IMPLEMENTASI MANAJEMEN KETENAGAAN SEKOLAH DI MTS AL-KHAIRAT BOROKO KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI MANAJEMEN KETENAGAAN SEKOLAH DI MTS AL-KHAIRAT BOROKO KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA ABSTRAK"

Transkripsi

1

2 IMPLEMENTASI MANAJEMEN KETENAGAAN SEKOLAH DI MTS AL-KHAIRAT BOROKO KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA Mutmainah Datuela 1, Prof. Dr. Hi. Abdul Kadim Masaong, M. Pd. 2, Dr. Phil. Hi. Ikhfan Haris, Msc 3 Nhiken.Datuela@Facebook.Com ABSTRAK Mutmainah Datuela Implementasi Manajemen Ketenagaan Sekolah Di Mts Al-khairat Boroko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Studi Kasus). Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I, Prof.Dr.Hi.Abdul Kadim Masaong, M.Pd. Pembimbing II Dr.Phil.Hi.Ikhfan Haris, Msc. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui : 1) Perencanaan Program Manajemen Ketenagaan Sekolah di MTS Alkhairat Boroko di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, 2) Pelaksanaan Program Manajemen Ketenagaan Sekolah di MTS Alkhairat Boroko di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, 3) Evaluasi Program Manajemen Ketenagaan Sekolah di MTS Alkhairat Boroko di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data yang digunakan berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang di gunakan adalah analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan : 1) Perencanaan Manajemen Ketenagaan Sekolah yang didapat di MTS Al-khairat Boroko menunjukkan bahwa proses perencanaan guru dan pegawai yang dilakukan yaitu dibedakan menjadi dua yaitu perencanaan guru dan pegawai PNS dan Honor. Proses perencanaan guru dan pegawai yang dilakukan yaitu dengan menganalisis kebutuhan madrasah terlebih dahulu, untuk mengetahui jumlah guru dan pegawai yang dibutuhkan oleh madrasah; 2) Pelaksanaan Program Ketenagaan Sekolah di MTS Al-khairat Boroko menunjukkan bahwa pelaksanaan perencanaan dan rekrutmen pegawai yang dilakukan oleh lembaga pemerintah daerah tidak sejalan sehingga penempatan guru dan pegawai dalam suatu jabatan yang tidak sesuai dengan kapasitasnya atau diisi orang yang bukan kompetensinya, dan mengakibatkan kekosongan-kekosongan tenaga ahli yang ada di madrasah; 3) Evaluasi program manajemen ketenagaan sekolah yang ada di MTs Al-khairat Boroko dilakukan pada saat Raker yaitu untuk membahas perencanaan kebutuhan guru dan pegawai, kinerja guru dan pegawai, kesejahteraan guru dan pegawai, dan penempatan setiap guru dan pegawai. Kata kunci : Implementasi, Manajemen, Ketenagaan Sekolah. 1 Mutmainah Datuela. Mahasiswa. Jurusan Manajemen Pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Gorontalo. 2 Prof. Dr. Hi. Abdul Kadim Masaong, M. Pd Dosen Manajemen Pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Gorontalo. 3 Dr.Phil.Hi.Ikhfan Haris, Msc.. Dosen Manajemen Pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Gorontalo.

3

4 1. PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan tersebut mengenali, menghargai, dan memanfaatkan sumber daya manusia. Pendidikan di masa depan menghadapi tantangan yang berat, karena mengembang fungsi untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia. Tantangan ini dirasakan semakin berat lagi, karena lemahnya sistem pendidikan nasional terkait erat dengan kesulitan bangsa ini untuk keluar dari krisis multidimensi. Di era globalisasi sekarang ini menuntut keunggulan bersaing dari setiap sekolah/madrasah, persaingan global telah meningkatkan standar kinerja dalam berbagai dimensi, meliputi kualitas, biaya dan operasionalisasi yang lancar. Penting pula pengembangan lanjut dari sekolah/madrasah, guru dan pegawai, dengan menerima tantangan yang ditimbulkan dari standar yang makin meningkat ini, sekolah/madrasah yang efektif bersedia melakukan hal-hal penting untuk dapat bertahan dan meningkatkan kemampuan strategis, sehingga dengan mengantisipasi tantangan ini sekolah dapat meningkatkan mutu pendidikan maupun kemampuan guru dan para pegawai. MTS Al-khairat Boroko merupakan salah satu sekolah madrasah yang ada di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Pengamatan yang dilakukan di MTS Al-khairat Boroko dari segi tenaga pendidik sudah memiliki standar komptensi yang cukup karena sesuai dengan latar belakang pendidikan yang dimiliki dan juga di dukung dengan sistem pembelajaran keagamaan yang baik, sehingganya siswa dan siswi di MTS Alkhairat Boroko memiliki wawasan dan pengetahuan yang sangat tinggi dalam ilmu keagamaan dan akhlak. Kegiatan pesantren kilat yang dilakukan setiap akhir semester sekolah/madrasah dapat membantu setiap siswa lebih mendalami ilmu/pengetahuan keagaamaan serta siswa dan siswi dapat merasakan kenyamanan dalam proses belajar mengajar di madrasah. Disamping itu setiap siswa dan siswi juga dapat merubah akhlak/perilaku kearah yang lebih baik lagi. Masaong (2011:140) menjelaskan bahwa pengelolaan ketenagaan adalah aktivitas yang dilakukan mulai dari analisis kebutuhan, perencanaan, rekrutmen, pengembangan, hadiah dan sangsi (reward and punishment), hubungan kerja, sampai evaluasi kinerja sekolah (guru/tenaga administrasi) dapat dilakukan oleh sekolah. Khusus menyangkut kewenangan dalam merekrut, pengelolaan administrasi dan menggaji guru dan staf yang berstatus PNS masih menjadi kewanangan pemerintah.

