IMPLEMENTASI DEKODER MIMO BERBASIS DETEKSI MAXIMUM LIKELIHOOD PADA WLAN n Reza Heri Prayogo #1, Wahyul Amien Syafei #2, Imam Santoso #3
|
|
- Harjanti Hadiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 IMPLEMENTASI DEKODER MIMO BERBASIS DETEKSI MAXIMUM LIKELIHOOD PADA WLAN n Reza Heri Praogo #1, Wahul Amien Safei #2, Imam Santoso #3 # Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Abstract WLAN (Wireless Local Area Network) is a fixed wireless technolog which mainl used for data communication. IEEE as a group that makes the WLAN standard had developed WLAN n standard b combining OFDM and MIMO techniques. WLAN n can reach data-rate up to 600 Mbps, so it is called high-throughput (HT) sstem. This final project presents a research in MIMO decoding technique for IEEE WLAN n. The Maximum Likelihood Detector (MLD) method is implemented in the IEEE WLAN n to enhance the error performance rather than the preceeding method (i.e., Zero Forcing (ZF) and Minimum Mean Square Error (MMSE)). Running test is conducted under small office channel model for modulation 64 QAM with data-rate (2/3, 3/4, 5/6) within two spatial streams. For BER 10-4, the MLD shows superior performance rather than ZF about 15,33 db and MMSE about 13,33 db. Keword : decoding, Maximum Likelihood Detector (MLD), MIMO, OFDM, and WLAN n I. PENDAHULUAN Wireless LAN merupakan teknologi jaringan nirkabel ang dapat digunakan untuk komunikasi data. Dalam perkembanganna, teknologi wireless menghadapi masalah klasik aitu kanal ang bersifat multipath fading. Di samping itu, karena semakin meningkatna komunikasi menggunakan WLAN, maka peningkatkan efisiensi kanal merupakan hal ang sangat penting. Untuk mengatasi hal tersebut, ada dua teknik ang digunakan dalam perkembangan WLAN aitu Orthogonal Frequenc Division Multiplexing (OFDM) dan Multi Input Multi Output (MIMO). OFDM merupakan teknik transmisi multicarrier, dimana tiap frekuensi subcarrier adalah orthogonal satu sama lain. OFDM membagi aliran data highrate mejadi aliran laju data ang lebih rendah, ang kemudian dikirimkan secara bersama pada beberapa subcarrier. Penerapan teknik ini mengakibatkan kondisi kanal multipath fading menjadi kanal flat fading. Dan di sisi lain untuk meningkatkan efisiensi kanal digunakan teknik MIMO. MIMO merupakan sistem ang menggunakan multi antena pada sisi pengirim dan penerima. Teknik ini akan membentuk kanal paralel ang independen untuk membagi transmisi data menjadi beberapa spatial stream. Dengan demikian teknik ini dapat memperbesar kapasitas kanal tanpa memerlukan bandwidth tambahan. Teknik OFDM sendiri telah diterapkan pada WLAN a dengan sistem SISO (Single-Input Single Output/antena tunggal) pada frekuensi 5 GHz [1]. Selanjutna dikembangkan sistem MIMO-OFDM ang diterapkan pada WLAN n [2]. Kombinasi sistem MIMO-OFDM mempunai kemampuan dalam menawarkan akses komunikasi ang cepat, handal, fleksibel dan efisien dalam penggunaan bandwidth. WLAN n menggunakan MIMO dengan jumlah maksimal antena pemancar adalah empat buah. Penerapan MIMO-OFDM pada WLAN n dapat menjanjikan kenaikan laju data mencapai 600 Mbps [3]. Untuk meningkatkan peforma WLAN n telah digunakan beberapa teknik, antara lain penggunaan Low Densit Parit Check (LDPC) sebagai channel coder pengganti Binar Convolutional Code (BCC), serta desain Register Transfer Level (RTL)-na [4]. Lalu desain Application Specific Integrated Circuit (ASIC) untuk LDPC decoder [5] [6]. Hasilna simulasi dengan menggunakan LDPC memberikan peningkatan peforma 6 db dibandingkan BCC. Teknik lain ang dilakukan adalah pengaturan antenna spacing pada nilai 2 λ menghasilkan perbaikan sebesar 5 db dibandingkan dengan menggunakan antenna spacing sebesar 1/2 λ [7]. Pengiriman beberapa data independen pada sistem MIMO disebut teknik spatial multiplexing. Dengan penggunaan kanal ang sama untuk mengirim beberapa data independen, dibutuhkan teknik khusus untuk mendapatkan kembali informasi ang dikirim. Dua teknik deteksi linier ang digunakan pada WLAN n adalah Zero Forcing (ZF) dan Minimum Mean Square Error (MMSE). Keduana memiliki kompleksitas ang sederhana dan kinerjana rendah. Teknik ang dikenal memiliki kinerja optimal pada soft-decision detector adalah Maximum Likelihood Detector (MLD), dimana teknik ini akan menghitung jarak sinal diterima terhadap seluruh kemungkinan kombinasi simbol. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian terhadap peningkatan kinerja pada WLAN n dengan menerapkan algoritma deteksi Maximum Likelihood sebagai detektor MIMO. Dan hasilna akan dibandingkan dengan algoritma deteksi ZF serta MMSE. Teknik MIMO ang digunakan adalah Spatial Division Multiplexing pada kofigurasi MIMO 2x2 dan modulasi 64 QAM. Simulasi dilakukan pada model kanal B IEEE TGn ang mewakili cakupan area suatu kantor kecil. Dan parameter ang diamati adalah perbandingan Bit Error Rate (BER) terhadap Signal to Noise Ratio (SNR). II. DASAR TEORI A. MIMO Nomenklatur : Huruf ang dicetak tebal menandakan suatu matriks sedangkan ang dicetak biasa menandakan nilai skalar; ( ) HH menandakan matriks hermitian (conjugate transpose); ( ) 1 menandakan matriks invers; I menandakan matriks indentitas; menandakan norma euclidean. MIMO (Multiple-Input Multiple-Output) merupakan salah satu teknik diversitas, aitu spatial diversit dimana penggunaan teknik diversitas dapat mengurangi fading dan interferensi dari user lain dan meningkatkan laju data tanpa mengorbankan bandwidth maupun daa pancarna. Teknik MIMO ini menggunakan beberapa antena pada pemancar dan penerima untuk meningkatkan performansi 1
2 1 h 11 h 12 h 1N s 1 n 1 2 h = 21 h 22 h 2N s 2 n 2 + (2) N h M1 h M2 h MN s N n N Gambar 1. Sistem MIMO. komunikasi. Skema MIMO ang umumna digunakan, dibedakan menjadi dua jenis aitu Space Time Block Code (STBC) dan Spatial Division Multiplexing (SDM). Konfigurasi sistem MIMO dengan N antena pemancar dan M antena penerima dapat dilihat pada gambar 1. Dari gambar 1, Tx 1 sampai dengan Tx N merupakan antena pemancar sejumlah N, sedangkan Rx 1 sampai dengan Rx M merupakan antena penerima sejumlah M. h 11 merupakan kanal propagasi sinal dari antena penerima pertama dan antena pemacar pertama, h 21 merupakan kanal propagasi sinal dari antena penerima kedua dan antena pemancar pertama, begitu seterusna sampai h MN ang merupakan kanal propagasi sinal dari antena penerima ke-m dan antena pemancar ke-n. Adapun persamaan dari sistem MIMO diberikan sebagai berikut : = HHHH + nn (1) dengan : : Simbol ang diterima, H : Respon impuls kanal dari N jumlah antena pemancar dan M jumlah antena penerima, s : Simbol ang ditransmisikan, dan n : Noise. B. Wireless LAN n Standar WLAN IEEE802.11n menjanjikan untuk meningkatkan kehandalan secara signifikan dan throughput. Pada MIMO, WLAN n dapat memberikan peningkatan data rate hingga 5 kali dengan 20 Mhz bandwidth ang sama dan hingga 10 kali dengan menggandakan bandwidth menjadi 40 Mhz. Oleh karena itu WLAN n disebut sistem dengan high throughput. WLAN a/g dapat memberikan maximum data rate mencapai 54 Mbps sedangkan dalam WLAN n, menjanjikan kenaikan hingga 600 Mbps. C. MIMO Decoding Setiap antena penerima akan mendapatkan seluruh sinal dari