PEDOMAN PENILAIAN INDEKS KINERJA SIMPUL JARINGAN BAGI INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEDOMAN PENILAIAN INDEKS KINERJA SIMPUL JARINGAN BAGI INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016"

Transkripsi

1 PEDOMAN PENILAIAN INDEKS KINERJA SIMPUL JARINGAN 1

2 PEDOMAN PENILAIAN INDEKS KINERJA SIMPUL JARINGAN BAGI INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Jl. Raya Jakarta Bogor KM 46 Cibinong Bogor PEDOMAN PENILAIAN INDEKS KINERJA SIMPUL JARINGAN 2

3 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 3 KATA PENGANTAR... 4 BAB I PENDAHULUAN... 6 A. Latar Belakang... 6 B. Maksud dan Tujuan... 7 C. Ruang Lingkup... 7 D. Istilah dan Definisi... 7 BAB II JENIS PENGHARGAAN, MEKANISME PENILAIAN DAN KRITERIA PENILAIAN... 9 A. Jenis Penghargaan... 9 B. Mekanisme Penilaian...10 C. Kriteria Penilaian...11 BAB III JADWAL DAN TATA CARA PENILAIAN...18 A. Jadwal Pengusulan, Penilaian dan Penetapan...18 B. Tata Cara Penilaian...18 C. Transparansi dan akuntabilitas...18 BAB VI PENUTUP...19 BAB V LAMPIRAN CONTOH PENGISIAN KUESIONER...20 KUESIONER UNTUK KEMENTERIAN/LEMBAGA...29 KUESIONER UNTUK PEMERINTAH DAERAH...41 PEDOMAN PENILAIAN INDEKS KINERJA SIMPUL JARINGAN 3

4 KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Jaringan Informasi Geospasial Nasional (JIGN) adalah suatu sistem penyelenggaraan pengelolaan Informasi Geospasial (IG) secara bersama, tertib, terukur, terintegrasi dan berkesinambungan serta berdayaguna. Sesuai Peraturan Presiden No 27 tahun 2014 tentang JIGN, pelaksana JIGN adalah Simpul Jaringan pemerintah baik di Kementerian, Lembaga, Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) serta Pemerintahan Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota (K/L/P). Penganugerahan penghargaan simpul jaringan merupakan bentuk apresiasi BIG kepada simpulsimpul jaringan dengan tujuan untuk memotivasi, menginspirasi, memperkuat dan membangun semangat K/L/P dalam membangun pilar-pilar simpul jaringannya agar terus terbina secara berkelanjutan menuju Simpul Jaringan yang aktif dan operasional. Di samping itu, kegiatan ini juga merupakan wujud dukungan BIG dalam implementasi Peraturan Presiden No 9 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) pada Tingkat Ketelitian Peta Skala 1 : yang tercantum dalam pasal 6 ayat (1) butir e yaitu menyusun mekanisme berbagi data (data sharing) Informasi Geospasial Tematik (IGT) melalui Jaringan Informasi Geospasial Nasional. Buku pedoman ini disusun dengan harapan dapat menjadi acuan dalam melakukan penilaian Penghargaan Simpul Jaringan tahun 2016 secara transparan, kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan. Semoga pedoman ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam seluruh rangkaian penilaian ataupun pemberian Penghargaan Simpul Jaringan tahun Cibinong, April 2016 Adi Rusmanto Deputi Bidang Infrastruktur Informasi Geospasial Badan Informasi Geospasial PEDOMAN PENILAIAN INDEKS KINERJA SIMPUL JARINGAN 4

5 PEDOMAN PENILAIAN INDEKS KINERJA SIMPUL JARINGAN BAGI INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 TIM PENYUSUN PENGARAH Deputi Bidang Infrastruktur Informasi Geospasial PENYUSUN Suprajaka Khafid Andi Rinaldi Sugeng Prijadi Heri Sutanta Trias Aditya Bevaola Kusumasari Dudung Muhally Hakim Bebas Purnawan Yenny Elfrida Hutasoit Mahardhika Ega Nugrahaeni DESAIN/ARTISTIK Yenny Elfrida Hutasoit PEDOMAN PENILAIAN INDEKS KINERJA SIMPUL JARINGAN 5

6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembuatan dan penyediaan informasi spasial dalam bentuk digital di Indonesia sudah berlangsung sekitar 35 tahun. Inisiatif ini dimulai oleh lembaga pemerintah tingkat pusat, dan kemudian diikuti oleh pemerintah daerah. Namun demikian, masih dirasakan adanya berbagai kendala, seperti visibilitas dan aksesibilitas yang rendah. Keberadaan data spasial yang sudah dibuat tidak selalu diketahui, sedangkan data spasial yang keberadaannya diketahui belum tentu dapat diakses dengan mudah oleh calon penggunanya. Infrastruktur Data Spasial (IDS) dibuat untuk memfasilitasi tukar guna dan berbagi pakai data spasial yang ada. Manfaat yang dapat diperoleh, di antaranya adalah meningkatkan visibilitas dan aksesibilitas data, serta mengurangi duplikasi pembuatannya. Selain itu, IDS bermanfaat untuk meningkatkan nilai guna data spasial yang sudah ada. Di tingkat pusat, pembangunan IDS sudah mulai berjalan sejak 1993, yang disusul oleh pemerintah daerah tidak lama kemudian. Namun demikian, pembangunan yang intensif baru dimulai sejak 2011, yaitu sejak berlakunya Undang-undang Informasi Geospasial (UU 4/2011). Geoportal nasional (Ina- Geoportal) sebagai antarmuka IDS nasional diluncurkan pada akhir Upaya untuk pembangunan IDS di Indonesia dimulai dengan adanya inisiatif Pertemuan Tahunan Nasional SIGNas (Sistem Informasi Geografis Nasional) tahun Inisiatif ini berganti nama menjadi IDSN (Infrastruktur Data Spasial Nasional) pada tahun 1999 dan kemudian berubah lagi menjadi IIG (Infrastruktur Informasi Geospasial) pada tahun 2011 yang berlandaskan 5 pilar yaitu Peraturan Perundangan, Kelembagaan, Standar, Teknologi dan Sumber Daya Manusia. Perkembangan di daerah tidak sepesat di tingkat nasional. Kendala yang ditemui misalnya adalah ketersediaan staf yang mampu mengelelola IDS, kurangnya fasilitas perangkat keras dan jaringan internet maupun intranet, serta minimnya alokasi pembiayaan yang memadai dan berkelanjutan dan kurangnya komitmen para pengambil keputusan. Di sisi lain, pembinaan dari pemerintah pusat, dalam hal ini Badan Informasi Geospasial belum optimal. Salah satu penyebab utamanya adalah kurangnya informasi mengenai kondisi pembangunan IDS di daerah. Akibatnya, pembinaan belum sepenuhnya didasarkan pada daerah yang lebih membutuhkan atau jenis bantuan yang dibutuhkan daerah. Berlatar belakang kendala tersebut, Badan Informasi Geospasial bekerja sama dengan Pusat Pengembangan Infrastruktur Data Spasial Universitas Gadjah Mada (PPIDS UGM) melakukan penilaian terhadap indeks kinerja IDS di Kementerian Lembaga/Pemerintah Daerah, hal ini penting mengingat keputusan pemerintah diharapkan memiliki komponen spasial, sehingga perlu adanya infrastruktur yang memfasilitasi penyediaan informasi geospasial yang mutakhir, visible, dan accessible oleh pengguna lainnya. PEDOMAN PENILAIAN INDEKS KINERJA SIMPUL JARINGAN 6

7 B. Maksud dan Tujuan Pedoman ini dimaksudkan sebagai panduan bagi penyelenggaraan kegiatan pemberian penghargaan bagi Pemerintah Daerah dan Kementerian/Lembaga, dengan komponen dan indikator yang sudah ditetapkan. Buku Pedoman ini bertujuan agar kegiatan penilaian kinerja simpul jaringan dapat dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel. C. Ruang Lingkup Yang menjadi ruang lingkup pedoman ini adalah : (1) Latar belakang pemberian penghargaan (2) Kategori penerima penghargaan (3) Kriteria dan indikator penilaian (4) Tata cara penilaian D. Istilah dan Definisi Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan : i) Spasial adalah aspek keruangan suatu objek atau kejadian yang mencakup lokasi, letak, dan posisinya. ii) iii) iv) Geospasial atau ruang kebumian adalah aspek keruangan yang menunjukkan lokasi, letak, dan posisi suatu objek atau kejadian yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem koordinat tertentu. Data Geospasial yang yang selanjutnya disingkat DG adalah data tentang lokasi geografis, dimensi atau ukuran, dan/atau karakteristik objek alam dan/atau buatan manusia yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi. Informasi Geospasial yang selanjutnya disingkat IG adalah DG yang sudah diolah sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan ruang kebumian. v) Penyelenggaraan Informasi Geospasial adalah pembuatan Informasi Geospasial yang dilakukan melalui kegiatan pengumpulan DG, pengolahan DG dan IG, penyimpanan dan pengamanan DG dan IG, penyebarluasan DG dan IG dan penggunaan IG. vi) Jaringan Informasi Geospasial Nasional yang selanjutnya disebut Jaringan IGN adalah suatu sistem penyelenggaraan pengelolaan Informasi Geospasial secara bersama, tertib, terukur, terintegrasi dan berkesinambungan serta berdayaguna. PEDOMAN PENILAIAN INDEKS KINERJA SIMPUL JARINGAN 7