5 Sedangkan jika ingin menambah guru/staf untuk tenaga yayasan atau tidak tetap sekolah telah diberi kewenangan terutama bagi sekolah/madrasah swasta. Adapun kondisi yang ada di MTS Al-khairat boroko saat ini bahwa guru dan pegawainya memiliki masalah dalam menjalankan aktivitas profesi dan kinerja. Permasalahan kurang optimalnya perencanaan, pengadaan, pembinaan, tunjangan serta pemberhentian guru dan pegawai. Sistem perencanaan, pengadaan, pembinaan, tunjangan, serta pemberhentian guru dan pegawai yang ada di madrasah saat ini masih belum mampu memperbaiki sistem pengelolaan ketenagaan di madrasah dalam meningkatkan kualitas pendidikan maupun guru dan pegawai. Guru dan pegawai yang ada di madrasah sering berhadapan dengan problem yang mempengaruhi kemampuan profesionalnya dalam melaksanakan kinerjanya. Berdasarkan hal tersebut maka pengelolaan manajemen ketenagaan yang ada di madrasah memanglah sangat perlu dan menjadi perhatian, karena ketenagaan sekolah merupakan suatu hal yang dapat menunjang tercapainya proses pendidikan. Kenyataan diatas menunjukan bahwa perlunya peningkatan kualitas guru dan pegawai yang ada di MTS Al-khairat Boroko, yaitu dengan cara memperbaiki sistem pengelolaan ketenagaan, perlunya perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi guru dan pegawai secara rinci dan jelas serta pembinaan professional guru dan pegawai dalam mengembangkan keterampilannya yang dimiliki. Oleh karena itu, penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana proses pengelolaan manajemen ketenagaan sekolah di MTS Al-khairat Boroko, sehingga dapat mencapai tujuan dari proses pengelolaan manajemen ketenagaan sekolah yang efektif dan efisien. Maka untuk mendapatkan informasi yang lebih lanjut tentang permasalahan ini maka peneliti mengangkat penelitian dengan judul : Implementasi Manajemen Ketenagaan Sekolah Di MTS Al-khairat Boroko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2. KAJIAN TEORI A. Konsep Dasar Manajemen Ketenagaan Sekolah Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur/mengelola. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsifungsi manajemen itu. Hasibuan (2005:1) manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sejalan dengan itu Terry (Sadili,2006:17) manajemen adalah sebuah proses yang khas, yang terdiri tindakantindakan, perencanaan, pengorganisasian, penggiatan dan pengawasan secara efektif

6 dan efisian untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui pemenfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya. Mulyasa (dalam Rifa atin, 2002:42), manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efesien untuk mencapai hasil yang optimal namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Sehubungan dengan itu, fungsi personalia yang harus dilaksanakan pimpinan adalah menarik, mengembangkan dan memotivasi personil guna mencapai tujuan system, membantu anggota mencapai posisi dan standar perilaku, memaksimalkan perkembangkan karier tenaga kependidikan, serta menyelaraskan tujuan individu dan organisasi. Manajemen tenaga kependidikan mencakup penetapan norma, standar, prosedur, pengangkatan, pembinaan, penatalaksanaan, kesejahteraan dan pemberhentian tenaga kependidikan sekolah agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mencapai tujuan sekolah. Suatu lembaga atau instansi baik yang besar maupun yang kecil diperlukan adanya sistem manajemen, supaya tujuan dari lembaga atau instansi tersebut dapat tercapai dengan baik. Untuk itu peranan manajemen sangat penting dalam memegang peranan dalam menentukan, mengatur dan menyelesaikan masalah yang ada. Manajemen merupakan suatu kerangka kerja yang terdiri dari berbagai bagian atau komponen yang secara keseluruhan saling berkaitan yang diorganisasikan sedemikian rupa dalam rangka mencapai tujuan bersama. Proses pelaksanaanya menajemen mempunyai tugas-tugas khusus yang harus dilaksanakan, antara lain yaitu: 1. Perencanaan program ketenagaan sekolah dapat dimaknai sebagai proses kepegawaian yang mencoba untuk menyiapakan sumber daya manusia yang tepat untuk mencapai tujuan organisasi di masa yang akan datang. 2. Pelaksanaan program ketenagaan sekolah pada dasarnya suatu program yang telah ditetapkan oleh pemerintah harus sejalan dengan kondisi yang ada, baik itu di lapangan maupun di luar lapangan. Yang mana dalam kegiatannya melibatkan beberapa unsure disertai dengan usaha-usaha dan didukung oleh alat-alat penunjang. 3. Evaluasi program ketenagaan sekolah adalah serangkaian upaya atau langkah-langkah strategis guna pengambilan keputusan dinamis dan pada proses perencanaan dan pelaksanaan. B. Tenaga Kependidikan Sukirman, (2000: 8) Tenaga kependidikan adalah tenaga- tenaga (personil) yang berkecimpung di dalam

