Unit PRINSIP PENILAIAN PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN. Nabisi Lapono. Pendahuluan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Unit PRINSIP PENILAIAN PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN. Nabisi Lapono. Pendahuluan"

Transkripsi

1 Unit 5 Pendahuluan S PRINSIP PENILAIAN PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN Nabisi Lapono eorang anak ingin membuat layang-layang. Tentunya anak bersangkutan perlu merencanakan dan menyiapkan terlebih dahulu semua bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat layang-layang tersebut. Setelah bahan sudah disiapkan, perlu dilakukan penilaian (evaluasi) apakah bahan sudah sesuai dengan kebutuhan membuat layang-layang? dan apakah kualitas bahan yang disiapkan sudah sesuai dengan kriteria untuk membuat layang yang dapat terbang tinggi? Apabila bahan untuk membuat layang-layang tidak dirancang, tidak disiapkan, dan tidak dipenilaian terlebih dahulu, tentunya anak tersebut akan mengalami kesulitan menyelesaikan pembuatan layang-layang tersebut. Demikian juga halnya dengan proses pembelajaran yang akan Anda laksanakan, diperlukan perencanaan penilaian terlebih dahulu secara benar. Dalam Unit 5 mata kuliah Belajar dan Pembelajaran di SD/MI ini, Anda akan mempelajari prinsip perencanaan penilaian proses dan hasil pembelajaran yang mendidik. Anda akan mempelajari secara khusus tentang prinsip perencanaan penilaian proses dan hasil pembelajaran yang mendidik berdasarkan tujuan pembelajaran yang mendidik yang menunjang pencapaian Kompetensi Dasar 5 (Mampu menilai proses dan hasil pembelajaran yang mengacu kepada tujuan pembelajaran). Jadi, di dalam Unit 5 ini Anda akan mempelajari 2 subunit sebagai berikut. Subunit 5.1 Prinsip perencanaan penilaian proses serta hasil belajar dan pembelajaran. 5.2 Langkah perencanaan penilaian proses serta hasil belajar dan pembelajaran. Belajar dan Pembelajaran 5-161

2 Secara berturut-turut pada tiap Subunit dari Unit 5 ini, Anda akan mempelajari secara garis besar prinsip-prinsip penilaian belajar dan pembelajaran serta implikasi pedagogiknya dalam pembelajaran yang mendidik di SD/MI, dan disertai sejumlah latihan yang harus Anda kerjakan secara individual. Setiap selesai mempelajari satu Subunit, Anda diminta untuk mengerjakan soal latihan tersebut secara individual, kemudian menilai sendiri hasil belajar berdasarkan rambu-rambu jawaban yang disediakan. Sangat diharapkan, penggunaan rambu-rambu jawaban yang disediakan pada bagian akhir tiap sub-unit bahan ajar cetak ini Anda gunakan setelah selesai mengerjakan soal latihan, agar pemahaman yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini perlu diperhatikan, karena keberhasilan Anda sebagai seorang guru dalam mengpenilaian pembelajaran di SD/MI sangat ditentukan oleh pemahaman tentang prinsip-prinsip penilaian pembelajaran dan implikasi pedagogiknya. Oleh sebab itu, Anda diminta untuk mempelajari Unit 5 Bahan Ajar Cetak ini mulai dari Subunit 5.1 dan 5.2 secara berturut-turut; selesaikan dahulu secara tuntas mempelajari materi pembelajaran pada Subunit 5.1 baru berpindah pada Subunit 5.2. Pada akhir Unit 5 disediakan soal tes formatif yang harus dikerjakan secara individual. Anda diminta untuk mengerjakan soal latihan tersebut secara individual, kemudian menilai sendiri hasil belajar berdasarkan rambu-rambu jawaban tes formatif yang disediakan. Sangat diharapkan, penggunaan rambu-rambu jawaban yang disediakan pada bagian akhir tiap unit bahan ajar cetak ini Anda gunakan setelah selesai mengerjakan soal tes formatif, agar pemahaman yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini perlu diperhatikan, karena keberhasilan Anda sebagai seorang guru dalam mengpenilaian pembelajaran di SD/MI sangat ditentukan oleh pemahaman tentang prinsip-prinsip perencanaan penilaian proses dan hasil pembelajaran yang mendidik dan implikasi pedagogiknya Unit 5

3 P Subunit 5.1 Prinsip Perencanaan Penilaian Proses serta Hasil Belajar dan Pembelajaran erencanaan penilaian proses serta hasil belajar dan pembelajaran tidak dapat dilepaskan dari perencanaan pembelajaran itu sendiri. Penyusunan rencana penilaian merupakan rangkaian program pendidikan dan pembelajaran yang utuh dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Rencana penilaian disusun agar menjadi referensi guru dalam menyelenggarakan penilaian keseluruhan proses pembelajaran. Di dalam merencanakan penilaian pembelajaran perlu dipahami guru bahwa pembelajaran yang mendidik mengandung dua kata kunci yakni, pembelajaran dan mendidik. Kata pembelajaran memiliki konotasi aktif karena peserta didik secara aktif melakukan kegiatan belajar dalam situasi pembelajaran yang dirancang oleh guru, sedangkan kata mendidik mengandung konotasi proses menjadi (becoming) seorang peserta didik secara komprehensif, baik secara pedagogi (akademik) maupun secara personal (kepribadian), profesional (vokasional), dan secara sosial (kewarganegaraan). Pengertian pembelajaran yang mendidik seperti dikemukakan di atas sesuai dengan standar kompetensi lulusan satuan pendidikan (SKL-SP), standar kompetensi lulusan kelompok mata pelajaran (SKL-KMP), dan standar kompetensi lulusan mata pelajaran (SKL-MP) yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 23 Tahun 2006 tentang SKL untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) dikembangkan berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan, yakni: 1.Pendidikan Dasar, yang meliputi SD/MI/SDLB/Paket A dan SMP/MTs/SMPLB/Paket B bertujuan: Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 2.Pendidikan Menengah yang terdiri atas SMA/MA/SMALB/Paket C bertujuan: Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 3.Pendidikan Menengah Kejuruan yang terdiri atas SMK/MAK bertujuan: Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lanjut sesuai dengan kejuruannya.(lampiran Permendiknas No. 23 Tahun 2006) Belajar dan Pembelajaran 5-163

4 Dari SKL-SP untuk satuan pendidikan dasar dan menengah seperti dikutip di atas, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan tujuan yang ingin dicapai pada masing-masing tingkat satuan pendidikan. Pada satuan pendidikan dasar, tujuan yang ingin dicapai adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut, sedangkan pada satuan pendidikan menengah tujuan yang ingin dicapai adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Berdasarkan rumusan tujuan tingkat satuan pendidikan tersebut dapat dikatakan bahwa pendidikan atau pembelajaran pada satuan pendidikan dasar ditekankan pencapaian tujuan yakni meletakkan dasar sedangkan pada satuan pendidikan menengah ditekankan pencapaian tujuan yakni meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. SD/MI sebagai salah satu jenis satuan pendidikan dasar, mengemban tugas sebagai peletak dasar-dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Artinya, pembelajaran di SD/MI merupakan pembelajaran yang bertujuan meletakkan dasar bagi pembelajaran pada tingkat satuan pendidikan lebih lanjut. Pada prinsipnya penilaian pembelajaran di SD/MI dimaksudkan untuk mengetahui apakah pembelajaran yang dilaksanakan benar-benar menjadi dasar pembelajaran selanjutnya. Secara operasional, penilaian pembelajaran dilakukan guru untuk mengukur dan mengevaluasi proses pembelajaran terutama kemajuan perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang dimiliki mereka masing-masing. Hal ini hendaknya menjadi pemahaman setiap guru SD/MI, karena penilaian pendidikan merupakan salah satu bagian dari strategi pembelajaran. Sasaran penilaian pembelajaran hendaknya terarah pada penguasaan SKL tamatan SD/MI itu sendiri. Kegiatan penilaian pembelajaran dimaksudkan untuk membantu peserta didik: (a) menguasai kompetensi yang diharapkan, dan (b) mengetahui tingkat penguasaan kompetensi yang diharapkan. Oleh karena penguasaan kompetensi tersebut merupakan suatu proses, maka penilaian pembelajaran harus mengacu pada standar kompetensi lulusan, dan tidak Unit 5

