MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI P.T. PURA BARUTAMA KUDUS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI P.T. PURA BARUTAMA KUDUS"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id LAPORAN UMUM MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI P.T. PURA BARUTAMA KUDUS Endah Sulistiyani NIM. R PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit 2011 to user

2 digilib.uns.ac.id ii

3 digilib.uns.ac.id iii

4 digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil alamin, segala puji syukur bagi Allah SWT, yang Maha Pemberi Kemudahan, yang telah melimpahkan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan magang dengan judul Magang tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di P.T. Pura Barutama Kudus Jawa Tengah. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan penulis di Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tujuan dari penulisan laporan ini adalah menambah wawasan serta meningkatkan pengetahuan penulis tentang penerapan Higiene Perusahaan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja di industri agar didapatkan pengalaman yang berguna untuk diaplikasikan di tempat kerja maupun di masyarakat. Pada hakikatnya manusia diciptakan dengan berbagai keterbatasan dan kekurangan sehingga memerlukan bantuan dari manusia lainnya. Begitu pula dengan segala keterbatasan dalam penyusunan laporan ini, penulis telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak demi terselesaikannya laporan ini. Oleh karena itu, penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. A.A Subiyanto, dr.,ms selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta 2. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr. S.PD-KR-FINASIM selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Bapak Putu Suriyasa, dr.,pkk.,sp.ok, selaku ketua Program Study D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta periode Juni 2011 dan selaku pembimbing I. 4. Bapak Sumardiyono, SKM, M.Kes. selaku ketua Program Studi D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret. 5. Bapak Drs. Hardjono, MSi, selaku Pembimbing II. 6. Tony Harmawan, ST, MM selaku Pimpinan HRD yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan program magang di P.T. Pura Barutama Kudus. 7. Bapak Noor Faiz dan Bapak Darmanto Elmi, SH selaku pembimbing magang yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan pada saat pelaksanaan magang di P.T. Pura Barutama Kudus. 8. Bapak Edy Suharso selaku pembimbing lapangan di Unit Offset, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan pada saat pelaksanaan magang. 9. Ibu Ratna, Bapak Arif, Ibu Maya, Bapak Minto, Ibu Yani, Bapak Liqhin dan masih banyak lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu, terimakasih atas ilmu yang sangat berharga dan bimbingan yang telah diberikan, serta penerimaan yang begitu kekeluargaan sehingga penulis kerasan dalam menjalani program magang. 10. Ibu, Bapak, Kakak, Adik, dan seluruh keluarga besar yang selalu mendo akan serta memberikan restu, semangat, dan dukungan kepada penulis. 11. Temanku seperjuangan selama magang di P.T. Pura Barutama, Endah Alfiyanti, terimakasih atas kerjasamanya. iv

5 digilib.uns.ac.id 12. Teman-teman seperjuangan dari D.III Hiperkes dan Kesehatan Kerja angkatan 2008, yang senantiasa saling membantu dan bertukar informasi. 13. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan magang dan penulisan laporan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis sampaikan terimakasih dan penghargaan yang besar kepada semua pihak yang telah banyak membantu. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan selanjutnya dari pembaca. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Surakarta, Juni 2011 Penulis, Endah Sulistiyani v

6 digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv vi viii ix x BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Tujuan Magang... 3 C. Manfaat Magang... 4 BAB II METODE PENGAMBILAN DATA... 5 A. Persiapan... 5 B. Lokasi... 5 C. Pelaksanaan... 5 D. Sumber Data... 5 E. Teknik Pengumpulan Data... 6 BAB III HASIL MAGANG... 8 A. Gambaran Umum Perusahaan... 8 vi

7 digilib.uns.ac.id B. Proses Produksi C. Higiene Perusahaan D. Kesehatan Kerja E. Keselamatan Kerja F. Ergonomi G. Manajemen K H. Lingkungan BAB IV PEMBAHASAN A. Higiene Perusahaan B. Kesehatan Kerja C. Keselamatan Kerja D. Ergonomi E. Manajemen K F. Lingkungan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

8 digilib.uns.ac.id DAFTAR TABEL Tabel 1. Jumlah Karyawan Berdasar Tingkat Pendidikan Tabel 2. Intensitas Kebisingan di Berbagai Lokasi Tabel 3. Intensitas Penerangan di Berbagai Lokasi Tabel 4. Pengujian Iklim Kerja di Berbagai Lokasi Tabel 5. Pengukuran Kadar Debu di Berbagai Lokasi Tabel 6. Intensitas Penerangan Sesuai Peraturan Tabel 7. Harga ISBB (Indeks Suhu Bola Basah) untuk Variasi Kerja viii

9 digilib.uns.ac.id DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur Organisasi Pura Group Gambar 2. Struktur Organisasi P2K3 Pura Group ix

10 digilib.uns.ac.id DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Komitmen dan Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lampiran 2. Laporan Hasil Uji Kualitas Udara Lingkungan Kerja Lampiran 3. Laporan Hasil Pengukuran Penerangan di Tempat Kerja Lampiran 4. Laporan Hasil Pengukuran Kebisingan di Tempat Kerja Lampiran 5. Laporan Hasil Pengukuran Iklim Kerja di Tempat Kerja Lampiran 6. Contoh Perintah Produksi Lampiran 7. Diagram Alir Proses Produksi Lampiran 8. Data Unit yang Telah Memasang Smoke dan Heat Detector Lampiran 9. Rekap Data Alat Pemadam Api Ringan Lampiran 10. Surat Keputusan tentang Pengesahan P2K3 Perusahaan Lempiran 11. Form Identifikasi Sumber Bahaya Lampiran 12. Form Inspeksi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Lampiran 13. Form Cek List Alarm Kebakaran Lampiran 14. Form Cek List Lampu Emergency Lampiran 15. Form Cek List Alat commit Pemadam to user Api Ringan x

11 digilib.uns.ac.id Lampiran 16. Denah Jalur Evakuasi Lempiran 17. Denah Alat Pemadam Api Ringan Lampiran 18. Lembar Observasi Terpadu Pura Group Lampiran 19. Contoh Surat Ijin Operasi Forklift dan Sertifikat Lampiran 20. Surat Keterangan Magang Lampiran 21. Jadwal Kegiatan Magang xi

12 digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan dunia industri kian hari kian pesat. Persaingan tidak hanya memperebutkan pasar di dalam negeri namun juga di luar negeri pun menjadi dambaan setiap perusahaan guna memperoleh keuntungan yang sebesarbesarnya. Bertambahnya jumlah industri, pastinya diikuti pula dengan meningkatnya penggunaan alat-alat industri mulai dari alat yang sederhana hingga alat yang canggih. Perubahan penggunaan teknologi dari tenaga manusia ke tenaga mesin sudah dirasa dampak positifnya yakni proses produksi akan berjalan lebih cepat dengan kualitas yang sama. Akan tetapi jika penggunaan teknologi tersebut tidak memperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan kerja maka akan berdampak buruk yang dapat menimbulkan kerugian berupa cidera ataupun cacat bahkan hilangnya nyawa bagi pekerja, kerugian harta benda, terganggunya proses produksi serta dapat merusak nama baik perusahaan yang bersangkutan. Solusi mutlak untuk melindungi asset perusahaan dari kerugian tersebut demi kelangsungan dan kesinambungan proses produksi adalah dengan penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Banyak perusahaan yang mengalami kerugian akibat tidak mampu dalam mengelola sumber daya 1

13 digilib.uns.ac.id 2 manusia termasuk melindungi keselamatan kerja dari tenaga kerja serta memberikan pelayanan kesehatan yang baik. Kecelakaan, penyakit akibat kerja, kebakaran yang dikarenakan kesalahan manusia merupakan contoh akibat kurang baiknya sistem managemen keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan. Selain itu, tuntutan konsumen yang menghendaki produk yang aman baik material maupun proses dalam pengerjaan produk, serta ramah lingkungan merupakan faktor tersendiri bagi perusahaan untuk menerapkan sistem keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaannya. Sebagai warga negara yang baik, para pelaku usaha harus mau untuk mematuhi dan melaksanakan apa yang tertuang dalam peraturan yang dibuat pemerintah. Selain untuk memenuhi kewajiban diharapkan pelaku usaha juga termotivasi dan tergerak untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman, sehat dan selamat bagi pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Lingkungan kerja yang baik, sangat penting bagi kelanjutan dan kesinambungan usaha yang dijalankan. Dengan penerapan K3 yang baik di perusahaan maka akan tercipta keselamatan dan kesehatan kerja yang optimal di tempat kerja. P.T. Pura Barutama sebagai salah satu perusahaan percetakan dan pengepakan terkemuka di kawasan Asia Tenggara mempunyai andil dan peranan yang besar dalam penerapan K3 di perusahaan. Seperti yang telah menjadi tujuan P.T. Pura Barutama yang berbunyi Mengingat keselamatan dan kesehatan kerja yang merupakan tugas kita bersama (baik pekerja,

14 digilib.uns.ac.id 3 pengusaha maupun pemerintah). Maka perlu dibudayakan agar tercipta iklim kerja yang kondusif demi tercapainya efisiensi dan produktivitas nasional. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis akan mandiskripsikan tentang penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di P.T. Pura Barutama Kudus, Jawa Tengah. B. Tujuan Tujuan dari pelaksanaan magang ini adalah untuk : 1. Untuk mengetahui gambaran perusahaan P.T. Pura Barutama Kudus. 2. Untuk mengetahui proses produksi percetakan dan pengepakan di P.T. Pura Barutama Kudus. 3. Untuk mengetahui potensi dan faktor bahaya di P.T. Pura Barutama Kudus. 4. Untuk mengetahui penerapan kesehatan kerja di P.T. Pura Barutama Kudus. 5. Untuk mengetahui penerapan keselamatan kerja di P.T. Pura Barutama Kudus. 6. Untuk mengetahui penerapan ergonomi di P.T. Pura Barutama Kudus. 7. Untuk mengetahui Sistem Managemen K3 di P.T. Pura Barutama Kudus. 8. Untuk mengetahui pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan di P.T. Pura Barutama Kudus.

