EARNING SURPRISE, KETEPATAN WAKTU PENGUMUMAN LAPORAN KEUANGAN DAN REAKSI PASAR. Rizka Hadya STIE KBP Padang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EARNING SURPRISE, KETEPATAN WAKTU PENGUMUMAN LAPORAN KEUANGAN DAN REAKSI PASAR. Rizka Hadya STIE KBP Padang"

Transkripsi

1 Jurnal Riset Manajemen Dan Akuntansi Volume 1- No. 2, Oktober 2014 EARNING SURPRISE, KETEPATAN WAKTU PENGUMUMAN LAPORAN KEUANGAN DAN REAKSI PASAR Rizka Hadya STIE KBP Padang ABSTRACT The purpose of this study to examine the influence of the earning surprise to the market reaction and moderated by the timeliness of the announcement the financial statements. There are two indications of the company's profit level announcements are good news to increase profits and bad news for loss of profit of the company. Testing is using a linear regression model and event study. The results, that the earning surprise positive will be positive respons by the market. The influence of this reaction goes in the same direction where the earning surprise negative effect negatively to market reaction. Based on the findings of this research, that the timeliness of financial reports announcement strengthens the influence of the earning surprise to the market reaction. Moreover, the results also prove that influence earning surprise negatively to the weak market reaction when the announcement of the financial report was announced in a timely manner. Based on the findings of this research, that the announcement of financial statements indicated a decline in profits or earning negative surpise was announced on time will weaken the influence of earning surprise negatively to market reaction. Keywords: Earning surprise, the timeliness of the announcement the financial statements, market reaction. PENDAHULUAN Laporan keuangan merupakan hasil dari kegiatan operasional yang dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun eksternal perusahaan. Publikasi laporan keuangan memiliki kandungan informasi dimana informasi tersebut berhubungan dengan kondisi perusahaan sebagai salah satu ukuran kinerja perusahaan. Salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur peningkatan atau penurunan kinerja perusahaan adalah laba. Laba yang meningkat dari periode sebelumnya mengindikasikan bahwa kinerja perusahaan bagus dan dapat mempengaruhi peningkatan harga saham perusahaan. Oleh sebab itu informasi laba perusahaan merupakan kebutuhan utama bagi para investor, sebab diperlukan sebagai masukan dalam mengambil keputusan investasi. Sering kali pada saat pengumuman laba yang dikeluarkan oleh perusahaan para investor menunjukkan responnya disekitar pengumuman laba tersebut. Salah satu literatur menurut Ball dan Brown (1968) berfokus pada pengumuman profitabititas dengan reaksi pasar. Penelitian ini menemukan bahwa informasi yang terkandung dalam laba aktual berbeda dengan laba estimasi sehingga hal ini akan menyebabkan pasar bereaksi. Kim dan Verrechia (1994) menyatakan laporan keuangan yang disajikan dengan tepat waktu akan mengurangi asimetri 189

2 JRMA, Vol.1. No. 2, Oktober 2014: informasi, dan untuk mengurangi asimetri informasi dapat dilaksanakan dengan menyajikan laporan keuangan secara full disclousure. Kenley dan Stubus (1972) dalam Saleh (2004) menyatakan bahwa ketepatan waktu dalam pelaporan keuangan dapat berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan yang disajikan tepat waktu akan mengefisienkan kinerja pasar saham untuk fungsi evaluasi dan penetapan harga serta membantu mengurangi kebocoran serta insider trading (Owusu dan Ansah, 2000). Ketepatan waktu dalam yaitu semakin tepat waktu informasi laba diumumkan maka akan memperkuat reaksi pasar atas earning surprise, dan sebaliknya semakin lambat informasi laba diumumkan maka akan memperlemah reaksi pasar atas earning surprise. Ketepatan informasi pada dasarnya akan memberikan keuntungan bagi investor sebelum pengumuman sehingga reaksi pasar cenderung lebih tinggi. Sebaliknya pengumuman yang lambat, mengindikasikan kemungkinan bahwa laba perusahaan tersebut menurun. Dari sini dapat dilihat bahwa dengan adanya ketepatan waktu pengumuman informasi laba dalam suatu perusahaan dapat meningkatkan kualitas pengumuman yang disampaikan oleh perusahaan (mengurangi asimetri informasi). Dengan demikian maka dapat dikatakan keterlambatan pengumuman laporan keuangan akan menyebabkan distorsi nilai dan manfaat dari keberadaan laporan keuangan bersangkutan penelitian ini dilakukan karena masih banyak perusahaan publik yang terlambat menyerahkan laporan keuangan. Isu penting yang berkaitan dalam penelitian empiris ini adalah hubungan antara keterkejutan laba (earning surprise) dengan harga saham. Banyak studi yang telah dilakukan terkait pemahaman atas isu kandungan informasi. Sebagai eksistensi dari isu muatan informasi, dalam dua dekade terakhir ini isu informasi laba telah banyak diteliti sebagai variabel yang menjelaskan perbedaan respon harga saham disebabkan perubahan laba perusahaan. Selain itu, isu ketepatan waktu informasi keuangan pada hubungan laba dengan harga saham maka penelitian ini juga didesain untuk menguji dampak ketepatan waktu terhadap adanya unsur surprise dari laba. Beberapa penelitian membuktikan bahwa pasar modal Indonesia masih tergolong lemah secara efisiensi. Menurut Hermawan dan Subiyantoro (2006), bahwa para pelaku pasar di dalam pasar modal Indonesia masih sangat mengandalkan informasi dari laporan keuangan yang diumumkan tepat pada waktunya. Atas dasar uraian diatas ada dua alasan penelitian ini dilakukan. Pertama, sesuai dengan hipotesis pasar modal yang efisiensi, karena pasar modal di Indonesia masih tergolong efisien dalam bentuk lemah, maka para pelaku pasar modal di Indonesia masih sangat mengandalkan laporan keuangan sebagai sumber informasi di pasar modal. Oleh karena itu, perlu diteliti apakah unsur surprise dari laba atau earning surprise dalam pengumuman laporan keuangan mempengaruhi reaksi pasar. Kedua, penelitian ini mengkaitkan ketepatan waktu dengan return saham dipasar modal Indonesia yang masih sedikit jumlahnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan periode penelitian yang berbeda. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini yaitu menguji reaksi pasar terhadap earning surprise yang di 190

3 moderasi dengan ketepatan waktu dari khususnya pengumuman laba tersebut dan periode penelitian lebih panjang dari penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ini menggunakan tiga model dalam mendefinisikan earning surprise dengan menggunakan data crosssectional. yaitu: pertama, Analyst Predicted model yaitu perkiraan laba dari data konsensus para analis; kedua, Growth model yaitu perkiraan laba dari pertumbuhan laba; ketiga, Naive model yaitu perkiraan laba dari data historis laba tahun lalu yang baru saja terjadi, model ini merupakan model yang paling sederhana. Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, Apakah earning surprise berpengaruh terhadap reaksi pasar; Kedua, Apakah ketepatan waktu akan memperkuat hubungan earning surprise positif terhadap reaksi pasar; Ketiga, Apakah ketepatan waktu pengumuman laporan keuangan akan memperlemah hubungan earning surprise negatif terhadap reaksi pasar. KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS Event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar atas suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Tujuan studi peristiwa adalah untuk mengukur hubungan antara suatu peristiwa atau informasi dengan reaksi pasar apakah informasi tersebut dapat mempengaruhi perubahan harga saham atau besarnya volume perdagangan saham. Jika pengumuman mengandung informasi maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar dan reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Dalam penelitian ini informasi yang diuji adalah informasi laba perusahaan, khususnya pada adanya kandungan atau unsur kejutan (surprise) dari laba tersebut. Ball dan Brown (1968) menyatakan bahwa informasi yang terkandung dalam angka akuntansi adalah berguna jika laba yang sesungguhnya berbeda dengan laba harapan investor. Hal ini didukung oleh Beaver (1968) yang menyatakan jika pengumuman laba tahunan mengandung informasi, maka variabilitas perubahan harga akan nampak lebih besar pada saat laba diumumkan daripada saat lain selama tahun yang bersangkutan, hal ini dikarenakan terjadinya perubahan dalam keseimbangan nilai harga saham selama periode pengumuman. Asih dan Gudono (2000) menyatakan bahwa laba yang dilaporkan oleh perusahaan merupakan sinyal mengenai laba di masa yang akan datang, sehingga penggunaan laporan keuangan dapat memprediksi laba perusahaan untuk masa yang akan datang berdasarkan sinyal yang disediakan oleh manajemen melalui laba yang dilaporkan. Dalam hal ini laba kejutan surprise merupakan suatu signaling technique yang dimaksudkan untuk menyediakan sinyal untuk melakukan prediksi yang lebih akurat. Suwardjono (2008), menyebutkan bahwa laba yang diumumkan via statement keuangan merupakan signal dari himpunan informasi yang tersedia bagi pasar modal. Bila angka atau nilai laba mengandung informasi, diteorikan bahwa pasar akan bereaksi terhadap pengumuman laba. Pada saat diumumkan, pasar telah mempunyai harapan tentang berapa besarnya laba perusahaan atas dasar semua informasi yang tersedia secara publik. Berbagai model perkiraan laba merupakan cara untuk menentukan laba harapan (expected return). Selisih antara laba 191

