Penelitian. Bersama UKM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penelitian. Bersama UKM"

Transkripsi

1 3 Penelitian Bersama UKM 21

2 Penelitian Pembakaran Batubara Sumarjono Bermula dari Silaturahmi ke Daerah Tak pernah terpikirkan dalam benak saya bahwa suatu saat, setelah saya pulang dari Australia, justru saya akan bertualang mengelilingi Indonesia. Masuk dari satu desa ke desa lainnya. Bertemu dengan beragam budaya. Bertemu orang dari pelbagai suku, daerah, dan corak budaya. Ini tidak lain adalah hasil penelitian di Cikarang yang menggema ke daerah-daerah lain. Tahun itu, pada tahun 1990-an, ada rasa senang ketika saya ditugaskan melakukan penelitian yang hasilnya digunakan langsung oleh Usaha Kecil Menengah (UKM) yang dikerjakan oleh masyarakat. Ada rasa syukur, ketika hasil jerih payah kita bermanfaat bagi orang lain. Tahun-tahun itu, saya fokus meneliti Batu bara. Tahun di mana penelitian begitu menyenangkan. Ketika Pemerintahan Daerah berduyun-duyun melakukan kerja sama dengan kami, para Peneliti tekmira. Diajukan namanama UKM yang harus kami bimbing. Ini merupakan hal baru bagi saya, bagaimana harus membimbing UKM. Membina UKM memiliki tantangan tersendiri. Tujuan dari penelitian saya di UKM adalah agar UKM dapat menggunakan teknologi yang berkualitas guna menghasilkan produk yang berkualitas pula. Dari pelaku UKM, saya banyak sekali mendapat pelajaran berharga yang berguna untuk Peneliti. Ada beberapa wilayah yang saya kunjungi dalam rangka untuk mendukung UKM. Kegiatan itu dikoordinir oleh Pemerintah Daerahnya masing-masing. Beberapa diantaranya dengan Dinas Pertambangan Propinsi Jawa Tengah, Dinas Perindustrian Kabupaten Tegal, Dinas Perindustrian Provinsi Jawa Timur, Dinas Perindustrian Kabupaten Sarolangun, Bangko, dan Dinas Perindustrian Kota Bekasi. Kemudian juga Bengkulu, Lampung, Banten, Sukabumi, Plered, Jatiwangi,Tasikmalaya, Wonogiri, Rembang, Jember, Ambulu. Pemanfaatan hasil penelitian untuk UKM umumnya terselenggara atas fasilitas dari Pemda, namun terkadang ada juga masyarakat yang dengan antusias datang kepada tekmira. Tentunya, saya siapkan semaksimal mungkin ilmu dan hasil penelitian untuk diterapkan. Hasil penelitian tersebut dimanfaatkan untuk pembakaran bata, genteng, dan kapur di industri kecil, juga beberapa UKM. 22

3 Penelitian Bersama UKM Sebenarnya, tugas utama kami adalah memberikan bimbingan proses pembakaran agar hasilnya memuaskan. Tapi, dalam perjalanannya, kami juga belajar banyak hal dari mereka. Ada ilmu-ilmu yang ternyata tidak kita dapat dalam dunia akademik dan baru kita dapat, ketika terjun di masyarakat. Memang, tugas melakukan bimbingan di desa tak semudah dibayangkan. Karenanya, semuanya membutuhkan proses. Proses ini yang sangat menyenangkan sekaligus menegangkan. Menyenangkan karena kita bertemu masyarakat, dan hasil penelitian kita bermanfaat. Menegangkan karena kehadiran kita di sana belum tentu diterima atau bahkan mengalami kegagalan karena di tiap daerah teknik yang harus diterapkan berbeda-beda. Arti gagal di UKM adalah di cibir, di sorak, cemooh sehingga keringat dingin dibuatnya. Untuk mengatasi hal ini diperlukan pendekatan-pendekatan khusus. Kita datang sebagai mitra, bukan sebagai pengajar. Hilangkan kesan menggurui di hadapan masyarakat. Dengan itu, pintu rumah mereka akan terbuka lebar. Bahkan, kita bisa belajar banyak dari mereka. Anggapan bahwa orang kota itu sok tahu dan kurang ilmunya memang harus kita terima pada awalnya. Pendekatan Non-Formal dengan Keilmuan Formal Untuk masuk ke arena UKM, ada pendekatan khusus. Kita bertemu dengan para tokohnya. Kita duduk bersama. Kita makan bersama. Itulah yang namanya silaturahim. Semua dilakukan dalam suasana informal. Kita mengobrol, diskusi, lama-lama kesan menggurui orang kota itu akan hilang. Yang paling penting dalam melakukan penelitian dengan UKM ialah kita dekat dulu dengan mereka. Kehadiran kita menjadi bagian dari mereka. Barulah setelah itu, kita masuk pada penerapan hasil penelitian kita melalui contoh-contoh cerita sukses di daerah daerah lain. Ini namanya serangan pinggir. Setelah serangan-serangan pinggir berhasil, kita masuk gelanggang. Menerima berbagai pertanyaan dan memberi jawaban-jawaban yang memuaskan tokoh-tokoh UKM tersebut. Setelah uji coba berhasil memuaskan kondisi akan berbalik, kehadiran kita di elu-elukan dan mendapat sebutan Bapak Guru ini adalah salah satu buah manis dari kegiatan penelitian. 23

4 Penelitian Pembakaran Batubara Sumarjono Membimbing UKM dengan Penerapan Teknologi Tepat Guna Teknologi dan proses-proses di UKM dikembangkan atau berkembang berdasarkan pengalaman yang turun temurun bertahun-tahun. Pada umumnya perkembangannya telah mencapai standar yang dapat diterima oleh pasar setempat yaitu masyarakat sekitar. Tentunya standar tersebut akan dapat bertahan jika tidak ada kompetitor. Kompetisi dapat datang dari pihak-pihak yang lebih unggul dan keunggulan tersebut tidak dimiliki oleh kalangan UKM. Hal penting yang belum dimiliki oleh UKM adalah sentuhan-sentuhan yang lebih ilmiah dan teknologi yang lebih tinggi. Jadi untuk meningkatkan standar produk UKM diperlukan bantuan dukungan teknologi yang lebih maju yang dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas, kualitas, penampilan yang selalu up to date dan syarat-syarat lain dalam ilmu marketing modern. Hal ini penting dengan trend globalisasi yang semakin cepat saat ini. Jika UKM kita dibiarkan sendiri tanpa pembinaan lama kelamaan akan mendapatkan resiko menghilang dari peredaran. Biasanya yang dapat bertahan adalah produk-produk yang spesifik dikelola oleh SDM yang spesifik, bersumber dari bahan baku khusus dari daerah tertentu yang khas. Penuh Tantangan Seperti yang saya kisahkan bahwa banyak UKM di daerah-daerah yang bekerja sama dengan tekmira. Dalam proses kunjungan saya ke daerah-daerah itu, Alhamdulillah, hampir setiap Provinsi di Indonesia, kaki ini telah menjejak di sana. Bengkulu, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur dan masih banyak lagi. Dalam proses ini, ada hal yang menarik pada tiap daerah, khususnya tentang penggunaan bahasa daerah. Di pelosok-pelosok desa, tentunya masih banyak masyarakat yang berbicara dengan bahasa daerahnya masing-masing. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami. Bagaimana rasanya, saya masuk ke dalam suatu wilayah dan harus menjelaskan dengan bahasa kita, dan dapat dimengerti oleh mereka. Di sisi lain, kita harus mengerti apa yang dijelaskan mereka dengan bahasa masingmasing. Bahasa ini memang unik. 24