semua antena pemancar, sehingga sinal ang diterima N pada antena pertama adalah 1 = i=1 h 1i s i dan seterusna hingga M. Karena semua informasi tercampur pada setiap antena penerima, maka dibutuhkan suatu teknik MIMO decoding untuk mendapatkan sinal informasi asli. Metode MIMO decoding terbagi atas beberapa jenis, aitu : 1. Metode Linier Metode linier ang digunakan ada dua aitu Zero Forcing (ZF) dan Minimum Mean Square Error (MMSE). Zero Forcing (ZF) Metode ZF merupakan metode untuk menghilangkan pengaruh kanal dengan cara mengkalikan matriks kanal pada matriks invers-na. Dari persamaan umum transmisi sinal ang diberikan pada persamaan (1), dapat dibentuk persamaan (2) sebagai berikut : ZF mengimplementasikan matriks invers (mengabaikan masalah penguatan derau). Dan pesan ang diterima diberikan oleh persamaan : ss = WW (3) Untuk mencari nilai s, kita harus mencari matriks bobot W ang memenuhi WWWW = 1. Persamaan ZF untuk memenuhi hal tersebut diberikan sebagai berikut : WW = (HH H HH) 1 HH H (4) Maka nilai estimasi s adalah ss = WWWW ss = WW(HHHH + nn) ss = WWWWWW + WWWW ss = ss + WWnn (5) Minimum Mean Square Error (MMSE) Metode MMSE mencoba untuk mencari koefisien bobot W ang mengurangi nilai noise additive, sehingga : WW = [HH H HH + nnnn] 1 HH H (6) Ketika membandingkan dengan persamaan ZF, bagian dari faktor faktor noise (ni) kedua persamaan tersebut sebanding. Faktana ketika faktor noise adalah nol, MMSE akan sama dengan persamaan ZF. 2. Metode non Linier Maximum Likelihood Detector (MLD) Maximum Likelihood merupakan metode ang membandingkan sinal ang diterima receiver dengan semua kemungkinan informasi ang dapat dikirim atau kandidat simbol. Persamaanna diberikan sebagai berikut : ss MMMM = arg min HHss 2 (7) dengan : ss MMMM : Simbol ang dideteksi, : Simbol ang diterima, H : Respon impuls kanal dari N jumlah antena pemancar dan M jumlah antena penerima, dan ss : Kandidat simbol. ss MMMM didapat dengan mencari jarak Euclidean antara sinal ang diterima dari pemancar dan hasil perkalian kanal dengan kandidat simbol dari sinal ang ditransmisikan. Detektor maximum likelihood memilih pesan ss ang menghasilkan jarak terkecil antara vektor penerimaan () dan perkiraan pesan (HHss ) [8]. Semakin kecil perbedaan sinal ang diterima dengan HHss, maka semakin besar kemungkinan bahwa kandidat simbol tersebut adalah informasi ang dikirim oleh pemancar. Ilustrasi deteksi maximum likelihood dapat dilihat pada gambar 2. Pada gambar 2 dapat dilihat sinal ang diterima receiver () jatuh pada titik X, untuk dapat mengenali X maka dicari jarak minimal terhadap empat kandidat simbol (dalam kondisi ini dicontohkan pada modulasi QPSK). Permasalahan MLD Permasalahan MLD adalah mengenai kompleksitas ang tinggi dan jumlah kandidat simbol ang bergantung pada jenis modulasi. Hal ini dapat dilihat dari persamaan berikut : K = M N t (8) 2
3 Gambar 2. Ilustrasi deteksi maximum likelihood. dengan : K : Banakna kombinasi dari kandidat simbol, M : Jumlah poin konstelasi, dan N t : Jumlah antena pemancar. Jadi bila menggunakan modulasi QPSK dengan dua antena pemancar, maka kita harus mencari nilai minimum dari 4 2 = 16 kombinasi [9]. Penerapan MLD pada Sistem MIMO [10] Dari persamaan (6) dapat diambil contoh perhitungan sederhanana, bila menggunakan modulasi QPSK dengan antena pemancar dan penerima masing-masing dua buah. Maka persamaan matriksna akan diberikan sebagai berikut : ss ML = 1 h 11 h 12 s h 21 h 22 s (9) 2 Jika memakai modulasi QPSK, nilai dari s 1 aitu ±1 ± j. Nilai dari s 2 pun adalah sama aitu ±1 ± j. Jadi untuk mencari solusi dari Maximum Likelihood seperti ang telah dijelaskan pada bagian sebelumna, kita harus mencari nilai minimal dari semua 16 kombinasi s 1 dan s 2. ss ML 1 = 1 h 11 h j 2 2 h j h 21 ss ML 2 = 1 h 11 h j 2 2 h j h 21 ss ML 3 = 1 h 11 2 h 21 h j 2 h j... ss ML 16 = 1 h 11 2 h 21 h 12 1 j 2 h 22 1 j (10) Perkiraan dari simbol ang dikirimkan dipilih berdasarkan nilai minimum dari ke 16 nilai s ML diatas : Jika nilai minimum adalah s ML 1 maka simbolna adalah [+1 + j, +1 + j], Jika nilai minimum adalah s ML 2 maka simbolna adalah [+1 + j, +1 j], Jika nilai minimum adalah s ML 3 maka simbolna adalah [+1 + j, 1 + j], dan seterusna sampai nilai s ML 16. Jika nilai minimum adalah s ML 16 maka simbolna adalah [ 1 j, 1 j]. 3 III. PERANCANGAN SISTEM Pada bagian ini akan dipaparkan perancangan sistem dan parameter simulasi. Diagram blok sisi penerima pada WLAN n dapat dilihat pada gambar 3, dan bagian MIMO decoder berada setelah tahap phase tracker. Pada simulasi ini akan diteliti kinerja MIMO decoder pada konfigurasi antena 2 x 2 dengan orde modulasi 64 QAM. Pada standar IEEE n, konfigurasi ini termasuk dalam Modulation and Coding Scheme (MCS) 13,14 dan 15. Yang membedakan ketiga MCS tersebut adalah laju pengkodean dimana masing- masing bernilai 2/3,3/4 dan 5/6. Parameter sistem ang lain ditampilkan pada tabel 1. Pada blok MIMO decoder sendiri sudah terdapat dua algoritma ang akan dijadikan pembanding kinerja algoritma Maximum Likelihood Detector (MLD), aitu Zero-Focing (ZF), Minimum Mean Square Error (MMSE). Sebagai titik acuan kinerja terbaik, alur kerja perbandingan kinerja berbagai metode digambarkan oleh diagram blok pada gambar 4. Untuk mendapatkan hasil ang optimal dibandingkan dengan algoritma linier seperti Zero Forcing (ZF) dan Minimum Mean Square Error (MMSE), maka digunakan algoritma Maximum Likelihood dan penerapan algoritma ini dilakukan pada bagian penerima sistem WLAN n aitu pada blok dekoder MIMO. Adapun diagram alir dari algoritma maximum likelihood dapat dilihat pada gambar 5. Langkah-langkahna adalah sebagai berikut : 1. Inisialisasi Kandidat simbol Pada blok ini ditentukan kandidat-kandidat simbol sesuai jenis modulasi ang dipakai, dalam hal ini ang dipakai adalah modulasi 64 QAM. Sehingga apabila memakai dua antena pemancar, maka jumlah kandidat simbolna adalah 4096 kombinasi. 2. Menghitung HHss Sebagaimana rumus dari maximum likelihood aitu ss MMMM = arg min HHss 2, HHss sendiri merupakan perkalian antara estimasi kanal (H) dengan semua kandidat simbol ss. 3. Menghitung Euclidean Distance Setelah menghitung nilai Hs, selanjutna adalah mencari jarak Euclidean antara sinal ang diterima () dengan kandidat simbol ang telah dikalikan nilai dari estimasi kanalna (HHss ). Nilai sendiri merupakan hasil perkalian antara kanal (H) dan simbol ang dipancarkan (s) serta telah ditambahkan derau (n). = HH ss + nn HHHH = (HH ss + nn) (HH_estimasi ss) (11) 4. Mencari Nilai Minimum Setelah semua kandidat simbol dihitung jarak Euclideanna, maka langkah selanjutna adalah mencari nilai minimum dari jarak Euclidean dari kandidat-kandidat simbol tersebut. Sesuai dengan prinsip maximum likelihood, semakin kecil (minimum) nilai perbedaan sinal ang diterima () dengan suatu kandidat simbol, maka semakin besar (maximum) kemungkinan bahwa kandidat simbol tersebut adalah informasi ang dikirim oleh pemancar. 5. Pengambilan Keputusan (Decision) Setelah didapat nilai minimum-na maka langkah selanjutna adalah pengambilan keputusan untuk menggolongkan nilai minimum tersebut termasuk ke dalam salah satu kandidat simbol untuk modulasi ang digunakan.
