Implementasi Program BPJS Ketenagakerjaan Ahmad Edi Komaruddin Kepala Bidang Pemasaran PU
|
|
- Budi Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Implementasi Program BPJS Ketenagakerjaan Ahmad Edi Komaruddin Kepala Bidang Pemasaran PU Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Jakarta - Salemba Jl. Salemba Raya No. 65, Salemba, Jakarta Pusat T (021) F (021) Visit Us At:
2 PERUBAHAN REGULASI Program BPJS Ketenagakerjaan Update 3 Juli 2015
3 PROGRAM JAMINAN HARI TUA (JHT)
4 PERUBAHAN ATURAN / MANFAAT PROGRAM PROGRAM JHT PP No 14 th 1993 dan turunannya PP No 46 th 2015 Mencapai usia Pensiun 55 tahun Mencapai usia Pensiun 56 tahun Menjadi PNS, TNI / Polri Tenaga kerja yang menjadi PNS, TNI/ Polri tidak bisa mengajukan klaim Kepesertaan 5 tahun dengan masa tunggu 1 bulan. Minimal kepesertaan 10 tahun dapat mengambil JHT sebagian: 1. Pengambilan JHT maksimal 10% untuk persiapan hari tua; atau 2. Pengambilan JHT maksimal 30% untuk membantu biaya perumahan. Peserta PHK dan Resign dengan masa tunggu 1 bulan PERUBAHAN Grand Direction ATURAN September / 16 MANFAAT PROGRAM 4
5 PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA (JKK) JAMINAN KEMATIAN (JKM)
6 PERUBAHAN ATURAN / MANFAAT PROGRAM PROGRAM JKK PP No 14 th 1993 dan turunannya Biaya obat dan perawatan maksimal Rp. 20 juta Darat : Rp Laut : Rp Udara : Rp PP No 44 th 2015 Pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang ditunjuk sesuai dengan kebutuhan medisnya. Darat : Rp Laut : Rp Udara : Rp Rp Rp PERUBAHAN ATURAN / MANFAAT PROGRAM Grand Direction September 16 6
7 PERUBAHAN ATURAN / MANFAAT PROGRAM PROGRAM JKK PP No 14 th 1993 dan turunannya Tidak ada kadaluwarsa klaim PP No 44 th 2015 Kadaluarsa klaim 2 tahun terhitung sejak tanggal kecelakaan (setelah 30 Juni 2015) dan tanggal lapor JKK tahap I ke BPJS TK Ditanggung biaya pengobatan dan perawatan pada Jasa tabib/sinshe/tradisional, yang telah mendapat izin resmi dari instansi yang berwenang. Pelayanan dukun patah tulang atau pengobatan alternatif tidak ditanggung Tidak ada manfaat beasiswa Kasus JKK yang mengakibatkan Tenaga kerja mengalami Cacat Total Tetap atau Meninggal Dunia mendapat manfaat Beasiswa bagi 1 (satu) orang anak TK sebesar Rp 12 juta PERUBAHAN ATURAN / MANFAAT PROGRAM Grand Direction September 16 7
8 PERUBAHAN ATURAN / MANFAAT PROGRAM PROGRAM JKK PP No 14 th 1993 dan turunannya Tidak ada Pelayanan Return to work PP No 44 th 2015 Pelayanan Return to work: Pelatihan kerja Tidak ada Promotif dan Preventif Pelayanan Promotif dan Preventif PERUBAHAN ATURAN / MANFAAT PROGRAM Grand Direction September 16 8
9 Jaminan Kecelakaan Kerja RTW (Sesuai PP 44 Tahun 2015) Skema JKK Baru dengan Rate Iuran sama dengan Program UU 3/1992 (PP 14 thn 1993) Skema JKK lama (PP 14 thn 1993) Pengembangan Skema saat ini (PP 44 thn 2015) Treatment Rehabilitation Orthotics & Prosthetics Modification + Vocational Training Job Placement Promotif, Preventif, Kompensasi, Perawatan, Rehabilitasi, Beasiswa untuk Anak Peserta dan return to work 9
10 Manfaat JKK - RTW GOLDEN HOUR Perusahaan Prothesis dan Orthosis Kecelakaan Kerja Case Manager Perawatan Medis di RSTC Rehabilitasi Fisik & Mental Pelatihan Kerja Kembali Bekerja Kompensasi dan Santunan 10
11 PROGRAM JAMINAN KEMATIAN
12 PERUBAHAN ATURAN / MANFAAT PROGRAM PROGRAM JKM PP No 14 th 1993 dan turunannya Manfaat perlindungan meninggal dunia pada kepesertaan Aktif dan perlindungan 6 (enam) bulan PP No 44 th 2015 Manfaat perlindungan meninggal dunia pada kepesertaan Aktif Santunan kematian Rp ,- Santunan berkala Rp ,- Biaya Pemakaman Rp ,- Santunan kematian Rp ,- Santunan berkala Rp ,- Biaya Pemakaman Rp ,- Tidak ada manfaat beasiswa Meninggal dunia pada kepesertaan aktif dan memenuhi masa iur minimal selama 5 tahun / 60 bulan mendapat manfaat Beasiswa bagi 1 (satu) orang anak TK sebesar Rp 12 Juta PERUBAHAN Grand Direction ATURAN September / 16 MANFAAT PROGRAM 12
13 PERUBAHAN ATURAN / MANFAAT PROGRAM IURAN PROGRAM TIDAK ADA PERUBAHAN IURAN TERHADAP PROGRAM JKK, JK, JHT Peserta Penerima Upah yang bekerja Selain Penyelenggara Negara Iuran JKK dibayar Pemberi Kerja Risiko sangat rendah : 0,24% Risiko Rendah : 0,54% Risiko sedang : 0,89% Risiko tinggi : 1,27% Risiko sangat tinggi : 1,74% Pengelompokan risiko dievaluasi setiap 2 tahun Iuran JKM dibayar Pemberi Kerja 0,3% PERUBAHAN Grand Direction ATURAN September / MANFAAT 16 PROGRAM Iuran JKK Didasarkan nilai nominal tertentu Iuran JKM Rp 6.800,- setiap bulan Iuran JHT Iuran JHT bagi peserta penerima upah yang bekerja selain penyelenggara negara Total 5,7% 2 % oleh peserta 3,7 % oleh pemberi kerja Evaluasi berkala paling lama 3 (tiga) tahun Iuran JHT bagi peserta bukan penerima upah Berdasarkan nominal tertentu sesuai tabel 13
14 PROGRAM JAMINAN PENSIUN
15 JHT Tabungan dari bagian pendapatan selama aktif bekerja yang disisihkan untuk bekal memasuki hari tua Sekaligus / lump sum Tujuan Pembayaran manfaat Jaminan Pensiun Mengganti pendapatan bulanan untuk memastikan kehidupan dasar yang layak saat memasuki hari tua Bulanan Akumulasi iuran ditambah hasil pengembangan Tabungan wajib Besar manfaat Mekanisme penyelenggaraan Dihitung dengan formula tertentu berdasarkan masa iur, upah selama masa iur, dan faktor manfaat (faktor akrual) Asuransi sosial Ditanggung sendiri secara individual oleh peserta Tabungan/provident fund Risiko harapan hidup yang semakin panjang Bentuk Program Ditanggung bersama secara kolektif (pooling of risks) oleh peserta Manfaat pasti 15
16 MANFAAT PROGRAM JAMINAN PENSIUN SKEMA MANFAAT PASTI (PP 45 tahun 2015) 1 MANFAAT BERKALA Masa iur program Jaminan Pensiun minimal selama 15 tahun Manfaat minimum Rp 300 ribu (disesuaikan kenaikannya setiap tahun) Manfaat maksimum Rp 3,6 juta (disesuaikan kenaikannya setiap tahun) Formula manfaat = 1% x masa iur (dibagi 12 bulan) x rata-rata upah tertimbang 16
