ANALISA LAPORAN LABA RUGI
|
|
- Budi Sugiarto Indradjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 A. Analisa Laba Kotor ANALISA LAPORAN LABA RUGI Laba perusahaan dihitung dengan mempertemukan secara layak semua penghasilan dengan semua biaya (proper matching of revenue with expenses) di dalam satu periode akuntansi yang sama. Keberhasilan manajemen dalam jangka pendek dapat dilihat apakah laba yang diperoleh lebih besar atau lebih kecil dibandingkan dengan rencana laba yang semula ingin dicapai. Rencana laba dapat berupa laba yang dianggarkan (di-budget-kan), atau standar laba, atau paling tidak laba pada periode akuntansi sebelumnya. Tujuan analisis dan diinvestigasi sebab-sebab penyimpangan realisasi laba dengan rencana laba adalah sebagai berikut: Memberikan petunjuk pada manajemen tentang elemen apa yang menyimpang, berapa jumlah penyimpangannya dan bagaimana pengaruhnya terhadap laba yang dicapai perusahaan, apa sebab penyimpangan tersebut, pada kegiatan apa penyimpangan terjadi, siapa yang bertanggungjawab terhadap penyimpangan tersebut atau apakah penyimpangan tersebut dapat dikendalikan oleh pusat kegiatan tertentu atau tidak. Memberikan petunjuk pada manajemen guna menyusun anggaran laba periode berikutnya. Analisa laba kotor adalah memecah-mecah laba kotor menjadi elemen-elemen yang lebih kecil dengan tujuan untuk menentukan penyebab penyimpangan laba kotor dan untuk mengetahui hubungan antara elemen-elemen tersebut. Penyimpangan laba kotor adalah selisih antara rencana laba kotor (dapat berupa laba kotor dianggarkan, standar laba kotor, atau laba kotor tahun sebelumnya) dengan realisasi laba kotor yang dicapai. Elemen-elemen yang menentukan besarnya laba kotor dan analisa selisih (penyimpangan) yang timbul adalah sebagai berikut: 1. Anggaran laba kotor dan selisih laba kotor Anggaran laba kotor adalah laba kotor yang diharapkan akan dapat dicapai pada periode anggaran atau periode akuntansi tertentu. Besarnya anggaran laba kotor dapat dihitung dari anggaran dikurangi anggaran harga pokok pada periode yang bersangkutan. Selisih laba kotor adalah selisih yang timbul karena perbedaan antara realisasi laba kotor dibandingkan dengan anggaran laba kotor untuk periode yang bersangkutan. Selisih laba kotor dihitung dengan rumus sebagai berikut: SLK = selisih laba kotor PS = sesungguhnya H p S = harga pokok sesungguhnya AP = anggaran A H p = anggaran harga pokok LKS = laba kotor sesungguhnya ALK = anggran laba kotor SLK = (PS H p S) (AP A H p ) atau SLK = LKS ALK
2 Apabila, LKS > ALK, maka SLK menguntungkan (favorable) LKS < ALK, maka SLK merugikan (unfavorable) 2. Anggaran dan selisih Anggaran adalah yang diharapkan akan dapat dicapai pada periode akuntansi atau periode anggaran tertentu. Anggaran dihitung dari kuantitas atau volume yang dianggarkan dikalikan dengan harga pasar satuan yang dianggarkan dari setiap jenis produk atau barang dagang yang akan dijual. Selisih adalah selisih yang timbul karena perbedaan antara realisasi dibandingkan dengan anggaran untuk periode yang bersangkutan. Selisih dihitung dengan rumus sebagai berikut: SP = selisih KS = kuantitas atau volume sesungguhnya HJS = harga jual satuan sesungguhnya KA = kuantitas atau volume dianggarkan HJA= harga jual satuan dianggarkan PS = sesungguhnya PA = dianggarkan SP = (KS x HJS) (KA x HJA) atau SP = PS PA Apabila, PS > PA, maka SP menguntungkan (favorable) PS < PA, maka SPK merugikan (unfavorable) Dua penyebab selisih adalah sebagai berikut: a. Selisih harga jual Selisih harga jual adalah selisih yang ditimbulkan oleh perbedaan antara harga jual sesungguhnya atau realisasi harga jual dibandingkan dengan harga jual yang dianggarkan. Selisih harga jual dihitung dengan rumus sebagai berikut: SHJ = (KS x HJS) (KS x HJA) = KS (HJS HJA) SHJ = selisih harga jual KS = kuantitas atau volume sesungguhnya HJS = harga jual satuan sesungguhnya HJA= harga jual satuan dianggarkan Apabila, HJS > HJA, maka SHJ menguntungkan (favorable) HJS < HJA, maka SHJ merugikan (unfavorable)
