*) Mahasiswa PSIK STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Dosen PSIK STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK
|
|
- Sonny Sudjarwadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERBEDAAN POLA BERKEMIH PASIEN PASKA PEMASANGAN KATETER URIN DENGAN BLADDER TRAINING SETIAP HARI DAN SATU HARI SEBELUM PELEPASAN KATETER URIN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Jumi ah (*), Raharjo Apriyatmoko, S.KM., M.Kes (**), Siti Hariyani, S.Kp., Ns., M.Kes (**), Priyanto, M. Kep., Ns., Sp.Kep., MB (**) *) Mahasiswa PSIK STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Dosen PSIK STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK Kateterisasi urin berisiko mempengaruhi pola berkemih pasien setelah dilepasnya kateter, karena urin akan selalu dibuang secara otomatis. Pencegahan gangguan berkemih dan meningkatkan kemampuan dalam eliminasi urine setelah dilepasnya kateter dapat dilakukan dengan bladder training. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pola berkemih pasien paska pemasangan kateter urin dengan bladder training setiap hari dan satu hari sebelum pelepasan kateter urin di RSUD Tugurejo Semarang. Penelitian ini menggunakan desain Quasy Experimental dengan pendekatan Posttest Only Control Group Design. Sampel dalam penelitian ini diambil secara consecutive sampling yaitu sebanyak 16 responden kelompok bladder training setiap hari dan 16 responden kelompok bladder kateter urin. Analisa statistik menggunakan uji mann whitney. Hasil penelitian ini menunjukkan pola berkemih pasien paska pemasangan kateter urin yang dilakukan bladder training setiap hari sebagian besar 14 (87,5%) baik, dan yang dilakukan bladder training sehari sebelum pelepasan kateter urin sebagian besar 9 (56,2%) juga baik. Terdapat perbedaan pola berkemih pasien paska pemasangan kateter urin dengan bladder training setiap hari dan satu hari sebelum pelepasan kateter urin di RSUD Tugurejo Semarang dengan nilai p value adalah 0,047 (p < 0,05). Penelitian yang akan datang lebih ditingkatkan jumlah sampel pada seluruh pasien yang menggunakan kateter urin Kata kunci : Kateter Urin, Bladder Training, Pola Berkemih Kepustakaan : 41 ( ) Hari dan Satu Hari Sebelum Pelepasan Kateter Urin di RSUD Tugurejo Semarang 1
2 ABSTRACT Urinary catheterization has risk to affect the urination pattern of the patient after the release of it, because the urine will always be discarded automatically and increase the ability of the urinary elimination after the release of the catheter. The purpose of this research is to determine difference of urinary pattern on post urinary catether patients with bladder training every day and one day before the release of urinary catether at RSUD Tugurejo Semarang. This research used quasi Experimental design with posttest Only Control Group Design approach. The sample in this research was taken by consecutive sampling, as many as 16 respondents in bladder training daily group and 16 respondent in bladder training group in one day before the releasing of urinary catether. Statistical analysis of this research used the Mann Whitney test. The results show that the urinary pattern on post urinay catether patients with bladder training which is done every day mostly well 14 (87.5%) and bladder training which is done a day before the release of the urinary catheter mostly well 9 (56.2%). There are difference of urinary pattern on post urinary catether patients with bladder training every day and one day before the release of urinary catether at RSUD Tugurejo Semarang with p value 0,047 (p <0.05). The future research should increase the number of samples in all patients who use urinary catethers. PENDAHULUAN Latar Belakang Kateterisasi kandung kemih merupakan prosedur invasif yang sering dilakukan di rumah sakit yang merupakan gold standard yang bertujuan untuk penegakan diagnosis maupun terapi kepada pasien (Saint, 2009; Rigby & Housami, 2009). Pemasangan kateter urin bukanlah tindakan yang tanpa risiko. Keberadaan selang kateter sebagai benda asing menghasilkan suatu reaksi mukosa uretra dengan pengeluaran secret uretra (Smeltzer & Bare, 2013). Reaksi ini berisiko mempengaruhi kemampuan berkemih atau proses miksi pada pasien setelah dilepasnya kateter (Wartonah, 2006). Penelitian oleh Lumen (2009) di berbagai Negara maju disebutkan bahwa kateterisasi urin menyumbang 45,5% kejadian striktur uretra yang menyebabkan menurunnya reflek berkemih pasien. Penelitian Hollingsworth (2013) di Chicago USA juga menyebutkan dari 2868 pasien yang terpasang kateter, sebanyak 10,6% mengalami inkontinensia urine, dan 3,4% mengalami retensi setelah pelepasan kateter. Setelah kateter dilepas, terdapat beberapa kemungkinan yang berhubungan dengan proses dan reflek berkemihn pasien seperti inkontinensia urin dan retensi urine (Perry & Potter, 2006). Hal ini disebabkan karena hilangnya reflek kontraksi kandung kemih, relaksasi spinter internus, relaksasi spinter eksternus, dan proses pengosongan kandung kemih secara fisiologi karena urin akan selalu dibuang otomatis melalui kateter (Muttaqin, 2011). Kandung kemih akan kehilangan tonusnya (atonia). Atonia tersebut mengakibatkan otot detrusor mungkin tidak dapat berkontraksi dan pasien akan mengalami gangguan pada proses berkemih setelah kateter dilepas (Smeltzer & Bare, 2013). Pencegahan gangguan berkemih dan meningkatkan kemampuan dalam eliminasi urine setelah dilepasnya kateter dapat dilakukan dengan bladder training (Smeltzer & Bare, 2013). Pengelolaan bladder training diharapkan agar pasien tidak mengalami perubahan pola berkemih sesudah kateternya dilepas. Pengelolaan yang baik disini adalah dengan cara tehnik Hari dan Satu Hari Sebelum Pelepasan Kateter Urin di RSUD Tugurejo Semarang 2
