BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Seperti yang telah disampaikan pada bab sebelumnya, pada penelitian ini

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Seperti yang telah disampaikan pada bab sebelumnya, pada penelitian ini"

Transkripsi

1 46 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Seperti yang telah disampaikan pada bab sebelumnya, pada penelitian ini kami menitikberatkan pada pengunaan GPS sebagai sistem perekam posisi koordinat yang dilalui selama berkendara ataupun saat diam, selama waktu tertentu. Posisi dan waktu akan disimpan di dalam medium penyimpanan, yaitu MMC. Data yang telah disimpan di dalam MMC, merupakan data mentah (RAW data), yang kemudian dapat di olah lebih lanjut untuk mendapatkan hasil yang bermanfaat bagi pengguna. Perihal komponen-komponen yang berkaitan dan mendukung penelitian ini (Hardware dan Software) akan dipaparkan pada bab ini Perancangan Sistem Gambar 3.1. Blok diagram perancangan sistem Perancangan sistem ini didasari pada perkembangan teknologi yang bertambah maju sekarang ini, terutama mengenai GPS, sebuah sistem yang dapat menginformasikan koordinat posisi di bumi. Pada penelitian ini, kami memanfaatkan

2 47 mikrokontroler ATMega 162, yang masih termasuk dalam keluarga AVR, yang berfungsi sebagai otak dari sistem penelitian ini. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, untuk penghitungan jarak antar dua koordinat yang diperoleh dari GPS menggunakan suatu perumusan formula perhitungan yang bernama, Great Circle Distance. Pada saat AVR menerima koordinat posisi pertama, yang secara otomatis data disimpan di dalam memori internal, dan koordinat posisi kedua di dapat, maka proses penghitungan dengan formula tersebut dapat dilakukan. Hasil penghitungan tersebut disimpan di dalam MMC dan juga memori internal pada AVR. Kemudian koordinat posisi yang kedua menjadi koordinat posisi pertama untuk penghitungan jarak pada data selanjutnya, dimana data selanjutnya tersebut merupakan koordinat kedua, dan begitu seterusnya. Data yang telah disimpan dapat ditampilkan di komputer melalui komunikasi serial, yang kemudian hasil data tersebut dapat dikumpulkan untuk penelitian lebih lanjut lagi Perancangan Perangkat Keras Untuk mendukung kerja penyimpanan data pada GPS ke dalam MMC, sebagai media penyimpan, dibutuhkan beberapa perangkat keras pendukung agar data yang diterima oleh GPS dapat di simpan di dalam MMC.

3 Gambar 3.2. Skematik Rangkaian GPS Data Logger 48

4 GPS Pada penelitian ini digunakan GPS receiver buatan US GlobalSat dengan tipe BR-355. GPS ini memiliki chipset SiRF star III, yang merupakan chipset yang terakhir untuk generasi GPS. Receiver ini memiliki sensitifitas tracking hingga sebesar -159dBm, yang berarti GPS ini dapat menangkap sinyal dari satelit hingga kekuatan sinyal terkecil sebesar -159dBm. GPS ini juga dilengkapi dengan extremely fast TTFF (Time To First Fix), hal ini menjelaskan bahwa GPS ini dapat menangkap sinyal pertama dari GPS dengan sangat cepat, meskipun pada level sinyal terendah. Untuk lebih mendukung kualitas GPS untuk menangkap sinyal, alat ini dilengkapi antenna yang telah terintegrasi di dalamnya. Dilengkapi juga dengan sebuah LED yang akan menginformasikan apakah receiver telah menerima power dan memastikan bahwa posisi koordinat telah fix atau sedang mencari sinyal, dan juga receiver mati. Setelah diterima tegangan, maka receiver akan segera mencari sinyal yang dipancarkan oleh satelit, yang kemudian dikirim ke AVR melalui pin 8 MAX 232 yang dilanjutkan oleh pin 9 MAX 232, untuk disimpan di dalam memori internal AVR. Tegangan yang diterima dari sistem dialirkan melalui pin 2 PS/2 untuk GPS Receiver. Sedangkan pin 1 pada PS/2 GPS dihubungkan pada ground ATMega 162 Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, pada penelitian ini digunakan ATMega 162, yang merupakan keluarga megaavr, yang secara garis besar berfungsi sebagai otak dari sistem ini (pengatur traffic dan pengolah data). AVR ATMega 162 menggunakan logika low, yaitu pin reset akan aktif jika diberikan logika low. Untuk menjaga kestabilan pin reset agar tidak aktif jika terjadi

5 50 kesalahan pada kelistrikan, maka diberikan kapasitor sebesar 10µF. Untuk menonaktifkan sistem setelah kendaraan sampai di tujuan, dibutuhkan sebuah interrupt eksternal, dimana pada penelitian ini digunakan sebuah push button. Sebuah kaki pada push button, dihubungkan dengan pin reset (p12), dan kaki lainnya dihubungkan dengan ground. Dengan kata lain, jika push button ditekan makan pin reset akan dihubungkan ke ground (short). Gambar 3.3. Rangkaian Kristal 8 MHz ATMega 162 juga memerlukan clock eksternal untuk dapat menjalankan keseluruhan sistem. Rangkaian pembangkit pulsa clock terdiri dari sebuah kristal yang memiliki frekuensi sebesar 8 MHz dan dua buah kapasitor bernilai 22pF yang berfungsi untuk merubah sinyal sinusoidal pada kristal menjadi sinyal kotak, sehingga memungkinkan AVR untuk menggunakan clock eksternal. Dimana masingmasing kaki kristal tersebut dihubungkan dengan pin 18 (XTAL2) dan pin 19 (XTAL1). Untuk mengaktifkan mikrokontroler ini, diperlukan catu daya sebesar 5Volt DC. Penelitian ini ditujukan untuk pengguna kendaraan bermotor yang memiliki