5 dapat hanya mengandalkan hasil asesmen pada akhir satuan waktu tertentu (tengah semester, akhir semester, akhir tahun ajaran, atau akhir jenjang pendidikan). Rangkaian kegiatan penilaian pembelajaran yang mendidik: 1. Menentukan kompetensi yang akan dinilai. 2. Menjabarkan kompetensi yang akan dinilai ke dalam indikatorindikator pencapaian kompetensi. 3. Mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menginterpretasi data berupa bukti-bukti kinerja peserta didik seperti nilai yang dicapai dalam tugas, ulangan, atau ujian. 4. Mencocokkan bukti kinerja peserta didik yang telah diinterpretasi dengan kriteria atau indikator pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan. 5. Menyusun laporan hasil penilaian pembelajaran. Hasil penilaian pembelajaran adalah hasil analisis sejumlah fakta tentang performance (unjuk kerja) peserta didik dalam proses penguasaan kompetensi yang diharapkan. Fakta-fakta yang dikumpulkan, diolah, dianalisis, diinterpretasi, dan disimpulkan merupakan jabaran kompetensi yang diharapkan (kompetensi dasar minimal) ke dalam sejumlah sub-kompetensi beserta sejumlah indikator dan deskriptor tertentu. Pengumpulan fakta atau bukti kinerja peserta didik mengunakan instrumen yang disusun berdasarkan indikator pencapaian kompetensi. Instrumen penilaian yang digunakan tersebut dapat berupa tes atau non tes, serta telah memenuhi persyaratan reliabilitas dan validitas instrumen. Menentukan kompetensi yang akan dinilai Menjabarkan kompetensi yang akan dinilai ke dalam indikator pencapaian kompetensi Menyusun instrument penilaian Mengumpul mengolah, menganalisis, dan menginterpretasi bukti kinerja peserta didik Memberi skor dan membuat laporan penilaian Ya Kompetensi? Tidak Menyusun rencana pembelajaran remedial Gambar 8 Prosedur Penilaian Pembelajaran Yang Mendidik Belajar dan Pembelajaran 5-165

6 Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) SD/MI/SDLB*/Paket A 1. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak 2. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri 3. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya 4. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya 5. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif 6. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif, dengan bimbingan guru/pendidik 7. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya 8. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari 9. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan sekitar 10. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan 11. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan tanah air Indonesia 12. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal 13. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang 14. Berkomunikasi secara jelas dan santun 15. Bekerja sama dalam kelompok, tolong-menolong, dan menjaga diri sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya 16. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis 17. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung.(lampiran Permendiknas No. 23 Tahun 2006) Untuk mencapai kompetensi lulusan satuan pendidikan SD/MI seperti dikutip di atas, ditetapkan pula Standar Kompetensi Lulusan Kelompok Mata Pelajaran (SKL- KMP) sesuai dengan kelompok mata pelajaran yang ditetapkan dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Di dalam Lampiran Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tersebut telah dirumuskan cakupan kelompok mata pelajaran untuk satuan pendidikan dasar dan menengah seperti tertera dalam Tabel 5 berikut ini Unit 5

7 No. Kelompok Mata Pelajaran 1 Agama dan Akhlak Mulia 2 Kewarganega raan dan Kepribadian 3 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Tabel 5. Cakupan Kelompok Mata Pelajaran Cakupan Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia. Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri. 4 Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis. 5 Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat. Belajar dan Pembelajaran 5-167

8 Berdasarkan cakupan SKL-KMP tersebut, di dalam Permendiknas No. 23 Tahun 2006 ditetapkan standar kompetensi lulusan untuk setiap mata pelajaran, yang Anda telah pelajari pada Unit 3 Bahan Ajar Cetak mata kuliah Belajar dan Pembelajaran di SD/MI. Di dalam SKL mata pelajaran tersebut terkandung kompetensi secara utuh yang merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai karakteristik masing-masing mata pelajaran. Satu stándar kompetensi terdiri dari beberapa kompetensi dasar, dan setiap kompetensi dasar dijabarkan ke dalam indikatorindikator pencapaian hasil belajar yang dirumuskan oleh guru dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi sekolah/daerah masing-masing. Indikatorindikator yang dikembangkan tersebut merupakan acuan yang digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi dasar bersangkutan. Dalam merancang penilaian pembelajaran yang mendidik perlu diperhatikan prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut. 1. Prinsip integral dan komprehensif yakni penilaian dilakukan secara utuh dan menyeluruh terhadap semua aspek pembelajaran, baik pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dan nilai. 2. Prinsip kesinambungan yakni penilaian dilakukan secara berencana, terusmenerus dan bertahap untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan tingkah laku peserta didik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Untuk memenuhi prinsip ini, kegiatan penilaian harus sudah direncanakan bersamaan dengan kegiatan penyusunan program semester dan dilaksanakan sesuai dengan program yang telah disusun. 3. Prinsip objektif yakni penilaian dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang handal dan dilaksanakan secara objektif, sehingga dapat menggambarkan kemampuan yang diukur. 4. Kemampuan membaca, menulis dan berhitung merupakan kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik, sehingga penguasaan terhadap ke tiga kemampuan tersebut adalah prasyarat untuk kenaikan kelas. 5. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator-indikator dari masingmasing kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran. 6. Penilaian pembelajaran tematik mencakup penilaian terhadap proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian proses belajar adalah upaya pemberian nilai terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta didik, sedangkan penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai dengan menggunakan kriteria tertentu. Hasil belajar tersebut pada hakekatnya merupakan kompetensi-kompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai Unit 5

9 Kompetensi tersebut dapat dikenali melalui sejumlah indikatornya yang dapat diukur dan diamati. 7. Hasil karya atau hasil kerja peserta didik dapat digunakan sebagai bahan masukan guru dalam mengambil keputusan. Perlu dicatat bahwa satu jenis penilian tidak dapat mengumpulkan informasi hasil dan kemajuan belajar peserta didik secara lengkap. Penilaian tunggal tidak cukup untuk memberikan gambaran atau informasi tentang kemampuan, keterampilan, pengetahuan dan sikap seseorang. Lagi pula, interpretasi hasil tes tidak mutlak dan abadi karena anak terus berkembang sesuai dengan pengalaman belajar yang dialaminya. Untuk itu dalam pelaksanaan penilaian kelas guru diharapkan menggunakan beragam jenis penilaian untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian pembelajaran perlu direncanakan dengan baik dan menggunakan teknik penilaian yang sesuai. Teknik penilaian yang digunakan harus disesuaikan dengan karakteristik indikator, standar kompetensi dasar dan kompetensi dasar yang diajarkan oleh guru. Tidak menutup kemungkinan bahwa satu indikator dapat diukur dengan beberapa teknik penilaian, karena di dalam indikator tersebut tercakup domain kognitif, psikomotor dan afektif. Keberhasilan guru dalam menjabarkan kompetensi dasar minimal ke dalam sejumlah indikator dan deskriptor secara benar dan tepat menjadi kunci keberhasilannya dalam melakukan penilaian pendidikan atau penilaian pembelajaran dalam mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Proses penjabaran kompetensi dasar minimal membutuhkan keterampilan khusus (itulah salah satu sebabnya jabatan guru disebut jabatan profesional) dan pemahaman tentang landasan teori tentang kompetensi itu sendiri. Misalnya, terhadap kompetensi meyakini, memahami, dan menjalankan ajaran agama dalam kehidupan, terjabar dalam sub-kompetensi (a) meyakini ajaran agama, (b) memahami ajaran agama, dan (c) menjalankan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari; di dalam subkompetensi meyakini ajaran agama terkait langsung dengan proposisi individual untuk menetapkan sesuatu itu benar atau salah, diinginkan atau tidak diinginkan, baik atau buruk. Belajar dan Pembelajaran 5-169

10 Rangkuman Penilaian proses dan hasil belajar dan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk memantau proses, kemajuan, perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kemampuan yang diharapkan secara berkesinambungan. Penilaian juga dapat memberikan umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan perencanaan dan proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam perencanaan pembelajaran guru sudah merencanakan pula penilaian yang akan dilakukannya. Penyusunan perencanaan, pelaksanaan proses, dan penilaian pembelajaran merupakan rangkaian program pendidikan yang utuh, dan merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Perencanaan penilaian pembelajaran yang mendidik diawali dengan kegiatan mengkaji standar kompetensi lulusan dan mengidentifikasi indikator pencapaian kompetensi dimaksud. Berdasarkan indikator pencapaian kompetensi tersebut, guru menyusun instrumen penilaian pembelajaran. Instrumen penilaian pembelajaran tersebut harus memenuhi persyaratan reliabilitas dan validitas instrumen agar hasil penilaian yang diperoleh dapat digunakan sebagai umpan balik bagi guru dalam proses pembelajaran selanjutnya. Latihan Setelah mempelajari secara intensif materi subunit 5.1 di atas, kerjakanlah soalsoal berikut ini pada lembaran kertas tersendiri. 1. Jelaskan kedudukan perencanaan penilaian pembelajaran dalam keseluruhan perencanaan pembelajaran yang mendidik! 2. Dalam merencanakan penilaian pembelajaran, sebutkan kegiatan pertama yang harus dilakukan guru. Jelaskan jawaban Anda secara singkat! 3. Apa yang menjadi dasar penyusunan instrumen penilaian pembelajaran? Jelaskan jawaban Anda secara singkat! Unit 5