3 menahan kemudian dilepas pada kateter dengan interval waktu tertentu untuk melatih kembalinya kemampuan otot kandung kemih dalam mengontrol urine yang akan dikeluarkan (Black & Hawks, 2009). Bladder training pada pasien yang masih terpasang kateter dilakukan dengan mengklem atau mengikat aliran urin ke urin bag. Sehingga kandung kemih terisi urin penuh dan otot detrusor berkontraksi sedangkan pelepasan klem memungkinkan kandung kemih untuk mengosongkan isinya (Smeltzer & Bare, 2013). Hal yang perlu disoroti adalah bagaimana waktu yang tepat dimulainya pelaksanaan bladder training pada pasien yang terpasang kateterisasi urin, karena pasien perlu mengosongkan kandung kemih minimal tiap 4 jam (Swearingen, 2010). Smeltzer & Bare (2013) menyebutkan bahwa latihan kandung kemih harus dimulai lebih awal untuk mengembangkan tonus kandung kemih saat mempersiapkan pelepasan kateter yang sudah terpasang dalam waktu lama, dengan tindakan ini bisa mencegah retensi. Hal tersebut dikarenakan secara fisiologis reflek pengosongan kandung kemih terjadi minimal tiap 4 jam, semakin lama reflek tersebut hilang mengakibatkan semakin berkurang kemampuan berkemih setelah pelepasan kateter (Swearingen, 2010). Penelitian Bayhakki (2008) membuktikan bladder training yang dilakukan lebih awal dimulai pada hari ke-3 lebih efektif untuk mengembalikan pola berkemih paska pelepasan kateter urin. Penelitian yang dilakukan oleh Adji (2014) juga menghasilkan bahwa terdapat pengaruh pemberian bladder training selama 1-4 jam setiap hari terhadap inkontinensia urin, dimana hasilnya pasien bisa mengontrol saat mau berkemih. Perlakuan bladder training yang dilakukan setiap hari hasilnya sangat membantu dalam mempertahankan kondisi normal maupun mengembalikan ke keadaan semula pada pasien gangguan pola berkemih akibat kateterisasi (Barclay, 2006). Bladder training secara dini yang terjadwal dapat dilakukan dengan menutup atau mengklem kateter selama 2 jam pada siang dan sore hari, 4 jam pada malam hari sebelum tidur dan pada saat tidur, ketika membuka atau berkemih dibuka selama 15 menit (Swearingen, 2010). TUJUAN PENELITIAN Tujuan umum penulisan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pola berkemih pasien paska pemasangan kateter urin dengan bladder training setiap hari dan satu hari sebelum pelepasan kateter urin di RSUD Tugurejo Semarang. METODE PENELITIAN Penelitian menggunakan rancangan Quasi Eksperimental dengan desain Posttest Only Control Group Design. Penelitian dilakukan di Ruang Dahlia 1, Ruang Amarilis 1, Ruang Kenanga, Ruang Mawar, dan Ruang Anggrek RSUD Tugurejo Semarang. Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling sejumlah 16 responden untuk kelompok bladder training setiap hari dan 16 responden untuk kelompok bladder training sehari sebelum pelepasan kateter. Kriteria inklusi sampel adalah pasien sadar dan kooperatif, pasien usia tahun, sedangkan kriteria eksklusi adalah pasien dengan gangguan fungsi ginjal, gangguan persyarafan, mendapatkan terapi diuretik, pemasukan cairan mengandung alkohol/ teh/ kopi, pasien dengan infeksi traktus urinarius, dan pasien dengan penurunan kesadaran. Alat penelitian menggunakan kuesioner tentang pola berkemih dan SOP bladder training pasien yang terpasang kateter. Bladder training setiap hari dilakukan secara terjadwal setiap hari yang dimulai pada hari ke-3 pada waktu setiap bangun tidur, setiap 2 jam sepanjang siang dan sore hari, dan diulang pada hari berikutnya sampai pelepasan kateter. Data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji Mann Whitney. HASIL DAN PEMBAHASAN Hari dan Satu Hari Sebelum Pelepasan Kateter Urin di RSUD Tugurejo Semarang 3
4 1. Pola berkemih paska pemasangan training setiap hari Tabel 1 Deskriptif Pola Berkemih Paska Pemasangan Kateter yang Dilakukan Bladder training Setiap Hari di RSUD Tugurejo Semarang, Januari (n=16) Kelompok Bladder training Setiap Hari Pola Berkemih f (%) Baik 14 87,5 Tidak Baik 2 12,5 Total Pola berkemih paska pemasangan training setiap hari adalah sebanyak 14 (87,5%) responden pola berkemihnya baik dan sebanyak 2 (12,5%) responden pola berkemihnya tidak baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas pola berkemih pasien yang dilakukan bladder training setiap hari tidak mengalami gangguan atau perubahan pola berkemih paska pemasangan kateter urin. Sejalan dengan pendapat Smeltzer & Bare (2013) yang menyebutkan latihan kandung kemih yang dimulai lebih awal untuk mempersiapkan pelepasan kateter yang sudah terpasang dalam waktu lama dapat meminimalkan gangguan pola berkemih paska pemasangan kateter. Hal tersebut dikarenakan secara fisiologis reflek pengosongan kandung kemih terjadi minimal tiap 4 jam, semakin lama reflek tersebut hilang mengakibatkan semakin berkurang kemampuan berkemih setelah pelepasan kateter (Swearingen, 2010). Sehingga bladder training lebih dini efektif untuk mengurangi gangguan pola berkemih setelah pelepasan kateter. Bladder training secara lebih dini yang terjadwal (setiap hari) dilakukan dengan menutup atau mengklem kateter selama 2 jam pada siang dan sore hari, 4 jam pada malam hari sebelum tidur dan pada saat tidur, ketika membuka atau berkemih dibuka selama 15 menit, (Swearingen, 2010). Pelaksanaan penelitian ini juga dilakukan dengan mengklem menjadwal setiap 2 jam sepanjang siang dan sore hari. Pada penelitian ini, peneliti sengaja tidak melakukan bladder training pada malam hari karena untuk mencukupi kebutuhan istirahat tidur pasien. Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hariyati (2014) yang menunjukan bladder training yang terprogram dengan baik dapat mempercepat pemulihan gangguan pola berkemih setelah pelepasan kateter dibandingkan dengan bladder training yang tidak terprogram dengan baik. Penelitian Bayhakki (2008) juga menjelaskan bahwa bladder training yang dilakukan lebih awal memberikan waktu yang lebih cepat untuk berkemih kembali normal dari karena memberikan kesempatan latihan kandung kemih yang lebih banyak, dan bladder training yang dilakukan lebih awal lima kali merangsang kandung kemih untuk berkontraksi, sedangkan metode konvensional hanya dua kali memberikan rangsangan ke kandung kemih. Pola berkemih pasien paska pemasangan kateter yang dilakukan bladder training setiap hari dilihat dari keluhan berkemih menunjukkan gangguan pola berkemih pasien adalah ketidaksanggupan kontrol berkemih atau inkontinensia. Hal tersebut mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hollingsworth (2013) yang menyebutkan bahwa pasien yang terpasang kateter sebanyak 10,6% mengalami inkontinensia urine setelah pelepasan kateter. Pemasangan kateter yang lama menyebabkan penurunan sensitivitas dan kemampuan sfingter Hari dan Satu Hari Sebelum Pelepasan Kateter Urin di RSUD Tugurejo Semarang 4