4 JRMA, Vol.1. No. 2, Oktober 2014: harapan dengan laba aktual (actual earning), hal ini disebut mengandung unsur surprise. Unsur surprise merupakan suatu kejadian atau suatu hal yang dialami oleh investor diluar perhitungan atau harapan mereka sehingga dapat menimbulkan respon yang mana bergantung pada surprise yang dialami oleh investor tersebut. Selain itu, Beaver (1968) juga menyebutkan bahwa informasi merupakan perubahan ekspektasi terhadap sebuah hasil atau outcome, dan tingkat profitabilitas dapat merubah penilaian investor terhadap kemungkinan profitabilitas dimasa yang akan datang. Dalam hal ini dapat mempengaruhi respon investor, dari sini dapat dilihat bahwa pegumuman laba mempunyai dua unsur informasi yang berbeda bagi setiap investor, dapat bersifat baik (good news) atau buruk (bad news) bagi investor. Unsur ketepatan waktu adalah tersedianya informasi bagi pembuatan keputusan pada saat dibutuhkan sebelum informasi tersebut kehilangan kekuatan untuk mempengaruhi keputusan. Keterlambatan waktu atau informasi laba menyebabkan tanggapan atau keputusan yang berlaku akan menjadikan informasi tidak memiliki nilai tambah lagi. Maka dapat dikatakan keterlambatan pengumuman laporan keuangan akan menyebabkan distorsi nilai dan manfaat dari keberadaan laporan keuangan bersangkutan penelitian karena masih banyak perusahaan publik yang tidak tepat waktu dalam menyerahkan laporan keuangan. Kenley dan Stubus (1972) dalam Saleh (2004) menyatakan bahwa ketepatan waktu pelaporan keuangan dapat berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan yang disajikan tepat waktu akan mengefisienkan kinerja pasar saham untuk fungsi evaluasi dan penetapan harga serta membantu mengurangi kebocoran serta insider trading (Owusu dan Ansah, 2000). Chen, Cheng, & Gao (2005) menguji efek harga dan volume perdagangan saham di China pada sekitar tanggal publikasi laporan keuangan. Adapun batas akhir laporan keuangan di China adalah akhir April, dan penelitiannya membagi waktu pengujian dengan dua periode, yaitu Januari dan Februari (sebagai variabel early announcement) dan bulan Maret/April (sebagai variabel late announcement). Hasilnya menunjukkan bahwa pengumuman laba yang lebih dini (Bulan Januari/Februari) memiliki reaksi yang lebih besar dibandingkan pengumuman bulan Maret/April. Berdasarkan pada Peraturan Bapepam Nomor X.K.6, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-134/BL/2006 tentang Kewajiban Pengumuman Laporan Keuangan Tahunan, Keputusan tersebut yang menyatakan bahwa Setiap Emiten atau Perusahaan Publik yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif wajib menyampaikan laporan tahunan kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan selambatlambatnya 4 (empat) bulan setelah tahun buku berakhir. Apabila pengumuman laporan tahunan yang dimaksud melewati batas waktu tahunan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 tentang Kewajiban Pengumuman Laporan Keuangan Berkala, maka hal tersebut diperhitungkan sebagai keterlambatan pengumuman laporan keuangan tahunan. Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah ketepatan waktu (timelines) pengumuman laporan keuangan. Menyangkut landasan teori, berikut adalah argumentasi yang menyimpulkan bahwa Kredibilitas/ kualitas laba yang berbeda sebagai 192

5 akibat dari faktor ketidaktepatwaktuan dan direspon secara berbeda oleh pasar. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka ketepatan waktu pengumuman laporan keuangan dirasakan perlu untuk meningkatkan relevansi informasi keuangan. Adapun penentuan ketepatan waktu, peneliti membagi batas waktu menjadi dua bagian: Pertama, yang dikategorikan tepat waktu yaitu pada bulan Maret; Kedua, batas untuk penentuan keterlambatan waktu dalam yaitu pada bulan Mei atau 120 hari setelah tahun buku berakhir. Untuk pengembangan hipotesis, ada beberapa argumen antara lain: Argumen pertama, yaitu bahwa perusahaan dengan unexpected earning positif diharapkan memberikan respon yang positif terhadap return saham sedangkan perusahaan dengan unexpected earning negatif diharapkan memberikan respon negatif terhadap return saham (Gunawan dan Prasetya, 2007). Berdasarkan pernyataan, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh laba unexpected terhadap return saham adalah berbanding lurus atau searah. Jika laba unexpected suatu perusahaan semakin besar maka semakin banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi di perusahaan tersebut karena mereka berharap dapat memperoleh return saham yang semakin besar pula, dengan semakin banyaknya investor yang tertarik untuk berinvestasi di suatu perusahaan maka harga saham perusahaan akan semakin tinggi sehingga return saham juga akan semakin besar. Demikian sebaliknya, jika laba unexpected suatu perusahaan semakin kecil maka semakin sedikit investor yang tertarik untuk berinvestasi di perusahaan maka harga saham perusahaan akan semakin rendah sehingga return saham juga akan semakin kecil. Hipotesis Berdasarkan uraian mengenai pengaruh laba unexpected terhadap return saham maka dapat dirumuskan hipotesis pertama dalam penelitian ini, yaitu: Hipotesis 1: Earning surprise berpengaruh positif terhadap reaksi pasar. Argumentasi kedua, ketepatan waktu maupun keterlambatan waktu dalam merupakan salah satu pencerminan kualitas kinerja perusahaan dan karenanya mencerminkan kredibilitas atau kualitas informasi khususnya informasi laba yang dilaporkannya. Dari sudut pandang ketepatwaktuan, perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan kepada publik tepat waktu sesuai dengan aturan adalah perusahaan yang kinerjanya lebih baik dibanding dengan perusahaan yang tidak tepat waktu. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Schwartz dan Soo (1996) yang menunjukkan bahwa perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan (financial distress) cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan dibanding perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan. Penelitian yang dilakukan Givoly dan Palmon (1982) juga menunjukkan bahwa ketidaktepatwaktuan pe-ngumuman laporan keuangan dipengaruhi oleh adanya berita buruk (bad news) sebaliknya ketepatan waktu penngumuman laporan keuangan dipengaruhi oleh adanya berita baik (good news). Dalam hipotesis kedua dan ketiga penelitian ini earning surprise dibagi menjadi dua kelompok yaitu earning surprise positif dan earning surprise 193

6 JRMA, Vol.1. No. 2, Oktober 2014: negatif. earning surprise yang memberikan signal positif, hal ini terkait dengan perilaku investor yang mana segala sesuatu yang positif akan direspon positif juga oleh investor tersebut, sebaliknya earning surprise yang memberikan signal negatif, hal ini terkait dengan perilaku investor yang mana segala sesuatu yang negatif akan direspon negatif juga oleh investor tersebut, sehingga konsekuensinya investor harus memberi reaksi terhadap peningkatan / penurunan laba yang diekspektasikan. Untuk menentukan ketepatan waktu dalam pengumuman laporan keuangan, maka peneliti membagi tanggal publikasi laporan keuangan menjadi 2 periode. Pertama peneliti menggurutkan tanggal publikasi laporan keuangan dari yang paling awal hingga tanggal publikasi laporan keuangan paling akhir. Penentuan tanggal untuk bulan Maret ( early announcement) dan untuk batas waktu yang dikatakan terlambat yaitu pada awal bulan Mei dikatakan tidak tepat waktu (late announcement). Berdasarkan uraian diatas mengenai ketepatan waktu dalam yaitu semakin tepat waktu informasi laba diumumkan maka akan memperkuat reaksi pasar atas earning surprise positif, dan semakin tepat waktu informasi laba diumumkan maka akan memperlemah reaksi pasar atas earning surprise negatif. Maka dapat dirumuskan hipotesis kedua dan hipotesis ketiga dalam penelitian ini, yaitu: Hipotesis 2 : Reaksi pasar atas earning surprise positif akan lebih kuat ketika laporan keuangan diumumkan tepat waktu. Hipotesis 3 : Reaksi pasar atas earning surprise negatif akan lebih lemah ketika laporan keuangan diumumkan tepat waktu. METODOLOGI Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2007 sampai tahun Penelitian ini menggunakan data sekunder. Dari populasi ini diambil sampel menggunakan purposive sampling dengan kategori ketersediaan data yang telah dibuat. Kriteria yang mendasari dipilihnya sampel penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Perusahaan yang listed (terdaftar di BEI selama tahun dan konsisten sahamnya aktif diperdagangkan pada periode pengamatan. 2) Perusahaan yang mempunyai data tanggal dan melaporkan laporan keuangannya secara lengkap di BEI. 3) Perusahaan yang dijadikan sampel tidak termasuk dalam industri perbankan, asuransi, dan agensi kredit. 4) Perusahaan yang dijadikan sampel tidak melakukan corporate action seperti dividen saham, penambahan saham, pendaftaran perusahaan, delisting, penerbitan saham baru, warrant maupun convertible bond. Hasil pemilihan sampel berdasarkan kriteria tersebut yaitu 53 perusahaan untuk analyst predicted model, 78 perusahaan untuk growth model, dan 118 perusahaan untuk naive model. Berikut gambaran besar perolehan data sampel perusahaan yang akan digunakan dalam penelitian ini, lama periode penelitian mulai dari tahun 2007 sampai tahun Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1) Data laba aktual atau earning after tax (EAT) yang tercatat dalam laporan keuangan tahunan perusahaan dan data prediksi laba dari konsensus para analis. 2) Data tanggal pengumuman atau tanggal penyerahan laporan keuangan tahunan kepada Bapepam-LK. 3) Data harga 194

