BAB I. KETERAMPILAN DASAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I. KETERAMPILAN DASAR"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Dalam pengantar ini penulis menyampaikan tentang hal-hal yang melatar belakangi penulis untuk menyusun artikel mengenai permainan tenis antara lain karena langkahnya pedoman praktis dalam permainan tenis terutama dalam edisi bahasa Indonesia, dan sebagian terbitan yang ada masih menggunaan pola permainan dengan paradigma lama yang sudah tidak lagi dipraktekan oleh pemain professional tingkat dunia saat ini. Kondisi ini menyulitkan para pemain pemula untuk mendapatkan sumber bacaan yang dapat mendukung peningkatan keterampilan, serta pengembangan prestasi. Selain itu rasa prihatin dari penulis terhadap pemain amatir yang berhenti menekuni olah raga tenis karena cedera yang dialaminya, sebagai akibat dari kesalahan dalam penyiapan fisik sebelum bermain tenis seperti pemanasan (warm-up) dan peregangan (stretching), juga kesalahan dalam teknik pukulan (stroke). Beberapa kendala di atas, menggugah penulis untuk menyusun artikel sederhana tentang permainan tenis, sehingga lebih mudah dicerna oleh para pembaca terutama para pemain pemula. Dengan terbitnya artikel mengenai Petunjuk Praktis Bermain Tenis ini diharapkan dapat membantu para praktisi di bidang tenis terutama pemain dan penikmat permainan tenis dalam meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan wawasan yang menjadi fundamental dari permainan tenis. Dalam artikel ini diulas mengenai elemen-elemen penting dalam permainan tenis yaitu keterampilan (skill), kebugaran (fitness), dan ketangguhan mental (mental toughness) untuk membangun kematangan teknis, kebugaran, sportifitas, dan psikologi dalam bermain single dan double demi merahi kesuksesan dalam bermain tenis. Dengan pengetahuan dan cara bermain yang benar diharapkan dapat menghemat energi dalam memukul, terhindar dari cedera, dan memungkinkan bermain tenis hingga lanjut usia dengan aman. Akhirnya penulis menyadari bahwa artikel ini masih jauh dari sempurna, sehingga saran perbaikan dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan artikel ini, dan diharapkan menjadi gagasan atau motivasi bagi penulis untuk menyusun artikel berikutnya. Semoga artikel ini bermanfaat sehingga menjadi catatan amal baik bagi penulis. Penulis 1

3 BAB I. KETERAMPILAN DASAR Pengembangan Keterampilan Tahap awal pembelajaran tenis adalah tahap eksplorasi, di mana seorang pemain pemula berusaha untuk mempelajari gerakan urutan yang benar dari semua keterampilan dasar misalnya forehand, backhand, volley, serve, lob, drop shot dan smash. Pada awal program latihan banyak kesalahan dilakukan, dan sering pukulan yang dilakukan tampak tidak sesuai keinginan. Dengan program latihan yang baik dan disiplin pemain dalam berlatih, maka kelemahan tersebut dapat diperbaiki dengan cepat. perbaikan cepat dapat dirasakan pada tahap berikutnya. Pemain mulai mampu memainkan stroke, lebih konsisten, seimbang dan mobil. Pada tahap lanjutan pemain dapat menerapkan semua keterampilan secara otomatis dan lebih berkonsentrasi pada penempatan pukulan, serta memiliki pukulan yang bervariasi dan teknik tipuan. Pemain yang efektik akan mampu menunjukkan permainan taktis, memiliki kebugaran, dan ketangguhan mental. Filosofi modul ini adalah CO-OPERATION yaitu CONTROL + FRIENDSHIP (CO-OPERATION) = SUCCESS. Gerakan dasar Posisi Siap (Ready position) Posisi siap adalah persiapan menjelang lawan melakukan pukulan ketika kita sedang bermain. Semakin cepat seorang pemain dapat bergerak atau bereaksi terhadap pukulan lawan maka akan semakin baik hasilnya. Pada prinsipnya ada tiga macam reaksi yang dapat dilakukan oleh seorang pemain, yaitu gerakan reaktif, gerakan aktif dan gerakan pro-aktif. Gerakan reaktif adalah gerakan atau rekasi yang dilakukan seorang pemain sesudah bola dipukul lawan. Sedangkan gerakan aktif adalah gerakan atau reaksi yang dilakukan pemain pada saat bola dipukul lawan. Selanjutnya, gerakan pro-aktif adalah gerakan yang dilakukan sebelum bola dipukul lawan. 2

4 Posisi siap/ready Position Selain berada di tempat yang tepat di lapangan, pemain harus siap untuk memukul pada saat diperlukan. (a) menempatkan raket dalam posisi sentral siap untuk bergerak baik di posisi forehand atau backhand. (b) kaki selebar bahu, berat badan sedikit ke depan siap untuk bergerak ke arah mana pun. (c) mata melihat bola sepanjang waktu untuk dapat memperkirakan terbang dan mentalnya bola. Gambar 1. Posisi siap (ready position) Cara bergerak (the way of moving) Sesudah melakukan split step, langkah awal sangat perlu untuk diperhatikan, baik itu langkah atau pergerakan kearah samping (side step), kearah belakang (back step) atau ke depan (forward step). Ada tiga macam gerak atau langkah dalam permainan tenis. Gerak yang pertama kita sebut gerak yang teratur (sequential side step), sedangkan gerakan kedua adalah gerak bebas (free step), ketiga adalah gerak gabungan (combination step). Pada gerakan yang teratur, apabila seorang pemain berdiri di tengah lapangan dan berada pada posisi siap, maka dengan dua kali langkah ke samping (side step), pada langkah ke tiga pemain sudah berada pada posisi siap pukul. Hal ini berlaku untuk bergerak ke arah posisi forehand maupun pergerakan ke arah posisi backhand. Jika pemain mampu bergerak dengan gerak teratur maka ia akan dengan mudah menutup lapangan single (single court). Pada gerak bebas dimana pemain berlari menuju ke arah bola, adalah pola gerak yang banyak dilakukan oleh para petenis. Pada pola gerak bebas sering terjadi pemain kelebihan langkah dalam melakukan posisi siap pukul (positioning), sehingga akan merugikan pemain dalam gerak selanjutnya ke posisi siap. Gerak kombinasi adalah gabungan dari gerak teratur dan gerak bebas. Pada dasarnya, setelah melakukan split step seorang pemain melakukan gerak side step terlebih dahulu, baru kemudian melakukan gerak berlari menuju bola. Hal ini dilakukan ketika pemain mendapat bolabola jatuh jauh pada posisi dimana pemain berada. 3

5 Posisi siap pukul (positioning) Lamanya bola terbang dari raket lawan meuju kita adalah waktu bagi kita untuk melakukan positioning. Jadi waktu positioning sangat tergantung pada cepat lambatnya bola dari raket lawan menuju ke posisi kita. Waktu tunggu bola yang cukup, selain dapat dipergunakan untuk mengontrol cara memukul, arah dan tujuan pukulan, juga dapat kita manfaatkan untuk men-set-up atau memprogram pukulan kita selanjutnya. Prinsip Dasar Tujuan permainan ini adalah untuk mengirim dan mengembalikan bola melewati net ke lapangan. Bola dikendalikan dengan mengontrol permukaan raket. Pemain berusaha agar permukaan raket bertemu bola pada sudut yang tepat untuk mengirim bola melewati net dan masuk ke lapangan. Dalam pemainan ini dua pemain berdiri dekat net berusaha menjaga bola menyeberangi net satu sama lain (lihat Gambar 2.). Pemain dapat memilih untuk memukul bola baik setelah atau sebelum memantul tetapi cobalah untuk bekerja sama dengan pasangan mereka. Pada tahap awal pelatih harus memastikan bahwa peraturan dan ukuran lapangan sesuai dengan tingkat perkembangan keterampilan pemain. Dengan semakin meningkatnya keterampilan pemain makan posisi pemain semakin menjauh dari net ke arah baseline. Gambar 2. Ilustrasi latihan dasar. 4

6 BAB II. GRIP DAN CARA MEMUKUL BOLA Grip Ada empat grip (pegangan) untuk melakukan pukulan/groundstroke yaitu barat (western), semi-barat (semi-western), timur (eastern), dan kontinental (continental). Grip western secara luas digunakan dalam dua dekade pertama abad ke-20. Bill Johnston pemain tenis era 1920-an dianggap oleh banyak orang memiliki forehand terbaik sepanjang masa, stroke dengan memukul setinggi bahu menggunakan western grip. Sedikit pemain top menggunakan western grip setelah tahun 1920-an, karena banyak dari mereka pindah ke eastern dan continental, tetapi pada akhir abad ke-20, ketika teknik pukulan dan peralatan berkembang secara radikal, forehand dengan grip western kembali populer dan sekarang digunakan oleh banyak pemain modern, bahkan beberapa orang menganggap sebagai grip ekstrim atau radikal. Maksimum topspin dapat dihasilkan dengan grip western, dan memberikan dampak yang luar terutama pada pemain tenis tanah liat, seperti Rafael Nadal. GRIP FOREHAND Eastern Western Semi-Western Continental Sumber Anne Pankhurst Gambar 3. Tipe pegangan raket (grip) Grip semi-western juga banyak digunakan sekarang, dan populer bagi pemain yang ingin memukul cukup banyak topspin. Banyak pemula mulai dengan grip eastern karena merasa nyaman. Grip eastern sering digambarkan sebagai berjabat tangan dengan raket. Memukul forehand dengan grip eastern dapat memiliki topspin atau backspin yang baik, tangan mencengkeram bidang yang sama dengan raket, dan dengan demikian agak mudah dimiringkan untuk pukulan topspin atau ke bawah 5

7 untuk pukulan backspin. Grip continental memiliki keuntungan untuk semua jenis pukulan/stroke serve, volley, forehand, dan backhand, tanpa harus melakukan pergeseran di tangan, seperti pada grip yang lain. Grip continental sangat cocok untuk memukul bola rendah. GRIP BACKHAND Satu tangan Dua tangan (tangan bagian bawah di posisi backhand) Sumber Anne Pankhurst Gambar 4. Tipe pegangan raket (grip) backhand Dua tangan (tangan bagian bawah di posisi forehand) Dalam rangka memukul bola dari belakang lapangan, melewati net ke bagian belakang lapangan lawan, kepala raket diayunkan ke bola di tempat yang tepat. Raket harus dipegang dengan nyaman sehingga grip yang digunakan pemain harus dipertimbangkan (Gambar 5) Jika tidak ada cukup ruang untuk jari telunjuk Kita, grip terlalu kecil. Jika ada ruang antara jari dan telapak tangan, grip terlalu besar. Grip yang terlalu kecil membutuhkan lebih banyak kekuatan otot untuk menjaga raket melilit di tangan Kita. Penggunaan berkepanjangan pegangan yang terlalu kecil dapat berkontribusi terhadap masalah siku tenis/tennis elbow problems. Grip yang terlalu besar menghambat snap pergelangan saat serve, membuat perubahan grip lebih sulit dan juga membutuhkan lebih banyak kekuatan otot. Penggunaan berkepanjangan pegangan yang terlalu besar dapat juga berkontribusi terhadap masalah siku tenis/tennis elbow problems. Gambar 5. Ukuran pegangan raket (grip) 6

