EFEK TRANSLUSEN PADA MATERIAL BONE CHINA UNTUK PERANGKAT PENCAHAYAAN BERGAYA ART NOUVEAU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EFEK TRANSLUSEN PADA MATERIAL BONE CHINA UNTUK PERANGKAT PENCAHAYAAN BERGAYA ART NOUVEAU"

Transkripsi

1 Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain EFEK TRANSLUSEN ADA MATERIAL ONE CHINA UNTUK ERANGKAT ENCAHAYAAN ERGAYA ART NOUVEAU Fitri Meilani Syamsun Dr. Ahadiat Joedawinata rogram Studi Sarjana Kriya Keramik, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) IT fitri.syamsun@gmail.com Kata Kunci : art nouveau, bone china, keramik, perangkat pencahayaan Abstrak one-china merupakan material tanah liat yang terbentuk dari batuan feldspatik, kaolin, dan abu tulang serta memiliki sifat tembus bayang setelah melalui proses pembakaran hingga suhu 1230 derajat celsius. enelitian ini memanfaatkan sifat tembus bayang tersebut dengan aplikasi motif-motif bergaya Art Nouveau pada perangkat pencahayaan untuk interior. Gaya ini muncul sekitar awal abad ke-20 dengan ciri khas motif yang terinspirasi dari flora yang berupa sulur tanaman atau kelopak bunga. roduk yang dihasilkan berupa beberapa set perangkat pencahayaan yang dirancang untuk membangun suasana di lounge bar hotel dengan interior bergaya Art Nouveau. Eksperimen yang dilakukan menekankan pada eksplorasi material, teknik produksi, serta eksperimentasi bias cahaya. Abstract one-china is a clay material that consists of feldspatic rock, kaolin, and bone ash that has a translucent effect after fired above 1230 Celcius degree. This research is experimenting on the application of these effect using Art Nouveau motifs on indoor lighting fixtures. This style was popular in the early 20 th century and usually identified by its floral motifs such as plant and flower. The output is to produce a lighting fixture for conditioning mood in a hotel lounge bar with an Art Nouveau interior style. Material exploration, production method, and light experimentation are the main concern of this experiment. 1. endahuluan Di Indonesia, terdapat beberapa jenis tanah liat yang umum digunakan oleh industri-industri keramik, baik industri skala besar maupun industri rumahan atau yang biasa disebut dengan studio keramik. Jenis tanah tersebut antara lain tanah liat jenis earthenware, stoneware, dan porselen, yang memiliki karakteristik masing-masing. elakangan ini, terdapat satu jenis tanah lainnya yang mulai digunakan oleh studio-studio keramik, yaitu jenis tanah bone-china. Tanah liat ini termasuk jenis tanah liat soft porcelain, yang memiliki sifat mirip dengan porselen, namun suhu bakarnya lebih rendah dan tidak sekeras porselen. one-china memiliki karakteristik yang menarik dibandingkan jenis tanah liat lain yaitu kemampuannya untuk menghasilkan efek translucent atau tembus bayang. Sehingga apabila diolah dengan cara tertentu, cahaya maupun bayangan dari objek yang terletak dekat di belakangnya dapat nampak. Material ini masih termasuk jarang digunakan oleh pengrajin keramik di Indonesia, karena itulah bone-china masih dapat diolah dan dieksplorasi lebih jauh lagi. Karateristik bone-china yang bersifat translusen ini membuatnya cocok untuk diolah menjadi sebuah perangkat pencahayaan atau lighting. erangkat pencahayaan sangat erat kaitannya dengan interior sebuah bangunan. Fungsi cahaya tidak terbatas pada alat bantu mata untuk melihat, pencahayaan juga berfungsi sebagai pembentuk suasana yang dapat mempengaruhi mood. ada mata kuliah Tugas Akhir ini, penulis akan melakukan berbagai eksplorasi pada material bone-china untuk menghasilkan produk akhir berupa produk perangkat pencahayaan atau lighting. Fungsi cahaya sebagai pembentuk mood akan penulis terapkan pada produk akhir tersebut terhadap suatu ruang interior. Sebagai studi kasus penulis memilih sebuah projek studio interior berupa rancangan hotel bergaya Art Nouveau. Gaya Art Nouveau inilah yang kemudian akan menjadi tema besar dari desain produk-produk yang akan dibuat. emilihan judul Efek Translusen pada Material one-china untuk erangkat encahayaan ergaya Art Nouveau diharapkan dapat menjadi sebuah gagasan baru yang dapat menghasilkan produk bernilai tinggi dan dapat menggugah rasa orang yang melihatnya. ada proses perancangan dan pembuatan produk lighting ini dibutuhkan penelitian pada berbagai aspek, antara lain pemilihan detail dari tema yang dipilih, teknis produksi dan material yang akan digunakan, serta target market dan lokasi dimana produk akan diletakkan pada akhirnya. Untuk menghasilkan efek translusen, material bone-china perlu diolah dengan cara-cara tertentu. Untuk itu perlu diteliti mengenai karakteristik bodi keramik bone-china, antara lain mengenai ketahanan material tersebut dalam proses 1

