ARAH PEMBANGUNAN PERTANIAN PROPINSI JATIM MENJAWAB DINAMIKA PEREKONOMIAN GLOBAL
|
|
- Adi Kartawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ARAH PEMBANGUNAN PERTANIAN PROPINSI JATIM MENJAWAB DINAMIKA PEREKONOMIAN GLOBAL Hermanto Siregar (Guru Besar Ilmu Ekonomi & Wakil Rektor, IPB) Kuliah Umum dalam Rangka Pengukuhan Pengurus PERHEPI Jatim Kampus UPN Surabaya, 7 Oktober 2015
2 OUTLINE Dinamika Global dan Perekonomian Indonesia: Data Terkini Kondisi Pertanian Nasional dan Jatim Tantangan Pengembangan Pertanian Arah Kebijakan Pembangunan Pertanian 2
3 Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi GDP Growth Indonesia : small open economy ~ shocks perekonomian global berimbas pada perekonomian nasional perekonomian daerah. Inflasi 3
4 Jan-09 Apr-09 Jul-09 Oct-09 Jan-10 Apr-10 Jul-10 Oct-10 Jan-11 Apr-11 Jul-11 Oct-11 Jan-12 Apr-12 Jul-12 Oct-12 Jan-13 Apr-13 Jul-13 Oct-13 Jan-14 Apr-14 Jul-14 Oct-14 Jan-15 Apr-15 Jul-15 Inflasi Bulanan Umum Inti Harga Yang Diatur Pemerintah Barang Bergejolak Inflasi dari barang yg diatur pemerintah dan barang bergejolak (termasuk beberapa komoditas pangan) relatif volatile. 4
5 Pertumbuhan Ekonomi Sektoral No Sektor 2014Q1 2014Q2 2014Q3 2014Q4 2015Q1 2015Q2 1 PERTANIAN, KEHUTANAN & PERIKANAN PERTAMBANGAN & PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PENGADAAN LISTRIK DAN GAS PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN DAUR ULANG KONSTRUKSI PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN, REPARASI MOBIL DAN MOTOR TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM INFORMASI DAN KOMUNIKASI JASA KEUANGAN DAN ASURANSI REAL ESTATE JASA PERUSAHAAN ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB JASA PENDIDIKAN JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN LAINNYA JASA LAINNYA
6 Persentase Penduduk Miskin Kota Desa Kota+Desa Grafik semakin melandai dibutuhkan upaya dan sumberdaya yg semakin besar utk menurunkan penduduk miskin sejumlah yg sama. Near poor lebih banyak. 6
7 Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Feb-15 Mirip dg kemiskinan, pengangguran semakin sulit diturunkan, bahkan akhir2 ini cenderung meningkat seiring perlambatan pertumbuhan ekonomi. 7
8 Nilai Tukar Beberapa Negara (Local Currency/USD) Bangladesh Brunei Darussalam China India Japan Sri Lanka Malaysia Philippines Singapore Thailand Indonesia Cambodia Lao PDR Vietnam Negara dg mata uang yang cenderung terus terdepresiasi thdp USD: Vietnam, Indonesia, Bangladesh, Sri Lanka, India 8
9 Nilai tukar IDR thd USD semakin terdepresiasi
10 Pertumbuhan Ekspor 30 Export Growth Pertumbuhan ekspor bersifat rentan terhadap krisis. 10
11 Nilai Tukar (Rp/USD) Ekspor vs. Depresiasi Nilai Ekspor (Juta USD) Anomali: depresiasi IDR justeru menurunkan ekspor. 11
12 Indeks Harga Saham Gabungan 6000 IHSG Sangat rentan terhadap krisis global hot money. 12
13 Siregar, Hasanah, Achsani (2012) Krisis keuangan global (2008) memengaruhi perekonomian Indonesia: dengan magnitude yang relatif kecil terjadi khususnya pada demand side hanya dalam jangka pendek. Transmisi krisis global ke perekonomian domestik melalui: jalur ekspor dan jalur investasi. GDP lebih responsif thdp guncangan pada jalur ekspor. Namun demikian, GDP Indonesia merespon dominan terhadap shock dia sendiri atau terhadap domestic absorption penguatan ekonomi domestik (termasuk pertanian/agribisnis di daerah) berpotensi mengatasi dampak dinamika/krisis global. 13
14 OUTLINE Dinamika Global dan Perekonomian Indonesia: Data Terkini Kondisi Pertanian Nasional dan Jatim Tantangan Pengembangan Pertanian Arah Kebijakan Pembangunan Pertanian 14
15 SEKILAS HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 Jumlah RT Usaha pertanian di Pulau Jawa menurun Hasil Sensus Pertanian 2013 untuk tataran nasional: - Jumlah rumah tangga (RT) usaha pertanian = 26,14 juta (menurun 16,32 % dibandingkan 2003) - RT pelaku usaha pertanian mayoritas pada subsektor tanaman pangan (68 % dari total pelaku usaha pertanian) - Mayoritas RT menguasai lahan < 0.5 ha (56% atau 14,62 juta) 15
