Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 1"

Transkripsi

1 Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 1

2 Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 2

3 PENGANTAR Buku saku PETUNJUK KERJA RAMAH LINGKUNGAN UNTUK TUKANG BANGUNAN Pembangunan, adalah sebuah upaya umat manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya, dan dalam parameter global, pembangunan infrastruktur adalah sebuah variable positif yang berbanding lurus terhadap pertumbuhan ekonomi. Untuk hal mana Indonesia sebagai salah satu negara besar di dunia yang berpenduduk 240 juta jiwa menempatkan pembangunan infrastruktur sebagai prioritas utama dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat yang bermuara pada perekonomian Negara. Namun dibalik kegemerlapan pembangunan diseantero negeri, disadari bahwa dampak pembangunan juga menyertakan secara bersamaan kerusakan lingkungan, sekaligus kontribusi terhadap pemanasan global sebagai dampak dari akumulasi berbagai hal, di antaranya penggunaan material infrastruktur dan termasuk di dalamnya inefisiensi berbagai aspek sebagai akibat kurangnya wawasan Pembangunan Ramah lingkungan dikalangan pekerja konstruksi Indonesia yang secara umum terbatas dalam akses pengetahuan., selaku assosiasi yang beranggotakan badan usaha Konstruksi Indonesia, yang secara langsung membawahi ratusan ribu pekerja konstruksi (dari sekitar 5,7 juta pekerja konstruksi Indonesia), merasa perlu serta dalam program Nasional, bahkan Global, dalam bentuk pembinaan langsung terhadap anggotanya, atau minimal mengawali sebuah knowledge perihal bagaimana sebuah Pembangunan Ramah lingkungan dalam aspek implementasi terendah ditingkat pekerja tukang. Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 3

4 Berpijak dari sebuah langkah awal dengan menerbitkan buku saku jilid 1 yang berintikan pada Jenis Pekerjaan Umum dan Cara Sederhana pada tahun 2011 dan telah dicetak hingga ketiga kalinya, serta penerbitan buku saku jilid 2 tentang Jenis Pekerjaan Umum dengan Alat Bantu Modern, menunjukkan sebuah komitmen dan atensi pembinaan Gapeksindo terhadap lahirnya tenaga tukang Indonesia, yang peduli terhadap GREEN DEVELOPMENT, sekaligus sebagai pijakan langkah awal pembentukan tenaga tukang Indonesia berkualitas Internasional. Buku saku ini amatlah sederhana dalam berbagai aspek, namun semoga kesederhanaan inilah justru yang akan mampu menyadarkan bahwa, kita semua memiliki kontribusi langsung/tidak langsung terhadap kerusakan sekaligus perbaikan lingkungan hidup sebagai pekerja Konstruksi Indonesia yang bertanggung jawab. Wassalam, Irwan Kartiwan Ketum Gapeksindo Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 4

5 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM B A D A N P E M B I N A A N K O N S T R U K S I Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan KATA SAMBUTAN Penerbitan Buku saku Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan ini merupakan suatu bentuk kreativitas penyusun dan pemrakarsa yang mencerminkan komitmen kepedulian terhadap isu lingkungan dan upaya mengimplementasikan prinsip-prinsip ekonomis, efisiensi dan efektif dalam setiap tahapan pelaksanaan pembangunan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Keunikan buku saku ini terletak pada penyajian materinya yang mengarah pada prosedur pelaksanaan pekerjaan yang ekonomis, efisien dan efektif serta bukan semata menyangkut pemanfaatan bahan/material yang ramah lingkungan sebagaimana umumnya ditemukan pada buku-buku lainnya. Oleh sebab itu, Badan Pembinaan Konstruksi sebagai suatu unit di Kementerian Pekerjaaan Umum yang mempunyai tugas membina penyedia jasa dan tenaga kerja konstruksi tentunya sangat menyambut gembira atas diterbitkannya buku saku ini karena niscaya akan bermanfaat untuk masyarakat dan dapat digunakan sebagai acuan praktis para pekerja dan tukang bangunan yang bertugas di lapangan. Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 5

6 Kehadiran buku saku bagi tukang bangunan yang disajikan dengan menggunakan bahasa sederhana dan disertai gambar-gambar yang menarik ini dapat pula dikatakan sebagai wujud sumbangan terhadap pembentukan karakter bangsa, karena buku ini tentunya dapat menarik minat anak-anak usia sekolah sebagai generasi penerus bangsa untuk memahami pentingnya etos kerja yang baik dan budaya hijau sejak dini. Mudah-mudahan setelah terbitan Jilid 2 tentang Jenis Pekerjaan Umum dengan Alat Bantu Modern akan disusul dengan serial selanjutnya dengan jangkauan materi yang lebih luas hingga ke semua jenis pekerjaan dan tingkat pelaksanan lapangan. Akhirnya, diucapkan selamat dan terima kasih kepada Gabungan Perusahaan Konstruksi Nasional Indonesia,, yang telah memprakarsai diterbitkannya buku saku ini dengan harapan semoga buku saku ini benar-benar dapat bermanfaat bagi masyarakat luas sekaligus sebagai sumbangan nyata bagi dunia jasa konstruksi Indonesia. Jakarta, November 2012 Ir. Bambang Goeritno, MSc, MPA Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 6

7 MENUJU PROSEDUR KONSTRUKSI HIJAU Karakteristik bangunan ramah lingkungan umumnya berkaitan dengan perencanaan, proses pembangunan dan pemanfaatan material bangunan yang mengarah pada aspek fisik konstruksi bangunan menuju keseimbangan lingkungan hidup dan kelayakan kehidupan yang berkelanjutan. Demikian pula isu pemanasan global juga sering dihubungkan dengan produk konstruksi bangunan. Hal ini disebabkan karena umumnya pembuatan komponen-komponen bangunan banyak memanfaatkan material yang dalam proses produksinya turut memberi kontribusi pada pemanasan global melalui emisi gas rumah kaca dalam bentuk gas karbon, metana maupun jenis gas tertentu lainnya. Kondisi ini perlu dikendalikan untuk meminimalisir dampak negatifnya terhadap efek pemanasan global di muka bumi. Berdasarkan dokumen IPCC (Intergovernmental Panel and Climate Change), selama kurun waktu dari tahun 1861 sampai 2005 telah terjadi kenaikan suhu global rata-rata derajat celcius, sedangkan prediksi para ahli pada tahun 2100 peningkatan suhu bumi rata-rata sekitar derajat celcius yang diakibatkan oleh emisi gas rumah kaca. Peningkatan yang cukup drastis ini terutama disebabkan oleh pelepasan karbondioksida dan gas-gas lainnya ke atmosfer bumi yang dikenal sebagai gas rumah kaca terutama akibat pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi (yang diolah menjadi bensin, minyak tanah, avtur, pelumnas oli) dan gas alam sejenis yang tidak dapat diperbaharui. Semakin atmosfir bumi banyak mengandung gas-gas rumah kaca ini, maka atmosfir seakan berubah fungsi menjadi insulator yang akan menahan lebih banyak pantulan radiasi panas matahari dari bumi ke atmosfir, (gambar 1). Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 7

8 Sunlight passes through the atmosphere and warms the Earth s surface. This heat is radiated back toward space. Most of the outgoing heat is absorbed by greehouse gas molecules and re-emitted in all directions, warming the surface of the Earth and the lower atmosphere NASA Gambar 1 : Atmosfir berubah fungsi menjadi INSULATOR Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 8