11 Rambu-rambu Jawaban Soal Latihan 1. Perencanaan penilaian pembelajaran merupakan rangkaian perencanaan program pembelajaran yang utuh, dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari perencanaan pembelajaran yang mendidik. 2. Kegiatan pertama yang harus dilakukan guru dalam perencanaan penilaian pembelajaran adalah melakukan kajian dari standar kompetensi lulusan. Alasannya, karena penilaian pembelajaran dimaksudkan untuk mengukur taraf pencapaian kompetensi oleh peserta didik. 3. Dasar penyusunan instrumen penilaian pembelajaran adalah indikator pencapaian kompetensi. Jabaran indikator pencapaian kompetensi inilah yang menjadi patokan bagi guru dalam menerapkan bentuk dan item penilaian pembelajaran yang akan dilakukannya. Belajar dan Pembelajaran 5-171

12 Subunit 5.2 Langkah Perencanaan Penilaian Proses serta Hasil Belajar dan Pembelajaran P enilaian proses serta hasil belajar dan pembelajaran merupakan implementasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Penetapan SNP tersebut membawa implikasi terhadap model dan teknik penilaian pembelajaran yang mendidik. Perencanaan penilaian proses serta hasil belajar dan pembelajaran mencakup penilaian eksternal dan penilaian internal. Penilaian eksternal merupakan penilaian yang dilakukan oleh pihak lain yang tidak melaksanakan proses pembelajaran. Penilaian eksternal dilakukan oleh suatu lembaga, baik dalam maupun luar negeri dimaksudkan antara lain untuk pengendali mutu. Sedangkan penilaian internal adalah penilaian yang direncanakan dan dilakukan oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung, dengan maksud untuk mengetahui hasil belajar peserta didik terhadap penguasaan kompetensi yang diajarkan oleh guru. Tujuannya adalah untuk menilai tingkat pencapaian kompetensi peserta didik yang dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung dan akhir pembelajaran. Langkah perencanaan penilaian proses serta hasil belajar dan pembelajaran mencakup rencana penilaian proses pembelajaran dan rencana penilaian hasil belajar peserta didik. Rencana penilaian proses serta hasil belajar dan pembelajaran merupakan rancangan penilaian yang akan dilakukan oleh guru untuk memantau proses, kemajuan, perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kemampuan yang diharapkan secara berkesinambungan. Penilaian belajar dan pembelajaran juga dapat memberikan umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan perencanaan dan proses pembelajaran. Dengan kata lain, penyusunan perencanaan, pelaksanaan proses, dan penilaian merupakan rangkaian program pendidikan yang utuh, dan merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Penilaian belajar dan pembelajaran perlu direncanakan dengan baik agar hasil penilaian tersebut dapat digunakan untuk: (a) mengetahui tingkat pencapai kompetensi selama dan setelah proses pembelajaran berlangsung; (b) memberikan umpan bali bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi; Unit 5

13 (c) memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial; (d) Memberikan umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan; (e) memberikan piliha alternatif penilaian kepada guru; (f) memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan. Di dalam perencanaan penilaian proses serta hasil belajar dan pembelajaran tersebut perlu dipertimbangkan fungsi penilaian pembelajaran, yakni sebagai berikut. 1. Menggambarkan sejauhmana seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi. 2. Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan (sebagai bimbingan). 3. Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu guru menentukan apakah seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan. 4. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya. 5. Sebagai kontrol bagi guru dan sekolah tentang kemajuan perkembangan peserta didik. Di samping itu, perencanaan penilaian proses serta hasil belajar dan pembelajaran yang mendidik harus sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian, antara lain: 1. Prinsip Validitas. Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi. Dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, misalnya kompetensi mempraktikkan gerak dasar jalan..., maka penilaian valid apabila mengunakan penilaian unjuk kerja. Jika menggunakan tes tertulis maka penilaian tidak valid. 2. Prinsip Reliabilitas. Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. Penilaian yang reliable (ajeg) memungkinkan perbandingan yang reliable dan menjamin konsistensi. Misal, guru menilai dengan unjuk kerja, penilaian akan reliabel jika hasil yang diperoleh itu cenderung sama bila unjuk kerja itu dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif sama. Untuk menjamin penilaian Belajar dan Pembelajaran 5-173

14 yang reliabel petunjuk pelaksanaan unjuk kerja dan penskorannya harus jelas. 3. Prinsip Menyeluruh. Penilaian harus dilakukan secara menyeluruh mencakup seluruh domain yang tertuang pada setiap kompetensi dasar. Penilaian harus menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai beragam kompetensi peserta didik, sehingga tergambar profil kompetensi peserta didik. 4. Prinsip Berkesinambungan. Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran pencapaian kompetensi peserta didik dalam kurun waktu tertentu. 5. Prinsip Obyektif. Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif. Untuk itu, penilaian harus adil, terencana, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian skor. 6. Prinsip Mendidik. Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, memperbaiki proses pembelajaran bagi guru, meningkatkan kualitas belajar dan membina peserta didik agar tumbuh dan berkembang secara optimal. Untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik dapat dilakukan beragam teknik, baik berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar. Teknik mengumpulkan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta didik terhadap pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Penilaian statu kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian hasil relajar, baik berupa domain kognitif, afektif, maupun psikomotor. Ada tujuh teknik yang dapat digunakan, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penilaian portofolio, dan penilaian diri. 1. Penilaian Unjuk Kerja Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktek di laboratorium, praktek sholat, praktek olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi atau deklamasi, dan lain-lain. Di dalam merencanakan penilaian pembelajaran dengan teknik penilaian unjuk kerja perlu dipertimbangkan hal-hal berikut: Unit 5

15 langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut. kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesai-kan tugas. Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati. kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan pengamatan. Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai kemampuan lompat jauh peserta didik, misalnya dilakukan pengamatan atau observasi yang beragam, seperti: teknik mengambil awalan, teknik tumpuan, sikap/posisi tubuh saat di udara, teknik mendarat. Dengan demikian, gambaran kemampuan peserta didik akan lebih utuh. Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen berikut: a). Daftar Cek (Check-list) Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (yatidak). Penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah, namun daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar. Berikut contoh daftar cek. Contoh checklists Penilaian Lompat Jauh Gaya Menggantung (Menggunakan Daftar Tanda Cek) Nama peserta didik: Kelas: No. Aspek Yang Dinilai Baik Tidak baik 1. Teknik awalan 2. Teknik tumpuan 3. Sikap/posisi tubuh saat di udara 4. Teknik mendarat Skor yang dicapai Skor maksimum Belajar dan Pembelajaran 5-175

16 b). Skala Penilaian (Rating Scale) Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten. Contoh rating scales Penilaian Lompat Jauh Gaya Menggantung (Menggunakan Skala Penilaian) Nama Peserta didik: No 1. Teknik awalan 2. Teknik tumpuan Aspek Yang Dinilai 3. Sikap/posisi tubuh saat di udara 4. Teknik mendarat Jumlah Kelas: Nilai Skor Maksimum 16 Keterangan penilaian: 1 = tidak kompeten 2 = cukup kompeten 3 = kompeten 4 = sangat kompeten Jika seorang peserta didik memperoleh skor 16 dapat ditetapkan sangat kompeten. Dan seterusnya sesuai dengan jumlah skor perolehan Unit 5

17 Contoh Penilaian Unjuk Kerja: Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester: II / 1 N o Standar Kompeten si 1 Mengguna kan pengukuran waktu, panjang, dan berat dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar Menggunakan alat ukur tidak baku dan baku (cm, m) yang sering digunakan Indikator Aspek Tehnik penilaian Peserta didik menyebutkan macammacam alat ukur panjang tidak baku dalam kehidupan sehari-hari (jengkal, depa, langkah kaki dll.). Peserta didik dapat menggunakan alat ukur tidak baku ( jengkal, depa, pecak (panjang telapak kaki) langkah kaki dll.). Peserta didik menyebutkan alat ukur baku (cm, m) yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik dapat menggunakan alat ukur baku Peserta didik dapat menggunakan alat ukur baku. Peserta didik dapat menarik kesimpulan bahwa pengukuran dengan alat ukur tudak baku hasilnya berbeda. Geometri dan pengukuran Penilai an Kinerja Test tertulis Belajar dan Pembelajaran 5-177

18 Contoh Penilaian Kinerja Jenis tugas : Catatlah hasil kerja pada laporan hasil kerja Lakukan kegiatan di bawah ini secara individu. 1. Ukurlah panjang mejamu dengan jengkal! 2. Ukurlah lebar mejamu dengan jengkal! 3. Ukurlah panjang buku matematika dengan penggaris! 4. Ukurlah lebar buku matematika dengan penggaris! 5. Ukurlah lebar mejamu dengan penggaris! Contoh Format Penilaian Kinerja Adi Nama peserta didik Nomor Soal Hasil akhir : 5 = 9 Berti : 5 = 8,2 Candra : 5 = 7,4 Dini : 5 = 5 Catatan: Rentang skor 0 10 (Kriteria Ketuntasan Minimal 60) Keterangan: Berdasarkan hasil penilaian di atas Adi, Budi, dan Candra dapat dinyatakan telah mencapai Ketuntasan, sehingga dapat melanjutkan ke KD berikutnya. Berdasarkan hasil penilaian di atas Danu belum dapat mencapai Ketuntasan, sehingga harus diberikan remedial untuk mencapai batas minimal ketuntasan Unit 5