3 b. Selisih kuantitas atau volume Selisih kuantitas adalah selisih yang disebabkan perbedaan antara kuantitas sesungguhnya atau volume sesungguhnya dibandingkan dengan kuantitas yang dianggarkan. Selisih kuantitas dihitung dengan rumus sebagai berikut: SKP = (KS x HJA) (KA x HJA) = (KS KA) HJA SKP= selisih kuantitas atau selisih volume KS = kuantitas atau volume sesungguhnya KA = kuantitas atau volume dianggarkan HJA= harga jual satuan dianggarkan Apabila, KS > KA, maka SKPmenguntungkan (favorable) KS < KA, maka SKPmerugikan (unfavorable) 3. Anggaran harga pokok dan selisih harga pokok Anggaran harga pokok adalah harga pokok yang diharapkan akan terjadi untuk produk atau barang dagang yang akan dijual pada periode akuntansi tertentu atau periode anggaran atau yang direncanakan. Besarnya anggaran harga pokok adalah harga pokok per satuan dikalikan kuantitas atau volume yang dianggarkan. Selisih harga pokok adalah selisih yang timbul karena perbedaan harga pokok yang sesungguhnya (realisasi) dibandingkan dengan harga pokok yang direncanakan atau dianggarkan atau standar atau periode sebelumnya. Selisih harga pokok dihitung dengan rumus sebagai berikut: SH p = (KS H H p S) (KA H H p A) = H p S H p A SH p KS H H p S KA H H p A H p S H p A = selisih harga pokok = kuantitas atau volume sesungguhnya = harga-harga pokok satuan sesungguhnya = kuantitas atau volume dianggarkan = harga-harga pokok satuan dianggarkan = harga pokok sesungguhnya = harga pokok dianggarkan Apabila, H p S > H p A, maka SH p merugikan (unfavorable) H p S < H p A, maka SH p menguntungkan (favorable)
4 Dua penyebab selisih harga pokok adalah sebagai berikut: a. Selisih harga harga pokok Selisih harga harga pokok adalah selisih harga pokok yang timbulnya disebabkan perbedaan antara harga harga pokok sesungguhnya dengan harga harga pokok yang dianggarkan atau standar, atau periode sebelumnya. Selisih harga harga pokok dihitung dengan rumus sebagai berikut: SHH p = (KS x H H p S) (KS x H H p A) = KS (H H p S H H p A) SHH p KS H H p S H H p A = selisih harga harga pokok = kuantitas atau volume sesungguhnya = harga-harga pokok satuan sesungguhnya = harga-harga pokok satuan dianggarkan Apabila, HH p S > HH p A, maka SHH p merugikan (unfavorable) HH p S < HH p A, maka SHH p menguntungkan (favorable) b. Selisih kuantitas atau volume harga pokok Selisih kuantitas harga pokok adalah selisih harga pokok yang timbulnya disebabkan perbedaan antaran kuantitas atau volume yang sesungguhnya dibandingkan dengan kuantitas atau volume yang direncanakan atau dianggarkan atau standar atau periode sebelumnya. Selisih kuantitas harga pokok dihitung dengan rumus sebagai berikut: SKH p = (KS x H H p A) (KA H H p A) = (KS KA) H H p A SKH p KS H H p A KA = selisih kuantitas atau volume harga pokok = kuantitas atau volume sesungguhnya = harga-harga pokok satuan dianggarkan = kuantitas atau volume dianggarkan Apabila, KS > KA, maka SKH p merugikan (unfavorable) K S < KA, maka SKH p menguntungkan (favorable) 4. Selisih kuantitas atau volume bersih Selisih kuantitas bersih dihitung dengan menjumlahkan selisih kuantitas ditambah dengan selisih kuantitas harga pokok. Dua penyebab selisih kuantitas bersih, jika perusahaan menjual barang dagang atau produk lebih dari satu macam adalah sebagai berikut:
5 a. Selisih komposisi atau campuran Selisih komposisi adalah selisih yang timbulnya disebabkan perbedaan antara laba kotor pada komposisi sesungguhnya dibandingkan dengan laba kotor pada komposisi yang dianggarkan. Selisih komposisi dihitung dengan rumus sebagai berikut: SK m P = LKK m S LKK m A = (KSJ x LKAJ) (TKS x LKR) SK m P = selisih komposisi LKK m S = laba kotor pada komposisi sesungguhnya LKK m A = laba kotor pada komposisi dianggarkan KSJ = kuantitas sesungguhnya setiap jenis produk yang dijual LKAJ = laba kotor dianggarkan setiap jenis produk per satuan TKS = total kuantitas sesungguhnya yang dijual LKR = laba kotor rata-rata per satuan dianggarkan Selisih komposisi untuk setiap jenis produk yang dijual dihitung dengan rumus sebagai berikut: SK m P = (K m S K m A) LKA SK m P K m S K m A LKA = selisih komposisi = komposisi sesungguhnya setiap jenis produk = komposisi dianggarkan setiap jenis produk = laba kotor dianggarkan setiap jenis produk Apabila, K m S > K m A, maka SK m P menguntungkan (favorable ) K m S < K m A, maka SK m P merugikan (unfavorable) b. Selisih kuantitas final Selisih kuantitas final adalah selisih yang timbulnya disebabkan perbedaan antara laba kotor pada komposisi yang dianggarkan dengan laba kotor yang dianggarkan untuk periode yang bersangkutan. Selisih kuantitas final dihitung dengan rumus sebagai berikut: SKPF = (TKS x LKR) ( KA x LK s A) SKPF TKS LKR KA LK s A = selisih kuantitas final = total kuantitas sesungguhnya = laba kotor rata-rata dianggarkan = kuantitas dianggarkan setiap jenis produk = laba kotor satuan dianggarkan setiap jenis produk
