Kompilasi Soal Ujian Tengah Semester Tahun Mata Kuliah Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kompilasi Soal Ujian Tengah Semester Tahun Mata Kuliah Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia"

Transkripsi

1 Kompilasi Soal Ujian Tengah Semester Tahun Mata Kuliah Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia 1. Jelaskan mengapa ekonomi konvensional gagal mencapai tujuan-tujuan normatif perekonomian! Kaitkan jawaban anda dengan worldview,peranan dan implikasinya dalan kehidupan! Jelaskan dampak secular worldview terhadap perekonomian! 2. Jelaskan mengenai Islamic worldview, perannya dalam kehidupan dan implikasinya pada perekonomian! Bagaimana caranya nilai-nilai Islamic Worldview bisa berjalan di perekonomian yang kapitalis? Jelaskan pula kaitan Islamic Worldview dan Islamisasi ilmu! 3. Jelaskan pendekatan Islam terhadap ekonomi! Jelaskan peran kesejahteraan non material dan moralitas dalam perekonomian Islam! 4. Jelaskan harmonisasi self-interest dan sacrifice sebagai sumber motivasi oleh pelaku ekonomi dan dampaknya terhadap terhadap alokasi sumber daya dalam perekonomian Islam! 5. Jelaskan maqashid al-syariah, defenisi, komponen dan tingkatan prioritasnya! 6. Jelaskan peran penting dan dampak maqashid al-syariah terhadap alokasi sumber daya dan struktur perekonomian Islam! Jelaskan bagaimana maqashid al-syariah digunakan dalam pembentukan hukum baru! 7. Jelaskan transaksi-transaksi ekonomi yang terlarang dalam Islam! Jelaskan pelarangan riba,definisi,jenis dan praktek modern-nya! Jelaskan pelarangan maysir dan gharar! 8. Jelaskan homo economicus sebagai model perilaku ekonomi manusia dalam ekonomi konvensional! Bedakan dengan homo ethicus dan homo Islamicus! 9. Jelaskan konsep produksi konvensional! Jelaskan bagaimana mereka bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam! 10. Jelaskan filosofi dari kewajiban bekerja dan motivasi melakukan aktivitas ekonomi produktif dalam Islam! Jelaskan apakah motivasi profit maximization mendapatkan pembenaran dalam Islam! 11. Jelaskan intervensi pasar dalam Islam! Bedakanlah market intervention dan price intervention dalam perekonomian Islam! 12. Jelaskan cara identifikasi mashlahah dan mafsadah dalam perekonomian Islam! 13. Jelaskan dampak pelarangan riba dan perintah zakat terhadap konsumsi agregat dalam perekonomian Islam! 14. Jelaskan mengapa Islam tidak melarang monopoli namun melarang ihktikar (monopoly s rent-seeking behaviour)! 15. Apakah konsep rasionalitas dalam ekonomi Islam dapat diterima? Jelaskan! 16. Apakah aksioma dalam konsumsi Islam? Jelaskan!

2 JAWABAN 1) Jelaskan mengapa ekonomi konvensional gagal mencapai tujuan-tujuan normatif perekonomian! Kaitkan jawaban anda dengan worldview,peranan dan implikasinya dalam kehidupan! Jelaskan dampak secular worldview terhadap perekonomian! Alasan ekonomi konvensional gagal mencapai tujuan-tujuan normatif perekonomian: 1. Konflik antara Worldview dan Tujuan Tujuan ekonomi konvensional terdiri dari 2 hal yakni tujuan positif dan normative. Positivism bertujuan membangun teori yang bisa memprediksi secara valid tentang fenomena yang belum diobservasi, menitikberatkan pada realisasi maksimisasi, efisiensi dan equity pada ekonomi (cost-benefit analysis). Sedangkan normativism bertujuan menitikberatkan pada tercapainya tujuan-tujuan sosial ekonomi seperti kesejahteraan sosial yang dapat direpresentasikan oleh Full employment, equal income distribution, ecological balance dll Untuk tercapainya tujuan normative diperlukan adjusment dan harmonisasi dari individu dengan kepentingan social karena kkonomi positif mengklaim bahwa efisiensi dan equity dapat ditentukan tanpa value judgment. Sementara secara normatif harus merefleksikan dan mewujudkan nilai-nilai yang diyakini baik oleh masyarakat. Fakta kegagalan konvensional disebabkan terjadi konflik antara tujuan-tujuan ekonomi yang diturunkan dari paradigma agama seperti brotherhood (kebersamaan) dan nilai moral, sedangkan pada sisi lain analisa ekonomi positif dipengaruhi oleh paradigma sekuler bahwa definisi sebuah kesejahteraan sangat bergantung pada preferensi individu. Dampak dari Konflik: 1. Disharmoni antara Peferensi Individu dan Preferensi Sosial Dengan dikedepankanya paradigma sekuler dalam mewujudkan tujuan normatif yang direpresentasikan oleh konsep homo economicus di mana manusia cenderung untuk memuaskan kepentingan pribadinya (self interest) di dalam analisa positif maka sulit untuk mendapatkan suatu kondisi di mana terjadi harmoni antara preferensi pribadi dan sosial.

3 2. Inequality of Distribution of Income and Wealth Dengan mengedepankan kepentingan pribadi dan pemuasan preferensi pribadi, maka kondisi equal distribution and wealth relatif sangat sulit untuk dicapai. Karena setiap individu terutama yang kaya akan terus menerus untuk cenderung memuasakan preferensi pribadinya sehingga mempengaruhi setiap keputusan yang diambil oleh produsen. Karena hanya si kaya yang memiliki daya beli dan memiliki akses yang luas terhadap kredit. 3. Refleksi Wants dari Majority Citizen di dalam Pembentukan Harga Dengan terjadinya ketimpangan pendapatan dan harta yang sangat mencolok diakibatkan dua faktor sebelumnya maka harga tidak lagi mencerimkan keinginan masyarakat luas terhadap barang dan jasa. Harga yang tinggi terhadap suatu produk bisa jadi hanya merepresentasikan seglinter elit masyarakat. 4. Tidak Terwujudnya Pasar Persaingan Sempurna Dengan ketimpangan yang tinggi serta distorsi terhadap pembentukan harga maka tujuan mikroekonomi untuk mencipatakan pasar bersaing yang sehat sulit untuk dapat terwujud. Hal ini disebabkan karena hanya segelintir elit masyarakat yang memiliki sumber daya untuk melaksanakan aktivitas produksi maupun konsumsi. 2. Inkonsistensi antara Mikroekonomi dan Makroekonomi Kegagalan ekonomi konvensional dalam mewujudkan kerangka mikroekonomi yang benar berdampak luas terhadap tujuan-tujuan ekonomi pada level makro. Kondisi full empolyment, ecological sustainable, serta equal income distribution tidak akan dapat terjadi karena inkonsistensi antara Mikroekonomi dan Makroekonomi di mana tujuan-tujuan Makroekonomi tidak akan tercapai dengan mengandalkan kebebasan individu dan peran pasar bebas. Dampak secular worldview terhadap perekonomian!

4 Secular worldview yang berfokus pada kehidupan saat ini saja (duniawi) mengakibatkan kondisi pemilik world view tersebut hanya menitikberatkan pada aspek material dari kesejahteraan manusia dan aktivitas ekonomi dihayati sebagai transaksi cost and benefit semata, oleh sebab itu tak heran jika menumpukan harta/kekayaan menjadi tujuan utama dari secular worldview yang terwujud dalam perekonomian dengan istilah dominasi financial economy atas real economy. Dampak Luas Dominasi Sektor Keuangan terhadap Ekonomi adalah sebagai berikut: -Dominasi sektor keuangan terhadap perekonomian membuat sistem ekonomi begitu rentan terhadap gejolak krisis keuangan seperti yang terjadi tahun 1997 (asian financial crisis) dan krisis keuangan global Selain itu, ketimpangan pendapatan antara sektor keuangan dan sektor riil 2) Jelaskan mengenai Islamic worldview, perannya dalam kehidupan dan implikasinya pada perekonomian! Bagaimana caranya nilai-nilai Islamic Worldview bisa berjalan di perekonomian yang kapitalis? Jelaskan pula kaitan Islamic Worldview dan Islamisasi ilmu! Islamic worldview dapat didefinisikan sebagai sebuah gambaran yang komprehensif atau absolut tentang Islam yang tujuannya adalah untuk menjelaskan secara holistik prinsip-prinsip Islam dasar jujur dan komprehensif sedemikian rupa sehingga menjadi dasar untuk pandangan hidup dan mengakar dalam diri seseorang. Implikasi Islamic Worldview terhadap Ekonomi: Aspek dunia dipandang sebagai persiapan untuk aspek akhirat. Aspek akhirat memiliki signifikansi yang utama dan final. Tidak kesemuanya menunjukkan perilaku pengabaian atau tidak menghiraukan aspek dunia. Cara nilai-nilai Islamic Worldview bisa berjalan di perekonomian yang kapitalis: Ilmu ekonomi konvensional merupakan ilmu yang sudah berevolusi selama kurang lebih 3 abad. Sebagai sebuah ilmu, ilmu ekonomi konvensional lebih maju daripada ilmu ekonomi Islam dalam beberapa hal. Oleh karenanya, ada beberapa keuntungan yang bisa kita pelajari dari kemajuan ilmu ekonomi konvensional untuk mengembangkan ilmu ekonomi Islam. Keuntungan bisa didapatkan oleh ekonomi Islam dengan cara meninjau kembali teori ekonomi konvensional yang sudah ada. Hal ini untuk mengetahui bagaimana teori-teori tersebut dikembangkan sebagai respons terhadap permasalahan ekonomi yang berlangsung sepanjang waktu. Cara ini akan menarik untuk memeriksa bagaimana persoalan ini dibahas dalam konteks asumsi yang mencerminkan filosofi sekuler dalam satu sisi dan kondisi yang berlaku dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, kita bisa mendapatkan beberapa ide tentang bagaimana menganalisis dan menawarkan solusi terhadap permasalahan ekonomi yang kita hadapi hari ini dari perspektif Islam.

