MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYUSUN KALIMAT MELALUI PENDEKATAN CONTEXSTUAL TEACHING AND LEARNING DI KELAS III SDN 07 MANANGGU KABUPATEN BOALEMO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYUSUN KALIMAT MELALUI PENDEKATAN CONTEXSTUAL TEACHING AND LEARNING DI KELAS III SDN 07 MANANGGU KABUPATEN BOALEMO"

Transkripsi

1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYUSUN KALIMAT MELALUI PENDEKATAN CONTEXSTUAL TEACHING AND LEARNING DI KELAS III SDN 07 MANANGGU KABUPATEN BOALEMO DEWITA TANDE (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD FIP UNG) Pembimbing Dra.Hj Evi Hasim, M.Pd Wiwy Triyanty Pulukadang, S.Pd, M.Pd ABSTRAK Masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Pendekatan Contexstual Teaching And Learning dapat meningkatkan kemampuan menyusun kalimat siswa di kelas III SDN 07 Mananggu Kabupaten Boalemo? Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk Untuk meningkatkan kemampuan siswa menyusun kalimat melalui pendekatan CTL di kelas III SDN 07 Mananggu Kabupaten Boalemo. Peneltian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus Secara keseluruhan jumlah siswa yang berada pada kategori mampu adalah sebanyak 9 atau 56% siswa, 1 siswa atau 6% pada kategori kurang mampu sedangkan sebanyak 6 siswa atau 38% pada kategori tidak mampu. Pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 13 siswa atau 81 % berada pada kategori mampu, 0 % berada pada kategori tidak mampu dan 3 siswa atau 19 % berada pada kategori tidak mampu. Dengan demikian kemampuan siswa menyusun kalimat melalui pendekatan Contexstual Teaching And Learning kelas III SDN 07 Mananggu Kabupaten Boalemo meningkat. Kata Kunci : Kemampuan, Menyusun, Kalimat, Pendekatan CTL BAB I PENDAHULUAN Proses belajar mengajar (PBM) tidak hanya menjejali pengetahuan kognitif, tetapi segala potensi yang dimiliki anak harus bisa dikembangkan Dalam hal ini konteks pendidikan di Indonesia dituangkan dalam bentuk proses pembelajaran yang dimplementasikan dalam sistem mata pelajaran yang masing-masing harus dikuasai oleh siswa dengan tepat. Diantaranya mata pelajaran bahasa Indonesia dan dijabarkan dalam beberapa materi yang harus dikuasai sebagai kompetensi dari siswa itu sendiri mulai dari menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang wajib dikuasai oleh siswa sebab barometer dari keberhasilan dari sebuah pendidikan adalah bahasa. Sebab tanpa penguasaan yang benar maka segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan tidak akan tercapai apalagi dalam kehidupan sehari-hari siswa baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Gambaran tersebut telah memberikan pemahaman akan pentingnya mata pelajaran Bahasa Indonesia, namun tidak demikian dengan yang terjadi di SDN 07 Mananggu kabupaten Boalemo khususnya di kelas III proses pembelajarannya tidak berjalan dengan maksimal sehingga menimbulkan suatu permasalahan Permasalahan tersebut penting dan mendesak untuk dipecahkan, karena jika hal

2 tersebut dibiarkan maka kemampuan siswa dalam menyusun kalimat tidak akan maksimal, atau kemampuan siswa berada pada tataran kognitif rendah (mengetahui konsep) tidak sampai pada berpikir tingkat tinggi. Siswa tidak mampu membuat kalimat jika diberikan soal-soal yang berhubungan dengan membuat kalimat, karena siswa masih menebak-nebak kalimat yang akan digunakan. Dengan demikian untuk mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa, strategi dan pendekatan pembelajaran tertentu perlu dilakukan diiantaranya adalah dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada kepentingan siswa atau siswa sentris. Hal ini sesuai dengan pendekatan pembelajaran discoveri/inkuiri yang menunjukkan dominasi peserta didik selama proses pembelajaran, sedangkan guru sebagai fasilitator. Selaras dengan uraian di atas adalah penggunaan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), yaitu konsep pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan membantu siswa untuk menghubungkan pengetahuannya dengan kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat di mana dia berada merupakan pilihan yang tepat. BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1. Pengertian Kalimat Menurut Mawarni (2012:13) mengungkapkan bahwa kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Kemudian kalimat menurut Qonita (2009:308) dijelaskan bahwa kalimat adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan, dapat pula diartikan sebagai perkataan. Sedangkan definisi kalimat menurut Widyaningsih (2012:1) mengungkapkan bahwa kalimat adalah satuan terkecil yang sekurang-kurangnya harus memiliki subjek (S) dan predikat (P), kalau tidak memiliki unsur subjek dan predikat pernyataan itu bukanlah kalimat. Dengan kata yang seperti itu hanya dapat disebut sebagai frasa. Inilah yang membedakan kalimat dengan frasa. Selanjutnya dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).