8 Forehand Forehand, pukulan yang paling dasar dan paling mudah diajarkan dalam tenis. Forehand sendiri adalah pukulan yang ayunannya dari belakang badan menuju depan dan bagian depan raket atau telapak tangan kita berhadapan dengan bola. Pukulan ini biasanya selalu digunakan sebagai senjata utama pemain karena pukulan forehand biasanya lebih keras dari pukulan backhand. Ada dua grip (pegangan) forehand di tenis yang paling umum yaitu Eastern dan Semi-Western. Penggunaan dari permukaan raket dan grip yang tepat akan menghasilkan groundstroke yang kuat. Hal paling utama untuk dapat memukul forehand dengan baik adalah kita sudah harus menunggu bola jatuh, sehingga mempermudah kita untuk melakukan pukulan. Setelah kita ada pada posisi siap pukul, yang pertama perlu diperhatikan adalah gerakan backswing (Gambar 6) Tahapan pergerakan Sumber Barron s Gambar 6. Rangkaian melakukan pukulan forehand Pergerakan badan menuju arah bola dan kita telah menentukan tepatnya zona bola akan dipukul. Zona yang baik untuk memukul dengan grip continental atau eastern adalah pada daerah di depan badan, di daerah sekitar bawah perut. Tahapan pergerakan forehand adalah dari posisi siap (1) Kemudian raket diayunkan ke belakang bersamaan dengan rotasi bahu tangan yang tidak memegang raket ke depan. Kaki kiri maju ke depan dan badan tegak lurus terhadap garis baseline atau net untuk melakukan closed stance. Tarik raket ke belakang (2-5) Membuat koneksi halus antara backswing dan ayunan kedepan, melangkah untuk memukul(6-7) 7

9 Ketika bola telah masuk pada zona pukulan yang dikehendaki, raket diayunkan ke depan menuju titik kontak antara bola dengan raket, diusahakan bola berada pada sweetspot dari raket untuk kesempurnaan dari pukulan tersebut. Swing raket dari rendah ke tinggi. Setelah terjadi kontak maka kita melakukan ayunan lanjutan (follow through) dengan cara raket tetap diayunkan hingga melintasi badan kita ke arah kira-kira jam 11 (8-12), Kembali ke posisi siap (1) Pemain pemula disarankan mempelajari pukulan forehand dengan gerakan yang sederhana terlebih dahulu dengan ayunan yang klasik dan memakai grip continental atau eastern. Apabila pemain telah dapat menguasai pukulan ini dengan baik, dan dapat memukul bola melewati net dengan konsisten, selanjutnya dapat bereksperimen dengan mencoba grip lain seperti semi-western atau western. Umumnya seiring dengan perkembangan pemain dalam melakukan pukulan, maka footwork pemain juga semakin baik sehingga menungkinkan untuk mencoba pukulan dengan grip yang lain. Forehand top Spin Pukulan topspin banyak dipakai pemain tipe baseliner, demikian juga dengan petenis yang bermain di lapangan gravel (clay court). Pemilihan jenis pukulan topspin disebabkan lapangan gravel merupakan lapangan jenis lambat. Orang yang bermain dengan topspin, biasanya lebih mengutamakan kontrol dibanding penggunaan kecepatan pukulan (speed) dan tenaga pukul (power). Bermain topspin berarti bermain dengan konsistensi dan akurasi pukulan sebagai senjata utama, selain itu permainan ini menguji tingkat ketelatenan dan kesabaran. Sumber Anne Pankhurst Gambar 7a. Rangkaian melakukan pukulan forehand top spin 8

10 Gambar 7b. Tahapan pergerakan forehand top spin Forehand drive/flat Perbedaan utama pukulan ini dengan topspin terlihat dari cara backswing dan ayunan ke depan (forward swing). Kalau dalam topspin gerakan backswing diawali dari bawah, maka drive maupun flat dilakukan hampir mendatar. Backswing disini cenderung lebih tinggi posisi dibanding topspin, yaitu setinggi pinggang atau setinggi bahu. Ayunan depan hampir mendatar dengan posisi raket menutup. Follow through sama seperti topspin, berakhir dengan posisi seperti menyikut muka lawan. Jenis pukulan ini yang sekarang berkembang dan dipakai oleh banyak pemain, karena dengan jenis pukulan ini tipe speed and power game dimainkan. Gambar 8. Tahapan pergerakan forehand drive 9

11 Backhand Sama halnya dengan forehand, setiap pemain harus memiliki backhand yang baik dan solid. Perbedaan utamanya terletak pada posisi pukulnya saja, tetapi caranya sama. Kalau dalam forehand kita memukul dengan bagian depan tangan (fore of the hand), sedangkan dalam backhand kita memukul dengan bagian belakang tangan (back of the hand). Cara backswing dan impact point-nya sama, kecuali follow through, karena tidak mungkin tangan ditekuk seperti forehand, jadi otomatis berakhir dengan posisi tangan lurus (kecuali pukulan backhand dengan dua tangan). Sumber Barron s Gambar 9a. Rangkaian melakukan pukulan backhand Backhand topspin Pada prinsipnya, gerakan backhand topspin tidak berbeda dengan forehand. Diawali dengan backswing dari bawah, posisi permukaan raket sedikit ditutup dan diakhiri dengan follow through lurus di atas bahu. Dalam backswing pun sama, jangan melewati sudut 90 derajad dari posisi pukul. Lakukan perkenaan (impact point) di depan badan dan ayunan lanjutan (follow through) berakhir dengan posisi pegangan raket di atas bahu. Untuk dapat menimbulkan tenaga pukul, gunakan juga putaran bahu dan pinggang, selain menggunakan ayunan tangan, pegangan harus kokoh pada waktu impact point. Yang paling penting adalah lakukan pemukulan dengan target kurang lebih satu meter di atas net, karena dengan adanya putaran bola maka bola tidak akan keluar, justru bagus jatuhnya di daerah belakang lapangan lawan. Banyak tidaknya putaran bola tergantung dari sudut pukulan. Semakin tinggi sudutnya (semakin 10

12 vertikal), semakin banyak spin yang didapat. Tetapi jika sudut horisontalnya lebih lebar, maka spin menjadi semakin sedikit. Gambar 9. Tahapan pergerakan backhand top spin Untuk melakukan backhand top spin, pegangan dirubah menuju grip backhand, khususnya untuk yang memakai satu tangan. Sedang yang memakai dua tangan (double handed backhand) grip forehand tinggal ditambah pegangan dengan tangan kiri, kemudian merapatkan posisi tangan kanan dan kiri. Backhand drive Setelah kita melakukan split step dan mengadakan penyesuaian langkah ke posisi pukul backhand, lakukan backswing sebatas pinggang atau lebih sedikit, tetapi jangan melebihi bahu. Lakukan ayunan ke depan, tidak terlalu datar, tetapi sedikit condong ke atas. Lakukan perkenaan di depan badan dengan posisi permukaan raket sedikit tertutup, dan akhiri dengan gerakan follow through di atas bahu. Tahapan pergerakan dapat dilihat pada Gambar 10. Sumber Anne Pankhurst Gambar 10. Tahapan pergerakan backhand drive Drive dilakukan sebatas pinggang atau lebih tinggi sedikit, tetapi topspin dilakukan pada posisi lebih ke bawah. Pada drive ini lebih baik kalau kita menjemput bola. 11

13 Artinya bola dipukul pada waktu memantul ke atas (on the rise) atau memukul bola pada saat mencapai puncak pantulan (on the top). Backhand Slice Slice dilakukan pada semua kecepatan bola, artinya dapat dilakukan pada kecepatan bola lambat (after the top), saat di puncak pantulan (on the top) atau memantul ke atas (on the rise). Tentu saja jenis pukulan slice pada kecepatan bola on the rise yang paling bagus, seperti dilakukan ole Steffi Graf. Lakukan backswing dari atas bahu, posisi raket terbuka, tekan ke depan dengan susut kemiringan + 45 derajad. Lakukan perkenaan di depan badan, akhiri dengan follow through setinggi bahu (sudut pukulan dapat berubah sesuai dengan tinggi rendahnya bola). Sumber Anne Pankhurst Gambar 10a. Tahapan pergerakan backhand slice (tangan kiri) Volley Gambar 10b. Tahapan pergerakan backhand slice (tangan kanan) Volley dalam tenis adalah pukulan yang dilakukan sebelum bola memantul di tanah. Umumnya seorang pemain memukul volley sambil berdiri di dekat net, walaupun kadang dilakukan lebih jauh ke belakang, di tengah lapangan tenis atau bahkan di dekat baseline. Tujuan utama dari volley adalah menuju ke posisi ofensif, 12

14 memotong waktu reaksi lawan. Lawan akan memiliki lebih sedikit waktu untuk memburu bola dari volley. Melalui pukulan volley seorang pemain menghilangkan kemungkinan pantulan yang buruk dari permukaan yang tidak rata seperti yang terdapat di beberapa lapangan rumput dan tanah liat. Untuk mempercepat permainan para pemain biasanya maju ke depan mendekati net melakukan volley. Ketika sedang dekat net, pemain yang melakukan pukulan volley memiliki pilihan yang lebih luas sudut untuk memukul ke lapangan lawan. Pemain yang melakukan pukulan volley harus memiliki reflek yang cepat untuk membuat pukulan, dan membutuhkan koordinasi mata-tangan yang baik. Pemain yang melakukan pukulan volley juga harus siap menerima pukulan lob dari lawan. Melatih volley yang baik sama pentingnya dengan melatih groundstroke, serve, return serve dan pukulan lainnya. Setiap pukulan dapat sangat berarti bagi pemain jika mereka menggunakan pukulan-pukulan itu dengan tepat dan benar untuk mendapatkan poin dalam suatu pertandingan. Ilustrasi berikut menunjukkan forehand dan backhand volley secara berurutan. Pukulan forehand volley (eastern grip) dapat dilihat pada Gambar 11. Sumber Anne Pankhurst Gambar 11. Tahapan pergerakan forehand volley Tahapan pergerakan Mulai dari posisi siap (1), persiapan lebih awal. Ambil backswing pendek (2) Level kontak bola dengan kaki depan pada jarak yang nyaman jauh dari tubuh dengan lengan sedikit ditekuk (3), melangkah untuk memukul pukulkan raket ke bola - tidak ada ayunan lanjutan (4) Menjaga keseimbangan, kembali ke posisi siap (1) 13