16 Berkurangnya jumlah rumah tangga usaha pertanian menyebabkan meningkatnya luas lahan per rumah tangga usaha pertanian Rataan Luas Lahan yang Dikuasai per Rumah Tangga Usaha Pertanian (Ha.) Jenis Lahan Sensus Pertan Sensus Pertan Lahan Bukan Pertanian 0,06 0,03 2. Lahan Pertanian 0,35 0,86 - Sawah 0,10 0,20 - Bukan Sawah 0,25 0,66 3. Lahan Yang Dikuasai 0,41 0,89 Sumber: BPS meskipun secara absolut meningkat, rataan tsb khususnya untuk luas lahan pertanian masih relatif kecil yaitu 0,86 ha. Di provinsi sentra produksi pangan, rataan luas lahan pertanian: -Jawa Barat 0,13 ha (ST 2003) 0,42 ha (ST 2013) -Jawa Tengah 0,19 ha (ST 2003) 0,35 ha (ST 2013) -Jawa Timur 0,19 ha (ST 2003) 0,37 ha (ST 2013) -Sulawesi Selatan 0,62 ha (ST 2003) 1,09 ha (ST2013) 16
17 Distribusi jumlah RT usaha pertanian berdasarkan kelompok luasan penguasaan lahan No Golongan Luas Lahan (m2) Jumlah RT Usaha Pertanian Distribusi RT ST 2003 ST 2013 ST 2003 ST <1,000 9,380,300 4,338, ,000 1,999 3,602,348 3,550, ,000 4,999 6,816,943 6,733, ,000 9,999 4,782,812 4,555, ,000 19,999 3,661,529 3,725, ,000 29,999 1,678,356 1,623, ,000 1,309,896 1,608, Sumber: BPS (2014) Jumlah 31,232,184 26,135, Mayoritas usaha pertanian 2013 adalah gurem, yakni sekitar 55 persen Gini Ratio Penguasaan Lahan: th 2003 = 0.72 dan th 2013 =
18 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Timur Q1 2014Q2 2014Q3 2014Q4 2015Q1 2015Q2 Sisi Penawaran Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Industri Pengolahan Sisi Permintaan Konsumsi RT Konsumsi Pemerintah Net Ekspor Antar Daerah PDRB Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur (2015) 18
19 Nilai Tukar Petani Provinsi Jawa Timur 2015Q1 2015Q2 Perubahan NTP Tanaman Pangan NTP Hortikultura NTP Tan. Perkebunan Rakyat NTP Peternakan NTP Perikanan NTP Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur (2015) 19
20 Penyaluran Kredit UMKM di Jatim 2015Q1 2015Q2 18% 7% 13% 17% 7% 14% 6% 6% 56% 56% Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Industri Pengolahan Konstruksi Perdagangan Lainnya Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Industri Pengolahan Konstruksi Perdagangan Lainnya Sumber: Bank Indonesia Surabaya (2015) 20
21 36.50% 37.00% 37.50% 38.00% 38.50% 39.00% 39.50% 40.00% 40.50% 41.00% 41.50% Kemiskinan Kota+Desa (Y) Transformasi struktural yg mengurangi pangsa tenaga kerja pertanian dapat mengurangi kemiskinan (Elastisitas = 0.26) 13.60% 13.40% 13.20% 13.00% 12.80% 12.60% y = x R² = Industrialisasi dapat mengurangi tingkat pengangguran terbuka, namun dengan elastisitas yang sangat kecil ( ) 4.35% 4.30% 4.25% 4.20% 4.15% 4.10% Tingkat Pengangguran Terbuka (Y) 12.40% 4.05% 12.20% Pangsa TK Pertanian 4.00% y = x R² = % Pertumbuhan Industri Pengolahan (%/thn) 21
22 PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI - Produksi fluktuatif - Rata-rata 54.4 persen produksi padi dihasilkan di Pulau Jawa - Pangsa produksi Pulau Jawa tahun naik, pada 2014 turun kembali Dalam Ribu Ton DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DIY Jawa Timur Banten Nasional , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,607.2 Pangsa Produksi (%) LUAR JAWA JAWA
23 PERKEMBANGAN PRODUKSI JAGUNG - Produksi fluktuatif - Rata-rata 54.2 persen produksi jagung dihasilkan di Pulau Jawa - Dalam 3 th terakhir, pangsa produksi Pulau Jawa memiliki tren menurun Jawa Barat Jawa Tengah DIY Jawa Timur Banten Nasional Pangsa Produksi (%) Dalam Ribu Ton Luar Jawa Jawa
24 PERKEMBANGAN PRODUKSI KEDELAI - Produksi menurun, naik kembali pada tahun Rata-rata 68.1 persen produksi kedelai dihasilkan di Pulau Jawa - Dalam 3 th terakhir, pangsa produksi Pulau Jawa memiliki tren menurun Jawa Barat Jawa Tengah DIY Jawa Timur Banten Nasional Pangsa Produksi (%) Dalam Ribu Ton Luar Jawa Jawa
25 PERKEMBANGAN PRODUKSI TEBU - Dalam 3 th terakhir, produksi tebu menurun - Rata-rata 60.1 persen produksi tebu dihasilkan di Pulau Jawa - Dalam 3 th terakhir, pangsa produksi Pulau Jawa memiliki tren meningkat Dalam Ribu Ton Jawa Barat Jawa Tengah DIY Jawa Timur Nasional , , , , , , , ,551.0 Pangsa Produksi (%) Luar Jawa Jawa
26 PERKEMBANGAN PRODUKSI BAWANG MERAH - Produksi fluktuatif - Rata-rata 78.0 persen produksi bawang merah dihasilkan di Pulau Jawa - Dibanding 2010, pangsa produksi Pulau Jawa tahun 2013 lebih kecil Dalam Ribu Ton Jawa Barat Jawa Tengah DIY Jawa Timur Banten Nasional , ,010.8 Pangsa Produksi (%) Luar Jawa Jawa
27 PERKEMBANGAN PRODUKSI CABE MERAH - Produksi dalam 4 th terakhir naik - Rata-rata 48.3 persen produksi cabe merah dihasilkan di Pulau Jawa - Dibanding 2010, pangsa produksi Pulau Jawa tahun 2013 lebih tinggi Dalam Ribu Ton Jawa Barat Jawa Tengah DIY Jawa Timur Banten Nasional ,012.9 Pangsa Produksi (%) Luar Jawa Jawa
