2. IKLIM, KUALITAS UDARA DAN KEBISINGAN
|
|
- Hamdani Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 1. ASPEK LEGAL Surat Keputusan Gubernur Banten No /KEP.312 HUK/2007 tentang Pemberian Persetujuan Kegiatan Rencana Pembangunan PLTU 2 Banten Kapasitas 2 x ( ) MW dan Jaringan Transmisi 150 kv dari tapak proyek ke gardu induk Menes. 2. IKLIM, KUALITAS UDARA DAN KEBISINGAN 2.1 Iklim Identifikasi iklim di daerah proyek PLTU 2 Banten Labuan diwakili oleh beberapa parameter meteorologi, seperti temperatur, kelembapan, curah hujan, tekanan dan instensitas penyinaran mahatahari, arah dan kecepatan angin, yang diperoleh dari data stasiun BMG terdekat, yaiut stasiun BMG Serang dari tahun Kualitas Udara Identifikasi kualitas udara di sekitar wilayah proyek dilakukan dengan pengukuran di 11 (sebelas) titik pengukuran yang tersebar di sekitar wilayah proyek, yaitu : Tapak proyek Desa Sukamaju Kp. Muara Desa Margagiri Kp. Tarogong Kec. Pagelaran Kp. Kadu Parasi Desa Margasana Kp. Kadu Parasi Desa Margasana Kp. Kara Bohong Desa Labuan Pasar Baru Labuan (Depan Kelurahan) Kp. Pasar Laba Cigondang Pulau Popole Kp. Kadu Payung Desa Bama Kp. Kalumpung Desa Ranca teureup Desa Marga Giri Km 03 Tegalpanjang Berdasarkan hasil pengukuran, secara umum dapat dikemukakan bahwa kualitas udara di wilayah studi masih di bawah nilai ambang batas baku mutu udara ambien menurut Peraturan Pemerintah No. 41 tahun Kebisingan Identifikasi kebisingan di sekitar wilayah proyek dilakukan dengan pengukuran di 11 (sebelas) titik pengukuran yang tersebar di sekitar wilayah proyek, yaitu : Tapak proyek Desa Sukamaju Kp. Muara Desa Margagiri Kp. Tarogong Kec. Pagelaran Kp. Kadu Parasi Desa Margasana Kp. Kadu Parasi Desa Margasana Kp. Kara Bohong Desa Labuan
3 Pasar Baru Labuan (Depan Kelurahan) Kp. Pasar Laba Cigondang Pulau Popole Kp. Kadu Payung Desa Bama Kp. Kalumpung Desa Ranca teureup Desa Marga Giri Km 03 Tegalpanjang Berdasarkan hasil pengukuran, ada beberapa lokasi yang tingkat kebisingannya telah melebihi baku mutu tingkat kebisingan menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor Kep-48/MENLH/11/1996, di mana tingkat kebisingan untuk daerah perumahan/pemukiman adalah 55 dba, dan untuk kebisingan yang dilakukan adalah pengukuran kebisingan sesaat. Sumber kebisingan di wilayah tersebut berasal dari transportasi, dan kegiatan masyarakat di sekitarnya. 3. HIDROLOGI DAN KUALITAS AIR 3.1 Hidrologi Air Sungai Hidrologi di daerah tapak proyek teridentifikasi adanya air permukaan berupa sungai yang sangat dipengaruhi oleh curah hujan dan pasang surut air laut Selat Sunda, keadaan medan, tatanan geologi, penggunaan lahan dan sebagainya Air Tanah Di sekitar areal proyek dan sekitarnya, air tanah terdapat sebagai tanah bebas tidak tertekan pada endapan alluvium yang berbutir agak kasar dan bersifat lulus air, seperti lapisan pasir dan kerikil, yang relatif dangkal. Air tanah bebas berasal dari peresapan air hujan setempat, dan umumnya kualitas airnya tawar. Air tanah di sekitar proyek kegiatan dimanfaatkan untuk kebutuhan air minum dan keperluan rumah tangga penduduk di sekitar proyek dengan cara membuat sumur gali. 3.2 Kualitas Air Identifikasi kualitas air di sekitar rencana kegiatan proyek PLTU dilakukan pengukuran kualitas air pada beberapa sungai, sumur penduduk serta perairan laut di sekitar wilayah studi. Pengukuran sungai sebanayak 3 lokasi, yaitu Sungai Cibama (AS-1), Sungai Citanggok (AS-2), dan Sungai Cisanggoma (AS-3). Pengukuran kualitas air sumur dilakukan di 2 lokasi, yaitu : sumur yang terdapat di tapak proyek (SM-1) dan sumur penduduk yang berada di Desa Cigondang (SM-2). Sedangkan pengukuran kualitas air laut dilakukan di 7 lokasi, yaitu : di perairan laut yang terletak dekat dengan garis p[antai dan tapak proyek (AL-1, AL-2, dan AL-3), perairan laut yang terletak jauh dari garis pantai (AL-4, AL-5, dan AL-6), dan perairan laut di dekat muara Sungai Citanggok.
