PENERAPAN INDONESIA LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS MAHASISWA DALAM MATA KULIAH TEKNIK BUDIDAYA HEWAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN INDONESIA LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS MAHASISWA DALAM MATA KULIAH TEKNIK BUDIDAYA HEWAN"

Transkripsi

1 PENERAPAN INDONESIA LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS MAHASISWA DALAM MATA KULIAH TEKNIK BUDIDAYA HEWAN Moro, H.K.E.P, Nani Aprilia, Tatag Bagus P, Novi Febrianti, Irfan Yunianto, Risanti Dhaniaputri, Indro Prastowo, Arief Abdillah, Hani Irawati Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Abstrak Penerapan Indonesia Lesson Study (ILS) berlangsung empat langkah yaitu: (1) Pengamatan karya kelompok, (2) Presentasi hasil karya, (3) Diskusi kelas, (4) Penjelasan narasumber. Keempat langkah tersebut sebagai kegiatan belajar untuk pencarian dan penggalian pengetahuan sebagai dasar pengetahuan secara kognitif, afektif, dan psikomotorik. Penelitian ini diharapkan meningkatkan proses pembelajaran di kelas yang pada mulanya berpusat pada dosen, akan beralih berpusat kepada mahasiswa. Penelitian ini bersifat kolaboratif. Untuk pelaksanaan dilakukan oleh dosen pengampu, sedangkan pengamat adalah dosen sejawat. Penelitian ini dilakukan di kuliah Teknik Budidaya Hewan, dengan materi : tempat budidaya, teknik pemeliharaan, kendala budidaya, dan pemanfaatan hewan budidaya. Data yang sudah diperoleh melalui lembar pengamatan kemudian dianalisis, teknik analisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Dengan ILS mahasiswa mampu meningkat keaktifannya dalam perkuliahan. Kata kunci :Lesson Study, aktifitas mahasiswa, Teknik Budidaya Hewan PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Tugas dosen dalam menyampaikan perkuliahan ada dua, Pertama memilih metode yang tepat agar mahasiswa belajar dengan baik. Proses pembelajaran yang baik berorientasi hasil belajar, keberagaman, dan pembelajaran menggunakan pendekatan/metode yang bervariasi. Dosen bukan satu-satunya sumber belajar (Muslich, 2007). Kedua, dosen membantu mahasiswa mendapatkan informasi baru, mengembangkan ide-ide, ketrampilan memecahkan masalah, cara berpikir kritis, cara mengemukakan pendapat, dan cara memperoleh nilai-nilai karakter. Bentuk-bentuk kegiatan belajarnya adalah belajar pemecahan masalah, penemuan terbimbing, lembar kerja mahasiswa, model proyek, dan belajar kooperatif (Djamarah dan Zain, 2006). Teknik Budidaya Hewan (TBH) merupakan mata kuliah pilihan di program studi Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan. Kuliah ini untuk memberi bekal pengetahuan dan ketrampilan budidaya hewan bagi calon guru agar dapat melakukan kegiatan wirausaha

2 selain profesi utamanya. Beban kuliah TBH 2 (dua) sks tanpa praktikum, sebenarnya kurang efektif jika sampai tingkat trampil melakukan budidaya. Untuk pengetahuan dapat disampaikan sebatas dasar-dasar budidaya, itupun pada jenis hewan tertentu. Hasil Ujian Tengah Semester gasal tahun pelajaran 2013/2014 diperoleh nilai rata-rata 55,4. Hal ini berarti secara klasikal masih dibawah kriteria ketuntasan 70. Mahasiswa yang mencapai kriteria ketuntasan hanya 8 dari 42 mahasiswa dengan persentase sebesar 19%. Pengaruh proses pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas diduga merupakan salah satu penyebabnya. Mahasiswa aktifitas belajarnya sangat kurang, mereka mengandalkan copi materi presentasi dosen, tidak mencatat, jarang mengajukan pertanyaan/memberikan pendapat, bahkan diantaranya berbicara sendiri dengan teman disamping atau bermain gedget. Beberapa teknik seperti : penugasan, tanya jawab, humor, ilustrasi melalui video maupun cerita, belum berhasil memancing aktifitas mahasiswa. Hasil evaluasi sementara menyimpulkan pembelajaran berlangsung satu arah. Dosen mendominasi menjelaskan materi pembelajaran. Mahasiswa menunggu materi yang disampaikan, tanpa ada inisiatif mencari dan menggali informasi terkait secara mandiri sebelum materi disajikan di kelas. Salah satu metode yang dapat mendorong mahasiswa lebih aktif dalam pembelajaran adalah metode diskusi. Metode ini dapat membuat mahasiswa lebih aktif dan menjadi subyek belajar yang mencari informasi awal materi yang harus dikuasai. Tahapan metode diskusi mendorong mahasiswa melakukan persiapan memecahkan masalah yang tidak diketahui, memberi alasan atas informasi / tugas yang dikerjakan, mengungkapkan apa yang diketahui, menanyakan hal yang tidak diketahui melalui diskusi, mengajarkan kembali kepada temannya, dan melakukan perencanaan (Djamarah dan Zain, 2006). Metode diskusi tersebut dimodifikasi dalam pelaksanaan lesson study untuk meningkatkan aktifitas mahasiswa dalam matakuliah TBH. Pembelajaran tersebut kemudian diberi nama Indonesia Lesson Study (ILS). Tahapan ILS meliputi penyederhanaan metode diskusi, yakni : (1) Pengamatan karya kelompok, (2) Presentasi hasil karya, (3) Diskusi kelas, dan (4) Penjelasan narasumber Dari uraian di atas dapat dirumuskan masalah Apakah penerapan Indonesia Lesson Study dapat meningkatkan aktifitas mahasiswa dalam mata kuliah TBH pada materi : tempat budidaya, teknik pemeliharaan, kendala budidaya, dan pemanfaatan hewan budidaya. Tujuan penelitian untuk meningkatkan aktifitas mahasiswa melalui penerapan ILS dalam perkuliahan TBH. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kolaborasi dosen dosen rumpun zoologi untuk meningkatkan kualitas perkualiahan, memperbaiki dan meningkatkan aktifitas mahasiswa, menjadi salah satu alternatif metode pembelajaran biologi yang dapat