28 PERKEMBANGAN PRODUKSI CABE RAWIT - Produksi dalam 4 th terakhir naik - Hampir 60 persen produksi cabe rawit dihasilkan di Pulau Jawa - Pangsa produksi Pulau Jawa memiliki tren meningkat Dalam Ribu Ton Jawa Barat Jawa Tengah DIY Jawa Timur Banten Nasional Luar Jawa Jawa Untuk seluruh komoditas pertanian di atas, Jawa Timur unggul dalam produksi kecuali bawang merah dan cabe merah Keunggulan tsb didukung oleh infrastruktur yg relatif lebih baik, termasuk sistem logistik terutama pasar tani dan pelabuhan. 28
29 Produksi Padi dengan Inflasi Umum JABAR y = x R² = Jateng y = x R² = Jatim y = x R² = DIY y = x R² = Banten y = x R² = Korelasi antara volume produksi padi dan laju inflasi umum relatif lemah: - Aspek distribusi/perdagangan padi lebih mempengaruhi inflasi umum dibandingkan aspek produksi semata - Price setter bukan petani melainkan pedagang. 29
30 Produksi Jagung vs Inflasi Umum Jabar y = x R² = Jateng y = x R² = Jatim y = x R² = Banten DIY y = x R² = y = x R² =
31 Produksi Kedelai vs Inflasi Umum Jabar y = x R² = Jateng y = x R² = Jatim y = x R² = DIY y = x R² = Banten y = x R² =
32 Produksi Tebu vs Inflasi Umum Jabar y = x R² = Jateng y = x R² = DIY y = x R² = Jatim y = x R² =
33 Produksi Bawang Merah vs Inflasi Umum Jabar y = 0.103x R² = Jateng y = x R² = Jawa Timur y = x R² = DIY y = x R² = Banten y = x R² =
34 Produksi Cabe Merah vs Inflasi Umum Jabar Jateng Jatim y = x R² = y = x R² = y = x R² = DIY Banten y = x R² = y = x R² =
35 Produksi Cabe Rawit vs Inflasi Umum Jabar Jateng Jatim y = 0.054x R² = y = x R² = y = x R² = DIY Banten y = x R² = y = x R² =
36 OUTLINE Dinamika Global dan Perekonomian Indonesia: Data Terkini Kondisi Pertanian Nasional dan Jatim Tantangan Pengembangan Pertanian Arah Kebijakan Pembangunan Pertanian 36
37 1. Dayasaing Indonesia menghadapi MEA Indonesia menduduki peringkat ke-34 (dari 144 negara) dalam Global Competitiveness Report peringkat pada tahun sebelumnya adalah ke-38 (dari 148 negara) berada pada tahap 2 (efficiency-driven*) Untuk subindex basic requirement, efficiency enhancer, dan innovation and sophistication factors, peringkat tahun berturutturut 46, 46, dan 30. * Porter s stages of development: input driven, efficiency driven, innovation driven 37
38 Peringkat untuk 12 pilar Pilar Peringkat Institusi/Kelembagaan 53 Infrastruktur 56 Kondisi Makroekonomi 34 Kesehatan dan Pendidikan Dasar 74 Pendidikan Tinggi dan Pelatihan 61 Efisiensi Pasar Barang 48 Efisiensi Pasar Tenaga Kerja 110 Perkembangan pasar keuangan 42 Kesiapan teknologi 77 Market Size 15 Business Sophistication 34 Inovasi 31 Sumber: Global Competitiveness Report (2014) 38
39 Peringkat Ease of Doing Business 2015 Topic Ranking (from 189 country) Overall 114 Starting a business 155 Dealing with construction permits 153 Getting electricity 78 Registering Property 117 Getting Credit 71 Protecting Minority Investors 43 Paying taxes 160 Trading across border 62 Enforcing contract 172 Resolving insolvency 75 Sumber: Ease of Doing Business, World Bank 39
40 Corruption Perception Index 2014 Negara Peringkat Dunia (dr 175 negara) Peringkat ASEAN Singapura 7 1 Malaysia 50 2 Thailand 85 3 Philipina 85 4 Indonesia Vietnam Laos Kamboja Myanmar Brunei NA 2 Sumber: Transparency International 40
41 Masalah dalam melakukan bisnis Sumber: Global Competitiveness Report (2014) 41
42 Sumber: Global Corruption Barometer
43 Korupsi masih menjadi penghambat utama peningkatan dayasaing ekonomi daerah Selama th 2014, kasus korupsi ditemukan terbanyak di kementerian/lembaga pemerintah, pemkab/pemkot, pemprov, dan DPR. Berdasarkan jenis perkara korupsi, praktik penyuapan masih mendominasi, lalu pengadaan barang dan jasa, pencucian uang dan pungutan, serta perizinan. 43
44 2. Kesenjangan merupakan tantangan berat Ketimpangan kesejahteraan semakin melebar ~ Gini Rasio: 0,33 (2002) 0,41 (2013) 0,42 (2014) Kesenjangan ekonomi antar wilayah (kontribusi wilayah terhadap PDB) tetap lebar Kesenjangan ekonomi antar sektor: sektor pertanian kontribusi sebesar 14,3 % dari total PDB, tetapi menyerap sekitar 35 % tenaga kerja Ketimpangan penguasaan tanah sebagai aset ekonomi: 56% aset berupa properti, tanah, dan perkebunan dikuasai hanya oleh 0,2 persen penduduk Indonesia (GR 0,68) Ketimpangan akses terhadap pendidikan dan kesehatan Ketimpangan akses terhadap jasa keuangan 44