2 pembakaran yang akan berhubungan dengan besar susut tanah dan, ketebalan bodi keramik, suhu bakar matang, dan lain-lain. Eksplorasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari material bone-china. Sejauh ini penggunaan material bone-china masih dilakukan oleh praktisi keramik, karenanya karakteristik bahan ini masih diketahui. Gaya Art Nouveau yang berkembang pesat di Eropa memiliki berbagai konsep visual sesuai dengan negara tempatnya berkembang. Masing-masing negara, kelompok, maupun arsitek memiliki gayanya masing-masing, namun memiliki kesamaan sebagai pengembangan dari gaya Art Nouveau itu sendiri. ada proses perancangan produk lighting ini, dibutuhkan konsep visual dan moodboard yang jelas sebagai acuan desain. Hal ini perlu diteliti lebih dalam dan diuraikan lebih lanjut. Selain tema dan teknis, perlu dipertimbangkan pula mengenai target market maupun lokasi tempat produk akan diletakkan. Hal ini merupakan hal yang juga penting sebagai pertimbangan dalam proses perancangan. erlu dipelajari permasalahan, kebutuhan, dan keinginan dari target 2. roses Studi kreatif 2.1 Material one-china Menurut jenisnya, keramik terbagi menjadi earthenware, stoneware, dan porcelain. Setiap jenis tanah ini memiliki karakter tanah masing-masing. enelitian ini menggunakan salah satu golongan dari jenis tanah yang terakhir yaitu bone china. one China merupakan salah satu jenis porcelain atau sering disebut dengan soft porcelain. Suhu bakar matangnya lebih rendah dari porcelain yaitu sekitar 1230 hingga 1250 derajat Celcius. Komposisinya terdiri dari boneash (abu tulang sapi), material feldspatik, dan kaolin. Walaupun mirip dengan porcelain namun ketahanan bodi dari bone-china lebih rendah dan lebih rentan kejut suhu (thermal shock). Terdapat dua jenis material bone-china yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu bone-china yang berwarna buram dan bone-china yang berwarna putih. Selain kedua material tersebut, digunakan pula material lainnya untuk mencoba berbagai kemungkinan warna bodi yang dihasilkan, tekstur, pencapaian suhu bakar, pencapaian efek translusen, perubahan bentuk (), dan besar susut dari tanah liat ini. 2.2 Art Nouveau Art Nouveau adalah sebuah gaya yang timbul dari berbagai pengaruh dan sumber yang secara bersama-sama atau sendiri-sendiri ikut mewarnai ekspresi artistik dari gaya dan konsep yang timbul dan berkembang di Eropa sekitar peralihan abad 19 dan 20. Gaya ini bertitik tolak dari keinginan untuk melepaskan diri dari pengaruh-pengaruh masa lalu serta menciptakan tradisi yang sama sekali baru 1. Tradisi ini berdasarkan pemikiran-pemikiran baru dalam bidang estetika yang secara sadar bertujuan untuk membawa revolusi dalam desain interior, arsitektur serta bidang seni-pakai lainnya. Tanda-tanda pertama ke arah gaya Art Nouveau tampak pada lingkungan seniman-seniman yang tergabung dalam kelompok Art & Crafts di Inggris sekitar tahun 1870-an, dalam karya Crane, Dresser, dan Mackmurdo. erkembangannya mencapai bentuk yang mantap di tangan arsitek Victor Horta dari russels, elgia, diawal tahun 1890-an dengan bantuan dukungan dari aul Hankar, Serrurier-ovy serta rekan seprofesinya, Henri van de Velde 2. Di tangan mereka Art Nouveau berkembang bukan saja dalam bidang seni-terpakai tetapi juga dalam bidang desain interior sebagai satu cara pendekatan baru, dan dalam bidang arsitektur sebagai satu gaya yang mempunyai identitas penuh. 1 Gerakan masa lalu tersebut antara lain gerakan-gerakan Romantik, ersaudaraan re-raphaelite, Art & Crafts, Revival-Gothic, Historisisme, Walter Crane, William lake, dan sebagainya. 2 Van de Velde membawa dan menyebarkan konsep-konsepnya ke Jerman bersamanya, dimana Jugendstil mulai berkembang beberapa tahun kemudian dari pusat-pusatnya di Munchen dan Darmstadt. Di Jerman gaya ini mengambil namanya dari majalah periodik Jugend yang mulai terbit pada tahun

3 Gambar 1. roduk-produk bergaya Art Nouveau Art Nouveau mempunyai hubungan yang sangat erat dengan majalah-majalah periodik yang tumbuh subur di Eropa selama dekade terakhir abad 19. Majalah-majalah ini pada umumnya mencerminkan keinginan yang kuat untuk memperbaharui seni, seperti tampak jelas dalam bidang seni dekoratif. anyaknya majalah atau penerbitan ini banyak membantu dalam penyebaran pengenalan gaya dan ide-ide baru. Dalam bidang seni-terpakai di erancis gaya ini mendapat bentuk pengungkapan yang lebih luwes dan lebih diperhalus daripada di negara Eropa lainnya yang mengikuti tradisi-tradisi seni rupa sebelumnya. usat berkembangnya terletak di dua kota, aris dengan tokoh-tokohnya Hector Guimard (arsitek), Rene Lalique (pembuat perhiasan), serta Nancy dengan tokoh seniman gelas Emile Galle. Dari aris lah asal mula populernya nama untuk seni baru ini. Dalam tahun 1895 Samuel ing membuka tokonya yang baru yang diberi nama La Maison de l Art Nouveau. uncak kejayaan Art Nouveau tercapai 5 tahun kemudian dalam ameran esar Internasional yang pertama diadakan untuk menyambut datangnya abad baru, abad 20. Kekuatan gaya seni rupa baru ini terletak dalam bidang arsitektur, interior dan seni terpakai lainnya. 3. Konsep erancangan ada teori unsur pemandu dalam desain, terdapat tiga hal pokok yang membentuk suatu artefak atau produk, atau dapat pula disimpulkan sebagai hal-hal yang harus diperhitungkan dalam mendesain sebuah produk. Tiga hal pokok tersebut antara lain manusia sebagai pembuat dan pengguna artefak, kandungan muatan artefak, dan unsur pembentuk wujud artefak atau dapat diartikan sebagai faktor teknis. agan 1 Sembilan Unsur emandu dalam Fenomena Desain (Teori Ahadiat, 2008) 3

4 3.1 Manusia sebagai embuat dan engguna Artefak Aktivitas pengunjung hotel yang paling umum di ruangan lounge bar adalah menunggu dan mengisi waktu luang, terkadang sembari memesan coffee and snack, menunggu rekan bisnis, menunggu kepastian reservasi, menunggu tamu hotel lainnya, dan lain-lain. Kegiatan menunggu ini sangat erat kaitannya dengan durasi atau seberapa lama pengunjung menetap di ruangan tersebut. Durasi yang dibutuhkan sangat beragam, mulai dari waktu yang singkat hingga waktu yang panjang, sehingga dibutuhkan suasana yang mendukung agar pengunjung tidak cepat merasa bosan dan merasa tidak nyaman. erangkat pencahayaan merupakan alternatif produk yang dapat menjawab kebutuhan tersebut. 3.2 Kandungan Muatan Artefak Kegunaan raktis roduk yang dibuat dalam Tugas Akhir ini merupakan produk perangkat pencahayaan yang akan diletakkan pada lounge bar hotel yang terletak di bagian lobby area. erdasarkan kebutuhan pengunjung di ruangan tersebut, produk pencahayaan ini dibuat dengan arahan sebagai pembentuk dan pendukung suasana interior, yaitu perangkat pencahayaan berjenis ambient lighting. roduk ini tidak berfungsi sebagai direct lighting atau pencahayaan utama, melainkan sebagai pembangun suasana nyaman yang dapat membuat pengunjung merasa betah berlama-lama di ruangan tersebut. Dari segi instalasi, produk perangkat pencahayaan ini termasuk kedalam jenis wall lighting dikarenakan produk ini dipasang pada dinding. Jadi, selain berfungsi sebagai ambient lighting, produk ini juga berfungsi sebagai wall-hanging. Dari segi arah cahaya, produk wall lighting ini merupakan jenis glowing atau berpendar yang memancarkan cahaya yang tersebar ke seluruh ruangan. Terutama dengan efek translusen yang menjadi fokus utama dalam hal material keramik yang digunakan, akan memperkuat kesan pendar yang dihasilkan. Selain dari faktor cahaya yang dihasilkan, desain visual dari produk pun harus menarik dan unik meski produk sedang tidak dihubungkan dengan listrik. Hal ini dikarenakan produk akan terpasang pada dinding selama 24 jam penuh, siang dan malam, dalam keadaan dinyalakan maupun tidak. Sedangkan hotel pun terus beroperasi tanpa waktu libur, sehingga produk pun harus selalu terlihat menarik dan memorable. Selain itu, ruangan lounge bar merupakan ruangan yang terbuka dan terlihat dari berbagai sisi lobi hotel, tidak hanya terlihat dari ruangan itu sendiri. Karena itu, selain harus menarik untuk dilihat dari jarak dekat, produk pencahayaan pun harus menarik untuk dilihat dari jarak yang relatif jauh. Sehingga saat pertama kali melihatnya, pengunjung langsung mengetahui lokasi lounge bar Ekspresi Estetik Sebagai tema visual pada produk perangkat pencahayaan ini, penulis mengangkat tema Art Nouveau untuk diterapkan lebih lanjut. Gaya Art Nouveau memiliki esensi visual antara lain : - emahaman New Art pada masanya, bahwa nilai-nilai estetis bersumber dari alam - enggunaan garis-garis yang sangat sensitif dan beralur - Figur-figur feminin - enggunaan bentuk-bentuk tumbuhan, daun, bunga, dan sulur yang dilebih-lebihkan - enggunaan garis-garis gelombang, ombak, asap, dan free lines - Lingkungan artistik yang harmonis Sebagai acuan, dalam penelitian ini dipilih motif-motif floral Art Nouveau yang terdapat pada tegel keramik dan wallpaper pada dinding sebagai sumber inspirasi utama. Hal ini dikarenakan motif-motif floral yang terdapat pada tiles keramik dan wallpaper biasanya tidak terlalu rumit dan lebih sederhana dibandingkan motif-motif yang terdapat pada poster, literatur, dan furnitur Art Nouveau sehingga proses transfomasi ide ke dalam media keramik lebih mampu ditoleransi. Motif dan bentuk yang diterapkan ke dalam karya akan terfokus pada bentuk bunga maupun bagian-bagian dari bunga, seperti kuncup bunga, kelopak, tangkai, dan daun. Hal ini untuk mempermudah penerimaan persepsi floral bagi pengunjung yang merasakan ambient dari produk pencahayaan ini. Selain itu, bentuk bunga merupakan bentuk yang banyak sekali dieksplorasi pada gaya Art Nouveau, sehingga pengunjung akan merasa akrab dan tak asing terhadap image yang dihasilkan oleh produk pencahayaan ini. 4