5 Cara lain untuk mendapatkan manfaat dari ekonomi konvensional adalah dari hubungan antara asumsi-asumsi yang diberikan dalam teori dan filosofi sekuler yang mendasarinya. Hubungan antara asumsi tersebut dapat digunakan untuk membangun ilmu ekonomi Islam. Asumsi-asumsi yang basis filosofisnya tidak selaras dengan prinsip dan nilai Islam, akan ditolak. Asumsi lain yang dasarnya tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam, dapat memenuhi syarat atau, disesuaikan kapan saja dapat berguna bagi pengembangan ekonomi Islam. Ekonom Islam dapat juga memperoleh manfaat dari mempelajari seni analisis yang digunakan dalam ekonomi konvensional. Seni ini termasuk techniques or tools yang yang dapat meningkatkan keterampilan dan pengalaman dalam berurusan dengan permasalahan ekonomi yang berbeda. Contohnya kita bisa belajar dari ekonomi konvensional dari segi klasifikasinya, analisisnya, dan bagaimana mengukur variabelnya. Contoh dari teknik analisis termasuk juga penggunaan dari matematika dan statistik untuk mendapatkan hasil analisis yang akurat. Jelaskan pula kaitan Islamic Worldview dan Islamisasi ilmu! Ekonomi konvensional tidak bebas nilai juga tidak bebas bebas ideologi dan memiliki foundations' yang mewakili sejarah dan pengalaman Eropa (sekuler). Aspek ini mungkin tidak sejalan dengan beberapa worldview Islam, oleh sebab itu dilakukanlah Islamisasi ilmu yang bertujuan sebagai Proses penyusunan kembali ilmu pengetahuan, yang berhubungan dengan Islam (Faruqi 1982). IOE (Islamization of Economics) berimplikasi adanya critical interaction dengan ekonomi konvensional Bagian dari agenda besar Islamization of knowledge adalah pengembangan ekonomi islam sebagai sebuah disiplin tidak dimulai dari nol, tetapi akan mengutilisasi konsep ekonomi mainstream yang memang lebih maju secara teori dan praktik, dan mengadjust compatibilitinya dengan kerangka dan prinsip Islam. de-westernisasi ekonomi konvensional dan kemudian menanamkan nilai-nilai / prinsip Islam. Sehingga membentuk kembali ekonomi modern dengan menghilangkan, mengubah, menafsirkan dan menyesuaikan komponen sesuai dengan pandangan Islam dan nilai-nilainya. Fokus IOE (Islamization of Economics) sepatutnya pada proses epistemologis dan metodologis yang memerlukan semacam integrasi pengetahuan. Secara umum proses interaksi dan integrasi akan mengambil dua area:

6 3) Jelaskan pendekatan Islam terhadap ekonomi! Jelaskan peran kesejahteraan non material dan moralitas dalam perekonomian Islam! Pendekatan Islam terhadap ekonomi salah satunya melalu pendekatan perilaku. Konsep perilaku ekonomi dalam Islam akan sangat memperngaruhi keputusan seseorang dalam melakukan aktivitas ekonomi sehingga memiliki kecenderungan untuk mengerjakan aktivitas ekonomi yang dianjurkan Islam dan menjauhi aktivitas ekonomi yang dilarang oleh Islam NILAI PERILAKU EKONOMI Mencari keuntungan Profit Peduli masa depan / keluarga Ketaatan Agama Menabung berdasarkan motif bunga Menabung hanya untuk simpanan Menabung untuk Ibadah haji Pada dasarnya tujuan hidup setiap manusia adalah untuk mencapai kesejahteraan, meskipun manusia memaknai kesejahteraan dengan prespektif yang berbeda-beda. Sebagian besar paham ekonomi (konvensional) memaknai kesejahteraan sebagai kesejahteraan material duniawi. Islam memaknai kesejahteraan dengan istilah falah. Falah berasal dari bahasa Arab dari kata kerja aflaha-yuflihu yang berarti kesuksesan, kemuliaan dan kemenangan. Dalam pengertian literal, falah adalah kemuliaan dan kemenangan dalam hidup. Falah dalam hal ini berarti kesejahteraan holistik dan seimbang antara dimensi: (1) material-spiritual; (2) individual-sosial; (3) kesejahteraan di kehidupan duniawi dan di akhirat.

7 Sejahtera dunia diartikan sebaga segala yang memberikan kenikmatan hidup inderawi, baik fisik, intelektual, biologis maupun material, sedangkan kesejahteraan akhirat diartikan sebagai kenikmatan yang yang diperoleh setelah kematian manusia. Prilaku manusia di dunia diyakini akan berpengaruh terhadap kesejahteraan di akhirat yang abadi. Dalam konteks dunia, falah merupakan konsep yang multidimensi. Ia memiliki implikasi pada aspek mikro maupun makro. Falah dapat terwujud apabila terpenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup manusia secara seimbang sehingga tercipta maslahah. Maslahah adalah segala bentuk keadaan, baik material maupun non material, yang mampu meningkatkan kedudukan manusia sebagai makhluk yang paling mulia. 4) Jelaskan harmonisasi self-interest dan sacrifice sebagai sumber motivasi oleh pelaku ekonomi dan dampaknya terhadap terhadap alokasi sumber daya dalam perekonomian Islam!

8 Dalam perekonomian Islam definisi kesejahteraan bukan berfokus pada alokasi sumber daya yang habis digunakan secara maksimal dalam suatu wilayah pada periode tertentu, karena bisa saja mengindikasikan eksploitasi sumber daya oleh satu pihak tanpa memberi manfaat kepada pihak yang lain. Ekonomi Islam meletakan perhatian kepada alokasi sumber daya yang mampu meningkatkan utilitas banyak pihak dengan pendistribusian sumber daya yang adil, hal ini dapat tercipta oleh bantuan pemerintah sebagai pengatur negara, namun terdapat alternatif yang lebih efektif yang dapat dilakukan oleh masyarakat diantaranya dengan meningkatkan social interest masyarakat berupa secrifice dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat. Islam telah memiliki isntrumen dalam memfasilitas peningkatan social interest ini diantaranya melalui aktivitas zakat, wakaf, sedekah dll. Guna meningkatan kesejahteraan masyarakat dari segi ekonomi mauapun non ekonomi. 5) Jelaskan maqashid al-syariah, defenisi, komponen dan tingkatan prioritasnya! Maqashid syariah adalah nilai-nilai dan sasaran syara yang dipandang sebagai tujuan hukum Islam untuk menciptakan suatu maslahah dan menghindari mafsadah (kerusakan) Dalam konsep Maqasid-al shari ah maslahah terdiri dari beberapa tingkatan untuk di capai: 1. Daruriyat: Daruriyah adalah penegakan kemaslahatan agama dan dunia. Artinya ketika daruriyah itu hilang maka kemaslahatan dunia dan bahkan akhirat juga akan hilang munculnya kerusakan- Lima poin penting yang perlu dijaga agar kebutuhan dasar manusia dapat tercapai dan menjegah terjadinya kerusakan: Dien à dibutuhkan oleh manusia à menuntun keyakinan, memberikan ketentuan/aturan hidup, dan membangun moralitas. Nafs à sesuatu yang membantu eksistensinya merupakan kebutuhan, yang mengancam kehidupan harus dijauhi Aql à Islam mewajibkan tholabul ilm à karena tanpanya manusia akan mengalami kesulitan dan penderitaan. Nasl à kelangsungan generasi dan kehidupan dunia sangat penting Maal à Ia dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan sebagai sarana untuk ibadah (banyak ibadah membutuhkan harta) Mashlahah dapat diwujudkan apabila lima unsur pokok kehidupan (ushûl al-khamsah) dapat diwujudkan dan dipelihara, yaitu agama (dîn), jiwa (nafs), akal ( aql), keturunan (nasl), dan harta (mâl).