4 3.2.1 Kualitas Air Sungai Dari data hasil analisis terhadap sampel air sungai tersebut dapat diketahui kualitas dari ketiga air sungai tersebut mempunyai ph air yang netral yaitu antara ph 7,2 7,7; dengan temperatur air normal antara 26,0 27,0 o C dan kandungan oksigen terlarut yang tinggi, yaitu antara 6,1 6,3 mg/l. Sebagai baku mutu, digunakan PP No.82 Tahun 2001 tanggal 14 Desember 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (batas syarat II). Konsentrasi residu terlarut yang terkandung dalam sungai Cibama terukur melebihi baku mutu yang tersyaratkan, demikian pula pada konsentrasi residu tersuspensi. Hal ini mengindikasikan Sungai Cibama dijadikan tempat pembuanagn limbah cair oleh kegiatan yang ada di sekitar sungai tersebut. Perkiraan ini didukung oleh nilai BOD sungai yang terukur 55 mg/l, melebihi baku mutu yang bats maksimalnya adalah 3 mg/l. Nilai COD juga melebihi baku mutu, yaitu 75,33 mg/l dari batas maksimalnya 25 mg/l. Kualitas air Sungai Citanggok secara umum lebih baik daripada kualitas air Sungai Cibama, namun paramaeter BOD dan COD terlihat melebihi baku mutu. Hal in mengindikasikan Sungai Citanggok juga dijadikan sebagai badan penerima limbah, baik yang bersumber dari area domestik maupun industri. Nilai BOD terukur 10 kali lipat dari baku mutu yaitu 30,0 mg/l, sedangkan nilai COD terukur 42,94 mg/l. Bila dibandingkan dengan Sungai Cibama dan Sungai Citanggok, kualitas air Sungai Cisanggoma terukur relatif lebih buruk. Hal ini ditandai dengan beberapa parameter yang melebihi baku mutu, yaitu : residu terlarut, residu tersuspensi, BOD, COD, koliform tinja, dan total koliform. Nilai BOD yang terukur di sungai ini terlihat lebih dari 10 kali lipat dari baku mutu yang ditetapkan, sedangkan nilai COD lebih dari 2 kali lipat. Walaupun parameter biologi (bakteri koliform) yang terukur hanya sedikit melebihi baku mutu yang disyaratkan, namun potensi menimbulkan dampak penyakit tetap ada Kualitas Air Tanah/Sumur Untuk mengetahui kualitas air tanah di sekitar lokasi kegiatan telah dilakukan pengambilan contoh air dari sumur yang terdapat di tapak proyek (SM-1) dan sumur penduduk di Desa Cigondang (SM-2). Berdasarkan data hasil pengukuran, secra fisik, kimia dan biologi, kedua air sumur tersebut masih belum memenuhi persyaratan untuk keperluan air minum. Sebelum dikonsumsi diperlukan satu pengolahan terlebih dahulu terhadap air sumur tersebut agar dapat digunakan sebagai air minum.