9 Pemanasan global akan terus meningkat sejalan dengan waktu. Harapan untuk menahan atau mengendalikannya, lebih banyak tergantung pada perilaku umat manusia penghuni bumi. Upaya gerakan pembangunan berwawasan hijau dan penghijauan nyata sambil menghambat laju deforestasi serta gerakan lain untuk mengurangi emisi gas rumah kaca menjadi andalan dalam menghadapi bencana akibat pemanasan global tersebut. Para perencana bangunan, arsitek dan konstruktor seyogyanya sudah memiliki kepekaan dalam menerapkan konsep atau ide desain dan metode konstruksi bangunan yang berwawasan lingkungan dengan orientasi pada konsep konstuksi hijau (Green construction) ataupun bangunan hijau (Green Building). Dunia internasional melalui Protokol Kyoto 1997 (gambar 2) telah menetapkan enam jenis gas rumah kaca yaitu CO 2, NH 4, N 2 O, HFC, PFC dan SF 6 yang kesemuanya diekivalensikan terhadap takaran produk masa CO 2. Ini berarti, kandungan keseluruhan emisi gas rumah kaca di atmosfir disetarakan dengan kandungan CO 2 diudara (ekivalen kg CO 2 ). Kesepakatan internasional ini yang dijadikan standar ukuran besar kecilnya pengaruh suatu produk terhadap lingkungan secara fisik dalam konteks pemanasan global. Indonesia sendiri telah meratifikasi protokol Kyoto 1997 melalui UU no 17 Tahun 2004, sehingga sudah harus menerapkan pola pembangunan berwawasan lingkungan untuk mengendalikan peningkatan pemanasan global. Berbagai dokumen hasil kajian telah mengungkapkan bahwa bangunan dapat memproduksi emisi gas karbon sampai lebih dari 40% di beberapa tempat di dunia. Oleh sebab itu, setiap upaya mereduksi emisi gas karbon melalui bangunan dengan klasifikasi bangunan komersial, bangunan rumah tinggal dan bangunan utilitas atau bangunan industri menjadi langkah strategis untuk menahan laju pemanasan global. Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 9

10 UNITED NATION CONFERENCE on the HUMAN ENVIRONMENT, STOCKHOLM, tahun KONPERENSI BUMI RIO de JENEIRO, tahun 25 tahun 15 tahun PROTOKOL KYOTO (UNFCCC), tahun KONPERENSI BUMI JOHANNESBURG, tahun 3 bulan 2 tahun KONPERENSI PERUBAHAN IKLIM BALI, 2007 (gambar 3) 2 tahun WORLD OCEAN CONFERENCE, MANADO tahun 7 bulan KONPERENSI PERUBAHAN IKLIM KOPENHAGEN, 2009 Gambar 2 : Komitmen Kepedulian Lingkungan Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 10

11 Gambar 3 : Peta Iklim Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 11

12 Mekanisme Pembangunan Bersih ( Clean Development Mechanism ) yang merupakan produk dari protokol Kyoto, sebagaimana dijelaskan dalam UU No 17 Tahun 2004, adalah prosedur penurunan emisi gas rumah kaca dalam rangka kerjasama negara industri dan negara berkembang. Negara industri melakukan investasi di negara berkembang untuk mencapai target penurunan emisinya. Sementara itu negara berkembang berkepentingan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Annex A protokol Kyoto menyebutkan sektor utama yang menjadi perhatian pokok sebagai sumber emisi gas rumah kaca meliputi: enerji, proses industri, bahan pelarut, pertanian dan limbah. Pengukuran pengurangan emisi karbon yang terkait langsung dengan bidang konstruksi yaitu sektor-sektor enerji, proses industri dan limbah. Ketiga sektor tersebut menjadi tolok ukur utama baik dalam desain dan mekanisme atau proses konstruksi suatu bangunan maupun dalam pekerjaan-pekerjaan sipil lainnya yang kesemuanya mengarah pada tata cara serta prosedur konstruksi ramah lingkungan. Dengan demikian dapat dipahami bahwa, lingkup desain, konstruksi hemat enerji, penggunaan produk industri ramah lingkungan, serta tidak memproduksi limbah berlebihan merupakan intisari jiwa konstruksi hijau. Sehubungan dengan konstruksi hijau, pemahaman bangunan hijau (Green Building) yang telah disepakati secara internasional antara lain berhubungan dengan faktor-faktor lingkungan/ekosistem dan memenuhi kinerja yang diantaranya menyangkut perihal: - bijak guna lahan, - hemat air, - hemat energi, - hemat bahan / kurangi limbah, - kualitas udara ruangan. Kinerja tersebut menjadi tolok ukur dalam penilaian atau pemeringkatan suatu bangunan tergolong sebagai bangunan hijau atau tidak. Hal yang senada juga perlu dilakukan dalam proses pelaksanaan konstruksi menuju konstruksi hijau, yang akan berkontribusi besar pada pemenuhan standar bangunan hijau. Jadi dalam proses pelaksanaan konsrtuksi juga perlu menerapkan pola bijak guna lahan, hemat air, hemat energi, kurangi limbah/hemat bahan serta menjaga kualitas udara bersih dan segar. Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 12

13 Pelaku pelaksana konstruksi dalam hal ini berperan signifikan dalam upaya mereduksi emisi gas rumah kaca melalui penerapan prosedur atau manajemen konstruksi berbasis hijau. Para pelaku tersebut di antaranya meliputi para pekerja, tukang, sampai tenaga ahli manajemen konstruksi. Upaya penghematan air, energi (listrik, BBM), bahan bangunan (semen, batu bata, dll), serta meminimalisir limbah menjadi tindakan prioritas dalam kontribusinya mengurangi emisi gas rumah kaca. Jumlah tukang dan pekerja bangunan di Indonesia yang kini mencapai sekitar 5,7 juta orang dalam berbagai bidang bila diequivalensikan dapat mengurangi ceceran semen sekitar 2 kg dalam sehari misalnya, maka secara keseluruhan dapat mengeliminasi emisi CO 2 sebesar sekitar 3 juta ton CO 2 per tahun. Belum lagi apabila mereka mampu menghemat pemanfaatan air, energi listrik, bahan bakar minyak, kayu, material alam lainnya dan energi manusia seraya dapat mengurangi limbah dalam pelaksanaan pekerjaannya, maka total dampak kontribusinya (termasuk semen) terhadap pengurangan emisi CO 2 per tahun sekitar 10 juta ton CO 2 yang setara dengan penyerapan CO 2 oleh 500 ribu pohon besar dalam setahun (asumsi 1 pohon besar rata-rata dapat menyerap 20 ton CO 2 /tahun). Perlu disadari, jumlah tersebut hanya diperoleh dari optimalisasi proses pelaksanaan pekerjaan yang tidak lebih dari 10% bila ditinjau terhadap keseluruhan pemanfaatan material dan energi dalam pekerjaan pembangunan. Oleh sebab itu, berdirinya suatu bangunan hijau tidak berlebihan bila dikatakan sebenarnya berawal dari peran para pekerja bidang konstruksi. Di sisi lain, melalui optimalisasi pemanfaatan material dan energi sebesar 10% yang terbuang sia-sia tersebut, seakan industri jasa konstruksi telah melakukan penghijauan dengan menumbuhkan 500 ribu pohon besar yang sekaligus berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan dan perekonomian industri jasa konstruksi itu sendiri seraya ikut mengurangi bencana akibat pemanasan global. Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 13

