Geologi dalam Karya Sastra: sebuah apresiasi terhadap novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari dan novel Romo Rahadi karya Y.B.
|
|
- Yuliana Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Geologi dalam Karya Sastra: sebuah apresiasi terhadap novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari dan novel Romo Rahadi karya Y.B. Mangunwijaya Salahuddin Husein Dosen Jurusan Teknik Geologi FT UGM, Jl. Grafika 2, Yogyakarta Sari Sastrawan Ahmad Tohari dikenal oleh dunia internasional melalui karyanya yang fenomenal, yaitu trilogi Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari dan Jentera Bianglala, sering dianggap memiliki sentuhan khas dalam mendeskripsi alam secara detil dan menyentuh. Demikian pula sastrawan Y.B. Mangunwijaya yang dikenal oleh dunia internasional melalui Burungburung Manyar, adalah seorang humanis yang mampu menggambarkan karakter batin para tokoh secara ringan dan mengalir. Di dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari dan novel Romo Rahadi karya Romo Mangun, kedua sastrawan kawakan tersebut memasukkan pengetahuan ilmu kebumian (geologi) dalam mengilustrasikan alam sekitar. Keduanya mampu dengan sangat baik menggambarkan proses endogenik yang menyebabkan terbentuknya pegunungan, daratan dan lautan, serta proses eksogenik yang terjadi di atas permukaan bumi, berupa perubahan dan perpindahan material batuan oleh air, angin dan es. Meski keduanya tidak memiliki latar belakang pendidikan ilmu kebumian secara khusus, mereka berjasa memasyarakatkan ilmu kebumian kepada khalayak pecinta sastra. Maksud tulisan ini adalah untuk memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya terhadap kedua sastrawan kawakan Indonesia tersebut. Pendahuluan Ahmad Tohari dikenal sebagai sastrawan kawakan yang memiliki sentuhan khas dalam mendeskripsi alam secara detil dan menyentuh. Karyanya yang fenomenal dan telah diterjemahkan ke dalam 6 bahasa adalah trilogi Ronggeng Dukuh Paruk (1982), Lintang Kemukus Dini Hari (1985) dan Jentera Bianglala (1986). Peraih penghargaan The Southeast Asian Writers Award 1995 ini lahir di Tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah, pada tanggal 13 Juni Seusai menamatkan SMA di Purwokerto, Ahmad Tohari melanglang kuliah di Fakultas Ilmu Kedokteran Ibnu Khaldun, Jakarta ( ), Fakultas Ekonomi Universitas Sudirman, Purwokerto ( ), dan Fakultas Sosial Politik Universitas Sudirman ( ). Yusuf Bilyarta Mangunwijaya, seringpula disebut sebagai Romo Mangun, adalah seorang humanis yang juga memiliki nama dalam dunia sastra internasional. Ciri khas tulisan beliau adalah penggambaran karakter batin para tokoh yang dilukiskan secara ringan dan mengalir. Salah satu karyanya yang telah diterjemahkan ke berbagai bahasa adalah Burung-burung Manyar (1981), yang memperoleh hadiah dari Ratu Thailand Sirikit lewat ajang The Southeast Asian Writers Award Budayawan kelahiran Ambarawa, 6 Mei 1929, pernah bergabung dengan Tentara Pelajar ketika menempuh pendidikan SMP di Yogyakarta dan sempat menjadi Komandan Seksi Tentara Pelajar Brigade XVII ( ). Selepas menempuh pendidikan seminari di Yogyakarta dan Magelang hingga ditahbiskan menjadi Pastor Projo di tahun 1959, Romo Mangun mengejar cita-citanya E7-1
2 semenjak kecil, yaitu menjadi seorang arsitek. Diawali dengan studi arsitektur di ITB dan berlanjut ke Sekolah Teknik Tinggi Rhein, Westfalen, Aachen, Jerman, hingga tamat pada tahun Beberapa karya arsitekturalnya mendapat penghargaan Ikatan Arsitek Indonesia Awards pada tahun 1991 dan 1993, The Aga Khan Award for Architecture pada tahun 1992, dan The Ruth and Ralph Erskine Fellowship Award pada tahun Makalah ini tidak dimaksudkan untuk menganalisa atau mengkritisi suatu karya sastra, sebab sejujurnya penulis merasa tidak memiliki kemampuan dan kepantasan untuk itu. Bahkan tulisan ini muncul karena kekaguman penulis terhadap karya-karya kedua sastrawan tersebut. Di dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari (1977) dan Romo Rahadi karya Romo Mangun (terbit dengan nama samaran Y. Wastu Wijaya; 1981), kedua sastrawan tersebut memasukkan pengetahuan ilmu kebumian (geologi) dalam mengilustrasikan alam sekitar. Selaku orang yang tengah aktif dalam pengajaran dan pendidikan ilmu kebumian, penulis memiliki obsesi mengenai penyampaian pengetahuan geologi dalam bahasa awam. Tampaknya harapan penulis itu telah dicontohkan oleh kedua sastrawan tersebut, meski (dan ini yang mengagumkan) keduanya tidak memiliki latar belakang pendidikan ilmu kebumian secara khusus. Sehingga penulis menyebut tulisan ini sebagai sebuah