5 3.2.3 Kualitas Air Laut Pengukuran kualitas air laut dilakukan di 7 lokasi, yaitu: di perairan laut yang terletak dekat dengan garis pantai dan tapak proyek (AL-1, AL-2, Al-3), perairan laut yang terletak jauh dari garis pantai (AL-4, AL-5, dan AL-6), dan perairan laut di dekat muara Sungai Citanggok. Secara Umum, parameter kecerahan di perairan laut dekat tapak proyek adalah < 3 meter. Berdasarkan pesyaratan Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut Lampiran III pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 tahun 2004, tingkat kecerahan bernilai >3 meter. Kondisi di perairan laut tersebut diperkirakan karena intensitas matahari pada saat pengukuran tidak cukup tinggi. Nilai BOD di hampir seluruh titik sampling menunjukkan harga yang melebihi baku mutu. Syarat maksimum BOD yang ditetapkan adalah 20 mg/l, sedangkan hasil pengukuran di lapangan berkisar antara 19,5 34,5 mg/l. Tingginya nilai BOD biasanya dipengaruhi dari limpahan air sungai yang disertai kandungan limbah dari aktifitas di daratan. Parameter COD memiliki baku mutu maksimal sebesar 40 mg/l. Berdasrkan observasi di lapangan dan analisis di laboratorium terdapat dua lokasi yang nilainya melebihi baku mutu yaitu sebesar 43,53 dan 56,32 mg/l. 4. OCEANOGRAFI 4.1 Bathimetri dan Morfologi Pantai Lokasi PLTU 2 Banten Labuan terletak di sekitar perairan selat antara P. Jawa dan P. Popole. Berdasarkan hasil pengukuran bathimetri, perairan di selat tersebut relatif dangkal dengan kedalaman rat-rata 0,7 m. Perairan relatif dalam didapat pada pantai sebelah barat P. Popole, dengan kedalaman rat-rata 7 meter. 4.2 Pasang Surut, Arus dan Gelombang Pola arus yang terjadi di pada sekitar perairan daerah sekitar proyek merupakan kombinasi arus akibat pasang surut dan gelombang. Kecepatan arus dipengaruhi oleh kondisi pasang surut, kedalaman selat dan musim. Sedangkan pola gelombang yang terjadi pada lokasi perairan mengikuti pola angin yang terjadi. Gelombang besar umumnya terjadi pada musim barat. Seperti umumnya daerah yang ter-ekspose dengan lautan Hindia, pola gelombang yang timbul dapat dikelompokkan dalam dua kategori, wind wave dan swell. Wind wave sangat dipengaruhi oleh angin musim dan umumnya menimbulkan efek abrasi pantai, sementara swell adalah gelombang panjang hasil penjalaran gelombang yang dibangkitkan pada lokasi amat jauh di lautan Hindia umumnya memberikan efek pada penambahan garis pantai. Jika kedua faktor ini seimbang. Maka akan terjadi kondisi keseimbangan dinamis pantai.
6 4.3 Angin Menurut data angin yang ada, pola angin yang terjadi pada lokasi proyek minimum ada dua musim, yaitu musim barat dan timur. Kedua musim tersebut mempunyai pengaruh yang hampir sama terhadap hidro-oseanografi perairan sekitar daerah proyek. Kondisi angin dapat dilihat berdasarkan data angin dari stasiun Serang, Jawa Barat yang tercatat dari tahun Dari data diketahui bahwa arah angin sepanjang tahun hanya didominasi oleh dua arah mata angin yakni utara (N) dan Barat (W). Pada bulan Januari sampai dengan bulan April arah angin yang bertiup dari Barat dan Utara cenderung berimbang, tetapi menginjak bulan Mei sampai engan Oktober arah angin yang bertiup dominan berasal dari arah Utara. Barulah pada bulan November sampai dengan Desember arah angin dominan berasal dari arah Barat. 4.4 Gelombang Melihat letak lokasi proyek, kondisi gelombang di perairan Labuan sangat dipengaruhi oleh kondisi gelombang di Samudra Hindia. Kondisi gelombang di Samudra Hindia dapat diperkirakan berdasarkan hasil studi terdahulu, yaitu South Java Flood Control Sector Project. 5. GEOLOGI 5.1 Geologi Regional Formasi Bojong Tuf Banten Atas Batuan Volkanik Gunung Karang Batuan Volkanik Muda Aluvium 5.2 Geologi Areal Proyek Areal tapak proyek PLTU Labuan terletak di dataran rendah kota Labuan, dimana penyusun litologi lapisan-lapisan yang dangkal berdasrkan analisis peta geologi dan hasil survey lapangan termasuk ke dalam satuan alluvium, sedangkan lapisan yang dalam termasuk dalam Tuf Banten Atas. Kondisi susunan litologi tapak proyek berdasarkan hasil pemboran pada 4 lubang bor yang dilakukan oleh PT Rekadaya Elektrika, tersusun oleh beberapa lapisan batuan antara lain lempung, lanau pasiran, pasiran lanauan, pasir, kerikil pasiran. 5.3 Geologi Teknik Areal Proyek Pendekatan geologi teknik di daerah tapak proyek dilakukan pada tanah permukaan dengan cara pengambilan sampel tanah permukaan yang tidak terganggu (Undisturb) dan kemudian dilakukan pemeriksaan di laboratorium untuk mengetahui sifat-sifat mekanika tanah lapisan-lapisan terdangkal, sedangkan pendekatan lain
