Kata kunci : Spread spectrum, MIMO, kode penebar. vii
|
|
- Hendri Lesmono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ABSTRAK Direct Sequence - code Division Multiple Acces (DS-CDMA) merupakan teknik CDMA yang berbasis teknik Direct Sequence Spread Spectrum (DS-SS). DS-CDMA adalah salah satu teknik akses spread spectrum yang mempunyai kelebihan kebal terhadap interferensi dan jamming. Pada DS-CDMA, Sejumlah user dapat menggunakan lebar pita frekuensi yang sama dalam waktu yang bersamaan. Kanal tiap user dibedakan oleh kode unik (Kode penebar) yang digunakan untuk menyebarkan daya sinyal informasi pada bandwidth yang jauh lebih lebar dibandingkan sinyal informasi. Kode unik tersebut dihasilkan oleh generator kode antara sisi pengirim dan penerima. Pada Tugas akhir ini akan dilakukan studi komparasi unjuk kinerja sistem MIMO CDMA dengan Kode penebar yang berbeda pada kanal fading rayleigh melalui simulasi. Pertama akan dibandingkan unjuk kerja kode penebar Walsh pada sistem SISO Dengan MIMO CDMA dengan jumlah 1 user untuk Spreading Factor = 8. Kedua bagaimana pengaruh kode penebar berbeda pada nilai Spreading Factor yg hampir sama dengan sistem MIMO CDMA dengan jumlah 1 user yaitu kode penebar walsh, PN dan Gold Spreading Factor = 4, 3 3. kode penebar walsh, PN dan Gold Spreading Factor = 8, 7, 7 dan terakhir kode penebar walsh, PN dan Gold Spreading Factor = 16, 15, 15. Ketiga bagaimana pengaruh unjuk kerja kode penebar yang sama pada nilai Spreading Factor yg berbeda dengan sistem MIMO CDMA dengan jumlah 1 user. yaitu kode penebar walsh Spreading Factor = 4, 8, 16. kode penebar PN Spreading Factor = 3, 7, 15 dan terakhir kode Gold Spreading Factor = 3, 7, 15. Tolak ukur keberhasilan sistem diamati berdasarkan nilai BER. Dari nilai variabel tabel hasil simulasi unjuk kerja kode penebar Walsh pada sistem SISO Dengan MIMO CDMA dengan jumlah 1 user untuk Spreading Factor = 8 terjadi nilai perubahan signifikan ketika SNR mulai dari 4 db nilai BER SISO sebesar dan nilai BER MIMO sebesar Sehingga pada SNR mulai dari 4 db keatas kinerja MIMO CDMA lebih baik daripada SISO, ini diakibatkan terjadi penambahan antenna pada sisi penerima 2Tx dan 2 Rx dan dipengaruhi juga oleh nilai laju Bit Error Rate (BER) yang berbanding terbalik dengan nilai laju Signal Noise to Ratio ( SNR). Dari nilai variabel tabel hasil simulasi bagaimana pengaruh kode penebar berbeda pada pada nilai Spreading Factor yg hampir sama dengan sistem MIMO CDMA dengan jumlah 1 user yaitu kode penebar walsh, PN dan Gold Spreading Factor = 4, 3 3. kode penebar walsh, PN dan Gold Spreading Factor = 8, 7, 7 dan terakhir kode penebar walsh, PN dan Gold Spreading Factor = 16, 15, 15. Untuk Spreading Factor = 4, 3, 3 terjadi nilai perubahan signifikan ketika SNR mulai dari 4 db keatas nilai BER = 0, , 0. Untuk Spreading Factor = 8, 7, 7 terjadi nilai perubahan signifikan ketika SNR mulai dari 8 db keatas nilai BER = ,0.0023, Untuk Spreading Factor = 16, 15, 15 terjadi nilai perubahan signifikan ketika SNR mulai dari 9 db keatas nilai BER = , , Sehingga dengan menggunakan kode penebar Walsh, PN dan Gold untuk Spreading Factor = 4, 3 3. dan = 8, 7, 7. kode PN lebih baik
2 dibandingkan kode penebar lainnya, ini diakibatkan kode PN dengan spreading factor 3 mempunyai 1 M -sequence (preference pairs) atau satu shift register dan untuk Spreading Factor = 16, 15, 15. Kode walsh lebih baik ini diakibatkan karena kode ini saling orthogonal satu sama lain. Semua ini dipengaruhi oleh nilai laju Bit Error Rate (BER) yang berbanding terbalik dengan nilai laju Signal Noise to Ratio ( SNR). Dari nilai variabel tabel hasil simulasi bagaimana pengaruh kode penebar berbeda pada pada nilai Spreading Factor yg berbeda dengan sistem MIMO CDMA dengan jumlah 1 user yaitu kode penebar walsh Spreading Factor = 4, 8, 16. kode penebar PN Spreading Factor = 3, 7, 15 dan terakhir kode penebar Gold Spreading Factor = 3,7,15 Untuk kode walsh Spreading Factor = 4, 8, 16 terjadi nilai perubahan signifikan ketika SNR mulai dari 9 db keatas nilai BER = , , Untuk kode PN Spreading Factor = 3, 7, 15 terjadi nilai perubahan signifikan ketika SNR mulai dari 10 db keatas nilai BER = , , Untuk kode Gold Spreading Factor = 3, 7, 15 terjadi nilai perubahan signifikan ketika SNR mulai dari 9 db keatas nilai BER = , , untuk kode walsh, PN dan gold dengan menggunakan spreading factor 15 lebih baik unjuk kerja dibandingkan kode penebar lainnya, karena semakin panjang nilai spreading factor maka kinerja semakin baik dan dipengaruhi juga oleh nilai laju Bit Error Rate (BER) yang berbanding terbalik dengan nilai laju Signal Noise to Ratio ( SNR). Kata kunci : Spread spectrum, MIMO, kode penebar vii
3 ABSTRACT Direct Sequence- Code Division Multiple Acces (DS-CDMA) are one of CDMA technique that based on Direct Sequence Spread Spectrum (DS-SS), DS- CDMA is one of the technique access spread spectrum that has immunity throught out interference and jamming. On DS-CDMA, several user can be used in wide frequency band on the same time.on each canal that used every user has an unique code (spreading code) that are used for spreading the wide signal information on a bandwidth more wider that the information signal. Every unique code result on the code generator every transmiter and receiver. On this last assignment we will used a study comparison for the performance MIMO CDMA system on every different spreading code on rayleigh fading with a simulation. First we will compare walsh spreading code performance on a SISO System with a MIMO-CDMA System on 1 user for spreading factor = 8.Second, How s the influence on different spreading codes on a same value Spreading Factor that almost the same with MIMO CDMA System only 1 user. walsh, PN and Gold spreading code on Spreading factor = 4, 3, 3. walsh, PN and Gold spreading code on Spreading factor = 8, 7, 7 And last. walsh, PN and Gold spreading code on Spreading factor = 16, 15, 15. Third, How s the influence on same spreading codes on a different value Spreading Factor with MIMO CDMA System only 1 user. walsh on Spreading factor = 4, 8, 16, PN spreading code on Spreading factor = 3, 7, 15 And last Gold spreading code on Spreading factor =3, 7, 15. The succes of system can be observed based on a BER value. From a table variable number the result of the simulation on SISO with a MIMO CDMA on 1 user for spreading factor = 8 happens a significant number of change when SNR began at 4dB and the number BER SISO and number BER MIMO And the result SNR start from 4dB higher, the result said that the performance MIMO CDMA is better than SISO. Because the antenna has been added on Transceiver 2Tx and Receiver 2Rx and this is also influenced by the number of Bit Error Rate ( BER) thats is inverted with the number of Signal Noise to Ratio (SNR). From a table variable number the result of the simulation on How s the influence on same spreading codes on a same value Spreading Factor that almost the same with MIMO CDMA System only 1 user. For walsh,pn and Gold code on Spreading factor = 4, 3, 3 happens a significant number of change when SNR began at 4 db and the number BER = 0, , 0 For Spreading factor = 8, 7, 7 happens a significant number of change when SNR began at 8 db and the number BER = , , For Spreading factor = 16, 15, 15 happens a significant number of change when SNR began at 9 db and the number BER = , , So, with the used of walsh, PN and gold code for spreading Factor 4,3,3 and 8, 7, 7 in result PN code with spreading factor 3 had 1 M sequence (preference pairs) or one shift register and for spreading factor = 16,15,15. Walsh code is much better because the code is orthogonal to each other. 88
