BAB II PENATALAYANAN DAN KEMANDIRIAN GEREJA. penatalayanan dan kemandirian gereja, dan diakhiri dengan kesimpulan dari penulis.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PENATALAYANAN DAN KEMANDIRIAN GEREJA. penatalayanan dan kemandirian gereja, dan diakhiri dengan kesimpulan dari penulis."

Transkripsi

1 BAB II PENATALAYANAN DAN KEMANDIRIAN GEREJA Bab ini berisikan kerangka pemikiran teoritis dalam studi mengenai penatalayanan dan kemandirian gereja. Pada bab ini penulis akan menguraikan pemahaman dan pemikiran dari beberapa ahli untuk memberikan penjelaskan mengenai penatalayanan dan kemandirian gereja. Pada bab ini akan diawali dengan penjabaran pemahaman gereja, dilanjutkan dengan penatalayanan dan kemandirian, kemudian penulis akan membahas hubungan antara penatalayanan dan kemandirian gereja, dan diakhiri dengan kesimpulan dari penulis Gereja Kata gereja berasal dari kata Portugis igreya, yang merupakan terjemahan dari kata Yunani kyriake, yang berarti milik Tuhan. Kata kyriake sebagai sebutan bagi persekutuan yang menjadi milik Tuhan. Kyriake belum terdapat dalam PB, istilah ini baru dipakai pada sesudah zaman para rasul, yakni sebagai sebutan gereja sebagai suatu lembaga dengan segala peraturannya. Adapun yang dimaksud dengan milik Tuhan adalah orang orang yang percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya. Jadi, gereja adalah persekutuan para orang beriman. Sedangkan di dalam Perjanjian Baru, kata yang dipakai untuk menyebutkan persekutuan para orang beriman adalah ekklesia, yang berarti rapat atau perkumpulan yang terdiri dari orang orang yang dipanggil untuk berkumpul. Mereka berkumpul karena dipanggil dan dikumpulkan. 1 Weinata Sairin dalam buku Teologi Perjumpaan, memberikan sebuah rumusan mengenai gereja, yakni gereja bukan dari dunia ini, namun ia diutus ke dalam dunia. Pengkalimatan yang mengungkap identitas gereja ini, menjelaskan bahwa gereja bukanlah suatu lembaga yang berasal dari dunia ini, seperti lembaga lembaga lainnya. Gereja dimengerti sebagai persekutuan yang didirikan oleh Allah sendiri, namun serentak dengan itu 1 Harun Hadiwijono, Iman Kristen (Jakarta BPK: Gunung Mulia, 2007),

2 gereja diutus untuk berkarya di tengah dunia ini, untuk mendemonstrasikan shalom atau damai sejahtera Allah. Sosok gereja sebagai persekutuan milik Allah mengandung dimensi penugasan. Dengan kata lain gereja adalah persekutuan yang sedang diutus, persekutuan yang sedang berada di tengah jalan, persekutuan yang belum tiba di tempat tujuan akhir, sehingga gereja tidak boleh terjebak dalam sikap yang statis, melainkan harus jeli melihat lingkungan serta konteks yang menyekitarinya. 2 Dalam kondisi yang dinamis, maka gereja menjalankan misinya di semua tempat dan di sepanjang zaman. Misi gereja tidak pernah berubah, namun bentuk dan pendekatan dalam pelaksanaan misi itu dapat berbeda beda sesuai dengan konteks ruang dan waktu, agar misi gereja dapat dilaksanakan secara tepat. Misi gereja tersebut mengharuskan gereja hidup berpadanan dengan Injil dan berdiri teguh dalam satu Roh dan mengharuskan gereja gereja sebagai satu tubuh, sehati, sepikir, berjuang untuk iman yang ditimbulkan oleh berita Injil dan mengharuskan mereka saling memahami, memperhatikan dan melayani demi kepentingan bersama. 3 John Stott dalam A. Naftallino memahami missio dei dengan menjadi saksi akan kehadiran Allah yang nyata di tengah tengah kehidupan. Kehadiran Allah juga menyatakan belaskasih-nya kepada manusia yang telah jatuh dalam dosa. Dengan begitu gereja dituntut untuk menampilkan citra diri Kristus dan dengan konsisten hidup dalam kebenaran, berani menyatakan kebenaran, dan memberi kesaksian akan kebenaran. Gereja bukanlah lembaga/ organisasi manusia yang secara sadar menyebarkan ajaran dan kepercayaannya. Gereja adalah persekutuan orang percaya yang diikat oleh kasih, hidup dalam kuasa Roh dan dibangun oleh Kristus. 4 Panggilan gereja mengharuskan gereja untuk memerangi setiap penyakit, ketidakberdayaan dan ketidakadilan yang terjadi baik didalam lingkungannya maupun 2 Badan Litbang PGI, Teologi Perjumpaan (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993), Iwan Stephane Akardy, Sumber Pembiayaan Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1976), 97 4 A. Naftallino, Misi di Abad Postmodernisme, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009),

3 masyarakat. Gereja wajib mengusahakan dan memelihara secara bertanggung jawab segala sumber yang dimilikinya. Misi gereja yang terkandung dalam tri tugas panggilan gereja (koinonia, marturia dan diakonia), harus dijalankan dengan sebaik baiknya dengan cara yang tepat sesuai dengan konteksnya. Dalam rangka itu maka gereja terpanggil terus menerus untuk memahami konteks serta melihat perubahan zaman Gereja dalam Perjanjian Lama Dalam bahasa Ibrani kata gereja diartikan melalui kata qahal. Kata qahal awalnya memiliki arti sebagai suatu perkumpulan orang orang yang memanggul senjata untuk berperang. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, qahal menunjuk pada pertemuan orang orang yang mengadakan perjanjian Sinai (Ulangan 9: 10, 10: 4). Jadi qahal telah dihubungkan secara khusus dengan Yahweh (Ulangan 29: 2), yang pada akhirnya kata qahal diartikan sebagai bangsa yang dihimpun oleh Yahweh, yang dipadukan oleh aturan aturan dari Yahweh dan yang mengambil bagian dalam perjanjian Yahweh. Sehingga qahal memiliki arti sebagai perkumpulan atau persekutuan, yang hanya digunakan pada peristiwa religius. Dengan begitu qahal mengalami perubahan makna, karena telah mengandung unsur keagamaan. Kata qahal, dalam Septuaginta disebutkan dengan kata ekklesia (Yunani). Menurut Poltak Halomoan Sitorus penggunaan ekklesia dalam Septuaginta, kelihatannya untuk mengatakan kepada komunitas Kristen tentang rencana Allah. Bagi umat Kristen munculnya kata tersebut di dalam PL memperlihatkan adanya kontinuitas umat Allah yang mengherankan dalam tiga hal, yang menolong mereka mengambil jarak dari orang orang Yahudi, yakni: 5 a. Dalam tradisi Deutronomis, ekklesia dianggap merupakan komunitas yang meliputi masa dulu, nanti dan juga kini. Ekklesia berjanji taat kepada Allah dalam 5 Poltak Halomoan Sitorus, Tesis: Ekklesiologi di dalam konteks (Salatiga: UKSW, 2002),

4 seluruh hidupnya. Ekklesia mengenal kasih dan murka Allah, selain itu ekklesia bergantung pada kasih setia Allah. Karena dipanggil ke luar dari bangsa bangsa, ekklesia harus menolak segala penyembahan berhala dan hal hal yang tidak bermoral. Di dalam ekklesia kepemimpinan didasarkan pada panggilan Allah. b. Dalam Septuaginta, ekklesia adalah komunitas yang beribadah yang berpusat di Bait Suci. Disana Tuhan hadir dan bertindak untuk memberi jaminan pemeliharaan, penerimaan dan kasih setia ilahi terus menerus kepada umat. Umat yang beribadah menceritakan tindakan penyelamatan Allah di masa lalu, memperbaharui janji, mempersembahkan korban demi dosa dan mengantisipasi masa depan. c. Menurut kitab Ezra dan Nehemia, dalam ekklesia terkandung disiplin dan aturan. Ezra memperluas ekklesia meliputi orang Yahudi yang kembali dari pembuangan. Ia membersihkan umat itu dari unsur unsur non Yahudi berdasarkan amanat Musa sebelumnya, menata Bait Suci, membacakan Taurat dihadapan seluruh umat. Para pemimpin seperti Ezra, Nehemia, para imam dan hakim hakim mendisiplinkan umat agar menjadi imamat yang kudus dan menggunakan otoritas yang sifatnya korektif di dalam ekklesia. Hal ini dilakukan untuk memelihara perjanjian antara Allah dengan umatnya (bangsa Israel). Penggunaan ekklesia di dalam Septuaginta menunjukkan bahwa ekklesia adalah umat yang dipanggil keluar dan berjanji untuk bertindak sebagai persekutuan yang membebaskan dan yang memperingatkan atau mendukung tindakan para pemimpinnya. Secara internal ekklesia adalah persekutuan yang tertata oleh Hukum Taurat. Secara eksternal ekklesia bertujuan untuk menunjukkan kepada bangsa bangsa lain akan kuasa dan keadilan Allah. 11

5 Ekklesia melakukan pertobatan atas dosa dosanya lewat korban persembahan dan doa permohonan melalui para pemimpinnya yang ditujukan kepada Allah Gereja dalam Perjanjian Baru Para penulis PB menyebutkan persekutuan umat Kristen dengan menggunakan kata ekklesia, yang berarti suatu persekutuan atau paguyuban orang orang yang dipanggil keluar. Ekklesia terdiri dari sekumpulan orang yang dipanggil dari dunia oleh Roh Kudus untuk hidup bersama dalam rangka menerima sakramen dan mendengarkan Injil. Ekklesia merupakan terjemahan bahasa Yunani dari kata qahal yang terdapat dalam Septuaginta seperti yang tertulis dalam Matius 16: 18 dan 18: 17. Dalam kitab Kisah Para Rasul dan surat surat Paulus, penggunaan kata ekklesia digunakan sebanyak 46 kali. Menurut Mardiatmajda, kata ini digunakan oleh Paulus sebagai peristiwa pemenuhan panggilan Allah, yang bertolak dari pewartaan Injil yang disampaikan oleh Yesus Kristus (Roma 8: 29). Dengan begitu kata ekklesia juga dapat diartikan sebagai orang orang yang dipilih dalam Allah (I Timotius 1: 1; II Korintus 1: 1). 7 Hadiwijono mengartikan kata ekklesia sebagai persekutuan orang beriman yang terdiri dari orang orang yang dipanggil untuk berkumpul. Dalam teks teks Alkitab, keselamatan yang dikaruniakan oleh Tuhan Allah dengan perantara karya Tuhan Yesus Kristus bukan hanya ditujukan kepada perorangan, melainkan kepada umat Allah sebagai keseluruhan, atau kepada umat Allah yang mewujudkan suatu kesatuan. Secara teologi kata ekklesia diartikan sebagai kumpulan orang orang yang dipanggil keluar dari dunia untuk menjadi milik Tuhan Tri Tugas Panggilan Gereja Gereja merupakan persekutuan yang bersaksi dan melayani. Gereja merupakan alat atau media untuk melaksanakan karya penyelamatan Allah di tengah tengah dunia dengan 6 Sitorus, Tesis: Ekklesiologi, B.S. Mardiatmadja, Eklesiologi (Yogyakarta: Kanisius, 1986),