45 Kesenjangan Perekonomian Daerah Sumatera Jawa Bali, NTT, NTB Kalimantan Sulawesi dan Papua 58.0 Aktivitas ekonomi pada level nasional masih terkonsentrasi di Pulau Jawa (kontribusinya thdp PDB 58%), dengan kontribusi PDRB DKI Jakarta sebesar 16.6 persen. Kontribusi PDB dari KTI hanya sekitar 17%. 45
46 3. Tantangan-tantangan Lainnya Lahan Konversi ke non-pertanian sekitar ha per tahun Pembukaan lahan pertanian baru lamban Mayoritas petani bekerja di lahan sempit dengan rataan luas sekitar ¼ ha. Permintaan komoditas pertanian terus meningkat peningkatan kuantitas dan kualitas produk pangan + perubahan life style (organik, biofarmaka) Populasi meningkat dengan laju 1,49% per tahun = 3,6 juta jiwa setahun Pendapatan perkapita double setiap 4-5 tahun {USD 748 (2001) USD (2006) USD 3.647(2011)}. Infrastruktur Pertanian, khususnya irigasi dan jalan pedesaan dan feeder roads kurang memadai. 46
47 Perubahan iklim global Meningkatkan ketidakpastian produksi pertanian Meningkatkan risiko kelangkaan sumberdaya air Meningkatnya permintaan thdp jasa lingkungan Gap (S-D): Surplus untuk beras (+8,2 juta ton??) dan jagung (+4,0 juta ton??), per Defisit untuk kedelai (-1,3 juta ton) per 2014 dan gula (-1,4 juta ton), per Kita butuh cetak biru (blue print) pengembangan untuk setiap komoditas pangan, untuk setiap daerah. Kendala pemasaran dan sistem logistik, yang menyebabkan marjin keuntungan Petani relatif kecil dibandingkan middle men maupun pelaku lainnya dalam supply chain. Harga output sangat fluktuatif: menunjukkan besarnya ketidakpastian (uncertainty), mencerminkan bahwa kebijakan kuota yang diterapkan kurang efektif. 47
48 OUTLINE Dinamika Global dan Perekonomian Indonesia: Data Terkini Kondisi Pertanian Nasional dan Jatim Tantangan Pengembangan Pertanian Arah Kebijakan Pembangunan Pertanian (jangka panjang) 48
49 Perubahan Struktural Pangsa Sektor Pertanian terhadap PDB Negara2 ASEAN Country Name Brunei Darussalam Cambodia na Indonesia Lao PDR na Malaysia Philippines na Singapore Thailand Timor-Leste na na Vietnam Myanmar na na na na na na Source: Worldbank, 2014 and ASEAN Secretariat, 2014 In percent Secara umum pangsa pertanian thdp PDB turun, walau tidak terlalu cepat Namun peran pertanian masih relatif besar 49
50 Pangsa Sektor Pertanian thdp Tenagakerja Negara2 ASEAN In percent Country Name Brunei Darussalam na 1.3 na na na na na na na Cambodia na 31.0 na na Indonesia Lao PDR na na na na na na na na na Malaysia Philippines Singapore na na na Thailand Timor-Leste na na na na na na 50.6 na na Vietnam 57.9 na 51.7 na na na na Myanmar na na na na na na na na na Source: Worldbank, 2014 Peran pertanian lebih besar lagi dlm hal tenagakerja Namun penurunan pangsa pertanian terhadap tenagakerja berlangsung relatif lambat tenagakerja menumpuk di pedesaan/pertanian 50
51 KEKUATAN BESAR PENDORONG PERUBAHAN Pertumbuhan penduduk dan kenaikan pendapatan perkapita Meningkatkan kebutuhan (kuantitas dan kualitas) komoditas dan produk pangan Perubahan life style organik, biofarmaka, dll Kelangkaan energi asal fosil Meningkatkan harga energi asal fosil dan meningkatkan permintaan bioenergi Perubahan iklim global Meningkatkan ketidakpastian produksi pertanian Meningkatkan risiko kelangkaan sumberdaya air Meningkatnya permintaan thdp jasa lingkungan
52 Mengantisipasi Kekuatan Besar Pendorong Perubahan, di Masa Y.A.D. Bentuk Pertanian/Agribisnis Kita Sistem Usaha Pertanian Ekologis Terpadu (SUPET) Bentuk dualistik tidak sepenuhnya bisa dihapuskan, namun bisa diminimalkan Rataan penguasaan lahan petani minimal 5 hektar Usahatani terpadu: ladang pangan, jasa lingkungan, agrowisata
53 Sistem Pertanian Bioindustri Terpadu (SPBT) Mempererat keterkaitan On Farm dan Industri Tanaman pangan dan obat, komoditas industri, kebun energi, hutan tanaman Fokus pada industri pengolahan ~ innovation and technological base untuk tanaman/komoditas tsb Sistem Rantai Pasok Pertanian Terpadu (SRPPT) Merealisasikan multipliers output, pendapatan, dan t.kerja Sistem logistik pendukung SUPET dan SPBT Sektor-sektor pendukung SUPET dan SPBT: industri hulu, industri hilir, jasa pembiayaan, jasa konsultasi, dll Butir-butir di atas menyerap banyak tenaga kerja, menciptakan nilai tambah, memperbaiki kesenjangan, dan memberi revenue bagi pemerintah.