7 lembaga atau organisasi pendidikan yang memiliki wawasan pendidikan (memahami falsafah dan ilmu pendidikan), dan melakukan kegiatan pelaksanaan pendidikan (mikro atau makro) atau penyelenggaraan pendidikan. Tenaga kependidikan berbeda dengan tenaga personil (tenaga lembaga pendidikan). Sedangkan menurut Hartati Sukirman (2000:8), tenaga kependidikan dibagi menjadi tiga macam yaitu: 1. Tenaga pendidik adalah personil di lembaga pelaksanaan pendidikan yang melakukan salah satu aspek atau seluruh kegiatan (proses) pendidikan, mikro ataupun makro. Adanya tenaga pendidik selain mengajar secara teori juga diharapkan dapat membimbing anak didiknya. Tenaga pendidik dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu: a. Pengajar adalah personil yang secara legal profesional bertugas melaksanakan kegiatan pendidikan. Pengajar tidak hanya dikonotasikan sebagai pemberi materi pelajaran saja, melainkan utuh sebagai pendidik, hanya saja pendidikannya dilakukan melalui materi pelajaran tertentu. b. Pembimbing adalah personil yang bertugas melaksanakan kegiatan pendidikan yang khas, yaitu tertuju pada orang-orang yang bermasalah secara psikologis-rohaniah atau sosial. c. Supervisor pendidikan adalah personil yang bertugas melaksanakan kegiatan pendidikan terhadap para pengajar dan pembimbing dalam pelaksanaan tugasnya. 2. Tenaga administrator pendidikan. Administrator pendidikaan merupakan personil yang bertugas melaksanakan kegiatan pengelolaan penyelenggaraan pendidikan. Personil yang meiliki wawasan pendidikan yang luas dan kemampuan administratorial pengelolaan penyelenggaraan pendidikan. Kelompok administrator tersebut meliputi Perencana pendidikan professional, Pengembang kurikulum pendidikan, Peneliti dan pemngembang pendidikan dan Perancang sarana dan media pendidikan 3. Tenaga teknisi pendidikan merupakan orang-orang yang bertugas memberikan layanan pendidikan melalui pendekatan kondisional ( fasilitas dan layanan khusus). Tenaga teknisi pendidikan ini dapat meliputi Pustakawan pendidikan, Petugas pusat sumber belajar, dan Laboran-pendidik. C. Pengelolaan Manajemen Ketenagaan Sekolah

8 Masaong (2011:140) pengelolaan ketenagaan adalah aktivitas yang dilakukan mulai dari analisis kebutuhan, perencanaan, rekrutmen, pengembangan, hadiah dan sangsi (reward and punishment), hubungan kerja, sampai evaluasi kinerja sekolah ( guru/tenaga dan administrasi) dapat dilakukan oleh sekolah. Khusus menyangkut kewenangan dalam merekrut, pengelolaan administrasi dan menggaji guru dan staf yang berstatus PNS masih menjadi kewanangan pemerintah. Sedangkan jika ingin menambah guru/staf untuk tenaga yayasan atau tidak tetap sekolah telah diberi kewenangan terutama bagi sekolah/madrasah swasta. 1. Perencanaan Guru dan Pegawai. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 75 tahun 2004 Tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS, menyatakan bahwa tahapan dalam menghitung formasi pegawai yaitu: 1) Melakukan Analisis Jabatan; 2) Memper-kirakan Persedian Pegawai; 3) Menghitung Kebutuhan Pegawai; 4) Menghitung Keseimbangan Persediaan dan Kebutuhan. Perencanaan guru dan pegawai merupakan kegiatan untuk menentukan kebutuhan pegawai, baik secara kuantitatif maupun kualitatif untuk sekarang dan masa depan. 2. Rekrutmen Guru dan Pegawai. Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2002 Tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil, adalah proses kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi untuk mendapatkan Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai kemampuan untuk melaksanakan uraian pekerjaan yang sudah ditentukan sebelumnya. 3. Pengangkatan dan penempatan Guru dan Pegawai. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil dijelaskan dalam Pasal 11 bahwa 1) Pelamar yang dinyatakan lulus ujian penyaringan dan telah diberikan nomor identitas Pegawai Negeri Sipil diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil: 2) Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, ditetapkan dengan keputusan Pejabat Pembina Kepegaian: 3) Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 2 dilakukan dalam tahun anggaran berjalan, dan penetapanya tidak boleh berlaku surut: 4) Golongan ruang yang ditetapkan untuk pengangkatan sebagai Calon pegawai Negeri Sipil, 5) Ijazah

9 sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 4 adalah Ijazah yang diperoleh dari sekolah atau Perguruan Tinggi Negeri dan/atau Ijazah yang diperoleh dari sekolah atau perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendidikan nasional atau pejabat lain yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku berwenang menyelenggarakan pendidikan; 6) Ijazah yang diperoleh dari Sekolah atau Perguruan Tinggi di Luar Negeri hanya dihargai apabila telah diakui dan ditetapkan sederajat dengan Ijazah dari Sekolah atau perguruan Tinggi Negeri yang ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendidikan nasional atau pejabat lain berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku berwenang menyelenggarakan pendidikan. 4. Pembinaan dan Pengembangan Guru dan Pegawai. Humairoh (2009:28), pembinaan dan pengembangan guru dan pegawai adalah usaha yang dijalankan memajukan dan menigkatkan mutu tenaga personal baik yang berada dalam lingkungan sekolah baik tenaga edukatif maupun tenaga administratif. Dengan melihat besarnya peranan guru dan pegawai dalam pencapaian tujuan sekolah, maka hadirnya guru dan pegawai yang memiliki kecakapan dan keterampilan serta motivasi dalam diri masing-masing individu sangatlah dibutuhkan, agar tujuan sekolah yang telah ditetapkan tidak hanya menjadi dokumen historis saja tetapi juga harus dilaksanakan. 5. Promosi dan Mutasi. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 Tentang Jenis-Jenis Promosi Pegawai adalah : a) kenaikan pangkat penyesuaian ijazah; 2) kenaikan pangkat reguler; 3) kenaikan pangkat anumerta; 4) kenaikan pangkat pengabdian. Wahyudi (1995 ) Mutasi adalah perpindahan pekerjaan seseorang dalam suatu organisasi yang memiliki tingkat level yang sama dari posisi perkerjaan sebelum mengalami pindah kerja. Mutasi atau rotasi kerja dilakukan oleh sekolah/lembaga untuk menghindari kejenuhan guru dan pegawai pada rutinitas pekerjaan yang terkadang membosankan serta memiliki fungsi tujuan lain supaya seseorang dapat menguasai dan mendalami pekerjaan lain di bidang yang berbeda pada suatu perusahaan. 6. Pemberhentian Guru dan Pegawai. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri

10 Sipil, Bab VI Pasal 18 adalah Calon Pegawai Negeri Sipil diberhentikan apabila a) mengajukan permohonan berhenti; b) tidak memenuhi syarat kesehatan; c) tidak lulus pendidikan dan pelatihan prajabatan; d) tidak menunjukan kecakapan dalam menjalankan tugas; e) menunjukan sikap dan budi pekerti yang tidak baik yang dapat menggangu lingkungan pekerjaan; f) dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat; g) pada waktu melamar dengan sengaja memberikan keterangan atau bukti yang tidak benar; h) dihukum penjara atau kurungan berdasarkan keputusan pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap; i) menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. 7. Kompensasi. Hasibuan (2005:117) kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan alas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Kompensasi berbentuk uang, artinya kompensasi dibayar dengan sejumlah uang kartal kepada karyawan yang bersangkutan. 8. Penilaian Guru dan Pegawai. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2009 menjelaskan bahwa penilaian kinerja guru adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatannya. 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena peneliti bermaksud ingin memahami situasi sosial secara mendalam berkenaan dengan Implementasi Manajemen Ketenagaan Sekolah di MTs Al-khairat Boroko. Obyek penelitian ini bersifat alami, data yang di ungkapkan berupa kata-kata, kalimatkalimat, paragraf-paragraf, dokumendokumen dan bukan berupa angka-angka. Jenis Penelitian ini didesain dengan menggunakan studi kasus. Kasus dalam penelitian ini adalah bagaimana Implementasi Manajemen Ketenagaan Sekolah di MTS Al-khairat Boroko. Pada penelitian ini menggunakan rancangan studi kasus observasi, karena di arahkan untuk mengungkapkan pengelolaan manajemen ketenagaan sekolah yang terdiri atas beberapa aspek, yaitu: 1) Perencanaan manajemen ketenagaan sekolah di MTS Al-khairat Boroko, 2) Pelaksanaan manajemen ketenagaan Sekolah di MTS Al-khairat Boroko, 3) Evaluasi manajemen ketenagaan sekolah di MTS Al-khairat Boroko Pendekatan kualitatif digunakan karena adanya kesesuain antara karakteristik dan ciri-ciri yang cocok, diantaranya : 1) instrument utamanya

11 adalah manusia/ peneliti, 2) bersifat deskriptif, 3) kerja lapangan, 4) holistic. Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variabel dan hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan. Data diperoleh melalui teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Bedasarkan teknik tersebut, penelitian ini lebih tepat menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk memperoleh pemahaman ideografik dari fenomena perilaku dan tindakan-tindakan manusia dan bersifat kontinyu atau siklus khusus ke umum yang dikembangkan atas dasar kejadian yang diperoleh ketika penelitian di lapangan berlangsung. Dengan dasar itu peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Manajemen ketenagaan adalah rangkaian kegiatan menata tentang kependidikan mulai dari merencanakan, membina, hingga pemutusan hubungan kerja agar dapat menyelenggarakan pelaksanaan pendidikan secara efektif dan efisien. Berbagai upaya peningkatan kualitas komponen system pendidikan ini secara keseluruhan mengarah pada pencapaian tujuan pendidikan. Disadari sepenuhnya bahwa peningkatan kualitas system pendidikan terbukti lebih berpengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan adalah komponen yang bersifat human resources. Masaong (2011:140) menjelaskan bahawa pengelolaan ketenagaan adalah aktivitas yang dilakukan mulai dari analisis kebutuhan, perencanaan, rekrutmen, pengembangan, hadiah dan sangsi (reward and punishment), hubungan kerja, sampai evaluasi kinerja sekolah (guru/tenaga administrasi) dapat dilakukan oleh sekolah. Khusus menyangkut kewenangan dalam merekrut, pengelolaan administrasi dan menggaji guru dan staf yang berstatus PNS masih menjadi kewanangan pemerintah. Sedangkan jika ingin menambah guru/staf untuk tenaga yayasan atau tidak tetap sekolah telah diberi kewenangan terutama bagi sekolah/madrasah swasta. Hasil Penelitian yang terkait tentang Perencanaan Manajemen Ketenagaan Sekolah yang didapat di MTS Al-khairat Boroko menunjukkan bahwa proses perencanaan guru dan pegawai yang dilakukan yaitu dibedakan menjadi dua yaitu perencanaan guru dan pegawai PNS dan Honor. Proses perencanaan guru dan pegawai yang dilakukan yaitu dengan menganalisis kebutuhan madrasah terlebih dahulu, untuk mengetahui jumlah guru dan pegawai yang dibutuhkan oleh madrasah.untuk perencanaan guru dan pegawai PNS kepala madrasah mengkoordinasikannya kepada lembaga pemerintah daerah, sedangkan untuk guru

