Pamflet Pengajuan Asuransi Kecelakaan Kerja Bagi Pekerja Asing

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pamflet Pengajuan Asuransi Kecelakaan Kerja Bagi Pekerja Asing"

Transkripsi

1 インドネシア語版 Pamflet Pengajuan Asuransi Kecelakaan Kerja Bagi Pekerja Asing Jilid II Poin Penentuan Kecelakaan Kerja Rincian Berbagai Jenis Manfaat Asuransi ~ 日本にお住まいの外国人労働者の皆様へ ~ Kecelakaan serta cedera saat sedang bekerja di Jepang akan dijamin asuransi kecelakaan kerja di Jepang Seksi Kompensasi, Departemen Kompensasi Kecelakaan Kerja, Biro Standar Ketenagakerjaan, Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan

2 Sakit Dsb Yang Dikompensasi Dengan Asuransi Kecelakaan Kerja Agar dapat memperoleh kompensasi dari asuransi kecelakaan kerja, cedera, sakit, cacat, ataupun meninggal dunia yang dialami (selanjutnya disebut Sakit Dsb ) perlu memenuhi persyaratan 1 dan 2 berikut ini. 1 Berstatus sebagai pekerja pada saat cedera ataupun terpapar faktor berbahaya *1. 2 Sakit dsb adalah disebabkan karena pekerjaan *2 ataupun perjalanan pulang pergi kerja. *1 : Trainee serta pemilik usaha yang bukan merupakan pekerja pada prinsipnya tidak dapat memperoleh kompensasi. *2 : Terbukti melakukan tugas seperti terlibat dalam pekerjaan dan sebagainya merupakan prasyarat (persyaratan penting). Meski dinyatakan melakukan tugas namun jika penyebab karena pekerjaan tidak dapat dibuktikan seperti berikut ini, maka tidak dapat memperoleh kompensasi. 1 Pekerja tersebut menjadi korban pemukulan pihak ketiga karena dendam pribadi. 2 Kecelakaan dilakukan secara sengaja oleh pekerja tersebut. 1

3 Kecelakaan dalam perjalanan pulang pergi kerja adalah sakit dsb yang dialami oleh pekerja karena pulang pergi kerja. Pulang pergi kerja adalah perpindahan pekerja terkait dengan pekerjaan dengan kategori 1~ 3dengan rute dan cara yang wajar. Perpindahan yang bersifat bisnis tidak termasuk. Akan tetapi, jika pekerja tersebut menyimpangdari rute perjalanan yang biasanya atau menginterupsiperjalanan, maka pergerakan di antara penyimpangan atau penhentian rute serta pergerakan setelahnya tidak dianggap sebagai perjalanan pulang pergi kerja. Kemudian, jika penyimpangan atau penginterupsian rute terpaksa dilakukan untuk hal-hal yang ditetapkan dengan peraturan menteri kesehatan, tenaga kerja, dan kesejahteraan yaitu untuk keperluan kehidupan sehari-hari, maka dianggap sebagai perjalanan pulang pergi kerja, kecuali waktu di natara penyimpangan atau pengalihan. 1 Pulang pergi antara tempat tinggal dan tempat kerja. 2 Perpindahan dari tempat kerja yang ditetapkan dengan peraturan menteri kesehatan, tenaga kerja, dan kesejahteraan ke tempat kerja yang lain (menunjuk perpindahan beberapa pekerja di antara tempat kerja). 3 Perpindahan yang didahului atau dilanjutkan dengan perjalanan pulang pergi pada No. 1(terbatas untuk perpindahan yang sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dengan peraturan menteri kesehatan, tenaga kerja, dan kesejahteraan). (Menunjuk perpindahan antara tempat tinggal selama bertugas bagi pekerja yang tidak membawaserta keluarganya dengan tempat tinggal aslinya). 2

4 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Terkait Kecelakaan Dalam Perjalanan Pulang Pergi Kerja Terkait dengan pekerjaan maksudnya adalah aktivitas tersebut harus berkaitan erat dengan pekerjaan, yaitu dilakukan supaya terlibat dalam pekerjaan atau dilakukan setelah pekerjaan selesai. Oleh karenanya, misal setelah selesai kerja melakukan aktivitas seperti olahraga atau bermain sepak bola di dalam fasilitas di tempat kerja dan setelah itu pulang. Aktivitas yang berlangsung lama seperti ini tidak dapat dikatakan sebagai aktivitas terkait dengan pekerjaan. Rute dan cara yang wajar adalah rute, sarana, dll yang biasa digunakan pekerja tersebut untuk melakukan perpindahan (1~ 3) yang telah diuraikan sebelumnya. Rute dan cara yang wajar biasanya tidak terbatas satu saja. Akan tetapi, mengambil rute memutar tanpa alasan yang wajar, pulang pergi kerja mengendarai mobil tanpa memiliki SIM, dan sebagainya tidak termasuk sebaai rute dan caa yang wajar. Menyimpang adalah menyimpang dari rute yang wajar dengan tujuan yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan saat dalam perjalanan pulang pergi kerja. Menginterupsi adalah melakukan tindakan yang tidak ada kaitannya dengan perjalanan pulang pergi kerja pada rute pulang pergi kerja. Contoh konkritnya adalah menonton film di bioskop, masuk ke bar untuk minum-minum, dan sebagainya dalam perjalanan pulang dari tempat kerja. 3

5 Bentuk Perjalanan Pulang Pergi Kerja Perhatian : Bentuk 2 dan 3 termasuk dalam perjalanan pulang pergi kerja setelah cakupan pulang pergi kerja diperluas mulai tahun Harap diperhatikan, karena ada persyaratan tertentu. 1. Pulang pergi kerja secara umum Tempat tinggal Tempat kerja 2. Jika gabungan beberapa pekerja 3. Jika pekerja ditugaskan ke tempat lain dan sendiri Tempat kerja Tempat kerja lainnya Tempat kerja Tempat tinggal Tempat tugas Tempat tinggal asli Ruang Lingkup Perjalanan Pulang Pergi Kerja : tidak termasuk dalam cakupan perjalanan pulang pergi kerja : tidak termasuk dalam cakupan perjalanan pergi kerja Tempat kerja Menginteru psi Tempat tinggal Menyimpang Tempat kerja Tindakan yang perlu untuk kehidupan sehari-hari yang ditetapkan dengan peraturan menteri kesehatan, tenaga kerja, dan kesejahteraan (Menginterupsi) Tempat tinggal * Berlaku juga untuk perpindahan dari tempat kerja satu ke tempat kerja yang lain serta dari tempat tugas ke tempat tinggal asli. Tindakan yang perlu untuk kehidupan sehari-hari yang ditetapkan dengan peraturan menteri kesehatan, tenaga kerja, dan kesejahteraan (Menyimpang) 4

6 Pengertian Jumlah Manfaat Dasar Per Hari Aturan Dasar Jumlah manfaat dasarper hari pada prinsipnya adalah jumlah nominal yang setara dengan gaji rata-ratayang diatur pada pasal 12 UU Standar Ketenagakerjaan. Gaji rata-rata pada prinsipnya adalah angka yang diperoleh dari total jumlah gaji yang dibayarkan kepada pekerja tersebut selama 3 bulan sebelum tanggal terjadinya alasan yang mengharuskan untuk menghitungnya (tanggal terjadinya kecelakaan yang menyebabkan pekerja cedera atau meninggal dunia atau tanggal pekerja tersebut dinyatakan sakit berdasarkan diagnosa dokter dapat dijadikan acuan, namun tanggal batas penggajian yang ditetapkan adalah tepat sebelum tanggal terjadinya alasan penghitungan) dibagi dengan total jumlah hari (jumlah hari kalender, termasuk hari libur) pada jangka waktu tersebut. Gaji yang mendasari perhitungan gaji rata-rata adalah gaji yang dibayarkan oleh pengguna tenaga kerja sebagai renumerasi tenaga kerja tanpa mempersoalkan sebutannya. Akan tetapi, gaji yang dibayarkan secara khusus antara lain tunjangan pernikahan dan sebagainya serta gaji yang dibayarkan dalam jangka waktu lebih dari 3 bulan, misalnya bonus yang dibayarkan 2 kali setahun tidak masuk dalam perhitungan ini. Pengecualian 1 Jika kemudian jumlah nominal yang setara dengan gaji rata-rata dinyatakan tidak sesuai untuk perhitungan jumlah manfaat dasar per hari, maka akan ditetapkan cara khusus untuk menghitung jumlah manfaat dasar per hari. (a) Jika terdapat masa cuti kerja untuk perawatan medis di luar pekerjaan di tengah masa perhitungan gaji rata-rata. (b) Jika penderita pneumokoniosis berganti tugas selain di pekerjaan yang rawan debu. (c) Lainnya. 2 Untuk jumlah manfaat dasar per hari absen kerja terkait dengan manfaat (kompensasi) absen kerja, jika telah lewat 1.5 tahun sejak pengobatan dimulai, maka pekerja bersangkutan akan dikenai jumlah batas minimum dan maksimum sesuai tingkat usia. Untuk manfaat pensiun, pekerja bersangkutan akan dikenai jumlah batas minimum dan maksimum sesuai tingkat usia mulai dari bulan pertama pensiun dibayarkan. 5

7 Contoh Perhitungan Jumlah Manfaat Dasar Per Hari Jika gaji per bulan 200 ribu yen, tanggal penutupan perhitungan gaji adalah setiap akhir bulan, dan kecelakaan terjadi pada bulan Oktober, maka : 200,000 yen 3 bulan 92 hari (Juli (31 hari) + Agustus (31 hari) + September (30 hari) 6,522 yen Akan dibayarkan sejumlah 5,217 yen, yaitu 80% dari jumlah manfaat dasar per hari dalam 1 hari absen kerja. Gaji di atas tidak termasuk gaji yang dibayarkan secara khusus dan gaji yang dibayarkan per periode yang melebihi 3 bulan. Kemudian, Gaji yang dibayarkan per periode yang melebihi 3 bulan direfleksikan ke jumlah perhitungan pokok pada saat menetapkan jumlah pensiun khusus keluarga yang ditinggalkan. Pengertian Jumlah Perhitungan Pokok Jumlah perhitungan pokokpada prinsipnya adalah jumlah yang diperoleh sebagai jumlah tahunan perhitungan pokok dibagi 365 hari, yaitu jumlah total penggajian khususyang diterima oleh pekerja bersangkutan dari pemberi kerja dalam waktu 1 tahun sebelum tanggal terjadinya kecelakaan yang menjadi penyebab cedera atau meninggal dunia karena pekerjaan atau perjalanan pulang pergi kerja atau tanggal pekerja bersangkutan dinyatakan sakit berdasarkan diagnosa. Dalam hal ini, Penggajian khususadalah gaji yang dibayarkan per periode yang melebihi 3 bulan, antara lain bonus dan sebagainyayang dikeluarkan dari dasar perhitungan jumlah manfaat dasar per hari. (Meskipun merupakan gaji yang dikeluarkan dari dasar perhitungan, namun tidak termasuk gaji yang dibayarkan secara khusus.) Kemudian, jika jumlah total penggajian khususmelebihi jumlah nominal yang setara dengan 20% dari jumlah tahunan manfaat dasar (jumlah nominal yang setara dengan 365 kali lipat jumlah manfaat dasar per hari), maka jumlah nominal yang setara dengan 20% dari jumlah tahunan manfaat dasar akan menjadi jumlah nominal tahunan perhitungan pokok. Batas nominalnya adalah 1.5 juta yen. 6