54 Prasyarat... Transformasi perekonomian Infrastruktur dan sistem logistik yang efisien Pembangunan sektor konstruksi dan sektor industri (terutama yang berbasis agro) Mobilitas tenaga kerja dan penduduk pedesaan Capacity building: manusia dan kelembagaan Petani dan Anak petani (pendidikan formal, kewirausahaan) Pengembangan koperasi dan BUMDes Optimum Trade System Resi gudang dan price support utk komoditas pangan strategis Perdagangan antar daerah perkuat kerjasama antar daerah bhw Jatim sebagai hub KTI Perdagangan internasional langsung
55 Efficient Financial System Lebarkan akses petani dan pengolah hasil pertanian terhadap kredit Kebijakan/regulasi pembiayaan untuk lebih menggerakkan perbankan terutama BPD dan BPR/BPRS untuk membiayai usahatani dan industri pengolah hasil pertanian Dana desa (terkait UU No.6/2014 tentang Desa) ditempatkan di BPD dan BPR/BPRS Agricultural saving and investment Agricultural insurance
56 Terimakasih Follow me on
PENGUATAN EKONOMI DAERAH, PENGARUSUTAMAAN PERTANIAN: SOLUSI MENGHADAPI DINAMIKA GLOBAL
PENGUATAN EKONOMI DAERAH, PENGARUSUTAMAAN PERTANIAN: SOLUSI MENGHADAPI DINAMIKA GLOBAL Hermanto Siregar (Guru Besar Ilmu Ekonomi & Wakil Rektor, IPB) Kuliah Umum Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian
Lebih terperinciMendorong Industri Manufaktur, Memacu Pertumbuhan
Mendorong Industri Manufaktur, Memacu Pertumbuhan Muliaman D. Hadad, PhD. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Surabaya, 8 Oktober 2015 Indonesia: bergerak ke sektor tersier? 2 Pangsa sektor industri
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI HILIR KARET ALAM DI PROVINSI RIAU
STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI HILIR KARET ALAM DI PROVINSI RIAU Djaimi Bakce, Almasdi Syahza, dan Nur Hamlim (LPPM Universitas Riau) Makalah disampaikan pada Seminar Nasional dan Kongres ISEI XIX dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun
Lebih terperinciPENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT: SEKTOR PERTANIAN-PERDESAAN
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT: SEKTOR PERTANIAN-PERDESAAN Universitas Airlangga 20 Juni, 2013 Hermanto Siregar Komite Ekonomi Nasional Guru Besar dan Wakil Rektor IPB Outline 2 1. ISU DAN MASALAH
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2016
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No.11/02/34/Th.XIX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2016 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2016 TUMBUH 5,05 PERSEN LEBIH TINGGI DIBANDING TAHUN
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2015
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 10/02/34/Th.XVIII, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2015 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2015 TUMBUH 4,9 PERSEN SEDIKIT MELAMBAT DIBANDING
Lebih terperinciDATA SOSIAL EKONOMI STRATEGIS. April 2017
DATA SOSIAL EKONOMI STRATEGIS April 2017 2 Data Sosial Ekonomi Strategis April 2017 Ringkasan Indikator Strategis Pertumbuhan Ekonomi Inflasi Perdagangan Internasional Kemiskinan & Rasio Gini Ketenagakerjaan
Lebih terperinciPotensi Kerentanan Ekonomi DKI Jakarta Menghadapi Krisis Keuangan Global 1
Boks I Potensi Kerentanan Ekonomi DKI Jakarta Menghadapi Krisis Keuangan Global 1 Gambaran Umum Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini menghadapi risiko yang meningkat seiring masih berlangsungnya krisis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 41,91 (42,43) 42,01 (41,60) 1,07 (1,06) 12,49 (12,37) 0,21 (0,21) 5,07 (5,02) 20,93 (20,73) 6,10 (6,04) 0,15 (0,15) (5,84) 1,33 (1,35)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu bidang produksi dan lapangan usaha yang paling tua di dunia yang pernah dan sedang dilakukan oleh masyarakat. Sektor pertanian adalah sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia memiliki tanah yang subur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam struktur pembangunan perekonomian nasional khususnya daerah-daerah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional khususnya daerah-daerah. Sektor pertanian sampai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 12/02/52/Th.X, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT PADA TRIWULAN IV 2015 TUMBUH 11,98 PERSEN Sampai dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya berusaha di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang besar, diharapkan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2014
2 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA Release PDRB tahun dan selanjutnya menggunakan tahun dasar 2010 berbasis SNA 2008 No. 11/02/34/Th.XVII, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN EKONOMI DAERAH
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 Januari 2013 Kinerja Ekonomi Daerah Cukup Kuat, Inflasi Daerah Terkendali Ditengah perlambatan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia
Lebih terperinciPosisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014
Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014 Sektor pertanian sampai sekarang masih tetap memegang peran penting dan strategis dalam perekonomian nasional. Peran
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN I/2016
Laju Pertumbuhan (persen) PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN I/2016 EKONOMI RIAU TRIWULAN I/2016 TUMBUH 2,34 PERSEN MEMBAIK DIBANDING TRIWULAN I/2015 No. 24/05/14/Th. XVII, 4 Mei 2016 Perekonomian Riau
Lebih terperinciINDUSTRI BPR BPRS SEBAGAI PILAR EKONOMI DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
INDUSTRI BPR BPRS SEBAGAI PILAR EKONOMI DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT Prof. Dr. Sri Adiningsih Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia Pontianak, 26 Oktober 2016 RAKERNAS PERBARINDO
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi di setiap negara. Tujuan peningkatan penyerapan tenaga kerja sering
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat krusial bagi pembangunan ekonomi di setiap negara. Tujuan peningkatan penyerapan tenaga kerja sering menjadi prioritas dalam
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2017
2 BPS PROVINSI DI YOGYAKARTA No 46/08/34/ThXIX, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2017 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN II 2017 TUMBUH 5,17 PERSEN LEBIH LAMBAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. upaya mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita (income per capital) dibandingkan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang mengarah kearah yang lebih baik dalam berbagai hal baik struktur ekonomi, sikap, mental, politik dan lain-lain. Dari
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Peringkat daya saing negara-negara ASEAN tahun