14 Untuk mencapai kondisi positif tersebut maka, kiranya perlu mengembangkan suatu standar operasional prosedur (SOP) yang berkaitan dengan cita-cita konstruksi hijau yang secara khusus berlaku bagi para pekerja konstruksi. Kriteria-kriteria tersebut menjadi fokus bahasan dalam buku saku ini yang direfleksikan dengan kata BETA Hemat. Dengan demikian, maka berbagai manual atau pedoman teknis bagi pekerja atau tukang bangunan yang sudah ada saat ini perlu kiranya diadaptasikan pada upaya cita-cita menuju konstruksi hijau. Namun demikian, bahwa upaya pengembangan SOP konstruksi hijau perlu dilakukan secara kolektif sampai pada tingkatan tenaga ahli maupun bagi supplier bahan bangunan dan sektor terkait lainnya, karena pada hakekatnya tindakan para pekerja untuk melaksanakan kegiatan berorientasi konstruksi hijau tidaklah berdiri sendiri namun merupakan satu mata rantai kegiatan manajemen konstruksi yang didalamnya meliputi peran tenaga ahli. Sebagai penutup sekali lagi perlu ditekankan bahwa peran pelaku konstruksi cukup signifikan dalam mewujudkan clean development mechanism yang menjadi jiwa UU No 17 tahun Apresiasi perlu diberikan kepada para pekerja konstruksi yang senantiasa melaksanakan kegiatannya berbasis pada konstruksi hijau yang berarti mereka juga berperan aktif dalam mengurangi emisi karbon, menghambat laju pemanasan global demi mewujudkan pembangunan berkesinambungan seraya menjadi budaya etos kerja hijau. Jakarta, November 2012 Penyusun. Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 14

15 Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 15

16 Hemat Bahan Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 16

17 Hemat bahan bakar/listrik Manfaatkan bahan sehemat mungkin Hindari bahan terbuang percuma l Matikan alat/mesin antar jedah waktu atau bila tidak difungsikan/ digunakan. l Gunakan bahan sesuai aturan yang ditentukan. Gunakan alat ukur/ takaran yang benar. l Upayakan sisa potongan bahan dapat digunakan untuk pekerjaan lainnya. Gunakan bahan kertas semen bekas dan lain sejenisnya untuk menampung spesi yang tercecer/terbuang. Manfaatkan sisa/ceceran spesi yang terbuang sebelum 15 menit sebagai bahan adonan spesi baru. Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 17

18 Hemat Energi Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 18

19 Hemat tenaga listrik, bahan bakar dan waktu Manfaatkan listrik dan alat seperlunya Hindari boros waktu Manfaatkan tenaga sebaik-baiknya l Matikan alat/mesin antar jedah waktu atau bila tidak difungsikan/ digunakan. l Manfaatkan waktu kerja sebaik-baiknya l Matikan penerangan, peralatan listrik (AC, Kipas Angin, TV, ) dan alat listrik lainnya bila sudah tidak digunakan. l Gunakan waktu kerja secara efisien dan efektif. l Gunakan tenaga secara efisien dan efektif. Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 19

20 Hemat Tempat Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 20

21 Perhatikan ruang gerak manuver peralatan dan kenderaan Manfaatkan tempat sebaik-baiknya Atur tempat sesuai dengan jenis dan klasifikasi material/pekerjaan Manfaatkan tempat sesuai fungsinya dan karakteristik bahan l Alat/kenderaan harus leluasa bergerak tanpa harus melakukan gerakan-gerakan manuver maju-mundur/bolak-balik yang tidak efisien. l Gunakan tempat/ruang secara efisien. l Atur/tempatkan material/pekerjaan sesuai jenis/klasifikasinya untuk memudahkan pengambilan dan pengontrolan. l Gunakan tempat yang memadai dengan jenis dan karakteristik material/ pekerjaan. l Hindari penempatan material yang tidak sesuai agar tidak terjadi kerusakan material/bahan. Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 21

22 Hemat Air Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 22

23 Manfaatkan air seperlunya l Gunakan drum dan sebagainya sebagai tempat penampungan air serta manfaatkan air sesuai kebutuhan. l Hindari menggunakan air langsung dari kran/slang atau pompa air. Matikan kran sebelum bak air meluber l Tutup kran air sebelum air tumpah Hindari menumpahkan air l Hindari air terbuang percuma Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 23

24 Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 24

25 Alat Ukur Tanah Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 25

26 Pekerjaan Tanah Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 26

27 Pekerjaan Tanah Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 27

28 Pekerjaan Beton Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 28

29 Pekerjaan Beton Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 29

30 Pekerjaan Angkat Berat Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 30

31 Alat/Mesin Pembengkok Baja Tulangan dan Pengecatan Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 31

32 Pekerjaan Kayu Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 32

33 Pekerjaan Kayu Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 33

34 Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 34

35 Pekerjaan Persiapan Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 35

36 Menyiapkan tempat kerja yang rapi dan teratur l Letakan material secara rapi dan teratur tanpa mengganggu area kerja. l l l l Pastikan tersedia ruang yang cukup untuk kenderaan dengan leluasa dapat melakukan manuver secara efisien dan efektif. Denah tata letak bangunan (kantor, gudang bahan dan peralatan, los kerja, ), lokasi kerja, penumpukan bahan dan lainnya harus dipahami dengan benar untuk efisiensi waktu dan tenaga Tidak memulai pekerjaan tanah sebelum gambar kerja dan patok-patok ukur selesai dikerjakan. Rasio pemanfaatan dan penempatan alat berat harus terukur/seimbang untuk mengoptimalkan jam kerja ideal alat dan menghindari terjadinya waktu tunggu/antrian. Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 36

37 Pekerjaan Bouwplank/Penentuan Tapak Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 37

38 Penempatan material jangan mengganggu bouwplank l Untuk menjamin tidak terjadi perubahan posisi dan ketinggian benang. Jaga kelurusan dan kerapian papan bouwplank l Kesalahan pada penentuan bouwplank akan berdampak pemborosan dan kerugian yang bersifat kumulatif di berbagai aspek. Gunakan patok yang lurus l Memudahkan penyetelan sudut dan ketinggian. l Usahakan gunakan patok dari bahan yang dapat dipakai berulang-ulang. Gunakan alat-alat sesuai petunjuk ahli l Gunakan alat-alat yang sesuai dengan jenis pekerjaan. Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 38

39 Pekerjaan Galian Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 39

40 Atur manuver alat/kenderaan secara efisien l Alat/kenderaan harus dapat dengan leluasa bergerak tanpa harus melakukan gerakangerakan manuver maju-mundur/bolak-balik yang tidak efisien Tutup bak truk agar debu tidak berterbangan saat jalan l Atur posisi dan penempatan truk agar dengan sekali gerakan sudah dapat terjangkau oleh lengan excavator. Gunakan kain terpal atau sejenisnya untuk menutupi bak truk seraya menghindari polusi udara akibat debu. Hemat bahan bakar l Matikan peralatan antar jedah waktu atau bila sudah tidak difungsikan/ digunakan) Hindari bermain gas l Guna penghematan bahan bakar dan mengurangi gas buang l Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 40