6 atau dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: SKPF = (TKS x LKR) ( TKA x LKR) = (TKS TKA) LKR SKPF TKS LKR TKA = selisih kuantitas final = total kuantitas sesungguhnya = laba kotor rata-rata dianggarkan = total kuantitas dianggarkan Apabila, TKS > TKA, maka SKPF menguntungkan (favorable ) TKS < TKA, maka SKPF merugikan (unfavorable) 5. Selisih pasar industri dan selisih bagian pasar Selisih pasar industri dan selisih bagian pasar dapat dianalisis penyimpangannya jika tersedia data tentang pada pasar industri yang bersangkutan yang meliputi data tentang proyeksi atau rencana pada pasar industri dan realisasi pada pasar industri dari produk atau barang dagang yang dijual. Selisih pasar industri dan selisih bagian pasar dihitung dengan menganalisis penyebab terjadinya selisih kuantitas final. a. Selisih pasar industri Selisih pasar industri adalah selisih yang timbulnya karena perbedaan antara laba kotor perusahaan pada anggaran industri dibandingkan dengan laba kotor perusahaan pada industri sesungguhnya, dengan anggapan bahwa bagian pasar dan persentase laba kotor perusahaan besarnya tetap sama. Selisih pasar industri dihitung dengan rumus sebagai berikut: SPI = (API x BPA x %LKA) ( PIS x BPA x %LKA) = (API PIS) x BPA x %LKA SPI API BPA %LKA PIS = selisih pasar industri = anggaran pasar industri = bagian pasar perusahaan pada industri dianggarkan = % laba kotor dianggarkan pada perusahaan = pasar industri sesungguhnya Anggaran perusahaan BPA = x 100% Anggaran industri Anggaran laba kotor %LKA = x 100% Anggaran perusahaan
7 b. Selisih bagian pasar Selisih bagian pasar adalah selisih yang disebabkan perbedaan antara laba kotor perusahaan pada industri yang sesungguhnya dibandingkan dengan laba kotor perusahaan pada komposisi perusahaan yang dianggarkan. Selisih bagian pasar dihitung dengan rumus sebagai berikut: SBP = ( PIS x BPA x %LKA) (TKA x LKR) SBP PIS BPA %LKA TKA LKR = selisih bagian pasar = pasar industri sesungguhnya = bagian pasar perusahaan pada industri dianggarkan = % laba kotor dianggarkan pada perusahaan = total kuantitas dianggarkan = laba kotor rata-rata dianggarkan
8 Tugas For the next meet : Dari laporan PT RizFadhil diketahui perincian anggaran dan realisasi setiap produk yang dijual adalah sebagai berikut: PT RizFadhil Anggaran Laba Kotor atas Penjualan Tahun 2007 Jenis produk (1) Kuantitas (2) Harga jual satuan (3) Total (4)=(2)x(3) Harga pokok satuan (5) Total harga pokok (6)=(2)x(5) Laba kotor (7)=(4) - (6) A B C Rp 50,00 Rp 40,00 Rp 16,00 Rp Rp Rp Rp 40 Rp 25 Rp 9 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Jumlah Rp Rp Rp PT RizFadhil Realisasi Laba Kotor atas Penjualan Tahun 2007 Jenis produk (1) Kuantitas (2) Harga jual satuan (3) Total (4)=(2)x(3) Harga pokok satuan (5) Total harga pokok (6)=(2)x(5) Laba kotor (7)=(4) - (6) A B C Rp 50,00 Rp 38,00 Rp 19,00 Rp Rp Rp Rp 38 Rp 26 Rp 9 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Jumlah Rp Rp Rp Pada tahun 2007 pasar industri yang dianggarkan sebesar Rp ,00 sedangkan pasar industri yang dicapai sesungguhnya dalam tahun 2007 adalah sebesar Rp ,00. Dari data tersebut diminta menganalisis penyebab perbedaan laba kotor yang meliputi: 1. Selisih a. Selisih harga jual b. Selisih kuantitas atau volume 2. Selisih harga pokok a. Selisih harga harga pokok b. Selisih kuantitas atau volume harga pokok 3. Selisih kuantitas atau volume bersih a. Selisih komposisi b. Selisih kuantitas atau volume final 4. Analisis selisih kuantitas final ke dalam: a. Selisih pasar industri b. Selisih bagian pasar
EVALUASI KINERJA DEPARTEMEN PRODUKSI DAN DEPARTEMEN PEMASARAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SELISIH LABA KOTOR Studi Kasus pada PT. Madu Baru Yogyakarta
EVALUASI KINERJA DEPARTEMEN PRODUKSI DAN DEPARTEMEN PEMASARAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SELISIH LABA KOTOR Studi Kasus pada PT. Madu Baru Yogyakarta SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN LABA KOTOR.