7 berdasarkan hasil pemboran yang dilakukan oleh PT Soilens atas permintaan PT Rekadaya Elektrika. 5.4 Hidrogeologi Areal Proyek Potensi Cekungan Air Tanah Areal Proyek Kecepatan Infiltrasi Air Ke Dalam Tanah Di Areal Proyek 6. RUANG, LAHAN, DAN TANAH 6.1 Ruang Rencana Peruntukan Ruang Jaringan Jalan Wilayah Studi Volume Lalu Lintas Tingkat Pelayanan Jalan Transportasi Laut 6.2 Lahan Berdasarkan kemiringan dan beda tinggi serta kenampakan lapangan bentuk lahan di daerah studi adalah (level), dengan kemiringan lereng 0 3% dan beda tinggi < 5 meter. Penggunaan lahan pada umumnya sawah, kebun campuran, pemukiman dan tempat wisata. Penggunaan lahan di tapak proyek sendiri adalah sawah. 6.3 Tanah Jenis Tanah Erosi Tanah Kesuburan Tanah 7. BIOLOGI 7.1 Flora Flora Di Lokasi Rencana Tapak PLTU Flora Di Lokasi Sekitar Rencana Tapak PLTU Flora Pada Jalur Transmisi Flora Di Sekitar Lokasi Rencana Jalan Masuk Ke Tapak PLTU Vegetasi Pantai Tanaman Pekarangan 7.2 Fauna Fauna Darat Yang Ditemukan Di Lokasi Rencana Tapak PLTU Fauna Darat Yang Ditemukan Di Sekitar Lokasi Rencana Tapak PLTU Fauna Darat Yang Ditemukan Di Sekitar Rencana Jalur Transmisi Fauna Darat Yang Ditemukan DI Rencana Jalan Masuk Ke Tapak PLTU Fauna Darat Yang Ditemukan Di Pulau Popole Fauna Liar Yang Ditemukan Di Pekarangan
8 7.2.7 Hewan Peliharaan 7.3 Biota Air Plankton Benthos Ikan Lamun dan Rumput Laut 7.4 Terumbu Karang 8. SOSIAL, EKONOMI, DAN BUDAYA 8.1 Kependudukan Jumlah dan Kepadatan Penduduk Struktur Umur Penduduk Tingkat Pendidikan Mobilitas Horizontal Penduduk 8.2 Sosial Ekonomi Penggunaan Lahan Mata Pencaharian Utama dan Tambahan Penduduk Kepemilikan Sumber Daya Tradisional Pemilik Lahan Aktifitas Perikanan Peluang-Peluang Kerja dan Usaha di Luar Sektor Tradisional Peluang Kerja/Usaha Peluang Kerja ke Luar Desa Tingkat/Kondisi Sosial ekonomi Rumah Tangga Tingkat Sosial Ekoomi Rumah Tangga Sumber Pendapatan dan Pengeluaran rumah Tangga Berbagai Jenis Pengeluaran Rumah Tangga Indikator Ekonomi Rumah Tangga 8.3 Sosial Budaya Organisasi Sosial Kampung Pengetahuan, Tanggapan dan Harapan Penduduk Terhadap Proyek Pengetahuan Penduduk Tentang Proyek Tanggapan, Harapan dan Kekhawatiran Penduduk 9. KESEHATAN MASYARAKAT 9.1 Parameter Lingkungan Yang Diperkirakan Terkena Dampak 9.2 Proses dan Potensi Terjadinya Pemajanan 9.3 Potensi Besarnya Dampak Terjadinya Penyakit (Angka Kesakitan dan Kematian) Angka Kesakitan Mortalitas
9 9.4 Karakteristik Spesifik Penduduk Yang Beresiko 9.5 Sumber Daya Kesehatan Tenaga Kesehatan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 9.6 Kondisi Sanitasi Lingkungan 9.7 Status Gizi Masyarakat 9.8 Kondisi Lingkungan Yang Dapat Memperburuk Proses Penyebaran Penyakit 10. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN 11. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
BAB II KONDISI WILAYAH STUDI
II-1 BAB II 2.1 Kondisi Alam 2.1.1 Topografi Morfologi Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali secara umum di bagian hulu adalah daerah pegunungan dengan topografi bergelombang dan membentuk cekungan dibeberapa
Lebih terperinciBAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang
BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Secara Geografis Kota Depok terletak di antara 06 0 19 06 0 28 Lintang Selatan dan 106 0 43 BT-106 0 55 Bujur Timur. Pemerintah
Lebih terperinciRENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN PLTU 2 BANTEN - LABUAN
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN PLTU 2 BANTEN - LABUAN DAMPAK PENTING YANG DIPANTAU I. Tahap Pra Konstruksi 1. Keresahan Masyarakat II. Tahap Konstruksi Ada tidaknya keluhan, pengaduan dan protes dari masyarakat
Lebih terperinci28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec
BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan
Lebih terperinciES R K I R P I S P I S SI S S I TEM
69 4. DESKRIPSI SISTEM SOSIAL EKOLOGI KAWASAN PENELITIAN 4.1 Kondisi Ekologi Lokasi studi dilakukan pada pesisir Ratatotok terletak di pantai selatan Sulawesi Utara yang termasuk dalam wilayah administrasi
Lebih terperinciBAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA
BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA Sejalan dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk kota Jakarta, hal ini berdampak langsung terhadap meningkatnya kebutuhan air bersih. Dengan meningkatnya permintaan
Lebih terperinciKONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok
IV. KONDISI UMUM 4.1 Lokasi Administratif Kecamatan Beji Secara geografis Kecamatan Beji terletak pada koordinat 6 21 13-6 24 00 Lintang Selatan dan 106 47 40-106 50 30 Bujur Timur. Kecamatan Beji memiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Profil Perusahaan PT. Cipta Kridatama didirikan 8 April 1997 sebagai pengembangan dari jasa penyewaan dan penggunaan alat berat PT. Trakindo Utama. Industri tambang Indonesia yang
Lebih terperinciBAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis
BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Mengacu kepada Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Akhir Masa Jabatan 2007 2012 PemProv DKI Jakarta. Provinsi DKI Jakarta
Lebih terperinciKONDISI UMUM BANJARMASIN
KONDISI UMUM BANJARMASIN Fisik Geografis Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin secara astronomis
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
23 IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Batas Wilayah Kabupaten Tabalong merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Kalimantan Selatan dengan ibukota Tanjung yang mempunyai
Lebih terperinci4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
33 4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Umum Kepulauan Seribu Wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu terletak di sebelah Utara Teluk Jakarta dan Laut Jawa Jakarta. Pulau Paling utara,
Lebih terperinciHIDROSFER III. Tujuan Pembelajaran
KTSP & K-13 Kelas X Geografi HIDROSFER III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami jenis sungai berdasarkan formasi batuan dan
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR PETA... xiii INTISARI...
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM
6 BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi Penelitian Secara administrasi, lokasi penelitian berada di Kecamata Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh. Sebelah utara Sebelah selatan Sebelah timur Sebelah
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi
IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga
Lebih terperinciPT. PERTAMINA EP - PPGM KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia menyebutkan bahwa segala bentuk rencana usaha dan/atau kegiatan yang memberikan dampak besar dan penting terhadap lingkungan diharuskan
Lebih terperinci3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi
3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware
Lebih terperincipenyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah (pasal 6 huruf d).
TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN PERTEMUAN 14 Informasi Geologi Untuk Penentuan Lokasi TPA UU No.18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah 1. Melaksanakan k pengelolaan l sampah dan memfasilitasi i penyediaan
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR VEGETASI TUMBUHAN HUBUNGANNYA DENGAN KETERSEDIAAN AIR TANAH DI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR
ANALISIS STRUKTUR VEGETASI TUMBUHAN HUBUNGANNYA DENGAN KETERSEDIAAN AIR TANAH DI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan
Lebih terperinciSungai berdasarkan keberadaan airnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu (Reid, 1961):
44 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekologi Sungai Aspek ekologi adalah aspek yang merupakan kondisi seimbang yang unik dan memegang peranan penting dalam konservasi dan tata guna lahan serta pengembangan untuk
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320
28 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Kepulauan Krakatau terletak di Selat Sunda, yaitu antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Luas daratannya sekitar 3.090 ha terdiri dari Pulau Sertung
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii KATA PENGANTAR... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR PETA... xi DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciANALISA KEKERUHAN DAN KANDUNGAN SEDIMEN DAN KAITANNYA DENGAN KONDISI DAS SUNGAI KRUENG ACEH
ANALISA KEKERUHAN DAN KANDUNGAN SEDIMEN DAN KAITANNYA DENGAN KONDISI DAS SUNGAI KRUENG ACEH Nurmalita, Maulidia, dan Muhammad Syukri Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Syiah Kuala, Darussalam-Banda Aceh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi Kesampaian Daerah Daerah penelitian secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kampung Seibanbam II, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu, Propinsi Kalimantan Selatan.
Lebih terperinciBAB 3 GEOLOGI SEMARANG
BAB 3 GEOLOGI SEMARANG 3.1 Geomorfologi Daerah Semarang bagian utara, dekat pantai, didominasi oleh dataran aluvial pantai yang tersebar dengan arah barat timur dengan ketinggian antara 1 hingga 5 meter.