41 Pekerjaan Pasang Batu Kali Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 41

42 Hemat bahan bakar l Matikan alat/mesin antar jedah waktu atau bila tidak difungsikan/ digunakan. Hemat air l Gunakan air sesuai kebutuhan dengan takaran yang benar. Manfaatkan tenaga secara efisien dan efektif l Gunakan tenaga sesuai kebutuhan pelaksanaan pekerjaan. Hindari bahan terbuang percuma l Tempatkan bahan secara rapi dan gunakan sesuai kebutuhan. l Gunakan bentuk dan ukuran/tekstur batu yang sesuai dalam pekerjaan pasangan batu untuk meminimalisir pemakaian adonan spesi. Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 42

43 Pekerjaan Kayu Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 43

44 Hemat listrik dan tenaga l Matikan peralatan antar jedah waktu atau bila sudah tidak difungsikan/digunakan. l Gunakan tenaga dan peralatan sesuai dengan karakteristik pekerjaan. Serbuk dan sisa potongan jangan dibakar l Untuk mengurangi emisi karbon ke atmosfir. Serbuk dan sisa potongan bisa digunakan untuk bahan industri lain l Sebagai bahan baku industri papan, bahan baku makanan ternak dan pupuk tanaman atau lain sebagainya, atau ditimbun dalam tanah dengan ke dalaman 1 meter untuk menjadi humus. Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 44

45 Pekerjaan Pembuatan Mal Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 45

46 Gunakan mal dari bahan plastik/baja dengan sistem bongkar pasang sehingga dapat dipakai berulang-ulang l Penggunaan mal dalam bentuk modular dengan sistem bongkar pasang akan dapat meminimalisir biaya sekaligus ikut berpartisipasi dalam menanggulangi pencemaran lingkungan akibat penebangan pohon. Hemat pemakaian balok l Gunakan balok/papan seefisien mungkin Hemat pemakaian papan dan hindari semaksimal mungkin terjadinya sisa potongan yang tidak dapat digunakan lagi. Tutup rapat celah pada sambungansambungan papan agar air semen tidak mengalir keluar l Gunakan kertas semen/koran berkas untuk mencegah keluarnya air semen melalui sambungan-sambungan papan. l Bila digunakan sistem modular, dapat disain sistem sambungan yang tidak memungkinkan air semen merembes keluar. Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 46

47 Pekerjaan Perancah Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 47

48 Perancah harus bisa menjamin mal berada pada posisi dan ketinggian yang ditentukan l l Pasang perancah dengan baik. Atur ketinggiannya dan yakinkan bertumpu pada landasan yang stabil agar tidak terjadi penurunan. Perancah harus dapat digunakan berulang kali l Gunakan perancah dengan sistem modular yang dapat mudah dibongkar dan dirakit kembali. l Hindari penggunaan perancah dari bahan kayu. Dalam keadaan terpaksa, gunakan bahan bambu yang usia pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan pohon kayu. Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 48

49 Pekerjaan Pembesian Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 49

50 Hindari hasil potongan besi terbuang percuma Manfaatkan hasil potongan besi yang masih dapat dipakai Hindari kawat bendrat berceceran Bengkokan besi tulangan sesuai aturan Usahakan menggunakan tulangan hasil rakitan pabrik sesuai pesanan l Disain setiap hasil potongan besi semaksimal mungkin masih dapat digunakan untuk kebutuhan lain. Kecuali bila semua ukurannya tidak memungkinkan untuk itu. l Umumnya, sisa potongan dengan ukuran tertentu masih dapat digunakan sebagai panjang penyaluran/sambungan dapat overlap sebesar 40 kali diameter besi/baja tulangan. l Upayakan kawat bendrat ditempatkan pada suatu wadah yang diikat pada tali/ban pinggang di tiap pekerja. l Pembengkokan besi tulangan agar disuaikan dengan aturan penempatannya masing-masing tulangan. l Bila dipesan di pabrik rakitan akan dapat meminimalisir hasil sisa potongan yang terbuang percuma. Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 50

51 Pekerjaan Beton Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 51

52 Tuangkan bahan sesuai aturan urutannya Campuran diaduk sampai rata Hemat bahan bakar/listrik l l l l Masukan bahan-bahan air, semen, pasir dan kerikil sesuai takaran komposisi campuran beton dengan urutan sebagai berikut. 1. Masukan air dan semen serta jalankan mesin pengaduk/molen selama 1 menit. 2. Masukan pasir dan jalankan mesin pengaduk/molen selama 1 menit. 3. Masukan kerikil dan jalankan mesin pengaduk/molen selama 3 menit. Jalankan alat/mesin pengaduk sampai semua bahan tercampur merata. Umumnya, selama kurang lebih 3 menit setelah pengisian bahan terakhir (kerikil/batu pecah). Matikan alat/mesin antar jedah waktu atau bila tidak difungsikan/ digunakan. Hemat air l Gunakan air sesuai kebutuhan dengan takaran yang benar. l Gunakan air tidak melebihi 50% berat semen. Hindari bahan terbuang percuma Manfaatkan tenaga secara efektif Pakai alat yang baik dan sesuai l l l l Tempatkan bahan secara rapi dan gunakan sesuai kebutuhan. Tuangkan bahan secara hati-hati agar tidak berceceran dan mempengaruhi mutu beton. Gunakan tenaga sesuai kebutuhan pelaksanaan pekerjaan. Gunakan alat-alat yang sesuai dengan jenis pekerjaan. Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 52

53 Pekerjaan Cor Kolom Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 53

54 Hemat bahan bakar l Matikan alat/mesin antar jedah waktu atau bila tidak difungsikan/ digunakan. Manfaatkan tenaga secara efektif l Gunakan tenaga sesuai kebutuhan pelaksanaan pekerjaan. Gunakan mal dari bahan plastic/baja dengan sistem bongkar pasang sehingga dapat dipakai berulang-ulang l Penggunaan mal dalam bentuk modular dengan sistem bongkar pasang akan dapat meminimalisir biaya sekaligus ikut berpartisipasi dalam menanggulangi pencemaran lingkungan. Hemat mal l Hindari terjadinya sisa potongan bahan yang tidak dapat digunakan. Hindari Cor terbuang l Pakai wadah penampungan minimal 1,5 x volume drum molen. Pakai wadah berbentuk saluran untuk menghindari cor terbuang saat penuangan. Perhatikan juga syarat tinggi jatuh penuangan adukan beton tidak bisa melebihi 1meter. l Ceceran beton yang tertampung selama sekitar 15 menit dimasukan kembali ke dalam molen untuk diproses kembali. Hemat air l Gunakan air sesuai kebutuhan dengan takaran yang benar. Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 54

55 Pekerjaan Meredam dan Membasahi Bata / Ubin Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 55

56 Manfaatkan tenaga secara efisien dan efektif l Gunakan tenaga sesuai kebutuhan pelaksanaan pekerjaan. Hindari air terbuang percuma l Gunakan wadah berisi air untuk membasahi bata/tegel. l Jangan gunakan penyiraman langsung dari kran/slang untuk membasahi bata/tegel. Gunakan tempat penampungan air l Diupayakan agar air dapat dipakai berulang-ulang selama memungkinkan dan tidak mempengaruhi mutu produk. Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 56