3 diterapkan di prodi Pendidikan Biologi, dan sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan keaktifan mahasiswa, maupun penelitian selanjutnya. KAJIAN PUSTAKA a. Pengertian Keaktifan Aktifitas adalah kegiatan fisik maupun mental, berbuat dan berfikir sebagai rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Riyanto Y., 2009). Kegiatan fisik adalah aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain, maupun bekerja. Kegiatan mental (kejiwaan) adalah jiwa yang bekerja atau berfungsi dalam pembelajaran. Keaktifan mahasiswa mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri, membangun pemahaman atas permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia aktif berarti giat (bekerja, berusaha). Rousseau dalam Riyanto Y. (2009) menyatakan bahwa setiap orang yang belajar harus aktif sendiri, tanpa ada aktifitas, proses pembelajaran tidak akan terjadi. Belajar memerlukan latihan-latihan dan individu merupakan manusia belajar yang aktif yang selalu ingin tahu (Dimyati, 2009). Segala pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri. Dapat disimpulkan bahwa aktifitas mahasiswa dalam belajar merupakan segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar yang optimal sehingga dapat menciptakan suasana kelas menjadi kondusif. Aktivitas mahasiswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terdapat di perkuliahan. Jenis jenis aktivitas mahasiswa dalam belajar misalnya seperti yang ditulis Riyanto Y. (2009) adalah 1) Visual activities, yang termasuk di dalamnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2) Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi. 3) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: percakapan, diskusi, musik, pidato. 4) Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. 5) Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6) Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, bermain. 7) Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, mengambil keputusan. 8) Emotional activities, seperti: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, tenang.

4 Penilaian proses pembelajaran salah satunya adalah melihat sejauh mana aktifitas mahasiswa dalam proses belajar mengajar. Sagala S. (2008) menyatakan aktifitas dapat dilihat dalam partisipasi melaksanakan tugas belajarnya; partisipasi pemecahan masalah; bertanya kepada orang lain atau dosen apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya; berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah; melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk; menilai kemampuan dirinya dan hasil hasil yang diperolehnya; melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis; menggunakan kesempatan atau menerapkan apa yang diperoleh dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapi. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan keaktifan mahasiswa dapat dilihat dari berbagai hal seperti memperhatikan (visual activities), mendengarkan, berdiskusi, kesiapan siswa,bertanya, keberanian mahasiswa, mendengarkan,memecahkan soal (mental activities). b. Pengertian Metode Diskusi Metode mengajar mempunyai peranan sebagai alat untuk menciptakan proses mengajar dan belajar. Metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar mahasiswa (Djamarah & Zain, 2006). Metode adalah cara yang digunakan oleh dosen dalam mengadakan hubungan dengan mahasiswa pada saat berlangsung pengajaran (Suharsimi Arikunto, 2005). Peran metode mengajar yaitu sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar. Pemilihan dan penggunaan metode yang bervariasi tidak selamanya akan menguntungkan apabila dosen mengabaikan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaannya. Winarno Surakhmad dalam Riyanto Y. (2009), mengemukakan lima macam faktor yang mempengaruhi metode mengajar sebagai berikut: 1) Tujuan yang berbagai jenis dan fungsinya. 2) Peserta didik yang berbagai macam tingkat kematangannya. 3) Situasi yang berbagai macam keadaanya. 4) Fasilitas yang berbagai-bagai kualitas dan kuantitas. 5) Pribadi dosen serta kemampuan profesionalnya yang berbeda beda. Faktor utama yang menentukan adalah tujuan yang akan dicapai. Metode yang dapat diterapkan pada pengajaran biologi cukup banyak. Hal ini karena hakekat biologi yang merupakan perpaduan berbagai aspek kehidupan organisme. Setiap metode mempunyai kebaikan dan kelemahannya masing masing. Dalam pembelajaran biologi harus melakukan perpaduan berbagai metode. Jenis jenis metode yang sampai saat ini masih banyak digunakan diantaranya yaitu metode ceramah, metode diskusi, metode tanya jawab, metode tugas belajar, metode kerja kelompok, dan lain-lain.