5 3.3 Unsur embentuk Wujud Artefak oin utama dalam sebuah perangkat pencahayaan adalah bagaimana mengatur agar cahaya tersebut mampu menghasilkan keluaran cahaya sesuai dengan bentuk dari perangkat tersebut. Dalam hal ini cahaya yang dihasilkan diharapkan berupa ambient light. Secara teknis ambient lighting artinya total sinar yang datang dari semua arah, untuk seluruh ruang. iasanya, pola pencahayaan seperti ini digunakan untuk memberi suasana kepada ruang, dengan cara merefleksikan cahaya ke dinding, dan menutupi sumber cahaya agar tidak terlihat. ayangan dan suasana yang tercipta tergantung pada bagaimana sumber cahaya ini diperlakukan. one-china sebagai material utama memiliki beberapa kelebihan yang telah dipaparkan sebelumnya. Oleh karena itu diperlukan perlakuan khusus dalam pengolahannya berkaitan dengan teknik produksi, alat dan bahan yang digunakan, serta teknik pembakarannya. one-china,selain sebagai reflektor cahaya yang baik karena hasil bakaran matangnya cenderung mengkilap dan berwarna putih, ia memiliki sifat tembus bayang yang mampu menyaring cahaya sehingga seakan cahaya yang ada diloloskan sebagian dan memancar redup dari permukaan bodi keramik. eberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk mencapai hal tersebut adalah dengan memproduksi bodi keramik setipis mungkin namun dengan pertimbangan adanya yang harus ditoleransi. Teknik yang paling optimal diterapkan untuk mencapai hal tersebut adalah dengan menggunakan teknik cetak gips. Teknik ini umum digunakan untuk memproduksi benda yang membutuhkan pencapaian detail dan ketebalan yang sulit dicapai dengan teknik lain. Dengan teknik ini pula, peneliti memiliki kemudahan dalam mereproduksi karya dalam jumlah banyak untuk keperluan modulasi dalam instalasi karya. 4. Hasil Studi dan embahasan 4.1 Objek Studi Kasus Sebagai objek studi kasus dalam Tugas Akhir ini, penulis memilih sebuah studio project dari bidang Desain Interior berupa hotel rancangan Jodi Darmawan, mahasiswa Desain Interior IT angkatan Gambar 2.Interior lounge bar dari andung Nouveau Hotel Interior hotel yang dirancang bertajuk andung Nouveau Hotel yaitu sebuah hotel bertema Art Nouveau yang bersifat modern dipadukan dengan konsep classic elegant bergaya Eropa. Rancangan pada andung Nouveau Hotel ini merupakan sebuah modifikasi pada hotel Grand Setiabudhi yang terletak di Jalan Setiabudhi andung yang terletak pada lokasi strategis karena memiliki akses yg baik menuju kota bandung maupun daerah wisata Lembang dan sekitarnya serta tidak jauh dari berbagai pusat-pusat perbelanjaan dan area perkantoran. Hotel ini merupakan city hotel dengan tipe semi-residential berdasarkan lama menginap tamu berkisar antara dua hari hingga satu minggu dan ramai di saat weekend. Waktu operasional hotel ini termasuk dalam kategori full lenght operational hotel, beroperasi selama satu tahun penuh selama 24 jam tanpa libur. enelitian ini mengambil sampel lounge bar hotel yang berdekatan dengan lobby area sebagai area yang menjadi tempat penempatan produk dengan tujuan meningkatkan fungsi ruang yang berupa public space melalui pembentukan mood dan suasana oleh cahaya. Karakter pengunjung hotel ini termasuk variatif namun berada dalam rentang umur 25 hingga 50 tahun, berpenghasilan diatas lima juta per bulan serta masuk dalam kelas menengah keatas, warga perkotaan, bergaya hidup dengan biaya tinggi, dan memiliki intensitas interaksi sosial yang tinggi. 5

6 4.2 Hasil Eksplorasi Gambar Resep Suhu akar 0 C Translusen entuk Warna Tekstur esar Susut one-china buram 50% one-china putih 50% 1230 translusen Sangat roken Halus, matt, 1 90% Kaolin 1230 translusen roken Doff, 15% 2 90% Kuarsa 1230 translusen roken 12% 3 80% Kuarsa Kaolin 1230 translusen Sedikit roken 13% 1 90% Kaolin 1200 Translusen Tidak roken 12% 2 90% Kuarsa 1200 Translusen Tidak roken 12% 3 80% Kuarsa Kaolin 1200 translusen Tidak roken 12% G one-china buram 90% Glasir Sedikit translusen Tidak keabua n kasar 18% Tabel 1. Eksperimen komposisi material one China Untuk pembuatan produk perangkat pencahayaan ini digunakan campuran : 80% (one-china putih 50% + one-china uram 50%) Kuarsa Kaolin 6