15 Pukulan setengah volley (half volley) dalam tenis adalah pukulan yang dilakukan segera setelah bola memantul. Pemain yang memukul setengah volley seharusnya tidak mengambil backswing penuh, tapi harus tetap follow through. Grip untuk memukul adalah standar continental. Setengah pukulan adalah pukulan yang sulit untuk dilakukan, sering pemain memukul setengah volley hanya ketika dipaksa oleh lawan atau posisi terdesak. Namun, beberapa profesional seperti Pete Sampras memiliki pukulan setengah volley luar biasa yang dapat digunakan sebagai senjata. Tahapan pukulan backhand volley seperti pada forehand volley dapat dilihat pada Gambar 12 Sumber Anne Pankhurst Gambar 12. Tahapan pergerakan backhand volley (a) Jarak ideal panjangnya lengan tangan (b) Jarak ideal di depan badan Gambar 13. Posisi bola pada forehand dan backhand volley 14

16 Serve Bagi para pemula, serve adalah awal dari permainan, tetapi bagi pemain professional, serve bisa menjadi senjata yang mematikan. Saat ini para pemain berusaha untuk melakukan serve sekeras-kerasnya, karena bagi mereka serve bisa langsung mendapatkan poin, melalui ace serve. Seorang pemain memulai serve dengan melemparkan bola ke udara dan memukul (biasanya di dekat titik tertinggi lemparan) ke dalam kotak serve lawan secara diagonal tanpa menyentuh jaring. Biasanya serve para pemain di atas kepala, tapi serve dengan tangan dibawah bahu, meskipun tidak umum, diperbolehkan. Setelah melakukan pukulan serve seorang pemain harus dapat memanfaatkan waktu untuk bereaksi terhadap pukulan lawan (return serve). Sumber Anne Pankhurst Gambar 14a. Tahapan pergerakan serve (tampak samping) Gambar 14b. Tahapan pergerakan serve (tampak depan) Serve merupakan pukulan yang lebih sulit untuk seorang pemula, tetapi begitu menguasai akan mendapat keuntungan yang cukup besar. Pemain yang sudah mahir dapat melakukan serve dalam berbagai cara, dan sering menggunakannya sebagai senjata menyerang (ofensif) untuk memperoleh poin. Karena itu, pemain profesional diharapkan dapat memenangkan sebagian besar permainan serve mereka, dan 15

17 kemampuan untuk mematahkan serve lawan memiliki peran penting dalam sebuah pertandingan. Sebuah serve dinyatakan syah ketika bola mendarat pada posisi silang/diagonal dari kotak serve, jika bola mendarat di luar kotak tersebut dianggap suatu kesalahan. Jika dua kesalahan apapun yang diberikan pada suatu poin, itu adalah kesalahan ganda dan poin diberikan kepada penerima. Sebuah kesalahan kaki terjadi ketika kaki server (pemain yang melakukan serve) masuk ke posisi ilegal sementara serve. Kaki server tidak boleh menyentuh dasar atau garis tengah sampai bola dipukul. Berlari atau berjalan sementara serve tidak diperbolehkan. Serve dan return serve Aturan tidak membeda-bedakan antara serve pertama dan kedua. Namun, taktik yang digunakan adalah berbeda. Serve pertama bersifat menyerang dengan kekuatan maksimum, keterampilan, dan gerakan tipuan pemain dengan tujuan memenangkan poin secara langsung atau pada stroke berikutnya, dengan memaksa para penerima ke dalam posisi yang tidak menguntungkan. Serve kedua biasanya lebih konservatif untuk menghindari kesalahan ganda, dan biasanya memukul dengan kekuatan lebih kecil atau kurva yang lebih tinggi. Permainan tenis sebenarnya diawali oleh dua macam pukulan. Yang pertama adalah serve, bagi pemain yang memulai permainan dan return serve bagi yang mengembalikan bola. Pengembalian serve (return serve) adalah pukulan yang sama dengan pukulan grounstroke biasa, bedanya tekanan yang terjadi pada return serve sangat besar. Pemain penerima serve harus dapat mengembalikan bola, apabila return serve gagal, artinya permainan rally tidak mungkin berlangsung. Lob Sebuah lob dalam tenis adalah memukul bola tinggi dan jauh ke lapangan lawan. Dapat digunakan sebagai senjata ofensif atau defensif, tergantung pada situasi. Lob dilakukan ketika lawan berdiri di dekat net, menunggu untuk voli. Bola harus melambung di atas lawan dan masuk ke lapangan yang terbuka di belakangnya. Jika kita melihat lawan di depan net, ada dua cara untuk mengatasinya yaitu dengan melakukan passing-shot atau lob. Cara yang biasa dilakukan oleh pemain untuk 16

18 melakukan lob yaitu dengan membuka permukaan raket dan mengangkat bola dari bawah dengan smoothly (lembut). Sumber Anne Pankhurst Gambar 15a. Tahapan pergerakan forehand lob Hal yang penting dilakukan buka wajah raket di depan ayunan untuk mengangkat bola ayunan lanjutan (follow through) yang tinggi badan condong dan bergerak maju Gunakan gerakan tipuan untuk mengecoh lawan Tekan bola ke posisi baseline untuk memberikan efek terbesar Bergerak ke net mengikuti lob yang sukses Lob yang baik Lob yang buruk Gambar 15b. Kurva pergerakan bola pada forehand lob Drop Shot Salah satu senjata yang paling berguna setelah melakukan rally-rally panjang dalam permainan tenis adalah dropshot. Sebuah drop shot dalam tenis adalah mengiris (slicing), menempatkan backspin pada bola hanya melewati net. Drop shot yang baik berjalan sedemikian rupa sehingga lawan tidak dapat berlari cukup cepat untuk mengambilnya. Drop shot yang baik memerlukan sentuhan (tauch) besar. Bola harus 17

19 memantul rendah dan dekat net, kadang-kadang menggunakan underspin (atau backspin). Seringkali jika backspin cukup besar, yang memantul dari bola akan lebih singkat, dan dalam beberapa kasus yang ekstrim bahkan akan menyebabkan bola memantul kembali ke arah net. Meskipun jenis pukulan ini baik, tetapi jangan terlalu banyak dilakukan., karena jika pelaksanaannya tidak sempurna dapat berakibat fatal, yaitu kehilangan poin gara-gara dropshot yang terlalu tinggi. Dalam prakteknya, dropshot dilakukan dengan pukulan slice yang ditahan follow through-nya dan touch menjadi kunci utamanya. Sumber Anne Pankhurst Gambar 16a. Tahapan pergerakan forehand drop-shot Gambar 16b. Posisi badan pada forehand drop-shot Hal yang harus diperhatikan mengurangi kecepatan pukulan bola harus jatuh hanya melewati net gerakan tipuan adalah penting untuk memastikan lawan tidak cukup waktu untuk membaca pukulan 18

20 Gambar 16c. Tahapan pergerakan backhand drop-shot Smash Sebuah smash dalam tenis adalah pukulan di atas kepala dengan gerak seperti serve. Smash biasanya memukul dengan kekuatan besar dan sering kali berakhir dengan poin. Kebanyakan smash dilakukan cukup dekat net atau pada pertengahan lapangan sebelum bola memantul. Umumnya smash dilakukan sebagai respon terhadap lobs yang dilakukan lawan belum cukup tinggi atau dalam. Seorang pemain juga dapat melakukan smash pada bola yang sangat tinggi dari baseline, pada saat setelah memantul, meskipun sering kali smash-nya kurang kuat. Sumber Anne Pankhurst Gambar 17. Tahapan pergerakan Smash Hal-hal yang perlu diperhatikan pemain perlu untuk menyesuaikan posisi mereka sampai bola di posisi yang tepat pemain harus menggunakan lengan untuk menjaga keseimbangan pemain harus memukul bola di ketinggian penuh bola diusahakan dengan sudut sangat miring ke baseline pemain tidak boleh kehilangan kontrol disebabkan smash yang terlalu keras 19

21 Jimmy Connors menciptakan dan mempopulerkan skyhook, sebuah versi smash overhead menggunakan grip eastern untuk memukul bola jauh di belakang tubuh daripada yang dapat dilakukan dengan sebuah smash overhead tradisional. Pete Sampras mempopulerkan smash melompat, di mana ia melompat dan kemudian menabrak bola pada saat melambung di udara. Smashing biasa dipukul bersama dengan gaya gravitasi ke bawah, membuat jenis pukulan ini hampir tidak dapat dipatahkan. Pukulan gaya sperti ini sering juga disebut slam dunk, seperti dalam basket. Saat ini, smash gaya ini banyak dipraktekan oleh pemain-pemain profesional seperti Roger Federer, Rafael Nadal, Andy Roddick, Jo-Wilfried Tsonga dan Andre Agassi yang terbukti memiliki smash paling konsisten dan efektif. Martina Hingis sering menggunakan smash slice yang kurang kuat tetapi sangat efektif. Gambar 17b. Posisi badan pada saat smash (tampak samping dan depan) BAB III. PERMAINAN Dasar posisi lapangan. Posisi dasar untuk permainan single harus sering dipraktekkan sebagai bagian dari proses latihan. Dasar posisi untuk bermain single disajikan pada Gambar 18. Posisi yang melakukan serve (server) sedekat mungkin dengan pusat untuk menutupi kembali ke kedua sisi. Posisi penerima serve (reciever) pada atau di belakang baseline sehingga mereka dapat menutupi kedua sisi forehand atau backhand. Posisi penggalangan dilakukan segera setelah serve dan pengembalian serve selesai. 20

22 'X1' pada posisi reli groundstroke - sebagian besar defensif karena berada di bagian belakang lapangan. 'X2' yang posisi volley- posisi penyerang. Sumber Anne Pankhurst Gambar 18. Posisi dasar untuk single Sedang posisi dasar untuk double dapat dilihat pada Gambar 19. Sumber Anne Pankhurst Gambar 19. Posisi dasar untuk double Posisi dasar untuk double posisi server 'X1' - lebih ke arah sisi lebar garis untuk menutup pengembalian lebar. mitra server 'X2' - dalam posisi menyerang dan menutupi pengembalian garis lurus (ke "tramlines") Penerima 'Y1' pada dasarnya seperti dalam single. Penerima mitra 'Y2' - pada garis serve, siap untuk bergerak untuk menyerang atau bertahan, tergantung pada pengembalian dari penerima. Posisi penggalangan yang tepat dilakukan segera setelah serve dan pengembalian serve selesai. Pada permainan tenis double, kedua pasangan harus berdampingan sesegera mungkin seperti yang diperlihatkan pada Gambar 20. Salah satu pasangan 'X1' posisi rally 21