57 Pekerjaan Pasang Bata / Batako Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 57

58 Hemat air l Gunakan air sesuai kebutuhan dengan takaran yang benar. Hindari spesi terbuang l Gunakan wadah 1,5 x volume adukan sebagai tempat mengaduk. l Gunakan volume spesi yang sesuai saat pemasangan/penyusunan dinding bata. Hindari pembuatan spesi melebihi kapasitas penggunaan. Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 58

59 Pekerjaan Pemasangan Ubin Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 59

60 Pakai alat yang baik dan l Gunakan alat-alat yang sesuai dengan jenis pekerjaan. sesuai Manfaatkan tenaga secara l Gunakan tenaga sesuai kebutuhan pelaksanaan pekerjaan. efisien dan efektif Hemat listrik l Matikan peralatan listrik antar jedah waktu atau bila tidak difungsikan/digunakan. Hati-hati potong/pasang ubin l Prioritaskan pemotongan ubin dengan alat manual kecuali pada bagian-bagian sudut dan lainnya yang sulit. l Hindari membongkar kembali ubin yang sudah terpasang. Hindari spesi terbuang l Gunakan wadah 1,5 x volume adukan sebagai tempat mengaduk. l Gunakan volume spesi yang sesuai saat pemasangan ubin. Manfaatkan potongan yang bisa dipakai l l Hindari pembuatan spesi melebihi kapasitas penggunaan. Gunakan sisa potongan ubin yang masih dapat digunakan. Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 60

61 Pekerjaan Plesteran Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 61

62 Manfaatkan tenaga secara efisien dan efektif l Gunakan tenaga sesuai kebutuhan pelaksanaan pekerjaan. Hemat bahan bakar/listrik l Matikan alat/mesin antar jedah waktu atau bila tidak difungsikan/ digunakan. Hindari bahan terbuang percuma l Tampung spesi yang jatuh saat plesteran dengan wadah/kertas semen/kertas Koran bekas. l Ceceran spesi yang tertampung sekitar 15 menit dapat digunakan kembali sebagai bahan campuran. Manfaatkan bahan sehemat mungkin l Gunakan bahan sesuai takaran dan fungsinya. Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 62

63 Pekerjaan Pengecatan Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 63

64 Hemat bahan cat l Gunakan bahan cat sesuai takaran dan fungsinya. l Pengecatan hanya dapat dimulai jika dinding/ media yang akan dicat sudah tidak berpori. l Tambahkan air ke dalam cat sesuai dengan petunjuk dan spesifikasi tipe cat. Hemat bahan bakar/listrik l Matikan alat/mesin antar jedah waktu atau bila tidak difungsikan/digunakan. Manfaatkan tenaga secara efisien dan efektif l Gunakan tenaga sesuai kebutuhan pelaksanaan pekerjaan. Hindari bahan terbuang l Pastikan saat pengecatan tidak ada cat yang meleleh atau berceceran. Pakai alat yang baik dan sesuai l Gunakan alat-alat yang sesuai dengan jenis pekerjaan. Jaga kebersihan l Tutup lantai dan alat lainnya agar tidak kena percikan/tetesan cat. Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 64

65 Catatan Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 65

66 Catatan Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 66

67 Catatan Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 67

68 Jl. Minangkabau No. 35 F Pasar Manggis Jakarta-Selatan Telp : (021) Fax : (021) http : // info@gapeksindo.co.id ISBN Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 68

GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA

GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA halaman halaman PENGANTAR Buku saku PETUNJUK KERJA RAMAH LINGKUNGAN UNTUK TUKANG BANGUNAN Pembangunan, adalah sebuah upaya umat manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya, dan dalam parameter global,

Lebih terperinci

UPAYA JERMAN DALAM MENANGGULANGI PEMANASAN GLOBAL ( ) RESUME SKRIPSI

UPAYA JERMAN DALAM MENANGGULANGI PEMANASAN GLOBAL ( ) RESUME SKRIPSI UPAYA JERMAN DALAM MENANGGULANGI PEMANASAN GLOBAL ( 1998 2011 ) RESUME SKRIPSI Disusun Oleh : Pongky Witra Wisesa (151040295) JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Kupang merupakan ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Kupang merupakan ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Kupang merupakan ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berperan sebagai pusat pemerintahan, pusat perekonomian dan pusat pendidikan. Peranan kota Kupang

Lebih terperinci

PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya

PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya Oleh : Prof. Dr., Ir. Moch. Sodiq Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahan fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahan fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi yang disebabkan dari pembangunan yang menghasilkan emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO₂).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida (CO 2 ), metana (CH 4 ), dinitrogen oksida (N 2 O), hidrofluorokarbon (HFC), perfluorokarbon (PFC)

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang

Lebih terperinci

PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya

PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer,

Lebih terperinci

APA ITU GLOBAL WARMING???

APA ITU GLOBAL WARMING??? PEMANASAN GLOBAL APA ITU GLOBAL WARMING??? Pemanasan global bisa diartikan sebagai menghangatnya permukaan Bumi selama beberapa kurun waktu. Atau kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak menanggung beban akibat aktivitas tersebut. Salah satu dampak yang paling

BAB I PENDAHULUAN. pihak menanggung beban akibat aktivitas tersebut. Salah satu dampak yang paling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini, aktivitas operasional perusahaan memberikan dampak yang buruk terhadap lingkungan dan sosial, Hal ini menyebabkan berbagai pihak

Lebih terperinci

SAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS.

SAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. SAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS Di susun oleh : Di Susun Oleh : BAGAS BILAWA C. (0951110039) Dosen : HERU SUBIYANTORO

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE PADA RUMAH TINGGAL DARI SEGI MATERIAL

PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE PADA RUMAH TINGGAL DARI SEGI MATERIAL PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE PADA RUMAH TINGGAL DARI SEGI MATERIAL Allan Subrata Ottong 1, Felix Yuwono 2, Ratna S. Alifen 3, Paulus Nugraha 4 ABSTRAK : Pembangunan rumah tinggal di Indonesia adalah salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim sekarang ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim sekarang ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan iklim sekarang ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih sebagai isu lingkungan global. Salah satu dampak perubahan iklim adalah meningkatnya suhu di bumi

Lebih terperinci

Nations Framework Convention on Climate Change (Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan

Nations Framework Convention on Climate Change (Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2004 TENTANG PENGESAHAN KYOTO PROTOCOL TO THE UNITED NATIONS FRAMEWORK CONVENTION ON CLIMATE CHANGE (PROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PERSERIKATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pemanasan global menjadi topik perbincangan dunia dalam beberapa tahun terakhir. Berbagai peristiwa alam yang dianggap sebagai anomali melanda seluruh dunia dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan BAB III TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

tersebut terdapat di atmosfer. Unsur-unsur yang terkandung dalam udara dan

tersebut terdapat di atmosfer. Unsur-unsur yang terkandung dalam udara dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Udara di bumi memiliki beberapa unsur yang sangat dibutuhkan oleh kehidupan manusia, tumbuhan dan hewan. Udara untuk kehidupan sehari-hari tersebut terdapat di atmosfer.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar K (15 0 C ), suhu

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar K (15 0 C ), suhu PENDAHULUAN Latar Belakang Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar 288 0 K (15 0 C ), suhu tersebut dapat dipertahankan karena keberadaan sejumlah gas yang berkonsentrasi di atmosfer bumi. Sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik merupakan kebutuhan utama pada semua sektor kehidupan. Seiring bertambahnya kebutuhan manusia, maka meningkat pula permintaan energi listrik. Suplai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna

I. PENDAHULUAN. manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan iklim adalah fenomena global yang disebabkan oleh kegiatan manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna lahan dan kehutanan. Kegiatan

Lebih terperinci

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara Amalia, S.T., M.T. Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara Perubahan komposisi atmosfer secara global Kegiatan

Lebih terperinci

TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA

TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA Alfonsus Dwiputra W. 1, Yulius Candi 2, Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK: Proses pembangunan perumahan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan infrastruktur dan properti yang membutuhkan material salah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan infrastruktur dan properti yang membutuhkan material salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor industri merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Berbagai macam industri mengalami perkembangan yang cukup pesat. Salah

Lebih terperinci

Iklim Perubahan iklim

Iklim Perubahan iklim Perubahan Iklim Pengertian Iklim adalah proses alami yang sangat rumit dan mencakup interaksi antara udara, air, dan permukaan daratan Perubahan iklim adalah perubahan pola cuaca normal di seluruh dunia

Lebih terperinci

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BETON OLEH: DR. V. LILIK HARIYANTO

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BETON OLEH: DR. V. LILIK HARIYANTO PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BETON OLEH: DR. V. LILIK HARIYANTO BENGKEL KERJA BATU BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

Peningkatan Kepedulian dan Pemahaman Masyarakat akan Dampak Perubahan Iklim. oleh: Erna Witoelar *)

Peningkatan Kepedulian dan Pemahaman Masyarakat akan Dampak Perubahan Iklim. oleh: Erna Witoelar *) Peningkatan Kepedulian dan Pemahaman Masyarakat akan Dampak Perubahan Iklim oleh: Erna Witoelar *) Pemanasan Bumi & Perubahan Iklim: tidak baru & sudah jadi kenyataan Kesadaran, pengetahuan & peringatan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pemanasan global saat ini menjadi topik yang paling hangat dibicarakan dan mendapatkan perhatian sangat serius dari berbagai pihak. Pada dasarnya pemanasan global merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Belakangan ini, tingkat kesadaran global terhadap lingkungan hidup

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Belakangan ini, tingkat kesadaran global terhadap lingkungan hidup BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Belakangan ini, tingkat kesadaran global terhadap lingkungan hidup semakin besar. Salah satu yang menjadi perhatian, termasuk di Indonesia, adalah isu pemanasan global.

Lebih terperinci

SAMBUTAN KETUA DPR-RI. Pada Jamuan Makan Siang dengan Peserta International Youth Forum on Climate Change (IYFCC) Jakarta, 28 Februari 2011

SAMBUTAN KETUA DPR-RI. Pada Jamuan Makan Siang dengan Peserta International Youth Forum on Climate Change (IYFCC) Jakarta, 28 Februari 2011 KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN KETUA DPR-RI Pada Jamuan Makan Siang dengan Peserta International Youth Forum on Climate Change (IYFCC) Jakarta, 28 Februari 2011 Assalamu alaikum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak positif seperti mudahnya berkomunikasi maupun berpindah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak positif seperti mudahnya berkomunikasi maupun berpindah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi sudah dimulai sejak Revolusi Industri yang terjadi pada abad ke 18 di Inggris yang pada akhirnya menyebar keseluruh dunia hingga saat sekarang ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Didorong oleh issue perubahan iklim dunia yang menghangat belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Didorong oleh issue perubahan iklim dunia yang menghangat belakangan ini BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Didorong oleh issue perubahan iklim dunia yang menghangat belakangan ini dan perubahan tersebut terjadi akibat dari ulah manusia yang terus mengambil keuntungan dari

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2004 TENTANG PENGESAHAN KYOTO PROTOCOL TO THE UNITED NATIONS FRAMEWORK C'ONVENTION ON CLIMATE CHANGE (PROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PERSERIKATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi.

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan sektor yang berperan dalam meningkatkan pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Namun demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Judul dan Pengertian Judul 1. Judul Jakarta Integrated Urban Farm 2. Pengertian Judul Jakarta merupakan ibu kota Indonesia, daerah ini dinamakan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Kota

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. atmosfer. Untuk memaksimalkan limbah sekam padi, sangat perlu untuk dicari

I. PENDAHULUAN. atmosfer. Untuk memaksimalkan limbah sekam padi, sangat perlu untuk dicari 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak, abu gosok, bahan bakar dan sebagai pembuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangunan yang berwawasan lingkungan (green building).

BAB I PENDAHULUAN. bangunan yang berwawasan lingkungan (green building). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam website http://zulkieflimansyah.com/in/green-building.html, Januari 2009, pemanasan global (global warming) menjadi salah satu isu penting yang disuarakan di

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK. PT. Harjohn Timber. Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK. PT. Harjohn Timber. Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK PT. Harjohn Timber Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I PT. Harjhon Timber adalah salah satu Penerima Penghargaan Energi Pratama

Lebih terperinci

PEMANASAN GLOBAL PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL

PEMANASAN GLOBAL PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL PEMANASAN GLOBAL APA ITU PEMANASAN GLOBAL Perubahan Iklim Global atau dalam bahasa inggrisnya GLOBAL CLIMATE CHANGE menjadi pembicaraan hangat di dunia dan hari ini Konferensi Internasional yang membahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hutan merupakan pusat keragaman berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang. jenis tumbuh-tumbuhan berkayu lainnya. Kawasan hutan berperan

BAB I PENDAHULUAN. Hutan merupakan pusat keragaman berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang. jenis tumbuh-tumbuhan berkayu lainnya. Kawasan hutan berperan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hutan merupakan pusat keragaman berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang manfaat serta fungsinya belum banyak diketahui dan perlu banyak untuk dikaji. Hutan berisi

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL Tukang Pasang Bata Pembuatan Adukan Semen Pekerjaan Pasang Bata BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I KONSEP PENILAIAN...

Lebih terperinci

SUMBER DAYA ENERGI MATERI 02/03/2015 JENIS ENERGI DAN PENGGUNAANNYA MINYAK BUMI

SUMBER DAYA ENERGI MATERI 02/03/2015 JENIS ENERGI DAN PENGGUNAANNYA MINYAK BUMI MATERI SUMBER DAYA ENERGI Energi fosil Dampak penggunaan energi fosil Energi alternatif Upayapenurunan penurunan emisi gas rumah kaca Kyoto Protocol JENIS ENERGI DAN PENGGUNAANNYA Apakah ada aspek kehidupan

Lebih terperinci

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN 4.1 ALAT Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan alat bantu untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan. Pada sub bab ini penulis akan membahas

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN BENDUNGAN

METODE PELAKSANAAN BENDUNGAN METODE PELAKSANAAN BENDUNGAN 1. Saluran Bangunan Pelimpah (Spillway) dan peredam energi Gambar 1. Layout Spillway Pekerjaan pembangunan bangunan pelimpah (spillway) adalah sebagai berikut : Pekerjaan Tanah

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK 7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Balok adalah batang dengan empat persegi panjang yang dipasang secara horizontal. Hal hal yang perlu diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sumber daya alam atau biasa disingkat SDA adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang

Lebih terperinci

Pusat Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian

Pusat Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian GREEN CHILLER POLICY IN INDUSTRIAL SECTOR Disampaikan pada: EBTKE CONEX Jakarta Convention Center 21 Agustus 2015 Pusat Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Badan Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh penerapan..., Furqan Usman, FT UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh penerapan..., Furqan Usman, FT UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan, yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku Konsumsi Semenjak Revolusi Industri kebutuhan energi untuk menjalankan mesin terus meningkat. Beberapa jenis energi, seperti energi yang dibutuhkan untuk membuat makanan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama.