apresiasi, sebuah penghargaan, terhadap orang-orang yang telah berjasa memasyarakatkan ilmu yang penulis geluti. Geologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala sesuatu tentang bumi, terutama dari permukaan hingga ke bagian dalam planet ini. Sisi unik geologi yang membedakannya dengan ilmu-ilmu kebumian lainnya adalah perhatian ilmu ini yang sangat besar terhadap sejarah, yaitu sejarah pembentukan bumi dan segala material penyusunnya. Secara umum, proses-proses alam yang ada di bumi ini terbagi menjadi dua. Pertama adalah proses endogenik yang berlangsung di bawah permukaan bumi, menyebabkan terbentuknya pegunungan, daratan dan lautan. Kedua adalah proses eksogenik yang terjadi di atas permukaan bumi, berupa perubahan dan perpindahan material batuan oleh air, angin dan es. Berikut ini akan dipaparkan kemampuan kedua sastrawan tersebut dalam menjelaskan proses-proses alam dalam perspektif geologi tersebut. Novel Di Kaki Bukit Cibalak Novel ini menceritakan perjuangan Pambudi, seorang pemuda desa idealis, dalam menghadapi penyelewengan kekuasaan di desanya. Pada novel ini, persentuhan Ahmad Tohari dengan informasi geologi ada pada halaman Dengan kekuatannya sebagai penulis yang mampu mempersonifikasi alam, Ahmad Tohari merangkumkan proses terbentuknya Bukit Cibalak hingga pada kondisinya saat ini. Bukit Cibalak sendiri adalah panggung utama (setting) di mana sebagian besar cerita berputar bersama tokoh-tokohnya. Penggambaran pembentukan Bukit Cibalak yang merupakan bukit kapur di selatan Jawa Tengah dimulai dengan pernyataan adanya upaya manusia untuk memahami alam secara ilmiah, dengan suatu kalimat yang merangsang jiwa para pembaca untuk mempelajari alam. Bukit Cibalak. Daya pikir manusia dapat membuktikan bahwa dulu, bukit itu adalah lapisan kerak bumi yang berada di dasar laut. Pada kalimat selanjutnya, Ahmad Tohari yang pernah mengenyam pendidikan di pesantren juga dikenal sebagai sastrawan yang religius, memasukkan personifikasi kekuatan alam dalam proses pembentukan Bukit Cibalak. E7-2
3 Alam yang perkasa, dengan kekuatan tektonis mengangkat lapisan kerak bumi itu ke atas permukaan laut dan lebih tinggi lagi. Sisa-sisa koloni binatang karang yang dulu hidup subur di bawah air laut, memberi bahan dasar bagi terbentuknya lapisan kapur yang mewarnai Bukit Cibalak. Kekuatan tektonis adalah kekuatan yang berasal dari energi dalam panas bumi yang menggerakkan lempeng-lempeng kerak bumi, merupakan gaya utama yang membentuk permukaan planet ini. Dalam kajian geologi, setiap batuan yang berada di permukaan bumi mesti akan mengalami proses eksogenik, yaitu interaksi dengan udara, air dan tetumbuhan yang mengakibatkan adanya pelapukan. Proses eksogenik ini lah yang akan mengubah bentuk permukaan bumi menjadi bentuknya saat ini. Ahmad Tohari menggambarkannya dengan memasukkan peran tetumbuhan sebagai yang dominan. Setelah melewati masa berjuta-juta tahun, datanglah lumut kerak yang membuat kulit tipis di sekujur tubuh Bukit Cibalak. Tanaman pionir ini memungkinkan tumbuhnya lumut, kemudian bangsa pakis. Masing-masing memerlukan waktu jutaan tahun. Hutan pakis yang menutupi Bukit Cibalak beribu-ribu abad lamanya meninggalkan lapisan humus yang tebal, tempat tanaman yang lebih tinggi tingkatannya menancapkan akar. Salah satu kesulitan pemahaman manusia terhadap proses-proses alam dalam perspektif geologi adalah skala waktu, di mana proses endogenik dan eksogenik berlangsung dalam jangka waktu ribuan hingga jutaan tahun, jauh melebihi skala waktu dalam sejarah hidup manusia dan kebudayaannya. Untuk menggambarkan skala waktu geologi tersebut, Ahmad Tohari dalam rangkaian kutipan di atas mengulanginya hingga tiga kali. Dalam kalimat pertama untuk menjelaskan upaya tumbuhnya lumut kerak di atas batuan yang gersang. Dalam kalimat ketiga, dijelaskan kurun waktu yang dibutuhkan untuk perkembangan lumut kerak dan pakis untuk menjadi dominan. Pada kalimat terakhir digambarkan rentang waktu untuk proses terbentuknya humus. Kehadiran manusia, seringkali membuat masalah bagi lingkungannya. Tak terkecuali dalam karya Ahmad Tohari ini. Pada perkembangan ekologisnya, Bukit Cibalak merupakan tempat yang subur bagi pepohonan jati yang dikembangkan oleh Belanda. Jaman Jepang dan Republik yang menyusulnya membuat pepohonan jati tersebut ditebangi, membuat Bukit Cibalak menjadi gundul. Pada akhirnya kondisi ini sangat merugikan bagi ekosistem itu sendiri. Ahmad Tohari menyajikannya dengan menawan. Warisan si perkasa alam, mati. Tinggal gumpalan batu kapur dan batu cadas di sana. Cibalak kembali seperti ketika ia baru muncul