19 No. Mata Pelajaran : Seni dan Budaya (Seni Musik) Kelas/Semester : IV/1 Standar Kompetensi 1. Mengekspresi diri melalui karya seni musik. Kompetensi Dasar Menyiapkan permainan alat musik ritmis Indikator Mendemonstrasikan bermain alat musik ritmis dengan teknik yang benar. Mendemonstrasikan bermain alat musik ritmis campuran. Mendemonstrasikan bernyanyi dan bermain alat musik ritmis. Aspek Seni Musik Teknik Penilaian Unjuk Kerja Sikap Penilaian Unjuk Kerja. A. Soal. 1. Mainkanlah salah satu alat musik ritmis dengan teknik yang benar. B. Bentuk Penilaian Unjuk Kerja Permainan alat musik ritmis. No Nama Peserta didik 1 Yuri MR Teknik Penampilan bermain alat musik Harmoni Skor Nilai Refi MR Yundi AM Belajar dan Pembelajaran 5-179

20 Keterangan Penilaian. Skor Maksimum = 90 Konversi Nilai: Skor Yang didapat X 100 =... Skor Maksimum Kriteria Dalam Penilaian. Penampilan. 3. Penampilan sempurna. 2. Penampilan baik, tetapi masih kaku, kurang luwes. 1. Penampilan tidak sempurna, sering membelakangi penonton. Teknik Bermain alat musik ritmis. 3. Teknik bermain alat musik sempurna. 2. Bermain alat musik dengan teknik sempurna, tetapi masih ada yang kurang sempurna. 1. Bermain alat musik dengan teknik tidak sempurna. Harmoni/Aransemen. 3. Keserasian nada dengan teknik permainan alat musik sempurna. 2. Keserasian nada dengan teknik permainan alat musik ritmis masih ada yang kurang sempurna. 1. Keserasian nada dan permainan alat musik ritmis kurang sempurna. Penilaian Unjuk Kerja. A. Soal. 2. Mainkanlah alat musik ritmis campuran dengan teknik yang benar. B. Bentuk Penilaian Unjuk Kerja Permainan alat musik ritmis campuran. No. Nama Peserta didik Penampilan Teknik bermain alat musik Harmoni Skor Nilai 1 Yuri MR Refi MR Unit 5

21 3 Yundi AM Keterangan Penilaian. Skor Maksimum = 90 Konversi Nilai: Skor Yang didapat X 100 =... Skor Maksimum Kriteria Dalam Penilaian. Penampilan. 3. Penampilan sempurna. 2. Penampilan baik, tetapi masih kaku, kurang luwes. 1. Penampilan tidak sempurna, sering membelakangi penonton. Teknik Bermain alat musik ritmis. 3. Teknik bermain alat musik ritmis campuran sempurna. 2. Bermain alat musik ritmis campuran dengan teknik sempurna, tetapi masih ada yang kurang sempurna. 1. Bermain alat musik ritmis campuran dengan teknik tidak sempurna. Harmoni. 3. Keserasian nada dengan teknik permainan alat musik ritmis campuran sempurna. 2. Keserasian nada dengan teknik permainan alat musik ritmis campuran masih ada yang kurang sempurna. 1. Keserasian nada dan permainan alat musik ritmis campuran kurang sempurna. Belajar dan Pembelajaran 5-181

22 Penilaian Unjuk Kerja. A. Soal. 3. Nyanyikanlah salah lagu pilihan dengan iringan alat musik ritmis. B. Bentuk Penilaian Unjuk Kerja Bernyanyi dan bermain alat musik ritmis. No. Nama Peserta didik 1 Yuri MR Penampilan Teknik bernyanyi dan bermain alat musik Harmoni Skor Nilai Refi MR Yundi AM Keterangan Penilaian. Skor Maksimum = 90 Konversi Nilai: Skor Yang didapat X 100 =... Skor Maksimum Kriteria Dalam Penilaian. Penampilan. 3. Penampilan sempurna. 2. Penampilan baik, tetapi masih kaku, kurang luwes. 1. Penampilan tidak sempurna, sering membelakangi penonton. Teknik bernyanyi dan bermain alat musik ritmis. 3. Teknik bernyanyi dengan iringan alat musik ritmis sempurna Unit 5

23 2. Teknik bernyanyi dengan iringan alat musik ritmis masih ada yang kurang sempurna. 1. Teknik bernyanyi dengan iringan alat musik kurang sempurna. Harmoni. 3. Keserasian nada dengan teknik permainan alat musik ritmis sempurna. 2. Keserasian nada dengan teknik permainan alat musik ritmis masih ada yang kurang sempurna. 1. Keserasian nada dan permainan alat musik ritmis kurang sempurna. 2. Penilaian Sikap Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadinya perilaku atau tindakan yang diinginkan. Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap. Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut. Sikap terhadap materi pelajaran. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran. Dengan sikap`positif dalam diri peserta didik akan tumbuh dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan. Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap guru. Peserta didik yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru akan cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian, peserta didik yang memiliki sikap negatif terhadap guru/pengajar akan sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut. Sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik juga perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran yang menarik, nyaman dan Belajar dan Pembelajaran 5-183

24 menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Misalnya kasus atau masalah lingkungan hidup, berkaitan dengan materi Biologi atau Geografi. Peserta didik juga perlu memiliki sikap yang tepat, yang dilandasi oleh nilai-nilai positif terhadap kasus lingkungan tertentu (kegiatan pelestarian/kasus perusakan lingkungan hidup). Misalnya, peserta didik memiliki sikap positif terhadap program perlindungan satwa liar. Dalam kasus yang lain, peserta didik memiliki sikap negatif terhadap kegiatan ekspor kayu glondongan ke luar negeri. Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-teknik tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut. a). Observasi perilaku Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal. Misalnya orang yang biasa minum kopi dapat dipahami sebagai kecenderungannya yang senang kepada kopi. Oleh karena itu, guru dapat melakukan observasi terhadap peserta didik yang dibinanya. Hasil observasi dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan. Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah. Contoh halaman sampul Buku Catatan Harian: BUKU CATATAN HARIAN TENTANG PESERTA DIDIK ( nama sekolah ) Mata Pelajaran Kelas : : Tahun Pelajaran : Nama Guru : Jakarta, Unit 5

25 Contoh isi Buku Catatan Harian: No. Hari/ Tanggal Nama peserta didik Kejadian Tindak Lanjut 1 Rabu, 2 Mei 2007 Banu Andra dan Keduanya bertengkar akibat dari Didamaikah dan masing masing menyadari 2 Sabtu, 23 Mei 2007 Rahmawati kurangnya saling menjaga emosi saat bermain bola. kesalahannya. Menolong murid Kelas I yang terjatuh dan terluka pada lututnya untuk dibawa ke Ruang UKS. Kolom kejadian diisi dengan kejadian positif maupun negatif. Catatan dalam lembaran buku tersebut, selain bermanfaat untuk merekam dan menilai perilaku peserta didik sangat bermanfaat pula untuk menilai sikap peserta didik serta dapat menjadi bahan dalam penilaian perkembangan peserta didik secara keseluruhan. Selain itu, dalam observasi perilaku dapat juga digunakan daftar cek yang memuat perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan muncul dari peserta didik pada umumnya atau dalam keadaan tertentu. Belajar dan Pembelajaran 5-185

26 Contoh Format Penilaian Sikap dalam praktek IPA : No. Nama Bekerja sama Berinisiatif Perilaku Penuh Perhatian Bekerja sistematis Nilai Keterangan 1. Ruri 2. Tono Catatan: a. Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut. 1 = sangat kurang 2 = kurang 3 = sedang 4 = baik 5 = amat baik b.nilai merupakan jumlah dari skor-skor tiap indikator perilaku c. Keterangan diisi dengan kriteria berikut 1). Nilai berarti amat baik 2). Nilai berarti baik 3). Nilai berarti sedang 4). Nilai 6-9 berarti kurang 5). Nilai 0-5 berarti sangat kurang Contoh Penilaian Sikap: Mata pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas / Semester : IV / 2 No SKL KD Indikator Aspek Penilaia n 1 Menunjukkan sikap Menentu kan sikap pengaruh 1.Menjelaskan pengertian globalisasi 2.Mendeskripsikan sikap-sikap Penerap an Tetulis Pengama tan Unit 5