ANALISIS PERUBAHAN LABA KOTOR 1 2 Perubahan dalam laba kotor (gross profit) perlu dianalisis untuk mengetahui sebabsebab perubahan tersebut, baik perubahan yang menguntungkan (kenaikan) maupun perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tingkat kemajuan di berbagai bidang perekonomian dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, tingkat kemajuan di berbagai bidang perekonomian dan semakin pesatnya perkembangan ilmu serta teknologi, berdampak kepada semakin ketatnya persaingan
Lebih terperinciVARIABEL COSTING SBG ALAT BANTU MANAJEMEN
VARIABEL COSTING SBG ALAT BANTU MANAJEMEN PENGERTIAN PENENTUAN HP VARIABEL PENTINGNYA KONSEP HP VARIABEL ELEMEN BIAYA YG TERMASUK BIAYA PRODUKSI TUJUAN PENENTUAN HP VARIABEL MANFAAT HP VARIABEL PERBEDAAN
Lebih terperinciLaba kotor = Penjualan - HPP
1 Perubahan dalam laba kotor (gross profit) perlu dianalisis untuk mengetahui sebab- sebab perubahan tersebut, baik perubahan yang menguntungkan (kenaikan) maupun perubahan yang merugikan (penurunan).
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada PT X mengenai
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada PT X mengenai analisis perubahan laba kotor terhadap penilaian efisiensi dan efektivitas bagian produksi
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan pada perusahaan Daiwatex mengenai peranan analisis laba kotor terhadap efisiensi dan efektifitas bagian produksi dan bagian
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Setiap perusahaan mempunyai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuannya tersebut, diperlukan suatu perencanaan dan pengendalian.
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN BIAYA BAHAN BAKU PADA HOME INDUSTRY RISOLES SUKARDI
ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA BAHAN BAKU PADA HOME INDUSTRY RISOLES SUKARDI Nama : Ihda Afdilah NPM : 23210386 Jurusan : Akuntansi LATAR BELAKANG Pada umumnya tujuan perusahaan itu sama yaitu menyediakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara (BUMN) adalah badan usaha yang sebagian atau seluruh kepemilikannya. umumnya dan penerimaan Negara pada khususnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia perusahaan atau badan usaha tidak hanya dimiliki oleh swasta, tetapi ada juga badan usaha yang dimiliki oleh negara. Badan Usaha Milik Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi, dewasa ini perusahaan harus berhatihati
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menghadapi era globalisasi, dewasa ini perusahaan harus berhatihati dalam mengambil keputusan, terutama keputusan yang berkaitan dengan operasi perusahaan
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. Berhasil tidaknya suatu perusahaan pada umumnya ditandai dengan
.' BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berhasil tidaknya suatu perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen di dalam melihat kemungkinan dan kesempatan di masa yang akan datang, baik jangka
Lebih terperinciACTIVITY BASED COSTING
Modul ke: Akuntansi Biaya ACTIVITY BASED COSTING Fakultas FEB Diah Iskandar SE., M.Si dan Lawe Anasta, SE.,M.S.,Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Manufacturing Costs Direct Direct Materials
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif. Metode
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. variasi pada nilai (Sekaran, 2006:115). Adapun yang menjadi variabel dalam. Tabel 3.1.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian. Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai (Sekaran, 2006:115). Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu dengan biaya yang lebih efisien.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri manufaktur di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Hal ini terbukti dengan semakin bertambahnya jumlah industri manufaktur
Lebih terperinciBIAYA OVERHEAD PABRIK TARIP TUNGGAL
1 BIAYA OVERHEAD PABRIK TARIP TUNGGAL A. Pengertian Biaya Overhead Pabrik Pada perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan, biaya overhead pabrik (BOP) adalah semua elemen biaya produksi selain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mengambil tindakan yang tepat agar dapat. mempertahankan eksistensinya sesuai dengan konsep going concern.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia bisnis yang makin ketat, mengharuskan perusahaan untuk mengambil tindakan yang tepat agar dapat mempertahankan eksistensinya sesuai