17 MANFAAT PROGRAM JAMINAN PENSIUN 2 MANFAAT SEKALIGUS Masa iur program Jaminan Pensiun kurang dari 15 tahun Formula manfaat = Akumulasi iuran + Hasil Pengembangan 17
18 MANFAAT PROGRAM JAMINAN PENSIUN MANFAAT PENSIUN HARI TUA MANFAAT PENSIUN CACAT TOTAL TETAP MANFAAT PENSIUN JANDA / DUDA MANFAAT PENSIUN ANAK MANFAAT PENSIUN ORANG TUA 18
19 MANFAAT PROGRAM JAMINAN PENSIUN Manfaat Pensiun Hari Tua (MPHT) Manfaat Pensiun Cacat (MPC) Masa iur paling sedikit 15 tahun Menderita cacat total tetap; membayar iuran dengan density rate 80% dan kejadian cacat minimal 1 bulan sejak menjadi peserta hak peserta berakhir bila meninggal dunia.. Manfaat dapat diteruskan menjadi manfaat pensiun janda/duda, manfaat pensiun anak, atau manfaat pensiun orang tua. Hak pensiun berakhir bila meninggal atau bekerja kembali. Manfaat dapat diteruskan menjadi manfaat pensiun janda/duda, manfaat pensiun anak, atau manfaat pensiun orang tua. 19
20 MANFAAT PROGRAM JAMINAN PENSIUN Manfaat Pensiun Janda atau Duda (MPJD) membayar iuran dengan density rate 80% dan minimal 1 tahun kepesertaan Manfaat 50% x Formula hak pensiun berakhir bila janda/duda meninggal atau menikah kembali. manfaat tersebut dapat diturunkan menjadi manfaat pensiun anak. Manfaat Pensiun Anak (MPA) Peserta meninggal sebelum usia pensiun dan tidak mempunyai istri/suami Peserta meninggal setelah MPHT / MPC / dan tidak punya istri/suami Janda atau duda peserta menikah lagi atau meninggal dunia Manfaat 50% x Formula hak pensiun berakhir saat mencapai usia 23 tahun, bekerja atau menikah atau meninggal dunia. manfaat selanjutnya dapat diturunkan kepada anak berikutnya. 20
21 MANFAAT PROGRAM JAMINAN PENSIUN Manfaat Pensiun Orang Tua (MPOT) Penerima orangtua dalam hal peserta meninggal dan tidak mempunyai istri/suami dan anak Manfaat 20% x Formula Manfaat pensiun orangtua berakhir pada saat ayah atau ibu penerima manfaat meninggal dunia. 21
22 MANFAAT PROGRAM JAMINAN PENSIUN Peserta memasuki usia pensiun dan tidak memenuhi masa iur minimum 15 tahun. Meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya dengan ketentuan memenuhi atau tidak memenuhi masa iur minimum 15 tahun. Peserta mengalami cacat total tetap atau meninggal dunia, bilamana: Kejadian yang menyebabkan cacat total tetap terjadi setelah peserta terdaftar dalam Program Jaminan Pensiun kurang dari 1 (satu) bulan. Meninggal dunia dengan kepesertaan kurang dari 1 (satu) tahun. Pemberi kerja dan peserta rutin membayar iuran dengan density rate kurang dari 80%. 22
23 1,00% 2,00% 3,00% 23
24 Terima Kasih Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Jakarta - Salemba Jl. Salemba Raya No. 65, Salemba, Jakarta Pusat T (021) F (021) Visit Us At:
25 Kasus 1 Manfaat Bulanan Peserta mencapai usia pensiun dengan masa iur sedikitnya 15 tahun PESERTA PENSIUN HARI TUA MANFAAT BULANAN
26 Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan Data Upah dan Inflasi A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus Pada saat terdaftar, usia A adalah 45 tahun. A akan memasuki usia pensiun (60 tahun) pada Agustus 2030, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan dan histori upah sebagai berikut: UPAH Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang ,00% 223,15% ,75% 208,56% ,50% 195,37% ,25% 183,44% ,00% 172,65% ,75% 162,88% ,50% 154,02% ,25% 145,99% ,00% 138,71% ,75% 132,11% ,75% 126,12% ,75% 120,40% ,75% 114,94% ,75% 109,73% ,75% 104,75% ,75% 100,00% indeks kenaikan inflasi sampai dengan tahun 2030 diperhitungkan terhadap batas atas upah 26
27 Upah Tertimbang A memasuki usia pensiun (60 tahun) pada tahun 2030, dengan masa iur 15 tahun (180 bulan). Untuk menghitung manfaat bulanan A, perlu dihitung terlebih dulu upah tertimbang masingmasing upah yang diperhitungkan di tahun Upah Tertimbang(T) = Upah Diperhitungkan(T) x Indeks Inflasi(T) Indeks Inflasi(T) = (1+Inflasi tahun ke T) x (1 + Inflasi tahun ke T+1) x... x (1 + Inflasi tahun 2028) x (1 + Inflasi tahun 2029) Sebagai contoh, Indeks Inflasi(2028) adalah: Indeks Inflasi(2028) = (1 + Inflasi tahun 2028) x (1 + Inflasi tahun 2029) x (1 + Inflasi tahun 2030) = (1 + 4,75%) x (1 + 4,75%) x (1 + 4,75%) = 109,73% Dengan demikian, maka Upah Tertimbang(2028) peserta A adalah: Upah Tertimbang(2028) = Upah Diperhitungkan(2028) x Indeks Inflasi(2028) = x 109,73% =
28 Manfaat Bulanan A memasuki usia pensiun (60 tahun) pada tahun 2030, dengan masa iur 15 tahun (180 bulan). Untuk menghitung manfaat bulanan A, perlu dihitung terlebih dulu upah tertimbang masingmasing upah yang diperhitungkan di tahun Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur = 1% x (180 / 12) x = 15% x = Rp MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta A pada tahun 2031 adalah sebesar: MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) = x (1 + 4,75%) = x 1,0475 = Rp
29 Kasus 2 Peserta terkena PHK sebelum mencapai usia pensiun dengan masa iur sedikitnya 15 tahun PESERTA PHK SEBELUM PENSIUN
30 Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan Data Upah dan Inflasi B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Juli Pada saat terdaftar, usia B adalah 40 tahun. B terkena PHK dan tidak bekerja lagi pada akhir Desember 2030 di usia 55 tahun. B akan memasuki usia pensiun (63 tahun) pada tahun 2038, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan dan histori upah sampai dengan tahun 2030 sebagai berikut: UPAH Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang ,00% 323,47% ,75% 302,31% ,50% 283,19% ,25% 265,91% ,00% 250,27% ,75% 236,10% ,50% 223,26% ,25% 211,63% ,00% 201,07% ,75% 191,49% ,75% 182,81% ,75% 174,52% ,75% 166,61% ,75% 159,05% ,75% 151,84% ,75% 144,95% indeks kenaikan inflasi sampai dengan tahun 2038 diperhitungkan terhadap batas atas upah 30
