihombing, Ir. Surya Tarmizi Kasim

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM FOTOVOLTAIK BAGI PELANGGAN RUMAH TANGGA DI KOTA PANGKALPINANG

PERENCANAAN SISTEM FOTOVOLTAIK BAGI PELANGGAN RUMAH TANGGA DI KOTA PANGKALPINANG PERENCANAAN SISTEM FOTOVOLTAIK BAGI PELANGGAN RUMAH TANGGA DI KOTA PANGKALPINANG Wahri Sunanda 1, Rika Favoria Gusa 2 Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 1,2 wahrisunanda@gmail.com

Lebih terperinci

Latar Belakang dan Permasalahan!

Latar Belakang dan Permasalahan! Latar Belakang dan Permasalahan!! Sumber energi terbarukan sangat bergantung pada input yang fluktuatif sehingga perilaku sistem tersebut tidak mudah diprediksi!! Profil output PV dan Load yang jauh berbeda

Lebih terperinci

BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG

BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG 3.1 RANGKAIAN SOLAR HOME SISTEM Secara umum sistem pemabangkit daya listrik fotovoltaik dapat dibedakan atas 2 (dua) jenis[2]: a. Sistem langsung, yaitu

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN Diajukan Oleh: ABDUR ROZAQ D 400 100 051 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Rumah Mandiri Energi Menggunakan Tenaga Surya dan Biogas

Rumah Mandiri Energi Menggunakan Tenaga Surya dan Biogas Rumah Mandiri Energi Menggunakan Tenaga Surya dan Biogas Kunaifi 1, Devi Nuryadi 2 1 Energy Research Centre (EnReach) UIN Suska Riau 2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Suska Riau

Lebih terperinci

12/18/2015 ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN

12/18/2015 ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN Demi matahari dan cahaya siangnya. (QS Asy Syams :1) Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-nya manzilah-manzilah (tempattempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini meliputi waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan, rancangan alat, metode penelitian, dan prosedur penelitian. Pada prosedur penelitian akan dilakukan beberapa

Lebih terperinci

PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV)

PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV) PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV) Muamar Mahasiswa Program Studi D3 Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bengkalis E-mail : - Jefri Lianda Dosen Jurusan Teknik Elektro Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PENGUJIAN PANEL FOTOVOLTAIK DENGAN VARIASI SUDUT KEMIRINGAN

PENGUJIAN PANEL FOTOVOLTAIK DENGAN VARIASI SUDUT KEMIRINGAN PENGUJIAN PANEL FOTOVOLTAIK DENGAN VARIASI SUDUT KEMIRINGAN Dohardo P.H. Simanullang 1, Azriyenni Azhari Zakri 2 1 TeknikElektro S1, FakultasTeknik, Universitas Riau 2 Dosen JurusanTeknik Elektro, FakultasTeknik,

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PENGUJIAN SOLAR FOTOVOLTAIK UNTUK APLIKASI SISTEM AIR POMPA TENAGA SURYA

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PENGUJIAN SOLAR FOTOVOLTAIK UNTUK APLIKASI SISTEM AIR POMPA TENAGA SURYA LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PENGUJIAN SOLAR FOTOVOLTAIK UNTUK APLIKASI SISTEM AIR POMPA TENAGA SURYA Planning and Testing Solar Photovoltaic for Solar Water Pumping System Aplication laporan ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN

BAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN SUPLY PLN SHS MCB 2 MCB 1 BEBAN Gambar 3.10 Panel daya (kombinasi solar home system dengan listrik PLN) BAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN 4.1 ANALISA SOLAR HOME SYSTEM Analisa

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PEMBASMI HAMA MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIC DENGAN MEMANFAATKAN PANEL SURYA (SOLAR CELL)

NASKAH PUBLIKASI PEMBASMI HAMA MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIC DENGAN MEMANFAATKAN PANEL SURYA (SOLAR CELL) NASKAH PUBLIKASI PEMBASMI HAMA MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIC DENGAN MEMANFAATKAN PANEL SURYA (SOLAR CELL) Disusun untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

Penyusun: Tim Laboratorium Energi

Penyusun: Tim Laboratorium Energi Penyusun: Tim Laboratorium Energi Prodi D-IV Teknik Otomasi Listrik Industri Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Jakarta-Tahun 2013 DAFTAR ISI BAB Pokok Bahasan Halaman 1 Pengujian Pembangkit Listrik

