Regional launch: 16 th September 2013 Jakarta, Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Regional launch: 16 th September 2013 Jakarta, Indonesia"

Transkripsi

1 Regional launch: 16 th September 2013 Jakarta, Indonesia

2 MENGAPA PENTING? Korupsi sektor pertahanan: MEMBAHAYAKAN: Mengurangi efektivitas operasi, sementara peralatan yang buruk mengancam keselamatan prajurit dan warga. MEMECAH-BELAH: Meruntuhkan kepercayaan kepada pemerintah, kekuatan militer, dan di antara prajurit. BOROS: Sektor pertahanan menghabiskan anggaran sebesar $1.6 triliun setahun. Korupsi menyalahgunakan aggaran militer dari peruntukannya.

3

4 GI: METHODOLOGY & RESULTS 1. Research finalised between July October Objective answers where possible; reasoned assumptions acceptable where information is lacking

5 THE GI - REGIONAL RESULTS IN DEPTH ASIA PACIFIC

6 WATCHDOGS: PENGANTAR Laporan pendalaman dari GI (Index Pengelolan Sektor Pertahanan oleh Pemerintah) sebelumnya. Fokus terhadap fungsi kontrol legislatif terhadap sektor pertahanan dimaksudkan untuk mencegah korupsi dengan menggunakan 3 kewenangan legislatif secara umum: 1. Membuat undang-undang 2. Melakukan pengawasan 3. Membahas/mendebat Tujuan riset ini: Memahami kualitas dari kontrol legislatif menggunakan data GI dan analisis yang dimutakhirkan. Mendorong adanya perbaikan berdasarkan sejumlah rekomendasi dan analisis riset ini.

7 WATCHDOGS: METHODOLOGY Data dari 19 pertanyaan kunci dalam GI dapat menjawab 7 fokus area Indeks ini. Negara-negara kemudian dikelompokkan berdarsar % skor keseluruhan

8 WATCHDOGS: TEMUAN UMUM Dua pertiga dari 82 negara yang disurvei tidak memiliki legislatif yang mampu melakukan kontrol terhadap Kementerian Pertahanan dan Militer, sehingga membuka risiko korupsi: Tinggi, Sangat Tinggi dan Kritis. Jarang ada pengawasan legislatif yang kuat terhadap kebijakan pertahanan (lebih dari 85% negara tdk mampu). 16 negara memiliki pengawasan legislatif yang kuat (risiko korupsi yang rendah atau sangat rendah)

9 WATCHDOGS : FOKUS DAN HASIL PENTING Focus Area % countries high / cri2cal corr. risk Pengawasan anggaran rahasia Good Prac2ce 70% Parlemen memiliki informasi yang jelas/ hasil audit terhadap pengeluaran rahasia Pengawasan anggaran Transparansi anggaran Pengawasan pengadaan Pengawasan kebijakan Pengawasan thdp kegiatan intelejen 65% Komisi yang independen dan sumberdaya lengkap memiliki kewenangan yang jelas terhadap budge2ng sektor pertahanan 55% Publikasi detail anggaran pertahanan kepada publik dan parlemen 55% Legislasi mencakup semua 2pe pembelian; mekanisme pengawasan; siklus pengadaan dan pembelian yang transparan 55% Legisla2f dapat menveto dan merevisi proposal- proposal, dan memeriksa ekspor senjata dan hubungan- hubungannya dengan sumberdaya alam 50% Legisla2f dapat mengakses informasi sensi2f sehingga dapat memeriksa kebijakan dan kegiatan- kegiatan intelejen Audit eksternal 35% Lembaga audit independen menyajikan laporan yang jelas dan transparan, dan memberi masukan kepada parlemen

10 WATCHDOGS QUESTIONS: INDONESIA PENGAWASAN DAN PEMBAHASAN ANGGARAN Perencanaan & pengawasan pengadaan Pemeriksaan oleh komisi anggaran Internal audit terhadap pengeluaran PENGAWASAN ANGGARAN RAHASIA Persentasi pengeluaran rahasia Akses legislatif, info ttg item rahasia Audit program yg rahasia Pemeriksaan informasi yg dirahasiakan PROCUREMENT OVERSIGHT EXTERNAL OVERSIGHT External audit terhadap pengeluaran 2 TRANSPARANSI ANGGARAN Legislasi ttg pengadaan Mekanisme pengawasan pengadaan Pembelian yg terbuka POLICY OVERSIGHT & DEBATE Transparansi dan detail anggaran 2 Anggaran dipublikasikan ke publik 1 PENGAWASAN KEGIATAN INTELEJEN Pengawasan kegiatan intelejen 2 Pemeriksaan legislatif terhadap kebijakan pertahanan Pengawasan oleh Komisi Pertahanan Debat kebijakan pertahanan Pengawasan eksploitasi SDA Kontrol ekspor-ekspor