9 2. Hajiyat: Tahap kedua dari Maqasid al-shari ah adalah hajiyah yang didefinisikan sebagai hal-hal yang dibutuhkan untuk mewujudkan kemudahan dan menghilangkan kesulitan yang dapat menyebabkan bahaya dan ancaman. Bahaya yang ditimbulkan jika hajiyah tidak ada tidak akan berdampak atau mengganggu kemaslahatan umum Hajiyah juga dimaknai sebagai kebutuhan sekunder. 3. Tahsiniyat Tahsiniyah berarti melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan menghindari yang buruk sesuai dengan apa yang telah diketahui oleh akal sehatnya. Seseorang jika sudah mencapai tahap tahsiniyah berarti telah mencapai keadaan puas meskipun tidak menambah efisiensi 6) Jelaskan peran penting dan dampak maqashid al-syariah terhadap alokasi sumber daya dan struktur perekonomian Islam! Jelaskan bagaimana maqashid al-syariah digunakan dalam pembentukan hukum baru! Dalam struktur perekonomian Islam, aktivitas konsumi dan produksi menjadi bagian yang harus sesuai dengan tujuan syariat Islam, maka manusia sebagai trustee to manage nature (Q.S Al-An am : ) yang memiliki tujuan untuk pembangunan/kesejahteraan harus melaksanakannya berdasarkan cara-cara terbaik sesuai dengan perintahnya Penerapan Maqasid al-shari ah dalam Aktivitas Produksi Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa produksi barang-barang kebutuhan dasar secara khusus dipanandang sebagai kewajiban sosial (fard al-khifayah). Jika sekelompok orang sudah berkecimpung dalam memproduksi barang-barang tersebut dalam jumlah yang sudah mencukupi kebutuhan masyarakat, maka kewajiban seluruh masyarakat sudah terpenuhi. Namun jika tidak ada seseorang pun yang melibatkan diri dalam kegiatan tersebut atau jumlah yang diproduksi tidak tercukupi maka semua orang akan diminta pertanggung jawabanya. Kuantitas produksi tidak akan berlebihan, tetapi hanya sebatas kebutuhan yang wajar. Produksi barang/jasa secara berlebihan tidak saja menimbulkan mis-alokasi sumber daya ekonomi dan kemubaziran (wastage), tetapi juga menyebabkan terkurasnya sumber daya ekonomi secara cepat.

10 Hirarki Aktivitas Produksi Imam Al-Ghazali ( ) Perekonomian yang tidak berorientasikan pada maslahah kadang melupakan ke mana produknya mengalir, sepanjang efisiensi ekonomi tercapai dengan keuntungan yang memadai. Pun jika yang mengkonsumsi barang/jasa tersebut hanya kalangan tertentu yang berakibat pada timbulnya konsumerisme dan ketimpangan sosial. Hal ini berbeda dengan nilai-nilai Islam yang mengaitkan tujuan produksi dengan kemaslahatan. Jika produksi basic needs menjadi suatu prioritas, maka kesejahteraan masyarakat akan meningkat karena segala kebutuhan pokok telah terpenuhi.

11 Penarapan konsep Maqasid al-shari ah dalam aktivitas konsumsi Tujuan akhir dari aktivitas konsumsi dalam ekonomi konvensional adala utility atau kepuasan. Utility dalam konteks perekonomian, dimaknai sebagai kegunaan barang dan jasa ketika konsumen mengkonsumsi suatu barang. Kegunaan ini bisa juga dirasakan sebagai rasa tertolong dari suatu kesulitan karena mengkonsumsi suatu barang. Dikarenakan adanya rasa ini maka sering kali utilitas dimaknai sebagai rasa puas yang dirasakan konsumen.konsumsi yang belandaskan pada keinginan dan kepuasan akan berujung pada budaya konsumerisme. Dalam Islam tujuan konsumsi bukanlah utilitas melainkan maslahah. Pencapaian maslahah tersebut merupakan tujuan dari Maqasid al-shariah. Konsep utilitas sangat subjektif karena bertolak belakang pada pemenuhan wants. Sedangkan konsep maslahah relatif lebih objektif karena bertolak pada pemenuhan kebutuhan atau needs. 7) Jelaskan transaksi-transaksi ekonomi yang terlarang dalam Islam! Riba Secara bahasa, riba ( االلرربباا ) berarti ziyadah ( االلززييااددةة ) yaitu tambahan, bisa juga diartikan sebagai kelebihan, atau pertumbuhan. Dari sudut pandang teknis, riba adalah pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil. Sedangkan dari segi istilah, menurut Dr. Yusuf Al-Qaradhawi riba adalah Setiap pinjaman yang di dalamnya disyaratkan adanya tambahan tertentu. Secara garis besar riba terbagi dua: 1. Riba Nasi ah Nasi ah berasal dari kata nasa a yang berarti menunda, menangguhkan atau menunggu dan merujuk pada waktu yang diberikan kepada peminjam untuk membayar kembali pinjamannya dengan imbalan tambahan atau premium. Jadi Riba Nasi ah sama dengan bunga yang dikenakan atas pinjaman 2. Riba Fadhl Dari segi bahasa, fadhl adalah lebihan. Sedangkan dari istilah riba fadhl adalah, lebihan atau penambahan kuantitas dalam transaksi pertukaran atau jual beli barang yang jenisnya sama, seperti emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum dsb, yang jumlahnya tidak sama.

12 Hukum Pelarangan Riba ( Q.S AL-Baqarah: ) Serta Hadist: Riba al-qardh dan Bunga Bank Dilihat dari illat pengharaman riba al-qardh: Illat dari riba al-qardh adalah tambahan atas pinjaman, bukan besar kecilnya tambahan Bank dengan debitur diikat dengan transaksi pinjaman dimana bank bertindak sebagai pemilik dana (pemberi pinjaman) dan debitur sebagai peminjam Dengan menggunakan illat dan kaidah fiqh dapat disimpulkan bahwa bunga bank adalah tambahan (manfaat) atas pinjaman dan oleh karena itu diharamkan

13 Terdapat beberapa pendapat para ulama atau cendekiawan muslim yang mengatakan bahwa bunga bank bukan riba dengan argumentasi sebagai berikut: 1. Bunga bank tidak berlipat ganda sehingga tidak termasuk dalam cakupan dalil riba (Al-Baqarah ayat 275) dan tidak termasuk dalam riba jahiliyyah 2. Riba al-qardh yang diharamkan adalah tambahan atas pinjaman konsumsi. Tambahan atas pinjaman yang digunakan untuk membiayai kegiatan investasi tidak diharamkan karena investasi menghasilkan keuntungan yang besar 3. Bunga pinjaman adalah suatu tuntutan kebutuhan riil sehingga diperbolehkan meskipun mengandung kemudharatan dengan menggunakan kaidah maslahat yang lebih besar lebih diutamakan ketimbang kemudharatan. Maslahat riba dianggap lebih besar dari mudharatnya 4. Bank adalah sebuah kebutuhan penting dalam sistem perekonomian sehingga tidak mungkin dihilangkan 5. Bunga bank menjadi kompensasi atas terjadinya inflasi Sanggahan atas argumentasi tersebut: 1. Nash dalam surat Al-Baqarah: 275 berlaku untuk seluruh riba, baik yang sedikit ataupun yang banyak. Dan dalam ayat 279 dikatakan Tetapi jika kamu bertobat, maka kamu berhak atas pokok hartamu. Yang dihalalkan hanya pokok harta dan bukan tambahan meskipun nilainya kecil. Selain itu, besar kecilnya tambahan bukan merupakan illat riba al-qardh dan oleh karenanya tidak bisa dijadikan landasan dalam menentukan hukum 2. Dalil pelarangan riba oleh Al-Qur an dan Sunnah mencakup seluruh jenis riba, tanpa kecuali. 3. Illat riba adalah tambahan atas pinjaman, baik itu pinjaman konsumsi maupun investasi. Sifat dan peruntukan dari pinjaman bukan merupakan illat dari riba. Bedakan hikmah dengan illat, hikmah tidak dapat dijadikan landasan hukum 4. Kaidah yang benar adalah mencegah kemudharatan lebih diutamakan daripada menarik kemaslahatan. Dan sebuah maslahat diambil hanya jika tidak bertentangan dengan syariat

14 Gharar Imam Isnawi dari mazhab Syafi i mengatakan bahwa gharar adalah jual beli yang mengandung dua kemungkinan dan kemingkinan besarnya adalah adanya ketidakjelasan di dalamnya. Imam Ibnu Taimiyah mendefinisikan gharar sebagai jual beli yang tidak diketahui akibatnya. Ibnu Qayyim mengatakn bahwa gharar adalah jual beli dimana barang tidak bisa diserahkan baik barang itu ada maupun tidak ada, seperti menjual budak yang lari atau unta yang terlantar. Ibnu Hazm mendefinisikan gharar sebagai transaki dimana pembeli tidak tahu barang apa yang dijualnya. Mayoritas ulama fiqh sepakat bahwa transaksi yang mengandung gharar dianggap tidak sah. Syarat-syarat dari gharar yang dapat menjadikan sebuah akad menjadi tidak sahih: 1 Gharar terjadi pada kontrak transaksi finansial 2 Tingkat gharar cukup tinggi (gharar fahisy) 3 Gharar terjadi pada objek akad 4 Transaksi tersebut tidak ada kepentingan yang melatarbelakanginya Qimar dalam arti aslinya adalah taruhan dengan menggunakan instrumen khusus Maysir merupakan salah satu jenis permainan yang marak pada masa jahiliyah, dan sering disebut sebgai qimar jahiliyah. Sehingga, qimar memiliki cakupan yang lebih besar dari maysir. Al-Dareer melihat bahwa qimar dan maysir menjadi bagian dari gharar karena gharar memiliki arti yang lebih luas dari keduanya. 8) Jelaskan homo economicus sebagai model perilaku ekonomi manusia dalam ekonomi konvensional! Bedakan dengan homo ethicus dan homo Islamicus! Homo economicus dalam kerangka ekonomi konvensional adalah keinginan manusia akan barang dan jasa untuk mencukupi kebutuhan dan mencapai kesejahteraan, dalam praktiknya homo economicus dibagi menjadi 2, yakni yang bermoral (homo eticus) dan yang tidak bermoral. Sedangkan homo Islamicus adalah peran manusia yang meliputi komponen hamba, kholifah (peneglola bumi), besaudara dan memiliki sifat rasional serta spiritual.