Lebih terperinci

PANEL SURYA dan APLIKASINYA

PANEL SURYA dan APLIKASINYA PANEL SURYA dan APLIKASINYA Suplai energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi sebenarnya sangat luar biasa besarnya yaitu mencapai 3 x 10 24 joule pertahun. Jumlah energi sebesar

Lebih terperinci

SISTEM KONVERTER PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP

SISTEM KONVERTER PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK SISTEM KONVERTER PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP Novio Mahendra Purnomo (L2F008070) 1, DR. Ir. Joko Windarto,MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Analisis Desain Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Kapasitas 50 WP

Analisis Desain Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Kapasitas 50 WP Available online at: http://ejournal.undip.ac.id/index.php/teknik Teknik, 37(2), 2016, 59-63 Analisis Desain Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Kapasitas 50 WP Anwar Ilmar Ramadhan *, Ery Diniardi,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SUMBER ENERGI HYBRID PADA ALAT MESIN PENGERING IKAN

PERANCANGAN SUMBER ENERGI HYBRID PADA ALAT MESIN PENGERING IKAN PERANCANGAN SUMBER ENERGI HYBRID PADA ALAT MESIN PENGERING IKAN Triadi desmanto, S.T 1 *, Ir. NH Kresna, M.T. 1, Mirzazoni, ST, M.T 1 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM INSTALASI PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO UNDIP SEMARANG

Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM INSTALASI PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO UNDIP SEMARANG Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM INSTALASI PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO UNDIP SEMARANG Widianto Stevanus Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Abstrak - Sebagaimana

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI KINERJA POMPA AIR TENAGA SURYA PORTABLE BERDASARKAN INTENSITAS TENAGA SURYA

NASKAH PUBLIKASI KINERJA POMPA AIR TENAGA SURYA PORTABLE BERDASARKAN INTENSITAS TENAGA SURYA NASKAH PUBLIKASI KINERJA POMPA AIR TENAGA SURYA PORTABLE BERDASARKAN INTENSITAS TENAGA SURYA Disusun Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Fakultas

Lebih terperinci

APLIKASI SEL SURYA SEBAGAI ENERGI LAMPU SUAR TANDA PELABUHAN

APLIKASI SEL SURYA SEBAGAI ENERGI LAMPU SUAR TANDA PELABUHAN 103, Inovtek, Volume 3, Nomor 1, Juni 2013, hlm. 103-24 APLIKASI SEL SURYA SEBAGAI ENERGI LAMPU SUAR TANDA PELABUHAN Khairuddin Syah, Stephan, Jefri Lianda Jurusan Teknik Elekro Politeknik Negeri Bengkalis

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI TERBARUKAN PADA MODEL JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH

ANALISIS KINERJA PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI TERBARUKAN PADA MODEL JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH POLITEKNOLOGI VOL. 9, NOMOR 2, MEI 2010 ANALISIS KINERJA PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI TERBARUKAN PADA MODEL JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH a Isdawimah, b Uno Bintang Sudibyo, c Eko Adhi Setiawan a Politeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk energi yang lain. Saat ini kebutuhan energi, khususnya energi listrik terus meningkat dengan pesat,

Lebih terperinci

II. Tinjauan Pustaka. A. State of the Art Review

II. Tinjauan Pustaka. A. State of the Art Review Perbandingan Penggunaan Motor DC Dengan AC Sebagai Penggerak Pompa Air Yang Disuplai Oleh Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Agus Teja Ariawan* Tjok. Indra. P, I. W. Arta. Wijaya. Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan terhadap energi listrik terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi yang saat ini sedang berada dalam tren positif. Listrik merupakan salah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Metode penelitian memuat informasi mengenai tempat dan waktu penelitian, metode pengumpulan data, jenis data yang dikumpulkan, tahapan penelitian, studi literatur

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai analisa yang akan dibutuhkan dalam pembuatan perangkat lunak sistem uji pembangkit listrik tenaga surya. Komponen-komponen

Lebih terperinci

Teknologi Elektro, Vol. 14, No.2, Juli Desember

Teknologi Elektro, Vol. 14, No.2, Juli Desember Teknologi Elektro, Vol. 14, No.2, Juli Desember 2015 69 PERENCANAAN SISTEM JARINGAN MIKRO (MICROGRID) DENGAN SUPPLY DARI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) DAN GENERATOR SET DI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Lebih terperinci

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan studi Program Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Teknik Elektro

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan studi Program Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Teknik Elektro ANALISIS PEMANFAATAN PEMBANGKIT HYBRID ANTARA SUMBER ENERGI LISTRIK DARI PLN, PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA, DAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK DI VILLA ARIK

