DISKRIMINASI TERHADAP TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL LINTANG KEMUKUS DINI HARI KARYA AHMAD TOHARI ARTIKEL. Oleh. Satia Moh. Karmin Baruadi Herman Didipu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DISKRIMINASI TERHADAP TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL LINTANG KEMUKUS DINI HARI KARYA AHMAD TOHARI ARTIKEL. Oleh. Satia Moh. Karmin Baruadi Herman Didipu"

Transkripsi

1 DISKRIMINASI TERHADAP TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL LINTANG KEMUKUS DINI HARI KARYA AHMAD TOHARI ARTIKEL Oleh Satia Moh. Karmin Baruadi Herman Didipu UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA GORONTALO 2014

2

3 DISKRIMINASI TERHADAP TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL LINTANG KEMUKUS DINI HARI KARYA AHMAD TOHARI Tim Penulis Satia Moh. Karmin Baruadi Herman Didipu UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA GORONTALO 2014 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah (i) bagaimana peran tokoh perempuan dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari?, (ii) bagaimana bentuk-bentuk diskriminasi terhadap tokoh perempuan dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari?, (iii) bagaimana perlawanan yang dilakukan tokoh perempuan terhadap diskriminasi dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari?. Tujuan dari penelitian ini yakni: (i) mendeskripsikan peran tokoh perempuan dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari?, (ii) mendeskripsikan bentuk-bentuk diskriminasi terhadap tokoh perempuan dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari, (iii) mendeskripsikan perlawanan yang dilakukan tokoh perempuan terhadap diskriminasi dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Teknik analisis data yang dilakukan melalui tahap-tahap teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.berdasarkan data hasil penelitian disimpulkan bahwa peran tokoh perempuan

4 dalam novel adalah sebagai seorang penari ronggeng yang mengemban amanah leluhur masyarakat Dukuh Paruk dan bentuk-bentuk diskriminasi terhadap tokoh perempuan dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari; (1) Bentuk diskriminasi Seksual, (2) Bentuk diskriminasi sosial, (3) Betuk diskriminasi politik, (4) perlawanan yang dilakukan tokoh perempuan terhadap diskriminasi dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari. Kata kunci: Diskriminasi, Tokoh Perempuan, Novel. PENDAHULUAN Karya sastra yang menampilkan gambaran kehidupan manusia yang bersifat imajinatif adalah novel. Novel merupakan salah satu karya sastra yang bersifat imajinatif yang banyak menggambarkan permasalahan yang dihadapi manusia dalam kehidupan. Permasalahan tersebut ada yang bersifat positif maupun yang negatif. Gambaran permasalahan dalam novel yang bersifat positif dapat kita lihat pada perlakuan tokoh yang awalnya tidak baik namun pada akhirnya menemukan hidayah untuk menjadi baik. Hal ini dapat menjadi teladan bagi pembaca untuk mengintropeksi diri. Selain itu, sisi positif karya sastra dapat kita lihat bahwa karya sastra dapat memberikan informasi tentang kehidupan sosial suatu masyarakat. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Semi (2012:66) bahwa mempelajari karya sastra berarti mempelajari suatu kehidupan sosial. Namun selain hal yang bersifat positif ada juga hal yang bersifat negatif yang ditemukan di dalam novel yang dapat menimbulkan kontroversi bagi pembaca. Salah satu permasalahan yang bersifat negatif yang tercermin dalam novel adalah masalah ketidaksetaraan jender yang banyak merugikan kaum perempuan. Banyak perempuan yang masih tertinggal di belakang laki-laki dalam berbagai hal di masyarakat. Salah satu penyebab ketidakadilan jender ini adalah adanya budaya patriarki. Wiyatmi (2012:42) menjelaskan bahwa patriarkat adalah sistem hubungan antara jenis kelamin yang dilandasi hukum kebapakan. Berbagai macam media cetak dan elektronik selalu membahas kesetaraan jender dan penghapusan diskriminasi terhadap perempuan. Namun dalam novel-novel

5 tertentu masih ditemukan adanya diskriminasi yang menimpa kaum perempuan. Salah satu novel yang di dalamnya terdapat diskriminasi terhadap kaum perempuan adalah Novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari. Novel Lintang Kemukus Dini Hari adalah novel kedua dari trilogi Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari yang terdiri dari novel Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari, dan Jantera Bianglala. Di dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari banyak menggambarkan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan diskriminasi yang dialami oleh tokoh perempuan. Novel Lintang Kemukus Dini Hari ini menceritakan kehidupan seorang ronggeng yang bernama Srintil yang jatuh cinta dengan seorang lelaki, sehingga membuat Srintil sadar dan tidak ingin lagi menjalani profesinya sebagai seorang penari ronggeng yang harus pentas dan melayani laki-laki hidung belang untuk tidur dengannya karena Srintil ingin hidup layaknya orang normal lainnya yang menikah dan berkeluarga. Namun Srintil harus berhadapan dengan kenyataan bahwa dalam tradisi yang sudah mengakar, seorang ronggeng tidak dibenarkan untuk mengikatkan diri dengan seorang lelaki. Seorang ronggeng hanya boleh memikat laki-laki, tetapi tidak boleh terpikat oleh laki-laki. Namun pada akhir potongan lintasan hidupnya secara tidak bisa dimengerti oleh Srintil, ronggeng itu terlibat dalam kekalutan politik pada tahun 1965 yang menyebabkan Srintil masuk penjara. Oleh sebab itu dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari terjadi diskriminasi terhadap tokoh perempuan yang bernama Srintil. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan dalam penelitian ini yaitu: (1) Bagaimana peran tokoh perempuan dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari? (2) Bagaimana bentuk-bentuk diskriminasi terhadap tokoh perempuan dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari? (3) Bagaimana perlawanan yang dilakukan tokoh perempuan terhadap diskriminasi dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari?.