5 Menurut berbagai pengertian tentang metode belajar, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa metode belajar adalah cara yang dilakukan oleh dosen untuk mencapai tujuan belajar dalam proses pembelajaran untuk mewujudkan hubungan dengan mahasiswa dalam prose pembelajaran. Oleh karena itu, peranan metode belajar ialah sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar. Pada kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh dosen dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir ILS dikembangkan untuk menguatkan pengetahuan yang diperoleh mahasiswa. ILS merupakan suatu penugasan tematik yang menggambarkan kemampuan suatu kelompok menyelesaikan permasalahan/ tugas dalam bentuk karya dengan benar di setiap tatap muka pada suatu perkuliahan. Pada ILS sisi dosen sebagai fasilitator dan mahasiswa sebagai subjek, sehingga pola interaksi yang terjadi adalah antara dosen dan mahasiswa, serta mahasiswa dengan mahasiswa. Langkah langkah ILS adalah 1) Dosen memberikan tugas kelompok berupa karya yang harus dibawa pada perkuliahan 2) Setiap kelompok dapat berkunjung / maupun melihat sebelum perkuliahan karya kelompok lain untuk mengajukan pertanyaan atas karya/tugas yang dipamerkan kelompok lain. 3) Mahasiswa mendiskusikan hasil kunjungannya di dalam kelompok dengan Lembar Kerja Mahasiswa. 4) Dosen menjadi fasilitator dalam memancing diskusi kelas melalui apresiasi yang diberikan setiap kelompok pada kelompok lain 5) Jika pada permasalahan yang bersifat teknis dosen dapat berfungsi sebagai narasumber. 6) Dosen memberikan ulasan terhadap hal yang dipelajari peserta didik. Kelebihan ILS yaitu metode yang dapat menumbuhkan pembelajaran yang aktif. Metode ini lebih memfokuskan kepada mahasiswa sebagai subjek belajar dan memberikan kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan pengetahuan melalui berbagai interaksi baik dengan dosen maupun dengan temannya sendiri. Selain itu, diskusi ILS dapat menciptakan perhatian mahasiswa yang lebih. Hal tersebut terlihat ketika mahasiswa secara berkelompok mengerjakan sebuah karya dengan informasi atau permasalahan yang diberikan dosen. Pembelajaran tidak berjalan jika mahasiswa gagal menyajikan karya yang menjawab permasalahan atau wujud penggalian informasi pada perkuliahan sebelummya. Proses interaksi pembelajaran seperti itu memberi implikasi sosial. ILS dapat membangkitkan keberanian mahasiswa dalam mengemukakan ide dan gagasan dengan tuntutan pertanyaan dari teman lain maupun dosen. ILS juga melatih mahasiswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya dengan baik, dapat pula merangsang mahasiswa mengemukakan pendapat sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan dalam perkuliahan tersebut.