15 9) Jelaskan konsep produksi konvensional! Jelaskan bagaimana mereka bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam! Dalam ekonomi konvensional, perusahaan/ produsen selalu diasumsikan untuk memaksimumkan keuntungan (profit maximization assumption) dalam produksi= profit sebagai motif tunggal. Ada hubungan kuat antara profit maximization dengan propensity to monopolize, baik di pasar barang maupun di pasar faktor. Berkut adalah konsep produksi dalam ekonomi konvensional dan evaluasinya: Evaluasi Konsep Pareto Optimality Ø Adanya Pareto Optimality yang berimplikasi pada pengabaian masalah distribusi pendapatan. Ø Kriteria pareto tidak dapat diterapkan untuk setiap rencana meningkatkan output diatas level maximum profit yang akan menguntungkan orang kaya diatas beban orang miskin. Evaluasi Konsep Given Demand Hypothesis Ø Ekonomi konvensional secara implisit mengasumsikan bahwa demand bersifat given (as it is). Ø Dalam perekonomian dengan distribusi pendapatan yang tidak merata dimana sebagian besar masyarakat adalah miskin, kebutuhan riil masyarakat sering tidak tercermin dalam permintaan pasar. Misalnya, produksi lebih ditekankan pada luxury goods yang hanya dapat dijangkau oleh the rich, dan justru yang menjadi kebutuhan dasar bagi masyarakat secara keseluruhan tidak diproduksi secara optimal.

16 Ø Permintaan pasar juga tidak selalu mencerminkan permintaan masyarakat yang sesungguhnya. Ø Perusahaan besar memiliki kemampuan dan kekuatan yang dibutuhkan untuk memanipulasi permintaan pasar seperti melalui iklan hingga mengkooptasi kebijakan pemerintah. Profit maximization sebagai motivasi tunggal produksi adalah inconsistent with islamic rationality karena produksi tidak hanya semata-mata untuk untuk mencapai kepuasan materi/profit tetapi juga sebagai sarana untuk tujuan lain (huquq) Berkut adalah prinsip produksi dalam islam: 1. Kegiatan produksi harus dilandasi dari nilai-nilai Islam, yaitu sesuai dengan Maqashid Syari ah à Maslahah 2. Prioritas produksi harus sesuai dengan prioritas kebutuhan, yaitu dharuriyah, hajiyah, dan tahsiniyah. 3. Kegiatan produksi harus memperhatikan keadilan, aspek sosial, kemasyarakatan, memenuhi kewajiban zakat, sedekah, infaq dan waqaf (huquq) 4. Mengelola sumber daya alam secara optimal, tidak boros, berlebihan, dan merusak lingkungan. 5. Distribusi keuntungan yang adil antara pemiliki, pengelola, manajemen dengan buruh à sehingga tidak ada ketimpangan pendapatan 10) Jelaskan filosofi dari kewajiban bekerja dan motivasi melakukan aktivitas ekonomi produktif dalam Islam! Jelaskan apakah motivasi profit maximization mendapatkan pembenaran dalam Islam! Manusia adalah khalifah di muka bumi ini, sehingga tujuan dari manusia (termasuk perusahaan) adalah untuk mencapai maslahah. Produsen Islami akan tetap memproduksi dengan kerangka profit maximization. Namun, keputusan berproduksinya juga akan berdasarkan konsep maslahah bagi society. Oleh karena itu, opportunity cost memproduksi barang kebutuhan pokok adalah kecil (karena maslahah-nya besar) dan opportunity cost untuk memproduksi barang kebutuhan tersier adalah tinggi (karena seharusnya faktor produksi bisa digunakan untuk memproduksi barang kebutuhan pokok yang lebih penting untuk kemaslahatan umat).

17 Fungsi profit (π) = π (q) = R (q) C (q) ; Total Revenue (R) = R (q) = P (q). (q) ; Total Economic Cost (C) = C = E (q) + I (q) ; dimana E = total explicit cost dan I = total implicit cost atau opportunity cost. Opportunity Cost untuk Produsen Konvensional (I c ) = I c (q) Opportunity Cost untuk Produsen Islami (I s ) = I s (q) = α (q) + I c (q) dimana α adalah Islamic valuation dari opportunity cost of the good berdasarkan maslahah. Untuk produksi barang primer, α (q) < 0 dimana q > 0. Untuk produksi barang kebutuhan tersier, α (q) > 0 dimana q > 0. 11) Jelaskan intervensi pasar dalam Islam! Bedakanlah market intervention dan price intervention dalam perekonomian Islam! Direct Tools dalam Intervensi Pasar: 1. Pricing - Protecting economic freedom and justice in fair play of market forces is a major criterion of market regulation in the Islamic system - Intervensi harga dan minimum wage 2. Licensing and Registration Restrict import, export, or entry to certain markets 3. Subsidies 4. Pengaturan Currency à Stabilitas Harga

18 12) Jelaskan cara identifikasi mashlahah dan mafsadah dalam perekonomian Islam! Identifikasi mashlahah dan mafsadah parameternya adalah melalui Maqashid syariah. Apabila terjadi pemenuhan atas 5 maqashid syariah yang terdiri dari agama, jiawa, akal, harta dan keturunan maka akan tercapai kondisi maslahah, Begitu pula sebaliknya jika satu dari kelima maqashid syariah ada yang tidak terpenuhi atau terabaikan makan kondisi tersebut masuk dalam kondisi mafasadah (kerusakan). 13) Jelaskan dampak perintah zakat terhadap konsumsi agregat dalam perekonomian Islam! Zakat yang dikenakan kepada Muzakki mengakibatkan dispossible income muzakki menjadi berkurang, ditandai dengan berkurangnya konsumsi sebesar rate dari zakat. Akibatnya Kurva konsumsi muzakki berotasi dari C menjadi Caz. Zakat yang diterima oleh mustahik menyebabkan meningkatnya autonomous comsumption dari mustahik. Dengan asumsi bahwa zakat yang diterima berupa fixed transfer of income (Bo-B1), kurva kurva konsumsi mustahik bergeser dari C menjadi C+Z

19 Secara agregat (Mustahik dan Muzakki), kurva konsumsi berotasi dari C menjadi C+Z atau telah terjadi peningkatan konsumsi agregat. Dalam jangka menengah, hal ini juga akan mendorong peningkatan output. 14) Jelaskan mengapa Islam tidak melarang monopoli namun melarang ihktikar (monopoly s rent-seeking behaviour)! Islam membolehkan siapapun berusaha, sesuai prinsip kebebasan ekonomi, tanpa melihat apakah dia satu-satunya produsen (monopoli) atau ada produsen lain.. Monopoli menjanjikan banyak manfaat bagi perekonomian, diantaranya perusahaan menjadi monopolist karena karena mencapai economices of scale dimana biaya produksi yang lebih rendah dan skala produksi yang besar sehingga : Harga lebih rendah dan output lebih banyak, dampak terusannya adalah perbaikan kualitas produk, perbaikan teknologi melalui R&D, dan efisiensi. Tetapi Dalam banyak kasus monopoli diciptakan oleh hambatan dan praktik yang tidak adil diantaranya; Suap membeli pesaing kampanye iklan palsu pemaksaan dari pemasok bahan baku Diskriminasi harga Ini terjadi ketika profit maximization sebagai tujuan tunggal akan membuat monopolis memproduksi lebih sedikit dengan harga lebih tinggi dari apa yang ada di pasar persaingan sempurna. Kondisi seperti ini membuat struktur monopoli menjadi merugikan masyarakat. Dalam Islam, mengambil keuntungan diatas keuntungan normal dengan cara menjual barang lebih adalah seperti perilaku ikhtikar. Ikhtikar adalah terlarang

20 Syarat ikhtikar: (i) objek penimbunan merupakan barang-barang kebutuhan masyarakat à kriteria kebutuhan adalah sesuai maqashid (ii) tujuan penimbunan adalah untuk meraih keuntungan diatas keuntungan normal bukan sebagai sekedar persediaan Ihtikar: mengambil keuntungan di atas keuntungan normal dengan cara menjual lebih sedikit barang untuk harga lebih tinggi (monopoly s rent seeking). Sebenarnya produsen dapat produksi pada tingkat harga S=D (atau MC=AR). Selisih Kotak PmXYZ dan ABCD monopoly s rent seeking yang diharamkan

21 15) Apakah konsep rasionalitas dalam ekonomi Islam dapat diterima? Jelaskan! Dalam ekonomi konvensional dilandasi oleh motivasi self interest untuk mencapai utilitas yang merepresentasikan preferensi terbaik. Islamic rational man (right minded/ rashiid/berakal) is a person who applies right judgment with respect to his economic activities and economic decision-making. Application of right judgments refers to both private and social interest as well as to observance of Shariah rules. Karena itu One distinguishing feature of islamic rationality compared to conventional concept of rationality is that pursuit of social interest is part of private and selfish interest. There is right of others within one s own private property right Self interest adalah hal yang mungkin terjadi pada manusia sebagaimana di sebutkan dalam QS Hud/11 :87 dan QS Al Isra/17: 100. Tapi adanya social interest adalah lebih baik (QS Al Imran/3 : 14, 17) 16) Apakah aksioma dalam konsumsi Islam? Jelaskan! Karena perilaku konsumsen Islami berdasarkan rationalitas Islam, maka perilaku konsumsinya menjadi berbeda dengan konsumsi konvensional. Rationalitas islam dibangun atas tujuan dan dasar yang lebih baik, maka perilaku konsumsi akan mencerminkan hal yang lebih baik Axioma yang ada dalam ekonomi konvensional tidaklah cukup dan diperlukan axioma tambahan Berikut axioma dalam konsumsi Islam: 1. Non-Haram Items : seorang konsumen Islami tidak akan mengkonsumsi barang haram. Aturan Syariah membedakan jenis barang halal dan haram, sehingga konsumen mengetahui mana barang dan jasa yang boleh dikonsumsi dan mana yang tidak. maka sangat rasional bagi individu tersebut untuk hanya mengkonsumsi barang halal 2. Maslahah Oriented : konsumen hanya akan memilih items yang memberikan maslahah terbaik Prilaku konsumsi sesorang yang diasumsikan rasional Islamic Man di mana prilaku konsumsinya tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan manfaat atau utility dari barang dan jasa yang dikonsumsinya tetapi juga memperhitungkan maslahah dari barang dan jasa tersebut,