5 Penelitian Bersama UKM Mengerti bahasa daerah adalah salah satu modal seorang peneliti. Tak jarang, mereka menggunakan campuran bahasa isyarat untuk menjelaskan sesuatu. Masing-masing bahasa punya kekhasan tersendiri. Perbendaharaan bahasa daerah memang kurang mengakomodasi penjelasan-penjelasan istilah teknik dan ilmiah. Kalau saya bisa bahasa derah tersebut, saya jelaskan dengan bahasa daerah tersebut. Sebagai contoh, saya menjelaskan makna konsentrasi terlarut pada saat berada di sentra industri gula merah di Jawa Barat. Dalam bahasa sunda, istilah ilmu-ilmu kimia sulit ditemukan dalam perbendaharaan katanya. Jadi bagaimana? Akhirnya saya menggunakan bahasa isyarat yang digabung dengan bahasa sunda. Untuk menjelaskan konsentrasi saja, saya bilang eta nu samisal gula lebet kana cai." Karena mau bagaimana lagi, tak ada kosakata konsentrasi dalam bahasa sunda. Selain itu, memang, bahasa daerah memiliki keterbatasan dalam menjelaskan beberapa istilah ilmiah. Misal, mencair dan melebur berbeda artinya. Namun, dibahasa sunda, itu bisa menjadi sama, Karenanya, selain perlu menguasai bahasa, kita juga perlu memberi isyarat-isyarat agar mereka mengerti. Kita juga harus mengerti istilah-istilah dalam bahasa Sunda: marong, ruhay, ruhak, cemong, geunek, dll. Keberhasilan, Buah Manis dari Ketekunan Ada beberapa pengalaman penerapan hasil penelitian pada masyarakat dan pelaku UKM di desa-desa yang saya terlibat langsung di dalamnya. Seperti yang saya ceritakan sebelumnya, ada pengalaman-pengalaman dimana masyarakat ternyata menolak kami yang datang ingin membantu mereka. Tapi, pada akhirnya, Alhamdulillah, kami diterima dan semoga hal ini bermanfaat. Pernah, saat pembimbingan mengenai pembakaran genteng dan bata untuk UKM di daerah Cikarang. Masyarakat dan pelaku UKM ternyata memboikot kami. Mereka tidak bersedia mendukung penelitian yang akan dilakukan. Akhirnya kami coba diskusi dengan beberapa orang, namun kami hanya 25

6 Penelitian Pembakaran Batubara Sumarjono berhasil mengajak satu orang saja. Sisanya bersungut-sungut dengan program penelitian kami dan menganggap ini adalah kegiatan yang mubazir. Mereka, masyarakat desa menganggap bahwa orang kota itu tak tahu apaapa tentang pekerjaan pembuatan batu bata dan genteng kecuali hanya petantang petenteng dengan banyak instruksi yang aneh-aneh bagi mereka. Hanya satu orang tadi yang kami bimbing melakukan pembuatan genteng selama tiga bulan. Eh, ternyata hasilnya bagus sekali. Kualitas bata dan gentengnya jauh lebih bagus dibandingkan yang menggunakan kayu bakar. Karena asap batu bara yang selama ini mengakibatkan bata-genteng menjadi kusam (geunek) dengan teknik pembakaran batu bara yang benar dapat dibakar dengan baik, menimbulkan energi dan panas yang menaikkan mutu bata-genteng. Barulah, setelah masyarakat melihat hasilnya, mereka semua pada datang dan malah menggunakan batu bara untuk pembakarannya. Selain pembakaran genteng dan bata di Cikarang, kami juga melakukan pembimbingan pembakaran kapur di Tasikmalaya dan Padalarang, Jabar. Saat di Tasikmalaya, kejadian yang mirip di Cikarang terjadi lagi. Mereka mengeluh karena sudah pernah mencoba membakar dengan batu bara, namun tidak berhasil. Mengetahui kami datang dengan pembakaran batu bara, ya terang saja mereka tidak semangat. Pernah gagal dengan batu bara membuat mereka resistant. Setelah saya pelajari, sebenarnya akar masalahnya adalah mereka tidak berhasil membakar batu bara dengan cepat, karena menggunakan batu bara bongkahan, berbeda dengan pembakaran batubata/genteng, untuk membakar kapur perlu temperatur tinggi diatas 900 o C, jadi harus menggunakan batu bara tepung, khususnya untuk tungku-tungku kapur di Tasikmalaya yang berupa tungku pendam. Dengan tungku seperti ini maka batu bara tepung dengan teknik co-firing dengan kayu bakar menghasilkan efisiensi energi yang jauh lebih besar, kematangan kapur yang baik dengan waktu yang lebih cepat. Secara kimia, asap dari pembakaran batu bara adalah sumber energi juga. Jika kita bisa mengelola pembakaran sehingga menekan jumlah asap yang 26

7 Penelitian Bersama UKM muncul, maka akan kelihatan manfaat nyata dari batu bara. Inilah yang menjadi entry point kami ketika itu. Kita berupaya menunjukkan bagaimana cara mengelola pembakaran dengan baik sehingga hasil pembakarannya lebih bersih dan pemanfaatan energinya optimal. Sebelumnya, pembakaran dengan batu bara malah merusak produk mereka karena genteng yang mereka produksi jadi hitam dan leleh atau berubah bentuk akibat asap. Dengan membuktikan hasil yang lebih baik melalui pembakaran batu bara yang efisien, barulah mereka bersedia untuk dibimbing. Ada juga pengalaman saya di Kebumen. Ketika itu kasusnya adalah pembakaran genteng dan batu bata dengan batu bara. Kejadiannya kurang lebih sama. Pembakaran yang dilakukan selama ini boros dan berasap. Lalu dikenalkan hasil penelitian yang sudah kita lakukan. Menyaksikan pembakaran yang bersih dan hemat energi melalui teknik cofiring batu bara dengan kayu, mereka pun sangat senang dan menyambut metode yang kita tawarkan. Terlebih lagi produk genteng dari hasil pembakaran dengan batu bara suara ketukannya lebih nyaring, menunjukkan mutu yang lebih baik. Lain lagi dengan pengalaman di Bengkulu, di sentra industri gula merah. Sesuai dengan kondisi batu bara setempat, jenis high volatile C bituminous, kami gunakan tungku pirolisis pemanas ganda, sehingga asap batu bara yang banyak dapat dibakar dengan baik, menghasilkan proses pengentalan nira yang cepat dan efisien dengan produk gula yang kering dan manis. Sebelum waktu ashar, proses sudah beres. Hal ini betul-betul menggembirakan orangorang desa di sana. Biasanya mereka bekerja sampai maghrib, sesuatu yang tidak di sukai, mereka ingin sebelum maghrib badan sudah mandi, bersih, wangi siap beribadah, sesuai dengan adat di daerah Bengkulu. Biasanya produk gula mereka agak lembab dan agak sedikit asam. Itu adalah akibat pemasakan yang terlalu lama karena kayu bakar kurang baik. Kayu bakar yang baik mahal harganya. Dengan pemasakan yang terlalu lama, nira mengalami fermentasi yang menghasilkan cuka. Dengan adanya cuka, gula sulit kering dan kurang manis. Para pengrajin berterimakasih dengan ilmu baru itu. Ada juga yang diam saja, mungkin pikirannya, ini orang-orang kota petantang-petenteng tapi 27