dari dasar laut jutaan tahun yang lalu. Tak ada tanaman, satwa, bahkan air. Novel Romo Rahadi Novel ini bertutur tentang pergulatan batin Romo Rahadi, seorang pastor muda di pedalaman Irian Jaya (kini bernama Papua), dalam memilih antara panggilan tugas sebagai seorang pastor yang telah menyerahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan dan panggilan hati kepada cintanya saat kanak-kanak pada seorang gadis. Romo Mangun membangun cerita tersebut dengan latar belakang alam Papua yang menawan dengan pegunungannya yang perkasa. Pada halaman 91-92, Romo Mangun dalam kematangan rohani dan kepiawaian dalam merangkai kata untuk melukiskan suara batin, mengambil perlambang gejala geologis dalam pembentukan pegunungan bagi gelisahnya jiwa sang tokoh cerita. E7-3
4 Romo Mangun memulai dengan menggambarkan kondisi samudera yang sesungguhnya. Ah, apa arti waktu bagi hati yang mendamba dalam pergulatan di bawah permukaan air? Arus apa yang mengalir seribu meter di bawah permukaan samudera? Hanya manusia berhati batu yang tidak mampu mendengar ratap dan nyanyian tanpa suara yang melintasi lapisan-lapisan air laut yang tak pernah terkena sinar matahari. Fakta ilmiah bahwa air laut pun ternyata terbagi menjadi beberapa lapisan dengan masingmasing arus yang mengalir ke berbagai arah yang berbeda dengan arus di permukaan. Pembagian lapisan-lapisan tersebut ditentukan oleh kadar garam dan berat jenis, serta mengatur pula pola kehidupan makhluk-makhluk yang ada di dalamnya. Arus-arus air di berbagai lapisan itu pula yang membuat rejeki berupa ikan-ikan di samudera tersebar ke berbagai tempat, memberikan manfaat ekonomi kepada kehidupan manusia. Dengan berpijak pada fakta tentang samudera di atas, Romo Mangun kemudian bertutur tentang proses geologis yang dialami oleh Pegunungan Jayawijaya yang gagah. Romo Mangun mencoba memberikan detil proses geologi dengan bahasa yang sunyi, untuk menggambarkan kesunyian hati sang tokoh. Irian ini pun sekian juta tahun yang lalu adalah dasar samudera. Perlahanlahan ia diangkat oleh Maha Kebesaran Illahi dalam evolusi geologis. Mungkin hanya satu milimeter dalam setiap seratus tahun. Perlahan-lahan, tanpa suara, tanpa menghitung waktu. Akhirnya ia muncul, ia muncul, tanpa berbisik, diam ia muncul di atas permukaan laut. Sekarang setinggi pegunungan Jayawijaya yang begitu memuncak hingga diselimuti salju abadi. Bukti-bukti fosil binatang laut masih banyak terdapat di puncak-puncak gunung pulau misterius ini. Padahal dulu itu cuma karang-karang laut belaka. Muncul dari bawah dasar samudera gelap. Apalagi manusia. Ah, apa arti saat sumpah janjiku ketika itu? Berdosakah manusia bila ia berubah dan berpemandangan lain dari dulu? Sedangkan dasar lautan pun meninggalkan biara kesemadiannya untuk melihat bulan dan mengagumi bintang-bintang yang berkedip cantik-cantik. Pada kalimat pertama di atas, Romo Mangun mencoba membangun skala waktu geologi dalam proses geologi yang digambarkannya. Proses yang berjalan begitu lambat, hanya dalam satu milimeter dalam setiap seratus tahun dianggap tanpa suara, tanpa menghitung waktu. Sungguh suatu pemilihan kata-kata yang luar biasa, sebab demikianlah yang kita rasakan bila skala waktu geologi yang serba lambat dimasukkan ke dalam skala waktu kehidupan manusia yang serba cepat. Sebagai seorang teolog, Romo Mangun mengajarkan pula kepada kita untuk senantiasa mengingat Tangan-Nya dalam proses alam yang berlangsung. Dalam wacana pertentangan ilmiah sepanjang jaman antara pendukung penciptaan (kreatonis) dan pendukung evolusi, kalimat Maha Kebesaran Illahi dalam evolusi geologis, sebagaimana yang tertulis pada kalimat kedua dalam cuplikan di atas, memberikan jalan tengah yang melapangkan. Kalimat tersebut mencerminkan keyakinan Romo Mangun bahwa evolusi memang ada dan berlangsung di alam semesta ini, tetapi semuanya hanyalah tahapan-tahapan penciptaan yang dikendalikan-nya. Bagaimana para ahli geologi mengetahui asal-usul geologi suatu daerah serta usia yang telah dilaluinya? Cara yang paling klasik adalah dengan mempelajari fosil-fosil yang dijumpai dalam tubuh batuan. Bagaimana Pegunungan Jayawijaya yang merupakan daerah tertinggi di Indonesia diketahui berasal dari dasar lautan dan bagaimana menghitung E7-4