7 3 ini apabila dibakar pada suhu 1200 derajat Celcius, akan menghasilkan bodi translusen yang tidak, sehingga relatif aman untuk bentuk-bentuk yang rumit. Meski demikian, bodi ini masih relatif aman dibakar hingga suhu 1230 derajat Celcius apabila bentuk bodi hanya berupa lempengan saja. Hasil bakaran bodi keramik dari campuran ini berwarna broken atau kuning gading, dengan tekstur matt yang halus, sudah mulai terlihat kilapan tapi belum bersifat. 4.3 Mood oard Gambar 3. Mood oard perancangan produk dan skema warna yang dihasilkan Melalui mood board, enulis bermaksud menampilkan suatu imej classic elegant glowing light yaitu imej yang memperlihatkan sisi elegan dari gaya Art Nouveau yang bersifat klasik, dengan menampilkan kontras warna yang dihasilkan oleh cahaya yang berpendar. ada mood board ini pun terlihat suatu bentuk-bentuk berulang yang akan dituangkan ke dalam produk perangkat pencahayaan. Selain itu, dari mood board ini, dapat terlihat suatu perpaduan gaya yang modern dan gaya klasik, yaitu perpaduan ornamental yang sederhana atau simple dan tidak terlalu rumit, harmonis, dengan bentuk-bentuk dan material yang masih memiliki imej klasik di dalamnya. Dari mood board di atas, dapat diambil skema warna secara umum, yaitu warna-warna nuansa coklat, crème, dan coklat tua. Warna-warna ini bersifat natural, bukan merupakan warna-warna yang mencolok mata, namun masih terlihat harmonis dan memiliki kontras. 4.4 roses roduksi embuatan Model dan Cetakan Setelah model selesai dibuat, kemudian model tersebut digunakan untuk membuat cetakan dari bahan gips. Tiap modul karya membutuhkan satu buah cetakan. Cetakan gips yang telah selesai dibuat dikeringkan untuk memudahkan proses cetak cor roses mencetak Setelah cetakan selesai dikeringkan, kemudian dilakukan proses cetak cor. ermukaan cetakan yang akan terkena tanah dibubuhi bahan talc untuk memudahkan pelepasan tanah yang sudah memadat. Kemudian jika cetakan terdiri dari dua atau lebih muka, maka cetakan tersebut disatukan dan diikat dengan karet ban bekas. Setelah itu tanah cor dituangkan ke dalamnya dan ditunggu hingga mulai memadat dan mencapai ketebalan yang diinginkan. Setelah itu sisa tanah yang belum memadat dituangkan kembali. Setelah dilepaskan dari cetakannya, karya yang masih mentah dikeringkan hingga benar-benar siap untuk dibakar. 7

8 Suhu Gambar 4. roses mencetak model menjadi cetakan gips Gambar 5. roses mencetak produk embakaran Tahap iskuit ada pembuatan karya ini penulis melakukan dua tahap pembakaran, yaitu pembakaran biskuit atau setengah matang, kemudian dilanjutkan dengan pembakaran matang. Grafik embakaran iskuit Jam Finishing Grafik 1. Grafik embakaran iskuit Setelah dilakukan pembakaran tahap pertama, maka produk pun sudah dalam keadaan setengah matang atau disebut dengan biskuit. ada keadaaan ini produk sudah mengeras, namun belum menggelas dan masih memiliki tingkat porositas tinggi. ada kondisi biskuit ini, produk relatif aman untuk dihaluskan dan dirapikan dengan amplas embakaran Akhir Setelah produk selesai dirapikan, dilakukan proses pembakaran tahap kedua yaitu proses pembakaran akhir atau matang. ada pembakaran ini, produk dibakar hingga suhu 1230 derajat Celcius dimana material campuran bone-china ini akan menggelas dan memiliki permukaan yang doph. 8

9 Suhu Grafik embakaran Matang Jam Hasil Akhir Grafik 2. Grafik embakaran Matang Gambar 6. roduk Akhir Setelah mengalami proses pembakaran hingga matang, keramik pun disusun dan dipasang pada papan kayu sebagai base untuk pemasangan lampu. Kayu yang digunakan adalah kayu pinus yang relatif ringan untuk dipasangkan pada dinding. 5. Kesimpulan 5.1 Konsep erancangan 1. erancangan sebuah karya dilakukan dengan melakukan riset secara menyeluruh, baik referensi karya pembanding, literatur, data lapangan, maupun eksplorasi-eksplorasi. 2. Keramik merupakan sebuah material dengan cakupan yang amat luas sehingga eksplorasi yang dapat dilakukan tidak terbatas. egitu banyak kemungkinan yang dapat dicapai, baik dari segi kandungan material, permukaan, bentuk, dan fungsi. Seringkali kegagalan justru memberikan inspirasi baru bagi kriyawan keramik. 3. Material bone-china merupakan material yang memiliki berbagai jenis bergantung pada sumber pengambilan bahannya. Namun material ini memiliki satu karakteristik yang sama, yaitu efek translusen. enggabungan beberapa jenis bone-china yang berbeda dapat menghasilkan visual yang beragam dan menarik. 9

10 4. Selain sebagai penerangan, cahaya mampu memberikan nuansa-nuansa tertentu pada ruang interior sehingga mood yang diharapkan dapat muncul di ruangan tersebut. Hal ini dapat dicapai dengan mengatur arah cahaya dan bayangan, salah satunya dengan memanfaatkan efek translusen yang dimiliki oleh material bone-china. 5. Gaya Art Nouveau sebagai tema visual dari karya dapat ditonjolkan dengan baik dengan efek translusen yang dimiliki oleh material bone-china. Sehingga produk perangkat pencahayaan sebagai output akhir sesuai dengan kebutuhan studi kasus karya Tugas Akhir ini. 5.2 Teknik roduksi 1. Tanah bone-china memiliki karakteristik bodi yang lemah saat pembakaran sehingga mudah. Dibutuhkan ceramic fiber untuk menahan bodi keramik saat pembakaran. Selain itu, sifat dapat pula dimanfaatkan untuk visual dari produk apabila mampu dikendalikan. 2. Tanah bone-china yang digunakan oleh penulis membutuhkan suhu yang tinggi untuk semakin terlihat translusen, yaitu suhu 1200 hingga 1230 derajat Celcius. Sehingga pada proses pembakaran, harus diperhatikan dengan seksama. 3. Saat pembakaran, bone-china sangat rentan terhadap thermal shock sehingga proses kenaikan suhu tidak boleh terlalu drastis perubahannya. Hal ini juga berlaku saat pendinginan dan saat produk dikeluarkan dari dalam tungku. 4. Hal-hal yang tidak terduga dalam proses produksi dapat ditanggulangi dengan selalu mengadakan ujicoba terlebih dahulu sebelum membuat produk akhir. Kegagalan yang terjadi dapat menjadi pembelajaran untuk proses selanjutnya. UCAAN TERIMA KASIH Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya dalam Mata Kuliah Tugas Akhir rogram Studi Sarjana Kriya Keramik FSRD IT. roses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh pembimbing Dr. Ahadiat Joedawinata dan Deni Yana, M.Sn. DAFTAR USTAKA Conran, Sebastian & Mark, ond Soma asics Lighting. London: Octopus ublishing Group. Chappell, James The otter s Complete ook of Clay and Glazes. New York: Watson-Guptill ublications. Schmutzler, Robert Art Nouveau. London: Thames and Hudson Ltd. Setiyono, ambang Art Nouveau dalam Interior, Skripsi Desain Interior. andung Suparta, Adnan Ross Rekayasa ahan Keramik. andung: enerbit IT. Wheeler, William Art Nouveau Decorative FLowers. aris: L'Aventurine. 10