6 METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat kolaboratif. Dikatakan kolaboratif pada penelitian ini dosen dan observer dilibatkan secara serentak. Dalam hal ini pelaksanaan penelitian oleh dosen pengampu sendiri yang selanjutnya disebut sebagai dosen model. Sedangkan peneliti bertindak sebagai pengamat selama proses pembelajaran berlangsung. Subjek dan obyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa kelas teknik budidaya hewan yang berjumlah 42 mahasiswa. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Penerapan ILS dalam meningkatkan aktifitas mahasiswa dalam pembelajaran mata kuliah teknik budidaya hewan pada materi : tempat budidaya, teknik pemeliharaan, kendala budidaya, dan pemanfaatan hewan budidaya. Penelitian ini terdiri dari empat pertemuan, dengan tindakan yang mengacu pada langkah-langkah penerapan metode diskusi, selanjutnya pada pertemuan kedua tindakan yang dilakukan adalah berdasarkan hasil refleksi dari pertemuan pertama. Setiap pertemuan memiliki 3 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Sebelum penelitian dimulai dilakukan refleksi awal berdasarkan permasalahan yang ditemukan di kelas teknik budidaya hewan. Data yang sudah diperoleh melalui lembar pengamatan dan wawancara kemudian dianalisis. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2008), statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis data tentang aktivitas mahasiswa dan dosen didasarkan dari lembar pengamatan dan wawancara selama proses pembelajaran. Selanjutnya digunakan untuk melihat kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan. Tindakan dan Pelaksanaan tindakan dikatakan berhasil jika aktifitas dalam penerapan ILS dapat menciptakan pembelajaran yang aktif di kelas teknik budidaya hewan HASIL & PEMBAHASAN a) Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Pada pengamatan pendahuluan, dosen belum begitu jelas dalam menyampaikan teknis pelaksanaan pembelajaran sehingga mahasiswa tidak begitu paham dengan apa itu tugas karya dan kaitannya dengan lembar Kerja Mahasiswa (LKM). Pada pertemuan ini, dari hasil

7 pengamatan terlihat aktifitas yang dilakukan dosen terdapat kesalahan, yaitu dosen menjelaskan materi yang seharusnya dikerjakan dan diisi oleh mahasiswa secara individu maupun kelompok. Hal ini disebabkan, banyak mahasiswa yang bingung dalam mengerjakan tugas tersebut, karena belum terbiasa. Dosen belum dapat mengatur waktu dengan baik. Aktifitas mahasiswa terlihat masih banyak mahasiswa yang belum terlibat berdiskusi dengan kelompoknya maupun di kelas. Mahasiswa masih bersifat acuh tak acuh. Situasi mahasiswa kelas teknik budidaya hewan dalam pengamatan pertemuan pertama ini masih tidak aktif dan kurang tertarik dengan pembelajaran. Hanya sedikit siswa yang terdorong untuk mau mengungkapkan pengetahuannya atau menanyakan apa yang tidak diketahuinya. Dari hasil pengamatan ini, peneliti menyimpulkan bahwa mahasiswa masih belum terbiasa menyelesaikan masalah secara individu maupun kelompok (mengerjakan tugas dalam LKM) dan masih bingung dengan bentuk tugas yang diberikan dosen. Selain itu, mahasiswa juga masih belum memiliki kesadaran akan perannya dalam kelompok seperti mengungkapkan pendapat dalam diskusi kelompok. Selanjutnya dilaksanakan pertemuan kedua, dengan penerapan ILS menghilangkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan dosen pada pertemuan pendahuluan. Hal ini dapat dilihat pada lembar hasil pengamatan pada pertemuan pertemuan ini, dosen telah menjelaskan teknis pelaksanaan pembelajaran dan memberikan pengarahan kepada mahasiswa dalam mengerjakan tugas karya dan LKM. Aktifitas mahasiswa terlihat sudah semakin baik. Mahasiswa sudah mulai dapat berdiskusi dalam kelompok meskipun model pertanyaan yang selalu sama. Sebagian besar mahasiswa langsung menanyakan apa yang tidak diketahuinya kepada teman kelompok lain tanpa merencanakan terlebih dahulu kepada anggota kelompoknya. Menanggapi hal ini, dosen menegaskan kepada mahasiswa agar mendiskusikan permasalahan yang mereka temui kepada anggota kelompoknya terlebih dahulu sebelum bertanya kepada kelompok lain karena fungsi kelompok adalah untuk memecahkan masalah bersama-sama melalui diskusi. Aktifitas lainnya sudah sesuai dengan SAP dan langkah pembelajaran yang ditetapkan. Pertemuan ketiga, dari hasil pengamatan terlihat aktifitas yang dilakukan dosen sudah sesuai dengan SAP meskipun dosen memberikan bimbingan masih terfokus pada kelompok. Aktivitas mahasiswa sudah ada peningkatan, mahasiswa sudah mulai terbiasa dalam mengerjakan LKM secara individu dan mendiskusikannya dengan kelompok meskipun masih terdapat soal tugas yang tidak dapat diselesaikan dan masih ada mahasiswa yang bertanya kepada dosen dalam menyelesaikan LKM.