Lebih terperinci

PERANCANGAN STAND ALONE PV SYSTEM DENGAN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MENGGUNAKAN METODE MODIFIED HILL CLIMBING

PERANCANGAN STAND ALONE PV SYSTEM DENGAN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MENGGUNAKAN METODE MODIFIED HILL CLIMBING PERANCANGAN STAND ALONE PV SYSTEM DENGAN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MENGGUNAKAN METODE MODIFIED HILL CLIMBING Oleh : FARHAN APRIAN NRP. 2207 100 629 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Mochamad Ashari,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PENGGUNAAN PANEL SURYA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PEDAGANG KAKI LIMA (SOLAR CELL) TUGAS AKHIR

NASKAH PUBLIKASI PENGGUNAAN PANEL SURYA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PEDAGANG KAKI LIMA (SOLAR CELL) TUGAS AKHIR NASKAH PUBLIKASI PENGGUNAAN PANEL SURYA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PEDAGANG KAKI LIMA (SOLAR CELL) TUGAS AKHIR Disusun untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Sistem Pembangkit Listrik Alternative Menggunakan Panel Surya Untuk Penyiraman Kebun Salak Di Musim Kemarau

Sistem Pembangkit Listrik Alternative Menggunakan Panel Surya Untuk Penyiraman Kebun Salak Di Musim Kemarau Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 209 Sistem Pembangkit Listrik Alternative Menggunakan Panel Surya Untuk Penyiraman Kebun Salak Di Musim Kemarau Muhammad Suyanto*

Lebih terperinci

ENERGI TERBARUKAN DENGAN MEMANFAATKAN SINAR MATAHARI UNTUK PENYIRAMAN KEBUN SALAK. Subandi 1, Slamet Hani 2

ENERGI TERBARUKAN DENGAN MEMANFAATKAN SINAR MATAHARI UNTUK PENYIRAMAN KEBUN SALAK. Subandi 1, Slamet Hani 2 ENERGI TERBARUKAN DENGAN MEMANFAATKAN SINAR MATAHARI UNTUK PENYIRAMAN KEBUN SALAK Subandi 1, Slamet Hani 2 1,2 Jurusan Teknik Elektro Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Kampus ISTA Jl. Kalisahak

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN

1. Pendahuluan. Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 EISSN 2303-2480 STUDI PERENCANAAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) SKALA RUMAH SEDERHANA DI DAERAH PEDESAAN SEBAGAI PEMBANGKIT

Lebih terperinci

SOLUSI KOMUNIKASI BERTENAGA MATAHARI Aplikasi Fotovoltaik Pada Base Transceiver Station

SOLUSI KOMUNIKASI BERTENAGA MATAHARI Aplikasi Fotovoltaik Pada Base Transceiver Station SOLUSI KOMUNIKASI BERTENAGA MATAHARI Aplikasi Fotovoltaik Pada Base Transceiver Station Nelly Malik Lande Balai Besar Teknologi Energi-Bppt Kawasan Puspiptek Gd.620-622 Cisauk-Tangerang 15314 Banten Indonesia

Lebih terperinci

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA Sejarah sel surya dan penemuannya SEJARAH Sejarah sel surya dapat dilihat ketika pada tahun 1839 Edmund Becquerel, seorang pemuda Prancis berusia 19 tahun menemukan efek

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERENCANAAN RANCANG BANGUN SOLAR TRACKER

BAB III DESKRIPSI DAN PERENCANAAN RANCANG BANGUN SOLAR TRACKER BAB III DESKRIPSI DAN PERENCANAAN RANCANG BANGUN SOLAR TRACKER 3.1 Deskripsi Plant Sistem solar tracker yang penulis buat adalah sistem yang bertujuan untuk mengoptimalkan penyerapan cahaya matahari pada

Lebih terperinci

MANAJEMEN ENERGI HIBRID BIOGAS DAN ENERGI SURYA PADA SUPLAI TENAGA LISTRIK INDUSTRI PETERNAKAN

MANAJEMEN ENERGI HIBRID BIOGAS DAN ENERGI SURYA PADA SUPLAI TENAGA LISTRIK INDUSTRI PETERNAKAN MANAJEMEN ENERGI HIBRID BIOGAS DAN ENERGI SURYA PADA SUPLAI TENAGA LISTRIK INDUSTRI PETERNAKAN Zainal Abidin Program Studi Teknik Elektro, Universitas Islam Lamongan, Jawa Timur inal9474@gmail.com ABSTRACT