3 Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kalimat merupakan suatu bahasa terkecil yang terdiri dari beberapa kata yang memiliki arah dan tujuan (maksud). Baik dalam bahasa lisan maupun tulisan 2.2. Pola Kalimat Dasar Setelah membicarakan beberapa unsur yang membentuk sebuah kalimat yang benar, kita telah dapat menentukan pola kalimat dasar itu sendiri. Berdasarkan penelitian para ahli Widyningsih (2012:3), pola kalimat dasar dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut : 1) KB + KK : Mahasiswa berdiskusi. 2) KB + KS : Dosen itu ramah. 3) KB + KBil : Harga buku itu sepuluh ribu rupiah. 4) KB + (KD + KB) : Tinggalnya di Palembang. 5) KB1 + KK + KB2 : Mereka menonton film. 6) KB1 + KK + KB2 + KB3 : Paman mencarikan saya pekerjaan. 7) KB1 + KB2 : Rustam peneliti. Ketujuh pola kalimat dasar ini dapat diperluas dengan berbagai keterangan dan dapat pula pola-pola dasar itu digabung-gabungkan sehingga kalimat menjadi luas dan kompleks Kalimat Tunggal Kalimat tunggal terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Pada hakikatnya, kalau dilihat dari unsurunsurnya, kalimat-kalimat yang panjang-panjang dalam bahasa Indonesia dapat dikembalikan kepada kalimat-kalimat dasar yang sederhana. Kalimat-kalimat tunggal yang sederhana itu terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Sehubungan dengan itu, kalimat-kalimat yang panjang itu dapat pula ditelusuri pola-pola pembentukannya. Pola-pola itulah yang dimaksud dengan pola kalimat dasar Kalimat majemuk setara terjadi dari dua kalimat tunggal atau lebih. Kalimat majemuk setara. Menurut Zainal (2012:7) dikelompokkan menjadi empat jenis, sebagai berikut : (1) Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata dan atau serta jika kedua kalimat tunggal atau lebih itu sejalan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara penjumlahan. (2) kalimat tunggal yang berbentuk kalimat setara itu dapat dihubungkan oleh kata tetapi jika kalimat itu menunjukkan pertentangan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara pertentangan.(3) Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian jika kejadian yang dikemukakannya berurutan.(4) Dapat pula dua kalimat tunggal atau lebih dihubungkan oleh kata atau jika kalimat itu menunjukkan pemilihan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara pemilihan.

4 2.4. Kalimat Majemuk tidak Setara Zainal (2012:9) Kalimat majemuk tidak setara terdiri atas satu suku kalimat yang bebas dan satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas. Jalinan kalimat ini menggambarkan taraf kepentingan yang berbeda-beda di unsur gagasan yang majemuk. Inti gagasan dituangkan ke dalam induk kalimat, sedangkan pertaliannya dari sudut pandangan waktu, sebab, akibat, tujuan, syarat, dan sebagainya dengan aspek gagasan yang lain diungkapkan dalam anak kalimat Kalimat Majemuk Campuran Kalimat jenis ini terdiri atas kalimat majemuk taksetara (bertingkat) dan kalimat majemuk setara, atau terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk taksetara (bertingkat) Jenis Kalimat Menurut Fungsinya Menurut fungsinya, jenis kalimat dapat dirinci menjadi kalimat pernyataan, kalimat pertanyaan, kalimat perintah, dan kalimat seruan. Semua jeis kalimat itu dapat disajikan dalam bentuk positif dan negatif. Dalam bahasa lisan, intonasi yang khas menjelaskan kapan kita berhadapan dengan salah satu jenis itu. Dalam bahasa tulisan, perbedaannya dijelaskan oleh bermacam-macam tanda baca Hakekat Pendekatan Contextual Teaching And Learning Menurut Johnson (2002:24) bahwa pembelajaran kontekstual memungkinkan siswa menghubungkan isi materi dengan konteks kehidupan sehari-hari untuk menemukan makna. Definisi pembelajaran kontekstual tersebut dapat dipahami bahwa pembelajaran kontekstual adalah pendekatan pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata siswa sehari-hari. Baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat maupun warga negara, dengan tujuan untuk menemukan makna tersebut bagi kehidupannya Karakteristik Pembelajaran Contekstual Teaching and Learning Pembelajaran konstekstual memiliki beberapa karakteristik yang khas dan membedakannya dengan pendekatan pembelajaran lain. Blanchard (dalam Komalasari:2010:7) mengidentifikasi beberapa karakteristik pendekatan CTL yaitu : 1). Bersandar pada memori mengenai ruang. 2). Mengintegrasikan berbagai subjek materi/disiplin. 3). Nilai informasi didasarkan pada kebutuhan siswa. 4). Menghubungkan informasi dengan pengetahuan awal siswa. 5). Penilaian sebenarnya melalui aplikasi praktis dan pemecahan masalah nyata Strategi Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran CTL menurut Bern dan Erickson (2001:5-11) bahwa terdapat 5 lima strategi dalam mengimplementasikan pembelajaran CTL yaitu : 1). Pembelajaran berbasi masalah 2). Pembelajaran kooperatif. 3)Pembelajaran berbasis proyek. 4). Pembelajaran pelayanan. 5). Pembelajaran berbasis kerja.

5 2.9. Pendekatan Kontekstual dalam KTSP Pendekatan kontekstual merupakan suatu konsep belajar, guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan kehidupan mereka sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan yang membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan mereka seharihari sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan yang memungkinkan siswa untuk menguatkan, memperluas, menerapkan pengetahuan dan ketrampilan akademik mereka dalam berbagai tatanan kehidupan baik di sekolah maupun di luar sekolah. BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1. Deskripsi Hasil Penelitian Observasi Awal Kegiatan obervasi awal dilaksanakan dalam bentuk kegiatan belajar mengajar pada hari jumat tanggal 3 mei Adapun hal-hal yang ditemui pada saat pelaksanaan observasi awal secara keseluruhan adalah dari 16 siswa yang mengikuti proses pembelajaran hanya 3 siswa atau 18.75% yang mampu meyusun kalimat dengan baik sedangkan 13 siswa atau 81.25% yang belum mampu mengikuti pembelajaran dengan baik. Selain itu dari 18 aspek yang diamati pada aktivitas guru secara keseluruhan hanya 2 aspek atau 20% yang dapat dipenuhi yaitu aspek perhatian guru terhadap kemampuan, kejelasan dan keberanian siswa dalam membaca dan analisa pengetahuan awal anak tentang keampuan menyusun kalimat berada kategori baik sedangkan 8 aspek atau 8% yang lain masih berada pada kategori sedang dan kurang Siklus I A. Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru Siklus I Tabel 1. Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru Siklus I Kriteria Jumlah Aspek Presentase Baik 1 10% Cukup 5 50% Kurang 4 40% Jumlah % Dari tabel 1 dapat dijelaskan bahwa dari 10 aspek yang diamati hanya 1 atau 10 % aspek pada kategori baik, kemudian 5 atau 50 % pada kategori sedang selanjutnya pada kategori cukup sebesar 4 atau 40 % aspek. Sehingga hasil pengamatan aktivitas guru dalam penerapan pendekatan CTL sangat berpengaruh pada kemampuan siswa dalam menyusun kalimat dengan tepat.