27 No SKL KD Indikator Aspek Penilaia n terhadap globalisa si yang terjadi di lingkung annya globalisasi yang terjadi di lingkungannya. yang sesuai dengan kepribadian Indonesia. 3. Menyebutkan contoh pengaruh positif dari globalisasi. 4. Menyebutkan contoh pengaruh negatif dari globalisasi. 5. Menunjukkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan kepribadian Indonesia sikap. Contoh Format Pengamatan Sikap. No. Aspek Yang Diamati S k o r A B C D E Jumlah 1 Memilih model pakaian Menonton acara TV kesukaannya. 4 Kebiasaan/Sikap terhadap orang tua ketika akan berangkat ke sekolah dan pulang sekolah. 5 Turur kata dalam kehidupan sehari-hari Jumlah Nilai.... Nilai Rata rata Keterangan Skor: A ( ) = Selalu bersikap sesuai dengan kepribadian Indonesia B ( ) = Kadang kadang bersikap sesuai dengan kepribadian Indonesia. Belajar dan Pembelajaran 5-187

28 C ( ) = Jarang sekali bersikap sesuai dengan kepribadian Indonesia. D (61 70 ) = Tidak pernah bersikap sesuai dengan kepribadian Indonesia. E ( ) = Sikap dan perilakunya tidak sopan Mata Pelajaran : Seni dan Budaya (Seni Musik) Kelas/Semester : IV/1 No. Standar 1ompetensi Kompetensi Dasar Indikator Aspek Teknik Penilaian 1. Mengekspresi diri melalui karya seni musik. Menyiapkan permainan alat musik ritmis Mendemonstrasikan bermain alat musik ritmis dengan teknik yang benar. Seni Musik Unjuk Kerja Sikap Mendemonstrasikan bermain alat musik ritmis campuran. Mendemonstrasikan bernyanyi dan bermain alat musik ritmis. N o. N a m a 1 Yuri MR 2 Refi MR Kedisip -linan Tanggung Jawab Perilaku Berini siatif Keterangan Kerjasama Penuh Perhatian Skor Nilai Sangat Baik Sangat Baik 3 Yundi Baik 4 Herla mbang Kurang Unit 5

29 Keterangan. 1 = sangat kurang 2 = kurang 3 = Cukup 4 = baik 5 = amat baik Skor maksimum = 25. Konversi Nilai : Skor Yang didapat X 100 = N Skor Maksimum Keterangan diisi dengan kriteria. 1. Nilai = Sangat Kurang 2. Nilai = Kurang 3. Nilai = Cukup 4. Nilai = Baik 5. Nilai = Sangat Baik. b). Pertanyaan langsung Kita juga dapat menanyakan secara langsung tentang sikap seseorang berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan peserta didik tentang kebijakan yang baru diberlakukan di sekolah mengenai "Peningkatan Ketertiban". Bererdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil dalam memberi jawaban dapat dipahami sikap peserta didik itu terhadap objek sikap. Dalam penilaian sikap peserta didik di sekolah, guru juga dapat menggunakan teknik ini dalam menilai sikap dan membina peserta didik. Contoh: Guru melemparkan pertanyaan kepada peserta didik, Apa yang harus kalian lakukan untuk menjaga ketertiban kelas kita? Dari pertanyaan tersebut masing masing peserta didik akan memberikan jawaban yang berwariasi baik dari segi jumlah maupun kualitas jawabannya. Contoh penilaiannya: 1. Jika jawabannya lebih dari 5 dan berbobot diberi nilai Jika jawabannya 3-4 diberi nilai Jika jawabannya 2 3 diberi nilai Jika tidak menjawab sama sekali diberi nilai 0 Belajar dan Pembelajaran 5-189

30 c). Laporan pribadi Melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik diminta membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya, peserta didik diminta menulis pandangannya tentang "Kerusuhan Antaretnis" yang terjadi akhirakhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat oleh peserta didik tersebut dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya. 3. Penilaian Tertulis Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya. Penilaian pembelajaran yang dilakukan dalam bentuk penilaian tertulis dapat menggunakan bentuk soal yaitu: a). Soal dengan memilih jawaban pilihan ganda dua pilihan (benar-salah, ya-tidak) menjodohkan b). Soal dengan mensuplai-jawaban. isian singkat atau melengkapi uraian terbatas uraian obyektif / non obyektif uraian terstruktur / nonterstruktur. Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-salah, isian singkat, dan menjodohkan merupakan alat yang hanya menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami. Pilihan ganda mempunyai kelemahan, yaitu peserta didik tidak mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya memilih jawaban yang benar dan jika peserta didik tidak mengetahui jawaban yang benar, maka peserta didik akan menerka. Hal ini menimbulkan kecenderungan peserta didik tidak belajar untuk memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Selain itu pilihan ganda kurang mampu memberikan informasi yang cukup untuk dijadikan umpan balik guna mendiagnosis atau memodifikasi pengalaman belajar. Karena itu kurang dianjurkan pemakaiannya dalam penilaian kelas Unit 5

31 Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut peserta didik untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari. Peserta didik mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis kompetensi, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain cakupan materi yang ditanyakan terbatas. Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut. materi, misalnya kesesuian soal dengan kompetensi dasar dan indikator pencapaian pada kurikulum tingkat satuan pendidikan; konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas. bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/ kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda. kaidah penulisan, harus berpedoman pada kaidah penulisan soal yang baku dari berbagai bentuk soal penilaian. Contoh Penilaian Tertulis: Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : II / 1 N o Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1 Menggunakan pengukuran waktu, panjang, dan berat dalam pemecahan masalah. Mengguna kan alat ukur tidak baku dan baku (cm, m) yang sering digunakan Indikator Aspek Tehnik penilaia n Peserta didik menyebutkan macammacam alat ukur panjang tidak baku dalam kehidupan sehari-hari ( jengkal, depa, langkah kaki, dll.). Peserta didik dapat menggunakan alat ukur tidak baku (jengkal, depa, pecak (panjang telapak kaki), langkah Geometr i dan penguku ran Penilai an Kinerja Test tertulis Contoh alat penilaian terlampir. Belajar dan Pembelajaran 5-191

32 N o Standar Kompetensi Kompetensi Dasar kaki, dll.). Indikator Aspek Tehnik penilaia n Peserta didik menyebutkan alat ukur baku (cm, m) yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik dapat menggunakan alat ukur baku Peserta didik dapat menggunakan alat ukur baku. Peserta didik dapat menarik kesimpulan bahwa pengukuran dengan alat ukur tudak baku hasilnya berbeda. Bentuk Piliahan Ganda. Berilah tanda silang pada huruf di depan jawaban yang paling tepat! Skor : Setiap jawaban benar diberi nilai Yang termasuk alat ukur tidak baku yaitu. a. meter b.centimeter c.jengkal 2. Yang termasuk alat ukur baku ialah. a. cm b. depa c.langkah kaki Bentuk Isian. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang singkat dan tepat! Skor :Setiap jawaban benar diberi nilai Satuan panjang Centimeter dan Meter adalah contoh alat ukur Satuan panjang langkah kaki, depa dan jengkal termasuk alat ukur. 3. Karena menggunakan alat ukur tidak baku, maka hasil pengukurannya. Penilaian: Nilai = Banyak jawaban benar Banyak soal x Unit 5

33 4. Penilaian Proyek Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas. Dalam merencanakan penilaian pembelajaran yang mendidik dalam bentuk penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu: Kemampuan pengelolaan Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan. Relevansi Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran. Keaslian Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik. Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian. Contoh Penilaian Proyek: Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/Semester : IV / 1 N o Standar Kompetensi 1 Memahami daur hidup beragam jenis Kompetensi Dasar Mendeskripsi kan daur hidup beberapa Indikator Aspek Tehnik penilaian Mendeskripsikan urutan daur hidup hewan, misalnya kupu-kupu, nyamuk Makhluk Hidup dan Proses Jenis: ulangan Bentuk: tes Belajar dan Pembelajaran 5-193

MODEL PENILAIAN KELAS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH

MODEL PENILAIAN KELAS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH MODEL PENILAIAN KELAS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH PUSAT KURIKULUM BADAN PENELITAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2006 Model Penilaian Kelas SMP.

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SATUAN PENDIDIKAN (SKL-SP)

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SATUAN PENDIDIKAN (SKL-SP) LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 TANGGAL 23 MEI 2006 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SATUAN PENDIDIKAN (SKL-SP) Standar Kompetensi Lulusan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL) DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL) Pengertian Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak

Lebih terperinci

MODEL PENILAIAN KELAS

MODEL PENILAIAN KELAS MODEL PENILAIAN KELAS SD/MI/SDLB DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN NASIONAL PUSAT KURIKULUM KATA PENGANTAR Pemberlakuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

SEKOLAH DASAR DAN MADRASAH IBTIDAIYAH

SEKOLAH DASAR DAN MADRASAH IBTIDAIYAH MODEL PENILAIAN KELAS SEKOLAH DASAR DAN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN 2006 Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas Jl. Gunung Sahari Raya No. 4, Jakarta Pusat Telp. : (62-21)3804248,3453440,34834862 Fax. : (62-21)

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN. 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis

BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN. 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis 67 BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN A. Pembahasan 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis karakter di SMP Muhammadiyah 3 Ampel Boyolali Perencanaan adalah proses dasar

Lebih terperinci

PENILAIAN PEMBELAJARAN oleh Jarnawi Afgani D.