4 All of this are influence by the Bit Error Rate (BER) that is inverted than the Signal Noise To Ratio ( SNR). From a table variable number the result of the simulation on How s the influence on different spreading codes on a same value Spreading Factor that almost the same with MIMO CDMA System only 1 user. For walsh code spreading factor = 4, 8, 16 happens a significant number of change when SNR began at 9 db and the number BER = , For PN code Spreading factor = 3, 7, 15 happens a significant number of change when SNR began at 10 db and the number BER = , , For Gold code Spreading factor = 3,7, 15 happens a significant number of change when SNR began at 10 db and the number BER = , , For walsh, PN and Gold code using spreading factor 15 is much better than the other code. Because the more length value the spreading factor, the performance are much better and this is influence by the Bit Error Rate (BER) that is inverted than the Signal Noise To Ratio ( SNR). Keywords : Spread Spectrum, MIMO, spreading code 9
5 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS... ii LEMBAR PERSYARATAN GELAR... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv LEMBAR UCAPAN TERIMA KASIH... v ABSTRAK (Indonesia dan Inggris)... vi DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv BAB I 1.1 PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Batasan Masalah Sistematika Penulisan... 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Tinjauan Pustaka Sistem CDMA Spread Spectrum Kode Pseudo Random Noise (PN) Kode Gold Kode walsh Auto Correlation Function Cross Correlation Function Diversitas (diversity)
6 Diversitas ruang (space diversity) Diversitas pemancar (transmit diversity) Skema transmit diversity dua cabang pemancar dengan dua penerima Sinyal yang diterima Sinyal combiner Maximun likehood detector Modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) Distribusi Rayleigh Additive White Gaussian Noise (AWGN) Parameter Unjuk Kerja Sistem Bit Error Rate (BER) Symbol Error Rate (SER) Signal to Noise Ratio (SNR) Software Simulasi Matlab BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Data Bentuk Data Jenis Data Analisis Data Alur Analisis untuk unjuk kerja walsh SISO CDMA dengan MIMO CDMA dengan spreading code yang berbeda untuk Spreading Factor = Alur Analisis untuk unjuk kerja MIMO CDMA dengan kode penebar yang berbeda untuk Spreading Factor = 3 (PN dan Gold),4 (Walsh) Alur Analisis untuk Unjuk Kerja MIMO CDMA dengan kode penebar yang berbeda untuk Spreading Factor = 7 (PN dan Gold),8 (Walsh)
7 3.3.4 Alur Analisis untuk Unjuk Kerja MIMO CDMA dengan kode penebar yang berbeda untuk Spreading Factor = 15 (PN dan Gold),16 (Walsh) ) Alur Analisis untuk Unjuk Kerja MIMO CDMA dengan kode penebar walsh untuk Spreading Factor = 4, 8 dan Alur Analisis untuk Unjuk Kerja MIMO CDMA dengan kode penebar PN untuk Spreading Factor = 3, 7 dan Alur Analisis untuk Unjuk Kerja MIMO CDMA dengan kode penebar Gold untuk Spreading Factor = 3, 7 dan Diagram alir analisis Jadwal Pelaksanaan Kegiatan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinjauan umum Analisa Hasil Simulasi Unjuk kerja Walsh Pada Sistem SISO CDMA dengan MIMO CDMA untuk Spreading Factor = Analisa Hasil Simulasi Unjuk kerja Kode PN, Gold dan Walsh Pada sistem MIMO CDMA Dengan Jumlah 1 user Untuk Spreading Factor = 3 (Kode PN dan Gold) dan Spreading Factor = 4 (Kode Walsh) Analisa Hasil Simulasi Unjuk kerja Kode PN, Gold dan Walsh Pada sistem MIMO CDMA Dengan Jumlah 1 user Untuk Spreading Factor = 7 (Kode PN dan Gold) dan Spreading Factor = 8 (Kode Walsh) Analisa Hasil Simulasi Unjuk kerja Kode PN, Gold dan Walsh Pada sistem MIMO CDMA Dengan Jumlah 1 user Untuk Spreading Factor = 15 (Kode PN dan Gold) dan Spreading Factor = 16 (Kode Walsh) xii
8 4.6 Analisa Hasil Simulasi Unjuk kerja Kode Walsh sistem MIMO CDMA Dengan Jumlah 1 user Untuk Spreading Factor = 4, 8 dan Analisa Hasil Simulasi Unjuk kerja Kode PN Pada sistem MIMO CDMA Dengan Jumlah 1 user Untuk Spreading Factor = 3, 7 dan Analisa Hasil Simulasi Unjuk kerja Kode Gold Pada sistem MIMO CDMA Dengan Jumlah 1 user Untuk Spreading Factor = 3,7 dan BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA 131
9 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Notasi kanal Tabel 2.2 Notasi sinyal Tabel 2.3 Kemungkinan keadaan pada QPSK Tabel 3.1 Parameter simulasi alur analisis Tabel 3.2 Parameter simulasi alur analisis Tabel 3.3 Parameter simulasi alur analisis Tabel 3.4 Parameter simulasi alur analisis Tabel 3.5 Parameter simulasi alur analisis Tabel 3.6 Parameter simulasi alur analisis Tabel 3.7 Parameter simulasi alur analisis Tabel 3.8 Parameter simulasi alur analisis Tabel 4.1 Tabel 4.2 Perhitungan Rata-rata BER Unjuk kerja Walsh pada sistem SISO dengan jumlah 1 user untuk Spreading Factor = 8 dengan SNR dari 0 db, 1 db, 2 db sampai maksimum sebesar 20 db dengan BER sebagai acuan unjuk kerja sistem Perhitungan Rata-rata BER Unjuk kerja Walsh pada sistem MIMO dengan jumlah 1 user untuk Spreading Factor = 8 dengan SNR dari 0 1dB, 1 db, 2 db sampai maksimum sebesar 20 db dengan BER sebagai acuan unjuk kerja sistem Tabel 4.3 Perhitungan Selisih Ratio prosentase alur grafik Walsh pada sistem SISO dengan MIMO CDMA dengan jumlah 1 user untuk Spreading Factor = 8 dengan SNR dari 0 db, 1 db, 2 db sampai maksimum sebesar 20 db dengan BER sebagai acuan unjuk kerja sistem Tabel 4.4 Grafik unjuk kerja Kode Walsh pada sistem MIMO CDMA dengan Spreading factor= 4, PN dengan Spreading factor = 3 dan Gold dengan Spreading Factor = 3 untuk 1 user dan SNR dari 0 db, 1 db dan maksimum sebesar 20 db
