LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 117/MEN/III/2007 TENTANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 117/MEN/III/2007 TENTANG"

Transkripsi

1

2

3 LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 117/MEN/III/2007 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA SEKTOR PERINDUSTRIAN SUB SEKTOR INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH BIDANG KONSULTAN DIAGNOSIS INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan kesepakatan GATT, AFTA dan APEC bahwa era perdagangan bebas telah ditetapkan dan akan diberlakukan dengan pedoman waktu AFTA dan AFLA mulai dilaksanakan pada tahun 2003 dan APEC mulai dilaksanakan pada tahun Era globalisasi dalam lingkungan perdagangan bebas antar negara akan membawa dampak ganda. Pada satu sisi era ini akan membuka kesempatan kerjasama seluas-luasnya antar negara, namun di sisi lain era tersebut juga akan membawa iklim persaingan yang semakin tajam dan ketat. Oleh karena itu, tantangan utama di masa mendatang adalah meningkatkan daya saing dan keunggulan kompetitif pada semua sektor industri dan sektor jasa dengan mengandalkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) teknologi dan manajemen. Era global dan pasar bebas sebagaimana diratifikasi oleh pemerintah Indonesia, akan berdampak pula kepada kondisi sektor perindustrian. Salah satu sektor riil di perindustrian yang terkena dampak tersebut, adalah industri kecil dan menengah (IKM). Hal tersebut disebabkan daya saing sub sektor IKM tersebut masih rendah, dibanding dengan sektor tersebut dari negara tetangga baik di tingkat ASEAN maupun kawasan lainnya. Sekalipun sub sektor IKM masih 1

4 dapat bertahan pada masa krisis ekonomi tahun , akan tetapi secara riil belum mampu memberikan konstribusi yang signifikan kepada PDB secara nasional. Kondisi tentang kelemahan IKM tersebut diperkuat dengan hasil studi kondisi IKM yang dilakukan oleh Prof. Urata dari UNICO International Consultant. Hal studi konsultan tersebut antara lain menyatakan bahwa permasalahan yang dihadapi oleh IKM di Indonesia adalah : 1. Kurangnya pengetahuan tentang teknologi produksi dan pengawasan mutu. 2. Keterbatasan dalam bidang pemasaran. 3. Keterbatasan SDM dalam bidang peningkatan mutu SDM. 4. Kurangnya pengetahuan administrasi tentang pembiayaan dan akuntasi. 5. Program dari lembaga pemerintah maupun swasta yang melaksanakan kegiatan peningkatan SDM IKM di pusat dan daerah kurang koordinatif dan terpadu. 6. Kompetensi tenaga konsultan/instruktur/penyuluh di lapangan untuk meningkatkan SDM IKM belum memenuhi kualifikasi yang seharusnya. Berdasar pada hasil studi tersebut telah mengeluarkan rekomendasi agar dalam upaya meningkatkan daya saing IKM dengan : 1. Perbaikan program pengembangan SDM IKM. 2. Pembentukan organisasi pelaksanaan program pengembangan SDM IKM. 3. Mengadopsi dan menerapkan sistem Shindan Shi/sistem diagnosis dari Jepang. 4. Membuat landasan hukum tentang pengembangan SDM IKM dalam bentuk Permen Perindustrian. Sejalan dengan rekomendasi yang diajukan oleh konsultan dan bantuan teknis dari JICA Jepang, maka telah dilakukan beberapa program pengembangan secara terpadu yang antara lain dalam bentuk program pelatihan calon konsultan Shindan Shi/Konsultan Diagnosis IKM dan pemberlakuan Peraturan Menteri Perindustrian No. 37/M-IND/6/2006 tentang Pengembangan Jasa Konsultan IKM. Salah satu ketentuan yang terkandung dalam Permen tersebut adalah pemberlakuan sertifikasi kompetensi dalam kerangka BNSP, bagi konsultan diagnosis IKM yang akan memberikan jasa konsultasi kepada para pelaku industri di tataran IKM. Berkenaan dengan kebijakan sertifikasi kompetensi dalam kerangka BNSP tersebut, maka diperlukan tersedianya komponen sistem yang antara lain berupa standar kompetensi kerja, dimana Konsultan Diagnosis IKM ini berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2005 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik termasuk didalam Sektor/Golongan Pokok Jasa Perusahaan Lainnya Sub Sektor/Golongan Konsultan Bisnis dan Manajemen. 2

5 Untuk itulah dengan menggunakan referensi standar kompetensi kurikulum Shindan Shi dari jepang, telah dilakukan perumusan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Bidang Konsultan Diagnosis IKM yang dilakukan oleh Tim Perumus Standar yang diangkat oleh surat keputusan Dirjen IKM Departemen Perindustrian. B. Tujuan Penyusunan standar kompetensi bertujuan untuk memperoleh standar kompetensi bidang keahlian konsultan diagnosis IKM yang memiliki pengakuan secara nasional. Untuk memenuhi kriteria tersebut maka standar yang disusun harus : 1. Dikembangkan berdasarkan pada kebutuhan industri/dunia usaha, dimaknai dengan dilakukannya eksplorasi data primer dan sekunder secara komprehensif 2. Menggunakan referensi dan rujukan dari standar-standar sejenis yang dipergunakan oleh negara lain atau standar internasional, agar dikemudian hari dapat dilakukan proses saling pengakuan (Mutual Recognition Arrangement-MRA). 3. Dilakukan bersama dengan representatif dari dunia asosiasi profesi dan industri/usaha secara institusional, agar memudahkan dalam pencapaian konsensus dan pemberlakuan secara nasional. BAB II PENJELASAN UMUM STANDAR KOMPETENSI A. Standar Kompetensi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang selanjutnya disebut SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan dikuasainya standar kompetensi tersebut oleh seseorang, maka yang bersangkutan akan mampu : mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan. mengorganisasikan agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan. apa yang harus dilakukan bilamana terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana semula. menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda. 3

6 Standar kompetensi kerja sebagaimana dimaksud dalam deskripsi tersebut di atas, diformulasikan dengan menggunakan format Regional Model of Competency Standard (RMCS). Standard RMCS adalah standar kompetensi yang dikembangkan berdasar pada fungsi-fungsi dan tugas-tugas yang ada pada bidang pekerjaan dan bukan berdasar pada jabatan. Dengan kalimat lain model RMCS yang distandarkan kompetensi-kompetensi yang ada pada cakupan bidang pekerjaan dan bukan jabatan atau jabatan yang ada pada bidang pekerjaan yang dimaksud. Dengan adanya standar kompetensi pada bidang atau sektor tertentu, maka standar tersebut akan dapat dipergunakan oleh berbagai pihak sesuai dengan kepentingannya. Berdasar pada fungsi pihak yang berkepentingan, maka kegunaan standar dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Untuk institusi pendidikan dan pelatihan Memberikan informasi untuk pengembangan program dan kurikulum. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan, penilaian dan sertifikasi. 2. Untuk dunia usaha/industri dan penggunaan tenaga kerja Membantu dalam rekrutmen Membantu penilaian unjuk kerja Dipakai untuk membuat uraian jabatan Untuk mengembangkan program pelatihan yang spesifik berdasar kebutuhan dunia usaha/industri 3. Untuk institusi penyelenggara pengujian dan sertifikasi Sebagai acuan dalam merumuskan paket-paket program sertifikasi sesuai dengan kualifikasi dan levelnya. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan penilaian dan sertifikasi 4

7 B. Struktur Standar Kompetensi Standar model RMCS distrukturkan sebagaimana terilustrasi pada bagan berikut : STRUKTUR STANDAR KOMPETENSI 1. BIDANG KEAHLIAN ATAU PEKERJAAN 2. UNIT-UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI KUNCI KUALIFIKASI 5. BATASAN VARIABEL 6. PANDUAN PENILAIAN C. Format Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Format Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia mengacu pada Regional Model of Competency Standard (RMCS), pada setiap unit kompetensi memuat unsur-unsur sebagai berikut : Kode Unit : Kode unit diisi dan ditetapkan dengan mengacu pada format kodifikasi SKKNI. 5

8 Judul Unit : Mendefinisikan tugas/pekerjaan suatu unit kompetensi yang menggambarkan sebagian atau keseluruhan standar kompetensi. Deskripsi Unit : Menjelaskan judul unit yang mendeskripsikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam mencapai standar kompetensi. Elemen Kompetensi : Kriteria Unjuk Kerja : Mengidentifikasi tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai kompetensi berupa pernyataan yang menunjukkan komponen-komponen pendukung unit kompetensi sasaran apa yang harus dicapai. Menggambarkan kegiatan yang harus dikerjakan untuk memperagakan kompetensi di setiap elemen, apa yang harus dikerjakan pada waktu menilai dan apakah syarat-syarat dari elemen dipenuhi. Batasan Variabel : Panduan Penilaian : Ruang lingkup, situasi dan kondisi dimana kriteria unjuk kerja diterapkan. Mendefinisikan situasi dari unit dan memberikan informasi lebih jauh tentang tingkat otonomi perlengkapan dan materi yang mungkin digunakan dan mengacu pada syarat-syarat yang ditetapkan, termasuk peraturan dan produk atau jasa yang dihasilkan. Membantu menginterpretasikan dan menilai unit dengan mengkhususkan petunjuk nyata yang perlu dikumpulkan, untuk memperagakan kompetensi sesuai tingkat keterampilan yang digambarkan dalam kriteria unjuk kerja, yang meliputi : - Pengetahuan dan keterampilan yang yang dibutuhkan untuk seseorang dinyatakan kompeten pada tingkatan tertentu. - Ruang lingkup pengujian menyatakan dimana, bagaimana dan dengan metode apa pengujian seharusnya dilakukan. - Aspek penting dari pengujian menjelaskan hal-hal pokok dari pengujian dan kunci pokok yang perlu dilihat pada waktu pengujian. Kompetensi Kunci : Keterampilan umum yang diperlukan agar kriteria unjuk kerja tercapai pada tingkatan kinerja yang dipersyaratkan untuk peran / fungsi pada suatu pekerjaan. Kompetensi kunci meliputi : - Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi. - Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi. 6