6 METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif analitik. Kutha Ratna (2010:53) mengatakan bahwa metode deskriptif analitik dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Metode deskriptif analitik digunakan dalam penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan fakta-fakta diskriminasi yang dialami oleh tokoh perempuan yang ada di dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari. Fakta tersebut berupa bentuk-bentuk diskriminasi dan perlawanan yang dilakukan oleh tokoh perempuan yang ada di dalam novel kemudian data tersebut dianalisis. Adapun analisis data dilakukan sebagai berikut. Mula-mula diklasifikasikan terlebih dahulu teks-teks percakapan yang mengandung diskriminasi terhadap tokoh perempuan dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari. Setelah itu, dianalisis data yang berupa bentuk-bentuk diskriminasi dan perlawanan terhadap tokoh perempuan dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari sesuai dengan ide-ide yang dikemukakan oleh feminisme. Kemudian ditarik kesimpulan yang menunjukkan bobot feminisme dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari baik secara kuantitatif maupun kualitatif. HASIL PENELITIAN A. Peran Tokoh Perempuan dalam Novel Lintang Kemukus Dini Hari Karya Ahmad Tohari Peran tokoh perempuan (Srintil) dalam Novel Lintang Kemukus Dini Hari Karya Ahmad Tohari yaitu tokoh perempuan berperan sebagai seorang penari ronggeng. Srintil merupakan seseorang yang sangat penting di masyarakat Dukuh

7 Paruk. Di dalam novel tokoh perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam melestarikan budaya dalam hal ini kesenian ronggeng. Berikut kutipannya. Dua orang anak dengan tubuh telanjang menatap Srintil dengan heran. Mata kedua anak itu adalah mata sekalian orang Dukuh Paruk yang tidak pernah berharap melihat seorang ronggeng menangis. Ronggeng bagi dunia Dukuh Paruk adalah citra sekaligus lambang gairah dan suka cita. Keakuannya adalah tembang dan joget. Perhiasannya adalah senyum dan lirikan mata yang memancarkan semangat hidup alami, semangat yang sama yang telah menerbangkan burung-burung dan memekarkan bunga-bunga. Jadi, ronggeng adalah dunia suka ria dan gelak-tawa (LKDH, hal:12). Berdasarkan kutipan di atas maka dapat diketahui bahwa tokoh perempuan (Srintil) memiliki peran yang sangat penting. Bagi masyarakat Dukuh Paruk yang ada dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari. Srintil merupakan unsur penting dalam pelaksanaan pentas di Dukuh Paruk. Tanpa Srintil pentas tidak akan digelar. B. Bentuk-Bentuk Diskriminasi Terhadap Tokoh Perempuan dalam Novel Lintang Kemukus Dini Hari Karya Ahmad Tohari 1. Bentuk Diskriminasi Seksual Bentuk diskriminasi seksual merupakan diskriminasi yang dialami oleh kaum perempuan karena jenis kelamin dan jender. Dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari Karya Ahmad Tohari bentuk diskriminasi seksual diawali oleh semakin memburuknya keadaan Srintil yang lebih suka diam merenung dan menyendiri karena selalu dipaksa untuk melayani laki-laki sebanyak mungkin oleh dukun ronggeng yaitu Nyai Kartareja. Seperti yang tergambar dalam kutipan berikut.

8 Iya. Kalau Nyai Kartareja berhati-hati dalam mendampingi Srintil, takkan terjadi begini. Dia mengabaikan kewajiban karena terlalu bernapsu. Srintil disuruhnya melayani sebanyak mungkin laki-laki tanpa menghiraukan adanya hari-hari pantangan, terutama pada hari kelahiran Srintil sendiri. Memang Nyai Kartareja ikut menjadi kaya. Nah, namun begini jadinya (LKDH, hal:13). Kutipan di atas menggambarkan bentuk diskriminasi seksual terhadap tokoh perempuan karena tokoh perempuan (Srintil) dipaksa untuk melayani laki-laki sebanyak mungkin walaupun tokoh perempuan sudah tidak mau melakukannya. Tokoh perempuan selalu mendapat paksaan dan tekanan dari dukun ronggeng. Demi mendapatkan uang banyak dukun ronggeng itu tidak lagi peduli dengan adanya harihari tertentu, sehingga berakibat buruk bagi diri Srintil. 2. Bentuk Diskriminasi Sosial Diskriminasi sosial merupakan perbedaan perlakuan yang diterima seseorang karena status sosialnya di masyarakat. Diskriminasi sosial terjadi pada diri Srintil karena status sosialnya di masyarakat adalah seorang ronggeng. Berikut kutipannya. Terngiang kembali ucapan Rasus terakhir yang masih sempat didengarnya, Aku tak mungkin mengawinimu karena kamu seorang ronggeng. Kamu milik Dukuh Paruk (LKDH, hal:90). Berdasarkan kutipan di atas, dapat diketahui bahwa tokoh perempuan (Srintil) mengalami diskriminasi sosial. Srintil mengalami perlakuan yang berbeda dari masyarakat karena status sosialnya sebagai seorang ronggeng. Srintil terikat dengan aturan yang sudah mendarahdaging di dalam masyarakat sehingga Srintil tidak dapat menikah dengan orang yang sangat dicintainya, walaupun keduanya saling mencintai.

