PELAKSANAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA (PMR) DALAM MENUMBUHKAN KEPEDULIAN SOSIAL SISWA SMA NEGERI 1 MALANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELAKSANAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA (PMR) DALAM MENUMBUHKAN KEPEDULIAN SOSIAL SISWA SMA NEGERI 1 MALANG"

Transkripsi

1 PELAKSANAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA (PMR) DALAM MENUMBUHKAN KEPEDULIAN SOSIAL SISWA SMA NEGERI 1 MALANG THE IMPLEMENTATION OF EXTRACURRICULAR ACTIVITY OF YOUTH RED CROSS ORGANIZATION IN GROWING UP SOCIAL CARE OF STATE SENIOR HIGH SCOOL 1 MALANG Ismakhil Makhfudho Universitas Negeri Malang ismakhilisma@yahoo.com Abstract: Extracurricular of Youth Red Cross (PMR) is one of extracurricular in the part of Red Crossness where extracurricular of Youth Red Cross (PMR) is a container coaching young members with the purpose of establishing and developing the character of PMR members and guided by PMR Tribakti and the princip of Red Crossness to become volunteer. in the nex future. This study aims to determine the implementation of extracurricular activities of the Youth Red Cross (PMR) in the growing social care of students in SMA Negeri 1 Malang. The procedures of Data collection using the observation method, interviews, and documentation. The conclusions are that, the implementation of the Youth Red Cross extracurricular activities can grow social care to the students of SMA Negeri 1 Malang, through forms of employment programs or activities that exist in extracurricular of Wira PMR Unit SMAN 1 Malang. Keyword: Extracurricular of Youth Red Cross (PMR), Social Care, SMA Negeri 1 Malang Abstrak: Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) merupakan salah satu ekstrakurikuler yang bergerak dibidang kepalangmerahan dimana ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) adalah wadah pembinaan anggota remaja dengan tujuan membangun dan mengembangkan karakter anggota PMR yang berpedoman pada tribakti PMR dan prinsip kepalangmerahan untuk menjadi relawan masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) dalam menumbuhkan kepedulian sosial siswa SMA Negeri 1 Malang. Prosedur pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Diperoleh kesimpulan bahwa, pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja dapat menumbuhkan kepedulian sosial siswa SMA Negeri 1 Malang, melalui bentuk-bentuk program kerja atau kegiatan-kegiatan yang ada di ekstrakurikuler PMR Wira Unit SMA Negeri 1 Malang. Kata Kunci: Ekstrakurikuler PMR, Kepedulian Sosial, SMA Negeri 1 Malang 1

2 Konsep pendidikan dikembangkan melalui mekanisme proses belajar mengajar yang disebut sekolah, dimana sekolah merupakan tempat menuntut ilmu, guna memiliki pengetahuan akademik maupun non akademik, selain itu sekolah memiliki peranan sebagai media pengembangan diri, pengembangan kreativitas, dan pembentukan watak atau karakter dari peserta didik. Peran dan fungsi sekolah membentuk dan mempengaruhi proses tumbuh kembang anak yang dikelola melalui proses manajemen sekolah. Salah satu upaya untuk mewujudkan manajemen sekolah yang baik adalah dengan mengadakan kegiatan ekstrakurikuler. Menurut Munandar (2004:105) Kegiatan Ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial, serta potensi dan prestasi peserta didik Kegiatan ekstrakurikuler diharapkan mampu memenuhi kebutuhan yang diminati siswa untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang pada suatu saat nanti berguna bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kegiatan ekstrakurikuler juga dikembangkan pengalaman-pengalaman yang bersifat nyata, yang dapat membawa siswa pada kesadaran pada diri sendiri, kesadaran pada sesama, kesadaran pada Tuhan, dengan kata lain kegiatan ekstrakurikuler dapat meningkatkan aspek kecerdasan sosial maupun kecerdasan emosional. Berkaitan dengan aspek kecerdasan sosial, salah satu sikap yang terbentuk adalah berupa kepedulian sosial yang muncul dalam kegiatan ekstrakurikuler, yang nantinya akan memberikan kontribusi penting dalam memupuk kesadaran nasional. Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) merupakan salah satu ekstrakurikuler yang bergerak dibidang kepalangmerahan dimana ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) adalah wadah pembinaan dan pengembangan anggota remaja dengan tujuan membangun dan mengembangkan karakter anggota PMR yang berpedoman pada Tribakti PMR dan 7 Prinsip Kepalangmerahan untuk menjadi relawan masa depan.ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) 2

3 bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai yang baik secara langsung kepada peserta didik. Hal ini termasuk pada kepedulian sosial melalui interaksi bersama peserta didik yang lainnya. PMR merupakan organisasi binaan dari PMI (Palang Merah Indonesia) yang bertujuan untuk menyiapkan remaja untuk dibentuk menjadi relawan masa depan. Berdasarkan uraian di atas, jika dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja dapat menumbuhkan salah satu aspek kecerdasan sosial yaitu berupa sikap kepedulian sisoal, maka para siswa akan tumbuh menjadi generasi muda yang memiliki kepribadian yang mulia sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Selain itu agar para generasi muda tidak kehilangan identitas bangsa Indonesia yang selama ini telah menjadi ciri khas dan kepribadian bangsa. METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini bertujuan untuk membuat deskripsi mengenai pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) dalam menumbuhkan kepedulian sosial siswa, dan hasil dari penelitian ini digambarkan dengan menggunakan narasi atau kata-kata. Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian yang dilakukan secara wajar dan natural sesuai dengan kondisi objektif di lapangan tanpa adanya manipulasi, serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kualitatif (Arifin, 2012:140). Jenis Penelitian ini tergolong dalam penelitian deskriptif. Kehadiran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai perancang penelitian, dan pelaksana di lapangan yang akan mencari informasi terkait dengan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR dalam menumbuhkan kepedulian sosial siswa SMA Negeri 1 Malang. Penelitian ini mengambil lokasi di SMA Negeri 1 Malang yang berada di jalan Tugu Utara 1 Malang. Sumber data dari penelitian ini ada 2 macam yaitu sumber data primer yang diperoleh dari wawancara dan observasi pada saat kegiatan ekstrakurikuler PMR berlangsung, kemudian sumber data sekunder, diperoleh dari hasil dokumentasi yang meliputi 3

4 program kerja PMR, laporan pertanggung jawaban PMR, foto-foto kegiatan PMR, laporan kegiatan PMR. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara, yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi, gejala-gejala atau aspek-aspek yang muncul berkaitan dengan permasalahan yang dikaji. Wawancara dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan data ataupun informasi secara sistematis dan menyeluruh mengenai pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) dalam menumbuhkan kepedulian sosial siswa SMA Negeri 1 Malang. Dokumentasi digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh pada saat melakukan penelitian di lapangan, dalam hal ini dokumentasi digunakan untuk memperkuat hasil penelitian sehingga menjadi lebih akurat. Analisi data dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (verifikasi data). Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2011:248) menjelaskan bahwa analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan dua cara yaitu perpanjangan keikutsertaan, ketekunan/keajegan pengamatan. HASIL Gambaran Umum SMA Negeri 1 Malang SMA Negeri 1 Malang adalah Sekolah Menengah Atas Negeri, yang terletak di jalan Tugu Utara No. 1, Malang, Jawa Timur, Indonesia. Bersamasama dengan SMA Negeri 4 dan SMA Negeri 3, mereka dikenal dengan julukan SMA Tugu, dikarenakan terletak di jalan Tugu yang terkenal di Malang. SMA Negeri 1 Malang merupakan salah satu sekolah favorit atau sekolah unggulan di kota Malang. Sekolah Menengah Atas Negeri ini secara berkesinambungan terus berpacu dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan pelaksanaan pendidikan, 4