9 - Merencanakan dan mengorganisir aktivitasaktivitas. - Bekerja dengan orang lain dan kelompok. - Menggunakan ide-ide dan teknik matematika. - Memecahkan masalah. - Menggunakan teknologi. D. Format Unit Kompetensi Kode Unit Terdiri dari berapa huruf dan angka yang disepakati oleh para pengembang dan industri terkait (merujuk Kepmenaker No. KEP-227/MEN/2003 tanggal 31 Oktober 2003). Judul Unit Merupakan fungsi tugas/pekerjaan suatu unit kompetensi yang mendukung sebagian atau keseluruhan standar kompetensi. Judul unit biasanya menggunakan kalimat aktif yang diawali dengan kata kerja aktif yang dapat terobservasi. Deskripsi Unit Penjelasan singkat tentang unit tersebut berkaitan dengan pekerjaan yang akan dilakukan. Elemen Kompetensi Kompetensi Merupakan Elemen Kompetensi- Elemen Kompetensi yang dibutuhkan untuk tercapainya unit kompetensi tersebut di atas (untuk setiap unit biasanya terdiri dari 3 hingga 5 Elemen Kompetensi Kompetensi). Kriteria Unjuk Kerja Pernyataan-pernyataan tentang hasil atau output yang diharapkan untuk setiap Elemen Kompetensi yang dinyatakan dalam kalimat pasif dan terukur. Untuk setiap Elemen Kompetensi sebaiknya mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap (KSA). Batasan Variabel Menjelaskan konteks unit kompetensi dengan kondisi pekerjaan unit yang akan dilakukan, prosedur atau kebijakan yang harus dipatuhi pada saat melakukan pekerjaan tersbut serta informasi tentang peralatan dan fasilitas yang diperlukan. Panduan Penilaian Menjelaskan prosedur penilaian yang harus dilakukan. Persyaratan awal yang mungkin diperlukan sebelum menguasai unit yang dimaksud tersebut. Informasi tentang pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan terkait dan mendukung tercapainya kompetensi dimaksud. Aspek-aspek kritis yang sangat berpengaruh atas tercapainya kompetensi yang dimaksud. 7

10 Kompetensi Kunci Tingkat Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi. - Mengikomunikasikan informasi dan ide. - Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan. - Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok - Memecahkan masalah - Menggunakan ide teknik matematik. - Menggunakan teknologi - E. Kode Unit Kompetensi Untuk memudahkan dalam penggunaan dan keperluan administratif adalah pelaksanaan standardisasi dan sertifikasi kompetensi, maka dilakukan kodefikasi unit dengan pengaturan sebagai beikut : Kode Unit: IKM.KD Versi /tahun penerbitan Nomor urut unit Kompetensi Untuk setiap sub bidang 01 dst = Sub Bidang *** KD = Konsultan Diagnosis IKM = Industri Kecil dan Menengah 8

11 Keterangan ***) : = Subbidang Manajemen Keuangan = Subbidang Manajemen Operasional Kerja = Subbidang manajemen Proses = Subbidang Manajemen Mutu = Subbidang Manajemen Pembelian bahan Baku = Subbidang manajemen Pemasaran = Subbidang Manajemen Personalia BAB III PETA UNIT KOMPETENSI DAN UNIT KOMPETENSI A. Peta Unit Kompetensi Standar kompetensi kerja Bidang Konsultan Diagnosis IKM dikelompokkan menjadi 7 sub bidang yaitu : 1 Subbidang Manajemen Keuangan 2 Subbidang Manajemen Operasional Kerja 3 Subbidang manajemen Proses 4 Subbidang Manajemen Mutu 5 Subbidang Manajemen Pembelian bahan Baku 6 Subbidang manajemen Pemasaran 7 Subbidang Manajemen Personalia Masing-masing sub bidang terbagi dalam unit-unit kompetensi sebagai berikut : No Kode Unit Sub Bidang/Judul Unit Kompetensi Keterangan Manajemen Keuangan 1. IKM.KD Membuat Laporan Keuangan 2. IKM.KD Melakukan analisis keuangan 3. IKM.KD Membuat analisis break-event point dan ususlan perbaikan 4. IKM.KD Membuat kalkulasi biaya pokok 5. IKM.KD Merencanakan biaya pokok dan perbaikan 6. IKM.KD Merencanakan penetapan laba dab perbaikannya 7. IKM.KD Membuat perencanaan investasi fasilitas Manajemen Operasional Kerja 8. IKM.KD Menyusun alur produksi dan layout tempat kerja berdasarkan pada analisis proses, kinerja, prosedur kerja dan transportasi. 9. IKM.KD Membuat layout tempat kerja 10. IKM.KD Menyusun perbaikan lingkungan ditempat kerja. 9

12 No Kode Unit Sub Bidang/Judul Unit Kompetensi Keterangan Manajemen Proses 11. IKM.KD Menyusun rencana produksi 12. IKM.KD Mengatur operasional kerja 13. IKM.KD Menganalisis alur proses produksi 14. IKM.KD Melakukan perbaikan proses 15. IKM.KD Melakukan layanan konsultansi manajemen proses Manajemen Mutu 16. IKM.KD Menggunakan 7 alat QC pada manajemen mutu. 17. IKM.KD Melakukan analisis hasil inspeksi 18. IKM.KD Melaksanakan perbaikan mutu 19. IKM.KD Menerapkan prinsip-prinsip TQC Manajemen Pembelian Bahan Baku 20. IKM.KD Merencanakan pembelian bahan baku 21. IKM.KD Melakukan pembelian bahan baku 22. IKM.KD Melakukan Pergudangan Barang dan Pendistribusian bahan baku Manajemen Pemasaran 23. IKM.KD Merumuskan rencana pemasaran 24. IKM.KD Melakukan survei dan analisis pasar 25. IKM.KD Merencanakan penjualan 26. IKM.KD Menerapkan perencanaan penjualan 27. IKM.KD Melaksanakan layanan konsultasi manajemen penjualan Manajemen SDM/Personalia 28 IKM.KD Mengadministrasikan sistem kepegawaian. 29 IKM.KD Melakukan rekruitmen dan menyeleksi pegawai. 3O IKM.KD Memproses permintaan informasi dan dokumen sumber daya manusia (kepegawaian) 31 IKM.KD Mengkoordinasikan pelayanan masalah kepegawaian 32 IKM.KD Mengelola sistem penggajian dan kesesjahteraan pegawai/pekerja. 33 IKM.KD Melakukan analisis persyaratan kompetensi 34 IKM.KD Merancang dan membangun sistem pelatihan Komptensi 10

13 B. Unit Kompetensi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Perindustrian Sub Sektor Industri Kecil dan Menengah Bidang Konsultan Diagnosis Industri Kecil dan Menengah dijabarkan lebih lanjut kedalam unit kompetensi sebagaimana dijabarkan di halaman berikut : 11

14 KODE UNIT JUDUL UNIT DESKRIPSI UNIT : IKM.KD : Membuat Laporan Keuangan : Unit kompetensi ini merupakan persyaratan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam membuat laporan keuangan secara periodik. ELEMEN KOMPETENSI 01. Mempersiapkan data dan informasi keuangan. KRITERIA UNJUK KERJA Format baku dipersiapkan sesuai dengan persyaratan PSAK (Pedoman Sistem Akuntansi Keuangan) Perangkat kerja yang dibutuhkan untuk pembuatan laporan dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan Dokumen pendukung yang dibutuhkan dihimpun sesuai dengan persyaratan PSAK (Pedoman Sistem Akuntansi Keuangan). 02. Mengolah data dan informasi keuangan Data dikelompokan sesuai dengan peruntukannya sesuai persyaratan PSAK (Pedoman Sistem Akuntansi Keuangan) Data transaksi dibuat jurnal Data yang tertuang dalam jurnal dipindahkan ke buku besar masing-masing. 03. Membuat Laporan keuangan Neraca lajur dibuat berdasar data dari buku besar Tindakan koreksi atau penyesuaian dilakukan berdasar data yang tersedia Neraca, Laporan Rugi Laba, Cash Flow dibuat dengan menggunakan format sistimatika keuangan sesuai dengan PSAK (Pedoman Sistem Akuntansi Keuangan). 04. Membuat Laporan pelaksanaan Kegiatan Hasil kegiatan didokumentasikan dan diterima perusahaan, sebagai referensi untuk konsultansi selanjutnya Laporan pelaksanaan kegiatan dibuat, disampaikan dan diterima oleh kepada 12