4 TABEL 1 PARAMETER PENGUJIAN Parameter Nilai Jumlah iterasi 100 Modulasi subcarrier 64 QAM Jumlah antena pemancar dan penerima 2 Laju pengkodean 2/3, 3/4, 5/6 Lebar pita 40 MHz MIMO decoder ZF, MMSE, dan MLD MIMO tpe SDM Jumlah data per paket 1000 octet Model kanal TGn channel B Channel code Convolutional coding Throughput 216, 243, 270 Mbps Gambar 3. Blok diagram penerima WLAN IEEE802.11n. Gambar 4. Diagram alur kerja perbandingan kinerja MIMO decoder. Gambar 5. Diagram alir algoritma Maximum Likelihood. IV. SIMULASI DAN ANALISIS Pada bab ini akan dilakukan analisis hasil penelitian dan pembahasan atas kimerja dekoder Maximum Likelihood pada WLAN n. Analisis meliputi pembahasan mengenai hasil simulasi dekoder Maximum Likelihood pada simulator WLAN n dengan membandingan kinerjana berdasarkan nilai BER dengan metode dekoder ang merupakan standar WLAN n aitu ZF dan MMSE. Adapun pada pengujian ini digunakan parameter MCS (Modulation and Coding Scheme) aitu nilai ang menentukan jenis modulasi, laju pengkodean, dan jumlah dari spatial stream atau antena pemancar ang digunakan. Parameter lainna dapat dilihat pada tabel 1. A. Pengujian MCS 13 Hasil pengujian untuk MCS 13 (modulasi 64 QAM, laju pengkodean 2/3, dan dua antena pemancar), ditunjukan pada gambar 6. Dari gambar 6, ZF mencapai BER 10-4 pada SNR 44 db, dan MMSE pada SNR 42 db. Sedangkan MLD mencapai BER tersebut pada SNR 31 db. Hal ini berarti bahwa metode optimum Maximum Likelihood (MLD) menunjukan peningkatan kinerja terhadap detektor ZF dan MMSE aitu sebesar 12,5 db dan 10,5 db. B. Pengujian MCS 14 Hasil pengujian untuk MCS 14 (modulasi 64 QAM, laju pengkodean 3/4, dan dua antena pemancar), ditunjukan pada gambar 7. Dari gambar 7, ZF mencapai BER 10-4 pada SNR 46 db, dan MMSE pada SNR 44 db. Sedangkan MLD mencapai BER tersebut pada SNR 31 db. Hal ini berarti bahwa metode optimum Maximum Likelihood (MLD) menunjukan peningkatan kinerja terhadap detektor ZF dan MMSE aitu sebesar 15 db dan 13 db. C. Pengujian untuk MCS 15 Hasil pengujian untuk MCS 15 (modulasi 64 QAM, laju pengkodean 5/6, dan dua antena pemancar), ditunjukan pada gambar 8. Dari gambar 8, ZF mencapai BER 10-4 pada SNR 55 db, dan MMSE pada SNR 53 db. Sedangkan MLD mencapai BER tersebut pada SNR 36,5 db. Hal ini berarti bahwa metode optimum Maximum Likelihood (MLD) menunjukan peningkatan kinerja terhadap detektor ZF dan MMSE aitu sebesar 18,5 db dan 16,5 db. 4
5 D. Analisis Kompleksitas Dari persamaan (6) K = M N t, maka dapat ditentukan jumlah kompleksitas dari MLD aitu jumlah kombinasi dari kandidat simbolna, dengan menggunakan dua antena pemancar (N t ) dan modulasi 64 QAM (M=64), maka kompleksitasna adalah 64 2 = Sedangkan untuk detektor linier seperti ZF dan MMSE, perhitungan kompleksitasna diberikan pada persamaan : K = N 2 t + N t (12) Jika menggunakan dua antena pemancar, maka kompleksitasna adalah = 6 [11]. Dari contoh perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel perbandingan kompleksitas antara ZF, MMSE, dan MLD seperti ang dapat dilihat pada tabel 2. Gambar 6. Grafik hasil pengujian MCS 13. Gambar 7. Grafik hasil pengujian MCS 14. Gambar 8. Grafik hasil pengujian MCS 15. TABEL 2 PERBANDINGAN KOMPLEKSITAS ZF, MMSE, dan MLD. Kompleksitas Antena Pemancar Modulasi ZF MMSE MLD 1 64 QAM QAM QAM QAM V. PENUTUP A. Kesimpulan Pada target BER 10-4, terdapat perbaikan nilai SNR MLD terhadap ZF dan MMSE. Untuk MCS 13 masing-masing sebesar 12,5 db dan 10,5 db. Lalu MCS 14 sebesar 15 db dan 13 db. Dan MCS 15 sebesar 18,5 db dan 16,5 db. Adapun kompleksitas kandidat simbol MLD bertambah seiring dengan bertambahna jumlah antena pemancar dan poin konstelasi ang digunakan. Sebagai contoh dengan menggunakan satu antena pemancar dan modulasi 64 QAM, jika dibandingkan dengan dekoder linier rasiona adalah 2 6 : 2. Sedangkan jika menggunakan empat antena pemancar rasiona akan meningkat secara signifikan aitu 2 24 : 20. B. Saran Karena masalah kompleksitasna, maka diperlukan suatu metode untuk menederhanakan prosesna dengan hasil ang mendekati peforma Maximum Likelihood seperti Trellis, Sphere, dan K-Best. Lalu untuk penelitian selanjutna dapat dikembangkan dan diterapkan pada tipe WLAN lainna, sebagai contoh WLAN ac. DAFTAR PUSTAKA [1] Suplement to IEEE STANDARD for Information Technolog - Telecommunications and information exchange between sstems - Local and metropolitan area networks - Specific requirements, IEEE Std a-1999(R2003), Juni [2] Draft STANDARD for Information Technolog - Telecommunications and Information Exchange between Sstems - Local and Metropolitan Area Networks - Specific Requirements, IEEE P802.11n./D9.0, March [3] Perahia, Eldad and Stace, Robert Next Generation Wireless LANs- Throughput, Robustness, and Reliabilit in n. Cambridge Universit Press. [4] Safei, W.A., Y. Nagao, R. Imashioa, M. Kurosaki, and H. Ochi Performance Evaluation of Low Densit Parit Check CODEC for IEEE802.11n and Its RTL Design. Smart Info-Media Sstem in Bangkok (SISB 2008). Bangkok, Thailand. [5] Safei, W.A., Y. Nagao, R. Yohena, H. Shimajiri, T. Yoshida, M. Kurosaki, B. Sai, and H. Ochi Performance Evaluation of Low Densit Parit Check Codes for IEEE n and Its ASIC Design. International Smposium on Communications and Information Technologies (ISCIT 2008), No. D3-AM, Don Chan Palace, Vientiane, Lao PDR. [6] Safei, W.A., Y. Nagao, R. Yohena, H. Shimajiri, T. Yoshida, M. Kurosaki, B. Sai, and H. Ochi Performance Evaluation and ASIC Design of LDPC Decoder for IEEE802.11n. 6th Annual IEEE Consumer Communications and Networking Conference (IEEE CCNC 2009), No , Las Vegas, Nevada, USA. [7] Safei, W.A., dan H. Pratista Performance Evaluation of Wireless LAN IEEE802.11n b Antenna Spacing. International Conference 5