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SOLAR CELL DENGAN PLN SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK RUMAH TINGGAL ABSTRAKSI

PEMANFAATAN SOLAR CELL DENGAN PLN SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK RUMAH TINGGAL ABSTRAKSI Jurnal Emitor Vol. 14 No. 01 ISSN 1411-8890 PEMANFAATAN SOLAR CELL DENGAN PLN SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK RUMAH TINGGAL Hasyim Asy ari, Abdul Rozaq, Feri Setia Putra Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Simulasi Optimasi Sistem Photovoltaic (PV) Stand-alone dan Battery Menggunakan Pengendali Logika Fuzzy SKRIPSI

Simulasi Optimasi Sistem Photovoltaic (PV) Stand-alone dan Battery Menggunakan Pengendali Logika Fuzzy SKRIPSI Simulasi Optimasi Sistem Photovoltaic (PV) Stand-alone dan Battery Menggunakan Pengendali Logika Fuzzy SKRIPSI Oleh Libryant Kharisma Wisakti NIM. 061910201148 P R O G R A M S T U D I S T R A T A - 1 JURUSAN

Lebih terperinci

PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI MATAHARI SEBAGAI PENGGERAK POMPA AIR DENGAN MENGGUNAKAN SOLAR CELL

PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI MATAHARI SEBAGAI PENGGERAK POMPA AIR DENGAN MENGGUNAKAN SOLAR CELL PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI MATAHARI SEBAGAI PENGGERAK POMPA AIR DENGAN MENGGUNAKAN SOLAR CELL Subandi 1, Slamet Hani 2 1,2 Jurusan Teknik Elektro Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Masuk: 26

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Energi Surya Energi surya adalah radiasi yang di produksi oleh reaksi fusi nuklir pada inti matahari. Matahari mensuplai hampir semua panas dan cahaya yang diterima bumi untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 ALAT PRAKTIKUM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 ALAT PRAKTIKUM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 ALAT PRAKTIKUM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA Sesuai pembahasan pada bab sebelumnya, dan dengan mengikuti tahapantahapan yang telah dicantumkan hasil akhir alat yang di

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Rangkaian Elektronik Lampu Navigasi Energi Surya Rangkaian elektronik lampu navigasi energi surya mempunyai tiga komponen utama, yaitu input, storage, dan output. Komponen input

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... iv DAFTAR ISI ABSTRAK... Error! KATA PENGANTAR... Error! DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii BAB I PENDAHULUAN... Error! 1.1 Latar Belakang... Error! 1.2 Rumusan Masalah... Error!

Lebih terperinci

UNJUK KERJA PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK TENAGA MATAHARI PADA JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH Itmi Hidayat Kurniawan 1*, Latiful Hayat 2 1,2

UNJUK KERJA PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK TENAGA MATAHARI PADA JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH Itmi Hidayat Kurniawan 1*, Latiful Hayat 2 1,2 UNJUK KERJA PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK TENAGA MATAHARI PADA JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH Itmi Hidayat Kurniawan 1*, Latiful Hayat 2 1,2 Prodi Teknik Elekro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro OLEH :

Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro OLEH : PERENCANAAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DAN TAMAN DI AREAL KAMPUS USU DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TENAGA SURYA (APLIKASI PENDOPO DAN LAPANGAN PARKIR) Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TENAGA SURYA MENGGUNAKAN RANCANGAN PANEL SURYA BERBASIS TRANSISTOR 2N3055 DAN THERMOELECTRIC COOLER

PEMANFAATAN TENAGA SURYA MENGGUNAKAN RANCANGAN PANEL SURYA BERBASIS TRANSISTOR 2N3055 DAN THERMOELECTRIC COOLER ISSN 1412 3762 http://jurnal.upi.edu/electrans ELECTRANS, VOL.12, NO.2, SEPTEMBER 2013, 89-96 PEMANFAATAN TENAGA SURYA MENGGUNAKAN RANCANGAN PANEL SURYA BERBASIS TRANSISTOR 2N3055 DAN THERMOELECTRIC COOLER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya yang berpotensi sebagai sumber energi. Potensi sumber daya energi

BAB I PENDAHULUAN. daya yang berpotensi sebagai sumber energi. Potensi sumber daya energi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia secara geografis terletak di daerah tropis yaitu 6 0 LU 11 0 LS dan 95 0 BT 141 0 BT. Indonesia dianugerahi berbagai jenis sumber daya yang berpotensi sebagai