APLIKASI MOTIF DAN TEKSTUR EMBROIDERY PADA PEERANGKAT PENCAHAYAAN DENGAN MATERIAL BONE CHINA

APLIKASI MOTIF DAN TEKSTUR EMBROIDERY PADA PEERANGKAT PENCAHAYAAN DENGAN MATERIAL BONE CHINA APLIKASI MOTIF DAN TEKSTUR EMBROIDERY PADA PEERANGKAT PENCAHAYAAN DENGAN MATERIAL BONE CHINA Kania Diedra Ismi Dr. Ahadiat Joedawinata Program Studi Sarjana Kriya Keramik, Fakultas Seni Rupa dan Desain

Lebih terperinci

BAB III PROSES BERKARYA

BAB III PROSES BERKARYA BAB III PROSES BERKARYA Terdapat beberapa tahapan yang saya lalui dalam menciptakan karya tugas akhir ini. Beberapa tahapan tersebut meliputi gagasan saya dalam berkarya, pendekatan material dan teknik

Lebih terperinci

PENGARUH REVOLUSI INDUSTRI TERHADAP PERKEMBANGAN DESAIN MODERN. Didiek Prasetya M.Sn

PENGARUH REVOLUSI INDUSTRI TERHADAP PERKEMBANGAN DESAIN MODERN. Didiek Prasetya M.Sn PENGARUH REVOLUSI INDUSTRI TERHADAP PERKEMBANGAN DESAIN MODERN Didiek Prasetya M.Sn Sejarah Perkembangan Desain Setelah Revolusi Industri Arts and Crafts Movement (1850-1900) Revolusi Industri yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak zaman prasejarah manusia sudah mengenal hiasan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Sejak zaman prasejarah manusia sudah mengenal hiasan yang berfungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman prasejarah manusia sudah mengenal hiasan yang berfungsi untuk memperindah sesuatu atau sebagai simbol yang mengandung makna untuk mencapai sesuatu yang ada

Lebih terperinci

Art Nouveau. Ciri-ciri

Art Nouveau. Ciri-ciri Art Nouveau adalah sebuah aliran / style seni rupa modern yang marak pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 di Eropa daratan. Art nouveau merupakan lanjutan dari Art and craft movement. Abad ke-20 merupakan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI. Perubahan terjadi seiring dengan perkembangan gaya hidup masyarakat

BAB IV PROSES PRODUKSI. Perubahan terjadi seiring dengan perkembangan gaya hidup masyarakat BAB IV PROSES PRODUKSI 4.1 Ide Karya Perubahan terjadi seiring dengan perkembangan gaya hidup masyarakat yang menjadi serba praktis dan semakin individual, yang membuat teko menjadi sangat jarang digunakan.

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DESIGNER TOYS KERAMIK. Proses produksi karya akhir memanfaatkan hasil studi terpilih, baik

BAB IV PROSES PEMBUATAN DESIGNER TOYS KERAMIK. Proses produksi karya akhir memanfaatkan hasil studi terpilih, baik BAB IV PROSES PEMBUATAN DESIGNER TOYS KERAMIK Proses produksi karya akhir memanfaatkan hasil studi terpilih, baik dari bentuk maupun material. Berikut ini adalah proses produksi designer toys keramik.

Lebih terperinci

BATUAN AGATE SEBAGAI INSPIRASI PADA PERHIASAN KERAMIK MENGGUNAKAN KOMBINASI MATERIAL LOGAM DENGAN TEKNIK AGATEWARE

BATUAN AGATE SEBAGAI INSPIRASI PADA PERHIASAN KERAMIK MENGGUNAKAN KOMBINASI MATERIAL LOGAM DENGAN TEKNIK AGATEWARE BATUAN AGATE SEBAGAI INSPIRASI PADA PERHIASAN KERAMIK MENGGUNAKAN KOMBINASI MATERIAL LOGAM DENGAN TEKNIK AGATEWARE Tania Andina Kardin Deni Yana, S.Sn, M.sn Program Studi Sarjana Kriya Keramik, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Latar Belakang Wallpaper adalah sejenis bahan yang digunakan untuk melapisi dan menghias dinding untuk kebutuhan interior rumah, kantor, atau fungsi bangunan

Lebih terperinci

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 5.1 Konsep Citra Ruang Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruangan yang memberikan suasana kondusif kepada pengguna perpustakaan. citra ruang dimana pengguna

Lebih terperinci

IV. KONSEP PERANCANGAN

IV. KONSEP PERANCANGAN IV. KONSEP PERANCANGAN A. Ide Desain Perancangan Ide ini muncul dari teman penulis yang memang mempunyai suatu usaha dari produk lampu hias. Walaupun teman penulis usahanya lampu hias ruangan, akan tetapi

Lebih terperinci

BAB 3. Metode Perancangan

BAB 3. Metode Perancangan BAB 3 Metode Perancangan 3.1 Metodologi Desain 3.1.1 Mind Mapping Mind mapping merupakan hasil pemikiran ide yang dimulai dari pokok permasalahan kemudian dijabarkan menjadi beberapa pokok permalasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Benda keramik sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari hari, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Benda keramik sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari hari, seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Benda keramik sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari hari, seperti berbagai peralatan dapur, rumah tangga, bahan bangunan, benda benda perlengkap interior

Lebih terperinci

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teori Penulis menjadikan burung hantu sebagai sumber tema dalam penciptaan karya seni karena burung hantu memiliki beragam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia memiliki tingkat mobilitas yang semakin tinggi sehingga mereka rentan mengalami kejenuhan. Berbagai cara dilakukan untuk mengatasi kejenuhan seperti

Lebih terperinci

2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA

2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai negara kaya akan sumber daya alam mineral. Berbagai macam bahan mineral yang banyak ditemukan diantaranya berupa batuan sedimen,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan Perancangan desain produk furnitur rak buku dengan gaya pop art, furnitur yang dibuat ialah furnitur rak buku dengan menampilkan berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fina Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fina Lestari, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keanekaragaman budaya yang dimiliki Bangsa Indonesia menjadi warisan budaya untuk mengembangkan dan membangun identitas bangsa dalam mempertahankan eksistensinya

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BEBAS) ABSTRAK

PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BEBAS) ABSTRAK PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BEBAS) ABSTRAK Berbagai teknik pembentukan produk benda keramik dapat dilakukan, diantaranya adalah dengan teknik pijit (pinching), teknik pilin (coiling),

Lebih terperinci

BAB III GAGASAN KARYA DAN PROSES BERKARYA

BAB III GAGASAN KARYA DAN PROSES BERKARYA BAB III GAGASAN KARYA DAN PROSES BERKARYA 3.1 Gagasan Karya Setelah melihat fenomena-fenomena pada bab sebelumnya, maka gagasan karya penulis ini muncul sebagai ungkapan mengkritisi fenomena-fenomena tersebut.