10 Tabel 4.5 Grafik unjuk kerja Kode Walsh pada sistem MIMO CDMA dengan Spreading factor = 8, PN dengan Spreading factor = 7 dan Gold dengan Spreading Factor = 7 untuk 1 user dan SNR dari 0 db, 1 db dan maksimum sebesar 20 db...58 Tabel 4.6 Grafik unjuk kerja Kode Walsh dengan Spreading factor = 16, PN dengan Spreading factor = 15 dan Gold dengan 1 user untuk Spreading Factor = 15 pada sistem MIMO CDMA dan SNR dari 0 db, 1 db dan maksimum sebesar 20 db...62 Tabel 4.7 Grafik unjuk kerja Kode Walsh untuk Spreading factor = 4, 8 dan 16 pada system MIMO CDMA dan SNR dari 0 db, 1 db dan maksimum sebesar 20 db Tabel 4.8 Grafik unjuk kerja Kode PN dengan Spreading factor = 3,7 dan 15 dan SNR dari 0 db, 1 db dan maksimum sebesar 20 db...70 Tabel 4.9 Grafik unjuk kerja Kode Gold dengan Spreading factor = 3,7 dan 15 dan SNR dari 0 db, 1 db dan maksimum sebesar 20 db
11 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Proses pentransmisian sinyal informasi pada sistem Spread Spectrum... 7 Gambar 2.2 kode gold dengan dua shift register... 9 Gambar 2.3 Matriks hadamard Gambar 2.4 Transmit diversity Gambar 2.5 Skema baru dengan dua antena pengirim dan dua antena penerima Gambar 2.6 Diagram konstelasi modulasi QPSK Gambar 2.7 Distribusi Rayleigh vektor r Gambar 2.8 Fungsi kerapatan probabilitas Rayleigh Gambar 2.9 Karakteristik Amplitude pada kanal rayleigh fading Gambar 2.10 Pemodelan kanal AWGN Gambar 3.1 Blok diagram sistem SISO CDMA dengan menggunakan kode penebar walsh untuk Spreading Factor 8 dan BER sebagai acuan unjuk kerja sistem Gambar 3.2 Blok diagram sistem MIMO CDMA dengan menggunakan kode penebar walsh untuk Spreading Factor 8 dan BER sebagai acuan unjuk kerja sistem Gambar 3.3 Blok diagram sistem MIMO CDMA dengan menggunakan kode penebar yang berbeda-beda untuk Spreading Factor 3 ( PN dan Gold ), 4 ( Walsh ) dan BER sebagai acuan unjuk kerja sistem..27 Gambar 3.4 Blok diagram sistem MIMO CDMA dengan menggunakan kode penebar yang berbeda-beda untuk Spreading Factor 7 ( PN dan Gold ), 8 ( Walsh ) dan BER sebagai acuan unjuk kerja sistem..29 Gambar 3.5 Blok diagram sistem MIMO CDMA dengan menggunakan kode penebar yang berbeda-beda untuk Spreading Factor 15 ( PN dan Gold ), 4 ( Walsh ) dan BER sebagai acuan unjuk kerja sistem
12 Gambar 3.6 Gambar 3.7 Gambar 3.8 Blok diagram sistem MIMO CDMA dengan menggunakan kode penebar walsh untuk Spreading Factor = 4,8,16 dan BER sebagai acuan unjuk kerja sistem Blok diagram sistem MIMO CDMA dengan menggunakan kode penebar PN untuk Spreading Factor = 3,7,15 dan BER sebagai acuan unjuk kerja sistem Blok diagram sistem MIMO CDMA dengan menggunakan kode penebar Gold untuk Spreading Factor = 3,7,15 dan BER sebagai acuan unjuk kerja sistem Gambar 3.9 Diagram alir analisis Gambar 4.1 Grafik unjuk kerja Kode Walsh dengan 1 user pada sistem SISO CDMA dengan MIMO CDMA untuk Spreading Factor = 8 dan SNR dari 0 db, 1dB dan maksimum sebesar 20 db...46 Gambar 4.2 Grafik unjuk kerja Kode Walsh pada sistem MIMO CDMA dengan Spreading factor = 4, PN dengan Spreading factor = 3 dan Gold dengan 1user untuk Spreading Factor = 3 dan SNR dari 0 db, 1 db dan maksimum sebesar 20 db...52 Gambar 4.3 Grafik unjuk kerja Kode Walsh dengan Spreading factor = 8, PN dengan Spreading factor = 7 dan Gold dengan 1 user untuk Spreading Factor = 7 dan SNR dari 0 db, 1 db dan maksimum sebesar 20 db...56 Gambar 4.4 Grafik unjuk kerja Kode Walsh dengan Spreading factor = 16, PN dengan Spreading factor = 15 dan Gold dengan 1user untuk Spreading Factor = 15 dan SNR dari 0 db, 1 db dan maksimum sebesar 20 db...60 Gambar 4.5 Grafik Unjuk kerja Kode Walsh padasistem MIMO CDMA dengan jumlah 1 user untuk Spreading Factor = 4, 8, 16 SNR dari 0 db, 1 db dan maksimum sebesar 20 Gambar 4.6 Gambar 4.7 db...64 Grafik Unjuk kerja Kode PN pada sistem CDMA MIMO dengan jumlah 1 user untuk Spreading Factor = 3, 7, 15 SNR dari 0 db, 1 db dan maksimum sebesar 2 db...68 Grafik Unjuk kerja Kode Gold pada sistem MIMO CDMA dengan jumlah 1 user untuk Spreading Factor = 3, 7, 15 SNR dari 0 db, 1 db dan maksimum sebesar 20 db
13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi telekomunikasi di jaman modern khususnya di bidang teknologi seluler, saat ini berkembang seiring dengan bertambahnya user dalam mengirim danm menerima informasi baik untuk layanan voice, data maupun video streaming. Hal ini sesuai dengan kemajuan teknologi yang sedang maju dengan pesat serta pengaruh era globalisasi dan arus informasi yang sangat diperlukan oleh masyarakat modern. Perkembangan teknologi radio seluler mulai dari teknologi analog yang digunakan pada generasi pertama (1G) kemudian berkembang ke teknologi digital pada generasi kedua (2G), generasi ke tiga (3G) dan saat ini telah memasuki era generasi keempat (4G). Salah satu teknologi telekommunikasi generasi kedua (2G) yang sedang diimplementasikan, CDMA. Code division Multiple Access (CDMA) merupakan sebuah bentuk pemultipleksan dan sebuah metode akses secara bersama yang membagi kanal dengan mengkodekan data dengan sebuah kode khusus yang dan menggunakan sifat sifat interferensi konstruktif dari kode kode khusus itu untuk melakukan pemultipleksan. CDMA banyak digunakan sebagai metode akses standard komunikasi Perambatan gelombang radio antara pemancar dan penerima akan melalui berbagai lintasan yang berbeda, hal ini disebabkan oleh berbagai kondisi lingkungan seperti tekstur tanah, dan bangunan. Dengan adanya lintasan yang berbeda-beda mengakibatkan terjadinya refleksi (pantulan), hamburan, dan difraksi pada sinyal yang sering disebut sebagai fading. Fading dapat menimbulkan terjadinya perubahan terhadap fase, polarisasi dan atau level dari suatu sinyal, sehingga hal ini dapat menyebabkan adanya penurunan kualitas, kinerja maupun kapasitas dari suatu sistem komunikasi. Secara garis besar, untuk menjelaskan bentuk selubung sinyal pada kanal flat fading digunakan distribusi Rayleigh. Meningkatkan kinerja maupun mengurangi efek fading pada kanal komunikasi merupakan suatu keharusan dalam pelayanan telekomunikasi, salah 1