15 digilib.uns.ac.id 4 C. Manfaat Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah 1. Bagi Perusaahaan Dapat memberi masukan pada perusahaan mengenai aspek K3, dan informasi tentang kondisi lingkungan kerja sebagai acuan untuk perbaikan lingkungan kerja dan pelaksanaan program K3 selanjutnya. 2. Program D.III Hiperkes dan KK a. Sebagai sarana untuk membina kerjasama dengan institusi lain di bidang K3. b. Dapat menambah studi kepustakaan yang bermanfaat tentang K3 di P.T. Pura Barutama Kudus. c. Digunakan sebagai tolok ukur untuk mengetahui tingkat keterampilan mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang didapat dari bangku kuliah. 3. Bagi Mahasiswa a. Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan indentifikasi dan pengendalian faktor dan potensi bahaya yang terdapat di perusahaan serta mengetahui sejauh mana penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan. b. Dapat digunakan sebagai pengalaman kerja dalam bidang K3, sehingga tidak akan kaku dalam penerapannya dikemudian hari.

16 digilib.uns.ac.id BAB II METODE PENGAMBILAN DATA A. Persiapan Pertama yang harus dilakukan untuk dapat melakukan praktek kerja lapangan meliputi pengajuan permohonan magang dan menyerahkan proposal pelaksanaan magang yang ditujukan ke perusahaan yang dijadikan tempat magang yaitu P.T. Pura Barutama. Adapun proposal permohonan magang tersebut diajukan pada bulan September B. Lokasi Pengambilan data dilaksanakan di P.T. Pura Barutama, yang berlokasi di Jalan Kresna Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. C. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan mulai tanggal 1 28 Februari 2011, namun atas permintaan pembimbing perusahaan, pelaksanaan magang diperpanjang hingga tanggal 2 April 2011 dengan waktu 5 hari kerja, mulai pukul WIB dan 1 hari kerja mulai pukul D. Sumber Data Dalam melaksanakan penelitian, penulis menggunakan data-data sebagai berikut : 5

17 digilib.uns.ac.id 6 1. Data Primer Data primer diperoleh dengan melakukan observasi, survey ke lapangan atau tempat kerja dan wawancara serta diskusi dengan tenaga kerja. 2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari data perusahaan sebagai pelengkap laporan ini E. Teknik Pengumpulan Data Adapun beberapa teknik pengambilan data yang dilakukan oleh mahasiswa, antara lain: 1. Observasi Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung terhadap pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sekaligus melakukan survey ke lapangan untuk mengetahui sistem operasional percetakan dan mengidentifikasi potensi bahaya yang ada. 2. Interview Interview merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara secara langsung kepada tenaga kerja dan karyawan yang berwenang yang berkaitan langsung dengan masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada setiap unit kerja yang bersangkutan.

18 digilib.uns.ac.id 7 3. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan yaitu penulis mengumpulkan data dengan cara membaca buku-buku kepustakaan, laporan-laporan penelitian yang sudah ada, dan literatur-literatur lain yang berkaitan dengan topik magang.

19 digilib.uns.ac.id BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Profil Perusahaan Pura merupakan perusahaan pribadi yang dibangun pada tahun 1908 sebagai industri percetakan di Kudus. Jacobus Busono merupakan generasi ketiga dan memulai kariernya pada saat menjadi pimpinan pura pada tahun 1970 dan berposisi sebagai presiden direktur. Pengembangan sumber daya manusia yang intensif dengan cara membangun sebuah karakter (prioritas yang diikuti pula dengan pelatihan teknis dan mampu untuk memanage sesuatu akan dapat membuat sebuah budaya) yang dapat berinovasi dan membentuk suatu kemajuan perusahaan. Hal inilah yang menjadi budaya di Pura, sebuah budaya untuk membawa filosofi perusahaan. Setelah tiga dekade, Pura telah berkembang menjadi grup terintegrasi dari divisi manufactur, percetakan, pengepakan, pemroduksi kertas, konverta, permesinan, anti counterfeiting, kartu elektrik, dan label teknologi tinggi. Pura group sekarang diantara yang terbesar di dunia percetakaan dan pengepakan di Asia Tenggara. Pura juga memproduksi berbagai komoditas ekspor dan beberapa inovasi tersebut merupakaan yang pertama didunia seperti Hologram 8

20 digilib.uns.ac.id 9 Scratch off, Direct Hologram, Smart card, microcapsule dan masih banyak lainnya. Berdiri pada tahun 1908 sebagai cetak offset dengan mempekerjakaan 8 karyawan, dan sekarang ditangani oleh generasi ketiga dengan managemen professional yang dapat mengorganisir dan memanage setiap lingkungan perusahaan Pura Group menjadi group yang berkembang dengan memiliki 20 pabrik dan mempekerjakaan 7000 lebih karyawan. Jangkauan usahanya meliputi Paper Making, Paper Converting, Printing-Packaging, Holography, Enggenering, Total Security System, Smart Tecnology. Perkembangan perusahaan secara lebih lanjut adalah sebagai berikut : a. Tahun 1972 didirikan PT Pura Box yang bergerak dibidang produksi kotak karton gelombang (packaging box) dan kertas Koran. b. Tahun 1973 didirikan PT. Pura Roto yang bergerak dibidang rotogravure dan converting yang dalam perkembangan selanjutnya memproduksi kotak karton lipat (modern fleksible packaging). c. Tahun 1974 didirikan unit paper mill sebagai penunjang PT Pura Box dalam pengadaan kertas medium linier dan kertas test liner. d. Tahun 1984 menjadi perusahaan pertama didaerah tropis yang memproduksi dan memperkenalkan Non Carbon Required. e. Tahun 1985 Divisi Kertas diresmikan oleh presiden Soeharto. f. Tahun 1986 Divisi Converta telah memproduksi Siliconozed Rease Paper dan Cork Tipping Paper (untuk kertas rokok).

21 digilib.uns.ac.id 10 g. Tahun 1987 PT Pura Barutama menerima 8 internasional Thropy For Tecnology dari Frankfurt Jerman serta penghargaan American Recognition of Eficiency. h. Tahun 1988 P.T. Pura Barutama mulai mengekspor ke pasar internasional seperti USA, Eropa, dan sebagainya. i. Tahun 1989 Didirikan PM (Paper Mill) 7 dan 8 yang pada tanggal 1 Juli 1993 diberi nama PT. Nusa Persada dan dibagi menjadi Unit Paper Mill dan Unit Holografi. j. Tahun 1991 berdiri divisi Indostamping yang menghasilkan Hot Stamping Foil. k. Tahun 1992 didirikan Pura Micro Capsule. l. Tahun 1994 berdiri divisi Human Resource Development (HRD). m. Pada tahun 2001 didirikan unit Paper Mill IX. n. Pada tahun 2004 didirikan Unit Kogen/ PLTU/ Unit Power Plant di daerah Jati. o. Pada tahun 2005, Pura mendirikan Unit Smart Tecnology yang bergerak dalam pembuatan Smart Card dan Label untuk identifikasi produk dan personel. 2. Lokasi Perusahaan Pura Barutama kini memiliki banyak unit di berbagai lokasi, untuk itu dalam pembagian lokasinya, Pura Barutama dikelompokkan dalam 6 kawasan, yaitu :

22 digilib.uns.ac.id 11 a. Kawasan I Berada di Jalan Dr. Lukmono Hadi Kudus yang terdiri : 1) Divisi Holografi, bergerak di bidang percetakan hologram. 2) Divisi Batu Mulia, bergerak di bidang pembuatan batu perhiasan. b. Kawasan II Berada di jalan AKBP Agil Kusumadya 203, Jati Wetan Kudus yang terdiri dari : 1) Divisi Rotogravure, bergerak dibidang percetakan rotografi. Produk yang dihasilkan berupa kemasan-kemasan untuk obatobatan, rokok, permen, dan cetak CTP (Cork Tip Paper) 2) Divisi Paper Mills PM 1, PM 2, PM 3 yang memproduksi kertas CTP untuk pembungkus filter rokok. c. Kawasan III Berada di jalan Kresna Jati Wetan Kudus yang terdiri dari : 1) Divisi Offset, bergerak di bidang cetak offset untuk kertas dan kardus. 2) Divisi Coating, merupakan unit Converting dan laminating. Produk yang dihasilkan adalah kertas stiker dan kertas NCR yang merupakan andalan unit ini. 3) Divisi Repro, merupakan unit prepress, yang bertugas dan bertanggung jawab pada proses pra cetak.

