Komisi Pemilihan Umum Pelindung Suara Rakyat Edisi September Kepercayaan Masyarakat Pada Sistem Politik:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Komisi Pemilihan Umum Pelindung Suara Rakyat Edisi September Kepercayaan Masyarakat Pada Sistem Politik:"

Transkripsi

1 P E M I L KOMISI I H A N U M U M P E M I L KOMISI I H A N 2011 PEMILUKADA U M U M SUARA KPU September 2011 Komisi Pemilihan Umum Pelindung Suara Rakyat Edisi September 2011 Kepercayaan Masyarakat Pada Sistem Politik: Salah Satu Kunci Peningkatan Partisipasi Masyarakat Halal Bil Halal KPU-RI Kirab Budaya Pemilukada Kota Yogyakarta Pemilukada Tulang Bawang Barat Berlangsung Dalam Suasana Kondusif

2 KOMISI Pengantar Redaksi Sepanjang Bulan September 2011 ini, masih terasa suasana khidmat dan suka cita perayaan hari idul fitri 1 syawal 1432 H. Suasana ini dirasakan oleh seluruh umat islam di penjuru muka bumi dan biasanya dirayakan dengan tradisi-tradisi khas daerahnya. di Indonesia sendiri, tidak ketinggalan masyarakat merayakan hari kemenangan dengan tradisi takbiran, mudik (pulang kampung-red) dan halal bihalal atau silaturahmi. Idul Fitri memiliki makna yang sangat dalam. Kesucian dan kembali ke fitrah menjadi harapan seluruh muslimin/muslimat setelah selama sebulan dilatih dalam madrasah Ramadhan untuk menahan dan mengendalikan hawa nafsu. Keinginan untuk senantiasa memperbaiki dan meningkatkan kapasitas pribadi menjadi harapan manusia ketika menyongsong Idul Fitri. Sebagaimana kata syawal yang berarti peningkatan/meningkat, pastinya setiap individu berharap menjadi pribadi yang lebih baik, lebih bernilai dan lebih berkualitas dalam menjalani kehidupannya. Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai sebuah lembaga, dengan seluruh pejabat dan karyawan di dalamnya juga memiliki harapan yang sama dalam menyogsong lembaran baru setelah Ramadhan. Warga KPU, pastinya, juga mendambakan adanya peningkatan kualitas kehidupan dan penghidupan. Di Lingkungan kerja, penignkatan kualitas ini, salah satunya, dapat dilakukan dengan etos kerja. Peningkatan etos kerja yang lebih baik, tidak semata-mata ditujukan bagi peningkatan kualitas pribadi, tetapi juga memiliki dampak yang sangat besar bagi lingkungan kerja. Peningkatan etos kerja di lingkungan KPU adalah peningkatan integritas, profesionalitas, dan akuntabilitas sehingga terciptanya KPU sebagai Penyelenggara Pemilu yang memiliki kompetensi, kredibilitas, dan kapabilitas dalam mewujudkan pemilu yang berkualitas. Harapan ini bukanlah sekedar harapan. Untuk mewujudkannya dibutuhkan komitmen dan peran serta setiap warga KPU, tanpa terkecuali. Untuk mewujudkannya, setiap warga KPU harus memulai dari sekarang. Dalam mewujudkan harapan besar tersebut, setiap warga KPU harus memulai dari sesuatu yang kecil agar dapat dipupuk terus hingga menjadi besar. Dimulai dari diri sendiri, dimulai dari sekarang, dan dimulai dari yang kecil, seperti perkataan orang bijak. Semoga Idul Fitri 1432 H menjadi tonggak baru dan semangat baru bagi KPU untuk meningkatkan kualitas penyelenggara demokrasi di Indonesia. (Red) P E M I L I H A N U M U M SUARA KPU Komisi Pemilihan Umum Pelindung Suara Rakyat Pengarah Prof. Dr. H. A. Hafiz Anshary AZ, M.A Sri Nuryanti, S.IP, MA Dra. Endang Sulastri, M.Si I Gusti Putu Artha, SP, M.Si Prof. Dr. Ir. Syamsulbahri, MS Dr. H. Abdul Aziz, MA Saut Hamonangan Sirait, M.Th Penanggung Jawab Drs. Suripto Bambang Setyadi, M.Si Asrudi Trijono, SH Pemimpin Redaksi Drs. Yosmardin, M.A Editor Senior Nur Syafaat, SE, MM, Drs. Faisal Siagian M.Si. Editor Sahruni H.R, SS, M.Si, Eddy Purwanto SH, Dra. Titik PW MP, Andy Firmanda, Dra. Hendrika Ferdinandus, Kadar Setyawan, Andy Prasetyo. Reporter Didi, Satrio, Rita, Dewi, Khaerul Anam, Ika Prasetya, Catursari, Reni Rinjani. Fotografer Dodi H, Sapto. Designer Grafis Arif Priyo. Distribusi/Sirkulasi Dewi Mustikawati, Teddy Irawan. Alamat Redaksi Biro Teknis dan Hupmas Komisi Pemilihan Umum Jl. Imam Bonjol 29, Jakarta Pusat Tlp: (021)

3 5 Fokus Utama Semarang Gelar Pemilos Pertama di Indonesia Daftar Isi 7 News Audiensi DPRD Kabupaten Pati di KPU-RI 8 News Dialog Nasional Menuju Pemilu Elektronik di Indonesia Pengantar Redaksi Daftar Isi News Seputar Pemilukada Profil Berita Dalam Gambar News Ketika Murid SD Nyontreng di KPU 3

4 Fokus Utama Kepercayaan Masyarakat Pada Sistem Politik: Salah Satu Kunci Peningkatan Partisipasi Masyarakat Kepercayaan masyarakat pada sistem politik yang ada merupakan salah satu faktor yang menentukan meningkatnya partisipasi masyarakat dalam Pemilihan Umum (Pemilu) ataupun Pemilukada (Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah). Demikian disampaikan Andry Dewanto, Ketua KPU Jawa Timur dalam sambutan pada kegiatan Sosialisasi Penyelenggaraan Pemilu dalam Upaya Peningakatan Peran Serta Masyarakat dalam Pemilu dan Pemilukada di Surabaya, Senin (19/9/2011). Kegiatan sosialisasi tersebut diselenggarakan KPU Provinsi Jawa Timur dengan mengundang seluruh Anggota dan Sekretaris KPU Kabupaten/Kota seluruh Jawa Timur, LSM, Ormas, Partai Politik, BEM se-kota Surabaya, media massa, dan instansi terkait lainnya. Acara dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifulloh Yusuf, yang mengikuti kegiatan tersebut sampai selesai. Dalam sambutan pembukaan, Gus Ipul, demikian sapaan akrab Saifulloh Yusuf, menyampaikan, bahwa salah satu faktor yang menjadikan Pemilu bagus adalah penyelenggara pemilunya yang bagus pula. Di samping apresiasi terhadap kegiatan tersebut, Gus Ipul juga mengharapkan kegiatan sosialisasi ini merupakan wadah latihan bagi KPU untuk dapat menyelenggarakan Pemilu yang lebih bagus. Bertindak sebagai narasumber adalah Endang Sulastri, Anggota KPU RI, dan Suko Widodo, pengamat komunikasi/media dari Universitas Airlangga, Surabaya. Arif Budiman, Anggota KPU Provinsi Jawa Timur, menjadi moderator. Endang menyampaikan materi strategi peningkatan peran serta masyarakat dalam Pemilu dan Pemilukada. Dalam kajiannya, Endang menyoroti angka partisipasi masyarakat dalam Pemilu 1999 hingga 2009 yang menurun hingga 20 persen, sehingga partisipasi pemilih pada Pemilu 2009 tinggal 70 persen, dan dalam Pemilukada justru tinggal 60 persen, bahkan ada yang di bawah 50 persen. Kami sebagai penyelenggara sudah melakukan berbagai upaya untuk menekan merosotnya partisipasi pemilih itu. Oleh karena itu, kami menekankan kepada KPU di kabupaten/kota untuk mengadakan pendidikan pemilih sepanjang tahun, tandas Anggota KPU RI yang membidangi Divisi Teknis dan Hubungan Partisipasi Masyarakat itu. Bentuk dari pendidikan pemilih itu, lanjut Endang, bisa dilakukan sesuai dengan kreasi di tingkat daerah. Di antaranya pendidikan pemilih yang bekerja sama dengan persatuan guru PKn (Pendidikan Kewarganegaraan), lomba cerdas cermat Pemilu, membuka kelas Pemilu (semacam short course) untuk pemilih pemula, perempuan dan partai politik, serta pelaksanaan lomba Pemilu OSIS (PEMILOS), urainya. Perilaku masyarakat dalam Pemilu yang semula hanya menjadi supporters, diharapkan meningkat menjadi voters yang rasional dan bertanggungjawab. Sedangkan strategi yang dapat dilakukan adalah dengan sosialisasi atau pendidikan pemilih dengan paduan antara strategi klasik face to face maupun strategi advertising melalui media massa, internet, serta agenda setting, tambah Endang. Sementara itu, Suko Widodo menyatakan, memilih memang merupakan hak dan bukan kewajiban, sehingga tidak bisa dipaksakan. Karena itu Parpol harus memiliki pola komunikasi yang baik untuk memantik partisipasi masyarakat. Politisi itu jangan hanya datang ketika membutuhkan suara saja, karena partisipasi itu membutuhkan kesediaan yang dimulai dari proses kepedulian. Untuk itu, upaya mendorong partisipasi pemilih itu merupakan tugas semua pihak, mulai dari KPU, Parpol, masyarakat, dan media massa. Tanpa keterlibatan multi pihak secara simultan, maka partisipasi pemilih akan terus merosot, katanya. (CN) 4 Suara KPU Edisi September 2011