7 saham individual harian dan data harga saham gabungan harian atau indeks harga saham gabungan (IHSG) harian selama periode pengamatan. Data-data tersebut diperoleh dengan teknik dokumentasi dari beberapa sumber yaitu untuk data tanggal publikasi laporan keuangan diperoleh dari Pusat Data Bisnis Ekonomi (PDBE UGM), Laporan keuangan tahunan dan data proxy yang digunakan dalam setiap variabel diperoleh dari pusat data Bloomberg UGM, Indonesia Capital Market Directory, data harga saham harian individu dan IHSG diperoleh dari dan untuk mengetahui perusahaan yang melakukan corporate action sumber diperoleh dari Data sampel pada penelitian ini menggunakan data sampel dari BEI karena merupakan bursa terbesar dan representatif di Indonesia. Metode Analisis Data Analisis data ini dilakukan guna mengetahui hasil dari olahan data dan interpretasi dari hasil-hasil data tersebut. Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan periode penelitian. Periode penelitian ini terdiri dari dua periode yaitu pertama periode estimasi (estimation period) selama 100 hari dan periode pengamatan peristiwa (event period) selama 11 hari bursa, yang terdiri dari lima hari sebelum pengumuman (t-5), satu hari pada saat pengumuman (t-0) dan lima hari sesudah pengumuman laporan keuangan (t+5). Penelitian ini terdiri dari 2 tahap pengujian. Pertama, pengujian hipotesis 1, yaitu menguji reaksi pasar terhadap earning surprise (positif/negatif). Reaksi pasar dalam penelitian ini diukur dengan abnormal return (positif/negatif). Metode yang digunakan adalah metode analisis event study. Variabel yang digunakan terdiri dari tiga macam, yaitu sebagai berikut: a. Variabel Dependen: Digunakan dalam penelitian ini adalah abnormal return (AR) sebagai proksi dari reaksi pasar terhadap. Langkah-langkah pengolahan datanya adalah sebagai berikut: 1. Menghitung return saham harian: Return merupakan keuntungan atau pendapatan yang diperoleh oleh investor dari modal awal investasi. Nilai return diperoleh dengan cara: Pit Pit 1 Rit ) Pit 1 Keterangan: R it : actual return saham i pada periode t; P it : harga saham i saat periode t; P it-1 : harga saham i pada periode ke t-1 2. Menghitung return pasar harian: Return pasar harian (R m ) dengan menggunakan proksi indeks harga saham gabungan (IHSG) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: IHSGt IHSGt 1 R mt IHSGt 1 Keterangan: R mt : return pasar harian pada periode t; IHSG t : indeks harga saham gabungan harian pada periode t; IHSG t-1 : indeks harga saham gabungan harian periode t Menghitung Expected Return: Expected return yaitu return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa mendatang. Expected return saham merupakan tingkat keuntungan yang diharapkan oleh investor. Untuk menjelaskan hubungan tingkat keuntungan yang diharapkan dari suatu saham atas respon harga saham dengan perubahan pasar menggunakan market model. Setelah melakukan estimasi market model dengan analisis regresi linier sederhana (OLS) menggunakan data time 195

8 JRMA, Vol.1. No. 2, Oktober 2014: series untuk return saham harian dan return pasar harian pada periode estimasi (t-105 sampai t- 6) maka diperoleh nilai α dan β dan tingkat signifikansi setiap perusahaan. Lalu mencari nilai expected return yang diperoleh menggunakan rumus sebagai berikut : ERit a 0 irmt it Keterangan: ER it : expected return saham i pada periode estimasi ke-t; α 0 : intercept saham i; β i : koefisien beta saham i; R mt : return pasar pada periode estimasi t-105 sampai t-6; ε it : error term saham i pada periode estimasi ke-t. 4. Menghitung Abnormal Return (AR): Abnormal return adalah selisih antara return sesungguhnya (actual return) dan return yang diharapkan (expected return). Nilai AR dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: ARit Rit ERit Keterangan: AR it : abnormal return harian saham i pada periode t; R it : actual return saham i pada periode t; ER it : expected return saham i pada periode t Untuk menguji hipotesis nol yang menyatakan bahwa abnormal return sama dengan nol, maka digunakan uji t. Sedangkan untuk menentukan standarisasi digunakan Standarisasi Abnormal Return (SAR). SAR adalah abnormal return yang telah distandarisasi untuk setiap sekuritas. Untuk menentukan nilai SAR ini, maka langkah pertama adalah mencari standar error (S ie ) masing-masing sekuritas di periode estimasi. Rumus yang dipakai adalah : S ie t ( R it R ) k 1 T 2 Keterangan: S ie : standar error estimasi saham i selama periode estimasi; R it : actual return saham i pada periode t selama periode estimasi; R i : return rata-rata saham i selama periode estimasi; t-2 : periode estimasi dikurangi 2 Selanjutnya yaitu dengan melakukan perhitungan standarisasi abnormal return saham selama periode peristiwa (event period), Standarisasi yang dimaksud adalah dengan membagi nilai abnormal return dengan kesalahan standar estimasi (S ie ). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: ARit SARie S ie Keterangan : SAR ie : standar abnormal return selama periode estimasi; AR it : abnormal return saham i pada periode t; S ie : standar error estimasi saham i selama periode estimasi Pengujian statistik terhadap abnormal return mempunyai tujuan untuk melihat signifikansi abnormal return yang ada di periode peristiwa. Untuk signifikansi abnormal return tersebut, maka nilai abnormal return (AR) untuk masing-masing perusahaan akan dihitung selama periode jendela 11 hari yaitu 5 hari sebelum pengumuman (t-5), pada saat pengumuman (t0) dan 5 hari sesudah pengumuman laporan keungan (t+5). Selanjutnya yaitu melakukan pengujian statistik T-test. Dalam penelitian ini, uji t yang digunakan untuk menguji hipotesis nol yang menerangkan bahwa abnormal return adalah i 2 196

9 sama dengan nol yaitu sebagai berikut: t hitung = Σ SAR it Uji t statistik ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen (event) secara individu. Uji t dilakukan untuk melihat apakah terdapat abnormal return untuk tiap-tiap sekuritas pada saat tanggal pengumuman laporan keuangan. Penelitian ini menggunakan tingkat level signifikansi 10%, 5%, dan 1%. Syarat hipotesis dapat diterima yaitu: Untuk pengujian abnormal return, H0 diterima apabila secara signifikan tidak terdapat reaksi pasar (abnormal return) minimal pada saat pengumuman laporan keuangan (t0) dan (t+1). H0 ditolak apabila terdapat reaksi pasar minimal pada saat peristiwa (t0) dan (t+1). b. Variabel Independen: Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah earning surprise yaitu informasi laba yang diproksikan dengan Unexpected Earning (UE) yang termuat dalam laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan Adanya selisih dari laba yang sebenarnya terjadi dengan laba yang diharapkan baik meningkat maupun penurunan laba, maka hal ini mengandung unsur surprise. Informasi laba dikelompokkan menjadi dua. Pertama, Adanya peningkatan laba atau laba yang diperoleh perusahaan pada periode t lebih besar daripada yang periode sebelumnya (earning surprise positif), Kedua, adanya penurunan laba atau laba yang diperoleh perusahaan pada periode t lebih kecil daripada laba periode sebelumnya (earning surprise negatif). Dalam penelitian ini, model penaksiran laba yang digunakan untuk menghitung unexpected earnings menggunakan 3 model, sebagai berikut: 1) Analyst Predicted model: Analyst Predicted yaitu perkiraan laba atas konsensus dari para analis. Model perhitungan unexpected earning diperoleh dengan menggunakan data prediksi laba dari para analis keuangan. Dirumuskan sebagai berikut: UE it = E it Prediksi laba pada tahun t Keterangan: UE it : unexpected earning perusahaan i pada tahun t; E it : laba aktual perusahaan i pada tahun t; Prediksi laba pada tahun t: prediksi laba dari para analis pada tahun t. Model penaksiran laba dengan menggunakan prediksi laba dari para analis (analyst predicted model), hasil untuk perolehan earning surprise adalah perolehan laba aktual perusahaan pada tahun t akan lebih besar dari prediksi laba konsensus atau laba harapan dari analis pada tahun t. Dengan adanya peningkatan laba saat ini atau laba yang diperoleh perusahaan saat ini lebih besar daripada prediksi laba dari para analis, sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat earning surprise positif, maka hal ini akan memberikan respon positif (good news) bagi pasar. Sebaliknya, perusahaan masuk kelompok earning surprise negatif jika laba yang direalisasi lebih kecil dari laba harapan para analis. Dengan kata lain, Laba yang diperoleh perusahaan saat ini lebih kecil atau lebih rendah daripada 197