9 3. Diskriminasi politik Diskriminasi politik merupakan perbedaan perlakuan yang diterima seseorang karena terlibat dalam masalah politik yang terjadi di masyarakat. Berikut kutipan novel yang menggambarkan diskriminasi politik.. Tahan? Kami ditahan? Srintil mencoba tersenyum sebagai usaha terakhir menolak kenyataan. Tetapi senyum itu berhenti pada gerak bibir seperti orang hendak menangis. Lama sekali wajahnya berubah menjadi topeng dengan garis-garis muka penuh ironi. Topeng itu tidak hilang ketika dua orang berseragam membawanya ke ruang tahanan di belakang kantor. Srintil berjalan tanpa citra kemanusiaan. Tanpa citra akal budi, tanpa roh. Srintil menjadi sosok yang bergerak seperti orangorangan dihembus angin (LKDH, hal:204). Puncak Srintil mengalami diskriminasi politik berupa penahanan dirinya yang membuat jiwa dan raganya tersiksa. C. Perlawanan yang dilakukan tokoh perempuan terhadap diskriminasi dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari Dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari selain terdapat bentuk-bentuk diskriminasi, tokoh perempuan juga ternyata berusaha melakukan perlawanan. Adapun perlawanan tersebut tergambar pada kutipan berikut. Seorang di antara mereka mendekati Srintil dari arah belakang. Laki-laki berkaus putih dan bercelana hijau tentara itu tak merasa salah ketika tangannya menggamit pantat Srintil. Tak didugannya Srintil membalas dengan tatapan mata amarah. Aku memang ronggeng, maka tangan laki-laki

10 boleh hinggap di mana saja pada tubuhku. Tetapi kini hatiku bukan lagi ronggeng. Bukan! (LKDH, hal:38). Berdasarkan kutipan di atas tergambar bahwa bentuk perlawanan yang pertama dilakukan oleh tokoh perempuan (Srintil) terhadap diskriminasi yang terjadi pada dirinya adalah meyakinkan hatinya bahwa dirinya tidak ingin lagi menjadi seorang ronggeng karena profesi sebagai seorang ronggeng itulah yang membuat dirinya mengalami perlakuan yang tidak baik dari orang lain terutama dari kaum lakilaki yang menganggapnya sebagai barang yang boleh dibeli kapan saja. Srintil tidak ingin lagi mengalami perlakuan yang tidak baik dari orang lain sehingga membuatnya harus melakukan perhitungan dengan kaum laki-laki. PEMBAHASAN A. Peran Tokoh Perempuan dalam Novel Lintang Kemukus Dini Hari Karya Ahmad Tohari Tokoh perempuan dalam novel memiliki peran yang sangat penting bagi semua pihak. Hampir semua segi kehidupan masyarakat Dukuh Paruk membutuhkan Srintil. Bagi mereka Srintil adalah lambang kesenangan. Srintil sangat berperan dalam pelestarian kesenian ronggeng yang telah lama dipelihara oleh masyarakat Dukuh Paruk. Srintil menjadi pengemban amanah bagi leluhur semua orang Dukuh Paruk yaitu Eyang Ki Secamenggala. Srintil juga berperan dalam bidang kesejahteraan masyrakat Dukuh Paruk dan sekitarnya. Selain itu, dalam hubungannya dengan lakilaki Srintil tetap berperan penting. Srintil juga dapat membantu kaum perempuan apabila dirinya dibutuhkan.

11 B. Bentuk-Bentuk Diskriminasi Terhadap Tokoh Perempuan dalam Novel Lintang Kemukus Dini Hari Karya Ahmad Tohari 1. Bentuk Diskriminasi Seksual Bentuk diskriminasi seksual dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari Karya Ahmad Tohari terjadi terhadap tokoh perempuan yang bernama Srintil. Diskriminasi terhadap Srintil berawal dari dirinya dinobatkan sebagai seorang ronggeng. Srintil belum mengerti arti dari sebuah keperawanan ketika dirinya diperintahkan untuk melayani nafsu birahi laki-laki. 2. Bentuk Diskriminasi Sosial Diskriminasi sosial terjadi pada tokoh perempuan dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari Karya Ahmad Tohari karena tokoh perempuan tersebut memiliki status sosial sebagai seorang ronggeng. Pandangan masyarakat Dukuh Paruk bahwa seorang ronggeng adalah pengemban amanah leluhur mereka. Jadi dalam ketentuan yang sudah mengakar dalam dunia peronggengan bahwa seorang ronggeng tidak dibenarkan untuk mengikatkan diri atau menikah dengan seseorang karena ronggeng adalah milik semua orang. 3. Bentuk Diskriminasi Politik Diskriminasi politik yang terjadi pada tokoh perempuan dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari Karya Ahmad Tohari berawal ketika Srintil pentas pada acara yang diselenggarakan oleh kecamatan dalam rangka pemilihan umum. Srintil dijadikan sebagai alat penarik massa. Srintil tanpa pengetahuan apapun hanya mengikuti perintah saja. Srintil tidak tahu sebenarnya apa tujuan dari orang-orang menyelenggarakan pentas tersebut. Padahal bahaya sedang mengancam mereka karena penyelenggaraan acara tersebut telah terlibat politik yang tidak sehat pada

12 tahun Akibatnya srintil menjadi salah satu tersangka yang dicari polisi. Pada akhirnya Srintil dimasukkan ke dalam penjara. C. Perlawanan yang dilakukan tokoh perempuan terhadap diskriminasi dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari Menjelang usianya yang ke delapan belas tahun Srintil mulai sadar bahwa dirinya hanya dimanfaatkan oleh dukun ronggeng yaitu Kartareja dan istrinya. Srintil mulai menolak naik pentas dan tidak ingin lagi melayani nafsu laki-laki yang menginginkan tubuhnya. Srintil sadar bahwa dirinya harus selayaknya perempuan lain yang memiliki suami dan anak. Oleh sebab itu Srintil mulai melakukan perlawanan agar dirinya tidak lagi mengalami diskriminasi. SIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari terdapat peran tokoh perempuan dan juga terdapat beberapa bentuk diskriminasi. Selain itu, ditemukan juga perlawanan yang dilakukan oleh tokoh perempuan. Adapun bentuk-bentuk dikriminasi terhadap tokoh perempuan dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari terdiri atas bentuk diskriminasi seksual, bentuk diskriminasi sosial, dan bentuk diskriminasi politik. Peran tokoh perempuan dalam novel sangat banyak. Tokoh perempuan berperan penting dalam pelestarian budaya khususnya kesenian ronggeng. Selain itu, tokoh perempuan juga berperan dalam segi ekonomi bagi masyarakat Dukuh Paruk. Dalam hal hubungan dengan kaum laki-laki pun Srintil sangat berperan penting. Bentuk Diskriminasi Seksual yang terjadi terhadap tokoh perempuan dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari disebabkan oleh jenis kelamin dan peran sosial (jender). Tokoh perempuan mengalami diskriminasi seksual