31 Manfaat Bulanan Karena usia pensiun yang ditetapkan pada tahun 2030 adalah 60 tahun, dan B terkena PHK pada usia 55 tahun, maka B belum berhak memperoleh manfaat pensiun hari tua. B akan menerima manfaat pensiun hari tua pada tahun 2038 di usia 63 tahun. Karena memiliki masa iur 15,50 tahun (186 bulan), maka B akan menerima manfaat bulanan pada tahun 2038 dengan perhitungan sebagai berikut: Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur = 1% x (186 / 12) x = 15,50% x = Rp MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) Jika inflasi pada tahun 2038 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta B pada tahun 2039 adalah sebesar: MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) = x (1 + 4,75%) = x 1,0475 = Rp
32 Kasus 3 Manfaat Lumpsum Peserta mencapai usia pensiun dengan masa iur kurang dari 15 tahun PESERTA PENSIUN HARI TUA MANFAAT LUMPSUM
33 Manfaat Pensiun Lumpsum C adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Juli Pada saat terdaftar, usia C adalah 50 tahun. C pensiun pada Juni 2023 di usia 58 tahun, sesuai dengan usia pensiun yang ditetapkan pada tahun Masa iur C adalah 95 bulan (7,92 tahun). Karena masa iur C kurang dari 15 tahun, maka C akan menerima manfaat lumpsum sebesar akumulasi iuran ditambah hasil pengembangannnya. Berikut adalah riwayat upah dan iuran peserta C: UPAH IURAN dan HASIL PENGEMBANGAN Usia Tahun Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Iuran per bulan Iuran Setahun Tingkat Pengembangan Hasil Pengembangan ,00% ,75% ,50% ,25% ,00% ,75% ,50% ,25% ,00% C akan menerima manfaat lumpsum sebesar: Manfaat Pensiun Lumpsum = Akumulasi Iuran + Hasil Pengembangan = = Rp
34 Kasus 4 Manfaat Bulanan Peserta mengalami cacat total dengan masa iur sedikitnya 15 tahun PESERTA CACAT TOTAL MANFAAT BULANAN
35 Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan Data Upah dan Inflasi A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus Pada saat terdaftar, usia A adalah 25 tahun. A mengalami kecelakaan dan cacat total pada Agustus 2030 di usia 40 tahun. A memiliki riwayat iuran dan upah, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan sebagai berikut: UPAH Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang ,00% 223,15% ,75% 208,56% ,50% 195,37% ,25% 183,44% ,00% 172,65% ,75% 162,88% ,50% 154,02% ,25% 145,99% ,00% 138,71% ,75% 132,11% ,75% 126,12% ,75% 120,40% ,75% 114,94% ,75% 109,73% ,75% 104,75% ,75% 100,00% indeks kenaikan inflasi sampai dengan tahun 2030 diperhitungkan terhadap batas atas upah 35
36 Manfaat Bulanan A mengalami cacat total pada Agustus 2030, dengan masa iur 15,08 tahun (181 bulan). Karena A memiliki masa iur lebih dari 15 tahun, maka A akan menerima manfaat pensiun cacat secara bulanan dengan perhitungan sebagai berikut: Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur = 1% x (181 / 12) x = 15,08% x = Rp MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta A pada tahun 2031 adalah sebesar: MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) = x (1 + 4,75%) = x 1,0475 = Rp
37 Kasus 5 Manfaat Bulanan Peserta mengalami cacat total dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan density rate lebih dari 80% PESERTA CACAT TOTAL MANFAAT BULANAN
38 Data Upah dan Inflasi B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus Pada saat terdaftar, usia B adalah 34 tahun. B mengalami kecelakaan dan cacat total pada Maret B memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut: UPAH Usia BLTH Tahun Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang 34 Agustus September Oktober November Desember Januari Februari
39 Manfaat Bulanan B mengalami cacat total pada Maret 2016, dengan masa iur 0,58 tahun (7 bulan)dan density rate 87,50%. Walaupun memiliki masa iur kurang dari 15 tahun, tetapi karena memiliki density rate lebih dari 80%, maka B akan menerima manfaat pensiun cacat secara bulanan dengan masa iur yang diperhitungkan adalah 15 tahun dan perhitungan sebagai berikut: Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur = 1% x ( 180 / 12) x = 15,00% x = Rp MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) Jika inflasi pada tahun 2016 adalah 6,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta B pada tahun 2017 adalah sebesar: MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) = x (1 + 6,75%) = x 1,0675 = Rp
40 Kasus 6 Manfaat Lumpsum Peserta mengalami cacat total dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan density rate kurang dari 80% PESERTA CACAT TOTAL MANFAAT LUMPSUM
41 Manfaat Pensiun Lumpsum C adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus Pada saat terdaftar, usia C adalah 34 tahun. C mengalami kecelakaan dan cacat total pada Mei C memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut: UPAH IURAN dan HASIL PENGEMBANGAN Usia BLTH Dilaporkan Diperhitungkan Iuran Tanggal Bayar Hasil Pengembangan 34 Agustus Agustus September September Oktober Oktober November November Desember Desember Januari Januari Februari Februari Dengan demikian C akan menerima manfaat lumpsum sebesar: Manfaat Pensiun Lumpsum = Akumulasi Iuran + Hasil Pengembangan = = Rp
42 Kasus 7 Manfaat Bulanan Janda/Duda menerima Manfaat Pensiun dari Peserta yang meninggal dunia dengan masa iur sedikitnya 15 tahun PESERTA MENINGGAL DUNIA MANFAAT BULANAN JANDA/DUDA