11 MENGAPA PERFORMA INDONESIA LEBIH BAIK DALAM INDEKS PENGAWASAN PARLEMEN DARIPADA DALAM GI? Perencanaan pengadaan tersedia untuk publik secara garis besar Komisi I mengawasi anggaran pertahanan BPKP mengungkap kejanggalan dlm audit Kementerian Pertahanan Anggaran pertahanan tersedia, meskipun garis besar BPK memeriksa lembaga intelejen negara Pemeriksaan item rahasia dapat dilakukan oleh legislatif bila diminta Pengadaan pertahanan mengikuti aturan yang ada Pembelian yang besar-besar terbuka kepada publik Kebijakan pertahanan dibahas oleh komisi terkait beranggotakan partai-partai di parlemen.

12 PERTAHANAN INDONESIA: AREA YANG DAPAT DITINGKATKAN LAGI Skor Indonesia akan lebih baik lagi apabila sejumlah persoalan diatasi: Apakah perencanaan pengadaan dapat dipublikasikan secara detail? Apakah Komisi I dilengkapi anggaran dan sumberdaya lainnya untuk melakukan pemeriksaan secara detail? Apakah BPKP cukup memiliki sumberdaya dan perhatian terhadap Kementerian Pertahanan MOD? Dapatkan pengeluaran off-budget dikurangi atau dibuat transparan sama sekali bagi legislatif? Apakah lembaga intelejen negara lepas dari pengawasan parlemen? Apakah (rancangan) Undang-Undang Rahasia Negara akan semakin meningkatkan kerahasiaan? Apakah kooptasi parlemen akan melemahkan pengawasan? Apakah yayasan -yayasan yang terlibat dalam pertambangan dan pengelolaan hutan diawasi oleh legislatif? Apakah saat ini sudah berkurang?

13 INDONESIA: POTENSI TRAJEKTORI SKOR INDEX PARLEMEN THDP PERTAHANAN?

14 WATCHDOGS: TOOLS YANG DAPAT DIKEMBANGKAN 1. KELOMPOK AHLI PERTAHANAN Membentuk kelompok ahli dari beragam latar belakang. Kelompok ini dapat menjadi pusat keahlian, yang membantu parlemen dan mendorong perbaikan. Kelompok ini bersifat independen (meskipun bisa terdiri dari mantan anggota militer). Anggota kelompok yang dihormati akan meningkatkan dukungan dan kesadaran publik. 2. KOMISI-KOMISI Membentuk komite multi-pihak yg independen, dapat dipimpin oleh ketua BPK, misalnya. Menerima laporan kasus korupsi dari parlemen dan publik. Menyediakan laporan-laporan valid, namun menjaga identitas pelapor. Diperkuat dengan kemampuan menginvestigasi laporan yang masuk. Melaporkan temuan-temuannya secara periodik (tahunan) kepada parlemen.

15 NEXT STEPS Terima Kasih Visit for full findings and results Visit for more information about our programme

Corruption Perception Index Perbaiki Penegakan Hukum, Perkuat KPK, Benahi Layanan Publik

Corruption Perception Index Perbaiki Penegakan Hukum, Perkuat KPK, Benahi Layanan Publik Korupsi di Indonesia masih tinggi. Pemerintah Perlu Mempercepat Sistem Integritas Nasional Corruption Perception Index 2015 Perbaiki Penegakan Hukum, Perkuat KPK, Benahi Layanan Publik Apa itu Corruption

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang melaksanakan Corporate Governance (CG) dengan baik akan

BAB I PENDAHULUAN. yang melaksanakan Corporate Governance (CG) dengan baik akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pentingnya memperkuat Good Corporate Governance (GCG) pada emiten dan perusahaan terbuka menjadi hal yang penting dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbedaan yang paling mendasar antara keberhasilan suatu lembaga Negara sangat ditentukan oleh manusia sebagai salah satu sumber daya yang dimilikinya. Di bidang ekonomi,

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR..TAHUN TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK I. UMUM Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT K3 TJIPTO S.

INTERNAL AUDIT K3 TJIPTO S. INTERNAL AUDIT K3 TJIPTO S. LANGKAH SMK3 TAHAPAN 1. INPUT : KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN 2. PROCESS: IMPLEMENTASI DAN OPERASI 3. OUTPUT : EVALUASI DAN TINJAU ULANG INPUT 1. Pembentukan tim 2. Penentuan lingkup

Lebih terperinci

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.59,2012 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.02/MEN/2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN

Lebih terperinci

PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTE CHARTER)

PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTE CHARTER) PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTE CHARTER) Tujuan Komite Audit PT. Bank Central Asia, Tbk dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dengan tujuan membantu

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANGUNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

PENJELASAN ATAS UNDANGUNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK PENJELASAN ATAS UNDANGUNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK I. UMUM Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 F disebutkan bahwa

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, penulis mengambil kesimpulan bahwa: 1. Komite Audit dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk.