5 uretra untuk mengontrol proses berkemih (Potter & Perry, 2009) 2. Pola berkemih paska pemasangan kateter Tabel 2 Deskriptif Pola Berkemih Paska Pemasangan Kateter yang Dilakukan Bladder training Satu Hari Sebelum Pelepasan Kateter di RSUD Tugurejo Semarang, Januari (n=16) Kelompok Bladder training Satu Hari Sebelum Pelepasan Kateter Pola Berkemih f (%) Baik 9 56,2 Tidak Baik 7 43,8 Total Pola berkemih paska pemasangan kateter adalah sebanyak 9 (56,2%) responden pola berkemihnya baik dan sebanyak 7 (43,8%) responden pola berkemihnya tidak baik. Hasil tersebut menunjukkan pula bahwa untuk kelompok yang dilakukan bladder kateter urin juga sebagian besar tidak mengalami gangguan atau perubahan pola berkemih paska pemasangan kateter urin. Hal ini sejalan dengan konsep bladder training, bahwa tujuan bladder training adalah untuk mengembalikan fungsi dan pola normal perkemihan dengan menghambat atau menstimulasi pengeluaran air kemih (Smeltzer & Bare, 2013). Pengelolaan bladder training diharapkan agar pasien tidak mengalami perubahan pola berkemih sesudah kateternya dilepas. Pengelolaan yang baik disini adalah dengan cara tehnik menahan kemudian dilepas pada kateter dengan interval waktu tertentu untuk melatih kembalinya kemampuan otot kandung kemih dalam mengontrol urine yang akan dikeluarkan (Black & Hawks, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Oktaviani (2014) juga menghasilkan fungsi berkemih pada pasien paska terpasang kateter yang dilakukan bladder training sebelum pelepasan kateter 100% menunjukkan fungsi berkemih yang baik. Pemasangan kateter akan menyebabkan otot-otot penyusun kandung kemih tidak berfungsi. Bladder training adalah suatu tindakan untuk melatih tonus otot kandung kemih agar berfungsi normal, tidak terjadi atrofi dan penurunan tonus otot akibat pemasangan kateter (Smeltzer & Bare, 2013). Pada pasien yang dikateterisasi dan tidak dilakukan bladder training, tidak memiliki pola berkemih yang optimal karena kemunduran akibat pengaruh kateterisasi belum dapat dikembalikan. Kurangnya latihan pada otot-otot destrusor di kandung kemih menyebabkan kemampuan kandung kemih untuk mengembang berkurang sehingga kapasitas dalam kandung kemihpun menjadi menurun. Kapasitas kandung kemih yang menurun menyebabkan kandung kemih cepat penuh, melalui reflek medula spinalis sinyal sensorik dari reseptor kandung kemih diteruskan ke segmen sakral medula spinalis melalui nervus pelvikus kemudian secara reflek kembali lagi ke kandung kemih melalui syaraf parasimpatis menimbulkan keinginan untuk berkemih. Sehingga pasien yang kurang latihan akan berkemih lebih cepat tetapi tidak di sadari oleh pasien karena terjadi penurunan reflek pada otot-otot kandung kemih dan uretra (Kozier, 2009). Suharyanto (2008) juga menyatakan bahwa pelaksanaan bladder training yang bertujuan untuk mengembalikan tonus otot kandung Hari dan Satu Hari Sebelum Pelepasan Kateter Urin di RSUD Tugurejo Semarang 5
6 kemih dan melatih kandung kemih untuk mengeluarkan urin secara periodik, berdampak positif, sehingga pada pasien yang terpasang kateter urin agar mampu berkemih secara spontan perlu dilakukan bladder training. Pola berkemih pasien paska pemasangan kateter dilihat dari keluhan berkemih berdasarkan jawaban dalam kuesioner yaitu sebanyak 7 (43,75%) responden mengatakan ketika ingin buang air kecil merasa ingin dengan segera karena merasa tidak akan sanggup mengontrolnya, dan sebanyak 5 (31,25%) responden mengatakan merasa nyeri saat buang air kecil. Hal tersebut menunjukkan gangguan pola berkemih pada pasien yang dilakukan bladder training satu hari sebelum pelepasan kateter juga merupakan ketidaksanggupan kontrol berkemih atau inkontinensia 3. Perbedaan Pola Berkemih Pasien Paska Pemasangan Kateter Urin dengan Bladder training Setiap Hari dan Satu Hari Sebelum Pelepasan Kateter Urin. Tabel 3 Perbedaan Pola Berkemih Pasien Paska Pemasangan Kateter Urin dengan Bladder training Setiap Hari dan Satu Hari Sebelum Pelepasan Kateter Urin di RSUD Tugurejo Semarang, Januari 2016 (n=32) Pola Berkemih N Mean Z P value Setiap Hari 16 5,81-1,983 0,047 Satu Hari Sebelum 16 5,28 Pelepasan Kateter Total 32 Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok bladder training setiap hari rata-rata pola berkemih memiliki skor 5,81 sedangkan pada kelompok bladder kateter rata-rata pola berkemih memiliki skor 5,28. Nilai Z hitung lebih kecil dari nilai Z tabel (-1,983 < -1,960) dengan taraf signifikan 5%. Hasil uji mann whitney didapatkan nilai p value adalah 0,047 (p < 0,05) yang artinya terdapat perbedaan pola berkemih pasien paska pemasangan kateter urin dengan bladder training setiap hari dan satu hari sebelum pelepasan kateter urin di RSUD Tugurejo Semarang. Pasien yang terpasang kateter urin, otot detrusor kandung kemih tidak akan optimal dalam mengosongkan kandung kemih selama kateter urin terpasang, dan menyebabkan instabilitas detrusor pasca kateterisasi (Black & Hawks, 2009). Kandung kemih tidak akan terisi dan berkontraksi ketika kateter terpasang, yang pada akhirnya kandung kemih akan kehilangan tonusnya (atonia) atau kekuatan dan kapasitas kandung kemih menurun. Kondisi tersebut menyebabkan otot destrusor mungkin tidak dapat berkontraksi dan pasien akan mengalami gangguan pada proses berkemih setelah kateter dilepas (Smeltzer & Bare, 2013). Pencegahan kondisi tersebut memerlukan dilakukannya bladder training sebelum melepas kateter urinary. Bladder training pada pasien terpasang kateter bertujuan untuk mengembalikan fungsi dan pola berkemih pasien kembali normal (Smeltzer & Bare, 2013). Tehniknya dengan menahan dan melepas selang kateter dengan interval waktu tertentu untuk melatih kembalinya kemampuan otot kandung kemih dalam mengontrol urine yang akan dikeluarkan (Black & Hawks, 2009). Dilihat dari hasil rata-rata pola berkemih pasien paska pemasangan kateter urin, bladder training yang dilakukan setiap hari menunjukkan pola berkemih yang lebih baik Hari dan Satu Hari Sebelum Pelepasan Kateter Urin di RSUD Tugurejo Semarang 6