Lebih terperinci

BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious

BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious BAB IV SINTESA PEMBAHASAN 4.1 Gaya Dan Tema Perancangan Menentukan jenis tema merupakan langkah awal dalam membangun suatu ruangan. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada klien akan interior Hotel Mulia

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Ilustrasi berasal dari kata latin illustrare yang berarti menerangi atau memurnikan, Ilustrasi adalah sebuah citra yang dibentuk untuk memperjelas sebuah informasi

Lebih terperinci

EKSPLORASI IMAJINASI MASA KECIL PADA TEKO

EKSPLORASI IMAJINASI MASA KECIL PADA TEKO PENGANTAR KARYA STRATA 1 EKSPLORASI IMAJINASI MASA KECIL PADA TEKO Disusun oleh : Kiki Aditama 17202017 Dosen Pembimbing: Alberta Haryudant, S.Sn., MA. Drs. Adnan Ross Suparta. PROGRAM STUDI KRIYA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 189 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Penentuan konsep perancangan interior didasarkan atas analisa dan pertimbangan beberapa faktor yang telah dibahas pada bab 2 yaitu tinjauan museum

Lebih terperinci

TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH

TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH ARFIEL ZAQTA SURYA 13-57 Teori dan konsep interior desain merupakan sebuah gagasan atau dasar pemikiran desainer di dalam memecahkan permasalahn atau problem desain. Konsep desain

Lebih terperinci

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai BAB V KONSEP DESAIN 5.1 Konsep Citra Konsep merupakan solusi dari permasalahan desain yang ada. Oleh karena itu, dalam pembuatan konsep harus mempertimbangkan mengenai simbolisasi, kebutuhan pengguna,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagai denah khusus dengan tujuan pendalaman lebih pada kedua bidang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagai denah khusus dengan tujuan pendalaman lebih pada kedua bidang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dalam perancangan interior Hotel Mulia ini, penulis membatasi ruang lingkup perancangan dengan mengambil lobby dan kamar tamu pada hotel ini sebagai denah khusus

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pusat es krim merupakan fasilitas yang dirancang untuk penikmat es krim. Pusat es krim menyediakan berbagai jenis es krim dan kebutuhan mengenai es krim bagi masyarakat terutama

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA

BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA 3.1 Tema dan Penggayaan Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Rusia merupakan sebuah sarana yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 Referensi karya. Penulis juga membuat studi banding dari beberapa buku Jakarta yang ada ditoko buku seperti :

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 Referensi karya. Penulis juga membuat studi banding dari beberapa buku Jakarta yang ada ditoko buku seperti : BAB IV ANALISA DATA 4.1 Referensi karya Penulis juga membuat studi banding dari beberapa buku Jakarta yang ada ditoko buku seperti : Jelajah Masa Lalu Lewat Wisata Sejarah Gambar 3.3 Buku Jelajah Masa

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Ide Perancangan Desain Setiap keluarga memiliki kebiasaan yang berbeda, kebiasaan-kebiasaan ini secara tidak langsung menjadi acuan dalam memilih furnitur yang ada di dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Teknik Penciptaan Boneka Pertunjukkan Keramik Tokoh Tokoh

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Teknik Penciptaan Boneka Pertunjukkan Keramik Tokoh Tokoh 140 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Teknik Penciptaan Boneka Pertunjukkan Keramik Tokoh Tokoh Babad Pakuan (Guru Gantangan). Di dalam proses penciptaan boneka pertunjukkan keramik tokoh tokoh Babad Pakuan

Lebih terperinci

APARTEMEN. LU 74 m 2

APARTEMEN. LU 74 m 2 LU 74 m 2 Area makan dengan meja yang menyatu dengan kabinet dapur. Di area ini, setiap jengkalnya dimanfaatkan optimal sebagai tempat penyimpanan. Saat tidak digunakan, meja makan dapat dilipat ke atas

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Hasil rancangan ini diharapkan dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi para pengguna untuk meningkatkan kualitas tidur secara maksimal. Dari

Lebih terperinci

KLINIK ULTRAMODERN Penulis : Imelda Anwar Fotografer : M. Ifran Nurdin

KLINIK ULTRAMODERN Penulis : Imelda Anwar Fotografer : M. Ifran Nurdin 01 02 KLINIK ULTRAMODERN Penulis : Imelda Anwar Fotografer : M. Ifran Nurdin Good design is good business. Inilah yang terwujud pada desain klinik yang berhasil mengakomodasi kegiatan konsultasi dokter

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya terbaik guna mempersiapakan masa depan sang anak adalah mengenalkan pendidikan kepada anak di usia dini, karena pada masa usia dini anak mulai peka/sensitif untuk

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PE A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK 1. Keramik Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani Keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah

Lebih terperinci

BAB III STUDI LAPANGAN. Syariah Hotel Lor In Solo adalah sebuah Hotel syariah berbintang 4

BAB III STUDI LAPANGAN. Syariah Hotel Lor In Solo adalah sebuah Hotel syariah berbintang 4 BAB III STUDI LAPANGAN III. III. A. OBSERVASI A.1. Syariah Hotel Lor In Solo Syariah Hotel Lor In Solo adalah sebuah Hotel syariah berbintang 4 terbesar di kota Solo. Hotel yang memiliki luasan yang tidak

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN

BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN V.1 Konsep Perancangan Interior V.1..1 Konsep Desain Perancangan interior untuk Interior Design Department of Binus University ini memiliki tema Dynamic

Lebih terperinci

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic,

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic, BAB.IV. KONSEP DESAIN IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic, Refreshing, berarti tidak kaku, mampu memotivasi pengguna Relaxing, mampu

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic BAB V KONSEP 5.1 Kerangka Konsep Konsep Sekolah Fotografi Darwis Triadi adalah sebuah sekolah fotografi yang didirikan oleh seorang fotografer profesional bernama Andreas Darwis Triadi pada tahun 2003.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan Ibukota Negara yang berkembang pesat dan menjadi pusat dari segala macam aktifitas. Jakarta merupakan metropolitan terbesar di Asia Tenggara yang

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1

BAB 1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Negara Cina yang merupakan salah satu dengan penduduk terbanyak di dunia memiliki berbagai seni budaya maupun mitos yang masih sangat kental. Acara-acara besar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Sejak zaman purba, manusia sudah mulai menghias benda-benda yang mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk membuat suatu benda agar nampak

Lebih terperinci

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III BAB III KONSEP DESAIN Sebagaimana fungsinya sebagai Museum Budaya Propinsi Jawa Barat, museum ini mewakili kebudayaan Jawa Barat, sehingga tema yang diangkat adalah Kesederhanaan Jawa Barat dengan mengadaptasi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Kerangka Berpikir Konsep Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep 105 106 Dari kerangka berpikir diatas dapat penulis memilih konsep Batik Pekalongan : The Diversity of Culture

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Gaya dan Tema Perancangan Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya modern etnik. Pemilihan gaya modern etnik berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Masjid merupakan tempat peribadatan umat muslim yang dapat kita temukan di mana-mana di seluruh dunia. Masjid selain sebgai tempat peribadatan juga telah menjadi

Lebih terperinci

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen.