8 Pada pertemuan kedua, berdasarkan hasil pengamatan yang berpedoman pada lembar pengamatan, pelaksanaan kegiatan pembelajaran sudah semakin baik walaupun masih ada terdapat kekurangan. Pertemuan keempat, terdapat beberapa kesalahan pada aktivitas dosen dan mahasiswa. Lembar Evaluasi dan penilaian sejawat diberikan bersamaan dengan diskusi kelompok dirasakan mengganggu. Sedangkan pada aktifitas mahasiswa, masih terdapat mahasiswa yang belum terlibat dengan pembelajaran sehingga siswa tersebut cenderung didominasi temannya atau melamun sendiri. Pertemuan ketiga dan keempat, berdasarkan hasil pengamatan yang berpedoman pada lembar hasil pengamatan terlihat aktivitas dosen dan mahasiswa telah terlaksana sesuai dengan SAP. Aktifitas mahasiswa sudah semakin baik, siswa sudah terbiasa bekerja dalam kelompok dan mengerjakan LKM. Hal ini dapat dilihat pada lembar hasil pengamatan. Dari pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan metode diskusi dalam pembelajaran sudah terlaksana sesuai dengan perencanaan. b) Keberhasilan Tindakan Penerapan ILS dalam pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan siswa. Secara keseluruhan berdasarkan pengamatan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung terlihat perubahan pada aktivitas belajar mahasiswa yang semakin baik. Mahasiswa berusaha memahami materi terlebih dahulu sebab pengetahuan itu diperlukan untuk mengerjakan tugas karya di setiap awal pembelajaran. Mahasiswa juga sudah mulai mau bertanya kepada teman, bertanya kepada dosen untuk memecahkan masalah yang tidak dapat diselesaikannya. Mahasiswa lebih berani mengeluarkan pendapatnya dalam berdiskusi dan mampu menyelesaikan soal yang diberikan dosen dengan baik. Kenyataan ini sesuai dengan pendapat Trianto (2007) bahwa mahasiswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Penerapan ILS dalam pembelajaran pada mahasiswa kelas teknik budidaya hewan telah dapat mengubah proses pembelajaran di kelas, sehingga pembelajaran tidak lagi didominasi oleh dosen. Hal ini menyebabkan aktifitas mahasiswa meningkat, seperti yang terlihat pada kelompok Mencit (Gambar 1). Dari ketujuh mahasiswa di kelompok Mencit secara umum mengalami peningkatan aktifitas dimulai dari pertemuan pertama sampai pertemuan ke empat. Bahkan pada mahasiswa nomor 4 mengalami peningkatan cukup tinggi (75%) sejak pertemuan kedua.

9 Presentase Presentase Kelompok Mencit (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) SUBJEK Keaktifan Kepercayaan diri Inisiatif Gambar 1. Data aktifitas mahasiswa kelompok Mencit pada Pertemuan 1-4. Hasil serupa juga ditemukan pada kelompok lainnya seperti Tokek, Tupai, Lovebird, dan Angsa. Pada kelompok Hamster terdapat hasil yang menarik. Pada mahasiswa nomor 4,5, dan 7 meskipun dari keaktifan terlihat namun kepercayaan diri dan inisiatifnya sangat kuran dan cenderung tidak ada (Gambar 2). Hal ini disebabkan adanya anggota yang mendominasi kelompok sehingga kedua aspek tersebut tidak terlihat pada ketiganya. Hal ini kemungkinan karena kelas teknik budidaya hewan merupakan mata kuliah pillihan yang dapat diambil mahasiswa mulai semester 5 sampai semester tua. Ketika kelompok terdapat mahasiswa semester tua akan cenderung dikuasai oleh mahasiswa tersebut, khususnya dalam diskusi kelompok Kelompok Hamster (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) SUBJEK Keaktifan Kepercayaan diri Inisiatif Gambar 2. Data aktifitas mahasiswa kelompok Hamster pada Pertemuan 1-4 Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan ILS dalam pembelajaran dapat memperbaiki proses pembelajaran di kelas yang pada mulanya berpusat pada dosen telah berubah menjadi berpusat pada mahasiswa, meskipun belum begitu optimal namun telah dapat meningkatkan aktifitas mahasiswa.

10 KESIMPULAN 1) Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan ILS dalam pembelajaran dapat meningkatkan aktifitas mahasiswa kelas teknik budidaya hewan dalam pembelajaran tempat budidaya, teknik pemeliharaan, kendala budidaya dan pemanfaatan hewan budidaya di semester gasal tahun pelajaran 2013/ ) Berdasarkan analisis data aktivitas dosen dan mahasiswa serta pelaksanaan penelitian masih terdapat kekurangan-kekurangan yaitu: a. Dosen masih kurang dalam mengelola waktu di setiap tahapan-tahapan pembelajaran b. Pada tahapan diskusi kelompok, mahasiswa masih ada yang cenderung pasif dalam menyelesaikan permasalahnnya. c. Dalam pemanfaatan kehidupan sehari-hari, yaitu rasa ingin mempraktekkan dan minat dalam mempelajari teknik budidaya hewan belum dapat tercapai. DAFTAR PUSTAKA Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah dan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta. Muslich, M. (2007). (KTSP) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Riyanto, Y. (2009). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Sagala, S. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Usman, M.U. (2008). Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya.