15 ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA Unit Pendampingan Langsung IKM di tingkat Propinsi. BATASAN VARIABEL Kompetensi ini berlaku pada pembuatan laporan keuangan yang digunakan pada industri kecil dan menengah dengan mematuhi peraturan perundangan yang berlaku antara lain: 1. Kepmenkeu No. 17 tahun 2003 tentang Akutansi Keuangan Indonesia 2. Peraturan perpajakan yang berlaku 3. Pedoman Sistem Akuntansi Keuangan 4. Perangkat kerja pembuatan laporan keuangan PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian: Kompetensi ini dapat diujikan pada pekerjaan yang sebenarnya atau secara simulasi dengan kondisi yang mendekati sebenarnya. 2. Kompetensi yang dipersyaratkan: Kompetensi yang harus dimiliki sebelumnya: Mampu mengoperasikan komputer 3. Aspek Kritis: Kemampuan yang bersangkutan menyelesaikan pekerjaan, dengan mengikuti prosedur yang diberlakukan dengan hasil kerja yang sesuai dengan PSAK. Dengan memenuhi: 1.1. Menunjukkan unjuk kerja yang konsisten pada setiap elemen / sub kompetensi Memenuhi kriteria unjuk kerja yang tercakup pada setiap sub kompetensi dengan menggunakan teknik-teknik, prosedur- prosedur, informasi dan sumber-sumber daya yang tersedia di tempat kerja Menunjukkan pemahaman terhadap pengetahuan dan keterampilan-keterampilan pendukung yang disebutkan pada bagian Pengetahuan Pendukung serta sikap kerja yang dituntut dari pekerjaan dimaksud Hasil akhir laporan keuangan memenuhi persyaratan PSAK (Pedoman Sistem Akuntansi Keuangan) yang berlaku. 4. Pengetahuan Pendukung: 1.1. Manajemen keuangan 5. Keterampilan Pendukung: 1.1. Komputer akuntansi 1.2. Pengetahuan perpajakan 13

16 KOMPETENSI KUNCI No Kompetensi Kunci Dalam Unit ini Tingkat 1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 1 2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 2 3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 1 4 Bekerja dengan orang lain dan kelompok 2 5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 2 6 Memecahkan masalah 2 7 Menggunakan teknologi 2 14

17 KODE UNIT JUDUL UNIT : IKM.KD : Analisis Kinerja Keuangan DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini merupakan persyaratan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam membuat Analisis Kinerja Keuangan. ELEMEN KOMPETENSI 01. Mempersiapkan data dan informasi keuangan. KRITERIA UNJUK KERJA 1.1. Dana cash flow dipersiapkan Perangkat kerja yang dibutuhkan untuk pembuatan analisis rasio keuangan dipersiapkan sesuai kebutuhan Dokumen pendukung yang dibutuhkan dihimpun seperti rasio keuangan rata-rata industri, rasio keuangan perusahaan periode yang lalu. Keduanya digunakan sebagai standar atau tolok ukur penilaian. 02. Mengolah data dan informasi keuangan Data dipilah (dibatasi) sesuai dengan tujuan atau kinerja keuangan yang akan dianalisis Data dikelompokan sesuai dengan peruntukannya (misalnya pengelompokan data untuk tujuan analisis Liquiditas, Solvabilitas, Rentabilitas/Aktivitas Dari data yang tersedia dihitung rasio-rasio keuangannya sesuai kebutuhan. 03. Menganalisis data dan nformasi keuangan Hasil perhitungan rasio keuangan dibandingkan dengan rasio rata-rata industri sejenis atau rasio keuangan yang sama dari periode sebelumnya atau anggaran Narasi/penjelasan hasil pembandingan antara rasio keuangan saat ini dengan ratarata industri atau rasio keuangan perusahaan yang lalu dilakukan. 04. Membuat kalkulasi harga pokok hasil analisa Laporan hasil analisis rasio keuangan dibuat dengan menggunakan format sistimatika penuangan laporan, yaitu dalam tabel atau matriks yang disertai hasil (narasi) analisis. 15

18 BATASAN VARIABEL Unit kompetensi ini ditujukan bagi perusahaan Industri Kecil dan Menengah yang sudah maju / modern dengan mematuhi peraturan perundangan yang berlaku antara lain: 1. Kepmenkeu No. 17 Tahun 2003 Tentang Akuntansi Keuangan Indonesia 2. Peraturan perbankan yang berlaku 3. PSAK (Pedoman Sistem Akuntansi Keuangan) 4. Perangkat kerja pembuatan laporan keuangan dan perhitungan/analisa keuangan PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian: Kompetensi ini dapat diujikan pada pekerjaan yang sebenarnya atau secara simulasi dengan kondisi yang mendekati sebenarnya. 2. Kompetensi Yang Dipersyaratkan: Kompetensi yang harus dimiliki sebelumnya: 2.1. Membuat laporan keuangan. 3. Aspek Kritis: Kemampuan yang bersangkutan menyelesaikan pekerjaan, dengan mengikuti prosedur yang diberlakukan dengan hasil kerja yang sesuai dengan PSAK, dengan memenuhi: 3.1. Menunjukkan unjuk kerja yang konsisten pada setiap elemen/sub kompetensi 3.2. Memenuhi kriteria unjuk kerja yang tercakup pada setiap sub kompetensi dengan menggunakan teknik-teknik, prosedur, informasi dan sumber-sumber daya yang tersedia di tempat kerja 3.3. Menunjukkan pemahaman terhadap pengetahuan dan ketrampilan- ketrampilan pendukung yang disebutkan pada bagian Pengetahuan Pendukung serta sikap kerja yang dituntut dari pekerjaan dimaksud 3.4. Hasil akhir analisis keuangan yang aplikatif dan memenuhi persyaratan PSAK (Pedoman Sistem Akuntansi Keuangan) yang berlaku 4. Pengetahuan Pendukung: 4.1. Manajemen Keuangan 5. Ketrampilan Pendukung: 5.1. Mengoperasikan perangkat Wordprocessor 5.2. Membaca dan mengerti Neraca dan Laporan Rugi-Laba 5.3. Rumus-rumus perhitungan/analisa rasio keuangan 5.4. Aplikasi/manfaat perhitungan rasio keuangan. 16

19 KOMPETENSI KUNCI No Kompetensi Kunci Dalam Unit ini Tingkat 1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 1 2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 2 3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 1 4 Bekerja dengan orang lain dan kelompok 2 5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 2 6 Memecahkan masalah 2 7 Menggunakan teknologi 2 17

20 KODE UNIT JUDUL UNIT : IKM.KD : Analisis Break Even Point (BEP) Dan Usulan Perbaikan DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini merupakan persyaratan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam membuat Analisis Break Even Point (BEP). ELEMEN KOMPETENSI 01. Mempersiapkan data dan informasi keuangan. KRITERIA UNJUK KERJA 1.1. Dana dan informasi dikumpulkan berupa : catatan pembukuan tentang biaya dan pendapatan (penjualan) Perangkat kerja yang dibutuhkan untuk pembuatan analisis Break Even Point dipersiapkan sesuai kebutuhan Dokumen pendukung yang dibutuhkan dihimpun seperti penjualan (unit dan harga), pembelian bahan (unit dan harga), kapasitas produksi, catatan pemakaian bahan (bukti pengambilan bahan), catatan tenaga kerja (jam kerja dan tarif), metode dan perhitungan depresiasi aktiva tetap, dan lain-lain yang terkait dengan perhitungan biaya. 02. Mengolah data dan informasi keuangan Data biaya diklasifikasikan menurut perilaku aktivitas yaitu biaya variable dan biaya tetap Dihitung BEP dalam Rp. maupun unit dengan menggunakan rumus baku BEP. 03. Menganalisis data dan informasi keuangan Perhitungan BEP dibuat dalam berbagai variasi (per jenis barang atau per kelompoki sesuai ketersediaan data), dalam Rp., unit terjual dan prosentasi (%) Penjelasan hasil perhitungan BEP dan usul perbaikan (jika perlu) dibuat Laporan hasil analisis BEP dibuat dengan menggunakan format sistimatika penuangan laboran, yaiti dalam tabel atau matriks maupun grafik yang di sertai penjelasan (narasi) dan usul perbaikan (jira di perlukan). 18