8 Penetapan Kecelakaan Kerja Untuk Pasien Penyakit Otak dan Jantung Angka kematian karena kanker yang disebabkan karena gaya hidup, penyakit serebrovaskular antara lain infark otak dsb, serta penyakit jantung antara lain infark miokard dsb semakin bertambah. Di antara penyakit yang disebutkan ini, penyakit otak dan jantung menempati 30% dari penyebab meninggalnya penduduk. Penyakit otak dan jantung ini terutama timbul karena lesi vaskular yang menjadi pokok dari penyakit ini perlahan-lahan memburuk akibat faktor genetik maupun berbagai faktor kehidupan sehari-hari antara lain penuaan, diet, serta lingkungan hidup, namun ada juga yang timbul karena pekerjaan. Yang timbul karena pekerjaan ini disebut juga dengan Karoshi (meninggal karena terlalu banyak kerja). Konsep Dasar Penyakit otak dan jantung timbul karena lesi cacat antara lain penyempitan pembuluh nadi serta aneurisma yang menjadi dasar dari gejala penyakit ini terbentuk oleh faktor genetik maupun berbagai faktor dalam kehidupan sehari-hari, antara lain penuaan, diet, lingkungan hidup, dan lain-lain, kemudian lesi cacat tersebut berlanjut dan bertambah buruk, dan ada kalanya penyakit ini timbul secara mendadak. Akan tetapi, lesi vaskular dapat memburuk dengan cepat karena bekerja terlalu keras, dan akibatnya akan timbul gejala penyakit otak dan jantung. Oleh karenanya, dalam kriteria penetapan kecelakaan kerja, jika penyakit otak dan jantung timbul karena *beban berlebihan yang jelas karena pekerjaan, maka dapat memperoleh kompensasi kecelakaan kerja. * Beban berlebihan yang jelas karena pekerjaan adalah : 1Kejadian luar biasa : dari tepat sebelum timbul gejala penyakit sampai dengan sehari sebelumnya berkembang menjadi kejadian luar biasa 2Beban berlebih dalam jangka pendek : mengerjakan pekerjaan yang terlalu berat pada jangka waktu yang berdekatan dengan timbulnya gejala penyakit (umumnya 1 minggu) 3Beban berlebih dalam jangka panjang :mengerjakan pekerjaan yang terlalu berat yang menyebabkan akumulasi kelelahan yang cukup signifikan selama 6 bulan sebelum timbulnya gejala penyakit (a) Jika terbukti bekerja di luar jam kerja melebihi 100 jam selama 1 bulan sebelum timbul penyakit. (b) Jika terbukti bekerja di luar jam kerja selama 80 jam setiap 1 bulannya selama 2~6 bulan sebelum timbul penyakit dan korelasi dengan pekerjaan dinilai kuat. 7

9 Penetapan Kecelakaan Kerja Untuk Gangguan Mental Tahun-tahun terakhir ini semakin bertambah kasus klaim kecelakaan kerja berupa gangguan mental seperti depresi dan sebagainya yang disebabkan oleh stres karena pekerjaan (beban psikologis karena pekerjaan). Kementerian kesehatan, tenaga kerja, dan kesejahteraan telah menyusun Pedoman Penilaian Gangguan Mental Karena Beban Psikologis Pada dan Di Luar Pekerjaan (selanjutnya disebut pedoman penilaian ) untuk mempertimbangkan klaim kecelakaan kerja berupa gangguan mental dan jika gangguan mental timbul karena beban psikologis yang kuat karena pekerjaan, maka gangguan mental ini akan mendapatkan manfaat asuransi. Garis besar dari pedoman penilaian ini adalah seperti di bawah ini. Bagi pekerja yang merasakan sakit karena beban psikologis akibat pekerjaan, silakan berkonsultasi dengan kantor pengawas standar ketenagakerjaan terdekat. Garis Besar Pedoman Penilaian Gangguan mental pada pekerja terkait dengan kompleksitas faktor penyebab berikut ini. 1Beban psikologis karena pekerjaan antara lain karena mengalami kecelakaan, kehilangan pekerjaan, tanggung jawab yang terlalu berat, dsb. 2Beban psikologis di luar pekerjaan antara lain peristiwa dalam kehidupan pribadi. 3Faktor individu antara lain riwayat penyakit gangguan mental. Oleh karena itu, jika timbul gangguan mental seperti depresi dsb dan secara objektif terbukti ada beban psikologis yang kuat karena pekerjaan yang kemungkinan menimbulkan gangguan mental tersebut serta tidak terbukti bahwa gangguan mental tersebut bukan disebabkan oleh beban psikologis di luar pekerjaan maupun faktor individu, maka gangguan mental ini akan mendapatkan manfaat asuransi. Garis besar penilaian beban psikologis karena pekerjaan adalah seperti berikut ini, dan pada prinsipnya jika sesuai dengan poin 1atau 2berikut ini, maka akan dinilai sebagai beban psikologis yang kuat karena pekerjaan yang potensial menimbulkan gangguan mental. Kekuatan beban psikologis dari peristiwa Beban psikologis dari perubahan yang mengiringi peristiwa 1 III dan III 2 II dan Akan tetapi, dalam hal seperti di bawah ini, beban psikologis yang kuat yang potensial menimbulkan gangguan mental dinilai ada karena dirinya sendiri. Beban psikologis yang ekstrem seperti terlibat dalam kecelakaan yang mempertaruhkan hidup dan mati. Orang yang sedang dalam perawatan selama 6 bulan atau lebih akibat sakit karena pekerjaan mengalami rasa sakit yang hebat. Bekerja dalam waktu yang sangat lama sehingga jam tidur minimal yang diperlukan secara fisiologis tidak terpenuhi. II Kekuatan Beban Psikologis Dari Peristiwa Kekuatan beban psikologis dari peristiwa dievaluasi dengan3tingkatan,yaitui,ii,daniii. I : beban psikologis yang dialami sehari-hari dan tingkatnya tidak sampai menjadikan masalah secara umum (Contoh: mendapat promosi jabatan, ganti atasan, dll) III : beban psikologis yang kuat yang jarang dialami oleh orang lain (Contoh: mengalami sakit atau cedera parah, di-phk) II : beban psikologis yang tingkatnya di tengah-tengah antaraidaniii. (Contoh : dipercaya menjadi penanggung jawab bisnis baru, tidak bisa mencapai norma) * Untuk keterangan rinci lainnya mengenai peristiwa seperti apa dan beban psikologis tingkat apa yang muncul, lihat pedoman penilaian di bagian terkait. 8 Beban Psikologis Dari Perubahan Yang Menyertai Peristiwa Beban yang cukup berat adalah kondisi di mana isi pekerjaan sulit dan kuantitasnya pun berlebihan dibandingkan dengan pekerja dengan bidang yang sama. Beban berlebih adalah kondisi di mana isi pekerjaan sulit, kerja dalam waktu yang lama secara permanen, selain itu juga tanggung jawab terlalu berat serta berada pada kondisi yang menyulitkan, antara lain kurang dukungan dan kerjasama dbandingkan dengan pekerja dengan bidang yang sama.

10 Manfaat (Kompensasi) 療養 ( Pengobatan 補償 ) 給付について Jika seorang pekerja perlu menjalani pengobatan karena cedera atau sakit disebabkan karena pekerjaan atau perjalanan pulang pergi kerja, maka selama waktu pengobatan hingga sakitnya *sembuh, akan dibayarkan manfaat kompensasi pengobatan (jika merupakan kecelakaan kerja) atau manfaat pengobatan (jika merupakan kecelakaan karena perjalanan pulang pergi kerja). Deskripsi Manfaat <Manfaat (kompensasi) pengobatan terdiri dari manfaat pengobatan dan pembayaran biaya pengobatan.> Manfaat pengobatan adalah manfaat berupa barangdengan diperolehnya pengobatan dan obat-obatansecara gatisdi rumah sakit khusus kecelakaan kerja dan lembaga medis serta apotek yang ditunjuk(selanjutnya disebut lembaga medis yang ditunjuk ). Pembayaran biaya pengobatan adalah manfaat tunai berupa pembayaran biaya pengobatan jika seorang pekerja menjalani pengobatan di lembaga medis serta apotek selain lembaga medis yang ditunjukdengan alasan di dekat tempat tinggalnya tidak ada lembaga medis yang ditunjuk. Lingkup serta jangka waktu pengobatan yang mendapatkan manfaat adalah sama untuk keduanya. Manfaat (kompensasi) pengobatan termasuk hal-hal yang diperlukan untuk pengobatan seperti biasanya, antara lain biaya pengobatan, biaya rawat inap, dan biaya transportasi dan dilakukan hingga sakitnya *sembuh (kondisi fiksasi). * Pengertian Sembuh Pengertian Sembuh dalam asuransi kecelakaan kerja bukan hanya berarti kondisi pulihnya semua organ serta jaringan tubuh secara sempurna seperti kondisi pada saat sehat, melainkan juga kondisi di mana gejala penyakit stabil dan kondisi di mana efek pengobatan medis tidak dapat diharapkan(ket1) (kondisi fiksasi gejala penyakit) meskipun dilakukan pengobatan yang diakui secara medis pada umumnya (Ket2). Oleh karena itu, jika dinilai bahwa gejala penyakit masih tersisa dan efek pengobatan tidak dapat diharapkan antara lain gejala penyakit tampak pulih sementara waktu berkat terapi obat-obatan dan fisioterapi, maka menurut asuransi kecelakaan kerja dinilai sembuh (kondisi fiksasi)sehingga manfaat (kompensasi) pengobatan) tidak akan dibayarkan. (Ket1) Pengobatan yang diakui secara medis pada umumnya adalah pengobatan yang diakui berada dalam lngkup pengobatan pada asuransi kecelakaan kerja (pada dasarnya harus sesuai asuransi kesehatan). Oleh karena itu, metode pengobatan yang berada pada tahap uji laboratorium ataupun penelitian tidak termasuk dalam pengobatan medis yang disebutkan di sini. (Ket2) Kondisi di mana efek pengobatan medis tidak dapat diharapkan adalah kondisi di mana pemulihan serta perbaikan gejala penyakit tersebut tidak dapat diharapkan. 9