13 karena peran sosialnya di masyarakat yaitu sebagai seorang ronggeng. Bentuk diskriminasi seksual berupa pemaksaan terhadap perempuan untuk melayani nafsu birahi laki-laki yang ingin tidur dengannya. Selain itu tokoh perempuan mengalami diskriminasi seksual berupa perusakan alat reproduksi yaitu mematikan indung telur dalam perutnya dengan tujuan agar Srintil tidak akan hamil. Hal ini dilakukan demi mendapatkan keuntungan dan memperkaya diri. Diskriminasi sosial terhadap tokoh perempuan dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari terjadi karena status sosialnya sebagai seorang ronggeng. Srintil merasa didiskriminasi karena statusnya sebagai seorang ronggeng sehingga dia merasa bahwa orang-orang telah memperlakukannya berbeda. Karena status sosialnya Srintil tidak diperbolehkan untuk menikah dan punya anak. Srintil mengalami berbagai macam perlakuan dari masyarakat karena statusnya. Diskriminasi politik terjadi pada tokoh perempuan dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari karena Srintil dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk menarik massa. Srintil dijadikan alat demi kepentingan politik seghingga Srintil menjadi salah satu tersangka dan akhirnya masuk penjara. Perlawanan yang dilakukan tokoh perempuan dalam novel novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari berupa penolakan yang dilakukan untuk tidak pentas dan menolak semua laki-laki yang datang kepadanya. Srintil tidak ingin lagi menjadi ronggeng. SARAN Adapun saran yang dapat dikemukakan setelah melakukan analisis adalah sebagai berikut. (1) Disarankan agar penelitian ini dijadikan sebagai acuan dan renungan untuk berpikir dalam memahami diskriminasi, utamanya diskriminasi terhadap tokoh perempuan. Agar para perempuan dijadikan sebagai pendamping dan teman untuk bekerjasama dalam hidup. (2) Penelitian terhadap karya sastra harus terus dilakukan karena dalam karya sastra terdapat banyak nilai-nilai kehidupan yang

14 dapat dijadikan contoh untuk memperbaiki diri. (3) Novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan pendekatan struktural untuk melihat unsur intrinsik di dalamnya. DAFTAR PUSTAKA Kutha Ratna, Nyoman. (2013). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Semi, M. Atar. (2012). Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa. Tohari, Ahmad. (1999). Lintang Kemukus Dini Hari. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Wiyatmi. (2012). Kritik Sastra Feminis Teori dan Aplikasinya dalam Sastra Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan dan keadaan sosial masyarakat baik secara langsung maupun tidak

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan dan keadaan sosial masyarakat baik secara langsung maupun tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu bentuk kreativitas pengarang yang di dalamnya mengandung ungkapan perasaan dan pikiran pengarang yang bersumber dari realitas kehidupan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari terdapat peran tokoh

BAB V PENUTUP. dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari terdapat peran tokoh BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari terdapat peran tokoh perempuan dan juga terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi fisik yang lebih lemah dan dikenal lembut sering menjadi alasan untuk menempatkan kaum perempuan dalam posisi yang lebih rendah dari lakilaki. Secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Peran Tokoh Perempuan dalam Novel Lintang Kemukus Dini Hari Karya Ahmad Tohari Novel Lintang Kemukus Dini Hari adalah novel kedua dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra diciptakan melalui kata-kata.sastra lahir dari representasi pikiran

BAB I PENDAHULUAN. Sastra diciptakan melalui kata-kata.sastra lahir dari representasi pikiran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra diciptakan melalui kata-kata.sastra lahir dari representasi pikiran pengarang, tentu pengarang sebagai Tuhan kecil dalam dunianya memiliki gugusan ide yang direpresentasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala problema kehidupannya tidak dapat terpisah-pisah. Sastra

BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala problema kehidupannya tidak dapat terpisah-pisah. Sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra dan kehidupan manusia merupakan satu kesatuan. Sastra dan manusia serta segala problema kehidupannya tidak dapat terpisah-pisah. Sastra muncul sebagai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan imajinasi pengarang yang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian dinikmati oleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dan Eksploitasi Wanita dalam Novel The Lost Arabian Women karya Qanta A.

BAB II KAJIAN TEORI. dan Eksploitasi Wanita dalam Novel The Lost Arabian Women karya Qanta A. BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Penelitian yang Relevan Sebelumnya Kajian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Nikmawati yang berjudul Perlawanan Tokoh Terhadap Diskriminasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diistilahkan dengan proses cerita, proses narasi, narasi atau cerita berplot. Prosa

BAB I PENDAHULUAN. diistilahkan dengan proses cerita, proses narasi, narasi atau cerita berplot. Prosa BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Dunia kesusastraan mengenal prosa sebagai salah satu genre sastra di samping genre-genre lain. Prosa fiksi atau cukup disebut karya fiksi bisa juga diistilahkan dengan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dalam novel-novel yang ditulis oleh para pengarang yang berasal. dari Jawa. Deskripsi warna lokal Jawa dalam novel Indonesia terdiri

BAB V PENUTUP. dalam novel-novel yang ditulis oleh para pengarang yang berasal. dari Jawa. Deskripsi warna lokal Jawa dalam novel Indonesia terdiri 264 BAB V PENUTUP 5. 1 Kesimpulan Warna lokal Jawa, dalam novel Indonesia periode 1980 1995, cukup banyak dan dominan. Warna lokal tersebut tersebar dalam novel-novel yang ditulis oleh para pengarang yang

Lebih terperinci

PERBANDINGAN NILAI BUDAYA PADA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DENGAN NOVEL JANGIR BALI KARYA NUR ST. ISKANDAR.