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk. 1 BAB I DASAR DAN TUJUAN PEMBENTUKAN 1.1. Dasar Pembentukan 1.1.1 PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk,

Lebih terperinci

Executive Summary. PKAI Strategi Penanganan Korupsi di Negara-negara Asia Pasifik

Executive Summary. PKAI Strategi Penanganan Korupsi di Negara-negara Asia Pasifik Executive Summary P emberantasan korupsi di Indonesia pada dasarnya sudah dilakukan sejak empat dekade silam. Sejumlah perangkat hukum sebagai instrumen legal yang menjadi dasar proses pemberantasan korupsi

Lebih terperinci

Prof. Dr. Eddy Mulyadi Soepardi, CFrA.

Prof. Dr. Eddy Mulyadi Soepardi, CFrA. www.bpkp.go.id PERBAIKAN PENGENDALIAN INTERNAL DI SEKTOR PUBLIK MELALUI PERAN INTERNAL AUDIT DALAM UPAYA PENCEGAHAN FRAUD Oleh: Prof. Dr. Eddy Mulyadi Soepardi, CFrA. Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.955, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pedoman. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Lebih terperinci

PT INDO KORDSA TBK PIAGAM KOMITE AUDIT

PT INDO KORDSA TBK PIAGAM KOMITE AUDIT PT INDO KORDSA TBK PIAGAM KOMITE AUDIT Halaman 1 dari 7 1. TUJUAN Tujuan dari fungsi Komite Audit adalah untuk membantu Dewan Komisaris dalam memenuhi kewajibannya mengawasi proses pelaporan keuangan,

Lebih terperinci

PENGARUH PERSONAL BACKGROUND, POLITICAL BACKGROUND DAN PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP PERAN DPRD DALAM PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH

PENGARUH PERSONAL BACKGROUND, POLITICAL BACKGROUND DAN PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP PERAN DPRD DALAM PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH PENGARUH PERSONAL BACKGROUND, POLITICAL BACKGROUND DAN PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP PERAN DPRD DALAM PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH (Studi kasus pada Badan Anggaran DPRD se-eks Karisidenan Surakarta)

Lebih terperinci

Monitoring Implementasi Renaksi GN-SDA oleh CSO. Korsup Monev GN-SDA Jabar Jateng DIY Jatim Semarang, 20 Mei 2015

Monitoring Implementasi Renaksi GN-SDA oleh CSO. Korsup Monev GN-SDA Jabar Jateng DIY Jatim Semarang, 20 Mei 2015 Monitoring Implementasi Renaksi GN-SDA oleh CSO Korsup Monev GN-SDA Jabar Jateng DIY Jatim Semarang, 20 Mei 2015 #1. Sektor Pertambangan Puluhan ribu hektar kawasan hutan lindung dan konservasi di Jabar,

Lebih terperinci

Hidup dan Sumber Daya Alam

Hidup dan Sumber Daya Alam KERTAS POSISI Lima Tahun Pemberlakuan UU Keterbukaan Informasi Publik Buka Informasi, Selamatkan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam April 2015 Pengantar Masyarakat sipil Indonesia mengapresiasi langkah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SPIP BALITBANG KEMENTERIAN KEHUTANAN

IMPLEMENTASI SPIP BALITBANG KEMENTERIAN KEHUTANAN IMPLEMENTASI SPIP BALITBANG KEMENTERIAN KEHUTANAN Agus Setianto, Ak, CA, CFrA Direktur Pengawasan Produksi dan Sumber Daya Alam Deputi Perekonomian - BPKP 1 DASAR HUKUM SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan otonomi daerah yang digulirkan dalam era reformasi dengan. dikeluarkannya ketetapan MPR Nomor XV/MPR/1998 adalah tentang

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan otonomi daerah yang digulirkan dalam era reformasi dengan. dikeluarkannya ketetapan MPR Nomor XV/MPR/1998 adalah tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebijakan otonomi daerah yang digulirkan dalam era reformasi dengan dikeluarkannya ketetapan MPR Nomor XV/MPR/1998 adalah tentang penyelenggaraan Otonomi Daerah.