11 Prosedur Klaim Mengklaim manfaat pengobatan Serahkan surat klaim manfaat pengobatan untuk mendapatkan manfaat kompensasi pengobatan (formulir No.5) atau surat klain manfaat pengobatan untuk mendapatkan manfaat pengobatan (formulir No.16-3) kepada kepala kantor pengawas standar ketenagakerjaan yang berwenang melalui lembaga medis yang ditunjuk di mana pekerja tersebut menjalani pengobatan. Mengklaim biaya pengobatan Serahkan surat klaim biaya pengobatan untuk mendapatkan manfaat kompensasi pengobatan (formulir No.7) atau surat klaim biaya pengobatan untuk mendapatkan manfaat pengobatan (formulir No.16-5) kepada kepala kantor pengawas standar ketenagakerjaan yang berwenang. Dan serahkan formulir No.7 (No ) jika telah mendapat obat-obatan dari apotek, formulir No.7 (No ) jika telah mendapat perawatan dari terapis judo, formulir No.7 (No ) jika telah mendapat perawatan dari ahli akupuntur dan moksibusi serta dari ahli pijat shiatsu & anma, dan formulir No.7 (No ) jika telah mendapat perawatan kunjungan dari perusahaan perawatan kunjungan. Jika ganti lembaga medis yang ditunjuk Jika orang yang telah menerima manfaat pengobatan di lembaga medis yang ditunjuk sebelumnya berkeinginan ganti lembaga medis dengan alasan kembali ke tempat asalnya dan sebagainya, serahkan Laporan (ganti) rumah sakit yang ditunjuk untuk menerima manfaat pengobatan sebagai pengganti manfaat kompensasi pengobatan (formulir No.6) atau Laporan (ganti) rumah sakit yang ditunjuk untuk menerima manfaat pengobatan sebagai pengganti manfaat pengobatan (formulir No.16-4) kepada kepala kantor pengawas standar ketenagakerjaan yang berwenang melalui lembaga medis yang ditunjuk setelah penggantian. Biaya Transportasi Berobat Ke Rumah Sakit Biaya transportasi berobat ke rumah sakit yang akan dibayarkan pada prinsipnya jika jarak rumah sakit dari daerah tempat tinggal atau dari tempat kerja pekerja yang sakit adalah 2km (*1) dan sesuai dengan memenuhi salah satu dari poin 1~ 3berikut ini. 1 Berobat ke lembaga medis (*2) yang memadai yang berada di kota tempat pekerja tinggal. 2 Berobat ke lembaga medis yang berada di kota terdekat karena tidak ada lembaga medis di kota tempat tinggal pekerja (termasuk juga jika meskipun di kota tempat pekerja tinggal terdapat lembaga medis yang memadai, namun lembaga medis di kota terdekat lebih mudah dijangkau) 3 Berobat ke lembaga medis terdekat namun sudah melampaui kota tempat pekerja tinggal maupun kota yang terdekat karena tidak ada lembaga medis yang memadai di kota-kota tersebut. (*1) Biaya transportasi berobat ke rumah sakit ada kalanya akan dibayarkan meskipun jarak sekali jalan kurang dari 2km. (*2) Lembaga medis yang sesuai adalah lembaga medis yang memadai untuk pengobatan penyakit. Kedaluwarsa Klaim Untuk manfaat pengobatan, kedaluwarsa hak klaim tidak dipersoalkan karena merupakan manfaat berupa barang, namun untuk biaya pengobatan, hak klaim akan hilang jika lewat dari 2 tahun sejak tanggal pembayaran biaya diputuskan. Untuk itu harap diperhatikan. 10

12 Manfaat (Kompensasi) Absen Kerja Jika seorang pekerja tidak bisa bekerja karena menjalani pengobatan karena cedera atau sakit disebabkan pekerjaan atau perjalanan pulang pergi kerja sehingga tidak menerima gaji, maka mulai hari ke-4 pekerja tersebut absen akan dibayarkan manfaat kompensasi absen kerja (jika merupakan kecelakaan kerja) atau manfaat absen kerja (jika merupakan kecelakaan dalam perjalanan pulang pergi kerja). Deskripsi Manfaat Jika memenuhi 3 persyaratan, yaitu 1untuk menjalani pengobatan karena cedera atau sakit disebabkan pekerjaan atau perjalanan pulang pergi kerja, 2tidak bisa bekerja, 3tidak menerima gaji, maka mulai hari ke-4 sejak mulai tidak bekerja akan dibayarkan manfaat (kompensasi) absen kerja dan uang pembayaran khusus absen kerja.jumlah nominal yang dibayarkan adalah sebagai berikut. Manfaat (kompensasi) absen kerja = (60% dari jml manfaat dasar) jml hari absen Uang pembayaran khusus absen kerja = (20% dari jml manfaat dasar) jml hari absen Dari mulai absen hingga hari ke-3 disebut periode standby, dan pada periode ini, jika merupakan kecelakaan kerja, maka pemberi kerja akan memberikan kompensasi absen kerja (per harinya 60% dari gaji rata-rata) berdasarkan ketentuan UU Standar Ketenagakerjaan. Kemudian, jika seorang pekerja bekerja hanya pada sebagian waktu kerja tertentu karena harus pergi berobat ke rumah sakit, maka akan dibayarkan jumlah yang setara dengan 60% dari jumlah manfaat dasar setelah dikurangi dengan jumlah gaji yang dibayarkan untuk pekerjaannya. Kedaluwarsa Klaim Untuk manfaat (kompensasi) absen kerja, akan timbul hak klaim per hari tidak terima gaji karena tidak bisa bekerja untuk keperluan pengobatan, dan jika lewat 2 tahun dari 1 hari setelah hak klaim timbul, hak klaim akan hilang karena kedaluwarsa. Untuk itu harap diperhatikan. 11

13 Pensiun (Kompensasi) Sakit Pada hari setelah lewat 1.5 tahun sejak mulai pengobatan cedera atau sakit karena pekerjaan atau perjalanan pulang pergi kerja atau pada hari setelahnya, jika sesuai dengan persyaratan berikut ini, akan dibayarkan pensiun kompensasi sakit (jika merupakan kecelakaan kerja) atau pensiun sakit (jika merupakan kecelakaan dalam perjalanan pulang pergi kerja). (1) Cedera atau sakitnya tidak sembuh (2) Tingkat cacat karena cedera atau sakitnya sesuai dengan level sakit pada tabel. Deskripsi Manfaat Akan dibayarkan pensiun (kompensasi) sakit, uang pembayaran khusus sakit, dan pensiun khusus sakit sesuai dengan level sakitnya. Level Sakit Pensiun (Kompensasi) Sakit Uang Pembayaran Khusus Sakit (Lum Sum) Pensiun Khusus Sakit Level I Jml manfaat dasar per hari sejumlah 313 hari 1,140,000 yen Jml perhitungan pokok per hari sejumlah 313 hari Level II Jml manfaat dasar per hari sejumlah 277 hari 1,070,000 yen Jml perhitungan pokok per hari sejumlah 277 hari Level III Jml manfaat dasar per hari sejumlah 245 hari 1,000,000 yen Jml perhitungan pokok per hari sejumlah 245 hari Bulan Pembayaran Pensiun Pensiun (kompensasi) sakit akan dibayarkan mulai 1 bulan berikutnya setelah dinyatakan memenuhi persyaratan (1) dan (2) di atas dan dibayarkan setiap 2 bulan sekali yaitu setiap bulan Februari, April, Juni, Agustus, Oktober, dan Desember. * Pekerja yang mempunyai gangguan pada organ bagian torakoabdominal, gangguan sistem saraf, dan gangguan mental dengan level sakit berada pada level I atau II dan saat ini menjalani perawatan jangka panjang dapat memperoleh pembayaran manfaat (kompensasi) perawatan. Untuk memperoleh manfaat ini perlu menyerahkan surat klaim tersendiri. Prosedur Karena keputusan dibayar tidaknya pensiun (kompensasi) sakit adalah wewenang kepala kantor pengawas standar ketenagakerjaan yang berwenang, maka tidak perlu melakukan prosedur klaim. Namun demikian, jika sakit tidak kunjung sembuh meski telah lewat 1.5 tahunsejak mulai pengobatan, maka dalam waktu 1 bulan setelah genap waktu tersebut harus menyerahkan Laporan Terkait Kondisi Sakit (formulir No. 16-2) kepada kepala kantor pengawas standar ketenagakerjaan yang berwenang. 12

14 Manfaat (Kompensasi) Cacat Jika setelah sembuh dari cedera atau sakit karena yang disebabkan pekerjaan atau perjalanan pulang pergi kerja terdapat cacat tertentu pada tubuh seorang pekerja, maka akan dibayarkan manfaat kompensasi cacat (jika merupakan kecelakaan kerja) atau manfaat cacat (jika merupakan kecelakaan dalam perjalanan pulang pergi kerja). Deskripsi Manfaat Jika cacat yang ada sesuai dengan level cacat yang tertera pada tabel level cacat, maka manfaat akan dibayarkan sesuai dengan tingkat cacatnya sebagai berikut. Jika level cacat adalah level 1 ~ 7 Manfaat (kompensasi) cacat, uang pembayaran khusus cacat, pensiun khusus cacat Jika level cacat adalah level 8 ~ 14 Lum sum (kompensasi) cacat, uang pembayaran khusus cacat, lum sum khusus cacat * Akan terima selisihnya jika sebelumnya pernah menerima uang pembayaran khusus sakit karena kecelakaan yang sama. Kedaluwarsa Klaim Jika telah lewat 5 tahun sejak 1 hari berikutnya setelah tanggal penyakit sembuh, hak klaim manfaat (kompensasi) cacat akan hilang. Untuk itu harap diperhatikan. 13

15 Tabel Level Cacat Aturan Pelaksanaan UU Asuransi & Kompensasi Kecelakaan Bagi Pekerja Tabel I Tabel Level Cacat 14

16 15

17 16

18 Keterangan 1. Pengukuran daya pandangan menggunakan tabel uji akuiti visual yang dipakai secara universal. Untuk pandangan dengan bias abnormal diukur dengan akuiti visual koreksi. 2. Yang dimaksud dengan kehilangan jari tangan adalah kehilangan sendi interphalangeal ke atas untuk ibu jari, sendi interphalangeal proksimal ke atas untuk jari yang lain. 3. Yang dimaksud dengan jari tangan lumpuh adalah hilangnya setengah bagian atau lebih dari tulang falanks distal pada jari tangan, atau sendi interphalangeal jari tengah, atau gangguan gerak yang serius pada sendi onterphalangeal proksimal (sendi interphalangeal pada ibu jari). 4. Yang dimaksud dengan kehilangan jari kaki adalah kehilangan seluruh bagian kaki. 5. Yang dimaksud dengan jari kaki lumpuh adalah hilangnya setengah bagian atau lebih dari tulang falanks distal pada jari pertama, hilangnya sendi interphalangeal distal ke atas pada jari lainnya, atau gangguan gerak yang serius pada sendi interphalangeal jari tengah atau sendi interphalangeal proksimal (sendi interphalangeal pada jari pertama). 17