5 Fokus Utama Halal Bil Halal KPU-RI Bermaaf-maafan. Suasana hari pertama kerja di KPU-RI diisi dengan halal bil halal. Tampak Ketua KPU-RI, Prof. Hafiz Anshary, AZ, MA saling bersalaman, saling bermaafan dengan seluruh staf di lingkungan Sekretariat Jenderal KPU-RI. (foto: tim/hupmas) Setelah libur dan cuti bersama dalam perayaan hari raya Idul Fitri 1432 H, suasana kerja di lingkungan Sekretariat Jenderal KPU-RI kembali terlihat. Libur selama 9 hari dengan 3 hari diantaranya cuti bersama, tidak menyurutkan kinerja dan disiplin PNS Setjen KPU-RI. Hal ini sesuai dengan SE (Surat Edaran)Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) No. SE/09/ M.PAN-RB/8/2011 tentang cuti bersama Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal Hal ini ditandai dengan pelaksanaan apel pagi di hari pertama pasca libur Lebaran di halaman kantor KPU- RI, Senin (5/9/2011). Dalam kegiatan apel pagi yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) KPU-RI, Drs. Suripto Bambang Setyadi, M.Si., hadir hampir keseluruhan pegawai, baik pejabat maupun staf pelaksana, kecuali bagi yang mengajukan surat cuti dan sakit. Dalam sambutannya, Sekjen KPU menyampaikan ucapan selamat hari raya Idul Fitri 1432 H, dan memberikan apresiasi kepada para pegawai yang tetap disiplin dan mempunyai semangat kerja yang tinggi di hari pertama setelah libur Lebaran ini. Dengan se- mangat dan disiplin kerja yang baik ini, harapannya kedepan kita terus meningkat, kemarin tahun 2010 kita mendapatkan opini WDP (Wajar Dengan Pengecualian) dari BPK (Badan Pemeriksa Keuangan), kemudian di tahun 2011 ini semoga bisa mendapatkan opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian), papar Suripto Bambang Setyadi yang berlaku sebagai pembina apel pada pagi tersebut. Di akhir kegiatan apel pagi tersebut, digelar halal bil halal antara seluruh komponen KPU-RI, yaitu Ketua, pejabat, dan staf pelaksana Setjen KPU-RI. Dalam halal bil halal tersebut dilakukan seremonial saling bersalaman bersama dan saling memaafkan satu sama lain di halaman kantor KPU- RI, yang dilalui dengan penuh haru dan suka cita. Setelah kegiatan tersebut, seluruh pejabat dan staf pelaksana KPU-RI kembali menjalankan aktivitas pekerjaan seperti biasa. (Arf/red) Semarang Gelar Pemilos Pertama di Indonesia Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Semarang, Rabu (7/9/2011) memulai rangkaian Pemilos (Pemilu Ketua Osis) tingkat SLTA se-kota Semarang, Jawa Tengah. Pemilos yang dilaksanakan di 39 SLTA di Kota Semarang itu diikuti oleh tidak kurang 23 ribu siswa/i, dimulai di SMA 15, Jl. Kedungmundu Raya No.34 Kota Semarang. Ditandai dengan pelepasan balon secara simbolis oleh Ketua KPU RI Prof. Dr. H.A. Hafiz Anshary, AZ, MA, bersiap menggunting balon dalam pembukaan Pemilos di Kota Ketua KPU-RI, Prof. Hafiz Anshary, AZ, MA tampak sedang didampingi Walikota Semarang, Soemarmo. Semarang. (foto: Didi/hupmas) Pemilos merupakan upaya KPU untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, khususnya pemilih pemula, dalam Pemilu dan Pemilukada. Dengan Pemilos, kita harapkan anak-anak kita sebagai pemilih pemula dapat mengerti dan memahami Pemilu dan Penyelenggara Pemilu dalam sebuah proses demokrasi, tutur Hafiz dalam pidatonya. Dengan demikian, lanjutnya, tingkat partisipasi masyarakat dalam Pemilu dapat ditingkatkan, sehingga Indonesia bisa menjadi negara demokrasi terbesar di dunia. Karena itu, Pemilos ini harus dijadikan sebagai proyek percontohan bagi daerah-daerah lain, harapnya. Pemilos di SMA 15, diawali dengan debat kandidat (kampanye) dimana masing-masing kandidat mencoba menawarkan program serta visi-misinya jika kelak terpilih sebagai Ketua Osis. Kemudian dilanjutkan dengan pemungutan suara. Seluruh kegiatan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) dalam pemilu benar-benar disimulasikan dalam Pemilos ini, termasuk Daftar Pemilih Tetap (DPT), lengkap dengan kotak suaranya, tinta serta kelengkapan lainnya yang dibutuhkan dalam Pemungutan Suara. Terang Hafiz Anshary. (dd/red) Suara KPU Edisi September