43 Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan Data Upah dan Inflasi A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus Pada saat terdaftar, usia A adalah 25 tahun. A meninggal dunia pada Agustus 2030 di usia 40 tahun. A memiliki riwayat iuran dan upah, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan sebagai berikut: UPAH Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang ,00% 223,15% ,75% 208,56% ,50% 195,37% ,25% 183,44% ,00% 172,65% ,75% 162,88% ,50% 154,02% ,25% 145,99% ,00% 138,71% ,75% 132,11% ,75% 126,12% ,75% 120,40% ,75% 114,94% ,75% 109,73% ,75% 104,75% ,75% 100,00% indeks kenaikan inflasi sampai dengan tahun 2030 diperhitungkan terhadap batas atas upah 43
44 Manfaat Bulanan A meninggal dunia pada Agustus 2030, dengan masa iur 15,08 tahun (181 bulan), dan meninggalkan seorang janda. Karena A memiliki masa iur lebih dari 15 tahun, maka janda ahli waris A akan menerima manfaat pensiun janda/duda secara bulanan dengan perhitungan sebagai berikut: Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 50% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur = 50% x 1% x (181 / 12) x = 7,54% x = Rp MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta A pada tahun 2031 adalah sebesar: MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) = x (1 + 4,75%) = x 1,0475 = Rp
45 Kasus 8 Manfaat Bulanan Anak menerima Manfaat Pensiun dari Peserta yang meninggal dunia dan tidak memiliki janda dengan masa iur sedikitnya 15 tahun PESERTA MENINGGAL DUNIA MANFAAT BULANAN ANAK
46 Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan Data Upah dan Inflasi A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus Pada saat terdaftar, usia A adalah 25 tahun. A meninggal dunia pada Agustus 2030 di usia 40 tahun. A memiliki riwayat iuran dan upah, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan sebagai berikut: UPAH Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang ,00% 223,15% ,75% 208,56% ,50% 195,37% ,25% 183,44% ,00% 172,65% ,75% 162,88% ,50% 154,02% ,25% 145,99% ,00% 138,71% ,75% 132,11% ,75% 126,12% ,75% 120,40% ,75% 114,94% ,75% 109,73% ,75% 104,75% ,75% 100,00% indeks kenaikan inflasi sampai dengan tahun 2030 diperhitungkan terhadap batas atas upah 46
47 Manfaat Bulanan A meninggal dunia pada Agustus 2030, dengan masa iur 15,08 tahun (181 bulan). A tidak memiliki janda dan meninggalkan anak yang berusia di bawah 23 tahun, belum menikah, dan belum bekerja. Karena A memiliki masa iur lebih dari 15 tahun, maka anak ahli waris A tersebut akan menerima manfaat pensiun anak secara bulanan dengan perhitungan sebagai berikut: Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 50% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur = 50% x 1% x (181 / 12) x = 7,54% x = Rp MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta A pada tahun 2031 adalah sebesar: MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) = x (1 + 4,75%) = x 1,0475 = Rp
48 Kasus 9 Manfaat Bulanan Orangtua menerima Manfaat Pensiun dari Peserta Lajang yang meninggal dunia dengan masa iur sedikitnya 15 tahun PESERTA MENINGGAL DUNIA MANFAAT BULANAN ORANGTUA
49 Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan Data Upah dan Inflasi A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus Pada saat terdaftar, usia A adalah 25 tahun. A meninggal dunia pada Agustus 2030 di usia 40 tahun. A memiliki riwayat iuran dan upah, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan sebagai berikut: UPAH Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang ,00% 223,15% ,75% 208,56% ,50% 195,37% ,25% 183,44% ,00% 172,65% ,75% 162,88% ,50% 154,02% ,25% 145,99% ,00% 138,71% ,75% 132,11% ,75% 126,12% ,75% 120,40% ,75% 114,94% ,75% 109,73% ,75% 104,75% ,75% 100,00% indeks kenaikan inflasi sampai dengan tahun 2030 diperhitungkan terhadap batas atas upah 49
50 Manfaat Bulanan A meninggal dunia pada Agustus 2030, dengan masa iur 15,08 tahun (181 bulan). Ketika meninggal, A masih berstatus lajang. Karena A memiliki masa iur lebih dari 15 tahun, maka orangtua ahli waris A akan menerima manfaat pensiun orangtua secara bulanan dengan perhitungan sebagai berikut: Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 20% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur = 20% x 1% x (181 / 12) x = 3,02% x = Karena manfaat minimum tahun 2030 diperkirakan sebesar , maka orangtua A menerima manfaat bulanan sebesar Rp MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta A pada tahun 2031 adalah sebesar: MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) = x (1 + 4,75%) = x 1,0475 = Rp
51 Kasus 10 Manfaat Bulanan Janda menerima manfaat pensiun dari Peserta yang meninggal dunia dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan density rate lebih dari 80% PESERTA MENINGGAL DUNIA MANFAAT BULANAN JANDA/DUDA
52 Data Upah dan Inflasi B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus Pada saat terdaftar, usia B adalah 37 tahun. B meninggal dunia pada November B memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut: UPAH Usia BLTH Tahun Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang 37 Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September
53 Manfaat Bulanan B meninggal dunia pada November 2016, dengan masa iur 1,16 tahun (14 bulan) dan density rate 87,50%. B meninggalkan seorang janda. Walaupun memiliki masa iur kurang dari 15 tahun, tetapi karena memiliki density rate lebih dari 80%, maka janda ahli waris B akan menerima manfaat pensiun janda/duda secara bulanan dengan masa iur yang diperhitungkan adalah 15 tahun. Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 50% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur = 50% x 1% x ( 180 / 12) x = 7,50% x = Rp
54 Kasus 11 Manfaat Bulanan Anak menerima manfaat pensiun dari Peserta yang meninggal dunia tanpa janda dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan density rate lebih dari 80% PESERTA MENINGGAL DUNIA MANFAAT BULANAN ANAK