21 ELEMEN KOMPETENSI 04. Membuat laporan hasil kegiatan. KRITERIA UNJUK KERJA 4.1. Hasil kegiatan di dokumentasikan dan di terima perusahaan, sebagai referensi untuk konsultan selanjutnya Laporan pelaksanaan kegiatan dibuat, disampaikan dan diterima oleh kepala Unit Pendampingan Langsung IKM di tingkat Propinsi. BATASAN VARIABEL Kompetensi ini berlaku pada pembuatan laporan analisis BEP yang di gunakan pada Indrustri Kecil dan Menengah dengan mematuhi peraturan dan perundangan yang berlaku antara lain: 1. Kepmenkeu No. 17 Tahun 2003 Tentang Akuntansi Keuangan Indonesia. 2. Peraturan perbankan yang berlaku. 3. PSAK (Pedoman Sistem Akuntansi Keuangan) 4. Perangkat kerja pembuatan laporan keuangan, perhitungan harga pokok dan analisis keuangan yang di lakukan. PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian : Kompetensi ini dapat diujikan pada pekerjaan yang sebenarnya atau secara simulasi dengan kondisi yang mendekati sebenarnya. 2. Kompetensi Yang Dipersyaratkan : Kompetensi yang harus dimiliki sebelumnya : 2.1. Membuat kalkulasi harga npokok produksi 3. Aspek Kritis : 3.1. Menunjukkan unjuk kerja yang konsisten pada setiap elemen/sub kompetensi Memenuhi kriteria unjuk kerja yang tercakup pada setiap sub kompetensi dengan menggunakan teknik-teknik, prosedur, informasi dan sumber-sumber daya yang tersedia di tempat kerja Menunjukkan pemahaman terhadap pengetahuan dan ketrampilan- ketrampilan pendukung yang disebutkan pada bagian Pengetahuan Pendukung serta sikap kerja yang dituntut dari pekerjaan dimaksud Hasil akhir perhitungan dan analisis BEP yang aplikatif. 4. Pengetahuan Pendukung : 4.1. Manajemen Keuangan 4.2. Akutansi Biaya (Teori Biaya, Metode Kalkulasi Buaya/Harga Pokok, Teori BEP dan manfaatnya, dan lain-lain yang terkait). 19

22 5. Ketrampilan Pendukung : 5.1. Mengoperasikan perangkat Wordprocessor 5.2. Rumus-rumus perhitungan BEP Pemisahan biaya tetap dan biaya variable Metode perhitungan harga pokok. KOMPETENSI KUNCI No Kompetensi Kunci Dalam Unit ini Tingkat 1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 1 2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 2 3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 1 4 Bekerja dengan orang lain dan kelompok 2 5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 2 6 Memecahkan masalah 2 7 Menggunakan teknologi 2 20

23 KODE UNIT JUDUL UNIT DESKRIPSI UNIT : IKM.KD : Membuat Kalkulasi Harga Pokok Produksi : Unit Kompetensi ini merupakan persyaratan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam membuat kalkulasi harga pokok produksi atas permintaan perusahaan industri kecil dan menengah. ELEMEN KOMPETENSI 01. Merencanakan Kegiatan Persiapan KRITERIA UNJUK KERJA 1.1. Rencana Kegiatan dituangkan kedalam Rencana Operasional Kerja Peralatan dan Bahan yang diperlukan, diidentifikasi dan dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan Konfirmasi kunjungan dan observasi untuk menghindari gangguan terhadap jalannya proses produksi di pabrik disampaikan dan disetujui oleh pemilik perusahaan atau person in charge Data biaya produksi pada periode tertentu dihimpun dan dikompilasi serta diklasifikasikan. 02. Melakukan Analisis Harga Pokok Produksi 2.1. Data yang dikompilasi agar terhindar dari kesalahan dikonfirmasi / ditanggapi oleh pihak perusahaan Hasil konfirmasi dianalisis dan dituangkan ke dalam format perhitungan Harga Pokok Produksi Hasil perhitungan harga pokok produksi dievaluasi dan dikonsultasikan kepada pihak pengambil kebijakan keuangan di perusahaan Metode Harga Pokok Produksi yang diusulkan, direkomendasikan untuk diterapkan di dalam perusahaan. 03. Membuat Laporan Pelaksanaan Kegiatan 3.1. Metode harga pokok produksi diterapkan oleh perusahaan Hasil kegiatan didokumentasikan dan 21

24 ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA diterima perusahaan, sebagai referensi untuk konsultansi selanjutnya Laporan pelaksanaan kegiatan dibuat, disampaikan dan diterima oleh Kepala Unit Pendampingan Langsung IKM di tingkat Propinsi. BATASAN VARIABEL Unit Kompetensi ini ditujukan bagi perusahaan IKM yang proses produksinya bersifat kontinyu, dan perusahaan yang bersangkutan sudah melakukan pembukuan sederhana, tetapi belum sepenuhnya menerapkan Metode Harga Pokok di dalam perusahaannya. Dan dalam pelaksanaannya Unit Kompetensi ini mengacu kepada: 1. Undang Undang dan Peraturan yang berlaku: 1.1. UU No. 9 Th 1995 Tentang Usaha Kecil Inpres No 10 Th 1999 Tentang Usaha Menengah Per.Men.Perind No 37/M-IND/6/2006 Tentang Pengembangan Jasa Konsultan IKM SK Menkeu No 17 Tahun 2003 tentang Sistim Akuntasi Perusahaan 1.5. Surat Keputusan Dirjen Pajak Tentang Laporan Keuangan Perusahaan 1.6. Surat Keputusan Dirjen IKM Tentang Pembinaan dan pengembangan IKM. 2. Prinsip-Prinsip Akuntansi Biaya: 2.1. Klasifikasi Biaya Format Laporan Keuangan dan unsur unsur pembiayaannya Jenis metode Harga Pokok Produksi dan penggunaannya di dalam Industri Pabrikasi Metode Alokasi Biaya. 3. Dokumentasi kegiatan dan pelaporan mencakup: 3.1. Data base Catatan kemajuan pembimbingan Bahan tertulis sebagai referensi maupun pertanggung jawaban administrasi kegiatan. PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian: Penilaian untuk Kompetensi ini dapat diujikan secara langsung di perusahaan IKM ataupun secara simulasi yang mendekati kondisi yang sesungguhnya. 22

25 2. Persyaratan Kompetensi: Untuk memperoleh Kompetensi ini, yang bersangkutan, sebelumnya sudah memiliki Kompetensi: 2.1. Mampu mengoperasikan komputer 3. Aspek Kritis: Aspek Kritis yang dipertimbangkan untuk kompetensi ini: 3.1. Menunjukkan unjuk kerja yang konsisten pada setiap subkompetensi Memenuhi kriteria unjuk kerja yang tercakup pada setiap subkompetensi 3.3. Menunjukkan pemahaman yang baik terhadap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dituntut dari tugas yang di maksud. 4. Pengetahuan Pendukung: Pengetahuan Pendukung yang dipersyaratkan di dalam Unit Kompetensi ini, adalah: 4.1. Pemahaman yang benar tentang proses pembuatan produk 4.2. Pengetahuan yang baik tentang sifat-sifat bahan termasuk cara mendeteksi persentase bahan yang hilang di dalam proses 4.3. Dasar pengetahuan untuk melakukan konversi biaya terhadap produk setengah jadi yang dihasilkan di dalam proses produksi. 5. Keterampilan Pendukung: 5.1. Mampu melakukan riset dan menginterpretasikan hasil riset /observasinya 5.2. Mampu berkomunikasi dan memotivasi pengusaha IKM KOMPETENSI KUNCI No Kompetensi Kunci Dalam Unit ini Tingkat 1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 1 2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 1 3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 1 4 Bekerja dengan orang lain dan kelompok 2 5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 1 6 Memecahkan masalah 2 7 Menggunakan teknologi 2 23

26 KODE UNIT JUDUL UNIT DESKRIPSI UNIT : IKM.KD : Merencanakan Perbaikan Harga Pokok Produksi : Unit ini merupakan persyaratan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk merencanakan perbaikan harga pokok produksi atas permintaan perusahaan kecil dan menengah. ELEMEN KOMPETENSI 01. Merencanakan Kegiatan Persiapan dan pengumpulan data. KRITERIA UNJUK KERJA 1.1. Rencana kegiatan dituangkan kedalam Rencana Kerja Operasional Peralatan dan Bahan yang diperlukan, diidentifikasi dan dipersiapkan sesuai kebutuhan Konfirmasi Kunjungan dan observasi untuk menghindari gangguan terhadap jalannya proses produksi di pabrik disampaikan dan disetujui oleh pihak perusahaan Informasi dan transaksi biaya produksi pada periode produksi yang tertentu dihimpun, dan dikompilasi sesuai komponen pembiayaannya. 02. Melaksanakan Analisis dan perbaikan terhadap item item kegitan Kritis Data hasil kompilasi dikonfirmasikan, dianalisis dan dievaluasi Item-item kritis hasil evaluasi dikonsultasikan dan ditanggapi oleh pihak pengambil kebijakan di perusahaan Rencana perbaikan dibuat dan disetujui oleh pihak perusahaan Rencana perbaikan dilaksanakan dan dimonitor oleh pihak perusahaan. 03. Membuat Rencana Perbaikan Harga Pokok Produksi Data dihimpun ulang dan dikompilasi, sesuai dengan komponen pembiayaan perhitungan Harga Pokok Produksi Komponen pembiayaan yang tertuang di dalam format perhitungan Harga Pokok Produksi, dikonfirmasi dan dikonsultasikan kepada pihak pengambil kebijakan di perusahaan Hasil perhitungan Perbaikan Harga Pokok 24