6 News Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU-RI) melanjutkan pelaksanaan Module Training ke-8 (MT 8) BRIDGE, di Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT), September Pelaksanaan kegiatan pelatihan kepemiluan ini digagas oleh Biro SDM KPU dengan alokasi anggaran di KPU Provinsi NTT serta dukungan Australian Electoral Commission (AEC). Ketua KPU dalam sambutannya yang disampaikan oleh Ketua KPU Provinsi NTT, Drs. Johanes Depa, M.Si menyatakan bahwa secara substantif, diklat Modul BRIDGE ini diarahkan untuk mencapai 3 hal, yaitu: pertama, meningkatkan kapasitas penyelenggara Pemilu dan pemangku kepentingan; kedua, untuk membangun kesadaran dalam menggunakan informasi dan sumber daya yang tersedia dan penting guna mengembangkan dan melestarikan budaya pemilu yang berkelanjutan; MT Bridge KPU Ke-8 dan yang ketiga, untuk mengembangkan suatu jaringan dukungan bagi para pemangku kepentingan terkait dalam proses pemilu dan mendorong budaya pertukaran informasi dan pengalaman. Ada 4 (empat) modul yang menjadi materi selama pelatihan yang berlangsung selama empat hari ini, yaitu modul administrasi pemilu, pendaftaran pemilih, pendidikan pemilih serta modul perencanaan dan penganggaran strategis, serta sesi manajemen proyek sebagai tambahan. Mareska Mantik, BRIDGE manager AEC untuk Indonesia melukiskan dalam sambutannya, bahwa MT 8 merupakan hasil dari sebuah proses yang panjang yang diawali sejak tahun 2010 saat program BRIDGE diinisiasi lewat fasilitasi Elections-MDP UNDP. Sementara untuk beberapa tahun ke depan, dimulai tahun 2011 program BRIDGE untuk KPU akan dilanjutkan fasilitasinya oleh mitra BRIDGE yang Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, selama 3 (tiga) hari, Agustus 2011, menyelenggarakan Lokakarya Penyusunan Materi Seleksi Calon Peserta Diklat di lingkungan KPU, di Bogor, Jawa Barat. Acara tersebut dibuka oleh Ketua KPU RI, Prof. H.A. Hafiz Anshary, AZ, MA, dan dihadiri oleh Anggota KPU Divisi Sumber Daya Manusia dan Umum, Dr. Abdul Aziz; Sekretaris Jenderal KPU, Suripto Bambang Setyadi; serta para Kepala Biro dan Wakil Kepala Biro di lingkungan Sekretariat Jenderal KPU. Materi seleksi calon peserta Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) sebagai keluaran/output kegiatan ini, diharapkan dapat mendukung proses pengukuran tingkat pemahaman persyaratan akademik yang harus dimiliki oleh seorang calon. Hal ini sangat penting guna menjamin kualitas calon peserta diklat, dengan menghindari terjadinya fenomena GIGO (Garbage In Garbage Out), serta untuk efektifitas pembiayaan, mengingat jumlah anggaran diklat yang terbatas dibandingkan dengan jumlah peserta yang harus didiklatkan. Sebagai contoh, dalam 1 (satu) tahun anggaran, KPU hanya dapat menganggarkan pengiriman peserta Diklatpim Tk. IV sejumlah (semisal) 5 orang, padahal peminat/calon peserta yang eligible sebanyak 10 orang. Maka diperlukan adanya tes internal dalam KPU sendiri untuk menentukan siapa 5 lain yakni AEC. Karenanya diharapkan kegiatan pelatihan-pelatihan berikutnya akan dilakukan secara berkesinambungan demi memperkuat sumber daya KPU. Adapun bentuk kerja sama AEC-KPU adalah dalam bentuk co-sharing, dimana AEC memberi dukungan di beberapa aspek yang tidak dialokasikan dalam APBN. Peserta MT 8 terdiri dari 21 orang KPU Kab/Kota dari NTT, 1 orang dari Sekretariat Jenderal KPU, dan 4 orang masing-masing dari KPU Provinsi NTT, Bengkulu, Jawa Barat, dan Jawa Timur. KPU telah mempunyai daftar panjang untuk pelaksanaan MT BRIDGE selama tahun 2011, sebut saja dalam waktu dekat pelatihan tentang wawasan kepemiluan ini akan dilaksanakan di Sulawesi Selatan, DIY dan Jawa Tengah. Mengacu kepada agenda pelaksanaan MT Bridge KPU, tercatat hingga akhir tahun 2011, KPU akan menyelenggarakan MT sebanyak 15 kali. (Rn) Lokakarya Penyusunan Materi Seleksi Calon Peserta Diklat Di Lingkungan KPU orang yang memperoleh skor tertinggi dari 10 orang calon peserta tersebut. Sehingga, diperoleh 5 orang dengan skor teratas yang akan dikirim terlebih dahulu. Dalam proses penyusunan materi seleksi, KPU akan dibantu oleh konsultan yang kompeten di bidangnya, yakni Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPTUI). Dalam kegiatan itu, LPTUI melakukan presentasi mengenai metode dan teknik pembuatan/penyusunan soal tes tersebut. Dalam lokakarya itu, perwakilan dari setiap Biro/Inspektorat memberikan pemaparan mengenai karakteristik jabatan dengan uraian tupoksi pada setiap biro/ inspektorat, serta kendalakendala yang dihadapi. (dd/ren) 6 Suara KPU Edisi September 2011

7 News Bahas Anggaran, Sekjen KPU Hadiri RDP Dengan Komisi II DPR RI Sekretaris Jenderal KPU RI, Drs. Suripto Bambang Setyadi, M.Si, Rabu (14/09/2011) menghadiri rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi II DPR RI di Ruang Sidang Komisi II DPR, Senayan, Jakarta. RDP yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi II, Ganjar Pranowo itu digelar atas undangan Sekretariat DPR RI. Agendanya adalah penyampaian usulan pagu anggaran KPU tahun Selain KPU, pihak lain yang diundang adalah Ombudsman RI (ORI) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Rapat berlangsung sekitar 3 (tiga) jam, dan menghasilkan beberapa butir kesimpulan, antara lain, Komisi II DPR RI meminta kepada KPU, Bawaslu, dan ORI untuk menyerahkan hasil perbaikan terhadap rincian kegiatan dan alokasi anggaran, sebagai bahan RDP yang akan dilakukan secara konsinyiring. Komisi II DPR RI juga meminta kepada KPU dan Bawaslu untuk menyampaikan penjelasan secara terperinci terkait dengan pelaksanaan kegiatan dan realisasi anggaran dari Januari s/d September (dd) Jumat (09/09/2011), KPU-RI menerima kunjungan Komisi I DPRD Kabupaten Pati. Kunjungan ini dalam rangka audiensi mengenai Pemilukada Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah yang telah berlangsung pada tanggal 23 Juli 2011 lalu. Pemilukada yang memilih bupati dan wakil bupati Kabupaten Pati ini masih menyisakan beberapa permasalahan yang harus diselesaikan. Rombongan yang terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Anggota, dan sekretariat Komisi I DPRD Kabupaten Pati ini diterima oleh Anggota KPU I Gusti Putu Artha, SP., M.Si dan Saut Hamonangan Sirait, M.Th di Ruang Sidang Utama Lantai 2 KPU-RI. Mereka bermaksud untuk sharing dan diskusi bersama Komisioner KPU-RI, mensikapi pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dan mengkonfirmasi surat dari DPRD Kabupaten Pati yang telah dikirimkan ke KPU-RI. Keputusan MK membatalkan Keputusan KPU Kabupaten Pati Nomor 40 Tahun 2011 Tanggal 5 Juli 2011 tentang penetapan pasangan calon Sunarwi Tejo Pramono sebagai pasangan terpilih. Selain mendiskualifikasi pasangan tersebut, MK juga memerintahkan agar KPU Kabupaten Pati menyelenggarakan Pemungutan Suara Ulang (PSU) dan melakukan verifikasi terhadap pasangan Imam Suroso Sujoko. Pasangan ini menggantikan Sunarwi Tejo Pramono yang telah dipecat keanggotaannya oleh DPP PDIP sejak 22 Mei Menurut salah seorang anggota Komisi I DPRD Kabupaten Pati, dalam amar putusan tersebut tidak memuat aturan apabila ada satu atau dua pasangan calon yang menolak untuk melanjutkan pencalonan dalam Pemungutan Suara Ulang (PSU), sedangkan menurutnya KPU Kabupaten Pati masih menunggu juklak dari KPU- RI. Sehingga harapannya, dalam kunjungan ini mereka bisa mendapatkan oleh-oleh yang positif dari KPU-RI. Hal ini dikarenakan munculnya suara-suara yang bergejolak dibawah, banyak elemen masyarakat yang menilai KPU tidak profesional dalam bekerja, dan menuntut pergantian anggota KPU Kabupaten Pati. Dalam kesempatan tersebut, Anggota KPU-RI I Gusti Putu Artha, SP., Sekretaris Jenderal KPU RI, Drs. Suripto Bambang Setyadi, M.Si, Rabu (14/09/2011) menghadiri rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi II DPR RI di Ruang Sidang Komisi II DPR, Senayan, Jakarta. Audiensi DPRD Kabupaten Pati di KPU-RI M.Si menyatakan bahwa tidak ada aturan dalam KPU mengenai rekomendasi partai politik dari pengurus pusat, selama ini yang dijadikan legitimasi pencalonan dalam Pemilukada adalah pengurus partai politik di daerah yang berlangsung Pemilukada. Ini terobosan baru MK yang mengurusi internal partai politik, karena dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 dan UU Nomor 12 Tahun 2008 tidak mengatur hal itu, namun sesulit apapun KPU tetap menghormati keputusan MK tersebut agar kepastian hukum bisa tetap ditegakkan, tandas Putu Artha. KPU-RI juga menegaskan kalau KPU-RI tidak menyalahkan KPU Kabupaten Pati dalam masalah ini, karena tidak ada amar putusan MK yang menyalahkan mereka, dan sebelumnya KPU Kabupaten Pati sudah berkoordinasi dengan KPU Provinsi Jawa Tengah dan KPU-RI. Sedangkan Anggota KPU- RI Saut Hamonangan Sirait, M.Th menjelaskan bahwa dalam mempersiapkan Pemungutan Suara Ulang (PSU), KPU Kabupaten Pati hanya melakukan pencetakan surat suara, tidak ada lagi tahapan-tahapan yang lain. (Arf/red) Suara KPU Edisi September