Lebih terperinciPENILAIAN KINERJA MANAJER PUSAT BIAYA (Studi Kasus PT. PABELAN SURAKARTA) SKRIPSI
PENILAIAN KINERJA MANAJER PUSAT BIAYA (Studi Kasus PT. PABELAN SURAKARTA) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umum adalah untuk memperoleh laba maksimal dengan pengobanan tertentu dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya setiap perusahaan harus mempunyai tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Tujuan perusahaan secara umum adalah untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karakteristik Anggaran 1. Anggaran Definisi anggaran ada bermacam-macam tetapi mempunyai karakterisrik yang hampir mirip, berikut salah satu definisi anggaran dari berbagai macam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menghadapi era globalisasi, dewasa ini perusahaan harus berhati-hati dalam mengambil keputusan, terutama keputusan yang berkaitan dengan operasi perusahaan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada PT. X, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa: 1. Secara umum, penyusunan anggaran biaya produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dewasa ini memicu setiap organisasi bisnis untuk beroperasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen perusahaan yang baik merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif. Kemajuan teknologi
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH AKUNTANSI BIAYA*/** (EB) KODE / SKS : KK / 3 SKS
KODE / SKS : KK-00 / SKS Minggu ke Pokok Bahasan Fungsi Pengertian dan Ruang Lingkup Akuntansi Biaya. Latar belakang timbulnya cabang akuntansi yang dikenal dengan akuntansi biaya. Pengertian, fungsi dan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Bagi perusahaan, penjualan merupakan aktivitas yang sangat penting dan harus dikendalikan karena penjualan merupakan bidang yang dinamis dengan kondisi yang berubah-ubah. Dari penjualan tersebut
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
73 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan pada Badger Invaders Bandung, mengenai peranan akuntansi pertanggungjawaban dalam menunjang efektivitas
Lebih terperinciAnalisis Anggaran Operasional dan Realisasi pada PT XYZ
Analisis Anggaran Operasional dan Realisasi pada PT XYZ Mayang Windyati 1)*, Damayanti 2), Dian Nirmala Dewi 3) 1) Mahasiswa, 2-3) Dosen pengajar PS Akuntansi ABSTRACT Tujuan penulisan Tugas Akhir ini
Lebih terperinci1. Kuesioner variabel independent
1. Kuesioner variabel independent No. Pertanyaan SS S RR TS STS A Syarat-syarat Akuntansi Pertanggungjawaban ~ Struktur Organisasi 1 Menurut Penilaian anda, Sruktur Organisasi perusahaan secara keseluruhan
Lebih terperinciGlenn A Welsch mendefenisikan anggaran sebagai berikut: "Profit planning and control may be broadly as de fined as sistematic and
14 1. Pengertian Anggaran Menurut Mulyadi (2001 : 488) Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang
Lebih terperinciANALISA PENYIMPANGAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN EFEKTIFITAS ANGGARAN PADA PERUSAHAAN ROTI SRI RAHAYU DI SURAKARTA.
ANALISA PENYIMPANGAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN EFEKTIFITAS ANGGARAN PADA PERUSAHAAN ROTI SRI RAHAYU DI SURAKARTA. Rahmat Isnaini B 100 940 457 FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS
Lebih terperinciProsedur Penentuan Biaya Bahan Baku Standar
Definisi Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa
Lebih terperinciPengaruh Metode Penilaian Persediaan Bahan Baku Terhadap Besarnya Laba kotor
Pengaruh Metode Penilaian Persediaan Bahan Baku Terhadap Besarnya Laba kotor Salah satu alasan digunakannya beberapa penilaian persediaan yang berbeda adalah bahwa masing-masing metode itu mempunyai pengaruh
Lebih terperinciANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA HOME INDUSTRY BLACK DIAMOND. Anisa Maulina Universitas Gunadarma
ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA HOME INDUSTRY BLACK DIAMOND Anisa Maulina 20210875 Universitas Gunadarma Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Perkembangan ekonomi dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melaksanakan
Bab I. Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melaksanakan pembangunan di berbagai bidang. Perkembangan dunia usaha yang bertambah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber kehidupan bagi manusia yang tidak dapat dielakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupannya manusia sangat bergantung dengan air. Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia yang tidak dapat dielakan lagi. Dalam semua aktivitasnya