6 B. Evaluasi Kemampuan siswa Menyusun Kalimat Melalui pendekatan CTL Siklus 1 Tabel 2. Kemampuan siswa Menyusun Kalimat Melalui pendekatan CTL Siklus 1 ASPEK YANG DIAMATI NO NAMA SISWA MEMILIH KATA EJAAN & TANDA BACA STRUKTUR KALIMAT S N K M KM TM M KM TM M KM TM Salsya Pigriande I M 2 Riskawati Abu Bakar 7 78 M 3 Sintiawati Hunowo 8 89 M 4 Jauna Sarles 8 89 M 5 Gafir Aingahu 7 78 M 6 Sindi Sri Arianti 6 67 TM 7 Rahmat Pulukadang M 8 Catra Krisnansi Maadjili 7 78 M 9 Sabrianto Mooduto 6 67 TM 10 Albin A.Una 6 67 TM 11 Ibrahim Gusu 6 67 TM 12 Iskandar Mahmud 7 78 M 13 Jamal Neu 8 89 M 14 Febriana Tasya Martam 6 67 KM 15 Revalina Adam 5 56 TM 16 Rian Rajamsi 5 56 TM JUMLAH PERSENTASE Sumber : SDN 07 Mananggu 2013 Keterangan : M = Mampu ( 9 siswa atau 56 %) KM = Kurang Mampu ( 1 siswa atau 6 % ) TM = Tidak Mampu (6 siswa atau 38% ) Pada tabel 2 dapat dijelaskan bahwa pada aspek memilih kata 7 atau 44% siswa berada pada kategori mampu, 6 atau 37% pada kategori kurang mampu, 3 atau 19% berada pada kategori tidak mampu. Untuk aspek ejaan dan tanda baca 8 atau 50% berada pada kategori mampu, 6 atau 37% berada pada kategori kurang mampu, 2 atau 13% berada pada kategori tidak mampu. Sedangkan

7 aspek struktur kalimat 6 atau 37% berada pada kategori mampu, 8 atau 50% berada pada kategori kurang mampu dan 2 atau 13% berada pada ketegori tidak mampu. Secara keseluruhan jumlah yang berada pada kategori mampu adalah sebanyak 9 atau 56% siswa, 1 siswa atau 6% pada kategori kurang mampu sedangkan sebanyak 6 siswa atau 38% pada kategori tidak mampu Siklus II A. Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru Siklus II Tabel 1. Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru Siklus II Kriteria Jumlah Aspek Presentase Baik 8 80% Cukup 2 20% Kurang 0 0% Jumlah % Dari tabel 3 dapat dijelaskan bahwa dari 10 aspek yang diamati 8 atau 80% aspek pada kategori baik, kemudian 2 atau 10 % aspek pada kategori sedang selanjutnya pada kategori kurang sebesar 0 atau 0 % aspek. Sehingga hasil pengamatan aktivitas guru dalam penerapan pendekatan CTL telah berpengaruh pada kemampuan siswa dalam menyusun kalimat dengan tepat B. Evaluasi Kemampuan siswa Menyusun Kalimat Melalui pendekatan CTL Siklus II Tabel 2. Kemampuan siswa Menyusun Kalimat Melalui pendekatan CTL Siklus II ASPEK YANG DIAMATI MEMILIH EJAAN & NO NAMA SISWA KATA TANDA BACA STRUKTUR KALIMAT S N K M KM TM M KM TM M KM TM Salsya Pigriande I M 2 Riskawati Abu Bakar 8 89 M 3 Sintiawati M Hunowo 4 Jauna Sarles M 5 Gafir Aingahu 8 89 M 6 Sindi Sri Arianti 8 89 M 7 Rahmat Pulukadang 8 Catra Krisnansi Maadjili 9 Sabrianto Mooduto M M M

8 10 Albin A.Una 8 89 M 11 Ibrahim Gusu 6 67 TM 12 Iskandar Mahmud 8 89 M 13 Jamal Neu M 14 Febriana Tasya Martam 6 67 TM 15 Revalina Adam 8 89 M 16 Rian Rajamsi 6 67 TM JUMLAH PERSENTASE Sumber : SDN 07 Mananggu 2013 Keterangan : M = Mampu ( 13 siswa atau 81%) KM = Kurang Mampu ( 0 siswa atau 0%) TM = Tidak Mampu ( 3 siswa atau 19%) Pada tabel 4 dapat dijelaskan bahwa pada aspek memilih kata dengan tepat terdapat 12 atau 75 % siswa berada pada kategori mampu, 4 atau 25% pada kategori kurang mampu, 0 atau 0% berada pada kategori tidak mampu. Untuk aspek kelancaran sebanyak 11 atau 69% berada pada kategori mampu, 4 atau 25% berada pada kategori kurang mampu, 1 atau 6% berada pada kategori tidak mampu. Sedangkan aspek struktur kalimat sebanyak 13 atau 81% berada pada kategori mampu, 2 atau 13% berada pada kategori kurang mampu dan 1 atau 6 % berada pada ketegori tidak mampu. Secara keseluruhan hasil yang diperoleh pada pelaksanaan siklus II adalah sebesar 13 siswa atau 81 % berada pada kategori mampu, 0 % berada pada kategori tidak mampu dan 3 siswa atau 19 % berada pada kategori tidak mampu Pembahasan Tabel 6. Rekapitulasi Keterampilan Siswa Menyusun Kalimat Dengan Tepat Melalui Pendekatan CTL Setiap Tindakan NO NAMA SISWA TINDAKAN SIKLUS I SIKLUS II JML KTGRI A B C A B C 1 Salsya Pigriande I M 2 Riskawati Abu Bakar M 3 Sintiawati Hunowo M 4 Jauna Sarles M 5 Gafir Aingahu M