10 JRMA, Vol.1. No. 2, Oktober 2014: prediksi laba dari para analis, sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat earning surprise negatif, maka hal ini akan memberikan respon negatif (bad news) bagi pasar. 2) Growth model Penghitungan unexpected earnings dengan menggunakan model growth dilakukan dengan cara menghitung selisih pertumbuhan laba tahun sekarang dengan pertumbuhan laba tahun sebelumnya, dirumuskan sebagai berikut: UE it = Growth t Growth t-1 Keterangan: UE it : unexpected earning untuk perusahaan i pada tahun t; Growth : pertumbuhan laba, dimana growth diperoleh dari perhitungan: laba aktual - laba t-1 laba t-1 Model penaksiran laba dengan growth model ini diharapkan pertumbuhan laba perusahaan pada waktu ke t akan lebih besar dari pertumbuhan laba pada waktu t-1. Dengan adanya peningkatan pertumbuhan laba saat ini atau pertumbuhan laba yang diperoleh perusahaan saat ini lebih besar daripada pertumbuhan laba tahun sebelumnya sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat earning surprise positif, maka hal ini akan memberikan respon yang positif (good news) bagi pasar. Sebaliknya, pertumbuhan laba perusahaan pada waktu ke t lebih kecil dari pertumbuhan laba pada waktu t-1. Dengan adanya penurunan pertumbuhan laba saat ini atau laba yang diperoleh perusahaan saat ini lebih kecil daripada pertumbuhan laba tahun sebelumnya sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat earning surprise negatif bagi perusahaan, maka hal ini akan memberikan respon negatif (bad news) bagi pasar. 3) Naive model Model ini berasumsi bahwa laba periode sebelumnya merupakan prediktor yang baik untuk memprediksi laba masa depan. Rumus yang digunakan untuk menghitung unexpected earnings dengan menggunakan model naive ini adalah: UEit = laba t - laba t-1 laba t-1 Keterangan: UEit : unexpected earning untuk perusahaan i pada tahun t; Laba t : laba aktual untuk periode t; Laba t-1 : laba aktual periode t-1. Adanya peningkatan laba atau laba yang diperoleh perusahaan pada periode t lebih besar daripada yang periode sebelumnya (earning surprise positif), maka hal ini akan memberikan respon yang positif (good news) bagi pasar. Sebaliknya, adanya penurunan laba atau laba yang diperoleh perusahaan pada periode t lebih kecil daripada laba periode sebelumnya (earning surprise negatif), maka hal ini akan memberikan respon yang negatif (bad news) bagi pasar. c. Variabel Moderasi: Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah ketepatan waktu (timeliness) dalam penyampain laporan keuangan tahunan. Dalam penelitian ini, kelompok yang termasuk dalam laporan keuangan yang tepat waktu (diberi angka 1) dan kelompok yang termasuk dalam laporan keuangan yang tidak tepat waktu atau terlambat (diberi angka 0). Definisi untuk tidak tepat waktu dalam penelitian ini adalah sesuai dengan peraturan Bapepam-LK tentang 198

11 tahunan yang disampaikan kepada Bapepam-LK yaitu melewati tanggal 30 April. Peneliti juga menentukan ketepatan laporan keuangan dengan membagi tanggal publikasi laporan keuangan menjadi 2 periode. Pertama peneliti mengurutkan tanggal publikasi dari yang paling awal hingga tanggal publikasi paling akhir. Sehingga peneliti mengambil penentuan tanggal untuk Maret sebagai aerly announcement dan bulan Mei sebagai late announcement. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis 1 Pengujian hipotesis 1 dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah earning surprise yang diproksikan dengan unexpected earning (UE) berpengaruh secara positif signifikan terhadap reaksi pasar yang diproksikan dengan abnormal return (AR). Pengujian hipotesis 1 dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi pengaruh UE terhadap AR. Model persamaan yang digunakan dalam model regresi linear ini adalah : AR it = α + β 1 UE it + ε it Keterangan: AR it : abnormal return perusahaan i pada periode t; α : konstanta; β 1 : koefisien beta perusahaan i pada periode t; UE it : unexpected earning perusahaan i pada periode t; ε it : error term dalam model Pengujian untuk hipotesis ini, regresi dilakukan sebanyak 11 kali regresi selama periode peristiwa yaitu mulai dari t-5 sampai t+5. Dari hasil regresi diatas, apabila minimal pada t0 atau t+1 diperoleh nilai beta (β 1 ) positif signifikan, maka pengujian untuk hipotesis 1 terdukung. Interpretasi untuk hipotesis 1 yaitu : H0 ditolak : apabila nilai beta (β 1 ) positif signifikan, maka secara signifikan terdapat hubungan antara earning surprise yang diproksikan dengan unexpected earning terhadap reaksi pasar yang diproksikan dengan abnormal return. Hipotesis 1 diterima (Ha diterima). Pengujian hipotesis 2 dan hipotesis 3 Hipotesis 2 dan hipotesis 3 dalam penelitian ini, variabel ketepatan waktu merupakan variabel yang digunakan sebagai moderasi dengan menggunakan dummy variabel. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi pengaruh moderasi (moderating effect) dari ketepatan waktu terhadap hubungan antara unexpected return (UE) dengan abnormal return (AR). Maka, selanjutnya untuk hipotesis 2 dan 3 dilakukan pengujian dengan model regresi linear berganda dimana variabel independennya lebih dari satu. Model persamaan yang digunakan untuk hipotesis 2 dan 3 adalah, sebagai berikut: AR it = α + β 1UE it + β 2TL it + β 3UE it * TL it + ε it Keterangan: AR it : abnormal return perusahaan i pada periode t; UE it : unexpected earning perusahaan i pada periode t; TL it : timeliness (dummy), ketepatan waktu perusahaan i pada periode t; α : konstanta; β: koefisien beta perusahaan i pada periode t; UE it *TL it :Tingkat unexpected earning dengan ketepatan waktu pengumuman; ε it : error term dalam model. Persamaan regresi diatas mengandung bentuk interaksi antara variabel moderasi dengan variabel independen (UE*TL). Bentuk interaksi tersebut mewakili efek moderasi (moderating effect) dari variabel TL terhadap hubungan antara UE dengan AR. Untuk mengatahui apakah interaksi yang terjadi tersebut merupakan interaksi positif (positive interaction), maka interaksi akan terjadi jika nilai β 3 adalah positif sehingga koefisien regresi untuk nilai TL=1 lebih positif dibandingkan dengan koefisien regresi untuk nilai TL=0. Hal itu berarti bahwa efek moderasi (moderating effect) dari 199

12 JRMA, Vol.1. No. 2, Oktober 2014: variabel moderasi mendukung dan menguatkan efek utama (main effect) pada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Sebaliknya, interaksi negatif akan terjadi apabila nilai β 3 adalah negatif sehingga slope/koefisien regresi untuk nilai TL =1 lebih negatif dibandingkan dengan slope/koefisien regresi untuk nilai TL=0. Hal itu berarti efek moderasi dari variabel moderasi tidak mendukung atau justru melemahkan efek utama pada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Hipotesis2, regresi dilakukan sbanyak 11 kali regresi selama periode peristiwa. Selain itu, karena adanya pemisahan sampel untuk earning surprise positif dan earning surprise negatif, maka dalam hipotesis 2 dan 3 ini, pegujian regresi dilakukan dua kali yaitu untuk sampel perusahaan yang mempunyai nilai earning surprise positif dan untuk sampel perusahaan yang mempunyai nilai earning surprise negatif. Dari hasil regresi diatas, apabila minimal pada t0 atau t+1 diperoleh nilai beta (β 3 ) positif signifikan, maka pengujian untuk hipotesis 2 terdukung dan apabila minimal pada t0 atau t+1 diperoleh nilai beta (β 3 ) negatif signifikan, maka hipotesis 3 terdukung. Interpretasi untuk hipotesis 2 dan 3 yaitu sebagai berikut: Hipotesis 2: H0 (ditolak): Jika nilai β 3 adalah positif dan signifikan, maka ketepatan waktu dalam berpengaruh positif atau memperkuat hubungan earning surprise positif terhadap reaksi pasar. (Ha diterima). Hipotesis 3: H0 (ditolak) : Jika nilai β 3 adalah negatif dan signifikan, maka ketepatan waktu dalam pengumuman laporan keuangan berpengaruh negatif atau memperlemah hubungan earning surprise negatif terhadap reaksi pasar. (Ha diterima). HASIL DAN PEMBAHASAN Perolehan nilai abnormal return dan earning surprise dengan menggunakan tiga model terlihat bahwa secara rata-rata nilai earning surprise positif di respon positif oleh pasar dimana respon pasar ini berjalan searah, begitu juga dengan earning surprise negatif di respon negatif oleh pasar. Hipotesis Pertama Pengujian hipotesis pertama ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Earning Surprise (UE) terhadap Abnormal Return (AR). Periode pengamatan 11 hari yaitu: 5 hari sebelum pengumuman (t-5), 1 hari saat pengumuman (t0) dan 5 hari sesudah tahunan (t+5). Untuk melihat adanya reaksi pasar yang mana mendukung untuk hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah difokuskan pada nilai koefisien beta 1 (β1) yang positif dan signifikan minimal pada saat pengumuman (t0) atau satu hari (t+1) setelah pengumuman. Pengujian dilakukan secara individu (parsial). Penelitian ini menggunakan tingkat level signifikansi 1%, 5%, dan 10%. Pengujian dengan menggunakan regresi linear berganda dengan menggunakan software SPSS 16. Analyst Predicted model Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa hasil yang diperoleh untuk earning surprise dengan menggunakan analyst predicted model, dimana hasil yang diperoleh memberikan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan bahwa pasar akan bereaksi positif terhadap earning surprise minimal pada saat (t0) atau (t+1) satu hari setelah. Nilai koefisien beta 1 (β1) untuk 53 perusahaan yang mempunyai earning surprise baik earning surprise positif (UE+) maupun earning surprise negatif (UE-) dan pengujian t (t-hitung) selama periode peristiwa, dimana nilai β1 yang 200