8 News Dialog Nasional Menuju Pemilu Elektronik di Indonesia Pemilihan elektronik (e-voting) yang tengah diwacanakan oleh pemerintah, diharapkan mampu mengatasi permasalahan dalam penyelenggaraan pemilihan umum yang telah lalu tanpa mengesampingkan azas Pemilu Indonesia yang luber dan jurdil. Berkaitan dengan hal tersebut, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerja sama dengan Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Dalam Negeri serta Komisi Pemilihan Umum mengadakan Dialog Nasional Menuju Pemilu Elektronik di Indonesia, Rabu (21/9/2011), di Auditorium BPPT. Dialog Nasional yang bertemakan Peningkatan Inovasi Produk Nasional Ketua KPU-RI, Prof. Hafiz Anshary, AZ, MA mencoba mesin e-voting dalam acara dialog nasional bertemakan peningkatan inovasi produk nasional untuk pemilu elektronik di Indonesia. (foto: tim/hupmas) untuk Pemilu Elektronik di Indonesia, dihadiri oleh Ketua KPU-RI, Abdul Hafiz Anshary, Anggota KPU Endang Sulastri, Sri Nuryanti dan Syamsul Bahri, Perwakilan KPU Daerah, Bawaslu, Kementerian Dalam Negeri, Dirjen Otonomi Daerah, Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil, rekan dari LSM dan media massa. Dalam acara Dialog Nasional menuju pemilu elektronik ini sekaligus dipamerkan beberapa produk mesin e-voting dan infrastruktur pendukung yang sudah dipakai di bebe-rapa negara serta beberapa produk yang mendukung pemilu elektronik seperti e-ktp dan DPT Online. E-voting ini bertujuan untuk mengurangi peluang kesalahan dan penyalahgunaan dalam proses pemungutan dan penghitungan suara yang berarti mengurangi waktu dan biaya yang harus ditanggung oleh masyarakat. Hal lain yang utama dalam pelaksanaan e-voting adalah e-ktp. Karena jika dalam suatu dae-rah belum menerapkan e-ktp, maka pelaksanaan e-voting juga tidak dapat diterapkan secara serentak. Menurut Hafiz Anshary, jika memang pemilihan elektronik diterapkan, tentu diperlukan sosialisasi yang harus dilakukan secara intensif. Sedangkan Kepala BPPT, Marzan Azis Iskandar, menyatakan dengan peralatan yang diproduksi sendiri oleh anak bangsa, pemilu elektronik dapat dilakukan dengan biaya yang murah. Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK) BPPT, telah melakukan simulasi e-voting seperti di Pandeglang, Banda Aceh, Tegal, Gorontalo dan Pasuruan yang hasilnya adalah rekomendasi bagi penerapan teknologi e-voting nasional. Pemberian suara elektronik (e-voting) telah diperkenankan manjadi salah satu metode pemberian suara oleh MK dalam Amar Putusan No. 147/ PUU-VII/2009. (nia/red) 8 Suara KPU Edisi September 2011

9 News Ketika Murid SD Nyontreng Di KPU Ayo beri tanda contreng sesuai pilihan kalian, lalu lipat kembali dan masukkan ke dalam kotak suara. Setelah itu, celupkan jari kalian ke dalam tinta. Awas, nyontrengnya jangan salah. Contreng gambarnya atau nomornya. Jangan sampai kelihatan teman-temannya, harus dirahasiakan ya! ujar para pemandu melalui pengeras suara. Ya, hari itu (Jumat, 16/9/2011) murid-murid Sekolah Dasar (SD) Santo Bellarminus, Jakarta, melakukan simulasi pemungutan suara di KPU RI di Jalan Imam Bonjol 29, Jakarta. Mereka mencontreng di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang memang sengaja disediakan di Ruang Sidang Lantai II. Murid-murid SD itu diminta memilih calon ketua kelas, yang kandidatnya dipilih secara aklamasi. Seluruh petugas pemungutan suara juga diperankan oleh mereka. Sebelum melakukan simulasi pemungutan suara, murid-murid SD yang berjumlah 40 orang itu mendapat bekal dari Anggota KPU, Endang Sulastri, menge-nai organisasi KPU, mulai dari kenggotaan, visi-misi, sampai pada tugas dan fungsi KPU dalam menyelenggarakan pemilu di Indonesia. KPU itu bersifat tetap, nasional, dan mandiri, dan itu terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945, pasal 22 huruf E, ayat (5). KPU itu ada di seluruh provinsi dan kabupaten/kota se-indonesia. Di tempat inilah (Gedung KPU-red), ditetapkan para wakil rakyat yang sekarang duduk di DPR/MPR, serta Presiden dan Wakil Presiden, terang Endang. Endang juga berharap, kelak di antara murid-murid itu ada yang dapat menjadi anggota atau bahkan Ketua KPU. Saya mau tanya, siapa di antara kalian yang mau menjadi Anggota KPU? tanyanya. Salah seorang murid, Rifky, mengacungkan jarinya. Saya mau Bu! jawabnya. Ketika ditanya alasannya, Rifky me-ngatakan, menjadi Anggota KPU itu enak, bisa memilih seorang Presiden. Hal tersebut ditanggapi oleh Endang Sulastri. Lha, yang memilih seorang Presiden itu rakyat Indonesia, bukan KPU, ujar Endang me-nerangkan. Kunjungan murid SD seperti itu merupakan bagian dari upaya KPU untuk dapat menjalin komunikasi dan menanamkan nilai-nilai demokrasi sejak dini kepada masyarakat, khususnya pemilih pemula. Murid-murid itu diberikan pemahaman mengenai KPU sebagai penyelenggara pemilu, informasi-informasi kepemiluan pada tahapan dasar (basic), dan pengenalan secara langsung proses pemberian hak suara melalui simulasi mencontreng di TPS. Harapannya, masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi dalam menggunakan hak politiknya, dan partisipasi masyarakat dalam pemilu dapat meningkat. (dd) Murid-murid Sekolah Dasar (SD) Santo Bellarminus, melakukan simulasi pemungutan suara di KPU RI di Jalan Imam Bonjol 29, Jakarta. Mereka mencontreng di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang memang sengaja disediakan di Ruang Sidang Lantai II. (foto: tim/hupmas) Suara KPU Edisi September