5 sehingga saat ini menjadi salah satu kompleks sekolah yang sangat favorit di kota Malang. SMA Negeri 1 Malang dikenal dengan berbagai macam prestasinya, baik prestasi dalam bidang akademik maupun nonakademik, baik ditingkat regional maupun nasional. Siswa siswi SMA Negeri 1 Malang kerap kali menjuarai lombalomba yang diadakan ditingkat regional maupun nasional. Bahkan dalam beberapa tahun ini, SMA Negeri 1 Malang sudah mengirimkan siswa-siswinya untuk mengikuti pertukaran pelajar di Jerman. SMA Negeri 1 Malang memiliki siswa siswi yang sangat berpotensi dalam berbagai bidang, baik dibidang sains, teknologi, sastra,dan lain sebagainya. Dengan berbagai macam potensi yang dimiliki siswa siswi SMA Negeri 1 Malang, pihak sekolah terus berusaha menggali dan mengembangkan potensi-potensi tersebut dengan mengadakan kegiatan intrakulikuler dan ekstrakurikuler. Perencanaan Program Kerja Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja di SMA Negeri 1 Malang. Perencanaan Program Kerja Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja di SMA Negeri 1 Malang di lakukan oleh pihak yang berpengalaman dibidang kepalangmerahan yaitu pelatih PMR dan anggota PMR, dalam hal ini anggota PMR yang dimaksud adalah anggota PMR yang menjabat sebagai pengurus PMR. Program kerja yang telah direncanakan tersebut kemudian dikonsultasikan ke pihak sekolah, pihak sekolah di sini adalah Pembina PMR. Adapun tujuan dari perencanaan program kerja PMR adalah sebagai langkah awal untuk menentukan target-target yang akan dicapai dalam setiap kegiatan PMR. Dengan adanya perencanaan program kerja PMR yang baik, maka dapat membawa organisasi PMR menjadi lebih baik dan bermutu selain itu dapat meningkatkan kemampuan dan kualitas anggota PMR. Perencanaaan program kerja PMR ini dilaksanakan ketika pengurus PMR yang baru telah dilantik pada saat acara SERTIJAB dan Pelantikan Pengurus. 5

6 Bentuk-bentuk Program Kerja Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja di SMA Negeri 1 Malang. Ekstrakurikuler PMR Wira Unit SMA Negeri 1 Malang memiliki beberapa program kerja yang harus dilaksanakan dalam satu tahun kepengurusanberikut adalah bentuk-bentuk kegiatan dari program kerja PMR Wira Unit SMA Negeri 1 Malang. Donor Darah Tugu (DDT, merupakan bentuk kegiatan yang berhubungan dengan kepedulian sosial. Kegiatan DDT (Donor Darah Tugu) dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya dengan melibatkan SMA Negeri 3 Malang dan SMA Negeri 4 Malang, serta bekerjasama dengan pihak PMI Kota Malang. Adapun bentuk kegiatnnya mengikuti alur atau prosedur donor darah. LATBINSAR (Latihan dan Pembinaan Dasar) dan Pelantikan Anggota PMR Wira Unit SMA Negeri 1 Malang, merupakan salah satu kegiatan pembinaan anggota PMR. Adapun bentuk kegiatan dari LATBINSAR dan Pelantikan Anggota ada 2 macam yaitu (1) Diklat Forum; diklat forum ini dilaksanakan di dalam lingkungan SMA Negeri 1 Malang. Adapun kegiatan yang dilakukan pada saat diklat forum ini adalah pertemuan pertama berisi perkenalan antar calon anggota PMR, kemudian pertemuan kedua dan seterusnya diisi dengan latihanlatihan dasar dan simulasi tentang materi-materi kepalangmerahan. (2) Diklat Alam; diklat alam dilaksanakan di luar lingkungan SMA Negeri 1 Malang, tepatnya di Cuban Rondo. Adapun kegiatan yang dilakukan pada saat diklat alam ini adalah menerapkan ilmu-ilmu dan pengalaman-pengalaman yang telah diperoleh pada saat diklat forum dalam serangkaian kegiatan yang telah dibuat oleh panitia,serta melakukan pelantikan anggota baru PMR Wira Unit SMA Negeri 1 Malang. Latihan rutin (LARUT), merupakan salah satu kegiatan pembinaan anggota PMR. Kegiatan ini dilaksanakan secata rutin setiap minggu nya pada hari Rabu dan Kamis. Adapun bentuk kegiatan dalam latihan rutin adalah berupa pemberian ilmu-ilmu kepalangmerahan dan non kepalangmerahan. Siaga kesehatan, merupakan salah satu bentuk kegiatan pembinaan anggota PMR, dengan cara terjun langsung kelapangan untuk mempraktekkan ilmu-ilmu yang selama ini mereka dapatkan. Adapun bentuk kegiatan yang dilakukan pada 6

7 saat siaga kesehatan ini adalah anggota PMR yang bertugas siaga selalu siap, sigap, dan tanggap, ketika ditugaskan untuk siaga disuatu kegiatan atau acara. Mengikuti lomba-lomba PMR, merupakan salah satu kegiatan pembinaan anggota PMR. Adapun bentuk kegiatannya adalah anggota PMR mengikuti lomba sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang dibuat oleh panitia lomba yang bersangkutan. SERTIJAB (Serah Terima Jabatan) dan Pelantikan Pengurus, merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap satu tahun sekali atau setelah selesai massa bakti pengurus. Adapun bentuk kegiatan SERTIJAB dan Pelantikan Pengurus ini adalah berupa memberikan evaluasi terhadap laporan pertanggungjawaban pengurus periode sebelumnya, kemudian dilanjutkan dengan serah terima jabatan kepada pengurus baru yang terpilih. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja dalam Menumbuhkan Kepedulian Sosial di SMA Negeri 1 Malang. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja dalam menumbuhkan kepedulian sosial siswa, tercermin dalam bentuk-bentuk kegiatan dari program kerja ekstrakurikuler Palang Merah Remaja yang telah dilaksanakan. Berikut adalah beberapa pelaksanaan program kerja PMR dalam menumbuhkan kepedulian sosial. Kegiatan Donor Darah Tugu (DDT), dalam kegiatan ini anggota PMR menjadi pelopor untuk mengadakan acara yang berhubungan dengan kegiatan sosial. Hal tersebut juga tercermin dalam tujuan diadakannya kegiatan ini yaitu untuk membantu saudara-saudara yang membutuhkan darah, serta untuk menumbuhkan rasa kemanusiaan dan solidaritas terhadap sesama manusia, sebagaimana yang tertuang dalam 7 Prinsip Palang Merah. Dari tujuan tersebut terlihat bahwa anggota PMR memiliki kemauan atau keinginan untuk mengadakan kegiatan donor darah guna membantu seseorang yang sedang membutuhkan darah sehingga dapat dikatakan bahwa anggota PMR memiliki kepedulian sosial terhadap sesama. Kegiatan LATBINSAR (Latihan dan Pembinaan Dasar) dan Pelantikan Anggota PMR Wira Unit SMA Negeri 1 Malang, dalam kegiatan ini ada 2 macam 7