14 satunya dilakukan dengan teknik diversitas atau sering disebut diversity. Diversitas merupakan metode dalam mengirimkan informasi dengan menggunakan beberapa sinyal melalui jalur-jalur yang jamak Dalam penerapannya teknik diversitas dapat dilakukan dengan dua teknik yaitu diversitas pemancar (t ransmit diversity) dan diversitas penerima ( receive diversity). Pada diversitas pemancar, metode diversitas diterapkan pada sisi pemancar sedangkan diversitas penerima metode diversitas diterapkan pada sisi penerima. Kedua teknik tersebut dapat meningkatkan kinerja dari sistem komunikasi tetapi pada diversitas penerima memiliki beberapa kendala diantaranya dimana untuk downlink (dari base station ke user) sangat sulit untuk menempatkan lebih dari dua antena pada alat portabel user yang kecil dan dengan menggunakan multi antena penerima akan memerlukan beberapa konverter frekuensi radio yang hasilnya akan memproses sejumlah power lagi, hal ini sangat dibatasi untuk mobile user. Diversitas Pemancar digunakan karena untuk downlink sangat mudah menempatkan multi-antena pemancar pada base station dan menyediakan daya tambahan untuk multi-transmisi. Diversitas Pemancar dapat mengurangi daya yang diperlukan receiver sehingga menghasilkan struktur sistem yang lebih sederhana. Diversitas ini di kenal dengan sistem MIMO ( Multiple-Input Multiple-Output). Sistem ini menggunakan lebih dari satu antena pengirim dan antena penerima.hal tersebut bertujuan untuk menjadikan sinyal pantulan sebagai penguat sinyal utama sehingga saling mendukung atau tidak saling menghilangkan Berdasarkan penelitian dari jurnal yang berjudul Performance Analysis Of MIMO-CDMA System (Ngajikin, N., Nik Abdul Malik, N.N. ; Esa,M.R.M.;Idrus,S.M. 2006). Simulasi dengan jumlah antena yang berbeda baik antena yang mengirimkan dan menerima (2Tx2Rx) serta empat mengirimkan dan empat menerima (4Tx4Rx). Spesifikasi sistem didasarkan pada aplikasi voice. Hasil simulasi menunjukkan bahwa MIMO-CDMA (2Tx2Rx) meningkat sebesar 43% dari BER dan MIMO-CDMA (4Tx4Rx) meningkat sebesar 63% dari kinerja BER dibandingkan dengan CDMA konvensional. 2
15 1.2 RumusanMasalah. Berdasarkan latar belakang dalam tugas akhir ini maka akan dirumuskan permasalahan yang meliputi: 1. Bagaimana unjuk kerja sistem SISO dan MIMO-CDMA pada kode penebar Walsh? 2. Bagaimana pengaruh kode penebar (spreading code) pada sistem MIMO- CDMA? 1.3 Tujuan Penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana perbandingan sistem SISO dengan MIMO-CDMA kode walsh SF=8 dan performansi dari sistem CDMA-MIMO menggunakan kode penebar yang berbeda dengan modulasi QPSK pada kanal fading yang terdistribusi secara Rayleigh atau flat fading berdasarkan parameter BER (bit-error-rate) dan SNR (signal-to-noiseratio). 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah untuk melihat kinerja SNR terhadap BER pada sistem SISO- CDMA dan MIMO-CDMA kode penebar 1.5 Batasan Masalah. Batasan masalah yang dipakai dalam tugas akhir ini adalah : 1. Bahasa pemrograman yang dipergunakan adalah Bahasa Pemrograman MATLAB version R2014a. 2. Algoritma MIMO yang digunakan STBC. 3. Pengamatan performansi dari sistem, menggunakan modulasi QPSK. 4. Tidak membahas masalah sinkronisasi di penerima. 5. Target SNR yang digunakan 0 s/d 20 db. 6. Jumlah data bit yang dibangkitkan digunakan
16 7. Analisa yang dilakukan pada kondisi single User. 8. Pemodelan kanal yang digunakan diwakili oleh dua kondisi, multipath fading terdistribusi rayleigh dan noise yang terdistribusi normal gaussian atau AWGN. 9. Tidak ada korelasi antara antena satu dengan yang lain pada sisi penerima (receiver) dan sisi pengirim (transmitter). 10. Kode penebar digunakan CDMA adalah kode Pseudo Noise (PN), gold dan walsh. 11. Jumlah antena yang digunakan 2 Pemancar (Tx) dan 2 Penerima (Rx) 1.6 Sistematika Penulisan. Adapun sistematika penulisan dalam tugas akhir ini dapat dibagi dalam beberapa bab sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN. Memuat tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan batasan masalah BAB II KAJIAN PUSTAKA. Memuat tentang kajian sistem MIMO yang diintegrasikan CDMA untuk sistem komunikasi nirkabel Jenis-jenis kode penebar, modulasi QPSK pada sistem CDMA-MIMO, multipath fading terdistribusi rayleigh dan noise yang terdistribusi normal Gaussian atau AWGN. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini memuat tentang empat dan waktu penelitian, data dibagi dalam bentuk data dan sumber data, metode análisis berisi tentang diagram blok sistem CDMA dan MIMO, Pemodelan dan Perencanaan parameter simulasi kanal sistem CDMA MIMO serta alur analisis. BAB IV ANALISA DAN HASIL SIMULASI 4
17 Pada bab ini memuat tentang tinjauan umum berisi untuk alur analisis menggunakan sistem MIMO CDMA kode penebar walsh, untuk alur analisis menggunakan sistem MIMO CDMA kode penebar PN, Untuk alur analisis menggunakan Sistem MIMO CDMA kode penebar gold kemudian analisa hasil simulasi unjuk kerja Walsh pada sistem SISO CDMA dengan MIMO CDMA untuk Spreading Factor = 8, analisa hasil simulasi unjuk kerja Walsh pada sistem SISO CDMA dengan MIMO CDMA untuk Spreading Factor = 3 (Kode PN dan Gold) dan Spreading Factor = 4 (Kode Walsh), analisa hasil simulasi unjuk kerja Walsh pada sistem SISO CDMA dengan MIMO CDMA untuk Spreading Factor = 7 (Kode PN dan Gold) dan Spreading Factor = 8 (Kode Walsh), analisa hasil simulasi unjuk kerja Walsh pada sistem SISO CDMA dengan MIMO CDMA untuk Spreading Factor = 15 (Kode PN dan Gold) dan Spreading Factor = 16 (Kode Walsh), analisa hasil Simulasi unjuk kerja kode Walsh pada sistem MIMO CDMA dengan jumlah user = 1 user untuk Spreading Factor = 4, 8, dan 16 serta nilai SNR yang divariasikan dari 0 sampai dengan 20 db dengan interval 1 db, analisa hasil simulasi unjuk kerja Kode Walsh pada sistem MIMO CDMA dengan jumlah user = 1 user untuk Spreading Factor = 4, 8, dan 16 serta nilai SNR yang divariasikan dari 0 sampai dengan 20 db dengan interval 1 db, analisa hasil simulasi unjuk kerja Kode PN pada sistem MIMO CDMA dengan jumlah user = 1 user untuk Spreading Factor = 3, 7, dan 15 serta nilai SNR yang divariasikan dari 0 sampai dengan 20 db dengan interval 1 db. analisa hasil simulasi unjuk kerja Kode Gold pada sistem MIMO CDMA dengan jumlah user = 1 user untuk Spreading Factor = 3, 7, dan 15 serta nilai SNR yang divariasikan dari 0 sampai dengan 20 db dengan interval 1 db. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini memuat tentang kesimpulan dan saran 5
18 6
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan wireless menjadi salah satu sarana yang paling banyak dimanfaatkan dalam sistem komunikasi. Untuk menciptakan jaringan wireless yang mampu
Lebih terperinciBAB I 1.1 Latar Belakang
1 BAB I 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi di bidang komunikasi yang berkembang dengan pesat dari tahun ke tahun memungkinkan pengiriman data atau informasi tidak lagi hanya dalam bentuk teks, tetapi
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Pemancar dan Penerima Sistem MC-CDMA [1].
BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Multicarrier Code Divison Multiple Access (MC-CDMA) MC-CDMA merupakan teknik meletakkan isyarat yang akan dikirimkan dengan menggunakan beberapa frekuensi pembawa (subpembawa).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi komunikasi digital saat ini dituntut untuk dapat mentransmisikan suara maupun data berkecepatan tinggi. Berbagai penelitian sedang dikembangkan
Lebih terperinciPERHITUNGAN BIT ERROR RATE PADA SISTEM MC-CDMA MENGGUNAKAN GABUNGAN METODE MONTE CARLO DAN MOMENT GENERATING FUNCTION.