7 dibandingkan dengan bladder training yang dilakukan satu hari sebelum pelepasan kateter urin (5,81 : 5,28). Hal tersebut dapat dikatakan bahwa pelaksanaan bladder training setiap hari yang dimulai pada hari ke 3 pemasangan kateter lebih efektif dalam mencegah gangguan pola berkemih setelah dilepasnya kateter urin. Hal ini sejalan dengan pendapat Smeltzer & Bare (2013) yang menyebutkan bahwa latihan kandung kemih harus dimulai lebih awal untuk mengembangkan tonus kandung kemih saat mempersiapkan pelepasan kateter yang sudah terpasang selama 3 hari. Pelaksanaan bladder training yang efektif dimulai lebih awal dikarenakan secara fisiologis reflek pengosongan kandung kemih terjadi minimal tiap 4 jam, semakin lama reflek tersebut hilang mengakibatkan semakin berkurang kemampuan berkemih setelah pelepasan kateter (Swearingen, 2010). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bayhakki (2008) yang menghasilkan bahwa bladder training yang dilakukan lebih awal dimulai pada hari ke-3 lebih efektif untuk mengembalikan pola berkemih paska pelepasan kateter urin. Penelitian yang dilakukan oleh Adji (2014) juga menghasilkan bahwa terdapat pengaruh pemberian bladder training selama 1-4 jam setiap hari terhadap inkontinensia urin, dimana hasilnya pasien bisa mengontrol saat mau berkemih. Pelaksanaan bladder training setiap hari dilakukan secara terjadwal dengan menutup atau mengklem kateter selama 2 jam pada siang dan sore hari, dengan durasi pembukaan klem selama 15 menit, (Swearingen, 2010). Hasil penelitian ini, jika dilihat dari rata-rata pola berkemih pasien paska pemasangan kateter urin memang terlihat berbeda. Namun selisih perbedaan tersebut tidak besar, dimana bladder training yang dilakukan setiap hari rata-rata 5,81 dan bladder training yang dilakukan satu hari sebelum pelepasan kateter urin rata-rata 5,28. Dilihat dari proporsi responden juga menunjukkan sebagian besar 87,5% yang dilakukan bladder training setiap hari pola berkemihnya baik, dan sebagian besar pula 56,2% yang dilakukan bladder training satu hari sebelum pelepasan kateter pola berkemihnya baik. Hasil analisa bivariat juga menunjukkan nilai p value yang besar (p=0,047), yang dapat diasumsikan perbedaan pola berkemih pasien tidak terlalu signifikan antara yang dilakukan bladder training setiap hari dan bladder training satu hari sebelum pelepasan kateter. Secara umum hasil penelitian ini dapat menggambarkan bahwa kedua metode bladder training berdampak baik terhadap pola berkemih pasien setelah pelepasan kateter. Hal ini sesuai dengan konsep yang mengungkapkan tujuan bladder training adalah untuk mengembalikan pola berkemih kembali normal. Kedua metode bladder training sama-sama dilakukan untuk melatih kandung kemih meskipun masing-masing memerlukan waktu yang berbeda. Berdasarkan konsep yang terkait, jika kateterisasi berjalan dalam jangka waktu lama, maka bladder training juga perlu waktu yang lama (Smeltzer & Bare, 2013). Ada beberapa bukti yang menyatakan bahwa bladder training pada kateterisasi jangka pendek (sampai dengan enam hari) bermanfaat untuk mengembalikan pola berkemih. Jika tidak ada gangguan pola berkemih dan tidak ada keluhan berkemih tentu lama waktu untuk kembali berkemih dengan normal akan lebih cepat (Kozier, 2009). KESIMPULAN Hari dan Satu Hari Sebelum Pelepasan Kateter Urin di RSUD Tugurejo Semarang 7
8 Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pola berkemih pasien paska pemasangan kateter urin dengan bladder training setiap hari dan satu hari sebelum pelepasan kateter urin di RSUD Tugurejo Semarang dengan nilai p value adalah 0,047 (p < 0,05). Bladder training yang dilakukan setiap hari lebih efektif dibandingkan dengan bladder training yang dilakukan satu hari sebelum pelepasan kateter urin dalam meminimal kan gangguan pola berkemih pasien paska pemasangan kateter urin dengan perbandingan pola berkemih 5,81 : 5,28 SARAN 1. Bagi Tenaga Kesehatan Tenaga kesehatan khususnya perawat dapat menerapkan bladder training yang dilakukan setiap hari secara terjadwal pada pasien yang terpasang kateter untuk meminimalkan terjadinya gangguan pola berkemih paska pemasangan kateter, karena dari hasil penelitian ini ditemukan bladder training yang dilakukan setiap hari lebih efektif dibandingkan dengan bladder training yang dilakukan sehari sebelum pelepasan kateter, sehingga kualitas pelayanan yang diberikan diharapkan dapat lebih meningkat. 2. Bagi Rumah Sakit Pihak rumah sakit diharapkan menjadikan pelaksanaan bladder training setiap hari secara terjadwal menjadi standar operasional prosedur dalam latihan kandung kemih pada pasien yang terpasang kateter karena terbukti lebih efektif daripada bladder training yang dilakukan sehari sebelum pelepasan kateter dalam meminimalkan terjadinya gangguan pola berkemih paska pemasangan kateter. 3. Bagi Institusi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran Institusi pendidikan diharapkan memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai referensi dalam mengembangkan kurikulum teknik bladder training pada pasien dengan pemasangan kateter sebagai topik bahasan, baik dalam kelas maupun lahan praktik di rumah sakit secara langsung 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian dengan melanjutkan hasil penelitian ini, yaitu dengan lebih ditingkatkan jumlah sampel pada seluruh pasien yang menggunakan kateter urin, dan dengan sampel berjenis kelamin sama. DAFTAR PUSTAKA Adji. (2014). Pemberian Bladder Training Setiap Hari terhadap Inkontinensia Urin pada Asuhan Keperawatan Ny.N dengan Diabetes Melitus di Ruang Melati I RS Dr. Moewardi Surakarta. Skripsi STIKES Kusuma Husada Surakarta. Barclay L., & Murata P., (2006). Inpatien bladder training better than out patient training. diakses dari html Bayhakki. (2008). Bladder Training Modifikasi Cara Kozier pada Pasien Pascabedah Ortopedi yang Terpasang Kateter Urin. Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 12, No. 1, Maret 2008; hal 7-13 Black, J.M. & Hawks, J.H. (2009). Medicalsurgical nursing clinical management for positive outcomes (8th ed.). St. Louis: Elsevier. Hariyati. (2014). Hubungan antara Bladder Retraining dengan Proses Pemulihan Inkontinensia Urin pada Pasien Stroke. Diakses melalui: detail.jsp?id=76387&lokasi=lokal Hollingsworth, J.M, et.all. (2013). Determining the Noninfectious Complications of Indwelling Urethral Catheters: A Systematic Review and Meta-analysis. Journal Ann Intern Med. 2013;159(6):401- Hari dan Satu Hari Sebelum Pelepasan Kateter Urin di RSUD Tugurejo Semarang 8