9 6 Sindi Sri Arianti M 7 Rahmat Pulukadang M 8 Catra Krisnansi Maadjili M 9 Sabrianto Mooduto M 10 Albin A.Una M 11 Ibrahim Gusu TM 12 Iskandar Mahmud M 13 Jamal Neu M 14 Febriana Tasya Martam TM 15 Revalina Adam TM 16 Rian Rajamsi TM Jumlah Persen % Sumber : Rekapitulasi hasil menyusun kalimat Keterangan : A : MEMILIH KATA B : EJAAN DAN TANDA BACA C : STRUKTUR KALIMAT M : MAMPU TM : TIDAK MAMPU Berdasarkan tabel 6 dapat dijelaskan bahwa dari 16 siswa yang menjadi subjek penelitian pada siklus I terdapat 7 siswa yang memperoleh skor 3 (mampu), 6 siswa memperoleh skor 2 (kurang mampu) dan 3 siswa memperoleh skor 1 (tidak mampu) untuk aspek memilih kata. Jumlah skor keseluruhan adalah 36 atau 75%. Untuk aspek ejaan dan tanda baca sebanyak 8 siswa yang memperoleh skor 3 (mampu), 6 siswa memperoleh skor 2 (kurang mampu) dan 2 siswa yang memperoleh skor 1 (tidak mampu) dengan skor keseluruhan adalah 38 atau 79%. Kemudian untuk aspek struktur kalimat.sebanyak 6 siswa yang memperoleh skor 3 (mampu), 8 siswa yang berada pada kategori kurang mampu dengan skor 2 dan 2 siswa yang memperoleh skor 1 (tidak mampu). Skor secara keseluruhan adalah 36 atau 75 %. pada siklus II terdapat 12 siswa yang memperoleh skor 3 (mampu), 4 siswa memperoleh skor 2 (kurang mampu) dan 0 siswa memperoleh skor 1 (tidak mampu) untuk aspek memilih kata. Jumlah skor keseluruhan adalah 44 atau 92%. Untuk aspek ejaan dan tanda baca sebanyak 11 siswa yang memperoleh skor 3, 4 siswa memperoleh skor 2 (kurang mampu) dan 1 siswa yang memperoleh skor 1 (tidak mampu) dengan skor keseluruhan adalah 42 atau 88%. Kemudian untuk aspek struktur kalimat sebanyak 12 siswa yang memperoleh skor 3 (mampu), 3 siswa yang berada

10 pada kategori kurang mampu dengan skor 2 dan 1 siswa yang memperoleh skor 1 (tidak mampu). Skor secara keseluruhan adalah 36 atau 75 %. Dari tabel yang disajikan untuk dua kali tindakan nampak peningkatan kemampuan setiap kali tindakan yaitu untuk aspek memilih kata pada siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 17 %. Untuk aspek kemampuan menggunakan ejaan dan tanda baca pada siklus I sebesar 79% meningkat menjadi 88 % dengan selisih 9%. Untuk aspek kemampuan dalam menentukan struktur kalimat pada siklus I sebesar 75% meningkat menjadi 90% dengan selisih 15%. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diperoleh informasi bahwa setiap kali tindakan dilakukan selalu mengalami peningkatan yang signifikan terbukti pada siklus II indikator kinerja yang ditetapkan yaitu jika sebelumnya jumlah siswa yang mampu menyusun kalimat hanya sebanyak 3 siswa (19%) meningkat menjadi 12 siswa (75 %) dari jumlah 16 siswa. Sedangkan 4 atau (25%) siswa merupakan jumlah siswa yang belum mampu dan akan diperbaiki melalui proses remedial. Hasil tersebut memberikan gambaran perbedaan ketika guru kelas menggunakan proses pembelajaran yang konvensional tanpa memahami bagaimana kondisi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan pemilihan dan penerapan pendekatan CTL secara tepat dengan langkahlangkah yang sesuai disetiap tindakan memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal. Oleh karenanya peneliti telah yakin bahwa dengan menggunakan pendekatan CTL kemampuan siswa kelas III SDN 07 Mananggu dalam menyusun kalimat dengan tepat dapat meningkat. BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1. Simpulan Bahwa dari tiga kali tindakan yang dilaksanakan terjadi peningkatan disetiap tindakan. Dan diawali dengan observasi awal sebagai dasar pelaksanaan tindakan pada siklus I terjadi peningkatan menjadi 10% dan pada siklus II terjadi peningkatan aspek yang diamati menjadi 80%. dua kali tindakan nampak peningkatan kemampuan setiap kali tindakan yaitu untuk aspek memilih kata pada siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 17 %. Untuk aspek kemampuan menggunakan ejaan dan tanda baca pada siklus I sebesar 79% meningkat menjadi 88 % dengan selisih 9%. Untuk aspek kemampuan dalam menentukan struktur kalimat pada siklus I sebesar 75% meningkat menjadi 90% dengan selisih 15%. Dengan demikian melalui penggunaan pendekatan CTL kemampuan siswa kelas III SDN 07 Mananggu dalam menyusun kalimat dengan tepat dapat meningkat Saran Dalam kesempatan ini peneliti sekaligus sebagai penulis akan memberikan saran yang kiranya dapat dijadikan pegangan dalam menjalankan tugas sebagai seorang pendidik yaitu :