12 dan pegawai honor hanya direncanakan pada saat pelaksanaan RAKER madrasah. Rekrutmen yang dilakukan untuk guru dan pegawai PNS dilakukan oleh lembaga pemerintah seperti membuka formasi-formasi yang dibutuhkan, mengikuti proses seleksi, serta pengumuman. Sedangkan untuk guru dan pegawai honor dilakukan dengan cara memasukkan berkas lamaran ke madrasah yang kemudian madrsah menyesuaikan dengan kebutuhan/keahlian yang dibutuhkan oleh madrasah. Pengangkatan guru dan pegawai madrasah yang dilakukan yaitu untuk guru dan pegawai PNS dan Honor, untuk penempatan guru dan pegawai berdasarkan SK yang diturunkan oleh masing-masing lembaga pemerintah yang mengangkat guru dan pegawai. Adapun pembinaan dan pengembangan pegawai yang dilakukan seperti pelatihan diktat, seminar, penataran. Untuk Promosi dan mutasi yang dilakukan seperti kenaikan pangkat guru dan pegawai berdasarkan dengan kinerja dan kemampuan yang dimilki oleh setiap guru dan pegawai, sedangkan mutasi yang dilakukan adalah guru dan pegawai dipindah tugaskan ke instansi/lembaga lain. Sedangkan pemberhentian guru dan pegawai yang dilakukan seperti Pemberhentian hormat yaitu guru dan pegawai yang sudah mencapai batas usia pensiun, meninggal dunia, serta atas keinginan/kemauan sendiri, serta pemberhentian tidak hormat yaitu melanggar peraturan yang ada. Kompensasi untuk guru dan pegawai madrasah yang diberikan madrasah seperti gaji Intensif dan tunjangan-tunjangan guru dan pegawai yang ada di madrasah. Seta Penilaian guru dan pegawai yang dilakukan melalui Sasaran Kinerja Pegawai (SKP). Penilaian ini untuk melihat kekurangan-kekurangan yang dimiliki oleh masing-masing guru dan pegawai. Hasil penelitian yang dilakukan terkait implemantasi manajemen ketenagaan sekolah di MTS Al-khairat Boroko menunjukkan bahwa Permasalahan penting yang paling mendasar yang dalam di Madrasah saaat ini, yakni pelaksanaan perencanaan dan rekrutmen pegawai yang dilakukan oleh lembaga pemerintah daerah tidak sejalan sehingga penempatan guru dan pegawai dalam suatu jabatan yang tidak sesuai dengan kapasitasnya atau diisi orang yang bukan kompetensinya, sehingga mengakibatkan kekosongan-kekosongan tenaga ahli yang ada di madrasah. Pembinaan dan pelatihan yang diberikan yang selalu sama juga belum mampu meningkatkan kemampuan guru dan pegawai, serta kesejahteraan pegawai yang belum terjamin, serta penilaian yang dilakukan tidak realistislah yang menyebabkan penerapan Perencanaan dan pelaksaanaan manajemen ketenagaan di madrasah belum cukup maksimal. Temuan

13 ini senada pendapat kepala madrasah yang mengemukakan bahwa Kendala yang dihadapi saat ini adalah kekosongankekosongan tenaga ahli yang ada di madrasah, kesejahteraan guru dan pegawai yang belum terjamin. Untuk mengatasi permasalahanpermaslahan yang ada di madrasah saat ini, seharusnya perencanaan ketenagaan yang dilakukan oleh masing-masing lembaga pemerintah daerah dan madrasah harus dilakukan jelas dan rinci, perencanaan, harus memiliki peta kebutuhan guru dan pegawai (semacam manpower planning) paling tidak lima tahun ke depan. Perencanaan kebutuhan guru dan pegawai harus berdasarkan pada usulan yang diajukan oleh madrasah kepada pemerintah daerah yang kemudian lemabaga pemerintah melakukan penetapan formasi. Karena perencanaan yang hanya dilakukan dengan jangka pendek dari tahun ke tahun, sehingga tidak dapat memetakan mana kebutuhan secara menyeluruh terhadap kebutuhan guru dan pegawai baik kualifikasi pendidikan, keahlian, jumlah, distribusi menurut instansi dan kriteria- kriteria lain sesuai kebutuhan pembangunan dan visi/misi madrasah. Pembinaan dan pengembangan guru dan pegawai juga masih perlu ditingkatkan dengan cara madrasah harus melakukan terobosan baru untuk program kegiatan untuk peningkatan profesionalisme guru dan pegawai yang ada di madrasah. Hal ini juga perlu dukungan dari pemerintah daerah yang ada dilingkungan madrasah, dengan guru maupun pegawai yang memiliki kualitas yang tinggi bisa menjamin peningkatan mutu pendidikan yang ada madrasah. Kesejahteraan guru dan pegawai juga harus bisa lebih diperhatikan lagi, karena hal ini bisa mempengaruhi kinerja dari masing-masing guru maupun pegawai yang ada di madrasah. Untuk mendapatkan implementasi pengelolaan ketenagaan sekolah yang efektif dan efisien di madrasah, perlu adanya peningkatan lagi dalam koordinasi antar lembaga pemerintah maupun madrasah, hal ini dilakukan agar tidak ada lagi perbedaan aturan yang diberikan masing-masing lembaga terhadap madrasah. Madrasah dan lembaga pemerintah yang terkait harus mengevaluasi kembali pengelolaan manajemen ketenagaan madrasah harus mutlak dilakukan, perlu adanya pembenahan dan perbaikan dalam pengelolaan ketenagaan yang adadi madrasah, ini sebagai upaya memberikan capaian kinerja yang lebih maksimal lagi dari setiap aspek manajemen ketenagaan yang terdapat di madrasah. Yang kemudian dari hasil evaluasi atau penilaian inilah kemudian diukur dan diperbandingkan serta dianalisis untuk menghasilkan strategi peningkatan

