Oleh : Iriana Lilis Purwanti, M.Pd. Guru SMA Negeri 2 Ngawi ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh : Iriana Lilis Purwanti, M.Pd. Guru SMA Negeri 2 Ngawi ABSTRAK"

Transkripsi

1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Prestasi Belajar Geografi Kelas XI SMA Negeri 2 Ngawi Tahun Pelajaran Oleh : Iriana Lilis Purwanti, M.Pd. Guru SMA Negeri 2 Ngawi ABSTRAK Berdasarkan hasil nilai ulangan harian prestasi belajar geografi kurang baik dari pelajaran yang lain. Hal ini mungkin disebabkan oleh penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat oleh guru dalam proses pembelajaran. Sudah menjadi tugas seorang pendidik untuk menemukan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan agar siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran, agar siswa dapat meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa. Salah satu metode yang mampu meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Devision (STAD). Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di kelas XI SMA Negeri 2 Ngawi tahun pelajaran , sedangkan subyek penelitian adalah siswa XI-IPA1. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi dan angket untuk pengelolaan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas belajar siswa, serta metode test untuk prestasi belajar siswa di akhir siklus. Sedangkan analisis data dengan menggunakan metode didkriptif kuantitatif. Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini bahwa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Devision (STAD) padakompetensi dasar Budaya Nasional dan Interaksi Global memiliki dampak positif untuk meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan meningkatnya aktivitas belajara siswa dalam setiap siklus, yaitu : siklus I sebesar 69,9%, siklus II menjadi 84,0%, dan siklus III sebesar 86,8%. Serta untuk prestasi belajar siswa, pada siklus I sebesar 50,9%, siklus II menjadi 81,1%, dan siklus III sebesar 86,8%. Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, Aktivitas, dan Prestasi PENDAHULUAN Latar Belakang Upaya peningkatan mutu pendidikan menjadi prioritas utama dari program pendidikan nasional pada saat ini. Undang undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN e-issn

2 mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sebenarnya ada banyak metode pembelajaran yang bisa membuat anak lebih aktif dan cocok diterapkan dalam kegiatan pembelajaran geografi, salah satunya adalah cooperative learning. Dalam penerapan ini didapatkan adanya pemahaman siswa terhadap materi dan meningkatkan rasa tanggung jawab siswa secara mandiri dan menuntut saling ketergantungan yang positif terhadap teman sekelompoknya. Metode pembelajaran Student Teams Achievement Devision (STAD) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. STAD terdiri atas lima komponen utama-presentasi kelas, tim kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim. Dalam model pembelajaran ini, masing-masing tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi adalah untuk mempersiapkan anggotanya agar bisa mengerjakan kuis dengan baik. Dari uraian di atas, maka salah satu upaya yang dianggap dapat memecahkan masalah tersebut adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif sebagai salah satu strategi yang diharapkan melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran geografi Batasan Masalah Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak keluar dari masalah yang dibahas, maka permasalahan dibatasi pada menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan materi Budaya Nasional dan Interaksi Global. Aktivitas yang dimaksud adalah aktivitas guru dan aktivitas belajar Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN e-issn

3 siswa selama proses pembelajaran. Prestasi belajar siswa adalah skor hasil tes yang dilaksanakan di akhir siklus. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kompetensi dasar Budaya Nasional dan Interaksi Global Kelas XI di SMA Negeri 2 Ngawi? 2. Bagaimana aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kompetensi dasar Budaya Nasional dan Interaksi Global Kelas XI di SMA Negeri 2 Ngawi? 3. Bagaimana ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kompetensi dasar Budaya Nasional dan Interaksi Global Kelas XI di SMA Negeri 2 Ngawi? Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan : 1. Pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru selama dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kompetensi dasar Budaya Nasional dan Interaksi Global di Kelas XI SMA Negeri 2 Ngawi. 2. Aktivitas belajar siswa kelas XI SMA Negeri 2 Ngawi selama proses pembelajaran kooperatif tipe STAD, pada kompetensi dasar Budaya Nasional dan Interaksi Global. 3. Ketuntasan belajar siswa kelas XI SMA Negeri 2 Ngawi dengan proses pembelajaran kooperatif tipe STAD, pada kompetensi dasar Budaya Nasional dan Interaksi Global. Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat pada: 1. Siswa : a. Dapat melatih kemampuan siswa dalam menyampaikan pengetahuan kepada temannya, meningkatkan kerjasama antar siswa dan kemandirian belajar siswa. b. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN e-issn