55 Data Upah dan Inflasi B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus Pada saat terdaftar, usia B adalah 37 tahun. B meninggal dunia pada November B memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut: UPAH Usia BLTH Tahun Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang 37 Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September
56 Manfaat Bulanan B meninggal dunia pada November 2016, dengan masa iur 1,16 tahun (14 bulan) dan density rate 87,50%. B tidak memiliki janda serta meninggalkan anak yang berusia di bawah 23 tahun, belum menikah, dan belum bekerja. Walaupun memiliki masa iur kurang dari 15 tahun, tetapi karena memiliki density rate lebih dari 80%, maka anak ahli waris B tersebut akan menerima manfaat pensiun anak secara bulanan dengan masa iur yang diperhitungkan adalah 15 tahun. Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 50% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur = 50% x 1% x ( 180 / 12) x = 7,50% x = Rp
57 Kasus 12 Manfaat Bulanan Orangtya menerima manfaat pensiun dari Peserta Lajang yang meninggal dunia dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan density rate lebih dari 80% PESERTA MENINGGAL DUNIA MANFAAT BULANAN ORANGTUA
58 Data Upah dan Inflasi B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus Pada saat terdaftar, usia B adalah 37 tahun. B meninggal dunia pada November B memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut: UPAH Usia BLTH Tahun Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang 37 Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September
59 Manfaat Bulanan B meninggal dunia pada November 2016, dengan masa iur 1,16 tahun (14 bulan) dan density rate 87,50%. Ketika meninggal dunia, B masih lajang. Walaupun memiliki masa iur kurang dari 15 tahun, tetapi karena memiliki density rate lebih dari 80%, maka orangtua ahli waris B tersebut akan menerima manfaat pensiun orangtua secara bulanan dengan masa iur yang diperhitungkan adalah 15 tahun. Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 20% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur = 20% x 1% x ( 180 / 12) x = 3,00% x = Rp Karena manfaat minimum tahun 2016 sebesar , maka manfaat bulanan tahun pertama yang akan diterima oleh orangtua ahli waris peserta B adalah Rp
60 Kasus 13 Manfaat Lumpsum Peserta meninggal dunia dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan density rate kurang dari 80% PESERTA MENINGGAL DUNIA MANFAAT LUMPSUM
61 Manfaat Pensiun Lumpsum C adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus Pada saat terdaftar, usia C adalah 37 tahun. C meninggal dunia pada Januari C memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut: UPAH IURAN dan HASIL PENGEMBANGAN Usia BLTH Dilaporkan Diperhitungkan Iuran Tanggal Bayar Hasil Pengembangan 37 Agustus Agustus September September Oktober Oktober November November Desember Desember Januari Januari Februari Februari Maret Maret April April Mei Mei Juni Juni Juli Juli Agustus Agustus September September Terhitung sejak 1 Agustus 2015, C memiliki masa kepesertaan dan masa iur sampai dengan Januari 2017 masing-masing 18 bulan dan 14 bulan, dengan density rate sebesar 77,78% (14/18). Ahli waris peserta B akan menerima manfaat lumpsum sebesar: Manfaat Pensiun Lumpsum = Akumulasi Iuran + Hasil Pengembangan = = Rp
Implementasi Program BPJS Ketenagakerjaan
Implementasi Program BPJS Ketenagakerjaan Disampaikan pada.,. Juli 2015 Nama. Unit Kerja Kantor Pusat BPJS Ketenagakerjaan Gedung Jamsostek Jl. Jend. Gatot Subroto No. 79 Jakarta Selatan 12930 T (021)
Lebih terperinciImplementasi Program dan Perubahan Regulasi BPJS Ketenagakerjaan
Implementasi Program dan Perubahan Regulasi BPJS Ketenagakerjaan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Bali Denpasar BPJS Ketenagakerjaan Bali - Denpasar Jl. Hayam Wuruk No. 143 Denpasar T (0361) 233 622 F (0361)
Lebih terperinciJKK (Jaminan Kecelakaan Kerja) Pengobatan dan perawatan (Pelayanan Medis) Santunan Program promotif, preventif dan Return to Work Pelayanan di Fasilitas Kesehatan Kerjasama pemeriksaan dasar dan penunjang
Lebih terperinciImplementasi Program Jaminan Sosial untuk Pekerja Indonesia
Implementasi Program Jaminan Sosial untuk Pekerja Indonesia KANTOR CABANG JAKARTA MANGGADUA KANTOR CABANG PERINTIS JAKARTA CENGKARENG NIDYA ROESDAL Bandung, 19 April 2018 Konvensi Internasional dan Amanah
Lebih terperinciProduk BPJS Ketenagakerjaan. Orientasi Persiapan Kerja Tahun 2016
Produk BPJS Ketenagakerjaan Orientasi Persiapan Kerja Tahun 2016 The The 9 PP NOMOR 60/2015 Perubahan atas PP 46/2016 tentang Jaminan Hari Tua 10 PERMENAKER 26/2015 Tata Cara Penyelenggaraan Program JKK,
Lebih terperinciImplementasi Jaminan Pensiun untuk Pekerja Indonesia
Implementasi Jaminan Pensiun untuk Pekerja Indonesia Disampaikan pada : Member Gathering APINDO 3 Juli 2015 Oleh : Hardi Yuliwan Kepala Divisi Perluasan Kepesertaan Konvensi Internasional dan Amanah Undang
Lebih terperinciJAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA TERKAIT KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MAKASSAR
JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA TERKAIT KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MAKASSAR Jl. Urip Sumoharjo Km.4,5 Telp. (0411) 441581-441591 Fax. (0411) 441533 E-mail : kacab.makassar@bpjsketenagakerjaan.go.id
Lebih terperinciProgram JHT & JP BPJS Ketenagakerjaan
Program JHT & JP BPJS Ketenagakerjaan Disampaikan pada Diklat Orientasi Persiapan Kerja Tahun 2016 Oktober 2016 Divisi Pengembangan Jaminan Kantor Pusat BPJS Ketenagakerjaan Gedung Jamsostek Jl. Jend.