8 vii) Simpul Jaringan adalah institusi yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pengumpulan, pemeliharaan, pemutakhiran, pertukaran dan penyebarluasan Data Geospasial dan Informasi Geospasial tertentu. viii) Penghubung Simpul Jaringan adalah institusi yang menyelenggarakan pengintegrasian Simpul Jaringan secara nasional. ix) Metadata adalah data yang menjelaskan riwayat dan karakterisik DG dan IG. x) Instansi Pemerintah adalah Kementerian dan Lembaga Non Kementerian xi) xii) Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Unit Penyebarluasan adalah unit kerja yang melaksanakan penyimpanan, pengamanan dan penyebarluasan Data Geospasial dan Informasi Geospasial. xiii) Penghargaan Simpul Jaringan adalah penghargaan yang diberikan kepada Simpul Jaringan atas kinerjanya dalam membangun dan mengembangkan simpul jaringannya menjadi aktif dan operasional. xiv) Kuesioner adalah alat riset atau survei yang terdiri atas serangkaian pertanyaan tertulis, bertujuan mendapatkan tanggapan dari kelompok orang terpilih melalui wawancara pribadi atau melalui pos; daftar pertanyaan. xv) Juri adalah orang (panitia) yang menilai dan memutuskan peringkat (dalam perlombaan, sayembara, dan sebagainya). xvi) Ahli/Pakar adalah orang yang mempunyai keahlian dalam bidang ilmu tertentu. xvii) Sekretariat adalah bagian organisasi yang menangani pekerjaan dan urusan yang menjadi tugas sekretaris, dalam kegiatan ini sekeratriat yang dimaksud adalah Pusat SKIG dan menangani hal yang menyangkut kesekretariatan. xviii) Jaringan Informasi Geospasial Pusat adalah suatu sistem penyelenggaraan pengelolaan Informasi Geospasial secara bersama, tertib, terukur, terintegrasi dan berkesinambungan serta berdayaguna yang meliputi lembaga tinggi negara, instansi pemerintah, Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia. xix) Jaringan Informasi Geospasial Daerah adalah suatu sistem penyelenggaraan pengelolaan Informasi Geospasial secara bersama, tertib, terukur, terintegrasi dan berkesinambungan serta berdayaguna yang meliputi Pemerintah Daerah. PEDOMAN PENILAIAN INDEKS KINERJA SIMPUL JARINGAN 8

9 BAB II JENIS PENGHARGAAN, MEKANISME PENILAIAN DAN KRITERIA PENILAIAN A. Jenis Penghargaan Jenis penghargaan dibagi menjadi 2 kategori yaitu penghargaan tingkat K/L dan tingkat Pemerintah Daerah. Berikut penjelasannya : (a) Tingkat Kementerian/Lembaga Penghargaan diberikan kepada 3 (tiga) Kementerian/Lembaga terbaik yang berhasil menerapkan lima (5) pilar Jaringan Informasi Geospasial Nasional (JIGN) dalam pengembangan simpul jaringan. (b) Tingkat Pemerintah Daerah 1. Tingkat Provinsi Penghargaan diberikan kepada 3 (tiga) Pemerintah Provinsi terbaik yang berhasil menerapkan lima (5) pilar Jaringan Informasi Geospasial Nasional (JIGN) dalam pengembangan simpul jaringan. 2. Tingkat Kota Penghargaan diberikan kepada 3 (tiga) Pemerintah Kota terbaik yang berhasil menerapkan lima (5) pilar Jaringan Informasi Geospasial Nasional (JIGN) dalam pengembangan simpul jaringan. 3. Tingkat Kabupaten Penghargaan diberikan kepada 3 (tiga) Pemerintah Kabupaten terbaik yang berhasil menerapkan lima (5) pilar Jaringan Informasi Geospasial Nasional (JIGN) dalam pengembangan simpul jaringan. 4. Simpul Jaringan yang tingkat pertumbuhannya tinggi Penghargaan diberikan kepada 3 (tiga) Pemerintah Daerah (Provinsi/Kota/Kabupaten) yang berkinerja baik dan berprestasi dalam membangun dan mengembangkan simpul jaringan nya secara mandiri dengan menerapkan lima (5) pilar Jaringan Informasi Geospasial Nasional (JIGN) dalam waktu tidak terlalu lama. PEDOMAN PENILAIAN INDEKS KINERJA SIMPUL JARINGAN 9

10 B. Mekanisme Penilaian Penghargaan simpul jaringan untuk Kementerian/Lembaga maupun Pemerintah Daerah terbaik dilakukan melalui rangkaian kegiatan sebagai berikut: 1. Penyampaian informasi pelaksanaan Penghargaan Simpul Jaringan 2016 ke Kementerian/Lembaga maupun Pemerintah Daerah melalui pengiriman pedoman pelaksanaan maupun kuesioner dan pemberitaan di situs 2. Kementerian/Lembaga maupun Pemerintah Daerah mengisi dokumen penilaian (kuesioner) sesuai keadaan sesungguhnya. Dokumen penilaian (kuesioner) dapat diisi secara online di situs 3. Kementerian/Lembaga maupun Pemerintah Daerah mengembalikan kuesioner sesuai dengan jadwal yang ditentukan disertai dengan surat pengantar dari Pejabat yang berwenang. Kuesioner dikirimkan kembali ke Sekretariat Penghargaan Simpul Jaringan di alamat : Sekretariat Penghargaan Simpul Jaringan Pusat Standardisasi dan Kelembagaan Informasi Geospasial (Pusat SKIG) Badan Informasi Geospasial Jalan Raya Jakarta-Bogor KM 46, Gedung S Lantai 1 Cibinong, Bogor Telp/Fax (021) Atau dapat dikirimkan ke alamat : Pusat Pengembangan Infrastruktur Data Spasial (PPIDS) Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Jalan Grafika No.2, Yogyakarta Telepon (0274) / Fax (0274) Kementerian/Lembaga maupun Pemerintah Daerah yang masuk nominasi terbaik bersedia untuk diverifikasi oleh Tim Juri melalui kunjungan lapangan untuk melakukan penilaian kesesuaian atas dokumen penilaian (kuesioner) yang telah diisi dan dikirimkan sebelumnya. 5. Tim Juri melakukan pleno untuk menetapkan Kementerian/Lembaga maupun Pemerintah Daerah terbaik untuk masing-masing kategori. 6. Keputusan Tim Juri tidak dapat diganggu gugat dan tidak menerima korespondensi dalam bentuk apapun. 7. Penyerahan penghargaan simpul jaringan dilakukan pada Hari Informasi Geospasial pada tanggal 17 Oktober PEDOMAN PENILAIAN INDEKS KINERJA SIMPUL JARINGAN 10

11 C. Kriteria Penilaian Kriteria penilaian oleh Tim Penilai meliputi keseluruhan komponen yang terdapat dalam pilar Jaringan Informasi Geospasial Nasional dalam proses penyelenggaraan pembangunan simpul jaringan. Kriteria penilaian penghargaan simpul jaringan dibagi menjadi dua bagian yaitu kriteria penilaian untuk tingkat K/L dan kriteria penilaian untuk tingkat Pemda (Prov/Kabupaten/Kota) C.1. Bobot penilaian : Penilaian tahap 1 Penilaian tahap 1 dilaksanakan terhadap dokumen kuesioner Pemerintah Daerah dan Kementerian/Lembaga oleh Tim Juri. Penilaian dilakukan berdasarkan sembilan (9) parameter dan tiga puluh lima (35) indikator yang telah ditetapkan. Penilaian terhadap dokumen kuesioner pada tahap 1 ini memiliki bobot nilai 60% dari seluruh penilaian. Hasil penilaian tahap 1 digunakan untuk menentukan Pemerintah Daerah dan Kementerian/Lembaga yang masuk proses penilaian tahap berikutnya. Proses penilaian tahap 1 menghasilkan 6 nominasi untuk setiap kategori. Penilaian tahap 2 Penilaian tahap 2 dilaksanakan melalui evaluasi operasionalisasi simpul jaringan secara online terhadap Pemerintah Daerah dan Kementerian/Lembaga oleh Tim Juri. Penilaian dilakukan berdasarkan tiga (3) parameter dan enam belas (16) indikator yang telah ditetapkan. Penilaian evaluasi operasionalisasi simpul jaringan secara online pada tahap 2 ini memiliki bobot nilai 15% dari seluruh penilaian. Hasil penilaian tahap 2 akan digunakan untuk menentukan Pemerintah Daerah dan Kementerian/Lembaga yang masuk proses penilaian tahap berikutnya. Proses penilaian tahap 2 menghasilkan 3 nominasi untuk setiap kategori. Penilaian tahap 3 Penilaian tahap 3 dilaksanakan melalui evaluasi operasionalisasi simpul jaringan secara langsung terhadap 3 Pemerintah Daerah dan Kementerian/Lembaga terbaik oleh Tim Juri. Penilaian dilaksanakan berdasarkan verifikasi data/informasi oleh Tim Juri di lapangan. Penilaian evaluasi operasionalisasi simpul jaringan secara langsung pada tahap 3 ini memiliki bobot nilai 25% dari seluruh penilaian. Hasil penilaian tahap 3 akan digunakan untuk menentukan peringkat terbaik Pemerintah Daerah dan Kementerian/Lembaga untuk setiap kategori. PEDOMAN PENILAIAN INDEKS KINERJA SIMPUL JARINGAN 11

12 Diagram Alir Penilaian: C.2. Kriteria penilaian C.2.1. Kriteria Penilaian tahap 1 untuk daerah 1) Peraturan, Kebijakan dan Kelembagaan Komponen ini berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan kelembagaan yang telah diterapkan oleh suatu instansi dalam membangun simpul jaringan. Komponen ini mempunyai bobot penilaian 30%. Indikator penilaian untuk komponen ini meliputi : Peraturan/Payung hukum a. Peraturan Daerah/Peraturan Kepala Daerah tentang simpul jaringan b. Kebijakan teknis penerapan Peraturan Daerah/Peraturan Kepala Daerah Kebijakan a. Roadmap pengelolaan data dan informasi geospasial PEDOMAN PENILAIAN INDEKS KINERJA SIMPUL JARINGAN 12