4 Geografi. 2. Guru : a. Sebagai masukan bagi guru geografi tentang penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD. b. Sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut tentang penerapan pembelajaran kooperatif tipe SSTAD pada pembelajaran geografi. KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut hilgard, belajar adalah jantungnya dari proses sosialisasi, pembelajaran adalah rekayasa sosiopsikologis untuk memelihara kegiatan belajar tersebut sehingga tiap individu yang belajar akan belajar secara optimal dalam mencapai tingkat kedewasaan dan dapat hidup sebagai anggota masyarakat yang baik (Suyono, Hariyanto, 2012:12). Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara simple dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks pembelajaran hakiikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Dari makna ini jelas terlihat bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan siswa, di mana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya. Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi akademik adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah atau di perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian (Tulus Tu u, 2014:75). Berdasarkan hal di atas, prestasi belajar siswa dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Prestasi belajar siswa adalah hasil Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN e-issn

5 belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran disekolah. b. Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi. c. Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya. Pengertian Pembelajaran Geografi. Pembelajaran geografi di SMA pada dasarnya adalah merupakan kemampuan yang diperoleh siswa selama pembelajaran geografi di SMA. Pembelajaran geografi di sekolah tidak bisa terlepas dari sifat-sifat geografi yang terstruktur dan sifat perkembangan intelektual siswa yang kita ajar. Oleh karena itu kita perlu memperhatikan beberapa sifat atau karakteristik pembelajaran di sekolah : a. Pembelajaran geografi adalah berjenjang (bertahap). b. Pembelajaran geografi mengikuti metode spiral. c. Pembelajaran geografi menekankan pada pola pikir deduktif. d. Pembelajaran geografi menganut kebenaran konsistensi. Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Learning Cooperative Learning berasal dari bahasa inggris yaitu cooperate yang berati kerja sama dan learn yang berarti belajar. Jadi secara bahasa cooperative learning dapat diartikan belajar dengan cara bekerja sama..(robert E. Slavin, 2005:8) Inti pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran adalah para siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru. (Abdul majid, 2014:175) Tujuan dan manfaat model pembelajaran kooperatif : a. Meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Model kooperatif ini memiliki keunggulan dalam membantu siswa untuk memahami konsep-konsep yang sulit. Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN e-issn

6 b. Agar siswa dapat menerima temantemannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belakang. c. Mengembangkan keterampilan sosial siswa berbagai tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, dan bekerja dalam kelompok. Pembelajaran kooperatif telah digunakan sebagai metode pembelajaran dan sebagai sarana belajar di berbagai tingkat pendidikan untuk berbagai bidang studi. Johnson dan Holubec (1994) mengusulkan lima elemen penting dari pembelajaran : a. Saling ketergantungan positif: keberhasilan satu pelajar tergantung pada keberhasilan peserta didik lainnya. b. Interaksi promotif: individual dapat mencapai interaksi promotif dengan membantu satu sama lain, bertukar sumber daya, menantang kesimpulan masing-masing, memberikan umpan balik, mendorong dan berusaha untuk saling menguntungkan. c. Akuntabilitas individual: guru harus menilai jumlah usaha yang masingmasing anggota memberikan kontribusi. Ini dapat dilakukan dengan memberikan tes individu untuk setiap siswa dan secara acak memanggil siswa untuk mempresentasikan karya kelompok mereka. d. Interpersonal dan kelompok kecil keterampilan : guru harus memberikan kesempatan bagi anggota kelompok untuk mengenal satu sama lain, menerima dan mendukung satu sama lain, berkomunikasi secara akurat dan menyelesaikan perbedaan secara konstruktif. e. Pengolahan kelompok : guru juga harus memberikan peluang untuk kelas untuk menilai kelompok. Pengertian Metode Pembelajaran STAD Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN e-issn

7 kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnis (Robert E.Slavin, 2005: ). Untuk langkah langkah model pembelajaran tipe STAD (Agus Suprijono, 2009 : ) adalah : a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain). b. Guru menyajikan pelajaran. c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. d. Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu. e. Memberi evaluasi. f. Kesimpulan. STAD terdiri atas lima komponen utama, presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim. Menurut Ibrahim, dkk. (Abdul Majid, 2014:188) terdapat kelebihan dan kekurangan metode STAD. Kelebihannya adalah sebagai berikut : a. Dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan siswa lainnya. b. Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan. c. Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif. d. Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain. Kelemahannya adalah sebagai berikut : a. Membutuhkan waktu yang lama. b. Siswa yang pandai enggan disatukan dengan siswa yang kurang pandai. c. Siswa diberikan kuis dan tes secara perorangan. Pada tahap ini setiap siswa harus memperhatikan kemampuannya dan menunjukkan apa yang diperoleh pada kegiatan kelompok. d. Penentuan skor individu akan diperiksa oleh guru dan dimasukkan ke dalam skor individu untuk melihat peningkatan kemampuan individu. Rata-rata skor peningkatan individu merupakan sumbangan Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN e-issn