14 pengelolaan manajmen ketenagaan madrasah. Sekaligus bertujuan untuk mendorong peningkatan kinerja dari masing-masing lembaga pemerintah dan madrasah untuk bisa menjadikan pengelolaan manajemen ketenagaan yang ada di madrasah bisa lebih efektif lagi. 5. KESIMPULAN A. Simpulan 1. Perencanaan Manajemen Ketenagaan Sekolah yang didapat di MTS Alkhairat Boroko menunjukkan bahwa proses perencanaan guru dan pegawai yang dilakukan yaitu dibedakan menjadi dua yaitu perencanaan guru dan pegawai PNS dan Honor. Proses perencanaan guru dan pegawai yang dilakukan yaitu dengan menganalisis kebutuhan madrasah terlebih dahulu, untuk mengetahui jumlah guru dan pegawai yang dibutuhkan oleh madrasah. 2. Pelaksanaan Program Ketenagaan Sekolah di MTS Al-khairat Boroko menunjukkan bahwa pelaksanaan perencanaan dan rekrutmen pegawai yang dilakukan oleh lembaga pemerintah daerah tidak sejalan sehingga penempatan guru dan pegawai dalam suatu jabatan yang tidak sesuai dengan kapasitasnya atau diisi orang yang bukan kompetensinya, dan mengakibatkan kekosongan-kekosongan tenaga ahli yang ada di madrasah. 3. Evaluasi program manajemen ketenagaan sekolah yang ada di MTs Al-khairat Boroko dilakukan pada saat Raker yaitu untuk membahas perencanaan kebutuhan guru dan pegawai, kinerja guru dan pegawai, kesejahteraan guru dan pegawai, dan penempatan setiap guru dan pegawai. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, diberikan beberapa saran sebagai berikut: 1) Bagi madrasah diharapkan dapat tetap menjalin kemitraaan dengan Lembaga Pemerintah dalam rangka Pengelolaan Menajemen Ketenagaan Sekolah demi peningkatan mutu pendidikan; 2) Bagi Kepala Sekolah, guru dan pegawai dapat bekerja sama dalam melaksanakan pengelolaan Ketenagaan sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan serta perencanaan yang dilakukan harus secara rinci dan lebih jelas lagi, sehingga lembaga pemerintah maupun madrasah bisa mengetahui kekurangan-kekurangan apa saja yang ada pada saat perencanaan maupun pelaksanaan, dan bisa membenahinya kembali, agar tujuan maupun sasaran yang diharapkan bisa tercapai; 3) Bagi peneliti: dapat dijadikan sebagai pedoman untuk melaksanakan penelitian selanjutnya.

15 REFERENSI KEPMEPAN No. 75 Tahun 2004 Tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung. Alfabeta. Malayu, S.P Hasibuan Manajemen Dasar Pengertian Dan Masalah. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung. Masaong, Kadim & Ansar Manajemen Berbasis Sekolah: Teori, Model, dan Implementasi. Gorontalo: Sentra Media. Mulyasa Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 Tentang Jenis-Jenis Promosi Pegawai Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2011 Tentang Penilaian Pegawai Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 Tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 Tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil Sadili, Samsudin Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV Pustaka Setia Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan Penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung. Alfabeta.

BAB I PENDAHULUAN. semakin berat lagi, karena lemahnya sistem pendidikan nasional terkait erat

BAB I PENDAHULUAN. semakin berat lagi, karena lemahnya sistem pendidikan nasional terkait erat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara. Kemajuan suatu

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 536 TAHUN 2013 TENTANG

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 536 TAHUN 2013 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR TAHUN 0 TENTANG TENAGA KEPENDIDIKAN TETAP NON PNS UNIVERSITAS BRAWIJAYA REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

BAB V - Manajemen Tenaga Pendidikan. Manajemen Pendidikan

BAB V - Manajemen Tenaga Pendidikan. Manajemen Pendidikan BAB V - Manajemen Tenaga Pendidikan Manajemen Pendidikan Manajemen Tenaga Kependidikan Rangkaian kegiatan menata tenaga kependidikan dengan cara mencari, menggunakan, membina, mengembangkan, memilihara

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk mengisi formasi yang lowong dan mendapatkan Pegawai Negeri Sipil yang profesional, berkualitas

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN) PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN) NO. 1. Judul Undang-undang tentang Pokok- Pokok kepegawaian

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk mengisi formasi yang lowong dan mendapatkan Pegawai

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan. No.175, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 09 TAHUN 2009 TENTANG POKOK-POKOK PEMBINAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN

Lebih terperinci

RPP MANAJEMEN PPPK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI

RPP MANAJEMEN PPPK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI RPP MANAJEMEN PPPK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI @2015 LATAR BELAKANG PENGATURAN MANAJEMEN PPPK 19 Desember 2013 Ditandatangani DPR 15 Januari 2014 Diundangkan dalam

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG Menimbang : Mengingat : PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

Pasal I. Pasal 1. Pasal 2. Ketentuan mengenai anggota Tentara Nasional Indonesia, diatur dengan undangundang.