13 b. SOP pengelolaan data dan informasi geospasial c. RPJMD mencantumkan kegiatan pengelolaan data dan informasi geospasial d. Persentase anggaran geospasial dalam APBD Kelembagaan a. Kelembagaan simpul jaringan telah dibentuk b. Forum data telah dilaksanakan c. SKPD yang terlibat dalam simpul jaringan d. Memiliki kerja sama resmi dengan BIG/PPIDS 2) Sumber Daya Manusia Komponen ini berkaitan dengan sumber daya manusia (SDM) pengelola simpul jaringan dan memiliki bobot penilaian 22%. Indikator penilaian untuk komponen sumber daya manusia meliputi : Kualifikasi sumberdaya manusia a. Staf dengan latar belakang pendidikan geospasial (geomatika/ geodesi/geografi) b. Staf dengan latar belakang pendidikan teknologi informasi (teknologi informasi/teknik informatika/ilmu komputer) c. Jumlah staf yang mampu mengelola server geospasial d. Staf yang ikut pelatihan bidang informasi geospasial dan/atau teknologi informasi Pengembangan kapasitas dan karir a. Pemegang jabatan fungsional surveyor pemetaan b. Pemegang jabatan fungsional perencana c. Pemegang jabatan fungsional pranata komputer d. Program peningkatan kualifikasi (kursus/pelatihan) bidang informasi geospasial 2) Teknologi Komponen ini berkaitan dengan teknologi yang digunakan dalam membangun simpul jaringan. Komponen ini mempunyai bobot penilaian sebesar 25%. Indikator penilaian untuk komponen teknologi meliputi : Perangkat keras a. Komputer/workstation untuk pengelolaan data dan informasi geospasial b. Server / cloud sistem untuk pengelolaan data dan informasi geospasial c. Koneksi internet untuk informasi geospasial d. Infrastruktur sistem jaringan (LAN,WAN) Perangkat lunak a. Perangkat lunak open source dan/atau berbayar (lisensi) b. Geoportal beroperasi PEDOMAN PENILAIAN INDEKS KINERJA SIMPUL JARINGAN 13

14 c. Jumlah layanan (servis) yang diberikan oleh geoportal d. WebGIS beroperasi e. Jumlah tema peta yang disajikan dalam webgis 3) Standar, Data dan Informasi Geospasial Komponen ini berkaitan dengan ketersediaan DG dan IG serta manajemen data spasial untuk mendukung sarana berbagi pakai data. Komponen ini juga berkaitan dengan standar yang diterapkan dalam pengelolaan informasi geospasial. Komponen ini mempunyai bobot penilaian sebesar 23%. Indikator penilaian untuk komponen data dan informasi geospasial meliputi : Ketersediaan data dan informasi geospasial a. Peta rupabumi tersedia b. Citra tegak satelit resolusi tinggi tersedia c. Menyelesaikan penyusunan RTRW d. Menyelesaikan penyusunan sebagian/semua RDTR C.2.2. Manajemen data dan informasi geospasial a. Basisdata geospasial dibuat b. Metadata telah dibuat c. Katalog tersedia d. SNI dan NSPK diterapkan dalam pengelolaan data dan informasi geospasial Kriteria penilaian tahap 1 untuk Kementerian/Lembaga 1) Peraturan, Kebijakan dan Kelembagaan Komponen ini berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan kelembagaan yang telah diterapkan oleh suatu instansi dalam membangun simpul jaringan. Komponen ini mempunyai bobot penilaian 26%. Indikator penilaian untuk komponen ini meliputi : Peraturan / Payung hukum a. Surat Keputusan/Peraturan Menteri/Kepala Lembaga tentang Simpul Jaringan Kebijakan a. Roadmap pengelolaan data dan informasi geospasial b. SOP pengelolaan data dan informasi geospasial c. RKAKL mencantumkan kegiatan pengelolaan data dan informasi geospasial Kelembagaan a. Kelembagaan Simpul Jaringan telah dibentuk b. Forum data telah dilaksanakan PEDOMAN PENILAIAN INDEKS KINERJA SIMPUL JARINGAN 14

15 c. Direktorat/Pusat yang terlibat dalam simpul jaringan d. Memiliki kerja sama resmi dengan BIG/PPIDS 2) Sumber Daya Manusia Komponen ini berkaitan dengan sumber daya manusia (SDM) pengelola simpul jaringan dan memiliki bobot penilaian 24%. Indikator penilaian untuk komponen sumber daya manusia meliputi : Kualifikasi sumberdaya manusia a. Staf dengan latar belakang pendidikan geospasial (geomatika/geodesi/geografi) b. Staf dengan latar belakang pendidikan teknologi informasi (teknologi informasi/teknik informatika/ilmu komputer) c. Jumlah staf yang mampu mengelola server geospasial d. Staf yang ikut pelatihan bidang informasi geospasial dan/atau teknologi informasi Pengembangan kapasitas dan karir a. Pemegang jabatan fungsional surveyor pemetaan b. Pemegang jabatan perencana c. Pemegang jabatan fungsional pranata komputer d. Program peningkatan kualifikasi (kursus/pelatihan) bidang informasi geospasial 3) Teknologi Komponen ini berkaitan dengan teknologi yang digunakan dalam membangun simpul jaringan. Komponen ini mempunyai bobot penilaian sebesar 25%. Indikator penilaian untuk komponen teknologi meliputi : Perangkat keras a. Komputer/workstation untuk pengelolaan data dan informasi geospasial b. Server / cloud sistem untuk pengelolaan data dan informasi geospasial c. Koneksi internet untuk informasi geospasial d. Infrastruktur sistem jaringan (LAN, WAN) Perangkat lunak a. Perangkat lunak open source dan/atau berbayar (lisensi) b. Geoportal beroperasi c. Jumlah layanan (servis) yang diberikan oleh geoportal d. WebGIS beroperasi e. Jumlah tema peta yang disajikan melalui webgis 4) Standar, Data dan Informasi Geospasial Komponen ini berkaitan dengan ketersediaan DG dan IG serta manajemen data spasial untuk mendukung sarana berbagi pakai data. Komponen ini juga berkaitan dengan PEDOMAN PENILAIAN INDEKS KINERJA SIMPUL JARINGAN 15

16 standar yang diterapkan dalam pengelolaan informasi geospasial. Komponen ini mempunyai bobot penilaian sebesar 25%. Indikator penilaian untuk komponen data dan informasi geospasial meliputi : Ketersediaan data dan informasi geospasial a. Peta rupabumi tersedia b. Citra tegak satelit penginderaan jauh tersedia c. Menyelesaikan penyusunan DG/IG sesuai kewalidataan/tupoksi C.2.3. Manajemen data dan informasi geospasial a. Basisdata geospasial dibuat b. Metadata telah dibuat c. Katalog tersedia d. SNI dan NSPK diterapkan dalam pengelolaan data dan informasi geospasial Kriteria Penilaian tahap 2 untuk Pemerintah daerah dan K/L 1) Operasionalisasi geoportal a. Waktu operasi (uptime) geoportal b. Kecepatan akses terhadap geoportal c. Jumlah pengunjung yang unik (webhit) d. Frekuensi/jumlah update data dan informasi e. Ketersediaan metadata f. Variasi dan kemudahan mekanisme pencarian data g. Jumlah web services yang disediakan dalam geoportal 2) Operasionalisasi webgis a. Jumlah tema peta yang disediakan dalam webgis b. Jumlah peta yang disediakan dalam website lembaga c. Kemudahan penggunaan d. Kecepatan akses webgis 3) Informasi geospasial dalam website lembaga a. Kemudahan mencari informasi adanya informasi geospasial (peta) dalam website b. Kemudahan mencari informasi tautan ke geoportal c. Kemudahan mencari informasi tautan ke webgis d. Jumlah dan variasi tema peta yang disediakan melalui website e. Frekuensi/jumlah update data dan informasi C.2.4. Kriteria Penilaian tahap 3 untuk Pemerintah daerah dan K/L 1) Verifikasi kesesuaian isian kuesioner 2) Presentasi simpul jaringan dan diskusi PEDOMAN PENILAIAN INDEKS KINERJA SIMPUL JARINGAN 16

17 a. Proses pembangunan simpul jaringan b. Jumlah SKPD yang terlibat c. Pemanfaatan Simpul Jaringan d. Rencana pengembangan Simpul Jaringan e. Keberlanjutan Simpul Jaringan 3) Sarana dan prasarana Simpul Jaringan a. Perangkat keras Simpul Jaringan b. Perangkat lunak Simpul Jaringan c. Kunjungan ke unit produksi d. Kunjungan ke unit pengelolaan dan penyebarluasan PEDOMAN PENILAIAN INDEKS KINERJA SIMPUL JARINGAN 17

18 BAB III JADWAL DAN TATA CARA PENILAIAN A. Jadwal Pengusulan, Penilaian dan Penetapan Jadwal penilaian untuk peserta dilaksanakan mengikuti jadwal sebagai berikut : No Kegiatan Tanggal 1. Penyebarluasan kuesioner April Penerimaan kuesioner dan pengolahan data Mei - Juni Rapat Pleno PenilaianTahap I Minggu ke-3 Juli Penilaian Tahap 2 : Evaluasi Operasionalisasi simpul jaringan secara online Minggu IV Juli s/d Minggu ke I Agustus Rapat Pleno Penilaian Tahap II Minggu I Agustus PenilaianTahap III : Evaluasi operasionalisasi simpul jaringan secara langsung Minggu I Agustus - Minggu IV September RapatPleno Penilaian Tahap III Minggu I Oktober Penetapan Simpul Jaringan terbaik Minggu I Oktober Event penganugerahan 17 Oktober 2016 B. Tata Cara Penilaian Seluruh dokumen kuesioner yang diterima panitia akan dinilai oleh Tim Juri yang terdiri atas BIG, Akademisi dan Pakar. C. Transparansi dan akuntabilitas Berita dan hasil kegiatan ini dapat dipantau di webbig dengan alamat : PEDOMAN PENILAIAN INDEKS KINERJA SIMPUL JARINGAN 18