Lebih terperinci

LIMA TAHUN PEMBERLAKUAN UU KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK:

LIMA TAHUN PEMBERLAKUAN UU KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK: Kertas Posisi LIMA TAHUN PEMBERLAKUAN UU KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK: Buka Informasi, Selamatkan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam! Disusun oleh: ICEL, Seknas FITRA, IPC, JARI Kalteng, JARI Borneo,

Lebih terperinci

Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM Sistem keuangan adalah suatu sistem yg dibentuk oleh lembaga-2 yg mempunyai kompetensi yg berkaitan dengan seluk-beluk di bidang keuangan. Sistem keuangan (financial system) merupakan satu kesatuan sistem

Lebih terperinci

PERTEMUAN 1: AUDIT DAN STANDAR AUDIT

PERTEMUAN 1: AUDIT DAN STANDAR AUDIT PERTEMUAN 1: AUDIT DAN STANDAR AUDIT A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai audit, pelaku audit, standar audit umum dan standar audit tujuan tertentu/ investigasi. Melalui pembelajaran

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N No.87,2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Pengaduan Publik. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN PENGADUAN PUBLIK DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamba

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.846, 2011 KEMENTERIAN AGAMA. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada daerah. Di samping sebagai strategi untuk menghadapi era globalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. kepada daerah. Di samping sebagai strategi untuk menghadapi era globalisasi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era reformasi ini, pemerintah dituntut untuk melakukan perubahan mendasar pada sistem pemerintahan yang ada. Salah satu perubahan mendasar yang dimaksud

Lebih terperinci

Komentar Global Witness untuk konsultasi publik mengenai Rancangan Undang- Undang (RUU) Dana Minyak Timor Leste.

Komentar Global Witness untuk konsultasi publik mengenai Rancangan Undang- Undang (RUU) Dana Minyak Timor Leste. Global Witness Komentar Global Witness untuk konsultasi publik mengenai Rancangan Undang- Undang (RUU) Dana Minyak Timor Leste. Global Witness menyambut baik komitmen yang ditunjukkan oleh Timor Leste

Lebih terperinci

Sasaran Reformasi Birokrasi

Sasaran Reformasi Birokrasi KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PENGUATAN AKUNTABILITAS DALAM RANGKA MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI EDDY SURYANTO ASISTEN DEPUTI PEMANTAUAN DAN EVALUASI AKUNTABILITAS APARATUR

Lebih terperinci

2 Wewenang, Pelanggaran dan Tindak Pidana Korupsi Lingkup Kementerian Kehutanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggar

2 Wewenang, Pelanggaran dan Tindak Pidana Korupsi Lingkup Kementerian Kehutanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1269,2014 KEMENHUT. Pengaduan. Penyalahgunaan Wewenang. Korupsi. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.63/MENHUT-II/2014 TENTANG

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA Rincian Administratif dari Kebijakan Pemilik Kebijakan Fungsi Corporate Secretary Penyimpan Kebijakan Versi Versi 3.0 Tanggal Efektif 5 November 2014 Kode dan Versi Sebelumnya/

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT. BANK MESTIKA DHARMA, Tbk Kata Pengantar Komite Audit merupakan komite yang membantu tugas Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsinya terutama dalam meningkatkan

Lebih terperinci

KOMITE KOMITE DEWAN KOMISARIS KOMITE AUDIT

KOMITE KOMITE DEWAN KOMISARIS KOMITE AUDIT KOMITE KOMITE DEWAN KOMISARIS KOMITE AUDIT 1. Tugas Pokok Komite Audit BCA dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dengan tujuan membantu Dewan Komisaris dalam rangka mendukung efektivitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Penyelenggaraan organisasi pemerintahan haruslah selaras dengan tujuan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Penyelenggaraan organisasi pemerintahan haruslah selaras dengan tujuan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyelenggaraan organisasi pemerintahan haruslah selaras dengan tujuan dan cita-cita bangsa yang diamanatkan dalam undang-undang. Apapun bentuk organisasinya, fungsi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik,

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik

Lebih terperinci

1. INPUT : KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN 2. PROCESS: IMPLEMENTASI DAN OPERASI 3. OUTPUT : EVALUASI DAN TINJAU ULANG

1. INPUT : KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN 2. PROCESS: IMPLEMENTASI DAN OPERASI 3. OUTPUT : EVALUASI DAN TINJAU ULANG Mata Kuliah - 12 1. INPUT : KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN 2. PROCESS: IMPLEMENTASI DAN OPERASI 3. OUTPUT : EVALUASI DAN TINJAU ULANG 1. Pembentukan tim 2. Penentuan lingkup SMK3 3. Tinjau awal 4. Kebijakan

Lebih terperinci

soekartono ė-mail :

soekartono  ė-mail : IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2014 KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK Diselenggarakan oleh Sekretariat Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Serpong, 12 Nopember 2015

