BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Sebagai daerah terluas di Provinsi Gorontalo, Kabupaten Gorontalo memiliki beragam obyek wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi. Beragam objek wisata itu tersebar di sejumlah wilayah kecamatan maupun desa di Kabupaten Gorontalo termasuk jenis wisata sejarah dan budaya, seperti Benteng Otanaha, Rumah adat, Makam Juu Panggola, Desa wisata religi, dan objek wisata yang menjadi tempat penelitian yaitu Museum Soekarno. Di Provinsi Gorontalo terdapat 3 museum diantaranya, Museum Nani wartabone di Kabupaten Bone Bolango, Museum pusat fosil kayu dan Museum Soekarno di Kabupaten Gorontalo Gambaran Objek Wisata Museum soekarno berada di kawasan Danau Limboto, tepatnya di Desa Iluta Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo. Desa Iluta merupakan pintu masuk ke wilayah Kabupaten Gorontalo dari Kota Gorontalo, tidak jauh dari tapal batas wilayah Desa Iluta terdapat cagar budaya atau situs rumah pendaratan Soekarno tersebut yang berdekatan dengan dermaga pendaratan pesawat amfibi dan catalina. Lokasi cagar budaya ini sangat strategis yakni terletak di tepi jalan arah Kota Gorontalo dan Batudaa, jaraknya sekitar ± 10 Km dari pusat Kota Gorontalo. Bangunan situs sejarah ini telah ada sekitar tahun 1936 yang merupakan peninggalan tentara Belanda, lalu dijadikan rumah persinggahan Presiden Soekarno

2 2 sekitar tahun 1950 dan 1956 untuk mengkampanyekan kemerdekaan Indonesia. Selama 30 tahun lebih kondisi dermaga pendaratan pesawat amphibi dan rumah persinggahan Presiden Soekarno tersebut terbengkalai dan tidak terurus, hingga Pemerintah Provinsi Gorontalo memperbaiki dan menambahkan fasilitas ditempat yang sangat bersejarah ini, seperti area parkir, taman, toilet, dan gazebo yang dibangun di sekitar dermaga pendaratan. Bangunan tersebut telah diperbaiki dengan ukuran 5x15 Meter untuk dilestarikan, demikian pula dermaganya yang telah diperbaiki. Pada 29 Juni 2002 rumah pendaratan pesawat amphibi itu diresmikan Presiden RI ke-5 Megawati Soekarno Putri, ketika itu Presiden Megawati berkesempatan mengunjungi Gorontalo dalam rangka pelaksanaan hari keluarga nasional. Bangunan museum ini tidak banyak mengambarkan bagaimana kondisi kedatangan Presiden Soekarno saat itu. Sekitar 3 buah foto besar tampak Soekarno sementara berpidato di rumah Dinas Walikota (sekarang rumah Dinas Gubernur) tanpa banyak keterangan yang dituliskan dan dijelaskan di foto tersebut. Selain tahun kedatangan seperti yang tertera diketerangan gambar tahun 1950 dan kedatangan kedua kali tahun 1956 tidak ada data lagi layaknya museum seutuhnya. Bahkan gambar yang diabadikan hanyalah ketika Soekarno bersama sang isteri dan Gubernur Sulawesi utara saat itu. Terdapat pula beberapa jenis mata uang kertas di era awal kemerdekaan Republik Indonesia, buku-buku yang menceritakan tentang Presiden Soekarno, dan beberapa barang-barang milik warga yang disumbangkan di museum

3 3 ini, barang-barang tersebut merupakan barang-barang kuno yang telah ada sekitar tahun 1950 yang ikut dipajang didalam museum. Pemerintah Provinsi Gorontalo menjadikan rumah pendaratan Presiden Soekarno ini sebagai museum, dengan melihat tempat ini adalah situs sejarah dari peninggalan Bangsa Belanda hingga sebagai tempat persinggahan Presiden Soekarno. Pembangunan museum tersebut adalah bagian dari upaya untuk mengenang semangat juang Presiden Soekarno dalam mempertahankan negara Republik Indonesia. Pemerintah Gorontalo memandang bahwa perlu mewariskan nilai-nilai perjuangan berupa tempat bersejarah di masa lalu agar tetap diketahui oleh generasi yang akan datang. 4.2 Hasil Penelitian Dari hasil observasi yang dilakukan oleh Peneliti Museum soekarno yang telah diperbaiki dan diresmikan oleh pemerintah sebagai museum sejak tahun 2002 ini tetap mempertahankan jenis bangunannya yang merupakan ciri khas bangsa Belanda. Hal ini merupakan bukti bahwa Museum Soekarno adalah objek wisata yang bersejarah, museum ini juga sering dilakukan pemeliharaan dan perawatan bangunan oleh petugas yang ada di museum.

4 4 Gambar 4.1 Bangunan Museum Soekarno Sumber : Data Pribadi, Gambar diatas menunjukan kondisi bangunan Museum Soekarno pada saat ini yang telah diperbaiki oleh pemerintah untuk dijadikan museum. Gambar 4.2 Kondisi dermaga pendaratan di lokasi Museum Soekarno. Sumber : Data Pribadi, Gambar diatas menunjukkan kondisi dermaga pendaratan pesawat Amphibi dan Catalina yang digunakan oleh Presiden Sekarno, dermaga ini juga telah diperbaiki oleh pemerintah.

5 5 Gambar 4.3 Koleksi museum Sumber : Data Pribadi, Gambar diatas merupakan koleksi berupa foto-foto terbaru yang ada di Museum Soekarno, foto-foto tersebut merupakan sumbangan dari komunitas Kelapa Batu. Gambar 4.4 Koleksi museum Sumber : Data Pribadi, Gambar di atas merupakan buku-buku dokumenter tentang Presiden Soekarno dan sebuah radio kuno yang merupakan sumbangan dari Bapak Lukman Monoarfa salah satu warga Gorontalo.

6 6 Gambar 4.5 Koleksi museum Sumber : Data Pribadi, Gambar diatas merupakan beberapa mata uang Republik Indonesia di era pemerintahan Presiden Soekarno. Gambar 4.6 Koleksi museum Sumber : Data Pribadi, 2013 Gambar diatas merupakan benda kuno yaitu alat penumbuk padi, namun benda tersebut tidak ada hubungannya dengan momen sejarah saat kedatangan Soekarno di Gorontalo.

7 7 Saat ini di Museum Soekarno telah ditambahkan beberapa foto-foto Soekarno tetapi bukan merupakan foto-foto saat kedatangan Soekarno di Gorontalo, foto-foto itu merupakan sumbangan dari komunitas Kelapa Batu. Komunitas kelapa batu merupakan komunitas pecinta sejarah yang ada di Gorontalo, komunitas ini diketuai oleh Rollins helingo (berdasarkan wawancara pada tanggal 17 Desember 2013) mereka ikut melestarikan objek wisata Museum Soekarno karena berdasarkan hasil pengamatan museum ini kurang banyak diketahui oleh masyarakat Gorontalo, koleksi museum yang masih sedikit, dan kurangnya data yang lengkap mengenai Museum Soekarno. Hal-hal yang telah dilaksanakan oleh komunitas ini diantaranya: pengadaan foto-foto Soekarno di museum, kegiatan pameran temporer yang telah dilaksanakan 2 kali, kegiatan jalan sehat yang ikut melibatkan masyarakat, penanaman pohon disekitar museum, dan pengenalan Museum Soekarno kepada masyarakat. Benda-benda yang dipamerkan dalam pameran temporer yaitu foto-foto tentang Soekarno, kartu pos, stiker, dan buku-buku sejarah tentang Soekarno. Bendabenda tersebut didapatkan oleh komunitas ini melalui teman-teman sesama pecinta sejarah yang berada di luar daerah seperti, Bali, Surabaya, Yogyakarta, Jakarta dan lain-lain yang memiliki koleksi foto-foto atau benda-benda yang berkaitan dengan Presiden Soekarno, foto-foto tentang Soekarno juga didapatkan dari seorang wartawan Gorontalo pada masa pemerintahan Presiden Soekarno dulu, serta dari kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Gorontalo. Selain itu pada pameran temporer diadakan pemutaran film dokumenter dan nasionalis tentang Presiden Soekarno dan