5 usianya dapat dikaji melalui kandungan fosil-fosilnya. Bila usia batuan yang ada telah diketahui, maka selanjutnya dapat diketahui berapa kecepatan batuan tersebut mengalami pengangkatan dari dasar samudera ke ketinggiannya berada saat ini. Bukti pengkajian ilmiah ini diungkapkan pula Romo Mangun dalam kalimat-kalimat: Bukti-bukti fosil binatang laut masih banyak terdapat di puncak-puncak gunung pulau misterius ini. Padahal dulu itu cuma karang-karang laut belaka. Muncul dari bawah dasar samudera gelap. Penutup Kedua karya tersebut membuktikan bahwa ilmu geologi bukanlah ilmu yang membuat kening berkerut karena sulit dipahami, dan terutama, sulit disampaikan. Kedua sastrawan dengan kehalusan jiwanya dapat memberi pengetahuan kepada para pembaca karyanya tentang penjelasan suatu proses geologi yang biasanya tampil kaku dalam kertas kerja para mahasiswa dan dosen. Sungguh menarik hati bila kedua novel tersebut dapat dijadikan bacaan wajib bagi para mahasiswa Teknik Geologi. Karena melalui kedua buku tersebut mereka dapat mengasah rasa bahasa, sebagaimana maksud dari pengajaran sastra pada umumnya, selain dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan elemen dan proses alam dalam rangkaian kalimat yang tertata rapi. Referensi Mangunwijaya, Y.B. (terbit dengan nama samaran Y. Wastu Wijaya; 1981) Romo Rahadi, Pustaka Jaya, Jakarta, 377 hal. Tohari, A. (1977) Di Kaki Bukit Cibalak, Pustaka Jaya, Jakarta, 191 hal. E7-5
BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala problema kehidupannya tidak dapat terpisah-pisah. Sastra
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra dan kehidupan manusia merupakan satu kesatuan. Sastra dan manusia serta segala problema kehidupannya tidak dapat terpisah-pisah. Sastra muncul sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan juga pengalaman yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Keindahan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan imajinasi pengarang yang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian dinikmati oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah sebuah hasil ciptaan manusia. Sastra tumbuh dan berkembang karena peranan manusia. Pengarang sebagai pencipta tentu saja memiliki latar belakang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. dalam novel-novel yang ditulis oleh para pengarang yang berasal. dari Jawa. Deskripsi warna lokal Jawa dalam novel Indonesia terdiri
264 BAB V PENUTUP 5. 1 Kesimpulan Warna lokal Jawa, dalam novel Indonesia periode 1980 1995, cukup banyak dan dominan. Warna lokal tersebut tersebar dalam novel-novel yang ditulis oleh para pengarang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra dan bahasa merupakan dua bidang yang tidak dapat dipisahkan. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren, 1990:218).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu wujud karya seni yang bermedium bahasa. Menurut Goldmann (1977:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan ciptaan sosial yang memunculkan sebuah gambaran (cermin) kehidupan. Kehidupan itu merupakan suatu kenyataan sosial yang mencakup hubungan antarmasyarakat,
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, maka simpulan hasil penelitian sebagai berikut: Pengkajian perwatakan novel Di Kaki Bukit Cibalak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penjelas kalimat pada peristiwa itu terjadi. Tidak hanya keterangan waktu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterangan waktu dalam kumpulan cerpen sebagai penunjuk atau penjelas kalimat pada peristiwa itu terjadi. Tidak hanya keterangan waktu saja yang terdapat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua penelitian ilmiah dimulai dengan perencanaan yang seksama, rinci, dan mengikuti logika yang umum, Tan (dalam Koentjaraningrat, 1977: 24). Pada dasarnya
Lebih terperinciKita awali fenomena geosfer dari yang pertama: Atmosfer
Geosfer merupakan satu istilah yang tidak pernah lepas dari ilmu geografi, karena pada dasarnya geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang terjadinya gejala-gejala maupun fenomena geosfer berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra Indonesia telah bermula sejak abad 20 dan menjadi salah satu bagian dari kekayaan kebudayaan Indonesia. Sastra Indonesia telah mengalami perjalanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermuara pada struktur. Keduanya, baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra memilki dua aspek penting, yaitu isi dan bentuk. Isi berkaitan dengan apa yang disampaikan sastrawan, sedangkan bentuk berkaitan dengan cara/bagaimana
Lebih terperinciAsal Usul Alam Semesta
Kontroversi Islam dan Sains? Asal Usul Alam Semesta Pernahkah Anda merenung tentang asal usul alam semesta, bagaimanakah alam semesta dapat terbentuk. Pertanyaan tersebut yang mendorong ilmuwan di setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai
Lebih terperinciKONSEP, PENDEKATAN, PRINSIP DAN ASPEK GEOGRAFI
KONSEP, PENDEKATAN, PRINSIP DAN ASPEK GEOGRAFI Konsep, Pendekatan, Prinsip dan Aspek Geografi Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada abad milenium (XX) ini, disebabkan adanya perkembangan seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan, norma-norma dan masalah-masalah yang merupakan cerminan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra sebagai hasil kreativitas merupakan sebuah lembaga sosial yang diciptakan oleh pengarang. Dalam lembaga sosial ini terdapat suatu sistem kehidupan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diistilahkan dengan proses cerita, proses narasi, narasi atau cerita berplot. Prosa
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Dunia kesusastraan mengenal prosa sebagai salah satu genre sastra di samping genre-genre lain. Prosa fiksi atau cukup disebut karya fiksi bisa juga diistilahkan dengan
Lebih terperinciPENDALAMAN MATERI LETAK (ASTRONOMIS DAN GEOGRAFIS) SERTA DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL; EKONOMI; IKLIM DAN MUSIM
MODUL ONLINE 21.2 DAMPAK LETAK GEOGRAFIS, LETAK ASTRONOMIS DAN LETAK GEOLOGI INDONESIA PENDALAMAN MATERI LETAK (ASTRONOMIS DAN GEOGRAFIS) SERTA DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL; EKONOMI; IKLIM DAN MUSIM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan bagian dari kehidupan manusia, yang berkaitan dengan memperjuangkan kepentingan hidup manusia. Sastra merupakan media bagi manusia untuk berkekspresi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengkaji karya sastra dengan cara menghubungkannya dengan aspek-aspek sosial
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra dengan sosiologi adalah dua bidang ilmu yang berbeda, tetapi mampu menjadi bidang ilmu baru yaitu sosiologi sastra. Sosiologi sastra berarti mengkaji karya sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra terjelma dari sebuah proses kreasi imajinasi seorang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra terjelma dari sebuah proses kreasi imajinasi seorang sastrawan, melalui lahirnya refleksi berbagai pelangi kehidupan dalam lingkungan sosialnya
Lebih terperinciTim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya
Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya 1. Faktor Genetik : Faktor dalam yang sifatnya turun temurun + 2. Faktor lingkungan: - Tanah - Air - Lingkungan - udara (iklim) Iklim-------- sifat/peradaban
Lebih terperinci5/4/2015. Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya
Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya 1. Faktor Genetik : Faktor dalam yang sifatnya turun temurun + 2. Faktor lingkungan: - Tanah - Air - Lingkungan - udara (iklim) Iklim-------- sifat/peradaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia lainnya. Bahasa adalah milik manusia, maksudnya bahasa sebagai salah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sarana yang utama dalam komunikasi karena tanpa bahasa sulit untuk memahami apa yang ingin disampaikan antara satu manusia dengan manusia lainnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan dan keadaan sosial masyarakat baik secara langsung maupun tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu bentuk kreativitas pengarang yang di dalamnya mengandung ungkapan perasaan dan pikiran pengarang yang bersumber dari realitas kehidupan
Lebih terperinciPendahuluan Umur Relatif
Pendahuluan Upaya membagi sejarah bumi telah dilakukan sejak lama, tidak hanya secara relatif, tetapi juga secara absolut. Sebelum ada ilmu pengetahuan tentang geoiogi, di Eropa sudah berkembang perkiraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti lirik lagu, novel, dan sebagainya. Novel merupakan karya sastra yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini banyak sekali karya sastra yang diciptakan oleh anak bangsa seperti lirik lagu, novel, dan sebagainya. Novel merupakan karya sastra yang berisi
Lebih terperinciSukacita atas ciptaan Allah
Sukacita atas ciptaan Allah Maka Allah melihat segala yang dijadikan- Nya itu, sungguh amat baik. (Kej. 1:31) Allah tetap dan terus-menerus berkarya melalui ciptaan-nya, melalui pelestarian alam jagat
Lebih terperinci"KemuliaanNya meliputi angkasa dan bumi penuh dengan pujiannya."
"KemuliaanNya meliputi angkasa dan bumi penuh dengan pujiannya." ALAM menceritakan tentang ALLAH Pada semua benda yang diciptakan kelihatan kesan akan adanya Tuhan. Alam memberi kesaksian tentang Allah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian
Lebih terperinciLATAR (SETTING) Pengantar Kajian Sastra l Kusmarwanti, M. Pd.