19 BAB VI PENUTUP Dengan ditetapkannya Pedoman ini maka: 1. Tim Juri dalam melakukan penilaian agar mengacu pada Pedoman ini; 2. Kepada Kementerian/Lembaga atau Pemda Provinsi/Kab/Kota dalam menyelenggarakan pembangunan simpul jaringan agar mempergunakan Pedoman ini; 3. Pedoman ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi Kementerian/Lembaga, Pemda (Prov/Kab/Kota) dalam membangun simpul jaringan 4. Pedoman ini bersifat tetap tetapi dapat ditinjau kembali untuk disempurnakan sesuai kebutuhan. PEDOMAN PENILAIAN INDEKS KINERJA SIMPUL JARINGAN 19

20 BAB V LAMPIRAN CONTOH PENGISIAN KUESIONER

21 PEDOMAN PENILAIAN INDEKS KINERJA SIMPUL JARINGAN 21

22 PEDOMAN PENILAIAN INDEKS KINERJA SIMPUL JARINGAN 22

23 PEDOMAN PENILAIAN INDEKS KINERJA SIMPUL JARINGAN 23

24 PEDOMAN PENILAIAN INDEKS KINERJA SIMPUL JARINGAN 24

25 PEDOMAN PENILAIAN INDEKS KINERJA SIMPUL JARINGAN 25

26 PEDOMAN PENILAIAN INDEKS KINERJA SIMPUL JARINGAN 26

27 PEDOMAN PENILAIAN INDEKS KINERJA SIMPUL JARINGAN 27

28 PEDOMAN PENILAIAN INDEKS KINERJA SIMPUL JARINGAN 28

29 KUESIONER UNTUK KEMENTERIAN/LEMBAGA

30 SURVEI INDEKS KINERJA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL IDENTITAS RESPONDEN Nama :..... Jabatan :..... Nama lembaga :..... Jumlah staf :..... Kabupaten/Kota :..... Provinsi :..... Telepon : Alamat website lembaga :..... Pusat Pengembangan Infrastruktur Data Spasial (PPIDS) Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Research Centre for Spatial Data Infrastructures (SDI) Development Sekretariat: Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Jl. Grafika, no. 2, Yogyakarta, 55284; Ph Fax. : Website: ppids@ugm.ac.id Deputi Bidang Infrastruktur Informasi Geospasial Pusat Standardisasi dan Kelembagaan Informasi Geospasial Jl. Raya Jakarta-Bogor KM. 46. Cibinong Telepon/Faksimile (021) Survei Indeks Kinerja IDS Kementerian/Lembaga halaman 1 dari 11 halaman

31 Aspek Kebijakan, Peraturan dan Kelembagaan Kebijakan merupakan hal yang menentukan arah perkembangan pembangunan Infrastruktur Informasi Geospasial (IIG) Daerah. Peraturan merupakan realisasi kebijakan yang diambil. Implementasi IIG membutuhkan dukungan kelembagaan yang solid, mampu membangun kolaborasi dengan pihak internal dan eksternal, serta memiliki kepemimpinan yang kuat dan visioner. Aspek kelembagaan mengeksplorasi kesiapan elemen-element tersebut dalam mendukung pembangunan JIGD. Kuesioner bagian ini ingin melihat pola kebijakan, peraturan dan kelembagaan yang terkait pembangunan JIGD. 1. Terdapat Masterplan IT sebagai panduan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan e- government yang memuat aspek data dan informasi geospasial a. Belum ada b. Sudah ada 2. Terdapat rencana strategis atau roadmap pembuatan, pengelolaan pemanfaatan data geospasial a. Belum ada, b. Sudah ada 3. Kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, pengelolaan, pengamanan, pemanfaatan dan penyebarluasan data geospasial,seperti diamanatkan dengan Perpres 27/2014, diatur dalam: a. Belum diatur b. Peraturan Menteri/Kepala Lembaga,nomor Memiliki peraturan untuk melakukan kegiatan berbagi pakai data geospasial antar unit kerja internal a. Belum ada b. Sudah ada, nomor Memiliki peraturan untuk melakukan kegiatan berbagi pakai data geospasial antar Kementerian/Lembaga a. Belum ada b. Sudah ada, nomor Terdapat peraturan tertulis yang mengatur mekanisme perijinan penggunaan data geospasial oleh masyarakat dan dunia usaha. a. Belum ada b. Sudah ada, nomor Memiliki peraturan tertulis tentang untuk perlindungan dan pengamanan hak cipta data geospasial (contoh: perjanjian lisensi saat ada permintaan data oleh pihak luar) a. Belum ada b. Sudah ada, nomor Memiliki peraturan tertulis tentang klasifikasi data dan informasi geospasial yang bersifat terbuka/publik, terbatas dan rahasia. a. Belum ada b. Sudah ada, nomor... Survei Indeks Kinerja IDS Kementerian/Lembaga halaman 2 dari 11 halaman

32 9. Memiliki Standard Operating Procedure (SOP) kegiatan penyelenggaraan informasi geospasial untuk kepentingan internal maupun eksternal a. Belum ada b. Sudah ada 10. Mensyaratkan kepemilikan sertifikat keahlian yangrelevan untuk pelaksanaan pekerjaan terkait geospasial yang dilakukan pihak ketiga a. Belum b. Sudah ada 11. Kegiatan pengelolaan Informasi Geospasial dimasukkan dalam RKAKL a. Belum b. Sudah ada. 12. Memiliki alokasi anggaran dalam APBN yang bersifat rutin (kegiatan mandiri atau masuk dalam suatu kegiatan lain) untuk pengadaan/pengumpulan, pengelolaan, pengamanan, pemanfaatan dan penyebarluasan data geospasial sejumlah... juta rupiah/tahun 13. Memiliki jumlah alokasi anggaran dalam APBN untuk 2 (dua) tahun terakhir untuk pengadaan, pengembangan dan pemeliharaan perangkat lunak dan aplikasi TIK untuk pengelolaan data geospasial sejumlah... juta rupiah/tahun 14. Memiliki jumlah alokasi anggaran dalam APBN untuk 2 (dua) tahun terakhir untuk pengadaan, pengembangan dan pemeliharaan perangkat keras TIK untuk pengelolaan data geospasial sejumlah... juta rupiah/tahun 15. Sudah melaksanakan rapat koordinasi antar unit untuk membahas koordinasi dan pemaduan kegiatan penyelenggaraan informasi geospasial secara terpadu sebanyak... kali. 16. Memiliki unit kerja (Bidang/Seksi) yang secara khusus memiliki Tupoksi menangani pengelolaan data geospasial (peta) a. Belum ada b. Sudah ada Jika jawaban pertanyaan nomor 2 adalah a (Belum ada), maka Bidang/Seksi pengelola data geospasial akan dibentuk pada tahun:2016 / 2017 / 2018 / Belum tahu. 17. Ada penetapan unit kerja yang melaksaanakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan penggunaan data geospasial dan informasi geospasial (Unit Produksi)sesuai Perpres 27/2014 a. Belum ada b. Sudah ada 18. Ada penetapan penyimpanan, pengamanan dan penyebarluasan data geospasial dan informasi geospasial (Unit Pengelolaan dan Penyebarluasan) sesuai dengan Perpres 27/2014 a. Belum ada b. Sudah ada Survei Indeks Kinerja IDS Kementerian/Lembaga halaman 3 dari 11 halaman

33 19. Jumlah unit kerja yang dilibatkan dalam Simpul Jaringan sebanyak... unit. 20. Memiliki kebijakan insentif/disinsentif untuk unit kerja pendukung yang memberikan kontribusi yang baik terhadap pengelolaan data geospasial a. Belum ada b. Sudah ada 21. Unit kerja pengelola data geospasial memiliki pimpinan/staf yang mampu bertindak sebagai champion, yang dapat mempromosikan, merancang dan mengawal pengelolaan dan pemanfaatan data geospasial dengan baik a. Belum ada b. Sudah ada. 22. Memiliki kerja sama resmi dengan Badan Informasi Geospasial (BIG) atau PPIDS atau Perguruan Tinggi atau pihak lain dalam pengembangan pengelolaan serta pemanfaatan data dan informasi geospasial a. Belum ada b. Sudah ada. 23. Memiliki kerja sama resmi dengan masyarakat atau dunia usaha dalam pengembangan pengelolaan data dan informasi geospasial a. Belum ada b. Sudah ada. 24. Pimpinan lembaga/unit pengelola data geospasial memiliki pemahaman dan komitmen untuk membangun serta menyelenggarakan pengelolaan data dan informasi geospasial dalam kerangka Jaringan Infrastruktur Geospasial Daerah a. Belum ada b. Sudah ada. 25. Permasalahan yang dihadapi dalam aspek kebijakan, peraturan dan kelembagaan: Survei Indeks Kinerja IDS Kementerian/Lembaga halaman 4 dari 11 halaman

34 Aspek Sumber Daya Manusia Sumberdaya manusia berupa staf yang kompeten merupakan syarat utama Jaringan Informasi Geospasial Nasional (JIGN) dapat dibangun, berkembang dan berkelanjutan. Aspek Sumber Daya Manusia mencermati kesiapan, ketersediaan dan pembinaan staf yang terlibat dalam JIGN. 1. Jumlah staf dengan latar belakang pendidikan formal dalam bidang pengelolaan data dan informasi geospasial (Geomatika / Geodesi / Geografi) sebanyak... orang Jika belum ada, latar belakang pendidikan pengelola data geospasial selama ini adalah...sebanyak... orang 2. Jumlah staf dengan latar belakang pendidikan formal dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Teknologi Informasi / Teknik Informatika / Ilmu Komputer / Sistem Informasi) sebanyak... orang 3. Jumlah staf yang memiliki kemampuan pengoperasian server geospasial (server dengan fasilitas publikasi dan distribusi data dan informasi geospasial) sebanyak... orang 4. Memiliki staf atau kelompok staf dengan latar belakang pendidikan bukan spasial atau informatika yang memiliki antusiasme dan inisiatif yang tinggi dalam mengelola serta memanfaatkan data dan informasi geospasial sebanyak... orang 5. Jumlah staf yang pernah mengikuti kursus dalam bidang pengelolaan data dan informasi geospasial atau dalam bidang komputer dan internet sebanyak... orang 6. Jumlah staf yang memiliki jabatan fungsional survei dan pemetaan... orang 7. Jumlah staf yang memiliki jabatan fungsional pranata komputer... orang 8. Jumlah staf yang memiliki jabatan fungsional perencana... orang 9. Memiliki program pengembangan kemampuan pengelolaan data dan informasi geospasial (misalnya melalui kursus atau pelatihan atau seminar) bagi staf pengelola datageospasial yang berkelanjutan dan terprogram secara rutin a. Belum ada b. Sudah ada. Lembaga tempat pelatihan berlangsung: Memiliki program peningkatan kualifikasi pendidikan formal lanjutan (S-1 atau S-2 atau S-3) dalam bidang informasi geospasial (Geomatika / Geodesi / Geografi) a. Belum ada b. Sudah ada. 11. Memiliki program pengembangan karir yang jelas bagi staf pengelola data dan informasi geospasial (diantaranya melalui melalui pengisian jabatan fungsional bidang survei dan pemetaan/pranata komputer/perencana) a. Belum ada b. Sudah ada. Survei Indeks Kinerja IDS Kementerian/Lembaga halaman 5 dari 11 halaman