6 on Information Technolog and Electrical Engineering (ICITEE) 2011, Jogjakarta, Indonesia. [8] Jalden, Joakim Maximum Likelihood Detection for the Linear MIMO Channel. Sweden. [9] Zelst, Allert van Space Division Multiplexing Algorithms. Paper for IEEE, Eindhoven Universit of Technologies, Eindhoven. [10] Sankar, Krishna MIMO with ML Equalization. Article at [11] TGn Channel Models, IEEE P Wireless LANs, Mei [12] Zimmermann, E., W. Rave, and G. Fettweis. On the Complexit of Sphere Decoding. Dresden Universit of Technolog, Vodafone Chair Mobile Communications Sstems, D Dresden, German. BIODATA MAHASISWA Reza Heri Praogo, lahir di Cirebon, 3 Desember Menempuh pendidikan di SD Negeri Bima Cirebon, SMP Negeri 5 Cirebon, SMA Negeri 4 Cirebon dan melanjutkan studi Strata-1 di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang, konsentrasi Elektronika dan Telekomunikasi. Mengetahui dan Mengesahkan, Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Dr.Eng.Wahul Amien Safei NIP Tanggal: Imam Santoso, S.T., M.T. NIP Tanggal: 6
IMPLEMENTASI DEKODER MIMO BERBASIS DETEKSI SPHERE PADA WLAN n
IMPLEMENTASI DEKODER MIMO BERBASIS DETEKSI SPHERE PADA WLAN 802.11n Anky Setyadewa *), Wahyul Amien S *), and Imam Santoso* ) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto,
Lebih terperinciPENINGKATAN KINERJA WI-FI n MENGGUNAKAN MIMO DEKODER BERBASIS MLD (MAXIMUM LIKELIHOOD DETECTION) PADA KONFIGURASI ANTENA 4x4
PENINGKATAN KINERJA WI-FI 80.11n MENGGUNAKAN MIMO DEKODER BASIS MLD (MAXIMUM LIKELIHOOD DETECTION) PADA KONFIGURASI ANTENA 4x4 Amelia Syarfina Qisthi *), Wahyul Amien Syafei, and Imam Santoso Jurusan Teknik
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MIMO DECODER BERBASIS METODE NON-LINEAR UNTUK MENINGKATKAN KINERJA WLAN ac
IMPLEMENTASI MIMO DECODE BEBASIS METODE NON-LINEA UNTUK MENINGKATKAN KINEJA WLAN 80.11ac Zuhrotul Maulida *), Wahyul Amien Syafei, Imam Santoso Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang
Lebih terperinciIMPLEMENTASI DEKODER MIMO BERBASIS DETEKSI TRELLIS PADA WLAN n Yama Aryadanangjaya 1, Wahyul Amien Syafei 2, Imam Santoso 3
IPLEENTASI DEKODER IO BERBASIS DETEKSI TRELLIS PADA WLAN 80n Yama Aryadanangjaya, Wahyul Amien Syafei, Imam Santoso 3 3 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jln Prof Sudharto,
Lebih terperinciPENINGKATAN KINERJA WLAN n DENGAN KERAGAMAN PENERIMA DAN PENGATURAN JARAK ANTAR ANTENA
PENINGKATAN KINERJA WLAN 802.11n DENGAN KERAGAMAN PENERIMA DAN PENGATURAN JARAK ANTAR ANTENA Aulia Iqbal M *), Wahyul Amien Syafei, and Ajub Ajulian Zahra Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciIMPLEMENTASI DEKODER MIMO BERBASIS DETEKSI TRELLIS PADA WLAN n
IPLEENTASI DEKODER IO BERBASIS DETEKSI TRELLIS PADA WLAN 80n Yama Aryadanangjaya *), Wahyul Amien Syafei *), and Imam Santoso *) Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl Prof Sudharto,
Lebih terperinciSimulasi MIMO-OFDM Pada Sistem Wireless LAN. Warta Qudri /
Simulasi MIMO-OFDM Pada Sistem Wireless LAN Warta Qudri / 0122140 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH 65, Bandung, Indonesia, Email : jo_sakato@yahoo.com ABSTRAK Kombinasi
Lebih terperinciANALISIS KINERJA SPHERE DECODING PADA SISTEM MULTIPLE INPUT MULTIPLE OUTPUT
Kezia Elda, Lydia Sari, Analisis Kinerja Sphere Decoding 39 ANALISIS KINERJA SPHERE DECODING PADA SISTEM MULTIPLE INPUT MULTIPLE OUTPUT Kezia Elda 1, Lydia Sari 2 Program Studi Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciBAB III PEMODELAN MIMO OFDM DENGAN AMC
BAB III PEMODELAN MIMO OFDM DENGAN AMC 3.1 Pemodelan Sistem Gambar 13.1 Sistem transmisi MIMO-OFDM dengan AMC Dalam skripsi ini, pembuatan simulasi dilakukan pada sistem end-to-end sederhana yang dikhususkan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI DEKODER MIMO BERBASIS METODE K-BEST PADA WLAN n
IMPLEMENTASI DEKODER MIMO BERBASIS METODE K-BEST PADA WLAN 802.11n Ardea Satya Hasnanta *), Wahyul Amien Syafei, and Imam Santoso Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof Sudharto,
Lebih terperinciANALISIS UNJUK KERJA TEKNIK MIMO STBC PADA SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING
ANALISIS UNJUK KERJA TEKNIK MIMO STBC PADA SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING T.B. Purwanto 1, N.M.A.E.D. Wirastuti 2, I.G.A.K.D.D. Hartawan 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan wireless menjadi salah satu sarana yang paling banyak dimanfaatkan dalam sistem komunikasi. Untuk menciptakan jaringan wireless yang mampu
Lebih terperinciREDUKSI EFEK INTERFERENSI COCHANNEL PADA DOWNLINK MIMO-OFDM UNTUK SISTEM MOBILE WIMAX
REDUKSI EFEK INTERFERENSI COCHANNEL PADA DOWNLINK MIMO-OFDM UNTUK SISTEM MOBILE WIMAX Arya Panji Pamuncak, Dr. Ir. Muhamad Asvial M.Eng Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia
Lebih terperinciAnalisa Kinerja Alamouti-STBC pada MC CDMA dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak
Analisa Kinerja Alamouti-STBC pada MC CDMA dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak ABSTRAK Nur Hidayati Hadiningrum 1, Yoedy Moegiharto 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan
Lebih terperinciANALISIS KINERJA TEKNIK DIFFERENTIAL SPACE-TIME BLOCK CODED PADA SISTEM KOMUNIKASI KOOPERATIF
1/6 ANALISIS KINERJA TEKNIK DIFFERENTIAL SPACE-TIME BLOCK CODED PADA SISTEM KOMUNIKASI KOOPERATIF I Gusti Putu Raka Sucahya - 2206100124 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi
Lebih terperinciKINERJA TEKNIK SINKRONISASI FREKUENSI PADA SISTEM ALAMOUTI-OFDM
111, Inovtek, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2014, hlm. 111-115 KINERJA TEKNIK SINKRONISASI FREKUENSI PADA SISTEM ALAMOUTI-OFDM Arifin, Yoedy Moegiharto, Dhina Chandra Puspita Prodi Studi D4 Teknik Telekomunikasi
Lebih terperinciKata Kunci: ZF-VBLAST dan VBLAST-LLSE.