LATAR DALAM FIKSI Kusmarwanti, M. Pd. PBSI FBS UNY Sumber : Berkenalan dengan Prosa (Prof. Suminto A. Sayuti) dan Pengkajian Fiksi (Prof. Burhan Nurgiyantoro) LATAR (SETTING) Adalah landas tumpu, menyaran
Lebih terperinciBAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS
BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS Langkah kami setelah mencari tahu dan segala informasi tentang Pulau Nias adalah survey langsung ke lokasi site untuk Tugas Akhir ini. Alangkah
Lebih terperinciYUNUS. 1 7/15/15 Yunus 1. Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe
1 7/15/15 Yunus 1 YUNUS Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 Pada jaman dahulu, ada seorang nabi di Israel yang bernama Yunus. Ayahnya bernama Amitai. ALLAH memberi
Lebih terperinciPEMBENTUKAN TANAH DAN PERSEBARAN JENIS TANAH. A.Pembentukan Tanah
PEMBENTUKAN TANAH DAN PERSEBARAN JENIS TANAH A.Pembentukan Tanah Pada mulanya, permukaan bumi tidaklah berupa tanah seperti sekarang ini. Permukaan bumi di awal terbentuknya hanyalah berupa batuan-batuan
Lebih terperinciJAWABAN PERTANYAAN EVOLUSI TUGAS
JAWABAN PERTANYAAN EVOLUSI TUGAS disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Evolusi Oleh: Kelompok 10 Pendidikan Biologi A 2014 Ane Yuliani 1400537 Hanifa Ahsanu A. 1403883 Meilinda Alfiana 1403318
Lebih terperinciBAB II RIWAYAT HIDUP AHMAD TOHARI
24 BAB II RIWAYAT HIDUP AHMAD TOHARI A. Latar Belakang Keluarga Ahmad Tohari Keluarga merupakan unit satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat (Ahmadi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan yang terjadi di masyarakat ataupun kehidupan seseorang. Karya sastra merupakan hasil kreasi
Lebih terperinciBAB I SIKLUS HIDROLOGI. Dalam bab ini akan dipelajari, pengertian dasar hidrologi, siklus hidrologi, sirkulasi air dan neraca air.
BAB I SIKLUS HIDROLOGI A. Pendahuluan Ceritakan proses terjadinya hujan! Dalam bab ini akan dipelajari, pengertian dasar hidrologi, siklus hidrologi, sirkulasi air dan neraca air. Tujuan yang ingin dicapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra terbentuk atas dasar gambaran kehidupan masyarakat, karena dalam menciptakan karya sastra pengarang memadukan apa yang dialami dengan apa yang diketahui
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian Biologi Laut
Pengertian Biologi Laut BAB 1 PENDAHULUAN Biologi adalah ilmu mengenai kehidupan. Istilah ini diambil dari bahasa Belanda "biologie", yang juga diturunkan dari gabungan kata bahasa Yunani, βίος, bios ("hidup")
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan
Lebih terperinciANALISIS GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN PERSONIFIKASI PADA NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI NASKAH PUBLIKASI
ANALISIS GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN PERSONIFIKASI PADA NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bermasyarakat, namun juga dengan lingkungan. aikos yang artinya rumah atau tempat hidup dan logos yang artinya ilmu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai salah satu makhluk hidup sejak lahir diciptakan sebagai makhluk sosial, yang artinya tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Dalam aktivitas
Lebih terperinciPembahasan Video :http://stream.primemobile.co.id:1935/testvod/_definst_/smil:semester 2/SMP/Kelas 7/BIOLOGI/BAB 11/BIO smil/manifest.
SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 7. Gejala Alam Biotik Dan AbiotikLATIHAN SOAL BAB 7 1. Melakukan percobaan dalam metode ilmiah disebut dengan Eksperimen Observasi Hipotesis Prediksi Kunci Jawaban : B Pembahasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Seorang pengarang bebas untuk mengeksplorasi pikiran, perasaan, dan imajinasinya untuk dituangkan dalam sebuah karya sastra. Karya sastra lahir karena adanya
Lebih terperinciBadai guntur disebut juga badai listrik. Badai guntur adalah salah. satu bentuk cuaca yang ditandai dengan adanya kilat dan petir yang
Badai Badai guntur disebut juga badai listrik. Badai guntur adalah salah satu bentuk cuaca yang ditandai dengan adanya kilat dan petir yang dihasilkan oleh awan cumulonimbus. Badai guntur biasa muncul
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Objek penelitian, dalam hal ini karya sastra, memiliki banyak dimensi, banyak aspek, dan unsur. Untuk memahaminya secara lengkap diperlukan teori dan metode
Lebih terperinciSetelah Istri Membawa Rezeki Scaffolding
Setelah Istri Membawa Rezeki Scaffolding Senin, 27 Juni 2016 05:00 Oleh : Dahlan Iskan http://www.jawapos.com/read/2016/06/27/36436/setelah-istri-membawa-rezeki-scaffolding/ Jawa Pos Photo Dahlan Iskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak geologis, Indonesia dapat terlihat dari beberapa sudut,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan letak geologis, Indonesia dapat terlihat dari beberapa sudut, yakni dari sudut formasi geologinya, keadaan batu-batuannya, dan jalur-jalur pegunungannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak hanya dipakai dalam berkomunikasi secara lisan akan tetapi juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemakaian gaya bahasa di kalangan masyaakat sangat beragam, tidak hanya dipakai dalam berkomunikasi secara lisan akan tetapi juga dipakai dalam menyampaikan
Lebih terperinciDISKRIMINASI TERHADAP TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL LINTANG KEMUKUS DINI HARI KARYA AHMAD TOHARI ARTIKEL. Oleh. Satia Moh. Karmin Baruadi Herman Didipu
DISKRIMINASI TERHADAP TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL LINTANG KEMUKUS DINI HARI KARYA AHMAD TOHARI ARTIKEL Oleh Satia Moh. Karmin Baruadi Herman Didipu UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA
Lebih terperinciPerempuan dan Seekor Penyu dalam Senja
Perempuan dan Seekor Penyu dalam Senja Perempuan itu berjalan di antara gerimis dan licinnya jalan kampung. Bagian bawah kainnya sudah basah terkena percikan. Ia menenteng sendalnya di tangan kirinya sementara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah salah satu seni yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya dan kehidupan manusia subjeknya. Kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya mempunyai berbagai permasalahan yang kompleks. Permasalahan-permasalahan tersebut menyangkut berbagai hal, yakni permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keindahan dalam karya sastra dibangun oleh seni kata atau seni bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari ekspresi jiwa pengarang.