6 51 sumber catu daya dari aki sebesar 12 Volt, maka dibutuhkan IC Regulator untuk merubah tegangan yang masuk menjadi sebesar 5 Volt. IC Regulator yang digunakan adalah LM7805 yang terhubung dengan pin 40 (VCC) dan pin 20 (ground) pada ATMega 162. Pada saat sistem dihubungkan dengan catu daya sebesar 12 Volt, maka IC regulator tersebut akan merubah tegangan 12V menjadi 5V. Untuk menyatakan bahwa sistem telah dialiri tegangan, sistem ini dilengkapi dengan LED yang akan menyala jika sistem telah dialiri tegangan. Ketika sistem telah menerima tegangan, maka AVR akan mengaktifkan komunikasi serial dan mengaktifkan timer yang terdapat pada AVR, sesuai yang dibutuhkan. Timer ini akan berfungsi sebagai sinyal interrupt bagi ATMega162 untuk mengambil data dari GPS nantinya. Penerimaan data dari GPS, digunakan pin 3 (RX) pada AVR yang dihubungkan dengan pin 9 pada MAX 232. Berdasarkan datasheet MAX 232 pin 9 tersebut diteruskan ke pin 8, yang dihubungkan dengan pin 5 (TX) dari GPS Receiver. Setelah AVR mengaktifkan komunikasi serial dan mengaktifkan timer, mikrokontroller ini akan memastikan bahwa MMC dan SPI telah enable dan akan mengecek apakah ada interrupt serial atau tidak, jika ada interrupt maka AVR akan membaca data dari MMC dan menampilkannya ke monitor (PC). Jika tidak, maka AVR akan melakukan log koordinat awal yang datanya di dapat dari GPS receiver. Untuk dapat berkomunikasi dengan MMC, dimanfaatkan pin 6 (MOSI/Master Out Slave In) dan pin 7 (MISO/Master In Slave Out) pada ATMega 162. Pada saat AVR menerima data dari GPS, maka data tersebut akan dikirim ke MMC (pin 2)

7 52 dengan menggunakan pin 6 pada AVR. Sedangkan pin 7 pada AVR berfungsi untuk menerima data dari MMC (pin 7). Setelah menerima koordinat awal, maka AVR akan memeriksa apakah data yang telah diterima tersebut valid atau tidak. Jika data yang diterima belum valid, maka sistem akan mengambil data untuk dijadikan koordinat awal, sebagai parameter pertama untuk perhitungan jarak tempuh yang dilalui oleh kendaraan, hingga data tersebut valid. Jika data yang diterima telah valid, data akan disimpan di dalam sektor [y] pada memori internal yang terdapat di AVR. Kemudian sistem akan mengaktifkan kembali timer yang telah ditetapkan sebelumnya. Selama sistem tidak menerima sinyal interrupt, maka AVR akan terus mengulang perintah pengulangan (while (1) {}), hingga menerima sinyal interrupt. Pada saat interrupt terjadi, maka untuk sementara AVR akan me-nonaktifkan timer dan mengambil data koordinat terakhir dari GPS dan menyimpannya di dalam memori internalnya sendiri setelah data koordinat tersebut selesai di cek dan fix. Kemudian timer akan kembali ke posisi semula dan diaktifkan kembali. Setelah itu sistem akan memeriksa apakah data pada sektor [y] dari memori internal AVR telah mencapai 512 byte atau tidak. Jika tidak terpenuhi, maka sistem akan kembali ke interrupt. Apabila data yang diterima telah mencapai 512 byte, data akan disimpan di dalam MMC pada sektor [0] hingga sektor [511]. ATMega 162 juga dilengkapi dengan pin SCK (pin 18) yang terhubung dengan pin 5 pada MMC. Pin SCK merupakan serial clock, yaitu dapat memberikan pulsa clock kepada MMC, apakah MMC harus menerima (menyimpan) data atau mengirim data, agar dapat ditampilkan di komputer.

8 53 Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, data yang diterima dapat ditampilkan di komputer untuk penelitian lebih lanjut lagi. Untuk menampilkan hasil data yang telah diterima ke komputer, dibutuhkan MAX 232, yang dihubungkan antara pin 13 (RX) dan pin 14 (TX) AVR dengan pin 3 (TX) dan pin 2 (RX) pada DB9 melalui pin 13 dan 14 pada MAX 232. Dengan catatan bahwa pin 13 dan 14 MAX 232 diteruskan ke pin 12 dan pin 11 pada IC komunikasi serial tersebut. Sistem ini juga dilengkapi tiga buah LED yang menginformasikan apakah MMC telah enable atau belum (LED putih), sistem sedang melakukan penyimpanan data dari GPS ke MMC (LED biru), dan menginformasikan bahwa timer interrupt dari sistem sedang dilakukan (LED merah super bright) MMC Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, pada penelitian ini digunakan MMC sebagai media penyimpanan data. Ada beberapa pertimbangan dalam pemilihan MMC sebagai media penyimpanan data pada penelitian ini. Harga per byte yang tergolong murah jika dibandingkan dengan EEPROM & Harddisk, memiliki ukuran yang kecil (seperti perangko), dapat menerima arus daya yang kecil, kecepatan read / write yang tinggi, dapat juga di akses melalui SPI. MMC dihubungkan secara serial ke AVR dengan komunikasi serial RS232 pada baudrate bps, satu start bit, 8 data bits, satu stop bit, tanpa parity. Tegangan maksimum yang dapat diterima oleh MMC adalah sebesar +2.8V hingga +3.3V. Untuk mendapatkan tegangan sebesar 3.3V, maka dibutuhkan IC Regulator CX1117 yang dihubungkan dengan pin 4 pada MMC.