PENILAIAN PEMBELAJARAN oleh Jarnawi Afgani D. PENILAIAN PEMBELAJARAN oleh Jarnawi Afgani D. P E N I L A I A N Apa yang dimaksud dengan PENILAIAN? Apa yang dimaksud dengan PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI? Bagaimana cara melakukan PENILAIAN? PENILAIAN:

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL) DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL) Pengertian Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak

Lebih terperinci

PENILAIAN PEMBELAJARAN

PENILAIAN PEMBELAJARAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PENILAIAN APA PENILAIAN? APA PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI? BAGAIMANA CARANYA? PENILAIAN: PROSES SISTIMATIS MELIPUTI PENGUMPULAN INFORMASI (ANGKA, DESKRIPSI VERBAL), ANALISIS, INTERPRETASI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL) DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL) Pengertian Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak

Lebih terperinci

Farida Nurhasanah. Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011

Farida Nurhasanah. Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011 Farida Nurhasanah Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011 PERMEN NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR ISI Materi minimal dan Tingkat kompetensi minimal untuk mencapai Kompetensi Lulusan Minimal 2 Memuat

Lebih terperinci

Bandung, 23 Oktober 2009

Bandung, 23 Oktober 2009 Bandung, 23 Oktober 2009 PENILAIAN KELAS Konsep dasar Teknik Penilaian Konsep Dasar Penilaian Kelas Pengertian Penilaian Kelas Manfaat Penilaian Kelas Fungsi Penilaian Kelas Prinsip-prinsip Penilaian Kelas

Lebih terperinci

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PANDUAN PENILAIAN KELOMPOK MATA PELAJARAN KEWARGANEGARAAN DAN KEPRIBADIAN

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PANDUAN PENILAIAN KELOMPOK MATA PELAJARAN KEWARGANEGARAAN DAN KEPRIBADIAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PANDUAN PENILAIAN KELOMPOK MATA PELAJARAN KEWARGANEGARAAN DAN KEPRIBADIAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DEPARETEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2007 KATA PENGANTAR Buku panduan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENILAIAN BERBASIS KELAS DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

IMPLEMENTASI PENILAIAN BERBASIS KELAS DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) IMPLEMENTASI PENILAIAN BERBASIS KELAS DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Oleh : Mansur HR Widyaiswara LPMP LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI SELATAN 2012 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

TUJUAN ASESMEN ALTERNATIF

TUJUAN ASESMEN ALTERNATIF 1 TUJUAN ASESMEN ALTERNATIF Merupakan upaya memperbaiki dan melengkapi tes baku sehingga penilaian hasil belajar tidak hanya berhubungan dengan hasil akhir tetapi merupakan bagian penting dlm proses pembelajaran

Lebih terperinci

MODEL PENILAIAN KELAS. SMP/MTs

MODEL PENILAIAN KELAS. SMP/MTs MODEL PENILAIAN KELAS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SMP/MTs PUSAT KURIKULUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2006 Daftar Isi Halaman Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR

KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR Definisi 1. Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah

Lebih terperinci

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TANGGAL 23 MEI 2006 STANDAR ISI BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TANGGAL 23 MEI 2006 STANDAR ISI BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR TAHUN 006 TANGGAL 3 MEI 006 STANDAR ISI BAB I PENDAHULUAN Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

KURIKULUM 2013 PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

KURIKULUM 2013 PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PUSAT PENGEMBANGAN PROFESI PENDIDIK 2015 1 PPT-1.3C

Lebih terperinci

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar Profesi Keguruan Rulam Ahmadi BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU A. Kompetensi Dasar Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar kompetensi guru yang meliputi guru PAUD/TK/RA, guru SD/MI,

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI

STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI Disajikan pada kegiatan PPM Di UPTD BALEENDAH KAB BANDUNG Oleh BABANG ROBANDI JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Makna Kompetensi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK

IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK LAMPIRAN IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK 1. Pengertian Penilaian Hasil Belajar (PHB) adalah proses pengumpulan informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual

Lebih terperinci

TEKNIK PENILAIAN NON TES

TEKNIK PENILAIAN NON TES TEKNIK PENILAIAN NON TES Penilaian Unjuk Kerja Dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Cocok untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik menunjukkan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN ALAT PENILAIAN HASIL BELAJAR *) Oleh: Ali Muhson, M.Pd. **)

PENYUSUNAN ALAT PENILAIAN HASIL BELAJAR *) Oleh: Ali Muhson, M.Pd. **) PENYUSUNAN ALAT PENILAIAN HASIL BELAJAR *) Oleh: Ali Muhson, M.Pd. **) A. Pengertian Penilaian Kelas Penilaian kelas adalah suatu bentuk kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang

Lebih terperinci

No Item Penilaian Keterangan/ Bukti Fisik

No Item Penilaian Keterangan/ Bukti Fisik INSTRUMEN KOMPONEN/BIDANG MANAJEMEN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN No Item Penilaian Keterangan/ Bukti Fisik 1. Muatan KTSP terdiri atas: (1) M (2) M (3) M (4) M (5) M (6) M (7) M (8) M Sekolah melaksanakan

Lebih terperinci

RUBRIK PENILAIAN. Nama kelompok/ Penilaian Individu Peserta Memuaskan Baik Cukup Kurang cukup 1

RUBRIK PENILAIAN. Nama kelompok/ Penilaian Individu Peserta Memuaskan Baik Cukup Kurang cukup 1 RUBRIK PENILAIAN. Format Lembar Penilaian Diskusi (Kelompok) No Sikap/Aspek yang dinilai Nama kelompok/ peserta Penilaian kelompok 1. Menyelesaikan tugas kelompok dengan baik 2 Kerjasama kelompok (komunikasi)

Lebih terperinci

EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ENCEP KUSUMAH

EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ENCEP KUSUMAH EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ENCEP KUSUMAH PENDAHULUAN Hal yang harus diperhatikan dalammenerapkan standar kompetensi dalam penilaian adalah mengembangkan penilaian otentik berkelanjutan

Lebih terperinci

KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR

KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR PPT 2.3 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN A.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia bahkan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia bahkan tidak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia bahkan tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan proses kehidupan manusia, dengan kata lain, kebutuhan manusia

Lebih terperinci

MATA KULIAH PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU. Dr. Ali Mustadi, M. Pd NIP

MATA KULIAH PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU. Dr. Ali Mustadi, M. Pd NIP MATA KULIAH PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU Dr. Ali Mustadi, M. Pd NIP 19780710 200801 1 012 CAKUPAN KAJIAN Pengertian dan cakupan kompetensi guru Kebijakan pemerintah tentang kompetensi guru Analisis berbagai

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff Deskripsi dan analisis data penelitian ini menggambarkan data yang diperoleh di lapangan melalui instrumen

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini mengkaji kemampuan mahasiswa biologi FKIP Unila dalam

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini mengkaji kemampuan mahasiswa biologi FKIP Unila dalam 39 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini mengkaji kemampuan mahasiswa biologi FKIP Unila dalam mengembangkan perangkat penilaian pada jenjang SMA selama melaksanakan Praktek

Lebih terperinci

TUGAS EVALUASI PROSES & HASIL PEMBELAJARAN KIMIA

TUGAS EVALUASI PROSES & HASIL PEMBELAJARAN KIMIA TUGAS EVALUASI PROSES & HASIL PEMBELAJARAN KIMIA PENILAIAN PEMBELAJARAN Disusun Oleh: KELOMPOK 1 Riza Gustia (A1C109020) Janharlen P (A1C109044) Zunarta Yahya (A1C109027) Widi Purwa W (A1C109030) Dewi

Lebih terperinci

MEMAHAMI STANDAR PENILAIAN BSNP

MEMAHAMI STANDAR PENILAIAN BSNP MEMAHAMI STANDAR PENILAIAN BSNP LATAR BELAKANG BSNP SECARA FILOSOFIS: - PROSES PEND PROSES MENGEMBANGKAN POTENSI SISWA MENJADI KEMAMPUAN DAN KETERAMPILAN TTT. SISWA SIPERLAKUKAN DAN DINILAI SEC. ADIL tidak

Lebih terperinci

Menjelaskan makna penting sebuah SNP Menjelaskan produk hukum dan peraturan tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP); Menjelaskan Lingkup SNP;

Menjelaskan makna penting sebuah SNP Menjelaskan produk hukum dan peraturan tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP); Menjelaskan Lingkup SNP; Menjelaskan makna penting sebuah SNP Menjelaskan produk hukum dan peraturan tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP); Menjelaskan Lingkup SNP; Menguraikan Standar Isi Menguraikan SKL PAI; dan Menguraikan