27 ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA Produksi dievaluasi, disampaikan dan ditanggapi oleh pihak perusahaan Hasil perbaikan diterima dan direkomendasikan untuk diterapkan di dalam perusahaan. 04. Membuat Laporan Pelaksanaan Kegiatan Metode harga pokok produksi diterapkan oleh pihak perusahaan Hasil pelaksanaan kegiatan didokumentasikan, disampaikan dan diterima pihak perusahaan, sebagai referensi untuk konsultansi selanjutnya Laporan pelaksanaan kegiatan dibuat, disampaikan dan diterima oleh kepala unit pendampingan langsung IKM di tingkat propinsi. BATASAN VARIABEL Unit Kompetensi ini ditujukan bagi perusahaan IKM yang proses produksinya bersifat kontinyu, dan perusahaan yang bersangkutan sudah menerapkan Metode Harga Pokok Produksi di dalam perusahaannya, namun perlu modifikasi agar kinerja perusahaan bertambah baik. Dan dalam pelaksanaannya Unit Kompetensi ini mengacu kepada: 1. Undang undang dan peraturan yang berlaku: 1.1. UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian 1.2. Peraturan Pemerintah Tentang Pembinaan Usaha Kecil dan Menengah 1.3. Surat Keputusan Menteri Perindustrian Tentang Organisasi dan Tatakerja Departemen Perindustrian Surat Keputusan Menteri keuangan Tentang Sistim Akuntasi Perusahaan 1.5. Surat Keputusan Dirjen Pajak Tentang Laporan keuangan Perusahaan 1.6. Surat Keputusan Dirjen IKM Tentang Pembinaan IKM 2. Prinsip- prinsip Akuntansi Biaya: 2.1. Format pelaporan Harga pokok 2.2. Klasifikasi pembiayaan 2.3. Jenis jenis Metode Harga Pokok dan penerapannya di dalam Industri Pabrikasi 3. Dokumentasi dan Pelaporan: 3.1. Data base dan catatan kemajuan pembimbingan 3.2. Bahan tertulis sebagai referensi maupun pertanggung jawaban pelaksanaan kegiatan. 25

28 PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian: Penilaian untuk Kompetensi ini, dapat diujikan secara langsung di perusahaan IKM ataupun secara simulasi yang mendekati kondisi yang sesungguhnya. 2. Persyaratan Kompetensi: Untuk memperoleh Kompetensi ini, yang bersangkutan, sebelumnya sudah memiliki Kompetensi: 2.1. Membuat Kakulasi Harga Pokok Produksi 3. Aspek Kritis: Aspek Kritis yang dipertimbangkan untuk kompetensi ini: 3.1. Menunjukkan unjuk kerja yang konsisten pada setiap subkompetensi Memenuhi kriteria unjuk kerja, yang tercakup pada setiap subkompetensi 3.3. Menunjukkan pemahaman yang baik terhadap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, yang dituntut dari tugas yang di maksud. 4. Pengetahuan Pendukung: 4.1. Pemahaman tentang proses pembuatan produk 4.2. Pemahaman tentang Cost reduction 4.3. Pengetahuan tentang sifat sifat bahan 4.4. Pengetahuan untuk melakukan konversi biaya 5. Keterampilan Pendukung: 5.1. Mampu berkomunikasi dan memotivasi perusahaan IKM 5.2. Mampu melakukan riset dan menginterpretasikan hasil risetnya KOMPETENSI KUNCI No Kompetensi Kunci Dalam Unit ini Tingkat 1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 2 2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 2 3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 2 4 Bekerja dengan orang lain dan kelompok 3 5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 2 6 Memecahkan masalah 3 7 Menggunakan teknologi 2 26

29 KODE UNIT JUDUL UNIT : IKM.KD : Membuat Perencanaan Laba DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini merupakan persyaratan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam membuat perencanaan penetapan laba dan perbaikannya. ELEMEN KOMPETENSI 01. Mempersiapkan data dan informasi keuangan. KRITERIA UNJUK KERJA 1.1. Neraca, Laporan Rugi Laba, Cash Flow Dan BEP dipersiapkan dengan menggunakan format sistimatika penuangan sesuai dengan PSAK. 02. Peningkatan penjualan Dibuat rencana penekanan biaya ( menghapus pos biaya yang boros). Konsep optimalisasi laba meliputi: Biaya bahan dikurangi Biaya pengolahan outsourcing ditekan Rasio kerja ditingkatkan Persedian (stock) dikurangi Penggunaan energi diefisienkan Pengelolaan tugas diefisienkan Meningkatkan penjualan. 03. Menganalisa keadaan Semarang Rencana penekanan biaya dibuat (menghapus pos biaya yang boros) yang meliputi: Biaya bahan Biaya pengolahan outsourcing Rasio kerja Persedian (stock) Penggunaan energi Pengelolaan tugas 04. Menentukan nilai target Nilai target disusun dari komponen : 4.1. Biaya bahan 4.2. Biaya pengolahan outsourcing 4.3. Rasio kerja 4.4. Persedian (stock) 4.5. Penggunaan energi 4.6. Pengelolaan tugas 05. Melakukan perbaikan Rencana pelaksanaan perbaikan disusun Titik masalah ditangani dan kemajuan diamati Laporan kegiatan disusun Hasil kegiatan diumumkan. 27

30 BATASAN VARIABEL Kompetensi ini berlaku pada pembuatan rencana penetapan laba dan perbaikannya yang digunakan pada industri kecil dan menengah dengan memperhatikan : 1. Biaya 2. Harga produk tetap 3. Kualitas produk tetap 4. Rasio perputaran dana PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian: Kompetensi ini dapat diujikan pada pekerjaan yang sebenarnya atau secara simulasi dengan kondisi yang mendekati sebenarnya. 2. Kompetensi yang dipersyaratkan: Kompetensi yang harus dimiliki sebelumnya: Mengoperasikan perangkat Microsoft Word dan Microsoft Excel. 3. Aspek Kritis: Kemampuan yang bersangkutan menyelesaikan pekerjaan, dengan mengikuti prosedur yang diberlakukan dengan hasil kerja yang sesuai dengan PSAK. Dengan memenuhi: 3.1. Menunjukan unjuk kerja yang konsisten pada setiap elemen / sub kompetensi Memenuhi kriteria unjuk kerja yang tercakup pada setiap sub kompetensi dengan menggunakan teknik-teknik, prosedur prosedur, informasi dan sumber-sumber daya yang tersedia di tempat kerja Menunjukan pemahaman terhadap pengetahuan dan keterampilan keterampilan pendukung yang disebutkan pada bagian Pengetahuan Pendukung serta sikap kerja yang dituntut dari pekerjaan dimaksud Hasil akhir laporan keuangan memenuhi persyaratan PSAK yang berlaku. 4. Pengetahuan Pendukung: 4.1. Konsep manajemen dan kebijakan manajemen 4.2. Dasar-dasar menejemen 4.3. Pengantar manajemen keuangan 4.4. Prosedur pembuatan laporan keuangan berdasar pada PSAK 4.5. Kebijakan Manajemen Tahunan 4.6. Penetapan Master Plan Perencanaan Laba 4.7. Penyusunan Anggaran Laba 5. Keterampilan Pendukung: 5.1. Menggunakan format pembukuan yang baku 5.2. Menggunakan perlengkapan penyusunan laporan keuangan 5.3. Menggunakan perangkat lunak program komputer untuk analisa keuangan 28

31 KOMPETENSI KUNCI No Kompetensi Kunci Dalam Unit ini Tingkat 1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 1 2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 2 3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 1 4 Bekerja dengan orang lain dan kelompok 2 5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 2 6 Memecahkan masalah 2 7 Menggunakan teknologi 2 29

32 KODE UNIT JUDUL UNIT : IKM.KD : Membuat Rencana Investasi Mesin dan Peralatan Bagi Perusahaan IKM DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini merupakan persyaratan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk membuat rencana investasi mesin dan peralatan bagi perusahaan IKM. ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 01. Melakukan Kegiatan Persiapan Struktur Organisasi Perusahaan dan pengelolaannya, dipelajari dan dikaji Peta Aliran Proses sesuai teknologi proses yang dipilih, dibuat dan dipersiapkan Jenis dan jumlah Mesin / Peralatan yang dibutuhkan, diidentifikasi sesuai dengan kapasitas produksi yang direncanakan Tenaga Kerja yang dibutuhkan untuk mengoperasikan Mesin / Peralatan Pabrik termasuk Tenaga Kerja Administrasi, ditetapkan jumlahnya, sesuai dengan kapasitas produksi yang direncanakan Jenis Bahan Baku dan Penolong yang dibutuhkan ditetapkan jumlah dan spesifikasinya, sesuai dengan kapasitas produksi yang direncanakan Semua data biaya yang diperlukan untuk keberlangsungan proses produksi diverifikasi dan dipersiapkan 02. Melakukan penaksiran terhadap Arus Kas Data Arus Kas Masuk pada setiap akhir tahun, ditaksir nilainya sesuai dengan Kapasitas Produksi dan jangka waktu atau umur rencana Investasi Kebutuhan Modal Investasi untuk Mesin dan Peralatan/ fasilitas yang digunakan, ditaksir nilainya Data Arus Kas Keluar / Biaya Produksi ditaksir nilainya, sesuai dengan kapasitas produksi yang direncanakan. 30