9 54 Setelah AVR memberikan sinyal clock ke MMC, maka pin 1 (Chip Select) pada MMC akan diaktifkan untuk memberikan sinyal pada AVR, bahwa MMC telah enable dan siap digunakan. Agar dapat berkomunikasi dengan AVR, dibutuhkan pembagi tegangan yang terdiri dari 4 pasang resistor yang terhubung pada pin 1 (Chip Select), pin 2 (Data Input), pin 5 (Clock), dan pin 7 (Data Output) pada MMC, dimana masing-masing resistor bernilai 120 Ohm dan 220 Ohm, agar dapat mengurangi tegangan data, sehingga MMC dapat menerima data dari AVR. Ketika data yang terdapat pada RAM pada AVR telah mencapai 512 byte, maka data tersebut akan dikirim ke MMC untuk disimpan pada sektor [0]-[511]. Pada saat inilah pin 2 (DI/Data Input) aktif, yang berarti bahwa MMC menginput (menyimpan) data yang dikirim oleh AVR. Bila data yang telah disimpan pada MMC akan ditampilkan ke monitor (PC), maka pin 7 (DO/Data Output) akan aktif, yang berarti bahwa MMC memberikan output (hasil data yang telah disimpan) melalui pin 7 (MISO) pada AVR. Sedangkan pin 3 dan pin 6 pada MMC dihubungkan ke ground IC Regulator Gambar 3.4. Rangkaian regulator LM7805 dan CX1117

10 55 Penelitian ini menggunakan IC Regulator LM7805 dan CX1117 yang berfungsi untuk menyediakan tegangan output pada level yang tetap. Dimana IC Regulator LM7805 menahan tegangan yang diterima dan menyalurkannya kembali ke sistem hanya sebesar 5V maksimum, sedangkan IC Regulator CX1117 menahan tegangan dan menyalurkannya kembali ke sistem sebesar 3.3V maksimum MAX 232 Gambar 3.5. Rangkaian MAX 232 dan PS/2 untuk GPS MAX 232 digunakan untuk komunikasi serial antara ATMega 162 dengan komputer dan GPS Receiver. Saat GPS akan mengirim data ke MMC, MAX 232 akan merubah level data dari GPS menjadi level komunikasi yang dapat diterima oleh AVR agar data yang diterima dapat di seleksi oleh AVR dan dikirim ke MMC. Data yang diterima dari satelit oleh GPS akan dikirim ke AVR melalui pin 5 (TX) pada PS/2 GPS ke pin 8 pada IC MAX 232 agar dapat diterima oleh AVR. Berdasarkan datasheet MAX 232, pin 8 tersebut telah diteruskan dengan pin 9 pada MAX 232.

11 56 Ketika data yang telah dikumpulkan pada MMC akan ditampilkan di komputer, maka data yang telah dikirimkan oleh AVR ke pin 11 (MAX 232) akan diteruskan ke pin 14 (MAX 232) agar dapat diterima oleh pin 2 (RD) pada DB9, sehingga data tersebut dapat dilihat di monitor (PC). Sebelumnya untuk menyatakan bahwa DB9 telah terkoneksi dengan sistem ini, maka pin 3 (TD) pada DB9 akan mengirim sinyal ke pin 10 (RX) pada AVR, melalui pin 13 pada MAX 232 yang diteruskan ke pin 12 sehingga data tersebut dapat diterima oleh AVR Perancangan Perangkat Lunak Pada subbab ini dibahas mengenai perangkat lunak yang akan mendukung kerja sistem dari penelitian ini. Bahasa pemrogramman yang digunakan pada penelitian ini adalah CodeVision AVR, yang memiliki perintah sama dengan bahasa pemrogramman C, sehingga mudah untuk dipelajari. Ada beberapa diagram alur yang menjadi dasar pembuatan bahasa pemrogramman untuk alat pada penelitian ini.

12 Diagram Alur Sistem Utama (AVR) Gambar 3.6. Diagram alur sistem utama Diagram alur di atas menjelaskan cara kerja sistem utama yang dilakukan oleh AVR, sebagai mikrokontroller yang merupakan otak dari sistem ini. Pada saat sistem diberikan catu daya, maka AVR akan men-setting komunikasi serial dan timer yang berfungsi untuk melakukan interrupt penyimpanan data pada MMC. Setelah itu, maka AVR akan memastikan bawa MMC dan SPI telah enable. Jika belum maka sistem tidak akan bekerja. Untuk menandakan bahwa MMC dan SPI telah enable,

13 58 rangkaian pada sistem ini dilengkapi LED sebagai indikator. Kemudian sistem akan mengecek apakah variabel flag bernilai 1 atau 0. Jika flag bernilai 1, sistem akan memeriksa apakah ada interrupt serial atau tidak. Jika tidak ada, sistem akan kembali memeriksa flag. Jika ada interrupt serial, sistem akan membaca data yang telah disimpan di dalam MMC dan menampilkannya ke monitor. Interrupt serial terjadi apabila terjadi penekanan tombol enter pada keyboard, karena jalur data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan USART0. Jika flag bernilai 0 maka sistem akan melakukan pengambilan koordinat dari receiver, sebagai koordinat awal. Setelah itu, AVR akan memeriksa, apakah data tersebut telah fix atau belum. Jika data yang diterima belum fix, maka AVR akan mengambil data lainnya dari GPS untuk dijadikan koordinat awal, hingga data tersebut telah fix. Jika data tersebut telah fix, maka akan disimpan sementara di dalam memori internal AVR pada variabel array sektor [y]. Data awal tersebut akan dijadikan titik awal untuk perhitungan jarak tempuh. Kemudian timer pada AVR akan dihidupkan dan sistem akan memeriksa apakah terjadi interrupt eksternal dan interrupt timer atau tidak. Jika terjadi, sistem akan melakukan instruksi pada interrupt eksternal atau interrupt timer. Jika kedua interrupt tersebut tidak terjadi, sistem akan terus melakukan pengecekan pada kedua interrupt tersebut.