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (IPM). Penelitian ini merupakan penelitian cross section pada tahun anggaran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (IPM). Penelitian ini merupakan penelitian cross section pada tahun anggaran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini membahas masalah kinerja pemerintah daerah yang diukur dengan menggunakan skor EKPPD dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Penelitian ini merupakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) 201168 PANDEGLANG 42212 PIAGAM AUDIT INTERN 1. Audit intern adalah kegiatan yang independen dan obyektif dalam

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE GOOD CORPORATE GOVERNANCE (COMMITTEE GOOD CORPORATE GOVERNANCE CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk BAGIAN I

PIAGAM KOMITE GOOD CORPORATE GOVERNANCE (COMMITTEE GOOD CORPORATE GOVERNANCE CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk BAGIAN I PIAGAM KOMITE GOOD CORPORATE GOVERNANCE (COMMITTEE GOOD CORPORATE GOVERNANCE CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk BAGIAN I 1. Pengertian Piagam Komite Good Corporate Governance (GCG) adalah perangkat Dewan

Lebih terperinci

Hubungan Kerja Direksi dan Dewan Pengawas. Good Governance is Commitment and Integrity

Hubungan Kerja Direksi dan Dewan Pengawas. Good Governance is Commitment and Integrity Hubungan Kerja Direksi dan Dewan Pengawas Good Governance is Commitment and Integrity Struktur Good Governance BPJS Ketenagakerjaan Tahun 2014 PRESIDEN Organ BPJS TK Otoritas Jasa Keuangan Badan Pemeriksa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lagi, ternyata dalam prakteknya partai politik ini kurang mampu menjawab

BAB I PENDAHULUAN. lagi, ternyata dalam prakteknya partai politik ini kurang mampu menjawab BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat dari banyaknya kasus yang terjadi dalam pemerintahan terkait penyelewengan dana yang tidak jelas kepada partai politik. Setelah di telaah lagi, ternyata dalam

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter) PENDAHULUAN

PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter) PENDAHULUAN PIAGAM KOMITE AUDIT (Audit Committee Charter) PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan, Dewan Komisaris ( Dewan ) melakukan pengawasan atas kebijaksanaan pengurusan, jalannya pengurusan

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

PROGRAM DAN KEGIATAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PROGRAM DAN KEGIATAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK disampaikan oleh : Drs. F. Mewengkang, MM Asisten Deputi

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT TOBA BARA SEJAHTRA Tbk 2013 Daftar Isi Hal Daftar Isi 1 Bab I Pendahuluan 2 Bab II Pembentukan dan Organisasi 4 Bab III Tugas, Tanggung Jawab dan Prosedur

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENGUKURAN TINGKAT TRANSPARANSI PENDANAAN PARTAI POLITIK DI TINGKAT DEWAN PIMPINAN PUSAT

LAPORAN HASIL PENGUKURAN TINGKAT TRANSPARANSI PENDANAAN PARTAI POLITIK DI TINGKAT DEWAN PIMPINAN PUSAT LAPORAN HASIL PENGUKURAN TINGKAT TRANSPARANSI PENDANAAN PARTAI POLITIK DI TINGKAT DEWAN PIMPINAN PUSAT 1. Latar Belakang Hingga saat ini persoalan transparansi dan akuntabilitas dana politik masih menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kunci dalam peningkatan taraf hidup sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kunci dalam peningkatan taraf hidup sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu kunci dalam peningkatan taraf hidup sebuah masyarakat. Oleh karena itu, negara sebagai penjamin kehidupan masyarakat harus mampu menyelenggarakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pengukuran kinerja pada capacity building yang mengikuti pola reinventing

I. PENDAHULUAN. pengukuran kinerja pada capacity building yang mengikuti pola reinventing I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reformasi di bidang kinerja pemerintahan tidak akan membuahkan hasil optimal tanpa didukung oleh komitmen untuk memperbaiki validitas dari standar penilaian kinerja kelembagaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien, serta sesuai dengan rencana,

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien, serta sesuai dengan rencana, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu instansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Reformasi yang terjadi di Indonesia banyak membawa perubahan yang secara langsung mempengaruhi segala bentuk kebijkan yang diambil baik pemerintah maupun

Lebih terperinci

KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TINGKAT MAKRO

KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TINGKAT MAKRO Lampiran A 73 KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI 2015 2019 TINGKAT MAKRO Sasaran Reformasi A. yang bersih dan akuntabel. 1. Penerapan sistem nilai dan integritas birokrasi yang efektif. 2.