8 bagi kinerja pencapaian hasil kelompok. e. Penghargaan terhadap kelompok berdasarkan skor peningkatan individu, maka akan diperoleh skor kelompok. Dengan demikian skor kelompok sangat tergantung dari sumbangan skor individu. Pengertian Aktivitas Siswa Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersentuhan dengan obyek yang sedang dipelajari seluas mungkin, karena dengan demikian proses konstruksi pengetahuan yang terjadi akan lebih baik. Aktivitas belajar diperlukan aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Dari uraian diatas dapat diambil pengertian aktivitas belajar adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dalam kegiatan belajar guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Uraian Singkat Materi Budaya Nasional dan Interaksi Global Materi yang akan dibahas antara lain : a. Keragaman Budaya. b. Identitas Nasional. c. Interaksi Global. d. Potensi Budaya Kerangka Berfikir Keberhasilan suatu pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa diantaranya adalah model pembelajaran yang digunakan oleh guru dan motivasi belajar siswa. Dalam upaya meningkatkan proses pembelajaran, dibutuhkan suatu model pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Salah satunya yaitu menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model pembelajaran yang paling sederhana dan mudah untuk diterapkan dalam pembelajaran, salah satunya pada kompetensi dasar Budaya Nasional dan Interaksi Global. Selain mudah diterapkan, aktivitas belajar dan Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN e-issn

9 motivasi belajar siswa juga akan meningkat, sehingga prestasi belajar diharapkan bisa maksimal. HIPOTESIS TINDAKAN Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran geografi pada kompetensi dasar Budaya Nasional dan Interaksi Global kelas XI SMA Negeri 2 Ngawi Tahun Pelajaran METODE PENELITIAN Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penilitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Ngawi yaitu pada siswa kelas XI semester genap tahun pelajaran Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan bulan Juni Prosedur Penelitian Prosedur PTK Menurut (Suhardjono, 2014:58), penelitian tindakan kelas adalah : penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi dikelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar). Dalam PTK, (Supardi, 2014:102) peneliti dapat melihat sendiri praktik pembelajaran atau bersama guru lain dapat melakukan penelitian terhadap siswa, dilihat dari segi aspek interaksinya dalam proses pembelajaran. Menurut (Suhardjono, 2014:61) tujuan PTK adalah untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran,mengatasi masalah pembelajaran, meningkatkan profesionalisme, dan menumbuhkan budaya akademik. Studi Pendahuluan (Pra Tindakan) Studi pendahuluan adalah proses pengkajian dan analisis yang dilakukan peneliti untuk memperdalam dan meningkatkan wawasan tentang permasalahan hasil dari refleksi awal serta meningkatkan pemahaman peneliti tentang alternatif tindakan yang dapat dilakukan dalam rangka pemecahan masalah. Ada dua Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN e-issn

10 kepentingan melakukan studi pendahuluan, yaitu : a. Studi pendahuluan berhubungan dengan perumusan fokus masalah. b. Studi pendahuluan juga penting untuk meningkatkan pemahaman guru secara konseptual terhadap fokus masalah, sehingga hasilnya dapat memunculkan hipotesis tindakan. Pelaksanaan Penelitian PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang yang di dalamnya terdapat lima tahapan utama kegiatan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, analisis, dan refleksi. Rincian kegiatan pada setiap tahapan adalah sebagai berikut : a. Perencanaan Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. b. Tindakan Rancangan tindakan yang akan dilakukan, hendaknya diijabarkan serinci mungkin secara tertulis. Rincian tindakan itu menjelaskan : 1) Langkah demi langkah kegiatan yang akan dilakuka. 2) Kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh guru. 3) Kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh siswa. 4) Rincian tentang jenis media pembelajaran yang akan digunakan dan cara menggunakannya. 5) Jenis instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data pengamatan disertai dengan penjelasan rinci bagaimana menggunakannya. c. Pengamatan (observasi) Tahapan ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Data yang dapat dikumpulkan saat pengamatan berupa (hasil tes, kuis, prestasi, nilai tugas, dan lain-lain) atau data kuantitatif yang menggambarkan pengelolaan kinerja gurum, aktivitas belajar siswa, ant, mutu diskusi yang dilakukan, dan lain-lain. d. Analisis Dari data yang sudah terkumpul Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN e-issn

11 dikelompokkan sesuai dengan kelompok data, dianalisis secara diskriptif kuantitatif dan disimpulkan. e. Refleksi Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul dan analisis data guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penelitian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan : perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian adalah tes prestasi belajar, secara lengkap mengenai soal tes dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran. Tes hasil belajar ini berupa tes tertulis yang dibuat oleh penulis berdasarkan RPP yang sudah dilaksanakan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan lembar tes. 1. Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran. a. Silabus. b. Rencana Program Pembelajaran (RPP). c. Lembar Kerja Siswa (LKS). d. Laptop. e. LCD Proyektor. 2. Instrumen Pengumpulan Data. a. Soal tes pada tiap siklus. b. Lembar observasi guru Lembar aktivitas guru yang digunakan oleh pengamat untuk menilai atau mengetahui kinerja guru selama pembelajaran berlangsung dan mengungkap keberhasilan penelitian. c. Lembar observasi siswa. 1) Lembar aktivitas siswa Lembar merupakan aspek observasi lembar pengamatan yang harus diisi oleh observer. Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui aktivitas Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN e-issn