23 digilib.uns.ac.id 12 d. Kawasan IV Berada di Jalan AKBP Agil Kusumadya Jati Kulon Kudus yang terdiri dari : 1) Divisi Paper Mills PM 5, PM 6, PM 9, PM 10 2) Divisi Microcapsule yang memproduksi pelapisan pada kertas NCR. 3) Divisi TSS unit yang memproduksi dokumen sekuriti dan yang memproduksi produk yang ada pengamannya. 4) Divisi Pura Bangunan 5) Divisi Power Plant 6) Divisi Indostamping 7) Divisi PST e. Kawasan V Berada di jalan Kudus-Pati Km 12 Terban Kudus yang terdiri dari : 1) Divisi Paper Mills PM 7 dan PM 8. Unit PM 7 memproduksi kertas multi layer dan unit PM 8 memproduksi kertas single layer. 2) Divisi Workshop atau Pura Rekayasa mesin Indo, bergerak di bidang perbengkelan dan pembuatan mesin. 3) Divisi Boxindo, merupakan unit pembuatan karton gelombang untuk bahan pembuatan box. 4) Divisi Agro f. Kawasan VI Berada di jalan Lingkar Kudus-Jepara yang terdiri dari :

24 digilib.uns.ac.id 13 1) Divisi Transportasi, merupakan unit pengadaan dan perencanaan bangunan dan tempat bahan untuk pengembangan dan pembangunan Pura Group. 2) Divisi Tinta, bergerak di bidang pembuatan dan pengolahan tinta untuk memenuhi kebutuhan Pura Group sendiri. 3) Divisi Dekorindo, produsen kertas dan foil dekorasi yang merupakan perusahaan pertama di Asia Tenggara yang memproduksi kertas melamine impregnated, finished foil, dan foil & kertas cetak dekorasi. 3. Visi dan Misi a. Memenuhi permintaan dan kebutuhan akan produk-produk percetakan dan pengepakan di pasar domestik dan diluar negeri, dengan menawarkan solusi yang inovatif, berkualitas, dan berbasis teknologi canggih dan bahan baku lokal. b. Menjadi pemain utama di industri percetakan dan pengepakan global, dengan memanfaatkan inovasi produk, sinergis dan solusi yang komprehensif. 4. Budaya Perusahaan : a. Inovasi atau gebrakan dan pembelajaran yang berkesinambungan adalah kunci untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan. b. Sumber daya manusia adalah kunci dan inovasi. Membangun karakter adalah langkah pertama untuk melahirkan sumber daya manusia yang berkompeten.

25 digilib.uns.ac.id Struktur Organisasi P.T. Pura Barutama dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang dibantu oleh manajer-manajer. Manajer dibantu oleh beberapa kepala departemen yang membawahi kepala bidang. Kepala bagian departemen bertanggung jawab kepada manajer dan manajer sendiri bertanggung jawab kepada direktur utama. PRESIDENT DIRECTUR WK. PRESIDENT DIRECTUR I DAN II Direktur marketing Direktur Pembelian Direktur Produksi Direktur HR-GA Manager marketing Area Manager Marketing Pembelian General Manager Produksi Manager HR-GA Seksi-seksi Kabag Pembelian Manager Kadept HR-GA Staff Pembelian Kabag Produksi Kabid HR-GA Kabid Produksi Pengawas Gambar 1. Struktur organisasi P.T. Pura Barutama. (Sumber : Departemen HR_GA, 2011)

26 digilib.uns.ac.id Komposisi Jumlah Karyawan Jumlah karyawan P.T. Pura Barutama periode Desember 2010 sebanyak pekerja. Dengan rincian pekerja laki-laki sebanyak pekerja dan perempuan sebanyak pekerja. Tabel 1. Jumlah Karyawan PT. Pura Berdasarkan Tingkat Pendidikan. Pendidikan 28 Februari 2011 Pasca Sarjana 15 Sarjana 570 Diploma III 233 Diploma II 10 Diploma I 8 SLTA SLTP SD Jumlah 7750 Sumber : Departemen HRD pada Februari Fasilitas Perusahaan Untuk menunjang kesejahteraan karyawan, keluarganya, bahkan tamu yang berkunjung (pelanggan) perusahaan menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang dapat memotivasi karyawan untuk menjadi sumber daya manusia yang unggul dan sejahtera. Sarana dan prasarana tersebut antara lain : a. Cuti Fasilitas cuti diberikan kepada karyawan sekurang-kurangnya 12 hari kerja selama yang bersangkutan bekerja 12 bulan. Dalam hal ini apabila cuti tahunan tidak digunakan dapat di ganti dengan uang yang pembayarannya dilakukan commit diakhir to user periode cuti. Cuti melahirkan

27 digilib.uns.ac.id 16 diberikan kepada karyawan selama 3 bulan namun pemberlakuannya masih disesuaikan dengan kebutuhan karyawan dan memperhatikan pertimbangan medis. b. Transportasi Saat ini P.T. Pura Barutama belum menyediakan fasilitas transportasi bagi karyawannya. Fasilitas transportasi hanya di berikan kepada para general manager berupa mobil mewah. Selain itu, PT Pura Barutama mempunyai fasilitas helikopter serta kapal bagi yang diperuntukan bagi kepentingan internal, tamu perusahaan VIP/VVIP, serta untuk penggunaan komersial. c. Guest house Guest house merupakan layanan P.T. Pura Barutama kepada para tamu VIP/VVIP yang berkunjung di kantor Pusat P.T. Pura Barutama. Guest house berkapasitas 15 ruangan, lengkap dengan fasilitas sekelas hotel berbintang lima, seperti kolam renang, lapangan tenis indoor, ruang kebugaran, dan ruang karaoke. d. Rekreasi Kegiatan rekreasi rutin dilakukan setiap setahun sekali, untuk pengaturan waktu tiap unit berbeda-beda disesuaikan dengan kondisi unit bersangkutan, namun setelah tahun 2010 kegiatan ini ditiadakan dengan alasan kesibukan.

28 digilib.uns.ac.id 17 e. Koperasi karyawan Untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan, perusahaan membantu dan memfasilitasi dengan didirikannya koperasi karyawan (kopkar) Pura Group. f. Tempat Ibadah Untuk sarana peribadatan, P.T. Pura Barutama menyediakan mushola di setiap unitnya. Mushola ini dimanfaatkan karyawan muslim untuk melakukan ibadah. g. Sarana Olah Raga Sarana olah raga yang ada di perusahaan yaitu lapangan tenis, stadion tennis meja dan badminton, kolam renang, dan area fitness. B. Proses Produksi Proses produksi di P.T. Pura Barutama berbeda-beda di setiap unit, Berikut adalah salah satu contoh proses produksi di Unit Offset, sebagai berikut : 1. Gudang Bahan Baku Digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara bahan baku. Bahan baku berupa kertas-kertas dalam bentuk lembaran (sheet) berukuran standart 109 X 79 cm. Di gudang kertas terdapat 200 jenis kertas misalnya duplex board, ivory board dan silver metaliz. Kertas tersebut berasal dari para suplyer misalkan Fajar Surya, Surya Pamenang, Pindo Delli, Tjiwi Kimia, Indah Kiat, dan dari unit Pura Kertas sendiri. Pada saat bahan baku masuk harus lolos melewati QC ( quality control).

29 digilib.uns.ac.id 18 Di QC incoming terdapat pemeriksaan gramature atau berat dari kertas tersebut, selain itu terdapat pemeriksaan kondisi fisik kertas, permukaan kertas (coating), jenis kertas, ukuran kertas, dan arah serat. QC incoming berhak untuk menerima atau menolak bahan dari suplayer berdasarkan hasil pemeriksaan. Selain kertas di gudang juga terdapat bahan kimia berupa lem, plastik OPP, flute dan spare part. Khusus untuk gudang solvent, serta gudang tinta lokasinya dibedakan. Tempat penyimpanan kimia sengaja ditempatkan terpisah sesuai jenisnya. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kebakaran karena bahan yang disimpan merupakan bahan yang sangat mudah terbakar. Di area ini sudah dilakukan tidakan preventif untuk mencegah kebakaran antara lain dengan memasang grounding pada area gudang pengisi solvent. Pengisian solvent dari tangki ke drum harus dihubungkan dengan grounding agar tidak terjadi listrik statis, meniadakan sumber listrik di area gudang, penggunaan water spray agar udara sekitar tidak terlalu panas, dan pengaturan sirkulasi udara yang baik. 2. Potong Putihan Kertas yang berukuran standart 109 X 79 cm dari gudang di potong menjadi 4 atau 6 atau 8 disuaikan dengan mesin cetak yang digunakan tujuannya untuk mempermudah dalam proses pencetakan. Area Potong Putihan merupakan area pemotongan kertas. Ketika bahan sampai di area potong putihan maka harus ada PP (perintah produksi). Di dalam perintah produksi terdapat standar ukuran bahan yang akan diproduksi, jenis tinta

30 digilib.uns.ac.id 19 yang digunakan, dan waktu penyelesaian di setiap bagian. Ketika bahan telah selesai diproses ditiap bagian, maka selanjutnya bagian WIP memasukkan data input sebagai laporan bahwa proses produksi telah selesai dikerjakan di bagian tersebut. Di area ini potensi bahaya cukup besar, kecelakaan kerja yang terjadi yang diakibatkan oleh kelalaian manusia. Apabila pekerja tidak berkonsentrasi potensi tangan terpotong cukup tinggi, selain itu bahaya debu kertas dan terjepit pallet pun tergolong signifikan. 3. Cetak Merupakan suatu area yang digunakan sebagai tempat untuk mencetak sesuai dengan design warna dan design bentuk yang diinginkan customer. Jenis cetakan dapat berupa label (etiket) maupun berupa paper packaging. Di dalam mesin cetak terdapat 4 warna dasar yakni cyan, magenta, yellow, dan black. Di dalam mesin cetak telah dilengkapi dengan plat yang sebelumnya sudah didesain di komputer. Untuk prosentase warna cetakan sudah diatur di plat tersebut. Proses selanjutnya adalah proses completing antara lain meliputi : a. Varnish Tujuan dari proses pemvarnishan yaitu agar produk cetakan terlihat mengkilap atau gloss. Pada proses pelapisan cetakan menggunakan chemical tertentu sesuai dengan fungsinya. Fungsi dari pelapisan permukaan antara lain : 1) Anti air (water resistance)