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA. utara. Kawasan pesisir sepanjang perairan Pemaron merupakan kawasan pantai
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Perairan Pantai Pemaron merupakan salah satu daerah yang terletak di pesisir Bali utara. Kawasan pesisir sepanjang perairan Pemaron merupakan kawasan pantai wisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan pokok untuk semua makhluk hidup tanpa terkecuali, dengan demikian keberadaannya sangat vital dipermukaan bumi ini. Terdapat kira-kira
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pencemaran Organik di Muara S. Acai, S. Thomas, S. Anyaan dan Daerah Laut yang Merupakan Perairan Pesisir Pantai dan Laut, Teluk Youtefa. Bahan organik yang masuk ke perairan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekitar 78 % wilayah Indonesia merupakan perairan sehingga laut dan wilayah pesisir merupakan lingkungan fisik yang mendominasi. Di kawasan pesisir terdapat
Lebih terperinciIII. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan Propinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km 2 atau hampir 7 % dari luas seluruh pulau Kalimantan. Wilayah
Lebih terperinciKONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
21 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Umum Fisik Wilayah Geomorfologi Wilayah pesisir Kabupaten Karawang sebagian besar daratannya terdiri dari dataran aluvial yang terbentuk karena banyaknya sungai
Lebih terperinciHIDROSFER I. Tujuan Pembelajaran
KTSP & K-13 Kelas X Geografi HIDROSFER I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami pengertian hidrosfer dan siklus hidrologi.
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air sungai merupakan salah satu komponen lingkungan yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia, termasuk untuk menunjang pembangunan ekonomi yang hingga saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air laut merupakan suatu medium yang unik. Sebagai suatu sistem, terdapat hubungan erat antara faktor biotik dan faktor abiotik, karena satu komponen dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup seluruh makhluk, terutama manusia. Dua pertiga wilayah bumi terdiri dari lautan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.
IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas
Lebih terperinciSyarat Penentuan Lokasi TPA Sampah
Syarat Penentuan Lokasi TPA Sampah 1. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-3241-1994, membagi kriteria pemilhan loasi TPA sampah menjadi tiga, yaitu: a. Kelayakan regional Kriteria yang digunakan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH
BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1. TINJAUAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Pembagian wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara administratif yaitu sebagai berikut. a. Kota Yogyakarta b. Kabupaten Sleman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimilikinya selain faktor-faktor penentu lain yang berasal dari luar. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aliran permukaan adalah air yang mengalir di atas permukaan. Aliran permukaan sendiri memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas air yang dimilikinya selain
Lebih terperinciABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL
ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL PEMRAKARSA NAMA DOKUMEN PT. ASIATIC PERSADA Kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit dan Pabrik Pengolahannya NO. PERSETUJUAN & TANGGAL Komisi Penilai AMDAL Propinsi Jambi Nomor:274/2003,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM
10 BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah 2.1.1 Lokasi Lokasi penelitian Tugas Akhir dilakukan pada tambang quarry andesit di PT Gunung Sampurna Makmur. Secara geografis, terletak pada koordinat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terhadap barang ini pun kian meningkat seiring bertambahnya jumlah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Air memegang peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan kebutuhan terhadap barang ini pun kian meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk di suatu
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di
IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan satu Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul. Secara geografis,
Lebih terperinciRepository.Unimus.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya air merupakan kemampuan kapasitas potensi air yang dapat dimanfaatkan semua makhluk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, termasuk manusia dalam menunjang berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Sibolga yang terletak di pantai barat Pulau Sumatera, membujur sepanjang pantai dari utara ke selatan dan berada pada kawasan teluk yang bernama Teluk Tapian Nauli,
Lebih terperinciTugas Akhir Pemodelan Dan Analisis Kimia Airtanah Dengan Menggunakan Software Modflow Di Daerah Bekas TPA Pasir Impun Bandung, Jawa Barat
BAB V ANALISIS DATA 5.1 Aliran dan Pencemaran Airtanah Aliran airtanah merupakan perantara yang memberikan pengaruh yang terus menerus terhadap lingkungan di sekelilingnya di dalam tanah (Toth, 1984).