PERBANDINGAN NILAI BUDAYA PADA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DENGAN NOVEL JANGIR BALI KARYA NUR ST. ISKANDAR. PERBANDINGAN NILAI BUDAYA PADA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DENGAN NOVEL JANGIR BALI KARYA NUR ST. ISKANDAR. Hj. Yusida Gloriani dan Siti Maemunah Pendidikan Bahasa dan Sastra Inonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari sastra lebih dalam lagi, setidaknya terdapat 5 karakteristik sastra

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari sastra lebih dalam lagi, setidaknya terdapat 5 karakteristik sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam masyarakat. Kehidupan sosial, kehidupan individu, hingga keadaan psikologi tokoh tergambar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Penelitian ini juga disimpulkan dalam level teks dan gambar, level produksi teks, dan level penonton, yaitu : 1) Level teks dan gambar Film 7 hati 7 cinta 7 wanita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreatif penulis yang berisi potret kehidupan manusia yang dituangkan dalam bentuk tulisan, sehingga dapat dinikmati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan juga pengalaman yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Keindahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media seni-budaya merupakan tempat yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media seni-budaya merupakan tempat yang paling banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media seni-budaya merupakan tempat yang paling banyak merepresentasikan perempuan sebagai pihak yang terpinggirkan, tereksploitasi, dan lain sebagainya. Perempuan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun lalu. Penelitian terhadap karya sastra penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat umumnya memahami wacana sebagai perbincangan terkait topik tertentu.

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. yakni Bagaimana struktur novel Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf? dan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. yakni Bagaimana struktur novel Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf? dan 324 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Setelah melalui tahap analisis, sampailah kita pada bagian simpulan. Simpulan ini akan mencoba menjawab dua pertanyaan besar pada awal penelitian, yakni Bagaimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut (Ratna, 2009, hlm.182-183) Polarisasi laki-laki berada lebih tinggi dari perempuan sudah terbentuk dengan sendirinya sejak awal. Anak laki-laki, lebihlebih

Lebih terperinci

ANALISIS FEMINISME RADIKAL NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI. MAWADDAH MUS Universitas Cokroaminoto Palopo

ANALISIS FEMINISME RADIKAL NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI. MAWADDAH MUS Universitas Cokroaminoto Palopo ANALISIS FEMINISME RADIKAL NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI MAWADDAH MUS Universitas Cokroaminoto Palopo mawaddah@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unsur feminisme

Lebih terperinci

NILAI BUDAYA JAWA DALAM NOVEL TRILOGI RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI

NILAI BUDAYA JAWA DALAM NOVEL TRILOGI RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI NILAI BUDAYA JAWA DALAM NOVEL TRILOGI RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI Nurpaisah, Martono, Sesilia Seli Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Untan, Pontianak Email: Ie_cheeeee@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra memuat perilaku manusia melalui karakter tokoh-tokoh cerita. Hadirnya tokoh dalam suatu karya dapat menghidupkan cerita dalam karya sastra. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akar perselisihan. Isu dan permasalahan yang berhubungan dengan gender,

BAB I PENDAHULUAN. akar perselisihan. Isu dan permasalahan yang berhubungan dengan gender, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat masih terkungkung oleh tradisi gender, bahkan sejak masih kecil. Gender hadir di dalam pergaulan, percakapan, dan sering juga menjadi akar perselisihan.

Lebih terperinci

REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA

REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA Angga Hidayat Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, UPI anggadoanx10@rocketmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren,

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra dan bahasa merupakan dua bidang yang tidak dapat dipisahkan. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren, 1990:218).

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dalam penelitian terhadap perempuan dalam roman Au Bonheur des Dames karya Émile Zola yang diambil sebagai objek penelitian ini memiliki beberapa implikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan berdasarkan imajinasi dan berlandaskan pada bahasa yang digunakan untuk memperoleh efek makna tertentu guna mencapai efek estetik. Sebuah

Lebih terperinci

SIKAP HIDUP TOKOH WANITA DAN NILAI-NILAI

SIKAP HIDUP TOKOH WANITA DAN NILAI-NILAI SIKAP HIDUP TOKOH WANITA DAN NILAI-NILAI BUDAYA DALAM TRILOGI RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DAN MEMOAR SEORANG GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN (Sebuah Studi Sastra Bandingan) SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah berhasil dikumpulkan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah berhasil dikumpulkan, BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah berhasil dikumpulkan, diketahui bahwa terdapat beberapa penelitian yang dapat dijadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat karya sastra berangkat dari fenomena-fenomena sosial, politik, dan

BAB I PENDAHULUAN. membuat karya sastra berangkat dari fenomena-fenomena sosial, politik, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra diciptakan oleh pengarang dalam beberapa alasan yaitu proses berpikir secara imajinatif, fiktif, kontemplasi dan mengenai realita yang terjadi di masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan dengan bahasa, baik lisan maupun tulis, yang mengandung keindahan. Karya sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media

BAB I PENDAHULUAN. khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, media massa sudah menjadi kebutuhan penting bagi khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media massa adalah perpanjangan alat indra.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Patriakat merupakan sistem pengelompokkan sosial yang menempatkan posisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Patriakat merupakan sistem pengelompokkan sosial yang menempatkan posisi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Patriakat merupakan sistem pengelompokkan sosial yang menempatkan posisi laki-laki sebagai pemilik otoritas lebih tinggi daripada perempuan. Karena laki-laki