8 Penelitian Pembakaran Batubara Sumarjono bisa juga bikin gula yang baik... Itulah sedikit sentuhan ilmiah, kualitas proses dan produk di UKM dapat ditingkatkan. Kendala yang Masih Menghantui Untuk sosialisasi lebih lanjut pemanfaatan batu bara untuk UKM mendapatkan kendala yang cukup berat, kendala tersebut adalah: 1. Pasokan dan distribusi batu bara Walaupun Indonesia mempunyai cadangan batu bara yang cukup banyak, tetapi setelah ekspor besar-besaran beberapa tahun, sekarang yang tersisa adalah batu bara peringkat rendah, setidaknya itulah yang sekarang beredar di pasaran dalam negeri. Kadang-kadang masih dioplos lagi dengan tanah penutup tambang atau kotoran lain karena harga jual di dalam negeri rendah. 2. Daya beli energi lemah Daya beli energi kalangan UKM bahkan juga industri menengah rendah karena adanya sumber-sumber energi lain yang murah, seperti: Gas elpiji 3 kg yang disubsidi Kayu bakar yang bebas dikumpulkan dari mana saja, tidak perlu investasi untuk menanamnya. Bahan bakar dari limbah, seperti potongan-potongan sandal, ban bekas, sampah-sampah polimer, dll walaupun menimbulkan polusi saat pembakarannya. Hikmah Meneliti Bersama UKM Ajang Pengasahan Naluri Kepenelitian Saya Sifat proses produksi di UKM relatif lebih manual, oleh karenanya peralatan dan prosesnya lebih bersifat telanjang sehingga dengan jelas dapat dipelajari secara visual. Berinteraksi dengan UKM, khususnya pengembangan teknologi pembakaran batu bara di UKM selama bertahun-tahun telah memberi banyak pengalaman visual yang tentunya tidak secara lengkap digambarkan dalam buku-buku literatur. Kita bisa mendapatkan visualisasi, bagaimana: 28

9 Penelitian Bersama UKM Api keluar dari batu bara Interaksi api batu bara dengan udara pembakar Radiasi api batu bara, udara pembakar, interaksi dengan lingkup sekitarnya dalam dapur pembakaran Perubahan tekanan dengan radiasi dan draft Aliran panas dalam rancangan dapur Pengaruh draft cerobong, damper, akumulasi temperatur Pengaruh draft, tekanan udara, sifat reduksi, oksidasi dan akibat terhadap refraktory Dan banyak lagi peristiwa-peristiwa fisika dan kimia pembakaran Dengan mengkombinasikan visualisasi tersebut dengan background ilmu-ilmu fisika, kimia dan batu bara maka kegiatan-kegiatan tersebut bisa jadi lebih nampak terang benderang dan sungguh mengasyikkan. Parameter-parameter tersebut menunjang dan meningkatkan ketelitian dalam pekerjaan-pekerjaan desain dan rekayasa unit-unit pembakar, oven, dapur dan kombinasi-kombinasinya. Pengalaman-pengalaman ini dapat memperkaya wawasan keilmuan dan lebih mempertajam naluri untuk pekerjaan-pekerjaan penelitian dan pengembangan. Saya belajar banyak dari para operator UKM di lapangan yang meskipun bekal pendidikan mereka relatif kurang tetapi nalurinya betul-betul terasah. Naluri yang saya maksud dalam hal ini adalah pemahaman yang sudah menyatu dengan perasaan kita. Dengan begitu, orang yang memiliki naluri tinggi dalam satu bidang, ia hanya perlu melibatkan perasaannya saja untuk menentukan suatu ukuran. Sebagai contoh, untuk mengetahui pembakaran genteng, bata, atau kapur dalam tungku sudah final dengan produk yang sudah matang, atau masih memerlukan pembakaran lebih lanjut. Seorang peneliti biasanya menggunakan alat pengukur panas berupa thermokopel, atau termometer optik dengan kriteria besaran panas tertentu. Untuk pelaku di industri kecil, peralatan ini tidak dikenal. Ternyata mereka juga mampu untuk mengetahui dengan akurat, kapan barang-barang tersebut sudah matang 29

10 Penelitian Pembakaran Batubara Sumarjono untuk menghentikan pembakaran. Indikator-indikator yang biasa dipakai antara lain: Bayangan aliran gas panas: dilihat volumenya, intensitas getarannya, distribusinya di permukaan tungku; Indikator warna, kombinasi warna-warna, tingkat kecerahan, tingkat silau ke mata; Pantulan suara. Bata, genteng, atau kapur dapat memberikan bunyi jika dipukul, diketuk, atau dijatuhkan dan ternyata bunyi yang dihasilkan dapat memberi indikasi tingkat kematangan. Bantuan air ludah; Kadang-kadang pengrajin meludah ke dalam tungku yang panas. Ternyata dia mengamati intensitas buih yang terjadi dan kecepatan menguapnya air ludah di permukaan tungku, untuk kemudian dapat memutuskan berapa jam lagi pembakaran dihentikan. Jadi, pelaku di industri kecil ternyata juga mampu untuk melakukan evaluasi suatu proses pembakaran tanpa menggunakan alat-alat ukur. Indikatorindikator di atas dievaluasi secara integral menghasilkan keputusan yang cukup akurat. Kadang-kadang cara ini lebih unggul karena bersifat bulky test, sedangkan pengukuran dengan alat ukur kadang-kadang bersifat spot test jika kurang seksama sehingga kurang representatif untuk bulk sample. Hal ini juga menunjukkan bahwa orang yang tidak sekolah pun, ternyata dikaruniai akal dan naluri yang dapat dipertajam melalui pengalaman yang panjang. Pada umumnya perajin UKM di pedesaan hanya mengenyam pendidikan SD dan itu pun banyak yang tidak tamat. Ternyata, pendidikan kognitif tidak memberikan kesempatan kepada kita mengasah naluri tadi. Sedangkan mereka yang sehari-hari terlibat dengan pekerjaan yang sama bisa menyatukan perasaan mereka sehingga nalurinya terbangun dari kuatnya pengalaman. Sepanjang proses, inilah yang saya rasakan, semakin lama, semakin terasa. Saya rasa, mungkin inilah salah satu bentuk keadilan Tuhan. Ia memberikan kesempatan kepada kita yang menempuh pendidikan memahami seluk-beluk 30