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1
DAFTAR ISI A. SUMBER DAYA ALAM Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1 Tabel SD-3 Luas Kawasan Lindung berdasarkan RTRW dan
Lebih terperinciTanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala
Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Administrasi Kabupaten Bangka Tengah secara administratif terdiri atas Kecamatan Koba, Kecamatan Lubuk Besar, Kecamatan Namang, Kecamatan Pangkalan Baru, Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Permen ESDM No.2 tahun 2017, tentang Cekungan Airtanah di Indonesia, daerah aliran airtanah disebut cekungan airtanah (CAT), didefinisikan sebagai suatu wilayah
Lebih terperinciDATA MINIMAL YANG WAJIB DITUANGKAN DALAM DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
Lampiran II. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : Tanggal : DATA MINIMAL YANG WAJIB DITUANGKAN DALAM DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH Tabel-1. Lindung Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia. Manfaat air sangat luas bagi kehidupan manusia, misalnya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, irigasi, industri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik yang saling terkait satu sama lain. di bumi ada dua yaitu ekosistem daratan dan ekosistem perairan. Kedua
Lebih terperincisedangkan untuk kategori usia tenaga kerja yang dimulai dari usia tahun
V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Harapan Jaya merupakan salah satu dari enam kelurahan yang berada di dalam Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Provinsi
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas DAS/ Sub DAS Stasiun Pengamatan Arus Sungai (SPAS) yang dijadikan objek penelitian adalah Stasiun Pengamatan Jedong yang terletak di titik 7 59
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan dan mempunyai luas daratan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dan mempunyai luas daratan kurang lebih 200 juta hektar atau kira-kira 1,5% luas daratan di bumi. Dengan luas daratan tersebut,
Lebih terperinciBAB 2 BAHAN DAN METODE
BAB 2 BAHAN DAN METODE 2.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 pada beberapa lokasi di hilir Sungai Padang, Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Batubara. Metode yang digunakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laut Indonesia sudah sejak lama didayagunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia terutama pemanfaatan sumberdaya hayati seperti ikan maupun sumberdaya non hayati
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bandar Lampung sebagai kota pesisir, terletak pada posisi 5º20-5º31 LS
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bandar Lampung sebagai kota pesisir, terletak pada posisi 5º20-5º31 LS dan 105º10-105º22 BT, mempunyai berbagai permasalahan yang berkaitan dengan karakteristik wilayah
Lebih terperinciGambar 9. Peta Batas Administrasi
IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Letak Geografis Wilayah Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6 56'49'' - 7 45'00'' Lintang Selatan dan 107 25'8'' - 108 7'30'' Bujur
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Parameter Oseanografi Pesisir Kalimantan Barat Parameter oseanografi sangat berperan penting dalam kajian distribusi kontaminan yang masuk ke laut karena komponen fisik
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI
BAB II 2.1. Tinjauan Umum Sungai Beringin merupakan salah satu sungai yang mengalir di wilayah Semarang Barat, mulai dari Kecamatan Mijen dan Kecamatan Ngaliyan dan bermuara di Kecamatan Tugu (mengalir
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... KATA PENGANTAR... PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... KATA PENGANTAR... PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR PETA... INTISARI... ABSTRACT... i ii iii iv
Lebih terperinci4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
22 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kelompok Umur Pertumbuhan populasi tiram dapat dilihat berdasarkan sebaran kelompok umur. Analisis sebaran kelompok umur dilakukan dengan menggunakan FISAT II metode NORMSEP.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Rencana pengembangan kawasan pantai selatan Pulau Jawa yang membentang dari Jawa Timur sampai Jawa Barat, tentu akan memberi dampak perkembangan penduduk di daerah-daerah
Lebih terperinciKANDUNGAN ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKA
KANDUNGAN ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKA Umroh 1, Aries Dwi Siswanto 2, Ary Giri Dwi Kartika 2 1 Dosen Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian,Perikanan
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... KATA PENGANTAR... PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR PETA... INTISARI... ABSTRACT... i ii iii iv
Lebih terperinciUKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG
PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan pada dasarnya adalah usaha untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dengan jalan memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam yang dimiliki, namun disisi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang banyak sehingga perlu dilindungi agar dapat bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta mahkluk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan kimia airtanah dipengaruhi oleh faktor geologi dan faktor antropogen.
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kimia airtanah menunjukkan proses yang mempengaruhi airtanah. Perubahan kimia airtanah dipengaruhi oleh faktor geologi dan faktor antropogen. Nitrat merupakan salah
Lebih terperinciGambar 10. Peta Jakarta dan Teluk Jakarta
IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 4.1. Kondisi Geografis Kota Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata ± 7 meter di atas permukaan laut, terletak pada posisi 6 12' Lintang Selatan dan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Persetujuan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Peta... Abstact...
DAFTAR ISI Halaman Judul... Halaman Persetujuan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Peta... Intisari... Abstact... i ii ii iv x xi xvi xviii xix BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciGambar 1. Kondisi Teluk Benoa saat surut. (http://telukbenoa.net)
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Lokasi Secara administratif Teluk Benoa terletak di Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. Teluk Benoa termasuk dalam teluk semi tertutup yang memiliki fase pasang dan surut
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM WILAYAH
3 GAMBARAN UMUM WILAYAH 3.1. Batas Administrasi dan Luas Wilayah Kabupaten Sumba Tengah merupakan pemekaran dari Kabupaten Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dibentuk berdasarkan UU no.