8 8 pahlawan Gorontalo Nani Wartabone, pemutaran lagu-lagu kebangsaan, pemutaran video-video tentang museum dan objek-objek wisata di Gorontalo. hal itu bertujuan agar masyarakat lebih mencintai sejarah dan peduli terhadap Museum Soekarno. Tabel 4.1 Daftar keterangan benda-benda koleksi yang ada di Museum Soekarno. No Benda/Koleksi Keterangan Asal benda 1. 4 buah foto Keempat foto itu mengambarkan Foto tersebut berasal berukuran besar 2. 8 foto yang berukuran kecil foto berukuran besar dan 3 yang berukuran kecil buah buku kedatangan Presiden Soekarno di Gorontalo. Foto-foto saat Presiden Soekarno bersama keluarganya dan presiden soekarno dalam berbagai kegiatan. Merupakan foto-foto yang baru ditambahkan di museum soekarno, tetapi foto-foto itu bukan mengambarkan kedatangan Presiden Soekarno di Gorontalo. Buku seri dokumenter Bung karno dari bapak Lukman monoarfa. Foto-foto itu berasal dari pemerintah dan bapak Lukman Monoarfa. dari komunitas kelapa batu. Dari bapak Lukman berukuran tebal. di Bawah Bendera Revolusi. monoarfa (Masyarakat merupakan karya Presiden Soekarno Gorontalo).

9 9 sendiri buah buku berukuran kecil buah buku berukuran kecil buah Radio kuno Buku yang mengisahkan tentang perjuangan Presiden Soekarno. Buku yang membahas tentang cagar budaya Gorontalo. Benda yang dinilai kuno dan ikut dipajang didalam museum. berasal dari Bapak lukman monoarfa. Dari bapak lukman monoarfa. Dari bapak Lukman monoarfa. 8. Lesung padi Lesung padi merupakan alat tradisional untuk menumbuk padi Dari bapak Lukman monoarfa. 9. Beberapa mata uang Indonesia. yang dipajang di museum. Mata uang tersebut merupakan uang yang berlaku pada masa pemerintahan presiden soekarno. Dari bapak lukman monoarfa. Sumber: Hasil Observasi, 2013 Tabel diatas menunjukkan bahwa koleksi yang dimiliki di Museum Soekarno masih sedikit. Koleksinya di dominasi dengan foto-foto dan barang-barang kuno yang tidak mempunyai nilai sejarah yang berhubungan dengan sejarah di Museum Soekarno. Hanya terdapat 4 buah foto sebagai bukti saat kedatangan Presiden Soekarno di Gorontalo. Tabel 4.2 Data kunjungan wisatawan tiga tahun terakhir

10 10 di objek wisata museum soekarno. No. Tahun Jumlah Kunjungan Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, Tabel diatas menunjukkan angka kunjungan wisatawan di Objek wisata Museum Soekarno dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Berdasarkan buku data kunjungan di Museum Soekarno para pengunjung lebih didominasi oleh wisatawan dari luar daerah yang memiliki agenda-agenda kegiatan di Gorontalo dan tertarik untuk mengunjungi Museum Soekarno karena ingin mengetahui tentang sejarah dari museum. Para wisatawan yang datang ke museum soekarno dengan tujuan untuk wisata sejarah, edukasi, melukis, fotography, prawedding, dan lain sebagainya. Pada buku data wisatawan juga kebanyakan para pengunjung menyarankan perlunya penambahan koleksi museum khususnya foto-foto kedatangan soekarno di Gorontalo yang dinilai masih kurang, serta informasi tentang museum ini. Di Museum soekarno belum tersedia media informasi tentang museum, ini merupakan salah satu hal yang sangat penting agar wisatawan yang datang ke Museum Soekarno bisa mendapatkan keterangan yang jelas tentang museum ini.

11 11 Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Salihun Ishak (pengelola Museum Soekarno dari Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, wawancara pada tanggal 16 Desember 2013), Museum Soekarno dikelola oleh 2 pihak yaitu Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo dan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Gorontalo. Museum soekarno ini dilindungi oleh Undang-undang Nomor 11 tahun 2010 tentang benda cagar budaya. Pemerintah menjadikan rumah pendaratan Soekarno ini menjadi museum karena pernah terjadinya momen bersejarah di tempat ini yaitu kedatangan Presiden Soekarno dengan pesawat amphibi dan catalina, bangunan museum ini adalah bangunan tua yang telah ada sejak masa penjajahan di Indonesia yang merupakan kantor peninggalan tentara Belanda pada tahun Museum Soekarno kondisinya sudah cukup baik dibandingkan selama lebih dari 30 tahun setelah kedatangan Presiden Soekarno, yang kemudian diperbaiki oleh pemerintah pada tahun Dari segi pemeliharaan pemerintah telah mengupayakan pelestarian museum sejak tahun 2002, seperti perbaikan bangunan, kebersihan, perbaikan dermaga tempat pendaratan Presiden Soekarno, penambahan fasilitas seperti: fasilitas penerangan, toilet, tempat parkir, selain itu adanya agenda-agenda kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan komunitas kelapa batu di Museum Soekarno seperti pameran temporer (pameran di waktu tertentu), dan pemutaran film sejarah, event tahunan tumbilotohe di sekitaran museum dan Danau Limboto, dan penambahan foto-foto Soekarno. Tetapi menurut pemerintah Museum Soekarno masih memiliki banyak kekurangan diantaranya isi koleksi yang kurang seperti foto-foto kedatangan

12 12 soekarno, tempat parkir yang kurang luas, penerangan di museum, tidak adanya panggung pementasan, ruang untuk pameran temporer, tempat/media informasi, dan fasilitas-fasilitas pendukung yang seharusnya ada di museum. Menurut pemerintah di Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, Museum Soekarno tidak termasuk sebagai salah satu museum yang akan direvitalisasi sesuai yang direncanakan oleh Pemerintah Nasional sejak tahun 2013 untuk museum-museum di seluruh Indonesia yang perlu direvitalisasi. Hal ini karena Museum Soekarno bukan merupakan museum yang distandarkan sesuai penilaian pemerintah nasional dengan beberapa alasan diantaranya, tempat atau lahan berdirinya museum ini masih kurang standar sebagai tempat berdirinya museum, bangunan ini awalnya hanya merupakan tempat pendaratan dan persinggahan Presiden Soekarno, koleksi museum yang masih sedikit, dan pada saat museum ini diresmikan oleh Pemerintah Gorontalo sebagai museum tempat ini masih menjadi wilayah kerja atau masih tergabung dengan Sulawesi utara dan Sulawesi tengah. Bangunan ini dijadikan sebagai museum hanya karena inisiatif dari pemerintah Gorontalo untuk melestarikan tempat ini sebagai tempat bersejarah. Untuk itu pihak pemerintah di Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo menghimbau kepada masyarakat Gorontalo yang mempunyai koleksi benda-benda atau foto-foto yang berkaitan dengan kejadian saat kedatangan Presiden Soekarno di Gorontalo dapat menyumbangkan benda-benda tersebut di Museum Soekarno, agar museum ini koleksinya semakin bertambah dan menjadi museum