Makalah Seminar Tugas Akhir Analisa Pengaruh Jumlah Antena dan Algoritma Deteksi Pada Penjamakan Spasial Terhadap Kualitas Pengiriman Informasi Oleh : Irma Komariah, L2F 303 446 Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciBAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISIS
BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISIS Simulasi MIMO OFDM dengan teknik spatial multiplexing ini menggunakan berbagai macam parameter, yang mana dapat dilihat pada tabel 4.1. Pada simulasi, digunakan tiga
Lebih terperinciANALISA KINERJA ESTMASI KANAL DENGAN INVERS MATRIK PADA SISTEM MIMO. Kukuh Nugroho 1.
ANALISA KINERJA ESTMASI KANAL DENGAN INVERS MATRIK PADA SISTEM MIMO Kukuh Nugroho 1 1 Jurusan Teknik Telekomunikasi, Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto e-mail :kukuh@st3telkom.ac.id
Lebih terperinciSistem Mimo dan Aplikasi Penggunaannya
Sistem Mimo dan Aplikasi Penggunaannya Emilia Roza 1) & Muhammad Mujirudin 2) 1, 2) Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, Jakarta Jl. Tanah Merdeka no.
Lebih terperinciSistem MIMO sebagai Dasar Menuju 4G
Sistem MIMO sebagai Dasar Menuju 4G Yonathan Santoso PT. HUAWEI Tech Investment BRI II Building, 20 th Floor, Suite 2005 Jl. Jend. Sudirman Kav.44-46 Jakarta 10210 Indonesia Abstract Multiple Input Multiple
Lebih terperinciImplementasi dan Evaluasi Kinerja Multi Input Single Output Orthogonal Frequency Division Multiplexing (MISO OFDM) Menggunakan WARP
A342 Implementasi dan Evaluasi Kinerja Multi Input Single Output Orthogonal Frequency Division Multiplexing ( OFDM) Menggunakan WARP Galih Permana Putra, Titiek Suryani, dan Suwadi Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciAnalisis Kinerja dan Kapasitas Sistem Komunikasi MIMO pada Frekuensi 60 GHz di Lingkungan dalam Gedung HIKMAH MILADIYAH
Analisis Kinerja dan Kapasitas Sistem Komunikasi MIMO pada Frekuensi 60 GHz di Lingkungan dalam Gedung HIKMAH MILADIYAH 2210 100 046 Pembimbing: 1. Dr. Ir. Suwadi, MT. 2. Devy Kuswidiastuti, ST., MSc.
Lebih terperinciImplementasi dan Evaluasi Kinerja Kode Konvolusi pada Modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) Menggunakan WARP
JURNAL TEKNIK ITS Vol., No. 1, (215) ISSN: 2337539 (231-9271 Print) A Implementasi dan Evaluasi Kinerja Kode Konvolusi pada Modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) Menggunakan WARP Desrina Elvia,
Lebih terperinciSimulasi Peningkatan Kemampuan Kode Quasi-Orthogonal melalui Rotasi Konstelasi Sinyal ABSTRAK
Simulasi Peningkatan Kemampuan Kode Quasi-Orthogonal melalui Rotasi Konstelasi Sinyal Ervina Mironari Ginting / 0322182 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof.
Lebih terperinciAnalisis Penerapan Teknik AMC dan AMS untuk Peningkatan Kapasitas Kanal Sistem MIMO-SOFDMA
JURNAL INFOTEL Informatika - Telekomunikasi - Elektronika Website Jurnal : http://ejournal.st3telkom.ac.id/index.php/infotel ISSN : 2085-3688; e-issn : 2460-0997 Analisis Penerapan Teknik AMC dan AMS untuk
Lebih terperinciAnalisis Kinerja SISO dan MIMO pada Mobile WiMAX e
Analisis Kinerja SISO dan MIMO pada Mobile WiMAX 80.6e Mustofa Agung Prasetya, Wirawan Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS Abstrak Perkembangan teknologi Mobile WiMAX yang mengarah kepada pemenuhan akan kebutuhan
Lebih terperinciAnalisa Kinerja MIMO 2X2 dengan Full-Rate STC pada Mobile WiMAX
Analisa Kinerja MIMO 2X2 dengan Full-Rate STC pada Mobile WiMAX Arno Paliling, Wirawan Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS Abstrak Teknik MIMO memainkan peran penting dalam spesifikasi nirkabel saat ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Layanan 3G komersial telah diluncurkan sejak tahun 2001 dengan menggunakan teknologi WCDMA. Kecepatan data maksimum yang dapat dicapai sebesar 2 Mbps. Walaupun demikian,
Lebih terperinciKinerja Precoding pada Downlink MU-MIMO
Kinerja Precoding pada Downlink MU-MIMO Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang E-mail : subuhpramono@yahoo.co.id Abstrak Multiuser pada downlink MU MIMO mengakibatkan multiuser interference
Lebih terperinciPENGUJIAN TEKNIK FAST CHANNEL SHORTENING PADA MULTICARRIER MODULATION DENGAN METODA POLYNOMIAL WEIGHTING FUNCTIONS ABSTRAK
Abstrak PENGUJIAN TEKNIK FAST CHANNEL SHORTENING PADA MULTICARRIER MODULATION DENGAN METODA POLYNOMIAL WEIGHTING FUNCTIONS Jongguran David/ 0322136 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof. Drg.
Lebih terperinciRancang Bangun Transmitter Gigabit WLAN
Available online at TRANSMISI Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/transmisi TRANSMISI, 14 (2), 2012, 73-77 Research Article Rancang Bangun Transmitter Gigabit WLAN Wahyul Amin Syafei 1, Imam
Lebih terperinciANALISIS UNJUK KERJA CODED OFDM MENGGUNAKAN KODE CONVOLUTIONAL PADA KANAL AWGN DAN RAYLEIGH FADING
ANALISIS UNJUK KERJA CODED OFDM MENGGUNAKAN KODE CONVOLUTIONAL PADA KANAL AWGN DAN RAYLEIGH FADING F. L. H. Utomo, 1 N.M.A.E.D. Wirastuti, 2 IG.A.K.D.D. Hartawan 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciESTIMASI KANAL MIMO 2x2 DAN 2x3 MENGGUNAKAN FILTER ADAPTIF KALMAN
ESTIMASI KANAL MIMO 2x2 DAN 2x3 MENGGUNAKAN FILTER ADAPTIF KALMAN Imelda Uli Vistalina Simanjuntak 1 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Jakarta Email: imelda.simanjuntak0110@gmail.com;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bab II Landasan teori
1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Layanan komunikasi dimasa mendatang akan semakin pesat dan membutuhkan data rate yang semakin tinggi. Setiap kenaikan laju data informasi, bandwith yang dibutuhkan
Lebih terperinciANALISIS KINERJA SISTEM MIMO-OFDM PADA KANAL RAYLEIGH DAN AWGN DENGAN MODULASI QPSK
ANALISIS KINERJA SISTEM MIMO-OFDM PADA KANAL RAYLEIGH DAN AWGN DENGAN MODULASI QPSK M Lukmanul Hakim 1), Sukiswo 2), Imam Santoso 2) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jln.