12 belajar siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD. Dalam penelitian ini lembar observasi diisi oleh observer yaitu guru mata pelajaran geografi. 2) Lembar angket siswa Lembar angket siswa berisi berisi pertayaan tentang setuju atau tidak setuju tentang pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk pembelajaran geografi. Siswa dianjurkan untuk mengisi lembar tersebut secara jujur. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan beberapa metode yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah : metode observasi, metode angket, dan metode tes. Metode Observasi a. Kinerja Guru Observasi dilakukan oleh pengamat yaitu guru geografi yang terlibat langsung dalam penelitian ini. Tugas observer yaitu mengamati kinerja guru selama pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sesuai dengan angket dan rubrik yang sudah dbuat. b. Aktivitas belajar Siswa Observasi dilakukan oleh peneliti dibantu guru geografi dengan cara pengamatan langsung aktivitas belajar siswa dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sesuai lembar observasi yang sudah dibuat. Metode Tes Tes tulis diberikan kepada siswa pada setiap akhir siklus. Hasil tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar setiap siswa. Metode Angket Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa kekurangan, kelebihan, dan kendala yang ada Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN e-issn

13 terhadap pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. ANALISA DATA Analisis data dalam penelitian ini disesuaikan dengan teknik pengumpulan data digunakan. Data yang diperoleh dari observasi dianalisis dari lembar observasi. Data yang diperoleh dari tes dianalisis dari lembar tes. Teknik analisis data sebagai berikut : 1. Data Observasi Guru Untuk mengetahui kinerja guru dalam pembelajaran digunakan rumus: Nilai untuk guru = X Data Aktivitas Belajar Siswa Untuk mengetahui kategori aktifitas belajar siswa digunakan rumus: Persentase aktivitas siswa = 3. Data Prestasi Belajar Siswa Prestasi belajar siswa diukur dengan menggunakan soal tes yang diberikan kepada siswa di akhir siklus. Soal tes yang diberikan berupa tes uraian berjumlah 5 soal untuk masing-masing siklus, dengan skor minimal 0 dan skor maksimal 100. Untuk mencari nilai rata-rata kelas digunakan rumus: Nilai rata-rata kelas = Untuk mengetahui klasikal digunakan rumus: Persentase = X100 %. 4. Data Angket Siswa Nilai angket dapat dihitung dengan rumus berikut : Persentase setuju = Persentase tidak setuju = Kriteria Keberhasilan Penelitian 1. Untuk Kinerja Guru dalam Pembelajaran Kinerja guru dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dikatakan berhasil jika 85 % langkah-langkah model STAD terlaksana dengan baik. 2. Untuk Siswa a. Aktivitas Kegiatan Belajar Siswa Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN e-issn

14 Aktivitas belajar siswa dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipt STAD dikatakan berhasil jika 80 % kategori Baik (B). b. Prestasi Belajar Siswa Siswa dikatakan tuntas belajar jika minimal sama mendapat nilai batas KKM yaitu 75. Sedangkan untuk kelas dikatakan tuntas belajar jika 85% dari jumlah siswa dalam kelas minimal sama dengan nilai batas KKM yang ditetapkan yaitu 75. c. Respon Siswa Respons siswa dikatakan berhasil jika 80% jumlah siswa dalam kelas memilih setuju terhadap pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Siklus I Tahapan Perencanaan Sebelum melakukan penelitian, peneliti mempersiapkan hal-hal sebagai berikut : a. Mengidentifikasikan bahan pelajaran. b. Menyusun Silabus dan RPP. c. Menyiapkan alat bantu Pembelajaran. d. Menyiapkan lembar kerja siswa. e. Menyiapkan lembar observasi. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2015 sampai dengan 14 Maret Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP. 1. Tahap Observasi Dalam tahap peneliti dan observator melakukan pengamatan selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi kinerja guru dan lembar aktivitas belajar siswa. 2. Tahap Analisa Data a. Data Kinerja Guru Skor kinerja guru yang diperoleh adalah 57 atau 79,2%. Hasil ini masih belum mencapai indikator keberhasilan kinerja guru yaitu 85%. b. Data Aktivitas Belajar Siswa Dari data aktivitas belajar siswa yang mencapai kategori A atau B adalah 68,75%. Skor ini belum Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN e-issn