13 13 yang memenuhi standar sebagai museum sesuai dengan persyaratan yang diberikan oleh pemerintah pusat. 4.3 Pembahasan Museum Soekarno sebenarnya merupakan salah satu objek wisata yang memiliki latar belakang sejarah yang bermanfaat dalam hal pengembangan dan peningkatan pariwisata yang dimiliki oleh Provinsi Gorontalo khususnya Kabupaten Gorontalo. Tetapi keberadaan situs sejarah yang dijadikan sebagai museum ini belum dapat mengambarkan dan menjelaskan secara jelas sejarah mengenai Museum Soekarno melalui benda-benda yang ada di dalam museum, para pengunjung atau wisatawan yang datang ke museum ini mendapatkan informasi mengenai sejarah Museum Soekarno melalui petugas yang ada di museum dibandingkan benda-benda yang dipamerkan didalam museum. Padahal sebuah museum menurut Dirjen Pembinaan Permuseuman adalah lembaga dan tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengkaji, mengkomunikasikan koleksi kepada masyarakat. Melalui koleksi itulah para pengunjung dapat mengenal dan mengetahui sejarah, budaya, seni, ataupun ilmu pengetahuan di museum. Koleksi merupakan salah satu komponen penting dari sebuah museum, koleksi yang dipamerkan disesuaikan dengan tema yang ingin disampaikan oleh museum, seperti museum sejarah, seni dan budaya, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya. Sama halnya dengan Museum Soekarno yang merupakan museum sejarah, maka sangatlah penting di dalam Museum Soekarno sebagai lembaga yang

14 14 berfungsi untuk menyimpan dan memamerkan benda-benda yang memiliki nilai sejarah dan mengambarkan sejarah melalui koleksi benda tersebut. Berdasarkan hasil penelitian isi koleksi di Museum Soekarno terdapat beberapa koleksi seperti buku-buku dokumenter tentang Soekarno, beberapa mata uang di era pemerintahan Presiden Soekarno, alat penumbuk padi, dan 4 buah foto Soekarno saat kedatangannya di Gorontalo, yang lainnya merupakan foto-foto saat Soekarno berada dalam beberapa kegiatan dan saat bersama keluarganya. Koleksi benda tersebut masih sangat minim untuk mengambarkan bukti nyata sejarah saat kedatangan Presiden Soekarno di Gorontalo, begitu pula dengan foto-foto yang baru ditambahkan di Museum Soekarno oleh komunitas Kelapa Batu, bukan merupakan foto-foto pada saat kegiatan Presiden Soekarno di Gorontalo. Penamaan situs rumah pendaratan presiden soekarno sebagai museum oleh pemerintah di Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo dan Balai Pelestarian peninggalan Purbakala Provinsi Gorontalo tujuannya yaitu : 1) Karena pemerintah ingin melestarikan situs ini sebagai tempat yang memiliki nilai sejarah yang sangat penting pada masa lampau. 2) Untuk mengenang semangat juang presiden soekarno untuk menyatukan negara kesatuan Republik Indonesia pada masa penjajahan dulu.

15 15 3) Dapat menyampaikan sejarah tentang museum soekarno kepada generasi yang akan datang. 4) Serta sebagai objek wisata sejarah di Gorontalo. Untuk itu pemerintah meresmikan rumah pendaratan presiden soekarno menjadi museum pada tanggal 29 juni 2002, oleh presiden Indonesia ke-5 Megawati Soekarno Putri.

16 16 No. Indikator Teoritis Realita 1. Lokasi Lokasi museum, harus strategis, mudah dijangkau, dan sehat Lokasi museum menurut pemerintah belum (tidak terpolusi, bukan daerah yang berlumur atau tanah rawa). memenuhi standar untuk pengembangan museum yakni untuk menambah bangunan dan fasilitas penunjang seperti tempat parkir. 2. Bangunan Bangunan museum, dapat berupa bangunan baru atau memanfaatkan gedung lama. Harus memenuhi prinsip-prinsip konservasi agar koleksi museum tetap lestari. Bangunan museum minimal terdiri atas dua kelompok, yaitu bangunan pokok (pameran tetap, pameran temporer, auditorium, kantor, perpustakaan, laboratorium konservasi, dan ruang penyimpanan koleksi). Dan bangunan penunjang (pos keamanan, kios cenderamata, kantin, toilet, tempat parkir. 3. Koleksi Museum mempunyai nilai sejarah, nilai ilmiah, dan nilai estetika, harus diterangkan asal-usulnya secara historis, geografis dan fungsinya. harus dapat dijadikan monumen jika benda tersebut bangunan, dapat diidentifikasi mengenai bentuk, tipe, gaya, fungsi, makna, asal secara historis geografis, genus (untuk biologi), atau periode (untuk geologi), harus dapat dijadikan dokumen dan dapat dijadikan bukti bagi penelitian ilmiah, harus merupakan benda asli, bukan tiruan, harus merupakan benda yang memiliki nilai keindahan (masterpiece), dan harus merupakan benda yang unik, yaitu tidak ada duanya. Untuk bangunan pokok, museum soekarno hanya memiliki ruang untuk pameran tetap tetapi belum memiliki ruang untuk pameran temporer, auditorium, kantor, perpustakaan, dan laboratorium konservasi. Dan belum memiliki fasilitas penunjang berupa pos keamanan, kios cenderamata, dan kantin. Koleksi di museum soekarno yang memiliki nilai sejarah hanya sedikit, dan asal-usul koleksi tidak semuanya dicantumkan keterangan dan fungsinya, serta yang lainnya bukan merupakan benda asli (foto) saat kedatangan presiden soekarno di Gorontalo.

17 17 4. Peralatan museum 5. Organisasi dan ketenagaan 6. Sumber dana Peralatan museum, harus memiliki sarana dan prasarana yang berkaitan erat dengan kegiatan pelestarian, seperti vitrin, sarana perawatan koleksi (AC dehumidifier), pengamanan, (CCTV, alarm), lampu label, dan lain-lain. Organisasi dan ketenagaan, sekurang-kurangnya terdiri atas kepala museum, bagian administrasi, pengelola koleksi (kurator), bagian konservasi (perawatan), bagian penyajian (preparasi), bagian pelayanan masyarakat, bimbingan edukasi, dan pengelola perpustakaan. Sumber dana tetap, untuk penyelenggaraan dan pengelolaan museum. Kurangnya sarana dan prasarana untuk kegiatan pelestarian, sarana perawatan, dan pengamanan koleksi museum. Di museum soekarno hanya memiliki 1 orang petugas jaga yang keseluruhannya berperan untuk menjaga dan merawat museum. Museum soekarno tidak memiliki organisasi dan ketenagaan untuk bagian administrasi, pengelola koleksi, bagian konservasi, bagian penyajian, bagian pelayanan masyarakat, bimbingan edukasi, dan pengelola perpustakaan. Sumber dana untuk museum soekarno menurut pemerintah tidak tetap, karena salah satu hambatan dalam pengelolaan dan pengembangan objek wisata adalah dana. Sumber : Hasil olahan pribadi yang didapatkan dari acuan pendirian Direktorat Museum dan Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, Tabel diatas merupakan teori yang diangkat dari Pedoman atau persyaratan pendirian sebuah museum yang telah ditentukan oleh Direktorat Museum dan perbandingannya dengan realita keadaan Museum Soekarno pada saat ini. Hal itu menunjukkan bahwa Museum Soekarno masih belum memenuhi persyaratan sebagai museum sesuai yang ditentukan oleh Direktorat Museum.