31 digilib.uns.ac.id 20 Biasanya dicoatingkan dibagian belakang cetakan atau juga di dua muka ( depan belakang). Fungsinya menjaga supaya cetakan kertas tahan terhadap air. Produk ini dipakai pada cetakan-cetakan lidding cup untuk ice cream, dan lidding cup untuk agar-agar. 2) Anti minyak (grease resistance) Dicoatingkan dibagian belakang cetakan, berfungsi untuk menjaga supaya cetakan (kertas) tahan terhadap minyak atau lemak. Dipakai pada cetakan untuk mengemas produk-produk yang mengandung minyak. Contoh : dos KFC, CFC, dan lain-lain. 3) Anti jamur (fungisida resistance) Biasanya dicoatingkan pada bagian belakang cetakan (back side) untuk mencegah supaya produk yang dikemas tidak berjamur. Biasanya dipakai untuk mengemas sabun. Pada area varnish, potensi bahaya berasal dari paparan sinar UV yang dapat mengakibatkan kebutaan bila mengenai mata secara langsung hal ini dikarenakan intensitas sinar UV yang digunakan untuk pengeringan tergolong tinggi. Selain itu bau menyengat yang berasal dari solvent yang merupakan potensi bahaya terjadinya rasa sakit pada paru-paru serta potensi tertimpa barang dan terjepit silinder rol yang berputar. b. Foil Menggunakan mesin hot stamping foil membutuhkan tingkat panas yang tinggi, tujuannya agar foil menempel pada kertas. Mesin

32 digilib.uns.ac.id 21 ini mencetak dengan warna-warna khas foil antara lain : silver atau perak, gold atau emas, holo diffraction (tiga dimensi), atau warnawarna lain yang tidak bisa dihasilkan oleh tinta cetak. Foil tersebut berfungsi untuk mempercantik penampilan agar tekesan lux atau mewah selain itu foil juga berfungsi memberi pengamanan pada label atas keasliannya (anti pemalsuan). Untuk potensi bahaya di tiap variasi hampir sama yaitu potensi bahaya terjepit, tertimpa barang, dan terkena paparan bahan kimia. c. Laminasi Proses laminasi adalah proses pelapisan pada cetakan. Pelapisan ini untuk menempelkan plastik jenis OPP ke permukaan cetakan. Laminasi terdiri dari dua jenis yaitu laminasi polos dan motif. Laminasi dapat dilakukan pada kertas ivory, duplex dan kertas flute. Laminasi motif memiliki dua design yaitu berupa gambar atau logo dan microtext berhologram. Pada area ini terdapat potensi bahaya berupa terjepit roll, terkena bahan kimia baik terpercik, maupun terpeleset akibat bahan kimia tersebut. d. Ponz atau emboss Ponz adalah suatu proses pembentukan doos dengan ukuran dan bentuk sesuai permintaan customer. Pada proses ini cetakan yang semula berbentuk lembaran akan dicutting dan dicreasing masuk perforatingnya. Proses ini menggunakan pisau yang dibuat sesuai dengan layout film cetak. Out put dari proses creasing berupa

33 digilib.uns.ac.id 22 lembaran-lembaran plano yang sudah ada potongan-potongan berbentuk doos. Mesin ini juga memproses pembuatan embos yang dapat menciptakan image timbul seperti relief pada suatu cetakan dibagian teks atau logo tergantung dari desain yang dibuat, sehingga ketika diraba akan tampak menonjol keluar. Cetakan yang dihasilkan nantinya tidak hanya menarik tetapi juga memiliki nilai seni tinggi ketika disentuh. 4. Cabut Proses cabut merupakan area pemisah. Hasil dari cutting creasing yang masih menempel dilepas satu persatu (dicabut dari posisinya pada kertas plano). Kemudian disusun per pasang di pallet untuk selanjutnya dikirim ke proses folding (lipat) dan glueing (pengeleman). 5. Lipat Pada proses ini cetakan produk dilipat oleh mesin sesuai dengan bentuk produk yang diinginkan customer. Di area ini selain proses pelipatan juga terjadi proses pengeleman dari hasil stripping. Proses pelipatan menggunakan mesin folding dan glueing. Khusus produk dengan ukuran besar seperti flute, proses lipat dilakukan secara manual. 6. Finishing Setelah semua proses pencetakan sampai pelipatan selesai, maka proses penyortiran pun dilakukan. Proses penyortiran ini bertujuan untuk membedakan hasil yang layak dipasarkan (masuk strandart) dengan

34 digilib.uns.ac.id 23 produk yang tidak baik (out of standart). Proses ini dilakukan secara manual, dipilih satu per satu. 7. Pengiriman Proses terakhir yakni pengirimiman. Produk yang telah siap untuk dikirimkan ke customer. Pada area ini mengandung potensi bahaya kejatuhan barang saat pemindahan barang. C. Higene Perusahaan 1. Potensi Bahaya a. Terjepit Bahaya terjepit banyak ditemukan di area mesin cetak dan varnish, kecelakaan terjadi pada saat penggantian maupun pemeriksaan roll atau peralatan yang berputar. Hal ini dapat mengakibatkan patah tulang pada jari tangan. Upaya pengendalian yang telah ada yaitu dengan memasang cover pengaman dan peringatan serta tanda bahaya pada semua peralatan berputar. b. Terpercik Bahaya terpercik oleh cairan B3 khususnya solvent dan tinta. Upaya pengendalian yang telah ada yaitu dengan menggunakan alat pelindung diri yang sesuai, serta sosialisasi MSDS bagi karyawan serta pelatihan khusus bagi karyawan yang berhubungan langsung dengan bahan kimia. Dalam proses produksi, P.T. Pura Barutama banyak menggunakan bahan kimia seperti toluene, melamin, etil asetat, tinta, dan lain sebagainya.

35 digilib.uns.ac.id 24 c. Tertimpa Pada area gudang berpotensi tertimpa kertas atau bahan. Potensi tersebut dapat diminimalisir dengan cara memberi batas ketinggian penumpukan barang yakni 1,5 m sebagai zona daerah bahaya dan larangan beristirahat diarea gudang serta pemakaian helm pengaman. 2. Faktor Bahaya a. Faktor Fisika 1) Kebisingan Kebisingan yang ada pada area pabrik merupakan kebisingan yang bersifat continue atau terus menerus. Kebisingan tersebut timbul akibat penggunaan mesin-mesin yang ada pada area produksi. Berikut ini adalah hasil pengukuran kebisingan yang dilakukan P.T. Pura Barutama pada bulan Januari Tabel 2. Intensitas Kebisingan di Berbagai Lokasi No Lokasi Pengukuran Hasil (db A) NAB (db A) 1 Ponz 74, Cetak I Cetak II 79, Potong Putihan 78, Tinta 76, Varnish 79, Lipat 76, Foil 80, Laminasi 73, Finishing 62, Spesial room Sumber : Hasil pengukuran Dinsosnaker pada 13 Januari 2011 Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di tempat kerja (Kepmenaker No.Kep.51/Men/1999) adalah 85 dba untuk

36 digilib.uns.ac.id 25 pemaparan 8 jam/hari dan pemaparan semakin dipersingkat apabila intensitas semakin tinggi (Yanri, 2005). 2) Penerangan Setiap area produksi membutuhkan penerangan yang berbeda-beda tergantung dari pekerjaan yang dilakukan. Hal ini dikarenakan untuk menghindari terjadinya kecelakaan serta penyakit akibat kerja pada tempat kerja. Pengukuran penerangan pada P.T. Pura Barutama dilakukan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi setempat, secara rutin setiap 6 bulan sekali. Tabel 3. Intensitas Penerangan di Berbagai Lokasi No Unit Produksi Hasil pengujian (Lux) Standar Jenis dan Lokasi Ratarata Kisaran (Lux) Pekerjaan Pengukuran 1 Ponz 55, ,8 100 Kurang Teliti 2 Cetak I ,8 200 Agak Teliti 3 Q.C Cetak , Teliti 4 Cetak II 99,2-455,5 230,5 200 Agak Teliti 5 Q.C Cetak II 651, , Teliti 6 Potong Putihan 47,8-61,2 55,9 100 Kurang teliti 7 Tinta Teliti 8 Meja control Teliti tinta 9 Varnish ,2 200 Agak Teliti 10 Lipat 97,6-113,6 122,5 100 Kurang Teliti 11 Foil 102, ,5 100 Kurang Teliti 12 Laminasi ,1 122,9 100 Kurang Teliti 13 Finishing 120,3-222,8 156,7 200 Agak Teliti 14 Spesial room 163, ,9 200 Agak Teliti Sumber : Hasil pengukuran Dinsosnaker pada 13 Januari ) Iklim Kerja Penggunaan peralatan kerja yang menggunakan panas, seperti pada proses pencetakan dan proses laminasi menimbulkan suhu udara di sekitar mesin menjadi panas. Udara yang panas ini dapat