13 positif selama periode peristiwa terjadi pada hari ke -3, -1, 0, +2, +4, dan nilai β1 yang negatif selama periode peristiwa terjadi pada hari ke -5, -4, -2, +1, dan +3, dimana nilai koefisien β1 secara statistik tidak signifikan pada seluruh hari periode peristiwa tersebut. Hasil pengujian terhadap hipotesis pertama disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.1 Pengaruh earning surprise terhadap reaksi pasar AR it = α + β 1UE it + ε it Periode Analyst Predicted model Growth model Naive model β 1 T-sta β 1 T-sta β 1 T-sta -5-0,100-0,645-0,106-0,602 0,004 0, ,154-0,628 0,076 0,296 0,768 1,771 * -3 0,366 1,192-0,201-0,807 0,033 0, ,039-0,240 0,190 0,793-0,284-0, ,169 1,145-0,103-0,441-0,260-0, ,070 0,545 0,189 1,135 0,107 0, ,106-0,473-0,060-0,200-0,435-0, ,082 0,404-0,187-0,924-0,211-0, ,044-0,222 0,365 0,700 1,434 2,178 *** 4 0,007 0,031 0,384 1,789 * -0,080-0, ,649 8,343 *** -0,065-0,276 0,056 0,212 Keterangan : *** Signifikan pada level 1% ** Signifikan pada level 5% * Signifikan pada level 10% Sedangkan nilai koefisien beta 1 (β1) yang secara statistik positif dan signifikan hanya pada hari t+5. Hasil ini dibuktikan dengan nilai koefisien beta 1 (β1) yaitu sebesar 1,649 dengan nilai t- hitung sebesar 8,343 signifikan pada level 1%, pengaruh earning surprise terhadap pasar terlihat pada periode t+5 atau 5 hari sesudah pengumuman laporan keuangan diumumkan. Ini artinya bahwa earning surprise berpengaruh positif signifikan terhadap reaksi pasar. Hal ini juga menunjukkan adanya reaksi pasar yang lambat dalam merespon adanya earning surprise tersebut. Growth model Selanjutnya reaksi pasar untuk earning surprise yang diperoleh dengan menggunakan growth model. Hasil yang diperoleh untuk earning surprise dengan menggunakan growth model yaitu sesuai dengan yang diharapkan bahwa earning surprise berpengaruh positif terhadap pasar minimal pada saat (t0) atau (t+1) satu hari setelah. Dijelaskan bahwa nilai koefisien beta 1(β1) untuk 78 perusahaan yang mempunyai earning surprise baik earning surprise positif (UE+) maupun earning surprise negatif (UE-) dan pengujian t (t-hitung) selama periode peristiwa, dimana nilai β1 yang positif selama periode peristiwa terjadi pada hari ke -4, -2, 0, +3 dan nilai β1 yang negatif selama periode peristiwa terjadi pada hari ke -5, -3, -1, +1, +2, dan +5, dimana nilai β1 secara statistik tidak signifikan pada seluruh hari periode peristiwa tersebut. Sedangkan untuk nilai koefisien β1 yang secara statistik positif dan signifikan hanya pada hari t+4. Hasil ini dibuktikan dengan nilai koefisien beta 1 (β1) yaitu sebesar 0,384 dengan nilai t- hitung sebesar 1,789 signifikan pada level 10%, pengaruh ini terlihat pada periode t+4 atau 4 hari sesudah diumumkan. Ini artinya bahwa earning 201

14 JRMA, Vol.1. No. 2, Oktober 2014: surprise berpengaruh positif signifikan terhadap reaksi pasar. Hal ini juga menunjukkan adanya reaksi pasar yang lambat dalam merespon adanya earning surprise tersebut. Naive model Terakhir yaitu earning surprise dengan menggunakan naive model. Dari tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa pengaruh earning surprise terhadap pasar juga memberikan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan bahwa pasar akan bereaksi positif signifikan atas earning surprise minimal pada saat pengumuman laporan keuangan (t0) atau (t+1) satu hari setelah pengumuman laporan keuangan. Dijelaskan bahwa nilai koefisien beta 1 (β1) untuk 118 perusahaan yang mempunyai earning surprise baik earning surprise positif (UE+) maupun earning surprise negatif (UE-) dan pengujian t (t-hitung) selama periode peristiwa. Nilai β1 yang positif selama periode peristiwa terjadi pada hari ke - 5, -3, 0, +5 dan nilai β1 yang negatif selama periode peristiwa terjadi pada hari ke -2, -1, +1, +2, dan +4, dimana nilai β1 secara statistik tidak signifikan pada seluruh hari periode peristiwa tersebut. Sedangkan nilai β1 yang secara statistik positif dan signifikan yaitu terjadi pada hari t-4 dan t+3. Hasil ini dibuktikan dengan nilai β1 yaitu sebesar 0,768 dengan nilai t-hitung sebesar 1,771 signifikan pada level 10%, pengaruh terlihat pada periode t-4 atau 4 hari sebelum pengumuman laporan keuangan diumumkan. Kemudian nilai β1 sebesar 1,434 dengan nilai t-hitung sebesar 2,178 signifikan pada level 1%, pengaruh ini terlihat pada periode t+3 atau 3 hari sesudah pengumuman laporan keuangan diumumkan. Artinya, earning surprise berpengaruh positif dan signifikan terhadap reaksi pasar. Dengan kata lain earning surprise berpengaruh positif terhadap reaksi pasar. Hal ini juga menunjukkan adanya reaksi pasar yang sangat cepat (t-4) dalam merespon adanya earning surprise positif (UE+) tersebut dan reaksi pasar kembali terjadi pada hari ke 3 sesudah pengumuman laporan keuangan diumumkan. Secara keseluruhan, berdasarkan pada tabel 4.1 yang digunakan pada hasil uji hipotesis pertama dengan ketiga model yaitu analist predicted model, growth model, dan naive model yang digunakan dalam memprediksi earning surprise, dapat dijelaskan bahwa secara umum dari perhitungan earning surprise yaitu terdapat pengaruh earning surprise terhadap reaksi pasar pada periode di sekitar tanggal pengumuman laporan keuangan. Pada ketiga model ini respon pasar terhadap earning surprise pengaruhnya berjalan searah, reaksi pasar positif dan signifikan atas earning surprise positif (UE+), hal ini mengindikasikan bahwa earning surprise positif (UE+) berpengaruh positif terhadap reaksi pasar. Sebaliknya, reaksi pasar negatif dan signifikan atas earning surprise negatif (UE-), hal ini mengindikasikan bahwa earning surprise negatif berpengaruh negatif terhadap reaksi pasar. Untuk analyst predicted model, hasil pengujian terbukti bahwa pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap earning surprise positif (UE+), ini artinya bahwa earning surprise positif (UE+) berpengaruh positif terhadap reaksi pasar begitu juga sebaliknya pasar bereaksi negatif dan signifikan terhadap earning surprise negatif (UE-), ini artinya bahwa earning surprise negatif (UE-) berpengaruh negatif terhadap reaksi pasar. Untuk growth model dan naive model, hasil pengujian untuk hipotesis pertama juga terbukti bahwa pasar bereaksi positif dan signifikan terhadap 202

15 earning surprise positif, ini artinya bahwa earning surprise positif (UE+) berpengaruh positif terhadap reaksi pasar. Begitu juga untuk earning surprise negatif (UE-) akan berpengaruh negatif terhadap reaksi pasar. Berdasarkan pada data yang diperoleh dan digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa respon pasar atas earning surprise berjalan searah, Hasil pengujian untuk hipotesis pertama terbukti bahwa pasar bereaksi positif dan signifikan terhadap earning surprise positif (UE+), ini artinya bahwa earning surprise berpengaruh positif terhadap reaksi pasar. (H 1 diterima). Hasil pengujian hipotesis kedua disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.2 Pengaruh earning surprise, ketepatan waktu pengumuman LK, dan interaksi antara earning surprise dan ketepatan waktu pengumuman LK untuk earning surprise potitif (UE+) AR it = α + β 1UE it + β 2TL it + β 3UE it * TL it + ε it Analyst Predicted model Periode β 1 T-sta β 2 T-sta β 3 T-sta -5-0,175-1,053-17,187-2,904 *** -4-0,262-0,938-13,422-0, ,156 0,300 41,942 1, ,083-0,508-11,741-1, ,320 2,590 *** 5,219 0, ,021 0,189-0,476-0, ,122-4,473-4,856-0, ,024 0,157 7,888 0, ,113-1,112 6,943 1, ,006 0,014 35,257 2, ,869 9,158 *** -24,647-6,899 *** Growth model Periode β 1 T-sta β 2 T-sta β 3 T-sta -5 0,325 0,762-0,025-0,074 1,730 1,699 * -4 0,119 0,192 0,304 0,625 0,143 0, ,215 0,400 0,160 0,378 0,116 0, ,437 0,871 0,236 0,596-0,344-0, ,817-1,408-0,171-0,374 0,834 0, ,151-0,357 0,420 1,285 0,291 0, ,109-0,172 0,248 0,498 1,262 0, ,238-0,591 0,386 1,231-1,209-1, ,219-0,147-1,496-1,299 4,284 1, ,067-0,116 0,009 0,019 0,615 0, ,658 1,036 0,860 1,784 * -0,341-0,226 Naive model Periode β 1 T-sta β 2 T-sta β 3 T-sta -5 0,010 0,023 0,301 0,958 1,540 1, ,301-0,723 0,146 0,473-0,011-0, ,788 1,595 0,118 0,322 1,199 0, ,612-1,306-0,078-0,225 0,239 0, ,310 2,039 *** -0,761-1,628 1,910 1, ,992-1,745 * 0,063 0,150-0,499-0, ,933-1,553 0,743 1,702 * -0,733-0, ,085 0,203-0,344-1,111 0,083 0, ,528 1,563-1,359-1,923 ** -6,401-2,288 *** 203