35 12. Penggantian staf pengelola Infrastruktur Informasi Geospasial (karena adanya promosi atau mutasi) dilakukan setelah ada pengganti yang memiliki kualifikasi minimal sama a. Belum b. Sudah ada. 13. Akan melakukan rekruitmen staf yang memiliki latar belakang pendidikan formal dalam bidang geospasial (geomatika / geodesi / geografi) pada tahun: 2015 / 2016 / 2017 / Belum tahu. 14. Permasalahan yang dihadapi dalam aspek sumber daya manusia: Aspek Teknologi Teknologi dibutuhkan untuk penyelenggaraan informasi geospasial. Teknologi yang digunakan perlu mengikuti standar nasional yang sudah ada supaya kegiatan berbagi pakai data geospasial tidak mengalami hambatan teknis. Kuesioner bagian ini mengeksplorasi kinerja Kementerian/Lembaga dalam pembangunan Simpul Jaringan (SJ), khususnya di pilar teknologi 1. Nama perangkat lunak SIG opensource untuk pengumpulan, penyimpanan, pengelolaan dan pemanfaatan data geospasial a. Belum ada b. Nama... jumlah lisensi Nama perangkat lunak SIG berbayar untuk pengumpulan, penyimpanan, pengelolaan dan pemanfaatan data geospasial a. Belum ada b. Nama... jumlah lisensi Nama perangkat lunak server geospasial (open source ataupun komersial) untuk penyimpanan, pengamanan danpenyebarluasan informasi geospasial a. Belum ada b. Nama... jumlah lisensi Terdapat website resmi lembaga yang beroperasi dengan baik dengan isi yang diperbarui secara rutin a. Belum ada b. Sudah ada, alamat: 5. Terdapat peta digital dalam format jpg atau png atau pdf yang tersedia di website resmi lembaga a. Belum ada b. Sudah ada, alamat: Survei Indeks Kinerja IDS Kementerian/Lembaga halaman 6 dari 11 halaman

36 6. Memiliki geoportal untuk penyediaan katalog, map service dan/atau data geospasial secara online untuk penyebarluasan informasi geospasial a. Belum ada b. Sudah ada, alamat: 7. Jumlah tema data geospasial yang disajikan dalam geoportal sebanyak...tema. 8. Jumlah webmap service yang disediakan dalam geoportal sebanyak... service. 9. Jumlah webfeature service yang disediakan dalam geoportal sebanyak... service. 10. Jumlah tema data geospasial yang dapat diunduh melalui geoportal sebanyak... tema. 11. Memiliki WebGIS untuk penyajian dan pemanfaatan informasi geospasial secara online a. Belum ada b. Sudah ada, alamat: 12. Jumlah tema peta yang disajikan dalam WebGIS sebanyak... tema. 13. Perangkat perangkat keras yang digunakan untuk pengelolaan data dan informasi geospasial meliputi peralatan berikut ini: Jenis Komputer/workstation Server untuk pengelolaan data geospasial Berlangganan server berbasis cloud Ruang khusus server* Kapasitas media penyimpanan Jaringan komputer antar unit kerja Infrastruktur jaringan antar unit kerja Bandwidthinternet untuk data geospasial Bandwidth internet Kementerian/Lembaga Keterangan sejumlah.. buah sejumlah.. buah Ya/tidak Ya / Tidak.. Terabyte Belum ada / bertipe LAN / bertipe WAN Milik sendiri / Menyewa. Mbps. Mbps Keterangan: silakan mengisi dengan angka atau memilih keterangan yang sesuai. * ruang server yang memiliki sistem pendingin yang redundan, catu daya cadangan; 14. Tersedia fasilitas sumberdaya listrik cadangan (UPS dengan kapasitas besar/genset) a. Belum ada b. Sudah ada 15. Permasalahan yang dihadapi dalam aspek teknologi : Survei Indeks Kinerja IDS Kementerian/Lembaga halaman 7 dari 11 halaman

37 ..... Aspek Standar, Data dan Informasi Geospasial Terdapat beberapa hal yang penting dalam aspek data geospasial, diantaranya adalah: ketersediaan, keterlihatan/visibilitas, dan aksesibilitas. Data dan informasi geospasial digunakan perlu mengikuti standar nasional yang sudah ada supaya kegiatan berbagi pakai data geospasial tidak mengalami hambatan teknis. Kuesioner bagian ini membahas hal-hal tersebut dalam menilai kinerja pembangunan JIGN. 1. Penyimpanan data geospasial menggunakan format: a. Analog b. Digital 2. Penyimpanan data geospasial menggunakan format: a. Filebase(contohnya: shapefile, dxf, tab, mif) b. Basisdata (misalnya postgresql, mysql, geodatabase, Oracle) 3. Terdapat prosedur untuk melakukan kontrol kualitas (quality control) data dan informasi geospasial a. Belum ada b. Sudah 4. Terdapat prosedur untuk melakukan penjaminan kualitas (quality assurance) data dan informasi geospasial a. Belum ada b. Sudah 5. Pengelolaan data geospasial sudah mengikuti Standar Nasional Indonesia atau Spesifikasi Teknis yang ditentukan oleh Kementerian/Lembaga terkait (misalnya Katalog Unsur Geografi Indonesia - KUGI) a. Belum b. Sudah 6. Metadata disimpan bersama peta dan basisdata digital yang diproduksi. a. Belum b. Sudah 7. Sistem katalog (daftar peta/data geospasial) sudah digunakan dalam pengelolaan peta dan informasi geospasial a. Belum b. Sudah. 8. Sistem katalog peta/data geospasial sudah tersedia secara online a. Belum ada b. Sudah. 9. Tersedia tempat penyimpanan atau pengarsipan peta/data geospasial a. Belum ada b. Sudah. Survei Indeks Kinerja IDS Kementerian/Lembaga halaman 8 dari 11 halaman

38 10. Ketersediaan data geospasial dalam format SIG (bukan jpg, tiff atau pdf) sangat penting dalam pembangunan Simpul Jaringan. Mohon mengisi data ketersediaan data geospasial digital untuk tema-tema berikut. No Jenis Peta/Data Geospasial Prosentase wilayah terliput Skala Metadata tersedia ( atau X) Peta tersedia online ( atau X) 1 Peta dasar (Peta Rupabumi) 2 Citra Satelit Resolusi Tinggi atau Resolusi Sangat Tinggi 3* 4* 5* Keterangan: = tersedia; X = tidak tersedia. * diisi dengan data geospasial sesuai dengan tupoksi setiap Kementerian/Lembaga Metadata adalah keterangan tentang data, yang diantaranya berisi informasi tentang cakupan wilayah, skala, riwayat pembuatan, lembaga yang membuat data, dan kontak yang dapat dihubungi 2. Permasalahan yang dihadapi dalam aspek standar, data dan informasi geospasial:..... Produsen, Pengguna dan Aliran Data Geospasial Kuesioner bagian ini ingin memetakan pihak-pihak yang terlibat dalam produksi, penggunaan dan aliran data geospasial diantara unit kerja yang ada. Petunjuk pengisian tabel: 1. Jenis data yang diproduksi, misalnya peta jaringan jalan 2. Jenis data yang digunakan, misalnya peta penggunaan lahan 3. Unit Kerja yang memanfaatkan, cukup ditulis nomor Unit Kerja-nya sesuai dengan nomor yang diberikan. Survei Indeks Kinerja IDS Kementerian/Lembaga halaman 9 dari 11 halaman

39 Nama Lembaga 1. Unit Produksi 1... Jenis data yang diproduksi: Jenis data yang digunakan: Aliran data Unit Kerja yang memanfaatkan: 2. Unit Produksi 2... Jenis data yang diproduksi: Jenis data yang digunakan: Unit Kerja yang memanfaatkan: 3. Unit Produksi 3... Jenis data yang diproduksi: Jenis data yang digunakan: Unit Kerja yang memanfaatkan: 4. Unit Produksi 4... Jenis data yang diproduksi: Jenis data yang digunakan: Unit Kerja yang memanfaatkan: 5. Unit Produksi 5... Jenis data yang diproduksi: Jenis data yang digunakan: Unit Kerja yang memanfaatkan: 6. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Jenis data yang diproduksi: Jenis data yang digunakan: Unit Kerja yang memanfaatkan: Survei Indeks Kinerja IDS Kementerian/Lembaga halaman 10 dari 11 halaman

40 7. Unit Pengelolaan dan Penyebarluasan... Jenis data yang dikelola: Unit Kerja yang memanfaatkan: Survei Indeks Kinerja IDS Kementerian/Lembaga halaman 11 dari 11 halaman