8 yaitu (1) Diklat forum, dalam kegiatan diklat forum, calon anggota PMR dibekali meteri-materi kepalangmerahan seperti DDS (Donor Darah Sukarela), ASB (Ayo Siaga Bencana), PP (Pertolongan Pertama). Sedangkan (2) Diklat alam, dalam kegiatan diklat alam ini, mereka dapat menerapkan ilmu yang mereka peroleh dalam diklat forum, selain itu kegiatan diklat alam ini dapat mempererat rasa kekeluargaan dan solidaritas mereka, serta dapat menumbuhkan kepedulian sosial mereka terhadap satu keluarga yaitu PMR Wira Unit SMA Negeri 1 Malang. Kegiatan latihan rutin (LARUT, dalam pelaksanaan kegiatan ini, siswa dibekali materi-materi kepalangmerahan dan non kepalangmerahan yang dapat menumbuhkan kepedulian sosial mereka terhadap sesama, mereka diajari caracara merawat orang yang sedang sakit, diajari melakukan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan), diajari cara meringankan atau menyembuhkan orang yang sedang sakit. Kegiatan Siaga Kesehatan, dalam kegiatan ini, siswa dapat secara langsung mengaplikasikan ilmu-ilmu dan pegalaman-pengalaman yang selama ini mereka dapatkan pada saat latihan rutin dalam kehidupan sehari-hari, salah satu bentuk kegiatan dalam siaga kesehatan adalah pada saat upacara rutin setiap hari Senin. Anggota PMR yang bertugas siaga upacara, selalu siap untuk menolong temannya yang sakit, selalu tanggap jika ada temannya yang sakit dan membutuhkan bantuan. Kegiatan ini dapat menumbuhkan kepedulian sosial siswa terhadap sesama. Kegiatan mengikuti lomba-lomba PMR, dalam kegiatan ini harus terjalin rasa kerjasama dan tanggung jawab antar anggota tim. Jika dalam suatu tim terdapat salah satu anggota tim yang mengalami kesusahan maka angota tim yang lain wajib untuk membantunya, secara tidak langsung kegiatan mengikuti lomba ini dapat mengembangkan kepedulian siswa terhadap sesama teman. Kegiatan SERTIJAB (Serah Terima Jabatan) dan pelantikan pengurus, dimana kegiatan ini merupakan wadah untuk melaporkan hasil kerja pengurus selama satu tahun masa bakti dan tempat untuk memberikan masukan atau saran kepada pengurus sehingga dapat memperbaiki di kepengurusan yang akan datang. Kepedulian sosial mereka tampak ketika mereka memberikan masukan atau saran guna menjadikan organisasi PMR menjadi lebih baik untuk kedepannya. 8

9 PEMBAHASAN Perencanaan Program Kerja Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja di SMA Negeri 1 Malang. Perencanaan program kerja ekstrakurikuler PMR di SMA Negeri 1 Malang dilakukan oleh pelatih PMR dan anggota PMR, dalam hal ini anggota PMR yang dimaksud adalah anggota PMR yang menjabat sebagai pengurus, sedangkan pelaksana program kerja adalah keluarga besar PMR Wira Unit SMA Negeri 1 Malang. Anggota PMR (pengurus) dan pelatih PMR diberikan wewenang untuk merencanakan dan menyusun program kerja, hal ini dikarenakan anggota PMR (pengurus) dan pelatih PMR lebih mengetahui seluk beluk kegiatan-kegiatan PMR. Anggota PMR dan pelatih PMR telah berpengalaman dalam melakukan perencanaan program kerja, sehingga dapat menghindari pemborosan waktu, tenaga dan biaya. Hal ini dikarenakan salah satu fungsi dari perencanaan itu sendiri adalah untuk mencegah pemborosan waktu, tenaga dan material. Dalam menetapkan alternatif dalam perencanaan, kita harus mampu menilai apakah alternatif yang dikemukakan realistis atau tidak, atau dengan kata lain, apakah masih dalam batas kemampuan kita serta dapat mencapai tujuan yang kita tetapkan ( Zelth: 2013). Tujuan adanya perencanaan program kerja dari ekstrakurikuler PMR ini adalah untuk mengetahui target-target yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan. Dengan adanya perencanaan program kerja PMR yang baik, maka akan mendapatkan hasil yang baik pula. Hal ini sejalan dengan pendapat Zelth (2013) yang menyatakan bahwa Perencanaan merupakan suatu rangkaian persiapan tindakan untuk mencapai tujuan, dalam perencanaan terdapat pedoman, garisgaris besar atau petunjuk-petunjuk yang harus dilaksanakan jika menginginkan hasil yang baik sebagaimana direncanakan. Program kerja PMR yang akan dilaksanakan selama satu tahun kedepan, ada 6 program kerja antara lain (1) DDT (Donor Darah Tugu), (2) LATBINSAR (Latihan dan Pembinaan Dasar) dan Pelantikan Anggota PMR Wira Unit SMA Negeri 1 Malang, (3) latihan rutin (LARUT), (4) siaga kesehatan, (5) mengikuti lomba-lomba PMR, (6) SERTIJAB (Serah Terima Jabatan) dan Pelantikan 9

10 Pengurus. Program kerja yang telah direncanakan tersebut akan memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan jiwa dan raga siswa, hal ini sejalan dengan fungsi dari kegiatan ekstrakurikuler yaitu untuk menyalurkan atau mengembangkan kemampuan siswa sesuai dengan minat dan bakatnya, memperluas pengetahuan, belajar bersosialisasi, menambah keterampilan, mengisi waktu luang. Melalui kegiatan ekstrakurikuler siswa dapat belajar sebagai manusia yang berguna, belajar menghargai keberhasilan orang lain, belajar sportif, dan berprestasi secara jujur (Wahdjosumidjo, 215:2000 ). Bentuk-bentuk Program Kerja Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja di SMA Negeri 1 Malang. Bentuk-bentuk program kerja dalam ekstrakurikuler Palang Merah Remaja di SMA Negeri 1 Malang dapat dijadikan sebagai wadah untuk pengembangan diri bagi siswa dan membentuk nilai-nilai kepribadian para siswa. Dalam hal ini program pengembangan diri dari kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler PMR yang dilaksanakan atas persetujuan pihak sekolah, ternyata bisa berperan sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa. Hal tersebut sesuai dengan peranan kegiatan ekstrakurikuler yang dikeluarkan oleh Depdikbud 1998 yang menyatakan bahwa ekstrakurikuler sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan yang mempunyai peranan utama untuk: (1) memperdalam dan memperluas pengetahuan para siswa, dalam arti memperkaya, mempertajam, serta memperbaiki pengetahuan para siswa yang berkaitan dengan mata pelajaran sesuai dengan program kurikulum yang ada, (2) pembinaan, pemantapan, dan pembentukan nilai-nilai kepribadian para siswa, (3) membina serta meningkatkan bakat, minat, dan keterampilan,serta hasil yang diharapkan ialah untuk memacu anak kearah kemampuan mandiri, percaya diri, dan kreatif. Berikut bentuk-bentuk program kerja ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) di SMA Negeri 1 Malang. Donor Darah Tugu (DDT), merupakan salah satu bentuk kegiatan yang berhubungan dengan kepedulian sosial, dimana dalam kegiatan donor darah ini bertujuan untuk membantu menolong sesama manusia yang sedang membutuhkan bantuan darah, serta untuk menumbuhkan rasa kemanusiaan dan solidaritas antar 10

11 sesama manusia. Hal ini sesuai dengan salah satu isi dari 7 Prinsip Dasar Palang Merah Dan Bulan Sabit Merah yaitu prinsip Kemanusiaan, makna dari prinsip kemanusiaan disini adalah bahwa adanya kemauan atau keinginan untuk menolong sesama manusia tanpa membeda-bedakan mereka dan keinginan untuk meringankan penderitaan sesama manusia, dimana dalam rasa kemanusiaan ini terjalin rasa saling pengertian, kerjasama dan perdamaian antar manusia. LATBINSAR (Latihan dan Pembinaan Dasar) dan Pelantikan Anggota PMR Wira Unit SMA Negeri 1 Malang, merupakan kegiatan pembinaan anggota PMR. Adapun bentuk kegiatannya ada 2 macam yaitu. (1) Diklat forum, kegiatan diklat forum merupakan kegiatan pengenalan materi awal bagi calon anggota PMR, sehingga dari kegiatan ini akan nampak bakat minat dan keterampilan mereka dibidang kepalangmerahan, hal ini sesuai dengan salah satu peranan penting kegiatan ekstrakurikuler yaitu siswa diarahkan untuk membina serta meningkatkan bakat, minat, dan keterampilan. Hasil yang diharapkan ialah untuk memacu anak kearah kemampuan mandiri, percaya diri, dan kreatif (Depdikbud,1998). Sedangkan (2) Diklat alam, kegiatan ini dilaksanakan di luar lingkungan SMA Negeri 1 Malang, tepatnya di Cuban Rondo. Dalam kegiatan diklat alam ini calon anggota baru PMR dibina baik fisik maupun mentalnya, serta untuk menumbuhkan rasa kekeluargaan dan persahabatan. Hal tersebut telah mengamalkan salah satu isi dari Tribakti PMR yaitu mempererat persahabatan nasional maupun internasional. Latihan rutin (LARUT), merupakan salah satu kegiatan pembinaan anggota PMR. Adapun bentuk kegiatan dalam latihan rutin adalah berupa pemberian ilmu-ilmu kepalangmerahan dan non kepalangmerahan. Pemberian ilmu kepalangmerahan bisa berupa materi maupun praktek, Materi kepalangmerahan yang diberikan pada saat latihan rutin disesuaikan dengan kurikulum PMR yang telah dikeluarkan Markas Besar PMI Pusat. Dari kurikulum PMR tersebut terdapat standarisasi pelatihan PMR dimana dalam pembinaan anggota PMR pada saat latihan rutin terfokus pada pengembangan nilai-nilai karakter dan keterampilan siswa. Hal tersebut sesuai dengan pedoman penyelenggaraan PMR mengenai Tahap Pelatihan PMR yang dikeluarkan oleh tim PMI pusat. 11