37 digilib.uns.ac.id 26 menimbulkan rasa tidak nyaman bagi operator mesin maupun tenaga kerja yang berada di area tersebut. Oleh karena itu, P.T. Pura Barutama telah mengupayakan pengendaliannya, sebagai berikut : a) Mengadakan local exhauster. b) Mengadakan pengontrol suhu dan kelembaban ruangan. c) Pengaturan ruangan yang di desain dengan sistem bangunan yang tinggi dan sirkulasi udara yang cukup. Berikut hasil pengukuran yang dilakukan : Tabel 4. Pengujian Iklim Kerja di Berbagi Lokasi No Unit produksi dan lokasi pengukuran Hasil pengukuran suhu (Cº) Kelembaban (%) 1 Ponz 28,2 76,5 2 Cetak I 29,2 58,6 3 Cetak II 29,9 71,7 4 Potong putihan 29, Tinta 30,9 71,4 6 Varnish 30,3 71,2 7 Lipat 30,2 71,9 8 Foil 30 68,2 9 Laminasi 30,1 71,1 10 Finishing 31,2 73,8 11 Spesial Room 30 68,8 Sumber : Hasil pengukuran Dinsosnaker pada 13 Januari 2011 b. Faktor Kimia Berikut hasil pengujian kadar debu di lingkungan kerja, yang dilakukan : Tabel 5. Pengukuran Kadar Debu di Berbagi Lokasi No Lokasi Satuan Hasil Nilai Ambang Batas 1. Area Cetak I Mgr/m 3 0, Area Cetak commit Mgr/m to user 0, Area Ponz Mgr/m 3 0, Bersambung

38 digilib.uns.ac.id 27 Sambungan 4. Area Lipat Mgr/m 3 0, Spesial Room Mgr/m 3 0, Sumber : Hasil Pengukuran Balai Pelatihan dan Pengujian Hiperkes pada 13 Januari 2011 Penggunaan bahan-bahan kimia yang ada di perusahaan yang berupa solvent atau pelarut, yaitu berupa cairan toluene dan etil asetat. Toluene dan Etil asetat merupakan bahan kimia yang mudah terbakar dan mempunyai bau yang sangat menyengat. Sehingga tidak hanya berpotensi bahaya kebakaran, namun juga dapat mengganggu pernafasan tenaga kerja yang berada di tempat kerja tersebut. Menyadari akan bahaya yang ditimbulkan, perusahaan telah melakukan berbagai upaya pengendalian yang berupa penggunaan sistem ventilasi (blower) dan kewajiban penggunaan APD berupa masker bagi karyawan. Selain itu penggunaan tinta sebagai bahan baku untuk proses cetak juga dapat menimbulkan iritasi pada kulit apabila mengalami kontak langsung dengan kulit, maka selain masker karyawan juga diwajibkan untuk memakai sarung tangan apabila melakukan proses pengadukan bahan. c. Faktor Biologi Faktor biologi yang merupakan faktor bahaya yang ada di perusahaan meliputi : bakteri, virus, microorganisme, serangga, tikus, dan binatang-binatang lain yang dianggap mengganggu dan dapat menimbulkan suatu penyakit.

39 digilib.uns.ac.id 28 d. Faktor Mental-Psikologis Hubungan kerja antara karyawan satu dengan karyawan lainnya maupun atasan dengan bawahan merupakan faktor bahaya mentalpsikologis yang perlu mendapat perhatian khusus karena dapat berpengaruh pada tingkat produktivitas. Di P.T. Pura Barutama setiap sebulan sekali diadakan acara kumpul bersama atau yang biasa disebut anjangsana. Untuk tempat pelaksanaan diadakan di rumah karyawan secara bergilir. Hal ini bertujuan selain mengakrabkan antar karyawan maupun karyawan dengan atasan juga dapat mengenal keluarga dari karyawan tersebut. D. Kesehatan Kerja 1. Personel Untuk penanganan masalah kesehatan, perusahaan menyediakan dokter yang tersebar di setiap balai pengobatan. Dokter yang bekerja di balai pengobatan telah mengikuti pelatihan Hiperkes dan sudah memiliki sertifikat dari pelatihan tersebut. Di setiap balai pengobatan terdapat 1 dokter dan 4 tenaga paramedis. Apabila obat yang disediakan di balai pengobatan tidak memadai dan butuh pemeriksaan khusus yang tidak bisa dilakukan di balai pengobatan, maka dokter ataupun tenaga medis yang berjaga berkewajiban untuk membuatkan surat rujukan ke rumah sakit yang telah ditunjuk oleh manajemen.

40 digilib.uns.ac.id Pelayanan Kesehatan a. Balai pengobatan Dalam penyelenggaraannya P.T. Pura Barutama memiliki balai pengobatan yang terletak pada 3 kawasan, yaitu terletak pada Kawasan II, Kawasan IV, dan Kawasan V. Pada setiap kawasan tersebut terdapat satu dokter jaga yang bertugas pada hari Senin, Rabu, dan Jumat dengan jam kerja mulai dari pukul WIB. Adapun dokter perusahaan tersebut telah memiliki sertifikat hyperkes. Selain itu juga terdapat paramedis yang tersebar di seluruh balai pengobatan tersebut, paramedis tersebut berjaga setiap hari selama jam kerja yaitu mulai pukul WIB. Tenaga paramedis tersebut bertugas membantu dokter perusahaan. Perusahaan menyediakan balai pengobatan untuk membantu para korban yang mengalami kesakitan yang masih dapat ditangani oleh dokter perusahaan untuk dilakukan tindakan pertolongan pertama pada kondisi gawat daruat. Balai pengobatan tidak hanya digunakan pada kondisi darurat saja, namun balai pengobatan merupakan sarana tempat berobat para karyawan sehari-hari. b. Kotak P3K Pada setiap unit P.T. Pura Barutama telah menyediakan kotak P3K. Kotak P3K tersebut diletakkan secara terpusat pada satu titik yang mudah dijangkau oleh karyawan di masing-masing bagian yakni di dekat pintu masuk, pintu keluar dan bagian tengah area produksi.

41 digilib.uns.ac.id 30 Kotak P3K tersebut berisikan : kassa steril, perban dengan lebar 5 cm dan 10 cm, plester, kapas, kain segitiga, gunting, peniti, sarung tangan sekali pakai, masker, pinset, lampu senter, gelas untuk mencuci mata, kantong plastik bersih, Aquades, Iodin, alcohol 70 %, buku panduan P3K di tempat kerja, buku catatan, dan daftar isi kotak. c. Pelatihan PPPK Selain menyediakan kotak P3K, perusahaan juga menyediakan pelatihan tentang tindakan P3K setiap setahun sekali. Setiap karyawan baru, diberikan pelatihan tentang P3K meliputi cara pertolongan pertama pada korban luka, pendarahan, patah tulang, pingsan, cara pengangkatan korban, dan tata cara memberi informasi bila terjadi kecelakaan. Adanya pelatihan dijadwalkan oleh pihak trainer perusahaan dan dilaksanakan oleh ahli K3 perusahaan yang sebelumnya telah dilatih oleh petugas kesehatan. d. Pemeriksaan kesehatan P.T. Pura Barutama juga menyediakan pemeriksaan bagi tenaga kerja, meliputi : 1) Pemeriksaan Awal Pemeriksaan awal dilakukan sebelum tenaga kerja di tempatkan di tempat kerja. Pemeriksaan awal kesehatan yang dilakukan meliputi test urine, test darah, rontgen paru, dan test buta warna. Untuk pemeriksaan kesehatan awal, perusahaan bekerja sama dengan RS

42 digilib.uns.ac.id 31 yang ditunjuk oleh managemen yaitu RS. Umum Daerah Kudus dan RS. Mardirahayu. 2) Pemeriksaan Berkala Pemeriksaan berkala dilakukan pada tenaga kerja yang dilakukan minimal satu tahun sekali. Kegiatan ini bertujuan untuk memonitoring status kesehatan karyawan yang ada. Semua karyawan yang bekerja di P.T. Pura Barutama telah melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kudus dan Rumah Sakit Mardi Rahayu. Tenaga kerja diwajibkan memberikan surat hasil pemeriksaan kesehatan terhadap departemen HRD bagian kesehatan. Hal ini bertujuan apabila terdapat pekerja yang mengalami gejala penyakit akibat kerja dapat di pindahkan ke bagian lain atau jika perlu diberikan istirahat. 3) Pemeriksaan Khusus Pemeriksaan khusus dilakukan pada tenaga kerja yang bekerja di bagian yang mengandung potensi bahaya kesehatan, misalkan di bagian pengeringan yang menggunakan sinar UV. selain itu pemeriksaan khusus juga berlaku pada tenaga kerja di bagian umum yang menderita gangguan penglihatan misalnya : penggantian kaca mata bagi penderita Minus dan Silinder, sebagaimana yang telah diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

43 digilib.uns.ac.id 32 e. Rumah sakit rujukan Selain memiliki balai pengobatan PT. Pura juga bekerja sama dengan rumah sakit yang ada di kota Kudus sebagai rujukan apabila fasilitas di balai pengobatan tidak memadai. Adapun rumah sakit tersebut, antara lain : Rumah Sakit Mardi Rahayu, Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kudus, Rumah Sakit Islam (YAKKIS) dan Rumah Sakit Kartika, Selain di Kabupaten Kudus, PT Pura Barutama juga menyediakan fasilitas rujukan ke RS. Karyadi Semarang, Rumah Sakit Elizabeth dan Rumah Sakit Telogorejo Semarang. f. Jamsostek Perusahaan menyediakan asuransi bagi karyawan. Setiap karyawan telah didaftarkan untuk mengikuti Jamsostek. Program jamsostek meliputi Jaminan Pelayanan Kesehatan, Pelayanan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT). Untuk Jaminan Kecelakaan Kerja hanya berlaku bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja pada waktu berangkat kerja, beraktivitas di tempat kerja, dan saat pulang ke rumah melewati jalan yang wajar. Pelayanan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) hanya berlaku bagi tenaga kerja saja, namun untuk Jaminan Kesehatan Kerja selain tenaga kerja sendiri, pelayanan ini juga diberikan kepada keluarga dari pekerja tersebut antara lain satu isteri dan tiga anak.