11 Penelitian Bersama UKM ilmu. Lalu memberikan kesempatan kepada mereka yang tidak banyak belajar keilmuan tetapi bisa mendalami nalurinya. Bagi peneliti, naluri itu penting sekali kita asah karena amat membantu kita pada setiap tahap penelitian. Mulai dari mencari ide hingga menguji hasil penelitian. Mengasah naluri penelitian hanya bisa kita peroleh dengan ketekunan dan juga pengalaman penelitian khususnya pengalaman visual. Kombinasi naluri yang kuat dan background ilmu pengetahuan yang mumpuni dan pengalaman yang baik menghasilkan perpaduan yang sangat bagus. Ketiganya saling mengisi, membentuk landasan yang kuat untuk penelitian dan pengembangan, khususnya pengembangan proses dan rekayasa. Dengan landasan yang kuat ini, kegagalan desain,rekayasa dan proses dapat diminimalisasi menghasilkan produktifitas kerja litbang yang lebih tinggi. Inilah nantinya yang akan melancarkan proses dan manajemen penelitian untuk selalu on the right track Namun, jangan sampai dilupakan bahwa seorang peneliti itu adalah pemantau proses. Kita harus terlibat dan terjun langsung dari awal hingga penelitian selesai. Sebab, mata seorang peneliti tak dapat digantikan oleh orang lain. Kita tidak bisa menitipkan proses penelitian pada orang lain. Semua proses harus dilalui dan dihayati bahkan dinikmati. Kita, peneliti adalah prosesor, bukan sekedar sensor. Pengalaman yang baik adalah pengalaman yang sudah diolah oleh prosesor yang berkualitas. Setelah melewati proses panjang, barulah kita simpulkan sendiri hasil penelitian tersebut. Menemukan Cyclone Burner Selama di UKM, ada kecenderungan pasokan batu bara kalori agak tinggi semakin langka, sehingga semakin sulit untuk memperoleh batu bara bongkahan. Setelah batu bara kalori tinggi habis diekspor, yang tersisa untuk konsumsi dalam negeri adalah batu bara peringkat rendah yang bernilai kalori rendah. Batu bara jenis ini mudah hancur menjadi butir-butir halus selama transpor dan handling. Perlu teknologi lain untuk memanfaatkan batu bara jenis ini. Saya tertarik untuk memanfaatkan teknik pembakar siklon dari Babcock, Wilcox. Tetapi teknik ini tidak bisa digunakan untuk membakar 31

12 Penelitian Pembakaran Batubara Sumarjono batu bara peringkat rendah, walaupun unggul dalam turbulensinya. Jadi diperlukan beberapa penyesuaian dari teknologi ini untuk dapat digunakan membakar batu bara peringkat rendah Indonesia. Untuk maksud ini di buat alat pembakar siklon seperti gambar berikut. Dilengkapi dengan blower dan corong pemasukan batu bara. Gambar prototipe awal pembakar siklon Selama percobaan dengan dibantu beberapa teknisi, hasilnya belum stabil. Kadang-kadang tidak menyala, atau tiba-tiba menyala, menghilang kembali, gelap, berasap. Tetapi berkat pengalaman main api batu bara beberapa tahun di UKM, hal-hal tersebut tidak menyurutkan semangat untuk terus dicoba. Suatu saat kena juga rahasianya, interaksi tepung batu bara dengan kayu yang terbakar dengan sisa arangnya adalah makanan yang dicari tepung batu bara peringkat rendah. Kejadian ini ternyata bersifat kebetulan, karena setelah di ulang-ulang di hari lain di tempat lain tidak selalu dapat berulang dengan baik. Jadi tugas kami adalah mencari akar utamanya sehingga dengan pedoman utama tersebut pembakaran batu bara peringkat rendah dengan pembakar siklon akan selalu berhasil, di mana saja, kapan saja. Disinilah kemampuan seorang peneliti diuji untuk dapat mengamati fenomena yang terjadi, mengurai parameter-parameter penentunya, dan 32

13 Penelitian Bersama UKM mengendalikan parameter-parameter tersebut sehingga dapat bersinergi untuk menghasilkan proses pembakaran batu bara peringkat rendah dalam pembakar siklon dengan stabil. Salah satu keberhasilan yang menentukan saat itu adalah suatu kebetulan. Saat itu tepung batu bara yang di miliki berukuran -30 mesh, karena kebetulan alat giling batu bara yang dimiliki hanya menghasilkan tepung -30 mesh langsung. Ternyata sampai bertahun-tahun kemudian parameter ini masih tetap berlaku, tidak bisa terlalu kasar atau terlalu halus yang mengakibatkan api mati. Selanjutnya terus dilakukan penelitian-penelitian lanjutan untuk meneliti parameter-parameter lainnya sehingga pembakar siklon dengan sebagian besar karakteristiknya telah diketahui, dan kemampuan mendesain, membuat SOP-nya, telah dimiliki untuk berbagai jenis pembakar siklon. Dengan mengandalkan pengalaman-pengalaman di UKM, dilatar belakangi keilmuan dan teknologi yang relevan disertai dengan naluri yang menuntun dan doa kepada Yang Maha Berilmu maka teknik pembakar siklon telah berkembang dengan cepat mulai dari skala mini 4-8 kg sampai 6000kg/jam atau lebih untuk melayani berbagai jenis fasilitas industri di berbagai jenis industri. Di kembangkan pula peralatan penunjang pembakar siklon dan asesoris-asesorisnya. 33

Empat Puluh Tahun Pengabdian

Empat Puluh Tahun Pengabdian 2 Empat Puluh Tahun Pengabdian 9 Penelitian Pembakaran Batubara Sumarjono Langkah Awal Menjadi Peneliti Perjalanan karier sebagai Peneliti di mulai sejak menjadi Karyawan Harian 1 Desember 1973 di BPTPBG,

Lebih terperinci

Terjun Menjadi Peneliti Industri

Terjun Menjadi Peneliti Industri 4 Terjun Menjadi Peneliti Industri 35 Penelitian Pembakaran Batubara Sumarjono Dengan naiknya harga BBM di industri pada tahun 2005 secara drastis terjadi goncangan di kalangan industri menengah dan besar.