10 Seputar Pemilukada Pemilukada Tulang Bawang Barat Berlangsung Dalam Suasana Kondusif Rabu, (28/9/2011), warga Tulang Bawang (Tuba) Barat, Lampung, memilih Bupati dan Wakil Bupati yang akan memimpin mereka selama 5 (lima) tahun ke depan (periode ). Pemilukada di kabupaten yang merupakan pemekaran dari Tulang Bawang itu diikuti oleh 4 (empat) pasangan calon, yakni Bachtiar Basri, SH, MH-Umar Ahmad, SP (nomor urut 1); Syaifullah Sesunan, SH, MH-dr.Edi Winarso (nomor urut 2); Frans Agung Mula Putra, S.Sos, MH-H. Syamsul Hadi (nomor urut 3); dan H. Putra Jaya Umar-Subroto, S.Pd (nomor urut 4). Pelaksanaan hari pencoblosan Pemilukada Kabupaten Tulang Bawang (Tuba) Barat, Lampung, yang memilih Bupati dan Wakil Bupati yang akan memimpin mereka selama 5 (lima) tahun ke depan (periode ). (foto: Didi/Hupmas KPU) Jumlah Pemilih yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) tercatat orang, dengan jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) 485 buah, yang tersebar di 8 (delapan) kecamatan. Anggota KPU RI, Dra. Endang Sulastri, M.Si, turun langsung memantau jalannya pemungutan suara di beberapa TPS, di antaranya TPS 6, TPS 7, dan TPS 8 di Kampung Daya Asri, Kecamatan Tumijajar, serta TPS 01 di Kampung Candra, Kecamatan Tulang Bawang Tengah. Endang didampingi oleh Anggota KPU Provinsi Lampung, Handi Mulyaningsih dan Nanang Trenggono, serta tim dari KPU RI. Suasana pada saat pencoblosan di kabupaten yang berjarak sekitar 80 km dari Kota Bandar Lampung ini sangat kondusif. Ketegangan yang sempat terjadi pada beberapa hari menjelang pemungutan suara, seperti dilansir oleh media setempat, sama sekali tidak tampak pada hari tersebut. Justru masyarakat sangat antusias mendatangi TPS-TPS untuk menggunakan hak pilihnya. Suasananya sangat tertib, aman, dan lancar. Tingkat partisipasi juga tinggi. Di salah satu TPS yang kita pantau bahkan ada yang sampai 80% lebih tingkat partisipasinya, tutur Endang Sulastri. Menurut Sekretaris KPU Tuba Barat, Agus Subagiyo, situasi keamanan yang terkendali itu terjadi berkat kerja maksimal dari aparat keamanan. Petugas dari Polsek, Polres, Brimob, dan TNI diterjunkan untuk menjaga keamanan dan ketertiban di sini. Alhamdulillah, lancar dan tidak terjadi apa-apa. Mudah-mudahan aman sampai proses penghitungan, penetapan, dan pengumuman pemenang, harapnya. Ada pemandangan yang menarik di setiap TPS. Para petugas pemungutan suara yang berjumlah 7 orang, semuanya mengenakan kemeja batik, meskipun coraknya berlainan antara TPS satu dengan lainnya. Ini pemberian KPU Tuba Barat, kata Ketua KPPS di salah satu TPS. Agus juga membenarkan bahwa pihaknya memberikan kemeja batik kepada semua petugas di TPS. Itu untuk memberi semangat pada mereka, katanya. Rekapitulasi penghitungan suara secara manual di tingkat Kabupaten, menurut rencana akan dilakukan pada Senin (3/10/2011) di Kantor KPU Tuba Barat, Jalan Brawijaya, Kampung Panaragan Jaya, Kecamatan Tuba Tengah. Selain Tuba Barat, hari ini juga secara serentak dilakukan pemungutan suara di 2 (dua) kabupaten pemekaran atau Daerah Otonomi Baru (DOB) yang lain, yakni Kabupaten Pringsewu dan Kabupaten Mesuji. (dd/us) 10 Suara KPU Edisi September 2011

11 Seputar Pemilukada Kirab Budaya Pemilukada Kota Yogyakarta Komisi Pemilihan Umum Kota Yogyakarta menggelar Kirab Budaya, Kamis (09/09/2011), di sepanjang Jalan Malioboro yang merupakan pusat jantung kota Yogyakarta, dalam rangka menyongsong Pemilukada Kota Yogyakarta yang akan diselenggarakan pada tanggal 25 September Sebagai salah satu ikon kota Yogyakarta sebagai kota budaya yang melekat dan menjadi identitas kota Yogyakarta, maka budaya juga ikut menyemarakkan pesta demokrasi di Kota Yogyakarta. Kirab budaya ini diikuti oleh seluruh peserta Pemilukada Kota Yogyakarta, baik dari pasangan calon maupun tim sukses dan pendukungnya. Dalam kirab budaya tersebut diawali oleh rombongan duplikasi prajurit Keraton Yogyakarta dengan pasukan gajahnya, yang diikuti oleh rombongan KPU-RI, KPU Provinsi DIY, KPU Kota Yogyakarta, dan Panwaslu Kota Yogyakarta, yang semuanya menaiki andong, yang merupakan kendaraan kereta kuda khas dari Yogyakarta. Dalam kesempatan tersebut, turut serta Komisioner KPU-RI, Sri Nuryanti, S.IP., M.A. dalam barisan andong rombongan penyelenggara pemilukada. Kemudian rombongan pasangan calon kepala daerah menggunakan kereta kencana yang diikuti oleh tim kesenian atau budaya persembahan dari masingmasing pasangan calon. Dalam kegiatan yang diselenggarakan sekitar 3 jam tersebut, semua peserta kirab budaya tidak diperkenankan menggunakan kendaraan bermotor dan seluruh peserta wajib menggunakan kendaraan dan pakaian tradisional yang mencerminkan adat istiadat dan budaya Kota Yogyakarta. Menurut Ketua KPU Kota Yogyakarta, Nasrullah, kegiatan kirab budaya ini diselenggarakan pertama kali di Yogyakarta, sebagai bentuk usaha untuk harmoni budaya, keramahan, dan penyeimbang tensi politik dengan tensi sosial di masyarakat Kota Yogyakarta. Kirab budaya ini diharapkan bisa membuka kegiatan kampanye Pemilukada Kota Yogyakarta ini dengan damai dan sportif, serta pasangan calon kepala daerah dapat menyampaikan visi misinya langsung ke masyarakat, papar Nasrullah. Pemilukada Kota Yogyakarta ini diikuti oleh tiga pasangan calon kepala daerah, yaitu M. Zuhrif Hudaya Aulia Reza, Hanafi Rais Tri Harjun Ismadji, dan Haryadi Suyuti Imam Priyono. Ketiga pasangan calon ini dijadwalkan dapat melakukan kampanye selama 14 hari, yaitu tanggal 8 21 September Sedangkan diakhir acara kirab budaya ini, seluruh pasangan calon melakukan deklarasi kampanye damai dan penyampaian visi misi yang dilakukan di panggung terbuka yang didirikan di kawasan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret. (Arf/ red) Suasana Pelaksanaan Kirab Budaya Pemilukada di Kota Yogyakarta (foto; Humas KPU Kota Yogya) Suara KPU Edisi September