23 groundstroke pada atau di belakang garis/baseline (posisi defensif) atau di 'X2' posisi volley (posisi menyerang) a. X1baseline/defensif; X2 volley/ofensif b. perpindahan defensif ke ofensif Sumber Anne Pankhurst Gambar 20. Posisi rally pada double Mengembangkan permainan Setelah pemain menguasai teknik memukul, teknik bergerak (footwork) dengan baik serta mampu menguasai lapangan. Maka dalam teknik bermainnya harus mampu mengarahkan setiap pukulannya sesuai dengan target yang ingin dicapai (akurasi pukulan). Untuk dapat mengarahkan pukulan dengan baik dan akurat, maka diperlukan kemampuan dalam membaca daerah pertahanan lawan dengan baik, artinya mampu mengontrol posisi lawan. Dengan mampu mengetahui posisi lawan, kita akan tahu daerah lawan yang kosong sehingga dapat mengarahkan pukulan ke daerah yang kosong tersebut (Gambar 21). Gambar 21. Area rawan saat permainan rally pada single 22

24 Sumber Anne Pankhurst Gambar 22. Area rawan saat permainan rally pada double Macam pukulan Memukul dalam permainan tenis pada prinsipnya dibagi menjadi tiga kategori 1. pukulan bertahan (defend) 2. pukulan menyerang (attacking) 3. pukulan membunuh (killing) Pukulan bertahan banyak dilakukan dari bagian belakang lapangan (baseline). Ketika seorang pemain mendapat serangan dari lawan, tindakan yang pertama dilakukan adalah melakukan pertahanan (defensif). Pukulan bertahan dimasa lalu dikenal dengan sebutan keep the ball in play atau menjaga bola tetap dalam permainan. Biasanya pemain dalam keadaan bertahan akan mencoba memukul bola panjang ke daerah belakang lawan dan jenis pukulan cenderung topspin. Tujuan utama pukulan bertahan adalah sebagai penetrasi, jika penetrasi berhasil artinya pemain akan memposisikan diri baik pada posisi netral saat lawan melakukan pukulan selanjutnya. Untuk dapat membedakan antara pukulan menyerang dan pukulan bukan menyerang biasanya dilihat berdasarkan daerah pukul, jika pukulan dilakukan di daerah belakang lapangan (baseline) maka pukulan itu termasuk pukulan membangun serangan, sedang jika pukulan dilakukan di daerah tengah lapangan maka pukulan itu termasuk jenis pukulan menyerang. Target utama pukulan menyerang adalah untuk mempersulit lawan. Diantara ketiga jenis pukulan, pukulan membunuh adalah pukulan yang paling mudah. Karena pukulan ini biasanya dilakukan pasa saat lawan sudah dalam keadaan 23

25 terjepit atau lawan melakukan pengembalian bola tanggung yang mudah dimatikan. Mengenai cara dan jenis pukulan ditentukan oleh situasi pada saat itu, jika berada di depan net otomatis berupa killing volley sedangkan kalau bola tinggi datangnya maka berupa overhead smash, sedangkan untuk bola yang jatuh ditengah lapangan dilakukan groundstroke (killing shot). Dalam melaksanakan eksekusi harus tetap konsentrasi dan jangan terburu-buru untuk menghindari kesalahan yang tidak perlu (unforced error). Konsep Spin Spin memiliki dua efek pada bola Mengubah arah lambungnya bola. mengubah pantulan Kedua efek ini yang membuat penerima lebih sulit mengantisipasi dan mengembalikan bola. Sangat penting bahwa siswa memahami konsep spin, berbagai jenis spin dan dapat diterapkan dalam situasi latihan (lihat Gambar 2.2). Sumber Anne Pankhurst Gambar 23. Rotasi dan arah pergerakan bola pada saat top spin back spin dan side spin Topspin adalah pukulan dimana bola menggelinding seolah-olah berputar dalam arah yang sama seperti yang bergerak. Topspin pada pukulan menanamkan gaya ke bawah yang menyebabkan bola turun, karena interaksinya dengan udara. Hal ini dapat dihasilkan dengan memukul bola dengan ayunan up-and-forward, dengan raket menghadap ke bawah. Pukulan topspin adalah kebalikan dari slice; topspin itu sendiri adalah kebalikan dari backspin (Gambar 23 dan 24). 24

26 Sumber Anne Pankhurst Gambar 24. Pergerakan bola pada saat top spin dan slice Taktik bermain single Taktik yang diterapkan dalam permainan single adalah bagaimana mengekploitasi kelemahan lawan. Dengan menggunakan berbagai penempatan bola untuk mencari titik lemah dan menggunakan groundstrokes untuk (1) menemukan kelemahan lawan. (2) berapa banyak poin dapat dimenangkan dengan memanfaatkan kelemahan ini? (3)berapa banyak poin yang kehilangan ketika kelemahan pemain dieksploitasi? Mengapa dan mana? Apakah kelemahan selalu di posisi yang pemain harapkan? (mungkin backhand.) Apakah kelemahan selalu pada stroke? Mungkinkah mereka menjadi miskin taktik, misalnya; seorang lawan mungkin tidak kembali ke posisi sentral di lapangan antara pengambilan pukulan dalam rally. Apakah kelemahan yang disebabkan oleh gaya permainan tertentu? Contoh lawan dengan backhand dua tangan mungkin mengalami kesulitan dalam menjangkau bola yang lebar. Lawan menggunakan western forehand grip sulit untuk memukul bola memantul rendah. Bagaimana Apakah kita bisa mengatasi kelemahan pribadi? Bagaimana kita membuat lebih mudah untuk menyerang kelemahan lawan. Mencari poin di permainan tunggal 1. Konsistensi 2. Memukul bola menjauh dari lawan 25

27 3. Berada dalam posisi yang tepat pada saat yang tepat 4. "Membaca" permainan Taktik bermain ganda Taktik yang diterapkan dalam permainan ganda adalah bergerak ke net sebagai sebuah tim. Apa? Adopsi dari strategi menyerang yang akan mengurangi waktu reaksi lawan, dan memberikan kesempatan pemain di net untuk menggunakan sudut tambahan dan "meletakkan bola jauh dari jangkauan lawan". Bagaimana? (1) Pada saat lawan di baseline memukul mendalam hit deep. (2) Pada saat lawan di net memukul lambung overhead kemudian menyerang balik mereka. Pemain rally dengan tujuan menjadi tim pertama untuk mendapatkan posisi di net. Mengapa dan mana? Bola macam apa dari lawan memungkinkan mereka untuk bergerak ke net? Bola yang lebih pendek/lebih lembut. Dibutuhkan kerja sama dengan mitra. Alasan keuntungan dari posisi di net mereka dapat memukul volley bola ke bawah; mengurangi waktu reaksi lawan, serta membuat lawan di bawah tekanan karena mereka harus menerima pukulan sulit. Pada saat lawan melakukan lob, keduanya lari ke belakang, memutuskan siapa yang mengejar lob. Dengan menggunakan taktik ini dalam ganda merupakan kebutuhan untuk menguasai net. Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa tempat memukul bola ke lapangan lawan akan sangat menentukan pengembalian lawan. Daerah sasaran untuk memukul bola disajikan pada Gambar 25. Sumber Anne Pankhurst Gambar 25. Daerah sasaran memukul bola 26

28 Taktik baik permainan tunggal dan ganda dapat dikembangkan dengan menerapkan Exploit daerah lapangan yang berbeda kedalaman, melebar, menyudut. Bermain dengan kekuatan serve dan volley, serta konsistensi baseline Khusus untuk ganda menutupi net secara bersama-sama permainan dengan serve wining Ada dua pertimbangan taktis lebih lanjut yang harus dipertimbangkan gaya permainan Faktor-faktor lingkungan Gaya permainan Selalu bermain dengan kekuatan sendiri Adaptasi diperlukan untuk menghadapi kekuatan lawan Faktor-faktor lingkungan permukaan lapangan kondisi cuaca Pelatih harus menciptakan kondisi permainan dan latihan keterampilan untuk simulasi kondisi tertentu yang kemungkinan dihadapi pada saat bertanding. Memukul dengan spin dan penggunaan variasi stroke. Dasar Tenis stroke dapat dikembangkan dalam dua cara Dengan mengubah cara permukaan raket memukul bola, sehingga menimbulkan putaran, yang membuat bola berperilaku berbeda Dengan mengubah arah ayunan raket, untuk menghasilkan pukulan seperti lob, drop shot dan smash Mencari poin di permainan ganda tergantung kemampuan untuk 1. melakukan cross court rally 2. mendekati net dan volley 3. melakukan serve dan volley secara terkontrol 4. bergerak dari bertahan di garis belakang ke posisi kembali menyerang di net. 27

29 Peraturan permainan Tenis dapat dimainkan sebagai kontes individu antara dua pemain atau permainan tim antara dua pasang pemain. Setiap pertandingan terdiri dari serangkaian poin yang membentuk suatu game; sejumlah game akan membentuk suatu set, dan akhirnya jumlah set akan membentuk suatu match. Kejuaraan tenis profesional pria utama dimainkan dengan dasar lima set terbaik (the best of five sets basis); sedang untuk wanita dengan dasar tiga set terbaik (the best of three sets basis). Kategori game Game dapat dimainkan baik sebagai tunggal atau ganda, dan dibagi menjadi beberapa kategori berikut Tunggal dan ganda pria dan wanita Ganda Campuran Ini adalah kategori turnamen resmi, tapi di tingkat akademi tidak ada keharusan untuk mematuhi secara ketat seperti pada turnamen internasional. Skor Sistem penilaian dalam tenis dibagi menjadi poin, game dan set. Untuk memenangkan permainan pemain harus menang 4 poin dengan margin 2 poin di atas lawan. Dalam hal kedua pemain memiliki 3 poin, bermain terus sampai salah satu pemain telah memenangkan 2 poin berturut-turut. Pemain pertama yang memenangkan enam pertandingan berarti memenangkan set. Pada saat nilai kedua pemain mencapai 6 game sama berlaku tie-break.. Skor disebut sebagai 1. poin pertama poin kedua poin ketiga 40 Jika kedua pemain memiliki 3 poin skor disebut sebagai jus deuce, dengan poin kemenangan berikutnya disebut sebagai keuntungan server atau keuntungan penerima. 28