15 mencapai indikator keberhasilan aktivitas belajar siswa yang ditetapkan yaitu 85%. c. Data Prestasi Belajar Siswa Dari data prestasi belajar diperoleh nilai reratanya adalah 70,1 dan ketuntasan belajar 53,125% atau ada 17 siswa dari 32 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena lebih kecil dari ketuntasan yang ditetapkan yaitu 85%. d. Data Angket siswa Dari data respon siswa terhadap pelaksanaan model pembelajaran kooperartip tipe STAD sebesar 79,4%. Skor ini belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 80% siswa menyatakan setuju. 3. Tahap Refleksi Dari analisis diatas dapat diketahui bahwa aktivitas dan prestasi belajar geografi siswa belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya : 1) Guru belum rinci dalam pelaksanaan pembelajaran STAD. 2) Guru belum mengawasi aktivitas belajar siswa dalam kelompoknya. 3) Siswa kurang aktif dalam pembelajaran. 4) Masih ada siswa yang berbicara dengan temannya. 5) Siswa belum tahu tugasnya dalam diskusi kelompok. 6) Siswa asal menjawab angket respons siswa. Dari refleksi diatas, perlu diadakan tindakan lebih lanjut ( siklus II ) dengan memperhatikan hasil refleksi siklus I untuk merumuskan tindakan di siklus II. Siklus II Seperti pada siklus I, Pada siklus II ini menggunakan 5 tahap : 1. Tahap Perencanaan Sesuai refleksi siklus I, maka peneliti bersama observator menyusun dan menyiapkan instrumen-instrumen yang diperlukan untuk mengatasi kekurangan yang ditemukan pada siklus I yang meliputi lembar observasi, RPP, dan LKS. Sehingga dalam pelaksanaan sesuai dengan Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN e-issn

16 tujuan pembelajaran yang ditentukan. 2. Tahap Pelaksanaan Siklus II dilaksanakan mulai tanggal 16 Maret sampai 28 Maret Untuk memperbaiki pada siklus I, maka peneliti lebih meningkatkan pembelajaran dengan cara : a. Peneliti membahas sedikit tentang materi pada siklus I dan dilanjutkan dengan materi tentang balok. b. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya, maupun meminta untuk mengulangi lagi materi pada siklus I. c. Untuk mengetahui sampai mana siswa memahami materi dilakukan evaluasi. 3. Tahap Observasi Pada tahap ini peneliti bersama observator melakukan pengamatan selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar kinerja guru dan lembar aktivitas belajar siswa. 4. Tahap Analisa Data a. Data Kinerja Guru Dari data yang diperoleh skor kinerja guru adalah 61 atau 84,7 %. Hasil ini masih belum mencapai indikator keberhasilankinerja guru yaitu 85%. b. Data Aktivitas Belajar Siswa Dari yang diperoleh aktivitas belajar siswa dengan kategori A atau B adalah 84,375 %. Skor ini belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 85% jumlah siswa dengan kategori A dan B. c. Data Prestasi Belajar Siswa Dari data yang diperoleh nilai rerata prestasi belajar siswa adalah 75,8 dan ketuntasan belajar mencapai 81,25 % atau terdapat 26 siswa dari 32 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai 75 hanya sebesar 81,25 % lebih kecil dari ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu 85%. d. Data Respons Siswa Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa respon siswa terhadap pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebesar 82,60 %. Skor Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN e-issn

17 ini sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 80% dari jumlah siswa menyatakan setuju. 5. Tahap Refleksi Dari analisis diatas dapat diketahui bahwa aktivitas dan prestasi belajar geografi siswa belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya : 1) Guru belum maksimal memberikan bimbingan terhadap masing-masing kelompok. 2) Siswa kurang serius dalam diskusi kelompok. 3) Masih ada anggota kelompok yang belum bias mendukung hasil kerja kelompok. Dari refleksi diatas, maka peneliti dan observator menyimpulkan masih perlu diadakan tindakan selanjutnya ( siklus III ). Siklus III Seperti pada siklus I dan II, Pada siklus III ini menggunakan 5 tahap yaitu : 1. Tahap Perencanaan Sesuai hasil refleksi siklus II, maka peneliti bersama observator menyusun dan menyiapkan instrumen-instrumen yang diperlukan untuk mengatasi kekurangan yang ditemukan pada siklu II yang meliputi lembar observasi, RPP, dan LKS. Sehingga dalam pelaksanaan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditentukan. 2. Tahap Pelaksanaan Siklus III dilaksanakan mulai tanggal 30 Maret 2015 sampai dengan 11 April Untuk memperbaiki pada siklus II, Maka peneliti lebih meningkatkan pembelajaran dengan cara : a. Peneliti membahas sedikit tentang materi pada siklus II dan dilanjutkan dengan materi Interaksi Global dan Potensi Budaya. b. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya berdiskusi secara bebas dalam kelompok maupun dengan kelompok lain. c. Guru memberikan bimbingan kelompok dan menjadi naras umber untuk mengetahui pemahaman dan penguasaan materi yang diberikan. 3. Tahap Observasi Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN e-issn