Lebih terperinciBAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI
BAB I KONDISI FISIK A. GEOGRAFI Kabupaten Lombok Tengah dengan Kota Praya sebagai pusat pemerintahannya merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN II. 1. Umum Ujung Berung Regency merupakan perumahan dengan fasilitas hunian, fasilitas sosial dan umum, area komersil dan taman rekreasi. Proyek pembangunan perumahan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Muka bumi yang luasnya ± juta Km 2 ditutupi oleh daratan seluas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muka bumi yang luasnya ± 510.073 juta Km 2 ditutupi oleh daratan seluas 148.94 juta Km 2 (29.2%) dan lautan 361.132 juta Km 2 (70.8%), sehingga dapat dikatakan bahwa
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
15 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Sub DAS Model DAS Mikro (MDM) Barek Kisi berada di wilayah Kabupaten Blitar dan termasuk ke dalam Sub DAS Lahar. Lokasi ini terletak antara 7 59 46 LS
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah
Lebih terperinciPENYELIDIKAN HIDROGEOLOGI CEKUNGAN AIRTANAH BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR
PENYELIDIKAN HIDROGEOLOGI CEKUNGAN AIRTANAH BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR S A R I Oleh : Sjaiful Ruchiyat, Arismunandar, Wahyudin Direktorat Geologi Tata Lingkungan Daerah penyelidikan hidrogeologi Cekungan
Lebih terperinciIV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN
92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI
BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI Kabupaten Kendal terletak pada 109 40' - 110 18' Bujur Timur dan 6 32' - 7 24' Lintang Selatan. Batas wilayah administrasi Kabupaten
Lebih terperinciV. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang
V. KEADAAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang Wilayah Kelurahan Pulau Panggang terdiri dari 12 pulau dan memiliki kondisi perairan yang sesuai untuk usaha budidaya. Kondisi wilayah
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Umar Ode Hasani Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan UHO Email : umarodehasani@gmail.com Ecogreen Vol. 2 No. 2, Oktober
Lebih terperinciANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG
Jurnal Reka Buana Volume 1 No 2, Maret-Agustus 2015 9 ANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG Galih Damar Pandulu PS. Teknik Sipil, Fak. Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Airtanah merupakan sumber daya penting bagi kelangsungan hidup manusia. Sebagai sumber pasokan air, airtanah memiliki beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan
Lebih terperinciHALAMAN PENGESAHAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR PETA... INTISARI... ABSTRACT... i ii iii iv v ix
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH PERENCANAAN
BAB III III.1 Gambaran Umum Kabupaten Indramayu III.1.1 Kondisi Geografis dan Topografi Kabupaten Indramayu berada di wilayah pesisir utara Pulau Jawa. Secara geografis Kabupaten Indramayu berada pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Lokasi CV. Jayabaya Batu Persada secara administratif terletak pada koordinat 106 O 0 51,73 BT dan -6 O 45 57,74 LS di Desa Sukatani Malingping Utara
Lebih terperinciTPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN
TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN PERTEMUAN 10 SUMBERDAYA LAHAN Sumberdaya Lahan Lahan dapat didefinisikan sebagai suatu ruang di permukaan bumi yang secara alamiah dibatasi oleh sifat-sifat fisik serta bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana kapal dapat bertambat untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi menimbulkan permasalahan bagi kelestarian lingkungan hidup. Aktivitas manusia dengan berbagai fasilitas
Lebih terperinciTabel Hasil Proses Pelingkupan
Tabel 2.50. Hasil Proses No. menimbulkan A. Tahap Pra 1. Sosialisasi Permen 17 tahun 2012 tentang Keterlibatan Masyarakat Dalam ProsesAMDAL dan Izin Lingkungan terkena Sosial Budaya Munculnya sikap Evaluasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan hubungan dengan kelingkungan (Versatappen, 1983 dalam Suwarno 2009).
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Geomorfologi Geomorfologi merupakan ilmu yang mempelajari bentuklahan yang menyusun permukaan bumi, baik diatas maupun dibawah permukaan air laut dan menekankan pada asal mula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Amilia Widya, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air minum memiliki persenyawa kimia sederhana yaitu terdiri dari dua atom hidrogen (H) berikatan dengan satu atom oksigen (O), digabungkan menjadi simbolik H
Lebih terperinci