14 Diagram Alur Interrupt Timer Save $ di sektor [y] Save P di sektor [y] Save G di sektor [y] C=0 y++ y++ y++ d=getchar1 (); b c=6 W++ W++ W++ d=,? Tidak Save G di sektor [y] Save G di sektor [y] Save A di sektor [y] Ya C++ a y++ W++ y++ W++ y++ W++ Save data di RAM AVR (Sektor [y]) y W++ Gambar 3.7. Diagram alur interrupt timer

15 60 Diagram alur di atas menjelaskan proses yang terjadi jika sistem mendapat interrupt secara internal. Pada saat interrupt terjadi, sistem akan me-non-aktifkan timer, kemudian akan mengambil karakter ($GPGGA) secara satu persatu. Jika pada saat pengecekan, karakter yang diterima tidak sesuai, AVR akan mengulangnya dari awal lagi (getchar1();). Setelah keenam karakter tersebut telah berhasil diterima, secara satu persatu, mikrokontroller akan menyimpan keenam karakter pada sektor [y]. Pada diagram alur di atas, setelah nilai [y] ditambahkan maka nilai w juga ditambahkan, dimana fungsi dari variabel w ini adalah sebagai pengecek banyaknya data pada sektor y hingga data tersebut fix (jika C=6 bernilai 1).. Untuk memisahkan komponen data (koordinat dan waktu), maka akan disisipkan karakter koma (, ), dimana pada program dari sistem ini menggunakan variabel c, yang berfungsi sebagai counter untuk koma. Setelah keenam karakter ($GPGGA) tersebut telah disimpan di dalam memori internal AVR, variabel c akan bernilai nol (0). Variabel ini berfungsi sebagai counter untuk pemeriksaan pada koma (, ). Selain variabel c, sistem ini mendefinisikan variabel d sebagai temporary location storage, yang berfungsi untuk membandingkan data yang diterima oleh sistem dari GPS receiver. Setelah kedua variabel tersebut di buat, maka AVR akan memeriksa apakah data yang diterima saat ini berupa koma (, ) atau tidak. Jika koma, maka counter (variabel c) akan ditambahkan dan data tersebut disimpan di dalam memori internal AVR pada sektor [y], yang kemudian variabel y dan w ditambahkan untuk penyimpanan data yang berikutnya.

16 61 a C = 1? Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak C = 2? C = 3? C = 4? C = 5? C = 6? Ya Ya Ya Ya Ya Ya Sektor [y]=d C=2 C=3 dan C=5 C=4 C=3 dan C=5 C=6 y++ Tidak w++ d=13? Ya Reset Timer Timer On d=getchar1(); Tidak Sektor[y]=d Proses Perhitung an Timer Interrupt On d=,? Tidak Sektor [y]=d Ya C++ Sektor [y]=d y++ w++ y++ d=getchar1(); Tidak Proses Pemisahan data Y>512? Save di sektor[y] y++ y++ w++ b Cek Ya Save di MMC Jarak=0 U=0 Lebih=y-511 Sektor [U]=sektor [512+U] Ya U<lebih? U++ Tidak Y=U+1 Gambar 3.8. Diagram alur interrupt timer (pemeriksaan counter) Jika bukan koma, maka sistem akan terus menghitung counter (variabel c), hingga koma berjumlah 6. Jika pada saat C sama dengan 6 bukan koma, maka sistem

17 62 akan memeriksa apakah data berikutnya merupakan enter (pindah baris) atau bukan. Jika bukan, maka sektor [y] akan memberikan nilai ASCII 13 (enter) dan array pada sektor [y] akan bertambah, lalu akan kembali mengecek apakah data yang dikirimkan berupa enter atau tidak. Jika data yang diterima merupakan enter, maka sistem akan meriset timer pada AVR dan mengaktifkannya kembali. Setelah itu timer interrupt akan diaktifkan dan sistem akan melakukan perhitungan (konversi antar koordinat menjadi jarak) dan melakukan pemisahan data. Kemudian data yang telah dipisahkan tersebut akan disimpan pada sektor [y] untuk sementara dan nilai array untuk sektor [y] akan ditambahkan. Jika data pada memori internal AVR telah mencapai 512 byte, data akan disimpan di dalam MMC dan kembali pada program utama (pengecekan interrupt eksternal dan interrupt timer). Jika data pada memori internal belum mencapai 512 byte, maka sistem juga akan kembali pada program utama (pengecekan interrupt eksternal dan interrupt timer). Jika counter saat ini memiliki nilai sama dengan satu, maka sektor [y] pada memori internal AVR akan mengambil data pada variabel d (sektor[y]=d), dan kemudian variabel y dan w akan ditambah. Variabel d akan mengambil data yang diterima oleh receiver (getchar1()), kemudian sistem akan memeriksa apakah data yang didapat berupa karakter koma atau bukan. Jika data yang didapat bukan koma, maka hasil data pada variabel d akan disimpan pada array sektor [y] (memori internal AVR) dan program akan menambahkan variabel y dan w, dan variabel d akan mengambil data kembali dari receiver hingga menemukan koma. Jika hasil yang didapat adalah koma, maka nilai counter (C) akan ditambahkan dan data yang didapat oleh variabel d akan disimpan pada array sektor [y] (memori internal AVR).

18 63 Kemudian variabel y dan w akan ditambahkan, dan program akan kembali mengambil data (getchar1()) pada pengecekan koma pertama, setelah C=0) dengan nilai counter sama dengan satu Diagram Alur C=2 (interrupt timer) Gambar 3.9. Diagram alur jika counter sama dengan 2 untuk interrupt timer Diagram alur di atas menjelaskan jika hasil counter (koma) bernilai dua. Pada saat counter (koma) bernilai 2, maka data yang diterima akan disimpan pada variabel array [y] dan variabel array a[ ]. Variabel array [a] ini dibutuhkan untuk memisahkan antara koordinat dan waktu, dikarenakan format data yang diterima oleh receiver adalah ddmm.mmmm (d=degree, m=minute), dimana variabel array a[ ] berfungsi untuk menyimpan data koordinat, sehingga derajat dan menit dapat dipisahkan.