Lebih terperinci

Sumardjo & Saini (1994: 3) mengungkapkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi

Sumardjo & Saini (1994: 3) mengungkapkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Relasi antara Sastra, Kebudayaan, dan Peradaban Sumardjo & Saini (1994: 3) mengungkapkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perempuan oleh masyarakat kadang-kadang masih dianggap sebagai manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan tidak lebih penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengarang, lahir melalui proses perenungan dan pengembaraan yang muncul dari

BAB I PENDAHULUAN. pengarang, lahir melalui proses perenungan dan pengembaraan yang muncul dari 1 BAB I PENDAHULUAN E. Latar Belakang Karya sastra merupakan salah satu sarana untuk mengungkapkan masalah manusia dan kemanusiaan. Sastra merupakan hasil cipta kreatif dari seorang pengarang, lahir melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini berisi dua subbab, sub bab pertama berisi tentang tinjauan pustaka berupa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini berisi dua subbab, sub bab pertama berisi tentang tinjauan pustaka berupa BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi dua subbab, sub bab pertama berisi tentang tinjauan pustaka berupa penelitian-penelitian sebelumnya. Sub bab ke dua berisi tentang teori struktural meliputi unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional ( 2005:588), konsep didefenisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perempuan menjadi penari sesungguhnya merupakan produk dari lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perempuan menjadi penari sesungguhnya merupakan produk dari lingkungan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Perempuan menjadi penari sesungguhnya merupakan produk dari lingkungan serta kondisi sosial yang telah lama terisolasi. Beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan

Lebih terperinci

Pemaknaan Karikatur Karya Wahyu Kokkang, Mengkritisi Kehidupan Sosial Masa Kini

Pemaknaan Karikatur Karya Wahyu Kokkang, Mengkritisi Kehidupan Sosial Masa Kini Pemaknaan Karikatur Karya Wahyu Kokkang, Mengkritisi Kehidupan Sosial Masa Kini I Wayan Nuriarta Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa dan Desain-Institut Seni Indonesia Denpasar Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjelas kalimat pada peristiwa itu terjadi. Tidak hanya keterangan waktu

BAB I PENDAHULUAN. penjelas kalimat pada peristiwa itu terjadi. Tidak hanya keterangan waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterangan waktu dalam kumpulan cerpen sebagai penunjuk atau penjelas kalimat pada peristiwa itu terjadi. Tidak hanya keterangan waktu saja yang terdapat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam realitas kehidupan, perbedaan peran sosial laki-laki dan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam realitas kehidupan, perbedaan peran sosial laki-laki dan perempuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam realitas kehidupan, perbedaan peran sosial laki-laki dan perempuan dimana laki-laki lebih diunggulkan dari perempuan. Seorang perempuan berlaku lemah lembut dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan ekspresi jiwa pengarang (Faruk, 2010: 44). Karya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan ekspresi jiwa pengarang (Faruk, 2010: 44). Karya digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan ekspresi jiwa pengarang (Faruk, 2010: 44). Karya sastra berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi secara nyata atau

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA FEMINIS TOKOH SRINTIL DALAM TRILOGI RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI

ANALISIS WACANA FEMINIS TOKOH SRINTIL DALAM TRILOGI RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI ANALISIS WACANA FEMINIS TOKOH SRINTIL DALAM TRILOGI RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI Elisa Linda Yulia 1, Ni Luh Nyoman Kebayantini 2, Wahyu Budi Nugroho 3 123) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

IDEOLOGI PATRIARKI PADA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI

IDEOLOGI PATRIARKI PADA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI IDEOLOGI PATRIARKI PADA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI Sudarwati Abstrak. Ronggeng Dukuh Paruk, a novel written by Ahmad Tohari, described the experience of life under a patriarchal culture.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra dijadikan sebagai pandangan kehidupan bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua orang, khususnya pecinta sastra.

Lebih terperinci

* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik

* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang melahirkan aliran feminisme, yakni: 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik * *Tokoh : Robert Merton & Talcott Parsons. *Teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud atau hasil dari daya imajinasi seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan pengalaman pribadi atau dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu wujud karya seni yang bermedium bahasa. Menurut Goldmann (1977:

BAB I PENDAHULUAN. salah satu wujud karya seni yang bermedium bahasa. Menurut Goldmann (1977: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan ciptaan sosial yang memunculkan sebuah gambaran (cermin) kehidupan. Kehidupan itu merupakan suatu kenyataan sosial yang mencakup hubungan antarmasyarakat,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. kritik sastra feminis sosialis karena dalam Kumpulan Cerpen ini

BAB V KESIMPULAN. kritik sastra feminis sosialis karena dalam Kumpulan Cerpen ini BAB V KESIMPULAN Pada Kumpulan Cerpen Memotret Perempuan karya Hapie Joseph Aloysia terdapat kecenderungan permasalahan yang selaras dengan kritik sastra feminis, yaitu kritik sastra feminis sosialis karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk realita dari hasil imajinasi dan pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana ekspresi pengarang saja,

Lebih terperinci

KAJIAN PERUBAHAN UNSUR INTRINSIK NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI KE DALAM SKENARIO FILM SANG PENARI KARYA SALMAN ARISTO

KAJIAN PERUBAHAN UNSUR INTRINSIK NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI KE DALAM SKENARIO FILM SANG PENARI KARYA SALMAN ARISTO KAJIAN PERUBAHAN UNSUR INTRINSIK NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI KE DALAM SKENARIO FILM SANG PENARI KARYA SALMAN ARISTO SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan karya yang imajinatif, baik berupa lisan maupun tulisan. Fenomena yang terdapat di dalam karya sastra ini merupakan gambaran suatu budaya