44 digilib.uns.ac.id Gizi Kerja P.T. Pura Barutama belum mempunyai kantin khusus bagi tenaga kerjanya. Akan tetapi tiap karyawan diberi uang makan sebagai pengganti. Selain itu juga diberikan tambahan berupa susu sachet khususnya pada operator. Khusus untuk shift malam, operator diberi tambahan makanan berupa pudding. E. Keselamatan Kerja 1. Keselamatan Kerja Boiler Di P.T. Pura Barutama menggunakan boiler sebagai pembantu dalam proses produksi. Penggunaan boiler yang tidak sesuai persyaratan akan menimbulkan kerugian berupa peledakan. Untuk mencegah terjadinya peledakan maka P.T. Pura Barutama telah melakukan berbagai upaya antara lain : a. Melaksanakan instruksi kerja pengoperasian boiler dengan benar b. Mengeluarkan surat izin keselamatan kerja (safety permit) saat pembersihan tangki boiler. c. Melakukan perawatan dan pemeriksaan secara berkala terhadap suhu dan tekanan. d. Menyediakan alat-alat pemadam kebakaran seperti : APAR, hydrant, dan tujuh mobil pemadam kebakaran. e. Memasang papan peringatan Dilarang Merokok.

45 digilib.uns.ac.id Keselamatan Kerja Bahan Kimia Dalam proses produksi di pabrik banyak menggunakan bahan-bahan kimia yang berbahaya, seperti toluene, melamin, etil asetat, tinta, dan lain sebagainya. Bahan-bahan tersebut dapat mengakibatkan keracunan apabila tertelan dan iritasi pada bagian tubuh yang terkena. Pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan adalah penyediaan dan sosialisasi MSDS, pemasangan rambu-rambu tanda bahan kimia berbahaya, serta mewajibkan pemakaian APD berupa masker dan safety gloves. 3. Komunikasi Keselamatan dan kesehatan Kerja Banyak tenaga kerja yang belum mengerti tentang keselamatan dan kesehatan kerja padahal kecelakaan yang sering terjadi ditimbulkan oleh pekerja itu sendiri. Untuk meminimalisir peristiwa tersebut maka diperlukan peran managemen untuk mengkomunikasikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Komunikasi K3 dapat berupa : a. Pemasangan poster atau spanduk K3 Pemasangan poster atau spanduk K3 di tempat kerja merupakan suatu media yang komunikatif. Poster atau spanduk ini berisi himbauan atau pesan untuk bekerja aman dan selamat. Di P.T. Pura Barutama telah terpasang berbagai macam poster dan spanduk. Dengan adanya poster dan spanduk diharapkan para pekerja selalu waspada terhadap bahaya serta dapat berhati-hati dalam melakukan pekerjaan. Poster dan spanduk yang terpasang juga selalu ditinjau keadaan fisiknya dan

46 digilib.uns.ac.id 35 apabila kondisinya sudah kotor, rusak atau tidak layak maka akan segera diganti. b. Induksi K3 Setiap pekerja baru, tamu, kontraktor, pelanggan maupun pemasok yang akan memasuki wilayah P.T. Pura Barutama akan diberikan induksi tentang peraturan keselamatan dan kesehatan kerja oleh pihak sekretaris K3 unit. Kegiatan ini dilaksanakan agar mereka mengerti tentang bahaya yang ada di perusahaan sehingga mereka mengetahui cara aman agar terhindar dari bahaya tersebut. Setelah mereka mengerti akan peraturan tersebut, barulah mereka diberikan alat pelindung diri sesuai dengan tempat yang akan mereka kunjungi. 4. Ijin Kerja Adalah suatu izin kerja yang diberikan pada tenaga kerja pada suatu tempat khusus yang mempunyai potensi bahaya yang tinggi sehingga membutuhkan tenaga kerja yang mempunyai skill khusus dan membutuhkan peralatan dan standar khusus. P.T. Pura Barutama menetapkan empat jenis pekerjaan yang digolongkan pekerjaan yang beresiko tinggi, antara lain area mudah terbakar, bertegangan tinggi, bekerja di ketinggian, dan bekerja di area terbatas (kadar oksigen kurang). Sebagai penaggungjawab pelaksanaan surat ijin keselamatan kerja (Safety permit) sebagai berikut : a. Pimpinan unit kerja peminta jasa bertanggung jawab terhadap

47 digilib.uns.ac.id 36 pengamanan keselamatan operasional dan kebersihan area kerja. b. Pimpinan unit kerja pelaksana pekerjaan bertanggung jawab terhadap pengamanan keselamatan pelaksanaan dan kebersihan area kerja. Penandatanganan ijin kerja (Safety Permit) dilakukan oleh manager teknik yang bersangkutan. 5. Inspeksi Keselamatan Kerja Inspeksi Keselamatan kerja bertujuan unruk mencari dan menganalisa sumber yang berpotensi sebagai penyebab kecelakaan baik yang ditimbulkan oleh kondisi dari instalasi maupun pelaksanaan kerja yang tidak standar, sehingga dapat diambil langkah awal dalam pengendaliannya. Adapun jenis inspeksi keselamatan kerja yang diterapkan di P.T. Pura Barutama adalah a. Periodical inspection Merupakan inspeksi berkala, yang mencakup semua aspek sesuai lokasi yang dijadwalkan b. Intermitten inspections Inspeksi ini dilakukan setiap saat, serta pemilihan lokasi yang tidak dijadwalkan. c. Routine inspections Merupakan inspeksi yang dilaksanaakan secara teratur.

48 digilib.uns.ac.id 37 d. Special inspections Inspeksi ini dilakukan pada saat tertentu, misalkan pada saat konstruksi baru, instalasi yang akan digunakan ataupun setelah kejadian. e. Critical items inspections Merupakan inspeksi instalasi kritis yang dapat berakibat masalah atau kerusakan besar misalkan mesin, peralatan, proses dan lain-lain. 6. Investigasi kecelakaan Kegiatan investigasi dilakukan setiap terjadi kecelakaan (accident). Kegiatan investigasi bertujuan untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya accident. Investigasi dilakukan paling lama 2 x 24 jam dan pelaporannya dilakukan setelah terjadi accident. Pelaksanaan investigasi dilakukan oleh ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan. 7. APD Alat Pelindung Diri (APD) merupakan seperangkat alat keselamatan yang digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari kemungkinan adanya pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Secara teknis alat pelindung diri tidaklah dapat melindungi tubuh secara sempurna terhadap paparan potensi bahaya. Namun alat pelindung diri akan dapat mengurangi tingkat keparahan dari suatu kemungkinan terjadinya kecelakaan atau penyakit akibat kerja (Tarwaka, 2008). Syarat alat pelindung diri adalah: a. Memiliki daya pencegah dan memberikan perlindungan yang efektif

49 digilib.uns.ac.id 38 terhadap jenis bahaya yang dihadapi oleh karyawan. b. Konstruksi dan kemampuannya harus memenuhi standar yang berlaku. c. Efisien, ringan dan nyaman dipakai. d. Tidak mengganggu gerakan-gerakan yang diperlukan. e. Tahan lama dan pemeliharaannya mudah. Kelemahan-kelemahan Penggunaan Alat Pelindung Diri : a. Tidak enak dipakai atau kurang nyaman. b. Sangat sensitif terhadap perubahan waktu. c. Mempunyai masa kerja tertentu. d. Dapat menularkan penyakit apabila digunakan secara bergantian. Alat pelindung diri yang diwajibkan di P.T. Pura Barutama adalah sebagai berikut : a. Pelindung Kepala Untuk melindungi kepala terhadap benturan kemungkinan tertimpa benda-benda yang jatuh, melindungi bagian kepala dari kejutan listrik ataupun terhadap kemungkinan terkena bahan kimia yang berbahaya. Jenis-jenis alat pelindung kepala yang digunakan di P.T. Pura Barutama terdiri dari : (1) Safety helmet berbahan plastik. Digunakan untuk melindungi kepala dari kejatuhan barang, safety helmet berbahan plastik banyak digunakan di unit bangunan. (2) Kerudung Kepala (Hood ) Digunakan untuk melindungi produk agar tetap bersih dan tidak terkontaminasi dengan rambut serta

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang PT. Pura Barutama adalah anak perusahaan dari PT. Pura Group, suatu perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan kertas. Pada saat awal didirikan di Kudus, PT. Pura

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejarah perkembangan PT Pura Group adalah sebagai berikut: menjadi salah satu nama yang disegani di industri percetakan.