22 3. Higher Income represents higher mashalah : harta/income sebagai unsur maqashid mencerminkan maslahah yang lebih baik Ingat bahwa maslahah terealisasi dengan penjagaan maqashid syariah Analisis ekonomi membatasi pada salah satu elemen maqashid : harta/pendapatan Tapi konsep keseimbangan maqashid tetap berlaku

SUNSHINE JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2014/2015 EKONOMI SYARIAH. Aspek Islamic World View Secular World View

SUNSHINE JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2014/2015 EKONOMI SYARIAH. Aspek Islamic World View Secular World View 1 2 SUNSHINE JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2014/2015 EKONOMI SYARIAH No. 1 a. Aspek Islamic World View Secular World View Tujuan utama aktivitas ekonomi Penggerak utama Perhatian utama

Lebih terperinci

SUNSHINE SOAL DAN PEMBAHASAN UTS EKONOMI SYARIAH SEMESTER GASAL 2015/2016

SUNSHINE SOAL DAN PEMBAHASAN UTS EKONOMI SYARIAH SEMESTER GASAL 2015/2016 SUNSHINE SOAL DAN PEMBAHASAN UTS EKONOMI SYARIAH SEMESTER GASAL 2015/2016 No. 1 Bobot soal 25% a. Jelaskan mengapa ekonomi konvensional gagal mencapai tujuan-tujuan normatif perekonomian? Kaitkan jawaban

Lebih terperinci

Materi 3 Tujuan & Prinsip Bisnis Syariah. by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM.

Materi 3 Tujuan & Prinsip Bisnis Syariah. by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM. Materi 3 Tujuan & Prinsip Bisnis Syariah by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM. 1 Latar Belakang Kritik terhadap bisnis konvensional 2 cenderung bebas value dan amoral a. Berbicara pada dataran keilmuan manusia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF TENTANG KONSEP KONSUMSI DALAM PANDANGAN EKONOMI ISLAM DAN KONVENSIONAL

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF TENTANG KONSEP KONSUMSI DALAM PANDANGAN EKONOMI ISLAM DAN KONVENSIONAL 68 BAB IV ANALISIS KOMPARATIF TENTANG KONSEP KONSUMSI DALAM PANDANGAN EKONOMI ISLAM DAN KONVENSIONAL A. Persamaan Konsep Konsumsi Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional Pada konsep ini baik ekonomi Islam

Lebih terperinci

UAS Ushul Fiqh dan Qawa id Fiqhiyyah 2015/2016

UAS Ushul Fiqh dan Qawa id Fiqhiyyah 2015/2016 UAS Ushul Fiqh dan Qawa id Fiqhiyyah 2015/2016 Soal 1 Sebutkan dan jelaskan dhawabith maqashid syariah! Dhawabith maqashid syariah adalah batasan-batasan yang harus dipenuhi untuk menentukan substansi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF KONSEP KEPUASAN SEBAGAI TUJUAN KEGIATAN KONSUMSI MENURUT EKONOMI KONVENSIONAL DAN EKONOMI SYARIAH

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF KONSEP KEPUASAN SEBAGAI TUJUAN KEGIATAN KONSUMSI MENURUT EKONOMI KONVENSIONAL DAN EKONOMI SYARIAH BAB IV ANALISIS KOMPARATIF KONSEP KEPUASAN SEBAGAI TUJUAN KEGIATAN KONSUMSI MENURUT EKONOMI KONVENSIONAL DAN EKONOMI SYARIAH A. Analisis Komparatif Konsep Kepuasan Menurut Ekonomi Konvensional dan Ekonomi

Lebih terperinci

KEMASHLAHATAN UMAT DALAM RENCANA PEMBENTUKAN HOLDING BUMN DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF ISLAM

KEMASHLAHATAN UMAT DALAM RENCANA PEMBENTUKAN HOLDING BUMN DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF ISLAM Seminar Nasional Menakar Masalah dan Mashlahat Rencana Pembentukan Holding BUMN Departemen Hukum Perdata Program Studi Hukum Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia KEMASHLAHATAN UMAT DALAM RENCANA

Lebih terperinci

BAGIAN I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAGIAN I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG BAGIAN I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG 01. Tujuan Laporan Keuangan entitas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (untuk selanjutnya disebut Bank) adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,

Lebih terperinci

Asas Filsafat Nilai Dasar, Nilai Instrumental, Prinsip-prinsip, dan Faktor-Faktor Ekonomi Islam

Asas Filsafat Nilai Dasar, Nilai Instrumental, Prinsip-prinsip, dan Faktor-Faktor Ekonomi Islam . Asas Filsafat Nilai Dasar, Nilai Instrumental, Prinsip-prinsip, dan Faktor-Faktor Ekonomi Islam 2 Pengertian Sistem Ekonomi Islam adalah sistem pemenuhan kebutuhan hidup manusia untuk mencapai kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Berdasarkan uraian pada BAB II tentang landasan teori mengenai preferensi

BAB IV ANALISIS DATA. Berdasarkan uraian pada BAB II tentang landasan teori mengenai preferensi 74 BAB IV ANALISIS DATA Berdasarkan uraian pada BAB II tentang landasan teori mengenai preferensi dan sumber modal, dan BAB III yang berisi tentang hasil penelitian, maka dalam BAB IV ini penulis akan

Lebih terperinci

Konsep Dasar Ekonomi Islam MIKRO EKONOMI SYARIAH

Konsep Dasar Ekonomi Islam MIKRO EKONOMI SYARIAH 1 Konsep Dasar Ekonomi Islam MIKRO EKONOMI SYARIAH 2 TUJUAN DAN PROBLEM EKONOMI ISLAM Tujuan Hidup (Falah) dan problem ekonomi (welfare) Masalah dalam welfare adalah scarce resources and unlimited wants

Lebih terperinci

BAB 2 KONSEP KEBUTUHAN DALAM ISLAM

BAB 2 KONSEP KEBUTUHAN DALAM ISLAM BAB 2 KONSEP KEBUTUHAN DALAM ISLAM A. Pendahuluan Kesejahteraan hidup manusia bisa tercapai saat kebutuhan atau keinginan terpenuhi. Kebutuhan merupakan cerminan perasaan atau persepsi rasa tidak puas

Lebih terperinci

RIBA DAN BUNGA BANK Oleh _Leyla Fajri Hal. 1

RIBA DAN BUNGA BANK Oleh _Leyla Fajri Hal. 1 Hal. 1 MAKALAH Oleh : Leyla Fajri BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sejak tahun 1960-an perbincangan mengenai larangan riba bunga Bank semakin naik ke permukaan. Setidaknya terdapat dua pendapat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna yang mengatur seluruh sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian manusia diatur dalam prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terlihat dari tindakan bank bank konvensional untuk membuka

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terlihat dari tindakan bank bank konvensional untuk membuka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berkembang pesatnya kegiatan ekonomi dan keuangan syariah telah menarik banyak pihak untuk mengetahui lebih dalam tentangnya. Hal ini terlihat dari tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, bank-bank saat ini banyak menawarkan bentuk jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, bank-bank saat ini banyak menawarkan bentuk jasa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini makin terlihat adanya peningkatan terhadap munculnya berbagai bidang ekonomi khususnya di lembaga keuangan yang berlandaskan syariah, seperti bank

Lebih terperinci

Sistem Ekonomi Syariah Oleh: Prof. Dr. H. Amri Amir. SE., MS 1

Sistem Ekonomi Syariah Oleh: Prof. Dr. H. Amri Amir. SE., MS 1 Sistem Ekonomi Syariah Oleh: Prof. Dr. H. Amri Amir. SE., MS 1 Ada tiga sistem ekonomi yang ada di muka bumi ini yaitu Kapitalis, sosialis dan Mix Economic. Sistem ekonomi tersebut merupakan sistem ekonomi

Lebih terperinci

KONSEP DASAR EKONOMI KELEMBAGAAN SYARIAH

KONSEP DASAR EKONOMI KELEMBAGAAN SYARIAH EKONOMI SYARIAH KONSEP DASAR EKONOMI KELEMBAGAAN SYARIAH Keberhasilan suatu organisasi bisnis, sosial, atau organisasi lainnya tergantung pada empat hal sebagaimana disebutkan dalam kata-kata hikmah :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang membutuhkan modal yang besar tidak mungkin dipenuhi tanpa bantuan

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang membutuhkan modal yang besar tidak mungkin dipenuhi tanpa bantuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga keuangan telah berperan sangat besar dalam pengembangan dan pertumbuhan masyarakat industri modern. Produksi berskala besar dengan kebutuhan investasi yang

Lebih terperinci

(Survey pada Mahasiswa Akuntansi Di Universitas Muhammadiyah Surakarta)