Lebih terperinci

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Materi Minimal dan Tingkat Kompetensi Minimal, untuk Mencapai Kompetensi Lulusan Minimal Memuat : 1. Kerangka Dasar Kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci sukses tidaknya suatu bangsa dalam pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala

Lebih terperinci

MODEL PENILAIAN KELAS

MODEL PENILAIAN KELAS MODEL PENILAIAN KELAS SMK/MAK DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN NASIONAL PUSAT KURIKULUM KATA PENGANTAR Pemberlakuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32

Lebih terperinci

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. norma-norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis,

BAB I PENDAHULUAN. norma-norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah hal terpenting dalam kehidupan seseorang. Melalui pendidikan, seseorang dapat dipandang terhormat, memiliki karir yang baik serta dapat bertingkah

Lebih terperinci

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP Makalah disampaikan pada Pelatihan dan Pendampingan Implementasi KTSP di SD Wedomartani Oleh Dr. Jumadi A. Pendahuluan Menurut ketentuan dalam Peraturan

Lebih terperinci

MODEL PENILAIAN KELAS

MODEL PENILAIAN KELAS MODEL PENILAIAN KELAS SMA/MA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN NASIONAL PUSAT KURIKULUM Penilaian SMA - Januari 1 KATA PENGANTAR Pemberlakuan Undang-undang Republik

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian di tingkat kelas, dan untuk menjaga konsistensi pedoman yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka

dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian di tingkat kelas, dan untuk menjaga konsistensi pedoman yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka BAB I PENDAHULUAN Kualitas penilaian terhadap hasil belajar peserta didik sangat ditentukan oleh seberapa baik persiapan dan pelaksanaannya. Untuk membantu guru dalam menyusun instrumen penilaian hasil

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Contents A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN C. RUANG LINGKUP KEGIATAN D. UNSUR YANG TERLIBAT E. REFERENSI...

DAFTAR ISI. Contents A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN C. RUANG LINGKUP KEGIATAN D. UNSUR YANG TERLIBAT E. REFERENSI... DAFTAR ISI Contents A. LATAR BELAKANG... 13 B. TUJUAN... 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN... 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT... 14 E. REFERENSI... 14 F. URAIAN PROSEDUR KERJA... 19 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 BAB III BEBAN BELAJAR 17. BAB IV KALENDER PENDIDIKAN 20 A. Alokasi Waktu 20 B. Penentapan Kalender Pendidikan 21

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 BAB III BEBAN BELAJAR 17. BAB IV KALENDER PENDIDIKAN 20 A. Alokasi Waktu 20 B. Penentapan Kalender Pendidikan 21 DAFTAR ISI DAFTAR ISI PERMENDIKNAS NO TAHUN 006 TENTANG SI i 1 BAB I PENDAHULUAN 3 BAB II KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM 4 A. Kerangka dasar Kurikulum 4 B. Struktur Kurikulum Pendidikan Umum 6 C.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Lindgren dalam Agus Suprijono (2011: 7) hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. Hal yang sama juga dikemukakan

Lebih terperinci

1. KONSEP PENILAIAN AUTENTIK

1. KONSEP PENILAIAN AUTENTIK 1. KONSEP PENILAIAN AUTENTIK Penilaian autentik (authentic assesment) adalah suatu proses pengumpulan, pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian,

Lebih terperinci

TEKNIK PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP MATEMATIKA SMP/MTs

TEKNIK PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP MATEMATIKA SMP/MTs DIKLAT GURU PEMANDU/GURU INTI/PENGEMBANG MATEMATIKA SMP JENJANG DASAR TAHUN 2010 TEKNIK PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP MATEMATIKA SMP/MTs Disusun oleh: Sri Wardhani DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai metode untuk mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik. Purwanto (2009:10)

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Berdasarkan : Permendikbud no. 22/2016 Tentang Standar Proses endidikan Dasar &

Lebih terperinci

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) Mata Pelajaran : an Agama Islam Semester : 1 (Satu) Kelas : III (Tiga) Jumlah KD : 9 (Sembilan) Standar Al Qur an 1. Mengenal kalimat dalam Al Qur an 1.1 Membaca kalimat dalam Al Qur an 1.2 Menulis kalimat

Lebih terperinci

(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Kata kunci: pembelajaran ekonomi, penilaian berbasis kompetensi.

(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Kata kunci: pembelajaran ekonomi, penilaian berbasis kompetensi. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 1 Nomor 2, Mei 2005 SISTEM PENILAIAN PEMBELAJARAN EKONOMI BERBASIS KOMPETENSI Oleh: Barkah Lestari (Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta)

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan)

Lebih terperinci

CONTOH SOAL PEDAGOGIK Proses Penilaian (Assesmen) Berilah tanda silang pada jawaban yang paling benar dari sejumlah pilihan jawaban yang tersedia..

CONTOH SOAL PEDAGOGIK Proses Penilaian (Assesmen) Berilah tanda silang pada jawaban yang paling benar dari sejumlah pilihan jawaban yang tersedia.. CONTOH SOAL PEDAGOGIK Proses Penilaian (Assesmen) Berilah tanda silang pada jawaban yang paling benar dari sejumlah pilihan jawaban yang tersedia.. 1. Serangkaian kegiatan untuk menetapkan ukuran terhadap

Lebih terperinci

RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPDIKNAS DIT. PEMBINAAN SMA

RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPDIKNAS DIT. PEMBINAAN SMA RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR HALAMAN 1/29 HAKIKAT PENILAIAN Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Nama Sekolah : SD Negeri 1 Pagerpelah Kelas /Semester : 3 / 1 Tema : Peristiwa Alokasi Waktu : 3 Minggu (Minggu ke-1 s.d. 3) Tanggal Pelaksanaan : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik A. Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Performance assesment merupakan cara penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa saat melakukan sesuatu (Uno, 2012). Performance assesment merupakan penilaian

Lebih terperinci

Penilaian Hasil Belajar Ranah Psikomotor dan Ranah Afektif

Penilaian Hasil Belajar Ranah Psikomotor dan Ranah Afektif Penilaian Hasil Belajar Ranah Psikomotor dan Ranah Afektif Oleh ngadimun_hd@unila.ac.id ngadimun2003@yahoo.com 1 Penilaian Unjuk Kerja Penilaian unjuk kerja merupakan: - penilaian yang dilakukan dengan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Departemen Pendidikan Nasional Materi 2 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Sosialisasi KTSP LINGKUP SNP 1. Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII. No. 2 Tahun 2010, Hlm

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII. No. 2 Tahun 2010, Hlm Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII. No. 2 Tahun 2010, Hlm. 33-40 PEMANFAATAN PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI Oleh Sukanti 1 Abstrak Hasil belajar dapat dikelompokkan

Lebih terperinci

BAB VI PENILAIAN DAN PENDEKATAN PENILAIAN

BAB VI PENILAIAN DAN PENDEKATAN PENILAIAN BAB VI PENILAIAN DAN PENDEKATAN PENILAIAN A. Pendahuluan Penilaian merupakan langkah lanjutan yang umumnya dilakukan oleh pendidik dengan berbasis pada data pengukuran yang tersedia. Penilaian atau Assessment

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam. Ranah Kompetensi K A P

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam. Ranah Kompetensi K A P Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam 1. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah standar yang diberi nama Standar Nasional Pendidikan (SNP). Standar

BAB I PENDAHULUAN. sebuah standar yang diberi nama Standar Nasional Pendidikan (SNP). Standar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemerintah mengembangkan berbagai cara untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, salah satunya adalah dengan melakukan standarisasi di berbagai

Lebih terperinci

MODEL PENILAIAN KELAS KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

MODEL PENILAIAN KELAS KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MODEL PENILAIAN KELAS KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas Jl. Gunung Sahari Raya No. 4, Jakarta Pusat Telp. : (62-21)3804248,3453440,34834862 Fax.

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2007 TANGGAL 18 APRIL 2007

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2007 TANGGAL 18 APRIL 2007 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2007 TANGGAL 18 APRIL 2007 STANDAR ISI UNTUK PROGRAM PAKET A, PROGRAM PAKET B, DAN PROGRAM PAKET C BAB I PENDAHULUAN Pendidikan nasional yang

Lebih terperinci

PENERAPAN PENILAIAN BERBASIS KELAS DALAM BIDANG STUDI PAI DI SEKOLAH DASAR. Oleh : Drs.Zainal Arifin, M.Pd.