19 64 Karakter titik yang diterima oleh receiver berfungsi sebagai acuan pemisahan derajat dan menit. Setelah data disimpan pada variabel array [y], variabel tersebut akan ditambah dan begitu pula dengan variabel w. Kemudian pada sistem akan dibuat sebuah variabel baru (n) untuk menghitung banyaknya data yang disimpan ke dalam variabel array a [ ], dimana variabel ini akan diberi index awal 1, diwakilkan dengan variabel n (a[n]/n=1). Kemudian variabel d akan mengambil data yang diterima oleh receiver, dan sistem akan memeriksa apakah data yang baru didapat adalah karakter titik atau tidak. Jika tidak, maka variabel array a [ ] yang ke n (a[n]) akan menyimpan data dari variabel d dan data pada variabel d tersebut juga disimpan pada sektor [y] (memori internal AVR). Setelah sistem melakukan penambahan pada variabel y dan w, maka sistem akan mengambil data dari receiver dan disimpan di dalam variabel d, hingga data yang diterima merupakan karakter titik (. ). Jika data tersebut merupakan karakter titik, maka akan disimpan di dalam sektor [y]. Kemudian sistem akan melakukan penambahan pada variabel y dan w, dan program akan memberikan sebuah variabel baru (x) yang diberi nilai nol (0). Variabel ini berfungsi untuk melakukan proses matematika. Proses matematika ini dibutuhkan untuk menggabungkan beberapa karakter menjadi satu karakter saja. Hal ini dilakukan karena seluruh variabel, selain array hanya dapat menyimpan satu karakter saja, sedangkan karakter yang akan disimpan lebih dari satu karakter. Variabel (m) dibutuhkan untuk membantu variabel array a[ ] dalam pemisahan data (derajat dan menit), yang diberi nilai awal sama dengan nol (0). Pemberian nilai awal sama dengan nol pada variabel m agar sistem dapat mengambil data koordinat pada array a[0] hingga a[m (n-3)]. Jika belum mencapai m (n-3) maka, sistem akan melakukan

20 65 proses matematika yang hasilnya disimpan pada variabel lintang2. Hasil yang terdapat pada variabel lintang2 akan disimpan pada variabel x, dan kemudian program akan kembali memeriksa apakah data yang didapat telah mencapai m (n-3) atau belum, setelah variabel m ditambahkan oleh sistem. Jika sudah tercapai, maka nilai pada variabel x akan di-nol-kan kembali. Sistem akan memeriksa apakah nilai pada variabel m lebih kecil dari variabel n (m<n) atau tidak. Jika ya, akan dilakukan proses matematika yang hasilnya disimpan pada variabel z, yang kemudian disimpan pada variabel x, sehingga data terakhir yang terdapat pada variabel x diganti dengan data yang baru. Variabel z ini berfungsi untuk menyatakan bahwa data yang didapat adalah waktu (menit). Setelah variabel m ditambahkan, mikrokontroler akan memeriksa kembali apakah m sudah lebih kecil dari n atau belum. Jika lebih kecil, nilai pada variabel m akan dirubah menjadi 1. Mikrokontroler kemudian akan memeriksa apakah data yang didapat pada d merupakan karakter koma atau bukan. Jika bukan, sistem akan melakukan proses matematika, yang hasilnya disimpan di variabel z, yang kemudian disimpan pada variabel x (x=z). Setelah variabel m ditambahkan data yang terdapat pada variabel d disimpan sementara pada variabel array sektor y. Setelah variabel y dan m ditambahkan, sistem akan kembali mengecek apakah data yang sekarang sudah koma atau bukan. Jika data yang didapat merupakan karakter koma, sistem akan kembali mengambil data berikut dimana variabel C akan ditambahkan (c++).

21 Diagram Alur C=3 dan C=5 (interrupt timer) Gambar Diagram alur jika counter sama dengan 3 atau 5 untuk interrupt timer Diagram alur diatas menjelaskan jika counter (variabel C) saat ini bernilai 3. Data yang didapat pada variabel d akan disimpan pada array sektor [y] (memori internal AVR) yang kemudian variabel y dan w akan ditambahkan. Sistem kemudian akan mengirim data ke variabel d dan disimpan kembali pada memori internal AVR, selanjutnya variabel y dan w akan ditambahkan. Setelah kedua variabel tersebut ditambahkan maka program akan kembali mengambil data (getchar(1) pada pengecekan koma pertama, setelah C=0). Diagram alur ini juga menjelaskan pada saat counter memiliki nilai 5. Begitu pula dengan diagram alur C=3 dan C=5 pada log koordinat awal.

22 Diagram Alur C=4 (interrupt timer) Gambar Diagram alur jika counter sama dengan 4 untuk interrupt timer Diagram alur di atas menjelaskan pada saat counter sama dengan 4. Urutan instruksi yang diberikan untuk dijalankan oleh mikrokontroler tidak jauh berbeda dengan urutan instruksi jika counter sama dengan 2. Perbedaannya adalah, jika pada counter sama dengan 2, perhitungan matematika yang dilakukan disimpan untuk variabel lintang2, maka pada diagram alur ini proses matematika yang dilakukan disimpan dalam variabel bujur1, dan juga penggantian variabel z menjadi variabel o untuk menyatakan bahwa data yang didapat adalah waktu (menit).

23 Diagram Alur C=6 (interrupt timer) Gambar Diagram alur jika counter sama dengan 6 untuk interrupt timer Pada saat counter bernilai 6, maka sistem akan mengambil data dan memeriksanya, apakah data tersebut bernilai 1 (benar) atau tidak. Jika bernilai 1, maka data tersebut akan disimpan untuk sementara pada sektor [y] (memori internal AVR), dan pointer array y akan ditambahkan. Setelah nilai variabel w di-nol-kan maka sistem akan kembali mengambil data berikut. Jika tidak bernilai 1, maka variabel y akan dikurangkan dengan variabel w, yang kemudian variabel w akan di-nol-kan. Kemudian sistem akan mengambil ulang data dari awal ($GPGGA). Diagram alur di atas juga digunakan pada diagram alur C=6 untuk log koordinat awal.