41 KUESIONER UNTUK PEMERINTAH DAERAH

42 SURVEI INDEKS KINERJA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL IDENTITAS RESPONDEN Nama :..... Jabatan :..... Nama lembaga :..... Jumlah staf :..... Kabupaten/Kota :..... Provinsi :..... Telepon : Alamat website lembaga :..... Pusat Pengembangan Infrastruktur Data Spasial (PPIDS) Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Research Centre for Spatial Data Infrastructures (SDI) Development Sekretariat: Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Jl. Grafika, no. 2, Yogyakarta, 55284; Ph Fax. : Website: ppids@ugm.ac.id Deputi Bidang Infrastruktur Informasi Geospasial Pusat Standardisasi dan Kelembagaan Informasi Geospasial Jl. Raya Jakarta-Bogor KM. 46. Cibinong Telepon/Faksimile (021) Survei Indeks Kinerja IDS Pemerintah Daerah halaman 1 dari 11 halaman

43 Aspek Kebijakan, Peraturan dan Kelembagaan Kebijakan merupakan hal yang menentukan arah perkembangan pembangunan Infrastruktur Informasi Geospasial (IIG) Daerah. Peraturan merupakan realisasi kebijakan yang diambil. Implementasi IIG membutuhkan dukungan kelembagaan yang solid, mampu membangun kolaborasi dengan pihak internal dan eksternal, serta memiliki kepemimpinan yang kuat dan visioner. Aspek kelembagaan mengeksplorasi kesiapan elemen-element tersebut dalam mendukung pembangunan JIGD. Kuesioner bagian ini ingin melihat pola kebijakan, peraturan dan kelembagaan yang terkait pembangunan JIGD. 1. Terdapat Masterplan IT sebagai panduan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan e- government yang memuat aspek data dan informasi geospasial a. Belum ada b. Sudah ada 2. Terdapat rencana strategis atau roadmappenyelenggaraan Informasi Geospasial b. Belum ada b. Sudah ada 3. Kegiatan penyelenggaraan Informasi Geospasial,seperti diamanatkan dengan Perpres 27/2014, diatur dalam: a. Belum diatur b. Peraturan Daerah, nomor... c. Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota,nomor Memiliki peraturan tertulis/nspk untuk melakukan kegiatan berbagi pakai data geospasial antar SKPD/Unit Kerja a. Belum ada b. Sudah ada, nomor Terdapat peraturan tertulis/nspk yang mengatur mekanisme perizinan penggunaan data geospasial oleh masyarakat dan/atau dunia usaha. a. Belum ada b. Sudah ada, nomor Memiliki peraturan tertulis/nspk untuk perlindungan dan pengamanan hak cipta data geospasial (contoh: perjanjian lisensi saat ada permintaan data oleh pihak luar) a. Belum ada b. Sudah ada, nomor Memiliki peraturan tertulis/nspk tentang klasifikasi data dan informasi geospasial yang bersifat terbuka/publik, terbatas dan rahasia a. Belum ada b. Sudah ada, nomor Memiliki Standard Operating Procedure (SOP) kegiatan penyelenggaraan informasi geospasial untuk kepentingan internal maupun eksternal a. Belum ada b. Sudah ada, nomor Mensyaratkan kepemilikan sertifikat keahlian yangrelevan untuk pelaksanaan pekerjaan yang terkait geospasial yang dilakukan pihak ketiga a. Belum b. Sudah ada Survei Indeks Kinerja IDS Pemerintah Daerah halaman 2 dari 11 halaman

44 10. Kegiatan penyelenggaraan Informasi Geospasial dimasukkan dalam RPJMD a. Belum b. Sudah ada 11. Memiliki alokasi anggaran dalam APBD yang bersifat rutin (kegiatan mandiri atau masuk dalam suatu kegiatan lain) untuk penyelenggaraan Informasi Geospasial sejumlah... juta rupiah/tahun 12. Memiliki jumlah alokasi anggaran dalam APBD untuk 2 (dua) tahun terakhir untuk pengadaan, pengembangan dan pemeliharaan perangkat lunak dan aplikasi TIK untuk kegiatan penyelenggaraan informasigeospasial sejumlah... juta rupiah/tahun. 13. Memiliki jumlah alokasi anggaran dalam APBD untuk 2 (dua) tahun terakhir untuk pengadaan, pengembangan dan pemeliharaan perangkat keras TIK untuk penyelenggaraan informasigeospasial sejumlah... juta rupiah/tahun. 14. Sudah melaksanakan rapat koordinasi antar SKPD/Unit Kerja untuk membahas koordinasi dan pemaduan kegiatan penyelenggaraan Informasi Geospasial secara terpadu sebanyak... kali. 15. Memiliki unit kerja (Bidang/Seksi) yang secara khusus memiliki Tupoksi menangani pengelolaan data geospasial (peta) a. Belum ada b. Sudah ada Jika jawaban pertanyaan nomor 2 adalah a (Belum ada), maka Bidang/Seksi pengelola data geospasial akan dibentuk pada tahun:2016 / 2017 / 2018 / Belum tahu. 16. Ada penetapan unit yang melaksanakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan penggunaan data geospasial dan informasi geospasial (Unit Produksi)sesuai Perpres 27/2014 a. Belum ada b. Sudah ada 17. Jumlah SKPD/Unit Kerja yang dilibatkan dalam Simpul Jaringan sebanyak... SKPD/Unit Kerja. 18. Ada penetapan penyimpanan, pengamanan dan penyebarluasan data geospasial dan informasi geospasial (Unit Pengelolaan dan Penyebarluasan) sesuai dengan Perpres 27/2014 tentang Jaringan Informasi Geospasial Nasional a. Belum ada b. Sudah ada 19. Memiliki kebijakan insentif/disinsentif untuk SKPD/Unit Kerja yang memberikan kontribusi yang baik terhadap penyelenggaraan Informasi Geospasial a. Belum ada b. Sudah ada Survei Indeks Kinerja IDS Pemerintah Daerah halaman 3 dari 11 halaman

45 20. Bidang/Seksi pengelola data geospasial memiliki pimpinan/staf yang mampu bertindak sebagai champion, yang dapat mempromosikan, merancang dan mengawal penyelenggaraan Informasi Geospasial dengan baik b. Belum ada b. Sudah ada 21. Memiliki kerja sama resmi dengan Badan Informasi Geospasial (BIG) atau Pusat Pengembangan Infrastruktur Data Spasial (PPIDS) atau Perguruan Tinggi atau lembaga pemerintah lain lain dalam pengembangan penyelenggaraan Informasi Geospasial a. Belum ada b. Sudah ada, dengan Memiliki kerja sama resmi dengan masyarakat atau dunia usaha dalam pengembangan penyelenggaraan Informasi Geospasial a. Belum ada b. Sudah ada 23. Pimpinan lembaga/unit pengelola data geospasial memiliki pemahaman dan komitmen untuk penyelenggaraan Informasi Geospasial dalam kerangka Jaringan Infrastruktur Geospasial Daerah (JIGD) a. Belum ada b. Sudah ada. 24. Permasalahan yang dihadapi dalam aspek peraturan, kebijakan dan kelembagaan:.. Aspek Sumber Daya Manusia Sumberdaya manusia berupa staf yang kompeten merupakan syarat utama Jaringan Informasi Geospasial Daerah (JIGD) dapat dibangun, berkembang dan berkelanjutan. Aspek Sumber Daya Manusia mencermati kesiapan, ketersediaan dan pembinaan staf yang terlibat dalam JIGD. 1. Jumlah staf dengan latar belakang pendidikan formal dalam bidang pengelolaan data dan informasi geospasial (Geomatika/Geodesi/Geografi) sebanyak... orang Jika belum ada, latar belakang pendidikan pengelola data geospasial selama ini adalah... sebanyak... orang 2. Jumlah staf dengan latar belakang pendidikan formal dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Teknologi Informasi/Teknik Informatika/Ilmu Komputer/Sistem Informasi) sebanyak... orang Survei Indeks Kinerja IDS Pemerintah Daerah halaman 4 dari 11 halaman

46 3. Jumlah staf yang memiliki kemampuan pengoperasian server geospasial (server dengan fasilitas pengelolaan, publikasi dan distribusi data dan informasi geospasial) sebanyak... orang 4. Memiliki staf atau kelompok staf dengan latar belakang pendidikan bukan geospasial atau informatika yang memiliki antusiasme dan inisiatif yang tinggi dalam penyelenggaraan informasi geospasial sebanyak... orang 5. Jumlah staf yang pernah mengikuti kursus/pelatihan dalam bidang penyelenggaraan informasi geospasial atau dalam bidang komputer dan internet sebanyak... orang 6. Jumlah staf yang memiliki jabatan fungsional survei dan pemetaan... orang 7. Jumlah staf yang memiliki jabatan fungsional pranata komputer... orang 8. Jumlah staf yang memiliki jabatan fungsional perencana... orang 9. Memiliki program pengembangan kemampuan penyelenggaraan informasi geospasial (misalnya melalui kursus atau pelatihan atau seminar) bagi staf pengelola data geospasial yang berkelanjutan dan terprogram secara rutin a. Belum ada b. Sudah ada Lembaga tempat pelatihan berlangsung: Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota memiliki program peningkatan kualifikasi pendidikan formal lanjutan (S-1 atau S-2 atau S-3) dalam bidang informasi geospasial (Geomatika/Geodesi/Geografi) a. Belum ada b. Sudah ada 11. Memiliki program pengembangan karir yang jelas bagi staf pengelola data dan informasi geospasial (diantaranya melalui melalui pengisian jabatan fungsional bidang survei dan pemetaan/pranata komputer/perencana) a. Belum ada b. Sudah ada 12. Penggantian staf pengelola Infrastruktur Informasi Geospasial (karena adanya promosi atau mutasi) dilakukan setelah ada pengganti yang memiliki kualifikasi minimal sama a. Belum b. Sudah ada 13. Akan melakukan rekruitmen staf yang memiliki latar belakang pendidikan formal dalam bidang geospasial (geomatika / geodesi / geografi) pada tahun: 2015 / 2016 / 2017 / Belum tahu. Survei Indeks Kinerja IDS Pemerintah Daerah halaman 5 dari 11 halaman