18 Pada tahap observasi peneliti dan observator melakukan pengamatan selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar kinerja guru dan lembar aktivitas belajar siswa. 4. Tahap Analisa Data a. Data Kinerja Guru Dari yang diperoleh diketahui skor kinerja guru adalah 65 atau 90,30 %. Hasil ini sudah mencapai indikator keberhasilankinerja guru yang ditetapkan yaitu 85%. b. Data Aktivitas Belajar Siswa Dari data yang diperoleh diketahui bahwa siswa yang mencapai kategori A atau B adalah 87,50%. Skor ini sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 85% dari jumlah siswa dengan kategori A atau B. c. Data Prestasi Belajar Siswa Dari data diperoleh : nilai rerata prestasi belajar siswa adalah 76,4 dan ketuntasan belajar 87,50 % atau terdapat 28 siswa dari 32 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus III secara klasikal sudah tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai 75 sebesar 87,50% lebih besar dari kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu sebesar 85 %. d. Analisis Data Angket Siswa Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa respon siswa terhadap pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebesar 85,7%. Skor ini sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu sebesar 80% dari siswa menyatakan setuju. e. Tahap Refleksi Dari analisa data yang dilakukan peneliti dan observator, pada siklus III disimpulkan bahwa tidak perlu diadakan tindakan lebih lanjut. Dari hasil siklus I, siklus II dan siklus III dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan prestasi belajar siswa kelas XI SMA Negeri 2 Ngawi materi Budaya Nasional dan Interaksi Global. PENUTUP Kesimpulan Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN e-issn

19 Berdsarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe (STAD), dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran geografi pada Standar Kompetensi : Budaya Nasional dan Interaksi Global di kelas XI SMA Negeri 2 Ngawi Tahun Pelajaran Terbukti dengan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I yaitu 68,75%, siklus II 84,375 %, dan siklus III 87,50 %. 2. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe (STAD), dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran geografi pada materi Budaya Nasional dan Interaksi Global di kelas XI SMA Negeri 2 Ngawi Tahun Pelajaran Terbukti dengan adanya peningkatan prestasi belajar geografi siswa yang tuntas dari siklus I yaitu 53,125%, siklus II 81,25%, dan siklus III 87,50%. Saran Dari hasil penelitian tindakan kelas, maka disampaikan saran sebagai berikut : 1. Dalam melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan pada proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang maksimal. 2. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering menerapkan berbagai model danmetode, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalahmasalah yang dihadapinya. DAFTAR PUSTAKA Huda, Miftahul, Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Majid, M.Pd., Abdul, Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Novianti, Idha, Experimentation Cooperative Learning Student Team Achievement Division (STAD) Type Viewed From Learning Motivation. Tangerang Selatan: Asian Journal of Education and e-learning. Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN e-issn

20 Prasetyo, Agus, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode STAD Untuk Meningkatkan Kreativitas Belajar Pada Materi Fungsi Kuadrat Siswa Kelas XI Smk Negeri 1 Geneng Tahun Pelajaran 2013/2014. Ngawi: Perpustakaan STKIP PGRI NGAWI. Supardi dan Suhardjono, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Slavin, Robert E, Cooperative Leaning Teori, Model, dan Riset. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Suyono, Hariyono, Belajar dan Pembelajaran. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya. Tu u,s.th., MM.Pd., Tulus, Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa. Jakarta: P.T. Grasindo, Anggota Ikapi. Zakaria, Effandi, dkk, Promoting Cooperative Learning in Science and Mathematics. Selangor: Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education. Media Prestasi Vol. XV No. 2 Desember 2015/ P-ISSN e-issn

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari pembentukan Negara RI adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tentunya menuntut adanya penyelenggaraan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pada bab 2 pasal 3 menyatakan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan kunci utama tercapainya tujuan pendidikan. Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa komponen diantaranya dalah

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR KELAS IV B SD NEGERI TAHUNAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Fathonah Guru Kelas IVB SD Negeri Tahunan Yogyakarta Abstrak Penelitian tindakan kelas ini bertujuan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KOMBINASI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SDN SUNGAI MIAI 5 BANJARMASIN Noorhafizah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA Oleh: Leli Dwi Nugraheni, Mujiyem Sapti, Riawan Yudi Purwoko. Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6 ISSN 2442-3041 Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 1, No. 2, Mei - Agustus 2015 STKIP PGRI Banjarmasin UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber daya manusia merupakan aspek yang dominan terhadap kemajuan suatu bangsa. Manusia dituntut

Lebih terperinci

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KOMBINASI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SDN SUNGAI MIAI 5 BANJARMASIN Noorhafizah

Lebih terperinci

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DI SMA NEGERI 1 STABAT Suherman Guru Fisika

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2016, Hal ISSN : Copyright 2016 by LPPM UPI YPTK Padang

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2016, Hal ISSN : Copyright 2016 by LPPM UPI YPTK Padang Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Bahasa Inggris Peserta didik Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achivement Division (STAD) Pada Kelas X.3 SMA Negeri 5 Bukittingi Gusviar SMA