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 5.1.1 Struktur Naskah Pertja Objek penelitian yang digunakan dalam kajian skripsi ini adalah naskah drama yang berjudul Pertja karya Benjon atau Benny Yohanes. Lakon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan secara luas oleh pengarang melalui pemikiran-pemikiran yang menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan secara luas oleh pengarang melalui pemikiran-pemikiran yang menjadikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah bentuk dari gambaran realita sosial yang digambarkan secara luas oleh pengarang melalui pemikiran-pemikiran yang menjadikan suatu objek

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian dari penelitian

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian dari penelitian 1 I. PENDAHULUAN Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian dari penelitian mengenai citra perempuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Karya sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Karya sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun yang lalu. Selain dianggap sebagai kekuatan fiktif

Lebih terperinci

CITRA TOKOH (SRINTIL) DALAM NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI

CITRA TOKOH (SRINTIL) DALAM NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI CITRA TOKOH (SRINTIL) DALAM NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI Septia Martha Harnawi1 Roekhan2 Universitas Negeri Malang Jalan Semarang No. 5 Malang Email: Tiamartha19@gmail.com Abstract: This

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Hasil analisis yang penulis lakukan tehadap novel Namaku Hiroko karya N.H.

BAB IV PENUTUP. Hasil analisis yang penulis lakukan tehadap novel Namaku Hiroko karya N.H. BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Hasil analisis yang penulis lakukan tehadap novel Namaku Hiroko karya N.H. Dini mengenai kepemilikan tubuh perempuan yang dikaji dengan menggunakan teori yang dikemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam bagian metode penelitian, peneliti memaparkan mengenai (1) metode penelitian, (2) sumber data, (3) teknik penelitian, (4) definisi operasional. 3.1 Metode Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai rancangan penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan

Lebih terperinci

DEKONSTRUKSI TOKOH DAN PENOKOHAN PADA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI ARTIKEL. Oleh : ALFIONITA SUKARYADI NIM

DEKONSTRUKSI TOKOH DAN PENOKOHAN PADA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI ARTIKEL. Oleh : ALFIONITA SUKARYADI NIM 1 DEKONSTRUKSI TOKOH DAN PENOKOHAN PADA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI ARTIKEL Oleh : ALFIONITA SUKARYADI NIM 311 409 077 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah seni yang banyak memanfaatkan simbol atau tanda untuk mengungkapkan dunia bawah sadar agar kelihatan nyata dan lebih jelas, pengarang menggunakan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Berdasarkan rumusan dan hasil pembahasan yang telah dilakukan terhadap persoalan kekerasan seksual pada perempuan dalam novel Bunga-Bunga Kertas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua penelitian ilmiah dimulai dengan perencanaan yang seksama, rinci, dan mengikuti logika yang umum, Tan (dalam Koentjaraningrat, 1977: 24). Pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak

BAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Novel Surga Yang Tak Dirindukan adalah karya Asma Nadia. Penelitian ini memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia Kajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan. kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan

BAB I PENDAHULUAN. Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan. kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan kesempatan tersebut terjadi baik

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTURAL DAN EKSISTENS I TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL MARS KARYA AISHWORO ANG ARTIKEL SKRIPSI

ANALISIS STRUKTURAL DAN EKSISTENS I TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL MARS KARYA AISHWORO ANG ARTIKEL SKRIPSI ANALISIS STRUKTURAL DAN EKSISTENS I TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL MARS KARYA AISHWORO ANG ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Penulisan Skripsi guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

Seperti api membakar hati Irfan. Dia menekan dadanya, menangis sekuatnya. Padahal hidup belum berakhir. Aisyah datang menampakkan diri.

Seperti api membakar hati Irfan. Dia menekan dadanya, menangis sekuatnya. Padahal hidup belum berakhir. Aisyah datang menampakkan diri. Seperti api membakar hati Irfan. Dia menekan dadanya, menangis sekuatnya. Padahal hidup belum berakhir. Aisyah datang menampakkan diri. Irfan terperangkap dalam medan asmara, hatinya terpaut dan terjatuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan karya sastra karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran, dan perasaan seorang pengarang yang kemudian lahir sebuah karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cuarahan hati pengarang. Cara pengarang menghadirkan tokoh merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. cuarahan hati pengarang. Cara pengarang menghadirkan tokoh merupakan hal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra memiliki fungsi sesuai sifatnya. Konsep dan fungsi sastra tidak banyak berubah. Karya sastra sebagai proses kreatif yang dimunculkan oleh pengarang, membuat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah sebuah hasil ciptaan manusia. Sastra tumbuh dan berkembang karena peranan manusia. Pengarang sebagai pencipta tentu saja memiliki latar belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari tulisan-tulisan ilmiah. Tidak juga harus masuk ke dalam masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. dari tulisan-tulisan ilmiah. Tidak juga harus masuk ke dalam masyarakat yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengetahui pandangan budaya dalam suatu masyarakat, tidak hanya didapatkan dari tulisan-tulisan ilmiah. Tidak juga harus masuk ke dalam masyarakat yang bersangkutan,

Lebih terperinci

SUAMI IBU, SUAMI SAYA FIKSI PATRIARKIS DJENAR MAESA AYU OLEH: MARIA ULFAH NIM: A1B102019

SUAMI IBU, SUAMI SAYA FIKSI PATRIARKIS DJENAR MAESA AYU OLEH: MARIA ULFAH NIM: A1B102019 SUAMI IBU, SUAMI SAYA FIKSI PATRIARKIS DJENAR MAESA AYU OLEH: MARIA ULFAH NIM: A1B102019 PENDAHULUAN Wanita adalah salah satu fenomena hidup di mana mereka diciptakan dengan segala kekompleksitasan yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dimana keturunan tersebut secara biologis berasal dari sel telur laki-laki yang kemudian