9 410. doi: / diakses melalui: nlm.nih. gov/pubmed/ pada tangal 20 Oktober Kozier, et al. (2009). Fundamentals of Nursing, Concepts, Process, and Practice. (7th ed.). New Jersey: Pearson Education, Inc. Lumen, Nicolaas, et al. (2009). Etiology of Urethral Stricture Disease in the 21st Century. The Journal of Urology. 2009; Vol 182, Issue 3, Pages diakses melalui 3 pada tanggal 12 Oktober Muttaqin. (2011). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta Salemba Medika. Oktaviani. (2014). Pengaruh Bladder Training Terhadap Fungsi Berkemih pada Pasien yang Terpasang Kateter di Ruang Rawat Inap Bedah Kelas 3 RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Jurnal Universitas Negeri Gorontalo Potter, PA & Perry, AG. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. (Ed. 4. Vol. 2). Jakarta: EGC Rigby, D.,& Housami, F.A. (2009). Using bladder ultrasound to detect urinary retention in patients. Nursing Times. net. times.net/ using-bladder-ultrasoundto-detect-urinary-retention-inpatients diperoleh pada tanggal 25 September Saint, S., Meddings, J.A., Kowalsi, C.P., & Krein, S.L. (2009). Rule changes for catheter associated urinary tract infection. Annals of Internal Medicine, Volume 150(12): June 2009, diperoleh pada tanggal 29 September Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Sudarth. (ed.8. vol. 2). Jakarta : EGC Suharyanto., A.M. (2008). Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Trans Info Media. Swearingen, Pamela L. (2010). Manual of Critical Care Nursing: Nursing Intervention and Collaborative Management. Missouri: Elsevier Mosby Wartonah Tarwoto (2006). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan Edisi, 3. Jakarta: Salemba Medika. Hari dan Satu Hari Sebelum Pelepasan Kateter Urin di RSUD Tugurejo Semarang 9
BLADDER TRAINING MODIFIKASI CARA KOZIER PADA PASIEN PASCABEDAH ORTOPEDI YANG TERPASANG KATETER URIN
PENELITIAN BLADDER TRAINING MODIFIKASI CARA KOZIER PADA PASIEN PASCABEDAH ORTOPEDI YANG TERPASANG KATETER URIN Bayhakki*, Krisna Yetti**, Mustikasari*** Abstrak Penelitian kuasi-eksperimen dengan post-test
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkemih adalah pengeluaran urin dari tubuh, berkemih terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkemih adalah pengeluaran urin dari tubuh, berkemih terjadi sewaktu sfingter uretra interna dan eksterna didasar kandung kemih berelaksasi. Derajat regang yang dibutuhkan
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN JURNAL
LEMBAR PENGESAHAN JURNAL PENGARUH BLADDER TRAINING TERHADAP FUNGSI BERKEMIH PADA PASIEN YANG TERPASANG KATETER DI RUANG RAWAT INAP BEDAH KELAS 3 RSUD PROF. DR. H. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO Oleh Ni Wayan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Proses Berkemih Reflek berkemih adalah reflek medula spinalis yang seluruhnya bersifat otomatis. Selama kandung kemih terisi penuh dan menyertai kontraksi berkemih, keadaan ini
Lebih terperinciTUGAS MADIRI BLADDER TRAINING
TUGAS MADIRI BLADDER TRAINING Disusun untuk memenuhi tugas Blok Urinary Oleh: Puput Lifvaria Panta A 135070201111004 Kelompok 3 Reguler 2 PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Lebih terperinciAnita Widiastuti Poltekkes Semarang Prodi Keperawatan Magelang
PERBEDAAN KEJADIAN INKONTINENSIA URIN PADA PASIEN POST KATETERISASI YANG DILAKUKAN BLADDER TRAINING SETIAP HARI DENGAN BLADDER TRAINING SEHARI SEBELUM KATETER DIBUKA DI BPK RSU TIDAR MAGELANG Anita Widiastuti
Lebih terperinciTUGAS MANDIRI 1 Bladder Training. Oleh : Adelita Dwi Aprilia Reguler 1 Kelompok 1
TUGAS MANDIRI 1 Bladder Training Oleh : Adelita Dwi Aprilia 135070201111005 Reguler 1 Kelompok 1 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015 1. Definisi Bladder
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keluar kandung kemih melalui kateter urin secara terus menerus. kemih yang disebut dengan bladder training.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawat memiliki peranan penting dalam melakukan perawatan pasien yang terpasang kateter. Selama kateter urin terpasang, otot detrusor kandung kemih tidak secara aktif
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Arikunto Prosedur Penelitian dan Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
DAFTAR PUSTAKA Amila. 2011. Penggunaan Bladder Scan Sebagai Alat Monitoring Gangguan Perkemihan Dan Volume Kandung Kemih. Tugas Ujian Tengah Semester Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Diakses
Lebih terperinciPENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG
PENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG Skripsi ARI WIJAYANTO NIM : 11.0758.S TAUFIK NIM : 11.0787. S PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bladder Retention Training 1.1. Defenisi Bladder Training Bladder training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kemih yang mengalami gangguan ke keadaan
Lebih terperinciKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III STANDAR OPERATIONAL PROSEDURE BLADDER TRAINING
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III STANDAR OPERATIONAL PROSEDURE Disusun oleh : 1. Amalia Nurika P17320312005 2. Mirza Riadiani Surono P17320312041 Tingkat II A POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG PROGAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Papyrus Ebers (1550 SM), dengan terapi menggunakan buah beri untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebocoran urin merupakan keluhan terbanyak yang tercatat pada Papyrus Ebers (1550 SM), dengan terapi menggunakan buah beri untuk mengatasinya. Pada tahun 2001 Asia Pacific
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasangan kateter merupakan tindakan keperawataan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pemasangan Kateter Urin Pemasangan kateter urin merupakan tindakan keperawatan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan membantu memenuhi
Lebih terperinciLucky Angelia Shabrini*), Ismonah**), Syamsul Arif***)
EFEKTIFITAS BLADDER TRAINING SEJAK DINI DAN SEBELUM PELEPASAN KATETER URIN TERHADAP TERJADINYA INKONTINENSIA URINE PADA PASIEN PASKA OPERASI DI SMC RS TELOGOREJO Lucky Angelia Shabrini*), Ismonah**), Syamsul
Lebih terperinciPenyebab BPH ini masih belum diketahui, penelitian sampai tingkat biologi molekuler belum dapat mengungkapkan dengan jelas terjadinya BPH.