Lebih terperinci

Pembakaran Batu bara

Pembakaran Batu bara Penelitian Pembakaran Batu bara Menyeimbangkan Keilmuan, Manajemen, dan Insting dalam Penelitian Sumarjono Pengantar Pengetahuan adalah milik publik sehingga setiap orang berhak memilikinya dan mengambil

Lebih terperinci

Proses Pembakaran Dalam Pembakar Siklon Dan Prospek Pengembangannya

Proses Pembakaran Dalam Pembakar Siklon Dan Prospek Pengembangannya 5 Proses Pembakaran Dalam Pembakar Siklon Dan Prospek Pengembangannya 43 Penelitian Pembakaran Batubara Sumarjono Tahap-tahap Proses Pembakaran Tahap-tahap proses pembakaran batu bara adalah : pemanasan

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20

PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20 TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20 Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 AREN (Arenga pinnata) Pohon aren (Arenga pinnata) merupakan pohon yang belum banyak dikenal. Banyak bagian yang bisa dimanfaatkan dari pohon ini, misalnya akar untuk obat tradisional

Lebih terperinci

CO-FIRING BATUBARA - BIOMASSA MENGGUNAKAN PEMBAKAR SIKLON SEDERHANA UNTUK INDUSTRI KECIL-MENENGAH. Ikin Sodikin

CO-FIRING BATUBARA - BIOMASSA MENGGUNAKAN PEMBAKAR SIKLON SEDERHANA UNTUK INDUSTRI KECIL-MENENGAH. Ikin Sodikin CO-FIRING BATUBARA - BIOMASSA MENGGUNAKAN PEMBAKAR SIKLON SEDERHANA UNTUK INDUSTRI KECIL-MENENGAH Ikin Sodikin Pusat Penelitan dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara ikin@tekmira.esdm.go.id S

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI

LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI OLEH : ANDY CHRISTIAN 0731010003 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. diperbahurui makin menipis dan akan habis pada suatu saat nanti, karena itu

PENDAHULUAN. diperbahurui makin menipis dan akan habis pada suatu saat nanti, karena itu PENDAHULUAN Latar Belakang Energi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan saat ini konsumsi meningkat. Namun cadangan bahan bakar konvesional yang tidak dapat diperbahurui makin menipis dan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi pada saat ini dan pada masa kedepannya sangatlah besar. Apabila energi yang digunakan ini selalu berasal dari penggunaan bahan bakar fosil tentunya

Lebih terperinci

1. Pengertian Perubahan Materi

1. Pengertian Perubahan Materi 1. Pengertian Perubahan Materi Pada kehidupan sehari-hari kamu selalu melihat peristiwa perubahan materi, baik secara alami maupun dengan disengaja. Peristiwa perubahan materi secara alami, misalnya peristiwa

Lebih terperinci

BAB 7 PERUBAHAN SIFAT BENDA. Kamu dapat menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap.

BAB 7 PERUBAHAN SIFAT BENDA. Kamu dapat menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap. BAB 7 PERUBAHAN SIFAT BENDA Tujuan Pembelajaran Kamu dapat menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap. Di sekitar kita terdapat bermacam-macam benda, antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari pengujian briket dengan

Lebih terperinci

beragam kegunaan, maka tak heran bahwa tanaman ini dikenal juga sebagai tanaman surga. Bagian daun sampai tulang daunnya bisa dijadikan kerajinan dan

beragam kegunaan, maka tak heran bahwa tanaman ini dikenal juga sebagai tanaman surga. Bagian daun sampai tulang daunnya bisa dijadikan kerajinan dan 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman kelapa merupakan tanaman yang cukup populer di Indonesia. Tanaman ini tumbuh subur di dataran rendah di sepanjang nusantara. Mulai dari ujung barat kepulauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber energi alternatif dapat menjadi solusi ketergantungan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber energi alternatif dapat menjadi solusi ketergantungan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber energi alternatif dapat menjadi solusi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak. Bentuk dari energi alternatif yang saat ini banyak dikembangkan adalah pada

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF Joko Triyanto, Subroto, Marwan Effendy Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Bahan bakar fosil adalah termasuk bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik minyak bumi, gas alam, ataupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya energi, manusia dapat menjalankan aktivitasnya dengan lancar. Saat

BAB I PENDAHULUAN. adanya energi, manusia dapat menjalankan aktivitasnya dengan lancar. Saat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi merupakan salah satu kebutuhan vital manusia karena dengan adanya energi, manusia dapat menjalankan aktivitasnya dengan lancar. Saat ini energi yang banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PEDAHULUA 1.1. Latar Belakang Lingkungan hidup Indonesia yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan karunia dan rahmat-ya yang wajib dilestarikan dan dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup dimasa mendatang. Jumlah penduduk yang. sangat tinggi membuat kebutuhan bahan bakar fosil semakin

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup dimasa mendatang. Jumlah penduduk yang. sangat tinggi membuat kebutuhan bahan bakar fosil semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Konsumsi bahan bakar fosil dan kebutuhan sumber daya alam yang semakin meningkat adalah masalah yang penting untuk kelangsungan hidup dimasa mendatang. Jumlah penduduk

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari 28 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari 2010 yang bertempat di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca

Lebih terperinci

Arang Kaya Manfaat Ramah Lingkungan

Arang Kaya Manfaat Ramah Lingkungan Arang Kaya Manfaat Ramah Lingkungan Oleh : Endang Dwi Hastuti Siwi Tri Utami Arang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari hari. Arang merupakan salah satu produk yang dihasilkan dari teknologi arang

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI Yunus Zarkati Kurdiawan / 2310100083 Makayasa Erlangga / 2310100140 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Udayana kampus

BAB IV METODE PENELITIAN. Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Udayana kampus BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat yang akan digunakan selama melakukan penelitian ini adalah di Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Udayana kampus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 2. Latar Belakang Perancangan

I. PENDAHULUAN. 2. Latar Belakang Perancangan I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI 1. Penjelasan Tema/ Ide/ Judul Perancangan Pada judul laporan Desain Sofa Ruang Tamu Menggunakan Material Daur Ulang, dengan konsep Go-Green. Pemanfaatan

Lebih terperinci

Berbagai Bentuk Energi dan Penggunaannya

Berbagai Bentuk Energi dan Penggunaannya Berbagai Bentuk Energi dan Penggunaannya Matahari merupakan sumber energi panas ciptaan Tuhan YME yang sangat bermanfaat bagi manusia. Berbagai proses pengeringan memanfaatkan panas matahari yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi. masyarakat yang tinggi, bahan bakar tersebut lambat laun akan

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi. masyarakat yang tinggi, bahan bakar tersebut lambat laun akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan bakar minyak (BBM) dan gas merupakan bahan bakar yang tidak dapat terlepaskan dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan ini merupakan salah satu cara untuk mengetahui dapat atau tidaknya limbah blotong dibuat menjadi briket. Penelitian pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh subur di Indonesia. Semua bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh subur di Indonesia. Semua bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa (Cocos nucifera) merupakan salah satu tanaman tropis yang tumbuh subur di Indonesia. Semua bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan mulai dari akar, batang, buah,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG

NASKAH PUBLIKASI INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG NASKAH PUBLIKASI INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG Ringkasan Tugas Akhir ini disusun Untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh derajat sarjana S1 Pada Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi biomassa adalah jumlah

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi biomassa adalah jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biomassa adalah bahan biologis yang berasal dari organisme atau makhluk hidup. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi biomassa adalah jumlah keseluruhan organisme

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perencanaan Alat Alat pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi bahan bakar minyak sebagai pengganti minyak bumi. Pada dasarnya sebelum melakukan penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER TANPA SIRIP

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER TANPA SIRIP NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER TANPA SIRIP Disusun oleh : SUMARWAN NIM : D200 080 060 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI BATUBARA TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN DAUN CENGKEH SISA DESTILASI MINYAK ATSIRI

PENGARUH KOMPOSISI BATUBARA TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN DAUN CENGKEH SISA DESTILASI MINYAK ATSIRI PENGARUH KOMPOSISI BATUBARA TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN DAUN CENGKEH SISA DESTILASI MINYAK ATSIRI Nur Aklis Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A.Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartasura

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan bakar, hal ini didasari oleh banyaknya industri kecil menengah yang

BAB I PENDAHULUAN. bahan bakar, hal ini didasari oleh banyaknya industri kecil menengah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan sentra industri sekarang tidak lepas dari kebutuhan bahan bakar, hal ini didasari oleh banyaknya industri kecil menengah yang semakin meningkat sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, Indonesia sedang berkembang menjadi sebuah negara industri. Sebagai suatu negara industri, tentunya Indonesia membutuhkan sumber energi yang besar. Dan saat

Lebih terperinci

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

Lebih terperinci

Arang Tempurung Kelapa

Arang Tempurung Kelapa Arang Tempurung Kelapa Mengapa harus arang tempurung? Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), terutama minyak tanah, membuat masyarakat mencari alternatif lain untuk keperluan memasak. Salah satu yang

Lebih terperinci

Penerapan Energi Efisiensi di IKM

Penerapan Energi Efisiensi di IKM Penerapan Energi di IKM Oleh: Dra Rismawarni Marshal Direktur Eksekutif PPBN Disampaikan pada Acara Workshop Energi di Sektor Industri Kecil dan Menengah Hotel Lamire, 27 Maret 2012 Outline Fakta Di tahun

Lebih terperinci

Peningkatan Produktivitas Usaha Briket dan Tungku di Daerah Sleman Guna Mendukung Penyediaan Bahan Bakar Alternatif yang Ramah Lingkungan

Peningkatan Produktivitas Usaha Briket dan Tungku di Daerah Sleman Guna Mendukung Penyediaan Bahan Bakar Alternatif yang Ramah Lingkungan Peningkatan Produktivitas Usaha Briket dan Tungku di Daerah Sleman Guna Mendukung Penyediaan Bahan Bakar Alternatif yang Ramah Lingkungan I. Pendahuluan Dewasa ini harga bahan bakar minyak dunia cenderung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik merupakan warisan nenek moyang yang mempunyai makna tersendiri bagi bangsa Indonesia. Terbukti dengan penetapan UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009, bahwa

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Wahyu Kusuma A Pembimbing : Ir. Sarwono, MM Ir. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Wahyu Kusuma A Pembimbing : Ir. Sarwono, MM Ir. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN EKSPERIMENTAL TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET LIMBAH AMPAS KOPI INSTAN DAN KULIT KOPI ( STUDI KASUS DI PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA ) Oleh : Wahyu Kusuma

Lebih terperinci

Bunga Rampai. Bunga Rampai

Bunga Rampai. Bunga Rampai 6 Bunga Rampai 53 Penelitian Pembakaran Batubara Sumarjono Kunci Keberhasilan Peneliti Setelah hampir 40 tahun bekerja sebagai Peneliti, dapat dikatakan 40 tahun penuh karena selama itu hampir tidak pernah

Lebih terperinci

Peran Pendidikan Tinggi dalam Program Pengembangan SDM Ketenaganukliran. Oleh. Prayoto. Universitas Gadjah Mada. Energi Sebagai Penunjang Peradaban

Peran Pendidikan Tinggi dalam Program Pengembangan SDM Ketenaganukliran. Oleh. Prayoto. Universitas Gadjah Mada. Energi Sebagai Penunjang Peradaban 1 Peran Pendidikan Tinggi dalam Program Pengembangan SDM Ketenaganukliran Oleh Prayoto Universitas Gadjah Mada Energi Sebagai Penunjang Peradaban Peradaban manusia sejak awal perkembangannya telah bertumpu

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP Sartono Putro, Sumarwan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhamadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol Pos I Pebelan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaa sampah dan penyediaan sumber daya alam adalah dua. membuat peningkatan konsumsi bahan bakar fosil dan membuat volume

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaa sampah dan penyediaan sumber daya alam adalah dua. membuat peningkatan konsumsi bahan bakar fosil dan membuat volume BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pengelolaa sampah dan penyediaan sumber daya alam adalah dua masalah utama bagi pemerintah saat ini. Pertumbuhan penduduk membuat peningkatan konsumsi bahan bakar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam segala segi kehidupan, manusia tidak dapat terlepas dari bahasa. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu berhubungan dengan anggota masyarakat yang lain.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN MEMBANDINGKAN PEMBAKARAN BRIKET MASING-MASING BIOMASS

ANALISIS PENGARUH PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN MEMBANDINGKAN PEMBAKARAN BRIKET MASING-MASING BIOMASS ANALISIS PENGARUH PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN MEMBANDINGKAN PEMBAKARAN BRIKET MASING-MASING BIOMASS Tri Tjahjono, Subroto, Abidin Rachman Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PEMANFATAN LIMBAH SERBUK GERGAJI ULIN DAN KAYU BIASA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PENGGANTI BAHAN BAKAR MINYAK

PEMANFATAN LIMBAH SERBUK GERGAJI ULIN DAN KAYU BIASA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PENGGANTI BAHAN BAKAR MINYAK p-issn: 2088-6991 Jurnal Tarbiyah (Jurnal Ilmiah Kependidikan) e-issn: 2548-8376 Desember 2017 PEMANFATAN LIMBAH SERBUK GERGAJI ULIN DAN KAYU BIASA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PENGGANTI BAHAN BAKAR MINYAK

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan sumber energi utama di dunia (sekitar 80% dari penggunaan total lebih dari 400 EJ per tahun).

Lebih terperinci

V. HASIL UJI UNJUK KERJA

V. HASIL UJI UNJUK KERJA V. HASIL UJI UNJUK KERJA A. KAPASITAS ALAT PEMBAKAR SAMPAH (INCINERATOR) Pada uji unjuk kerja dilakukan 4 percobaan untuk melihat kinerja dari alat pembakar sampah yang telah didesain. Dalam percobaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang terus bertambah di Indonesia. menyebabkan konsumsi bahan bakar yang tidak terbarukan seperti

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang terus bertambah di Indonesia. menyebabkan konsumsi bahan bakar yang tidak terbarukan seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pertumbuhan penduduk yang terus bertambah di Indonesia menyebabkan konsumsi bahan bakar yang tidak terbarukan seperti minyak bumi, gas alam dan batu bara semakin meningkat,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang

I. PENDAHULUAN. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan.

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL GULA KELAPA DAN AREN

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL GULA KELAPA DAN AREN WORKSHOP NASIONAL PENGEMBANGAN GULA KELAPA DAN AREN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL GULA KELAPA DAN AREN Oleh : Adisatrya Suryo Sulisto Anggota Komisi VI DPR RI Purwokerto, 16-17 Desember 2015 POTENSI

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Audit Industri Usaha-usaha untuk menghemat industri di segala bidang makin dirasakan perlu karena semakin terbatasnya sumber-sumber industri yang tersedia dan semakin mahalnya

Lebih terperinci

ANALISIS PERANCANGAN TUNGKU PENGECORAN LOGAM (NON-FERO) SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN TEKNIK PENGECORAN