12 Profil Kepala Biro Logistik KPU Drs. Boradi Tangan di atas itu lebih baik daripada tangan di bawah Ketika berbicara logistik Pemilu, kita pasti membayangkan, betapa sulit dan rumitnya mengawal pekerjaan itu. Bagaimana misalnya, kotak suara, surat suara, maupun tinta, harus bisa sampai ke semua TPS, di seluruh pelosok wilayah nusantara, dalam keadaan utuh, dan tepat waktu. Salah satu orang yang sangat mafhum dengan logistik Pemilu di KPU RI, adalah Boradi. Posisinya kini adalah Kepala Biro Logistik Sekretariat Jenderal KPU. Kepada SUARA KPU, ia bercerita panjang lebar mengenai hal tersebut. Berikut petikannya. Bisa ceritakan mengenai logistik Pemilu? Sebenarnya itu pekerjaan yang sangat berat dan rumit. Pada Pemilu 2004, saya sendiri sempat hampir menyerah dan berniat untuk mundur. Tapi karena dukungan keluarga dan teman-teman, akhirnya saya berjanji untuk melanjutkan. Terus terang, sejak lahir, saya memang sudah ngurusi pengadaan. Sebelum di KPU, di tempat bekerja yang lama, saya adalah Kepala Sub Bagian Tender. Makanya ketika ditugaskan ke KPU untuk ngurusi logistik, ya saya terima. Tapi ternyata, logistik Pemilu itu sesuatu yang sangat berbeda, karena menyangkut politik dan ada batasan-batasan waktu yang tidak boleh dilanggar. Ada aturan main yang telah ditetapkan regulasi. Selain itu, distribusinya kan harus mencapai seluruh wilayah di Indonesia, dimana banyak sekali daerah-daerah terpencil, yang sangat sulit untuk dijangkau. Itu pun waktunya harus tepat, tidak boleh terlambat. Maksimal satu hari sebelum hari H (hari pemungutan suara-red), logistik itu harus sudah sampai di TPS. Bagaimana dengan logistik Pemilu 2009? Pada Pemilu 2009, saya sudah banyak belajar dari pengalaman Secara umum, dapat dikatakan, semuanya berjalan dengan baik. Soal perusahaan percetakan misalnya, saya sudah punya daftar mereka yang baik, yang kurang baik, yang black list. Saya ada daftarnya itu. Malah, saya juga mensyaratkan, setiap peserta lelang harus memiliki kemampuan produksi sekian dalam waktu tertentu, mesin cetaknya harus sekian jumlahnya, posisi percetakannya harus steril, sumber modalnya harus jelas, dan tidak boleh di-sub-kan lagi. Sehingga saya dapat menghitung kemampuan mereka, bisa tidak mereka menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu. Begitu juga dalam hal ekspedisinya (distribusi). Saya kaget, ternyata rata-rata perusahaan percetakan itu malah mengajukan harga di bawah HPS yang ditawarkan. Ternyata mereka sudah ancang-ancang sebelumnya, dengan menstok kertas di gudangnya. Jadi harga kertasnya masih memakai harga yang lama. Makanya, ketika ada penilaian dari pemeriksa (BPK), bahwa logistik Pemilu 2009 di KPU itu ada kerugian negara, saya tidak sependapat itu. Mereka bilang, negara dirugikan 1,7 Milyar. Tapi menurut saya tidak, kan surat suaranya sudah dicetak, meskipun ada kesalahan. Ada buktinya itu. Mereka juga bilang ada pemborosan. Saya jelaskan, ketika pagu anggaran untuk logistik itu diajukan, saya berasumsi pada harga tertinggi ketika itu, bukan pemborosan. Malah, saya bangga, karena KPU berhasil menghemat uang negara sebesar 1,7 Trilyun. 1,1 Trilyun untuk Pileg, dan 600 Milyar untuk Pilpres. Kita kembalikan itu ke negara. Akhirnya BPK juga mau mengerti. Persiapan untuk logistik Pemilu 2014? Bersama teman-teman, saya terus melakukan evaluasi. Saya sedang menyusun sebuah formulasi penghitungan kebutuhan logistik, peta logistik, dan perusahaan-perusahaan percetakan. Sehingga saya berharap, logistik Pemilu 2014 dapat berjalan dengan lebih baik lagi. Apa yang membuat bapak terlihat tetap tegar? Dukungan keluarga dan teman-teman. Mereka lah yang memberikan motivasi kepada saya. Ketika Pemilu, kami hampir setiap malam tidur di kantor, karena memang pengawasan itu kan harus dilakukan terus-menerus. Kalau ada masalah logistik, tentu harus segera dicarikan solusinya. Karena itu, beberapa kali saya mengalami an faal dan masuk rumah sakit, begitu juga dengan teman-teman. Di sini juga banyak sekali godaannya. Kalau tidak kuat iman, dan bekerja dengan ikhlas, rasanya memang sangat berat tanggung jawabnya. Filosofi bapak? Ya itu, saya sangat mengedepankan prinsip kekeluargaan. Saya juga tidak punya ambisi akan sesuatu, semuanya dijalani saja, tidak usah neko-neko. Seingat saya, selama hampir 32 tahun ngurusi pengadaan dan logistik, tidak pernah saya meminta sesuatu apa pun kepada rekanan, tapi kalau menolak, sering. Karena menurut saya, tangan di atas itu lebih baik daripada tangan di bawah. (dd/ook/red) Berita Dalam Gambar Kunjungan KPU Malaysia ke KPU-RI (14 September 2011) Kunjungan Official Australian Parliamentary Delegation To Indonesia ke KPU-RI (14 September 2011) Rapat Penilaian Lomba Design Poster dan Flyer KPU (28 September 2011) 12 Suara KPU Edisi September 2011

Warna-Warni Pemilu 64 Lensa Pemilu 2009

Warna-Warni Pemilu 64 Lensa Pemilu 2009 Halaman Perancis Warna-Warni Pemilu 64 Lensa Pemilu 2009 Tim Penyusun Pengarah Prof. Dr. H. A. Hafiz Anshary AZ, MA Sri Nuryanti SIP, MA Dra. Endang Sulastri, M.Si I Gusti Putu Artha, SP, M.Si. Prof. Dr.

Lebih terperinci

BAB 4 PROFIL ORGANISASI

BAB 4 PROFIL ORGANISASI 52 BAB 4 PROFIL ORGANISASI 4.1 Profile Komisi Pemilihan Umum (KPU) Secara institusional, KPU yang ada sekarang merupakan KPU ketiga yang dibentuk setelah Pemilu demokratis sejak reformasi 1998. KPU pertama

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Penanggung Jawab Drs. Suripto Bambang Setyadi, M Si Asrudi Trijono, SH

TIM PENYUSUN. Penanggung Jawab Drs. Suripto Bambang Setyadi, M Si Asrudi Trijono, SH i TIM PENYUSUN Pengarah Prof. Dr. H. A. Hafiz Anshary AZ, MA Sri Nuryanti, S.IP., MA Dra. Endang Sulastri, MSi I Gusti Putu Artha, SP., MSi. Dra. Andi Nurpati, MSi Drs. H. Abdul Aziz, MA Prof. Dr. Ir.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Untuk menghimpun seluruh program dan kegiatan yang dilakukan oleh Komisi

BAB I PENDAHULUAN. 1. Untuk menghimpun seluruh program dan kegiatan yang dilakukan oleh Komisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud Maksud penyusunan laporan ini adalah : 1. Untuk menghimpun seluruh program dan kegiatan yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Pohuwato selama Pelaksanaan Pemilihan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