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT DAFTAR ISI Executive Summary BAB I Tujuan Umum... 3 BAB II Organisasi... 4 1. Struktur... 4 2. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang... 4 3. Hubungan Kerja dengan Dewan Komisaris,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.63/Menhut-II/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.63/Menhut-II/2014 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.63/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN ATAS PENYALAHGUNAAN WEWENANG, PELANGGARAN DAN TINDAK PIDANA KORUPSI LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA Rincian Administratif dari Kebijakan Pemilik Kebijakan Penyimpan Kebijakan Fungsi Corporate Secretary - Fungsi Corporate Secretary - Enterprise Policy & Portfolio Management

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENGAWASAN DAN PERSEPSI KERUGIAN NEGARA

PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENGAWASAN DAN PERSEPSI KERUGIAN NEGARA www.bpkp.go.id PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENGAWASAN DAN PERSEPSI KERUGIAN NEGARA Oleh: Prof. Dr. Eddy Mulyadi Soepardi, CFrA. Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi Disampaikan pada: Sinergi Program Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan dapat diketahui apakah suatu instansi pemerintah telah

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA PIAGAM KOMITE AUDIT TELKOM GROUP

PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA PIAGAM KOMITE AUDIT TELKOM GROUP PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA PIAGAM KOMITE AUDIT TELKOM GROUP (Keputusan Dewan Komisaris No. 07/KEP/DK/2013 tanggal 22 Juli 2013) I. LATAR BELAKANG DAN TUJUAN 1. LATAR BELAKANG Perusahaan Perseroan (Persero)

Lebih terperinci

Corruption Perception Index Terus perkuat integritas sektor publik. Dorong integritas bisnis sektor swasta.

Corruption Perception Index Terus perkuat integritas sektor publik. Dorong integritas bisnis sektor swasta. Corruption Perception Index 2016 Terus perkuat integritas sektor publik. Dorong integritas bisnis sektor swasta. Apa itu Corruption Perception Index (CPI)? Indeks Gabungan Hingga 13 sumber data Menggambarkan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA 1 DAFTAR ISI I. DEFINISI...3 II. VISI DAN MISI...4 III. TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM KOMITE AUDIT...4 IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB...4 V.

Lebih terperinci

Forum Dialog Pencegahan, Penanganan dan Penindakan Kesalahan, Kecurangan dan Korupsi (P3K3) Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

Forum Dialog Pencegahan, Penanganan dan Penindakan Kesalahan, Kecurangan dan Korupsi (P3K3) Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Forum Dialog Pencegahan, Penanganan dan Penindakan Kesalahan, Kecurangan dan Korupsi (P3K3) Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Tim Pokja Pencegahan, Penanganan dan Penindakan Kesalahan, Kecurangan

Lebih terperinci

EVALUASI MANAJEMEN KEAMANAN INFORMASI MENGGUNAKAN INDEKS KEAMANAN INFORMASI (KAMI) PADA KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAAN NEGARA JAWA TIMUR

EVALUASI MANAJEMEN KEAMANAN INFORMASI MENGGUNAKAN INDEKS KEAMANAN INFORMASI (KAMI) PADA KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAAN NEGARA JAWA TIMUR EVALUASI MANAJEMEN KEAMANAN INFORMASI MENGGUNAKAN INDEKS KEAMANAN INFORMASI (KAMI) PADA KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAAN NEGARA JAWA TIMUR Outline Latar Belakang Perumusan masalah Batasan masalah

Lebih terperinci

Analisis Manajemen Risiko terhadap Tingkat Pengungkapan pada Informasi Instrumen Keuangan

Analisis Manajemen Risiko terhadap Tingkat Pengungkapan pada Informasi Instrumen Keuangan Analisis Manajemen Risiko terhadap Tingkat Pengungkapan pada Informasi Instrumen Keuangan Nama : Tri Adiyuwono Perta Alam NPM : 21208242 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. M. Abdul Mukhyi, SE, MM. Bab

Lebih terperinci

BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN

BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN Keberadaan badan usaha milik negara (BUMN) memiliki peran penting untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945. Untuk itu, BUMN diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang penting terhadap tercapainya target APBN yang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang penting terhadap tercapainya target APBN yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) merupakan salah satu unsur penerimaan negara yang masuk di dalam struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memburuk, yang berdampak pada krisis ekonomi dan krisis kepercayaan serta

BAB I PENDAHULUAN. memburuk, yang berdampak pada krisis ekonomi dan krisis kepercayaan serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terjadinya krisis ekonomi diindonesia antara lain disebabkan oleh tatacara penyelenggaraan pemerintahan yang tidak dikelola dan diatur dengan baik. Akibatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peraturan perundang-undangan baik berupa Undang-Undang (UU) maupun

BAB I PENDAHULUAN. peraturan perundang-undangan baik berupa Undang-Undang (UU) maupun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam reformasi yang terjadi di Indonesia menghasilkan sebuah kebijakan otonomi daerah yang dikeluarkan melalui ketetapan MPR No. XV/MPR/1998, tentang penyelenggaraan

Lebih terperinci

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) Daftar Isi Halaman I. Pendahuluan Latar belakang..... 1 II. Komite Audit - Arti dan tujuan Komite Audit...... 1 - Komposisi,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1047, 2012 OMBUDSMAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan. PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT PT INTERMEDIA CAPITAL, Tbk.