ANALISIS PERANCANGAN TUNGKU PENGECORAN LOGAM (NON-FERO) SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN TEKNIK PENGECORAN ANALISIS PERANCANGAN TUNGKU PENGECORAN LOGAM (NON-FERO) SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN TEKNIK PENGECORAN Ramang Magga Laboratorium Bahan Teknik, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tadulako

Lebih terperinci

PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI ARANG SERBUK GERGAJI KAYU JATI

PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI ARANG SERBUK GERGAJI KAYU JATI PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI ARANG SERBUK GERGAJI KAYU JATI Angga Yudanto (L2C605116) dan Kartika Kusumaningrum (L2C605152) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sebenarnya kebijakan pemanfaatan sumber energi terbarukan pada tataran lebih

I. PENDAHULUAN. Sebenarnya kebijakan pemanfaatan sumber energi terbarukan pada tataran lebih I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia pada dasarnya merupakan negara yang kaya akan sumber sumber energi terbarukan yang potensial, namun pengembangannya belum cukup optimal. Sebenarnya kebijakan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK. PT. Harjohn Timber. Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK. PT. Harjohn Timber. Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK PT. Harjohn Timber Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I PT. Harjhon Timber adalah salah satu Penerima Penghargaan Energi Pratama

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALatihan Soal 9.3

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALatihan Soal 9.3 1. Perhatikan pernyataan berikut! SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALatihan Soal 9.3 1. Angin laut terjadi pada siang hari, karena udara di darat lebih panas daripada di laut. 2. Sinar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat Indonesia yang tinggal di Kepulauan Nusantara dengan bangga dalam hal keanekaragaman kebudayaan.

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. Widyaiswara Madya I. PENDHULUAN A. Latar Belakang Energi mempunyai peranan yan sangat penting dalam kehidupan manusia, karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan energi semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Sumber energi yang digunakan masih mengandalkan pada energi fosil yang merupakan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan energi merupakan salah satu sumber kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan energi merupakan salah satu sumber kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini kebutuhan energi merupakan salah satu sumber kehidupan manusia yang tidak dapat dipisahkan. Energi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu energi yang bersumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Minyak bumi adalah energi yang tidak dapat diperbarui, tetapi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Minyak bumi adalah energi yang tidak dapat diperbarui, tetapi dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Minyak bumi adalah energi yang tidak dapat diperbarui, tetapi dalam kehidupan sehari-hari bahan bakar minyak masih menjadi pilihan utama sehingga akan mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumberdaya energi mempunyai peran yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi nasional. Dalam jangka panjang, peran energi akan lebih berkembang khususnya guna mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterima dan dirasakan oleh pencipta atau pengamat seni.

BAB I PENDAHULUAN. diterima dan dirasakan oleh pencipta atau pengamat seni. 1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Negara Indonesia adalah merupakan suatu negara yang terdiri dari beriburibu pulau dengan berbagai ragam suku bangsa dan adat istiadat, seni dan budayanya tentu berbeda-beda.

Lebih terperinci

JENIS- JENIS PEKERJAAN

JENIS- JENIS PEKERJAAN JENIS- JENIS PEKERJAAN Apakah yang dimaksud pekerjaan? Jenis pekerjaan apa saja yang ada di sekitar tempat tinggalmu? Pekerjaan apa yang menghasilkan barang dan jasa? Bagaimana cara melakukan pekerjaan?

Lebih terperinci

BANTAL UNIK DARI SAMPAH PLASTIK

BANTAL UNIK DARI SAMPAH PLASTIK BANTAL UNIK DARI SAMPAH PLASTIK SUROSO, S.Pd.SD SD Negeri 1 Datarajan, Kec. Ulubelu, Kab. Tanggamus, Lampung PENGANTAR Lingkungan sekolah yang indah, bersih dan sehat adalah impian setiap warga sekolah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kenyamanan adalah bagian dari salah satu tujuan utama dari ilmu ergonomika yang harus dicapai. Kenyamanan terdiri atas kenyamanan psikis dan kenyamanan fisik. Kenyamanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Bahan/material penyusun briket dilakukan uji proksimat terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sifat dasar dari bahan

Lebih terperinci

Karakteristik Pembakaran Briket Arang Tongkol Jagung

Karakteristik Pembakaran Briket Arang Tongkol Jagung Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 1, No. 1, November 2009 15 Karakteristik Pembakaran Briket Arang Tongkol Jagung Danang Dwi Saputro Jurusan Teknik Mesin, Universitas Negeri Semarang Abstrak : Potensi biomass

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpenting di dalam menunjang kehidupan manusia. Aktivitas sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. terpenting di dalam menunjang kehidupan manusia. Aktivitas sehari-hari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin menipisnya sumber daya alam yang berasal dari sisa fosil berupa minyak bumi diakibatkan karena kebutuhan manusia yang semakin meningkat dalam penggunaan energi.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP Putro S., Sumarwan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Muhamadiyah Surakarta Jalan Ahmad Yani Tromol Pos I Pebelan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus akan mengakibatkan menipisnya ketersediaan bahan. konsumsi energi 7 % per tahun. Konsumsi energi Indonesia tersebut

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus akan mengakibatkan menipisnya ketersediaan bahan. konsumsi energi 7 % per tahun. Konsumsi energi Indonesia tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bahan bakar fosil adalah termasuk bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui (non renewable).jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik minyak bumi, gas alam, ataupun batu

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN 28 BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN A. Pemilihan Ide Pengkaryaan Bagan 3.1. Proses berkarya penulis 29 Seni adalah manifestasi atau perwujudan keindahan manusia yang diungkapkan melalui penciptaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan Pirolisis Bahan yang di gunakan dalam pirolisis ini adalah kantong plastik es bening yang masuk dalam kategori LDPE (Low Density Polyethylene). Polietilena (PE)

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013 PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013 Standar Kompetensi 2. Memahami sumberdaya alam Kompetensi Dasar 2.3.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut ke perguruan tinggi (www.freelists.org). Perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut ke perguruan tinggi (www.freelists.org). Perguruan tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada jaman sekarang ini, semakin banyak individu yang menempuh pendidikan lebih lanjut ke perguruan tinggi (www.freelists.org). Perguruan tinggi (PT) adalah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Hasil utama dari usaha peternakan sapi perah yaitu susu dan anakan, di samping juga dihasilkan feses dan urin yang kontinu setiap hari. Pendapatan utama peternak diperoleh

Lebih terperinci

SELAI PEPAYA. Selai adalah bahan dengan konsistensi gel atau semi gel yang dibuat dari bubur buah. Selai digunakan sebagai bahan pembuat roti dan kue.