Lebih terperinciPERHITUNGAN BIT ERROR RATE PADA SISTEM MC-CDMA MENGGUNAKAN GABUNGAN METODE MONTE CARLO DAN MOMENT GENERATING FUNCTION.
PERHITUNGAN BIT ERROR RATE PADA SISTEM MC-CDMA MENGGUNAKAN GABUNGAN METODE MONTE CARLO DAN MOMENT GENERATING FUNCTION Disusun Oleh: Nama : Christ F.D. Saragih Nrp : 0422057 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kebutuhan akan komunikasi nirkabel sangat pesat. Gedung-gedung perkantoran, perumahan-perumahan, daerah-daerah pusat perbelanjaan menuntut akan
Lebih terperinciPerancangan MMSE Equalizer dengan Modulasi QAM Berbasis Perangkat Lunak
Perancangan MMSE Equalizer dengan Modulasi QAM Berbasis Perangkat Lunak Winda Aulia Dewi 1, Yoedy moegiharto 2, 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Telekomunikasi, 2 Dosen Jurusan Teknik Telekomunikasi Politeknik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kebutuhan informasi suara, data (multimedia), dan video. Pada layanan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan layanan informasi komunikasi melaju begitu pesat. Pada awalnya layanan informasi komunikasi hanya berupa suara melalui teknologi switching PSTN, sekarang telah
Lebih terperinciAnalisis Throughput Pada Sistem MIMO dan SISO ABSTRAK
Analisis Throughput Pada Sistem MIMO dan SISO Febriani Veronika Purba (0722120) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri 65 Bandung 40164, Indonesia Email : febri_vayung@yahoo.com
Lebih terperinciANALISIS KINERJA OSTBC (Orthogonal Space Time Block Code) DENGAN RATE ½ DAN ¾ MENGGUNAKAN 4 DAN 3 ANTENA MODULASI M-PSK BERBASIS PERANGKAT LUNAK
ANALISIS KINERJA OSTBC (Orthogonal Space Time Block Code) DENGAN RATE ½ DAN ¾ MENGGUNAKAN 4 DAN 3 ANTENA MODULASI M-PSK BASIS PERANGKAT LUNAK Nizal Fanani, Yoedy Moegiharto 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi wireless saat ini telah mengalami perkembangan yang sangat penting dalam banyak aspek di kehidupan sehari-hari. Semakin banyak komputer yang menggunakan
Lebih terperinciPerancangan Zero Forcing Equalizer dengan modulasi QAM berbasis perangkat lunak
Perancangan Zero Forcing Equalizer dengan modulasi QAM berbasis perangkat lunak Akhmad Zainul Khasin, Yoedy Moegiharto, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi Laboratorium
Lebih terperinciTUGAS AKHIR UNJUK KERJA MIMO-OFDM DENGAN ADAPTIVE MODULATION AND CODING (AMC) PADA SISTEM KOMUNIKASI NIRKABEL DIAM DAN BERGERAK
TUGAS AKHIR UNJUK KERJA MIMO-OFDM DENGAN ADAPTIVE MODULATION AND CODING (AMC) PADA SISTEM KOMUNIKASI NIRKABEL DIAM DAN BERGERAK Diajukan Guna Melengkapi Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu
Lebih terperinciBit Error Rate pada Sistem MIMO MC-CDMA dengan Teknik Alamouti-STBC
Bit Error Rate pada Sistem MIMO MC-CDMA dengan Teknik Alamouti-STBC Sekar Harlen 1, Eva Yovita Dwi Utami 2, Andreas A. Febrianto 3 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer,
Lebih terperinciGambar 2.1 Skema CDMA
ANALISA SPACE TIME BLOCK CODING PADA SISTEM PARALLEL INTERFERENCE CANCELLATION MULTI PENGGUNA DETECTION CDMA DENGAN MENGGUNAKAN MODULASI BPSK BERBASIS PERANGKAT LUNAK Violetta Wailisahalong, Ir. Yoedy
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN LAPISAN FISIK PADA SISI PENGIRIM UNTUK SISTEM WIRELESS LAN DENGAN KELUARAN GIGABIT
MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN LAPISAN FISIK PADA SISI PENGIRIM UNTUK SISTEM WIRELESS LAN DENGAN KELUARAN GIGABIT Hayu Pratista 1), Wahyul Amin Syafei 2), Imam Santoso 2) Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciKata kunci : Spread spectrum, MIMO, kode penebar. vii
ABSTRAK Direct Sequence - code Division Multiple Acces (DS-CDMA) merupakan teknik CDMA yang berbasis teknik Direct Sequence Spread Spectrum (DS-SS). DS-CDMA adalah salah satu teknik akses spread spectrum
Lebih terperinciGambar 1. Blok SIC Detektor untuk Pengguna ke-1 [4]
Analisa Kinerja Space Time Block Coding pada Sistem Successive Interference Cancellation Multiuser Detection CDMA dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak Andhini Dwitasari, Yoedy Moegiharto Jurusan
Lebih terperinciVisualisasi dan Analisa Kinerja Kode Konvolusi Pada Sistem MC-CDMA Dengan Modulasi QAM Berbasis Perangkat Lunak
Visualisasi dan Analisa Kinerja Kode Konvolusi Pada Sistem MC-CDMA Dengan Modulasi QAM Berbasis Perangkat Lunak Abstrak Ayu Node Nawwarah 1, Yoedy Moegiharto 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri
Lebih terperinciSIMULASI LOW DENSITY PARITY CHECK (LDPC) DENGAN STANDAR DVB-T2. Yusuf Kurniawan 1 Idham Hafizh 2. Abstrak
SIMULASI LOW DENSITY PARITY CHECK (LDPC) DENGAN STANDAR DVB-T2 Yusuf Kurniawan 1 Idham Hafizh 2 1,2 Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Intitut Teknologi Bandung 2 id.fizz@s.itb.ac.id Abstrak Artikel
Lebih terperinciGambar 1.1 Pertumbuhan global pelanggan mobile dan wireline [1].
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keinginan manusia untuk mendapatkan berbagai macam kemudahan dalam setiap aktifitasnya mendorong berbagai macam perubahan, salah satunya pada teknologi komunikasi.