2 Penyebab BPH ini masih belum diketahui, penelitian sampai tingkat biologi molekuler belum dapat mengungkapkan dengan jelas terjadinya BPH. BPH terjadi karena adanya ketidakseimbangan hormonal oleh proses
Lebih terperinciKEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA 2012
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA 2012 BLADDER TRAINNING A. PENGERTIAN Bladder training adalah salah upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kencing yang mengalami
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. setelah dilaksanakan intervensi ( Arikunto, 2006) dengan menggunakan. Intervensi A 1. Bladder training
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yaitu quasi eksperimental. Kelompok subyek yang diobservasi setelah dilaksanakan
Lebih terperinci1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI
1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI DESCRIPTION OF NURSE IN THE PREVENTION OF BEHAVIOR IN THE EVENT OF PLEBITIS INPATIENT KEDIRI BAPTIST
Lebih terperinci(Informed Consent) yang berjudul Pengaruh Bladder Training Terhadap Pola Berkemih Pada Pasien Post
LAMPIRAN 1 LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (Informed Consent) Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umur : Alamat : Pekerjaan : Setelah mendapat keterangan secukupnya tentang manfaat dan resiko dari
Lebih terperinciTINGKAT AKURASI PEMERIKSAAN BLADDER SCAN DENGAN KATETERISASI INTERMITTEN PADA PASIEN STROKE DENGAN RETENSI URINE
TINGKAT AKURASI PEMERIKSAAN BLADDER SCAN DENGAN KATETERISASI INTERMITTEN PADA PASIEN STROKE DENGAN RETENSI URINE Sri Dini Cempakaningroem *), Sri Puguh Kristiyawati**), S. Eko Ch. Purnomo ***) * Alumni
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kateter Urin Pemasangan kateter urin merupakan tindakan keperawatan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan membantu memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 2006). Kateterisasi urin ini dilakukan dengan cara memasukkan selang plastik
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kateterisasi urin merupakan salah satu tindakan memasukkan selang kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra dengan tujuan mengeluarkan urin (Brockop, 2006). Kateterisasi
Lebih terperinciEVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG
JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 213 218 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG Liliana Dewi Purnamasari 1),
Lebih terperinciOleh : Muskhab 2 ABSTRACT
HUBUNGAN ANTARA LAMA WAKTU TERPASANG KATETER URETRA DENGAN TINGKAT KECEMASAN KLIEN DI BANGSAL RAWAT INAP DEWASA KELAS III RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Oleh : Muskhab 2 ABSTRACT Background: Urinary catheterization
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur harapan hidup penduduk yang semakin meningkat seiring dengan perbaikan kualitas hidup dan pelayanan
Lebih terperinciPERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK
JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 169 174 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG
PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Dewi Winahyu. *) Dera Alfiyanti **), Achmad Solekhan ***)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Operasi atau pembedahan merupakan salah satu bentuk terapi pengobatan dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan ancaman terhadap integritas tubuh dan jiwa
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE Abdul Gafar, Hendri Budi (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)
Lebih terperinciPENGARUH NAFAS DALAM MENGGUNAKAN PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN LUKA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG
PENGARUH NAFAS DALAM MENGGUNAKAN PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN LUKA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG 2013 Armi STIKes Widya Dharma Husada Tangerang, Indonesia Program
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita subur
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita subur disebabkan
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG Siti Romadoni, Aryadi, Desy Rukiyati PSIK STIKes Muhammadiyah Palembang Rumah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan 2.1.1 Ginjal Ginjal merupakan organ yang berpasangan dan setiap ginjal memiliki berat kurang lebih 125 g, terletak pada posisi di sebelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis. Maslow (1970) mengatakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. adalah persalinan sectio caesarea. Persalinan sectio caesarea adalah melahirkan janin
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir setiap wanita akan mengalami proses persalinan. Kodratnya wanita dapat melahirkan secara normal yaitu persalinan melalui vagina atau jalan lahir biasa (Siswosuharjo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang ibu hamil. Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan salah satu pengalaman yang tidak terlupakan bagi seorang ibu hamil. Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan usia kehamilan cukup
Lebih terperinciPENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA Oleh : Diyono 1 Sriyani Mugiarsih 2 Budi Herminto 3 Abstract Background. Pain is an unpleasant sensory
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. urin (Brockop dan Marrie, 1999 dalam Jevuska, 2006). Kateterisasi urin ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kateterisasi urin merupakan salah satu tindakan memasukkan selang kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra dengan tujuan mengeluarkan urin (Brockop dan
Lebih terperinciDwi Sumanto*), Raharjo Apriyatmoko**), Sri Wahyuni***)
PERBEDAAN BEBAN KERJA PERAWAT SEBELUM DAN SESUDAH AKREDITASI RUMAH SAKIT TINGKAT PARIPURNA VERSI KARS 2012 DITINJAU DARI TUGAS-TUGAS PENDELEGASIAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TUGUREJO SEMARANG Dwi Sumanto*),
Lebih terperinciErnawati Program Studi DIII Keperawatan STIKes Faletehan Serang PROFESI, Volume 14, Nomor 1, September 2016.
PENGARUH KOMBINASI BLADDER TRAINING DAN KEGEL EXERCISE TERHADAP PEMULIHAN INKONTINENSIA PADA PADA PASIEN STROKE THE EFFECT OF BLADDER TRAINING AND KEGEL EXERCISE ON COMBINATION THE RECOVERY OF URINARY
Lebih terperinciIbnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3
PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRA SEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN. Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H.
Lebih terperinciARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN
ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN OLEH : NOVANA AYU DWI PRIHWIDHIARTI 010214A102 PROGRAM
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PREOPERATIVE TEACHING TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERASI DI RUANG RAWAT INAP RSUD KARANGANYAR
EFEKTIFITAS PREOPERATIVE TEACHING TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERASI DI RUANG RAWAT INAP RSUD KARANGANYAR Yulistia Indah Larasati ABSTRAK Pembedahan akan membangkitkan reaksi secara
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN KEGEL EXERCISE TERHADAP INKONTINENSIA URIN PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA KENANGA DAN KANTHIL DI DESA DELANGGU
PENGARUH PEMBERIAN KEGEL EXERCISE TERHADAP INKONTINENSIA URIN PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA KENANGA DAN KANTHIL DI DESA DELANGGU Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
Lebih terperinciOleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners
EFEKTIFITAS PEMBERIAN INFORMED CONSENT DENGAN TINGKAT KECEMASAN BAGI KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RUMAH SAKIT PANTI RAHAYU PURWODADI Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2)
Lebih terperinciTri Hapsari, Euis Nurhayati, Sansri Diah
GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN PENDERITA STRIKTUR URETRA TENTANG PENCEGAHAN KEJADIAN ULANG STRIKTUR URETRA DI RUANG PERAWATAN BEDAH RUMAH SAKIT Dr HASAN SADIKIN BANDUNG Tri Hapsari, Euis Nurhayati, Sansri
Lebih terperinciTINGKAT NYERI PEMASANGAN KATETER MENGGUNAKAN JELI OLES DAN JELI YANG DIMASUKKAN URETHRA
TINGKAT NYERI PEMASANGAN KATETER MENGGUNAKAN JELI OLES DAN JELI YANG DIMASUKKAN URETHRA Diyah Candra Anita, Kustiningsih STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta E-mail: diyah.candra@yahoo.com Abstract: This research
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: RITA SUNDARI
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PROSES PENUAAN TERHADAP TINGKAT KEMAMPUAN KELUARGA DALAM MERAWAT LANSIA DENGAN GANGGUAN ELIMINASI DI KELURAHAN SEWUKAN MAGELANG NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: RITA
Lebih terperinciSILABUS DAN KONTRAK BELAJAR
SILABUS DAN KONTRAK BELAJAR Mata kuliah : Kebutuhan Dasar Manusia Kode Mata Kuliah : CIC 108 Kredit : 3 SKS (2,3) Semester : GANJIL Waktu : Rabu, jam 09.00 s.d 12.50 WIB Kelas : B 2010 Kelas Kerjasama
Lebih terperinciEVALUASI KEMAMPUAN PERAWAT DALAM PEMASANGAN KATETER URIN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PATIENT SAFETY DI RUMAH SAKIT ISLAM KENDAL.