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis pada PT. Raya Sugarindo Inti mengenai manfaat penerapan sistem pengendalian manajemen terhadap efektifitas biaya produksi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berhasil atau tidaknya suatu perencanaan dalam perusahaan membutuhkan fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perencanaan serta pengendalian terhadap perusahaan adalah salah satu indikator yang dibutuhkan oleh pihak manajemen untuk pengambilan keputusan. Berhasil atau
Lebih terperinciDAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian 5
ABSTRAK Setiap perusahaan yang didirikan baik perusahaan besar maupun kecil dalam kegiatan usahanya selalu bertujuan untuk mencari laba. Laba diartikan sebagai selisih positif antara jumlah penghasilan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Produksi 2.1.1 Pengertian Biaya Pengertian biaya menurut Mulyadi (2000:8) adalah: Pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan moneter atau uang, yang telah terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, berkembang pula dunia usaha dewasa ini, terbukti dengan berdirinya perusahaan besar, perusahaan menengah dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan perlu untuk menyusun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan perlu untuk menyusun anggaran. Berbicara mengenai anggaran perusahaan, berkaitan erat dengan tujuan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pada umumnya dibuat dan dibentuk sesuai dangan garis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan pada umumnya dibuat dan dibentuk sesuai dangan garis pertanggungjawaban. Struktur pusat pertanggungjawaban digunakan untuk menunjukkan unit organisasi
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH LAB. PENGANTAR AKUNTANSI 3 (ED) KODE / SKS : KD / 2 SKS
1 Fungsi-Pengertian dan 1. Latar belakang timbulnya cabang Diharapkan setelah mempelajari materi pada minggu ini, Ruang Lingkup akuntansi yang dinal dengan 3,4, Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya 2. Pengertian,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis terhadap
117 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis terhadap anggaran PT. X, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. PT. X telah menyusun
Lebih terperinciFAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA
Nama ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA HOME INDUSTRI HENDRI BAG NPM : 25209876 : Eka Rahmawati Sunistiani Fakultas / Jurusan Dosen Pembimbing : Ekonomi/Akuntansi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
7 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Definisi Biaya Menurut Bustami dan Nurlela (2007:4) biaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kinerja perusahaan ditentukan oleh bagaimana perusahaan mampu menerapkan fungsi pengendalian yang baik atas aktivitas perusahaan. Biaya produksi juga harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini dan semakin pesatnya perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi sekarang ini dan semakin pesatnya perkembangan dunia industri, maka semakin meningkat pola aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan,
Lebih terperinciSISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN Pengendalian manajemen adalah suatu proses dimana manajemen menjamin bahwa organisasi melaksanakan strateginya dengan efektif dan efisien. Sistem pengendalian manajemen membantu
Lebih terperinciANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali)
ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali) Diah Aulia Iswanty Suhadak Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis serta pembahasan
73 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis serta pembahasan yang telah diuraikan pada BAB IV tentang peranan anggaran biaya operasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menghadapi era globalisasi, dewasa ini perusahaan harus berhatihati dalam mengambil keputusan, terutama yang berkaitan dengan operasi perusaan baik
Lebih terperinciSTRUKTUR ORGANISASI Perusahaan Batik Hadiprijanto. Sumber : Perusahaan Batik Hadiprijanto. Lampiran 1
STRUKTUR ORGANISASI Perusahaan Batik Hadiprijanto Sumber : Perusahaan Batik Hadiprijanto. 111 Lampiran 1 Lampiran 2 KUESIONER PERANAN AKUNTANSI PERTANGUNGJAWABAN TERHADAP KEEFEKTIFAN BIAYA PRODUKSI A.