33 ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 2.4. Semua data biaya dan informasi yang diperoleh dalam pembuatan rencana investasi, diverifikasi dan dievaluasi ulang. 03. Melakukan Analisis Kelayakan Rencana Investasi Tingkat suku bunga pinjaman diperhitungkan besarnya, sesuai dengan tingkat resiko investasinya Kelayakan Rencana Investasi termasuk jangka waktu pengembaliannya, dianalisis sesuai dengan tingkat suku bunga pinjaman yang ditetapkan Hasil analisis kelayakan rencana investasi, dievaluasi tingkat keberhasilannya, diterima atau ditolak Laporan Pelaksanaan kegiatan didokumentasikan, disampaikan dan diterima oleh Kepala Unit Pendampingan IKM. BATASAN VARIABEL Kompetensi ini berlaku bagi Industri Kecil dan Menengah yang akan memperbesar kualitas produksi / teknologi baru. PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian: Kompetensi ini dapat diujikan pada pekerjaan yang sebenarnya atau secara simulasi dengan kondisi yang mendekati sebenarnya. 2. Persyaratan Kompetensi: 2.1. Membuat layout fasilitas mesin dan peralatan 2.2. Analisis kinerja keuangan 3. Aspek Kritis: 3.1. Menunjukkan unjuk kerja yang konsisten pada setiap elemen/sub kompetensi Memenuhi kriteria unjuk kerja yang tercakup pada setiap sub kompetensi Menunjukkan pemahaman yang baik terhadap pengetahuan keterampilan dan sikap kerja yang dituntut dari tugas yang dimaksud. 4. Pengetahuan Pendukung: 4.1. Dasar dasar Ekonomi Teknik 4.2. Penilaian Asests 31

34 4.3. Studi kelayakan 5. Keterampilan Pendukung: 5.1. Mampu melakukan riset dan menginterpretasikan hasilnya 5.2. Mampu berkomunikasi dan memotivasi pengusaha IKM KOMPETENSI KUNCI No Kompetensi Kunci Dalam Unit ini Tingkat 1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 3 2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 3 3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 3 4 Bekerja dengan orang lain dan kelompok 3 5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3 6 Memecahkan masalah 3 7 Menggunakan teknologi 2 32

35 KODE UNIT JUDUL UNIT DESKRIPSI UNIT : IKM.KD : Menyusun Alur Produksi Dan Layout Tempat Kerja Berdasarkan Pada Analisis Proses, Kinerja, Prosedur Kerja Dan Transportasi : Unit kompetensi ini merupakan persyaratan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam membuat alur produksi dan layout tempat kerja berdasar pada analisis proses, kinerja, prosedur kerja dan transpor. ELEMEN KOMPETENSI 01. Melakukan pengamatan lapangan KRITERIA UNJUK KERJA 1.1. Pengetahuan tentang Operation Process Chart (OPC), Flow Process Chart (FPC), Area Allocation Diagram (AAD) dan Activity Relationship Diagram (ARD) dipelajari sesuai dengan kebutuhan Peralatan kerja yang dibutuhkan untuk pengamatan di lapangan dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan Perlengkapan perlindungan personil dipersiapkan sesuai dengan persyaratan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Data alur produksi serta laporan gangguan/hambatan dihimpun sesuai dengan kondisi sebenarnya Data aktual tentang studi waktu dan gerakan dihimpun sesuai prosedur yang ditetapkan. 02. Menganalisis alur produksi dan layout tempat kerja 2.1. Data alur produksi dan layout serta laporan gangguan/hambatan dan data aktual tentang studi waktu dan gerakan diolah sesuai dengan prosedur dan tahapan yang ditetapkan Data olahan dianalisis dengan standar yang ditetapkan Usulan perbaikan alur produksi dibuat sesuai dengan hasil pengolahan dan analisis. 03. Menyampaikan laporan usulan perbaikan 2.4. Usulan perbaikan layout dibuat sesuai AAD dan ARD Usulan perbaikan alur produksi dan layout beserta data pendukung lainnya termasuk kondisi awal dikompilasi dalam dokumen 33

36 ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA laporan Laporan dikonsultasikan kepada Klien untuk memperoleh masukan Dokumen laporan disampaikan kepada klien dengan tembusan kepada pihak lain yang berwenang BATASAN VARIABEL Kompetensi ini berlaku pada perbaikan alur produksi dan layout tempat kerja yang digunakan pada industri kecil dan menengah dengan mempertimbangkan: 1. Peraturan perundangan Peraturan perundangan yang terkait langsung dengan pengembangan IKM Kepmen Perindustrian tentang pembinaan dan pengembangan IKM Kebijakan Departemen Perindustrian tentang: Peningkatan kualitas IKM Materi sosialisasi model GKM Baru Konsultan Diagnosis IKM PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian: Kompetensi ini dapat diujikan pada pekerjaan yang sebenarnya atau secara simulasi dengan kondisi yang mendekati sebenarnya. 2. Kompetensi yang dipersyaratkan: Kompetensi yang harus dimiliki sebelumnya: 2.1. Membaca dan membuat gambar sketsa 2.2. Mengoperasikan komputer dengan Operation System Standar 3. Aspek Kritis: Kemampuan yang bersangkutan menyelesaikan pekerjaan, dengan mengikuti prosedur yang diberlakukan dengan hasil kerja yang sesuai dengan Operation Process Chart (OPC), Flow Process Chart (FPC), Area Allocation Diagram (AAD) dan Activity Relationship Diagram (ARD). Dengan memenuhi: 3.1. Menunjukkan unjuk kerja yang konsisten pada setiap elemen / sub kompetensi Memenuhi kriteria unjuk kerja yang tercakup pada setiap sub kompetensi dengan menggunakan teknik-teknik, prosedur-prosedur, informasi dan sumber-sumber daya yang tersedia di tempat kerja Menunjukkan pemahaman terhadap pengetahuan dan keterampilan-keterampilan pendukung yang disebutkan pada bagian Pengetahuan Pendukung serta sikap kerja yang dituntut dari pekerjaan dimaksud. 34

37 4. Pengetahuan Pendukung: 4.1. Pengantar menejemen operasional 4.2. Teknik analisis proses 4.3. Teknik analisis prosedur kerja 4.4. Teknik analisis kinerja 4.5. Manajemen pengaturan alur produksi dan layout tempat kerja 5. Keterampilan Pendukung: 5.1. Menggunakan peralatan dan perlengkapan pengamatan lapangan 5.2. Mengoperasikan komputer 5.3. Menggunakan peralatan gambar manual KOMPETENSI KUNCI No Kompetensi Kunci Dalam Unit ini Tingkat 1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 2 2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 2 3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 2 4 Bekerja dengan orang lain dan kelompok 2 5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 2 6 Memecahkan masalah 3 7 Menggunakan teknologi 2 35

38 KODE UNIT JUDUL UNIT : IKM.KD : Membuat Layout Tempat Kerja DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini merupakan persyaratan pengetahuan keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam membuat Layout tempat kerja. ELEMEN KOMPETENSI 01. Mengumpulkan hasil analisis alur produksi dan layout tempat kerja KRITERIA UNJUK KERJA 1.1. Data usulan perbaikan alur produksi dan layout tempat kerja yang diperoleh dari hasil perhitungan studi waktu dan gerakan, dikumpulkan berdasarkan urutan pengolahan layout tempat kerja Peralatan kerja yang dibutuhkan untuk pengamatan di lapangan dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan Perlengkapan perlindungan personil dipersiapkan sesuai dengan persyaratan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Data hasil penggambaran ARD (Activity Relationship Diagram) dan AAD (Area Allocation Diagram) dihimpun dan dikompilasi untuk membuat lay out kerja. 02. Membuat susunan alur produksi dan layout tempat kerja ke dalam bentuk gambar (blue print) 2.1. Data hasil analisis alur produksi dan layout tempat kerja disusun sesuai dengan tahapan proses dalam membuat susuan alur produksi dan layout tempat kerja Usulan perbaikan alur produksi dan layout tempat kerja dibuat dan disusun berdasarkan analisis ARD dan AAD Usulan perbaikan berdasarkan perhitungan effisiensi dari alokasi alur produksi dan layout tempat kerja dibuat dan disusun ke dalam bentuk alur produksi dan layout tempat kerja. 03. Membuat laporan usulan perbaikan 3.1. Usulan perbaikan alur produksi dan layout tempat kerja dikompilasikan ke dalam bentuk gambar (blue print) Gambar (blue print) hasil perbaikan dikonsultasi kan kepada Klien. 36

39 ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 3.3. Gambar (blue print) disampaikan kepada Klien dan tembusan kepada pihak lain yang berwenang. BATASAN VARIABEL Kompetensi ini berlaku pada perbaikan alur produksi dan layout tempat kerja yang digunakan pada Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan mempertimbangkan: 1. Peraturan perundangan: Peraturan perundangan yang terkait langsung dengan pengembangan IKM Kepmen Perindustrian tentang pembinaan dan pengembangan IKM Kebijakan Departemen Perindustrian tentang: Peningkatan kualitas IKM Materi sosialisasi model GKM Baru Konsultan Diagnosis IKM 2. Pihak lain yang berwenang dapat mencakup: 2.1. Penangung jawab program pegembangan IKM Pihak perbankan 2.3. Dinas Deprin wilayah dllnya PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian: Kompetensi ini dapat diujikan pada pekerjaan yang sebenarnya atau secara simulasi dengan kondisi yang mendekati sebenarnya. 2. Kompetensi yang Dipersyaratkan: Kompetensi yang harus dimiliki sebelumnya: 2.1. Membaca dan membuat gambar Mengoperasikan komputer dengan Operation System Standar. 3. Aspek Kritis: Kemampuan yang bersangkutan menyelesaikan pekerjaan, dengan mengikuti prosedur yang berlaku dengan hasil kerja sesuai dengan penggambaran alur produksi layout tempat kerja, dengan ketentuan: 3.1. Menunjukkan unjuk kerja yang konsisten pada setiap elemen/sub kompetensi Memenuhi kriteria unjuk kerja yang tercakup pada setiap sub. kompetensi dengan menggunakan teknik-teknik, prosedur-prosedur, informasi dan sumber-sumber daya yang tersedia di tempat kerja. 37