SURVEI INDEKS KINERJA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL

SURVEI INDEKS KINERJA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL SURVEI INDEKS KINERJA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL IDENTITAS RESPONDEN Nama Jabatan Nama lembaga Jumlah staf Kabupaten/Kota Provinsi Telepon E-mail Alamat website lembaga Pusat Pengembangan Infrastruktur

Lebih terperinci

SURVEI INDEKS KINERJA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL (INFRASTRUKTUR INFORMASI GEOSPASIAL)

SURVEI INDEKS KINERJA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL (INFRASTRUKTUR INFORMASI GEOSPASIAL) SURVEI INDEKS KINERJA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL (INFRASTRUKTUR INFORMASI GEOSPASIAL) IDENTITAS RESPONDEN Nama Jabatan Nama lembaga Jumlah staf Kabupaten/Kota Provinsi Telepon E-mail Alamat website lembaga

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN PENGANUGERAHAN PENGHARGAAN SIMPUL JARINGAN (BHUMANDALA AWARD) TAHUN 2018

PEDOMAN PENILAIAN PENGANUGERAHAN PENGHARGAAN SIMPUL JARINGAN (BHUMANDALA AWARD) TAHUN 2018 PEDOMAN PENILAIAN PENGANUGERAHAN PENGHARGAAN SIMPUL JARINGAN (BHUMANDALA AWARD) TAHUN 2018 BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Jl. Raya Jakarta Bogor KM 46 Cibinong Bogor 16911 http://www.big.go.id 2 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

PENGHARGAAN INOVASI PEMANFAATAN INFORMASI GEOSPASIAL. Buku Pedoman Penilaian Inovasi Pemanfaatan IG Bagi Instansi Pemerintah 2017

PENGHARGAAN INOVASI PEMANFAATAN INFORMASI GEOSPASIAL. Buku Pedoman Penilaian Inovasi Pemanfaatan IG Bagi Instansi Pemerintah 2017 PENGHARGAAN INOVASI PEMANFAATAN INFORMASI GEOSPASIAL 2017 Buku Pedoman Penilaian Inovasi Pemanfaatan IG Bagi Instansi Pemerintah 2017 PEDOMAN PENILAIAN INOVASI PEMANFAATAN INFORMASI GEOSPASIAL BAGI INSTANSI

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Pembangunan Simpul Jaringan

Petunjuk Teknis Pembangunan Simpul Jaringan i BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Petunjuk Teknis Pembangunan Simpul Jaringan [Type the document subtitle] elfrida [Pick the date] BADAN INFORMASI GEOSPASIAL PUSAT STANDARDISASI DAN KELEMBAGAAN INFORMASI GEOSPASIAL

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.78, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMUNIKASI. INFORMASI. Jaringan. Giopasial. Nasional. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG JARINGAN INFORMASI GEOSPASIAL

Lebih terperinci

2014, No.31 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL. BAB I K

2014, No.31 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL. BAB I K No.31, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA WILAYAH. Geospasial. Informasi. Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5502) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 13 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 13 TAHUN 2018 TENTANG BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 13 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL DAN INFORMASI GEOSPASIAL DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

INFORMASI GEOSPASIAL STRATEGIS NASIONAL

INFORMASI GEOSPASIAL STRATEGIS NASIONAL INFORMASI GEOSPASIAL STRATEGIS NASIONAL RANCANGAN PENGELOLAAN IG STRATEGIS NASIONAL DALAM MENDUKUNG PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SISTEMATIKA PEMBAHASAN: 1. DASAR HUKUM 2. MEKANISME BERBAGI PAKAI MELALUI

Lebih terperinci

Standard Operating Procedures

Standard Operating Procedures BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DEPUTI BIDANG INFRASTRUKTUR INFORMASI GEOSPASIAL PUS AT STAND ARISASI DAN KELEMBAGAAN INFORMASI GEOSPASIAL Standard Operating Procedures Pembangunan Sirnpul Jaringan Informasi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 23 TAHUN : 2016 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DATA INFORMASI GEOSPASIAL DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

2 4. Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 1 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan InaGeoportal; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURA

2 4. Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 1 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan InaGeoportal; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.90, 2015 BIG. Peran Serta. Orang. Jaringan Informasi Geospasial Nasional. Mekanisme. PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG MEKANISME

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA PADA TINGKAT KETELITIAN PETA SKALA 1:50.000 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.28, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA WILAYAH. Satu Peta. Tingkat Ketelitian. Kebijakan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU

Lebih terperinci

One Map And One Data Informasi Geospasial Tematik

One Map And One Data Informasi Geospasial Tematik One Map And One Data Informasi Geospasial Tematik Nama Inovasi One Map And One Data Informasi Geospasial Tematik Produk Inovasi Pembangunan Satu Peta Sumber Daya Alam Pesisir dan Laut Melalui Percepatan

Lebih terperinci

Standard Operating Procedures

Standard Operating Procedures BAOAN INFORMASI DEPUTI BIDANG INFRASTRUKTUR INFORMASI PUSAT KELEMBAGAAN DAN STANDARDISASI INFORMASI Standard Operating Procedures Pembinaan Perumusan Kebijakan Simpul Jaringan Informasi Geospasial 01 BADAN

Lebih terperinci

BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG)

BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) 8ADAN INFORMASI GEOSPASIAL Jl. Raya Jakarta-Bogor KM. 46. Cibinong 16911 Telepon. (021) 875 2062-2063. Faksimile. (021) 875 2064 PO. Box. 46 CBI http://www.big.go.id KEPUTUSAN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL

PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL Soft Launching Atlas One Map Pekanbaru, 27 Februari 2013 Sugeng PRIJADI PUSAT PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL TAHUN 2012 Kelompok Kerja Kesekretariatan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA PADA TINGKAT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA PADA TINGKAT PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA PADA TINGKAT KETELITIAN PETA SKALA 1:50.000 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

MEKANISME BERBAGI PAKAI MELALUI JIGN

MEKANISME BERBAGI PAKAI MELALUI JIGN MEKANISME BERBAGI PAKAI MELALUI JIGN Hukum & Kebijakan Pengaturan Kelembagaan SDM Standar Teknologi Infrastruktur IG JIGN Pasal 53 ayat (2) UU IG no.4/2011 Sudah juga disusun NSPK terkait JIGN seperti

Lebih terperinci

Standard Operating Procedures Penyelenggaraan Rapat Konsensus

Standard Operating Procedures Penyelenggaraan Rapat Konsensus BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DEPUTI INFRASTRUKTUR INFORMASI GEOSPASIAL PUSAT STANDARDISASI DAN KELEMBAGAAN INFORMASI GEOSPASIAL Standard Operating Procedures Penyelenggaraan Rapat Konsensus 2012 BADAN INFORMASI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2012

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2012 PERATURAN MENTERI NOMOR 38 TAHUN 212 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA UNIT PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pembinaan aparatur negara yang

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG SATU DATA INDONESIA (VERSI 9)

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG SATU DATA INDONESIA (VERSI 9) RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG SATU DATA INDONESIA (VERSI 9) Forum Konsultasi Publik 18 Mei 2017 BADAN INFORMASI GEOSPASIAL 2 STRUKTUR RANCANGAN PERPRES Bab I. Bab II. Ketentuan Umum Tujuan dan Strategi

Lebih terperinci

Ina-Geoportal : Satu Peta, Satu Solusi

Ina-Geoportal : Satu Peta, Satu Solusi Ina-Geoportal : Satu Peta, Satu Solusi Dr. Asep Karsidi, M.Sc BADAN INFORMASI GEOSPASIAL 11 Agustus 2012 Workshop Geospasial Bandung, 11 Agustus 2012 KEBIJAKAN NASIONAL TENTANG IG: BIG penyelenggaraan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN ANUGERAH IPTEK BUDHIPURA TINGKAT PROPINSI SE INDONESIA

PEDOMAN PENYELENGGARAAN ANUGERAH IPTEK BUDHIPURA TINGKAT PROPINSI SE INDONESIA PEDOMAN PENYELENGGARAAN ANUGERAH IPTEK BUDHIPURA TINGKAT PROPINSI SE INDONESIA Dalam Rangka Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS) Ke 18 Tahun 2013 KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI 2013

Lebih terperinci

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA -1- LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL SERTIFIKASI

Lebih terperinci

, No Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana diubah

, No Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana diubah BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1652, 2015 LKPP. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Sertifikasi. Tingkat Dasar. Juknis. PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR 23 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH (E-GOVERNMENT)

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH (E-GOVERNMENT) PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH (E-GOVERNMENT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG SINGLE DATA SYSTEM UNTUK PEMBANGUNAN DAERAH DI JAWA TENGAH

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG SINGLE DATA SYSTEM UNTUK PEMBANGUNAN DAERAH DI JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG SINGLE DATA SYSTEM UNTUK PEMBANGUNAN DAERAH DI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BADAN INFORMASI GEOSPASIAL : B.84/BIG/DIGD/HK/08/2012 TANGGAL :13 AGUSTUS Standard Operating Procedures tentang Pengelolaan Data Batas Wilayah

BADAN INFORMASI GEOSPASIAL : B.84/BIG/DIGD/HK/08/2012 TANGGAL :13 AGUSTUS Standard Operating Procedures tentang Pengelolaan Data Batas Wilayah LAMPIRAN 6 KEPUTUSAN DEPUTI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL DASAR BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR : B.84/BIG/DIGD/HK/08/2012 TANGGAL :13 AGUSTUS 2012 Standard Operating Procedures tentang Pengelolaan Data

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR: 10 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG SATU DATA PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI,

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2017

PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2017 PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Tahun Anggaran 2017 Tahun Anggaran 2017 PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2017 I. PENDAHULUAN Sebagaimana diamanatkan di dalam

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENATAAN RUANG (SIMTARU) KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2016

KERANGKA ACUAN KERJA PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENATAAN RUANG (SIMTARU) KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2016 1 KERANGKA ACUAN KERJA PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENATAAN RUANG (SIMTARU) KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2016 I. LATAR BELAKANG Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat maka akan mempengaruhi