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, ketergantungan manusia terhadap energi sangat tinggi. Sementara itu, ketersediaan sumber energi tak terbaharui (bahan bakar fosil) semakin menipis

Lebih terperinci

PEMANASAN GLOBAL. Efek Rumah Kaca (Green House Effect)

PEMANASAN GLOBAL. Efek Rumah Kaca (Green House Effect) PEMANASAN GLOBAL Efek Rumah Kaca (Green House Effect) EFEK RUMAH KACA Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Limbah Proyek Konstruksi Dalam jurnal Manajemen Limbah dalam Proyek Konstruksi (Ervianto, 2013), disebutkan bahwa limbah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam sebuah

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan, BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG 4.1. Tinjauan Bahan dan Material Bahan dan material bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena dari berbagai macam bahan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULAN I.1. LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Jakarta adalah Ibukota dari Indonesia merupakan kota yang padat akan

BAB 1 PENDAHULAN I.1. LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Jakarta adalah Ibukota dari Indonesia merupakan kota yang padat akan BAB 1 PENDAHULAN I.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Proyek Jakarta adalah Ibukota dari Indonesia merupakan kota yang padat akan penduduk. Seiring dengan perkembangan waktu, semakin banyak orang yang datang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sementara produksi energi khususnya bahan bakar minyak yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. Sementara produksi energi khususnya bahan bakar minyak yang berasal dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertambahan jumlah penduduk, kemajuan teknologi, dan peningkatan perekonomian menyebabkan peningkatan konsumsi energi di Indonesia. Sementara produksi energi khususnya

Lebih terperinci

PERUBAHAN IKLIM DAN BENCANA LINGKUNGAN DR. SUNARTO, MS FAKULTAS PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PERUBAHAN IKLIM DAN BENCANA LINGKUNGAN DR. SUNARTO, MS FAKULTAS PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PERUBAHAN IKLIM DAN BENCANA LINGKUNGAN DR. SUNARTO, MS FAKULTAS PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Perubahan Iklim Dan Dampaknya Terhadap Lingkungan Lingkungan adalah semua yang berada di

Lebih terperinci

RSNI Rancangan Standar Nasional Indonesia

RSNI Rancangan Standar Nasional Indonesia RSNI T-12-2002 RSNI Rancangan Standar Nasional Indonesia Analisa Biaya Konstruksi (ABK) bangunan gedung dan perumahan pekerjaan persiapan DEPATEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH Daftar Isi Daftar Isi...

Lebih terperinci

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB V PONDASI TELAPAK

BAB V PONDASI TELAPAK BAB V PONDASI TELAPAK I. METODA KONSTRUKSI PONDASI SETEMPAT A. Urutan Kegiatan Pekerjaan Pondasi Setempat Metoda konstruksi untuk pekerjaan pondasi setempat yaitu: 1. Penggalian tanah pondasi 2. Penulangan

Lebih terperinci

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN BAB VI BAHAN DAN PERALATAN 6.1 Jenis-jenis dan Mutu Bahan Yang Digunakan Mutu dari setiap bahan yang akan digunakan tidak boleh berkurang dan diharapkan dapat memenuhi target yang telah direncanakan. Adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomasa yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomasa yang terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomasa yang terdapat dalam hutan berbentuk pokok kayu, dahan, daun, akar dan sampah hutan (serasah) (Arief, 2005).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan dapat diakses dengan mudah. Globalisasi telah mempengaruhi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan dapat diakses dengan mudah. Globalisasi telah mempengaruhi berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi membuat dunia seakan tanpa batas, arus informasi menjadi sangat bebas dan dapat diakses dengan mudah. Globalisasi telah mempengaruhi berbagai aspek dalam

Lebih terperinci

II. PEKERJAAN PENDAHULUAN

II. PEKERJAAN PENDAHULUAN METODE PELAKSANAAN I. PRA PEMBANGUNAN 1. Pemeriksaan gambar-gambar untuk pelaksanaan : Semua gambar-gambar yang disiapkan adalah gambar-gambar yang telah ditandatangani oleh Direksi dan apabila ada perubahan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Lampiran 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2004 tentang Pengesahan Kyoto Protocol To The United Nations Framework Convention On Climate Change (Protokol Kyoto Atas Konvensi Kerangka Kerja

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tinjauan Umum Variabel bebas yaitu variasi perbandingan agregat kasar, antara lain : Variasi I (1/1 : 1/2 : 2/3 = 3 : 1 : 2) Variasi II (1/1 : 1/2 : 2/3 = 5 : 1 : 3) Variasi

Lebih terperinci

MENGURANGI EMISI GAS RUMAH KACA

MENGURANGI EMISI GAS RUMAH KACA 2004 Irmansyah Posted 4 June 2004 Makalah pribadi Pengantar ke Falsafah Sains (PPS702) Sekolah Pasca Sarjana / S3 Institut Pertanian Bogor June 2004 Dosen: Prof. Dr. Ir. Rudy C. Tarumingkeng (penanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipancarkan lagi oleh bumi sebagai sinar inframerah yang panas. Sinar inframerah tersebut di

BAB I PENDAHULUAN. dipancarkan lagi oleh bumi sebagai sinar inframerah yang panas. Sinar inframerah tersebut di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pancaran sinar matahari yang sampai ke bumi (setelah melalui penyerapan oleh berbagai gas di atmosfer) sebagian dipantulkan dan sebagian diserap oleh bumi. Bagian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bumi semakin lama semakin terasa panas, apalagi di kota- kota besar, karena dipenuhi oleh mobil, motor, kendaraan lainnya, dan jumlah pohon-pohon yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bagian ini akan membahas tentang latar belakang diadakan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian yang akan diperoleh dari penelitian ini, batasan penelitian serta keaslian penelitian

Lebih terperinci

Slide 1. Paparan Menteri Perindustrian pada acara TROPICAL LANDSCAPES SUMMIT: A GLOBAL INVESTMENT OPPORTUNITY 28 APRIL 2015, Shangri la Hotel Jakarta

Slide 1. Paparan Menteri Perindustrian pada acara TROPICAL LANDSCAPES SUMMIT: A GLOBAL INVESTMENT OPPORTUNITY 28 APRIL 2015, Shangri la Hotel Jakarta Paparan Menteri Perindustrian pada acara TROPICAL LANDSCAPES SUMMIT: A GLOBAL INVESTMENT OPPORTUNITY 28 APRIL 2015, Shangri la Hotel Jakarta Slide 1 Pada pertemuan G-20 di Pittsburg tahun 2009, Pemerintah

Lebih terperinci

Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi

Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi Lia Laila Prodi Teknologi Pengolahan Sawit, Institut Teknologi dan Sains Bandung Abstrak. Sistem pengondisian udara dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

Lampiran A. Koefisien tenaga kerja dan koefisien bahan

Lampiran A. Koefisien tenaga kerja dan koefisien bahan Lampiran A Koefisien tenaga kerja dan koefisien bahan Berikut ini koefisien tenaga kerja, koefisien bahan dan koefisien alat untuk menghitung HSP bidang ipta Karya, yang terdiri dari 6 kelompok pekerjaan:

Lebih terperinci

Program Bio Energi Perdesaan (B E P)

Program Bio Energi Perdesaan (B E P) Program Bio Energi Perdesaan (B E P) Salah satu permasalahan nasional yang kita hadapi dan harus dipecahkan serta dicarikan jalan keluarnya pada saat ini adalah masalah energi, baik untuk keperluan rumah

Lebih terperinci

Arang Tempurung Kelapa

Arang Tempurung Kelapa Arang Tempurung Kelapa Mengapa harus arang tempurung? Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), terutama minyak tanah, membuat masyarakat mencari alternatif lain untuk keperluan memasak. Salah satu yang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Audit Industri Usaha-usaha untuk menghemat industri di segala bidang makin dirasakan perlu karena semakin terbatasnya sumber-sumber industri yang tersedia dan semakin mahalnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh aspek kehidupan membutuhkan energi. Kebutuhan energi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh aspek kehidupan membutuhkan energi. Kebutuhan energi saat ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Energi merupakan kebutuhan mendasar selain pangan dan air karena hampir seluruh aspek kehidupan membutuhkan energi. Kebutuhan energi saat ini cukup besar, salah satunya

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR

PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR POLI-TEKNOLOGI VOL.11 NO.1, JANUARI 2012 PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR Amalia dan Broto AB Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencukupi kebutuhan hidup. Aktivitas-aktivitas manusia telah mengubah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencukupi kebutuhan hidup. Aktivitas-aktivitas manusia telah mengubah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan manusia yang cepat mendorong manusia memanfaatkan alam secara berlebihan. Pemanfaatan tersebut baik sebagai pemukiman maupun usaha untuk mencukupi kebutuhan

Lebih terperinci

dengan menggunakan metode ACI ( American Concrete Institute ) sebagai dasar

dengan menggunakan metode ACI ( American Concrete Institute ) sebagai dasar BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan penelitian ini yang dilakukam adalah membuat benda uji balok dengan tiga variasi. Pembebanan adukan beton untuk benda uji direncanakan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang

Lebih terperinci

Sambutan Endah Murniningtyas Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Balikpapan, Februari 2012

Sambutan Endah Murniningtyas Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Balikpapan, Februari 2012 Sambutan Endah Murniningtyas Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Penyusunan

Lebih terperinci

MM-100 PEREKAT PASANGAN BATA RINGAN THIN BED

MM-100 PEREKAT PASANGAN BATA RINGAN THIN BED MM-100 PEREKAT PASANGAN BATA RINGAN THIN BED DESKRIPSI Semen Instan sebagai perekat untuk pemasangan Bata Ringan (AAC Block) dengan bahan dasar semen, pasir silika, filler dan adi>f yang dcampur secara

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN 5.1 Pekerjaan Bekisting 5.1.1 Umum Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan bekisting harus memenuhi syarat PBI 1971 N 1-2 dan Recomended Practice

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. UU Presiden RI Kegiatan Pokok RKP 2009: b. Pengembangan Material Baru dan Nano Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1. UU Presiden RI Kegiatan Pokok RKP 2009: b. Pengembangan Material Baru dan Nano Teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gas hidrogen banyak dimanfaatkan di berbagai industri, seperti dalam industri minyak dan gas pada proses desulfurisasi bahan bakar minyak dan bensin, industri makanan

Lebih terperinci

DAFTAR KUANTITAS HARGA DAN BAHAN

DAFTAR KUANTITAS HARGA DAN BAHAN DAFTAR KUANTITAS HARGA DAN BAHAN TAHUN ANGGARAN : 2011 No. Uraian Pekerjaan Satuan Volume Harga Satuan Harga 1 2 3 5 6 I. PERSIAPAN 1 Pek. Pembongkaran dan Pembersihan Lokasi Ls 1,000 2 Pek. Pengukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 diketahui bahwa jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 1,49% per tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global berhubungan dengan proses. infra merah diserap oleh udara dan permukaan bumi.

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global berhubungan dengan proses. infra merah diserap oleh udara dan permukaan bumi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanasan global (global warming) menjadi salah satu isu lingkungan utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global berhubungan dengan proses meningkatnya suhu

Lebih terperinci

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Pengertian 2 Global warming atau pemanasan global adalah proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global permukaan bumi telah 0,74 ± 0,18 C (1,33 ±

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebagai lapisan atas struktur jalan selain aspal atau beton. Paving block dibuat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebagai lapisan atas struktur jalan selain aspal atau beton. Paving block dibuat dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paving block merupakan salah satu bahan bangunan yang dimanfaatkan sebagai lapisan atas struktur jalan selain aspal atau beton. Paving block dibuat dari bahan campuran

Lebih terperinci

GREEN CONCRETE. (Beton Hijau) Oleh : Rizky Astria, ST

GREEN CONCRETE. (Beton Hijau) Oleh : Rizky Astria, ST GREEN CONCRETE (Beton Hijau) Oleh : Rizky Astria, ST Pascasarjana Universitas Gunadarma 2014 GREEN CONCRETE (Beton Hijau) Oleh : Rizky Astria, ST Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saja kebanyakan dari mereka masih memfokuskan tujuan utamanya pada pencarian

BAB I PENDAHULUAN. saja kebanyakan dari mereka masih memfokuskan tujuan utamanya pada pencarian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era sekarang ini, sektor bisnis di Indonesia mulai berkembang. Tentu saja kebanyakan dari mereka masih memfokuskan tujuan utamanya pada pencarian keuntungan semata.

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hutan memiliki banyak fungsi ditinjau dari aspek sosial, ekonomi, ekologi

BAB I PENDAHULUAN. Hutan memiliki banyak fungsi ditinjau dari aspek sosial, ekonomi, ekologi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan memiliki banyak fungsi ditinjau dari aspek sosial, ekonomi, ekologi dan lingkungan yang sangat penting bagi kehidupan manusia baik pada masa kini maupun pada

Lebih terperinci

Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan

Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan Energi ramah lingkungan atau energi hijau (Inggris: green energy) adalah suatu istilah yang menjelaskan apa yang dianggap sebagai sumber energi

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT 4.1 Bahan Bahan Yang Digunakan meliputi : Bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi a. Beton Ready mix. Beton Ready mix adalah beton

Lebih terperinci

Green Building Concepts

Green Building Concepts Precast Concrete Contribute to Sustainability Concept of Reduce, Reuse, Recycle Ir. Tedja Tjahjana MT Certification Director Green Building Council Indonesia Green Building Concepts Konsep bangunan hijau

Lebih terperinci

EBOOK PROPERTI POPULER

EBOOK PROPERTI POPULER EBOOK PROPERTI POPULER RAHASIA MEMBANGUN RUMAH TANPA JASA PEMBORONG M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT User [Type the company name] M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT Halaman 2 KATA PENGANTAR Assalamu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Limbah Ervianto (2012) menjelaskan bahwa limbah dihasilkan dari berbagai aktivitas yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia, dan salah satunya dihasilkan pada

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan Dan Alat - Alat BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, menempatkan manusia sebagai subjek utama yang mengambil. hidup sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, menempatkan manusia sebagai subjek utama yang mengambil. hidup sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Demikian juga sebaliknya, lingkungan dapat dipengaruhi oleh aktivitas dan perilaku manusia. Kehidupan

Lebih terperinci