Daftar Pertanyaan (Asesmen Mandiri/Self Assessment)

Daftar Pertanyaan (Asesmen Mandiri/Self Assessment) LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI POLITEKNIK ATI PADANG FORMULIR No. Formulir FOR-APL 02 ASESMEN MANDIRI Edisi 1 Revisi 2 Berlaku Efektif Februari 2016 Nama Peserta : Tanggal/Waktu :, Nama Asesor : TUK : Sewaktu/Tempat

Lebih terperinci

BAB I PENJELASAN UMUM STANDAR KOMPETENSI PROGRAMER KOMPUTER

BAB I PENJELASAN UMUM STANDAR KOMPETENSI PROGRAMER KOMPUTER BAB I PENJELASAN UMUM STANDAR KOMPETENSI PROGRAMER KOMPUTER 1.1 Rasional Perjanjian ASEAN Free Trade Area (AFTA) telah satu tahun diberlakukan. Era Globalisasi dalam perdagangan bebas Asia Tenggara telah

Lebih terperinci

BAB I PENJELASAN UMUM STANDAR KOMPETENSI JARINGAN KOMPUTER DAN SISTEM ADMINISTRASI

BAB I PENJELASAN UMUM STANDAR KOMPETENSI JARINGAN KOMPUTER DAN SISTEM ADMINISTRASI BAB I PENJELASAN UMUM STANDAR KOMPETENSI JARINGAN KOMPUTER DAN SISTEM ADMINISTRASI 1.1 Rasional Perjanjian ASEAN Free Trade Area (AFTA) yang telah berjalan selama empat tahun merupakan bagian dari era

Lebih terperinci

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI Manajemen Operasional Kerja Industri Kecil Menengah (IKM) KODE PROGRAM PELATIHAN :..

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI Manajemen Operasional Kerja Industri Kecil Menengah (IKM) KODE PROGRAM PELATIHAN :.. PELATIHAN BERBASIS Manajemen Operasional Kerja Industri Kecil Menengah (IKM) KODE PROGRAM PELATIHAN :.. KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN FORMAT PENULISAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (SKKNI)

STRUKTUR DAN FORMAT PENULISAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (SKKNI) 15 2012, No.364 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA STRUKTUR DAN FORMAT

Lebih terperinci

TIK.JK JUDUL UNIT

TIK.JK JUDUL UNIT III - 5 3.2 Unit - Unit Kompetensi KODE UNIT : TIK.JK01.001.01 JUDUL UNIT : Melakukan komunikasi di tempat kerja URAIAN UNIT : Unit ini menentukan kompetensi yang diperlukan untuk mempersiapkan, merencanakan,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.4, 2014 EKONOMI. Pembangunan. Perindustrian. Perencanaan. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan

Lebih terperinci

KODE UNIT KOMPETENSI INA

KODE UNIT KOMPETENSI INA MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR AIR MINUM JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN PERPIPAAN MEMBUAT RENCANA JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN KODE UNIT KOMPETENSI INA.52.00.204.

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. /MEN/ / 2008

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. /MEN/ / 2008 LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. /MEN/ / 2008 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA SEKTOR JASA KEMASYARAKATAN DAN PERORANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia usaha akhir-akhir ini mengalami persaingan global yang sangat ketat, dimana perusahaan tidak hanya menghadapi pesaing lokal tetapi juga pesaing internasional.

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.146, 2015 Sumber Daya Industri. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5708). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 Tahun 2015

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR: KEP. 269 /MEN/ VII /2006 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR: KEP. 269 /MEN/ VII /2006 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR: KEP. 269 /MEN/ VII /2006 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA SEKTOR KOMUNIKASI DAN INFORMASI SUB SEKTOR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.364, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Standar. Kompetensi. Kerja. Nasional. Indonesia. Pencabutan.

BERITA NEGARA. No.364, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Standar. Kompetensi. Kerja. Nasional. Indonesia. Pencabutan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.364, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Standar. Kompetensi. Kerja. Nasional. Indonesia. Pencabutan. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G STANDARDISASI, PEMBINAAN DAN PENGAWASAN STANDAR NASIONAL INDONESIA BIDANG INDUSTRI MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR: KEP - 69 / MEN / III / V / 2004 TENTANG PERUBAHAN LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN 1 (satu) bulan ~ paling lama Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang Industri sebagaimana

Lebih terperinci

NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG BAB I PENDAHULUAN

NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI JASA PROFESIONAL, ILMIAH DAN TEKNIS

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G STANDARDISASI, PEMBINAAN DAN PENGAWASAN STANDAR NASIONAL INDONESIA BIDANG INDUSTRI MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

FR-APL-02 ASESMEN MANDIRI

FR-APL-02 ASESMEN MANDIRI FR-APL-02 ASESMEN MANDIRI Nama Peserta : Tanggal/Waktu : / Nama Asesor : 1. Tempat : 2. Penjelasan : Pada bagian ini, anda diminta untuk menilai diri sendiri terhadap unit (unit-unit) kompetensi yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan sejenis di dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan sejenis di dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha mengalami pertumbuhan yang pesat, hal ini menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin kompetitif. Perusahaan menyadari munculnya

Lebih terperinci

2 Pokok-pokok pengaturan dalam Peraturan Pemerintah ini meliputi pembangunan Tenaga Kerja Industri dan penggunaan konsultan Industri, pemanfaatan dan

2 Pokok-pokok pengaturan dalam Peraturan Pemerintah ini meliputi pembangunan Tenaga Kerja Industri dan penggunaan konsultan Industri, pemanfaatan dan TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI Sumber Daya Industri. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 146) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

KEPMEN NO. 227 TH 2003

KEPMEN NO. 227 TH 2003 KEPMEN NO. 227 TH 2003 KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 227/MEN/2003 TENTANG TATA CARA PENETAPAN STANDARD KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA MENTERI TENAGA

Lebih terperinci

2017, No.9 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebaga

2017, No.9 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebaga LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.9, 2017 EKONOMI. Pembangunan. Perindustrian. Sarana. Prasarana. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6016) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Latar Belakang ISO 9000 ISO merupakan suatu rangkaian dari lima standar mutu internasional yang dikembangkan oleh The International Organization for Standarization (ISO) di Geneva,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : KEP.218/LATTAS/XII/2012

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : KEP.218/LATTAS/XII/2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav 51 Lt. 6A Telepon (021) 52961311, Faximile (021) 52960456 Jakarta

Lebih terperinci

PENGANGGARAN PERUSAHAAN

PENGANGGARAN PERUSAHAAN PENGANGGARAN PERUSAHAAN Merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasi perusahaan yang dinyatakan dalam satuan kegiatan dan satuan uang, yang bertujuan untuk memproyeksikan operasi

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KUALITAS TENAGA KERJA MELALUI PROGRAM SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA. oleh

MENINGKATKAN KUALITAS TENAGA KERJA MELALUI PROGRAM SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA. oleh MENINGKATKAN KUALITAS TENAGA KERJA MELALUI PROGRAM SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA oleh Ir. SUMARNA F. ABDURRAHMAN, MSc KETUA KOMITE TETAP SISTEM KOMPETENSI SDM KADIN - INDONESIA KONDISI DAN MASALAH TANTANGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.327, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Menajer Energi Bidang Bangunan Gedung.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.327, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Menajer Energi Bidang Bangunan Gedung. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.327, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Menajer Energi Bidang Bangunan Gedung. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK

Lebih terperinci

BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI

BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI KEPUTUSAN NO : KEP- 008/BNSP/XII/2005 TENTANG Pedoman BNSP 101-2005 Pelaksanaan Pembakuan SKKNI Menimbang : a. bahwa pelaksanaan Pasal 16 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN...5 RUANG LINGKUP PEKERJAAN...