24 Log Koordinat Awal Gambar Diagram alur log koordinat awal

25 70 Gambar Diagram alur pemeriksaan counter untuk log koordinat awal Diagram alur di atas merupakan urutan instruksi yang dilakukan oleh AVR pada saat me-logging koordinat awal. Jika dilihat urutan kerja pada diagram alur ini memiliki kesamaan dengan urutan instruksi pada diagram alur untuk interrupt timer. Akan tetapi, jika pada interrupt timer setelah counter melebihi nilai 6, maka akan dilakukan proses perhitungan setelah data mendapat carriage return (tombol enter pada keyboard PC) dan me-reset timer. Sama halnya pada instruksi pada diagram alur interrupt timer, setelah mengembalikan nilai timer, maka timer akan diaktifkan

26 71 kembali, tetapi pada diagram alur ini, instruksi berikutnya bukanlah proses perhitungan dan menyimpan data yang di dapat pada MMC, melainkan kembali pada instruksi pengecekan dua interrupt (interrupt eksternal dan interrupt timer) pada diagram alur utama. Urutan instruksi pada diagram alur di atas hanya digunakan sekali saja, pada saat mengambil data pertama kali sebagai koordinat awal Diagram Alur C=2 (Log Koordinat Awal) Gambar Diagram alur jika counter sama dengan 2 untuk log koordinat awal Pada dasarnya diagram alur diatas memiliki instruksi yang sama dengan diagram alur pada interrupt timer jika hasil counter sama dengan 2. Akan tetapi ada perbedaan variabel ketika menyimpan hasil proses matematika. Jika pada interrupt

27 72 timer hasil perhitungan matematika dimasukkan pada variabel lintang2, maka pada diagram ini disimpan pada variabel lintang1. Dan jika pada interrupt timer terdapat variabel z untuk menyatakan bahwa data yang didapat adalah waktu (menit), maka pada diagram alur ini dinyatakan dengan variabel h Diagram Alur C=4 (Log Koordinat Awal) Gambar Diagram alur jika counter sama dengan 4 untuk log koordinat awal Urutan instruksi pada diagram alur di atas memiliki persamaan dengan urutan instruksi pada diagram alur interrupt timer jika hasil counter sama dengan 4. Perbedaannya adalah pada penggantian variabel bujur2 menjadi variabel bujur1 dan variabel o menjadi variabel j.

28 Diagram Alur Interrupt Eksternal Gambar Diagram alur interrupt eksternal Pada diagram alur utama terdapat pengecekan interrupt eksternal pada sistem, diagram alur di atas menjelaskan urutan instruksi yang dilakukan oleh mikrokontroller jika mendapat interrupt eksternal, dimana interrupt ini terjadi apabila terdapat penekanan tombol (push-button) yang terdapat pada rangkaian sistem ini. Interrupt ini digunakan apabila kendaraan telah mencapai tujuan akhir. Pada saat push-button ditekan, maka AVR akan memeriksa apakah sektor y kurang dari 511 atau tidak. Jika y kurang dari 511, AVR akan memeriksa apakah 511-y lebih besar dari 13 atau tidak. Jika ya, sistem akan melakukan pemisahan data dan menghitung

29 74 jarak total, kemudian data tersebut disimpan sementara di sektor [y] dan kemudian variabel y ditambahkan. Setelah itu sistem akan mengecek, apakah data yang terdapat pada sektor [y] sudah mencapai 512 byte atau belum. Oleh karena satu sektor pada MMC memiliki kapasitas 512 byte, maka jika hal ini belum terpenuhi sistem akan memenuhi sektor [y] dengan karakter bintang ( * ) dan variabel y (memori internal AVR) akan ditambahkan. Jika data terakhir yang akan dikirim ke MMC sudah mencapai 512 byte, maka data akan disimpan dan nilai pada flag akan bernilai 1. Sistem akan terus berputar pada flag hingga ada penekanan pada keyboard (PC), seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Jika 511-y tidak lebih besar dari 13, sistem akan mengecek, apakah y sudah sama dengan 512 atau belum. Jika tidak, sistem akan memenuhi sektor [y] dengan karakter bintang, sektor y di tambah, dan kembali mengecek apakah y sama 512 atau belum. Jika sudah, data akan disimpan di MMC dan melakukan proses pemisahan data. Jika y kurang dari 511, sistem akan mengecek apakah y==511 atau tidak. Jika ya, sistem akan menyimpan di dalam MMC dan melakukan pemisahan data. Jika tidak, sistem juga akan menyimpan di dalam MMC dengan kondisi u=0, dan hasil pengurangan variabel y-511 disimpan di dalam variabel lebih. Kemudian AVR akan mengecek apakah nilai U lebih kecil dari nilai pada variabel lebih atau tidak. Jika belum, sistem akan melakukan penambahan terhadap variabel U (U+1), yang disimpan di dalam variabel y. Jika lebih besar dari 511, sistem akan menambah sektor U dengan 512 dan disimpan di dalam sektor [U], kemudian kembali mengecek variabel U hingga sudah lebih besar atau sama dengan variabel lebih.

30 Diagram Alur Proses Perhitungan Jarak Proses Perhitungan Jarak A Proses perhitungan perubahan koordinat lintang1 ke dalam radiance Proses perhitungan perubahan koordinat bujur1 ke dalam radiance Perhitungan Great Circle Perhitungan jarak antar 2 koordinat Jarak total = jarak total+jarak Proses perhitungan perubahan koordinat lintang2 ke dalam radiance Proses perhitungan perubahan koordinat bujur2 ke dalam radiance lintang1=lintang2 bujur1=bujur2 Waktu lintang 1=waktu lintang2 (h=z) A Waktu bujur 1=waktu bujur2 (j=o) Gambar Diagram alur proses perhitungan jarak Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, hasil data yang di dapat oleh receiver berupa derajat, dan harus dirubah ke dalam radian. Diagram alur di atas menunjukkan urutan instruksi untuk penghitungan jarak antar dua titik dan total jarak tempuh. Dapat dilihat pada diagram alur di atas, saat jarak total di dapat, maka data pada variabel lintang2 akan disimpan menjadi variabel lintang (lintang=lintang2),

31 76 begitu pula pada waktu lintang dan waktu bujur, data terakhir akan menjadi data sebelumnya. Hal ini dilakukan agar pada saat menerima data berikutnya, maka data terakhir tersebut menjadi data pertama yang selanjutnya akan dihitung dengan jarak kedua.