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI EVALUASI PENGGUNAAN SEL SURYA DAN INTENSITAS CAHAYA MATAHARI PADA AREA GEDUNG K.H. MAS MANSYUR SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI EVALUASI PENGGUNAAN SEL SURYA DAN INTENSITAS CAHAYA MATAHARI PADA AREA GEDUNG K.H. MAS MANSYUR SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI EVALUASI PENGGUNAAN SEL SURYA DAN INTENSITAS CAHAYA MATAHARI PADA AREA GEDUNG K.H. MAS MANSYUR SURAKARTA Diajukan oleh : ANGGA AGUNG PRIHARTOMO D 400 060 067 JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

Perancangan Controlling and Monitoring Penerangan Jalan Umum (PJU) Energi Panel Surya Berbasis Fuzzy Logic Dan Jaringan Internet

Perancangan Controlling and Monitoring Penerangan Jalan Umum (PJU) Energi Panel Surya Berbasis Fuzzy Logic Dan Jaringan Internet Perancangan Controlling and Monitoring Penerangan Jalan Umum (PJU) Energi Panel Surya Berbasis Fuzzy Logic Dan Jaringan Internet Muhammad Agam Syaifur Rizal 1, Widjonarko 2, Satryo Budi Utomo 3 Mahasiswa

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Hibrid PLT Surya dengan Jaringan Listrik Rumah Tangga Sederhana disekitar Kampus Unnes

Rancang Bangun Sistem Hibrid PLT Surya dengan Jaringan Listrik Rumah Tangga Sederhana disekitar Kampus Unnes Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 4, No. 1, November 2012 9 Rancang Bangun Sistem Hibrid PLT Surya dengan Jaringan Listrik Rumah Tangga Sederhana disekitar Kampus Unnes Henry Ananta 1 1 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

ANALISA SIMULASI KINERJA SEL SURYA 10 WP DENGAN ENERGI TERBARUKAN SUMBER ENERGI CAHAYA BUATAN SEBAGAI PENGGANTI SINAR MATAHARI

ANALISA SIMULASI KINERJA SEL SURYA 10 WP DENGAN ENERGI TERBARUKAN SUMBER ENERGI CAHAYA BUATAN SEBAGAI PENGGANTI SINAR MATAHARI ANALISA SIMULASI KINERJA SEL SURYA 10 WP DENGAN ENERGI TERBARUKAN SUMBER ENERGI CAHAYA BUATAN SEBAGAI PENGGANTI SINAR MATAHARI Haris Isyanto 1, Prian Gagani 2, Budiyanto 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hampir setiap kehidupan manusia memerlukan energi. Energi ada yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. hampir setiap kehidupan manusia memerlukan energi. Energi ada yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena hampir setiap kehidupan manusia memerlukan energi. Energi ada yang dapat diperbaharui dan ada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Solar Cell Solar Cell atau panel surya adalah suatu komponen pembangkit listrik yang mampu mengkonversi sinar matahari menjadi arus listrik atas dasar efek fotovoltaik. untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang akan di ubah menjadi energi listrik, dengan menggunakan sel surya. Sel

BAB I PENDAHULUAN. yang akan di ubah menjadi energi listrik, dengan menggunakan sel surya. Sel 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi Surya adalah sumber energi yang tidak akan pernah habis ketersediaannya dan energi ini juga dapat di manfaatkan sebagai energi alternatif yang akan di ubah

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIK DI DUSUN GUNUNG BATU DESA TANGKIL KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR

PERANCANGAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIK DI DUSUN GUNUNG BATU DESA TANGKIL KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR PERANCANGAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIK DI DUSUN GUNUNG BATU DESA TANGKIL KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR Oleh, Budi Mulyawan 1), H. Didik Notosudjono 2), Evyta Wismiana 3)

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PENGGUNAAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) UNTUK PERUMAHAN (SOLAR HOME SYSTEM)

ANALISIS PERENCANAAN PENGGUNAAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) UNTUK PERUMAHAN (SOLAR HOME SYSTEM) ANALISIS PERENCANAAN PENGGUNAAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) UNTUK PERUMAHAN (SOLAR HOME SYSTEM) Rudi Salman*) Abstrak Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan masyarakat yang sangat

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini sebagian besar pembangkit listrik di dunia masih menggunakan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas bumi sebagai bahan bakarnya.