19 Lum Sum Pensiun (Kompensasi) Cacat ibayar Di Muka Pekerja yang telah diputuskan akan menerima pensiun (kompensasi) cacat dapat menerima pensiun dengan dibayar di muka terbatas untuk 1 kali. Deskripsi Manfaat Jumlah nominal lum sum dibayar di muka dapat dipilih sesuai keinginan dari jumlah tertentu yang telah ditetapkan sesuai dengan level cacat. (Lihat tabel berikut) Selanjutnya, jika lum sum dibayar di muka telah dibayarkan, maka pensiun (kompensasi) cacat akan dihentikan pembayarannya sampai dengan jumlah total dari jumlah nominal per bulannya (bagian yang telah lewat 1 tahun atau lebih adalah jumlah nominal yang telah dikurangi dengan bunga sederhana selama 5 tahun) telah mencapai jumlah nominal lum sum yang dibayarkan di muka. Prosedur Klaim Mengklaim lum sum pensiun (kompensasi) cacat dibayar di muka pada prinsipnya dilakukan bersamaan waktunya dengan mengklaim manfaat (kompensasi) cacat di mana Anda harus menyerahkan Surat klaim pensiun kompensasi cacat dan lum sum pensiun cacat dibayar di muka (surat pengajuan pensiun formulir No.10) kepada kepala kantor pengawas standar ketenagakerjaan yang berwenang. Namun jika belum lewat 1 tahun dari 1 hari berikutnya setelah tanggal pemberitahuan keputusan bahwa pensiun akan dibayarkan, lum sum dibayar di muka ini dapat diklaim meski telah mendapat pensiun (kompensasi) cacat. Dalam hal seperti ini, Anda dapat mengklaim dengan batas nominal setelah dikurangi jumlah pensiun yang telah dibayarkan sebelumnya dari batas maksimal untuk masing-masing level cacat. 18

20 Lum Sum Selisih Pensiun (Kompensasi) Cacat Bila orang yang berhak menerima pensiun (kompensasi) cacat telah meninggal dunia, maka jika jumlah total dari pensiun (kompensasi) cacat dan lum sum pensiun (kompensasi) cacat dibayar di muka yang telah dibayarkan sebelumnya belum memenuhi jumlah nominal tertentu yang telah ditetapkan sesuai dengan level cacat, maka kepada keluarga yang ditinggalkan akan dibayarkan lum sum selisih pensiun (kompensasi) cacat. Deskripsi Manfaat Jumlah lum sum selisih pensiun (kompensasi) cacat adalah jumlah nominal setelah dikurangi total lum sum pensiun (kompensasi) cacat dibayar di muka yang telah dibayarkan sebelumnya dari jumlah nominal tertentu di bawah ini yang telah ditetapkan sesuai dengan level cacat. Kemudian untuk pensiun khusus cacat pun terdapat sistem lum sum selisih ama seperti pensiun (kompensasi) cacat, dan jika orang yang berhak menerima pensiun khusus cacat telah meninggal dunia, maka jika jumlah penisun khusus cacat yang telah dibayarkan sebelumnya belum memenuhi jumlah nominal tertentu di bawah ini yang telah ditetapkan sesuai dengan level cacat, selishnya akan dibayarkan kepada keluarga yang ditinggalkan sebagai lum sum selisih pensiun khusus cacat (orang yang sama dengan yang dapat menerima lum sum selisih pensiun (kompensasi) cacat). * Keluarga korban yang dapat menerima pembayaran lum sum selisih pensiun (kompensasi) cacat : Yang dapat menerima pembayaran lum sum selisih pensiun (kompensasi) cacat adalah keluarga korban yang disebutkan pada poin (1) atau (2) berikut ini dan urutan yang dapat menerima pembayaran dari keluarga yang disebutkan pada No. (1) dan (2) adalah sesai urutan (1) dan (2). (1) Suami/istri yang hidup dari penghasilan korban pada saat korban meninggal dunia (termasuk suami/istri yang menikah secara defacto dan tidak mencatatkan pernikahannya di cacatan sipil (No. (2) pun berlaku sama), anak, ayah/ibu, cucu, kakek/nenk, dan saudara kandung. (2) Suami/istri, anak, ayah/ibu, cucu, kakek/nenk, dan saudara kandung yang tidak memenuhi persyaratan No. (1). 19

21 Prosedur Klaim Untuk mengklaim lum sum selisih pensiun (kompensasi) cacat, serahkan surat klaim pembayaran lum sum selisih pensiun kompensasi cacat dan lum sum selisih pensiun cacat (formulir No. 37-2) kepada kepala kantor pengawas standar ketenagakerjaan. Bersama surat klaim, harap lampirkan dokumen berikut ini. Lampiran Dokumen Yang Diperlukan *Ada kalanya juga dminta menyerahkan dokumen lainnya yang diperlukan. 20

22 Manfaat (Kompensasi) Bagi Keluarga Korban Jika seorang pekerja meninggal dunia karena pekerjaan atau perjalanan pulang pergi kerja, kepada keluarga yang ditinggalkan akan dibayarkan manfaat (kompensasi) bagi keluarga korban. Dan bagi yang mengadakan pemakaman akan dibayarkan biaya pemakaman atau manfaat pemakaman. Jenis Manfaat <Manfaat (kompensasi) bagi keluarga korban ada dua macam, yaitu Pensiun (Kompensasi) Bagi Keluarga Korban dan Lum Sum (Kompensasi) Bagi Keluarga Korban > Pensiun (Kompensasi) Bagi Keluarga Korban Pensiun (kompensasi) bagi keluarga korban akan dibayarkan kepada orang yang memenuhi kualifikasi untuk menerima yang akan dijelaskan berikut ini (orang yang paling diprioritaskan di antara keluarga korban yang memenuhi kualifikasi disebut dengan orang yang berhak menerima ). Orang Yang Memenuhi Kualifikasi Untuk Menerima Orang yang memenuhi kualifikasi untuk menerima pembayaran pensiun (kompensasi) bagi keluarga korban adalah sumai/istri, anak, ayah/ibu, cucu, kakek/nenek, dan saudara kandung yang hidupnya yang ditanggung hidupnya dengan penghasilan pekerja bersangkutan pada saat pekerja tersebut meninggal dunia. Namun untuk keluarga selain istri, perlu ditentukan apakah usianya tua atau muda atau mengalami gangguan tertentu atau tidak. Yang dimaksud dengan ditanggung hidupnya dengan penghasilan pekerja bersangkutan pada saat pekerja tersebut meninggal dunia adalah tidak semata-mata hidup dari penghasilan korban, namun sebagian hidupnya disokong dari penghasilan korban, juga termasuk jika keluarga korban (suami/istri) sama-sama bekerja. Urutan yang menjadi orang yang berhak menerima manfaat adalah sebagi berikut. 1 Istri atau suami yang berusia 60 tahun ke atas atau memiliki cacat tertentu. 2 Anak yang hingga tanggal 31 Maret berikutnya telah mencapai usia 18 tahun atau memiliki cacat tertentu. 3 Ayah/ibu yang berusia 60 tahun ke atas atau memiliki cacat tertentu. 4 Cucu yang hingga tanggal 31 Maret berikutnya telah mencapai usia 18 tahun atau memiliki cacat tertentu. 5 Kakek/nenk yang berusia 60 tahun ke atas atau memiliki cacat tertentu. 6 Saudara kandung yang hingga tanggal 31 Maret berikutnya telah mencapai usia 18 tahun atau berusia 60 tahun atau lebih atau memiliki cacat tertentu. 7 Suami yang berusia 55 ~ 60 tahun. 8 Ayah/ibu yang berusia 55 ~ 60 tahun. 9 Kakek/nenek yang berusia 55 ~ 60 tahun. 10 Saudara kandung yang berusia 55 ~ 6o tahun. *Cacat tertentu adalah cacat tubuh dengan level cacat 5 ke atas. *Untuk suami/istri, termasuk yang secara defacto mempunyai hubungan pernikahan dengan korban meskipun tidak didaftarkan ke cacatan sipil. Kemudian, anak yang masih dalam kandungan pada saat korban meninggal dunia akan menjadi orang yang berhak menerima manfaat sejakia lahir. *Jika orang yang paling prioritas menerima manfaat kehilangan haknya karena meninggal dunia atau menikah lagi, maka yang akanmenerima adalah orang pada urutan setelahnya. Suami, ayah/ibu, kakek/nenek, dan saudara kandung yang berusia 55~60 tahun pada urutan 7~10, meskipun menjadi orang yang berhak menerima manfaat, pembayaran pensiun akan dihentikan sampai yang bersangkutan berusia 60 tahun. 21

23 Deskripsi Manfaat Pensiun (kompensasi) bagi keluarga korban, uang pembayaran khusus bagi keluarga korban, serta pensiun khusus bagi keluarga korban akan dibayarkan sesuai dengan jumlah keluarga korban. Jika orang yang berhak menerima manfaat ada dua atau lebih, maka orang yang berhak menerima manfaat akan menerima jumlah manfaat yang telah dibagi rata. Prosedur Klaim Serahkan surat klaim pembayaran pensiun kompensasi bagi keluarga korban (formulir No.12) atau surat klaim pembayaran pensiun bagi keluarga korban (formulir No.16-8) kepada kepala kantor pengawas standar ketenagakerjaan. Pengajuan uang pembayaran khusus pada prinsipnya dilakukan bersamaan dengan klaim manfaat (kompensasi) bagi keluarga korban dan formulirnya sama dengan manfaat (kompensasi) bagi keluarga korban. Lampiran Dokumen Yang Diperlukan 22