16 JRMA, Vol.1. No. 2, Oktober 2014: ,500 0,874-0,332-0,788-1,936-1, ,152-0,312 0,691 1,957 ** 3,317 2,382 *** Keterangan : *** Signifikan pada level 1% ** Signifikan pada level 5% * Signifikan pada level 10% Hipotesis Kedua Pengujian hipotesis kedua ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen earning surprise positif (UE+) terhadap variabel dependen abnormal return yang dimoderasi dengan ketepatan waktu. Earning surprise dikelompokkan berdasarkan waktu/ tanggal baik yang tepat waktu maupun tidak tepat waktu, serta nilai earning surprise juga dibagi menjadi dua bagian yaitu pertama kelompok earning surprise positif yang digunakan untuk pengujian hipotesis kedua dan kelompok earning surprise negatif yang digunakan untuk pengujian hipotesis ketiga. Harapan dari model ini yaitu pengaruh earning surprise positif (UE+) terhadap reaksi pasar akan semakin kuat ketika ketepatan waktu, maka dengan adanya moderasi ketepatan waktu akan dapat memperkuat pengaruh hubungan antara earning surprise positif (UE+) dan reaksi pasar. Observasi ini dilakukan secara parsial selama periode pengamatan 11 hari yaitu 5 hari sebelum pengumuman (t-5), 1 hari saat pengumuman (t0), dan 5 hari sesudah pengumuman (t+5). Diharapkan reaksi terjadi minimal pada saat pengumuman laporan keuangan (t0) atau 1 hari setelah (t+1). Pengujian ini menggunakan tingkat signifikansi 1%, 5%, dan 10%. Pengujian variabel moderasi akan terdukung apabila dari hasil regresi linear dibuktikan dengan nilai 3 bernilai positif dan signifikan. Nilai dari 3 berfungsi sebagai variabel yang memperkuat hubungan yang muncul antara hubungan variabel dependen terhadap variabel independen dimana nilai dari 3 harus positif dan signifikan sehingga dapat diambil kesimpulan yaitu secara statistik bahwa ketepatan waktu memperkuat hubungan antara earning surprise positif (UE+) terhadap reaksi pasar. Atas penjelasan faktor 3 ini, maka hipotesis 2 selama periode jendela yang mempunyai 3 yang bernilai positif dan signifikan maka akan memperkuat berpengaruh secara signifikan terhadap hubungan antara earning surprise terhadap reaksi pasar. Analyst Predicted model Hasil di tabel 4.2 berdasarkan pada nilai earning surprise yang diperoleh dengan menggunakan analyst predicted model, hasil menunjukkan bahwa nilai beta 3 ( 3 ) dari variabel moderasi tidak dapat diperoleh. Hal ini disebabkan karena keterbatasan dari ketersediaan data sampel yang digunakan. Dimana peneliti tidak menemukan data sampel perusahaan yang mempunyai earning surprise positif (UE+) yang mengumumkan laporan keuangannya tidak tepat waktu, sehingga waktu dilakukan regresi dengan memasukkan variabel moderasi tidak ada hasil untuk perolehan nilai 204

17 beta 3 ( 3 ). Ada banyak kemungkinan lain yang menjadi penyebab hal ini salah satunya dapat disebabkan oleh penyimpangan dari variabel ketepatan waktu yang cukup besar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Teets dan Wasley (1996) yang menemukan bahwa semakin besar penyimpangan unexpected earnings maka semakin rendah earnings response coefficient yang diperoleh terutama jika regresi yang digunakan adalah regresi yang bukan menggunakan data time series. (H 2a ditolak). Growth model Berdasarkan pada tabel 4.4, hasil yang diperoleh dengan menggunakan growth model, dapat dijelaskan bahwa nilai beta 3 ( 3) positif tidak signifikan selama periode jendela adalah pada periode t-4, -3, -1, t0, +1, +3, dan t+4, dan nilai beta 3 ( 3) yang negatif tidak signifikan selama periode jendela adalah pada periode t-2, t+2, dan t+5, dimana nilai beta 3 ( 3) secara statistik tidak signifikan pada seluruh hari periode peristiwa tersebut. Namun pada periode t-5 atau lima hari sebelum pengumuman laporan keuangan terdapat nilai beta 3 ( 3 ) positif dan signifikan yaitu nilai beta 3 ( 3) sebesar 1,730 dengan nilai t hitung sebesar 1,699 (signifikan pada level 10%), hal ini mengindikasikan bahwa ketepatan waktu pengumuman laporan keuangan memperkuat pengaruh hubungan antara earning surprise potitif terhadap reaksi pasar. (H 2b ditolak). Naive model Selanjutnya yaitu hasil regresi linear berdasarkan pada nilai earning surprise dengan menggunakan naive model. Hasil yang diperoleh dengan menggunakan naive model menunjukkan bahwa nilai beta 3 ( 3) positif tidak signifikan selama periode jendela adalah pada periode t-5, t-3, t-2, t-1, dan t+2, dan nilai beta 3 ( 3) yang negatif tidak signifikan selama periode jendela adalah pada periode t-4, t0, t+1 dan t+4, dimana nilai beta3 ( 3) secara statistik tidak signifikan pada seluruh hari periode peristiwa tersebut. Nilai koefisien beta 3 ( 3 ) pada periode t+5 atau lima hari sesudah pengumuman laporan keuangan terdapat nilai beta 3 ( 3 ) positif dan signifikan yaitu sebesar 3,317 dengan nilai t hitung sebesar 2,382 (signifikan pada level 1%), hal ini mengindikasikan bahwa ketepatan waktu memperkuat pengaruh hubungan antara earning surprise positif terhadap reaksi pasar. Namun pada periode t+3 atau tiga hari sesudah pengumuman laporan keuangan juga terdapat nilai koefisien beta 3 ( 3 ) negatif dan signifikan yaitu sebesar -6, 401 dengan nilai t hitung sebesar -2,288 (signifikan pada level 1%), hal ini mengindikasikan bahwa ketepatan waktu pengumuman laporan keuangan memperlemah pengaruh hubungan antara earning surprise positif terhadap reaksi pasar. Hasil ini berlawanan dengan harapan yaitu harapannya bahwa ketepatan waktu akan memperkuat hubungan antara earning surprise dan reaksi pasar, dimana nilai koefisien beta 3 yang diharapkan yaitu positif dan signifikan. Sehingga dengan menggunakan model naive. (H 2c ditolak). Hasil yang diperoleh untuk hipotesis kedua dari penelitian ini yaitu tidak ada model yang mendukung hipotesis kedua ini. Ada beberapa kemungkinan yang menjadi penyebab tidak terdukungnya hipotesis, hal ini salah satunya dapat disebabkan oleh penyimpangan dari variabel earning surprise yang cukup besar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Teets dan Wasley (1996) dalam Arifin yang menemukan bahwa semakin besar penyimpangan unexpected earnings 205

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil dari kegiatan operasional yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil dari kegiatan operasional yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan hasil dari kegiatan operasional yang dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun eksternal perusahaan. Publikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersifat 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersifat sekunder. Data sekunder yang diperlukan terdiri dari : 1. Tanggal

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan event study yang menilai kejadian tertetu dalam

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan event study yang menilai kejadian tertetu dalam BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian 4. 1. 1 Event Study Penelitian ini merupakan event study yang menilai kejadian tertetu dalam hal ini adalah pengumuman pembagian saham. Pengumuan pertama

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pada hasil pengujian yang telah dilakukan oleh peneliti pada

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pada hasil pengujian yang telah dilakukan oleh peneliti pada BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pada hasil pengujian yang telah dilakukan oleh peneliti pada bab sebelumnya, maka berdasarkan pada hasil tersebut dapat diambil beberapa kesimpulan dari penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode Februari Juli yaitu indeks yang terdiri dari 45 perusahaan yang tercatat yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 60 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Disain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-ekperimental, dengan jenis deskriptif, dan komparatif. Dilihat dari pengendalian variabel, penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengambil keputusan yang benar.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengambil keputusan yang benar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kemajuan Bursa Efek Indonesia tidak lepas dari pengaruh pertumbuhan ekonomi yang didukung dengan adanya beberapa kebijakan pemerintah di pasar modal. Salah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 47 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi Populasi adalah obyek atau subyek yang merupakan bagian dari wilayah generalisasi yang mempunyai karakteristik dan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investor yaitu laba dan rugi. Setiap investor selalu berupaya mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. investor yaitu laba dan rugi. Setiap investor selalu berupaya mendapatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam setiap investasi terdapat dua kemungkinan yang diperoleh investor yaitu laba dan rugi. Setiap investor selalu berupaya mendapatkan laba atau profit dimana dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2011.