30 Jika pemain yang sama menang pada poin berikutnya mereka memenangkan game. Jika lawan yang menang skor kembali ke Deuce. Tie break Dalam hal berkepanjangan set di mana skor mencapai enam game sama, tie-break mulai berlaku. Dalam tie-break pemain atau pasangan yang menang 7 poin (dengan 2 poin margin) memenangkan tie-break dan set. Tie-break adalah nilai numerik (mis. 1, 2, 3, dan bukan 15, 30, 40) dan skor set akan dicatat sebagai 7-6. BAB IV. FUNDAMENTAL TENIS Physical Conditioning Tiga elemen yang bergabung untuk menghasilkan petenis yang paling efektif yaitu keterampilan (skill), kebugaran (fitness), dan ketangguhan mental (mental toughness) dirangkum dalam pie-chart (Gambar 26). Untuk mencapai potensi penuh seorang pemain harus menyadari ketiga persyaratan tersebut karena Tanpa keterampilan mereka tidak bisa bermain. Tanpa kebugaran mereka tidak dapat bertahan atau menutup lapangan untuk mencapai semua pukulan lawan. Tanpa ketangguhan mental mereka tidak bisa menang. Kriteria yang harus dimiliki oleh seorang pemain tenis yaitu teknik memukul yang bagus kondisi positioning dan ready position yang baik footwork tang prima memiliki court coverage yang baik memiliki taktik dan strategi yang jitu mampu membaca permainan lawan kondisi fisik/kebugaran yang prima memiliki mentalitas tangguh Sebelumnya sebagian besar pemain profesional mempersiapkan turnamen hanya dengan bermain tenis. Kebanyakan sekarang menyadari bahwa kebugaran fisik dan 29

31 makan diet seimbang memungkinkan mereka mencapai potensi sepenuhnya. Program pelatihan fisik dan mental memainkan peranan penting dalam pendidikan tenis. a. Tiga elemen b. Komponen spesifik Sumber Anne Pankhurst Gambar 26. Tiga elemen untuk menghasilkan petenis paling efektif; dan komponen spesifik dalam tenis Pemanasan dan peregangan Pemanasan (warm-up) dan peregangan (stretching) sangat penting untuk dilakukan sebelum berlatih atau berolahraga pada umumnya. Keduanya dapat berguna untuk memperbaiki performa, mencegah resiko cedera, melenturkan otot tubuh, bahkan hingga pencegahan penyakit-penyakit yang berkaitan dengan tulang (orthopedic). Sebenarnya terdapat perbedaan mendasar antara pemanasan dengan peregangan. Meskipun pemanasan sama sekali tidak sama dengan peregangan namun keduanya dapat saling meningkatkan manfaatnya masing-masing. Pemanasan dilakukan sebagai persiapan sebelum berlatih, berolahraga dan beraktivitas. Pemanasan menjadi semakin penting ketika usia bertambah, apalagi jika menderita cedera atau penyakit orthopedic lainnya. Pemanasan biasanya diselesaikan dengan kondisi tubuh sedikit berkeringat. Kondisi tersebut akan menaikkan temperatur tubuh sehingga jaringan otot-otot tubuh akan menjadi lebih elastis dan lentur akibatnya dapat mengurangi resiko cedera, keseleo atau kram otot. Otot-otot dan tendon (urat-urat daging) mempunyai sifat viscoelasticity. Maksudnya adalah otot dan tendon akan bereaksi berbeda pada kondisi temperatur tubuh yang berbeda pula. Sifat fisik otot dan tendon sangat berbeda. Ketika kondisinya dingin, maka keduanya menjadi mudah kaku 30

32 dan tegang. Sebaliknya jika kondisinya menghangat maka otot dan tendon menjadi lebih elastis bagaikan tali bungee jumping. Berdasar pada sifat tersebutlah maka pemanasan sebelum berolahraga atau berlatih sangatlah penting. Kondisi otot yang dingin akan mudah keseleo. Gambar 27a. Variasi gerakan peregangan Pemanasan sangat mudah dilakukan agar tubuh bisa sedikit memanas dan berkeringat. Pemanasan biasanya dapat dilakukan dengan aktivitas kardiovaskular atau aerobik singkat seperti berlari di tempat, mengayuh sepeda statis (stationary bike), atau dengan melompat (jumping jacks). Sementara peregangan sangatlah berbeda. Jika diatas disebutkan bahwa kondisi otot yang dingin akan mudah keseleo (karena itu pemanasan sangat penting), maka kondisi otot atau kelompok otot yang tegang dan kaku juga akan mudah keseleo. Disinilah peran peregangan menjadi penting. Peregangan memerlukan manuver atau gerakan yang bisa memperpanjang atau mengulur dengan lembut dan hati-hati bagian otot dan tendon tubuh. Waktu yang sangat tepat untuk melakukan peregangan adalah setelah pemanasan yang cukup. Kita juga dapat meregangkan otot yang kondisinya dingin, namun harus lebih berhati-hati agar tidak terjadi keseleo berat, peregangan yang berlebihan, atau malah dapat mencederai otot. Peregangan dapat dilakukan dengan aman setiap hari dan harus melibatkan semua kelompok otot mayor. 31

33 Umumnya, orang-orang dewasa mempunyai empat titik otot tegang yang dapat diperkirakan sebelumnya. Empat titik tersebut adalah bahu bagian depan, punggung bagian bawah, otot-otot lutut, dan betis. Jika terlanjur mengalami otot yang tertarik atau bagian otot yang cedera, maka kemungkinannya telah terjadi juga ketegangan otot di sekitar empat titik tadi. Gambar 27b. Variasi gerakan peregangan Perlu diingat bahwa kombinasi antara pemanasan dan peregangan dibutuhkan sebelum aktivitas olahraga. Apalagi untuk olahraga atau aktivitas yang melibatkan pola gerakan yang mendadak dan gerakan melompat. Jika akan bermain tenis atau basket, maka pemanasan dan peregangan harus lakukan dahulu. Beberapa kelompok otot tertentu yang membutuhkan peregangan lebih lama. Misalnya, jika akan bermain tenis, maka dianjurkan melakukan gerakan lari di tempat, shadow boxing atau jumping jacks selama beberapa menit sampai sedikit berkeringat. Kemudian bisa mulai gerakan 32

34 peregangan simpel yang terfokus pada otot atau kelompok otot yang penting dalam permainan tenis seperti bagian betis, lutut, punggung bawah, siku, lengan bawah dan bahu. Perlu diingat sekali lagi, lakukanlah pemanasan terlebih dahulu dan kemudian disusul peregangan. Persiapan mental Bermain tenis yang baik adalah kombinasi dari tiga keterampilan yang berbeda. keterampilan fisik seperti waktu, keseimbangan dan kebugaran. keterampilan teknis seperti groundstrokes, serve dan volley. keterampilan mental seperti konsentrasi, mengatasi kekhawatiran dan kegelisahan, dan visualisasi. Biasanya orang menggambarkan keterampilan mental dalam hal ketahanan mental. Sukses pemain seperti Boris Becker, Ivan Lendl, Steffi Graf dan Monica Seles sering digambarkan sebagai bermental tangguh. Hal ini sering berarti mereka merespons tekanan dengan memainkan beberapa tenis terbaik mereka. Namun, ketahanan mental adalah hasil dari berbagai keterampilan mental seperti kemampuan untuk berkonsentrasi di bawah tekanan dan untuk mengatasi kekhawatiran dan kecemasan adalah beberapa bahan ketangguhan mental. Konsentrasi adalah tindakan memfokuskan perhatian. Ini berarti menjaga pikiran kita di sini dan sekarang. Hal ini dimungkinkan untuk memusatkan perhatian internal (pada pikiran dan perasaan) dan eksternal (pada hal-hal yang terjadi di dunia sekitar). Kecemasan Kecemasan ini disebabkan oleh antisipasi terhadap peristiwa yang mengancam seperti takut gagal, takut terlihat buruk, atau tidak sesuai harapan dapat menyebabkan pemain merasa cemas. Sensasi kecemasan meliputi detak jantung yang cepat merasa sakit sakit perut iritabilitas kehilangan nafsu makan kelelahan ketegangan otot 33

35 Banyak pemain mampu menggunakan kecemasan mereka untuk membantu kinerja. Beberapa pemain mempersiapkan diri untuk turnamen besar, dan mulai menggunakan kecemasan secara konstruktif, dengan menggunakan keterampilan mental yang disebut stres inokulasi. Perasaan cemas berkurang secara bertahap ketika pemain menjadi terbiasa dengan persaingan dalam pertandingan. Dalam rangka untuk mengendalikan kecemasan dan menjaga konsentrasi, pemain harus mempelajari berbagai teknik yang telah dikembangkan untuk membantu mengatasi kecemasan. Ritual, relaksasi dan kontrol nafas Tenis adalah olahraga di mana aktivitas bermain ada waktu sela " interrupted ". Antara poin dan antara game terdapat tantangan konstan pada keterampilan berkonsentrasi. Banyak pemain top mengembangkan ritual untuk membantu memfokuskan perhatian mereka. Relaksasi bertujuan menurunkan ketegangan pada otot-otot tubuh. Relaksasi tidak berarti jatuh tertidur. Penting untuk merasakan ketegangan di lapangan, namun jika otot-otot tubuh terlalu terlalu tegang akan mempengaruhi performa. Kita bernapas berbeda ketika cemas atau gugup daripada ketika kita tenang dan percaya diri. Takut dan ketegangan menyebabkan dangkal, bernapas tersentak-sentak. Semakin santai dan tenang Kita merasa semakin mudah untuk bernapas dalam-dalam, secara berirama. Bernapas keluar adalah salah satu cara alami tubuh yang santai. Dengan menghembuskan napas dalam keadaan terkontrol, dengan cara terus-menerus adalah lebih mungkin bahwa seorang pemain bisa melakukan stroke yang terkontrol. Cedera di tenis Ada empat penyebab utama cedera dalam tenis (1) fasilitas dan peralatan tidak layak, seperti raket terlalu berat, salah ukuran grip, sepatu kurang sesuai, dan permukaan lapangan yang licin; (2) latihan yang salah seperti miskin teknik akan menyebabkan cedera, seperti tennis elbow dan kejang otot; (3) kebugaran, dimana kebugaran yang baik akan sangat mengurangi kemungkinan cedera. Pemain harus memastikan melakukan peregangan sebelum dan setelah bermain. Pemain top seperti 34