11 1. Pendekatan CTL merupakan suatu pendekatan yang sangat baik digunakan dalam proses spembelajaran khususnya untuk kelas rendah. Oleh karena itu diharapkan kepada guru dapat menguasai pendekatan CTL dengan baik. 2. Cara memilih media pembelajaran kongkrit sangat berpengaruh berhasilnya proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan CTL. Oleh karena itu diharapkan kepada guru untuk dapat memilih media pembelajaran yang sesuai dengan karakterisitik siswa kelas rendah yakni yang sifatnya kongkrit. 3. Penggunaan pendekatan CTL dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun kalimat dengan tepat telah melalui proses penelitian yang valid oleh karena itu diharapkan kiranya penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam menjalankan tugas sebagai guru. DAFTAR RUJUKAN Bern,R.G. and Erickson, P.M. (2001) Contextual Teaching and Learning the Higlight Zone. (online). Tersedia http/ index.asp. (20 maret 2013) Johnson Pesan-pesan guru/dosen dari lapangan. guru/informasi.guru dari lapangan Komalasari, Kokom Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Refika Aditama. Bandung Mawarni Rifka Kalimat Dalam Bahasa Indonesia. Permata. Jakarta Qonita Alya Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pendidikan Dasar. Indahjaya. Jakarta Widyaningsih Nina Konsep kalimat dalam Bahasa Indonesia. SIC. Bandung Zainal Kemampuan Berbahasa Lisan Dan Tulisan. Rosda. Surabaya Zainal Aqib Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya. Insan Cendekia

12

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun,

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Kalimat Menurut Mawarni (2012:13) mengungkapkan bahwa kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBUAT KALIMAT MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I ALAFAN KABUPATEN SIMEULUE

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBUAT KALIMAT MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I ALAFAN KABUPATEN SIMEULUE UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBUAT KALIMAT MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I ALAFAN KABUPATEN SIMEULUE Isthifa Kemal 1 dan Delimawati 2 Abstrak Berdasarkan observasi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MUIHAMMAD BAKRI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MUIHAMMAD BAKRI 255 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MUIHAMMAD BAKRI ABSTRAK Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis

Lebih terperinci

Untuk STIKOM Bandung Tahun Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom.

Untuk STIKOM Bandung Tahun Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom. Untuk STIKOM Bandung Tahun 2011-2012 Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Jadi, bila tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa secara umum dapat diartikan sebagai suatu alat komunikasi yang disampaikan seseorang kepada orang lain agar bisa mengetahui apa yang menjadi maksud dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keterampilan berbahasa baik berbicara, menyimak, membaca maupun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keterampilan berbahasa baik berbicara, menyimak, membaca maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam keterampilan berbahasa baik berbicara, menyimak, membaca maupun menulis tidak lepas dari penguasaan aspek kebahasaan. Terlebih dalam keterampilan menulis

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN CONTEKSTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 SIDOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling melengkapi

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING YANG DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-G SMP NEGERI 7 MALANG ARTIKEL

PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING YANG DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-G SMP NEGERI 7 MALANG ARTIKEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING YANG DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-G SMP NEGERI 7 MALANG ARTIKEL Oleh: SUARDI 608311454745 UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang tidak bisa hilang selama kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang tidak bisa hilang selama kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang tidak bisa hilang selama kehidupan manusia masih ada. Pendidikan pada dasarnya sudah ada sejak manusia ada di bumi ini. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran di Sekolah Dasar merupakan suatu kegiatan utuh dan kompleks. Di dalamnya terdapat komponen-komponen pembelajaran yang saling berkaitan yakni

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYEBUTKAN ISI TEKS MELALUI PENDEKATAN KOMUNIKATIF DI KELAS II SDN 32 KOTA SELATAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYEBUTKAN ISI TEKS MELALUI PENDEKATAN KOMUNIKATIF DI KELAS II SDN 32 KOTA SELATAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYEBUTKAN ISI TEKS MELALUI PENDEKATAN KOMUNIKATIF DI KELAS II SDN 32 KOTA SELATAN WAHYUNING POLAPA (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD FIP UNG) Pembimbing Dra. Hj. Evi Hasyim, M.Pd

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak akan ada akhirnya karena, terus-menerus diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya. Hal tersebut selaras dengan ungkapan Tirtarahardja

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pengajaran dan atau pelatihan adalah proses, cara, perbuatan mengajar atau

I. PENDAHULUAN. pengajaran dan atau pelatihan adalah proses, cara, perbuatan mengajar atau I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Sedangkan pengajaran dan atau pelatihan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan

I. PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia dititikberatkan kepada empat keterampilan yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran di sekolah tidak hanya difokuskan pada pembekalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran di sekolah tidak hanya difokuskan pada pembekalan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran di sekolah tidak hanya difokuskan pada pembekalan kemampuan pengetahuan yang bersifat teoretis saja, tetapi bagaimana agar pengalaman belajar yang

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA MENULIS KALIMAT TUNGGAL DI KELAS III SDN 1 PULUBALA KABUPATEN GORONTALO. Maryam K. Bouta¹, Evi Hasim², Wiwy Triyanty Pulukadang³

KEMAMPUAN SISWA MENULIS KALIMAT TUNGGAL DI KELAS III SDN 1 PULUBALA KABUPATEN GORONTALO. Maryam K. Bouta¹, Evi Hasim², Wiwy Triyanty Pulukadang³ KEMAMPUAN SISWA MENULIS KALIMAT TUNGGAL DI KELAS III SDN 1 PULUBALA KABUPATEN GORONTALO Maryam K. Bouta¹, Evi Hasim², Wiwy Triyanty Pulukadang³ Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia yaitu menyangkut bahasa yang digunakan oleh warga negara Indonesia dan sebagai bahasa persatuan antar warga, yang merupakan salah satu

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL LEMBAR PENGESAHAN JURNAL 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENCERITAKAN ISI GAMBAR MELALUI METODE CARD SORT DI KELAS I SDN 08 MANANGGU KABUPATEN BOALEMO ningsiyusuf80@yahoo.co.id Dajani Suleman, Rusmin Husain,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Meningkatkan taraf mutu pendidikan di Indonesia, merupakan salah satu tugas yang harus diselesaikan dengan baik oleh setiap pendidik. Karena pendidikan merupakan

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Menulis Kalimat Sederhana Siswa Kelas II SDN Doda Melalui Metode Kartu Kata ABSTRAK