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN...5 RUANG LINGKUP PEKERJAAN... DAFTAR ISI DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN...5 1. KOMPETENSI UMUM...5 2. KOMPETENSI KEJURUAN...6 RUANG LINGKUP PEKERJAAN...9 SUBSTANSI

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 109 / MEN / II / 2007 TENTANG

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 109 / MEN / II / 2007 TENTANG LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 109 / MEN / II / 2007 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA SEKTOR JASA PERUSAHAAN SUB SEKTOR

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016 - 1 - SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO

Lebih terperinci

SURAT PERIKATAN AUDIT

SURAT PERIKATAN AUDIT SA Seksi 320 SURAT PERIKATAN AUDIT Sumber: PSA No. 55 Lihat Seksi 9320 untuk Interpretasi Seksi ini PENDAHULUAN 01 Tujuan Seksi ini adalah untuk memberikan panduan tentang: a. Persetujuan dengan klien

Lebih terperinci

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah termasuk Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah, setiap tahun membelanjakan tidak kurang dari

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN ANALISIS JABATAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH MENTERI DALAM NEGERI,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. mereka sendiri, dan disebut sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem

BAB III LANDASAN TEORI. mereka sendiri, dan disebut sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan Laporan Kerja Praktek. Landasan teori yang akan dibahas ini meliputi permasalahan- permasalahan

Lebih terperinci

Systematic Layout Planning

Systematic Layout Planning Materi #3 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Systematic Layout Planning 2 (2) Aliran material (1) Data masukan dan aktivitas (3) Hubungan aktivitas (5a) Kebutuhan ruang (7a) Modifikasi (4) Diagram

Lebih terperinci

LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 30 Tahun 2009 TANGGAL : 30 September

LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 30 Tahun 2009 TANGGAL : 30 September LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 30 Tahun 2009 TANGGAL : 30 September 2009 STANDAR TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB),

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian dituntut untuk memberikan kontribusi dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), sumber devisa melalui ekspor, penyediaan

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN THANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI TENAGA KERJA DAN THANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.21/MEN/X/2007 TENTANG TATA CARA PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN THANSMIGRASI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sentano Kertonegoro (1995 ; 3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sentano Kertonegoro (1995 ; 3) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi sekarang ini, kemajuan teknologi dan perkembangan arus informasi yang begitu pesat menyebabkan perkembangan dunia usaha yang begitu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun

BAB II BAHAN RUJUKAN. Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PENINGKATAN STANDARISASI PRODUK INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI, ELEKTRONIKA, TELEMATIKA DAN ANEKA SUB KEGIATAN FASILITASI ISO 9001:2008 PADA INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DI KABUPATEN

Lebih terperinci

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA (LSP AMI) FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI AHLI MANAJEMEN AIR MINUM TINGKAT UTAMA NAMA PESERTA NAMA ASESOR FR-APL-02 ASESMEN MANDIRI : CLUSTER AHLI MANAJEMEN

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 48 PENURUNAN NILAI AKTIVA

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 48 PENURUNAN NILAI AKTIVA 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. PENURUNAN NILAI AKTIVA Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar yang harus dibaca dalam konteks paragraf-paragraf

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.183, 2012 PERTAHANAN. Industri. Kelembagaan. Penyelenggaraan. Pengelolaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5343) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang dari dua tipe akuntansi yang ada yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen

Lebih terperinci

SIMULASI BISNIS LINGKUNGAN USAHA. Proses Transformasi. Gambar 1: Sistem Operasi Perusahaan

SIMULASI BISNIS LINGKUNGAN USAHA. Proses Transformasi. Gambar 1: Sistem Operasi Perusahaan DIKLAT SISTEM INDUSTRI 2 APARATUR SIMULASI BISNIS, 34 MARET 2009 DIKLAT SISTEM INDUSTRI 2 APARATUR, 34 MARET 2009 SIMULASI BISNIS A. PENDAHULUAN Perusahaan dapat dilihat sebagai suatu unit ekonomi (economic

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

BAB XIV BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN. Bagian Pertama. Tugas dan Fungsi. Pasal 1909

BAB XIV BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN. Bagian Pertama. Tugas dan Fungsi. Pasal 1909 - 537 - BAB XIV BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN Bagian Pertama Tugas dan Fungsi Pasal 1909 Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan yang selanjutnya dalam Keputusan ini disingkat BPPK mempunyai

Lebih terperinci

RANCANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2002

RANCANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2002 Draft 7 Maret 2003 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2002 TENTANG JUAL BELI, SEWA JARINGAN TRANSMISI DAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP

PEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP Lampiran : Keputusan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor : 04/BNSP.305/X/2013 Tanggal : 21 Oktober 2013 PEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP Versi 1 Oktober 2013 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PAM.MM02.003.01 BUKU DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN SUMBAWA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. industri yang cukup ketat. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan dituntut untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. industri yang cukup ketat. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan dituntut untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri yang semakin kompetitif dalam era globalisasi sekarang ini menuntut industri atau perusahaan untuk dapat menyusun strategi yang tepat agar

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2010 SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG SERTIFIKASI KOMPETENSI PENYUSUN DOKUMEN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DAN PERSYARATAN LEMBAGA PELATIHAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 37/M-IND/PER/6/2006 TENTANG PENGEMBANGAN JASA KONSULTANSI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM)

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 37/M-IND/PER/6/2006 TENTANG PENGEMBANGAN JASA KONSULTANSI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM) PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 37/M-IND/PER/6/2006 TENTANG PENGEMBANGAN JASA KONSULTANSI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM) MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.326, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Manajer Energi Bidang Industri.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.326, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Manajer Energi Bidang Industri. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.326, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Manajer Energi Bidang Industri. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PENGANTAR. Jakarta, Maret Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 1 / 23

PENGANTAR. Jakarta, Maret Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 1 / 23 PENGANTAR Pada konteks pelaksanaan uji kompetensi atau penilaian berbasis kompetensi, seorang Asesor Uji Kompetensi memiliki peran yang sangat penting dan menentukan dalam mencapai kualitas uji kompetensi

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA PERBATASAN KABUPATEN ALOR

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA PERBATASAN KABUPATEN ALOR BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA PERBATASAN KABUPATEN ALOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : a.

Lebih terperinci

SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PERTEMUAN #3 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PERTEMUAN #3 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PERTEMUAN #3 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai tujuan tertentu. Menurut Herlambang (2005:21), Data adalah faktafakta

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai tujuan tertentu. Menurut Herlambang (2005:21), Data adalah faktafakta BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari beberapa prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Menurut Herlambang (2005:21), Data adalah faktafakta

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR KOMPETENSI KERJA ANALIS KEPEGAWAIAN

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR KOMPETENSI KERJA ANALIS KEPEGAWAIAN - 1 - LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR KERJA ANALIS KEPEGAWAIAN I. PENDAHULUAN A. UMUM STANDAR KERJA ANALIS KEPEGAWAIAN 1. Berdasarkan Pasal 12 ayat

Lebih terperinci

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. 2.1 Akuntansi Pemerintahan Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi dan lap oran keuangan mengandung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Cost Volume Profit a. Pengertian Analisis Cost Volume Profit Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit analysis)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja... 2 1.5 Batasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN ANALISIS JABATAN DI LlNGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN ANALISIS JABATAN DI LlNGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN ANALISIS JABATAN DI LlNGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 ) BAB II LANDASAN TEORI A. Anggaran 1. Definisi Anggaran Rencana yang dapat disebut dengan anggaran adalah rencana yang terorganisir dan menyeluruh, yang dinyatakan dalam bentuk angka rupiah, dollar, atupun

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANTUL

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

JUDUL UNIT : Mengawasi Operasional laboratorium dalam Area Kerja/Fungsional.

JUDUL UNIT : Mengawasi Operasional laboratorium dalam Area Kerja/Fungsional. KODE UNIT : LAB.KK.02.011.01 JUDUL UNIT : Mengawasi Operasional laboratorium dalam Area Kerja/Fungsional. DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini meliputi peranan teknisi senior/penyelia dalam perencanaan,

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG BADAN PENGELOLAAN DATA ELEKTRONIK PROPINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG BADAN PENGELOLAAN DATA ELEKTRONIK PROPINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG BADAN PENGELOLAAN DATA ELEKTRONIK PROPINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengabaikan satu hal penting, yaitu arus kas. Laba perusahaan memang hal yang

BAB I PENDAHULUAN. mengabaikan satu hal penting, yaitu arus kas. Laba perusahaan memang hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seluruh perusahaan tentunya menginginkan laba yang maksimal bagi perusahaannya, namun masih banyak perusahaan yang terlalu fokus pada laba sehingga mengabaikan satu

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : KEP.189/LATTAS/XII/2013

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : KEP.189/LATTAS/XII/2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav 51 Lt. 6A Telepon (021) 52961311, Faximile (021) 52960456 Jakarta

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1032, 2017 KEMEN-ESDM. Standardisasi Kompetensi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG STANDARDISASI

Lebih terperinci

BAB IV PEMBANGUNAN PERTANIAN DI ERA GLOBALISASI (Konsolidasi Agribisnis dalam Menghadapi Globalisasi)

BAB IV PEMBANGUNAN PERTANIAN DI ERA GLOBALISASI (Konsolidasi Agribisnis dalam Menghadapi Globalisasi) BAB IV PEMBANGUNAN PERTANIAN DI ERA GLOBALISASI (Konsolidasi Agribisnis dalam Menghadapi Globalisasi) Sebagai suatu negara yang aktif dalam pergaulan dunia, Indonesia senantiasa dituntut untuk cepat tanggap

Lebih terperinci

PEDOMAN PERUMUSAN STANDAR KOMPETENSI TEKNIS PEGAWAI NEGERI SIPIL

PEDOMAN PERUMUSAN STANDAR KOMPETENSI TEKNIS PEGAWAI NEGERI SIPIL 2013, No.298 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERUMUSAN STANDAR KOMPETENSI TEKNIS PEGAWAI NEGERI SIPIL PEDOMAN PERUMUSAN STANDAR KOMPETENSI TEKNIS

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 00 TANGGAL OKTOBER 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PEMBINAAN KOMPETENSI KELOMPOK KERJA NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAGELANG

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAGELANG BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAGELANG 1. 2.1. Profil Singkat Badan Pusat Statistik Kota Magelang BPSadalah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 24 TAHUN 2005

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 24 TAHUN 2005 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 24 TAHUN 2005 PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 24 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATAKERJA DINAS PENGELOLA KEUANGAN DAN KEKAYAAN DAERAH

Lebih terperinci