PENERAPAN PENILAIAN BERBASIS KELAS DALAM BIDANG STUDI PAI DI SEKOLAH DASAR. Oleh : Drs.Zainal Arifin, M.Pd. PENERAPAN PENILAIAN BERBASIS KELAS DALAM BIDANG STUDI PAI DI SEKOLAH DASAR Oleh : Drs.Zainal Arifin, M.Pd. Abstrak : Salah satu komponen pokok dalam sistem pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) adalah

Lebih terperinci

Inisiasi I ASESMEN PEMBELJARAN SD

Inisiasi I ASESMEN PEMBELJARAN SD Inisiasi I ASESMEN PEMBELJARAN SD (Strategi dan Prosedur Penilaian) Saudara mahasiswa, selamat bertemu kembali dalam pembelajaran mata kuliah asesmen pembelajaran SD. Saya Yuni Pantiwati sebagai tutor

Lebih terperinci

Peta Konsep. Tujuan Pendidikan (Kompetensi Dasar) Proses/Kegiatan Untuk Mencapai Kompetensi. Hasil-hasil pendidikan yang dapat dicapai

Peta Konsep. Tujuan Pendidikan (Kompetensi Dasar) Proses/Kegiatan Untuk Mencapai Kompetensi. Hasil-hasil pendidikan yang dapat dicapai Peta Konsep Tujuan Pendidikan (Kompetensi Dasar) Proses/Kegiatan Untuk Mencapai Kompetensi Hasil-hasil pendidikan yang dapat dicapai Perbandingan antara kompetensi dengan hasil yang telah dicapai Informasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 13 B. TUJUAN 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 14 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 14

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 13 B. TUJUAN 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 14 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 14 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 13 B. TUJUAN 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 14 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 14 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 15 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor Tahun 006 tentang STANDAR ISI (SI) Materi Minimal dan Tingkat Kompetensi Minimal, untuk Mencapai Kompetensi Lulusan Minimal Memuat : 1. Kerangka Dasar Kurikulum.

Lebih terperinci

No membangun kurikulum pendidikan; penting dan mendesak untuk disempurnakan. Selain itu, ide, prinsip dan norma yang terkait dengan kurikulum

No membangun kurikulum pendidikan; penting dan mendesak untuk disempurnakan. Selain itu, ide, prinsip dan norma yang terkait dengan kurikulum TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5410 PENDIDIKAN. Standar Nasional Pendidikan. Warga Negara. Masyarakat. Pemerintah. Perubahan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71) PENJELASAN

Lebih terperinci

RANCANGAN BELAJAR DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

RANCANGAN BELAJAR DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENILAIAN PENGERTIAN PENILAIAN PENGERTIAN PENILAIAN KELAS CIRI PENILAIAN KELAS TEKNIK PENILAIAN MANFAAT HASIL PENILAIAN PENGERTIAN KETUNTASAN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 1 : Bermain di Lingkungan Rumah Pembelajaran Ke : 4 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra bukanlah hal yang asing bagi manusia, bahkan sastra begitu akrab karena dengan atau tanpa disadari terdapat hubungan timbal balik antara keduanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk memperjelas istilah pada permasalahan yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk memperjelas istilah pada permasalahan yang ada. BAB I PENDAHULUAN Bab satu ini membahas tentang latar belakang permasalahan mengenai assesment afektif yang merupakan penilaian pada jenjang pendidikan selain penilaian kognitif dan psikomotor. Pada sub

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan 7 muatan KTSP Melaksanakan

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

KISI-KISI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU SD/MI

KISI-KISI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU SD/MI KISI-KISI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU SD/MI Kompetensi Subkompetensi Indikator Esensial Deskriptor A. Memiliki kompetensi kepribadian sebagai pendidik B. Memiliki kompetensi pedagogik 1.

Lebih terperinci

TEKNIK /CARA PENILAIAN

TEKNIK /CARA PENILAIAN TEKNIK /CARA PENILAIAN Tes Unjuk Kerja (Performance) Penugasan (Proyek / Project) Hasil kerja (Produk / Product) Portofolio (Portfolio) Sikap Penilaian Diri UNJUK KERJA (PERFORMANCE) : PENGAMATAN TERHADAP

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DALAM PERANCANGAN PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK DI SD/MI

ANALISIS KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DALAM PERANCANGAN PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK DI SD/MI ANALISIS KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DALAM PERANCANGAN PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK DI SD/MI Di susun untuk memenuhi tugas matakuliah Perencanaan Pembelajaran Yang dibina Dr. Hj. Suti ah, M.Pd Oleh 1. Fitri Badiul

Lebih terperinci

Pengertian dan Hubungan Antara Tes, Pengukuran, dan Evaluasi

Pengertian dan Hubungan Antara Tes, Pengukuran, dan Evaluasi Pengertian dan Hubungan Antara Tes, Pengukuran, dan Evaluasi Tes, Pengukuran, dan Evaluasi merupakan tiga istilah yang berbeda namun saling berhubungan. Banyak orang tidak mengetahui secara jelas perbedaan

Lebih terperinci

6. Di bawah ini merupakan beberapa kelebihan tes lisan, kecuali:

6. Di bawah ini merupakan beberapa kelebihan tes lisan, kecuali: CONTOH SOAL UKG 1. Serangkaian kegiatan untuk menetapkan ukuran terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu dinamakan... A. pengukuran B. pensekoran C. penilaian D. pengujian E. evaluasi 2. Serangkaian

Lebih terperinci

PENGANTAR EVALUASI TAHAP II (LEARNING)

PENGANTAR EVALUASI TAHAP II (LEARNING) PENGANTAR EVALUASI TAHAP II (LEARNING) Dra. Hartri Sukesti, M.A. Pengertian Pengukuran: sebuah kegiatan mengumpulkan data berupa angka. Misal: mengukur panjang meja (meteran), berat badan (timbangan),

Lebih terperinci

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1 Penegasan Istilah Istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan terutama untuk

Lebih terperinci

No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik

No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik STANDAR KOMPETENSI GURU PAUD/TK/RA No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik Menguasai karakteristik peserta 1. Memahami karakteristik peserta didik usia didik dari aspek fisik,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pegetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. II. PEMBELAJARAN PENGAYAAN A. Pembelajaran Menurut SNP... B. Hakikat Pembelajaran Pengayaan... C. Jenis Pembelajaran Pengayaan...

DAFTAR ISI. II. PEMBELAJARAN PENGAYAAN A. Pembelajaran Menurut SNP... B. Hakikat Pembelajaran Pengayaan... C. Jenis Pembelajaran Pengayaan... DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... B. ujuan...... C. Ruang Lingkup... II. PEMBELAJARAN PENGAYAAN A. Pembelajaran Menurut SNP... B. Hakikat Pembelajaran Pengayaan... C. Jenis

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 94 BAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Pada bab ini akan dikemukakan kesimpulan hasil penelitian, implikasi serta saran-saran yang berhubungan dengan penelitian lanjutan, maupun upaya memanfaatkan

Lebih terperinci

IMPLIKASI PENGEMBANGAN KTSP TERHADAP TUGAS GURU MATEMATIKA SMP/MTs

IMPLIKASI PENGEMBANGAN KTSP TERHADAP TUGAS GURU MATEMATIKA SMP/MTs DIKLAT GURU PEMANDU/GURU INTI/PENGEMBANG MATEMATIKA SMP JENJANG DASAR TAHUN 2010 IMPLIKASI PENGEMBANGAN KTSP TERHADAP TUGAS GURU MATEMATIKA SMP/MTs Disusun oleh: Sri Wardhani DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Membuka Dan Menutup Pelajaran Guru sangat memerlukan keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Keterampilan membuka adalah perbuatan guru untuk menciptakan sikap mental

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Medan, Agustus 2016 Tim Penyusun PANDUAN PENILAIAN FE UNIMED

KATA PENGANTAR. Medan, Agustus 2016 Tim Penyusun PANDUAN PENILAIAN FE UNIMED KATA PENGANTAR Panduan penilaian ini disusun sebagai acuan praktis bagi para dosen di FE Universitas Negeri Medan dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian hasil belajar mahasiswa sebagai mahasiswa

Lebih terperinci

ASPEK PENILAIAN UJIAN PRAKTEK KKPI SMK NEGERI 1 NGABLAK TAHUN 2012/ 2013 ASPEK PENILAIAN UJIAN PRAKTEK KKPI SMK NEGERI 3 BANYUMAS TAHUN 2013/ 2014

ASPEK PENILAIAN UJIAN PRAKTEK KKPI SMK NEGERI 1 NGABLAK TAHUN 2012/ 2013 ASPEK PENILAIAN UJIAN PRAKTEK KKPI SMK NEGERI 3 BANYUMAS TAHUN 2013/ 2014 ASPEK PENILAIAN UJIAN PRAKTEK KKPI SMK NEGERI 1 NGABLAK TAHUN 2012/ 2013 ASPEK PENILAIAN UJIAN PRAKTEK KKPI SMK NEGERI 3 BANYUMAS TAHUN 2013/ 2014 NAMA PESERTA: KELAS DAN NOMOR UJIAN : DONI ANDRIYANTO

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI GURU (Permendiknas No. 16 Tahun 2007)

STANDAR KOMPETENSI GURU (Permendiknas No. 16 Tahun 2007) STANDAR KOMPETENSI (Permendiknas No. 16 Tahun 2007) Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK* KOMPETENSI INTI Kompetensi Pedagodik 1. Menguasai karakteristik peserta

Lebih terperinci