18 18 Jika sebuah museum belum memiliki hal-hal yang disyaratkan dalam pendirian sebuah museum, maka museum tersebut akan sulit menjalankan dan mengembangkan fungsinya sebagai museum, begitupun dengan Museum Soekarno yang belum memenuhi kriteria-kriteria yang disyaratkan sebagai museum Contoh Museum lain di Indonesia 1) Museum Persada Soekarno Museum ini diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarno Putri pada tanggal 3 Juli tahun 2004, terdapat 3 objek yang dapat dikunjungi di kompleks museum ini, yaitu museum dokumentasi Soekarno, Perpustakaan, dan Makam Soekarno. Di museum ini dipamerkan segala sesuatu tentang Presiden Soekarno, koleksi ini merupakan gabungan dari bantuan masyarakat, Badan Perpustakaan Jatim, dan Perpustakaan umum Mastrip. Perpustakaan dan Museum Soekarno merupakan perpustakaan yang berisi segala bentuk memorabilia Soekarno, juga dikembangkan sebagai pusat studi terpadu. Museum ini setiap akhir pekan dikunjungi sekitar 700 wisatawan baik domestik maupun maupun mancanegara. 2) Museum Jogja Kembali Museum ini lokasinya berada di Sleman, Yogyakarta. Tempat ini dijadikan sebagai monumen untuk memperingati bahwa Kota Yogyakarta pernah kembali menjadi ibukota Negara Republik Indonesia pada tanggal 6 Juli Monumen ini terdiri dari 3 lantai, lantai pertama berisi Museum, perpustakaan, auditorium, dan kafeteria. Lantai 2 terdapat 10 diorama mengambarkan garis besar perjuangan

19 19 Yogyakarta pada masa penjajahan, dan lantai ketiga yaitu ruang Garba graha (ruang untuk berdoa atau meditasi). Dalam 4 ruang museum dilantai 1 terdapat benda-benda koleksi: realia, replika peristiwa-peristiwa sejarah, foto, dokumen, heraldika, berbagai jenis senjata, bentuk evokatif, dan berbagai jenis benda-benda yang berhubungan pada masa sejarah di Yogyakarta. Monument Jogja kembali didalamnya terdapat struktur organisasi untuk menjalankan fungsi dan jabatannya masing-masing diantaranya petugas kebersihan, petugas keamanan, penjaga loket, dan lain-lain untuk menjalankan kegiatan di museum. Museum Jogja kembali memiliki beberapa fungsi diantaranya: Rekreasi, karena di monumen ini menyediakan sarana permainan yang dapat menjadi sarana rekreasi. Sebagai tempat untuk pengenalan sejarah dan budaya, monumen ini menyediakan sarana dan prasarana untuk memberikan informasi mengenai sejarah dan kebudayaan mengenai Indonesia khususnya di Yogyakarta, karena hal yang paling pokok pada Monumen Jogja kembali adalah pengenalan sejarah Indonesia saat berada di Yogyakarta. Fungsi terakhir yaitu penanaman karakter, penanaman karakter ini dilakukan melalui media-media sejarah yang disediakan oleh pengelola Monumen Jogja kembali, yaitu para pengunjung diharapkan mampu mengambil pelajaran dari peristiwa sejarah dan dapat meniru apa yang dilakukan oleh para pejuang. Kegiatan-kegiatan pendukung yang dilaksanakan di monument ini diantaranya, pertunjukan tari klasik, gamelan, musik electone dengan lagu perjuangan. Fasilitas yang ada di museum ini yaitu, auditorium, cafeteria, arena bermain anak-anak, tempat parkir, telepon umum, dan toilet.

20 20 3) Museum Joang 45 Museum Joang 45 lokasinya berada di Jakarta Pusat, meskipun tergolong museum yang tidak begitu besar Museum Joang 45 memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan museum-museum lainnya yang berada di Jakarta, salah satunya yaitu dengan perawatan yang cukup ekstra oleh pengelola karena koleksi yang ada di museum ini sangat langka. Di Museum Joang 45 terdapat diorama-diorama yang menceritakan kejadian penting sebelum tanggal 17 Agustus 1945, beberapa koleksi yang ada di museum ini diantaranya properti asli seragam tentara Jepang, mata uangnya, dan foto-foto asli tentang bagaimana tentara Jepang mengajarkan dan membentuk tentara PETA. Pengelola museum juga menyediakan video dokumentasi lewat layar komputer bagi pengunjung yang ingin melihatnya. Contoh ketiga museum diatas dapat menjadi perbandingan dengan museum soekarno di Gorontalo, museum Soekarno di Gorontalo masih jauh untuk dikategorikan sebagai museum. Museum Soekarno hanya memiliki sedikit koleksi benda dan tidak semuanya mengambarkan sejarah tentang museum ini secara lengkap. Begitu pula dengan indikator-indikator pendukung seperti bangunan pokok dan penunjang, struktur organisasi dan ketenagaan di museum, sarana dan prasarana perawatan untuk museum, dan lain-lain. Museum Soekarno dapat dikategorikan sebagai galeri, karena dilihat dari koleksi yang ada di Museum Soekarno selain foto kedatangan Soekarno di Gorontalo, lebih banyak foto-foto Soekarno yang bukan pada saat kegiatannya di Gorontalo. Ada pula koleksi buku-buku, mata uang Indonesia, dan alat penumbuk padi yang tidak ada

21 21 hubungannya dengan agenda kegiatan Presiden Soekarno pada saat kedatangannya. Museum dan Galeri memiliki persamaan yaitu sebagai tempat untuk mengumpulkan, menyimpan dan memamerkan benda-benda yang memiliki nilai dan arti. Namun sebuah penamaan suatu tempat ataupun lembaga diciptakan karena memiliki arti dan fungsinya masing-masing serta bertujuan untuk dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang maksud dari sebuah penamaan dan fungsi bangunan tersebut. Menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2003), galeri adalah selasar atau tempat, atau bisa juga didefinisikan sebagai ruangan atau gedung tempat untuk memamerkan benda atau karya seni. galeri merupakan sebuah bangunan baik permanen ataupun non permanen, yang dibangun pemerintah ataupun bangunan milik pribadi untuk memamerkan benda-benda seni mewakili pemiliknya yang memiliki kemampuan seni dengan memamerkan karyannya di galeri. Sedangkan Museum menurut International Council of Museums (ICOM, 1974) adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, memperoleh, merawat, menghubungkan, dan memamerkan artefak-artefak perihal jati diri manusia dan lingkungannya untuk tujuan studi, pendidikan dan rekreasi. Dengan melihat perbandingan antara museum dan galeri yang memiliki arti dan fungsi masing-masing, pemerintah ataupun swasta dalam pemilihan sebuah nama perlu melihat apa saja syarat-syarat dan tujuan dari didirikannya sebuah lembaga. Begitupun dengan penamaan situs pendaratan Presiden Soekarno ini yang dinamakan

22 22 menjadi sebuah museum hanya karena inisitiaf Pemerintah Gorontalo untuk mengenang peristiwa sejarah dan semangat juang Presiden Soekarno sehingga tempat ini dilestarikan keberadaanya. Menurut pemerintah di Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, Museum Soekarno oleh pemerintah pusat yaitu Direktorat Permuseuman belum memenuhi standar untuk dijadikan sebagai museum, hal ini disebabkan oleh beberapa alasan diantaranya: 1. Lahan yang minim Lokasi Museum Soekarno berada sangat dekat dengan Danau Limboto, lahannya masih minim untuk dilakukan pelebaran bangunan sebagai bangunan pokok untuk kegiatan permuseuman yaitu ruang pameran temporer, auditorium untuk kegiatan pertunjukan, ruang informasi dan lain-lain. Juga untuk penambahan fasilitas penunjang seperti penambahan lahan untuk tempat parkir. 2. Masih tergabung dengan wilayah kerja Sulawesi utara dan Sulawesi tengah. Pada saat museum soekarno diresmikan oleh pemerintah sebagai museum, saat itu wilayah Gorontalo masih tergabung dalam wilayah kerja Sulawesi utara dan Sulawesi tengah. 3. Tempat ini awalnya hanya merupakan tempat pendaratan dan persinggahan Presiden Soekarno dan hanya merupakan inisitif dari Pemerintah Gorontalo untuk dijadikan sebagai museum. 4. Koleksi yang ada di Museum Soekarno masih kurang dan isi dari koleksi tersebut sangat sedikit yang mengambarkan sejarah tentang museum.