12 Siaga kesehatan, merupakan salah satu bentuk kegiatan pembinaan anggota PMR. Adapun bentuk kegiatan yang dilakukan pada saat siaga kesehatan ini adalah anggota PMR secara langsung terjun kelapangan untuk mempraktekkan ilmu-ilmu yang selama ini mereka dapatkan. Pada saat anggota PMR bertugas dalam siaga kesehatan, mereka selalu mengutamakan prinsip Kesamaan yang tujuannya semata-mata ialah mengurangi penderitaan orang lain sesuai dengan kebutuhannya dengan mendahulukan keadaan yang paling parah. Mengikuti lomba-lomba PMR, merupakan salah satu kegiatan pembinaan PMR yang tidak terjadwal pelaksanaannya (Insidental). Adapun bentuk kegiatan program kerja ini adalah anggota PMR mengikuti lomba sesuai dengan ketentuanketentuan yang dibuat oleh panitia lomba yang bersangkutan. Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai tempat untuk mempererat persahabatan nasional maupun internasional sesuai dengan salah satu pengamalan Tribakti PMR, karena dalam satu wadah lomba seperti ini, dapat mempertemukan tim-tim PMR sekolah lain, sehingga mereka dapat menjalin silaturrahmi dan persahabatan antar Tim Sekolah lain, selain itu anggota PMR dapat bersaing secara sportif dan berprestasi secara jujur. SERTIJAB (Serah Terima Jabatan) dan Pelantikan Pengurus, merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan pada akhir tahun atau setelah selesai masa bakti pengurus. Dalam kegiatan ini anggota PMR, alumni PMR, maupun pelatih PMR berhak memberikan komentar berupa masukan atau saran terhadap hasil laporan pertanggungjawaban yang disampaikan oleh pengurus, sehingga komentarkomentar yang masuk akan dijadikan sebagai masukan atau saran untuk diperbaiki di kepengurusan tahun depan. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja dalam Menumbuhkan Kepedulian Sosial di SMA Negeri 1 Malang. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja dalam menumbuhkan kepedulian sosial di SMA Negeri 1 Malang telah dilaksanakan dengan baik. Dilihat dari beberapa program kerja atau kegiatan-kegiatan yang ada di ekstrakurikuler PMR, hampir semua pelaksanaan kegiatan-kegiatan PMR dapat menumbuhkan kepedulian sosial siswa. Berikut beberapa pelaksanaan 12

13 kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja dalam menumbuhkan kepedulian sosial siswa. Kegiatan (DDT) Donor Darah Tugu yang diadakan PMR Wira Unit SMA Negeri 1 Malang ini dapat menumbuhkan kepedulian sosial siswa terhadap sesama manusia. Hal tersebut tercermin dalam tujuan diadakannya kegiatan DDT (Donor Darah Tugu) yaitu untuk membantu saudara-saudara yang membutuhkan darah, serta untuk menumbuhkan rasa kemanusiaan dan solidaritas terhadap sesama manusia. Dari tujuan tersebut terlihat bahwa anggota PMR memiliki rasa peduli atau Care terhadap sesama manusia, dimana rasa kepedulian sosial mereka tampak ketika mereka memiliki niat atau berkeinginan untuk mengadakan acara donor darah ini, guna menolong sesama manusia yang sedang membutuhkan darah, hal tersebut sejalan dengan pernyataan Erik H. Eriksona (dalam Calvin S. Hall, 1993:153) mengenai bentuk dari rasa peduli seseorang terungkap dalam kepedulian seseorang pada orang lain, kemudian keinginan memberikan perhatian pada mereka yang membutuhkan, serta berkeinginan unuk menolong sesama manusia yang sedang membutuhkan bantuan. Kegiatan LATBINSAR (Latihan dan Pembinaan Dasar) dan Pelantikan Anggota, juga merupakan salah satu kegiatan yang dapat menumbuhkan kepedulian sosial anggota PMR. Dimana dalam kegiatan ini ada 2 macam yaitu diklat forum dan diklat alam. Kegiatan diklat forum dan diklat alam selain dapat mengamalkan salah satu Tribakti PMR yaitu mempererat persahabatan nasional dan internasional, ternyata kegiatan ini dapat menumbuhkan rasa kekeluargaan dan kepedulian social. Kegiatan latihan rutin (LARUT) juga merupakan salah satu kegiatan yang dapat menumbuhkan kepedulian sosial anggota PMR. Dimana dalam pelaksanaan kegiatan latihan rutin ini, anggota PMR dibekali materi-materi kepalangmerahan dan non kepalangmerahan, mereka diajari cara-cara merawat orang yang sedang sakit, diajari melakukan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan). Dalam kegiatan latihan rutin ini materi yang diberikan telah disesuaikan dengan kurikulum PMR yang dikeluarkan oleh Markas PMI Pusat. Kurikulum PMR tersebut sudah mendapatkan standarisasi pelatihan PMR, jadi dalam hal ini Tahap 13

14 pelatihan lebih terfokus pada pengembangan nilai-nilai karakter dan keterampilan siswa. Kegiatan siaga kesehatan juga merupakan salah satu kegiatan yang dapat menumbuhkan kepedulian sosial anggota PMR. Dimana dalam kegiatan siaga kesehatan ini, siswa dapat secara langsung mengaplikasikan ilmu-ilmu yang selama ini mereka dapatkan pada saat latihan rutin dalam kehidupan sehari-hari, misalnya siaga kesehatan pada saat upacara rutin setiap hari Senin. Pada saat anggota PMR bertugas dalam siaga kesehatan, mereka selalu mengamalkan prinsip Kesamaan yang bermakna bahwa seorang relawan (anggota PMR) dalam bertugas dilapangan diwajibkan untuk memberikan bantuan atau pertolongan kepada orang yang membutuhkan bantuan tanpa membeda-bedakan mereka berdasarkan SARA. Kegiatan mengikuti lomba-lomba PMR merupakan salah satu kegiatan yang dapat menumbuhkan kepedulian sosial, dimana dalam mengikuti lomba-lomba PMR selama ini, selalu dalam bentuk Tim (beregu). Dalam sebuah tim harus terjalin rasa kerjasama dan tanggung jawab antar anggota tim. Jika dalam suatu tim terdapat salah satu anggota tim yang mengalami kesusahan maka angota tim yang lain wajib untuk membantunya. Kegiatan mengikuti lomba ini dapat mengembangkan kepedulian siswa terhadap sesama teman. Kegiatan SERTIJAB (Serah Terima Jabatan) dan pelantikan pengurus. Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan yang dapat menumbuhkan kepedulian sosial. Kepedulian sosial mereka tampak ketika mereka memberikan masukan atau saran guna menjadikan organisasi PMR menjadi lebih baik untuk kedepannya. Dari hal tersebut bisa diartikan bahwa rasa kepedulian sosial terlihat ketika mereka berkeinginan bekerja secara bersama-sama untuk kemajuan bersama, bukan untuk kepentingan pribadi masing-masing (Jess Feist dan Gregory J. Feist, 2002:72). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini dapat disusun kesimpulan sebagai berikut: (1) perencanaan program kerja ekstrakurikuler Palang 14