Lebih terperinciMANFAAT PERLINDUNGAN PROGRAM BPJS KETENAGAKERJAAN. Date : May 18
MANFAAT PERLINDUNGAN PROGRAM BPJS KETENAGAKERJAAN Date : May 18 Transformasi Regulasi UUD 1945 UU 40/2004 UU 24/2011 Pasal 34 ayat 2 : Pasal 2 : Negara menyelenggarakan sistem jaminan sosial bagi Sistem
Lebih terperinciPENYELENGGARAAN JKK DAN JKM APARATUR SIPIL NEGARA
PENYELENGGARAAN JKK DAN JKM APARATUR SIPIL NEGARA Jakarta, 25 Februari 2016 INOVASI LAYANAN PERUSAHAAN Mobil Layanan Layanan 1 Jam Pembayaran Taperum Klim Otomatis 2017 Untuk Seluruh Peserta INOVASI LAYANAN
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA SEBAGAIMANA TELAH
Lebih terperinciPerlindungan Seluruh Pekerja Menuju operasionalisasi penuh 01 Juli 2015
Perlindungan Seluruh Pekerja Menuju operasionalisasi penuh 01 Juli 2015 DIDDI SISWADI Kepala Kantor Wilayah Sumbarriau Date : June 15 Sosial AMANAH UNDANG-UNDANG Sosial sebagai Amanah Undang-Undang Everyone,
Lebih terperinciImplementasi Jaminan Pensiun untuk Seluruh Pekerja
Implementasi Jaminan Pensiun untuk Seluruh Pekerja Mandat Undang Undang + Undang-Undang 24/2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) 2 Program dan Kepesertaan Sistem Jaminan Sosial Nasional
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan) merupakan program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga
Lebih terperinciSinergi BPJS Ketenagakerjaan Dengan Perusahaan Asuransi dan Dana Pensiun Sumarjono Direktur Perencanaan Strategis & TI
Sinergi BPJS Ketenagakerjaan Dengan Perusahaan Asuransi dan Dana Pensiun Sumarjono Direktur Perencanaan Strategis & TI Prepared by actuarialteam@bpjsketenagakerjaan ver.17.03.21.0 Outline 1 2 3 4 5 6 7
Lebih terperinciJAMINAN PENSIUN UNTUK SELURUH PEKERJA. Oleh : AGUS SUPRIYADI
JAMINAN PENSIUN UNTUK SELURUH PEKERJA Oleh : AGUS SUPRIYADI BAGIAN I Amanah UU dan Perlindungan Jaminan Sosial untuk Tenaga Kerja Indonesia Mandat Undang Undang + Undang-Undang 24/2011 tentang Badan Penyelenggara
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA SEBAGAIMANA TELAH
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG ASURANSI SOSIAL PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA, ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA
Lebih terperinciPENYELENGGARAAN PROGRAM JKK DAN JKM BAGI PEGAWAI ASN PUSAT
Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Republik Indonesia PENYELENGGARAAN PROGRAM JKK DAN JKM BAGI PEGAWAI ASN PUSAT Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan: Hak, Tunjangan dan Perlindungan
Lebih terperinciProgram Jaminan Pensiun Di Masa Datang dan Implikasinya bagi Pasar Kerja di Indonesia
Program Jaminan Pensiun Di Masa Datang dan Implikasinya bagi Pasar Kerja di Indonesia Disampaikan Oleh : Drs. Wahyu Widodo, MM Direktur Pengupahan dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja DASAR IMPLEMENTASI JAMINAN
Lebih terperinciJAMSOSTEK. (Jaminan Sosial Tenaga Kerja)
JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) Latar Belakang Peranan tenaga kerja dalam perkembangan pembangunan dan semakin meningkatnya penggunaan teknologi di berbagai sektor kegiatan usaha risiko tinggi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciUPDATE PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL BIDANG KETENAGAKERJAAN. Oleh: Achmad Djunaedi, SH
UPDATE PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL BIDANG KETENAGAKERJAAN Oleh: Achmad Djunaedi, SH 1 DASAR IMPLEMENTASI JAMINAN SOSIAL UUD 1945 Psl 28 H (3) Psl 34 (2) JAMINAN SOSIAL ADALAH HAK SETIAP WARGA NEGARA
Lebih terperinciProgram Jaminan Pensiun SJSN: Pandangan Pemberi Kerja
Program Jaminan Pensiun SJSN: Pandangan Pemberi Kerja Disampaikan oleh Hariyadi B Sukamdani Ketua DPN Apindo Bidang Pengupahan dan Jamsos 13 November 2013 ATURAN UMUM DESAIN PROGRAM PENSIUN: USIA PENSIUN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.154, 2015 KESRA. Jaminan Sosial. Kecelakaan Kerja. Kematian. Program. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5714). PERATURAN
Lebih terperinciTANTANGAN PENETAPAN STANDAR UPAH MINIMUM NASIONAL DAN REGIONAL
TANTANGAN PENETAPAN STANDAR UPAH MINIMUM NASIONAL DAN REGIONAL Oleh: Haiyani Rumondang (Dirjen PHI dan Jamsos, Kemnaker) Disampaikan pada: Acara Diskusi Publik Nasional : Penguatan Jaminan Sosial dalam
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Ta
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1045, 2017 KEMENAKER. Jaminan Sosial Tenaga Kerja Indonesia. Program. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PROGRAM
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT ASABRI (Persero) yang berlokasi di Jl. Mayjen Sutoyo No. 11, Jakarta. PT ASABRI (Persero) adalah Badan
Lebih terperinciJAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN UNTUK PEKERJA BUMN, SWASTA, MANDIRI, APARATUR SIPIL NEGARA, DAN TNI/POLRI
JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN UNTUK PEKERJA BUMN, SWASTA, MANDIRI, APARATUR SIPIL NEGARA, DAN TNI/POLRI http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id & http://www.taspen.co.id I. PENDAHULUAN Penyelenggaraan program
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.212, 2015 ADMINISTRASI KEPEMERINTAHAN. Jaminan Kematian. Jaminan Kecelakaan. Aparatur Sipil Negara. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.212, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ADMINISTRASI KEPEMERINTAHAN. Jaminan Kematian. Jaminan Kecelakaan. Aparatur Sipil Negara. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciPENYELENGGARAAN PROGRAM JKK DAN JKM BAGI PEGAWAI ASN PUSAT
Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Republik Indonesia PENYELENGGARAAN PROGRAM JKK DAN JKM BAGI PEGAWAI ASN PUSAT Sosialisasi Nasional, Jakarta, 25 Februari 2016 2 OUTLINE I. Pendahuluan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciKetenagakerjaan Indonesia dan Distribusi Upah Peserta Jaminan Pensiun
Ketenagakerjaan Indonesia dan Distribusi Upah Peserta Jaminan Pensiun E. Ilyas Lubis Direktur Perluasan Kepesertaan Dan Hubungan Antar Lembaga Hotel Grand Cempaka, 1 Maret 2017 Prepared by actuarialteam@bpjsketenagakerjaan
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK IND ONES IA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG
PRESIDEN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG ASURANSI SOSIAL PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA, ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN PEGAWAI APARATUR SIPIL
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciPP 70 Tahun tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian bagi Pegawai ASN. Biro Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal
PP 70 Tahun 2015 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian bagi Pegawai ASN Biro Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN KECELAKAAN
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 150, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456).