23 23 Hal-hal tersebut yang oleh pemerintah pusat belum dapat mengkategorikan tempat ini sebagai museum yang distandarkan oleh pemerintah tingkat nasional, menurut pemerintah pusat, Provinsi Gorontalo belum memiliki museum yang layak. Dengan penamaan galeri pihak pemerintah ataupun komunitas-komunitas yang ikut melestarikan Museum Soekarno dapat mengumpulkan dan memamerkan bendabenda koleksi untuk Museum Soekarno, baik itu benda-benda bersejarah dimasa lampau ataupun koleksi yang tidak ada hubungannya dengan sejarah tentang Museum Soekarno, misalnya seperti benda-benda kuno yaitu radio dan alat penumbuk padi ataupun foto-foto Soekarno, hal ini akan menjadi kreatifitas seni namun tetap dapat melestarikan obyek ini sebagai tempat bersejarah Upaya Peningkatan Museum Soekarno sebagai Objek wisata sejarah Museum Soekarno dapat dijadikan sebagai objek wisata karena adanya objek untuk dikunjungi, akses menuju ke lokasi ini cukup mudah untuk dapat dilalui oleh beberapa jenis kenderaan. Jenis bangunan tetap mempertahankan bentuk bangunan asli sejak masa peninggalan bangsa Belanda, nilai-nilai sejarah dari museum ini sangat bermanfaat bagi masyarakat dan daerah, serta sebagai tempat edukasi. Oleh karena itu diperlukan beberapa upaya dalam hal peningkatan Museum Soekarno menjadi daya tarik atau objek wisata sejarah. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan menambahkan atraksi dan event-event pendukung di dalam museum seperti penambahan koleksi benda-benda yang ada hubunganya dengan sejarah museum, lomba-lomba bertema sejarah, dan penambahan theater audio visual yang menyajikan kisah-kisah patriotisme. Selain itu upaya lain juga dapat dilakukan dengan

24 24 meningkatkan fasilitas dan pelayanan yang ada seperti penambahan sarana informasi di museum mengingat pentingnya elemen informasi di objek wisata untuk menambah pengetahuan tentang museum, dan mengubah tata pamer koleksi yang terdapat di dalam museum lewat model pengelompokkan koleksi tematis sehingga terbentuk alur cerita dari benda yang dipamerkan. Pengelolaan benda-benda yang ada di museum yang diatur sedemikian rupa dapat menarik minat wisatawan, dan informasi yang lengkap serta penataan yang baik di museum akan dapat menjadi daya tarik wisatawan. Hal ini didukung pula oleh pihak pemerintah yang memperbaiki rumah persinggahan Presiden Soekarno ini sejak tahun 2002 meresmikannya sebagai museum dengan tujuan tempat ini dapat dilestarikan karena memiliki nilai sejarah dan dapat menyampaikan sejarah museum kepada generasi yang akan datang, serta sebagai salah satu objek wisata sejarah di Gorontalo. Selain itu adanya usaha pelestarian museum oleh komunitas Kelapa Batu seperti melakukan kegiatan pameran temporer, meriset daerah Gorontalo untuk mengumpulkan benda-benda yang ada hubungannya dengan sejarah Museum Soekarno, dan memperkenalkan museum kepada masyarakat beserta sejarahnya melalui kegiatan-kegiatan di dalam museum, agar masyarakat bisa mengetahui sejarah dan terciptanya rasa peduli pada Museum Soekarno.

BAGAIMANA MENDIRIKAN SEBUAH MUSEUM

BAGAIMANA MENDIRIKAN SEBUAH MUSEUM BAGAIMANA MENDIRIKAN SEBUAH MUSEUM Wawan Yogaswara A. Apakah itu museum? Museum menurut International Council of Museums (ICOM) adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani

Lebih terperinci

MUSEUM PEREMPUAN RIAU DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR KONTEMPORER

MUSEUM PEREMPUAN RIAU DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR KONTEMPORER MUSEUM PEREMPUAN RIAU DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR KONTEMPORER Oleh : Tony Sugiarto, Bambang Adji Murtomo, Bambang Suprijadi Perempuan merupakan sosok yang selalu menjadi sorotan di masyarakat Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata 1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata saat ini menjadi sebuah kebutuhan bagi berbagai elemen masyarakat. Pariwisata dalam UU NOMOR

Lebih terperinci

2015 PENGEMBANGAN RUMAH BERSEJARAH INGGIT GARNASIH SEBAGAI ATRAKSI WISATA BUDAYA DI KOTA BANDUNG

2015 PENGEMBANGAN RUMAH BERSEJARAH INGGIT GARNASIH SEBAGAI ATRAKSI WISATA BUDAYA DI KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa yang besar adalah bangsa yang yang menghargai sejarah. Mempelajari sejarah berarti belajar dari pengalaman tentang hal yang telah terjadi di masa lalu. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia salah satu negara yang sangat unik di dunia. Suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia salah satu negara yang sangat unik di dunia. Suatu Negara BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia salah satu negara yang sangat unik di dunia. Suatu Negara kepulauan dengan beraneka ragam kekayaan alam dan budaya, berbagai produk agrikultur iklim

Lebih terperinci

Museum Spiritualitas Kejawen

Museum Spiritualitas Kejawen BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MUSEUM SPIRITUALITAS KEJAWEN 2.1 Tinjauan Umum Permuseuman 2.1.1 Pengertian Museum Berdasarkan sejarahnya, istilah museum sebenarnya merujuk pada nama sebuah kuil yang diperuntukkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Medan dikenal dengan nama Tanah Deli dengan keadaan tanah berawa-rawa kurang

BAB I PENDAHULUAN. Medan dikenal dengan nama Tanah Deli dengan keadaan tanah berawa-rawa kurang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Medan merupakan ibu kota dari provinsi Sumatera Utara. Pada awalnya kota Medan dikenal dengan nama Tanah Deli dengan keadaan tanah berawa-rawa kurang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul 1.2 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul 1.2 Pengertian Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (DP3A) ini mengambil judul Museum Telekomunikasi di Surakarta. Berikut ini adalah pengertian dari judul tersebut. 1.2 Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budaya, salah satu bentuk pemanfaatan cagar budaya yang diperbolehkan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Budaya, salah satu bentuk pemanfaatan cagar budaya yang diperbolehkan adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, salah satu bentuk pemanfaatan cagar budaya yang diperbolehkan adalah untuk kepentingan

Lebih terperinci

BAB I Pengembangan Museum Kereta Api di Ambarawa Penekanan pada fasilitas museum yang Variatif dan atraktif

BAB I Pengembangan Museum Kereta Api di Ambarawa Penekanan pada fasilitas museum yang Variatif dan atraktif BAB I Pengembangan Museum Kereta Api di Ambarawa Penekanan pada fasilitas museum yang Variatif dan atraktif 1.1. Latar Belakang Pengertian museum kereta api yaitu suatu tempat atau lokasi dimana didalamnya

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS MENGENAI MUSEUM

BAB II URAIAN TEORITIS MENGENAI MUSEUM BAB II URAIAN TEORITIS MENGENAI MUSEUM 2.1 Pengertian dan Sejarah Museum Dalam era pembangunan teknologi yang cepat berkembang dewasa ini, peranan museum sangat diharapkan untuk mengumpulkan, merawat,

Lebih terperinci

2 Indonesia, baik pada masa lalu, masa kini, maupun yang akan datang, perlu dimanfaatkan sebagai modal pembangunan. Sebagai karya warisan budaya masa

2 Indonesia, baik pada masa lalu, masa kini, maupun yang akan datang, perlu dimanfaatkan sebagai modal pembangunan. Sebagai karya warisan budaya masa TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KEHUTANAN. Museum. Cagar Budaya. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 195) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu aset yang menguntungkan bagi suatu negara. Dalam UU

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu aset yang menguntungkan bagi suatu negara. Dalam UU BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan sebuah industri yang memiliki jaringan yang luas. Pariwisata adalah kegiatan dinamis yang melibatkan banyak manusia serta menghidupkan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berbhinneka tunggal ika. Terdapat banyak suku di Indonesia yang memiliki ciri khas dan keunikan yang berbedabeda. Selain memiliki

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Data kunjungan wisatawan ke kota Bandung Tahun

Tabel 1.1. Data kunjungan wisatawan ke kota Bandung Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kota Bandung merupakan kota pariwisata di Indonesia karena kota Bandung sudah menjadi tujuan wisata para wisatawan baik itu wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. - Arkeologika, benda koleksi merupakan benda objek penelitian ilmu arkeologi.