PIAGAM KOMITE AUDIT PT INTERMEDIA CAPITAL, Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT PT INTERMEDIA CAPITAL, Tbk. 1. Definisi a. Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka membantu pelaksanaan

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 22 TAHUN 2011

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 22 TAHUN 2011 WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3. RAHASIA Hal 1/11

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3. RAHASIA Hal 1/11 PIAGAM KOMITE AUDIT Rincian Administratif dari Kebijakan Nama Kebijakan Piagam Komite Audit Pemilik Kebijakan Fungsi Corporate Secretary Penyimpan Kebijakan - Fungsi Corporate Secretary - Enterprise Policy

Lebih terperinci

Corruption Perception Index 2014

Corruption Perception Index 2014 Korupsi di Indonesia masih tinggi. Pemerintah Perlu Mempercepat Sistem Integritas Nasional Corruption Perception Index 2014 Apa itu Corruption Perception Index? Indeks Gabungan (hingga 13 sumber data)

Lebih terperinci

Panduan Tugas Pokok dan Fungsi Kerja Komite Audit Sesuai Tata Kelola Perusahaan Yang Baik PIAGAM KOMITE AUDIT PT ELNUSA TBK

Panduan Tugas Pokok dan Fungsi Kerja Komite Audit Sesuai Tata Kelola Perusahaan Yang Baik PIAGAM KOMITE AUDIT PT ELNUSA TBK DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 5 1.1 Latar Belakang 5 1.2 Maksud dan Tujuan 5 1.3 Landasan Hukum 5 1.4 Definisi 5 BAB II KEANGGOTAAN 6 2.1 Struktur Keanggotaan 6 2.2 Masa Jabatan 6 2.3 Persyaratan Keanggotaan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA 2013 DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN REKAM JEJAK PERUBAHAN A PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Tujuan... 1 3. Ruang Lingkup... 1 4. Landasan Hukum...

Lebih terperinci

PR/MAR/NDO. Piagam Komite Audit PT PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE. ASIA INFRASTRUCTURE Tbk

PR/MAR/NDO. Piagam Komite Audit PT PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE. ASIA INFRASTRUCTURE Tbk PR/MAR/NDO ASIA INFRASTRUCTURE Tbk PT PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE Tbk Piagam Komite Audit ----- ---- DAFTARISI I. PENDAHULUAN 1 II. TUJUAN PEMBENTUKAN KOMITE AUDIT 1 Ill. KEDUDUKAN 2 IV. KEANGGOTAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan maupun evaluasi.

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan maupun evaluasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam negara demokrasi yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat, maka kebebasan untuk memperoleh informasi publik menjadi instrumen untuk menciptakan partisipasi

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENGADUAN PELAYANAN PUBLIK SECARA NASIONAL

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENGADUAN PELAYANAN PUBLIK SECARA NASIONAL Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi www.menpan.go.id PERMENPANRB NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENGADUAN PELAYANAN PUBLIK SECARA NASIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini memang wajar, karena beberapa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Keuangan Negara Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban Negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah semakin menguatnya tuntutan masyarakat terhadap pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah semakin menguatnya tuntutan masyarakat terhadap pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena yang dapat diamati dalam perkembangan sektor publik dewasa ini adalah semakin menguatnya tuntutan masyarakat terhadap pelaksanaan akuntabilitas publik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan

BAB I PENDAHULUAN. menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengawasan intern yang dilakukan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang terdapat dalam Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) terdiri dari

Lebih terperinci

penduduknya bekerja sebagai petani dan tingkat pendidikan relatif rendah, dengan

penduduknya bekerja sebagai petani dan tingkat pendidikan relatif rendah, dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Desa adalah bentuk pemerintahan terkecil yang ada di Indonesia, mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani dan tingkat pendidikan relatif rendah, dengan pimpinan

Lebih terperinci

KORUPSI MENGHAMBAT PEMBANGUNAN NASIONAL. Oleh : Kolonel Chk Hidayat Manao, SH Kadilmil I-02 Medan