Lebih terperinciProgram Kunjungan Sekolah Kampanye Bangga Hutan Geumpang
PENGETAHUAN MENGENAI ALAM DAN LINGKUNGAN DI SEKITAR KITA Nama Sekolah: Kelas : Nama Siswa : Berilah tanda silang ( x ) pada pernyataan - pernyataan di bawah ini: No. Pernyataan Benar Salah 1. 2. 3. 4.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif, hasil kreasi pengarang. Ide
Lebih terperinciAPA ITU GLOBAL WARMING???
PEMANASAN GLOBAL APA ITU GLOBAL WARMING??? Pemanasan global bisa diartikan sebagai menghangatnya permukaan Bumi selama beberapa kurun waktu. Atau kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut
Lebih terperinciANALISIS NILAI RELIGIUS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL SEKUNTUM NAYSILA KARYA M. BUDI ANGGORO DAN RELEVANSI PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
ANALISIS NILAI RELIGIUS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL SEKUNTUM NAYSILA KARYA M. BUDI ANGGORO DAN RELEVANSI PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Marfuah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciKisah Hidup Jean-Claude Colin Pendiri Perkumpulan Maria (the Society of Mary)
Indonesian Dalam usia tuanya, dia meninggal dengan damai. Hari ini dia diingat dan dicintai oleh keluarga Marist sebagai pendiri dan ayah mereka. Kisah Hidup Jean-Claude Colin Pendiri Perkumpulan Maria
Lebih terperinciTanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala
Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang
Lebih terperinciKarakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017
Karakteristik Air Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017 Fakta Tentang Air Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi dengan volume sekitar 1.368 juta km
Lebih terperinciLongsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.
Tipe-Tipe Tanah Longsor 1. Longsoran Translasi Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai. 2. Longsoran Rotasi Longsoran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hampir semua nilai dan norma dalam kehidupan manusia. Karya sastra tersebut harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra adalah hasil pemikiran dan imajinasi pengarang yang menyentuh hampir semua nilai dan norma dalam kehidupan manusia. Karya sastra tersebut harus dipahami
Lebih terperinciPEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP
PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP PENGERTIAN TANAH Pedosfer berasal dari bahasa latin yaitu pedos = tanah, dan sphera = lapisan. Pedosfer yaitu lapisan kulit bumi yang tipis yang letaknya
Lebih terperinciBAB 1: ASAL MULA KEJADIAN
BAB 1: ASAL MULA KEJADIAN KELAHIRANKU Ternyata proses kelahiranku itu dahsyat, saat pasangan suami istri melakukan hubungan intim, maka bisa jadi sang istri hamil. Kehamilan terjadi saat sperma masuk ke
Lebih terperinciDAERAH PERAIRAN YANG SUBUR. Riza Rahman Hakim, S.Pi
DAERAH PERAIRAN YANG SUBUR Riza Rahman Hakim, S.Pi Ciri-ciri daerah perairan yang subur 1. Daerah konvergensi - Daerah perairan tempat pertemuan dua masa air berupa pertemuan dua arus yang kuat. - Perbedaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada semua masyarakat (Chamamah-Soeratno dalam Jabrohim, 2003:9). Karya sastra merupakan
Lebih terperinciBAB 3. Pembentukan Lautan
BAB 3. Pembentukan Lautan A. Pendahuluan Modul ini membahas tentang teori dan analisa asal-usul lautan yang meliputi hipotesa pelepasan lempeng, teori undasi dan teori tektonik lempeng. Selain itu dalam
Lebih terperinciSebiji Benih Menjadi Rimba
TAHAP 3 Sebiji Benih Menjadi Rimba Meneroka Orbit Membongkar Buku Sneak Peak! Menaakul Kandungan Pokok: dahulu dan kini...6 Bercambah dan tumbuh...8 Akar dan kulit...10 Fotosintesis...12 Mengenal pokok...14
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini adalah penelitian karya sastra kepustakaan dengan objek penelitian novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari. Dalam penelitian
Lebih terperinciDampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair
Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair Iklim merupakan rata-rata dalam kurun waktu tertentu (standar internasional selama 30 tahun) dari kondisi udara (suhu,
Lebih terperinciSIKAP HIDUP TOKOH WANITA DAN NILAI-NILAI
SIKAP HIDUP TOKOH WANITA DAN NILAI-NILAI BUDAYA DALAM TRILOGI RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DAN MEMOAR SEORANG GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN (Sebuah Studi Sastra Bandingan) SKRIPSI Diajukan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bumi merupakan satu-satunya tempat tinggal bagi makhluk hidup. Pelestarian lingkungan dilapisan bumi sangat mempengaruhi kelangsungan hidup semua makhluk hidup. Suhu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu karya yang terlahir dari perasaan dan imajinasi, perasaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Sastra adalah suatu karya yang terlahir dari perasaan dan imajinasi, perasaan manusia sehingga menimbulkan kesan yang menarik. Sastra sering kali tercipta dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam daur hidrologi, energi panas matahari dan faktor faktor iklim