1 1 PENDAHULUAN Daya saing merupakan suatu hal yang mutlak dimiliki dalam persaingan pasar bebas. Perkembangan daya saing nasional di tingkat internasional juga tidak terlepas dari perkembangan daya saing
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 63/11/34/Th.XVIII, 7 November PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN III TUMBUH SEBESAR 4,68 PERSEN, LEBIH LAMBAT
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 73/11/52/X/2016, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 TUMBUH 3,47 PERSEN Perekonomian
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2015
No. 10/02/14/Th. XVII, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN EKONOMI RIAU TAHUN TUMBUH 0,22 PERSEN MELAMBAT SEJAK LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian Riau tahun yang diukur berdasarkan Produk Domestik
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2015
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 65/11/34/Th.XVII, 5 November PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN III TUMBUH SEBESAR 5,57 PERSEN, LEBIH TINGGI
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2015
BADAN PUSAT STATISTIK No. 16/2/Th.XIX, 5 Februari 216 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN IV- TUMBUH 5,4 PERSEN TERTINGGI SELAMA TAHUN EKONOMI INDONESIA TAHUN TUMBUH 4,79 PERSEN
Lebih terperinci4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan
4 GAMBARAN UMUM 4.1 Kinerja Fiskal Daerah Kinerja fiskal yang dibahas dalam penelitian ini adalah tentang penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah, yang digambarkan dalam APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN 2015
BPS PROVINSI JAWA BARAT 10/02/32/Th. XVIII, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN TUMBUH 5,03 PERSEN Perekonomian Jawa Barat tahun yang diukur berdasarkan Produk
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015
BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA No. 01/08/1205/Th. VIII, 16 Agustus 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2014
BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA No.01/10/31/75/Th. V, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2014 Ekonomi Jakarta Utara Tahun 2014 tumbuh 6,24 persen. Pada tahun 2014, besaran Produk
Lebih terperinciDr. Ir. Sukardi, M.Si
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Disampaikan Pada Acara : Rapat Koordinasi Pengendalian (RAKORDAL) Triwulan III Tahun Anggaran 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Di Aula Serba Guna BAPPEDA
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2015
No. 09/02/31/Th.XVIII, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2015 EKONOMI JAKARTA TAHUN 2015 TUMBUH 5,88 PERSEN MELAMBAT SEJAK TIGA TAHUN TERAKHIR Perekonomian Jakarta tahun 2015 yang diukur
Lebih terperinciMEMBANGUN KEMANDIRIAN PANGAN DARI BOJONEGORO UNTUK INDONESIA OLEH : S U Y O T O BUPATI BOJONEGORO (JAWA TIMUR)
MEMBANGUN KEMANDIRIAN PANGAN DARI BOJONEGORO UNTUK INDONESIA OLEH : S U Y O T O BUPATI BOJONEGORO (JAWA TIMUR) Disampaikan pada acara : Sidang Regional Dewan Ketahanan Pangan Wilayah Tengah Tahun 2016
Lebih terperinciKINERJA DAN PERSPEKTIF KEGIATAN NON-PERTANIAN DALAM EKONOMI PEDESAAN *
KINERJA DAN PERSPEKTIF KEGIATAN NON-PERTANIAN DALAM EKONOMI PEDESAAN * Oleh: Kecuk Suhariyanto, Badan Pusat Statistik Email: kecuk@mailhost.bps.go.id 1. PENDAHULUAN Menjelang berakhirnya tahun 2007, 52
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 47/08/34/Th.XVII, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN II 2015 MENGALAMI KONTRAKSI 0,09 PERSEN,
Lebih terperinciMEMBANGUN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS DI NUSA TENGGARA BARAT
MEMBANGUN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS DI NUSA TENGGARA BARAT Peranan dan kinerja agribisnis dalam pembangunan ekonomi Faktor produksi utama sektor pertanian di NTB adalah lahan pertanian. Berdasarkan hasil
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 12/02/61/Th.XVIII, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN TUMBUH 5,02 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN TAHUN 2013 Perekonomian
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PEMBANGUNAN PROVINSI DKI JAKARTA 2014
OUTLINE ANALISIS PROVINSI 1. Perkembangan Indikator Utama 1.1 Pertumbuhan Ekonomi 1.2 Pengurangan Pengangguran 1.3 Pengurangan Kemiskinan 2. Kinerja Pembangunan Kota/ Kabupaten 2.1 Pertumbuhan Ekonomi
Lebih terperinciANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007
ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 Nomor. 02/ A/B.AN/VII/2007 Perkembangan Ekonomi Tahun 2007 Pada APBN 2007 Pemerintah telah menyampaikan indikator-indikator
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 TUMBUH 5,85 PERSEN
No. 09/02/31/Th.XIX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 TUMBUH 5,85 PERSEN Perekonomian Jakarta tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2016
No. 1/0/33/Th.XI, 6 Februari 017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN TUMBUH 5,8 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN PERTUMBUHAN TAHUN SEBELUMNYA 17 1 A. PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2015
2 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 29/05/34/Th.XVII, 5 Mei 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2015 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I 2015 TUMBUH 0,16 PERSEN MELAMBAT DIBANDING
Lebih terperinciI PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris memiliki hasil pertanian yang sangat berlimpah. Pertanian merupakan sektor ekonomi yang memiliki posisi penting di Indonesia. Data Product
Lebih terperinciBPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 11/02/34/Th.XVI, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN SEBESAR 5,40 PERSEN Kinerja perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama tahun
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017
BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 31/05/35/Th.XV, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I 2017 TUMBUH 5,37 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I-2016 Perekonomian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk terlibat dalam kegiatan UMKM
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016
No. 12/02/51/Th. XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN EKONOMI BALI TAHUN TUMBUH 6,24 PERSEN MENINGKAT JIKA DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN SEBELUMNYA. Perekonomian Bali tahun yang diukur berdasarkan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2015
No. 13/0/33/Th.X, 5 Februari 016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 015 EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 015 TUMBUH 5, PERSEN MENCAPAI PERTUMBUHAN TERTINGGI SELAMA LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian Jawa Tengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya alam yang beraneka ragam dan memiliki wilayah yang cukup luas. Hal ini yang membuat Indonesia menjadi