PERHITUNGAN BIT ERROR RATE PADA SISTEM MC-CDMA MENGGUNAKAN GABUNGAN METODE MONTE CARLO DAN MOMENT GENERATING FUNCTION Disusun Oleh: Nama : Christ F.D. Saragih Nrp : 0422057 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM DAN SIMULASI
BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN SIMULASI Pada Tugas Akhir ini akan dianalisis sistem Direct Sequence CDMA dengan menggunakan kode penebar yang berbeda-beda dengan simulasi menggunakan program Matlab. Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi wireless saat ini telah mengalami perkembangan yang sangat penting dalam banyak aspek di kehidupan sehari-hari. Semakin banyak komputer yang menggunakan
Lebih terperinciAnalisa Kinerja Alamouti-STBC pada MC CDMA dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak
Analisa Kinerja Alamouti-STBC pada MC CDMA dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak ABSTRAK Nur Hidayati Hadiningrum 1, Yoedy Moegiharto 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan
Lebih terperinciBAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA
BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA Analisa kinerja sistem DS-CDMA dilakukan dengan membandingkan grafik BER terhadap SNR dipenerima. Hal-hal yang akan dianalisis adalah sebagai berikut: 1. Kinerja sistem
Lebih terperinciSimulasi Peningkatan Kemampuan Kode Quasi-Orthogonal melalui Rotasi Konstelasi Sinyal ABSTRAK
Simulasi Peningkatan Kemampuan Kode Quasi-Orthogonal melalui Rotasi Konstelasi Sinyal Ervina Mironari Ginting / 0322182 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada sistem CDMA pengendalian daya baik pada Mobile Station (MS) maupun Base Station (BS) harus dilakukan dengan baik mengingat semua user pada CDMA mengggunakan
Lebih terperinciGambar 2.1 Skema CDMA
ANALISA SPACE TIME BLOCK CODING PADA SISTEM PARALLEL INTERFERENCE CANCELLATION MULTI PENGGUNA DETECTION CDMA DENGAN MENGGUNAKAN MODULASI BPSK BERBASIS PERANGKAT LUNAK Violetta Wailisahalong, Ir. Yoedy
Lebih terperinciSimulasi MIMO-OFDM Pada Sistem Wireless LAN. Warta Qudri /
Simulasi MIMO-OFDM Pada Sistem Wireless LAN Warta Qudri / 0122140 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH 65, Bandung, Indonesia, Email : jo_sakato@yahoo.com ABSTRAK Kombinasi
Lebih terperinciANALISIS UNJUK KERJA TEKNIK MIMO STBC PADA SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING
ANALISIS UNJUK KERJA TEKNIK MIMO STBC PADA SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING T.B. Purwanto 1, N.M.A.E.D. Wirastuti 2, I.G.A.K.D.D. Hartawan 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Power control pada sistem CDMA adalah mekanisme yang dilakukan untuk mengatur daya pancar mobile station (MS) pada kanal uplink, maupun daya pancar base station
Lebih terperinciGambar 1. Blok SIC Detektor untuk Pengguna ke-1 [4]
Analisa Kinerja Space Time Block Coding pada Sistem Successive Interference Cancellation Multiuser Detection CDMA dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak Andhini Dwitasari, Yoedy Moegiharto Jurusan
Lebih terperinciGambar 1.1 Pertumbuhan global pelanggan mobile dan wireline [1].
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keinginan manusia untuk mendapatkan berbagai macam kemudahan dalam setiap aktifitasnya mendorong berbagai macam perubahan, salah satunya pada teknologi komunikasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bab II Landasan teori
1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Layanan komunikasi dimasa mendatang akan semakin pesat dan membutuhkan data rate yang semakin tinggi. Setiap kenaikan laju data informasi, bandwith yang dibutuhkan
Lebih terperinciANALISA KINERJA ESTMASI KANAL DENGAN INVERS MATRIK PADA SISTEM MIMO. Kukuh Nugroho 1.
ANALISA KINERJA ESTMASI KANAL DENGAN INVERS MATRIK PADA SISTEM MIMO Kukuh Nugroho 1 1 Jurusan Teknik Telekomunikasi, Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto e-mail :kukuh@st3telkom.ac.id
Lebih terperinciSTUDI BIT ERROR RATE UNTUK SISTEM MC-CDMA PADA KANAL FADING NAKAGAMI-m MENGGUNAKAN EGC
S TUGAS AKHIR RE 1599 STUDI BIT ERROR RATE UNTUK SISTEM MC-CDMA PADA KANAL FADING NAKAGAMI-m MENGGUNAKAN EGC IFTITAH ANGGRAINI NRP 2202 100 009 Dosen Pembimbing Ir.Titiek Suryani, MT JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
Lebih terperinciUNJUK KERJA KODE-KODE PENEBAR DIRECT SEQUENCE CDMA PADA KANAL MULTIPATH FADING
TUGAS AKHIR UNJUK KERJA KODE-KODE PENEBAR DIRECT SEQUENCE CDMA PADA KANAL MULTIPATH FADING Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Fryanli
Lebih terperinciSIMULASI ESTIMASI FREKUENSI UNTUK QUADRATURE AMPLITUDE MODULATION MENGGUNAKAN DUA SAMPEL TERDEKAT
Abstrak SIMULASI ESTIMASI FREKUENSI UNTUK QUADRATURE AMPLITUDE MODULATION MENGGUNAKAN DUA SAMPEL TERDEKAT Ferdian Belia/9922074 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektro, Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Layanan 3G komersial telah diluncurkan sejak tahun 2001 dengan menggunakan teknologi WCDMA. Kecepatan data maksimum yang dapat dicapai sebesar 2 Mbps. Walaupun demikian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan transmisi data berkecepatan tinggi dan mobilitas user yang sangat tinggi semakin meningkat. Transmisi data berkecepatan tinggi menyebabkan banyak efek multipath
Lebih terperinciAnalisis Throughput Pada Sistem MIMO dan SISO ABSTRAK
Analisis Throughput Pada Sistem MIMO dan SISO Febriani Veronika Purba (0722120) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri 65 Bandung 40164, Indonesia Email : febri_vayung@yahoo.com
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Komunikasi digital dengan menggunakan Multiple-Input-Multiple-Output (MIMO) muncul sebagai salah satu terobosan yang sangat mengesankan untuk komunikasi modern dewasa ini. Teknologi ini memiliki
Lebih terperinciBAB III PEMODELAN MIMO OFDM DENGAN AMC
BAB III PEMODELAN MIMO OFDM DENGAN AMC 3.1 Pemodelan Sistem Gambar 13.1 Sistem transmisi MIMO-OFDM dengan AMC Dalam skripsi ini, pembuatan simulasi dilakukan pada sistem end-to-end sederhana yang dikhususkan
Lebih terperinciAnalisis Performansi WCDMA-Diversitas Relay pada Kanal Fading
Analisis Performansi WCDMA-Diversitas Relay pada Kanal Fading Nur Andini 1, A. Ali Muayyadi 2, Gelar Budiman 3 1 Politeknik Telkom, 2 Institut Teknologi Telkom, 3 Institut Teknologi Telkom 1 andini_dhine@yahoo.com,
Lebih terperinciBit Error Rate pada Sistem MIMO MC-CDMA dengan Teknik Alamouti-STBC
Bit Error Rate pada Sistem MIMO MC-CDMA dengan Teknik Alamouti-STBC Sekar Harlen 1, Eva Yovita Dwi Utami 2, Andreas A. Febrianto 3 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer,
Lebih terperinciSimulasi Dan Analisis Pengaruh Kecepatan Pengguna Terhadap Kualitas Layanan Data Dengan Menggunakan Encoder Turbo Code Pada Sistem CDMA EV-DO Rev A
Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Juli 2014 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.2 No.3 Simulasi Dan Analisis Pengaruh Kecepatan Pengguna Terhadap Kualitas Layanan Data Dengan
Lebih terperinciANALISIS KINERJA SPHERE DECODING PADA SISTEM MULTIPLE INPUT MULTIPLE OUTPUT
Kezia Elda, Lydia Sari, Analisis Kinerja Sphere Decoding 39 ANALISIS KINERJA SPHERE DECODING PADA SISTEM MULTIPLE INPUT MULTIPLE OUTPUT Kezia Elda 1, Lydia Sari 2 Program Studi Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciANALISA PERFORMA SUCCESSIVE INTERFERENCE CANCELLATION DALAM CONVOLUTIONAL CODE PADA SISTEM MULTICARRIER DS CDMA. Disusun Oleh: Nama : Rendy Santosa
ANALISA PERFORMA SUCCESSIVE INTERFERENCE CANCELLATION DALAM CONVOLUTIONAL CODE PADA SISTEM MULTICARRIER DS CDMA Disusun Oleh: Nama : Rendy Santosa Nrp : 0422096 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciSimulasi Performansi Payload HAPS (High Altitude Platform System) Untuk FWA (Fixed Wireless Access) Pada Sistem CDMA2000 1x
Simulasi Performansi Payload HAPS (High Altitude Platform System) Untuk FWA (Fixed Wireless Access) Pada Sistem CDMA2000 1x Rizkan Karyadi / 0222193 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof. Drg.