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN. Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk jangka waktu satu tahun, dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif yang lain. Penyusunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak akhir tahun 1996 telah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak akhir tahun 1996 telah memicu terjadinya inflasi. Ini akibat kebergantungan kepada bahan baku, barang modal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan, serta melaksanakan rencana pengembangannya. Pada era globalisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pendapatan laba yang tinggi dari penjualan pada perusahaan nirlaba, selalu menjadi tujuan utama dalam perusahaan. Laba merupakan salah satu komponen bagi
Lebih terperinciBAB VIII METODE HARGA POKOK STANDAR
BAB VIII METODE HARGA POKOK STANDAR JENIS-JENIS STANDAR Standar Teoritis Standar Dasar Standar Pelaksanaan Terbaik yang Dapat Dicapai Standar Teoritis Standar ini mengasumsikan: Harga yang minimum untuk
Lebih terperinciPERHITUNGAN BIAYA BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SATU SELISIH, DUA SELISIH, DAN TIGA SELISIH PADA RUMAH MAKAN BUNGA CEMPAKA
PERHITUNGAN BIAYA BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SATU SELISIH, DUA SELISIH, DAN TIGA SELISIH PADA RUMAH MAKAN BUNGA CEMPAKA Nama : Ade Candra Warman NPM : 24209631 Jurusan : Akuntansi Dosen pembimbing
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV, penulis menyimpulkan bahwa anggaran kas telah berperan dalam menunjang efektivitas
Lebih terperinciMODUL 9 EVALUASI KEBIJAKAN AKUNTANSI TERHADAP LABA
MODUL 9 EVALUASI KEBIJAKAN AKUNTANSI TERHADAP LABA Perubahan dalam laba kotor (gross profit) perlu dianalisa untuk mengetahui sebabsebab perubahan tersebut, baik perubahan yang menguntungkan (kenaikan)
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Perencanaan merupakan perumusan awal segala sesuatu yang akan dicapai. Perencanaan melibatkan evaluasi mendalam dan cermat serangkaian tindakan terpilih dan penetapan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
75 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan maka penulis dapat menarik simpulan bahwa penerapan biaya standar dalam pengendalian biaya produksi
Lebih terperinciANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI PENGENDALI BIAYA PRODUKSI PADA PERUSAHAAN ROTI SHANIA
ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI PENGENDALI BIAYA PRODUKSI PADA PERUSAHAAN ROTI SHANIA Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan baik itu perusahaan dagang maupun jasa selalu mengadakan stock persediaan untuk
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN LABA KOTOR
ANALISIS PERUBAHAN LABA KOTOR http://www.deden08m.com 1 Perubahan dalam laba kotor (gross profit) perlu dianalisa untuk mengetahui sebabsebab perubahan tersebut, baik perubahan yang menguntungkan (kenaikan)
Lebih terperinciABSTRAK AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN MANAJEMEN TERHADAP PENILAIAN PRESTASI KERJA
ABSTRAK AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN MANAJEMEN TERHADAP PENILAIAN PRESTASI KERJA Perkembangan dunia bisnis semakin berkembang pesat di lihat dari teknologi yang semakin canggih,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Biaya Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga perolehan yang identik dengan cost dalam literatur akuntansi berbahasa Inggris. Harga perolehan
Lebih terperinciANALISIS VARIAN ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL PT. NETAMA GAPURA MAS PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO PUNDI MAS
ANALISIS VARIAN ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL PT. NETAMA GAPURA MAS PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO PUNDI MAS Cindy Mardoni Efrianto Sari Septiani JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK PALCOMTECH PALEMBANG Abstrak Setiap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam menganalisis masalah ini digunakan metode deskriptif analisis
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam menganalisis masalah ini digunakan metode deskriptif analisis yang dianggap paling relevan dengan pokok penelitian ini. Deskriptif analitis yaitu suatu
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT Pertamina (Persero) merupakan salah satu perusahaan perminyakan terbesar di Indonesia. PT Pertamina (Persero) juga merupakan salah satu perusahaan
Lebih terperinciPENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA
PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA Vinsensia Luki Windaratri Fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan pertumbuhan. pembangunan yang cukup pesat di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan pertumbuhan pembangunan yang cukup pesat di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan berusaha untuk berkembang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )
BAB II LANDASAN TEORI A. Anggaran 1. Definisi Anggaran Rencana yang dapat disebut dengan anggaran adalah rencana yang terorganisir dan menyeluruh, yang dinyatakan dalam bentuk angka rupiah, dollar, atupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya suatu perusahaan memiliki target atau tujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya suatu perusahaan memiliki target atau tujuan untuk dicapai, salah satu tujuan tersebut adalah untuk mendapatkan laba yang tinggi dengan meminimalkan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK i. KATA PENGANTAR.. ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR LAMPIRAN. ix
ABSTRAK Industri tekstil sedang berkembang dengan pesat dan mengakibatkan terjadinya persaingan yang ketat bagi perusahaan sejenis. Ditengah-tengah persaingan yang ketat, suatu perusahaan harus dapat mempertahankan
Lebih terperinciPERTEMUAN KE-7 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL
PERTEMUAN KE-7 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, sebagai berikut : 7.1. Mahasiswa mengetahui tentang standar unit. 7.2.