36 Ivan Lendl dan Steffi Graf akan memotivasi diri pada kondisi terbatas saat bermain dan mengatasi cedera. Risiko cedera dapat dikurangi jika pemain menggunakan fasilitas peralatan yang baik dan benar mengembangkan teknik yang baik pada kondisi fit untuk tenis Kecelakaan dapat terjadi dalam olahraga, oleh karena itu sangat penting bagi pelatih dan pemain tahu cara mengobati cedera atau luka sederhana. Psikologi dalam permainan tenis Dalam pertandingan, pemain penting untuk menyikapi kekalahan dalam pertandingan dengan sabar dan introspeksi, serta kemenangan dengan rendah hati dan ceria seperti seorang olahragawan. Tujuan pertandingan adalah bermain untuk menang, tapi tidak ada kredit poin bagi pemain yang menang secara tidak adil. Menang adalah tujuan, dan untuk mencapainya harus bermain hingga akhir kekuatan, akhir napas, dan akhir keberanian. Jika pemain telah melakukannya dan kalah, berarti yang lebih baik menjadi pemenangnya. Penting untuk mempelajari lawan baik di dalam maupun di luar lapangan. Mencari kelemahan, dan menemukannya, selanjutnya melawan tanpa ampun. Pemain memutuskan modus serangannya berdasarkan kelemahan lawan. Apabila lawan menginginkan kita bermain dekat net, maka kita tetap bermain di belakang dan memaksa lawan untuk masuk ke pola permainan kita. Sedang bila lawan menyerang secara kejam, lakukan dengan serangan yang sama kuat. Ingat bahwa pertahanan terbaik adalah menyerang, karena pada saat lawan sibuk dalam serangan kita, dia akan memiliki waktu lebih sedikit untuk memformulasikan sistemnya. Pada saat kita bermain sangat stabil, jangan berusaha untuk mengalahkan lawan dengan permainannya. Dalam banyak kasus lawan lebih baik daripada kita, masuk dalam permainan kita dan menekan untuk menang. Di sisi lain, jika kita menghadapi lawan sedang ketinggalan poin, bermain aman dan menuai hasil dari kesalahan lawan. Ini akan menyelamatkan kita dari kesulitan dan menghilangkan rasa percaya diri lawan. Permainan single di tenis penuh dengan tekanan yang merupakan perpaduan usaha, mental dan fisik individu. Pada permainan single selalu memukul dengan 35

37 penuh tenaga di banding pada permainan ganda, biasanya semakin berpeluang untuk mendapat poin akan semakin tinggi resiko yang akan dihadapi. Kunci keberhasilan dari permainan ganda adalah kerjasama tim, bukan keunggulan individu. Tipe dari kerjasama tim tergantung dari kemampuan individu. Jika kedua pemain pada klas yang sama maka tipe permainan yang diterapkan adalah memberikan beban yang sama pada masing-masing individu pemain. Sedangkan pada keadaan salah satu pemain lebih kuat dari pasangannya, tim akan menjadi baik jika pemain yang lebih kuat dapat melindungi dan mendukung pemain yang lebih lemah. Hal penting dalam permainan ganda adalah mempertahankan bola dalam kondisi main put the ball in play. Kesalahan ganda dalam serve adalah buruk dalam permainan single, tetapi tak dapat dimaafkan dalam permainan ganda. Dalam permainan ganda harus selalu menyerang. Net adalah satu-satunya tempat di lapangan untuk permainan ganda, dan pasangan pemain harus selalu berusaha untuk mencapai posisi net. Jika pasangan kita mulai bermain buruk maka kita mencoba bermain aman hingga pasangan kita menemukan permainannya kembali. Jangan pernah menunjukkan kejengkelan atau memarahi pasangan kita, karena dia sudah berusaha melakukan yang terbaik yang ia bisa, dan berkelahi dengan dia tak ada gunanya. Terus memotivasi dia dan jangan khawatir percayakan pada dia untuk mengatasi masalahnya. Sebuah tim yang sedang bertengkar sendiri akan memiliki sedikit waktu tersisa untuk bermain tenis, sehingga akan mudah bagi lawan untuk mengalahkannya. Kita boleh menawarkan saran-saran untuk pasangan kita selama pertandingan, tetapi tidak memaksa dia untuk mengikuti. Setiap tim ganda harus memiliki seorang pemimpin untuk mengarahkan permainan, tetapi pemimpin harus bersedia untuk menjatuhkan kepemimpinan ketika pasangan kita posisi lebih unggul. Hal yang tidak kalah penting adalah memilih partner yang kita suka dan ingin bermain bersama kita, karena akan mengurangi banyak friksi/gesekan. Gaya permainan tidak harus sama yang penting bisa saling menutupi kekurangan masing-masing pemain, dan saling memberikan motivasi untuk memenangkan pertandingan. 36

TENIS MODUL 3. Pendahuluan

TENIS MODUL 3. Pendahuluan MODUL 3 TENIS Pendahuluan Dalam permainan tenis pada saat sekarang ini, teknik dianggap sebagai fungsi dari prinsip-prinsip biomekanika dan sebagai alat untuk menggunakan taktik secara lebih efisien. Teknik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Permainan Tenis Lapangan Tenis lapangan merupakan olahraga permainan yang dilakukan oleh seorang atau sepasang pemain yang berhadapan ke seberang jaring dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah untuk berolahraga. Tapi

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah untuk berolahraga. Tapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah untuk berolahraga. Tapi disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang bermain tenis hanya

Lebih terperinci

PERBEDAAN PUKULAN TOP SPIN DAN FLAT TERHADAP AKURASI BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN JAWA TENGAH

PERBEDAAN PUKULAN TOP SPIN DAN FLAT TERHADAP AKURASI BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN JAWA TENGAH ABSTRAK UNTUNG NUGROHO: Perbedaan Pukulan top spin dan flat terhadap akurasi backhand groundstroke Tenis lapangan Jawa Tengah. Surakarta: Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Tunas Pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah berolahraga. Tapi disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang bermain tenis hanya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Tiap orang mempunyai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Tiap orang mempunyai tujuan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang sangat populer karena banyak diminati oleh masyarakat. Kebutuhan akan tenis lapangan semakin meningkat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. teknik-teknik dasar dan teknik-teknik lanjutan untuk bermain bola voli secara

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. teknik-teknik dasar dan teknik-teknik lanjutan untuk bermain bola voli secara BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Bola Voli Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak mudah untuk dilakukan oleh setiap orang. Diperlukan

Lebih terperinci

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra KLIPING BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra Disusun Oleh : Nama : Zurpa Kelas : X MIPA 5 SMA N 2 BATANG HARI BULU TANGKIS Bulu tangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga squash merupakan olahraga yang mulai berkembang di Indonesia. Terbukti sudah mulai munculnya klub-klub squash yang tersebar di Indonesia. Walaupun

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas jasmani dan direncanakan secara sistimatis dan bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia dewasa ini. Dalam era modernisasi tenis lapangan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia dewasa ini. Dalam era modernisasi tenis lapangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis lapangan merupakan olahraga yang diminati sebagian besar masyarakat Indonesia dewasa ini. Dalam era modernisasi tenis lapangan sekarang ini dipergunakan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 PERBEDAAN LATIHAN BACKHAND DRIVE TENIS MENGGUNAKAN FIXED TARGET DAN MOVING TARGET TERHADAP KEMAMPUAN BACKHAND DRIVE (Study Eksperimen Pada Anggota Putra UKM Tenis Universitas Negeri Semarang Tahun 2015)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga tennis lapangan merupakan salah satu olahraga permainan yang sudah berkembang luas di masyarakat. Olahraga Tenis lapangan dilakukan dengan memainkan

Lebih terperinci

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya A. PASSING DAN CATCHING Passing atau operan adalah memberikan bola ke kawan dalam permainan bola basket. Cara memegang bola basket adalah sikap tangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Permainan Tenis Meja Tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang dimainkan di dalam gedung (indoor game) jenis permaian

Lebih terperinci

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli B Permainan Bola Voli Apakah kamu menyukai permainan bola voli? Sebenarnya permainan bola voli telah memasyarakat. Apakah kamu telah dapat melakukan gerak dasar permainan bola voli dengan benar? Ayo kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenis lapangan adalah permainan yang menggunakan raket dan bola dan dimainkan dalam sebuah lapangan yang dibagi menjadi dual eh sebuah jaring. Permainan tenis lapangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 1 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Ketepatan Service 2.1.1 Pengertian Servis adalah pukulan pembuka suatu poin yang dilakukan pemain di sisi deuce court dan penerima adalah pemain yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulutangkis merupakan cabang olahraga yang diminati di berbagai penjuru dunia, dikarenakan bulutangkis merupakan cabang olahraga yang dapat dimainkan oleh berbagai

Lebih terperinci

MODUL 8 BADMINTON Pendahuluan

MODUL 8 BADMINTON Pendahuluan MODUL 8 BADMINTON Pendahuluan Badminton merupakan sebuah permainan yang menuntut pemain untuk memiliki ketepatan timing yang tinggi, hal ini disebabkan karena keunikan dari dari melayangnya shuttlecock

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Oleh : Sadhikul Aziz Eka Matif

SKRIPSI. Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Oleh : Sadhikul Aziz Eka Matif PERBEDAAN LATIHAN FOREHAND DRIVE DENGAN METODE HIGH VARIABILITY DRILLS DAN LOW VARIABILITY DRILLS TERHADAP KEMAMPUAN FOREHAND DRIVE PADA PETENIS PUTRA KLUB TENIS PHAPROS SEMARANG TAHUN 2010 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

TEKNIK DASAR BULUTANGKIS

TEKNIK DASAR BULUTANGKIS TEKNIK DASAR BULUTANGKIS (Disampaikan pada Pembinaan Klub Olahraga Sekolah Dasar Tahap I dan Tahap II Tingkat Nasional) Oleh: Lismadiana lismadiana@uny.ac.id FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan banyak digemari semua lapisan masyarakat, juga merupakan suatu permainan yang sangat menyenangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan olahraga. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari setiap

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan olahraga. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya kesehatan olahraga adalah upaya kesehatan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan olahraga. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari setiap manusia tidak pernah terlepas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Indonesia menurut Depdikbud (1978/1979: 129) menyatakan bulutangkis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Indonesia menurut Depdikbud (1978/1979: 129) menyatakan bulutangkis BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Bulutangkis Permainan bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang tumbuh dan berkembang pesat mampu mengharumkan bangsa dan negara Indonesia

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG PERBEDAAN LATIHAN DRIVE DENGAN MENGGUNAKAN METODE HIGHEST RALLY DAN CROSS-COURT PAIRS TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN DRIVE PADA PETENIS PUTRA KLUB RAJAWALI PURWOREJO TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan dalam rangka

Lebih terperinci

MODEL PERMAINAN LATIHAN JASMANI UNTUK ANAK USIA TAHUN PERMAINAN NET (NET GAME)

MODEL PERMAINAN LATIHAN JASMANI UNTUK ANAK USIA TAHUN PERMAINAN NET (NET GAME) MODEL PERMAINAN LATIHAN JASMANI UNTUK ANAK USIA 10-12 TAHUN PERMAINAN NET (NET GAME) A. PERMAINAN NET TANPA ALAT 1. Permainan Bola Voli (hal 227; 230; 234; 235; 240; 242) Perlengkapan: lapangan bola, bola