24 Lum Sum (Kompensasi) Bagi Keluarga Korban (1) Pembayaran lum sum (kompensasi) bagi keluarga korban Akan dibayarkan dalam hal di bawah ini. 1 Jika tidak ada keluarga yang menerima pensiun (kompensasi) bagi keluarga korban pada saat pekerja meninggal. 2 Jika jumlah total pensiun dan lum sum pensiun (kompensasi) bagi keluarga korban yang dibayar di muka (hal 25) yang telah dibayarkan ke semua anggota keluarga yang berhak menerima manfaat tidak memenuhi 1000 hari dari jumlah manfaat dasar per hari pada saat semua orang yang berhak menerima pensiun (kompensasi) bagi keluarga korban sampai dengan urutan terakhir telah kehilangan haknya (2) Orang yang berhak menerima Orang yang berhak menerima lum sum (kompensasi) bagi keluarga korban adalah orang yang berada di urutan paling prioritas di antara orang-orang berikut ini (untuk 2dan 3berdasarkan urutan anak, ayah/ibu, cucu, dan kakek/nenek). Jika di urutan yang ama terdapat dua orang atau lebih, maka masing-masing akan menerima manfaat. Status sebagai anak, ayah/ibu, cucu, kakek/nenek, dan saudara kandung) adalah status pada saat pekerja meninggal dunia. 1 Suami/istri 2 Anak, ayah/ibu, cucu, kakek/nenek yang hidup dari penghasilan korban pada saat korban meninggal dunia. 3 Anak, ayah/ibu, cucu, dan kakek/nenek lainnya 4 Saudara kandung Deskripsi Manfaat Dalam hal (1) - 1akan dibayarkan manfaat dasar per hari sejumlah 1000 hari dan dalam hal (1) - 2, dari jumlah manfaat dasar per hari sejumlah 1000 hari, akan dibayarkan jumlah selisihnya setelah dikurangi total pensiun (kompensasi) bagi keluarga korban yang telah dibayarkan sebelumnya. Uang pembayaran khusus akan dibayarkan bersamaan sebagaimana berikut ini. Dalam hal (1) - 1: Selain dibayarkan uang 3 juta yen sebagai uang pembayarn khusus bagi keluarga korban, juga akan dibayarkan jumlah perhitungan pokok per hari sejumlah 1000 hari sebagai lum sum khusus bagi keluarga korban. Dalam hal (1) - 2: Dalam hal semua orang yang berhak menerima pensiun (kompensasi) bagi keluarga korban telah kehilangan haknya, maka jika jumlah total pensiun khusus bagi keluarga korban yang telah dibayarkan ke semua orang yang berhak menerima tidak mencapai manfaat dasar per hari sejumlah 1000 hari, maka akan dibayarkan jumlah perhitungan pokok per hari sejumlah 1000 hari sebagai lum sum khusus keluarga korban dan selisih dari jumlah totalnya. (Dalam hal seperti ini uang pembayaran khusus bagi keluarga korban tidak akan dibayarkan) 23

25 Prosedur Klaim Serahkan surat klaim pembayaran lum sum kompensasi bagi keluarga korban (formulir No.15) atau surat klaim pembayaran lum sum bagi keluarga korban (formulir No.16-9) kepada kepala kantor pengawas standar ketenagakerjaan yang berwenang. Pengajuan uang pembayaran khusus pada prinsipnya dilakukan bersamaan dengan klaim lum sum (kompensasi) bagi keluarga korban dan formulirnya sama dengan lum sum (kompensasi) bagi keluarga korban. Lampiran Dokumen Yang Diperlukan * Ada kalanya diminta menyerahkan dokumen lainnya yang diperlukan. Kedaluwarsa Klaim Jika telah lewat 5 tahun dari 1 hari berikutnya sejak korban meninggal dunia, sama halnya dengan pensiun (kompensasi) bagi keluarga korban, hak mengklaim lum sum (kompensasi) bagi keluarga korban akan hilang karena kedaluwarsa. Untuk itu harap diperhatikan. 24

26 Lum Sum Pensiun (Kompensasi) Bagi Keluarga Korban Dibayar Di Muka Keluarga korban yang telah diputuskan akan menerima pensiun (kompensasi) bagi keluarga korban akan dapat menerima pensiun dengan dibayar di muka terbatas sebanyak 1 kali. Bagi orang yang pembayaran penisunnya dihentikan karena usia yang telah menua pun dapat menerima dengan dibayar di muka. Deskripsi Manfaat Jumlah nominal lum sum dibayar di muka dapat dipilih sesuai keinginan, yaitu jumlah manfaat dasar per hari sejumlah 200 hari, 400 hari, 600 hari, 800 hari, atau 1000 hari. Selanjutnya, jika lum sum dibayar di muka telah dibayarkan, maka pensiun (kompensasi) bagi keluarga korban akan dihentikan pembayarannya sampai dengan jumlah total dari jumlah nominal per bulannya (bagian yang telah lewat 1 tahun atau lebih adalah jumlah nominal yang telah dikurangi dengan bunga sederhana selama 5 tahun) telah mencapai jumlah nominal lum sum yang dibayarkan di muka. Prosedur Klaim Pada prinsipnya Surat klaim pensiun kompensasi bagi keluarga korban dan lum sum pensiun bagi keluarga korban dibayar di muka (surat pengajuan pensiun formulir No.1) kepada kepala kantor pengawas standar ketenagakerjaan yang berwenang bersamaan waktunya dengan mengklaim pensiun (kompensasi) bagi keluarga korban. Namun jika belum lewat 1 tahun dari 1 hari berikutnya setelah tanggal pemberitahuan keputusan bahwa pensiun akan dibayarkan, lum sum dibayar di muka ini dapat diklaim meski telah mendapat pensiun (kompensasi) bagi keluarga korban. Dalam hal seperti ini, Anda dapat mengklaim dengan batas nominal setelah dikurangi jumlah total pensiun yang telah dibayarkan sebelumnya dari 1000 hari jumlah manfaat dasar per hari. 25

27 Jika Orang Yang Berhak Menerima Manfaat Pensiun (Kompensasi) Bagi Keluarga Korban Berubah Jika orang yang berhak menerima manfaat pensiun (kompensasi) bagi keluarga korban menjadi tidak dapat menerima karena alasan berikut ini, maka keluarga korban urutan berikutnya yang akan menerima pembayaran pensiun. (1) Meninggal dunia (2) Menikah (termasuk jika orang tersebut memiliki hubungan pernikahan dengan korban meskipun tidak didaftarkan ke catatan sipil) (3) Tidak memiliki hubungan kekerabatan (termasuk jika orang bersangkutan memiliki hubungan adopsi meskipun tidak didaftarkan) (4) Jika hubungan keluarga dengan pekerja yang meninggal dunia telah berakhir karena perceraian dsb (5) Untuk anak, cucu, atau saudara kandung, jika pada tanggal 31 Maret berikutnya telah mencapai usia 18 tahun (kecuali jika dalam kondisi cacat tertentu yang permanen sejak pekerja bersangkutan meninggal dunia) (6) Suami, anak, ayah/ibu, cucu, kakek/nenek, atau saudara kandung yang memiliki cacat tertentu dan cacatnya sudah tidak ada lagi Prosedur Klaim Serahkan surat klaim pensiun kompensasi bagi keluarga korban dan transfer pembayaran pensiun bagi keluarga korban (formulir No.13) kepada kepala kantor pengawas standar ketenagakerjaan yang berwenang. Pengajuan pembayaran pensiun khusus keluarga korban pada prinsipnya dilakukan bersamaan dan formulirnya pun sama. Lampiran Dokumen Yang Diperlukan * Ada kalanya diminta menyerahkan dokumen lainnya yang diperlukan. 26

28 Biaya Pemakaman (Manfaat Pemakaman) Pihak yang akan menerima pembayaran biaya pemakaman (manfaat pemakaman) tidak selalu terbatas pada keluarga korban saja, namun biasanya yang paling tepat melakukan pemakaman adalah keluarga korban. Selanjutnya, jika tidak ada pihak keluarga yang mengambil korban dan memakamkan sehingga pemakaman dilakukan di perusahaan tempat pekerja tersebut bekerja dengan memakai jasa perusahaan pemakaman, maka biaya pemakaman (manfaat pemakaman) akan dibayarkan kepada perusahaan yang mengadakan tersebut. Deskripsi Manfaat Meskipun jumlah biaya pemakaman (manfaat pemakaman) adalah 315,000 yen ditambah jumlah manfaat dasar sejumlah 30 hari, namun jika jumlahnya tidak mencapai jumlah manfaat dasar per hari sejumlah 60 hari, maka akan dibayarkan sejumlah jumlah manfaat dasar 60 hari tersebut. Prosedur Klaim Serahkan surat klaim biaya pemakaman (formulir No.16) atau surat klaim manfaat pemakaman (formulir No.16-10) kepada kepala kantor pengawas standar ketenagkerjaan yang berwenang. Lampiran dokumen yang diperlukan pada saat klaim Dokumen yang dapat membuktikan fakta meninggalnya pekerja yang bersangkutan serta tanggal meninggalnya seperti surat diagnosa meninggal, surat keterangan kematian, surat yang membuktikan diagnosa kematian, dan sebagainya (Jika pada saat menyerahkan surat klaim manfaat (kompensasi) bagi keluarga yang meninggal sudah melampirkan dokumen tersebut, maka tidak perlu melampirkan lagi.) Kedaluwarsa Klaim Jika telah lewat 2 tahun sejak 1 hari berikutnya setelah hari meninggalnya korban, hak untuk mengklaim biaya pemakaman (manfaat pemakaman) akan hilang karena kedaluwarsa. Untuk itu harap diperhatikan. 27

29 Manfaat (Kompensasi) Perawatan 療養 ( 補償 ) 給付について Semua orang yang memiliki gangguan mental dan syaraf serta gangguan pada organ bagian torakoabdominal level 1 dan level 2 menurut pensiun (kompensasi) cacat atau pensiun (kompensasi) sakit yang saat ini menjalani perawatan jangka panjang akan mendapatkan manfaat kompensasi perawatan (jika merupakan kecelakaan kerja) atau manfaat perawatan (jika merupakan kecelakaan perjalanan pulang pergi kerja). Syarat Pembayaran 1. Harus memenuhi kondisi cacat tertentu. Manfaat (kompensasi) perawatan dikelompokkan menjadi kondisi yang memerlukan perawatan setiap saat dan kondisi yang memerlukan perawatan berkala sesuai dengan kondisi cacat/gangguan. Kondisi cacat/gangguan yang memerlukan perawatan setiap saat dan yang memerlukan perawatan berkala tersebut adalah sebagai berikut ini. 2. Saat ini menjalani perawatan jangka panjang. Saat ini dirawat oleh lembaga perawatan swasta berbayar ataupun oleh kerabat, teman, serta kenalan. 3. Tidak sedang rawat inap di rumah sakit atau klinik. 4. Tidak sedang menjalani perawatan di fasilitas perawatan kesehatan lansia, fasilitas pendukung penyandang cacat (terbatas untuk menjalani perawatan kehidupan sehari-hari), panti jompo, atau panti perawatan khusus korban ledakan bom atom. Jika dirawat inap di fasilitas-fasilitas ini, karena dianggap bahwa di tempat tersebut diberikan layanan yang memadai, maka manfaat perawatan tidak akan dibayarkan. 28