BAB III METODE PENELITIAN. publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2011. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan studi peritiwa (event study). Event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar modal terhadap suatu peristiwa (event) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi laba secara tegas disebutkan dalam Statement of Financial

BAB I PENDAHULUAN. Informasi laba secara tegas disebutkan dalam Statement of Financial 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi laba secara tegas disebutkan dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.1 dalam Delvira (2013) yang menyatakan bahwa laba memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas Obyek atau Subyek

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas Obyek atau Subyek BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas Obyek atau Subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Dimana sekunder sendiri adalah perolehan data yang didapat tidak secara langsung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis) Pasar efisien adalah jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersifat sekunder. Data sekunder yang diperlukan terdiri dari : 1) Tanggal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Dan Penentuan Sampel Populasi merupakan keseluruhan objek yang memenuhi syarat-syarat tertentu dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH UKURAN, PERTUMBUHAN, DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP KOEFISIEN RESPON LABA

ANALISIS PENGARUH UKURAN, PERTUMBUHAN, DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP KOEFISIEN RESPON LABA ANALISIS PENGARUH UKURAN, PERTUMBUHAN, DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP KOEFISIEN RESPON LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011)

Lebih terperinci

1BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang dapat mempengaruhi atau memancing reaksi pasar. Reaksi pasar

1BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang dapat mempengaruhi atau memancing reaksi pasar. Reaksi pasar 1BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Objek Penelitian Objek yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah efektifitas aksi korporasi. Sebuah aksi korporasi yang efektif akan memberikan sinyal kandungan informasi

Lebih terperinci

Dian Indriana Trilestari, SE.,MSi., Akt- Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Semarang (USM)

Dian Indriana Trilestari, SE.,MSi., Akt- Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Semarang (USM) PENGARUH KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN TERHADAP KANDUNGAN KUALITAS INFORMASI LABA AKUNTANSI DENGAN VARIABEL KONTROL PERSISTENSI, PERTUMBUHAN DAN KETERPREDIKSIAN LABA, BETA, STRUKTUR MODAL, UKURAN

Lebih terperinci

ANALISIS RESPON PASAR TERHADAP PENGUMUMAN SAHAM BONUS PADA BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS RESPON PASAR TERHADAP PENGUMUMAN SAHAM BONUS PADA BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS RESPON PASAR TERHADAP PENGUMUMAN SAHAM BONUS PADA BURSA EFEK INDONESIA Siti Murtopingah Rina Mudjiyanti Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT This study is to analysis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia untuk periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2012, waktu penelitian ini direncanakan mulai bulan Februari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia. Sampel yang digunakan merupakan perwakilan dari populasi. Teknik

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia. Sampel yang digunakan merupakan perwakilan dari populasi. Teknik BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan merupakan perwakilan dari populasi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan dengan mengambil data laporan tahunan perusahaan Pertambangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dari tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang tercatat di

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang tercatat di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. Teknik pemilihan sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010. Teknik pemilihan sampel

Lebih terperinci

STUDI PERISTIWA REAKSI PASAR TERHADAP PEMILIHAN UMUM TANGGAL 5 APRIL 2004 PADA BURSA EFEK JAKARTA

STUDI PERISTIWA REAKSI PASAR TERHADAP PEMILIHAN UMUM TANGGAL 5 APRIL 2004 PADA BURSA EFEK JAKARTA STUDI PERISTIWA REAKSI PASAR TERHADAP PEMILIHAN UMUM TANGGAL 5 APRIL 2004 PADA BURSA EFEK JAKARTA Chairul Anwar Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Depok

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan melihat pengaruh Adopsi IFRS terhadap Earnings Response

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan melihat pengaruh Adopsi IFRS terhadap Earnings Response BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini akan melihat pengaruh Adopsi IFRS terhadap Earnings Response Coefficient di Indonesia pada perusahaan manufaktur. Populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menginvestasikan dananya adalah melalui pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menginvestasikan dananya adalah melalui pasar modal. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dalam jangka waktu tertentu. Investor menginvestasikan dananya dengan harapan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Efisiensi Pasar Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia (Tandelilin, 2010:219). No one

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional. Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah

METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional. Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah atau mengurangi jumlah saham yang beredar menjadi n

Lebih terperinci

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif tidak terlalu menitikberatkan pada kedalaman data, yang

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif tidak terlalu menitikberatkan pada kedalaman data, yang BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Dimana dalam penelitian kuantitatif tidak terlalu menitikberatkan pada kedalaman data,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel 3.1.1. Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN PERSETUJUAN SKRIPSI... ii. PERNYATAAN ORISINALITAS... iii. KATA PENGANTAR... iv. ABSTRAK...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN PERSETUJUAN SKRIPSI... ii. PERNYATAAN ORISINALITAS... iii. KATA PENGANTAR... iv. ABSTRAK... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN PERSETUJUAN SKRIPSI... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR......

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data kuantitatif yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang termasuk kategori eksperimental dari pengujian teori Efficient Market Hypothesis dan event study.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Hartono (2014:623), studi peristiwa (event study) merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Hartono (2014:623), studi peristiwa (event study) merupakan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Event Study Menurut Hartono (2014:623), studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 9 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Pesinyal (Signalling Theory) Signalling theory menekankan bahwa pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Efisiensi pasar didefinisikan oleh Beaver (1989) sebagai hubungan antara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Efisiensi pasar didefinisikan oleh Beaver (1989) sebagai hubungan antara BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hipotesis Pasar Efisien Efisiensi pasar didefinisikan oleh Beaver (1989) sebagai hubungan antara harga-harga sekuritas dengan informasi. Pengertian pasar efisien adalah pasar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Keagenan (Agency Theory) dan laba Konsep manajemen laba menggunakan pendekatan teori keagenan yang terkait dengan hubungan atau kontrak diantara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksplanatori, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji suatu teori atau hipotesis guna memperkuat atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan atau investor yang melakukan investasi selalu mempunyai harapan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan atau investor yang melakukan investasi selalu mempunyai harapan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan atau investor yang melakukan investasi selalu mempunyai harapan untuk mendapatkan keuntungan (return), tetapi harapan investor tidak selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahan ini telah menjadi perusahaan go-publik yang sahamnya juga. perusahaan, BAPEPAM dan BEJ mengharuskan perusahaan publik

BAB I PENDAHULUAN. perusahan ini telah menjadi perusahaan go-publik yang sahamnya juga. perusahaan, BAPEPAM dan BEJ mengharuskan perusahaan publik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaaan yang telah mencatatkan sahamnya di pasar bursa, perusahan ini telah menjadi perusahaan go-publik yang sahamnya juga menjadi milik publik.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 33 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian dalam tesis ini menggunakan metode event study untuk menganalisis pengaruh pengumuman perubahan deviden terhadap return saham,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Landasan teori adalah landasan berpikir yang bersumber dari suatu teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Landasan teori adalah landasan berpikir yang bersumber dari suatu teori BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori adalah landasan berpikir yang bersumber dari suatu teori yang sering diperlukan sebagai tuntunan untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam sebuah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dan index harga saham gabungan diperoleh dari Yahoo Finance tahun

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dan index harga saham gabungan diperoleh dari Yahoo Finance tahun BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 METODE PENGUMPULAN DATA Penelitian ini menggunakan data historis tentang harga saham, jumlah lembar saham dan index harga saham gabungan diperoleh dari Yahoo Finance tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba atas usaha yang dijalankannya dan menjaga kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba atas usaha yang dijalankannya dan menjaga kelangsungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya setiap perusahaan didirikan bertujuan untuk memperoleh laba atas usaha yang dijalankannya dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Kendala yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek Indonesia terhadap pengumuman peristiwa bencana banjir yang melanda daerah khusus

Lebih terperinci

Pengaruh Informasi Arus Kas dan Laba Akuntansi terhadap Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Pengaruh Informasi Arus Kas dan Laba Akuntansi terhadap Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pengaruh Informasi Arus Kas dan Laba Akuntansi terhadap Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Al Azhar L Rofika Lilis Rohayati Abstrak Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. peneliti untuk menilai dampak dari suatu peristiwa tertentu terhadap harga saham dari

BAB III METODELOGI PENELITIAN. peneliti untuk menilai dampak dari suatu peristiwa tertentu terhadap harga saham dari BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini merupakan event study yaitu salah satu desain statistik yang popular di bidang keuangan yang menggambarkan sebuah teknik riset yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) Pasar dikatakan efisien apabila harga sekuritas mencapai harga keseimbangan baru yang diakibatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Studi Penelitian ini menggunakan metode event study, yaitu metode yang digunakan untuk mengukur reaksi harga saham terhadap suatu peristiwa yang ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek/Obyek Penelitian Sumber data berasal dari perusahaan sektor keuangan dan Perusahaan yang terdaftar di bursa Efek indonesia (periode 2012-2014). B. Jenis Data Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH KONSERVATISME LAPORAN KEUANGAN DAN KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN TERHADAP KOEFISIEN RESPON LABA

PENGARUH KONSERVATISME LAPORAN KEUANGAN DAN KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN TERHADAP KOEFISIEN RESPON LABA ABSTRAK PENGARUH KONSERVATISME LAPORAN KEUANGAN DAN KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN TERHADAP KOEFISIEN RESPON LABA 1 / 6 Oleh Giska Sevlanda Perkembangan pasar modal di Indonesia menyebabkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan melakukan merger

BAB III METODE PENELITIAN. publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan melakukan merger BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Sedangkan sampel dalam penelitian ini yaitu perusahaan publik yang

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORA N KEUANGAN

FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORA N KEUANGAN FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORA N KEUANGAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ) TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat Memperoleh derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penelitian ini menganalisis mengenai relasi antara risiko finansial dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penelitian ini menganalisis mengenai relasi antara risiko finansial dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini menganalisis mengenai relasi antara risiko finansial dan risiko bisnis dengan kecepatan publikasi laporan keuangan. Penelitian ini penting

Lebih terperinci

PENGARUH ENVIRONMENTAL DISCLOSURE

PENGARUH ENVIRONMENTAL DISCLOSURE 1 PENGARUH ENVIRONMENTAL DISCLOSURE TERHADAP EARNING RESPONSE COEFFICIENT (ERC) (Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Industri Dasar Kimia dan Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

LARASATI SUNARTO, SE Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji

LARASATI SUNARTO, SE Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji PENGARUH INFORMASI LAPORAN ARUS KAS, LABA KOTOR, UKURAN PERUSAHAAN DAN NILAI PASAR TERHADAP ABNORMAL RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMEN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010 2012 LARASATI SUNARTO,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal juga dapat dijadikan indikator bagi perkembangan perekonomian sebuah

BAB I PENDAHULUAN. modal juga dapat dijadikan indikator bagi perkembangan perekonomian sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal telah menjadi instrumen perekonomian yang penting bagi sebuah negara. Selain menjadi alternatif tempat untuk berinvestasi dan pembiayaan, pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi pasar seperti ini

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi pasar seperti ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu laporan keuangan dikatakan memiliki kandungan informasi bila publikasi dari laporan keuangan tersebut menyebabkan bergeraknya reaksi pasar. Jika pasar

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan

LANDASAN TEORI. Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan 9 II. LANDASAN TEORI 2.1. Stock Split Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan kepada publik. Hal tersebut diatur dalam pasal 68 dan 86 tahun 1995 tentang Pasar Modal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang signifikan antara variabel independent dengan variabel dependent melalui

BAB III METODE PENELITIAN. yang signifikan antara variabel independent dengan variabel dependent melalui BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Seperti yang tercermin dalam judul, jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dimana peneliti mencoba untuk menjelaskan apakah ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif investasi pada financial assets, sedangkan emiten sebagai pihak yang. memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin, 2010:26).