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 150, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL
Lebih terperinciILUSTRASI DAN PERHITUNGAN BESAR MANFAAT ASURANSI ASABRI
11 2013, No.488 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG BESAR MANFAAT ASURANSI ASABRI 1. Umum. ILUSTRASI DAN PERHITUNGAN BESAR MANFAAT ASURANSI ASABRI a.
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinci2 Sistem Jaminan Sosial Nasional pada dasarnya merupakan program negara yang bertujuan memberi kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi se
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KESRA. Jaminan Sosial. Kecelakaan Kerja. Kematian. Program. Penyelenggaraan. ( (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 154). PENJELASAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinci2015, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang
No.1510, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Peserta Penerima Upah. Jaminan Kecelakaan Kerja. Jaminan Kematian. Jaminan Hari Tua. Tata Cara Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN
Lebih terperinciPencapaian dan Tantangan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Dewan Jaminan Sosial Nasional
Pencapaian dan Tantangan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Dewan Jaminan Sosial Nasional Jakarta, 28 Desember 2017 1. Pendahuluan 2. Pencapaian 3. Tantangan Implementasi JKN 1 Pendahuluan 3 Operasional
Lebih terperinciBAB III PROGRAM PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL NASIONAL BIDANG KETENAGAKERJAAN
BAB III PROGRAM PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL NASIONAL BIDANG KETENAGAKERJAAN A. Pengertian Jaminan Sosial Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM BPJS KETENAGAKERJAAN
BAB II GAMBARAN UMUM BPJS KETENAGAKERJAAN A. Sejarah Berdirinya BPJS Ketenagakerjaan Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan
Lebih terperinci2 Untuk memberikan derajat kehidupan yang layak bagi Peserta dan keluarganya yang memasuki Usia Pensiun, Pemerintah menetapkan program Jaminan Pensiun
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KESRA. Jaminan Sosial. Pensiun. Program. Penyelenggaraan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 155). PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciHarmonisasi Peraturan Per-UUan Jaminan Pensiun Menyongsong Pelaksanaan Jaminan Pensiun SJSN
Harmonisasi Peraturan Per-UUan Jaminan Pensiun Menyongsong Pelaksanaan Jaminan Pensiun SJSN A. A. Oka Mahendra, SH. Jakarta, 13 November 2013 OUTLINE 1.Pendahuluan 2.Peraturan Terkait Jaminan Pensiun 3.Harmonisasi
Lebih terperinciPENDAPAT HUKUM. perumahan dan/atau manfaat lain tidak sesuai dengan Pasal 37 UU. SJSN. Kedua, Pasal 26 ayat (5) PP No. 46 Tahun 2015 diubah dengan PP
PH-6/BPJS TK/ Pertama, 1. Pasal Pasal 25 PP 25 40 PP Tahun Tahun STDD STDD PP No PP 60 Tahun No. 60 Tahun yang mengatur yang mengatur mengenai mengenai manfaat manfaat tambahan tambahan berupa berupa fasilitas
Lebih terperinciRUMUS PENETAPAN MANFAAT
PESERTA MENGALAMI KEJADIAN RUMUS PENETAPAN MANFAAT THT JENIS MANFAAT RUMUS PENETAPAN MANFAAT PMK 478/KMK.06/2002 PMK 500/KMK.06/2004 Isteri/Suami M Dunia Asuransi Kematian 150%*Penghasilan (P) Anak M Dunia
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap orang berhak atas
Lebih terperinciBAB III PROGRAM JAMINAN HARI TUA
BAB III PROGRAM JAMINAN HARI TUA A. Pengertian Jaminan Hari Tua Jaminan (dhaman) adalah pemindahan harta pihak penjamin kepada pihak yang dijamin dalam menunaikan suatu hak. Dalam pemindahan seseorang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDELAPAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN
Lebih terperinciREGULATION UPDATE. Mario Maurice Sinjal Senior Associate. Nurjadin Sumono Mulyadi&Partners. Jakarta, 12 April Law Office
REGULATION UPDATE Mario Maurice Sinjal Senior Associate Nurjadin Sumono Mulyadi&Partners Law Office Jakarta, 12 April 2016 Implementasi Perkembangan Terakhir Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia Page 2 TATA
Lebih terperinciPENINGKATAN KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN KEPADA PEKERJA
PENINGKATAN KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN KEPADA PEKERJA OLEH: DIREKTUR PENGUPAHAN DAN JAMINAN SOSIAL KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN Jakarta, 4 Desember 2014 DASAR IMPLEMENTASI JAMINAN SOSIAL UUD 1945 Psl
Lebih terperinci2015, No Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150,
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2076, 2015 KEMENAKER. Jaminan. Kecelakaan Kerja. Kematian. Usaha Jasa Kontruksi. Program Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hukum Ketenagakerjaan 1. Pengertian Hukum Ketenagakerjaan Indonesia adalah negara hukum, sebagai negara hukum segala aspek kehidupan bangsa Indonesia diatur oleh hukum termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia masalah tentang keselamatan kerja belum menjadi sebuah isu yang serius dibicarakan dalam dunia industri. Masih banyak pengusaha yang belum memikirkan
Lebih terperinciPROGRAM JAMINAN 1. JAMINAN HARI TUA (JHT) 5,7 % 2. JAMINAN PENSIUN (JP) 3 % 3. JAMINAN KEMATIAN (JK) 0,3 %
PROGRAM JAMINAN 1. JAMINAN HARI TUA (JHT) 5,7 % 2. JAMINAN PENSIUN (JP) 3 % 3. JAMINAN KEMATIAN (JK) 0,3 % 4. JAMINAN KECELAKAAN KERJA (JKK) 0,24-1,74% SYARAT PENGAJUAN KLAIM JHT 1. KTP 2. KARTU KELUARGA
Lebih terperinciBUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU
BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA MELALUI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN ROKAN HULU DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciAkhirnya, semoga buku ini bermanfaat bagi semua pihak yang terkait khususnya dalam bidang ketenagakerjaan.