Lebih terperinciASUMSI PERTUMBUHAN EKONOMI APBN Tabel 1. Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2011 dan 2012
ASUMSI PERTUMBUHAN EKONOMI APBN 2012 I. Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tabel 1. Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2011 dan 2012 Lembaga 2011 2012 World Bank 6,4 6,7 IMF 6,2 6,5 Asian Development
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2015
BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 55/08/35/Th.XIII, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2015 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II 2015 TUMBUH 5,25 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN II-2014 Perekonomian
Lebih terperinciMengurai Kartel Pangan Indonesia. Oleh Mohammad Reza Hafiz A. Peneliti INDEF
Mengurai Kartel Pangan Indonesia Oleh Mohammad Reza Hafiz A. Peneliti INDEF Pasar Produk Pangan Meningkat Sumber: Harmadi, 2013 Populasi Penduduk Dunia dan Indonesia: http://www.worldometers.info/world-population/
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2015
BADAN PUSAT STATISTIK No. 5/5/Th.XVIII, 5 Mei 5 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-5 EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-5 TUMBUH,7 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I- Perekonomian Indonesia yang diukur
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3
IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3 4.1 Gambaran Umum Kesenjangan Tabungan dan Investasi Domestik Negara ASEAN 5+3 Hubungan antara tabungan dan investasi domestik merupakan indikator penting serta memiliki
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA PUSAT TAHUN 2014
BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA PUSAT TAHUN 2014 No. 01/10/Th. XV, Oktober 2015 Perekonomian Kota Jakarta Pusat pada selang waktu 2011-2014 yang diukur berdasarkan PDRB
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT : TINJAUAN SECARA MAKRO
PERKEMBANGAN EKONOMI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT 2011-2015: TINJAUAN SECARA MAKRO Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc. Guru Besar Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jambi Disampaikan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN II-2017
No. 44/08/13/Th XX, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN II-2017 EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN II-2017 TUMBUH 5,32 PERSEN Perekonomian Sumatera Barat yang diukur berdasarkan besaran
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2015
BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA No.01/10/31/75/Th. VI, 7 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2015 Ekonomi Jakarta Utara Tahun 2015 tumbuh 5,61 persen. Pada tahun 2015, besaran Produk
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016
Laju Pertumbuhan (persen) PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016 EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016 TUMBUH 1,11 PERSEN LEBIH BAIK DIBANDING TRIWULAN III/2015 No. 054/11/14/Th.XVII, 7 November 2016 Perekonomian
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN 2014
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 11/02/32/Th.XVII, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN 2014 EKONOMI JAWA BARAT TAHUN 2014 TUMBUH 5,07 PERSEN MELAMBAT SEJAK LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 12/02/52/Th.X, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TUMBUH 5,82 PERSEN Sampai dengan triwulan IV-2016 perekonomian
Lebih terperinciKESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013
KESEMPATAN KERJA MENGHADAPI LIBERALISASI PERDAGANGAN Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja Jakarta, 5 Juli 2013 1 MATERI PEMAPARAN Sekilas mengenai Liberalisasi Perdagangan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014
No. 17/05/31/Th.IX, 15 MEI 2010 No. 7/10/3171/Th.VII, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014 Release PDRB tahun 2014 dan selanjutnya menggunakan tahun dasar 2010 berbasis SNA 2008
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi dikatakan baik apabila terjadi peningkatan pada laju pertumbuhan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal manusia berperan penting dalam pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara maka modal manusia merupakan faktor
Lebih terperinciDr. Ir. Sukardi, M.Si
DATA MENCERDASKAN BANGSA Disampaikan Pada Acara : Rapat Koordinasi Pembangunan antara Gubernur dengan Bupati/Walikota dan SKPD Provinsi Kalimantan Tengah Di Aula Serba Guna BAPPEDA Provinsi Kalteng, 12
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tantangan global di masa mendatang juga akan selalu berkaitan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan bagian pokok didalam kehidupan dimana dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan pemenuhan sandang, pangan, maupun papan yang harus
Lebih terperinciPerekonomian Suatu Negara
Menteri Keuangan RI Jakarta, Maret 2010 Perekonomian Suatu Negara Dinamika dilihat dari 4 Komponen= I. Neraca Output Y = C + I + G + (X-M) AS = AD II. Neraca Fiskal => APBN Total Pendapatan Negara (Tax;
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN II-2015
BADAN PUSAT STATISTIK No. 49/08/73/Th. IX, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN II-2015 EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN II-2015 TUMBUH 7,62 PERSEN MENINGKAT DIBANDING TRIWULAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu negara dapat dicapai melalui suatu sistem yang bersinergi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA PUSAT TAHUN 2015
BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA PUSAT TAHUN 2015 No. 01/10/Th. XVI, Oktober 2016 Perekonomian Kota Jakarta Pusat pada selang waktu 2011-2015 yang diukur berdasarkan PDRB
Lebih terperinciBila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan
Laju Pertumbuhan (persen) PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN II-2017 EKONOMI RIAU TRIWULAN II-2017 TUMBUH 2,41 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN II-2016 No. 37/08/14/Th. XVIII, 7 Agustus 2017 Perekonomian
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III-2015
No. 78/11/71/Th. IX, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III-2015 PEREKONOMIAN SULAWESI UTARA TRIWULAN III-2015 TUMBUH 6,28 PERSEN Perekonomian Sulawesi Utara Triwulan III-2015 yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 2016 Ekonomi Gorontalo Tahun 2016 Tumbuh 6,52 Persen
No. 11/02/75/Th.XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 2016 Ekonomi Gorontalo Tahun 2016 Tumbuh 6,52 Persen Perekonomian Gorontalo tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat.