BAB I PENDAHULUAN. - Arkeologika, benda koleksi merupakan benda objek penelitian ilmu arkeologi. PENDAHULUAN BAB 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Museum Negeri Provinsi Papua telah dirintis sejak tahun 1981/ 1982 oleh Kepala Bidang Permuseuman, Sejarah dan Kepurbakalaan Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kepariwisataan di Indonesia tahun terakhir ini makin terus digalakkan dan ditingkatkan dengan sasaran sebagai salah satu sumber devisa andalan di samping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. para wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke negara Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang mempunyai berbagai ragam kebudayaan dan sumber daya alam yang merupakan modal utama untuk meningkatkan taraf hidup bangsa melalui

Lebih terperinci

- 4 - MEMUTUSKAN: Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Daerah Provinsi adalah Pemerintah Daerah

- 4 - MEMUTUSKAN: Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Daerah Provinsi adalah Pemerintah Daerah - 2-4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Baik dari segi ekonomi, teknologi dan juga hukum. Untuk sektor ekonomi, pariwisata menjadi salah

Lebih terperinci

2014 PENGARUH KUALITAS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN PENGUNJUNG UNTUK BERKUNJUNG KE MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIK DI JAKARTA

2014 PENGARUH KUALITAS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN PENGUNJUNG UNTUK BERKUNJUNG KE MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIK DI JAKARTA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu industri yang banyak diandalkan oleh negara-negara di dunia. Pariwisata juga merupakan salah satu faktor ekonomi yang penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan perekonomian suatu wilayah, baik dalam bidang sosial maupun

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan perekonomian suatu wilayah, baik dalam bidang sosial maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan suatu wadah yang sangat penting dalam pengembangan perekonomian suatu wilayah, baik dalam bidang sosial maupun budaya. Pariwisata juga sangat berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam buku Penghargaan Konservasi Bangunan Cagar Budaya karya Dr.Dibyo Hartono tahun 2104, sejarah sebuah kota adalah sejarah kehidupan manusia yang tercermin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara. Perkembangan suatu kota dari waktu ke waktu selalu memiliki daya tarik untuk dikunjungi.

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 112 TAHUN 2016 TENTANG NOMENKLATUR, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keragaman budaya, alam dan sejarah peninggalan dari nenek moyang sejak zaman dahulu, terbukti dengan banyaknya ditemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan gaya hidup, seringkali kalangan anak remaja lupa betapa pentingnya untuk mengetahui dan mengenal sejarah dan budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Prima Charismaldy Ramadhan, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Bandung merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki banyak daya tarik didalamnya, termasuk pariwisata. Selain memiliki banyak nilai sejarah dan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sepatutnyalah potensi Sumberdaya Budaya (Culture Resources) tersebut. perlu kita lestarikan, kembangkan dan manfaatkan.

BAB I PENDAHULUAN. sepatutnyalah potensi Sumberdaya Budaya (Culture Resources) tersebut. perlu kita lestarikan, kembangkan dan manfaatkan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki paling banyak warisan budaya dibandingkan dengan negara-negara tetangga atau setidaknya di kawasan Asia Tenggara. Jawa Barat sendiri memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan tempat yang sangat bernilai dalam perjalanan

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan tempat yang sangat bernilai dalam perjalanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Museum merupakan tempat yang sangat bernilai dalam perjalanan hidup sebuah bangsa dan menyimpan berbagai karya luhur nenek moyang kita yang mencerminkan kekayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL Proyek yang direncanakan dalam Studio Konsep Perancangan Arsitektur (SKPA) berjudul Boyolali Historical Park sebagai Pengembangan Taman Sonokridanggo. Maksud dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gina Noprianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gina Noprianti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri pariwisata di Indonesia kini semakin berkembang, dilihat dari Indonesia yang memiliki banyak potensi dan kekayaan alam dan kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang menganggap bahwa perkembangan sektor pariwisata selama ini

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang menganggap bahwa perkembangan sektor pariwisata selama ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi suatu industri yang berdiri semenjak beberapa tahun terakhir ini. Namun rupanya ada pendapat yang menganggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata sehingga meningkatkan produktifitas. Dalam hal ini yang. Museum Benteng Vredeburg untuk mengembangkan fasilitas museum.

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata sehingga meningkatkan produktifitas. Dalam hal ini yang. Museum Benteng Vredeburg untuk mengembangkan fasilitas museum. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan pariwisata adalah upaya untuk lebih meningkatkan sumber daya yang dim iliki oleh suatu obyek wisata dengan cara melakukan pembangunan unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Istilah atau nama museum sudah sangat dikenal oleh rakyat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Istilah atau nama museum sudah sangat dikenal oleh rakyat Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Istilah atau nama museum sudah sangat dikenal oleh rakyat Indonesia termasuk oleh rakyat yang ada di Sumatera Utara. Secara umum mereka sudah mengetahui bahwa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Kata Museum berasal dari bahasa Yunani kuno, Mouseion yang artinya, Kuil

BAB II KAJIAN TEORI. Kata Museum berasal dari bahasa Yunani kuno, Mouseion yang artinya, Kuil BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Konsep Museum 2.1.1 Pengertian Museum Kata Museum berasal dari bahasa Yunani kuno, Mouseion yang artinya, Kuil atau rumah ibadah tempat menyembah 9 Dewi Muze, Kuil atau tempat-tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan daerah tujuan wisata utama setelah Bali.

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan daerah tujuan wisata utama setelah Bali. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yogyakarta merupakan daerah tujuan wisata utama setelah Bali. Berbagai jenis obyek wisata dikembangkan di wilayah ini, seperti wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu industri strategis jika ditinjau dari segi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu industri strategis jika ditinjau dari segi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu industri strategis jika ditinjau dari segi pengembangan ekonomi dan sosial budaya karena kepariwisataan mendorong terciptanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN. Judul Perancangan yang terpilih adalah Gorontalo Art Gallery Centre, dengan

BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN. Judul Perancangan yang terpilih adalah Gorontalo Art Gallery Centre, dengan BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN 2.1. Pengertian Judul Judul Perancangan yang terpilih adalah Gorontalo Art Gallery Centre, dengan pengertian sebagai berikut. Gorontalo adalah nama dari daerah Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri Pariwisata merupakan salah satu sektor jasa yang menjadi unggulan di tiap-tiap wilayah di dunia. Industri Pariwisata, dewasa ini merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB II MUSEUM NEGERI PROVINSI JAMBI. perjalanan panjang sejarah Jambi yang telah meninggalkan banyak benda yang mempunyai nilai

BAB II MUSEUM NEGERI PROVINSI JAMBI. perjalanan panjang sejarah Jambi yang telah meninggalkan banyak benda yang mempunyai nilai BAB II MUSEUM NEGERI PROVINSI JAMBI 2.1 Latar Belakang Berdirinya Museum Pembangunan Museum Negeri Provinsi Jambi pada hakekatnya merupakan perwujudan nyata dari gagasan sebuah museum diwilayah Propinsi