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 22 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan keseluruhan dari sistem atau alat yang dibuat. Secara keseluruhan sistem ini dibagi menjadi dua bagian yaitu perangkat keras yang meliputi komponen

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram dari sistem AVR standalone programmer adalah sebagai berikut : Tombol Memori Eksternal Input I2C PC SPI AVR

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER. Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi :

BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER. Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi : BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER 3.1 Perancangan Sistem Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi : a. perancangan perangkat keras (hardware) dengan membuat reader RFID yang stand alone

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada bab ini dijelaskan mengenai implementasi dari sistem dan juga evaluasi

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada bab ini dijelaskan mengenai implementasi dari sistem dan juga evaluasi 77 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini dijelaskan mengenai implementasi dari sistem dan juga evaluasi dari hasil data yang telah didapat dari sistem penelitian ini. 4.1. Spesifikasi Sistem Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Perancangan Media Penyampaian Informasi Otomatis Dengan LED Matrix Berbasis Arduino adalah suatu sistem media penyampaian informasi di dalam ruangan yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Sistem yang dirancang adalah sistem yang berbasiskan mikrokontroller dengan menggunakan smart card yang diaplikasikan pada Stasiun Kereta Api sebagai tanda

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 4 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 GPS Data Logger Abstrak Triwibowo Kuncoro Jakti 0700686662 Nugraha Wira Menggala 0700731243

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras pada sistem keamanan ini berupa perancangan modul RFID, modul LCD, modul motor. 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan argo becak motor berbasis arduino dan GPS ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan tersebut

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 PERANCANGAN UMUM SISTEM Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari system pengukuran tangki air yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan apa saja

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Identifikasi Kebutuhan Proses pembuatan alat penghitung benih ikan ini diperlukan identifikasi kebutuhan terhadap sistem yang akan dibuat, diantaranya: 1. Perlunya rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perencanaan pembuatan alat telemetri suhu tubuh.perencanaan dilakukan dengan menentukan spesfikasi system secara umum,membuat system blok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu,

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu, BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM Pengukuran dilakukan untuk mengetahui apakah sistem beroperasi dengan baik, juga untuk menunjukkan bahwa sistem tersebut sesuai dengan yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. ATMega16

BAB III PERANCANGAN SISTEM. ATMega16 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Parancangan Sistem Blok diagram dari sistem yang dibuat pada perancangan Tugas Akhir ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian pengirim dan bagian penerima pada komputer

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT 32 BAB III PERANCANGAN ALAT Penelitian untuk perencanaan dan pembuatan GERBANG OTOMATIS BERBASIS ARDUINO DAN ANDROID MELALUI KONEKSI BLUETOOTH ini didahului dengan mempelajari dan meneliti permasalahan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT III.1. Analisa Permasalahan Perancangan Alat Ukur Kadar Alkohol Pada Minuman Tradisional Dalam melakukan pengujian kadar alkohol pada minuman BPOM tidak bisa mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN 35 BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirakit. Tujuan dari proses ini yaitu agar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 39 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik Eskalator. Sedangkan untuk pembuatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PEANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Pendahuluan Dalam Bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat yang ada pada Perancangan Dan Pembuatan Alat Aplikasi pengendalian motor DC menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan Alat Pengaduk Adonan Kue ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan tersebut antara

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu Tangkis Indoor Pada lapangan bulu tangkis, penyewa yang menggunakan lapangan harus mendatangi operator

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung alat secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Perancangan merupakan proses yang kita lakukan terhadap alat, mulai dari rancangan kerja rangkaian hingga hasil jadi yang akan difungsikan. Perancangan dan pembuatan alat merupakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam perancangan alat pendeteksi pelanggaran garis putih pada Traffict Light ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahanpermasalahan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat melakukan perancangan Standalone AVR Programmer. Berikut ini adalah beberapa cara implementasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan sistem keamanan pada kendaraan roda dua menggunakan sidik jari berbasis mikrokontroler ini terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan robot pengantar makanan berbasis mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan alat simulasi Sistem pengendali lampu jarak

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Prinsip Kerja Sistem Yang Dirancang Pada dasarnya alat yang dibuat ini adalah untuk melakukan suatu transfer data karakter menggunakan gelombang radio serta melakukan pengecekan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut adalah gambar blok diagram :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut adalah gambar blok diagram : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Berikut adalah gambar blok diagram : Push Button Call dan stop LCD ATMega8 ATMega8 LED Buzzer RXD Modul bluetooth HM-10 TXD Modul bluetooth HM-10 Gambar 3.1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN Konsep dasar sistem monitoring tekanan ban pada sepeda motor secara nirkabel ini terdiri dari modul sensor yang terpasang pada tutup pentil ban sepeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Seiring dengan makin meningkatnya jumlah pengguna kendaraan bermotor dan maraknya pencurian kendaraan bermotor, penggunaan alat keamanan standar yang

Lebih terperinci

BAB III PENGENDALIAN GERAK MEJA KERJA MESIN FRAIS EMCO F3 DALAM ARAH SUMBU X

BAB III PENGENDALIAN GERAK MEJA KERJA MESIN FRAIS EMCO F3 DALAM ARAH SUMBU X BAB III PENGENDALIAN GERAK MEJA KERJA MESIN FRAIS EMCO F3 DALAM ARAH SUMBU X Pada bab ini akan dibahas mengenai diagram alir pembuatan sistem kendali meja kerja mesin frais dalam arah sumbu-x, rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Bab ini akan membahas pembuatan seluruh perangkat yang ada pada Tugas Akhir tersebut. Secara garis besar dibagi atas dua bagian perangkat yaitu: 1.