Pasal I. Pasal 1. Pasal 2. Ketentuan mengenai anggota Tentara Nasional Indonesia, diatur dengan undangundang. PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN UMUM 1. Kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peduli pada pembangunan sektor pendidikan. Menurut Kurniadin (2012:206)

BAB I PENDAHULUAN. peduli pada pembangunan sektor pendidikan. Menurut Kurniadin (2012:206) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam mencapai kemajuan bangsa. Oleh karena itu, di era global seperti saat ini, pemerintahan yang kurang peduli

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur, mengurus, melaksanakan, dan mengelola. Dalam manajemen terdapat unsur-unsur yang harus diatur

Lebih terperinci

MODUL KEPEGAWAIAN. Jakarta, 18 Juli 2017

MODUL KEPEGAWAIAN. Jakarta, 18 Juli 2017 MODUL KEPEGAWAIAN Jakarta, 18 Juli 2017 PERATURAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN MATERI 1. Konsep-konsep dan Istilah-istilah Kepegawaian, Kedudukan, Kewajiban dan Hak PNS 2. Pengadaan PNS 3. Pembinaan dan Kesejahteraan

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt Menimbang : jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

LIA YULIANA, M.Pd FIP, UNY

LIA YULIANA, M.Pd FIP, UNY LIA YULIANA, M.Pd FIP, UNY Pengertian Tenaga Kependidikan Menurut UU sisdiknas no.20 tahun 2003 Tenaga Kependidikan adalah anggota maasyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaran

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENUGASAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA FINAL HARMONISASI RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk mengisi formasi yang lowong dan mendapatkan Pegawai

Lebih terperinci

MAKALAH ADMINISTRASI PENDIDIKAN

MAKALAH ADMINISTRASI PENDIDIKAN MAKALAH ADMINISTRASI PENDIDIKAN MAKALAH INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS PELATIHAN JARDIKNAS TATA USAHA YANG DISELENGGARAKAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2007 s.d 4 JANUARI 2008 DI SMKN 2 PROBOLINGGO Disusun

Lebih terperinci

RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA A. Pendahuluan Alasan/pertimbangan penggantian Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG SEKRETARIS DESA DAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG SEKRETARIS DESA DAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG SEKRETARIS DESA DAN PEGAWAI NEGERI SIPIL A. Sekretaris Desa 1. Pengertian Sekretaris Desa Menurut Undang-Undang No 6 tahun 2014 bagian kelima Perangkat Desa, Pasal 48 dan Pasal

Lebih terperinci

BUPATI LAHAT PERATURAN BUPATI LAHAT NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LAHAT PERATURAN BUPATI LAHAT NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI LAHAT PERATURAN BUPATI LAHAT NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG NOMENKLATUR, SUSUNAN ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS MASING-MASING JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam mewujudkan cita-cita bangsa dalam arti

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam mewujudkan cita-cita bangsa dalam arti BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mewujudkan cita-cita bangsa dalam arti pendidikan dilaksanakan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT

Lebih terperinci

INSTITUT PERTANIAN BOGOR DIREKTORAT SUMBERDAYA MANUSIA PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PENGADAAN PEGAWAI

INSTITUT PERTANIAN BOGOR DIREKTORAT SUMBERDAYA MANUSIA PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PENGADAAN PEGAWAI 1. TUJUAN Prosedur ini memuat proses untuk melaksanakan pemenuhan kebutuhan pegawai yang menjelaskan tentang cara, persyaratan, metode, dan mekanisme dalam kegiatan rekrutmen, seleksi, penerimaan dan pengangkatan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60); 4.

2016, No Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60); 4. No.1, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Pegawai. Pola Karir. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN LATIHAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1000, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Tugas Belajar. Kesehatan. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk mengisi formasi yang lowong dan mendapatkan Pegawai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu badan atau organisasi, sumber daya manusia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu badan atau organisasi, sumber daya manusia merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu badan atau organisasi, sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dalam proses pencapaian tujuan organisasi. Sumber daya manusia

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin. Melihat data yang disajikan, tampak bahwa kepemimpinan kepala MTsN

BAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin. Melihat data yang disajikan, tampak bahwa kepemimpinan kepala MTsN BAB V PEMBAHASAN A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin Kedisiplinan adalah kata kunci keberhasilan pendidikan. Kedisiplinan erat kaitannya dengan kepemimpinan, yang dalam organisasi pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pegawai Negeri Sipil. Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PERUBAHASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lemba

2015, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lemba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.983, 2015 BKN. PNS. Ijazah Palsu. PNS. Hukuman Disiplin. Tindakan Administratif. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 25 TAHUN 20015 TENTANG TINDAKAN ADMINISTRATIF

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

PROPINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOM OR TAHUN 2015 TENTANG

PROPINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOM OR TAHUN 2015 TENTANG PROPINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOM OR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN PEGAWAI NON PNS PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

keahlian atau kompotensi akan dapat mendukung peningkatan prestasi kinerja

keahlian atau kompotensi akan dapat mendukung peningkatan prestasi kinerja EVALUASI KINERJA KEPEGAWAIAN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh Elvianti Pakaya, Ansar Made*, Nina Lamatenggo** Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

Lebih terperinci

tentang - Dr.Sihabudin,SH.,MH - Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan

tentang - Dr.Sihabudin,SH.,MH - Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan tentang - Dr.Sihabudin,SH.,MH - Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan 1 Manajemen Pegawai Negeri Sipil (PNS)? DEFINISI UMUM Pengelolaan PNS untuk menghasilkan Pegawai yang Profesional, memiliki nilai dasar,

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN KETERANGAN BELAJAR, IZIN BELAJAR, TUGAS BELAJAR, SURAT KETERANGAN TANDA LAPOR TELAH MEMILIKI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 34/PRT/M/2007 TENTANG PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 34/PRT/M/2007 TENTANG PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 34/PRT/M/2007 TENTANG PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 507/P/SK/HT/2010 TENTANG SISTEM REKRUTMEN PEGAWAI SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS GADJAH MADA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 507/P/SK/HT/2010 TENTANG SISTEM REKRUTMEN PEGAWAI SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS GADJAH MADA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 507/P/SK/HT/2010 TENTANG SISTEM REKRUTMEN PEGAWAI SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS GADJAH MADA REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA I. UMUM Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKIT UMUM