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen. BENTUK Bentuk yang digunakan dapat berupa transformasi dari bentuk Tongkonan, ragam hias tradisional Makassar dan Toraja, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan budaya Makassar dan Toraja. Untuk menciptakan

Lebih terperinci

TINJAUAN TEKNIS KERAMIK SEBAGAI ALAT SAJI BUBUR TRADISIONAL ABSTRAK

TINJAUAN TEKNIS KERAMIK SEBAGAI ALAT SAJI BUBUR TRADISIONAL ABSTRAK TINJAUAN TEKNIS KERAMIK SEBAGAI ALAT SAJI BUBUR TRADISIONAL ABSTRAK Banyak istilah keramik seperti gerabah, pottery, terracotta, stoneware, porselin dan lainnya. Keramik merupakan semua barang yang dibuat

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BANDUNG CITY HOTEL. di kota Bandung mulai dari pemerintahan pusat daerah, pendidikan,

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BANDUNG CITY HOTEL. di kota Bandung mulai dari pemerintahan pusat daerah, pendidikan, BAB IV KONSEP PERANCANGAN BANDUNG CITY HOTEL 4.1. Fungsi Perancangan Perkembangan kota Bandung yang sangat pesat karena mudahnya sarana transportasi baik darat maupun udara yang dapat ditempuh menuju kota

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Konsep Sebuah konsep desain tempat pendidikan yang ramah lingkungan dengan membawa suasana yang asri membawa kehangatan keluarga dalam sebuah wadah pendidikan. Anak anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam siklus hidupnya tidak dapat melepaskan diri dari busana. Busana merupakan salah satu penunjang yang digunakan manusia agar bisa berinteraksi dan berkomunikasi

Lebih terperinci

METODE PENCIPTAAN KARYA. A. Implementasi Teoritis. riset yang terkait dengan informasi dan data yang akan digunakan untuk

METODE PENCIPTAAN KARYA. A. Implementasi Teoritis. riset yang terkait dengan informasi dan data yang akan digunakan untuk III. METODE PENCIPTAAN KARYA A. Implementasi Teoritis 1. Tematik Pembuatan sebuah karya seni keramik sebelumnya telah dilakukan riset yang terkait dengan informasi dan data yang akan digunakan untuk menunjang

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui

Lebih terperinci

Putih Abu Hitam Coklat

Putih Abu Hitam Coklat KONSEP PERANCANGAN RUANG DALAM Tema yang saya terapkan pada tugas Perancangan Ruang Dalam ini adalah konsep Kontemporer. Karakteristik dari konsep kontemporer adalah konsep ruang yang terkesan terbuka

Lebih terperinci

Konsep Lantai. Studio Balet. Area Lobby. Perpustakaan. Tugas Akhir. Perancangan Interior Sekolah Balet di Surabaya dengan Nuansa Fairy

Konsep Lantai. Studio Balet. Area Lobby. Perpustakaan. Tugas Akhir. Perancangan Interior Sekolah Balet di Surabaya dengan Nuansa Fairy Konsep Lantai Studio Balet Lantai dengan konsep Fairy biasanya berkesan mewah. Mewah karena berdasarkan pada kehidupan putri dan pangeran di dalam kastil yang megah dan indah Aplikasi konsep fairy tale

Lebih terperinci

PELATIHAN MEMBUAT RAGAM HIAS KERAJINAN KERAMIK DI DESA SANDI KECAMATAN PATTALASSANG KABUPATEN TAKALAR

PELATIHAN MEMBUAT RAGAM HIAS KERAJINAN KERAMIK DI DESA SANDI KECAMATAN PATTALASSANG KABUPATEN TAKALAR PKMM-1-10-1 PELATIHAN MEMBUAT RAGAM HIAS KERAJINAN KERAMIK DI DESA SANDI KECAMATAN PATTALASSANG KABUPATEN TAKALAR A. Syamsul Asti, Andi Fajar Asti, Supriadi, R Universitas Negeri Makassar, Makassar ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni Kota Yogyakarta merupakan kota yang terkenal dengan anekaragam budayanya, seperti tatakrama, pola hidup yang

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN 5.1 KONSEP 5.1.1 Ide Dasar Perancangan Konsep Desain merupakan salah satu proses dalam tahapan mendesain. Pada Gaya yang di angkat untuk penerapan desain playgroup ini adalah

Lebih terperinci

KONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO

KONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO KONSEP MAKRO & KONSEP MAKRO Pemilihan langgam Post-modern di rasa lebih sesuai pengaplikasian nya pada konsep desain interior clubhouse eastcoast residence ini, ditambah dengan nuansa natural. Konsep ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN TESA APRILIANI, 2015 APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK RUANGAN

BAB I PENDAHULUAN TESA APRILIANI, 2015 APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK RUANGAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia merupakan salah satu negara yang mengikuti perkembangan mode (trend) di dunia. Menurut buku Perancangan Buku Ilustrasi Motif Navajo pada Pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan pariwisata di kota Bandung sebagai ibukota provinsi Jawa Barat semakin mengalami peningkatan. Hal ini dapat terlihat dari padatnya pintu tol Pasteur sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memanjakan diri, sehingga membuat masyarakat menjadi jenuh. Waktu liburan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. memanjakan diri, sehingga membuat masyarakat menjadi jenuh. Waktu liburan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Aktivitas terlalu padat dan kurangnya refreshing serta waktu untuk bersantai dan memanjakan diri, sehingga membuat masyarakat menjadi jenuh. Waktu liburan

Lebih terperinci

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1 0.15 8.60 2.88 Pada area lantai,1 ruang parkir di perluas dari yang sebelumnya karena faktor jumlah kendaraan pada asrama yang cukup banyak. Terdapat selasar yang difungsikan sebagai ruang tangga umum

Lebih terperinci

A. Implementasi Teoritik

A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Lebah Madu adalah serangga kaya manfaat, dalam klasifikasi dunia binatang, lebah dimasukan dalam Ordo Hymenoptera yang artinya sayap bening.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel merupakan salah satu bangunan yang ditujukan untuk singgah dalam jangka waktu sementara dengan layanan dan fasilitas lainnya. Sebagai pokok akomodasi yang terdiri

Lebih terperinci

BAB V APLIKASI HASIL EKSPERIMEN PADA PRODUK AKSESORIS

BAB V APLIKASI HASIL EKSPERIMEN PADA PRODUK AKSESORIS BAB V APLIKASI HASIL EKSPERIMEN PADA PRODUK AKSESORIS Bentuk-bentuk yang didapat dari hasil eksperimen yang telah dilakukan kemudian dikonsepkan untuk dapat dijadikan suatu produk yang sesuai dengan karakter

Lebih terperinci

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I. BAB I. GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. Pendahuluan BATU PUTIH. GALERI SENI UKIR BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a. Kelayakan Proyek Daerah Istimewa Yogyakarta secara geografis berada di pesisir pantai

Lebih terperinci

7.4 Avant Garde Avant Garde buka suatu aliran dalam seni lukis, melainkan gaya yang berkembang dalam dunia fashion serta bergerak ke desain grafis

7.4 Avant Garde Avant Garde buka suatu aliran dalam seni lukis, melainkan gaya yang berkembang dalam dunia fashion serta bergerak ke desain grafis 7.4 Avant Garde Avant Garde buka suatu aliran dalam seni lukis, melainkan gaya yang berkembang dalam dunia fashion serta bergerak ke desain grafis Avant Garde dalam bahasa Perancis berarti "garda terdepan"