BAB I PENDAHULUAN. alternatif investasi pada financial assets, sedangkan emiten sebagai pihak yang. memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin, 2010:26). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia pasar modal, ada dua pihak yang memiliki kepentingan yaitu investor dan emiten. Investor sebagai pihak yang kelebihan dana dapat melakukan alternatif investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun untuk mengembangkan perusahaan. Sumber dana dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. maupun untuk mengembangkan perusahaan. Sumber dana dapat diperoleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan membutuhkan dana dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional maupun untuk mengembangkan perusahaan. Sumber dana dapat diperoleh perusahaan terdiri dari pinjaman,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN, DAN IMPLIKASI PENELITIAN. saham perusahaan reporter (perusahaan yang mengumumkan) dan nonreporter

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN, DAN IMPLIKASI PENELITIAN. saham perusahaan reporter (perusahaan yang mengumumkan) dan nonreporter BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN, DAN IMPLIKASI PENELITIAN 5.1. Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris reaksi pasar pada saham perusahaan reporter (perusahaan yang mengumumkan)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang datanya diperoleh melalui www.idx.co.id. Perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Sumber Data Penelitian ini tergolong ke dalam jenis penelitian event study. Event study digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu peristiwa.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Indonesia Capital Market Electronic Library (ICaMEL). Populasi dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA EFFICIENT MARKET THEORY (TEORI EFISIENSI PASAR)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA EFFICIENT MARKET THEORY (TEORI EFISIENSI PASAR) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 EFFICIENT MARKET THEORY (TEORI EFISIENSI PASAR) Pasar yang efisien adalah suatu pasar bursa dimana efek yang diperjualbelikan merefleksikan seluruh informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijabarkan beberapa teori yang menjadi landasan analisis penulis mengenai hubungan variabel- variabel dalam penelitian, yaitu : Stock split (pemecahan saham),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada penelitan ini, peneliti merujuk pada penelitian sebelumnya yang bermanfaat untuk dijadikan sebagai pembanding. Penelitian yang dijadikan rujukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengambil data perusahaan yang dibutuhkan ataupun mengakses situs

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengambil data perusahaan yang dibutuhkan ataupun mengakses situs 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu dan tempat penelitian dapat dilakukan di universitas mercu buana yang terdapat bursa efek online untuk mahasiswa sehingga dapat mengambil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibandingkan total bebannya. Disebut juga pendapatan bersih atau net earnings

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibandingkan total bebannya. Disebut juga pendapatan bersih atau net earnings BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laba 2.1.1.1 Pengertian Laba Ukuran yang digunakan untuk menilai berhasil atau tidak suatu perusahaan yaitu dilihat dari laba. Laba merupakan kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. perusahaan (Sijabat, 2007). Setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. perusahaan (Sijabat, 2007). Setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Saat ini good corporate governance (GCG) telah menjadi salah satu pilar dalam sistem ekonomi pasar. Ia berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang tercatat dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang tercatat dalam 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi Dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009-2013. Teknik pengambilan

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Konservatisme Akuntansi dan Leverage pada Earnings Response Coefficient Nama : Desriyana Natalia NIM :

Judul : Pengaruh Konservatisme Akuntansi dan Leverage pada Earnings Response Coefficient Nama : Desriyana Natalia NIM : Judul : Pengaruh Konservatisme Akuntansi dan Leverage pada Earnings Response Coefficient Nama : Desriyana Natalia NIM : 1115351144 Abstrak Kualitas laba penting bagi mereka yang menggunakan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan. Manfaaat dari

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan. Manfaaat dari digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang sering digunakan oleh para pengguna laporan keuangan. Dalam laporan keuangan terkandung

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dalam ekuitas pemegang saham. Menurut Abdul Halim (2007 : 98), split stock

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dalam ekuitas pemegang saham. Menurut Abdul Halim (2007 : 98), split stock BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pemecahan Saham Menurut kamus investasi dan keuangan, peristiwa pemecahan saham merupakan cara yang dilakukan dengan tujuan untuk memecah jumlah saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara formal pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument

BAB I PENDAHULUAN. Secara formal pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara formal pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang

Lebih terperinci

perilaku perubahan reaksi return saham LQ 45 dan sektor perdagangan, jasa dan

perilaku perubahan reaksi return saham LQ 45 dan sektor perdagangan, jasa dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini mengambil data dari Bursa Efek Jakarta. Untuk meneliti perilaku perubahan reaksi return saham LQ 45 dan sektor perdagangan, jasa dan investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mendukung dalam pengambilan keputusan untuk memaksimalkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mendukung dalam pengambilan keputusan untuk memaksimalkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis investasi di pasar modal Indonesia saat ini mengalami peningkatan yang pesat. Meningkatnya bisnis ini membuat para investor memerlukan lebih banyak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dengan

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dengan biaya yang lebih murah. Di samping itu, para investor juga menggunakan pasar modal sebagai sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan, dari transaksi UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan, dari transaksi UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan, dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan. Laporan keuangan dibuat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Hendrianto (2012) Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Hendrianto (2012) Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Sinyal Menurut Hendrianto (2012) Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. target yang diinginkan baik secara artificial (melalui metode akuntan si) maupun

BAB I PENDAHULUAN. target yang diinginkan baik secara artificial (melalui metode akuntan si) maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perataan laba dapat didefinisikan sebagai suatu cara yang dilakukan manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan agar sesuai dengan target yang

Lebih terperinci

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATWAKTUAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATWAKTUAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATWAKTUAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh struktur good corporate governance yang diproksikan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersifat sekunder, yaitu data yang berasal dari pihak lain yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian adalah suatu kesatuan atau gabungan dari beberapa desain yang menggambarkan secara detail suatu permasalahan. Desain penelitan merupakan rencana

Lebih terperinci

: LOLLI ADRIANI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS

: LOLLI ADRIANI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Struktur Modal terhadap Earnings Response Coefficient (Studi pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di BEI) Mahasiswa Program Strata Satu (S-1) Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan kerangka teoritik yang telah dijelaskan pada Bab II maka tujuan penelitian yang hendak dicapai antara lain : 1. Memberikan bukti empiris baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang

BAB I PENDAHULUAN. mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal (Capital market) adalah suatu pengertian abstrak yang mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang kepentingannya saling mengisi,

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT PROFITABILITAS, FINANCIAL DISTRESS

PENGARUH TINGKAT PROFITABILITAS, FINANCIAL DISTRESS PENGARUH TINGKAT PROFITABILITAS, FINANCIAL DISTRESS, DAN PELAPORAN RUGI BERSIH KLIEN TERHADAP AUDIT REPORT LAG PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ABSTRAK Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan berupa informasi UKDW

BAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan berupa informasi UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap entitas usaha badan maupun perseorangan tidak dapat terlepas dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan berupa informasi akuntansi dalam bentuk

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH ARUS KAS OPERASI DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP TINGKAT KEUNTUNGAN DAN LIKUIDITAS SAHAM

SKRIPSI PENGARUH ARUS KAS OPERASI DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP TINGKAT KEUNTUNGAN DAN LIKUIDITAS SAHAM SKRIPSI PENGARUH ARUS KAS OPERASI DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP TINGKAT KEUNTUNGAN DAN LIKUIDITAS SAHAM Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

JENIS STUDI PERISTIWA

JENIS STUDI PERISTIWA 1 OVERVIEW 1/3 Jenis-jenis studi peristiwa. Tujuan studi peristiwa. Metodologi studi peristiwa. Teknik teknik perhitungan return tak normal dan kumulatif return tak normal. Cara menerapkan metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Data diperoleh dengan mengakses data melalui website www.idx.co.id dan Indonesian Capital

Lebih terperinci

PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI (EARNINGS) TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM (Studi pada Perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Jakarta)

PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI (EARNINGS) TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM (Studi pada Perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Jakarta) PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI (EARNINGS) TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM (Studi pada Perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Jakarta) Endi Sarwoko Abstrak: Informasi laba akuntansi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setelah adanya deregulasi dalam pasar modal dan situasi kebijakan uang ketat yang mulai berlaku pada tahun 1991, banyak perusahaan melakukan go public

Lebih terperinci