30 Syarat Pembayaran Jumlah nominal manfaat (kompensasi) perawatan yang dibayarkan adalah sebagai berikut (Revisi tgl 1 April 2011). (1) Untuk perawatan setiap saat 1Jika tidak mendapat perawatan dari keluarga, teman, atau kenalan, akan dibayarkan sejumlah biaya perawatan yang telah dikeluarkan. (Batas maksimalnya adalah 104,530 yen) 2Jika mendapat perawatan dari keluarga, teman, atau kenalan : a. Jika tidak mengeluarkan biaya perawatan, maka akan dibayarkan 56,720 yen sebagai nominal tetap yang jumlahnya sama untuk semua orang. b. Jika mengeluarkan biaya perawatan dan jumlahnya kurang dari 56,720 yen, maka akan dibayarkan 56,720 yen sebagai nominal tetap yang jumlahnya sama untuk semua orang. c. Jika mengeluarkan biaya perawatan dan jumlahnya melebihi 56,720 yen, maka akan dibayarkan sejumlah nominal yang telah dikeluarkan (Batas maksimalnya adalah 104,530 yen). (2) Untuk perawatan berkala 1Jika tidak mendapat perawatan dari keluarga, teman, atau kenalan, akan dibayarkan sejumlah biaya perawatan yang telah dikeluarkan. (Batas maksimalnya adalah 52,720 yen) 2Jika mendapat perawatan dari keluarga, teman, atau kenalan : a. Jika tidak mengeluarkan biaya perawatan, maka akan dibayarkan 28,360 yen sebagai nominal tetap yang jumlahnya sama untuk semua orang. b. Jika mengeluarkan biaya perawatan dan jumlahnya kurang dari 28,360 yen, maka akan dibayarkan 28,360 yen sebagai nominal tetap yang jumlahnya sama untuk semua orang. c. Jika mengeluarkan biaya perawatan dan jumlahnya melebihi 28,360 yen, maka akan dibayarkan sejumlah nominal yang telah dikeluarkan (Batas maksimalnya adalah 52,270 yen). Kemudian, jika memulai perawatan dari bulan berjalan dan membayar biaya perawatan akan dibayarkan biaya perawatan yang tidak melebihi batas maksimal. 1Jika memulai perawatan dari bulan berjalan dan membayar biaya perawatan akan dibayarkan biaya perawatan yang tidak melebihi batas maksimal. 2Jika memulia perawatan dari bulan berjalan dan perawatan dilakukan oleh keluarga dan tidak mengeluarkan biaya perawatan untuk bulan tersebut tidak akan dibayarkan. (Contoh) Jika memulai perawatan oleh keluarga di tengah-tengah bulan Oktober tahun OO Masa waktu ini tidak akan dibayar. Akan dibayarkan nominal tetap yang jumlahnya sama untuk semua orang. Mulai Oktober OO November OO Untuk kasus seperti ini pun tulis bulan mulainya perawatan (pada contoh ini adalah bulan Oktober) di kolom Tanggal Yang Diklaim pada surat klaim. 29

31 Prosedur Klaim Untuk mengklaim manfaat (kompensasi) perawatan, serahkan surat klaim pembayaran manfaat kompensasi perawatan dan manfaat perawatan (formulir No ) kepada kepala kantor pengawas standar ketenagakerjaan yang berwenang. Lampiran Dokumen Yang Diperlukan *Ada kalanya diminta menyerahkan dokumen lainnya yang diperlukan. Orang yang menerima pensiun (kompensasi) sakit an orang yang mengalami cacat level 1 No. 3 & 4 atau level 2 No. 2-2 dan 2-3 tidak perlu melampirkan surat diagnosa. Jika mengklaim manfaat (kompensasi) perawatan kedua kali dan eterusnya juga tidak perlu melampirkan surat diagnosa. Meskipun klaim manfaat (kompensasi) perawatan dilakukan dengan satuan bulanan namun jika klaim selama 3 bulan disatukan pun tidak menjadi masalah. Kedaluwarsa Klaim Jika telah lewat 2 tahun mulai tanggal 1 bulan berikutnya setelah mendapat perawatan, hak klaim manfaat (kompensasi) perawatan akan hilang karena kedaluwarsa. Untuk itu harap diperhatikan. 30

32 Contoh Pengisian Surat Klaim Berbagai Jenis 1. Surat Klaim Manfaat Pengobatan (Formulir No.5) 2. Surat Klaim Manfaat Biaya Pengobatan (Formulir No.7) 3. Surat Klaim Pembayaran Manfaat Kompensasi Absen Kerja (Formulir No.8) 4. Surat Tagihan Pembayaran Manfaat Kompensasi Cacat (Formulir No.10) 5. Surat Klaim Pembayaran Lum Sum Kompensasi Bagi Keluarga Korban (Formulir No.15) 6. Surat Klaim Pembayaran Pensiun Kompensasi Keluarga Korban (Formulir No.12) 7. Surat Klaim Biaya Pemakaman (Formulir No.16) 8. Surat Klaim Pembayaran Manfaat Kompensasi Perawatan (Formulir No )

33 Surat Klaim Manfaat Pengobatan (Formulir No.5) (Contoh Pengisian) Kalau tidak tahu, minta tempat kerja Anda untuk mengisi. Nomor asuransi kompensasi pekerja Tulis nama Anda dengan huruf katakana dengan diberi spasi Tanggal Lahir Tanggal cedera/serangan Tulis 1 jika lakilaki dan 3 jika perempuan. (Katakana) Alamat Usia Waktu cedera atau serangan Pagi Sore Tulis posisi dan nama orang yang mengkonfirmasi fakta terjadinya kecelakaan kerja. Kode pos Posisi Kategori Pekerjaan Penyebab kecelakaan dan situasi di daerah pedalaman Perjelas kecelakaan kerja yang terjadi : 1di mana 2pada kondisi seperti apa 3pada saat sedang melakukan proses yang bagaimana 4yang menyebabkan 5kecelakaan seperti apa yang terjadi Diisi oleh lembaga medis *Kolom legalisasi dari pemberi kerja Standar buruh direktur kepala Kode pos Telepon Rumah Sakit Penuntut Alamat Tanda tangan Jika sudah menggunakan tanda tangan manual, maka tidak perlu distempel. Bagian yang harus diisi sendiri oleh yang mengajukan klaim Bagian yang diisi oleh lembaga medis 32 Bagian yang diisi oleh perusahaan *Jika tidak mendapat legalisasi dari perusahaan, konsultasikan dengan kantor pengawas tempat penyerahan klaim.

PANDUAN PENGAJUAN ASURANSI KECELAKAAN KERJA BAGI PEKERJA ASING

PANDUAN PENGAJUAN ASURANSI KECELAKAAN KERJA BAGI PEKERJA ASING インドネシア語版 PANDUAN PENGAJUAN ASURANSI KECELAKAAN KERJA BAGI PEKERJA ASING Jilid I Pengantar Mengenai Manfaat Asuransi Yang Dapat Diminta (Diajukan) ~ 日本にお住まいの外国人労働者の皆様へ ~ Kecelakaan serta cedera saat sedang

Lebih terperinci

Buku Panduan Klaim Asuransi Kecelakaan Kerja

Buku Panduan Klaim Asuransi Kecelakaan Kerja ( Untuk Orang Asing yang Bekerja di Jepang ) インドネシア語版 Buku Panduan Klaim Asuransi Kecelakaan Kerja Garis Besar Pembayaran Asuransi Kecelakaan Kerja Penjelasan setiap jenis Pembayaran Asuransi

Lebih terperinci

Buku Panduan Klaim Asuransi Kecelakaan Kerja

Buku Panduan Klaim Asuransi Kecelakaan Kerja [Untuk Orang Asing yang Bekerja di Jepang] インドネシア 語 版 Buku Panduan Klaim Asuransi Kecelakaan Kerja Pembayaran Asuransi Yang Dapat Diklaim (Ditagihkan) Asuransi kecelakaan kerja juga diterapkan

Lebih terperinci

Biaya Pemakaman (Tunjangan Pemakaman)

Biaya Pemakaman (Tunjangan Pemakaman) Biaya Pemakaman (Tunjangan Pemakaman) Penerima pembayaran biaya pemakaman (tunjangan pemakaman), tidak dibatasi hanya keluarga almarhum saja, tapi diberikan kepada keluarga almarhum karena biasanya keluarga

Lebih terperinci

Buku Panduan Klaim Asuransi Kecelakaan Kerja

Buku Panduan Klaim Asuransi Kecelakaan Kerja ( Untuk Orang Asing yang Bekerja di Jepang ) インドネシア語版 Buku Panduan Klaim Asuransi Kecelakaan Kerja Garis Besar Pembayaran Asuransi Kecelakaan Kerja Penjelasan setiap jenis Pembayaran Asuransi

Lebih terperinci

Tunjangan Tahunan Karena Sakit (penggantian)

Tunjangan Tahunan Karena Sakit (penggantian) Tunjangan Tahunan Karena Sakit (penggantian) 療養 ( 補償 ) 給付について Tunjangan tahunan penggantian karena sakit (kecelakaan kerja) atau Tunjangan tahunan sakit (kecelakaan perjalanan ke tempat kerja) diberikan

Lebih terperinci

Contoh Pengisian Surat Klaim Biaya Pengobatan Form No.7 (1) (Belakang) )

Contoh Pengisian Surat Klaim Biaya Pengobatan Form No.7 (1) (Belakang) ) Contoh Pengisian Surat Klaim Biaya Pengobatan Form No.7 (1) (Belakang) ) dan alamat tempat bekerja Waktu kejadian bencana AM PM Pekerjaan Tuliskan nama dan posisi orang yang telah melakukan pengecekkan

Lebih terperinci

Ⅱ-1 Berobat (Menggunakan Fasilitas Pengobatan )

Ⅱ-1 Berobat (Menggunakan Fasilitas Pengobatan ) Ⅱ-1 Berobat (Menggunakan Fasilitas Pengobatan ) 1. Pengobatan di Jepang Teknologi Kedokteran Jepang mempunyai tingkat teknologi yang tinggi, akan tetapi pada umumnya dokter tidak menjelaskan secara rinci

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.154, 2015 KESRA. Jaminan Sosial. Kecelakaan Kerja. Kematian. Program. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5714). PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK COMM CLASSY CARE

RINGKASAN INFORMASI PRODUK COMM CLASSY CARE RINGKASAN INFORMASI PRODUK COMM CLASSY CARE Nama Produk Jenis Produk Penerbit Deskripsi Produk DEFINISI COMM CLASSY CARE Asuransi Tambahan PT Commonwealth Life Adalah produk asuransi tambahan yang memberikan

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK COMM CLASSY CARE

RINGKASAN INFORMASI PRODUK COMM CLASSY CARE RINGKASAN INFORMASI PRODUK COMM CLASSY CARE Nama Produk Jenis Produk Penerbit Deskripsi Produk DEFINISI COMM CLASSY CARE Asuransi Tambahan PT Commonwealth Life Adalah produk asuransi tambahan yang memberikan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Ta

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Ta BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1045, 2017 KEMENAKER. Jaminan Sosial Tenaga Kerja Indonesia. Program. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PROGRAM

Lebih terperinci

Rincian data pemohon (berikan informasi kepada kami tentang perubahan alamat Anda) Negara tempat tinggal utama 2 dan alamatnya

Rincian data pemohon (berikan informasi kepada kami tentang perubahan alamat Anda) Negara tempat tinggal utama 2 dan alamatnya Exclusive Catatan Penting Jika Anda tidak mengisi secara lengkap dan benar sesuai fakta yang Anda tahu atau seharusnya Anda tahu, maka polis Anda dapat dibatalkan. Anda harus mengungkapkan fakta apapun