Lebih terperinci

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 TILAMUTA

Lebih terperinci

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN SD Negeri 02 Wuluh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian dari pendapat beberapa ahli yang mendukung penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu perbuatan atau proses yang didalamnya berupa pengalaman belajar langsung dalam sepanjang hidup baik didalam lingkungan atau yang diselenggarakan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IIIA SDN SEMBORO 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Kasmiati 10 Abstrak. Tujuan pembelajaran

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Akhmad Suyono Universitas Islam Riau gerhanabestari@yahoo.com Abstract: This

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS V.A SD NEGERI 07 BARUGA KOTA KENDARI JURNAL PENELITIAN OLEH: NURSIAH WAHAB NIM. G2G1 15 056 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan sekelompok orang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan sekelompok orang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMAN 1 BANGUN PURBA Pebriani *), Arcat 1), Lusi Eka Afri 2) 1&2) Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No: 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN), Bab

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SMP N 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana sehingga peserta didik melakukan akivitas untuk mengembangkan segala potensi dirinya. Hal ini sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap penduduk Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang layak dan diharapkan untuk selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan setiap negara. Melalui pendidikan, generasi muda penerus bangsa terus mampu mengembangkan diri sesuai

Lebih terperinci

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS XI IPS 5 SMA NEGERI 7 MALANG Nenis Julichah 1, Marhadi

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN :

PROSIDING ISBN : P 5 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII C SMP ANGGREK BANJARMASIN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN SCRAMBLE Agisna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pendidikan merupakan proses interaksi antar manusia yang ditandai dengan keseimbangan antara peserta didik dengan pendidik. Proses interaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X1 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA YLPI P-MARPOYAN PEKANBARU (Applied

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh guru, dalam menyampaikan materi yang diajarkan kepada siswa dalam suatu lembaga pendidikan

Lebih terperinci

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan sekarang ini sangat pesat. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat ilmu pengetahuan yang berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses

BAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan ilmiah. Pembelajaran

Lebih terperinci

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI KELAS XI IIS 5 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Reni Rasyita Sari Program Studi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang mempengaruhi siswa dalam mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari pendidikannya. Semakin baik tingkat pendidikan suatu negara, semakin baik juga sumber daya manusianya.

Lebih terperinci

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama Suci Dahlya Narpila Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan hak asasi bagi setiap manusia dan memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Setiap manusia memiliki hak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 menyebutkan bahwa, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VI SDN REJOAGUNG 01 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Sri Nupiksani 2 Abstrak. Dewasa ini tumbuh

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna Indrawati Sumuri Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

48 Media Bina Ilmiah ISSN No

48 Media Bina Ilmiah ISSN No 48 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV DI SDN 1 GONTORAN OLEH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan atau membangun manusia dan hasilnya tidak dapat dilihat dalam waktu yang singkat melainkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 34 Nomor 1 Tahun 2017 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR Dyah Kartika Sari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif BAB II KAJIAN TEORI Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK Journal of Mechanical Engineering Education, Vol.1, No.2, Desember 2014 323 MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK Wisnu D. Yudianto 1, Kamin Sumardi 2, Ega

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat 6 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemahaman Konsep 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau

Lebih terperinci

17 Media Bina Ilmiah ISSN No

17 Media Bina Ilmiah ISSN No 17 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK HIMPUNAN SISWA KELAS VII.3 SMPN 4 MATARAM TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan negara. Sebagaimana dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. dan negara. Sebagaimana dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat penting dalam kemajuan suatu negara. Pendidikan merupakan suatu usaha dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS Xl IPS 4 SMA NEGERI COLOMADU KARANGANYAR TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa kurang berkembang akan berdampak pada sikap mahasiswa yang apatis,

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa kurang berkembang akan berdampak pada sikap mahasiswa yang apatis, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendekatan metode pembelajaran yang sifatnya monoton yang diterapkan selama ini membuat mahasiswa kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran, hal ini

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan kimia, Jurusan PMIPA,FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2

Mahasiswa Program Studi Pendidikan kimia, Jurusan PMIPA,FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2 Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 1 Tahun 2015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 137-143 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENERAPAN MODEL

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sejak lahir manusia telah memulai

Lebih terperinci

ISSN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 PENEBEL

ISSN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 PENEBEL ISSN 18295282 84 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 PENEBEL Oleh: I Wayan Kariata SMA Negeri I Penebel ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPA Materi Gejala Alam melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division

Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPA Materi Gejala Alam melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPA Materi Gejala Alam melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Siswa Kelas VIIG SMP 3 Jekulo Kabupaten Kudus Semester 2 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan pemegang peran utama dalam proses pembelajaran karena guru mempunyai peranan penting dalam keberhasilan siswa menerima dan menguasai pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dikembangkan untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik termaktub dalam tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 akhirnya resmi diterapkan meskipun belum dilakukan di

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 akhirnya resmi diterapkan meskipun belum dilakukan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 akhirnya resmi diterapkan meskipun belum dilakukan di semua sekolah. Salah satu alasan penyusunan kurikulum 2013 adalah memberi kesempatan kepada

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MASRI MANSYUR Guru SMP Negeri YASFII Dumai masrimansyur449@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI Abstrak. Yulia Ayu Astuti. K8409074. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS

Lebih terperinci

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres Pandaluk Pada Materi Penjumlahan Bilangan Bulat Lia Agustin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

Kata kunci: Model kooperatif tipe STAD, Hasil Belajar.