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam daur hidrologi, energi panas matahari dan faktor faktor iklim lainnya menyebabkan terjadinya proses evaporasi pada permukaan vegetasi tanah, di laut atau badan-
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang berdasarkan aspek kebahasaan
Lebih terperinciPEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya
PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai
Lebih terperinciPrakata. iii. Bandung, September Penulis
Prakata Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual, sosial, dan emosional. Selain itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh tanah air hingga kini masih tersimpan karya-karya sastra lama. Penggalian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbahagialah kita bangsa Indonesia, bahwa hampir di setiap daerah di seluruh tanah air hingga kini masih tersimpan karya-karya sastra lama. Penggalian karya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah seni yang banyak memanfaatkan simbol atau tanda untuk mengungkapkan dunia bawah sadar agar kelihatan nyata dan lebih jelas, pengarang menggunakan
Lebih terperinciROMMY ANDHIKA LAKSONO. Agroklimatologi
ROMMY ANDHIKA LAKSONO Agroklimatologi Gambar : Pembagian daerah iklim matahari A. Iklim Matahari Iklim matahari didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Pembagiannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengarang, lahir melalui proses perenungan dan pengembaraan yang muncul dari
1 BAB I PENDAHULUAN E. Latar Belakang Karya sastra merupakan salah satu sarana untuk mengungkapkan masalah manusia dan kemanusiaan. Sastra merupakan hasil cipta kreatif dari seorang pengarang, lahir melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan merupakan sebuah bentuk ekspresi atau pernyataan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Sebagai ekspresi kebudayaan, kesusastraan mencerminkan sistem sosial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk dipahami dan dinikmati oleh pembaca pada khususnya dan oleh masyarakat pada umumnya. Hal-hal yang diungkap oleh
Lebih terperinci4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
33 4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Umum Kepulauan Seribu Wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu terletak di sebelah Utara Teluk Jakarta dan Laut Jawa Jakarta. Pulau Paling utara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra sangat berperan penting sebagai suatu kekayaan budaya bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, mempelajari adat
Lebih terperinciSILABUS. Bentuk Tagihan Tertulis. Jenis Tagihan Unjuk kerja. Tugas individu. Tes lisan. Portofolio. Ringkasan. Unjuk kerja. Tugas individu.
SILABUS Nama Sekolah : SMA Mata Pelajaran : Kelas : X (sepuluh) Semester : 1 (satu) Standar Kompetensi : 1. Memahami konsep, pendekatan, prinsip, dan aspek Kompetensi Materi Pokok Indikator Kegiatan Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bermukim merupakan salah satu cerminan budaya yang. merepresentasikan keseluruhan dari teknik dan objek, termasuk didalamnya cara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bermukim merupakan salah satu cerminan budaya yang merepresentasikan keseluruhan dari teknik dan objek, termasuk didalamnya cara berfikir, lingkungan, kebiasaan, cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para pahlawan Indonesia memperjuangkan kebebasan rakyat Indonesia dari penjajah dari generasi ke generasi sangatlah sulit, satu pahlawan gugur, lahir pahlawan
Lebih terperinciCoba perhatikan sekitar Anda di kantor atau lingkungan
Jalan Pikiranmu Akan Menjadi Jalan Hidupmu Coba perhatikan sekitar Anda di kantor atau lingkungan lainnya, adakah orang yang gemar mengeluh? Keluhannya bervariasi, mulai dari mengeluh tentang kinerja pemerintahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. komunikasi, melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan manusia, bahkan bahasa selalu digunakan oleh manusia dalam segala kegiatan. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi,
Lebih terperinciBATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH
BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH Proses Pembentukan Tanah. Tanah merupakan lapisan paling atas pada permukaan bumi. Manusia, hewan, dan tumbuhan memerlukan tanah untuk tempat hidup. Tumbuh-tumbuhan tidak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ekstrinsik. Unsur intrinsik novel adalah unsur-unsur yang berada di dalam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengapresiasi sebuah novel dapat dilakukan melalui unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik novel adalah unsur-unsur yang berada di dalam novel dan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah cerita fiksi atau rekaan yang dihasilkan lewat proses kreatif dan imajinasi pengarang. Tetapi, dalam proses kreatif penciptaan
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Penelitian ini melibatkan beberapa konsep, antara lain sebagai berikut: 2.1.1 Gambaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:435), gambaran
Lebih terperinci