KORUPSI MENGHAMBAT PEMBANGUNAN NASIONAL. Oleh : Kolonel Chk Hidayat Manao, SH Kadilmil I-02 Medan KORUPSI MENGHAMBAT PEMBANGUNAN NASIONAL Oleh : Kolonel Chk Hidayat Manao, SH Kadilmil I-02 Medan Salah satu tujuan Pembangunan Nasional adalah untuk mewujudkan kesejahteraan Rakyat yang adil dan makmur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. good governance dan clean government. Seiring dengan hal tersebut, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. good governance dan clean government. Seiring dengan hal tersebut, pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel harus disikapi dengan serius oleh segenap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak tuntutan publik agar terciptanya tata kelola yang baik, agar

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak tuntutan publik agar terciptanya tata kelola yang baik, agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya era demokrasi dan birokrasi pada saat ini maka semakin banyak tuntutan publik agar terciptanya tata kelola yang baik, agar kepercayaan

Lebih terperinci

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS II. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARISIS Tujuan Untuk menilai: kecukupan jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Dewan

Lebih terperinci

ANGGOTA DPRD. Pembekalan Anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Selayar MEP-UGM, 5 September Dr. Wahyudi Kumorotomo, MPP

ANGGOTA DPRD. Pembekalan Anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Selayar MEP-UGM, 5 September Dr. Wahyudi Kumorotomo, MPP SUSUNAN DAN KEDUDUKAN ANGGOTA DPRD Pembekalan Anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Selayar MEP-UGM, 5 September 2009 Dr. Wahyudi Kumorotomo, MPP Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1105, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Good Public Governance. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Lebih terperinci

Luwiharsih Komisi Akreditasi RS

Luwiharsih Komisi Akreditasi RS Luwiharsih Komisi Akreditasi RS STANDAR EP TELUS UR PASIEN TELUSUR STAF/PIM P T ELUSUR DOK. TELUS UR LINK Kepemimpinan dan MFK 1; 2; 3; 3.1 perencanaan Keselamatan dan keamanan MFK 4; 4.1; 4.2 Bahan berbahaya

Lebih terperinci

Penguatan Legislasi Terkait Tipikor sebagai Bentuk Dukungan terhadap Upaya Pemberantasan Korupsi Laode Muhamad Syarif, Ph.D

Penguatan Legislasi Terkait Tipikor sebagai Bentuk Dukungan terhadap Upaya Pemberantasan Korupsi Laode Muhamad Syarif, Ph.D Penguatan Legislasi Terkait Tipikor sebagai Bentuk Dukungan terhadap Upaya Pemberantasan Korupsi Laode Muhamad Syarif, Ph.D 1. Apakah Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi menurut pendapat Saudara dapat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk.

PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk. Halaman = 1 dari 10 PIAGAM Komite Audit PT Malindo Feedmill Tbk. Jakarta Halaman = 2 dari 10 DAFTAR ISI Halaman I. Tujuan 3 II. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit 3 III. Hak dan Kewenangan Komite Audit

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD)

BAB II DASAR TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) 7 BAB II DASAR TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Teori 2.1.1. Pengertian Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi (DPRD) adalah sebuah Lembaga Perwakilan Rakyat di daerah

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI

PIAGAM KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 5 1.1 Latar Belakang 5 1.2 Maksud dan Tujuan 5 1.3 Landasan Hukum 5 1.4 Definisi 5 BAB II KEANGGOTAAN 7 2.1 Struktur Keanggotaan 7 2.2 Masa Jabatan 7 2.3 Persyaratan Keanggotaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO crmsindonesia.org

MANAJEMEN RISIKO crmsindonesia.org S U R V E Y N A S I O N A L MANAJEMEN RISIKO 2016 crmsindonesia.org Daftar Pustaka 3 Indonesia 6 Potret 7 9 dan Kompetisi Regional dan Tren Manajemen Risiko di Indonesia Adopsi Manajemen Risiko di Indonesia

Lebih terperinci

Peningkatan Efektivitas Pengawasan dan Persepsi Kerugian Negara

Peningkatan Efektivitas Pengawasan dan Persepsi Kerugian Negara Peningkatan Efektivitas Pengawasan dan Persepsi Kerugian Negara Oleh: Prof. Dr. Eddy Mulyadi Soepardi, CFrA. Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Jakarta, 13 Februari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi, desentralisasi dan globalisasi. Jawaban yang tepat untuk menjawab

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi, desentralisasi dan globalisasi. Jawaban yang tepat untuk menjawab BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki abad 21, hampir seluruh negara diberbagai belahan dunia (termasuk Indonesia) menghadapi tantangan besar dalam upaya meningkatkan sistem demokrasi,

Lebih terperinci

Piagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk.

Piagam Unit Komite Audit (Committee Audit Charter ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk. Piagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk. Pendahuluan Pembentukan Komite Audit pada PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk. (Perseroan) merupakan bagian integral dari

Lebih terperinci

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS II. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARISIS Tujuan Untuk menilai: Kecukupan jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi

Lebih terperinci