Lebih terperinci

Exclusive. Nama perusahaan seperti saat pendaftaran

Exclusive. Nama perusahaan seperti saat pendaftaran Exclusive Catatan Penting Jika Anda tidak mengisi secara lengkap dan benar sesuai fakta yang Anda tahu atau seharusnya Anda tahu, maka polis Anda dapat dibatalkan. Anda harus mengungkapkan fakta apapun

Lebih terperinci

JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja) Pengobatan dan perawatan (Pelayanan Medis) Santunan Program promotif, preventif dan Return to Work Pelayanan di Fasilitas Kesehatan Kerjasama pemeriksaan dasar dan penunjang

Lebih terperinci

Buku Pedoman Praktek Kerja untuk Trainee Praktek Kerja

Buku Pedoman Praktek Kerja untuk Trainee Praktek Kerja Buku Pedoman Praktek Kerja untuk Trainee Praktek Kerja Organisasi Kerjasama Pelatihan Internasional Jepang Kata Pengantar Program Praktek Kerja di Jepang merupakan program penerimaan pekerja-pekerja muda

Lebih terperinci

K102. Konvensi ILO No. 102 Tahun 1952 mengenai (Standar Minimal) Jaminan Sosial

K102. Konvensi ILO No. 102 Tahun 1952 mengenai (Standar Minimal) Jaminan Sosial K102 Konvensi ILO No. 102 Tahun 1952 mengenai (Standar Minimal) Jaminan Sosial 1 Konvensi ILO No. 102 Tahun 1952 mengenai (Standar Minimal) Jaminan Sosial Copyright Organisasi Perburuhan Internasional

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150,

2015, No Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2076, 2015 KEMENAKER. Jaminan. Kecelakaan Kerja. Kematian. Usaha Jasa Kontruksi. Program Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

FORMULIR KLAIM CACAT TETAP DAN TOTAL

FORMULIR KLAIM CACAT TETAP DAN TOTAL FORMULIR KLAIM CACAT TETAP DAN TOTAL Mohon mengisi dengan tinta hitam, huruf cetak, dan memberi tanda ( ) pada kotak jawaban yang sesuai. Mohon tidak menandatangani formulir dalam keadaan kosong dan pastikan

Lebih terperinci

Konvensi 183 Tahun 2000 KONVENSI TENTANG REVISI TERHADAP KONVENSI TENTANG PERLINDUNGAN MATERNITAS (REVISI), 1952

Konvensi 183 Tahun 2000 KONVENSI TENTANG REVISI TERHADAP KONVENSI TENTANG PERLINDUNGAN MATERNITAS (REVISI), 1952 Konvensi 183 Tahun 2000 KONVENSI TENTANG REVISI TERHADAP KONVENSI TENTANG PERLINDUNGAN MATERNITAS (REVISI), 1952 Komperensi Umum Organisasi Perburuhan Internasional, Setelah disidangkan di Jeneva oleh

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK COMM EXTRA CARE

RINGKASAN INFORMASI PRODUK COMM EXTRA CARE RINGKASAN INFORMASI PRODUK COMM EXTRA CARE Nama Produk Jenis Produk Penerbit Deskripsi Produk DEFINISI COMM EXTRA CARE Asuransi Tambahan PT Commonwealth Life Adalah produk asuransi tambahan yang memberikan

Lebih terperinci

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) K168 Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) K168 - Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) 2 K168 Konvensi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undangundang

Lebih terperinci

FORMULIR KLAIM CACAT TETAP TOTAL ATAU SEMENTARA

FORMULIR KLAIM CACAT TETAP TOTAL ATAU SEMENTARA FORMULIR KLAIM CACAT TETAP TOTAL ATAU SEMENTARA PENTING Formulir ini harus dilengkapi oleh Pemegang Polis, diisi dengan jelas dan dikembalikan kepada Penanggung, disertai Surat Keterangan Dokter untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

2015, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang

2015, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang No.1510, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Peserta Penerima Upah. Jaminan Kecelakaan Kerja. Jaminan Kematian. Jaminan Hari Tua. Tata Cara Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15B Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15B/ 1 NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.212, 2015 ADMINISTRASI KEPEMERINTAHAN. Jaminan Kematian. Jaminan Kecelakaan. Aparatur Sipil Negara. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

Ⅷ Tenaga Kerja, Pajak, Pengiriman Uang ke Luar Negeri

Ⅷ Tenaga Kerja, Pajak, Pengiriman Uang ke Luar Negeri Ⅷ Tenaga Kerja, Pajak, Pengiriman Uang ke Luar Negeri Ⅷ-1 Mencari Pekerjaan 1. Yang Harus Dilakukan bila Mencari Kerja Hallo Work (Harohwahku) Di Jepang, ada fasilitas gratis yang diberikan pemeritah berupa

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan

Lebih terperinci

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011 R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011 2 R-201: Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011 R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun No.1513, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Jaminan.Pensiun.Pembayaran.Penghentian.Kepesertaa n.pendaftaran. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG ASURANSI SOSIAL PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA, ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR BANTEN

PERATURAN GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA BAGI TENAGA KERJA JASA KONSTRUKSI DI PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan dalam pekerjaan. Perubahan gaya hidup tersebut diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan dalam pekerjaan. Perubahan gaya hidup tersebut diantaranya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin meningkat. Hal ini membawa perubahan terhadap gaya hidup dan meningkatnya tuntutan dalam pekerjaan.

Lebih terperinci

Surat Perjanjian Kerja Sama Terkait Program Pemagangan Keterampilan Orang Asing (Contoh)

Surat Perjanjian Kerja Sama Terkait Program Pemagangan Keterampilan Orang Asing (Contoh) (Tipe Pengawasan Asosiasi) Surat Perjanjian Kerja Sama Terkait Program Pemagangan Keterampilan Orang Asing (Contoh). dari negara. (selanjutnya disebut Lembaga Pengirim) dan. dari negara Jepang (selanjutnya

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.212, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ADMINISTRASI KEPEMERINTAHAN. Jaminan Kematian. Jaminan Kecelakaan. Aparatur Sipil Negara. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN No.155, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESRA. Jaminan Sosial. Pensiun. Program. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5715). PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

Implementasi Program BPJS Ketenagakerjaan Ahmad Edi Komaruddin Kepala Bidang Pemasaran PU

Implementasi Program BPJS Ketenagakerjaan Ahmad Edi Komaruddin Kepala Bidang Pemasaran PU Implementasi Program BPJS Ketenagakerjaan Ahmad Edi Komaruddin Kepala Bidang Pemasaran PU Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Jakarta - Salemba Jl. Salemba Raya No. 65, Salemba, Jakarta Pusat T (021) 3905226

Lebih terperinci

Contoh Formulir Lamaran Kerja

Contoh Formulir Lamaran Kerja Contoh Formulir Lamaran Kerja HARAP GUNAKAN HURUF LAMARAN KERJA PELAMAR MUNGKIN HARUS MENJALANI TES UNTUK PEMAKAIAN OBAT TERLARANG SILAKAN MENGISI HALAMAN 1-5. TANGGAL Nama Belakang Depan Tengah Kecil

Lebih terperinci

FORMULIR KLAIM RAWAT INAP

FORMULIR KLAIM RAWAT INAP FORMULIR KLAIM RAWAT INAP Mohon mengisi dengan tinta hitam, huruf cetak, dan memberi tanda ( ) pada kotak jawaban yang sesuai. Mohon tidak menandatangani formulir dalam keadaan kosong dan pastikan semua

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional sebagai pengamalan

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI NO. PSM/JKO-HRD/07 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal. 1 dari 14 FRM/JKO-WKM/15-00

Lebih terperinci

AVRIST. S/D Rp 300 JUTA ATAU US$

AVRIST. S/D Rp 300 JUTA ATAU US$ AVRIST S/D Rp 300 JUTA ATAU 150.000 AVRIST AVRIST INCOME GUARD Memberi perlindungan yang Anda butuhkan dalam 24 jam sehari, 365 hari setahun, di seluruh dunia. KEUNGGULAN Manfaat s/d Rp. 2 juta atau 500

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012 PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 029 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 416/MENKES/PER/II/2011 TENTANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena penuaan populasi (population aging) merupakan fenomena yang telah terjadi di seluruh dunia, istilah ini digunakan sebagai istilah bergesernya umur

Lebih terperinci

Implementasi Program Jaminan Sosial untuk Pekerja Indonesia

Implementasi Program Jaminan Sosial untuk Pekerja Indonesia Implementasi Program Jaminan Sosial untuk Pekerja Indonesia KANTOR CABANG JAKARTA MANGGADUA KANTOR CABANG PERINTIS JAKARTA CENGKARENG NIDYA ROESDAL Bandung, 19 April 2018 Konvensi Internasional dan Amanah

Lebih terperinci

UU R.I. NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UU R.I. NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : UU R.I. NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA a. bahwa pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila dilaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Stroke atau gangguan peredaran darah otak ( GPDO) merupakan penyakit neurologik yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hidup bebas tanpa Stroke merupakan dambaan bagi semua orang. Tak heran

BAB I PENDAHULUAN. Hidup bebas tanpa Stroke merupakan dambaan bagi semua orang. Tak heran 1 BAB I PENDAHULUAN Hidup bebas tanpa Stroke merupakan dambaan bagi semua orang. Tak heran semua orang selalu berupaya untuk mencegah Stroke atau mengurangi faktor risiko dengan menerapkan pola hidup sehat,

Lebih terperinci

R-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

R-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982 R-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982 2 R-166 Rekomendasi Pemutusan Hubungan Kerja, 1982 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan

Lebih terperinci

Rincian data pemohon (berikan informasi kepada kami tentang perubahan alamat Anda) Negara tempat tinggal utama 2 dan alamatnya

Rincian data pemohon (berikan informasi kepada kami tentang perubahan alamat Anda) Negara tempat tinggal utama 2 dan alamatnya Exclusive Catatan Penting Jika Anda tidak mengisi secara lengkap dan benar sesuai fakta yang Anda tahu atau seharusnya Anda tahu, maka polis Anda dapat dibatalkan. Anda harus mengungkapkan fakta apapun

Lebih terperinci

Formulir Pengajuan Klaim Asuransi Credit Shield Prestige

Formulir Pengajuan Klaim Asuransi Credit Shield Prestige Formulir Pengajuan Klaim Asuransi Credit Shield Prestige Manfaat Asuransi Credit Shield Prestige 1 : 1.Manfaat Meninggal atau Penyakit Kritis 2 Jika Tertanggung meninggal atau terdiagnosa Penyakit Kritis

Lebih terperinci

5. Prinsip penting dalam mengelola sumberdaya manusia secara nondiskriminatif

5. Prinsip penting dalam mengelola sumberdaya manusia secara nondiskriminatif Diskriminasi dan kesetaraan: 5. Prinsip penting dalam mengelola sumberdaya manusia secara nondiskriminatif Kesetaraan and non-diskriminasi di tempat kerja di Asia Timur dan Tenggara: Panduan 1 Tujuan belajar

Lebih terperinci

FORMULIR KLAIM MEGA MEDICAL PLUS

FORMULIR KLAIM MEGA MEDICAL PLUS DAFTAR DOKUMEN KLAIM DOKUMEN Jaminan RI Meninggal Dunia Cacat Tetap Pengembalian Premi 1. Formulir Klaim (Asli) 2. Schedule Polis (Asli / Copy) 3. KTP/ KK/ Kartu identitas lain (Copy) 4. Rincian biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih. Kelumpuhan adalah cacat paling umum dialami oleh penderita stroke.