(Survey pada Mahasiswa Akuntansi Di Universitas Muhammadiyah Surakarta) PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP SISTEM BAGI HASIL SEBAGAI ALTERNATIF INVESTASI KONVENSIONAL (Survey pada Mahasiswa Akuntansi Di Universitas Muhammadiyah Surakarta) SKRIPSI SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. juga merupakan kepentingan untuk kesejahteraan umat Islam pada umumnya

BAB IV ANALISIS. juga merupakan kepentingan untuk kesejahteraan umat Islam pada umumnya BAB IV ANALISIS A. Pemboikotan Produk Amerika Permasalahan boikot produk Amerika adalah merupakan salah satu permasalahan umat Islam dan jika merupakan permasalahan umat maka boikot juga merupakan kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepatuhan kepada ajaran islam yang diturunkan Allah SWT melalui Nabi. 2. Adanya tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai

BAB I PENDAHULUAN. kepatuhan kepada ajaran islam yang diturunkan Allah SWT melalui Nabi. 2. Adanya tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi islam merupakan salah satu aspek dalam sistem islam yang integral dan komprehensif. Aplikasi nilai islam dan sistem ekonomi islam bagi seorang

Lebih terperinci

ILMU EKONOMI ISLAM PENERIMAAN MAHASISWA BARU 2013 PROGRAM STUDI S-1 REGULER. Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru UI

ILMU EKONOMI ISLAM PENERIMAAN MAHASISWA BARU 2013 PROGRAM STUDI S-1 REGULER. Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru UI PENERIMAAN MAHASISWA BARU 2013 PROGRAM STUDI S-1 REGULER ILMU EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru UI Gedung Balai Sidang UI Lt. Dasar, Kampus UI Depok.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah adalah salah satu representasi aplikasi dari ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah adalah salah satu representasi aplikasi dari ekonomi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan syariah adalah salah satu representasi aplikasi dari ekonomi Islam yang melarang penggunaan sistem bunga dalam perekonomian khususnya perbankan, karena

Lebih terperinci

EKONOMI SOLUTIF DAN APLIKATIF DENGAN PRINSIP SYARIAH

EKONOMI SOLUTIF DAN APLIKATIF DENGAN PRINSIP SYARIAH EKONOMI SOLUTIF DAN APLIKATIF DENGAN PRINSIP SYARIAH Elkarima von Zechs @mommyvonzechs Pendahuluan Wacana ekonomi syariah mulai mengemuka seiring dengan luruhnya kepercayaan masyarakat terhadap stabilitas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB ILMU EKONOMI 1.2. PENGERTIAN EKONOMI MIKRO

PENDAHULUAN BAB ILMU EKONOMI 1.2. PENGERTIAN EKONOMI MIKRO Teori Ekonomi Mikro PENDAHULUAN BAB 1 1.1 ILMU EKONOMI Secara umum ilmu ekonomi atau ekonomika dapat diartikan sebagai suatu ilmu tentang usaha-usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya dengan adanya alat-alat

Lebih terperinci

MIKROEKONOMI ISLAM. Kuliah 1: Mengapa Mempelajari Ekonomi Islam

MIKROEKONOMI ISLAM. Kuliah 1: Mengapa Mempelajari Ekonomi Islam MIKROEKONOMI ISLAM Kuliah 1: Mengapa Mempelajari Ekonomi Islam - Kegagalan Ekonomi Konvensional Review Film Capitalism: A Love Story Kapitalisme merupakan sistem ekonomi yang hanya berpihak kepada segelintir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan, terutama perbankan, banyak mengeluarkan produk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan, terutama perbankan, banyak mengeluarkan produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ekonomi syariah, banyak dibicarakan beberapa tahun belakangan ini. Perusahaan-perusahaan, terutama perbankan, banyak mengeluarkan produk yang berlabel syariah.

Lebih terperinci

Contoh Penerapan Maqashid Syariah

Contoh Penerapan Maqashid Syariah Pertemuan 8 Maqashid al-syari ah sebagai Tujuan Ekonomi Islam Definisi dan Ruang Lingkup Maqashid al-syariah Secara literal, Maqashid al-shari ah bermakna tujuan dari hukum Islam. Imam Al-Ghazali memaknai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling

I. PENDAHULUAN. Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling besar pengaruhnya dalam aktifitas perekonomian masyarakat modern. Dimensi baru dalam

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH SESI 3: Economic Value of Time Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA Economic Value of Time (EVT) vs Time Value of Money (TVM) TVM 1. Nilai uang hari ini lebih bermakna dari pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari perilaku manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Bagi orang Islam, Al-Qur an merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik jumlah maupun waktunya. 1. berkaitan dengan industri. Dalam aktivitas bisnis berusaha menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik jumlah maupun waktunya. 1. berkaitan dengan industri. Dalam aktivitas bisnis berusaha menggunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bisnis adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan tujuan dan target yang diinginkan dalam berbagai bidang, baik jumlah

Lebih terperinci

BAB 9 EFISIENSI ALOKASI DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN

BAB 9 EFISIENSI ALOKASI DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN BAB 9 EFISIENSI ALOKASI DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN A. Pendahuluan Dalam kehidupan ekonomi, masyarakat distribusi pendapatan sangatlah penting untuk di perhatikan. Sehingga suatu ekonomi dapat di alokasikan

Lebih terperinci

Tugas Kajian Keislaman dan Keindonesiaan OPINI TERHADAP SISTEM EKONOMI PASAR Diena Qonita

Tugas Kajian Keislaman dan Keindonesiaan OPINI TERHADAP SISTEM EKONOMI PASAR Diena Qonita Tugas Kajian Keislaman dan Keindonesiaan OPINI TERHADAP SISTEM EKONOMI PASAR Diena Qonita Teori Adam Smith, yang menyatakan bahwa pasar memiliki kekuatan tidak terlihat yang akan membawa pasar kepada keseimbangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami perubahan, penyempurnaan, dan kemajuan. Hal ini diikuti

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami perubahan, penyempurnaan, dan kemajuan. Hal ini diikuti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyempurnaan piranti lembaga keuangan syariah dari waktu ke waktu selalu mengalami perubahan, penyempurnaan, dan kemajuan. Hal ini diikuti dengan permintaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan ekonomi Islam di Indonesia semakin lama semakin mendapatkan perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosialisme. Sistem tersebut mengacu pada prinsip-prinsip yang sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. sosialisme. Sistem tersebut mengacu pada prinsip-prinsip yang sebenarnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi yang berkembang dewasa ini adalah sistem kapitalisme dan sosialisme. Sistem tersebut mengacu pada prinsip-prinsip yang sebenarnya bertentangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PERILAKU KONSUMSI ISLAM PEMIKIRAN MONZER KAHF. (Studi Kasus di Perumahan Taman Suko Asri Sidoarjo)

BAB IV ANALISIS TENTANG PERILAKU KONSUMSI ISLAM PEMIKIRAN MONZER KAHF. (Studi Kasus di Perumahan Taman Suko Asri Sidoarjo) BAB IV ANALISIS TENTANG PERILAKU KONSUMSI ISLAM PEMIKIRAN MONZER KAHF (Studi Kasus di Perumahan Taman Suko Asri Sidoarjo) A. Analisis Perilaku Konsumsi Islam Pemikiran Monzer Kahf Analisis konsumsi pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting didunia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting didunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, sistem keuangan dinegara kita telah mengalami kemajuan. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting didunia bisnis. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya agar lebih maju. pembiayaan berbasis Pembiayaan Islami.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya agar lebih maju. pembiayaan berbasis Pembiayaan Islami. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan utama lembaga keuangan adalah menghimpun dan menyalurkan dana dalam bentuk kredit (Konvensional) atau pembiayaan (Syariah) kepada masyarakat yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Perbankan merupakan salah satu Lembaga Keuangan yang memiliki pengaruh besar dalam roda perekonomian masyarakat. Dimana bank adalah sebuah lembaga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Lembaga Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Lembaga Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori A. Pengertian Lembaga Keuangan Dalam sistem keuangan suatu Negara, lembaga keuangan berperan dalam menyediakan fasilitas jasa-jasa di bidang keuangan. Menurut

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prinsip ekonomi dalam Islam merupakan kaidah-kaidah pokok yang membangun struktur dasar atau kerangka ekonomi Islam yang digali dari Al-Qur an dan Sunnah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah hancurnya rasa kemanusiaan dan hilangnya semangat nilai-nilai etika religius

BAB I PENDAHULUAN. adalah hancurnya rasa kemanusiaan dan hilangnya semangat nilai-nilai etika religius BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekhawatiran manusia yang paling puncak di abad mutakhir ini salah satunya adalah hancurnya rasa kemanusiaan dan hilangnya semangat nilai-nilai etika religius

Lebih terperinci

Ekonomi Islam dan Solusi Kemandirian Ummat

Ekonomi Islam dan Solusi Kemandirian Ummat Ekonomi Islam dan Solusi Kemandirian Ummat Memahami sistem ekonomi Islam secara utuh dan komprehensif, selain memerlukan pemahaman tentang Islam juga memerlukan pemahaman yang memadai tentang pengetahuan

Lebih terperinci

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM SESI 02: Sistem Keuangan dan Lembaga Keuangan Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA Konsep Uang KBBI alat penukar /standar pengukur nilai yang dikeluarkan pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam baik bank maupun non bank. Salah satu lembaga keuangan Islam non bank

BAB I PENDAHULUAN. Islam baik bank maupun non bank. Salah satu lembaga keuangan Islam non bank BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan sistem ekonomi Islam di Indonesia yang sudah dimulai sejak tahun 1992 semakin marak dengan bertambahnya jumlah lembaga keuangan Islam baik bank maupun non

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULULAN 1.1. Latar Belakang Ummi Khozanah, 2014

BAB I PENDAHULULAN 1.1. Latar Belakang Ummi Khozanah, 2014 BAB I PENDAHULULAN 1.1. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk individu dan sosial mempunyai kebutuhan yang tidak terbatas, baik dalam jumlah maupun jenisnya. Untuk memperoleh berbagai kebutuhan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling besar pengaruhnya dalam aktifitas perekonomian masyarakat modern. Perbankan adalah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Etika Bisnis Pedagang Pakaian Terhadap Transaksi Jual Beli di Pasar

BAB V PENUTUP. 1. Etika Bisnis Pedagang Pakaian Terhadap Transaksi Jual Beli di Pasar BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat menyimpulkan: 1. Etika Bisnis Pedagang Pakaian Terhadap Transaksi Jual Beli di Pasar Andir Trade Center Bandung.