SEMINAR NASIONAL Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat Rumusan Sementara A. Pendahuluan 1. Dinamika impelementasi konsep pembangunan, belakangan
Lebih terperinciBAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL
BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL 2.1 Indeks Pembangunan Manusia beserta Komponennya Indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM; Human Development Index) merupakan salah satu indikator untuk mengukur
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
No. 05/11/Th.IX, 5 Februari 2015 No. 11/02/63/Th.XIX/ 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 TUMBUH 4,85 PERSEN MELAMBAT SEJAK TIGA TAHUN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Beras merupakan bahan pangan pokok yang sampai saat ini masih dikonsumsi oleh sekitar 90% penduduk
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Pertumbuhan Ekonomi DIY Triwulan III-2017 No. 63/11/Th.XIX, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Pertumbuhan Ekonomi DIY Triwulan III-2017 EKONOMI DIY TRIWULAN III-
Lebih terperinciOleh : Iman Sugema. Membangun Ekonomi Mandiri & Merata
Oleh : Iman Sugema Membangun Ekonomi Mandiri & Merata Pertumbuhan melambat, ketimpangan melebar, & kalah dagang GDP Growth 7.00 6.81 6.50 6.00 5.99 6.29 5.81 6.44 6.58 6.49 6.44 6.33 6.34 6.21 6.18 6.03
Lebih terperinciPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH),
KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH), 2010-2016 A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4 848 847.7 5 422 596.4 6 137 535.9 6 879 709.2 7 610 994.1 8 399 150.1
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk. ini juga merupakan proses investasi sumberdaya manusia secara efektif dalam
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk meningkatkan pengetahuan manusia, kreativitas dan keterampilan serta kemampuan orang-orang dalam masyarakat. Pengembangan
Lebih terperinciANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERDESAAN LAHAN KERING BERBASIS PERKEBUNAN
ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERDESAAN LAHAN KERING BERBASIS PERKEBUNAN Adi Setiyanto PENDAHULUAN Tenaga kerja merupakan motor penggerak dalam pembangunan ekonomi. Tenaga kerja sebagai sumber daya
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan kategori bisnis berskala kecil menengah yang dipercaya mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia,
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur
57 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta Provinsi DKI Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter diatas permukaan laut dan terletak antara
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TAHUN 2015
No. 13/02/71/Th. X, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TAHUN 2015 PEREKONOMIAN SULAWESI UTARA TAHUN 2015 TUMBUH 6,12 PERSEN Perekonomian Sulawesi Utara tahun 2015 yang diukur berdasarkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Indonesia, tercapainya kecukupan produksi beras nasional sangat penting
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengingat perannya sebagai komoditas pangan utama masyarakat Indonesia, tercapainya kecukupan produksi beras nasional sangat penting sebagai salah satu faktor yang
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN I-2017
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 26/05/Th.XIX, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN I-2017 EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN I-2017 TUMBUH 5,11
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014
No. 048/08/63/Th XVIII, 5Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II- tumbuh sebesar 12,95% dibanding triwulan sebelumnya (q to q) dan apabila
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN III TAHUN 2016
No. 64/11/36/Th.X, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN III TAHUN 2016 EKONOMI BANTEN TRIWULAN III TAHUN 2016 TUMBUH 5,35 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN DENGAN TRIWULAN YANG SAMA TAHUN SEBELUMNYA
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PEMBANGUNAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2014
OUTLINE ANALISIS PROVINSI 1. Perkembangan Indikator Utama 1.1 Pertumbuhan Ekonomi 1.2 Pengurangan Pengangguran 1.3 Pengurangan Kemiskinan 2. Kinerja Pembangunan Kota/ Kabupaten 2.1 Pertumbuhan Ekonomi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PEMBANGUNAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 2014
OUTLINE ANALISIS PROVINSI 1. Perkembangan Indikator Utama 1.1 Pertumbuhan Ekonomi 1.2 Pengurangan Pengangguran 1.3 Pengurangan Kemiskinan 2. Kinerja Pembangunan Kota/ Kabupaten 2.1 Pertumbuhan Ekonomi
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2014
No. 09/02/31/Th.XVII, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN EKONOMI JAKARTA TAHUN TUMBUH 5,95 PERSEN MELAMBAT SEJAK TIGA TAHUN TERAKHIR Release PDRB tahun dan selanjutnya menggunakan tahun
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TAHUN 2014
No. 09/02/36/Th.IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TAHUN 2014 EKONOMI BANTEN TAHUN 2014 TUMBUH 5,47 PERSEN Perekonomian Banten tahun 2014 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2015
BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 34/05/35/Th.XIII, 5 Mei 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2015 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I 2015 TUMBUH 5,18 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I-2014 Perekonomian
Lebih terperinciPRODUKSI PANGAN INDONESIA
65 PRODUKSI PANGAN INDONESIA Perkembangan Produksi Pangan Saat ini di dunia timbul kekawatiran mengenai keberlanjutan produksi pangan sejalan dengan semakin beralihnya lahan pertanian ke non pertanian
Lebih terperinci