SELAI PEPAYA. Selai adalah bahan dengan konsistensi gel atau semi gel yang dibuat dari bubur buah. Selai digunakan sebagai bahan pembuat roti dan kue. SELAI PEPAYA 1. PENDAHULUAN Selai adalah bahan dengan konsistensi gel atau semi gel yang dibuat dari bubur buah. Selai digunakan sebagai bahan pembuat roti dan kue. Konsistensi gel atau semi gel pada selai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Gaya Belajar 2.1.1 Pengertian Gaya Belajar Gaya belajar menurut Winkel (2005) adalah cara belajar yang khas bagi siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap

Lebih terperinci

2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA

2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai negara kaya akan sumber daya alam mineral. Berbagai macam bahan mineral yang banyak ditemukan diantaranya berupa batuan sedimen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggambarkan operasional dan menerangkan soal keuangan, tahap

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggambarkan operasional dan menerangkan soal keuangan, tahap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perencanaan bisnis merupakan catatan ringkas yang di buat oleh wirausaha untuk menggambarkan operasional dan menerangkan soal keuangan, tahap keuntungan, strategi

Lebih terperinci

2015 ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA

2015 ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang organ (bentuk) dan struktur alat musik. Organologi mempunyai maksud sebagai gambaran tentang bentuk dan rupa konstruksi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian pedesaan merupakan perekonomian yang dihasilkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian pedesaan merupakan perekonomian yang dihasilkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian pedesaan merupakan perekonomian yang dihasilkan berdasarkan hasil produksi di daerah pedesaan.hasil produksi tersebut sangat mempengaruhi pendapatan pedesaan.mayoritas

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Nilai Kecepatan Minimun Fluidisasi (U mf ), Kecepatan Terminal (U t ) dan Kecepatan Operasi (U o ) pada Temperatur 25 o C

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Nilai Kecepatan Minimun Fluidisasi (U mf ), Kecepatan Terminal (U t ) dan Kecepatan Operasi (U o ) pada Temperatur 25 o C BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Percobaan Fluidisasi Penelitian gasifikasi fluidized bed yang dilakukan menggunakan batubara sebagai bahan baku dan pasir silika sebagai material inert. Pada proses gasifikasinya,

Lebih terperinci

Alat Pengolah Sampah Tanpa Bahan Bakar

Alat Pengolah Sampah Tanpa Bahan Bakar Alat Pengolah Sampah Tanpa Bahan Bakar l Abu hasil pemusnahan dapat dipergunakan sebagai pupuk PENGENALAN L-BOX 1. SISTEM DESAIN L-BOX dibuat sedemikian rupa, hingga pemusnahan sampah dapat dilakukan alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan sektor pertanian dalam pembangunan nasional sangat penting karena sektor ini mampu menyerap sumber daya yang paling besar dan memanfaatkan sumber daya yang ada

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM : PELATIHAN PEMBUATAN BRIKET LIMBAH SABUT KELAPA SEBAGAI UPAYA ENERGI ALTERNATIF DI DESA SOROGATEN II, KARANGSEWU, GALUR, KULON PROGO, YOGYAKARTA BIDANG

Lebih terperinci

Penerapan Produksi Bersih Berbasis Teknologi Tepat Guna Pada Sentra Industri Kecil Tahu Di Kabupaten Subang

Penerapan Produksi Bersih Berbasis Teknologi Tepat Guna Pada Sentra Industri Kecil Tahu Di Kabupaten Subang kode kegiatan : I.03 Penerapan Produksi Bersih Berbasis Teknologi Tepat Guna Pada Sentra Industri Kecil Tahu Di Kabupaten Subang Doddy A. Darmajana LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA BALAI BESAR PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN SALURAN UDARA PEMANAS DENGAN PIPA SPIRAL PADA TUNGKU BATUBARA TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN

PENGARUH PENAMBAHAN SALURAN UDARA PEMANAS DENGAN PIPA SPIRAL PADA TUNGKU BATUBARA TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN TUGAS AKHIR PENGARUH PENAMBAHAN SALURAN UDARA PEMANAS DENGAN PIPA SPIRAL PADA TUNGKU BATUBARA TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan

Lebih terperinci

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD Kalor dan Perpindahannya BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD 1. Apa yang dimaksud dengan kalor? 2. Bagaimana pengaruh kalor pada benda? 3. Berapa jumlah kalor yang diperlukan

Lebih terperinci

ALTERNATIF KOMPOR BIOMASS DENGAN FORMULASI GETAH PINUS YANG BERNILAI EKONOMIS. Agustin Sukarsono*)

ALTERNATIF KOMPOR BIOMASS DENGAN FORMULASI GETAH PINUS YANG BERNILAI EKONOMIS. Agustin Sukarsono*) ALTERNATIF KOMPOR BIOMASS DENGAN FORMULASI GETAH PINUS YANG BERNILAI EKONOMIS Agustin Sukarsono*) ABSTRAKSI Kebutuhan energi di Indonesia dipenuhi oleh bahan bakar minyak. Untuk rumah tangga sebagian besar

Lebih terperinci

USAHA RUMAH MAKAN. bisnis rumah makan, Sebelum anda menginvestasikan. waktu anda untuk belajar tentang

USAHA RUMAH MAKAN. bisnis rumah makan, Sebelum anda menginvestasikan. waktu anda untuk belajar tentang Tugas lingkungan bisnis Nama : Vicky Niyanda Libriyanto NIM : 10.12.4419 Kelas : S1-SI-2A USAHA RUMAH MAKAN Rumah makan dapat diartikan sebagai suatu tempat yang menyediakan atau menjual makanan untuk

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN TUNGKU PORTABLE BAHAN BAKAR BATUBARA YANG AMAN UNTUK KESEHATAN PEMAKAINYA 1

RANCANG BANGUN TUNGKU PORTABLE BAHAN BAKAR BATUBARA YANG AMAN UNTUK KESEHATAN PEMAKAINYA 1 RANCANG BANGUN TUNGKU PORTABLE BAHAN BAKAR BATUBARA YANG AMAN UNTUK KESEHATAN PEMAKAINYA 1 Tamrin 2, Budianto Lanya 2 dan Dwi Firmayanti 3 ABSTRAK Bahan bakar padat seperti briket batubara tidak dianjurkan

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT BENDA. A.Sifat-Sifat Benda Padat, Cair, dan Gas

SIFAT-SIFAT BENDA. A.Sifat-Sifat Benda Padat, Cair, dan Gas SIFAT-SIFAT BENDA A.Sifat-Sifat Benda Padat, Cair, dan Gas Di lingkungan sekitarmu banyak terdapat benda padat, cair, dan gas. Dapatkah kamu menyebutkan contoh-contohnya? Bagaimanakah sifatsifat benda

Lebih terperinci

terlampau banyak dan entah mengapa aku bisa menjawab nya, sesuai kehendaknya, itu pun jika mereka ingin mendengarnya. Kadang aku bertemu dengan

terlampau banyak dan entah mengapa aku bisa menjawab nya, sesuai kehendaknya, itu pun jika mereka ingin mendengarnya. Kadang aku bertemu dengan ( RAHASIA ) Di kala aku merenungkan tentang arti debu, betapa debu itu begitu asik mengendarai udara, dan aku tidak tahu. Setiap aku melihat waktu, yang aku harap kan hanya angka 17:23, dan itu benar-benar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mensosialisasikannya sejak Juli 2005 (www.dbeusaid.org/publications/index.cfm?fuseaction=throwpub&id..).

BAB I PENDAHULUAN. mensosialisasikannya sejak Juli 2005 (www.dbeusaid.org/publications/index.cfm?fuseaction=throwpub&id..). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus bangsa diharapkan dapat meneruskan pembangunan di Indonesia. Upaya yang dilakukan pemerintah

Lebih terperinci