Lebih terperinciKINERJA DETEKTOR ZERO (ZF) DAN MINIMUM MEAN-SQUARED ERROR (MMSE) PADA SISTEM MULTI USER MIMO DENGAN TEKNIK LINEAR PRECODING BLOCK DIAGONALIZATION (BD)
KINERJA DETEKTOR ZERO (ZF) DAN MINIMUM MEAN-SQUARED ERROR (MMSE) PADA SISTEM MULTI USER MIMO DENGAN TEKNIK LINEAR PRECODING BLOCK DIAGONALIZATION (BD) Arifin 1, Endah Wulansari 2, Chindy Bella Kristiningtyas
Lebih terperinciAnalisis Kinerja Sistem MIMO-OFDM pada Kanal Rayleigh dan AWGN dengan Modulasi QPSK
Available online at TRANSMISI Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/transmisi TRANSMISI, 12 (4), 2010, 150-154 Analisis Kinerja Sistem MIMO- pada Kanal Rayleigh dan AWGN dengan Modulasi QPSK M
Lebih terperinciPENGARUH ERROR SINKRONISASI TRANSMISI PADA KINERJA BER SISTEM MIMO KOOPERATIF
PENGARUH ERROR SINKRONISASI TRANSMISI PADA KINERJA BER SISTEM MIMO KOOPERATIF Yuwanto Dwi Saputro 0600007 Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya-60
Lebih terperinciBAB III PEMODELAN SISTEM
BAB III PEMODELAN SISTEM Secara umum, pemodelan dari sistem pengiriman data dengan sistem Alamouti secara keseluruhan dapat dilihat pada bagan berikut: Gambar 3. 1 Bagan sistem Alamouti secara keseluruhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi komunikasi digital saat ini dituntut untuk dapat mentransmisikan suara maupun data berkecepatan tinggi. Berbagai penelitian sedang dikembangkan
Lebih terperinciSimulasi Proses Deteksi dengan Pencarian Pohon secara Iteratif pada Sistem Nirkabel MIMO (Multiple-Input Multiple-Output) ABSTRAK
Simulasi Proses Deteksi dengan Pencarian Pohon secara Iteratif pada Sistem Nirkabel MIMO (Multiple-Input Multiple-Output) Ratih Ayoe / 0322187 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi yang sangat pesat, maka sistem komunikasi wireless digital dituntut untuk menyediakan layanan data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Latar Belakang
1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Teknik pengkodean Low-Density Parity-Check Code (LDPCC) pertama kali diperkenalkan oleh Gallager, PhD pada tahun 1960. LDPC merupakan salah satu kelas dari pengkodean
Lebih terperinciALGORITMA PENGALOKASIAN RESOURCE BLOCK BERBASIS QOS GUARANTEED MENGGUNAKAN ANTENA MIMO 2X2 PADA SISTEM LTE UNTUK MENINGKATKAN SPECTRAL EFFICIENCY
ALGORITMA PENGALOKASIAN RESOURCE BLOCK BERBASIS QOS GUARANTEED MENGGUNAKAN ANTENA MIMO 2X2 PADA SISTEM LTE UNTUK MENINGKATKAN SPECTRAL EFFICIENCY Suci Monica Sari 1), Arfianto Fahmi 2), Budi Syihabuddin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Konsep global information village [2]
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan komunikasi suara, data, dan multimedia melalui Internet dan perangkat-perangkat bergerak semakin bertambah pesat [1-2]. Penelitian dan pengembangan teknologi
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI ECC 33 PADA JARINGAN MOBILE WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX)
1 ANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI ECC 33 PADA JARINGAN MOBILE WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX) Siska Dyah Susanti 1, Ir. Erfan Achmad Dahlan, MT. 2, M. Fauzan Edy Purnomo. ST.,
Lebih terperinciDEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011
TUGAS AKHIR EVALUASI KINERJA MIMO-OFDM DENGAN MODULASI ADAPTIF PADA LONG TERM EVOLUTION DALAM ARAH DOWNLINK Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendididikan sarjana (S-1)
Lebih terperinciAnalisis Penanggulangan Inter Carrier Interference di OFDM Menggunakan Zero Forcing Equalizer
Analisis Penanggulangan Inter Carrier Interference di OFDM Menggunakan Zero Forcing Equalizer Rizky Wahyudi 1,*,Arfianto Fahmi 1, Afief Dias Pambudi 1 1 Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciANALISIS PERFORMANSI MIMO-OFDM DENGAN MENGGUNAKAN SUCCESSIVE INTERFERENCE CANCELLATION PERFORMANCE ANALISYS OF MIMO-OFDM USING SUCCESSIVE INTERFERENCE CANCELLATION Mochammad Arfin 1, A. Ali Muayyadi, Ph.D.
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Pemancar dan Penerima Sistem MC-CDMA [1].
BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Multicarrier Code Divison Multiple Access (MC-CDMA) MC-CDMA merupakan teknik meletakkan isyarat yang akan dikirimkan dengan menggunakan beberapa frekuensi pembawa (subpembawa).
Lebih terperinciJurnal JARTEL (ISSN (print): ISSN (online): ) Vol: 3, Nomor: 2, November 2016
ANALISIS MULTIUSERORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING (OFDM) BASIS PERANGKAT LUNAK Widya Catur Kristanti Putri 1, Rachmad Saptono 2, Aad Hariyadi 3 123 Program Studi Jaringan Telekomunikasi Digital,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang [8] Pertumbuhan pengguna komunikasi mobile di dunia meningkat sangat tajam dari hanya 11 juta pada tahun 1990 menjadi 2 milyar pengguna pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Modulation. Channel. Demodulation. Gambar 1.1. Diagram Kotak Sistem Komunikasi Digital [1].
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan Meneliti dan menganalisis Turbo Convolutional Coding dan Turbo Block Coding dalam hal (BER) Bit Error Rate sebagai fungsi Eb/No. 1.2. Latar Belakang Dalam sistem komunikasi
Lebih terperinciEVALUASI PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN PENGALOKASIAN RESOURCE BLOCK PADA SISTEM LTE ARAH DOWNLINK
EVALUASI PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN PENGALOKASIAN RESOURCE BLOCK PADA SISTEM LTE ARAH DOWNLINK Josia Ezra1), Arfianto Fahmi2), Linda Meylani3) 1), 2), 3) School of Electrical
Lebih terperinciABSTRAK. sebesar 0,7 db.
ABSTRAK Tujuan dasar komunikasi adalah pengiriman data atau informasi dari satu tempat ke tempat lain. Pada kenyataannya, transmisi data atau informasi yang diterima tidak sama dengan informasi yang dikirim.