EVALUASI KEMAMPUAN PERAWAT DALAM PEMASANGAN KATETER URIN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PATIENT SAFETY DI RUMAH SAKIT ISLAM KENDAL Tesis Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN KEMIH PADA PASIEN POLIKLINIK PENYAKIT DALAM DI RSU GMIM PANCARAN KASIH MANADO Saraginta P. Mosesa*, Angela F.C. Kalesaran*, Paul A. T. Kawatu*
Lebih terperinciGuntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***)
PERBEDAAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN PERAWATAN LUKA ULKUS DIABETIK SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Guntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***)
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU dr. H. KOESNADI BONDOWOSO SKRIPSI oleh Ervina Novi Susanti NIM 082310101008
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Diah Luki Yunita Sari J
PENGARUH TERAPI BERMAIN GELEMBUNG SUPER TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RUANG ANAK RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Diah Luki
Lebih terperinciABSTRAK HUBUNGAN PEMASANGAN KATETER DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
ABSTRAK HUBUNGAN PEMASANGAN KATETER DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR ARMARETA MALACOPPO Infeksi saluran kemih merupakan 40 % dari seluruh
Lebih terperinciPERBEDAA EFEKTIVITAS KOMPRES AIR HA GAT DA KOMPRES AIR BIASA TERHADAP PE URU A SUHU TUBUH PADA A AK DE GA DEMAM DI RSUD TUGUREJO SEMARA G
PERBEDAA EFEKTIVITAS KOMPRES AIR HA GAT DA KOMPRES AIR BIASA TERHADAP PE URU A SUHU TUBUH PADA A AK DE GA DEMAM DI RSUD TUGUREJO SEMARA G Karina Indah Permatasari *) Sri Hartini **), Muslim Argo Bayu ***)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi dengan perkembangan teknologi di berbagai bidang termasuk informasi, manusia modern semakin menemukan sebuah ketidak berjarakan yang membuat belahan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PEMASANGAN KATETER DENGAN MENGGUNAKAN JELLY YANG DIMASUKKAN URETRA DAN JELLY YANG DIOLESKAN DI KATETER TERHADAP RESPON NYERI PASIEN
EFEKTIVITAS PEMASANGAN KATETER DENGAN MENGGUNAKAN JELLY YANG DIMASUKKAN URETRA DAN JELLY YANG DIOLESKAN DI KATETER TERHADAP RESPON NYERI PASIEN Bambang Riadiono. 1, Handoyo 2, Dina Indrati.D.S 3 1, 2,
Lebih terperinciJurnal Ilmu Kesehatan (JIK) Vol VI, No I, Maret 2014 ISSN
Waktu Pertama Buang Air Kecil (BAK) pada Ibu Postpartum yang Dilakukan Bladder Training Hilda Ekasari Utami, Suparni, Wahyu Ersila STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, Jl.Raya Ambokembang No.8 Kedungwuni
Lebih terperinciPengaruh Terapi Murottal Terhadap Nyeri Pasien Post Seksio Sesaria Di Rsi Sunan Kudus Kabupaten Kudus Tahun 2016
Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Nyeri Pasien Post Seksio Sesaria Di Rsi Sunan Kudus Kabupaten Kudus Tahun 2016 Heny Siswanti 1*, Ummi Kulsum 2* 1,2 Program Studi Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus
Lebih terperinciPengkajian : Manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada individu yang mengalami masalah eliminasi urine : 1. inkontinensia urine 2.
BLADDER TRAINING BLADDER TRAINING Bladder training biasanya dilakukan pada pasien yang mengalami perubahan pola eliminasi urin (inkontinensia) yang berhubungan dengan dysfungsi urologik. Pengkajian : Manifestasi
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS 6 Arif Kurniawan*, Yunie Armiyati**, Rahayu Astuti*** ABSTRAK Kecemasan dapat terjadi pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia, sehingga stroke menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin penting saat ini. Dua pertiga stroke
Lebih terperinciEfektivitas Bladder Training Terhadap Retensi Urin Pada Pasien Post Operasi BPH
Efektivitas Bladder Training Terhadap Retensi Urin Pada Pasien Post Operasi BPH 1) Mahasiswa 2) Dosen pembimbing I 3) Dosen Pembimbing II Di Ruang Mawar RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen Dwi Wiyono 1),
Lebih terperinciPasien yang beresiko tinggi terhadap infeksi nosokomial saluran kemih menurut
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN KEMIH PADA PASIEN RAWAT INAP USIA 20 TAHUN KE ATAS DENGAN KATETER MENETAP DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Rizki Artika Putri*)., Yunie Armiyati**).,
Lebih terperinciLAPORAN NURSING CARE INKONTINENSIA. Blok Urinary System
LAPORAN NURSING CARE INKONTINENSIA Blok Urinary System Oleh: Kelompok 3 TRIGGER JURUSAN ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013 Ny Sophia, usia 34 tahun, datang ke klinik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap tahunnya terdapat 15 juta orang diseluruh dunia menderita stroke. Diantaranya ditemukan jumlah kematian
Lebih terperinciABSTRAK Terapi Spiritual Emotional Freedom Tehnique (SEFT) Untuk Meningkatkan Kualitas Tidur Pasien Pasca Operasi di Rumah sakit.
ABSTRAK Terapi Spiritual Emotional Freedom Tehnique (SEFT) Untuk Meningkatkan Kualitas Tidur Pasien Pasca Operasi di Rumah sakit. Mukhamad Rajin, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren Tinggi Darul
Lebih terperinciHUBUNGAN PEMASANGAN KATETER DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN KEMIH PADA PASIEN DI RUANG RAWAT INAP PENYAKIT DALAM RSUDZA BANDA ACEH TAHUN 2012
HUBUNGAN PEMASANGAN KATETER DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN KEMIH PADA PASIEN DI RUANG RAWAT INAP PENYAKIT DALAM RSUDZA BANDA ACEH TAHUN 2012 *) MARLINA staff pengajar PSIK FK Universitas Syiah Kuala Banda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alamiah. Memasuki masa tua berarti mengalami perubahan baik secara fisiologi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses menua pada manusia pada hakekatnya merupakan proses yang alamiah. Memasuki masa tua berarti mengalami perubahan baik secara fisiologi maupun psikologi. Kemunduran
Lebih terperinciPENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN FACEBOOK
PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN FACEBOOK TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL MASALAH KEPERAWATAN PASIEN KANKER PADA MAHASISWA KEPERAWATAN UNIVERSITAS UDAYANA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RS PERMATA MEDIKA SEMARANG
UPAYA PENINGKATAN CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RS PERMATA MEDIKA SEMARANG Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Husada Semarang Niken.sukesi@yahoo.co.id Abstrak Latarbelakang:
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan NURAINI FAUZIAH R1115072
Lebih terperincie-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017
HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN ORAL HYGIENE PADA PASIEN TOTAL CARE DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO Erdianti Wowor Linnie Pondaag Yolanda Bataha Fakultas Kedokteran Program Studi Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelenjar/jaringan fibromuskular yang menyebabkan penyumbatan uretra pars
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Benigna prostatic hyperplasia adalah pembesaran jinak kelenjar prostat, yang disebabkan hiperplasia beberapa atau semua komponen prostat meliputi jaringan kelenjar/jaringan
Lebih terperinciPENGARUH PELATIHAN PATIENT HANDLING TERHADAP PENURUNAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG AKIBAT KERJA
PENGARUH PELATIHAN PATIENT HANDLING TERHADAP PENURUNAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG AKIBAT KERJA Suhardi, Afrianti Wahyu W, Sri Suwarni Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Fisioterapi
Lebih terperinciPENGARUH AMBULASI DINI TERHADAP WAKTU FLATUS PADA PASIEN POST OPERASI SECTIOCAESAREA DENGAN ANESTESI SPINALDI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN
PENGARUH AMBULASI DINI TERHADAP WAKTU FLATUS PADA PASIEN POST OPERASI SECTIOCAESAREA DENGAN ANESTESI SPINALDI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi KUKUH WIJAYANTO NIM : 08.0287.S LUKMAN HAKIM NIM :
Lebih terperinciPENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI
PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI Rofli Marlinda *)Rosalina, S.Kp.,M.Kes **), Puji Purwaningsih, S.Kep., Ns **) *) Mahasiswa PSIK
Lebih terperinciPENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI IRNA B (BEDAH UMUM) RSUP DR M DJAMIL PADANG TAHUN
SKRIPSI PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI IRNA B (BEDAH UMUM) RSUP DR M DJAMIL PADANG TAHUN 2011 Penelitian Keperawatan Medikal Bedah
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS.