BAB I PENDAHULUAN. sejarah perkembangan PT Pura Group adalah sebagai berikut: menjadi salah satu nama yang disegani di industri percetakan. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang PT Pura Barutama merupakan anak perusahaan PT Pura Group bergerak di bidang usaha pembuatan kertas. PT Pura Barutama Kudus berawal dari sebuah perusahaan percetakan

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA Latar belakang: Sumber bahaya di tempat kerja Disadari tapi tidak dimengerti Dapat mengakibatkan cedera terhadap pekerja (manusianya) Adanya kecelakaan

Lebih terperinci

MEMPELAJARI IDENTIFIKASI BAHAYA KERJA DIPROSES BAG MAKING PADA PT SUPERNOVA FLEXIBLE PACKAGING. Disusun Oleh: Andy Permana/

MEMPELAJARI IDENTIFIKASI BAHAYA KERJA DIPROSES BAG MAKING PADA PT SUPERNOVA FLEXIBLE PACKAGING. Disusun Oleh: Andy Permana/ MEMPELAJARI IDENTIFIKASI BAHAYA KERJA DIPROSES BAG MAKING PADA PT SUPERNOVA FLEXIBLE PACKAGING Disusun Oleh: Andy Permana/30411836 Latar Belakang Perusahaan Hambatan Penerapan Keselamatan dan kesehatan

Lebih terperinci

Lampiran:

Lampiran: Lampiran: Lampiran: Lampiran: Lampiran: Lampiran: Lampiran: Lampiran: DAFTAR PERTANYAAN Narasumber : Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Semarang Nama : Mulyati Hari/Tanggal Wawancara : Senin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan peranan penting bagi keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan, karena manusia merupakan aset hidup yang perlu dipelihara

Lebih terperinci

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1. Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Proyek Penerapan Program K3 di proyek ini di anggap penting karena pada dasarnya keselamatan dan kesehatan kerja

Lebih terperinci

Analisis Mitigasi Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di PT. X

Analisis Mitigasi Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di PT. X Analisis Mitigasi Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di PT. X Syifa Chairunnisa, Baju Widjasena, Suroto Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Email:

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3 CV. KARYA BHAKTI USAHA Jampirejo Timur No 351 Temanggung PRA RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRARK3K) Disiapkan untuk pekerjaan: Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kali Pacar 1. KEBIJAKAN K3

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.15/MEN/VIII/2008 TAHUN 2008 TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERATURAN MENTERI NOMOR :PER.15/MEN/VIII/2008 TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA. MENTERI Menimbang : a. Bahwa dalam rangka memberikan perlindungan bagi pekerja/buruh yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Salix Bintama Prima adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan limbah kayu menjadi bahan bakar pelet kayu (wood pellet). Perusahaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Laporan Tugas Akhir

ABSTRAK. Laporan Tugas Akhir ABSTRAK. Pada bagian proses produksi mochi kacang, pemilik pabrik ingin meningkatkan produktivitas tenaga kerjanya dengan cara memperbaiki kondisi di pabrik. Pada pabrik mochi ini terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kesadaran Menurut Hasibuan (2012:193), kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Menurut

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER- 5 /MEN/VIII/008 TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN BENAR NO. KODE : INA.5230.223.23.01.07

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian PT. Buana Indah Kreasi adalah sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi kardus untuk kemasan (karton box) sebagai produk yang dijual. PT. Buana Indah

Lebih terperinci

MEMPELAJARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI METAL STAMPING PART

MEMPELAJARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI METAL STAMPING PART MEMPELAJARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI METAL STAMPING PART Disusun oleh: Diki Alnastain 32411082 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA BEKASI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan Pusaka Raya atau lebih dikenal dengan Pura Group dua diantaranya adalah PT. Pura Barutama dan PT. Pura Nusa Persada merupakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Identifikasi bahaya yang dilakukan mengenai jenis potensi bahaya, risiko bahaya, dan pengendalian yang dilakukan. Setelah identifikasi bahaya dilakukan,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN DI PT. DIC ASTRA CHEMICALS JAKARTA TIMUR

IMPLEMENTASI HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN DI PT. DIC ASTRA CHEMICALS JAKARTA TIMUR IMPLEMENTASI HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN DI PT. DIC ASTRA CHEMICALS JAKARTA TIMUR LAPORAN MAGANG Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Mega Dwi Aprilia R0012056 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini

Lebih terperinci

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT302 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TUJUAN Memelihara lingkungan kerja yang sehat. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu bekerja. Mencegah dan mengobati

Lebih terperinci

#7 PENGELOLAAN OPERASI K3

#7 PENGELOLAAN OPERASI K3 #7 PENGELOLAAN OPERASI K3 Dalam pengelolaan operasi manajemen K3, terdapat beberapa persyaratan yang dapat dijadikan suatu rujukan, yaitu: 1. OHSAS 18001 2. Permenaker 05/MEN/1996 Persyaratan OHSAS 18001

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Topaz Profile and Frame didirikan pada bulan Agustus 2011, pendiri sekaligus pemilik pabrik ini adalah Bapak Tanib S. Cjolia. Pabrik ini didirikan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE : -P BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN

KUISIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUISIONER PENELITIAN PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PERILAKU KESELAMATAN KARYAWAN PT PDSI RANTAU ACEH TAMIANG TAHUN 2014 I.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan Daerah Aneka industri jasa Medan didirikan pada tahun 1985 berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) No. 26 tahun 1985 tanggal 27 Juli

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

BAB III PELAKSANAAN MAGANG BAB III PELAKSANAAN MAGANG 3.1 Pengenalan Lingkungan Kerja Penulis memulai praktek pelaksanaan kerja atau magang pada Kantor Pusat Perum BULOG selama satu bulan yang dimulai dari tanggal 01 sampai dengan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA LAPANGAN TENIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA LAPANGAN TENIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA LAPANGAN TENIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen yaitu terjatuh, terjepit, tertimpa,

BAB V PEMBAHASAN. PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen yaitu terjatuh, terjepit, tertimpa, BAB V PEMBAHASAN A. Potensi Bahaya Potensi bahaya yang dapat menyebabkan insiden atau kecelakaan kerja di PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen yaitu terjatuh, terjepit, tertimpa, tertabrak, kebakaran,

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Gerakan kerja operator berkaitan dengan prinsip-prinsip ekonomi gerakan yang dihubungkan dengan gerakan-gerakan kerjanya, tata letak tempat kerja, dan perancangan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

IMPLEMENTASI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Cosi Andiyanto R0010027 PROGRAM DIPLOMA 3 HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN DI PT. KONIMEX SUKOHARJO

IMPLEMENTASI HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN DI PT. KONIMEX SUKOHARJO IMPLEMENTASI HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN DI PT. KONIMEX SUKOHARJO LAPORAN MAGANG Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Ika Saputri R0012044 PROGRAM DIPLOMA 3 HIPERKES

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Potensi Bahaya PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat ditimbulkan dari seluruh kegiatan proses produksi.

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Waktu Baku Aktual Setiap Stasiun Kerja yang Diamati Menghitung waktu baku aktual setiap stasiun kerja dengan metoda langsung dan tidak langsung. Berikut adalah rangkuman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan teknologi maju tidak dapat dielakkan, banyak perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan teknologi maju tidak dapat dielakkan, banyak perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin maju mendorong Indonesia mencapai tahap industrialisasi. Hal ini ditandai dengan adanya proses mekanisasi, elektrifikasi dan modernisasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT KWM adalah perusahaan yang bergerak di industri manufaktur aksesoris garmen yang terbuat dari timah dan menerima pesanan pewarnaan metal. Berdasarkan hasil pengamatan, permasalahan yang paling

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Sumatra Industri Cat merupakan perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang produksi cat. PT Sumatra Industri Cat didirikan pada bulan Juni tahun

Lebih terperinci

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI DIPLOMA III AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 KATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-Undang No. 1 tahun

Lebih terperinci

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN 4.1 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Terjadinya kecelakaan kerja merupakan suatu kerugian baik itu bagi korban kecelakaan kerja maupun terhadap perusahaan (Organisasi),

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan Daerah Aneka industri jasa Medan didirikan pada tahun 1985 berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) No. 26 tahun 1985 tanggal 27 Juli 1985

Lebih terperinci

MEMPELAJARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT TIRTA ALAM SEGAR OLEH: SNEZANA YOFANDA/

MEMPELAJARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT TIRTA ALAM SEGAR OLEH: SNEZANA YOFANDA/ MEMPELAJARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT TIRTA ALAM SEGAR OLEH: SNEZANA YOFANDA/ 37412094 PENDAHULUAN Latar Belakang Kecelakaan Kerja Program K3 PT Tirta Alam Segar PERUMUSAN PENELITIAN Mengetahui

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7 Kesimpulan dan Saran BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal-hal berikut ini

Lebih terperinci

Keselamatan & Kesehatan Kerja PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Keselamatan & Kesehatan Kerja PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA K3 Keselamatan & Kesehatan Kerja PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG HIPERKES DAN KK TUJUAN M A N F A A T a Melindungi Tenaga

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Cakrawala Elecorindo yang beralamat di Jl. Pancing No. 8 Blok C Komplek Pergudangan MMTC. merupakan salah satu perusahaan yang berbentuk perseroan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. Penerapan sanitasi dan higiene diruang penerimaan lebih dititik beratkan pada penggunaan alat dan bahan sanitasi.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Tirta Sibayakindo PT. Tirta Sibayakindo adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang produksi air minum dalam kemasan (AMDK) bermerek

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Instalasi Gawat Darurat RSUD.R.Syamsudin, SH dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Pada saat ini,

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. HITACHI CONSTRUCTION MACHINERY INDONESIA

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. HITACHI CONSTRUCTION MACHINERY INDONESIA MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. HITACHI CONSTRUCTION MACHINERY INDONESIA Nama : Indah Wulandari NPM : 34413373 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Stephanus Benedictus Bera

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembar

2015, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembar No. 1939, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAR. Usaha. Hotel. Standar. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA MOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I. KESELAMATAN KERJA, KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA (K3)

BAB I. KESELAMATAN KERJA, KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA (K3) DAFTAR ISI Surat Keputusan Direktur tentang Kebijakan K3RS --------------------------------------------- Daftar Isi-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumber daya alam yang melimpah dan potensi di bidang industri. Salah satu bidang industri itu adalah industri manufaktur.