PENERAPAN INDONESIA LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS MAHASISWA DALAM MATA KULIAH TEKNIK BUDIDAYA HEWAN

PENERAPAN INDONESIA LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS MAHASISWA DALAM MATA KULIAH TEKNIK BUDIDAYA HEWAN Prosiding Symbion (Symposium on Biology Education), Prodi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Ahmad Dahlan, 27 Agustus 2016 p-issn: 2540-752x e-issn: 2528-5726 PENERAPAN INDONESIA LESSON STUDY UNTUK

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN Lalfakhiroh, Atmadji, Implementasi Metode Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Teknik Komputer dan Jaringan IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Finisica Dwijayati Patrikha Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk

Lebih terperinci

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar merupakan proses interaksi kegiatan jasmani dan rohani, dibantu oleh faktor-faktor lain untuk mencapai tujuan belajar yang

Lebih terperinci

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT SISWA KELAS VIIB SMP PGRI KASIHAN Exa Jati Purwani Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Belajar bukan hanya sekedar mengetahui, tetapi

Lebih terperinci

Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATI DENGAN TIPE THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IPS 3 SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Alat - Alat Laboratorium Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah perantara

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara I. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Menurut Gegne dalam Suprijono (2009 : 2), belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan

Lebih terperinci

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA CD PEMBELAJARAN DISERTAI PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BANJAR MARGO SUMBOGO B. M. SMP Negeri 1 Banjar Margo

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model pembelajaran TTW TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari tindakan yang cermat mengenai kegiatan pemebelajaran yaitu lewat kegiatan berifikir

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian teori 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar adalah tindakan atau perbuatan yang dilakukan dalam belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya adalah metode diskusi. Hasibuan dan Moedjiono (2004:20) mengatakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya adalah metode diskusi. Hasibuan dan Moedjiono (2004:20) mengatakan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Metode Diskusi Dalam pembelajaran ada beberapa metode mengajar yang dapat digunakan salah satunya adalah metode diskusi. Hasibuan dan Moedjiono (2004:20) mengatakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama dan bertanggung jawab. Menurut Arends (dalam Amri dan Ahmadi, 2010:94)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Keaktifan Belajar Sebelum penulis membahas tentang keaktifan belajar, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan pengertian belajar. Belajar adalah suatu proses

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) Think-Pair-Share (TPS) adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor Frank Lyman di Universitas Meryland pada tahun

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA Lina Wahyuningrum, Pujayanto, Dewanto Harjunowibowo 1) Karangtalun Rt 04 RW

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Aktivitas Belajar Slameto (2001 : 36) berpendapat bahwa penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi difikirkan,

Lebih terperinci

Oleh Saryana PENDAHULUAN

Oleh Saryana PENDAHULUAN PENDAHULUAN INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA (Laporan Hasil Penelitian Tindakan kelas) Oleh Saryana

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor

TINJAUAN PUSTAKA. TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran kooperatif tipe TPS TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor Frank Lyman di Universitas Meryland pada tahun 1981 dan diadopsi

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG Widia Ningsih 1, Niniwati 1, Fazri Zuzano 1 1 Jurusan Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT Rosmiati 1, Yusrizal 2, Hendrizal 1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN TALKING STICK PADA SISWA KELAS VII A MTS MA ARIF AMBARWINANGUN Anggara Bari Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA A. E-learning Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai pemanfaatan teknologi internet untuk mendistribusikan materi pembelajaran, sehingga siswa dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99). BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Keberhasilan siswa dalam belajar bergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW FAHRUDDIN Guru SMA Negeri 1 Medan Email: fahruddin1958@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 2, Nomor 3, Oktober 2014, hlm 230-239 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER Ngesti

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. dari diri siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

II. KAJIAN PUSTAKA. dari diri siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar. II. KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Belajar 1. Hasil Belajar Hasil belajar siswa diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran. Dimyati (1994:3) menyatakan bahwa Hasil belajar merupakan hasil dan suatu interaksi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Examples Non Examples Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga lima orang dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling ketergantungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Model Inkuiri Inkuiri merupakan model pembelajaran yang membimbing siswa untuk memperoleh dan mendapatkan informasi serta mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Leaflet Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Belajar 1. Teori Belajar a. Teori Belajar Konstruktivisme Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme menekankan kontribusi seseorang pembelajar

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SEMESTER I SDN 4 BESUKI SITUBONDO

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SEMESTER I SDN 4 BESUKI SITUBONDO PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SEMESTER I SDN 4 BESUKI SITUBONDO Oleh Budi Hartono (1), Vidya Pratiwi (2) ABSTRAK Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Sebagai suatu disiplin ilmu, matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang memiliki kegunaan besar dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, konsepkonsep dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam kamus bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami seseorang menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar merupakan proses perubahan tingkah

Lebih terperinci

Olahairullah. Kata Kunci:Media Penugasan Proyek, Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil, Hasil Belajar

Olahairullah. Kata Kunci:Media Penugasan Proyek, Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil, Hasil Belajar Efektifitas Penggunaan Penugasan Proyek Dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil Dan Peningkatan Hasil Belajar IPA Terpadu Siswa Kelas VII SMPN 7 Kota Bima Olahairullah Abstrak:Penelitian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada strategi pembelajaran yang digunakan sehingga siswa dituntut bekerjasama dalam kelompok-kelompok

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk merepresentasikan suatu hal. Sedangkan pembelajaran adalah usaha dari seorang guru

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Perubahan tersebut mencakup aspek tingkah laku, keterampilan dan

BAB II KERANGKA TEORITIS. Perubahan tersebut mencakup aspek tingkah laku, keterampilan dan BAB II KERANGKA TEORITIS A. Kajian Teori 1. Belajar dan Pembelajaran Matematika Belajar merupakan proses perubahan dari hasil interaksi dengan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental dan spiritual.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses sepanjang hayat dari perwujudan pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi dalam rangka pemenuhan semua komitmen manusia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak diterapkan oleh guru dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak diterapkan oleh guru dalam 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran kooperatif Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak diterapkan oleh guru dalam pembelajaran di kelas. Menurut Nurhadi (2004:112) model pembelajaran kooperatif

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS Nurhayati, Nila Kurniasih, Dita Yuzianah Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Ratih Rahmawati Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Ratih Rahmawati Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW GUNA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IS 2 SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Ratih Rahmawati Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT Desi Susanti 1, Pebriyenni 2, Hendrizal 1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang sering BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertanyaan Siswa Banyak kegiatan atau aktivitas yang dilakukan siswa di sekolah. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang sering dilakukan di

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN USAHA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembelajaran Biologi Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti kehidupan dan logos yang berarti ilmu. Jadi biologi adalah cabang ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses perkembangan yang dialami oleh seseorang agar dapat menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak didukung dengan aktivitas belajar. Aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP

PENERAPAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP PENERAPAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP PADA MATERI VIRUS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS X B MA BUSTANUL ULUM PAGERHARJO KECAMATAN WEDARIJAKSA PATI TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA Dhian Arista Istikomah FKIP Universitas PGRI Yogyakarta E-mail: dhian.arista@gmail.com

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendekatan Keterampilan Proses Sains Keberhasilan proses pembelajaran sangat bergantung pada peran seorang guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Proses pembelajaran

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: LULUK RIF ATIN A54F100033

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: LULUK RIF ATIN A54F100033 PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DALAM MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI DAN KEGUNAANNYA MELALUI METODE STAD PADA SISWA KELAS III SEMESTER II SD NEGERI 2 RAWOH KECAMATAN KARANGRAYUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Partisipasi a. Pengertian Partisipasi Partisipasi dalam Bahasa Inggris yaitu participation.menurut kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 2007, partisipasi artinya

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 3 SENTOLO.

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 3 SENTOLO. UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 3 SENTOLO Nike Rahayu Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Eka Fermantika 1), Mukhni 2), Suherman 3) 1) FMIPA UNP, email: Eka_Fermantika@ymail.com 2,3)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN PUSTAKA a. Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Pengertian IPS Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SLB sampai SMP/MTS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas artinya kegiatan/keaktifan. Kegiatan dapat berupa kegiatan fisik maupun psikis yang saling berhubungan. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan komponen dari ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan

BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Metode Pembelajaran Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara mengajar yang dipergunakan olah seorang guru atau instruktur. Pengertian lain adalah teknik penyajian

Lebih terperinci

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP N 1 ARGAMAKMUR Nurul Astuty Yensy. B Program Studi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. salah satunya adalah teknik Numbered Head Together (NHT). Menurut

II. TINJAUAN PUSTAKA. salah satunya adalah teknik Numbered Head Together (NHT). Menurut 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Teknik NHT Dalam penerapannya pembelajaran kooperatif memiliki beberapa teknik pembelajaran, salah satunya adalah teknik Numbered Head Together (NHT).