Lebih terperinciRealisasi Column Wise Complementary Codes Pada Sistem CDMA ABSTRAK
Realisasi Column Wise Complementary Codes Pada Sistem CDMA Fredinata Jublianto Sipayung (0522101) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri
Lebih terperinciPERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING
Widya Teknika Vol.19 No. 1 Maret 2011 ISSN 1411 0660 : 34 39 PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING Dedi Usman Effendy 1) Abstrak Dalam
Lebih terperinciANALISIS KINERJA OSTBC (Orthogonal Space Time Block Code) DENGAN RATE ½ DAN ¾ MENGGUNAKAN 4 DAN 3 ANTENA MODULASI M-PSK BERBASIS PERANGKAT LUNAK
ANALISIS KINERJA OSTBC (Orthogonal Space Time Block Code) DENGAN RATE ½ DAN ¾ MENGGUNAKAN 4 DAN 3 ANTENA MODULASI M-PSK BASIS PERANGKAT LUNAK Nizal Fanani, Yoedy Moegiharto 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN TEKNOLOGI SPREAD SPECTRUM FHSS DAN DSSS PADA SISTEM CDMA
ANALISIS PERBANDINGAN TEKNOLOGI SPREAD SPECTRUM FHSS DAN DSSS PADA SISTEM CDMA Linda Nurmalia, Maksum Pinem Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Lebih terperinciANALISIS KINERJA SISTEM MIMO-OFDM PADA KANAL RAYLEIGH DAN AWGN DENGAN MODULASI QPSK
ANALISIS KINERJA SISTEM MIMO-OFDM PADA KANAL RAYLEIGH DAN AWGN DENGAN MODULASI QPSK M Lukmanul Hakim 1), Sukiswo 2), Imam Santoso 2) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jln.
Lebih terperinciRealisasi Optical Orthogonal Codes (OOC) dengan korelasi maksimum satu Menggunakan Kode Prima Yang Dimodifikasi
Realisasi Optical Orthogonal Codes (OOC) dengan korelasi maksimum satu Menggunakan Kode Prima Yang Dimodifikasi Marthin Singaga / 0322115 E-mail : sinaga_marthin@yahoo.com Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciPENGARUH ERROR SINKRONISASI TRANSMISI PADA KINERJA BER SISTEM MIMO KOOPERATIF
PENGARUH ERROR SINKRONISASI TRANSMISI PADA KINERJA BER SISTEM MIMO KOOPERATIF Yuwanto Dwi Saputro 0600007 Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya-60
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kebutuhan akan komunikasi nirkabel sangat pesat. Gedung-gedung perkantoran, perumahan-perumahan, daerah-daerah pusat perbelanjaan menuntut akan
Lebih terperinciKinerja Sistem Komunikasi Satelit Non-Linier BPSK Dengan Adanya Interferensi Cochannel.
Kinerja Sistem Komunikasi Satelit Non-Linier BPSK Dengan Adanya Interferensi Cochannel. Agung Rosdian Purnomo (1122078) Email: agung.rosdianpurnomo@gmail.com Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB III Perencanaan Jaringan VSAT Pada Bank Mandiri dengan CDMA
BAB III Perencanaan Jaringan VSAT Pada Bank Mandiri dengan CDMA Pada Tugas Akhir ini, akan dilakukan perencanaan jaringan VSAT CDMA pada Bank Mandiri, dengan hasil akhir nanti akan didapatkan apakah perlu
Lebih terperinciAnalisis Kinerja Sistem MIMO-OFDM pada Kanal Rayleigh dan AWGN dengan Modulasi QPSK
Available online at TRANSMISI Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/transmisi TRANSMISI, 12 (4), 2010, 150-154 Analisis Kinerja Sistem MIMO- pada Kanal Rayleigh dan AWGN dengan Modulasi QPSK M
Lebih terperinciDAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Tabel PS/NS untuk Up dan Down Counter 3 bit. 23
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tabel PS/NS untuk Up dan Down Counter 3 bit. 23 i BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktikum Sistem Komunikasi saat ini hanya sebatas pada pengamatan terhadap prinsip kerja berbagai
Lebih terperinciVisualisasi dan Analisa Kinerja Kode Konvolusi Pada Sistem MC-CDMA Dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak
Visualisasi dan Analisa Kinerja Kode Konvolusi Pada Sistem MC-CDMA Dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak Mamiek Rizka Rohmah 1, Yoedy Moegiharto 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,
Lebih terperinciAkhir kata, penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan pembaca pada umumnya, Amin. Bandung, Januari 2007
ABSTRAK Sistem MC-CDMA (MultiCarrier CDMA), merupakan teknik akses jamak varian dari sistem CDMA (Code Division Multiple Access). MC-CDMA ini merupakan teknologi yang mendukung generasi 3G, yang sangat
Lebih terperinciAnalisis Kinerja SISO dan MIMO pada Mobile WiMAX e
Analisis Kinerja SISO dan MIMO pada Mobile WiMAX 80.6e Mustofa Agung Prasetya, Wirawan Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS Abstrak Perkembangan teknologi Mobile WiMAX yang mengarah kepada pemenuhan akan kebutuhan
Lebih terperinciAnalisa Kinerja Kode Konvolusi pada Sistem Successive Interference Cancellation Multiuser Detection CDMA Dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak
Analisa Kinerja Kode Konvolusi pada Sistem Successive Interference Cancellation Multiuser Detection CDMA Dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak Ais Musfiro Pujiastutik, Yoedy Moegiharto Teknik Telekomunikasi,Politeknik
Lebih terperinciBAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik
BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) 2.1 Pengenalan CDMA CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik akses jamak (multiple access) yang memisahkan percakapan dalam domain
Lebih terperinciVisualisasi dan Analisa Kinerja Kode Konvolusi Pada Sistem MC-CDMA Dengan Modulasi QAM Berbasis Perangkat Lunak
Visualisasi dan Analisa Kinerja Kode Konvolusi Pada Sistem MC-CDMA Dengan Modulasi QAM Berbasis Perangkat Lunak Abstrak Ayu Node Nawwarah 1, Yoedy Moegiharto 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Latar Belakang
1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Teknik pengkodean Low-Density Parity-Check Code (LDPCC) pertama kali diperkenalkan oleh Gallager, PhD pada tahun 1960. LDPC merupakan salah satu kelas dari pengkodean
Lebih terperinciAnalisis Estimasi Kanal Dengan Menggunakan Metode Invers Matrik Pada Sistem MIMO-OFDM
Analisis Estimasi Kanal Dengan Menggunakan Metode Invers Matrik Pada Sistem MIMO-OFDM Kukuh Nugroho 1, Riski Utami 2 1,2 Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto 1,2 Jl. D.I Panjaitan No.128
Lebih terperinciCDMA LAPORAN TUGAS AKHIR
Perbandingan Kinerja Algoritma Fixed Step Power Control, Adaptive Single-bit dan Variable Step Power Control dengan Menggunakan Diversitas Antena pada Sistem Seluler CDMA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan sebagai
Lebih terperinciIntroduction to spread spectrum (SS) Alfin Hikmaturokhman,MT
Introduction to spread spectrum (SS) 1 A L F I N H I K M A T U R O K H M A N, S T., M T H T T P : / / A L F I N. D O S E N. S T 3 T E L K O M. A C. I D / LATAR BELAKANG 2 CDMA merupakan salah satu jenis
Lebih terperinciANALISIS KINERJA TEKNIK DIFFERENTIAL SPACE-TIME BLOCK CODED PADA SISTEM KOMUNIKASI KOOPERATIF