Lebih terperinci

EKONOMIKA MANAJERIAL

EKONOMIKA MANAJERIAL EKONOMIKA MANAJERIAL I.1. EKONOMIKA MANAJERIAL : APLIKASI TEORI EKONOMI DAN METODE METODE PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENGUJI SEBERAPA JAUH SUATU ORGANISASI DAPAT MEREALISASI TUJUANNYA SECARA LEBIH EFISIEN.

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BISNIS PULSA DENGAN HARGA DIBAWAH STANDAR

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BISNIS PULSA DENGAN HARGA DIBAWAH STANDAR BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BISNIS PULSA DENGAN HARGA DIBAWAH STANDAR A. Analisis Hukum Islam Terhadap Jual Beli Pulsa Dengan Harga Dibawah Standar Sebagaimana penjelasan yang telah tertulis pada

Lebih terperinci

BAB II KONSEP EKONOMI SYARIAH

BAB II KONSEP EKONOMI SYARIAH 1 BAB II KONSEP EKONOMI SYARIAH A. Definisi Ekonomi Istilah Ekonomi berasal dari bahasa Yunani Oikos Nomos yang diartikan oleh orang-orang barat sebagai management of household or estate (tata laksana

Lebih terperinci

LABA DALAM AKUNTANSI SYARI AH. Fitri Kurniawati. STAIN Jurai Siwo Metro

LABA DALAM AKUNTANSI SYARI AH. Fitri Kurniawati. STAIN Jurai Siwo Metro LABA DALAM AKUNTANSI SYARI AH Fitri Kurniawati STAIN Jurai Siwo Metro Email : pi2t_ajah22@yahoo.com Abstract Gain and profit are the fondation to determine zakat Shariah in accounting. There is an individual

Lebih terperinci

BAB 5. Prinsip Dasar Bank Syariah. AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer

BAB 5. Prinsip Dasar Bank Syariah. AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer BAB 5 Prinsip Dasar Bank Syariah AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer Yaya R., Martawiredja A.E., Abdurahim A. (2009). Salemba Empat Materi bab 3 menjelaskan tentang prisip syariah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan serta operasionalisasi ekonomi yang berprinsip syariah di

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan serta operasionalisasi ekonomi yang berprinsip syariah di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tatanan serta operasionalisasi ekonomi yang berprinsip syariah di Indonesia baru berkembang sejak kurang lebih satu dekade terakhir. Perkembangan ini dilatar belakangi

Lebih terperinci

Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam

Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam RESENSI BUKU Judul buku : Money in Islam A Study in Islamic Political Economy Penulis : Masudul Alam Choudhury Penerbit : Routledge, London dan New York Tebal : xvii + 313 halaman Cetakan/tahun : Pertama,

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Nama : Mata Pelajaran : Ekonomi

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Nama : Mata Pelajaran : Ekonomi UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Nama : Mata Pelajaran : Ekonomi Kelas : 8 Waktu : 11.15-12.45 No.Induk : Hari/Tanggal : Selasa, 09 Desember 2014 Petunjuk Umum: Nilai : 1.

Lebih terperinci

Pengantar SISTEM EKONOMI ISLAM

Pengantar SISTEM EKONOMI ISLAM Pengantar SISTEM EKONOMI ISLAM Lecturer: Hidayatullah Muttaqin www.hidayatullah.muttaq.in OUTLINES Latar Belakang Tujuan Dasar-Dasar Ekonomi Islam LATAR BELAKANG Masalah Utama Ekonomi Dunia yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Manusia adalah makhluk yang paling sempurna. tumbuhan. Dengan kesempurnaan itu manusia harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Manusia adalah makhluk yang paling sempurna. tumbuhan. Dengan kesempurnaan itu manusia harus selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prinsip ekonomi yaitu memanfaatkan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Manusia adalah makhluk yang paling sempurna

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SUKUK IJĀRAH AL-MUNTAHIYA BITTAMLIK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS SUKUK IJĀRAH AL-MUNTAHIYA BITTAMLIK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM 61 BAB IV ANALISIS SUKUK IJĀRAH AL-MUNTAHIYA BITTAMLIK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Analisis Aplikasi Perdagangan Sukuk Ijārah Al-Muntahiya Bittamlik di Bursa Efek Indonesia Pada dasarnya segala bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bunga akan lebih mudah diterapkan secara integral (Heri, 2004: 3). Kehadiran Baitul Maal wat Tamwil (BMT) ditengah-tengah koperasi

BAB I PENDAHULUAN. bunga akan lebih mudah diterapkan secara integral (Heri, 2004: 3). Kehadiran Baitul Maal wat Tamwil (BMT) ditengah-tengah koperasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada prinsipnya, dalam sistem keuangan Islam lembaga-lembaga keuangan non bank yang diperlukan memiliki peran yang hampir sama. Perbedaannya terletak pada prinsip dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kaitan dengan Muamalah, sebenarnya syariat Islam cukup terbuka dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kaitan dengan Muamalah, sebenarnya syariat Islam cukup terbuka dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kaitan dengan Muamalah, sebenarnya syariat Islam cukup terbuka dan mudah dipahami atau dalam bahasa yang sederhana dapat dikatakan semuanya boleh, kecuali yang

Lebih terperinci

MENERAPKAN EKONOMI ISLAM DENGAN PENDEKATAN EKONOMI PANCASILA: CARI JITU MENUJU INDONESIA PUSAT EKONOMI DAN KEUANGAN SYARIAH DUNIA TAHUN

MENERAPKAN EKONOMI ISLAM DENGAN PENDEKATAN EKONOMI PANCASILA: CARI JITU MENUJU INDONESIA PUSAT EKONOMI DAN KEUANGAN SYARIAH DUNIA TAHUN MENERAPKAN EKONOMI ISLAM DENGAN PENDEKATAN EKONOMI PANCASILA: CARI JITU MENUJU INDONESIA PUSAT EKONOMI DAN KEUANGAN SYARIAH DUNIA TAHUN 2035 Amrial Ilmu Ekonomi Islam FEB UI Dalam Al-Qur an surat Al Baqarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun hal tersebut tidak berdampak pada bank syari ah. Bank Syari ah

BAB I PENDAHULUAN. namun hal tersebut tidak berdampak pada bank syari ah. Bank Syari ah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana kita ketahui pada tahun 1997 terjadi krisis perbankan, namun hal tersebut tidak berdampak pada bank syari ah. Bank Syari ah tetap dapat beroperasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Masalah. Praktik ekonomi yang terjadi saat ini, baik yang dilakukan para praktisi maupun para

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Masalah. Praktik ekonomi yang terjadi saat ini, baik yang dilakukan para praktisi maupun para 1 BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Praktik ekonomi yang terjadi saat ini, baik yang dilakukan para praktisi maupun para akademisi, lebih banyak menggunakan system ekonomi sekuler. Ekonomi sekuler

Lebih terperinci

Perbedaan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional

Perbedaan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional Perbedaan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional Konsep & Sistem Perbankan Fungsi Bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat lain yang memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu negara. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP A. Deskripsi akad jasa pengetikan skripsi dengan sistem paket di Rental Biecomp Jemurwonosari Surabaya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. jasa, finansial dan faktor produksi di seluruh dunia. Globalisasi ekonomi dipandang

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. jasa, finansial dan faktor produksi di seluruh dunia. Globalisasi ekonomi dipandang 134 BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Globalisasi ekonomi adalah proses pembentukan pasar tunggal bagi barang, jasa, finansial dan faktor produksi di seluruh dunia. Globalisasi ekonomi dipandang juga sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada masa ini pembangunan nasional yang semakin meningkat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada masa ini pembangunan nasional yang semakin meningkat menuntut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada masa ini pembangunan nasional yang semakin meningkat menuntut adanya suatu industri sektor perekonomian yang sehat, tangguh, dan berperan. Mengingat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani, BAB IV ANALISIS DATA A. Praktik Ba i Al-wafa di Desa Sungai Langka Islam tidak membatasi kehendak seseorang dalam mencari dan memperoleh harta selama yang demikian tetap dilakukan dalam prinsip umum yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat dan Infaq mempunyai peranan sangat besar dalam meningkatan kualitas kehidupan sosial masyarakat kurang mampu. Hal ini disebabkan karena zakat dan Infaq

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia (fala>h{). Fala>h{

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia (fala>h{). Fala>h{ BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ekonomi Islam bertujuan mewujudkan tingkat pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia (fala>h{). Fala>h{ berarti terpenuhinya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. diperoleh kesimpulan pemikiran Ba>qir al-s{adr dan Taqiy al-di>n al-nabha>niy