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51 RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51 Isa Hamdan 1), Slamet Winardi 2) 1) Teknik Elektro, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya 2) Sistem Komputer, Universitas Narotama Surabaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. Perancangan dan pembuatan dilaksanakan di laboratorium Elektronika

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat dari Sistem Interlock pada Akses Keluar Masuk Pintu Otomatis dengan Identifikasi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini membahas tentang perancangan sistem yang mencakup perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras ini meliputi sensor

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C. BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. mana sistem berfungsi sesuai dengan rancangan serta mengetahui letak

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. mana sistem berfungsi sesuai dengan rancangan serta mengetahui letak BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Langkah pengujian bertujuan untuk mendapatkan data-data sejauh mana sistem berfungsi sesuai dengan rancangan serta mengetahui letak kesalahan bila sistem yang dibuat ternyata

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan didalam menyelesaikan pembuatan alat elektrostimulator.perencanaan tersebut meliputi dua bagian yaitu perencanaan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. proses secara garis besar. Perancangan keseluruhan adalah acuan untuk. Gambar 3.1 Diagram blok pengukur tinggi digital

BAB III PERANCANGAN. proses secara garis besar. Perancangan keseluruhan adalah acuan untuk. Gambar 3.1 Diagram blok pengukur tinggi digital 20 BAB III PERANCANGAN 3.1 Garis Besar Perancangan Garis besar perancangan memuat keseluruhan bagian alat dan perjalanan proses secara garis besar. Perancangan keseluruhan adalah acuan untuk diturunkan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Sistem Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat sistem keamanan rumah. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisa mengenai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Modul Sensor Warna (TCS 3200) Driver H Bridge Motor DC Conveyor Mikrokont roller LCD ATMega 8535 Gambar 3.1 Blok Diagram Perangkat Keras 29 30 Keterangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN. Berikut ini adalah diagram blok rangkaian secara keseluruhan dari sistem alat ukur curah hujan yang dirancang.

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN. Berikut ini adalah diagram blok rangkaian secara keseluruhan dari sistem alat ukur curah hujan yang dirancang. BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dibahas tentang skema rangkaian dari sistem alat ukur tingkat curah hujan secara keseluruhan, analisis perangkat keras, pengolahan data di software dan analisis

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja sistem, baik secara keseluruhan ataupun kinerja dari bagian-bagian sistem pendukung. Perancangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Blok Diagram Hot Plate Program LCD TOMBOL SUHU MIKROKON TROLER DRIVER HEATER HEATER START/ RESET AVR ATMega 8535 Gambar 3.1. Blok Diagram Hot Plate Fungsi masing-masing

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pintu gerbang otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini sensor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem DOT Matrix ini terbagi menjadi tiga bagian, yakni: perancangan perangkat keras serta perancangan perangkat lunak. 3.1. Perancangan Perangkat Keras Sistem yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada tugas akhir ini yaitu berupa hardware dan software. Table 3.1. merupakan alat dan bahan yang digunakan. Tabel 3.1. Alat dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Penyaji Minuman Otomatis Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Gambaran Umum Merupakan alat elektronika yang memiliki peranan penting dalam memudahkan pengendalian peralatan elektronik di rumah, kantor dan tempat lainnya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini dilakukan beberapa langkah untuk mencapai tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini dilakukan beberapa langkah untuk mencapai tujuan BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini dilakukan beberapa langkah untuk mencapai tujuan penelitian. Langkah-langkah tersebut dilukiskan melalui bagan 3.1 berikut. Menentukan prinsip kerja sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Definisi Perancangan Perancangan adalah proses menuangkan ide dan gagasan berdasarkan teoriteori dasar yang mendukung. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara pemilihan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan 41 BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL. Diagram Blok Diagram blok merupakan gambaran dasar membahas tentang perancangan dan pembuatan alat pendeteksi kerusakan kabel, dari rangkaian sistem

Lebih terperinci

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut. Arsitektur mikrokontroler MCS-51 diotaki oleh CPU 8 bit yang terhubung melalui satu jalur bus dengan memori penyimpanan berupa RAM dan ROM serta jalur I/O berupa port bit I/O dan port serial. Selain itu

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem pada timbangan digital sebagai penentuan pengangkatan beban oleh lengan robot berbasiskan sensor tekanan (Strain Gauge) dibagi menjadi dua bagian yaitu perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Rancangan Sistem Secara Keseluruhan Pada dasarnya Pengebor PCB Otomatis ini dapat difungsikan sebagai sebuah mesin pengebor PCB otomatis dengan didasarkan dari koordinat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Secara Umum Perancangan sistem yang dilakukan dengan membuat diagram blok yang menjelaskan alur dari sistem yang dibuat pada perancangan dan pembuatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN Pada bab ini akan membahas mengenai perancangan dan pemodelan serta realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak untuk alat pengukur kecepatan dengan sensor infra

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM III PERNCNGN SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang diagram blok sistem yang menjelaskan tentang prinsip kerja alat dan program serta membahas perancangan sistem alat yang meliputi perangkat keras dan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 1.1 Skema Alat Pengukur Laju Kendaraan Sumber Tegangan Power Supply Arduino ATMega8 Proses Modul Bluetooth Output Bluetooth S1 S2 Komputer Lampu Indikator Input 2

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALA 3.1 Perancangan Hardware 3.1.1 Perancangan Alat Simulator Sebagai proses awal perancangan blok diagram di bawah ini akan sangat membantu untuk memberikan rancangan

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan Alat Simulasi Pembangkit Sinyal Jantung, berupa perangkat keras (hardware) dan perangkat

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membuat suatu alat yang dapat menghitung biaya pemakaian

Lebih terperinci