1/6 ANALISIS KINERJA TEKNIK DIFFERENTIAL SPACE-TIME BLOCK CODED PADA SISTEM KOMUNIKASI KOOPERATIF I Gusti Putu Raka Sucahya - 2206100124 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya sistem komunikasi bergerak seluler, yang terwujud seiring dengan munculnya berbagai metode akses jamak (FDMA, TDMA, serta CDMA dan turunan-turunannya)
Lebih terperinciImplementasi dan Evaluasi Kinerja Multi Input Single Output Orthogonal Frequency Division Multiplexing (MISO OFDM) Menggunakan WARP
A342 Implementasi dan Evaluasi Kinerja Multi Input Single Output Orthogonal Frequency Division Multiplexing ( OFDM) Menggunakan WARP Galih Permana Putra, Titiek Suryani, dan Suwadi Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciDEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011
TUGAS AKHIR EVALUASI KINERJA MIMO-OFDM DENGAN MODULASI ADAPTIF PADA LONG TERM EVOLUTION DALAM ARAH DOWNLINK Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendididikan sarjana (S-1)
Lebih terperinciAnalisis Unjuk Kerja Convolutional Code pada Sistem MIMO MC-DSSS Melalui Kanal Rayleigh Fading
66 Teknologi Elektro, Vol. 16, No. 02, Mei - Agustus 2017 Analisis Unjuk Kerja Convolutional Code pada Sistem MIMO MC-DSSS Melalui Kanal Rayleigh Fading Kadek Agus Mahabojana Dwi Prayoga 1, N.M. Ary Esta
Lebih terperinciKINERJA TEKNIK SINKRONISASI FREKUENSI PADA SISTEM ALAMOUTI-OFDM
111, Inovtek, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2014, hlm. 111-115 KINERJA TEKNIK SINKRONISASI FREKUENSI PADA SISTEM ALAMOUTI-OFDM Arifin, Yoedy Moegiharto, Dhina Chandra Puspita Prodi Studi D4 Teknik Telekomunikasi
Lebih terperinciRealisasi Kode Prima Untuk Mengatur Loncatan Frekuensi (Frequency Hop) Dalam Sistem FH-CDMA ABSTRAK
Realisasi Kode Prima Untuk Mengatur Loncatan Frekuensi (Frequency Hop) Dalam Sistem FH-CDMA Ritet / 0622002 E-mail : ritet_rieuwpassa@yahoo.com Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jalan Prof. Drg.
Lebih terperinciAnalisis Kinerja Kombinasi Sistem CDMA-OFDM dengan MIMO
Available online at TRANSMISI Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/transmisi TRANSMISI, 12 (2), 2010, 50-56 Analisis Kinerja Kombinasi Sistem CDMA-OFDM dengan MIMO Valen Awirya 1, Sukiswo 2, Ajub
Lebih terperinciANALISIS KINERJA SISTEM KOOPERATIF BERBASIS MC-CDMA PADA KANAL RAYLEIGH MOBILE DENGAN DELAY DAN DOPPLER SPREAD
ANALISIS KINERJA SISTEM KOOPERATIF BERBASIS MC-CDMA PADA KANAL RAYLEIGH MOBILE DENGAN DELAY DAN DOPPLER SPREAD Anjar Prasetya - 2207 100 0655 Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seluruh mata rantai broadcasting saat ini mulai dari proses produksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seluruh mata rantai broadcasting saat ini mulai dari proses produksi hingga ke distribusi televisi telah dilakukan secara digital, namun mata rantai terakhir
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PEMODELAN DAN SIMULASI ORTHOGONAL FREQUENCY AND CODE DIVISION MULTIPLEXING (OFCDM) PADA SISTEM KOMUNIKASI WIRELESS OLEH
TUGAS AKHIR PEMODELAN DAN SIMULASI ORTHOGONAL FREQUENCY AND CODE DIVISION MULTIPLEXING (OFCDM) PADA SISTEM KOMUNIKASI WIRELESS Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan
Lebih terperinciKuliah 5 Pemrosesan Sinyal Untuk Komunikasi Digital
TKE 8329W Sistem Transmisi Telekomunikasi Kuliah 5 Pemrosesan Sinyal Untuk Komunikasi Digital (lanjutan) Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas
Lebih terperinciTUGAS AKHIR UNJUK KERJA MIMO-OFDM DENGAN ADAPTIVE MODULATION AND CODING (AMC) PADA SISTEM KOMUNIKASI NIRKABEL DIAM DAN BERGERAK
TUGAS AKHIR UNJUK KERJA MIMO-OFDM DENGAN ADAPTIVE MODULATION AND CODING (AMC) PADA SISTEM KOMUNIKASI NIRKABEL DIAM DAN BERGERAK Diajukan Guna Melengkapi Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu
Lebih terperinciISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 1654
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 1654 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA SISTEM MC-CDMA MENGGUNAKAN ALGORITMA MAXIMAL RATIO COMBINING PADA KANAL RAYLEIGH DAN RICIAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu cara berpikir yang di mulai dari menentukan suatu permasalahan, pengumpulan data baik dari buku-buku panduan maupun studi lapangan, melakukan
Lebih terperinciKINERJA SISTEM MULTIUSER DETECTION SUCCESSIVE INTERFERENCE CANCELLATION MULTICARRIER CDMA DENGAN MODULASI M-QAM
KINERJA SISTEM MULTIUSER DETECTION SUCCESSIVE INTERFERENCE CANCELLATION MULTICARRIER CDMA DENGAN MODULASI M-QAM Furi Diah Ayu Hapsari 1, Yoedy Moegiharto 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,Dosen
Lebih terperinciBAB II KANAL WIRELESS DAN DIVERSITAS
BAB II KANAL WIRELESS DAN DIVERSITAS.1 Karakteristik Kanal Nirkabel Perambatan sinyal pada kanal yang dipakai dalam komunikasi terjadi di atmosfer dan dekat dengan permukaan tanah, sehingga model perambatan
Lebih terperinciABSTRAK (1) Dimana : Gambar 1. Blok SIC Detektor untuk Pengguna ke-1 [4] Sinyal yang diterima berdasarkan gambar 1. dapat ditulis:
Analisa Kinerja Alamouti Codes pada sistem Succesive Interference Cancellation (SIC) Multiuser Detection (MUD) Code Division Multiple Access (CDMA) dengan Modulasi Binary Phase Shift Keying (BPSK) Berbasis
Lebih terperinciAnalisis Nilai Bit Error Rate pada Sistem MIMO MC-CDMA. dengan Teknik Alamouti-STBC. Oleh Sekar Harlen NIM:
Analisis Nilai Bit Error Rate pada Sistem MIMO MC-CDMA dengan Teknik Alamouti-STBC Oleh Sekar Harlen NIM: 612010009 Skripsi Untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi
Lebih terperinciSISTEM KOMUNIKASI CDMA Rr. Rizka Kartika Dewanti, TE Tito Maulana, TE Ashif Aminulloh, TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta
SISTEM KOMUNIKASI CDMA Rr. Rizka Kartika Dewanti, 31358-TE Tito Maulana, 31475-TE Ashif Aminulloh, 32086-TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta 1.1 PENDAHULUAN Dengan pertumbuhan komunikasi tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem radio digital (Digital Audio Broadcasting, DAB, sekarang ini lazim
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem radio digital (Digital Audio Broadcasting, DAB, sekarang ini lazim disebut dengan radio digital) sangat inovatif dan merupakan sistem penyiaran multimedia
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR...iii DAFTAR ISI...v DAFTAR GAMBAR...vii DAFTAR TABEL...ix
Realisasi Optical Orthogonal Codes (OOC) Menggunakan Kode Prima Yang Dikembangkan Franky Setiawan (0522053) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Maranatha Jln. Prof. Drg. Surya Sumantri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi yang sangat pesat, maka sistem komunikasi wireless digital dituntut untuk menyediakan layanan data