II. TINJAUAN PUSTAKA. dimana keturunan tersebut secara biologis berasal dari sel telur laki-laki yang kemudian II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Anak dibawah Umur Pengertian anak menurut Kamus Bahasa Indonesia yang dapat disimpulkan ialah keturunan yang kedua yang berarti dari seorang pria dan seorang wanita yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Emansipasi adalah suatu gerakan yang di dalamnya memuat tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Emansipasi adalah suatu gerakan yang di dalamnya memuat tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Emansipasi adalah suatu gerakan yang di dalamnya memuat tentang perjuangan seorang perempuan yang ingin memperjuangkan perempuan lain, agar mendapatkan haknya. Tujuan

Lebih terperinci

Sinopsis. Universitas Sumatera Utara

Sinopsis. Universitas Sumatera Utara Sinopsis Cerita mengambil latar tempat di Gunung Kidul, Wonosari. Kinanthi, seorang gadis kecil yang amat bersahaja, dimusuhi oleh teman-teman dan lingkungannya. Ia dipergunjingkan penduduk desa dan tidak

Lebih terperinci

ANALIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN PADA KUMPULAN CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA

ANALIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN PADA KUMPULAN CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA ANALIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN PADA KUMPULAN CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA Oleh: Agung Prasetyo Program StudiPendidikanBahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Karya sastra seperti novel memiliki unsur-unsur yang membentuk

BAB VI KESIMPULAN. Karya sastra seperti novel memiliki unsur-unsur yang membentuk 116 BAB VI KESIMPULAN Karya sastra seperti novel memiliki unsur-unsur yang membentuk kesatuan antara satu unsur dengan unsur yang lain sehingga mewujudkan sebuah dunia di dalamnya. Novel Mahar Cinta Gandoriah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam

I. PENDAHULUAN. 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 2008:8).Sastra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengkaji karya sastra dengan cara menghubungkannya dengan aspek-aspek sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. mengkaji karya sastra dengan cara menghubungkannya dengan aspek-aspek sosial BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra dengan sosiologi adalah dua bidang ilmu yang berbeda, tetapi mampu menjadi bidang ilmu baru yaitu sosiologi sastra. Sosiologi sastra berarti mengkaji karya sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terjadinya ketidakadilan gender kiranya dapat dipicu oleh masih kuatnya

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terjadinya ketidakadilan gender kiranya dapat dipicu oleh masih kuatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan tentang perempuan pada saat ini masih menjadi perbincangan yang aktual dan tidak ada habisnya. Permasalahan berkaitan dengan perempuan seperti yang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh LULUK HIDAYATUL ZAHRO NIM

SKRIPSI. Oleh LULUK HIDAYATUL ZAHRO NIM KAJIAN PROBLEM PSIKOLOGI SOSIAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL TRILOGI RONGGENG DUKUH PARUK, LINTANG KEMUKUS DINI HARI DAN JENTERA BIANGLALA KARYA AHMAD TOHARI SKRIPSI Oleh LULUK HIDAYATUL ZAHRO NIM 09340125

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan,

Lebih terperinci

Penyebab kematian ibu melahirkan Musdah Mulia

Penyebab kematian ibu melahirkan Musdah Mulia Penyebab kematian ibu melahirkan Musdah Mulia 1) Rendahnya tingkat kualitas hidup perempuan Sejumlah penelitian mengungkapkan, ada banyak faktor penyebab kematian ibu melahirkan, namun penyebab utama adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan itu sendiri adalah anggota masyarakat, ia terikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan karya

Lebih terperinci

PEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari

PEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari PEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA Oleh: Chandra Dewi Puspitasari Pendahuluan Kekerasan terutama kekerasan dalam rumah tangga merupakan pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan terhadap martabat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni yang merekam kembali alam kehidupan, akan tetapi yang memperbincangkan kembali lewat suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi telah mempengaruhi kehidupan kita tanpa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi telah mempengaruhi kehidupan kita tanpa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telah mempengaruhi kehidupan kita tanpa disadari. Teknologi yang semakin canggih membuat media komunikasi juga berkembang dengan pesatnya, baik

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Objek penelitian, dalam hal ini karya sastra, memiliki banyak dimensi, banyak aspek, dan unsur. Untuk memahaminya secara lengkap diperlukan teori dan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menunjukkan kesantunan antara lain adalah deiksis sosial.

BAB I PENDAHULUAN. yang menunjukkan kesantunan antara lain adalah deiksis sosial. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam komunikasi tentunya terjadi interaksi. Interaksi tersebut umumnya disertai kesantunan. Interaksi seperti ini terutama dilakukan masyarakat yang menjunjung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan wadah yang digunakan oleh pengarang dalam menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap berbagai masalah yang diamati

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN HAK NAFKAH PEREMPUAN DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DALAM PERSPEKTIF FEMINISME

BAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN HAK NAFKAH PEREMPUAN DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DALAM PERSPEKTIF FEMINISME 51 BAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN HAK NAFKAH PEREMPUAN DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DALAM PERSPEKTIF FEMINISME A. Analisis Terhadap Perlindungan Hak Nafkah Perempuan dalam Kompilasi Hukum Islam Hak perkawinan

Lebih terperinci

MATERI Bahan Ajar Penyiaran Radio Pendidikan BPMR

MATERI Bahan Ajar Penyiaran Radio Pendidikan BPMR MATERI Bahan Ajar Penyiaran Radio Pendidikan BPMR IDENTIFIKASI NASKAH 1. Nama Program : Apresiasi Sastra 2. Topik : Feminisme dalam Novel 3. Judul Karya yang Diulas : Novel Geni Jora, Namaku Teweraut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi REPRESENTASI DISKRIMINASI PEREMPUAN DALAM NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK (Studi Semiologi Tentang Representasi Diskriminasi Perempuan Dalam Novel Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari) SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci