GRAND STRATEGI PEMBANGUNAN OLAHRAGA PRESTASI NASIONAL KOMIITE OLAHRAGA NASSIIONAL IINDONESSIIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GRAND STRATEGI PEMBANGUNAN OLAHRAGA PRESTASI NASIONAL KOMIITE OLAHRAGA NASSIIONAL IINDONESSIIA"

Transkripsi

1 RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN GRAND STRATEGI KOMITE OLAHRAGA NASIONAL INDONESIA PEMBANGUNAN OLAHRAGA PRESTASI NASIONAL KOMIITE OLAHRAGA NASSIIONAL IINDONESSIIA

2 Kata Pengantar Ucapan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rampungnya proses penyusunan, penyempurnaan, dan pemutakhiran Rencana Strategis (Renstra) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Tahun yang merupakan penjabaran dari Grand Strategi Pembangunan Olahraga Prestasi Nasional Sebagai Ketua Umum KONI Pusat saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi banyak saran dan pemikiran yang amat berharga dalam proses penyempurnaan Renstra ini, khususnya kepada Tim Pokja Grand Strategi Pembangunan Olahraga Prestasi Nasional beserta para akademisi dari Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta (UNS). Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) sebagai organisasi keolahragaan tertinggi nasional, sesuai pasal 36 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional mempunyai tugas antara lain : membantu pemerintah dalam membuat kebijakan nasional dalam bidang pengelolaan, pembinaan, dan pengembangan olahraga prestasi pada tingkat nasional, dan mengkoordinasikan induk organisasi cabang olahraga, organisasi olahraga fungsional serta komite olahraga provinsi/kabupaten/kota. Selain itu KONI juga memiliki tugas pokok merencanakan, mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan dan peningkatan atlet, kinerja wasit, pelatih dan manajer, guna mewujudkan prestasi keolahragaan nasional menuju prestasi internasional, serta turut memperkokoh persatuan, kesatuan dan ketahanan nasional dalam rangka mengangkat harkat dan martabat Indonesia. Guna terlaksananya tugas tugas tersebut, maka KONI telah menyusun dan menerbitkan Grand Strategi Pembangunan Olahraga Prestasi Nasional , yang merupakan program jangka menengah selama kurun waktu (11 tahun) dalam rangka pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi nasional agar dapat mewujudkan prestasi keolahragaan nasional menuju prestasi internasional. Penjabaran Grand Strategi Jangka Menengah tersebut disusun dalam tahapan Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia

3 Renstra dari kurun waktu 2014 sampai dengan 2028, yang meliputi 3 (tiga) tahapan Renstra meliputi: 1. Periode Tahun dengan tema Peningkatan Daya Saing Regional Melalui Harmonisasi Pemangku Kepentingan; 2. Periode Tahun dengan tema Peningkatan Daya Saing Internasional; 3. Periode Tahun dengan tema Pencapaian Prestasi Global. Visi Renstra adalah Mewujudkan Kejayaan Prestasi Olahraga Indonesia di Ajang Internasional, dengan penjabaran dalam Misi sebagai berikut: 1. Pencapaian Standar Nasional Keolahragaan; 2. Meningkatkan Pemanfaatan IPTEKS Keolahragaan; 3. Meningkatkan Manajemen Pembinaan Keolahragaan; 4. Meningkatkan Dukungan Dalam Pembinaan Olahraga Prestasi; 5. Mencapai Prestasi Olahraga Internasional. Pembangunan keolahragaan nasional menuntut dimensi waktu yang cukup panjang demi mencapai kualitas hasil yang langgeng (sustainable development) sehingga tercipta interaksi sinergis yang berlangsung secara sistemis, berjenjang, dan berkelanjutan melalui tahap pemassalan, pembibitan, dan sentra-sentra olahraga yang membentuk bangunan Sistem Pembinaan dan Pengembangan Keolahragaan Nasional sebagaimana yang diharapkan oleh Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Renstra ini diharapkan sebagai acuan perencanaan, perancangan, dan pedoman pelaksanaan kebijakan Pembangunan Olahraga Prestasi Nasional, serta menjangkau semua pemangku kepentingan di bidang olahraga, meliputi : pemerintah pusat/daerah, BUMN/swasta, KONI Provinsi/Kabupaten/Kota, Induk Organisasi Cabang Olahraga, dan sebagainya. Jakarta, April 2014 Ketua Umum KONI Pusat, Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia

4 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Landasan 2 C. Kondisi Umum 3 D. Potensi dan Permasalahan 8 BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN 13 A. Visi 13 B. Misi 15 C. Tujuan 15 D. Sasaran Strategis BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 19 A. Arah Kebijakan dan Strategi 19 B. Program dan Kebijakan Pencapaian Standar Nasional Keolahragaan 19 a. Sumber Daya Manusia (SDM) Keolahragaan 20 b. Pendidikan 24 c. Prasarana dan Sarana Olahraga 25 d. Kerjasama Kelembagaan 26 e. Penyelenggaraan Kejuaraan Olahraga 28 f. Standar Pelayanan Minimal Keolahragaan Meningkatkan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEKS) Keolahragaan 31 a. Dasar-dasar IPTEKS keolahragaan 31 b. Penerapan Pelatihan Performa Tinggi 32 c. Seni Keolahragaan Meningkatkan Manajemen Pembinaan Keolahragaan 33 a. Pola Rekruitmen 33 b. Proses Latihan 37 c. Metodologi Pelatihan 38 d. Prinsip-prinsip Latihan 39 Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia

5 e. Perencanaan Periodisasi Latihan 39 f. Kompetisi 39 g. Monitoring dan Evaluasi Meningkatkan Dukungan dalam Pembinaan Olahraga Prestasi 41 a. Aspek Yuridis 42 b. Political Will 42 c. Dukungan Anggaran 44 d. Kelembagaan 45 e. Budaya Prestasi Olahraga 46 f. Bonus Demografi 47 g. Pembinaan Kehidupan Sosial dan Pola Hidup Atlet 48 h. Pemberian Penghargaan Mencapai Prestasi Olahraga Internasional 50 a. Mengikuti Single/multi Event Internasional 50 b. Pencapaian Standar Olimpiade 51 c. Strategi Pemenangan dan Misi Diplomasi 54 d. Sport Intelligence 55 e. Wasit Internasional 55 BAB IV PENUTUP 57 LAMPIRAN 1. Tugas Pokok dan Fungsi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) 2. Matrik Renstra Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) a. Meningkatkan Standar Nasional Keolahragaan b. Meningkatkan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEKS) Keolahragaan c. Meningkatkan Manajemen Pembinaan Keolahragaan d. Meningkatkan Dukungan dalam Pembinaan Olahraga Prestasi e. Mencapai Prestasi Olahraga Internasional Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia

6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata kelola organisasi yang baik merupakan prasyarat bagi setiap organisasi seperti Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) untuk mewujudkan aspirasi masyarakat olahraga dalam mencapai prestasi olahraga di ajang internasional sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, transparan, dan legitimate, sehingga penyelenggaraan organisasi dapat berlangsung secara efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. Salah satu tolok ukurnya adalah perencanaan yang sistematis, sebab saat ini hampir semua organisasi sudah menerapkan sistem perencanaan yang strategis, dikenal dengan nama Rencana Strategis (Renstra). Sejalan dengan itu, penyusunan Renstra dilakukan sebagai tindak lanjut pasal 71 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional yang mengatakan : 1) Pengelolaan dana keolahragaan dilakukan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik, 2) Dana keolahragaan yang dialokasikan dari pemerintah dan pemerintah daerah dapat diberikan dalam bentuk hibah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Operasionalisasi kegiatan kelembagaan selama 5 (lima) tahun yang dituangkan dalam Renstra, harus diimplementasikan setiap tahun melalui Rencana Kinerja (Renja). Implementasi Renja dilakukan oleh Pimpinan Lembaga, dan Renja tersebut harus sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka grand strategi merupakan pedoman dalam penyusunan rencana strategis guna diimplementasikan dalam rangkaian program kegiatan, sebagai rencana dan implementasi besar pembinaan olahraga yang bermuara pada prestasi. Sehingga semua misi yang dicanangkan Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia

7 dalam renstra ini harus mampu mendukung tercapainya prestasi olahraga Indonesia pada tingkat dunia pada masa yang telah ditetapkan. Untuk itu disusunlah sebuah rencana strategis dengan sistematika yang ditetapkan berdasarkan visi dan misi olahraga prestasi di Indonesia. Renstra disusun dalam jangka waktu tertentu sebagai pengendali kegiatan olahraga prestasi nasional dengan tiap faktor yang ditetapkan secara integral sesuai visi dan misi, sinergis pada setiap pemangku kepentingan olahraga di Indonesia, dan menuju pada pencapaian kinerja yang terukur sehingga setiap tahapan dan periode, dapat dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap kemajuan-kemajuan menuju misi yang hendak dicapai. B. Landasan Dalam penyusunan renstra ini, peraturan perundang-undangan yang digunakan sebagai landasan, antara lain : 1. Landasan Idiil Pancasila, Landasan Konstitusional Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Landasan Filosofis Bhineka Tunggal Ika, dan Landasan Visional Negara Kesatuan Republik Indonesia; 2. Landasan Operasional a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan; b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan; c. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; d. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah; e. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional; f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Keolahragaan; g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pekan dan Kejuaraan Olahraga; h. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2007 tentang Pendanaan Keolahragaan; 2 Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia

8 i. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2010 tentang Program Indonesia Emas; j. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KONI Tahun C. Kondisi Umum Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Bahkan melalui olahraga dapat dilakukan national character building suatu bangsa, sehingga olahraga menjadi sarana strategis untuk membangun kepercayaan diri, identitas bangsa, dan kebanggaan nasional. Berbagai kemajuan pembangunan olahraga yang bermuara pada meningkatnya prestasi olahraga, antara lain ditunjukkan oleh: 1. Partisipasi masyarakat dalam melakukan kegiatan olahraga semakin meningkat yang ditunjukkan dengan peningkatan partisipasi masyarakat pada Sport Development Index (SDI) atau Indeks Pembangunan Olahraga dari 0,345 pada tahun 2005 menjadi 0,422 pada tahun 2007, dimana pengukuran SDI sesungguhnya meliputi perkembangan banyaknya anggota masyarakat suatu wilayah yang melakukan kegiatan olahraga, luasnya tempat yang diperuntukkan untuk kegiatan olahraga bagi masyarakat dalam bentuk lahan, bangunan, atau ruang yang digunakan untuk kegiatan berolahraga dan dapat diakses oleh masyarakat luas, kebugaran jasmani yang merujuk pada kesanggupan tubuh untuk melakukan kegiatan tanpa mengalami kelelahan yang berarti, serta jumlah pelatih olahraga, guru pendidikan jasmani dan kesehatan (penjaskes), dan instruktur olahraga dalam suatu wilayah tertentu. DIMENSI INDEKS DIMENSI SDI NASIONAL Partisipasi 34,50% 42,20% Ruang 38,00% 26,60% Terbuka SDM 11,50% 9,90% Kebugaran 54,00% 33,50% 34,50% 28,00% Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia

9 2. Sementara itu bila ditinjau dari jalur pelaksanaan kegiatan olahraga, maka kegiatan utama olahraga ada pada lembaga pendidikan atau sekolah. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Dengan demikian maka renstra perlu secara aktif melibatkan unsur pendidikan sebagai pendukung utama proses pembinaan prestasi olahraga yang lebih optimal dan kokoh ke depan. JALUR PELAKSANAAN OLAHRAGA PENDUDUK UMUR 10 TAHUN KE ATAS NO JALUR OLAHRAGA PERSENTASE 1 Sekolah 54,1 % 2 Perkumpulan/Klub 16,5 % 3 Tempat Kerja 6,6 % 4 Dilakukan Sendiri 30,6 % Ironisnya, kondisi kebugaran siswa di Indonesia saat ini, masih belum menggembirakan. Pada tabel di bawah ini, tingkat kebugaran para siswa sebagian besar masih di level kategori kurang. Dengan demikian program peningkatan kualitas kebugaran siswa menjadi salah satu faktor penting yang harus ditingkatkan. STATUS KESEGARAN JASMANI SISWA TINGKAT KESEGARAN JASMANI PERSENTASE Kurang Sekali 11 % Kurang 45,8 % Sedang 36,5 % Baik 4,1 % Baik Sekali 0,3 % 4 Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia

10 Kondisi di atas menunjukkan bahwa program peningkatan kualitas kesegaran jasmani pada siswa menjadi salah satu faktor yang perlu digarap dalam rangka mencapai pondasi keolahragaan prestasi nasional. 3. Peningkatan prestasi olahraga yang antara lain ditunjukkan oleh perolehan medali emas pada beberapa multi event baik senior, yunior, dan paralympia, seperti: Asian Games/2010 di Guangzhou China, SEA Games/2011 di Jakarta/Palembang Indonesia, dan Olympic Games/2012 London Inggris, maupun multi event tingkat yunior seperti ASEAN School Games/2012 Surabaya Indonesia, Asian Youth Games/2013 Nanjing China. 1. SEA Games NO TAHUN TEMPAT ROAD MAP MULTI EVENT MEDALI Emas Perak Perunggu PERINGKAT Philipina Nakhon, Thailand Vientiane, Laos Jakarta/Pale mbang, Indonesia Nay Phy Taw, Myanmar Singapore 2 2. Asian Games NO TAHUN TEMPAT MEDALI Emas Perak Perunggu PERINGKAT Doha, Qatar Guangzhou, China Incheon, 13 South Korea Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia

11 3. Olympic Games NO TAHUN TEMPAT MEDALI Emas Perak Perunggu PERINGKAT Beijing, China London, Inggris Rio de Janeiro, 30 Brasil Asian Youth Games MEDALI NO TAHUN TEMPAT PERINGKAT Emas Perak Perunggu Singapore Nanjing, China Colombo, 12 Srilangka Summer Youth Olympic Games NO TAHUN TEMPAT MEDALI Emas Perak Perunggu PERINGKAT Singapore Nanjing, China Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia

12 NO 6. ASEAN Para Games TAHUN TEMPAT MEDALI Emas Perak Perunggu PERINGKAT Nakhon, Thailand Kualalumpur, Malaysia Solo, Indonesia Nay Phy Taw, Myanmar Singapore 1 NO 7. Asian Para Games TAHUN TEMPAT MEDALI Emas Perak Perunggu PERINGKAT Guangzhou, China Incheon, South Korea Olympic Para Games NO TAHUN TEMPAT MEDALI Emas Perak Perunggu PERINGKAT London, Inggris Rio de Janeiro, 65 Brasil Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia

13 B. Potensi dan Permasalahan Pembangunan olahraga mencakup olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, dan olahraga prestasi. Ketiga lingkup olahraga ini melakukan pembinaan dan pengembangan olahraga secara terencana, sistematik, berjenjang, dan berkelanjutan, yang dimulai dari pembudayaan dengan pengenalan gerak pada usia dini, pemassalan dengan menjadikan olahraga sebagai gaya hidup, pembibitan dengan penelusuran bakat dan pemberdayaan sentrasentra keolahragaan, serta peningkatan prestasi dengan pembinaan olahraga unggulan nasional sehingga olahragawan andalan dapat meraih puncak pencapaian prestasi. Saat ini prestasi olahraga di Indonesia mengalami kemunduran baik pada di tingkat Asia Tenggara, Asia ataupun dunia, beberapa upaya peningkatan prestasi telah dilakukan namun belum berhasil mengangkat kembali kejayaan yang pernah dialami oleh bangsa Indonesia. Menurut hasil analisa atas prestasi olahraga di Indonesia, maka perlu mengkaji akar permasalahan yang menyebabkan menurunnya prestasi olahraga di Indonesia. Untuk itu analisis dilakukan dari aspek sistem pembibitan sampai pembinaan yang selama ini dilakukan. Sistem pembinaan prestasi olahraga nasional terdiri empat kelompok yaitu : (a) berbasiskan pembinaan induk organisasi cabang olahraga tanpa atau dengan fasilitas pusdikat, (b) memanfaatkan Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) dan sekolah khusus SMP/SMA Ragunan, (c) memanfaatnkan pelatnas jangka panjang yang dilaksanakan oleh KONI Pusat mengingat bahwa setiap tahun akan selalu ada multi event, dan (d) memanfaatkan atlet/pelajar/mahasiswa yang berlatih di luar negeri sambil sekolah. Berdasarkan hasil analisis di atas, sistem ini belum mampu menghasilkan atlet potensial seperti yang diharapkan. Sistem ini memiliki kelemahan yaitu (a) proses pembinaan belum melalui jenjang yang bertahap dan berkelanjutan, (b) belum sepenuhnya berbasiskan IPTEK keolahragaan, (c) terbatasnya SDM pengelola dan 8 Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia

14 pelatih, dan (d) program pemassalan melalui pendidikan jalur formal yaitu program pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga yang ada di sekolah belum memberikan kontribusi. BANGUNAN OLAHRAGA PRESTASI NASIONAL KONI - KOI ATLET ELIT DUNIA KONI PRIMA PB/PP KONI PB/PP PENGPROV PENG KAB/KOT MASYARAKAT. KELUARGA SEKOLAH IPTEKS KEOLAHRAGAAN UTAMA & MUDA PRATAMA (PEMBIBITAN PRIMA - SENTRA-SENTRA PRATAMA OLAHRAGA) MANAJEMEN PEMBINAAN OLAHRAGA PRESTASI BUDAYA OLAHRAGA (PEMASSALAN) DUKUNGAN KEOLAHRAGAAN STANDAR NASIONAL KEOLAHRAGAAN UU SKN Pasal 81 RUANG ATLET ANDALAN KEMENPORA KEMENDIKBUD KEMENDAGRI LEMBAGA KEOLAHRAGAA Gambar 1. Bangunan Olahraga Prestasi Nasional Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di ajang internasional, hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa medali berhasil diraih oleh atlet Indonesia pada multi event Olympiade, Asian Games, SEA Games, Paralympic Games, dan beberapa kejuaraan dunia lainnya. Namun demikian dari cabang-cabang olahraga yang dipertandingkan, hanya beberapa cabang olahraga yang dapat menyumbangkan medali, selain kemampuan para atlet belum optimal, karena persaingan prestasi antar bangsa yang semakin ketat dengan standar pencapaian yang semakin tinggi. Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia

15 Ketidakmampuan Indonesia dalam persaingan prestasi olahraga di tingkat internasional disebabkan beberapa faktor, antara lain: sistem rekruitmen atlet dan pelatih yang belum baik, pembinaan pelatih dan wasit yang masih kurang memadai, sistem pemusatan latihan nasional yang belum berjalan secara optimal, masih lemahnya sistem pemanduan bakat dan pembinaan calon atlet berbakat sejak usia dini, kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana olahraga yang belum memadai, rendahnya apresiasi dan penghargaan bagi olahragawan dan tenaga keolahragaan yang berprestasi, belum optimalnya sistem manajemen keolahragaan nasional, serta sangat terbatasnya alokasi anggaran untuk pembinaan olahraga. Menyadari hal tersebut, sebagai upaya untuk membangkitkan kejayaan prestasi olahraga di tingkat internasional yang mampu mengangkat harkat dan martabat serta mengharumkan bangsa Indonesia di tingkat dunia, maka atas kerja keras masyarakat olahraga dengan dorongan dari leglesatif, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2010 tentang Program Indonesia Emas (PRIMA). PRIMA adalah program pemerintah untuk menciptakan Atlet Andalan Nasional yang mampu berprestasi di tingkat internasional. Untuk penyelenggaraan PRIMA dibentuk Satuan Pelaksana (Satlak) di bawah koordinasi Dewan Pelaksana. Dalam menjalankan tugas sehari-hari Satlak PRIMA mempunyai 2 (dua) tugas pokok, yaitu : 1. PRIMA Utama dan Muda PRIMA Utama dan Muda akan menangani/membina Atlet-atlet Andalan Nasional yang dipersiapkan untuk SEA Games, Asian Games maupun Olympic Games. PRIMA Utama & Muda menganut azas sentralisasi, yaitu terpusat di ibukota maupun provinsi, memungkinkan ada lebih dari satu sentra untuk cabang olahraga atau disiplin sport, tetapi menjelang pembentukan kontingen, harus bergabung menjadi satu sentra. PRIMA Utama & Muda mempunyai tugas : 10 Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia

16 1) Merencanakan dan mengkoordinasikan dengan Tim Seleksi PRIMA dan Induk Organisasi Cabang Olahraga untuk mempersiapkan atlet dan pelatih andalan nasional yang dipersiapkan untuk multi event internasional; 2) Mendapatkan Atlet dan Pelatih Andalan Nasional potensial yang memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan; 3) Mengembangkan potensi Atlet Andalan Nasional untuk berprestasi pada event-event olahraga internasional; 4) Memelihara prestasi puncak Atlet Andalan Nasional yang sudah tercapai untuk dipertahankan selama mungkin; 5) Memberikan edukasi segala permasalahan yang berhubungan dengan kepelatihan, sports science, kesehatan, gizi selama proses kepelatihan pelatnas PRIMA; 6) Melakukan pengawasan selama pelatihan berlangsung bagi semua cabang olahraga, agar menerapkan pelatihan performa tinggi (high performance) dengan menerapkan/menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan, sehingga berprestasi pada kejuaraan nasional maupun internasional, guna mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia di dunia internasional; 7) Melakukan verifikasi tentang perencanaan uji coba (try inout) maupun training camp/training overseas setiap cabang olahraga atau disiplin sport, agar pelaksanaan uji coba sesuai dengan sasaran yang diharapkan. 2. PRIMA Pratama Sementara PRIMA Pratama akan membina atlet yunior/remaja yang dipersiapkan sebagai calon pelapis Atlet Muda dan Utama, dipersiapkan untuk single event maupun multi event di tingkat yunior, sekaligus diproyeksikan sukses pada sasaran antara (Youth Games, School Games) menuju Olimpiade, Asian Games, dan SEA Games. PRIMA Pratama menganut azas desentralisasi, yaitu tetap di daerah (sentra dan sub sentra) dan semua atlet tetap harus sekolah dengan dipantau langsung oleh orangtuanya, dan mempunyai tugas : Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia

17 1). Merencanakan dan mengkoordinasikan Induk Organisasi Cabang Olahraga untuk mempersiapkan atlet berprestasi maksimal usia 18 tahun dan pelatih berprestasi yang akan dinominasikan sebagai Atlet/Pelatih PRIMA Pratama (Yunior); 2). Memberikan edukasi segala permasalahan yang berhubungan dengan kepelatihan, sports science, kesehatan, gizi selama proses kepelatihan PRIMA Pratama; 3). Melakukan pengawasan selama pelatihan berlangsung bagi semua cabang olahraga, agar menerapkan pelatihan performa tinggi (high performance) dengan menerapkan/menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan, sehingga berprestasi pada kejuaraan nasional maupun internasional, guna mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia di dunia internasional; 4). Melakukan verifikasi tentang perencanaan uji coba (try inout) setiap cabang olahraga, agar pelaksanaan uji coba sesuai dengan sasaran yang diharapkan. 12 Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia

18 BAB II VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS GRAND STRATEGI PEMBANGUNAN OLAHRAGA PRESTASI NASIONAL A. VISI Visi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Tahun adalah: Mewujudkan Kejayaan Prestasi Olahraga Indonesia di Ajang Internasional Visi KONI Tahun ini dijabarkan dalam 3 (tiga) tahapan Renstra dimana masing-masing mempunyai tema atau visi yang menjadi prioritas utama, yaitu : PERIODE TEMA PENINGKATAN DAYA SAING REGIONAL MELALUI HARMONISASI PEMANGKU KEPENTINGAN PENINGKATAN DAYA SAING INTERNASIONAL PENCAPAIAN PRESTASI GLOBAL Dengan demikian Tema KONI Tahun adalah: Peningkatan Daya Saing Regional Melalui Harmonisasi Pemangku Kepentingan Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia

19 Tema KONI Tahun tidak terlepas dari upaya mewujudkan Visi Pembangunan yaitu Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur dengan melaksanakan misi pembangunan Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. Dalam lingkup bidang keolahragaan berdaya saing ini mengandung arti: memiliki kemampuan berkompetisi yang optimal dan modern yang dihasilkan melalui pola pengembangan dan pembinaan olahraga prestasi nasional secara sistematis, berjenjang, dan berkelanjutan, melalui suatu strategi yang meliputi sistem pemanduan bakat yang mantap dan konsisten, perbaikan sistem rekruitmen atlet dan pelatih yang yang terbuka, perbaikan sistem dan metoda pelatihan yang lebih moderat, perbaikan kehidupan sosial dan penghargaan yang memadai bagi atlet/pelatih, peningkatan daya dukung dan pemerataan prasarana dan sarana olahraga di wilayah Indonesia, penguatan Induk Organisasi Cabang Olahraga dan pemangku kepentingan bidang olahraga lainnya, serta perlunya harmonisasi bagi pemangku kepentingan keolahragaan nasional maupun daerah. Tema dari Visi yaitu Peningkatan Daya Saing Regional Melalui Harmonisasi Pemangku Kepentingan sangat penting dan fundamental menjadi utama disebabkan pada rentang waktu sekarang ini atau sebelumnya, banyak terjadi disharmonisasi antara pemangku kepentingan di bidang olahraga sehingga mengakibatkan terpuruknya prestasi olahraga di tingkat regional maupun nasional. Disharmonisasi pemangku kepentingan bidang olahraga ini melibatkan banyak pihak, baik pemerintah c.q Kementerian Pemuda dan Olahraga, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Induk Organisasi Cabang Olahraga (PB/PP), KONI Daerah, dan pemangku kepentingan lainnya. Apabila disharmonisasi ini tidak segera ada solusi pemecahannya, maka membawa dampak makin terpuruknya olahraga prestasi nasional baik di tingkat senior maupun yunior, lesunya pengembangan dan pembinaan olahraga prestasi, tidak berkembangnya IPTEKS keolahragaan, kompetisi-kompetisi senior maupun yunior oleh Induk Organisasi Cabang Olahraga tidak dapat bergulir dengan semestinya. Harmonisasi merupakan pintu gerbang pembuka dan sebagai prasyarat dasar agar kekuatan sinergis 14 Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia

20 komponen bangsa mewujud, menuju proses percepatan era kebangkitan keolahragaan nasional. B. MISI 1. Pencapaian Standar Nasional Keolahragaan; 2. Meningkatkan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEKS) Keolahragaan; 3. Meningkatkan Manajemen Pembinaan Keolahragaan; 4. Meningkatkan Dukungan Dalam Pembinaan Olahraga Prestasi; 5. Mencapai Prestasi Olahraga Internasional C. TUJUAN 1. Menyiapkan dan memfasilitasi terwujudnya Standar Nasional Keolahragaan sehingga berkontribusi secara optimal bagi atlet, pelatih, wasit, juri, dan analis; 2. Mengembangkan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEKS) Keolahragaan modern bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Ilmu Keolahragaan luar dan dalam negeri; 3. Mengembangkan pola Manajemen Pembinaan Keolahragaan yang handal dan transparan dalam proses rekruitmen, latihan, kompetisi, dan monitoring & evaluasi; 4. Mengoptimalkan Dukungan dalam Pembinaan Olahraga Prestasi dalam aspek yuridis, political will pemerintah, anggaran yang memadai dan berkecukupan, pendidikan formal, sosial budaya, dan bonus demografi; 5. Pencapaian Prestasi Olahraga Internasional melalui peningkatan kesempatan berkompetisi pada single/multi event, banyaknya atlet/pelatih berstandar olimpiade, pengembangan strategi pemenangan & misi diplomasi, pengembangan sport intelligence, dan loyalitas dan integrasi wasit internasional. Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia

21 D. SASARAN STRATEGIS Sasaran strategis yang hendak dicapai KONI pada periode sebagai berikut: 1. Meningkatnya prestasi olahraga di tingkat regional dan internasional, yaitu : a. Tercapainya posisi atas pada 7 th ASEAN Para Games di Nay Phy Taw Myanmar bulan Januari 2014; b. Memperbaiki peringkat ketiga belas pada 17 th Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan; c. Memperbaiki peringkat pada 4 th Asian Beach Games bulan November 2014 di Phuket Thailand; d. Memperbaiki peringkat pada 2 nd Summer Youth Olympic Games bulan Agustus 2014 di Nanjing China; e. Memperbaiki peringkat pada 6 th ASEAN School Games 2014 di Philipina; f. Memperbaiki peringkat pada 28 th SEA Games 2015 di Singapore; g. Mempertahankan juara umum pada 8 th ASEAN Para Games/2015; h. Memperbaiki peringkat pada 5 th Asian Indoor Martial Arts Games/2015; i. Mempertahankan juara umum pada 4 nd Islamic Solidarity Games/2015; j. Memperbaiki peringkat pada 7 th ASEAN School Games/2015; k. Memperbaiki peringkat tiga puluh besar pada Olympic Games 2016 di Rio de Janeiro, Brasil; l. Memperbaiki peringkat pada 8 th ASEAN School Games/2016; m. Memperbaiki peringkat menjadi juara umum pada 29 th SEA Games/2017; n. Mempertahankan juara umum pada 9 th ASEAN Para Games/2017; o. Memperbaiki peringkat pada 3 nd Asian Youth Games/2017; p. Memperbaiki peringkat pada 6 th Asian Indoor Martial Art Games/2017; 16 Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia

22 q. Mempertahankan juara umum pada 5 nd Islamic Solidarity Games/2017; r. Memperbaiki peringkat pada 9 th ASEAN School Games/2017; s. Memperbaiki peringkat kesepuluh pada 18 th Asian Games 2018; t. Terlaksananya pembinaan atlet nasional secara berjenjang dan berkelanjutan; u. Terlaksananya penguatan Induk Organisasi Cabang Olahraga. 2. Terwujudnya peran dan kepemimpinan KONI dalam pembinaan dan peningkatan prestasi olahraga nasional; 3. Terwujudnya peningkatan dan penguatan hubungan kelembagaan keolahragaan dan sinergitas kelembagaan keolahragaan di tingkat daerah dan tingkat nasional di berbagai bidang keolahragaan; 4. Terlaksananya tugas dan fungsi KONI secara baik melalui penyediaan informasi yang akurat tentang perkembangan sport management, sport science dan IPTEKS olahraga, guna mendukung peningkatan kapasitas dan kualitas pembinaan atlet dan peningkatan sarana prasarana keolahragaan, serta sport intelligent dalam rangka peningkatan prestasi; 5. Terwujudnya mobilisasi sumber daya, guna optimalisasi penyelenggaraan pembinaan organisasi, pembinaan atlet, kesejahteraan atlet dan pelatih serta wasit/juri, penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, penataran serta peningkatan kualitas dan kuantitas sarana/prasarana olahraga; 6. Meningkatnya kualitas pembinaan, pendidikan, pelatihan dan penataran melalui pengkajian dan pengembangan serta penelitian sesuai kebutuhan organisasi dan perkembangan keolahragaan internasional; 7. Meningkatnya kualitas pengawasan internal KONI untuk menegakkan peraturan yang berlaku dan memelihara kinerja yang optimal; Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia

23 8. Meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM, sarana prasarana, koordinasi, perencanaan, pengelolaan, pelaporan kinerja dan anggaran serta dukungan administratif lainnya bagi keberhasilan pelaksanaan tugas KONI; 9. Terwujudnya peran aktif KONI dalam mewujudkan perdamaian dan keamanan internasional sesuai filosofi Friendships Through Sport And Game For Peace, serta meningkatkan pembangunan ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, perindustrian dan investasi; 10. Ikut berpartisipasi aktif dalam upaya membina dan mengembangkan industri olahraga melalui kemitraan yang saling menguntungkan agar terwujud kegiatan olahraga yang mandiri dan profesional. 18 Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia

24 KONI KOMITE OLAHRAGA NASIONAL INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pencapaian prestasi atlet nasional di tingkat internasional

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan pencapaian

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

2017, No Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Repub

2017, No Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Repub No.1755, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPORA. Atlet dan Pelatih Atlet Berprestasi. Pengembangan Bakat Calon Atlet Berprestasi serta Pemberian Penghasilan dan Fasilitas. PERATURAN MENTERI PEMUDA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAGAAN KEOLAHRAGAAN

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAGAAN KEOLAHRAGAAN - 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAGAAN KEOLAHRAGAAN I. UMUM Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG. nasional di tingkat internasional, perlu melakukan penyempurnaan terhadap pengaturan mengenai

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG. nasional di tingkat internasional, perlu melakukan penyempurnaan terhadap pengaturan mengenai SALINAN PRESIDEN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2O1O TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan sebuah tantangan di era globalisasi sekarang ini. Sumber daya manusia tersebut, tidak hanya terbatas

Lebih terperinci

RANCANGAN GARIS BESAR PROGRAM KERJA PENGURUS BESAR FORKI TAHUN ANGGARAN

RANCANGAN GARIS BESAR PROGRAM KERJA PENGURUS BESAR FORKI TAHUN ANGGARAN RANCANGAN GARIS BESAR PROGRAM KERJA PENGURUS BESAR FORKI TAHUN ANGGARAN 2014-2018 I. PENDAHULUAN FORKI dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnyanya wajib mengembangkan pembinaan olahraga karate di

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI Pd Peringatan Hari Olahraga Nasional di Yogyakarta tgl. 17 Okt 2013 Kamis, 17 Oktober 2013

Sambutan Presiden RI Pd Peringatan Hari Olahraga Nasional di Yogyakarta tgl. 17 Okt 2013 Kamis, 17 Oktober 2013 Sambutan Presiden RI Pd Peringatan Hari Olahraga Nasional di Yogyakarta tgl. 17 Okt 2013 Kamis, 17 Oktober 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI OLAHRAGA NASIONAL DI STADION MANDALA

Lebih terperinci

PROPOSAL PENGAJUAN DANA HIBAH TAHUN ANGGARAN 2019

PROPOSAL PENGAJUAN DANA HIBAH TAHUN ANGGARAN 2019 1 PROPOSAL PENGAJUAN DANA HIBAH TAHUN ANGGARAN 2019 A. Latar Belakang Dalam jiwa yang sehat terdapat tubuh yang kuat, pepatah ini begitu menguatkan pola pikir sebagian besar manusia yang menganggap bahwa

Lebih terperinci

QANUN ACEH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KEOLAHRAGAAN ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

QANUN ACEH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KEOLAHRAGAAN ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG -1- QANUN ACEH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KEOLAHRAGAAN ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia dan merupakan keinginan yang dimiliki oleh setiap individu manusia.

I. PENDAHULUAN. manusia dan merupakan keinginan yang dimiliki oleh setiap individu manusia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dalam setiap kehidupan manusia dan merupakan keinginan yang dimiliki oleh setiap individu manusia. Pemerintah berkewajiban

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Sekilas Kementerian Pemuda dan Olahraga

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Sekilas Kementerian Pemuda dan Olahraga BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Sekilas Kementerian Pemuda dan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga mempunyai tugas menyelenggarakan urusan bidang pemuda dan olahraga dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi bagian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga olahraga menjadi sarana strategis

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL. Setiyawan ABSTRAK

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL. Setiyawan ABSTRAK IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL Setiyawan second.setiyawan@gmail.com ABSTRAK Sebagai Negara hukum Indonesia memiliki aturan hukum yang jelas dan diatur dalam perundangundangan.

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEJUARAAN OLAH RAGA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEJUARAAN OLAH RAGA PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEJUARAAN OLAH RAGA I. UMUM Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan

Lebih terperinci

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LOKA KARYA POLA PENGEMBANGAN ATLET JANGKA PANJANG MENUJU MULTI EVENT OLAHRAGA.

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LOKA KARYA POLA PENGEMBANGAN ATLET JANGKA PANJANG MENUJU MULTI EVENT OLAHRAGA. NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LOKA KARYA POLA PENGEMBANGAN ATLET JANGKA PANJANG MENUJU MULTI EVENT OLAHRAGA Oleh: Dr. Ria Lumintuarso, M.Si. NIP. 19621026 198812 1 001 Yogyakarta

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN - 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

Lebih terperinci

PRES I DEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017

PRES I DEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017 SALINAN PRES I DEN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. b. c. bahwa untuk meningkatkan pencapaian

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan dan Sasaran Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan dan Sasaran Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak abad kesepuluh, olahraga menembak berkembang pesat menjadi sebuah olahraga sosial dan rekreasi. Perkembangan ini terlihat dari masuknya cabang olahraga ini ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan menerangkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang. dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan menerangkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang. dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang? undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan menerangkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi? tingginya bagi masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga olahraga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga olahraga menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga olahraga menjadi sarana strategis

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 21 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PEMBINAAN OLAHRAGA TERPADU MELALUI SPORT TRAINING CENTER KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN PROVINSI JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang:

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN 1 SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1684 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1684 TAHUN 2015 TENTANG MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1684 TAHUN 2015 TENTANG PERSYARATAN PEMBERIAN PENGHARGAAN OLAHRAGA KEPADA OLAHRAGAWAN,

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang

BAB I. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktifitas berolahraga belakangan telah menjadi suatu hal yang fenomenal didunia yang menjadi bagian serta life style tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan modern olahraga telah menjadi tuntutan dan kebutuhan hidup agar lebih sejahtera. Olahraga diperlukan oleh manusia dalam kehidupan yang semakin

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBINAAN OLAHRAGA MAHASISWA MENUJU POMNAS ACEH 2015

STRATEGI PEMBINAAN OLAHRAGA MAHASISWA MENUJU POMNAS ACEH 2015 STRATEGI PEMBINAAN OLAHRAGA MAHASISWA MENUJU POMNAS ACEH 2015 Disampaikan pada : Rapat Kerja Bidang Kemahasiswaan Tahun 2015 Magelang, 12 Maret 2015 DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI JAWA TENGAH Kondisi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES, Menimbang: a. bahwa pembangunan di bidang keolahragaan merupakan

Lebih terperinci

Siaran Pers Kemenpora: Wakil Presiden Pimpin Rapat Asian Games 2018 di Kemenpora Rabu, 15 Maret 2017

Siaran Pers Kemenpora: Wakil Presiden Pimpin Rapat Asian Games 2018 di Kemenpora Rabu, 15 Maret 2017 Siaran Pers Kemenpora: Wakil Presiden Pimpin Rapat Asian Games 2018 di Kemenpora Rabu, 15 Maret 2017 Pasca ditetapkan sebagai Ketua Tim Pengarah Kepanitiaan Asian Games 2018, Wakil Presiden, Jusuf Kalla

Lebih terperinci

Ichsan Ahmadi

Ichsan Ahmadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut TAP MPR No. IV/MPR/1999 (GBHN), olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang bermaksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh, Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditunjang oleh atlet yang berbakat dalam cabang olahraga tertentu maka

BAB I PENDAHULUAN. ditunjang oleh atlet yang berbakat dalam cabang olahraga tertentu maka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prestasi yang tinggi merupakan hasil dari rangkaian proses latihan yang dilakukan secara sistematis. Program latihan yang sistematis apabila tidak ditunjang oleh atlet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah. Pengalaman zaman Orde Baru yang sarat akan penyelewengan

BAB I PENDAHULUAN. daerah. Pengalaman zaman Orde Baru yang sarat akan penyelewengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era reformasi, desentralisasi menguat sebagai upaya meningkatkan akuntabilitas, transparansi, efektifitas dan efisiensi kinerja pemerintahan daerah.

Lebih terperinci

RANCANGAN PROGRAM PEMBINAAN PRESTASI ATLET REMAJA DAN YUNIOR TAHUN 2007 S/D Oleh Eka Nugraha, Cs.

RANCANGAN PROGRAM PEMBINAAN PRESTASI ATLET REMAJA DAN YUNIOR TAHUN 2007 S/D Oleh Eka Nugraha, Cs. RANCANGAN PROGRAM PEMBINAAN PRESTASI ATLET REMAJA DAN YUNIOR TAHUN 2007 S/D 2011 Oleh Eka Nugraha, Cs. PENGURUS BESAR PERSATUAN ATLETIK SELURUH INDONESIA JAKARTA 2007 1 RANCANGAN PROGRAM PEMBINAAN PRESTASI

Lebih terperinci

2017, No Penyelenggaraan Keolahragaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomo

2017, No Penyelenggaraan Keolahragaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomo BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.130, 2017 KEMENPORA. Ilmu Pengetahuan. Teknologi Keolahragaan. Pengembangan. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG TATA

Lebih terperinci

URUSAN WAJIB PEMUDA DAN OLAHRAGA

URUSAN WAJIB PEMUDA DAN OLAHRAGA 4.1.18 URUSAN WAJIB PEMUDA DAN OLAHRAGA 4.1.18.1 KONDISI UMUM Sejalan dengan semangat desentralisasi, dengan pelimpahan kekuasaan dan wewenang yang lebih luas kepada Pemerintah Daerah, membuka kesempatan

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DAERAH

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DAERAH SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa Pembukaan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

SEBAGAI TESTOR TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD, SMP SE KABUPATEN SLEMAN DALAM RANGKA PENELITIAN SPORT DEVELOPMENT INDEX (SDI)

SEBAGAI TESTOR TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD, SMP SE KABUPATEN SLEMAN DALAM RANGKA PENELITIAN SPORT DEVELOPMENT INDEX (SDI) SEBAGAI TESTOR TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD, SMP SE KABUPATEN SLEMAN DALAM RANGKA PENELITIAN SPORT DEVELOPMENT INDEX (SDI) Oleh : Farida Mulyaningsih A. Nama Kegiatan : Penelitian Sport Development

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 36 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 36 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 36 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA KOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era globalisasi yang semakin dapat dirasakan dalam kehidupan seharihari, pola hidup dari dampak tersebut

Lebih terperinci

BUPATI LUWU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR

BUPATI LUWU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR 1 BUPATI LUWU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU, Menimbang : a. bahwa dalam upaya pencapaian

Lebih terperinci

GEDUNG OLAHRAGA AIR DI DENPASAR BAB 1 PENDAHULUAN

GEDUNG OLAHRAGA AIR DI DENPASAR BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Pada Bab 1 ini akan dijabarkan mengenai latar belakang diperlukannya Gedung Olahraga Air Di Denpasar, rumusan masalah, tujuan, serta metode penelitian yang dilakukan dalam penulisan Landasan

Lebih terperinci

P P L M Data dan Informasi Prestasi dan Cabang Olahraga Unggulan PPLP 2013 DATA DAN INFORMASI PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN

P P L M Data dan Informasi Prestasi dan Cabang Olahraga Unggulan PPLP 2013 DATA DAN INFORMASI PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN P P L M - 2 0 1 4 Data dan Informasi Prestasi dan Cabang Olahraga Unggulan PPLP 2013 w. k e m e n p o r a. g o. i d w w w. k e m e n p o r a. g o. i d DATA DAN INFORMASI PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN

Lebih terperinci

Pengurus Organisasi Kepemudaan Pengurus Kabupaten Cabang Olahraga

Pengurus Organisasi Kepemudaan Pengurus Kabupaten Cabang Olahraga Manajemen Olahraga Disampaikan pada Pelatihan Peningkatan Mutu Manajemen Organisasi bagi Pengurus OKP dan Pengkab Cabor di Kabupaten Magelang Magelang, 14 Mei 2014 Pengantar Bagaimana KITA sampai di sini?

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG PENDANAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG PENDANAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG PENDANAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa pembangunan

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1558, 2017 KEMENPORA. OPUD. Pembinaan dan Pengembangan. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

IV.B.8. Urusan Wajib Pemuda dan Olahraga

IV.B.8. Urusan Wajib Pemuda dan Olahraga 8. URUSAN PEMUDA DAN OLAH RAGA Pembangunan pemuda dan olahraga mempunyai peran strategis dalam mendukung peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Pemuda memiliki peran aktif

Lebih terperinci

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG ~ 1 ~ SALINAN BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN OLAHRAGA PRESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN Menimbang : a bahwa Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. olahraga merupakan hal mutlak yang esensial untuk. perkembanngan dan kemajuan hidup suatu bangsa. Betapa tidak Olahraga mampu

BAB I PENDAHULUAN. olahraga merupakan hal mutlak yang esensial untuk. perkembanngan dan kemajuan hidup suatu bangsa. Betapa tidak Olahraga mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Prestasi olahraga merupakan hal mutlak yang esensial untuk perkembanngan dan kemajuan hidup suatu bangsa. Betapa tidak Olahraga mampu mengangkat harkat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah bangsa dapat berdiri tegak diantara bangsa-bangsa lain di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah bangsa dapat berdiri tegak diantara bangsa-bangsa lain di dunia, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah bangsa dapat berdiri tegak diantara bangsa-bangsa lain di dunia, salah satunya dengan pencapaian prestasi yang tinggi dibidang olahraga. Prestasi olahraga memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam perkembangan dunia olahraga akhir-akhir ini terutama di Indonesia sedang mengalami kemunduruan, dapat dilihat dari menurunnya prestasi atlet-atlet Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lebih lanjut pasal 29 menyebutkan bahwa untuk melaksanakan tugas pokok

BAB I PENDAHULUAN. Lebih lanjut pasal 29 menyebutkan bahwa untuk melaksanakan tugas pokok 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Dinas Pemuda dan Olahraga (selanjutnya disingkat DINPORA) Provinsi Jawa Tengah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PANITIA NASIONAL PENYELENGGARA SOUTH EAST ASIAN GAMES (SEA GAMES) XXVI TAHUN 2011 DAN ASEAN PARA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang : a. bahwa pembangunan keolahragaan di Lampung diarahkan

Lebih terperinci

NARASI KEGIATAN LOKAKARYA PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIH DAN INSTRUKTUR SERTA TENAGA PENDIDIKAN DAN PENDUKUNG

NARASI KEGIATAN LOKAKARYA PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIH DAN INSTRUKTUR SERTA TENAGA PENDIDIKAN DAN PENDUKUNG NARASI KEGIATAN LOKAKARYA PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIH DAN INSTRUKTUR SERTA TENAGA PENDIDIKAN DAN PENDUKUNG Oleh: Dr. Ria Lumintuarso, M.Si. NIP. 19621026 198812 1 001 Hotel Patra Jasa Semarang 2-5 Desember

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PROGRAM EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SEKOLAH SEBAGAI FAKTOR PENDUKUNG OLAHRAGA PRESTASI. Aris Fajar Pambudi, M.Or.

PENGELOLAAN PROGRAM EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SEKOLAH SEBAGAI FAKTOR PENDUKUNG OLAHRAGA PRESTASI. Aris Fajar Pambudi, M.Or. PENGELOLAAN PROGRAM EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SEKOLAH SEBAGAI FAKTOR PENDUKUNG OLAHRAGA PRESTASI Aris Fajar Pambudi, M.Or. (FIK UNY) arisfajar22@gmail.com ABSTRAK Tulisan ini merupakan kajian mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Pemuda dan Olahraga untuk menyusun dan merumuskan.kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Pemuda dan Olahraga untuk menyusun dan merumuskan.kebijakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peraturan daerah Kota Bogor Nomor 3 tahun 2010 mewajibkan Kepala Kantor Pemuda dan Olahraga untuk menyusun dan merumuskan.kebijakan di bidang Kepemudaan dalam Renstra

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat sekarang ini olahraga sangat digemari banyak orang diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat sekarang ini olahraga sangat digemari banyak orang diseluruh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini olahraga sangat digemari banyak orang diseluruh dunia dari mulai usia dini, dewasa maupun lansia baik pria ataupun wanita, sehingga

Lebih terperinci

Uji keberbakatan atlet panahan usia tahun melalui sport search

Uji keberbakatan atlet panahan usia tahun melalui sport search Uji keberbakatan atlet panahan usia 12 14 tahun melalui sport search ( Studi Komparatif Anak Berbakat dan Tidak Berbakat Pada Siswa SMP di Cengkareng Timur Jakarta Barat ) Diajukan oleh : Ramdan Pelana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan olahraga dapat dilihat melalui beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan olahraga dapat dilihat melalui beberapa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pembangunan olahraga dapat dilihat melalui beberapa indikator atau tolak ukur, antara lain tingkat partisipasi olahraga, kesadaran masyarakat

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 87 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 87 TAHUN 2008 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS KEPEMUDAAN DAN KEOLAHRAGAAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung 48 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung Terbentuknya Dispora mengacu pada Undang-Undang no 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PANITIA NASIONAL PENYELENGGARAAN PERTANDINGAN OLAHRAGA PANTAI TINGKAT ASIA DI BALI (BALI ASIAN BEACH GAMES ORGANIZING COMMITTEE ) TAHUN 2008 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, Menimbang : a. bahwa pembangunan keolahragaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA -1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, Menimbang : a. bahwa salah satu

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL DAFTAR ISI Hal Menimbang... 1 Mengingat... 1 BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI BAB VII KETENTUAN UMUM Pasal

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT. PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 14 TAHUN 2017 LAMPIRAN : 1 (satu) TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT. PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 14 TAHUN 2017 LAMPIRAN : 1 (satu) TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 14 TAHUN 2017 LAMPIRAN : 1 (satu) TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN OLAHRAGA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN MUSI BANYUASIN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN MUSI BANYUASIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN MUSI BANYUASIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI BANYUASIN,

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA TAHUN 2014

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa Pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Background Study dalam Rangka Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun Bidang Olahraga

Background Study dalam Rangka Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun Bidang Olahraga Background Study dalam Rangka Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 2014 Bidang Olahraga Direktorat Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Email: dadang@bappenas.go.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara (juga dikenal sebagai Sea

BAB I PENDAHULUAN. Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara (juga dikenal sebagai Sea 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara (juga dikenal sebagai Sea Games), adalah peristiwa multi-olahraga dua tahunan yang melibatkan peserta dari 11 negara

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Kubu Raya merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas kinerja yang dilaksanakan serta sebagai alat kendali dan penilaian

Lebih terperinci

BAB I AWAL MULA. hidup mereka yang memang dapat menghasilkan manfaat bagi tubuh pelakunya.

BAB I AWAL MULA. hidup mereka yang memang dapat menghasilkan manfaat bagi tubuh pelakunya. BAB I AWAL MULA 1.1 LATAR BELAKANG Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Olahraga memiliki pengertian sebagai gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh (seperti sepak bola, berenang,

Lebih terperinci

RANCANGAN PROGRAM PEMBINAAN PRESTASI ATLET YUNIOR TAHUN 2007 S/D Oleh Eka Nugraha, Cs. BIDANG PEMBINAAN PRESTASI ATLET YUNIOR PB PASI

RANCANGAN PROGRAM PEMBINAAN PRESTASI ATLET YUNIOR TAHUN 2007 S/D Oleh Eka Nugraha, Cs. BIDANG PEMBINAAN PRESTASI ATLET YUNIOR PB PASI RANCANGAN PROGRAM PEMBINAAN PRESTASI ATLET YUNIOR TAHUN 2007 S/D 2011 Oleh Eka Nugraha, Cs. BIDANG PEMBINAAN PRESTASI ATLET YUNIOR PB PASI RANCANGAN PROGRAM PEMBINAAN PRESTASI ATLET YUNIOR TAHUN 2007 S/D

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2013 2.1 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L No. 1449, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPORA. Sentra Pemberdayaan Pemuda. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG SENTRA PEMBERDAYAAN PEMUDA DENGAN

Lebih terperinci