BAB I Pastikan Pilihan Anda Adalah Peserta Pemilu dan Calon Yang Memiliki Rekam Jejak Yang Baik

BAB I Pastikan Pilihan Anda Adalah Peserta Pemilu dan Calon Yang Memiliki Rekam Jejak Yang Baik BAB I Pastikan Pilihan Anda Adalah Peserta Pemilu dan Calon Yang Memiliki Rekam Jejak Yang Baik Bab ini menjelaskan tentang: A. Ketahui Visi, Misi dan Program Peserta Pemilu. B. Kenali Riwayat Hidup Calon.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 28 BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN Dalam bab tiga ini akan menjelaskan analisis sistem yang sedang berjalan dan pemecahan masalah. Analisis dan pemecahan masalah di dapat dari sumber data yang diperoleh

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KOMISI PEMILIHAN UMUM, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 101, 2011 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan L IHA PEMILIHAN UMUM

BAB 1 Pendahuluan L IHA PEMILIHAN UMUM BAB 1 Pendahuluan SI L IHA N PEM UMUM MI KO I 2014 PEMILIHAN UMUM A. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan yang telah mengalami

Lebih terperinci

Buku Panduan Suara Sah dan Tidak Sah

Buku Panduan Suara Sah dan Tidak Sah Buku Panduan Suara Sah dan Tidak Sah PENGARAH: Prof. Dr. H. A. Hafiz Anshari A. Z., M. A. : Ketua KPU H. Abdul Aziz, M. A. : Anggota KPU Dra. Andi Nurpati Baharuddin, M. Pd. : Anggota KPU Dra. Endang Sulastri,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

Pengantar Ketua KPU. Assalamu alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Pengantar Ketua KPU. Assalamu alaikum Warahmatullah Wabarakatuh. Pengantar Ketua KPU Assalamu alaikum Warahmatullah Wabarakatuh. Kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan YME, karena modul yang sudah lama digagas ini akhirnya selesai juga disusun dan diterbitkan oleh

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : HUSNI KAMIL

Lebih terperinci

TAHAPAN PILPRES 2014 DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DEMOKRASI

TAHAPAN PILPRES 2014 DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DEMOKRASI TAHAPAN PILPRES 2014 DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DEMOKRASI ENI MISDAYANI, S.Ag, MM KPU KABUPATEN KUDUS 26 MEI 2014 DASAR HUKUM Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.23, 2015 PEMERINTAHAN DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Penetapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5656) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK

RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI, KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA, PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.245, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5588) PERATURAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab 014329920/2010 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN, PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR : 32 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR : 32 TAHUN 2009 TENTANG KOMISI PEMILIHAN UMUM PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR : 32 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN TERHADAP PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADUAL PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PAMEKASAN

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PAMEKASAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Jl Brawijaya No.34 Pamekasan Telp/Fax : (0324) 333192 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan menajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta

Lebih terperinci

Bab III Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan

Bab III Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan Bab III Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan 3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Komisi Pemilihan Umum Arah kebijakan dan strategi Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan, Pertanahan dan

Lebih terperinci

Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota, serta Pelaksanaan Cuti Pejabat Negara dalam Kampanye Pemilu

Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota, serta Pelaksanaan Cuti Pejabat Negara dalam Kampanye Pemilu BANTUAN DAN FASILITAS PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PELAKSANAAN PEMILU ANGGOTA DPR, DPD, DAN DPRD TAHUN 2014 SUMATERA Disampaikan pada: Rapat KALIMANTAN Koordinasi Nasional dalam rangka Pemantapan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM I. UMUM Pemilihan Umum merupakan perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan yang

Lebih terperinci

PANDUAN KPPS PELAKSANAAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TPS PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD, DPRD PROVINSI DAN DPRD KABUPATEN/KOTA

PANDUAN KPPS PELAKSANAAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TPS PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD, DPRD PROVINSI DAN DPRD KABUPATEN/KOTA PANDUAN KPPS PELAKSANAAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TPS PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD, DPRD PROVINSI DAN DPRD KABUPATEN/KOTA Pengarah : Husni Kamil Manik, S.P Ida Budhiati, SH, MH. Sigit Pamungkas,

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG 1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG TATA KERJA DAN POLA HUBUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI, DAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota Menjadi Undang-Undang

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, 1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN PERGERAKAN KOTAK SUARA, REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA, DAN PENETAPAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU PILKADA KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU PILKADA KOMISI II DPR RI TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT PANJA RUU PILKADA KOMISI II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan, Pertanahan

Lebih terperinci

Hari/Tanggal : Senin/24 September 2012 : Pukul WIB s.d Selesai

Hari/Tanggal : Senin/24 September 2012 : Pukul WIB s.d Selesai TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan, Pertanahan dan Reforma Agraria)

Lebih terperinci

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Gianyar

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Gianyar 0 BAB l PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemilihan umum secara langsung oleh rakyat merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan Negara yang demokratis berdasarkan Pancasila

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 10 TAHUN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN LUAR NEGERI DAN KELOMPOK PENYELENG

- 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN LUAR NEGERI DAN KELOMPOK PENYELENG - 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN LUAR NEGERI DAN KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA LUAR NEGERI DALAM PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

Tansparansi Dana Kampanye

Tansparansi Dana Kampanye Tansparansi Dana Kampanye Pendekatan minimalis merumuskan demokrasi secara sederhana, yaitu kontestasi dan partisipasi dalam proses pemilihan penyelenggara jabatan politik. KOMPAS/AGUS SUSANTO Peserta

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KOMISI PEMILIHAN UMUM, Menimbang

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM I. UMUM Pemilihan Umum merupakan perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan yang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA MENJADI UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. menyebarluaskan informasi kegiatan menyangkut tahapan, jadwal dan program Pemilihan;

BAB I PENDAHULUAN. a. menyebarluaskan informasi kegiatan menyangkut tahapan, jadwal dan program Pemilihan; BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sosialisasi pada Pemilihan Umum merupakan proses penyampaian informasi tentang kegiatan menyangkut tahapan dan program penyelenggaraan Pemilihan, melalui media cetak

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan, Pertanahan dan Reforma Agraria)

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 10 T AHUN 2009 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 10 T AHUN 2009 TENTANG KOMISI PEMILIHAN UMUM PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 10 T AHUN 2009 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADUAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN T AHUN 2009 Menimbang a. bahwa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pemilihan umum

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMILIHAN UMUM Pemilihan. Kepala Daerah. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMILIHAN UMUM Pemilihan. Kepala Daerah. Pedoman. No.299, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMILIHAN UMUM Pemilihan. Kepala Daerah. Pedoman. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TAHAPAN, PROGRAM, DAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA MENJADI UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA DALAM

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 02/Kpts/KPU-Wng-012329512/2010 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemilihan Umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara demokratis, Langsung Umum Bebas Rahasia, Jujur dan Adil dalam Negara Kesatuan

Lebih terperinci

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 12/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 12/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN NOMOR : 12/Kpts/KPU Kab 014329920/2010 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN

Lebih terperinci

Oleh : Dr. Muhammad, S.IP., M.Si. (Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum)

Oleh : Dr. Muhammad, S.IP., M.Si. (Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum) Oleh : Dr. Muhammad, S.IP., M.Si. (Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum) Disampaikan dalam RAKORNAS dalam Rangka Pemantapan Pelaksanaan Pemilu DPR, DPD, dan DPRD Tahun 2014, Balai Sidang Jakarta Convention

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI BIRO, BAGIAN, DAN SUBBAGIAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA. No BIRO BAGIAN SUB-BAGIAN