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu model dalam pembelajaran kooperatif adalah TSTS, di dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu model dalam pembelajaran kooperatif adalah TSTS, di dalam II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS Salah satu model dalam pembelajaran kooperatif adalah TSTS, di dalam bahasa Indonesia di terjemahkan sebagai dua tinggal dua tamu. Model

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO. 067252 MEDAN DELI Herawati Bukit Dosen Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED Surel : herawatibukit@gmail.com

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODUL BERBASIS MASALAH PADA PERKULIAHAN KPB 2 TERHADAP AKTIVITAS MAHASISWA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT

EFEKTIVITAS MODUL BERBASIS MASALAH PADA PERKULIAHAN KPB 2 TERHADAP AKTIVITAS MAHASISWA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT EFEKTIVITAS MODUL BERBASIS MASALAH PADA PERKULIAHAN KPB 2 TERHADAP AKTIVITAS MAHASISWA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT Rahima Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK. Kalkulus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi 7 BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Matematika Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi dalam mengaitkan simbol-simbol dan mengaplikasikan konsep matematika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Aktivitas Belajar 1. Pengertian Aktivitas Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersentuhan

Lebih terperinci

Shinta Arwidya Pendidikan Sosiologi Antropologi,Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Shinta Arwidya Pendidikan Sosiologi Antropologi,Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMET) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI KELAS XI IPS 3 SMA N 3 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Shinta Arwidya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Belajar Belajar adalah hal yang penting dalam kehidupan seseorang. Dengan belajar kita dapat melakukan sesuatu hal yang awalnya kita tidak bisa atau tidak kita ketahui.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Makna Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar Menurut Thursan Hakim (2005: 21) belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI BOWLING KAMPUS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG

PENERAPAN STRATEGI BOWLING KAMPUS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG PENERAPAN STRATEGI BOWLING KAMPUS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG Yunita Eka Putri 1, Lutfian Almash 2, Syukma Netti 1 1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT ISSN 2442-3041 Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 1, No. 2, Mei - Agustus 2015 STKIP PGRI Banjarmasin MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL KOMPAK UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PKn PESERTA DIDIK KELAS VI SDN GEBANGSARI 02

PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL KOMPAK UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PKn PESERTA DIDIK KELAS VI SDN GEBANGSARI 02 PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL KOMPAK UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PKn PESERTA DIDIK KELAS VI SDN GEBANGSARI 02 Darsino SDN GEBANGSARI 02 GENUK ABSTRAK Penelitian ini terfokus pada peningkatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan. 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian adalah SMA Negeri 1 Parongpong yang lokasinya terletak di Jl. Cihanjuang Rahayu No.39, Bandung

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK ERIKA NADAPDAP Guru SMP Negeri 1 Patumbak Email : seriussembiring@gmail.com

Lebih terperinci

Noflion 1, Pebriyenni 1, Hendra Hidayat 1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

Noflion 1, Pebriyenni 1, Hendra Hidayat 1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta PENINGKATAN AKTIVITAS BELAAR SISWA KELAS IV-A PADA TEMA VI INDAHNYA NEGERIKU MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK DI SDN 03 SUNGAI AUR KABUPATEN PASAMAN BARAT Noflion 1, Pebriyenni 1, Hendra Hidayat 1 1 Program

Lebih terperinci

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang. 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII-A MTs MIFTAHUL ULUM BATOK, MADIUN Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam. Model yang diajarkan disini memakai model Inquiry Based

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam. Model yang diajarkan disini memakai model Inquiry Based BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan di jaman sekarang semakin berkembang karena dengan adanya perubahan kurikulum yang semakin pesat. Model pembelajaran yang dipakai pun bermacam-macam.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan siswa

Lebih terperinci

Alit Verfitasari Aryaningrum Pendidikan Sosiologi Antropologi Universitas Sebelas Maret. Abstrak

Alit Verfitasari Aryaningrum Pendidikan Sosiologi Antropologi Universitas Sebelas Maret. Abstrak PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PESERTA DIDIK DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI DI KELAS XI IIS 3 SMA NEGER 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Alit Verfitasari

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Oleh: EDI BADRISYEH NIP. 19670501 199212 1 001 ABSTRAK Model Ccoperative Learning adalah suatu model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Banyak pendapat yang menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Pengalaman yang dimaksud adalah sepertì dalam teori

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Strategi Pengembangan Pembelajaran dan Penelitian Sains untuk Mengasah Keterampilan Abad 21 (Creativity and Universitas Sebelas Maret Surakarta, 26 Oktober 2017 PENERAPAN

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DISERTAI MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII-E SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Skripsi OLEH:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Peraga Gambar Alat peraga adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Banyak pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan, salah satunya pengertian belajar menurut Syah (2007: 92). Belajar adalah tahapan perubahan

Lebih terperinci