Lebih terperinci

MUSEUM BATIK YOGYAKARTA Oleh : Pinasthi Anindita, Bharoto, Sri Hartuti Wahyuningrum

MUSEUM BATIK YOGYAKARTA Oleh : Pinasthi Anindita, Bharoto, Sri Hartuti Wahyuningrum MUSEUM BATIK YOGYAKARTA Oleh : Pinasthi Anindita, Bharoto, Sri Hartuti Wahyuningrum Kerajinan batik merupakan kerajinan khas Indonesia yang merupakan warisan budaya lokal dan menjadi warisan budaya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu bisa menjadi bosan dan hasil kerjanya tidak akan maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu bisa menjadi bosan dan hasil kerjanya tidak akan maksimal. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap manusia membutuhkan hiburan untuk melepaskan diri dari padatnya aktivitas sehari-hari. Pekerjaan dan rutinitas yang dilakukan setiap hari membutuhkan konsentrasi

Lebih terperinci

2015 PERANAN MEDIA VISUAL TERHADAP DAYA TARIK WISATA DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

2015 PERANAN MEDIA VISUAL TERHADAP DAYA TARIK WISATA DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daya tarik wisata berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009 merupakan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya karena dapat membantu melestarikan warisan budaya sebagai jati diri

BAB I PENDAHULUAN. budaya karena dapat membantu melestarikan warisan budaya sebagai jati diri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata budaya merupakan salah satu jenis pariwisata yang memanfaatkan perkembangan potensi hasil budaya manusia sebagai objek daya tariknya. Jenis wisata ini

Lebih terperinci

TIPOLOGI MUSEUM, fachrimuhammadabror A. Definisi Museum

TIPOLOGI MUSEUM, fachrimuhammadabror A. Definisi Museum TIPOLOGI MUSEUM, fachrimuhammadabror A. Definisi Museum Museum berdasarkan definisi yang diberikan International Council of Museums, adalah institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan

Lebih terperinci

1.5 Ruang lingkup dan Batasan Masalah

1.5 Ruang lingkup dan Batasan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gua Pawon dengan segala bentuk temuan prasejarah yang terkandung di dalamnya, begitu juga dengan lingkungannya bila di kaitkan dengan Undang- Undang Nomor 11 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Gudeg, Kota Pelajar, Kota Budaya dan Kota Sejarah. Dari julukan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Gudeg, Kota Pelajar, Kota Budaya dan Kota Sejarah. Dari julukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi di berbagai negara. Banyak negara menjadikan pariwisata sebagai sektor ungglan dalam memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Keadaan Museum di Indonesia Keberadaan museum di dunia dari zaman ke zaman telah melalui banyak perubahan. Hal ini disebabkan oleh berubahnya fungsi dan tugas

Lebih terperinci

SEKRETARIAT NEGARA RI RUMAH TANGGA KEPRESIDENAN ISTANA CIPANAS

SEKRETARIAT NEGARA RI RUMAH TANGGA KEPRESIDENAN ISTANA CIPANAS SEKRETARIAT NEGARA RI RUMAH TANGGA KEPRESIDENAN ISTANA CIPANAS STANDAR PELAYANAN PENGELOLAAN MUSEUM DAN PEMELIHARAAN BENDA-BENDA SENI DI ISTANA CIPANAS NOMOR 18/SP/RTK/D-1/I-Cps/08/2009 BAGIAN KESATU PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Studio Konsep Perancangan Arsitektur (SKPA) ini berjudul Ambarawa Heritage Resort Hotel. Untuk mengetahui maksud dari judul dengan lebih jelas maka perlu diuraikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan peristiwa yang benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan peristiwa yang benar-benar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal-usul (keturunan) silsilah, terutama bagi rajaraja yang memerintah.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 32 2011 SERI. E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 32 TAHUN 2010 TENTANG KAMPUNG BUDAYA GERBANG KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang

Lebih terperinci

V. KONSEP PENGEMBANGAN

V. KONSEP PENGEMBANGAN 84 V. KONSEP PENGEMBANGAN 5.1. Pengembangan Wisata Sebagaimana telah tercantum dalam Perda Provinsi DI Yogyakarta No 11 tahun 2005 tentang pengelolaan Kawasan Cagar Budaya (KCB) dan Benda Cagar Budaya

Lebih terperinci

1.1.1 KONDISI TEMPAT WISATA DI SURAKARTA

1.1.1 KONDISI TEMPAT WISATA DI SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Surakarta atau sering disebut dengan nama kota Solo adalah suatu kota yang saat ini sedang berusaha untuk meningkatkan kualitas kota dengan berbagai strategi. Dan

Lebih terperinci

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR Oleh : SABRINA SABILA L2D 005 400 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk yang tidak lepas dari masa lampau dalam menjalani masa kini dan masa yang akan datang dan tidak mungkin lepas dari budayanya sendiri. Sebagai

Lebih terperinci

RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PER KEMENTERIAN/LEMBAGA II.L.040.1

RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PER KEMENTERIAN/LEMBAGA II.L.040.1 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PER KEMENTERIAN/LEMBAGA KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA 1 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pariwisata merupakan industri perdagangan jasa yang memiliki mekanisme pengaturan yang kompleks karena mencakup pengaturan pergerakan wisatawan dari negara asalnya, di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian museum adalah sebagai berikut : benda seni dan pengetahuan. bahwa : (Dirjen Kebudayaan Depdikbud, 1984)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian museum adalah sebagai berikut : benda seni dan pengetahuan. bahwa : (Dirjen Kebudayaan Depdikbud, 1984) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian museum adalah sebagai berikut : 1. Dalam kamus Oxford disebut bahwa museum berasal dari kata mousa yang berarti arah. Pengertian ruang atau tempat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penetapan pembelajaran tematik terpadu di SD tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penetapan pembelajaran tematik terpadu di SD tidak terlepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penetapan pembelajaran tematik terpadu di SD tidak terlepas dari perkembangan anak akan konsep pendekatan terpadu itu sendiri. Pendekatan terpadu berawal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi

Lebih terperinci

INPUT PROSES OUTPUT PERENCANAAN ARSITEKTUR FENOMENA. Originalitas: Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, terletak di srengseng

INPUT PROSES OUTPUT PERENCANAAN ARSITEKTUR FENOMENA. Originalitas: Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, terletak di srengseng INPUT PROSES OUTPUT PERENCANAAN ARSITEKTUR FENOMENA PROBLEMATIKA Aktualita: Originalitas: Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, terletak di srengseng Pembangunan wisata budaya betawi yang mengharuskan Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan institusi permanen yang melayani kebutuhan publik melalui

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan institusi permanen yang melayani kebutuhan publik melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Museum merupakan institusi permanen yang melayani kebutuhan publik melalui usaha pengoleksian dan memamerkan benda-benda serta aset-aset bersejarah dan sumber pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan didapatkan hasil kesimpulan sebagai berikut: a. Kesimpulan Bentuk Implementasi Fisik Program Pengembangan Wisata Ziarah di

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG MUSEUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG MUSEUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG MUSEUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 18 ayat (5)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek Kabupaten Sleman merupakan bagian dari wilayah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ( DIY ) dengan luas wilayah 547,82 km² atau

Lebih terperinci

BAB V A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk penyusunan karya

BAB V A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk penyusunan karya BAB V A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk penyusunan karya ilmiah ini, diperoleh beberapa kesimpulan yang dapat memberikan jawaban terhadap pertanyaan penelitian, akan diuraikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki daya tarik wisata dan merupakan kota tujuan wisata yang paling diminati oleh wisatawan, dilihat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kabupaten Semarang merupakan salah satu daerah yang kaya akan obyek wisata baik wisata alamnya yang sangat menarik, wisata budaya, peninggalan sejarah maupun sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan seni dan budayanya. Hal itu telihat dari keberagaman suku yang dimiliki Bangsa Indonesia, mulai dari cara hidup