Lebih terperinci

Informasi Manajemen Kepegawaian di Lingkungan Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum;

Informasi Manajemen Kepegawaian di Lingkungan Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum; - 2 - Informasi Manajemen Kepegawaian di Lingkungan Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 24 TAHUN 2014

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 24 TAHUN 2014 SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Hasil Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial 2018

RINGKASAN EKSEKUTIF. Hasil Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial 2018 RINGKASAN EKSEKUTIF Hasil Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial 2018 Percepatan Penyelenggaraan Informasi Geospasial untuk Mendukung Prioritas Pembangunan Nasional Berkelanjutan Jakarta, 21 Maret

Lebih terperinci

Standard Operating Procedures Penyelenggaraan Rapat Teknis

Standard Operating Procedures Penyelenggaraan Rapat Teknis BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DEPUTI INFRASTRUKTUR INFORMASI GEOSPASIAL PUSAT STANDARDISASI DAN KELEMBAGAAN INFORMASI GEOSPASIAL Standard Operating Procedures Penyelenggaraan Rapat Teknis 2012 BADAN INFORMASI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PERTAHANAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN

Lebih terperinci

2012, No BAB I PENDAHULUAN

2012, No BAB I PENDAHULUAN 2012, No.750 4 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA UNIT PELAYANAN PUBLIK BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas

Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Oleh: Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Disampaikan dalam : Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial Jakarta, 27 April 2016 KERANGKA PAPARAN Pentingnya Informasi Geospasial Permasalahan Informasi

Lebih terperinci

KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA DAN STANDAR PENGUMPULAN DATA GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO DRAFT 18 JUNI 2010 WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG SIMPUL JARINGAN DATA SPASIAL DAERAH (SJDSD) KOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN PETA RENCANA TATA RUANG

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN PETA RENCANA TATA RUANG PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

2018, No Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 20

2018, No Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 20 No.154, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN-RB. Evaluasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGHARGAAN KIHAJAR UNTUK KEPALA DAERAH 2017

PETUNJUK TEKNIS PENGHARGAAN KIHAJAR UNTUK KEPALA DAERAH 2017 PETUNJUK TEKNIS PENGHARGAAN KIHAJAR UNTUK KEPALA DAERAH 2017 PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 PENGHARGAAN KIHAJAR UNTUK KEPALA DAERAH TAHUN 2017 A. Latar Belakang

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA PELATIHAN TEKNIS BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG SATU DATA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 KEMENTERIAN/LEMBAGA : BAKOSURTANAL 1 PROGRAM SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL Meningkatnya Pemanfaatan Peta Dasar Dalam Mendukung Pembangunan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DI LINGKUP PEMERINTAH PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG INFORMASI GEOSPASIAL DAN IMPLEMENTASINYA. Sora Lokita

UNDANG-UNDANG INFORMASI GEOSPASIAL DAN IMPLEMENTASINYA. Sora Lokita UNDANG-UNDANG INFORMASI GEOSPASIAL DAN IMPLEMENTASINYA Sora Lokita BOGOR, 3 Juli 2012 PEMBENTUKAN UU INFORMASI GEOSPASIAL a. D i s u s u n S e j a k 1990an d g n B e r b a g a i N a m a ( R U U S u r t

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG MEKANISME PERAN SERTA SETIAP ORANG DALAM JARINGAN INFORMASI GEOSPASIAL NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG MEKANISME PERAN SERTA SETIAP ORANG DALAM JARINGAN INFORMASI GEOSPASIAL NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG MEKANISME PERAN SERTA SETIAP ORANG DALAM JARINGAN INFORMASI GEOSPASIAL NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI

Lebih terperinci

Kajian Kelembagaan Pengelolaan Data dan Informasi Di Provinsi Riau

Kajian Kelembagaan Pengelolaan Data dan Informasi Di Provinsi Riau PT. Waindo Specterra - 2013 PS-UNDP-REDD / 002 / 2012 Kajian Kelembagaan Pengelolaan Data dan Informasi Di Provinsi Riau PROVISION OF BASELINE DATA AND CADASTRAL MAPS FOR THE RIAU PROVINCE IN INDONESIA

Lebih terperinci

Dr. ir. Ade Komara Mulyana Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim. BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

Dr. ir. Ade Komara Mulyana Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim. BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Dr. ir. Ade Komara Mulyana Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim BADAN INFORMASI GEOSPASIAL www.big.go.id Menjamin Ketersediaan dan Akses IG yang bisa dipertanggung-jawabkan Single Reference demi padunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan pengelolaan wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1255, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI INFORMASI PUBLIK. Pengelolaan. Pelayanan. Pedoman. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 157, 2017 KEMENDAGRI. Pelayanan Informasi dan Dokumentasi. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1733, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPERA. Rumah Khusus. Pembangunan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN BANTUAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Management and Distribution of Geospatial Information in Indonesia

Management and Distribution of Geospatial Information in Indonesia BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Management and Distribution of Geospatial Information in Indonesia Dr. Ir. Yusuf S. Djajadihardja M.Sc. Deputi Kepala Bidang Infrastruktur Informasi Geospasial BADAN INFORMASI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN EVALUASI SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI BADAN PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA KONSULTASI PENYUSUNAN PETA RENCANA TATA RUANG

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA KONSULTASI PENYUSUNAN PETA RENCANA TATA RUANG PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA KONSULTASI PENYUSUNAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL, Menimbang

Lebih terperinci

Budhipura 2015 PEDOMAN PENYELENGGARAAN ANUGERAH IPTEK TINGKAT PROPINSI SE-INDONESIA

Budhipura 2015 PEDOMAN PENYELENGGARAAN ANUGERAH IPTEK TINGKAT PROPINSI SE-INDONESIA PEDOMAN PENYELENGGARAAN ANUGERAH IPTEK Budhipura 2015 TINGKAT PROPINSI SE-INDONESIA Dalam Rangka Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS) Ke-20 Tahun 2015 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BIG. Peta. Rencana Tata Ruang. Pengelolaan. Tata Cara.

BIG. Peta. Rencana Tata Ruang. Pengelolaan. Tata Cara. No.1517, 2014 BIG. Peta. Rencana Tata Ruang. Pengelolaan. Tata Cara. PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 28 Maret 2012 Kepada Nomor : 070 / 1082 / SJ Yth. 1. Gubernur Sifat : Penting 2. Bupati/Walikota Lampiran : Satu berkas di Hal : Pedoman Penyusunan Program

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN Pusat Data dan Teknologi Informasi

LAPORAN KINERJA TAHUN Pusat Data dan Teknologi Informasi LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 Pusat Data dan Teknologi Informasi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Bidang Informasi Geospasial Pusat Standardisasi dan Kelembagaan Informasi Geospasial Deputi Bidang Infrastruktur Informasi Geospasial Badan Informasi Geospasial

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PERTAHANAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG 1 PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA PENILAIAN KESESUAIAN PENYEDIA JASA DI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Data dan informasi Geospasial menjadi salah satu kebutuhan yang mutlak untuk mendukung pembangunan di Indonesia, namun pemerintah seringkali mengabaikan peran data geospasial

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS. Mekanisme Pengukuran Titik Koordinat Perguruan Tinggi Tahun Anggaran 2017

PETUNJUK TEKNIS. Mekanisme Pengukuran Titik Koordinat Perguruan Tinggi Tahun Anggaran 2017 PETUNJUK TEKNIS Mekanisme Pengukuran Titik Koordinat Perguruan Tinggi Tahun Anggaran 2017 PUSAT DATA DAN INFORMASI ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 7 TAHUN 2017

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 7 TAHUN 2017 SALINAN WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BUKITTINGGI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN ` PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA PELATIHAN TEKNIS BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2011, No Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1

2011, No Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.300, 2011 KEMENTERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI. Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR 02 /M/PER/V/2011

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA 2018

PERJANJIAN KINERJA 2018 PERJANJIAN KINERJA 2018 Tahun Anggaran 2018 PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2018 I. PENDAHULUAN Sebagaimana diamanatkan di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR / PERMEN-KP/2017 TENTANG SATU DATA KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR / PERMEN-KP/2017 TENTANG SATU DATA KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR / PERMEN-KP/2017 TENTANG SATU DATA KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI, TATA KERJA, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS KOMUNIKASI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL I. UMUM Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2007 TENTANG JARINGAN DATA SPASIAL NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2007 TENTANG JARINGAN DATA SPASIAL NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2007 TENTANG JARINGAN DATA SPASIAL NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Data Spasial sebagai

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN Ranc. 070116 0948 MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

KETUA PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT

KETUA PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT Nomor: W9-A1/93/OT.01.3/I/2015 TENTANG PENETAPAN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT TAHUN 2015-2019 KETUA PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PROSEDUR PENYIMPANAN DAN MEKANISME PENYIMPANAN UNTUK PENGARSIPAN DATA GEOSPASIAL DAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

UNTUK KEMENTERIAN/LEMBAGA

UNTUK KEMENTERIAN/LEMBAGA KUESIONER EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PP NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN UNTUK KEMENTERIAN/LEMBAGA Biro Hukum Kementerian PPN/BAPPENAS Jakarta,

Lebih terperinci

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/ /JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/ /JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/ /JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAANN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL SERTIFIKASI

Lebih terperinci

BEST PRACTICES IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SATU PETA DALAM PENYEDIAAN DATA SPASIAL INVENTARISASI GRK

BEST PRACTICES IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SATU PETA DALAM PENYEDIAAN DATA SPASIAL INVENTARISASI GRK BEST PRACTICES IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SATU PETA DALAM PENYEDIAAN DATA SPASIAL INVENTARISASI GRK Lien Rosalina KEPALA PUSAT PEMETAAN & INTEGRASI TEMATIK BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Workshop One Data GHG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Saat Ini telah melaksanakan program reformasi birokrasi pada periode 2005-2009. Sampai saat ini program reformasi birokrasi masih terus berlanjut, dan telah memberikan manfaat

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG 1 SALINAN BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG TATA KERJA DAN PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI

Lebih terperinci