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih. Kelumpuhan adalah cacat paling umum dialami oleh penderita stroke. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merujuk pada istilah medis stroke didefinisikan sebagai gangguan saraf permanen akibat terganggunya peredaran darah ke otak, yang terjadi sekitar 24 jam atau lebih.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat seiring berkembangnya kemajuan teknologi. Persaingan dan tuntutantuntutan

BAB I PENDAHULUAN. pesat seiring berkembangnya kemajuan teknologi. Persaingan dan tuntutantuntutan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi saat ini, perkembangan ekonomi yang terjadi begitu pesat seiring berkembangnya kemajuan teknologi. Persaingan dan tuntutantuntutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Berdasarkan Undang-Undang No.44 Tahun 2009 tentang rumah sakit,yang dimaksud dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN HUKUM TENTANG KEWAJIBAN PENGUSAHA DAN PEKERJA. Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 dalam passal 1 angka (2)

BAB III TINJAUAN HUKUM TENTANG KEWAJIBAN PENGUSAHA DAN PEKERJA. Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 dalam passal 1 angka (2) BAB III TINJAUAN HUKUM TENTANG KEWAJIBAN PENGUSAHA DAN PEKERJA A. Pengertian Pekerja Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 dalam passal 1 angka (2) disebutkan, tenaga kerja adalah : setiap orang yang

Lebih terperinci

FAQ SmartMed Cancer. 1. Apakah yang dimaksud dengan Batas Manfaat Maksimum, Batas per Kanker, Batas Per Kunjungan, dan Batas Seumur Hidup?

FAQ SmartMed Cancer. 1. Apakah yang dimaksud dengan Batas Manfaat Maksimum, Batas per Kanker, Batas Per Kunjungan, dan Batas Seumur Hidup? FAQ SmartMed Cancer 1. Apakah yang dimaksud dengan Batas Manfaat Maksimum, Batas per Kanker, Batas Per Kunjungan, dan Batas Seumur Hidup? Batas Manfaat Maksimum: nilai maksimal yang akan dibayarkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi di dunia ini, banyak sekali perubahan dari

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi di dunia ini, banyak sekali perubahan dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era globalisasi di dunia ini, banyak sekali perubahan dari lingkungan serta perilaku manusia yang ada di dunia ini, bisa dilihat semakin banyak sekali tuntutan

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN. : Fak. Keperawatan USU Medan

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN. : Fak. Keperawatan USU Medan LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Mutia Sari NIM : 101101127 No. HP : 087763529321 Alamat : Fak. Keperawatan USU Medan Adalah mahasiswa tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. program jaminan sosial berdasarkan funded social security, yaitu jaminan

BAB I PENDAHULUAN. program jaminan sosial berdasarkan funded social security, yaitu jaminan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung jawab dan kewajiban negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat.

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 14, 1992 (TENAGA KERJA. Kesejahteraan. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3468)

Lebih terperinci

Sekilas Mengenai. Undang-Undang Ketenagakerjaan

Sekilas Mengenai. Undang-Undang Ketenagakerjaan Sekilas Mengenai Undang-Undang Ketenagakerjaan 1 Buklet ini menjelaskan dalam istilah sederhana mengenai ketentuan-ketentuan pokok Undang-Undang Ketenagakerjaan (Bab 57). Perlu diperhatikan bahwa ketentuan

Lebih terperinci

Accidental & Health. Hospital Income& Surgical Benefit

Accidental & Health. Hospital Income& Surgical Benefit Accidental & Health Hospital Income& Surgical Benefit Persiapkan segala sesuatunya dengan Hospital Income & Surgical Benefit Perlindungan lengkap akan biaya finansial atas perawatan di rumah sakit, dari

Lebih terperinci

PT AVRIST ASSURANCE POLIS SPEKTA PASAL 1 PENGERTIAN DASAR

PT AVRIST ASSURANCE POLIS SPEKTA PASAL 1 PENGERTIAN DASAR PT AVRIST ASSURANCE POLIS SPEKTA PASAL 1 PENGERTIAN DASAR 1. Perusahaan adalah PT Avrist Assurance. 2. Pemilik Polis adalah subyek hukum yang mengadakan perjanjian dengan Perusahaan untuk polis ini. 3.

Lebih terperinci

FORMULIR PELAMAR KERJA

FORMULIR PELAMAR KERJA FORMULIR PELAMAR KERJA HARAP GUNAKAN HURUF CETAK UNTUK MENGISI SEMUA INFORMASI KECUALI TANDA TANGAN PAS FOTO 4X6 DATA PRIBADI PELAMAR SILAKAN MENGISI HALAMAN 1-4. TANGGAL Nama Depan Tengah Belakang Kecil

Lebih terperinci

Strategi pemulihan gangguan jiwa berdasar stress vulnerability model

Strategi pemulihan gangguan jiwa berdasar stress vulnerability model Materi ini merupakan salah satu Bahan kuliah online gratis Bagi anggota keluarga, relawan kesehatan jiwa Dan perawat pendamping Strategi pemulihan gangguan jiwa berdasar stress vulnerability model Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang utama dan merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA R.I NOMOR: PER.04/MEN/1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA,

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA R.I NOMOR: PER.04/MEN/1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA, MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA R.I NOMOR: PER.04/MEN/1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA, Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksana pasal 19

Lebih terperinci

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) Data menunjukkan bahwa ratusan juta orang di seluruh dunia menderita penyakit hipertensi, sementara hampir 50% dari para manula dan 20-30% dari penduduk paruh baya di

Lebih terperinci

Apa itu Overseas Student Health Cover?

Apa itu Overseas Student Health Cover? Overseas Student Health Cover Apa itu Overseas Student Health Cover? Apa itu OSHC? Terakhir diperbarui November 2012 Mengapa pelajar luar negeri mebutuhkan OSHC? Siapa yang berhak atas OSHC? Untuk berapa

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Kedaruratan Psikiatri Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang membutuhkan intervensi terapeutik

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Tanggung Jawab Pengangkut di Beberapa Moda Transportasi

Tanggung Jawab Pengangkut di Beberapa Moda Transportasi Perkeretaapian UU No.23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian Pasal 157 (1) Penyelenggara Sarana Perkeretaapian bertanggung jawab terhadap pengguna jasa yang mengalami kerugian, lukaluka, atau meninggal dunia

Lebih terperinci

FORMULIR LAMARAN KERJA. Untuk jabatan apa Saudara melamar :

FORMULIR LAMARAN KERJA. Untuk jabatan apa Saudara melamar : PT NAMASINDO PLAS Kp. Cangkorah No. 7 RT.02 RW.01 Cangkorah Batujajar Padalarang 40561 - Indonesia Telp. : (022) 6867068, 6867414 FORMULIR LAMARAN KERJA Untuk jabatan apa Saudara melamar : C A T A T A

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1953 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KETUA DAN ANGGAUTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1953 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KETUA DAN ANGGAUTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1953 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KETUA DAN ANGGAUTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT PRESIDEN, Menimbang : bahwa Undang-undang Nomor 6 tahun 1951 (Lembaran Negara Nomor 40 tahun 1951)

Lebih terperinci

PRUlink syariah assurance account

PRUlink syariah assurance account Produk-produk berikut merupakan produk Asuransi Tambahan yang dapat dipilih oleh Pemegang Polis PRUlink syariah assurance account, dikeluarkan oleh PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) dan

Lebih terperinci

Ringkasan Informasi Produk

Ringkasan Informasi Produk Ringkasan Informasi Produk Selamat! Anda telah mengambil langkah tepat untuk mencapai hidup yang lebih berkualitas. Untuk membantu Anda semakin memahami produk asuransi yang Anda miliki, berikut adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk lansia semakin meningkat dari tahun ke tahun diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai

Lebih terperinci

SERTIFIKAT ASURANSI. Terdapat 2 (dua) macam jaminan asuransi/pertanggungan yang dapat Penerima Manfaat peroleh dari asuransi perjalanan yaitu:

SERTIFIKAT ASURANSI. Terdapat 2 (dua) macam jaminan asuransi/pertanggungan yang dapat Penerima Manfaat peroleh dari asuransi perjalanan yaitu: SERTIFIKAT ASURANSI FASILITAS ASURANSI BAGI PEMEGANG KARTU KREDIT BCA CARD PLATINUM/EVERYDAY CARD/ INDOMARET, BCA VISA BATMAN/PLATINUM/BLACK, BCA MASTERCARD PLATINUM/PLATINUM TAZ/BLACK DAN BCA MATAHARI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN, PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG PENILAIAN KEGAWATDARURATAN DAN PROSEDUR PENGGANTIAN BIAYA PELAYANAN GAWAT DARURAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Karakteristik Subjek Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Karakteristik Subjek Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Karakteristik Subjek Penelitian 1. Gambaran karakteristik Pasien Hasil penelitian diperoleh jumlah subjek sebanyak 70 pasien. Subjek penelitian yang memenuhi kriteria

Lebih terperinci

6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: PER. 12/MEN/VI/2007 tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran Iuran, Pemba

6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: PER. 12/MEN/VI/2007 tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran Iuran, Pemba MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 609 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYELESAIAN KASUS KECELAKAAN KERJA DAN

Lebih terperinci

Formulir Biodata Pelamar

Formulir Biodata Pelamar Formulir Biodata Pelamar Type Doc Revisi Form Rc. L 0 Tanggal Halaman / Catatan a b c Formulir ini harap diisi dengan rapi dan jelas. Apabila keterangan yang diberikan ada yang tidak sesuai dengan kenyataan,

Lebih terperinci

RELEVANSI Skm gatra

RELEVANSI Skm gatra SURAT KETERANGAN DOKTER DIVISI BIOETIKA DAN MEDIKOLEGAL FK USU RELEVANSI Skm gatra SURAT KETERANGAN DOKTER Dalam menjalankan tugas profesinya, seorang dokter kadang kalanya harus menerbitkan surat-surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai. sumber daya manusia.(depkes,2002).

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai. sumber daya manusia.(depkes,2002). 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peningkatan mutu pelayanan kesehatan menjadi salah satu tujuan utama dari berbagai tatanan pelayanan kesehatan saat ini. Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan

Lebih terperinci