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5494 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI ADMINISTRASI. Kepegawaian. Aparatur Sipil Negara. Manajemen. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 19 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 19 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 19 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT DAERAH

Lebih terperinci

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL Artikel yang berjudul Implementasi Kompetensi Supervisi Akademik Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Kabupaten Banggai Kepulauan Oleh Ida Roswita R. Sapukal Pembimbing I Pembimbing

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : bahwa untuk

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER

Lebih terperinci

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BUKITTINGGI, Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 63 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa untuk mendukung pelaksanaan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN... NOMOR 01 TAHUN 2013

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN... NOMOR 01 TAHUN 2013 PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN... NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN UMUM KEPEGAWAIAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (BKPP) 1. Sejarah singkat Sesuai dengan Qanun* kota Langsa no.4 tahun 2007 tentang Pembentukan dan Penataan Susunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dewasa ini pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting demi kelangsungan kehidupan. Baik kelangsungan kehidupan seseorang hingga kelangsungan suatu bangsa.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan tuntutan nasional dan tantangan global untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN, Menimbang

Lebih terperinci

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12

Lebih terperinci

BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN 3.1 Arah Strategi dan kebijakan Nasional Arah strategi dan kebijakan umum pembangunan nasional 2010-2014 adalah sebagai berikut: 1. Melanjutkan pembangunan mencapai

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang Mengingat : a. bahwa desa memiliki hak asal usul dan hak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan Negara memuat berbagai perubahan mendasar dalam pendekatan penganggaran. Perubahan-perubahan ini didorong oleh beberapa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, bahwa sesuai dengan tuntutan nasional dan tantangan

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PROSEDUR PENERIMAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH (BKDD) KABUPATEN NUNUKAN

STUDI TENTANG PROSEDUR PENERIMAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH (BKDD) KABUPATEN NUNUKAN ejournal Administrasi Negara, 2013,1 (3) : 977-988 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.org Copyright 2013 STUDI TENTANG PROSEDUR PENERIMAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH

Lebih terperinci

BAB II. dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Terselenggaranya

BAB II. dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Terselenggaranya BAB II IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DALAM PENEMPATAN JABATAN STRUKTURAL A. Pengaturan Kepegawaian

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN BIDAN SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN BIDAN SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN BIDAN SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja

Lebih terperinci

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 62 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS BELAJAR PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sesuai dengan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2010 NOMOR 4 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI Tanggal : 25 Pebruari 2010 Nomor : 4 Tahun 2010 Tentang : TUGAS BELAJAR, IZIN BELAJAR, DAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA BARAT NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS BELAJAR

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS BELAJAR PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL, Menimbang : a. bahwa program penataan sistem manajemen

Lebih terperinci

Diatur mengenai Asas, Prinsip, Nilai Dasar, Serta Kode Etik Dan Dan Kode

Diatur mengenai Asas, Prinsip, Nilai Dasar, Serta Kode Etik Dan Dan Kode MATRIKS PERBANDINGAN SUBSTANSI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 1999 TERHADAP UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA SATUAN KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN YANG MENERAPKAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SEBAGAI PEGAWAI PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN

Lebih terperinci

RUU RI TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

RUU RI TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA RUU RI TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA Sumber : http://www.dpr.go.id/uu/delbills/ruu_ruu_tentang_aparatur_sipil_negara.pdf RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG APARATUR SIPIL

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013

PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013 BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TUGAS BELAJAR, IZIN BELAJAR, UJIAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH DAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH SERTA PENCANTUMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan hidupnya tanpa adanya lembaga sebagai tempat mencari nafkah

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan hidupnya tanpa adanya lembaga sebagai tempat mencari nafkah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Organisasi/lembaga dan pegawai pada hakekatnya saling membutuhkan, pegawai adalah asset lembaga karena tanpa adanya sumber daya manusia maka lembaga tidak

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. melaksanakan manajemen Pegawai Negeri Sipil Daerah yang menjadi

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. melaksanakan manajemen Pegawai Negeri Sipil Daerah yang menjadi IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Lampung mempunyai Tugas Pokok menyelenggarakan: 1. Sebagian kewenangan rumah tangga Provinsi (desentralisasi)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur, mengurus, melaksanakan, dan mengelola. Manajemen dalam bahasa ingris berarti mengatur. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penyelenggaraan pemerintahan yang efisien dan efektif menjadi tuntutan di era globalisasi yang sangat erat kaitannya dengan persaingan dan keterbatasan di

Lebih terperinci

Martapura di Gambut dan faktor-faktor yang mempengaruhi penerapannya. Data-data yang akan disajikan penulis dapatkan dari hasil wawancara,

Martapura di Gambut dan faktor-faktor yang mempengaruhi penerapannya. Data-data yang akan disajikan penulis dapatkan dari hasil wawancara, A. Penyajian Data Data yang akan disajikan adalah data tentang peran kepala madrasah dalam penerapan manajemen pesonalia pada Madrasah Aliyah Negeri 1 Martapura di Gambut dan faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH

TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH (Berdasarkan Peraturan Bupati Sigi Nomor 28 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sesuai dengan tuntutan nasional

Lebih terperinci

DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN :

DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN : DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN : 1. Undang-Undang Nomor 5 Th 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2014 Tentang Batas Usia Pensiun Bagi Pejabat Fungsional;

Lebih terperinci

BUPATI KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEDIRI,

BUPATI KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEDIRI, SALINAN 1 BUPATI KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI KEDIRI NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone No.1627, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Kepala Madrasah. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2017 TENTANG KEPALA MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PEJABAT PENGELOLA DAN PEGAWAI YANG BERASAL DARI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN LAYANAN UMUM DAERAH UNIT PELAKSANA

Lebih terperinci