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu manusia dalam melakukan segala kegiatannya sehari-hari. Pertama kali,

BAB I PENDAHULUAN. membantu manusia dalam melakukan segala kegiatannya sehari-hari. Pertama kali, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Cahaya merupakan sumber kehidupan bagi setiap manusia. Cahaya sangat membantu manusia dalam melakukan segala kegiatannya sehari-hari. Pertama kali, manusia menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki potensi cadangan tanah liat sangat besar dan tersebar hampir di seluruh daerah. Melimpahnya tanah liat di beberapa daerah membuat masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. Sepanjang sejarah, manusia tidak terlepas dari seni. Karena seni adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan 73 BAB IV KONSEP DESAIN IV.1 Konsep Ruang (Citra Ruang) Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan dengan bergaya futurisctic. Konsep fun ini diartikan sebagai sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bandara merupakan tempat dimana pesawat tinggal landas dan mendarat, dengan bangunan yang berfungsi sebagai tempat menyelesaikan segala macam administrasi

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) F-133

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) F-133 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) F-133 Desain Interior Sinepleks Brylian Plaza Kendari Berkonsep New Experience dengan Langgam Neo-Gothic R. Adi Wardoyo, Firman

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Gaya dan Tema Perancangan Gaya dan tema dari perancangan interior Sekolah Lukis Ohayo ini mengarah pada gaya modern pop art. Pemilihan gaya modern pop art karena gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rupa terdiri dari dua jenis yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan.

BAB I PENDAHULUAN. rupa terdiri dari dua jenis yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah hasil karya cipta manusia yang memiliki nilai estetik dan nilai artistik. Karya seni rupa tercipta dengan mengolah konsep titik, garis, bidang,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN Dalam sebuah proses desain, perancangan Meja Tulis Minimalis dan Kursi Taman Minimalis ini di buat dengan menggunakan beberapa metode yang mengacu kepada konsep perancangan. Suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Pos Indonesia yang selanjutnya disebut Kantor Pos merupakan badan usaha milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang layanan sarana komunikasi seperti mengirimkan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1.1 Konsep Perencanaan Dan Perancangan Proyek perencanaan dan perancangan untuk interior SCOOTER OWNERS GROUP INDONESIA Club di Bandung ini mengangkat tema umum

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN LAPANGAN

BAB III KAJIAN LAPANGAN BAB III KAJIAN LAPANGAN A. Ieke Coffe and Gelato (survei café es krim) 1. Lokasi: Jl. Yos Sudarso No. 197 Solo. Merupakan jalan utama ke arah Solo Baru. Letaknya di pinggir jalan. 2. Aktivitas a. Pengunjung:

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA SENI KRIYA BERJUDUL: PRADA

DESKRIPSI KARYA SENI KRIYA BERJUDUL: PRADA DESKRIPSI KARYA SENI KRIYA BERJUDUL: PRADA Judul : Prada Ukuran : 100x100 cm Tahun : 2010 Media : Batik di atas kain Dipamerkan pada acara Pameran Karya Seni Batik tingkat Nasional di Hall Rektorat UNY

Lebih terperinci

UKDW BAB 1. PENDAHULUAN

UKDW BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kayu merupakan bahan yang paling banyak digunakan untuk keperluan konstruksi. Kebutuhan kayu yang terus meningkat dan potensi hutan yang terus berkurang menuntut penggunaan kayu secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang mempunyai berbagai macam kebutuhan, antara lain sandang, pangan, dan papan. Sandang merupakan kebutuhan primer yang digunakan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sejarah beserta peninggalannya. Candi merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang tidak dapat lepas nilai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Project Pada zaman sekarang ini, manusia selalu memperoleh tekanan untuk bertahan hidup. Tekanan untuk bertahan hidup ini mendorong manusia

Lebih terperinci

BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik. ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan

BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik. ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik 4.1 Tema Tema yang diambil dalam perancangan Museum Mobil Klasik ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan Industrial. Vintage

Lebih terperinci

Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN

Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN 4.1. Konsep Desain 4.1.1 Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep Sumber : Analisa Pribadi 4.1.2 Tema Tema yang di gunakan dalam perancangan ini adalah bee (lebah).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anyaman rata, anyaman soumak, anyaman giordes, dan anyaman ikal. Anyaman

BAB I PENDAHULUAN. anyaman rata, anyaman soumak, anyaman giordes, dan anyaman ikal. Anyaman digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Tapestri adalah suatu karya pertenunan dari benang yang berwarna dan tidak berwarna yang biasanya difungsikan untuk bahan penutup lantai,

Lebih terperinci

2015 KAJIAN VISUAL KERAMIK GEOMETRIS KARYA NATAS SETIABUDHI

2015 KAJIAN VISUAL KERAMIK GEOMETRIS KARYA NATAS SETIABUDHI 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia tidak akan terlepas dari budaya. Keragaman budaya sebagai warisan Nusantara agar masyarakat untuk tetap melestarikan dan menjaga eksistensinya baik

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB III KONSEP PERANCANGAN A. BAB III KONSEP PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Perancangan Motif teratai sebagai hiasan tepi kain lurik Sumber Ide teratai Identifikasi Masalah 1. Perancangan motif teratai sebagai hiasan tepi pada

Lebih terperinci

BAB 4. Analisis dan Bahasan

BAB 4. Analisis dan Bahasan BAB 4 Analisis dan Bahasan 4.1 Konsep Perancangan Makanan kini tak lagi hanya menjadi sekedar pengisi perut. Masyarakat kini menyadari makanan dengan segi kultural yang varian telah menjadi lifestyle yang

Lebih terperinci

A. IDE GAGASAN PERANCANGAN

A. IDE GAGASAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DESAIN A. IDE GAGASAN PERANCANGAN Perencanaan dan perancangan Music Center ini merupakan proyek perancangan fasilitas komersial yang dapat menunjang kegemaran masyarakat terhadap band The

Lebih terperinci

1. Seni Rupa 2 Dimensi

1. Seni Rupa 2 Dimensi UAS SENI RUPA SMT 1 KELAS 12 1. Seni Rupa 2 Dimensi Ø Karya seni yang hanya memiliki dimensi memanjang dan melebar Ø Hanya dapat dilihat dari 1 sudut pandang A. Karya Seni 2 Dimensional : 1. Gambar/sketsa

Lebih terperinci

STUDI PUSTAKA PSIKOLOGI WARNA

STUDI PUSTAKA PSIKOLOGI WARNA STUDI PUSTAKA PSIKOLOGI WARNA 2.6 Psikilogi Warna Pada Ruang Psikologi warna menurut Hideaki Chijawa dalam bukunya "Color Harmony" : a. Warna hangat : merah, kuning, coklat, jingga. Dalam lingkaran warna

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis 1. Tema Karya yang di Angkat Penulis mengangkat bentuk visualisasi gaya renang indah ke dalam karya seni grafis karena berenang merupakan salah satu bagian

Lebih terperinci