Peningkatan Kemampuan Menulis Kalimat Sederhana Siswa Kelas II SDN Doda Melalui Metode Kartu Kata ABSTRAK Peningkatan Kemampuan Menulis Kalimat Sederhana Siswa Kelas II SDN Doda Melalui Metode Kartu Kata Susse Ragi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran di sekolah hendaknya dapat memberikan manfaat bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran di sekolah hendaknya dapat memberikan manfaat bagi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembelajaran di sekolah hendaknya dapat memberikan manfaat bagi kehidupan siswa baik untuk masa sekarang ataupun masa depan. Tujuan itu pun akan tercapai ketika

Lebih terperinci

PETRUS MOHAMMAD WAHYUDI SDN Ringinsari I Kandat Kediri

PETRUS MOHAMMAD WAHYUDI SDN Ringinsari I Kandat Kediri PENINGKATAN PRESTASI PEMBELAJARAN TEMA MENYIMPULKAN ISI BERITA DARI TELEVISI ATAU RADIO DENGAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS VI SDN RINGINSARI I KECAMATAN KANDAT KABUPATEN KEDIRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas kemampuan menulis seseorang, termasuk dalam menyusun paragraf

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas kemampuan menulis seseorang, termasuk dalam menyusun paragraf BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan menyusun paragraf merupakan salah satu unsur yang ikut andil dalam menentukan kualitas kemampuan menulis seseorang, termasuk dalam menyusun paragraf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah.

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu sarana mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah. Maka melalui

Lebih terperinci

ZULFA SAFITRI A54F100040

ZULFA SAFITRI A54F100040 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING ( CTL) PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 2 SUGIHMANIK KECAMATAN TANGGUNGHARJO KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2012 /2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guru dalam mengajar. Berbagai macam komponen-komponen dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. guru dalam mengajar. Berbagai macam komponen-komponen dalam dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Urgensi pendidikan di Indonesia saat ini begitu menarik untuk diperbincangkan, mulai dari perjalanan pemerintah mengubah kurikulum hingga pelatihan-pelatihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada jangka pendek, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang

Lebih terperinci

SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 02 JANTIHARJO KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kuantitatif serta bertambahnya aspek psikis yang lebih bersifat kaulitatif. Dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kuantitatif serta bertambahnya aspek psikis yang lebih bersifat kaulitatif. Dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemampuan Siswa sekolah dasar merupakan individu-individu yang sedang tumbuh dan berkembang dalam rangka pencapaian kepribadian yang dewasa. Pertumbuhan individu terlihat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. A. SIMPULAN Berdasarkan temuan dan hasil analisis data yang diperoleh dari kegiatan studi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. A. SIMPULAN Berdasarkan temuan dan hasil analisis data yang diperoleh dari kegiatan studi BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan temuan dan hasil analisis data yang diperoleh dari kegiatan studi pendahuluan, uji coba terbatas, uji coba lebih luas dan uji validasi,

Lebih terperinci

PROSIDING SINDHAR Vol: 1 - ISSN: Penerbit: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Bosowa

PROSIDING SINDHAR Vol: 1 - ISSN: Penerbit: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Bosowa 36 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MUHAMMAD BAKRI ABSTRAK karangan argumentasi berada dalam batas kategori sangat baik 3 orang, baik 10 orang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran guru seringkali menggunakan beberapa metode maupun model yang bervariasi. Pemilihan berbagai metode pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa

Lebih terperinci

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Yohana Hiqmawati 1, Imam Suyanto 2, M. Chamdani

Lebih terperinci

PENUKARAN UANG DI KOPERASI SEKOLAH Oleh:

PENUKARAN UANG DI KOPERASI SEKOLAH Oleh: PENUKARAN UANG DI KOPERASI SEKOLAH Oleh: Nikmatul Husna Sri Rejeki (nikmatulhusna13@gmail.com) (srirejeki345@rocketmail.com) A. PENDAHULUAN Uang adalah salah satu benda yang tidak dapat dipisahkan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 merupakan suatu bentuk pembelajaran yang berbasis teks. Pembelajaran bahasa Indonesia yang berbasis teks ini menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai intelektual yang tinggi, sikap ilmiah dan dapat merancang serta

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai intelektual yang tinggi, sikap ilmiah dan dapat merancang serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berkaitan denga garis pembangunan bidang pendidikan diantaranya dapat menjadikan peserta didik mempunyai intelektual

Lebih terperinci

masalah, penelitian yakni: (1) kemampuan guru menerapkan metode pemodelan dalam

masalah, penelitian yakni: (1) kemampuan guru menerapkan metode pemodelan dalam BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. Hasil Penelitian Penelitian tentang kemampuan guru menerapkan metode pemodelan pada materi pembelajaran menyampaikan pengumuman kelas VII SMP Negeri Tapa, difokuskan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat tidak terlepas dari bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Demikian pula halnya dengan kegiatan pendidikan yang meliputi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK Salah satu masalah yang dihadapi dalam pembelajaran matematika adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelajaran Bahasa Indonesia mengandung empat aspek ketrampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran ketrampilan mendengarkan

Lebih terperinci

MUHAMMAD A. DJAKARIA NIM ABSTRAK

MUHAMMAD A. DJAKARIA NIM ABSTRAK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGKLASIFIKASIKAN BANGUN SEGI EMPAT MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS II SDN I BUA KECAMATAN BATUDAA KABUPATEN GORONTALO Oleh MUHAMMAD A. DJAKARIA NIM. 151 410 323

Lebih terperinci

SETI YANINGSIH NIM : A

SETI YANINGSIH NIM : A PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI 02 PAPAHAN KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR SEMESTER I

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah SMA (Sekolah Menengah Atas). menurunkan dan menggunakan rumus Matematika yang diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah SMA (Sekolah Menengah Atas). menurunkan dan menggunakan rumus Matematika yang diperlukan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa sedang dalam masa perkembangan menuju ke arah kedewasaan. Untuk ini mereka sangat membutuhkan berbagai pengetahuan yang dapat menjadi pedoman dalam kehidupan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SD INPRES PELAWA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SD INPRES PELAWA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SD INPRES PELAWA Oleh: Putriyani Abidin, Arif Firmansyah, Zulnuraini ABSTRAK Rumusan masalah dalam penelitian ini apakah