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TENAGA SURYA SEBAGAI CATU DAYA PADA SKUTER BERODA DUA SEIMBANG OTOMATIS UNIVERSITAS TELKOM

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TENAGA SURYA SEBAGAI CATU DAYA PADA SKUTER BERODA DUA SEIMBANG OTOMATIS UNIVERSITAS TELKOM PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TENAGA SURYA SEBAGAI CATU DAYA PADA SKUTER BERODA DUA SEIMBANG OTOMATIS UNIVERSITAS TELKOM (DESIGN AND IMPLEMENTATION OF SOLAR ENERGY AS POWER SUPPLY ON SELF BALANCED TWO-WHEELED

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN INTENSITAS MATAHARI TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL SURYA

PENGARUH PERUBAHAN INTENSITAS MATAHARI TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL SURYA Jurnal Pengabdian LPPM Untag Surabaya Nopember 2015, Vol. 01, No. 02, hal 193-202 PENGARUH PERUBAHAN INTENSITAS MATAHARI TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL SURYA Subekti Yuliananda 1, Gede Sarya 2, RA Retno

Lebih terperinci

SIMULASI DAN PEMBUATAN RANGKAIAN SISTEM KONTROL PENGISIAN BATERAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

SIMULASI DAN PEMBUATAN RANGKAIAN SISTEM KONTROL PENGISIAN BATERAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA SIMULASI DAN PEMBUATAN RANGKAIAN SISTEM KONTROL PENGISIAN BATERAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA Handy Indra Regain Mosey 1) 1) Program Studi Fisika FMIPA Universitas Samratulangi Manado e-mail:

Lebih terperinci

Proposal PJU Integrated

Proposal PJU Integrated TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat W: www.tmlenergy.co.id E: marketing@tmlenergy.co.id T: TMLEnergy We can make a better world together Proposal PJU Integrated 2 www.tmlenergy.co.id

Lebih terperinci

Rooftop Solar PV System

Rooftop Solar PV System TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat W : www.tmlenergy.co.id E : marketing@tmlenergy.co.id T : TMLEnergy We can make a better world together PREPARED FOR: Rooftop Solar PV System

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 ISSN: X Yogyakarta, 15 November2014

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 ISSN: X Yogyakarta, 15 November2014 KORELASI SUHU DAN INTENSITAS CAHAYA TERHADAP DAYA PADA SOLAR CELL Subandi 1, Slamet Hani 2 1,2 Jurusan Teknik Elektro Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Email: s_subandi@gmail.com ABSTRACT Referringto

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PANEL SURYA PADA LAMPU LALU LINTAS YANG DITERAPKAN DI SIMPANG LEGENDA MALAKA BATAM

IMPLEMENTASI PANEL SURYA PADA LAMPU LALU LINTAS YANG DITERAPKAN DI SIMPANG LEGENDA MALAKA BATAM IMPLEMENTASI PANEL SURYA PADA LAMPU LALU LINTAS YANG DITERAPKAN DI SIMPANG LEGENDA MALAKA BATAM Firman Agung Darma Kesuma, Moh.Mujahidin.,ST,MT Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Maritim

Lebih terperinci

PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MATAHARI. Asep Najmurrokhman, Een Taryana, Kiki Mayasari, M Fajrin.

PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MATAHARI. Asep Najmurrokhman, Een Taryana, Kiki Mayasari, M Fajrin. PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MATAHARI Asep Najmurrokhman, Een Taryana, Kiki Mayasari, M Fajrin. Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani Abstrak Penyediaan tenaga listrik untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV SIMULASI 4.1 Simulasi dengan Homer Software Pembangkit Listrik Solar Panel

BAB IV SIMULASI 4.1 Simulasi dengan Homer Software Pembangkit Listrik Solar Panel BAB IV SIMULASI Pada bab ini simulasi serta analisa dilakukan melihat penghematan yang ada akibat penerapan sistem pembangkit listrik energi matahari untuk rumah penduduk ini. Simulasi dilakukan dengan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERKAMPUNGAN SURYA (SOLAR RURAL) 20 kwp SISTEM SENTRALISASI DI KABUPATEN BENGKALIS

PERENCANAAN PERKAMPUNGAN SURYA (SOLAR RURAL) 20 kwp SISTEM SENTRALISASI DI KABUPATEN BENGKALIS PERENCANAAN PERKAMPUNGAN SURYA (SOLAR RURAL) 20 kwp SISTEM SENTRALISASI DI KABUPATEN BENGKALIS Zulkifli Teknik Mesin Politeknik Bengkalis Jl. Batin Alam Sei-Alam, Bengkalis -Riau zulkifli@polbeng.ac.id

Lebih terperinci