Lebih terperinci

PERBEDAAN LATIHAN BACKHAND DRIVE

PERBEDAAN LATIHAN BACKHAND DRIVE PERBEDAAN LATIHAN BACKHAND DRIVE DENGAN METODE SASARAN BERTAHAP KE BELAKANG DAN BERTAHAP KESAMPING TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN BACKHAND DRIVE PADA KLUB TENIS SMART SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang dewasa

Lebih terperinci

Tak Cuma Spiker. Written by Administrator Friday, 10 December :43

Tak Cuma Spiker. Written by Administrator Friday, 10 December :43 Bola voli merupakan olah raga permainan dimana sekelompok orang yang tergabung dalam sebuah tim bekerja sama bersaing melawan tim musuh untuk merebut sebuah poin. Untuk itu, kita coba ngulik fungsi para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belanda pada awal abad 20. Sebelum PELTI (Persatuan Tenis Lapangan Seluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belanda pada awal abad 20. Sebelum PELTI (Persatuan Tenis Lapangan Seluruh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis Lapangan merupakan olahraga permainan dari negara Yunani. Permainan Tenis lapangan dikenal oleh bangsa Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda pada

Lebih terperinci

PERBEDAAN LATIHAN FOREHAND VOLLEY

PERBEDAAN LATIHAN FOREHAND VOLLEY PERBEDAAN LATIHAN FOREHAND VOLLEY SASARAN TETAP DENGAN SASARAN BERPINDAH TERHADAP KEMAMPUAN FOREHAND VOLLEY DALAM PERMAINAN TENIS PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER IV JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

Lebih terperinci

JURNAL ILMIAH OLAHRAGA. Hikmah Nindya Putri/

JURNAL ILMIAH OLAHRAGA. Hikmah Nindya Putri/ JURNAL ILMIAH OLAHRAGA Hikmah Nindya Putri/ 096484016 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI PROGRAM STUDI S1 ILMU KEOLAHRAGAAN 2013 1 ANALISIS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ada orang tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak. perkembangan jiwa anak (Agus Margono, dkk., 2011).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ada orang tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak. perkembangan jiwa anak (Agus Margono, dkk., 2011). BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Bermain Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh kesenangan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang berpendapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock 1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock kebidang lapangan lain secara diagonal. Servis bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demi menghadapi perkembangan jaman dan teknologi yang semakin pesat sudah semestinya manusia menyadari arti penting hidup sehat. Hidup sehat dapat tercapai melalui berbagai

Lebih terperinci

perkembangan olahraga itu bersifat dinamis, seiring dengan perkembangan yang digemari oleh masyarakat umum yaitu badminton.

perkembangan olahraga itu bersifat dinamis, seiring dengan perkembangan yang digemari oleh masyarakat umum yaitu badminton. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan prestasi olahraga sebenarnya merupakan suatu hal yang akan selalu diperbincangkan dan dipermasalahkan sepanjang masa, selama olahraga itu dijadikan sebagai

Lebih terperinci

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG Giri Prayogo 1 Universitas Islam 45 Bekasi giriprayogo91@gmail.com Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS BAB II TINJAUAN TEORETIS A. Hakikat Permainan Bulutangkis 1. Pengertian Bulutangkis Perkembangan olahraga bulutangkis di Indonesia bahkan di dunia cukup menggembirakan dengan banyak digemarinya olahraga

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL LATIHAN FOREHAND DRIVE

PERBEDAAN HASIL LATIHAN FOREHAND DRIVE PERBEDAAN HASIL LATIHAN FOREHAND DRIVE ANTARA METODE LATIHAN JARAK DUA TAHAP DAN TIGA TAHAP TERHADAP KEMAMPUAN PENEMPATAN FOREHAND DRIVE PETENIS PUTRA KLUB DIKLAT TENIS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2011 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan banyak digemari disemua lapisan masyarakat juga merupakan suatu permainan yang sangat menyenangkan.

Lebih terperinci

TEKNIK LANJUT BOLAVOLI

TEKNIK LANJUT BOLAVOLI TEKNIK LANJUT BOLAVOLI Oleh: Sb Pranatahadi. M.Kes. AIFO. JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Teknik lanjut sebaiknya dilatihkan setelah menguasai teknik

Lebih terperinci

Oleh: Joko Purwanto FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Oleh: Joko Purwanto FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Oleh: Joko Purwanto FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHAP KOGNITIF Tahap belajar yang pertama adalah tahap kognitif. Selama tahap ini : pelajar berusaha untuk memahami sifat dan/atau

Lebih terperinci

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta KETERAMPILAN DASAR ATLETIK Lempar (Throw) Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta LEMPAR (THROW) Lempar Lembing (Javelin Throw) Tolak Peluru (Shot Put) Lempar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cabang olahraga permainan yang diajarkan dalam pendidikan jasmani dan olahraga yang ada dilembaga pendidikan sekolah pada dasarnya membutuhkan perhatian khusus

Lebih terperinci

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117 BAB V KEBUGARAN JASMANI Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117 Kebugaran jasmani merupakan alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya untuk meningkatkan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kesehatan yang bersifat aktif. Olahraga merupakan bentuk-bentuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kesehatan yang bersifat aktif. Olahraga merupakan bentuk-bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sebagai kegiatan fisik atau jasmani memiliki peranan yang sangat penting untuk meningkatkan kebugaran jasmani seseorang. Olahraga juga berperan untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. serta raket dan bola sebagai alatnya. Sedangkan menurut Depdiknas (2003:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. serta raket dan bola sebagai alatnya. Sedangkan menurut Depdiknas (2003: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. Hakikat Tenis Meja Menurut Bandi Utama, dkk (2004: 5) permainan tenis meja adalah suatu permainan dengan menggunakan fasilitas meja dan perlengkapannya serta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Permainan Bola Voli Permainan bola voli merupakan permainan beregu yang terdiri dari dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan kebutuhan jasmani setiap manusia. Setiap orang melakukan olahraga disamping menjaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan kebutuhan jasmani setiap manusia. Setiap orang melakukan olahraga disamping menjaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan kebutuhan jasmani setiap manusia. Setiap orang melakukan olahraga disamping menjaga kebugaraan tubuh juga bertujuan untuk rekreasi, memperluas

Lebih terperinci

PERBEDAAN LATIHAN FOREHAND DRIVE

PERBEDAAN LATIHAN FOREHAND DRIVE PERBEDAAN LATIHAN FOREHAND DRIVE MENGGUNAKAN ARAH BOLA DEPAN BELAKANG DAN POSISI PEMAIN MAJU MUNDUR TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN FOREHAND DRIVE PADA PETENIS KLUB PHAPROS SEMARANG TAHUN 2012 SKRIPSI diajukan

Lebih terperinci

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola Sepak Bola Sepak bola termasuk salah satu permainan bola besar. Sepak bola merupakan olahraga yang paling akbar di dunia. Setiap kejuaraan sepak bola akan mengundang banyak penonton. Jumlah penonton sepak

Lebih terperinci

Alat permainan. 1. Lapangan permainan

Alat permainan. 1. Lapangan permainan Bola voli Bola voli adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua grup berlawanan. Masingmasing grup memiliki enam orang pemain. Terdapat pula variasi permainan bola voli pantai yang masingmasing grup

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KEKUATAN GENGGAMAN DAN KELENTURAN PINGGANG TERHADAP KETEPATAN SERVICE SLICE ATLET TENIS PTL UNP Lolia Manurizal 1)

KONTRIBUSI KEKUATAN GENGGAMAN DAN KELENTURAN PINGGANG TERHADAP KETEPATAN SERVICE SLICE ATLET TENIS PTL UNP Lolia Manurizal 1) KONTRIBUSI KEKUATAN GENGGAMAN DAN KELENTURAN PINGGANG TERHADAP Lolia Manurizal 1) 1 Program Studi Pendidikan Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasir Pengaraian; e-mail: Loliamanurizal90@gmail.com

Lebih terperinci

MODEL PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 11 TAHUN (13 Model Permainan)

MODEL PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 11 TAHUN (13 Model Permainan) MODEL PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 11 TAHUN (13 Model Permainan) A. Permainan Target (usia 11) 1. Permainan melempar bola diantara 2 kerucut/botol secara berpasangan Permainan melempar bola diantara 2 kerucut

Lebih terperinci

Kejar Grand Slam dengan Fisika

Kejar Grand Slam dengan Fisika Kejar Grand Slam dengan Fisika Seusai saya memberikan kuliah fisika tenis di Tokyo Denki University Jepang, Prof. Nakamura dekan fakultas informatika TDU menyalami saya dan mengatakan, anda pasti seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN BAB II A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Saat ini banyak sekali jenis-jenis olahraga yang ada di dunia ini, salah satunya adalah olahraga renang. Seperti yang telah diketahui, renang termasuk salahsatu cabang

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN SERVICE BERTAHAP DENGAN METODE LANGSUNG DAN METODE TIDAK LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN HASIL SERVICE SKRIPSI

PENGARUH LATIHAN SERVICE BERTAHAP DENGAN METODE LANGSUNG DAN METODE TIDAK LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN HASIL SERVICE SKRIPSI PENGARUH LATIHAN SERVICE BERTAHAP DENGAN METODE LANGSUNG DAN METODE TIDAK LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN HASIL SERVICE (Study eksperimen pada petenis pemula klub tenis Loyola College Semarang tahun 2015)

Lebih terperinci

SKRIPSI diajukan untuk. Oleh Akhmad Amir

SKRIPSI diajukan untuk. Oleh Akhmad Amir PERBEDAAN LATIHAN FOREHAND DRIVE SASARAN MENJAUH DAN SASARAN MENYAMPING TERHADAP KEMAMPUAN FOREHAND DRIVE PADA PETENIS UMUR 14-16 TAHUN WALET TENIS KLUB KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2012 SKRIPSI diajukan dalam

Lebih terperinci

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini Berbagai Gerakan Dasar BEBERAPA MACAM GERAKAN DASAR DAN VARIASINYA,YAITU; BERBARING, DUDUK, BERDIRI, BERJALAN, BERLARI, MENDAKI, MELONCAT DAN BERJINGKAT,

Lebih terperinci

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot Kebugaran jasmani harus dipenuhi oleh setiap orang. Kebugaran jasmani merupakan pendukung keberhasilan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Latihan kebugaran jasmani meliputi daya tahan, kekuatan, kelenturan,

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN FOREHAND DRIVE DENGAN METODE BALL SENSE APLLICATION

PENGARUH LATIHAN FOREHAND DRIVE DENGAN METODE BALL SENSE APLLICATION PENGARUH LATIHAN FOREHAND DRIVE DENGAN METODE BALL SENSE APLLICATION DAN METODE KONVENSIONAL TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN FOREHAND DRIVE PADA PETENIS PEMULA KLUB TENIS YUNIOR BLORA TAHUN 2010 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. dengan menggunakan shutllecock (bola) dan raket sebagai alat untuk memukul

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. dengan menggunakan shutllecock (bola) dan raket sebagai alat untuk memukul BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 KAJIAN TEORITIS 2.1.1 Hakikat Permainan Bulutangkis Bulutangkis adalah cabang olahraga yang termasuk dalam kelompok olahraga permainan bola kecil. dapat di mainkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. permainan tenis meja dikenal bangsa Indonesia kira-kira pada tahun 1930.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. permainan tenis meja dikenal bangsa Indonesia kira-kira pada tahun 1930. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Bermain Tenis Meja Permainan tenis meja merupakan salah satu dari cabang olahraga permainan yang mempergunakan bola kecil. Menurut Sutarmin (2007: 4) permainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bulu tangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang saling berlawanan. Mirip

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN SMASH DALAM OLAHRAGA BULU TANGKIS

2015 HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN SMASH DALAM OLAHRAGA BULU TANGKIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bulutangkis adalah olahraga yang dapat dikatakan olahraga yang terkenal atau memasyarakat. Olahraga ini menarik minat berbagai kelompok umur, berbagai tingkat

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semoga makalah ini bermamfaat untuk para pembaca.