15 Merah Remaja di SMA Negeri 1 Malang bertujuan untuk mengetahui targettarget atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan. (2) bentukbentuk program kerja ekstrakurikuler Palang Merah Remaja di SMA Negeri 1 Malang berupa kegiatan yang berhubungan dengan sosial masyarakat dan bentuk kegiatan pembinaan anggota PMR, (3) pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja yang dapat menumbuhkan kepedulian sosial di SMA Negeri 1 Malang adalah DDT (Donor Darah Tugu), LATBINSAR (Latihan dan Pembinaan Dasar) dan Pelantikan Anggota PMR Wira Unit SMA Negeri 1 Malang, latihan rutin (LARUT), siaga kesehatan, mengikuti lomba-lomba PMR, SERTIJAB (Serah Terima Jabatan) dan Pelantikan Pengurus. Saran Penulis memberikan saran kepada institusi, pembina PMR, pelatih PMR, anggota PMR, dan penelitian lanjutan untuk terus meningkatkan dan menumbuhkan kepedulian sosial siswa terhadap sesama, serta memberikan masukan untuk selalu mengajarkan bentuk-bentuk sikap kepedulian sosial kepada anak didiknya maupun orang lain disekitarnya, hingga kelak bermanfaat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. DAFTAR RUJUKAN Arifin, Zainal Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Depdikbud Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler sebagai Salah Satu Jalur Pembinaan Kesiswaan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Dirjend Dikdasmen. Feist, Jess dan gregory J. Fest.Theories of Personality USA: McGraw-Hall companies. Hall, Calvin S.diterjemahkan oleh Yustinus.1993.Teori-teori Psikodinamika (Klinis).Yogyakarta: Kanisius. Moleong, Lexy J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Munandar, Utami Pengembangan Kreatifitas Siswa Berbakat. Cetakan 2: Jakarta: Rineka Cipta. Susilo, Juliati Mengenal Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. Edisi I: Jakarta. PMI Pusat. Zelth, Dedet Pengertian, Tujuan Dan Fungsi Perencanaan.(Online) ( diakses 29 September

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan, penulis memperoleh beberapa temuan penelitian yang kemudian dijadikan dasar untuk menarik kesimpulan

Lebih terperinci

TANDA KECAKAPAN PALANG MERAH REMAJA. (buku saku untuk PMR)

TANDA KECAKAPAN PALANG MERAH REMAJA. (buku saku untuk PMR) TANDA KECAKAPAN PALANG MERAH REMAJA (buku saku untuk PMR) TANDA KECAKAPAN PALANG MERAH REMAJA (buku saku untuk PMR) Penyusun Kata Pengantar Daftar Isi ? Apa kamu tahu tentang ujian dan tanda kecakapan

Lebih terperinci

Buku Saku Pembina PMR

Buku Saku Pembina PMR Buku Saku Pembina PMR Buku Saku Pembina PMR 2009 Buku Saku Pembina PMR Edisi I. Jakarta: Mei 2009 Hak Cipta Palang Merah Indonesia Pusat http://www.pmi.or.id Pengarah : Dr. Hj. Ulla Nuchrawaty Usman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan manusia yang pada dasarnya adalah meningkatkan, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan manusia yang pada dasarnya adalah meningkatkan, mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan fondasi utama dalam pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia yang pada dasarnya adalah meningkatkan, mengembangkan kemampuan, kekuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah makhluk sosial, seperti yang dikemukakan Aristoteles (Budiyanto, 2004: 3) Manusia adalah zoon piliticon atau makhluk yang pada dasarnya selalu

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN JUMPA BAKTI GEMBIRA (JUMBARA) PMR MADYA DAN WIRA PMI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

PETUNJUK PELAKSANAAN JUMPA BAKTI GEMBIRA (JUMBARA) PMR MADYA DAN WIRA PMI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014 PETUNJUK PELAKSANAAN JUMPA BAKTI GEMBIRA (JUMBARA) PMR MADYA DAN WIRA PMI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014 A. Pendahuluan Generasi muda merupakan kader-kader pemimpin masa depan bangsa. Dalam rangka menyiapkan

Lebih terperinci

PANDUAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PMR

PANDUAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PMR PANDUAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PMR A. Latar Belakang Sesuai dengan amanat Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang istem Pendidikan Nasional, bahwa Pendidikan Nasional berfungsi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perangkat yang mengikat masyarakat secara bersama-sama(adler, 1927: 72

BAB I PENDAHULUAN. perangkat yang mengikat masyarakat secara bersama-sama(adler, 1927: 72 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepedulian sosial adalah sebuah sikap keterhubungan dengan kemanusiaan pada umumnya, sebuah empati bagi setiap anggota komunitas manusia. Kepedulian sosial merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana pengembangan potensi diri dalam meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pendidikan di Indonesia bertujuan membentuk manusia yang berkualitas bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter individu, dan hal ini

Lebih terperinci

1. NAMA KEGIATAN Kegiatan lomba kepalangmerahan tingkat Madya dan Wira se-kabupaten Blitar ini kami sebut Satgana Cup III 2014.

1. NAMA KEGIATAN Kegiatan lomba kepalangmerahan tingkat Madya dan Wira se-kabupaten Blitar ini kami sebut Satgana Cup III 2014. 1 1. NAMA KEGIATAN Kegiatan lomba kepalangmerahan tingkat Madya dan Wira se-kabupaten Blitar ini kami sebut Satgana Cup III 2014. 2. TEMA KEGIATAN Tema Satgana Cup III tahun 2014 adalah Cheerful, Smart,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Faktor menurut kamus sinonim Balai Bahasa Indonesia ( Ishak,1989:65) adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Faktor menurut kamus sinonim Balai Bahasa Indonesia ( Ishak,1989:65) adalah II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Faktor Pendukung Faktor menurut kamus sinonim Balai Bahasa Indonesia ( Ishak,1989:65) adalah hal yang menyebabkan pendukung atau latar belakang dari suatu tindakan,

Lebih terperinci

Pembentukan Karakter Peserta Didik melalui Ekstrakurikurikuler Polisi Cilik di SDN Landungsari 1 Malang

Pembentukan Karakter Peserta Didik melalui Ekstrakurikurikuler Polisi Cilik di SDN Landungsari 1 Malang Pembentukan Karakter Peserta Didik melalui Ekstrakurikurikuler Polisi Cilik di SDN Landungsari 1 Malang Dinda Davina Armin Juharyanto Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan nilai karakter

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau

Lebih terperinci

PANDUAN TANDA KECAKAPAN PMR UNTUK MARKAS CABANG PMI

PANDUAN TANDA KECAKAPAN PMR UNTUK MARKAS CABANG PMI PANDUAN TANDA KECAKAPAN PMR UNTUK MARKAS CABANG PMI PANDUAN TANDA KECAKAPAN PMR UNTUK MARKAS CABANG PMI 2009 Panduan Tanda Kecakapan Palang Merah Remaja Untuk Markas Cabang PMI Edisi I. Jakarta: Mei 2009

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI Wahyu Nur Aida Universitas Negeri Malang E-mail: Dandira_z@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

ISBN : Disusun atas dukungan: International Federation Red Cross and Red Crescent Societies

ISBN : Disusun atas dukungan: International Federation Red Cross and Red Crescent Societies ISBN :978-979-3575-46-9 Disusun atas dukungan: International Federation Red Cross and Red Crescent Societies Donor Darah Selamatkan Jiwa Jenis Golongan Darah Aglotinogen/Antigen (terdapat dalam sel darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan karakter mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan karakter mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah, tetapi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan karakter mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah, tetapi juga di rumah dan di lingkungan sosial. Pendidikan karakter didapatkan di dalam sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 1992), hlm Sriyono, Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA, (Jakarta: Rineka

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 1992), hlm Sriyono, Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA, (Jakarta: Rineka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan strategi cara belajar siswa aktif merupakan suatu fenomena, terlepas dari besar kecilnya kadar keaktifan siswa dalam belajar

Lebih terperinci

Perwujudan Prinsip Kemanusiaan oleh Anggota Palang Merah Remaja di SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga Jawa Tengah

Perwujudan Prinsip Kemanusiaan oleh Anggota Palang Merah Remaja di SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga Jawa Tengah Perwujudan Prinsip Kemanusiaan oleh Anggota Palang Merah Remaja di SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga Jawa Tengah Eman Ferisa dan Sumaryati Prodi PPKn FKIP Universitas Ahmad Dahlan Jl. Pramuka No. 42 Sidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan 1 BAB I PENDAHULUHAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan harus ditanamkan dalam satuan pendidikan, karena pendidikan karakter sebagai dasar pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Bangsa yang unggul adalah bangsa yang dapat memanfaatkan sumber daya alam (SDA) dengan baik bagi kesejahteraan rakyatnya serta memiliki sumber daya manusia (SDM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia meskipun dalam kadar yang berbeda. Manusia dimotivasi oleh dorongan

BAB I PENDAHULUAN. manusia meskipun dalam kadar yang berbeda. Manusia dimotivasi oleh dorongan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku saling tolong menolong merupakan perilaku yang dimiliki oleh manusia meskipun dalam kadar yang berbeda. Manusia dimotivasi oleh dorongan sosial, bukan

Lebih terperinci

BAB I DASAR PEMIKIRAN

BAB I DASAR PEMIKIRAN BAB I DASAR PEMIKIRAN PETUNJUK PELAKSANAAN Di era globalisasi yang penuh tantangan ini, menuntut kita untuk dapat lebih maju, berwawasan luas, dan berprestasi dalam berbagai macam hal. Di era ini pula,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan diselenggarakan dalam rangka mengembangkan pengetahuan, potensi, akal dan perkembangan diri manuisa, baik itu melalui jalur pendidikan formal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang. maksimal sehingga tercapainya tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang. maksimal sehingga tercapainya tujuan pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan, yang menampung peserta didik dan dibina agar mereka memiliki kemampuan, kecerdasan dan keterampilan. Dalam proses pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyederhanakan sumber-sumber moral dan disajikan dengan memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyederhanakan sumber-sumber moral dan disajikan dengan memperhatikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Zuriah (2007:22), Pendidikan moral adalah suatu program pendidikan (sekolah dan luar sekolah) yang mengorganisasi dan menyederhanakan sumber-sumber moral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebagai Non Goverment Organization dan seterusnya disebut sebagai NGO mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebagai Non Goverment Organization dan seterusnya disebut sebagai NGO mulai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada awal abad ke 20 istilah organisasi non pemerintah atau disebut sebagai Non Goverment Organization dan seterusnya disebut sebagai NGO mulai digunakan untuk membedakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam satu

Lebih terperinci

Lampiran Keputusan Rektor Nomor : 219 Tahun 2017 PEDOMAN PELAKSANAAN SATUAN KEGIATAN PRESTASI MAHASISWA (SKPM)

Lampiran Keputusan Rektor Nomor : 219 Tahun 2017 PEDOMAN PELAKSANAAN SATUAN KEGIATAN PRESTASI MAHASISWA (SKPM) Lampiran Keputusan Rektor Nomor : 219 Tahun 2017 PEDOMAN PELAKSANAAN SATUAN KEGIATAN PRESTASI MAHASISWA (SKPM) UNIVERSITAS NASIONAL 2017 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI i ii I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual 1 Hubungan antara minat belajar dan keaktifan siswa dalam organisasi dengan prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2005/2006 Oleh: Wahyu Wijayanti NIM K1402534 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. emosi yang bervariatif dari waktu ke waktu, khususnya pada masa remaja yang

BAB I PENDAHULUAN. emosi yang bervariatif dari waktu ke waktu, khususnya pada masa remaja yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupan, seseorang tidak pernah lepas dari kehidupan emosi yang bervariatif dari waktu ke waktu, khususnya pada masa remaja yang dikatakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PETUNJUK TEKNIS JAVAMERA VI TINGKAT MADYA SE-MALANG TERBUKA TAHUN 2018

PETUNJUK TEKNIS PETUNJUK TEKNIS JAVAMERA VI TINGKAT MADYA SE-MALANG TERBUKA TAHUN 2018 PETUNJUK TEKNIS PETUNJUK TEKNIS JAVAMERA VI TINGKAT MADYA SE-MALANG TERBUKA TAHUN 2018 A. Ketentuan Tim dan Peserta Tiap delegasi berhak mengirimkan timnya maksimal 2 tim. Masing-masing tim memiliki 1

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS JUMBARA PMR MADYA WIRA PMI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TAHUN 2017

PETUNJUK TEKNIS JUMBARA PMR MADYA WIRA PMI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TAHUN 2017 A. JUMPA PETUNJUK TEKNIS JUMBARA PMR MADYA WIRA PMI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TAHUN 2017 PALANG MERAH INDONESIA KABUPATEN OKU Jalan MT Haryono No 01 Pasar Baru OKU 1. TRAVELING KEPALANGMERAHAN a) Tujuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan 86 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan paradigma naturalistik. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

Lebih terperinci

LOMBA INVITASI PP BUPATI CUP PMR TINGKAT WIRA SE-BAKORWIL KEDU TAHUN 2013 KSR PMI UNIT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

LOMBA INVITASI PP BUPATI CUP PMR TINGKAT WIRA SE-BAKORWIL KEDU TAHUN 2013 KSR PMI UNIT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO LOMBA INVITASI PP BUPATI CUP PMR TINGKAT WIRA SE-BAKORWIL KEDU TAHUN 2013 KSR PMI UNIT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA INVITASI PP BUPATI CUP PMR TINGKAT WIRA SE-BAKORWIL

Lebih terperinci

Ditetapkan oleh: Musyawarah Nasional XIX Palang Merah Indonesia di Jakarta tanggal Desember 2009

Ditetapkan oleh: Musyawarah Nasional XIX Palang Merah Indonesia di Jakarta tanggal Desember 2009 Ditetapkan oleh: Musyawarah Nasional XIX Palang Merah Indonesia di Jakarta tanggal 21-23 Desember 2009 ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PALANG MERAH INDONESIA Hasil MUNAS PMI XIX PEMBUKAAN Dengan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS LOMBA EKSBISI PRAJA TRISMA III PMR SMAN 3 DENPASAR 2016

PETUNJUK TEKNIS LOMBA EKSBISI PRAJA TRISMA III PMR SMAN 3 DENPASAR 2016 PETUNJUK TEKNIS LOMBA EKSBISI PRAJA TRISMA III PMR SMAN 3 DENPASAR 2016 A. NAMA KEGIATAN : Eksbisi Praja Trisma (EPT) III 2016 B. TUJUAN KEGIATAN Tujuan diadakannya kegiatan Eksbisi Praja Trisma (EPT)

Lebih terperinci

Kata-kata kunci: Sumber daya sekolah Sumber daya manusia Sumber daya fisik Sumber daya keuangan

Kata-kata kunci: Sumber daya sekolah Sumber daya manusia Sumber daya fisik Sumber daya keuangan Pengembangan Sumber Daya Sekolah Oleh: Ruswandi Hermawan Abstrak Sekolah memiliki sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuantujuan pendidikan. Sumber daya pendidikan di sekolah dapat dikelompokkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini, banyak sekali permasalahan yang sering terjadi dalam kehidupan sekitar kita. Permasalahan yang terkait dengan asusila,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembina Osis merupakan pemegang sekaligus pengendali yang sangat menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Pembina Osis merupakan pemegang sekaligus pengendali yang sangat menentukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pembina Osis merupakan pemegang sekaligus pengendali yang sangat menentukan jalannya organisasi Sekolah. Kewenangan dan otoritasnya dalam mengelola organisasi

Lebih terperinci

JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI SISWA SMK NEGERI 2 PENGASIH

JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI SISWA SMK NEGERI 2 PENGASIH JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI SISWA SMK NEGERI 2 PENGASIH Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Sebagai Persyaratan Untuk Mengeluarkan Nilai Tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang memiliki tugas dan tanggung jawab menyiapkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan oleh pembangunan. Oleh karena

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaaraan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaaraan PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PATROLI KEAMANAN SEKOLAH (Studi Kasus pada Kegiatan Ekstrakurikuler Patroli Keamanan Sekolah di SMK Negeri 2 Sragen Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa keberadaan dan peranan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL SOSIAL MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA (PMR) DI SMP NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN AJARAN

IMPLEMENTASI PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL SOSIAL MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA (PMR) DI SMP NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN AJARAN IMPLEMENTASI PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL SOSIAL MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA (PMR) DI SMP NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan kecerdasan,

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan kecerdasan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan seseorang. Melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mengembangkan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN Sri Wahyuni Adiningtiyas. Dosen Tetap Prodi Bimbingan Konseling UNRIKA Batam Abstrak Penguasaan terhadap cara-cara belajar yang

Lebih terperinci

PELAKSANA TUGAS BUPATI SEMARANG

PELAKSANA TUGAS BUPATI SEMARANG 1 PELAKSANA TUGAS BUPATI SEMARANG SAMBUTAN PELAKSANA TUGAS BUPATI SEMARANG PADA ACARA JUMPA BAKTI DAN GEMBIRA (JUMBARA) V PMR PMI TINGKAT KABUPATEN SEMARANG TANGGAL 2 OKTOBER 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA

Lebih terperinci

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan dapat:

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan dapat: A. Pokok Bahasan Organisasi PMI B. Sub Pokok Bahasan 1. Mandat PMI 2. Visi dan misi PMI 3. Rencana strategis 4. Program PMI 5. Permasalahan Organisasi 6. Peraturan Organisasi 7. Petunjuk Pelaksanaan (Juklak)

Lebih terperinci

I. UMUM. menjadi...

I. UMUM. menjadi... PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 2011 TENTANG PEMBINAAN, PENDAMPINGAN, DAN PEMULIHAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN ATAU PELAKU PORNOGRAFI I. UMUM Anak merupakan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN VOLUNTEER WEEK VI LOMBA KATEGORI PMR WIRA (SMA/SMK/MA)

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN VOLUNTEER WEEK VI LOMBA KATEGORI PMR WIRA (SMA/SMK/MA) PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN VOLUNTEER WEEK VI LOMBA KATEGORI PMR WIRA (SMA/SMK/MA) A. PESERTA 1. Peserta tiap tim terdiri dari 7 orang (4 orang untuk Lomba Utama, 3 orang untuk Lomba Cerdas Cermat & Orienteering

Lebih terperinci

PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA DALAM BIMBINGAN BELAJAR DAN EKSTRAKURIKULER TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA. Karim

PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA DALAM BIMBINGAN BELAJAR DAN EKSTRAKURIKULER TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA. Karim JPM IAIN Antasari Vol. 1 No. 1 Juli Desember 2013, pp. 1-8 PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA DALAM BIMBINGAN BELAJAR DAN EKSTRAKURIKULER TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA Abstrak Prestasi belajar merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian adalah suatu proses penyelidikankan yang ilmiah melalui pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyimpulan data berdasarkan pendekatan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. SERTA KEMAMPUAN UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PROSES POLITIK. KEGIATAN MENYAMBUT

I. PENDAHULUAN. SERTA KEMAMPUAN UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PROSES POLITIK. KEGIATAN MENYAMBUT I. PENDAHULUAN. SERTA KEMAMPUAN UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PROSES POLITIK. KEGIATAN MENYAMBUT I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan demokrasi merupakan suatu proses untuk mengembangkan

Lebih terperinci

DRAFT PANDUAN UMUM JUMBARA DAN TEMU KARYA SUKARELAWAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017

DRAFT PANDUAN UMUM JUMBARA DAN TEMU KARYA SUKARELAWAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017 DRAFT PANDUAN UMUM JUMBARA DAN TEMU KARYA SUKARELAWAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017 I. LATAR BELAKANG JUMBARA merupakan satu bentuk kegiatan pembinaan yang merupakan ajang pertemuan anggota PMR untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut : BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti terhadap "Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Sekolah Efektif (Studi

Lebih terperinci

ANALISIS EKTRAKULIKULER SENI TRADISIONAL REOG TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER KREATIF SISWA SMA NEGERI 2 KABUPATEN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

ANALISIS EKTRAKULIKULER SENI TRADISIONAL REOG TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER KREATIF SISWA SMA NEGERI 2 KABUPATEN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ANALISIS EKTRAKULIKULER SENI TRADISIONAL REOG TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER KREATIF SISWA SMA NEGERI 2 KABUPATEN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Eka Kristiyasari Abstrak Sekolah wajib mengadakan ekstrakulikuler

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Informan pertama bernama Prayoga yang usianya 17 tahun. Informan memeluk

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Informan pertama bernama Prayoga yang usianya 17 tahun. Informan memeluk V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Informan 1. Informan I Informan pertama bernama Prayoga yang usianya 17 tahun. Informan memeluk agama Islam dan bersuku Jawa, informan sekarang duduk di

Lebih terperinci

BUPATI CUP LOMBA INVITASI PALANG MERAH REMAJA (PMR) WIRA SE-EKS KERESIDENAN KEDU DAN BANYUMAS TAHUN 2018 KSR PMI UNIT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

BUPATI CUP LOMBA INVITASI PALANG MERAH REMAJA (PMR) WIRA SE-EKS KERESIDENAN KEDU DAN BANYUMAS TAHUN 2018 KSR PMI UNIT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUPATI CUP LOMBA INVITASI PALANG MERAH REMAJA (PMR) WIRA SE-EKS KERESIDENAN KEDU DAN BANYUMAS TAHUN 2018 KSR PMI UNIT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO UNIT KEGIATAN MAHASISWA KORPS SUKARELA PALANG MERAH

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah.

I. PENDAHULUAN. oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sumber daya manusia berhubungan dengan upaya peningkatan disemua lembaga pendidikan. Untuk itu diperlukan upaya pengkajian semua unsur pada dunia pendidikan

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Guna terlaksananya kegiatan PPL dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan, berbagai persiapan telah dilakukan oleh mahasiswa untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, untuk mengetahui bagaimana upaya kepala madrasah dalam meningkatkan keprofesionalitas guru, melalui manajemen kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pendidikan, seni dan teknologi yang sangat pesat, hal ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan intrakulikuler

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN 1 PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TUBAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA HIMPUNAN MAHASISWA PENGAIRAN TAHUN 2015

PROGRAM KERJA HIMPUNAN MAHASISWA PENGAIRAN TAHUN 2015 PROGRAM KERJA HIMPUNAN MAHASISWA PENGAIRAN TAHUN 2015 A. Departemen Internal 1. Divisi Advokesma Sensus KBMP Kegiatan mencari dan mengumpulkan data-data seluruh mahasiswa aktif di Pengairan terutama tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi tantangan peningkatan mutu sumber daya manusia pada masa yang akan datang, bangsa Indonesia telah berusaha meningkatkan mutu sumber daya manusia

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN VOLUNTEER WEEK VI LOMBA KATEGORI PMR WIRA (SMA/SMK/MA)

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN VOLUNTEER WEEK VI LOMBA KATEGORI PMR WIRA (SMA/SMK/MA) PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN VOLUNTEER WEEK VI LOMBA KATEGORI PMR WIRA (SMA/SMK/MA) A. PESERTA 1. Peserta tiap tim terdiri dari 7 orang (4 orang untuk Lomba Utama, 3 orang untuk Lomba Cerdas Cermat & Orienteering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lembaga pendidikan mempunyai tugas untuk mendidik siswa agar cerdas, berwatak susila dan berbudi luhur serta berkemampuan kuat untuk mencapai prestasi. Melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka kualitas yang memadai dan output yang berkualitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. maka kualitas yang memadai dan output yang berkualitas merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi seseorang untuk dapat meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mengembangkan potensi diri dan dapat

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH KETERLIBATAN SISWA DALAM KEGIATAN PALANG MERAH REMAJA TERHADAP PEMBENTUKAN KETERAMPILAN SOSIAL

ABSTRAK PENGARUH KETERLIBATAN SISWA DALAM KEGIATAN PALANG MERAH REMAJA TERHADAP PEMBENTUKAN KETERAMPILAN SOSIAL ABSTRAK PENGARUH KETERLIBATAN SISWA DALAM KEGIATAN PALANG MERAH REMAJA TERHADAP PEMBENTUKAN KETERAMPILAN SOSIAL (Elly Sukmawati, Adelina Hasyim, Hermi Yanzi) Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan

Lebih terperinci

BAB V P E N U T U P. Penanaman Nilai-Nilai Sosial Pada Diri Siswa kelas III Pada Pembelajaran IPS di

BAB V P E N U T U P. Penanaman Nilai-Nilai Sosial Pada Diri Siswa kelas III Pada Pembelajaran IPS di BAB V P E N U T U P A. Simpulan Berdasarkan data yang telah disajikan dan kemudian dianalisis data mengenai Penanaman Nilai-Nilai Sosial Pada Diri Siswa kelas III Pada Pembelajaran IPS di MIN Andaman II

Lebih terperinci

BAB III NAMA, WAKTU DAN TEMPAT

BAB III NAMA, WAKTU DAN TEMPAT PETUNJUK PELAKSANAAN TEMU GERAK DAN AKTIVITAS PALANG MERAH REMAJA (TEGAK PMR) VI TINGKAT WIRA SE-JAWA TIMUR 2017 KSR-PMI UNIT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG TEMA: SMART IN ACTION, SHARE HAPPINESS AND

Lebih terperinci

PANDUAN MODEL PENGEMBANGAN DIRI

PANDUAN MODEL PENGEMBANGAN DIRI PANDUAN MODEL PENGEMBANGAN DIRI Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah Landasan Pengembangan Diri UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas: Pasal 1 butir 6 tentang pendidik, pasal 3 tentang tujuan pendidikan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Depkes RI, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Depkes RI, 2004). 1.1. Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN Kesehatan adalah hak azasi dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan dengan tujuan guna meningkatkan

Lebih terperinci

INTEREST OF STUDENTS OF CLASS X SMAN 12 PEKANBARU FOLLOW EXTRACURRICULAR SCOUT

INTEREST OF STUDENTS OF CLASS X SMAN 12 PEKANBARU FOLLOW EXTRACURRICULAR SCOUT 1 INTEREST OF STUDENTS OF CLASS X SMAN 12 PEKANBARU FOLLOW EXTRACURRICULAR SCOUT Riska Anggrainiˡ, Tri Umari 2, Rosmawati 3 E-mail anggrainiriska46@gmail.com, triumari2@gmail.com. Rosandi5658@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MA YMI WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MA YMI WONOPRINGGO 64 BAB IV ANALISIS PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MA YMI WONOPRINGGO Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MA YMI Wonopringgo, peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlombakan yaitu kiyouruki (fighting) dan poomsae (gerakan. maka peserta ujian tersebut dapat dinyatakan lulus.

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlombakan yaitu kiyouruki (fighting) dan poomsae (gerakan. maka peserta ujian tersebut dapat dinyatakan lulus. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tae kwon do adalah olahraga seni beladiri yang mengandalkan kaki dan tangan kosong. Banyak teknik beladiri yang diajarkan dalam tae kwon do, seperti teknik menendang

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Spesialisasi Keahlian

Sistem Pendukung Keputusan Spesialisasi Keahlian Sistem Pendukung Keputusan Spesialisasi Keahlian SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN SPESIALISASI KEAHLIAN ANGGOTA PALANG MERAH REMAJA DALAM LOMBA PALANG MERAH MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN LOMBA PMR BARAPAMERA XI UIN MALIK IBRAHIM TINGKAT JAWA TIMUR DI YONZIPUR KEPANJEN

LAPORAN PELAKSANAAN LOMBA PMR BARAPAMERA XI UIN MALIK IBRAHIM TINGKAT JAWA TIMUR DI YONZIPUR KEPANJEN LAPORAN PELAKSANAAN LOMBA PMR BARAPAMERA XI UIN MALIK IBRAHIM TINGKAT JAWA TIMUR DI YONZIPUR KEPANJEN Disusun Oleh: 1. SIDIQ SUTIADI NIP 19671109 199001 1002 2. MASHADI NIP 3. SUSMIATI, S.Pd Juli 2011

Lebih terperinci

MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU SMA DI KOTA BATU

MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU SMA DI KOTA BATU MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU SMA DI KOTA BATU Ilham Mahmud Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Karakter merupakan hal yang sangat penting untuk ditanamkan dalam jiwa individu. Proses pendidikan karakter dapat dilakukan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN VOLUNTEER WEEK VI LOMBA KATEGORI PMR MADYA (SMP/MTS)

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN VOLUNTEER WEEK VI LOMBA KATEGORI PMR MADYA (SMP/MTS) PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN VOLUNTEER WEEK VI LOMBA KATEGORI PMR MADYA (SMP/MTS) A. PESERTA 1. Peserta tiap tim terdiri dari 9 orang (5 orang untuk Lomba Utama dan 4 orang untuk Lomba Penunjang) 2. Peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang berguna untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, karena pendidikan mampu membentuk karakter suatu bangsa. Apabila pendidikan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PERINGATAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2013

PEDOMAN PELAKSANAAN PERINGATAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2013 A. LATAR BELAKANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERINGATAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2013 Anak merupakan awal matarantai manusia yang sangat menentukan wujud dan kehidupan suatu bangsa pada masa depan. Oleh karena

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR, Menimbang : a. bahwa program kepemudaan

Lebih terperinci

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN NASIONAL PMI DI SALATIGA

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN NASIONAL PMI DI SALATIGA LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN NASIONAL PMI DI SALATIGA DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK DIAJUKAN

Lebih terperinci

-2- Konvensi Jenewa Tahun 1949 bertujuan untuk melindungi korban tawanan perang dan para penggiat atau relawan kemanusiaan. Konvensi tersebut telah di

-2- Konvensi Jenewa Tahun 1949 bertujuan untuk melindungi korban tawanan perang dan para penggiat atau relawan kemanusiaan. Konvensi tersebut telah di TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I KESRA. Kepalangmerahan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 4) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. serta kemampuan untuk berpartisipasi dalam proses politik. Kegiatan menyambut

I. PENDAHULUAN. serta kemampuan untuk berpartisipasi dalam proses politik. Kegiatan menyambut I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan demokrasi merupakan suatu proses untuk mengembangkan pada diri peserta didik berupa pengetahuan, kesadaran, sikap, keterampilan dan kemauan, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu semakin berkembang serta dapat menggali potensi diri. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. individu semakin berkembang serta dapat menggali potensi diri. Selain itu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

MATERI LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN OSIS ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH ( OSIS )

MATERI LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN OSIS ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH ( OSIS ) MATERI LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN OSIS ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH ( OSIS ) A. Pendahuluan Tujuan nasional Indonesia, seperti yang tercantum pada Pembukaan Undangundang Dasar 1945, adalah melindungi

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN VOLUNTEER WEEK VI LOMBA KATEGORI PMR MADYA (SMP/MTS)

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN VOLUNTEER WEEK VI LOMBA KATEGORI PMR MADYA (SMP/MTS) PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN VOLUNTEER WEEK VI LOMBA KATEGORI PMR MADYA (SMP/MTS) A. PESERTA 1. Peserta tiap tim terdiri dari 9 orang (5 orang untuk Lomba Utama dan 4 orang untuk Lomba Penunjang) 2. Peserta

Lebih terperinci

Merah/Bulan Sabit Merah Internasional

Merah/Bulan Sabit Merah Internasional PMI dan Gerakan Palang Merah/Bulan Sabit Merah Internasional GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNASIONAL SEJARAH Pertempuran Solferino 1858 HENRY DUNANT-Menolong korban UN SOUVENIR DE SOLFERINO

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. inkuisi pemahaman berdasarkan pada tradisi-tradisi metodologis yang jelas tentang

BAB III METODE PENELITIAN. inkuisi pemahaman berdasarkan pada tradisi-tradisi metodologis yang jelas tentang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Creswell, yang dikutip Rulam Ahmadi, penelitian kualitatif merupakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang

Lebih terperinci