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan pengendalian biaya promosi dalam menunjang peningkatan penjualan, dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN LABA KOTOR
ANALISIS PERUBAHAN LABA KOTOR http://www.deden08m.com 1 Perubahandalamlabakotor(gross profit) perlu dianalisa untuk mengetahui sebabsebab perubahan tersebut, baik perubahan yang menguntungkan(kenaikan)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang penelitian Dengan semakin ketatnya persaingan di bidang perindustrian maka penting bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan kelangsungan usahanya, karena hanya perusahaan
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN. dan pengendalian, dengan asumsi bahwa langkah-langkah positif akan diambil
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Tentang Anggaran 2.2.1 Pengertian Anggaran Anggaran merupakan rencana manajemen untuk keperluan perencanaan dan pengendalian, dengan asumsi bahwa langkah-langkah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang berdiri sejak tahun Selama tahun 2012 perusahaan ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang CV. Citra Mandiri Solution adalah perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi yang berdiri sejak tahun 2005. Selama tahun 2012 perusahaan ini sudah mengerjakan 85
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan mengenai Peranan Anggaran Pembelian Bahan Baku Sebagai
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisa pada bab IV, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan mengenai Peranan Anggaran Pembelian Bahan Baku Sebagai Alat Meningkatkan Efisiensi Biaya
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka simpulan dalam penelitian ini adalah : 1. PT Sariyunika Jaya, telah menerapkan biaya standar untuk harga pokok produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin ketat. Persaingan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin ketat. Persaingan terjadi hampir di semua sektor, tidak terkecuali sektor ekonomi yang melibatkan banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. waktu yang panjang dengan melakukan usaha-usaha yang sesuai dengan keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan, terutama perusahaan yang berorientasi pada laba akan berusaha untuk mempertahankan keberadaannya dan terus berkembang untuk jangka waktu
Lebih terperinciSKRIPSI PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM PENILAIAN KINERJA PUSAT PENDAPATAN PADA PT.RAJAWALI NUSINDO CABANG MEDAN DIAJUKAN OLEH :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN SKRIPSI PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM PENILAIAN KINERJA PUSAT PENDAPATAN PADA PT.RAJAWALI NUSINDO CABANG MEDAN DIAJUKAN OLEH : NAMA : HADE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Sebagaimana diketahui bahwa tujuan perusahaan dalam suatu kondisi perekonomian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Analisis Varians Analisis varians adalah suatu proses sistematis untuk mengidentifikasi, melapor, dan menjelaskan varians atau penyimpangan hasil yang sesungguhnya
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. i. Sejarah berdirinya PT DBS Indonesia. meningkatkan standar furniture di Indonesia secara
1 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A Hasil Penelitian 1. Gambaran umum PT DBS Indonesia i. Sejarah berdirinya PT DBS Indonesia PT DBS Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang trading furniture,
Lebih terperinciANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PERUSAHAAN ROTI UD. SHANIA BAKERY
ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PERUSAHAAN ROTI UD. SHANIA BAKERY Nama : Ayu Purnamasari NPM : 29210613 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Susanti Usman, SE., MMSI Latar Belakang Masalah Biaya
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN LABA KOTOR
ANALISIS PERUBAHAN LABA KOTOR Analisis Laporan Keuangan Andri Helmi M, SE., MM. Pendahuluan Analisis perubahan laba kotor (gross profit) adalah suatu teknik analisa yang digunakan untuk menganalisis laporan
Lebih terperinciANALISIS SELISIH BIAYA BAHAN BAKU STANDAR DALAM PENGENDALIAN BIAYA PADA ARLINO CAKE & TART : SRI INDAH DWI LESTARI : 2A214430
ANALISIS SELISIH BIAYA BAHAN BAKU STANDAR DALAM PENGENDALIAN BIAYA PADA ARLINO CAKE & TART NAMA NPM JENJANG/JURUSAN DOSEN PEMBIMBING : SRI INDAH DWI LESTARI : 2A214430 : S1 / AKUNTANSI : Dr. LANA SULARTO.SE,MMSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perencanaan dan pengendalian operasional Dinas Pendapatan, Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak memberikan peran bagi para kepala
Lebih terperinciPerencanaan dan pengendalian Deskripsi Anggaran Anggaran merupakan rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan dan
Perencanaan dan pengendalian Deskripsi Anggaran Anggaran merupakan rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan dan merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengaruh Salah satu strategi pimpinan perusahaan dalam membuat usahanya menjadi produktif adalah akuntansi modern. Oleh karena itu, pimpinan perusahaan memerlukan
Lebih terperinciPENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SELISIH ANGGARAN (VARIANCE ANALYSIS) DAN INTERPRETASI TERHADAP HASIL-HASILNYA. Marhakim *) ABSTRAK
PENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SELISIH ANGGARAN (VARIANCE ANALYSIS) DAN INTERPRETASI TERHADAP HASIL-HASILNYA Marhakim *) ABSTRAK Salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan, baik pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang kaya akan objek wisata. Berbagai objek wisata yang dimiliki merupakan potensi negara yang perlu digali dan dikembangkan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang, khususnya di bidang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang, khususnya di bidang ekonomi memerlukan pengelolaan dan peningkatan yang lebih baik lagi agar dapat bersaing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (procurement), produksi (production), penyimpanan produk selesai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Perusahaan manufaktur mempunyai kegiatan pokok mengolah bahan mentah menjadi bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Kegiatan tersebut biasanya
Lebih terperinci