6 melakukan tri tugas panggilan gereja yang merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan yakni: koinonia (bersekutu), marturia (bersaksi) dan diakonia (melayani). Berikut merupakan penjelasan dari tri tugas panggilan gereja Koinonia (Bersekutu) Koinonia adalah tugas menyatakan persekutuan (persatuan) sebagai umat di dalam Yesus Kristus. Koinonia merupakan persekutuan orang orang yang beriman kepada Allah, meliputi bersekutu dengan saudara seiman, bersekutu dengan umat beriman, bersekutu dengan semua orang dalam masyarakat, dan bersekutu dengan alam. 8 Dalam persekutuan terdapat sikap saling melayani, membantu dan bertolong tolongan. Persekutuan itu adalah tindakan menghadirkan kasih Kristus dalam kehidupan lewat ibadah dan kegiatan lainnya. Tujuannya agar dalam persekutuan terwujud kualitas kehidupan Marturia (Bersaksi) Marturia adalah pemberitaan Firman Tuhan dalam bentuk hukum dan Injil. Kesaksian itu berpuncak pada pengakuan bahwa Yesus Kristus adalah Juruselamat dunia. Marturia meliputi kegiatan peribadatan, penggembalaan, kelas pembinaan terstruktur, pembinaan keluarga, pembinaan dan pendampingan generasi muda, pembinaan yang bersifat meningkatkan mutu hidup anggota jemaat dalam masyarakat, pembinaan tentang pengkomunikasian iman. 9 Dalam rangka ketaatan dan kesetiaan pada tugas menjalankan misi Allah yang menyelamatkan manusia, maka gereja dalam perjalanan sejarahnya dipenuhi dengan usaha yang terus menerus menyampaikan Injil bagi seluruh isi dunia. Kesaksian disampaikan melalui pemberitaan Firman, teladan hidup setiap hari pada orang beriman. Semua usaha dilakukan agar manusia dapat mengenal, menerima anugerah keselamatan di dalam Yesus Kristus sehingga manusia dapat menerima damai sejahtera Allah. 8 Rijnardus A Van Kooij., et.al., Menguak Fakta, Menata Karya Nyata, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008), Van Kooij, et.al., Menguak Fakta,

7 Diakonia (Melayani) Diakonia memiliki cakupan arti yang luas yakni seluruh pekerjaan yang dilakukan dalam pelayanan bagi Kristus di jemaat, untuk membangun dan memperluas jemaat, oleh mereka yang dipanggil sebagai pejabat dan oleh anggota jemaat. Diakonia berarti pelayanan kasih. Melayani mempunyai arti yang luas dalam pelayanan jemaat Kristus. Melayani meliputi pelayanan Firman untuk membangun jemaat maupun masyarakat dengan menggunakan berbagai karunia atau potensi yang dimiliki oleh gereja. Pelayanan diakonia tidak melulu terkait aspek rohani, tetapi juga meliputi aspek sosial maupun ekonomi. Diakonia merupakan usaha untuk menolong orang yang menderita, baik anggota jemaat ataupun yang bukan anggota jemaat, atas dorongan kasih Kristus. Pusat perhatian dalam usaha diakonia bukanlah pada barang atau uang, melainkan pelibatan diri pada penderitaan orang dan di dalam pelibatan diri tersebut diperlukan pengorbanan.dengan pemahaman diakonia semacam ini, maka yang menjadi tujuan dari diakonia bukanlah kepuasan karena telah menolong orang, namun justru berupaya mencari akar permasalahan penderitaan orang itu dan berusaha mencari perbaikan sarana hidup Penatalayanan Pengertian penatalayanan seringkali disalah mengerti dan disamakan dengan istilah manajemen. Kata manajemen berasal dari kata management (Inggris) yang asal katanya adalah to manage yang artinya mengelola. Manajemen dirumuskan sebagai suatu rangkaian langkah langkah dari banyak orang secara terpadu, disertai dengan penggunaan berbagai sarana dan sumber daya yang relevan, dengan maksud dan tujuan untuk mencapai sasaran yang sudah ditetapkan. Berikut ini merupakan pengertian manajemen yang dituliskan oleh Wiryoputro, yakni: manajemen adalah ilmu dan seni dari suatu proses usaha perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengendalian kegiatan penggunaan 10 Titus G. Hendriyanto, Tesis: Praksis Diakonia, (Salatiga: PPs MSA UKSW, 1995),

8 sumber daya manusia serta benda dalam suatu organisasi agar tercapainya tujuan organisasi secara efektif dan efisien. 11 Awal penciptaan, Allah memanggil manusia untuk bertanggung jawab atas bumi dan segala isinya. Tanggung jawab ini merupakan anugerah yang diberikan oleh Allah, semuanya diberikan secara gratis. Allah memberikan tanggung jawab yang besar kepada manusia. Peranan manusia, bukanlah sebagai pemilik maupun penguasa atas bumi dan segala isinya, melainkan sebagai seorang hamba/ pekerja yang diberikan tanggung jawab untuk mengatur dan mengelolah pemberian dari tuannya. Pandangan gereja Katolik di Amerika, penatalayanan Kristen mengakui bahwa Allah adalah sebagai asal mula dari kehidupan, pemberi kebebasan dan pencipta atas segalanya. Penerimaan terhadap tawaran Allah untuk melakukan penatalayanan, merupakan tanda dari pemuridan kita semua yang dipanggil. Bukan hanya pendeta atau majelis gereja yang tugasnya memastikan bahwa karunia Allah telah digunakan untuk mendukung misi Kristus, melainkan seluruh umat. 12 Menurut Cooper White, penatalayanan tidak semata mata terkait atau terutama dengan uang maupun barang. Pelaksanaan penatalayanan diikuti oleh spiritualitas, dalam artian bahwa pelaksanaan penatalayanan disertai dengan memikul salib Tuhan. 13 Pelaksanaan penatalayanan yang berlangsung seringkali keluar dari identitas kita sebagai murid Tuhan. Hidup dalam jalan yang seperti ini adalah sebuah proses yang dengan sengaja akan membawa kita memilih untuk melawan setiap tantangan. Maka dari itu Cooper White mengatakan bahwa penatalayanan harus didasari dengan spiritualitas. 11 Sugiyanto Wiryoputro, Dasar dasar Manajemen Kristiani, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008), Pam Coster, Stewardship: Invitation, Investment, Inspiration, Liturgy 26 (2011) 45-46, diakses Mei 25, 2012, doi: / X Michael L. Cooper White, Christian Stewardship In The Light Of A Theology Of The Cross, Dialog : A Journal of Theology 48 (2009) : 203, diakses Mei

9 Stephane Akardy, mengemukakan beberapa penjelasan yang berhubungan mengenai seputar etika penatalayan: 14 a. Penatalayan tidak memiliki apapun secara mutlak pada dan bagi dirinya. Semua yang ada ditangannya adalah milik tuannya, sedangkan ia hanyalah penatalaksana saja. b. Penatalayan diberi tugas dan tanggungjawab untuk melaksanakan penatalayanan demi dan untuk kepentingan tuannya, serta seisi rumah tangga tuannya itu. c. Penatalayan adalah jabatan yang diberikan, demikian juga wewenangnya. Sebab itu ia harus bertanggungjawab kepada tuannya yang memberikan jabatan itu atas segala pekerjaannya. d. Penatalayan adalah jabatan dalam jangka waktu tertentu. Maka penatalayanan hanya dapat dilakukan selama jabatan itu masih dimiliki. Penatalayan dipanggil untuk mengurus tugas yang diberikan secara bertanggung jawab. Penatalayanan mencakup suatu penolakan dari mentalitas pemilikan. Pandangan Alkitab terhadap penatalayanan dalam tugas kepengurusan yang dimandatkan oleh Allah, pada masa kini berada dalam ketegangan dengan nilai nilai yang dihargai dalam kehidupan masyarakat luas seperti kesuksesan, kemajuan materiil, mencapai tujuan yang diinginkan maupun prestasi. Padahal di satu sisi, penatalayanan membawa kita pada pemahaman untuk mencari bentuk maupun pola penatalayanan yang bertanggung jawab sesuai dengan pengertian penatalayanan yang telah dijabarkan Penatalayanan dalam Perjanjian Lama Penggunaan istilah penatalayanan dalam Perjanjian Lama artinya kepala rumah tangga (Ibrani: ha ish asher al) dalam Kejadian 43: 19 atau kepala dalam Kejadian 44: 4 (Ibrani: asher al bayith) yang artinya orang yang kepadanya dipercayakan tanggung jawab 14 Akardy, Sumber Pembiayaan, 36 16

10 dan tugas untuk mengepalai serta mengurus harta serta segala kegiatan di dalam rumah tangga. Istilah lain yang ada hubungan arti dengan ini ialah hamba yang lahir di dalam rumah tuannya, yang diterima dan memperoleh hak sebagai pewaris yang terdapat dalam Kejadian 15: 3 4 (Ibrani: ben mesheq). Disamping itu, terdapat juga istilah sar (Ibrani) yang artinya orang yang melayani dalam I Tawarikh 28 : 1, dalam kedudukan sebagai pangeran, atau kepala atau kapten (kepala pasukan). Melalui pengertian dari kata kata di atas, dapat dijabarkan bahwa penatalayan adalah orang yang dipercayai dan diberi hak serta tanggung jawab untuk mengepalai, mengatur dan mengerjakan segala sesuatu yang dipercayakan kepadanya. Penatalayan memiliki status sebagai pelaksana yang memiliki hak serta kewajiban, yang didalamnya terdapat tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan kepadanya, yang bertujuan untuk menjalankan pengabdiannya kepada pemimpinnya atau tuannya atau pemilik. 15 Panggilan penatalayanan Israel sebagai umat Allah adalah perwujudan pelaksanaan penatalayanan pekerjaan Allah oleh umat Allah sebagai suatu kelompok (bangsa). Panggilan penatalayanan tersebut diberikan Allah kepada Israel, yang merupakan anugerah kedaulatan Allah untuk menggenapkan janji penyelamatan-nya kepada Abraham (Kejadian 12: 1-3; 15: 13 21). Penatalayanan Israel diberikan oleh Allah melalui janjinya kepada Abraham untuk melaksanakan mandat pelayanan yang diberikan Allah. Pemandatan Israel sebagai penatalayan Allah sangat berhubungan erat dengan keselamatan yang diberikan oleh Allah. Dengan melaksanakan tugas penatalayanan tersebut, Allah telah berjanji untuk memberkati Israel. Tugas tersebut didukung oleh karunia yang datang dari Allah. Maka dari itu, penatalayanan akan ditandai oleh karunia karunia yang dicurahkan oleh Allah. Dalam melaksanakan tugasnya selaku penatalayanan, bangsa Israel dituntut untuk menunjukkan kesetiannya kepada Allah. Melalui ketaatan bangsa Israel dalam melaksanakan tugasnya, 15 Y. Tomatala, Penatalayanan Gereja yang efektif di dunia modern, ( Malang: Gandum Mas, 1987 ),

11 maka akan membuktikan keterlibatan bangsa Israel dalam misi penatalayanan yang telah dipercayakan kepadanya. 16 Salah satu prinsip teologis yang paling pokok dari seluruh PL adalah Allah sebagai pencipta yang memiliki kuasa atas segala ciptaan-nya dan memerintah atas seluruh ciptaan. Bangsa Israel memiliki keyakinan bahwa, Tuhanlah pemilik bumi serta segala isinya dan manusia adalah mahluk utama yang diberikan mandat untuk memelihara, menaklukan dan memerintah segala ciptaan. Allah memberikan tanggung jawab selaku penatalayan kepada manusia memiliki dua pengertian yakni: pertama, tanggung jawab ini harus dilaksanakan dengan menaklukan diri kepada Allah. Dalam melaksanakan tanggung jawab yang diberikan oleh Allah, penaklukan diri kepada Allah menjadi penting. Hal ini dimaksudkan agar manusia hanya melakukan kehendak Allah yang menjadi pegangan hidupnya sehingga tanggung jawab yang diemban tidak keluar dari maksud Allah. Kedua, tanggung jawab yang Allah berikan kepada manusia bukanlah sebagai pemilik melainkan penatalayan, yang mengelolah, mengatur dan memberdayakan segala milik Allah yang dipercayakan kepadanya Penatalayanan dalam Perjanjian Baru Dalam tradisi perjanjian baru, padanan kata penatalayanan adalah kata stewardship yang berasal dari kata oikonomia (Yunani), yang berasal dari dua kata yakni oikos yang artinya rumah dan nemein yang artinya mengurus. Dalam dunia Yunani kuno oikonomia memiliki banyak makna, tetapi mengarah kepada administrasi atau manajemen rumah tangga. Oikonomos, kemudian diterjemahkan sebagai stewardship dalam bahasa Inggris, yang mempunyai arti tanggung jawab yang dipercayakan untuk mengurus segala urusan rumah tangga. Kata stewardship sering diartikan sebagai, seorang hamba yang diberikan tanggung jawab atas uang, harta, barang barang maupun sumber daya manusia. Jadi kata ini 16 Tomatala, Penatalayanan Gereja,

12 membawa ide, bahwa seorang pemilik/ tuan yang memberikan kepercayaan serta tanggung jawab kepada seseorang/ hamba untuk mengurus suatu kepemilikannya. 17 Surat surat para rasul menggunakan istilah oikonomos untuk menyebut para pelayan Kristus. Dalam I Korintus 4: 1, 2, rasul Paulus menyebut dirinya dan teman teman sekerjanya sebagai penatalayanan rahasia Allah. Kemudian dalam Titus 1: 7, Paulus menyebut penilik jemaat sebagai penatalayan Allah. Rasul Petrus dalam I Petrus 4: 10 menganggap dirinya dan orang orang Kristen sebagai penatalayan kasih karunia Allah. 18 Selain kata oikonomos, dalam perjanjian baru juga terdapat kata lainnya yakni epitropos (Matius 20: 8, Lukas 8: 3, Galatia 4: 2) yang dipakai untuk menggambarkan seseorang yang berfungsi dalam penatalayanan. Epitropos menjelaskan tentang seorang yang mendapatkan kehormatan dan kepercayaan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu. Dalam terjemahan baru LAI, kata tersebut diartikan dengan mandor, bendahara dan wali. Epitropos dimaksudkan untuk menjelaskan tentang seseorang yang dipercayakan atau diamanatkan sebuah tanggung jawab. Yesus secara tegas menggambarkan penatalayanan sebagai bagian utuh dari tujuan kedatangannya dengan mengatakan, Anak Manusia yang datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawanya menjadi tebusan bagi banyak orang (Markus 10: 45). Yesus menyampaikan bahwa tugas pelayanan yang sedang dilaksanakan adalah tugas yang diterima dari Bapa (Yohanes 7: 16 18, 6: 37 40, 12:49 50). Tugas itu merupakan suatu tanggung jawab dan kepercayaan Bapa kepadanya, yang harus dilaksanakan secara menyeluruh dan penuh tanggung jawab. 19 Menurut Bornkamn, seperti yang dikutip Akardy bahwa Yesus melihat masa kini sebagai masa ujian dan persiapan untuk kehidupan yang akan datang. Masa kini adalah saat mengambil keputusan dalam terang akan Allah. Menerima masa kini sebagai kekinian Allah berarti juga menerima keselamatan Allah adalah penghukuman bagi orang yang tidak 17 Richard B. Cunningham, Creative Stewardship, (Nashville: Abingdon Press, 1989), M.S. Anwari, Peranan Penatalayanan Dalam Pengembangan Jemaat, (Malang: Gandum Mas, 2002), Tomatala, Penatalayanan Gereja,

13 menerima kekinian Allah. Sehingga dengan demikian, keseluruhan hidup dan kehidupan manusia pada masa kini akan menentukan kehidupannya pada masa yang akan datang. 20 Berdasarkan penjelasan diatas, penatalayan dalam perjanjian baru berarti seseorang yang mendapat kehormatan dan kepercayaan, berdasarkan pada pendelegasian tugas dan wewenang yang penuh untuk melaksanakan suatu pekerjaan khusus yang dipercayakan kepadanya. Bila orang Kristen disebut penatalayan Kristus, maka itu berarti bahwa setiap orang Kristen mendapat kehormatan/ kepercayaan penuh untuk melaksanakan tugas yang telah didelegasikan secara penuh kepadanya. Maka dari itu tanggung jawab menjadi penting dalam melaksanakan mandat yang telah diberikan Allah kepada gereja Penatalayanan Gereja Rustiyati dalam buku Kemandirian Gereja DGI, menuliskan istilah penatalayanan mula mula dipakai oleh gereja gereja di Amerika yang membahas mengenai persoalan pengurusan dan pembiayaan gereja menjadi tanggung jawab seluruh warga jemaat. Masing masing wajib memberi sesuai dengan kemampuannya, baik uang, hasil panen, ternak, tenaga dan lain lain. Penatalayanan menjadi tugas yang diberikan Allahh kepada manusia untuk mengelola secara bertanggung jawab segala sumber daya yang dimilikinya. 21 Gereja adalah jawaban kesetiaan umat di hadapan Allah untuk panggilannya sendiri dan bagaimana menggunakan sumber dayanya untuk melayani tujuan Allah dalam dunia dan penyelamatan. Ukuran besaran tanggungjawab penatalayanan, akan terlihat melalui seberapa baik gereja mewujudkannya dalam praktek teologinya dan misi gereja. Penatalayanan Gereja mengandung makna bahwa gereja melalui para warga jemaatnya, diberikan kepercayaan dan mendapat kehormatan untuk mengepalai dan mengatur serta mengerjakan tugas pelayanan Kristus yang telah dimandatkan secara penuh. Dalam pelaksanaan penatalayanan juga 20 Akardy, Sumber Pembiayaan, DGI, Penatalayanan Dana Gereja Dalam DGI, Kemandirian Gereja : Laporan Lokakarya dan Konsultasi Keuangan Gereja, (Jakarta: DGI, 1985),

14 berhubungan dengan tugas dan aturan aturan yang dibuat untuk mendukung pelaksanaan tugas tersebut. Aturan aturan ini terkandung dalam tata gereja dan peraturan lainnya. Penatalayanan ketika dipahami secara benar, maka akan menyediakan sebuah model yang unik untuk hidup kreatif. Penatalayanan adalah kunci untuk menafsirkan dan mengintegrasikan berbagai dimensi kehidupan individu dan kehidupan gereja dalam pelayanan. Penatalayanan adalah tanggung jawab manusia dihadapan Allah untuk hidup dalam setiap kehidupan dalam kehendak Allah sebagaimana yang terungkap dalam diri Yesus. Gereja merupakan sebuah komunitas penatalayanan dalam tujuan utama Allah dalam sejarah manusia. Gereja mewakili permulaan dari manusia baru yang dipanggil oleh Allah. Gereja adalah gambaran keluarga Allah yang menyediakan titik awal yang konstruktif untuk memahami penatalayanan gereja terhadap: sumber daya manusia, spiritual dan materi dalam pelayanan Tuhan. Seluruh penatalayanan dalam gereja mengenai sumber dayanya harus berkontribusi pada peneguhan dan menyatukan gereja, sebagai persiapan bagi pelayanan dan misi di dunia. 22 Yesus berbicara banyak mengenai penatalayanan dan Ia memperkenalkan prinsip prinsip penatalayanan dengan jelas. Sejalan dengan itu, penatalayanan menunjukkan tanggungjawab manusia atas segala sesuatu yang Allah berikan di dunia ini. Akan tetapi dipihak lain, Allah sebagai pemilik mutlak itu memberikan kepada manusia wewenang penuh untuk membangun, mengusahakan dan menyelenggarakan apa yang telah Ia sediakan. Dengan kata lain, Allah tidak hanya memanggil manusia untuk melakukan penatalayanan, tetapi serentak dengan itu Ia juga memanggil manusia untuk bekerjasama dengan Dia. Melalui hal ini, gereja dipanggil untuk menjalankan tanggungjawabnya sebagai penatalayan dengan memberdayakan, memanfaatkan, mengelola, dan memperbanyak setiap sumber daya yang dimiliki, untuk pelaksanaan pelayanan dan kesaksiannya di dalam dunia ini. 22 Cunningham, Creative Stewardship,

15 Semua penatalayanan Kristen haruslah dilakukan dengan kesadaran bahwa penatalayanan gereja adalah kepercayaan dari Allah yang diberikan kepada gereja untuk menatalayani rumah tangganya. Dalam pelaksanaanya, penatalayanan gereja berpedoman pada penatalayanan yang dilakukan oleh Yesus Kristus. Penatalayanan gereja bertujuan untuk membangun tubuh Kristus dan mewujudkan missio dei Kemandirian Gereja gereja di Indonesia sebenarnya berada di dalam suatu kondisi dimana alam Indonesia merupakan suatu potensi dan kekayaan yang dikaruniakan Allah bagi pelayanan dan kesaksian. Potensi potensi itu dapat dimanfaatkan dalam konteks kehidupan sosial, ekonomi dan politik. Namun pada pihak lain realitas yang dialami oleh sebagian gereja gereja di Indonesia adalah bahwa pelayanan dan kesaksian kurang berjalan secara efektif oleh karena gereja gereja yang bersangkutan tidak dapat mengelola sumber daya yang telah tersedia. 23 Dalam gagasan mengenai kemandirian gereja dari segi pengembangan dan pemanfaatan dana, maka gereja perlu mendayagunakan segala potensi yang ada secara menyeluruh agar gereja dapat menggunakannya untuk mencapai kemandirian dana guna menjalankan pelayanan dan kesaksiannya Pengertian Kemandirian Istilah kemandirian berasal dari kata mandiri, yang berarti berdiri sendiri. Kata ini bukanlah kata yang lazim digunakan dalam istilah istilah Alkitab, melainkan kata ini muncul dari konteks kemanusiaan di bidang sosial, ekonomi dan politik. Istilah kemandirian merupakan suatu upaya untuk melepaskan diri dari ketergantungan (dependecy) pada otoritas dan dominasi yang lain, serta berusaha untuk berdiri sendiri di atas kaki sendiri tanpa adanya paksaan atau tekanan dari luar. 23 Dewan Gereja Indonesia, Kemandirian Gereja, Laporan lokakarya dan konsultasi keuangan gereja, ( Jakarta : Dewan Gereja Indonesia, 1981),

16 Kemandirian berasal dari kata mandiri, yang artinya keadaan dapat berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain. Kemandirian itu sendiri merupakan suatu keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain. 24 Maka dari itu kemandirian merupakan suatu keadaan yang bergantung dan dipengaruhi oleh ruang dan waktu. Isitilah kemandirian lahir dari konteks sosial, ekonomi, politik. Dengan demikian kemandirian merupakan istilah umum yang pengertiannya tergantung pada objek atau sasaran yang hendak diungkapkan. Menurut Sitio dan Tamba, dalam kemandirian terkadung pengertian, kebebasan yang bertanggung jawab, otonomi, swadaya dan keberanian mempertanggung-jawabkan segala tindakan dalam mengelolah usaha atau organisasi. Menurut Parker, kemandirian adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak tergantung pada otoritas dan tidak membutuhkan arahan. Kemampuan juga mencakup kemampuan untuk mengurus diri sendiri dan menyelesaikan masalahnya sendiri. Dalam kamus psikologi Chaplin, pengertian kemandirian yang berasal dari kata independent yang diartikan sebagai suatu kondisi dimana seseorang tidak tergantung pada orang lain dalam menentukan keputusan dan adanya sikap percaya diri. Masrun, kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas melakukan sesuatu atas dorongan diri sendiri dan untuk kebutuhan sendiri tanpa bantuan dari orang lain, maupun berpikir dan bertindak originil (kreatif) dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa kepercayaan diri dan memperoleh kepuasan atas usahanya. Chris Hartono yang dikutip oleh Salomon Umbu, kata mandiri berasal dari bahasa jawa, yang memiliki arti suatu keadaan mampu hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam kalangan politik, sering dikenal kata berdikari yang artinya dapat berdiri dikaki sendiri yaitu suatu kehidupan yang mampu menentukan langkah, sikap, keputusan pribadi dan tidak bergantung pada orang lain Depdiknas, Kamus besar bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: Gramedia 2008). 25 Salomon Umbu, Skripsi: Kemandirian Gereja (Salatiga: Fak Teologi UKSW, 2010),

17 Melalui pengertian dari para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kemandirian merupakan suatu keadaan yang tidak lagi tergantung oleh pihak luar dan dapat mempertanggung-jawabkan segala keputusan dan tindakan yang diambil. Sehingga kemandirian berkaitan dengan kehendak bebas yang disertai dengan tanggung jawab Kemandirian Gereja Menurut Makmur Halim yang dikutip Salomon Umbu, istilah kemandirian gereja dicetuskan oleh Henry Venn dan Rufus Anderson pada tahun 1629 melalui teologi kemandirian dalam three self formula, yakni: self-propagating (memberitakan sendiri), selffinancing (membiayai sendiri) dan self-goverming (memerintah sendiri). Tujuan dari kemandirian ini adalah agar gereja gereja yang dirintis di dunia ketiga oleh para misionaris barat tidak lagi bergantung dengan badan badan misi barat melainkan anggota jemaat lokal dapat memimpin gereja sendiri, melayani sendiri dan membiayai diri sendiri. 26 Kemandirian gereja adalah suatu upaya bersama yang dilakukan secara terus menerus memperkembangkan segala kemampuan atau potensi yang dimilikinya dan dipergunakan secara bebas dan bertanggung jawab bagi persekutuan, pelayanan dan kesaksian. Kemandirian gereja dipahami dengan memiliki kepribadian yang bergantung kepada Kristus sebagai sumber segalanya. Ketergantungan kepada Kristus ini membawa setiap orang percaya kepada kesatuan iman untuk saling membantu dalam menciptakan kemandirian, baik antara seorang dengan yang lain, satu gereja dengan gereja lainnya maupun dalam hubungannya dengan lembaga lainnya. 27 Kemandirian gereja menurut LDKG (lima dokumen keesaan gereja) yang dirumuskan oleh PGI, dipahami sebagai suatu sikap yang menjadi salah satu ciri kedewasaan. Sikap tersebut bersumber pada pengenalan dan kesadaran akan hakikat dan tujuan hidup Kristiani, sikap ini juga didasari pada rasa percaya diri yang kuat dan sikap ini menyatakan 26 Umbu, Kemandirian, PGI, Lima Dokumen

18 diri dalam perilaku yang ditandai dengan tekad dan kemauan untuk menjawab persoalan persoalan dan tantangan tantangan hidup tanpa menggantungkan diri pada orang lain dengan jalan mengelola segala kemampuan, potensi dan sumber daya yang dimilikinya dengan sebaik baiknya. Panggilan gereja yang dirumuskan oleh PGI dalam LDKG untuk mandiri diungkapkan dengan berbagai cara oleh Alkitab, antara lain tentang: besarnya kemampuan umat Tuhan, kemampuan mengembangkan diri dalam segala keadaan dan melipatgandakan talenta, harga diri warga gereja, serta kemandirian dalam hal kepercayaan. Rasa percaya diri yang mendasari kemandirian gereja bersumber pada iman, pengetahuan dan kepastian bahwa Tuhan menganugerahkan kekuatan dan berkat. LDKG yang disusun oleh PGI, kemandirian gereja mencakup tiga aspek yakni: kemandirian teologi, kemandirian daya dan kemandirian dana yang merupakan satu mata rantai yang saling berkaitan erat dimana yang satu dapat menghambat yang lain bila tidak diperhatikan, tetapi akan sangat mendorong bilamana dikaitkan dengan yang lainnya. Namun dalam pelaksanaannya, kemandirian daya merupakan unsur yang sangat strategis dalam rangka mengembangkan kemandirian secara keseluruhan untuk membaharui, membangun dan mempersatukan demi pelaksanaan panggilan bersama Kemandirian gereja dalam bidang teologi Kemandirian dalam bidang teologi hakikatnya adalah kemampuan gereja untuk menetapkan pandangan dan sikap serta keterlibatan positif, kreatif, kritis dan realistis, dalam menjawab persoalan persoalan dan tantangan tantangan kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, gereja dan negara yang berpedoman pada petunjuk dan motivasi yang diperoleh dari pemahaman akan Firman Tuhan PGI, Lima Dokumen, 93 25

19 Berteologi sendiri berarti tidak hanya bergantung pada teologi gereja lain tetapi harus menyatakan teologi yang otentik yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan pemikiran pemikiran teologi sebagai jawaban terhadap Firman dan perbuatan Allah yang disaksikan dalam Alkitab. Hal ini berarti gereja dapat berusaha untuk merumuskan iman dan keyakinan sendiri, bentuk dan cara pengungkapannya Kemandirian gereja dalam bidang daya Kemandirian gereja dalam bidang daya diartikan sebagai usaha untuk melengkapi meningkatkan mutu dan memanfaatkan setiap warga gereja, lembaga lembaga dan badan badan Kristen lainnya untuk menjalankan tugas dan kesaksian dan pelayanannya dengan terarah, tepat dan kontekstual. Faktor pokok dalam kemandirian gereja di bidang daya terletak pada kedewasaan iman, mental, pengetahuan dan keterampilan. Hal ini akan menegaskan tentang pemahaman visi dan misi gereja. Maka dari itu diperlukan konsistensi dalam mengelola sumber daya manusia yang dimiliki oleh gereja. 29 Perubahan perubahan yang terjadi dengan cepat dalam masyarakat menuntut gereja untuk mengadakan perencanaan ketenagaan secara tepat. Perubahan perubahan ini akan mengarahkan gereja untuk terus membaharui dan mengembangkan struktur pelayanannya. Gereja adalah persekutuan yang hidupnya terarah ke masa depan. Maka dari itu kemandirian gereja di bidang daya pun adalah kemandirian yang terarah ke depan, demi kepentingan pelaksanaan misi gereja kini dan di masa depan Kemandirian gereja dalam bidang dana Kemandirian dalam bidang dana harus dipahami sebagai kemampuan gereja untuk menggali sumber sumber kekayaan dan untuk melipatgandakan, mengamankan dan menggunakan secara tepat guna harta benda yang diberikan Tuhan untuk pelaksanaan misi gereja. Dengan demikian, program kemandirian di bidang dana harus ditujukan pada 29 PGI, Lima Dokumen,

20 peningkatan kemampuan gereja dan warganya untuk mengelola dengan sebaik baiknya berkat berkat pemberian Tuhan untuk, pertama mengembangkan atau melipatgandakan sumber sumber dana yang dimilikinya, kedua menggunakan dana secara tepat guna, terbuka dan bertanggung jawab dalam rangka pelaksanaan misi gereja, ketiga menghindarkan penyalahgunaan dana dana yang dimiliki, keempat menanamkan nilai nilai kewirausahaan sedini mungkin dalam jemaat, dan kelima menjemaatkan aksi saling berbagi. 30 Program kemandirian gereja dalam bidang dana merupakan perwujudan kedewasaan iman dan mental, serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan. Program kemandirian gereja dalam bidang dana memerlukan penelitian penelitian mengenai keuangan dan penatalayanan gereja. Kemandirian gereja merupakan salah satu faktor penting yang dapat memungkinkan gereja untuk melaksanakan tugas panggilannya secara bertanggung jawab. Kemandirian gereja menjadi prasyarat untuk memperjelas identitas gereja sebagai Tubuh Kristus, sebagai hamba Tuhan yang sanggup menyerahkan hidupnya demi keikutsertaannya dalam misi penyelamatan Allah di dunia Hubungan Penatalayanan dan Kemandirian Dana Misi gereja tidak pernah berubah, namun bentuk dan pendekatan dalam pelaksanaan misi itu dapat berbeda beda sesuai dengan konteks ruang dan waktu, hal ini terjadi agar misi gereja dapat dilaksanakan secara tepat. Dengan begitu gereja harus hidup dalam konteksnya. Tanggung jawab untuk melaksanakan misi gereja menimbulkan berbagai kebutuhan yang tidak dapat dihindarkan, salah satunya adalah kebutuhan terhadap dana atau uang. Dana harus dimengerti sebagai salah satu alat yang dipergunakan oleh gereja guna melaksanakan tugas dan panggilannya. Penatalayanan gereja tidak hanya berhubungan dengan tanggung jawab mengatur atau menggunakan potensi dan sumber daya, melainkan berkenaan juga dengan tanggung jawab 30 PGI, Lima Dokumen,

21 untuk mengelolah. Dalam artian gereja tidak dimaksudkan hanya sebagai pengguna, tetapi gereja juga turut mengambil bagian untuk menghasilkan atau memperoleh dana tersebut. Gereja tidak semata mata menerima dana yang diberikan oleh jemaat maupun pihak lain, tetapi juga mengusahakannya. Maka gereja dituntut untuk bekerja dan berusaha dengan mempergunakan segala kemampuan, potensi dan sumber daya yang dimilikinya untuk memperoleh kemakmuran yang dibutuhkan untuk kehidupannya. Dengan begitu melalui penatalayanannya gereja juga dituntut untuk melakukan usaha yang berguna untuk menghasilkan sumber pemasukan yang baru bagi gereja. Gereja seringkali memandang uang sebagai sesuatu yang jahat. Sedangkan menurut Edgar Walz, uang tidak baik atau buruk; uang bersifat netral. Apa yang dilakukan orang dengan uang dapat baik atau buruk. Sama halnya, cara pandang dan perlakukan terhadap uang oleh gereja dapat bersifat baik ataupun buruk. Apa yang dilakukan gereja dengan uang akan membuat hal itu berbeda. Gereja yang memahami misinya dengan jelas memandang uang sebagai alat untuk digunakan dalam pelaksanaan misi gereja, dan bukan sebagai tujuan. Gereja tidak dimaksudkan menjadi perusahaan yang mencari keuntungan ataupun laba. Tetapi surplus keuangan yang diperoleh oleh gereja dapat dipahami sebagai suatu stimulus bagi gereja untuk mendorong gereja melakukan tugas tugas pelayanannya yang lebih baik lagi. Hal ini akan menjadi tantangan bagi gereja untuk mencari tugas tugas baru yang lebih besar untuk pelayanan. 31 Sumber pemasukan dana yang diperoleh gereja pada umumnya berasal dari warga jemaat. Beberapa gereja memiliki sumber pemasukan dari yang lainnya disamping persembahan dari jemaatnya, tetapi tetap saja sumber pemasukan dari yang lainnya ditempatkan pada posisi kedua. Dalam artian bahwa sumber pembiayaan gereja yang tetap, masih digantungkan kepada pemberian dari tangan tangan jemaat. Maka dari itu gereja 31 Edgar Walz, Mengelola Gereja Anda,

22 harus melakukan penatalayanan terhadap pemberian dana melalui jemaatnya dengan sebaik baiknya untuk pelayanan. Menurut Otto Pipper yang dikutip oleh Akardy, dalam penatalayanan gereja uang diikutsertakan dalam pengabdian kepada Tuhan. Uang tidak lagi diutamakan fungsi materinya, melainkan fungsi rohaninya. Dalam hal ini penatalayanan Kristen dapat belajar dari jemaat Perjanjian Lama, bahwa awalnya materi ditujukan untuk melayani maksud maksud yang rohani. Maka dari itu, melalui uang, gereja juga dipanggil untuk melayani maksud dan kehendak Allah. Sehingga uang dipakai sebagai alat untuk mengungkapkan kasih dan pelayanan serta menjadi alat untuk memuliakan Allah. 32 Perlu untuk disadari bahwa pelayanan gereja bukanlah suatu pelayanan yang bersifat statis, melainkan pelayanan yang dilakukan oleh gereja merupakan pelayanan yang bersifat dinamis sesuai konteks serta tingkat kebutuhan dan perkembangan. Sehingga dapat dipahami kemandirian gereja dalam bidang dana sebagai suatu kemampuan gereja dalam membiayai pelayanannya yang semakin luas dan meningkat. Pelayanan yang dinamis ini akan mendorong gereja untuk membuat dan melaksanakan berbagai program dan kegiatan, yang pada akhirnya akan membutuhkan dana sebagai salah satu alatnya. Program dan kegiatan yang semakin berkembang dan meningkat, akan berimplikasi pada kebutuhan gereja yang semakin meningkat terhadap dana Kesimpulan Gereja diutus untuk berkarya di tengah dunia, untuk mendemonstrasikan shalom atau damai sejahtera Allah. Kehadiran gereja di tengah dunia mengakibatkan gereja untuk tidak bersikap statis, melainkan dinamis sehingga gereja dituntut untuk jeli untuk melihat konteks gereja berada. Hal ini berimplikasi pada bentuk dan pendekatan pelaksanaan misi gereja, 32 Iwan Stephane Akardy, Sumber Pembiayaan, 87 29

23 sehingga misi tersebut dilaksanakan secara tepat. Misi terkandung dalam tri tugas panggilan gereja yakni koinonia, marturia dan diakonia. Dalam Perjanjian Lama bahasa Ibrani, kata gereja disebut dengan qahal yang berarti persekutuan dalam peristiwa religius. Septuaginta yang dituliskan dalam bahasa Yunani, menyebutkan qahal dengan kata ekklesia yang artinya umat yang dipanggil keluar. Ekklesia tertata oleh hukum taurat. Sedangkan dalam Perjanjian Baru kata ekklesia diartikan sebagai kumpulan orang orang yang dipanggil keluar dari dunia untuk menjadi milik Tuhan. Manusia memiliki peranan sebagai hamba/ pekerja yang diberi tanggung jawab untuk mengatur dan mengelola pemberian tuannya. Penatalayanan Kristen berkaitan dengan tanggung jawab terhadap seluruh hasil ciptaan Allah yang diemban oleh manusia untuk mengatur dan mengelolahnya. Dengan begitu manusia bukan pemilik tetapi pekerja yang diberikan mandat oleh Allah. penatalayanan gereja merupakan tanggung jawab gereja melalui warga jemaatnya untuk mengepalai, mengatur dan mengelola seluruh sumber daya maupun potensi yang diberikan oleh Allah serta mengerjakan tugas pelayanan Kristus yang dimandatkan kepadanya. Pengertian kemandirian adalah suatu keadaan untuk dapat mengurusi diri sendiri, tanpa mendapatkan bantuan dari pihak luar dan dapat mempertanggung-jawabkan segala keputusan dan tindakan yang diambil. Kemandirian gereja lahir pada tahun 1692 oleh Rufus Anderson dan Henry Venn. Kemandirian gereja berarti suatu upaya yang terus menerus dilakukan untuk mengembangkan segala kemampuan, potensi dan sumber daya yang dimiliki yang dipergunakan secara bebas dan bertanggung jawab bagi persekutuan, pelayanan dan kesaksian. LDKG menuliskan kemandirian gereja merupakan wujud dari kedewasaan gereja dan siap untuk ambil bagian dalam missio dei. Misi gereja tetap, tetapi bentuk dan pendekatannya berbeda berdasarkan konteks gereja. Bentuk dan pendekatan misi ini tertuang dalam program dan kegiatan gereja. Dengan 30

24 semakin meningkat dan berkembangnya pelayanan gereja maka akan berimplikasi pada kebutuhan gereja terhadap dana akan meningkat pula. Otto Pipper mengatakan bahwa uang memiliki fungsi rohani, uang dipakai sebagai alat untuk mengungkapkan kasih dan pelayanan serta menjadi alat untuk memuliakan Allah. Sumber pemasukan dana gereja pada umumnya berasal dari warga jemaatnya. Penatalayanan bukan hanya berbicara mengenai pengaturan, tetapi juga pengelolahan setiap sumber daya, potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Dalam konteks kemandirian dalam bidang dana, melalui peranan penatalayanannya gereja dituntut untuk dapat berusaha atau mengusahakan setiap kemampuan, potensi dan sumber daya yang ada, guna mendatangkan sumber pemasukan dana atas hasil usahanya. 31

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN I Allah Tritunggal Kami percaya kepada satu Allah yang tidak terbatas, yang keberadaan-nya kekal, Pencipta dan Penopang alam semesta yang berdaulat; bahwa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA Bab ini merupakan pembahasan mengenai analisa suatu studi tentang peranan penatalayanan gereja di dalam usaha pencapaian kemandirian gereja dalam bidang dana di GPIB Kasih Karunia

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 04Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Kristen Protestan GEREJA SESUDAH ZAMAN PARA RASUL (2) Program Studi Psikologi Drs. Sugeng Baskoro,M.M. A. Latar Belakang Dalam kepercayaan Iman Kristen,

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitab (24-26)

Pertanyaan Alkitab (24-26) Pertanyaan Alkitab (24-26) Bagaimanakah orang Kristen Bisa Menentukan Dia Tidak Jatuh Dari Iman/Berpaling Dari Tuhan? Menurut Alkitab seorang Kristen bisa jatuh dari kasih karunia, imannya bisa hilang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemandirian dalam bidang daya dan kemandirian dalam bidang dana. 1 Kemandirian dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemandirian dalam bidang daya dan kemandirian dalam bidang dana. 1 Kemandirian dalam 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Penatalayanan merupakan tanggung jawab gereja, ketika berada di tengah tengah dunia ini. Penatalayanan bukan merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh gereja.

Lebih terperinci

Bab Sembilan-Belas (Chapter Nineteen) Realitas dalam Kristus (In-Christ Realities)

Bab Sembilan-Belas (Chapter Nineteen) Realitas dalam Kristus (In-Christ Realities) Bab Sembilan-Belas (Chapter Nineteen) Realitas dalam Kristus (In-Christ Realities) Di seluruh suratan-suratan dalam Perjanjian Baru, kita temukan frase-frase seperti dalam Kristus, bersama Kristus, melalui

Lebih terperinci

Jemaat yang bagaimanakah yang ALLAH inginkan? Mengapa Jemaat adalah pusat perhatian ALLAH? Siapakah Kepala Gereja? Bagaimana strata anggota jemaat di

Jemaat yang bagaimanakah yang ALLAH inginkan? Mengapa Jemaat adalah pusat perhatian ALLAH? Siapakah Kepala Gereja? Bagaimana strata anggota jemaat di BAB 2 Jemaat yang bagaimanakah yang ALLAH inginkan? Mengapa Jemaat adalah pusat perhatian ALLAH? Siapakah Kepala Gereja? Bagaimana strata anggota jemaat di hadapan ALLAH? Alkitab menggunakan berbagai ungkapan

Lebih terperinci

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini Catatan: Bahan ini diambil dari http://www.sabda.org/sabdaweb/biblical/intro/?b=47, diakses tanggal 3 Desember 2012. Selanjutnya mahasiswa dapat melihat situs www.sabda.org yang begitu kaya bahan-bahan

Lebih terperinci

TATA GEREJA PEMBUKAAN

TATA GEREJA PEMBUKAAN TATA GEREJA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya gereja adalah penyataan Tubuh Kristus di dunia, yang terbentuk dan hidup dari dan oleh Firman Tuhan, sebagai persekutuan orang-orang percaya dan dibaptiskan ke

Lebih terperinci

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus.

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus. PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) Berbeda dengan mereka yang sekarang mengubah pengaturan Yesus, Kisah 2 memberi contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus. Cerita Awalnya Dalam Kisah 2 Petrus

Lebih terperinci

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order HARI 1 JEJAK-JEJAK PEMURIDAN DALAM SURAT 1-2 TIMOTIUS Pendahuluan Surat 1-2 Timotius dikenal sebagai bagian dari kategori Surat Penggembalaan. Latar belakang

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima Yesus Kristus menjadi Juruselamat pribadi,

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan 21-23 Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Orang-orang yang percaya kepada Kristus terpecah-belah menjadi ratusan gereja. Merek agama Kristen sama

Lebih terperinci

PERAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL

PERAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL PERAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL Lenda Dabora Sagala STT Simpson Ungaran Abstrak Menghadapi perubahan sosial, Pendidikan Agama Kristen berperan dengan meresponi perubahan

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2012-2013 Jenjang : SMP Alokasi waktu : 90 Menit Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen Jumlah Soal : 50 Soal Kelas / Semester : IX NO STANDAR

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN SEMESTER GENAP (II) TAHUN PELAJARAN

KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN SEMESTER GENAP (II) TAHUN PELAJARAN Jenjang : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen. Kelas/Semester : IX / II Bentuk Soal : Pilihan Ganda Jumlah Soal : 50 Kurikulum Acuan : KTSP 1 KISI-KISI PENULISAN ULANGAN SEMESTER GENAP (II) TAHUN

Lebih terperinci

Apa Gereja 1Uhan Itu?

Apa Gereja 1Uhan Itu? Apa Gereja 1Uhan Itu? Yesus berkata, "Aku akan mendirikanjemaatku" (Matius 16 :18). Apa yang dimaksudkannya dengan kata jemaat? Apakah pengertian murid-muridnya tentang kata ini? Mungkin saudara telah

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 01Fakultas Psikologi GEREJA DAN HAKIKATNYA Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Program Studi Psikologi HAKEKAT GEREJA A.pengertian Gereja Kata Gereja berasal dari bahasa

Lebih terperinci

Ikutilah Yesus! Pelayanan Orang Kristen. Bagian. Sastra Hidup Indonesia

Ikutilah Yesus! Pelayanan Orang Kristen. Bagian. Sastra Hidup Indonesia Pertanyaan-pertanyaan Pelajaran Ikutilah Yesus! Sastra Hidup Indonesia 5 Bagian Pelayanan Orang Kristen Edisi yang Pertama 2013 (C01) Penerbit: Editor: Sastra Hidup Indonesia, http://www.sastra-hidup.net

Lebih terperinci

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia Tujuan: Jemaat memahami bahwa Allah menghendaki umat-nya hidup dalam kekudusan Jemaat bertekad untuk hidup dalam kekudusan Jemaat menerapkan kehidupan

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Juru Selamat dan Tuhan Kode Pelajaran : SYK-P04 Pelajaran 04 - YESUS ADALAH JURU SELAMAT DAN TUHAN DAFTAR

Lebih terperinci

Rencana Allah untuk Gereja Tuhan

Rencana Allah untuk Gereja Tuhan Rencana Allah untuk Gereja Tuhan Yesus berkata, "Aku akan mendirikan jemaatku dan alam maut tidak akan menguasainya" (Matius 16:18). Inilah janji yang indah! Ayat ini memberitahukan beberapa hal yang penting

Lebih terperinci

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a 1 Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a. 6-7. 9-11 Bagian-bagian Kitab Taurat Allah dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan sehingga pembacaan dimengerti.

Lebih terperinci

Eksposisi 1 Ptr. 2:9-10 Ev. Calvin Renata

Eksposisi 1 Ptr. 2:9-10 Ev. Calvin Renata Eksposisi 1 Ptr. 2:9-10 Ev. Calvin Renata Dalam ayat 4-8 Petrus memberikan kepada kita suatu Kristologi yang unik sekali dalam PB yang memberikan gambaran Kristus sebagai batu yang hidup, batu penjuru,

Lebih terperinci

Dikutip dari ALKITAB Terjemahan Baru (TB) LAI 1974

Dikutip dari ALKITAB Terjemahan Baru (TB) LAI 1974 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. (Lukas 10:27)

Lebih terperinci

Pdt. Gerry CJ Takaria

Pdt. Gerry CJ Takaria Defenisi Gereja menurut Alkitab Di terjemahkan dari bahasa Yunani ekklesia, yang berarti dipanggil keluar. Ungkapan ini pada umumnya digunakan untuk orang yang mengadakan pertemuan apa saja. Di Perjanjian

Lebih terperinci

KONTEKSTUALISASI DAN PERJANJIAN LAMA

KONTEKSTUALISASI DAN PERJANJIAN LAMA KONTEKSTUALISASI DAN PERJANJIAN LAMA SHORTER kitab Perjanjian lama lebih dahulu menempatkan Sabda kepada dunia, konsep yang mendasari pendekatan Kristologi untuk berkontekstualisasi. inilah suara Tuhan

Lebih terperinci

Pdt. Gerry CJ Takaria

Pdt. Gerry CJ Takaria Geli, Jijik, Menakutkan, Bikin Gatal Kelahiran adalah waktu sukacita. Sebuah benih bertunas, dan munculnya dua daun pertama, menjadikan pemilik kebun akan senang. Seorang bayi dilahirkan, dan tangisannya

Lebih terperinci

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit Surat-surat Am DR Wenas Kalangit 22 Januari 2008 Jakarta 1 Surat-surat Ibrani dan Am Catatan Umum Delapan surat terakhir dalam PB disebut juga dengan nama: Surat-surat Am atau Umum. Disebut demikian karena

Lebih terperinci

I M A N Bagian ke-1. Bahkan, ketika Yesus menderita kesakitan di atas kayu salib, para pencemooh-nya masih terus menuntut tanda.

I M A N Bagian ke-1. Bahkan, ketika Yesus menderita kesakitan di atas kayu salib, para pencemooh-nya masih terus menuntut tanda. I M A N Bagian ke-1 Pengantar Tuhan telah memilih untuk menjadikan iman sebagai salah satu batu pondasi hubungan kita dengan Dia. Tetapi seberapa banyak kita benar-benar mengerti tentang iman? Dari manakah

Lebih terperinci

Gereja Membaptis Orang Percaya

Gereja Membaptis Orang Percaya Gereja Membaptis Orang Percaya Beberapa tahun lalu di daratan Cina ada beberapa orang Kristen yang sedang membicarakan pandangan berbagai gereja tentang baptisan. Salah seorang pemimpin awam mengatakannya

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik.

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik. BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Dalam bab IV ini akan dipaparkan suatu refleksi teologis tentang PAK dalam keluarga dengan orang tua beda agama. Refleksi teologis ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu PAK keluarga

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (3/6)

Siapakah Yesus Kristus? (3/6) Siapakah Yesus Kristus? (3/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Allah Sejati dan Manusia Sejati Tanpa Dosa Kode Pelajaran : SYK-P03 Pelajaran 03 - YESUS ADALAH ALLAH SEJATI

Lebih terperinci

Siapakah orang Kristen Baptis dan Apa yang mereka percayai?

Siapakah orang Kristen Baptis dan Apa yang mereka percayai? Siapakah orang Kristen Baptis dan Apa yang mereka percayai? Buku ini menjelaskan mengenai dua belas ajaran dasar dari umat Kristen Baptis. Dasar kepercayaan ini tidak hanya khusus untuk orang Kristen Baptis,

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 38 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No.38, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 38 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No.38, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 38 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No.38, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

Dalam 1 Petrus 2: 1-12, rasul Petrus menjelaskan karakteristik umat Allah, imamat yang rajani yang harus menerangi dunia.

Dalam 1 Petrus 2: 1-12, rasul Petrus menjelaskan karakteristik umat Allah, imamat yang rajani yang harus menerangi dunia. Lesson 3 for April 15, 2017 Dalam 1 Petrus 2: 1-12, rasul Petrus menjelaskan karakteristik umat Allah, imamat yang rajani yang harus menerangi dunia. 1 Petrus 2:1-3. Kehidupan orang Kristen. 1 Petrus 2:4-8.

Lebih terperinci

BAB 27 Berdiam Diri dalam Pertemuan- Pertemuan Jemaat

BAB 27 Berdiam Diri dalam Pertemuan- Pertemuan Jemaat Dikutip dari buku: UCAPAN PAULUS YANG SULIT Oleh : Manfred T. Brauch Penerbit : Seminari Alkitab Asia Tenggara - Malang - 1997 Halaman 161-168 BAB 27 Berdiam Diri dalam Pertemuan- Pertemuan Jemaat Sama

Lebih terperinci

TEOLOGI PETRUS Surat Pertama Petrus

TEOLOGI PETRUS Surat Pertama Petrus TEOLOGI PETRUS Surat Pertama Petrus Surat Pertama Petrus ditulis sebagai surat edaran untuk gereja di lima provinsi barat laut, Asia Kecil. Karena pertobatan mereka kepada Kristus, orang-orang ini telah

Lebih terperinci

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Gereja Tubuh Kristus GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151 Faks.

Lebih terperinci

BAGIAN II--TEOLOGI KISAH PARA RASUL. l. Lukas adalah seorang Yunani, bukan seorang Yahudi-- Kol. 4:l0- l4

BAGIAN II--TEOLOGI KISAH PARA RASUL. l. Lukas adalah seorang Yunani, bukan seorang Yahudi-- Kol. 4:l0- l4 1 BAGIAN II--TEOLOGI KISAH PARA RASUL PENDAHULUAN A. Penulis. l. Lukas adalah seorang Yunani, bukan seorang Yahudi-- Kol. 4:l0- l4 2. Ada yang merasa bahwa dia dilahirkan di Antiokhia di Siria, dan ada

Lebih terperinci

BAHAN SHARING KEMAH. Oktober VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL. Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama

BAHAN SHARING KEMAH. Oktober VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL. Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL VISI : Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama MISI : Menjangkau jiwa dengan Injil, membina hingga dewasa didalam Kristus dan melayani

Lebih terperinci

Keterangan Dasar Tentang Alkitab

Keterangan Dasar Tentang Alkitab Keterangan Dasar Tentang Alkitab Alkitab ditulis untuk segala macam manusia - muda dan tua, tidak terpelajar dan terpelajar, kaya dan miskin. Alkitab adalah pedoman rohani untuk mengajar orang bagaimana

Lebih terperinci

PENGINJILAN I. PENTINGNYA VISI DAN MISI PENGINJILAN DALAM GEREJA LOKAL

PENGINJILAN I. PENTINGNYA VISI DAN MISI PENGINJILAN DALAM GEREJA LOKAL PENGINJILAN I. PENTINGNYA VISI DAN MISI PENGINJILAN DALAM GEREJA LOKAL 1. Visi dan Misi Penginjilan dalam gereja lokal a. Visi: Terlaksananya Amanat Agung Yesus Kristus (Matius 28: 19 20) b. Misi: (1)

Lebih terperinci

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB Kasih Allah Untuk Orang Berdosa Hari ini kita mau belajar tentang kasih Allah. Untuk menghargai kasih Allah kepada kita, kita harus pertama-tama

Lebih terperinci

Saya Dapat Menjadi Pekerja

Saya Dapat Menjadi Pekerja Saya Dapat Menjadi Pekerja Sekarang Kim lebih banyak mengerti mengenai gereja dan berbagai pelayanan yang Tuhan berikan kepada anggotaanggotanya. Ketika ia memandang jemaat, ia melihat bahwa tidak setiap

Lebih terperinci

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan Persiapan untuk Penelaahan Alkitab Sekarang setelah kita membicarakan alasan-alasan untuk penelaahan Alkitab dan dengan singkat menguraikan tentang Alkitab, kita perlu membicarakan bagaimana menelaah Alkitab.

Lebih terperinci

APAKAH PENATALAYANAN ITU? Kepada orang Kristen, penatalayanan berarti tanggung jawab manusia kepada, dan penggunaan daripadanya, segala sesuatu yang

APAKAH PENATALAYANAN ITU? Kepada orang Kristen, penatalayanan berarti tanggung jawab manusia kepada, dan penggunaan daripadanya, segala sesuatu yang PENATALAYANAN APAKAH PENATALAYANAN ITU? Kepada orang Kristen, penatalayanan berarti tanggung jawab manusia kepada, dan penggunaan daripadanya, segala sesuatu yang dipercayakan Tuhan kepadanya hidup, tubuh,

Lebih terperinci

Buku buku Perjanjian Baru

Buku buku Perjanjian Baru Buku buku Perjanjian Baru Pada saat Perjanjian Baru mulai dituliskan, gambaran Perjanjian Lama sudah banyak berubah. Zaman para nabi sudah berlalu dan banyak orang bersikap acuh tak acuh terhadap hal-hal

Lebih terperinci

PANDANGAN PAULUS TERHADAP INJIL. Oleh Irwanto Berutu

PANDANGAN PAULUS TERHADAP INJIL. Oleh Irwanto Berutu PANDANGAN PAULUS TERHADAP INJIL Oleh Irwanto Berutu Abstraksi Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui konsep Rasul Paulus tentang Injil. Sebab ada orangorang yang belum memahami Injil yang sebenarnya,

Lebih terperinci

Baptisan. Mencuci Bersih Dosa HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Baptisan. Mencuci Bersih Dosa HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Baptisan Mencuci Bersih Dosa GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151

Lebih terperinci

Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati

Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati Kita telah menyelesaikan penelaahan mengenai keempat karunia yang kita sebut karunia pelayanan. Walaupun daftar karunia-dalam Efesus 4

Lebih terperinci

Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar

Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar Beberapa berkat yang terbesar dalam hidup ini datang kepada orang Kristen yang mengajar. Ketika saudara melihat sukacita yang dialami seseorang karena menerima Yesus

Lebih terperinci

Pekerja Dalam Gereja Tuhan

Pekerja Dalam Gereja Tuhan Pekerja Dalam Gereja Tuhan Kim, seorang yang baru beberapa bulan menjadi Kristen, senang sekali dengan kebenaran-kebenaran indah yang ditemukannya ketika ia mempelajari Firman Tuhan. Ia membaca bagaimana

Lebih terperinci

KEPASTIAN KESELAMATAN DALAM YESUS KRISTUS KEMATIAN ORANG PERCAYA PERSEKUTUAN PENDALAMAN ALKITAB

KEPASTIAN KESELAMATAN DALAM YESUS KRISTUS KEMATIAN ORANG PERCAYA PERSEKUTUAN PENDALAMAN ALKITAB KEPASTIAN KESELAMATAN DALAM YESUS KRISTUS KEMATIAN ORANG PERCAYA PERSEKUTUAN PENDALAMAN ALKITAB Apakah tujuan dari kematian dalam hidup orang Kristen? Apa yang terjadi dengan tubuh dan jiwa saat kematian?

Lebih terperinci

Spiritualitas Penatalayanan

Spiritualitas Penatalayanan Spiritualitas Penatalayanan Oleh: Pnt. Virgo Tri Septo A. Lokakarya Penatalayanan Majelis dan Badan Pelayanan Jemaat GKI Madiun Minggu, 24 September 2017 Apa itu Penatalayanan? Penatalayanan adalah segala

Lebih terperinci

Bekerja Dengan Para Pemimpin

Bekerja Dengan Para Pemimpin Bekerja Dengan Para Pemimpin Sudah lebih dari setahun Kim menjadi anggota gerejanya. Dia telah belajar banyak sekali! Ia mulai memikirkan pemimpin-pemimpin di gereja yang telah menolongnya. Ia berpikir

Lebih terperinci

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB GEREJA YANG YESUS DIRIKAN

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB GEREJA YANG YESUS DIRIKAN MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB GEREJA YANG YESUS DIRIKAN Dari Kisah 2 kita tahu bahwa ketika seseorang dibaptis, Tuhan menambahkan dia kepada gereja-nya. Nas lain yang mengajarkan

Lebih terperinci

Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela. Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #5 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #5 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

PENGENALAN AKAN ROH KUDUS

PENGENALAN AKAN ROH KUDUS Sebagai orang yang sudah percaya harus mengetahui kebenaran tentang siapakah Roh Kudus itu maupun pekerjaannya. 1. Jelaskan bagaimanakah caranya supaya kita dapat menerima Roh Kudus? - Efesus 1 : 13-14

Lebih terperinci

oleh Gereja Iuhan Apayang Dilakukan untuk Allah

oleh Gereja Iuhan Apayang Dilakukan untuk Allah Apayang Dilakukan oleh Gereja Iuhan untuk Allah Dalam pelajaran 6, kita telah belajar bagaimana orang Kristen saling menolong dalam tubuh Kristus. Dalam Pelajaran 7, kita melihat beberapa kewajiban kita

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN. Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!.

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN. Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!. 1 Ucapan Petrus dalam suatu dialog dengan Yesus ini mungkin

Lebih terperinci

Pembaptisan Air. Pengenalan

Pembaptisan Air. Pengenalan Pembaptisan Air Pengenalan Penting sekali bagi kita membaca Alkitab dan mempelajari apa yang Tuhan katakan kepada umatnya. Saya percaya kita perlu meneliti Kitab Suci secara menyeluruh untuk mengetahui

Lebih terperinci

-AKTIVITAS-AKTIVITAS

-AKTIVITAS-AKTIVITAS KEHIDUPAN BARU -AKTIVITAS-AKTIVITAS BARU Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Bagaimanakah Saudara Mempergunakan Waktumu? Bila Kegemaran-kegemaran Saudara Berubah Kegemaran-kegemaran Yang Baru

Lebih terperinci

HUBUNGAN HUKUM TAURAT DENGAN ORANG PERCAYA PERJANJIAN BARU

HUBUNGAN HUKUM TAURAT DENGAN ORANG PERCAYA PERJANJIAN BARU HUBUNGAN HUKUM TAURAT DENGAN ORANG PERCAYA PERJANJIAN BARU SEBUAH KARYA TULIS ILMIAH DITUJUKAN KEPADA: dr. Andrew M. Liauw, M.Div., M.Th DOSEN GRAPHE INTERNATIONAL THEOLOGICAL SEMINARY UNTUK MEMENUHI TUNTUTAN

Lebih terperinci

Pengamatan. - Di hadapan Allah perbuatan kita yang terbaik masih rendah mutunya dan tidak memenuhi norma-norma kekudusan-nya.

Pengamatan. - Di hadapan Allah perbuatan kita yang terbaik masih rendah mutunya dan tidak memenuhi norma-norma kekudusan-nya. Tambahan Menptasi Kesulitan Kesulitan pada pihak calon petobat terungkap dalam bentuk pertanyaan, dalih, keberatan, dan bantahan. Jenis-jenis kesulitan pilihan berikut ini merupakan contoh-contoh yang

Lebih terperinci

Seri Kedewasaan Kristen (6/6)

Seri Kedewasaan Kristen (6/6) Seri Kedewasaan Kristen (6/6) Nama Kursus : ORANG KRISTEN YANG BERTANGGUNG JAWAB (OKB) Nama Pelajaran : Bertanggung Jawab dalam Hal Bersaksi dan Memuridkan Orang Lain Kode Pelajaran : OKB-T06 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

Pelayanan Mengajar Bersifat Khusus

Pelayanan Mengajar Bersifat Khusus Pelayanan Mengajar Bersifat Khusus Dalam pelajaran dua kita melihat pentingnya mengajar, baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru. Sejarah pengajaran dalam Alkitab merupakan pedoman bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kebebasan merupakan hal yang menarik bagi hampir semua orang. Di Indonesia, kebebasan merupakan bagian dari hak setiap individu, oleh karena itu setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang terpanggil dan dihimpun oleh Allah Bapa, keluar dari kegelapan menuju kepada Yesus Kristus

Lebih terperinci

Level 2 Pelajaran 4. PENTINGNYA GEREJA KRISTUS Oleh Don Krow

Level 2 Pelajaran 4. PENTINGNYA GEREJA KRISTUS Oleh Don Krow Level 2 Pelajaran 4 PENTINGNYA GEREJA KRISTUS Oleh Don Krow Hari ini kita akan bahas mengenai pentingnya gereja Kristus. Saya ingin bacakan ayat dari Ibrani 10:25. Ayat itu berkata, Janganlah kita menjauhkan

Lebih terperinci

KEBENARAN SEDERHANA untuk ORANG PERCAYA BARU (Pertanyaan dan Jawaban)

KEBENARAN SEDERHANA untuk ORANG PERCAYA BARU (Pertanyaan dan Jawaban) KEBENARAN SEDERHANA untuk ORANG PERCAYA BARU (Pertanyaan dan Jawaban) EDISI KEDUA VERSI 2.0 Kata Pengantar Selama bertahun-tahun, umat Allah telah menggunakan sekumpulan pertanyaan dan jawaban untuk membantu

Lebih terperinci

XII. Diunduh dari. Bab. Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi Lingkungan

XII.  Diunduh dari. Bab. Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi Lingkungan Bab XII A. Pengantar Bernyani Kucinta Keluarga Tuhan Kucinta k luarga Tuhan, terjalin mesra sekali semua saling mengasihi betapa s nang kumenjadi k luarganya Tuhan Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi

Lebih terperinci

Persepuluhan adalah pernyataan iman dan kepercayaan kita kepada Allah.

Persepuluhan adalah pernyataan iman dan kepercayaan kita kepada Allah. Lesson 8 for February 24, 2018 Persepuluhan adalah pernyataan iman dan kepercayaan kita kepada Allah. Ketika kita mengembalikan persepuluhan, kita menunjukkan bahwa kita adalah penatalayan bukan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) memiliki 44 wilayah klasis, 2.504 jemaat, dengan jumlah warga mencapai 1.050.411 jiwa yang dilayani oleh 1.072 pendeta, (Lap. MS-

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #34 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #34 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #34 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #34 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG Pada Bab ini, penulis akan menggunakan pemahaman-pemahaman Teologis yang telah dikemukakan pada

Lebih terperinci

Seri Kedewasaan Kristen (3/6)

Seri Kedewasaan Kristen (3/6) Seri Kedewasaan Kristen (3/6) Nama Kursus   : ORANG KRISTEN YANG BERTANGGUNG JAWAB (OKB) Nama Pelajaran : Bertanggung Jawab untuk Hidup Benar dan Menggunakan                 Karunia-karunia

Lebih terperinci

Bagaimana Saya Menjadi Sebagian dari Gereja Tuhan

Bagaimana Saya Menjadi Sebagian dari Gereja Tuhan Bagaimana Saya Menjadi Sebagian dari Gereja Tuhan Kita telah banyak mempelajari masa lampau gereja Tuhan. Kita telah melihat bagaimana Allah mengerjakan rencananya. Kita juga telah mempelajari arti kata

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB PEMBUKAAN Sesungguhnya Allah didalam Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia. Ia adalah sumber kasih, kebenaran, dan hidup, yang dengan kuat kuasa

Lebih terperinci

Setiap Orang Membutuhkan Pengajaran

Setiap Orang Membutuhkan Pengajaran Setiap Orang Membutuhkan Pengajaran Pernahkah saudara melihat seekor induk burung yang mendesak anaknya keluar dari sarangnya? Induk burung itu memulai proses pengajaran yang akan berlangsung terus sampai

Lebih terperinci

ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SEKOLAH DASAR KECAMATAN SELO TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013

ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SEKOLAH DASAR KECAMATAN SELO TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SEKOLAH DASAR KECAMATAN SELO TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 Nama Sekolah : Nama Siswa : Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen Hari, tanggal : No. Absen : Kelas : VI (enam)

Lebih terperinci

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan Keselamatan Saya sedang duduk di rumahnya yang kecil, ketika Amelia, yang berusia 95 tahun, menceritakan apa sebabnya ia menerima Yesus sebagai Juruselamatnya. Bertahun-tahun yang lalu ia berdiri di depan

Lebih terperinci

BAHAN PENDALAMAN ALKITAB PERSEKUTUAN PEREMPUAN GKPA TAHUN 2018

BAHAN PENDALAMAN ALKITAB PERSEKUTUAN PEREMPUAN GKPA TAHUN 2018 BAHAN PENDALAMAN ALKITAB PERSEKUTUAN PEREMPUAN GKPA TAHUN MING- 07 Januari 14 Januari 21 Januari 28 Januari 04 Februari Keluaran 3:10-15 Mazmur 8:1-10 Yohanes 21:1-11 1Samuel 9:1-10 Markus 5:22-34 Mengenal

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

Bisa. Mengajar. Merupakan Pelayanan

Bisa. Mengajar. Merupakan Pelayanan Mengajar Bisa Merupakan Pelayanan Tahukah saudara bahwa Allah menginginkan saudara menjadi guru? Dalam pelajaran ini saudara akan belajar bahwa demikianlah halnya. Saudara akan belajar mengapa Allah menghendaki

Lebih terperinci

Surat-surat Paulus DR Wenas Kalangit

Surat-surat Paulus DR Wenas Kalangit Surat-surat Paulus DR Wenas Kalangit 15 Januari 2008 Jakarta 1 Surat-surat Paulus Catatan Umum Hampir separuh PB, yakni 13 kitab, memakai nama Paulus sebagai penulisnya (= Suratsurat Paulus). Selain itu,

Lebih terperinci

ROH KUDUS DAN JEMAAT Lesson 9 for March 4, 2017

ROH KUDUS DAN JEMAAT Lesson 9 for March 4, 2017 ROH KUDUS DAN JEMAAT Lesson 9 for March 4, 2017 Selain bekerja atas masing-masing kita, Roh Kudus juga bekerja dalam Gereja sebagai satu tubuh. Roh Kudus memelihara Gereja tetap bersatu sehingga kita dapat

Lebih terperinci

Apa yang Seharusnya Kita Doakan?

Apa yang Seharusnya Kita Doakan? Apa yang Seharusnya Kita Doakan? Oleh John Piper Desiring God. Website: www.desiringgod.org Apa yang harus kita doakan? Untuk menjawab pertanyaan itu, kita bisa merenungkan semua pokok yang didoakan oleh

Lebih terperinci

Kuasa Persekutuan Kecil

Kuasa Persekutuan Kecil April 2010 1 Kisah Para Rasul 2:44; 5:12-16 Kuasa Persekutuan Kecil Dapat memahami tentang Care Group. Dapat hidup dalam komunitas/icare Group IFGF GISI Mukjizat dan tanda menyertai kehidupan jemaat mula-mula

Lebih terperinci

SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG

SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Roh Kudus adalah Penolong Saudara Buah Roh Kudus Berjalan di dalam Roh Kuasa Roh Kudus di dalam Saudara Karunia-karunia Roh Roh Kudus

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS)

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) TATA GEREJA GKPS 1 GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) Simalungun Protestant Christian Church Pimpinan Pusat : Pdt. Jaharianson Saragih, STh, MSc, PhD Sekretaris Jenderal : Pdt. El Imanson Sumbayak,

Lebih terperinci

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban)

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban) KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA (Pertanyaan dan Jawaban) 1 TUHAN, MANUSIA DAN DOSA * Q. 1 Siapakah yang membuat anda? A. Tuhan yang membuat kita. Kejadian 1:26,27; Kejadian 2:7 Q. 2 Apa lagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Gereja adalah persekutuan umat beriman yang percaya kepada Kristus. Sebagai sebuah persekutuan iman, umat beriman senantiasa mengungkapkan dan mengekspresikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1. Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. Data statistik keagamaan Kristen Protestan tahun 1992, memperlihatkan bahwa ada sekitar 700 organisasi 1 Kristen

Lebih terperinci

Buku yang Diberikan Allah kepada I(ita

Buku yang Diberikan Allah kepada I(ita Buku yang Diberikan Allah kepada I(ita Pernahkah saudara bertanya-tanya dalam hati bagaimana Allah memberikan Alkitab kepada kita? Apakah Alkitab itu mungkin disiapkan oleh malaikat dan kemudian ditinggalkan

Lebih terperinci

PELAYANAN ANAK. PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak

PELAYANAN ANAK. PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak PENDAHULUAN Allah tertarik pada anak-anak. Haruskah gereja berusaha untuk menjangkau anak-anak? Apakah Allah menyuruh kita bertanggung jawab terhadap anak-anak?

Lebih terperinci

Tujuan langsung dari penatalyanan adalah untuk memenuhi misi Allah dan menebus dunia. Allah ingin membuat prinsip penatalayanan menjadi suatu

Tujuan langsung dari penatalyanan adalah untuk memenuhi misi Allah dan menebus dunia. Allah ingin membuat prinsip penatalayanan menjadi suatu Lesson 13 for 31 March 2018 Tujuan langsung dari penatalyanan adalah untuk memenuhi misi Allah dan menebus dunia. Allah ingin membuat prinsip penatalayanan menjadi suatu kenyataan dalam hidup kita. Hal

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA. melainkan beroleh hidup yang kekal Yohanes 3:16. (Bahasa Indonesian)

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA. melainkan beroleh hidup yang kekal Yohanes 3:16. (Bahasa Indonesian) (Bahasa Indonesian) INJIL BAGI DUNIA Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-nya tidak binasa, melainkan

Lebih terperinci

BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS

BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS MAKALAH 3 BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS Oleh Herlianto herlianto@yabina.org (Depok, Indonesia) ( Ya y a s a n b in a a w a m ) *) Makalah ini disampaikan dalam rangka Seminar Pneumatologi yang diselenggarakan

Lebih terperinci