KATA PENGANTAR Pada tahun anggaran 2014 salah satu kegiatan Pusat Data dan Informasi Ketenagakerjaan adalah Penyusunan Data dan Informasi Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Data dan Informasi Jaminan Sosial
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap orang berhak atas
Lebih terperinci*15906 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 40 TAHUN 2004 (40/2004) TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Copyright (C) 2000 BPHN UU 40/2004, SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL *15906 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 40 TAHUN 2004 (40/2004) TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciJaminan Sosial Bidang Ketenagakerjaan
Date : December 16 Capaian dan Isu Strategis Jaminan Sosial Bidang Ketenagakerjaan Abdul Latif Kepala Divisi Komunikasi Date : December 16 Overview MASA DEPAN INDONESIA Ekonomi yang Menjanjikan Indonesia
Lebih terperinciSOSIALISASI PT.TASPEN (PERSERO) Disampaikan pada Acara Sosialisasi di Pemda Bantul Tanggal 18 September 2014
SOSIALISASI PT.TASPEN (PERSERO) Disampaikan pada Acara Sosialisasi di Pemda Bantul Tanggal 18 September 2014 Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Perusahaan Visi Nilai-Nilai TASPEN Menjadi Pengelola Dana Pensiun
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN
No.155, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESRA. Jaminan Sosial. Pensiun. Program. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5715). PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2007 PERUBAHAN KELIMA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dilaksanakan dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil,
Lebih terperinciMENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN
MENTERIKETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA, JAMINAN KEMATIAN, DAN
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum BPJS Ketenagakerjaan Pekanbaru
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Umum BPJS Ketenagakerjaan Pekanbaru Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 12 Tahun 2018 Seri E Nomor 7 PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 12 TAHUN 2018 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 12 Tahun 2018 Seri E Nomor 7 PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 12 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DI KOTA BOGOR Diundangkan dalam
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa setiap orang berhak atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDELAPAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2007 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KELIMA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa setiap orang berhak atas jaminan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN Dalam bab ini penulis mendiskripsikan hasil pengamatan mengenai prosedur pendaftaran dan pembayaran program jaminan jasa konstruksi di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KE LIMA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KE LIMA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2005 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. commit to user
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era saat ini banyak perusahaan perusahaan besar maupun kecil kurang memperhatikan resiko keselamatan dan kesehatan tenaga kerjanya. Dari resiko
Lebih terperinciPENDAHULUAN. sumber daya dan dana yang ada. Faktor manusia atau tenaga kerja sebagai penggerak utama
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara berkembang dan masyarakatnya sedang giat membangun. Salah satu aspek penting dari pembangunan adalah bidang ekonomi dan sosial, di mana dunia
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. program jaminan sosial berdasarkan funded social security, yaitu jaminan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung jawab dan kewajiban negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan semua aspek
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dunia saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan semua aspek kehidupan turut mengalami perubahan. Arus teknologi dan informasi sedemikian berpengaruh terhadap
Lebih terperinciAGUS SUSANTO Direktur Utama
Jaminan Sosial : Jembatan Kesejahteraan AGUS SUSANTO Direktur Utama Jakarta, 31 Januari 2017 KITA SUDAH DI JALUR YANG BENAR MENUJU KESEJAHTERAAN.. Image : https://suarahanura.com 2 DATA DAN FAKTA EKONOMI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Menurut Effendy (2003:254-256) teori S-O-R merupakan singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Menurut model komunikasi S-O-R ini, efek yang ditimbulkan adalah
Lebih terperinciRepublik Indonesia. Laporan Teknis
International Labour Organization Republik Indonesia Laporan Teknis Kajian Aktuaria tentang Reformasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Indonesia Departemen Perlindungan Sosial,
Lebih terperinciBERITA NEGARA. Pembayaran. Persyaratan. Tata Cara.
No.1230, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Jaminan Hari Tua. Manfaat. Pembayaran. Persyaratan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang Undang Republik Indonesia nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial telah menetapkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial baik BPJS Kesehatan
Lebih terperinciPROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA (JKK)
PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA (JKK) 1. Pengertian Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) adalah perlindungan atas risiko kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja berupa perawatan, santunan, dan tunjangan
Lebih terperinci2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
No.1513, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Jaminan.Pensiun.Pembayaran.Penghentian.Kepesertaa n.pendaftaran. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN
Lebih terperinci3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Lembaran Negara Republik I
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR PER.24/MEN/VI/2006
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDELAPAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDELAPAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN
Lebih terperinciKuningan City, Jakarta, 22 Oktober Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua
Kuningan City, Jakarta, 22 Oktober 2015 Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua Daftar isi Ketentuan program jaminan pensiun Harmonisasi program wajib dan sukarela Penyesuaian 2
Lebih terperinciKata Kunci : BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, dan Jaminan Sosial
FUNGSI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL YANG DI ATUR OLEH UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2011 DALAM MEMBERIKAN JAMINAN KESEHATAN SERTA PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KETENAGKERJAAN Suharsin /D 101 09 780
Lebih terperinci