Lebih terperinci

STANDAR USAHA TAMAN REKREASI. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Tempat dan Ruang

STANDAR USAHA TAMAN REKREASI. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Tempat dan Ruang LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 NOMOR 2014 TENTANG STANDAR USAHA TAMAN REKREASI STANDAR USAHA TAMAN REKREASI I. PRODUK A. Tempat dan Ruang B. Fasilitas

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. (SMK/MAK), dan Pendidikan Luar Sekolah (PLS). kurikulum yang berlaku. Disamping itu harga yang kami berikan dapat

BAB III PEMBAHASAN. (SMK/MAK), dan Pendidikan Luar Sekolah (PLS). kurikulum yang berlaku. Disamping itu harga yang kami berikan dapat BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum CV. MEDIATAMA 1. Profil perusahaan CV. MEDIATAMA merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penerbitan dan percetakan. Perusahaan tersebut memliki program untuk berperan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan CV. Topaz Profile and Frame didirikan pada bulan Agustus 2011, pendiri sekaligus pemilik pabrik ini adalah Ir. Tanib Sembiring Cjolia, M.Eng. Pabrik

Lebih terperinci

Tujuan K3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman

Tujuan K3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) Tujuan Pembelajaran Setelah melalui penjelasan dan diskusi 1. Mahasiswa dapat menyebutkan tujuan Penerapan K3 sekurang-kurangnya 3 buah 2. Mahasiswa dapat memahami

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan menerapkan berbagai teknologi dan menggunakan bermacam-macam bahan. Hal ini mempunyai

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.03/MEN/1985 T E N T A N G KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PEMAKAIAN ASBES

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.03/MEN/1985 T E N T A N G KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PEMAKAIAN ASBES PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : T E N T A N G KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PEMAKAIAN ASBES MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa industri asbes semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat global seperti sekarang ini, persaingan industri untuk memperebutkan pasar baik pasar tingkat regional,

Lebih terperinci

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT 1. TUJUAN Untuk memastikan semua personil PT XXXXXXX bertindak dalam kapasitas masing-masing selama aspek-aspek kritis dari suatu keadaan darurat. 2. RUANG LINGKUP Prosedur

Lebih terperinci

PENGELOLAAN OPERASI K3

PENGELOLAAN OPERASI K3 PENGELOLAAN OPERASI K3 Bahan Kuliah Fakultas : Teknik Program Studi : Teknik Industri Tahun Akademik : Genap 2012/2013 Kode Mata Kuliah : TIN 211 Nama Mata Kuliah : Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri

Lebih terperinci

MODUL 3 KESELAMATAN KERJA (Kebijakan dan Prosedur K3)

MODUL 3 KESELAMATAN KERJA (Kebijakan dan Prosedur K3) MODUL 3 KESELAMATAN KERJA (Kebijakan dan Prosedur K3) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 3 A. PERSPEKTIF Pekerjaan jasa

Lebih terperinci

Identifikasi Potensi Bahaya Akibat Pencahayaan Dengan Pendekatan HIRA (Hazard Identification And Risk Assessment)

Identifikasi Potensi Bahaya Akibat Pencahayaan Dengan Pendekatan HIRA (Hazard Identification And Risk Assessment) Identifikasi Potensi Bahaya Akibat Pencahayaan Dengan Pendekatan HIRA (Hazard Identification And Risk Assessment) Maesaroh, Yayan Harry Yadi, Wahyu Susihono,, Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan

Lebih terperinci

PROSEDUR PENANGANAN BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA. Pengertian. Tujuan. 1. Bahan Beracun dan Berbahaya

PROSEDUR PENANGANAN BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA. Pengertian. Tujuan. 1. Bahan Beracun dan Berbahaya Pengertian 1. Bahan Beracun dan Berbahaya Adalah semua bahan kimia yang mempunyai efek mengakibatkan kerugian terhadap orang dan lingkungan sekitarnya seperti: korosif, oksidasi, bersifat racun, meledak

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

LAMPIRAN 1 PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LAMPIRAN 1 PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI TENTANG PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Nomor : 384 / KPTS / M / 2004 Tanggal : 18 Oktober 2004

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Megah Plastik merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag BAB V PEMBAHASAN Dari hasil penelitian PT. Bina Guna Kimia telah melaksanakan programprogram keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag Out (LOTO) dan Line Breaking merupakan program

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.P BUKU PENILAIAN DAFTAR

Lebih terperinci

BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA JL. NGESREP BARAT III NO. 44 SEMARANG TELP SERTIFIKAT ISO TAHUN

BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA JL. NGESREP BARAT III NO. 44 SEMARANG TELP SERTIFIKAT ISO TAHUN BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA JL. NGESREP BARAT III NO. 44 SEMARANG TELP. 024-7474495 SERTIFIKAT ISO 17025 TAHUN 2005 Balai Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Balai K3) Provinsi Jawa Tengah, mempunyai

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian serta pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan penulis pada perusahaan JOIES CLUB, maka diperoleh kesimpulan yaitu sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Produksi Botol Kemasan Sabun Lifebuoy Bahan baku utama untuk pembuatan botol kemasan sabun lifebuoy adalah biji plastik berwarna putih yang sudah memenuhi standar

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI PT. INDUSTRI JAMU DAN FARMASI SIDO MUNCUL, Tbk SEMARANG

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI PT. INDUSTRI JAMU DAN FARMASI SIDO MUNCUL, Tbk SEMARANG UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI PT. INDUSTRI JAMU DAN FARMASI SIDO MUNCUL, Tbk SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Winda Listyana R0013108

Lebih terperinci

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja Definisi dan Tujuan keselamatan kerja Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan & proses pengolahannya, landasan tempat kerja & lingkungannya serta cara-cara

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH JL. BRIGJEND. SUDIARTO NO. 347 SEMARANG 2014 PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN A. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini menyebabkan iklim pesaingan antar perusahaan juga semakin ketat. Setiap perusahaan harus memikirkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin meningkatnya pemesanan oleh masyarakat. Oleh karena itu PT. PANCA BUDI IDAMAN lebih meningkatkan

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor 2 2017 ISSN 1412-7350 REDUKSI PRODUK CACAT PADA KEGIATAN PENCETAKAN Nismah Panjaitan 1*, Dini Wahyuni 1, Mangara Tambunan 1 1 Departemen Teknik Industri; Fakultas

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA SANGGAR SENI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA SANGGAR SENI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA SANGGAR SENI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA 0,8 0,6 0,4 0,2. Ringan Berat Mati 0,69

DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA 0,8 0,6 0,4 0,2. Ringan Berat Mati 0,69 1 200 150 100 50 0 0 1 2008 2 2009 Ringan Berat Mati 3 2010 4 2011 5 2012 6 2013 No. Tahun RINGAN BERAT MATI TOTAL 1 2008 162 74 19 285 2 2009 176 83 44 303 3 2010 100 94 15 209 4 2011 94 101 22 217 5

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN KETENTUAN K3 DAN KETENTUAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN DI TEMPAT KERJA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

LAMPIRAN Bagaimana sejarah berdirinya PT Margono Dian Graha? 2. Apa visi dan misi PT Margono Dian Graha?

LAMPIRAN Bagaimana sejarah berdirinya PT Margono Dian Graha? 2. Apa visi dan misi PT Margono Dian Graha? LAMPIRAN 1 Daftar Pertanyaan Wawancara Pertanyaan untuk pemilik perusahaan : 1. Bagaimana sejarah berdirinya PT Margono Dian Graha? 2. Apa visi dan misi PT Margono Dian Graha? 3. Bagaimana struktur organisasi

Lebih terperinci

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban HOUSEKEEPING Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban Penerapan housekeeping yang baik dapat mendukung terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman. Housekeeping

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Perusahaan Daerah (PD) Aneka Industri dan Jasa Sumatera Utara berdiri pada tanggal 27 Juli 1985 berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) No 26 tahun 1985

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KAJIAN IKLIM KERJA DAN TINGKAT KELELAHAN PADA TENAGA KERJA DI BAGIAN DAN KONVEKSI 4 PT. DAN LIRIS SUKOHARJO

TUGAS AKHIR KAJIAN IKLIM KERJA DAN TINGKAT KELELAHAN PADA TENAGA KERJA DI BAGIAN DAN KONVEKSI 4 PT. DAN LIRIS SUKOHARJO TUGAS AKHIR KAJIAN IKLIM KERJA DAN TINGKAT KELELAHAN PADA TENAGA KERJA DI BAGIAN DAN KONVEKSI 4 PT. DAN LIRIS SUKOHARJO Retno Astrini W R.0010083 PROGRAM DIPLOMA 3 HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kecelakaan Kerja Sebuah perusahaan yang beroperasi dalam bidang konstruksi mempunyai kemungkinan terjadi kecelakaan kerja. Setiap orang dimanapun berada, siapapun bisa mengalami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Keselamatan Kerja Tarwaka (2008: 4) mengatakan bahwa keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan,

Lebih terperinci

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek 2012 Oleh: Arrigo Dirgantara 1106069664 Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Indonesia 2012 Pertanyaan:

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN DI PT. AKEBONO BRAKE ASTRA INDONESIA JAKARTA UTARA

IMPLEMENTASI HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN DI PT. AKEBONO BRAKE ASTRA INDONESIA JAKARTA UTARA IMPLEMENTASI HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN DI PT. AKEBONO BRAKE ASTRA INDONESIA JAKARTA UTARA LAPORAN MAGANG Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Yeni Windayani R0011117

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KONSEP TGL. 9-4-2003 RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Bab

Lebih terperinci

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada bentuk dan struktur organisasinya. Sistem pengelolaan (manajemen) organisasi perusahaan bertugas untuk

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN KERJA DENGAN EFISIENSI KERJA DI PT. TOTALINDO EKA PERSADA ST. REGIS PROJECT 5 Identitas Peneliti Nama : Muhammad Afifurrachman

Lebih terperinci

PELATIHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA Oleh : Agus Yulianto

PELATIHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA Oleh : Agus Yulianto PELATIHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA Oleh : Agus Yulianto Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.968, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAREKRAF. Restoran. Standar Usaha. Sertifikasi. Persyaratan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11

Lebih terperinci