TUGAS DAN FUNGSI BIRO, BAGIAN, DAN SUBBAGIAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA. No BIRO BAGIAN SUB-BAGIAN TUGAS DAN FUNGSI BIRO, BAGIAN, DAN SUBBAGIAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA No BIRO BAGIAN SUB-BAGIAN 1 Biro Perencanaan dan Data 1. Bagian Program dan Anggaran Menyusun rencana, program, anggaran,

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN, PEMBERHENTIAN, DAN PENGGANTIAN ANTAR WAKTU BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

KPU. Komisi Pemilihan Umum PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KPU. Komisi Pemilihan Umum PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KOMISI UMU M PEM I LI HAN KPU Komisi Pemilihan Umum PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, dan akuntabel serta

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS 2015 2019 Perencanaan merupakan sebuah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas

Lebih terperinci

Pertimbangan Putusan DKPP Kota Sawahlunto

Pertimbangan Putusan DKPP Kota Sawahlunto Pertimbangan Putusan DKPP Kota Sawahlunto Selasa, 25 Juni 2013 No. 57/DKPP-PKE-II/2013 3. PERTIMBANGAN PUTUSAN [3.1] Menimbang bahwa maksud dan tujuan pengaduan Pengadu adalah terkait dengan dugaan pelanggaran

Lebih terperinci

S A L I N A N. Lampiran : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 03/Kpts/KPU-Kab/ /2012 Tanggal : 7 Mei 2012

S A L I N A N. Lampiran : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 03/Kpts/KPU-Kab/ /2012 Tanggal : 7 Mei 2012 Lampiran : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 03/Kpts/KPU-Kab/014.329801/2012 Tanggal : 7 Mei 2012 PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN

Lebih terperinci

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD 1945 yang diamandemen Hukum, terdiri dari: Pemahaman Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum Pemahaman

Lebih terperinci

Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 02/Kpts/KPU-Kab /2012 Tanggal : 7 Mei 2012

Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 02/Kpts/KPU-Kab /2012 Tanggal : 7 Mei 2012 Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 02/Kpts/KPU-Kab-014.329801/2012 Tanggal : 7 Mei 2012 PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN, PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 10 Tahun 2015 tentang Pengawasan Kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota sebagaimana

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA (TAPKIN)

PENETAPAN KINERJA (TAPKIN) www.kpud-banyumaskab.go.id PENETAPAN KINERJA (TAPKIN) KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANYUMAS www.kpud-banyumaskab.go.id PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANYUMAS PENETAPAN

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI II DPR RI TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan, Pertanahan

Lebih terperinci

2016, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang; b. bahwa Pasal 22B huruf a dan huruf b Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tent

2016, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang; b. bahwa Pasal 22B huruf a dan huruf b Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tent No.1711,2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU.Pemilihan.Gubernur.Bupati.Walikota.Pelanggaran Administrasi. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

Penetapan Kinerja Komisi Pemilihan Umum Tahun 2013

Penetapan Kinerja Komisi Pemilihan Umum Tahun 2013 KOMISI UMU M PEM I LI HAN Penetapan Kinerja Komisi Pemilihan Umum Tahun 2013 PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI. demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan

BAB II DESKRIPSI LOKASI. demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan BAB II DESKRIPSI LOKASI A. Komisi Pemilihan Umum (KPU) 1. Visi Terwujudnya Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel,

Lebih terperinci

Penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

Penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 Penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 Oleh Husni Kamil Manik (Ketua KPU RI) Disampaikan dalam acara rakornas Kemendagri 3 Juni 2014 Konsolidasi Pilpres Empat kunci pelaksanaan tahapan

Lebih terperinci

BANTUAN DAN FASILITAS PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PELAKSANAAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014

BANTUAN DAN FASILITAS PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PELAKSANAAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014 BANTUAN DAN FASILITAS PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PELAKSANAAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014 SUMATERA JAVA KALIMANTAN Disampaikan pada: IRIAN JAYA Rapat Koordinasi Nasional dalam

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PELANGGARAN ADMINISTRASI TERKAIT LARANGAN MEMBERIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reformasi memberikan perubahan mendasar dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) di Indonesia. Perubahan tersebut dapat dilihat pada hasil amandemen ketiga Undang-

Lebih terperinci

PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU

PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU DIAN KARTIKASARI, KOALISI PEREMPUAN INDONESIA DISKUSI MEDIA PUSKAPOL, PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DALAM KPU DAN BAWASLU, JAKARTA,

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Pengarah. Design-Layout

TIM PENYUSUN. Pengarah. Design-Layout 1 Photo Book KPU_dummy.indd 1 21/12/2015 3:44:26 PM TIM PENYUSUN Pengarah Husni Kamil Manik Ida Budhiati, SH., MH Sigit Pamungkas, S.IP., MA Arief Budiman, S.S., S.IP., MBA Dr. Ferry Kurnia Rizkiyansyah,

Lebih terperinci

No.849, 2014 BAWASLU. Kampanye. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan.

No.849, 2014 BAWASLU. Kampanye. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. No.849, 2014 BAWASLU. Kampanye. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN TAHAPAN KAMPANYE

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2017

TUGAS DAN FUNGSI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2017 TUGAS DAN FUNGSI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2017 KPU Kabupaten 1) Tugas dan wewenang KPU Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR : 03/Kpts-K/KPU-Kab-012.329506/2013 TENTANG PENETAPAN PEDOMAN TEKNIS ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMISI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG 1 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN KAMPANYE PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA, RPKPU UNTUK UJI PUBLIK Draft tanggal 17 November 2017 RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN LUAR NEGERI DAN

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH 1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, Menimbang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A BAB I... 1 PENDAHULUAN a. Latar Belakang b. Landasan Hukum c. Sasaran d. Maksud dan Tujuan... 4 B BAB II...

DAFTAR ISI A BAB I... 1 PENDAHULUAN a. Latar Belakang b. Landasan Hukum c. Sasaran d. Maksud dan Tujuan... 4 B BAB II... DAFTAR ISI A BAB I... 1 PENDAHULUAN... 1 a. Latar Belakang... 1 b. Landasan Hukum... 2 c. Sasaran... 4 d. Maksud dan Tujuan... 4 B BAB II... 5 GAMBARAN UMUM... 5 a. Dasar Pelaksanaan Kegiatan... 5 b. Waktu

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM, KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI, DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA KOMISI PEMILIHAN UMUM, Menimbang :

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN PERENCANAAN, PENGADAAN, DAN PENDISTRIBUSIAN PERLENGKAPAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Luar Negeri. Pengawasan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Luar Negeri. Pengawasan. No.850, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Luar Negeri. Pengawasan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 20142014

Lebih terperinci

BAWASLU. Pemungutan Suara. Perlengkapan. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. Pencabutan.

BAWASLU. Pemungutan Suara. Perlengkapan. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. Pencabutan. No.847, 2014 BAWASLU. Pemungutan Suara. Perlengkapan. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BOJONEGORO Jl. K.H.R. Moh. Rosyid No. 93 Bojonegoro Email : kpubojonegoro@gmail.com website : kpud-bojonegorokab.go.id 1.1 Kondisi Umum Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah

Lebih terperinci

C. Manajemen Pengelolaan Pelayanan

C. Manajemen Pengelolaan Pelayanan STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN KUNJUNGAN RUMAH PINTAR PEMILU BOENDA TANAH MELAYU KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU A. Latar Belakang Rumah Pintar Pemilu (RPP)

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

II. KEDUDUKAN, KEANGGOTAAN, TUGAS DAN KEWAJIBAN PPK, PPS, KPPS DAN PPDP

II. KEDUDUKAN, KEANGGOTAAN, TUGAS DAN KEWAJIBAN PPK, PPS, KPPS DAN PPDP 1 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik baik di pemerintah maupun di legislatif. Pelaksanaan pemilihan

Lebih terperinci