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA

PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA Ema, Siti Halidjah, Syamsiati Program Studi PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak

Lebih terperinci

19. Mata Pelajaran Bahasa Arab Untuk Paket C Program Bahasa

19. Mata Pelajaran Bahasa Arab Untuk Paket C Program Bahasa 19. Mata Pelajaran Bahasa Arab Untuk Paket C Program Bahasa A. Latar Belakang Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat menjadikan jarak bukan suatu hambatan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWADENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN IPA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWADENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN IPA UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWADENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN IPA DANENGSIH, S.Pd., NIP.196506051992032011 ABSTRAK Berdasarkan hasil pengamatan di SDN

Lebih terperinci

KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA Disusun oleh: Nina Widyaningsih, M.Hum

KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA Disusun oleh: Nina Widyaningsih, M.Hum KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA Disusun oleh: Nina Widyaningsih, M.Hum I.PENGERTIAN KALIMAT Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki subjek (S) dan predikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan aktif dalam proses belajar mengajar. berikut; 1) Kepercayaan diri siswa saat berbicara, 2) Pengetahuan siswa tentang

BAB I PENDAHULUAN. berperan aktif dalam proses belajar mengajar. berikut; 1) Kepercayaan diri siswa saat berbicara, 2) Pengetahuan siswa tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara merupakan proses berbahasa lisan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan, merefleksikan pengalaman, dan berbagi informasi. Berbicara merupakan proses yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

Lebih terperinci

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS VIIID SMP NEGERI 1 MLATI Oleh: Riza Dyah Permata 11144100098 Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL Muryatin SDN Pakunden 1, Jalan Bogowonto 48A Kota Blitar E-mail: muryatin2@gmail.com Abstract: Improvement Efforts of Learning

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia 1. Pengertian Keterampilan Menulis. Menulis adalah salah satu standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Oleh: Samino Sangadji, Sularmi, Yulianti

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Oleh: Samino Sangadji, Sularmi, Yulianti 1 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL Oleh: Samino Sangadji, Sularmi, Yulianti Program PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK Tujuan penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Alpiah, 2014 Penerapan Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Menulis Berita

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Alpiah, 2014 Penerapan Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Menulis Berita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan dalam komunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Dalam

Lebih terperinci

KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM TULISAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 3 KOTA SOLOK

KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM TULISAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 3 KOTA SOLOK KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM TULISAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 3 KOTA SOLOK Oleh: Isra Mihartati 1, Ngusman 2, Emidar 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS IVSDN BINJAI TIMUR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS IVSDN BINJAI TIMUR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS IVSDN 020276 BINJAI TIMUR SYAMSUARNI* DAN FITRIANY SINAGA** *Dosen Jurusan PPSD Prodi PGSD

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tulis (Alwi, 2003:7). Ragam bahasa lisan memiliki beberapa perbedaan dengan

I. PENDAHULUAN. tulis (Alwi, 2003:7). Ragam bahasa lisan memiliki beberapa perbedaan dengan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam bahasa menurut sarananya terdiri atas ragam lisan atau ujaran dan ragam tulis (Alwi, 2003:7). Ragam bahasa lisan memiliki beberapa perbedaan dengan ragam

Lebih terperinci

96. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

96. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan 96. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan A. Latar Belakang Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat menjadikan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN C T L (Contextual Teaching and Learning) MELALUI METODE DEMONSTRASI Rini Budiharti Pendidikan Fisika P.MIPA UNS ABSTRAK Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian A.1 Hasil Uji Validitas Validitas LKS ini dilakukan pada tiga bagian, yakni validitas materi, validitas konstruksi dan validitas bahasa. Adapun hasil validasi

Lebih terperinci

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat KELOMPOK 5 MATA KULIAH: BAHASA INDONESIA Menu KALIMAT Oleh: A. SK dan KD B. Pengantar C. Satuan Pembentuk Bahasa D. Pengertian E. Karakteristik F. Unsur G. 5 Pola Dasar H. Ditinjau Dari Segi I. Menurut

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS IV SDN 2 TELAGA KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS IV SDN 2 TELAGA KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS IV SDN 2 TELAGA KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO NOVITA Evi Hasim 1 Wiwy T. Pulukadang 2 Jurusan /

Lebih terperinci

Maksimum. 1. Kebenaran jawaban Bahasa (ejaan dan tambahan) Ketepatan waktu 20. Pagerpelah, 13 Juli Mengetahui

Maksimum. 1. Kebenaran jawaban Bahasa (ejaan dan tambahan) Ketepatan waktu 20. Pagerpelah, 13 Juli Mengetahui Pertemuan Ke- : 1 Standar Kompetensi : Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan. Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi unsur cerita tentang cerita rakyat yang didengarnya. Indikator

Lebih terperinci

Nunuk Jarwati SD Negeri Sirapan 01 Madiun

Nunuk Jarwati SD Negeri Sirapan 01 Madiun PENINGKATAN KETERAMPILAN MENDESKRIPSIKAN BINATANG DENGAN BAHASA TULIS MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI SIRAPAN 01 KECAMATAN MADIUN KABUPATEN MADIUN Nunuk Jarwati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah salah satu mata pelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD/MI. IPA berhubungan dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendekatan pembelajaran mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar. Di samping dapat menarik perhatian siswa, pendekatan pembelajaran juga dapat

Lebih terperinci

Erni Epriyanti 1, Prana Dwija Iswara 2, Yedi Kurniadi 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang

Erni Epriyanti 1, Prana Dwija Iswara 2, Yedi Kurniadi 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN TEKNIK TSTS (TWO STAY TWO STRAY) DAN TEKNIK MKE (MENANDAI KESALAHAN EJAAN) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SURAT PRIBADI KELAS IVa SDN TEGALKALONG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam kehidupan semua manusia membutuhkan pendidikan, dimana pendidikan dibutuhkan sebagai hal yang dapat membuat manusia berkembang dan hidup sejahtera. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mendapat perhatian dari pemerintah. Berbagai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mendapat perhatian dari pemerintah. Berbagai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia sedang mendapat perhatian dari pemerintah. Berbagai peraturan dikeluarkan guna pendidikan yang lebih baik di negara ini. Dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