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 103 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Museum Taman Prasasti adalah salah satu museum di Jakarta yang mempunyai daya tarik dan keunikan tersendiri. Daya tarik tersebut berupa lokasi museum yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Jakarta merupakan kota metropolitan di Indonesia yang sedang maju pesat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Jakarta merupakan kota metropolitan di Indonesia yang sedang maju pesat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Jakarta merupakan kota metropolitan di Indonesia yang sedang maju pesat dengan banyaknya perkembangan bisnis industri dan pembangunannya. Namun dimata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang mempunyai keistimewaan tersendiri. DIY dipimpin oleh seorang sultan dan tanpa melalui pemilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Monumen Palagan Dan Museum Isdiman Di Ambarawa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Monumen Palagan Dan Museum Isdiman Di Ambarawa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1 Monumen Palagan Dan Museum Isdiman Di Ambarawa Kota Ambarawa merupakan kota yang terletak di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Kecamatan ini luasnya mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan yang dilakukan untuk melestarikan dan merawat Benda Cagar

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan yang dilakukan untuk melestarikan dan merawat Benda Cagar BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Benda Cagar Budaya merupakan benda alam dan/atau benda buatan manusia, baik bergerak maupun tidak bergerak, berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya, atau

Lebih terperinci

23. URUSAN KEBUDAYAAN

23. URUSAN KEBUDAYAAN 23. URUSAN KEBUDAYAAN Pemerintah daerah memiliki peran yang cukup strategis dalam melestarikan dan mengembangkan nilai- nilai budaya yang ada di masyarakat. Dengan berkembangnya teknologi informasi dan

Lebih terperinci

MODUL III PENDAFTARAN CAGAR BUDAYA

MODUL III PENDAFTARAN CAGAR BUDAYA MODUL III PENDAFTARAN CAGAR BUDAYA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagian besar Cagar Budaya dimiliki oleh masyarakat, sehingga perlu diupayakan agar masyarakat dapat berpartisipasi aktif melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pariwisata di Indonesia dewasa ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan tersebut dilihat dari jumlah wisatawan mancanegara yang mengunjungi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Definisi Museum Kata museum berasal dari mouseion, yang berarti kuil untuk Sembilan dewi muses, anak-anak Zeus, yang melambangkan ilmu dan kesenian. Kata

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG CAGAR BUDAYA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG CAGAR BUDAYA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG CAGAR BUDAYA I. UMUM Pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa negara memajukan

Lebih terperinci

MUSEUM GUNUNG KRAKATAU DI ANYER, BANTEN

MUSEUM GUNUNG KRAKATAU DI ANYER, BANTEN MUSEUM GUNUNG KRAKATAU DI ANYER, BANTEN MUSEUM GUNUNG KRAKATAU DI ANYER, BANTEN Oleh : Bayu Aditya Perdana, Resza Riskiyanto, Djoko Indrosaptono Gunung Krakatau terletak ditengah laut. Tepatnya di Selat

Lebih terperinci

PERANCANGAN VISUAL DESTINATION BOOK MUSEUM KERETA API AMBARAWA

PERANCANGAN VISUAL DESTINATION BOOK MUSEUM KERETA API AMBARAWA 1 PERANCANGAN VISUAL DESTINATION BOOK MUSEUM KERETA API AMBARAWA GUSNUN PANGARA 3402 109 039 Museum Kereta Api Ambarawa sebagai satu-satunya museum di Indonesia yang berfungsi menyimpan benda-benda bersejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi, arus penyampaian informasi berkembang dengan cepat, apalagi didukung dengan teknologi canggih melalui berbagai media. Globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentang luas lautan yang merupakan pesisir utara pulau Jawa. Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. membentang luas lautan yang merupakan pesisir utara pulau Jawa. Kabupaten BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Tuban provinsi Jawa Timur merupakan wilayah yang berada di Jalur Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa. Sebelah utara Kabupaten Tuban membentang luas lautan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum Sri Baduga merupakan Museum umum yang di dalamnya terdapat koleksi peninggalan sejarah ilmu, seni, dan budaya yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. Museum Sri Baduga merupakan Museum umum yang di dalamnya terdapat koleksi peninggalan sejarah ilmu, seni, dan budaya yang ada di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Museum adalah suatu tempat yang menyimpan benda-benda bersejarah yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran dan pariwisata. Menurut KBBI edisi IV,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK II.1 Tinjauan Umum Proyek II.1.1 Tinjauan Proyek Judul : Pusat Pendidikan Budaya Betawi Tema : Arsitektur Betawi Lokasi : Jalan Bulungan Raya, Jakarta Selatan Luas Lahan : ±

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi-potensi pariwisata yang dimiliki Indonesia. Pariwisata alam yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi-potensi pariwisata yang dimiliki Indonesia. Pariwisata alam yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seperti yang diketahui bersama bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman budaya, suku, bahasa, bangsa dan sebagainya. Keanekaragaman itu menjadikan

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Museum adalah lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan,

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Museum adalah lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.195, 2015 KEHUTANAN. Museum. Cagar Budaya. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5733). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan olahan data penulis, dengan menggunakan check list maka

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan olahan data penulis, dengan menggunakan check list maka BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Deskripsi Lokasi Penelitian Berdasarkan olahan data penulis, dengan menggunakan check list maka beberapa informasi yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki sejarah panjang untuk mendapatkan kemerdekaannya di tahun Hanya saja, tidak banyak yang

Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki sejarah panjang untuk mendapatkan kemerdekaannya di tahun Hanya saja, tidak banyak yang Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki sejarah panjang untuk mendapatkan kemerdekaannya di tahun 1945. Hanya saja, tidak banyak yang tertarik untuk mempelajari sejarah karena terkesan membosankan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata untuk dikembangkan dan diupayakan menjadi daya tarik wisata daerah. Potensi wisata tersebut

Lebih terperinci

DINAS KEBUDAYAAN. Tugas Pokok dan Fungsi :

DINAS KEBUDAYAAN. Tugas Pokok dan Fungsi : DINAS KEBUDAYAAN Tugas Pokok dan Fungsi : KEPALA DINAS Kepala Dinas mempunyai tugas: 1. menyusun rencana dan program kerja Dinas; 2. mengkoordinasikan penyusunan rencana dan program kerja Dinas; 3. merumuskan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA LEMBAR PENGESAHAN.. HALAMAN PENETAPAN PANITIA UJIAN UCAPAN TERIMKASIH ABSTRACT...

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA LEMBAR PENGESAHAN.. HALAMAN PENETAPAN PANITIA UJIAN UCAPAN TERIMKASIH ABSTRACT... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA LEMBAR PENGESAHAN.. HALAMAN PENETAPAN PANITIA UJIAN UCAPAN TERIMKASIH ABSTRAK. ABSTRACT... DAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. DAFTAR LAMPIRAN..

Lebih terperinci

STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh:

STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh: STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR Oleh: WINARSIH L2D 099 461 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

RENCANA AKSI DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017

RENCANA AKSI DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017 SASARAN KEGIATAN KET URAIAN (SASARAN) INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM URAIAN (KEG) INDIKATOR KINERJA SAT TARGET (000) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 peran Persentase Pembinaan dan Dinas Kebudayaan keikutsertaan 0,12%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Neufeld ed. in chief, 1988; Webster New World Dict

BAB I PENDAHULUAN. 1 Neufeld ed. in chief, 1988; Webster New World Dict BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Museum dalam Sejarahnya Keberadaan museum sampai sekarang dipandang sebagai lembaga-lembaga konservasi, ruangan-ruangan pameran atas peninggalan dan tempat-tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu bangsa. Dari sejarah kita dapat mengetahui dan mengenal seperti apa bangsa itu tumbuh dan berkembang.

Lebih terperinci