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS Manuscript OLEH : ARIF KURNIAWAN G2A008019 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN
Lebih terperinciPENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUMAH SINGGAH KANKER DENPASAR
SKRIPSI PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUMAH SINGGAH KANKER DENPASAR OLEH : KADEK DIAN PRAPTINI NIM. 1002105029 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS
Lebih terperinciINFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN :
TERDAPAT PENGARUH PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP TINGKAT NYERI PADA PASIEN POST OPERASI DENGAN ANESTESI UMUM DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Oleh: Satriyo Agung, Annisa Andriyani, Dewi
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN INFORMASI INFORMED CONSENT TERHADAP PERUBAHAN KECEMASAN PASIEN YANG AKAN MENJALAN TINDAKAN OPERASI DI SMC RS TELOGOREJO
PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI INFORMED CONSENT TERHADAP PERUBAHAN KECEMASAN PASIEN YANG AKAN MENJALAN TINDAKAN OPERASI DI SMC RS TELOGOREJO Anggoro Mukti *), Dita Aulia, Yuli Ratna, Zeni Zusiva **) *) Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN INTERPRETASI ELECTROCARDIOGRAM (ECG) PERAWAT DENGAN PEMBELAJARAN PELATIHAN DAN MULTIMEDIA DI RSUD DR.
PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERPRETASI ELECTROCARDIOGRAM (ECG) PERAWAT DENGAN PEMBELAJARAN PELATIHAN DAN MULTIMEDIA DI RSUD DR. SOERATNO SRAGEN Akhmad Rifai, Dwi Sulistyowati Kementerian Kesehatan Politeknik
Lebih terperinciPENGARUH BLADDER TRAINING
PENGARUH BLADDER TRAINING TERHADAP FUNGSI ELIMINASI BUANG AIR KECIL (BAK) PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI KLINIK NURSYAWALIAH DAN KLINIK SULASTRI MEDAN TAHUN 2014 REZEKI DWI YARSIH 135102016 KARYA TULIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Monako dengan rata-rata usia 90 tahun (Mubarak, 2012). atau World Health Organization (WHO) tahun 1999 meliputi: Usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi merupakan hal yang saling berkaitan. Selama ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memberikan
Lebih terperinciANALISIS PERBEDAAN TEKNIK BLADDER TRAINING IKAT 2 JAM DAN IKAT 4 JAM PADA TIMBULNYA BLADDER SIGN IBU POST PARTUM
ANALISIS PERBEDAAN TEKNIK BLADDER TRAINING IKAT 2 JAM DAN IKAT 4 JAM PADA TIMBULNYA BLADDER SIGN IBU POST PARTUM SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat mencapai Derajat Sarjana Oleh: MILA HERAWATI
Lebih terperinciHUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN RETENSIO URINE PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA
HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN RETENSIO URINE PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA Elfitri Rosita Febriyany INTISARI Tingginya angka kesakitan dan kematian ibu maternal salah satunya
Lebih terperinciGAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK
GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK EKA FEBRIANI I32111019 NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tindakan perbaikan kemudian akan diakhiri dengan penutupan dengan cara. penjahitan luka (Sjamsuhidajat & De Jong, 2013).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembedahan adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan tubuh ini umumnya
Lebih terperinciSTUDI KOMPARASI NYERI PADA PASIEN YANG DIPASANG KATETER MENGGUNAKAN JELLY DENGAN LUBRICATION ADEKUAT DI IGD RSUD
STUDI KOMPARASI NYERI PADA PASIEN YANG DIPASANG KATETER MENGGUNAKAN JELLY DENGAN LUBRICATION ADEKUAT DI IGD RSUD Dr. R SOSODORO DJATIKOESOEMO BOJONEGORO TAHUN 214 Study on Difference of Pain at Patient
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RS JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA
UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RS JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA Tesis Oleh: Carolina NPM. 0606026686
Lebih terperinciKata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.
PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI RENDAM KAKI AIR HANGAT PADA LANSIA DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUNAN LANJUT USIA BUDI AGUNG KUPANG Yasinta Asana,c*, Maria Sambriongb, dan Angela M. Gatumc
Lebih terperinciTINGKAT NYERI ANAK USIA 7-13 TAHUN SAAT DILAKUKAN PEMASANGAN INFUS DI RSUD KOTA SEMARANG
TINGKAT NYERI ANAK USIA 7-13 TAHUN SAAT DILAKUKAN PEMASANGAN INFUS DI RSUD KOTA SEMARANG S1 Keperawatan Fikkes Unimus, Jl.Kedung mundu Raya no. 8A, 50174, Semarang mary_chalista81@yahoo.co.id Abstrak Anak
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Ali, Z. (2010). Dasar-dasar Pendidikan Kesehatan Masyarakat dan Promosi
DAFTAR PUSTAKA Ali, Z. (2010). Dasar-dasar Pendidikan Kesehatan Masyarakat dan Promosi Kesehatan. Jakarta : Trans Info Media. Asmadi. (2008). Tehnik procedural keperawatan: Konsep dan applikasi kebutuhan
Lebih terperinciThe 7 th University Research Colloqium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
Perbedaan Pengaruh Pemberian Meditasi Sederhana Dan Latihan Deep Breathing Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Posyandu Lansia Mentari Senja Semanggi Surakarta Nur Annisa 1, Maryatun
Lebih terperinciPENGARUH BODY MASSAGE TERHADAP TINGKAT DEPRESI IBU NIFAS DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI SIYAMTININGSIH KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH
PENGARUH BODY MASSAGE TERHADAP TINGKAT DEPRESI IBU NIFAS DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI SIYAMTININGSIH KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan ANGGUN
Lebih terperinci