Kata Pengantar. Semoga makalah ini bermamfaat untuk para pembaca. Kata Pengantar Puju syukur penulis ucapkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-nya makalah yang berjudul Makalah Bulu Tangkis ini dapat terselesaikan sesuai dengan yang diharapkan dan tepat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN A.Kajian Teoretis 1. Hakikat Permaianan Tenis Meja Tenis meja merupakan olahraga yang dimainkan didalam gedung oleh dua atau empat pemain. Permainan tenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada tahun 1895, William C. Morgan, seorang direktur YMCA di Holyke, Massachusetts, menemukan sebuah permainan yang bernama mintonette. Permainan aslinya dahulu

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUKULAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE BERPASANGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 LIMBOTO JUNAIDI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUKULAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE BERPASANGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 LIMBOTO JUNAIDI MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUKULAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE BERPASANGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 LIMBOTO JUNAIDI JURUSAN PENDIDIKAN KEOLAHRAGAAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK BAB VIII RENANG 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Olahraga renang merupakan alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya mempelajari manusia bergerak. Pilih salah satu gaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sarana paling tepat untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap prima dan sehat, disamping

BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sarana paling tepat untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap prima dan sehat, disamping BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sarana paling tepat untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap prima dan sehat, disamping prestasi. Tiap orang dalam melakukan olahraga mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini peningkatan prestasi olahraga di zaman moderen ini harus dimiliki bangsa Indonesia, terutama berbicara tentang olahraga khususnya olahraga prestasi, olahraga

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMK Muda Patria Kalasan : Pend. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. : Bola Volley (Passing Atas dan Smash)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMK Muda Patria Kalasan : Pend. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. : Bola Volley (Passing Atas dan Smash) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMK Muda Patria Kalasan : Pend. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : XI/satu : Bola Volley (Passing

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sport science mungkin bukan hal baru bagi insan olahraga. Sport Science adalah disiplin ilmu yang mempelajari penerapan dari prinsip-prinsip science dan teknik-teknik

Lebih terperinci

2.4.1 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik Menunjukkan perilaku disiplin selama pembelajaran.

2.4.1 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik Menunjukkan perilaku disiplin selama pembelajaran. I. Penilaian 1. Instrumen Penilaian sikap Indikator : 1.2.1 Tumbuhnya kesadaran bahwa tubuh harus dipelihara dan dibina, sebagai wujud syukur kepada sang Pencipta. 2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab.

Lebih terperinci

MODUL PENJAS KELAS XI (BULUTANGKIS)

MODUL PENJAS KELAS XI (BULUTANGKIS) YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax. 022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id MODUL

Lebih terperinci

MENERIMA SERVIS (RECEIVE SERVE) DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Oleh: Danang Wicaksono Dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan FIK UNY

MENERIMA SERVIS (RECEIVE SERVE) DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Oleh: Danang Wicaksono Dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan FIK UNY MENERIMA SERVIS (RECEIVE SERVE) DALAM PERMAINAN BOLA VOLI Oleh: Danang Wicaksono Dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan FIK UNY danangvega@uny.ac.id ABSTRAK Teknik dasar yang baik dan benar sangat diperlukan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMPN 43 BANDUNG Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : XII / 1 Pertemuan : 1 kali pertemuan (2,4,6,8,10,12) Alokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rahmat Hidayatuloh, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rahmat Hidayatuloh, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bulutangkis pada hakekatnya adalah suatu permainan yang saling berhadapan satu orang lawan satu orang atau dua orang lawan lawan dua orang, dengan

Lebih terperinci

-Good offense wins games, great defense wins championships-

-Good offense wins games, great defense wins championships- -Good offense wins games, great defense wins championships- Mungkin ungkapan di atas klise atau sering kita dengar, tapi mau tidak mau kita harus meyakini ungkapan di atas. Pada saat offense kita bermasalah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hobby dan kesenangan sehingga bisa menghilangkan stress.

BAB I PENDAHULUAN. hobby dan kesenangan sehingga bisa menghilangkan stress. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sekarang ini manusia tidak dapat dipisahkan lagi dari yang namanya olahraga. Baik itu sebagai sarana untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan jasmani merupakan salah satu aspek penting dalam ranah pendidikan, karena dalam pendidikan jasmani pembelajaran yang disampaikan melalui aktivitas fisik dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. karet) dan bola sebesar jeruk nipis. Ditengah-tengah meja terbentang tegak lurus

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. karet) dan bola sebesar jeruk nipis. Ditengah-tengah meja terbentang tegak lurus 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Tenis Meja Tenis meja adalah permainan bola tangkis diatas meja yang dimainkan oleh dua atau empat orang dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1

BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1 BAB I PERMAINAN BOLA BESAR Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1 PERMAINAN BOLA BESAR Permainan bola besar melalui permainan sepak bola Permainan bola besar melalui permainan bola voli Permainan

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH. B. Tujuan Mata Kuliah

SILABUS MATA KULIAH. B. Tujuan Mata Kuliah A. Identitas Mata Kuliah 1. Nama Mata Kuliah : Bolabasket 2. Kode Mata Kuliah : JK 205 3. Bobot : 2 (dua) SKS 4. Jenjang Program : S1 5. Semester : III 6. Status Mata Kuliah : MKKP 7. jumlah Pertemuan

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN FOREHAND DRIVE MENGGUNAKAN

PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN FOREHAND DRIVE MENGGUNAKAN PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN FOREHAND DRIVE MENGGUNAKAN SASARAN DEPAN BELAKANG DAN KANAN KIRI TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN FOREHAND DRIVE TENIS LAPANGAN PADA MAHASISWA PUTRA PENJAS ANGKATAN 2010 JPOK FKIP

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

Materi Permainan Bola Basket Lengkap

Materi Permainan Bola Basket Lengkap ateri Permainan Bola Basket (Penjasorkes) Lengkap ~Permainan bola basket awalnya di ciptakan oleh Dr. James Naismith, Beliau adalah seorang guru olahraga yang berasal dari kanada yang mengajar di salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sesuatu aktivitas yang selalu dilakukan oleh masyarakat, keberadaannya sekarang tidak lagi dipandang sebelah mata akan tetapi sudah menjadi

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011 . PENGARUH LATIHAN GROUNDSTROKE DENGAN METODE ROTATION DAN RALLYERS AND RUNNERS TERHADAP KEMAMPUAN RALLY 3 MENIT PADA MAHASISWA PUTRA PESERTA IKK TENIS JURUSAN PKLO FIK UNNES TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2)

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2) LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2) Tes ini memiliki total 12 keterampilan. Untuk 6 keterampilan pertama saya akan meminta anak untuk berpindahdarisatutempatketempat

Lebih terperinci

BENTUK-BENTUK LATIHAN MULTILATERAL

BENTUK-BENTUK LATIHAN MULTILATERAL BENTUK-BENTUK LATIHAN MULTILATERAL MANSUR@UNY.AC.ID KOORDINASI ANGGOTA BADAN Fokus: koordinasi anggota badan 1. Berdiri dengan kedua lengan lurus disamping. 2. Berdiri dengan koordinasi kedua lengan diputar

Lebih terperinci

TINGKAT PENGUASAAN KETERAMPILAN BERMAIN TENIS PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER 6 FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN AKADEMIK

TINGKAT PENGUASAAN KETERAMPILAN BERMAIN TENIS PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER 6 FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN AKADEMIK TINGKAT PENGUASAAN KETERAMPILAN BERMAIN TENIS PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER 6 FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2008/2009 SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KONDISI FISIK DAN TEKNIK DASAR PEMAIN TUNGGAL DENGAN PEMAIN GANDA DALAM CABOR BULUTANGKIS

PERBANDINGAN KONDISI FISIK DAN TEKNIK DASAR PEMAIN TUNGGAL DENGAN PEMAIN GANDA DALAM CABOR BULUTANGKIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang paling terkenal didunia. Olahraga ini menarik minat berbagai kelompok umur,berbagai tingkat keterampilan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan banyak digemari di semua lapisan masyarakat. Permainan tenis

BAB I PENDAHULUAN. dan banyak digemari di semua lapisan masyarakat. Permainan tenis A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Zaman kehidupan modern ini, manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga. Tenis merupakan salah satu jenis olahraga yang sangat populer dan banyak digemari di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang. negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan

I. PENDAHULUAN. berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang. negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor yang dapat mempersiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebutuhan jasmani manusia dalam kehidupannya adalah olahraga. Bersamaan dengan perkembangan zaman, sekarang ini ilmu tentang olahraga bukan saja didapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menyenangkan dan sangat menggairahkan, tidak ada batasan. menunjang permainan tenis menjadi lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menyenangkan dan sangat menggairahkan, tidak ada batasan. menunjang permainan tenis menjadi lebih baik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan banyak digemari semua lapisan masyarakat, juga merupakan suatu permainan yang sangat menyenangkan

Lebih terperinci

Baseball Batting. Mekanika. Teknik

Baseball Batting. Mekanika. Teknik Baseball Batting Teknik 1. Dlm baseball, pemukul (batter) menghadap ke arah datangnya bola yg melayang berputar (spinning) dengan kecepatan (velocity) dan arah (direction) yg bervariasi. Bat baseball bentuknya

Lebih terperinci