Lebih terperinciANALISIS KINERJA SISTEM KOOPERATIF BERBASIS MC-CDMA PADA KANAL RAYLEIGH MOBILE DENGAN DELAY DAN DOPPLER SPREAD
ANALISIS KINERJA SISTEM KOOPERATIF BERBASIS MC-CDMA PADA KANAL RAYLEIGH MOBILE DENGAN DELAY DAN DOPPLER SPREAD Anjar Prasetya - 2207 100 0655 Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciAnalisis Kinerja dan Kapasitas Sistem Komunikasi MIMO pada Frekuensi 5 GHz di Lingkungan dalam Gedung
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Analisis Kinerja dan Kapasitas Sistem Komunikasi MIMO pada Frekuensi 5 GHz di Lingkungan dalam Gedung Desi Natalia, Suwadi, dan Devy Kuswidiastuti Teknik
Lebih terperinciANALISA PERFORMA SUCCESSIVE INTERFERENCE CANCELLATION DALAM CONVOLUTIONAL CODE PADA SISTEM MULTICARRIER DS CDMA. Disusun Oleh: Nama : Rendy Santosa
ANALISA PERFORMA SUCCESSIVE INTERFERENCE CANCELLATION DALAM CONVOLUTIONAL CODE PADA SISTEM MULTICARRIER DS CDMA Disusun Oleh: Nama : Rendy Santosa Nrp : 0422096 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciMetode Interference Cancellation yang Efisien pada Jaringan Nirkabel Area Tubuh
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-116 Metode Interference Cancellation yang Efisien pada Jaringan Nirkabel Area Tubuh Putrissa Damayanti, Wirawan, dan Titiek Suryani
Lebih terperinciAnalisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-5 1 Analisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis Nezya Nabillah Permata dan Endroyono Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi
Lebih terperinciAnalisis Estimasi Kanal Dengan Menggunakan Metode Invers Matrik Pada Sistem MIMO-OFDM
Analisis Estimasi Kanal Dengan Menggunakan Metode Invers Matrik Pada Sistem MIMO-OFDM Kukuh Nugroho 1, Riski Utami 2 1,2 Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto 1,2 Jl. D.I Panjaitan No.128
Lebih terperinciVisualisasi dan Analisa Kinerja Kode Konvolusi Pada Sistem MC-CDMA Dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak
Visualisasi dan Analisa Kinerja Kode Konvolusi Pada Sistem MC-CDMA Dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak Mamiek Rizka Rohmah 1, Yoedy Moegiharto 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,
Lebih terperinciKEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 167 Telp & Fax. 0341 554166 Malang 65145 KODE PJ-01 PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN
Lebih terperinciISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 1654
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 1654 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA SISTEM MC-CDMA MENGGUNAKAN ALGORITMA MAXIMAL RATIO COMBINING PADA KANAL RAYLEIGH DAN RICIAN
Lebih terperinciSIMULASI ESTIMASI FREKUENSI UNTUK QUADRATURE AMPLITUDE MODULATION MENGGUNAKAN DUA SAMPEL TERDEKAT
Abstrak SIMULASI ESTIMASI FREKUENSI UNTUK QUADRATURE AMPLITUDE MODULATION MENGGUNAKAN DUA SAMPEL TERDEKAT Ferdian Belia/9922074 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektro, Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri
Lebih terperinciSTUDI BIT ERROR RATE UNTUK SISTEM MC-CDMA PADA KANAL FADING NAKAGAMI-m MENGGUNAKAN EGC
S TUGAS AKHIR RE 1599 STUDI BIT ERROR RATE UNTUK SISTEM MC-CDMA PADA KANAL FADING NAKAGAMI-m MENGGUNAKAN EGC IFTITAH ANGGRAINI NRP 2202 100 009 Dosen Pembimbing Ir.Titiek Suryani, MT JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
Lebih terperinciANALISIS KEHANDALAN SISTEM WIMAX BERBASIS OFDM (ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING) MENGGUNAKAN TEKNIK MODULASI ADAPTIF
ANALISIS KEHANDALAN SISTEM WIMAX BERBASIS OFDM (ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING) MENGGUNAKAN TEKNIK MODULASI ADAPTIF SKRIPSI diajukan guna melengkapi skripsi dan memenuhi salah satu syarat untuk
Lebih terperinciSimulasi Channel Coding Pada Sistem DVB-C (Digital Video Broadcasting-Cable) dengan Kode Reed Solomon
Simulasi Channel Coding Pada Sistem DVB-C (Digital Video Broadcasting-Cable) dengan Kode Reed Solomon Ruliyanto, Idris Kusuma Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Nasional
Lebih terperinciANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER PADA SISTEM KOMUNIKASI DENGAN ALGORITMA GODARD
ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER PADA SISTEM KOMUNIKASI DENGAN ALGORITMA GODARD Butet Nata M Simamora, Rahmad Fauzi Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciEstimasi Kanal Mobile-to-Mobile dengan Pendekatan Polinomial untuk Mitigasi ICI pada Sistem OFDM
Estimasi Kanal Mobile-to-Mobile dengan Pendekatan Polinomial untuk Mitigasi ICI pada Sistem OFDM Nama : Mulyono NRP : 2210203007 Pembimbing : 1. Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, Ph.D 2. Ir. Titiek Suryani,
Lebih terperinciSTUDI PERANCANGAN SISTEM RoF-OFDM POLARISASI TIDAK SEIMBANG MENGGUNAKAN MODULASI QPSK DAN QAM
STUDI PERANCANGAN SISTEM RoF-OFDM POLARISASI TIDAK SEIMBANG MENGGUNAKAN MODULASI QPSK DAN QAM Teguh Wahyu Dianto 1), Dodi Zulherman 2), Fauza Khair 3) 1),2),3 ) Fakultas Teknik Telekomunikasi dan Elektro,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu cara berpikir yang di mulai dari menentukan suatu permasalahan, pengumpulan data baik dari buku-buku panduan maupun studi lapangan, melakukan
Lebih terperinciBAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN
BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN 2.1 Perencanaan Cakupan. Perencanaan cakupan adalah kegiatan dalam mendesain jaringan mobile WiMAX. Faktor utama yang dipertimbangkan dalam menentukan perencanaan jaringan berdasarkan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: ( Print) A-192
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-192 Implementasi Dan Evaluasi Kinerja Encoder-Decoder Reed Solomon Pada M-Ary Quadrature Amplitude Modulation (M-Qam) Mengunakan
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA TEKNIK ADAPTIVE MODULATION AND CODING (AMC) PADA MOBILE WiMAX MIMO-OFDM
EVALUASI KINERJA TEKNIK ADAPTIVE MODULATION AND CODING (AMC) PADA MOBILE WiMAX MIMO-OFDM Didit Wahyudi, Wirawan email : didit08@mhs.ee.its.ac.id Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia Jurusan Teknik Elektro-FTI,
Lebih terperinciPerancangan dan Pengujian Desain Sinkronisasi Waktu dan Frekuensi
Bab 4 Perancangan dan Pengujian Desain Sinkronisasi Waktu dan Frekuensi Pada bagian ini, penulis akan merancang sinkronisasi waktu dan frekuensi pada penerima DVB-T dengan menggunakan metoda-metoda yang
Lebih terperinciPengujian Teknik Channel Shortening Pada Multicarrier Modulation Dengan Kriteria Minimum Mean Squared Error (MMSE). ABSTRAK
Pengujian Teknik Channel Shortening Pada Multicarrier Modulation Dengan Kriteria Minimum Mean Squared Error (MMSE). Tulus Rakhmat Irawan/ 0322150 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof. Drg.
Lebih terperinciWireless N. Certified Mikrotik Training Advance Wireless Class Organized by: Citraweb Nusa Infomedia (Mikrotik Certified Training Partner)
Wireless N Certified Mikrotik Training Advance Wireless Class Organized by: Citraweb Nusa Infomedia (Mikrotik Certified Training Partner) Training Outline o MIMO o 802.11n Data Rates o Channel bonding
Lebih terperinciAnalisis Kinerja Convolutional Coding dengan Viterbi Decoding pada Kanal Rayleigh Tipe Frequency Non-Selective Fading
1 / 6 B. Ari Kuncoro Ir. Sigit Haryadi, M.T. (ari.kuncoro1987@gmail.com) (sigit@telecom.ee.itb.ac.id) KK. Telekomunikasi Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Insitut Teknologi Bandung Abstrak Salah satu
Lebih terperinciBAB I 1.1 Latar Belakang
1 BAB I 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi di bidang komunikasi yang berkembang dengan pesat dari tahun ke tahun memungkinkan pengiriman data atau informasi tidak lagi hanya dalam bentuk teks, tetapi
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Komunikasi digital dengan menggunakan Multiple-Input-Multiple-Output (MIMO) muncul sebagai salah satu terobosan yang sangat mengesankan untuk komunikasi modern dewasa ini. Teknologi ini memiliki
Lebih terperinciTeknik Pengkodean (Encoding) Dosen : I Dewa Made Bayu Atmaja Darmawan
Teknik Pengkodean (Encoding) Dosen : I Dewa Made Bayu Atmaja Darmawan Pendahuluan Pengkodean karakter, kadang disebut penyandian karakter, terdiri dari kode yang memasangkan karakter berurutan dari suatu
Lebih terperinci