ARTIKEL. Disusun dan Diajukan oleh. Monalisa Frince S. Pembimbing Skripsi, Drs. H. Sigalingging, M.Pd

ARTIKEL. Disusun dan Diajukan oleh. Monalisa Frince S. Pembimbing Skripsi, Drs. H. Sigalingging, M.Pd ARTIKEL EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS SISWA KELAS X SMK NEGERI 13 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Disusun dan Diajukan oleh Monalisa

Lebih terperinci

RINGKASAN PENELITIAN

RINGKASAN PENELITIAN RINGKASAN PENELITIAN KONSTRUKSI KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI GURU-GURU SEKOLAH DASAR KABUPATEN CIAMIS OLEH DRA. NUNUNG SITARESMI, M.PD. FPBS UPI Penelitian yang berjudul Konstruksi

Lebih terperinci

Jurnal Dialog: Volume III, Maret 2016 ISSN:

Jurnal Dialog: Volume III, Maret 2016 ISSN: PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS X SMK TAMAN SISWA SUKA DAMAI TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012 Oleh: Tuti Herawati Dosen

Lebih terperinci

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

Aas Asiah   Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SD ISLAM AL-IKHLAS CIANJUR TAHUN AJARAN 2011/2012 Aas Asiah Email : aasasiah84@yahoo.com

Lebih terperinci

Kegiatan Sehari-hari

Kegiatan Sehari-hari Bab 1 Kegiatan Sehari-hari Kegiatan Sehari-hari 1 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) membuat daftar kegiatan sehari-hari berdasarkan penjelasan guru; 2) menceritakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari empat keterampilan berbahasa. Dilihat dari proses pemerolehan

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari empat keterampilan berbahasa. Dilihat dari proses pemerolehan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan atau keterampilan mengarang merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan berbahasa. Dilihat dari proses pemerolehan berbahasa, mengarang diperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang telah hendak dicapai,

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang telah hendak dicapai, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia. Penyelenggaraan pendidikan baik secara formal maupun informal harus disesuaikan dengan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE FUTURISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF BERDASARKAN GAMBAR SERI

PENERAPAN METODE FUTURISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF BERDASARKAN GAMBAR SERI Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN METODE FUTURISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF BERDASARKAN GAMBAR SERI Gina Sylvia Putri 1, Prana Dwija Iswara, 2, Ani Nur Aeni, 3 1,2,3

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Terdapat Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar. Setelah analisis data penelitian selesai, langkah selanjutnya adalah

BAB V PEMBAHASAN. A. Terdapat Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar. Setelah analisis data penelitian selesai, langkah selanjutnya adalah BAB V PEMBAHASAN A. Terdapat Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar Setelah analisis data penelitian selesai, langkah selanjutnya adalah mendeskripsikan hasil penelitian tersebut dalam bentuk tabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut merupakan

Lebih terperinci

KAJIAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI MAROS

KAJIAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI MAROS 585 KAJIAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI MAROS MUHAMMAD BAKRI ABSTRAK Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) peran guru sebagai (a) manejerial yaitu mengelola kegiatan pembelajaran

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni

Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V Endah Tri Wahyuni 1 1 Universitas Negeri Malang Email: 1 endahtriw7@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di kelas IV SD Negeri 4 Nasol, beralamat di Desa Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis. Masyarakat di lingkungan

Lebih terperinci

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V. ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS V MI MUHAMMADIYAH KLOPOGODO, KECAMATAN GOMBONG, KABUPATEN KEBUMEN, TAHUN 2014/2015 Oleh: Sri Wardani Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan wajib untuk dilaksanakan oleh semua anak di Indonesia. Oleh sebab itu pemerintah mewajibkan setiap

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V Isdianti Isdianti15@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL. ( DESKRIPTIF PADA Siswa Kelas X SMA Darmayanti

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL. ( DESKRIPTIF PADA Siswa Kelas X SMA Darmayanti MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL ( DESKRIPTIF PADA Siswa Kelas X SMA Darmayanti Tahun Pelajaran 2011 2012 ) NAMA : NENENG WULANSARI ALAMAT Email : wulansari@land.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan manusia diperlukan manusia yang lainnya, manusia tidak bisa hidup seorang diri. Komunikasi merupakan jembatan untuk menjalin hubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang meliputi mendengarkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Observasi penulis pada kelas yang melakukan kegiatan pembelajaran fisika.

BAB I PENDAHULUAN. Observasi penulis pada kelas yang melakukan kegiatan pembelajaran fisika. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Observasi penulis pada kelas yang melakukan kegiatan pembelajaran fisika. menunjukkan bahwa nilai hasil belajar siswa relatif rendah. Dan berdasarkan wawancara

Lebih terperinci

JKPM VOLUME 4 NOMOR 1 APRIL 2017 e ISSN :

JKPM VOLUME 4 NOMOR 1 APRIL 2017 e ISSN : MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING MATERI PECAHAN SISWA KELAS V SD NEGERI NGEMPLAK KIDUL 01 MARGOYOSO PATI Wara Istanti Dwi Murwani SDN Ngemplak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia sudah menjadi bagian penting bagi perkembangan bangsa ini yaitu dalam rangka mencerdaskan dan memajukan potensi anak bangsa. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara

Lebih terperinci

22. Mata Pelajaran Bahasa Jepang Untuk Paket C Program Bahasa

22. Mata Pelajaran Bahasa Jepang Untuk Paket C Program Bahasa 22. Mata Pelajaran Bahasa Jepang Untuk Paket C Program Bahasa A. Latar belakang Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat menjadikan jarak bukan suatu hambatan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. Ujaran-ujaran tersebut dalam bahasa lisan diproses melalui komponen fonologi, komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang secara luas dikenal di masyarakat adalah pendidikan dalam arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya dilakukan

Lebih terperinci