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Malang Sistem Telekomunikasi Digital Page 1
A. Pengertian RAKE Receiver The Rake Receiver adalah sebuah penerima radio yang dirancang untuk mengatasi pengaruh dari multipath fading. Hal ini dilakukan dengan menggunakan beberapa "subreceiver" yang
Lebih terperinciANALISIS UNJUK KERJA REED SOLOMON DAN CONVOLUTIONAL CODING PADA KOMBINASI SISTEM MULTIPLE INPUT MULTIPLE OUTPUT MULTI CARRIER SPREAD SPECTRUM
SKRIPSI ANALISIS UNJUK KERJA REED SOLOMON DAN CONVOLUTIONAL CODING PADA KOMBINASI SISTEM MULTIPLE INPUT MULTIPLE OUTPUT MULTI CARRIER SPREAD SPECTRUM KADEK AGUS MAHABOJANA DWI PRAYOGA 1204405006 JURUSAN
Lebih terperinciAnalisa Kinerja Kode Konvolusi pada Sistem Successive Interference Cancellation Multiuser Detection CDMA dengan Modulasi QAM Berbasis Perangkat Lunak
Analisa Kinerja Kode Konvolusi pada Sistem Successive Interference Cancellation Multiuser Detection CDMA dengan Modulasi QAM Berbasis Perangkat Lunak Karina Meyrita Dewi 1, Yoedy Moegiharto 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinciImplementasi dan Evaluasi Kinerja Kode Konvolusi pada Modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) Menggunakan WARP
JURNAL TEKNIK ITS Vol., No. 1, (215) ISSN: 2337539 (231-9271 Print) A Implementasi dan Evaluasi Kinerja Kode Konvolusi pada Modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) Menggunakan WARP Desrina Elvia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Penggunaan Spektrum Frekuensi [1]
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, sistem komunikasi nirkabel (wireless) sedang berkembang sangat pesat dalam dunia telekomunikasi. Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah user (pengguna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat, waktu, dan kondisi (statis dan bergerak) menyebabkan telekomunikasi nirkabel (wireless) berkembang
Lebih terperinciSIMULASI PENGARUH HAMMING CODE PADA SISTEM OFDM (ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING) MENGGUNAKAN MODULASI QPSK
SIMULASI PENGARUH HAMMING CODE PADA SISTEM OFDM (ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING) MENGGUNAKAN MODULASI QPSK TUGAS AKHIR Diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan dalam rangka menyelesaikan
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KOMBINASI SISTEM CDMA-OFDM DENGAN MIMO
ANALISIS KINERJA KOMBINASI SISTEM CDMA-OFDM DENGAN MIMO Valen Awirya 1), Sukiswo 2), Ajub Ajulian Zahra 2) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jln. Prof. Sudharto, Tembalang,
Lebih terperinciAnalisa Kinerja Kode Konvolusi pada Sistem Successive Interference Cancellation Multiuser Detection CDMA Dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak
Analisa Kinerja Kode Konvolusi pada Sistem Successive Interference Cancellation Multiuser Detection CDMA Dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak Ais Musfiro Pujiastutik, Yoedy Moegiharto Teknik Telekomunikasi,Politeknik
Lebih terperinciAnalisa Performansi Sistem Komunikasi Single- Input Multiple-Output pada Lingkungan Indoor Menggunakan WARP
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-122 Analisa Performansi Sistem Komunikasi Single- Input Multiple-Output pada Lingkungan Indoor Menggunakan WARP Raynal R.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kebutuhan informasi suara, data (multimedia), dan video. Pada layanan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan layanan informasi komunikasi melaju begitu pesat. Pada awalnya layanan informasi komunikasi hanya berupa suara melalui teknologi switching PSTN, sekarang telah
Lebih terperinciPENGUJIAN TEKNIK FAST CHANNEL SHORTENING PADA MULTICARRIER MODULATION DENGAN METODA POLYNOMIAL WEIGHTING FUNCTIONS ABSTRAK
Abstrak PENGUJIAN TEKNIK FAST CHANNEL SHORTENING PADA MULTICARRIER MODULATION DENGAN METODA POLYNOMIAL WEIGHTING FUNCTIONS Jongguran David/ 0322136 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof. Drg.
Lebih terperinciI. Pembahasan. reuse. Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse.
I. Pembahasan 1. Frequency Reuse Frequency Reuse adalah penggunaan ulang sebuah frekuensi pada suatu sel, dimana frekuensi tersebut sebelumnya sudah digunakan pada satu atau beberapa sel lainnya. Jarak
Lebih terperinciBAB III MODEL SISTEM CLOSED-LOOP POWER CONTROL PADA CDMA
SIR dipakai untuk mengestimasi kondisi kanal dan selanjutnya sebagai informasi feedback pada closed-loop power control berbasis SIR untuk menentukan besar update daya pancar MS. Oleh karena itu, akurasi
Lebih terperinciTTG3B3 - Sistem Komunikasi 2 Multiple Access
TTG3B3 - Sistem Komunikasi 2 Multiple Access S1 Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom Oleh: Linda Meylani Agus D. Prasetyo Tujuan Pembelajaran Memahami konsep multiple access.
Lebih terperinciANALISA KINERJA SISTEM TRANSMIT DIVERSITY DALAM MENTRANSMISIKAN DATA CITRA DIGITAL PADA KANAL RAYLEIGH DAN RICIAN FADING
ANALISA KINERJA SISTEM TRANSMIT DIVERSITY DALAM MENTRANSMISIKAN DATA CITRA DIGITAL PADA KANAL RAYLEIGH DAN RICIAN FADING I G. A. K. Diafari Djuni H., I Putu Gede Aswin Hendra S Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciANALISA UNJUK KERJA 16 QAM PADA KANAL ADDITIVE WHITE GAUSSIAN NOISE
ANALISA UNJUK KERJA 16 QAM PADA KANAL ADDITIVE WHITE GAUSSIAN NOISE Langgeng Yulianto, Agung Wibowo, Miftahul Huda Kampus PENS ITS Keputih Sukolilo Surabaya 6011 Telp: (+62)-31-5947280, Fax: (+62)-31-5946114
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dewasa ini, saat teknologi informasi berkembang sangat pesat, hampir semua data telah berbentuk digital. Mulai dari data sederhana seperti buku referensi kuliah, tugas-tugas
Lebih terperinciKata Kunci: ZF-VBLAST dan VBLAST-LLSE.
Makalah Seminar Tugas Akhir Analisa Pengaruh Jumlah Antena dan Algoritma Deteksi Pada Penjamakan Spasial Terhadap Kualitas Pengiriman Informasi Oleh : Irma Komariah, L2F 303 446 Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciAnalisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-5 1 Analisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis Nezya Nabillah Permata dan Endroyono Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi
Lebih terperinciSimulasi Proses Deteksi dengan Pencarian Pohon secara Iteratif pada Sistem Nirkabel MIMO (Multiple-Input Multiple-Output) ABSTRAK
Simulasi Proses Deteksi dengan Pencarian Pohon secara Iteratif pada Sistem Nirkabel MIMO (Multiple-Input Multiple-Output) Ratih Ayoe / 0322187 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen
Lebih terperinci