Kata kunci: Model kooperatif tipe STAD, Hasil Belajar. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MENGGUNAKAN LKS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI SISWA KELAS XI IPA SMA SUNAN GIRI TAHUN AJARAN 2012-2013

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 2, Tahun 2012 Istiningrum & Sukanti Halaman 64-79

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 2, Tahun 2012 Istiningrum & Sukanti Halaman 64-79 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X AK 2 SMK YPKK 2 SLEMAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh: Istiningrum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XI IPS 3 di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Sebagaimana diuraikan pada bab III, tindakan penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SUBOH TAHUN AJARAN 2013/2014 Aditya Permana

Lebih terperinci

Hazal Fitri 1. Abstrak. Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad, Hasil Belajar, Bola Voli

Hazal Fitri 1. Abstrak. Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad, Hasil Belajar, Bola Voli PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BOLA VOLI DI KELAS VII SMPN 1 SIMPANG TIGA KABUPATEN ACEH BESAR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya berupa ilmu pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu menghadapi problematika

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER Oleh : Bambang Sumantri Dosen Tetap Yayasan STKIP PGRI Ngawi Abstrak : Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Penerbit AR-RUZZ MEDIA, Yogyakarta, hal ) Esa Nur Wahyuni, Baharuddin, 2008, Teori Belajar dan Pembelajaran,Cetakan III,Mei 2008,

Penerbit AR-RUZZ MEDIA, Yogyakarta, hal ) Esa Nur Wahyuni, Baharuddin, 2008, Teori Belajar dan Pembelajaran,Cetakan III,Mei 2008, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Belajar Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap 3). Tugas dan tanggung jawab utama seorang pengajar adalah mengelola

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization Abstrak. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki siswa, termasuk kemampuan bernalar, kreativitas, kebiasaan bekerja keras,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu meningkatkan kualitas bangsa baik pada bidang ekonomi, politik, sosial budaya, maupun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah, 1 BAB I PENDAHULUAN Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi istilah. 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan

Lebih terperinci

Agusnoto. SD Negeri Ketitangkidul, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah

Agusnoto. SD Negeri Ketitangkidul, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 216 ISSN 2477-224 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA MATERI PERBANDINGAN DAN SKALA SD Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan kualitas Sumber daya manusia (SDM), baik dalam aspek spiritual, intelektual maupun kemampuan profesional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan tuntutan kemajuan zaman, tidak terkecuali bangsa Indonesia. Demikian

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) SISWA KELAS X1 SMA NEGERI 1 ANGSANA KABUPATEN TANAH BUMBU PROVINSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan dan pembangunan suatu negara. Negara dikatakan maju dalam segala bidang baik dalam bidang ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan suatu bangsa. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

Lebih terperinci

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir Paryitno 1 1 SMPN 1 Kalidawir, Tulungagung Email: 1 prayitno@gmail.com

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Zuraidah Guru IPS SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : zuraidahida867@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya Ilmu Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya Ilmu Pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam adalah Ilmu yang merupakan terjemahan katakata dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Berhubungan dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 BAB II pasal 3 (2003:11) yaitu: Pendidikan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam memiliki potensi yang besar dalam menyiapkan sumber daya manusia dalam menghadapi dunia globalisasi dan industrialisasi. Kimia

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN KIMIA DI KELAS X-6 SMA N 12 PEKANBARU Dwi Gusti Nola *), R. Usman Rery, Erviyenni

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI PEMBENTUKAN TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI PEMBENTUKAN TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI PEMBENTUKAN TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS 5 SD NEGERI TUNTANG 02 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL SKRIPSI

Lebih terperinci

ISSN No Media Bina Ilmiah 39

ISSN No Media Bina Ilmiah 39 ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 39 PENERAPAN MDEL PEMBELAJARAN TIPE CPERATIVE INTEGRATED READING AND CMPSITIN (CIRC) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BERTANYA PADA MATA PELAJARAN PKN SISWA KELAS V SD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha kultural dengan maksud mempertinggi kualitas hidup dan kehidupan manusia baik secara individual maupun kelompok masyarakat serta bagi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Perubahan yang diperoleh tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk membimbing anak menuju pada pencapaian tujuan ilmu pengetahuan. Proses pendidikan yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menghadapi tantangan atau permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang semakin kompleks dan juga makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi diperlukan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 11 RAMBAH HILIR

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 11 RAMBAH HILIR PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 11 RAMBAH HILIR Mustopa *), Hardianto 1), Suwandi 2) 1&2) Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan

Lebih terperinci