BAB V PENUTUP. diperoleh kesimpulan pemikiran Ba>qir al-s{adr dan Taqiy al-di>n al-nabha>niy BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dari rumusan masalah sebagaimana yang tertuang pada bab I, dapat diperoleh kesimpulan pemikiran Ba>qir al-s{adr dan Taqiy al-di>n al-nabha>niy tentang distribusi serta kesamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah pembiayaan yang dilakukan oleh Lembaga Keuangan Syari ah baik

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah pembiayaan yang dilakukan oleh Lembaga Keuangan Syari ah baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan masyarakat modern saat ini sudah tidak asing lagi dengan istilah pembiayaan yang dilakukan oleh Lembaga Keuangan Syari ah baik yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENINGKATAN KESEJAHTERAAN AGGOTA KOPERASI VIA PINJAMAN BEBAS BUNGA DI KOPERASI PERSAUDARAAN SEJATI SEMARANG

BAB IV ANALISIS PENINGKATAN KESEJAHTERAAN AGGOTA KOPERASI VIA PINJAMAN BEBAS BUNGA DI KOPERASI PERSAUDARAAN SEJATI SEMARANG BAB IV ANALISIS PENINGKATAN KESEJAHTERAAN AGGOTA KOPERASI VIA PINJAMAN BEBAS BUNGA DI KOPERASI PERSAUDARAAN SEJATI SEMARANG A. Analisis upaya Koperasi Persaudaraan Sejati yang berbasis pinjaman bebas bunga

Lebih terperinci

Bismillahirrahmanirrahim

Bismillahirrahmanirrahim Bismillahirrahmanirrahim Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia UJIAN TENGAH SEMESTER Matakuliah : Akuntansi Syari ah Hari/tanggal : Jum at 1 Juli 2011 Waktu Sifat : 2 jam 30 menit : Closed book PILIHAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Pengertian bank menurut UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagai mana diubah dengan UU No. 10 tahun 1998 : a. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut

Lebih terperinci

TEORI KONSUMSI ISLAM DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT INDONESIA. Oleh : Hikmah Endraswati, SE, M. Si 1

TEORI KONSUMSI ISLAM DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT INDONESIA. Oleh : Hikmah Endraswati, SE, M. Si 1 TEOR KONSUMS SLAM DALAM PEMBERDAAAN EKONOM MASARAKAT NDONESA Oleh : Hikmah Endraswati, SE, M. Si 1 Latar Belakang Konsumsi merupakan kajian penting dalam perekonomian nasional karena merupakan komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sulit dihindari. Bank merupakan lembaga financial intermediary yang

BAB I PENDAHULUAN. yang sulit dihindari. Bank merupakan lembaga financial intermediary yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perhatian masyarakat terhadap perbankan selalu besar, baik pada waktu ekonomi sedang tumbuh subur maupun sebaliknya. Hal itu dikarenakan lembaga perbankan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islamic Banking atau juga disebut dengan Interest Free Banking. 1 Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. Islamic Banking atau juga disebut dengan Interest Free Banking. 1 Seperti halnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan syariah dalam peristilahan Internasional dikenal sebagai Islamic Banking atau juga disebut dengan Interest Free Banking. 1 Seperti halnya Bank Konvensional,

Lebih terperinci

EVALUASI PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH BERDASARKAN PSAK NO. 59 PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI Tbk

EVALUASI PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH BERDASARKAN PSAK NO. 59 PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI Tbk EVALUASI PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH BERDASARKAN PSAK NO. 59 PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI Tbk SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

MODAL PRODUKSI DALAM KONSEP EKONOMI ISLAM Oleh : Naili Rahmawati* 1

MODAL PRODUKSI DALAM KONSEP EKONOMI ISLAM Oleh : Naili Rahmawati* 1 MODAL PRODUKSI DALAM KONSEP EKONOMI ISLAM Oleh : Naili Rahmawati* 1 Pendahuluan Faktor penggerak yang sangat mendasar dari suatu aktivitas ekonomi adalah adanya usaha untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi modern, kemunculannya seiring dengan upaya yang dilakukan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi modern, kemunculannya seiring dengan upaya yang dilakukan oleh para BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank Islam atau bank syariah merupakan fenomena baru dalam dunia ekonomi modern, kemunculannya seiring dengan upaya yang dilakukan oleh para pakar Islam dalam

Lebih terperinci

pengiriman uang. Piter dan Suseno (2003) menyatakan bahwa

pengiriman uang. Piter dan Suseno (2003) menyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia perbankan mengalami perkembangan seiring dengan kondisi perekonomian yang sempat bergejolak. Prospek ekonomi yang dibayangi oleh kelesuan ekonomi Eropa

Lebih terperinci

1. Pengertian bank konvensional & bank syariah

1. Pengertian bank konvensional & bank syariah 1. Pengertian bank konvensional & bank syariah Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes

Lebih terperinci

PEMENUHAN KEBUTUHAN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH

PEMENUHAN KEBUTUHAN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH EKONOMI SYARIAH PEMENUHAN KEBUTUHAN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH Manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah SWT dengan postur tubuh yang se-baik-2nya (At-Tin/95:4). Dimuliakan dan diberi kesempurnaan

Lebih terperinci

Identifikasi Pola Perilaku Konsumsi Islam di Lingkungan Universitas Islam Bandung. M.Si

Identifikasi Pola Perilaku Konsumsi Islam di Lingkungan Universitas Islam Bandung. M.Si Prosiding Ilmu Ekonomi ISSN : 2460-6553 Identifikasi Pola Perilaku Konsumsi Islam di Lingkungan Universitas Islam Bandung 1 Anita Nugraheni, 2 Dr.Asnita Frida Sebayang, SE., M.Si, 3 Dr.Ima Amaliah, SE.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SWT dengan di beri banyak kelebihan dibandingkan makhluk lainnya, di

BAB I PENDAHULUAN. SWT dengan di beri banyak kelebihan dibandingkan makhluk lainnya, di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk paling sempurna yang di ciptakan oleh Allah SWT dengan di beri banyak kelebihan dibandingkan makhluk lainnya, di antaranya adalah akal

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. bahwa pergeseran pemahaman wakaf tuan guru di Lombok menjiwai karakteristik

BAB V PENUTUP. bahwa pergeseran pemahaman wakaf tuan guru di Lombok menjiwai karakteristik BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian yang telah dipaparkan di bab-bab sebelumnya, dapat dipahami bahwa pergeseran pemahaman wakaf tuan guru di Lombok menjiwai karakteristik dasar pemikiran fiqh, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan agar tidak berpindah ke perusahaan lain (Susanto, 2008:59). nyata dari sektor perbankan (Lupiyoadi dan Hamdani, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan agar tidak berpindah ke perusahaan lain (Susanto, 2008:59). nyata dari sektor perbankan (Lupiyoadi dan Hamdani, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan semakin ketatnya persaingan di dunia bisnis saat ini, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk dapat menjaga kesetiaan pelanggan agar tidak berpindah

Lebih terperinci

MK. Ekonomi Kelembagaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan (ESL 327)

MK. Ekonomi Kelembagaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan (ESL 327) MK. Ekonomi Kelembagaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan (ESL 327) Departemen Ekonomi Sumber Daya & Lingkungan Fakultas Ekonomi & Manajemen Institut Pertanian Bogor PEMIKIRAN EKONOMI KELEMBAGAAN LAMA (OLD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muamalat pada tahun Setelah terbukti mampu bertahan pada masa krisis

BAB I PENDAHULUAN. Muamalat pada tahun Setelah terbukti mampu bertahan pada masa krisis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah pertama yang berdiri pertama di Indonesia adalah Bank Muamalat pada tahun 1992. Setelah terbukti mampu bertahan pada masa krisis 1998, pemerintah

Lebih terperinci

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Pertemuan: 3

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Pertemuan: 3 KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Pertemuan: 3 Ak-Syari'ah: 3 By Afifudin FE Unisma 2 TUJUAN PEMBELAJARAN. Memberikan pemahaman & kemampuan mahasiswa akan; Tujuan Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan bermunculan bank-bank umum syariah maupun unit usaha syariah yang dimiliki oleh bank-bank konvensional.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Baitul Mal wa Tamwil atau di singkat BMT adalah lembaga. yang ada pada Alquran dan Hadist. Sesuai dengan namanya yaitu baitul

BAB 1 PENDAHULUAN. Baitul Mal wa Tamwil atau di singkat BMT adalah lembaga. yang ada pada Alquran dan Hadist. Sesuai dengan namanya yaitu baitul 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Baitul Mal wa Tamwil atau di singkat BMT adalah lembaga keuangan mikro yang berdasarkan prinsip bagi hasil dengan ketentuan yang ada pada Alquran dan Hadist.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan Syariah (hukum) Islam. Usaha pembentukan sistem ini didasari oleh larangan dalam Islam

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 1FEB. Konsep Ilmu Ekonomi. Fakultas. Febrina Mahliza, SE, M.Si. Program Studi Manajemen

Pengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 1FEB. Konsep Ilmu Ekonomi. Fakultas. Febrina Mahliza, SE, M.Si. Program Studi Manajemen Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: Konsep Ilmu Ekonomi Fakultas 1FEB Febrina Mahliza, SE, M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Definisi Kegiatan ekonomi merupakan kegiatan individu/perusahaan/masyarakat

Lebih terperinci