PERUBAHAN IKLIM & PERAN HUTAN. Manual Komunitas

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERUBAHAN IKLIM & PERAN HUTAN. Manual Komunitas"

Transkripsi

1 PERUBAHAN IKLIM & PERAN HUTAN Manual Komunitas i

2 Conservation International, Maret 2010 Dokumen ini hanya boleh direproduksi untuk keperluan pelatihan. Hubungi Conservation International untuk mendapatkan izin menggunakan kembali foto dan citra. Conservation International adalah sebuah organisasi nirlaba yang didirikan pada tahun 1987 dengan kantor program dan mitra berada pada lebih dari 30 negara. Misi CI: Dengan membangun di atas landasan kokoh ilmu pengetahuan, kemitraan, dan aksi di lapangan, CI memberdayakan masyarakat untuk bertanggung jawab sehingga peduli terhadap alam, keanekaragaman hayati global, demi kesejahteraan manusia. Pada tahun 2003, CI membentuk Indigeneous and Traditional Peoples Program guna memperkuat komitmen kami kepada masyarakat adat dan setempat serta mendukung peran penting mereka dalam mempertahankan ekosistem yang sehat. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi: Susan Stone Senior Advisor, Indigenous and Traditional Peoples Program Conservation International ISBN # Foto sampul oleh John Martin, John Martin/CI Pendanaan publikasi ini berasal dari kemurahan hati the Richard and Rhoda Goldman Fund serta seorang donatur pribadi yang tidak ingin disebut namanya. Publikasi ini didanai sebagian oleh the Gordon and Betty Moore Foundation. Publikasi ini didanai sebagian melalui hibah dari the Norwegian Agency for Development Cooperation (NORAD).

3 Perubahan Iklim & Peran Hutan Manual Pelatih Susan Stone Mario Chacón León Patricia Fredericks

4 Dokumen ini merupakan bagian dari satu paket alat yang dibuat untuk mendukung pengembangan pelatih lokal yang terampil mengenai dasar-dasar perubahan iklim dan REDD+. Komponen lainnya mencakup Manual Kursus Pelatihan untuk Pelatih dan Seperangkat Alat Pelatihan Perubahan Iklim & Peran Hutan. Tim penulis dan perancang memberikan sumbangan pada penyusunan produk ini, yang didukung oleh para pereview dan penyunting yang namanya disebutkan dalam ucapan terima kasih. Pengarang utama setiap komponen adalah: Perubahan Iklim & Peran Hutan Manual Komunitas Perubahan Iklim & Peran Hutan Manual Pelatih Perubahan Iklim & Peran Hutan Kit Alat Pelatihan Susan Stone dan Mario Chacón León Susan Stone, Mario Chacón León, Patricia Fredericks Susan Stone, Mario Chacón León, Patricia Fredericks, Regina Harlig, Curtis Bernard Desain grafik dan tata letak semua komponen dilakukan oleh Regina Harlig, yang juga menyumbangkan desain diagram dan gambar serta pengeditan produk secara menyeluruh. Ilustrasi-ilustrasi dalam produk dibuat oleh Olman Bolaños dan Luis Enrique Gutiérrez dari Parábolas, O.L., San José, Kosta Rika. Ilustrasi tambahan atas seizin CEDECO (Corporación Educativa para el Desarrollo Costarricense, Sociedad Civil). Anggota tim: Susan Stone adalah Penasihat Teknis Senior pada Indigeneous and Traditional Peoples Program di Conservation International. Susan memulai karirnya di CI pada tahun 2000 dengan bekerja di Guyana pada bidang pengembangan upaya konservasi, metodologi partisipatif bagi pemetaan penggunaan sumber daya masyarakat, dan integrasi pengetahuan tradisional; untuk membuat area terlindung. Sebagai bagian dari tim ITPP, Susan berfokus pada pelibatan masyarakat dan pengembangan alat dan kursus pelatihan untuk masyarakat setempat. Dia meraihgelar Master dalam bidang Pengelolaan Internasional dan Antarbudaya. Mario Chacón León berasal dari Kosta Rika dan memegang gelar Master dalam Pengelolaan Hutan Tropis dan Konservasi Keanekaragaman Hayati. Dia pernah bekerja sebagai staf peneliti pada CATIE (Pusat Penelitian dan Pendidikan Tinggi Pertanian Tropis) mengenai topik-topik yang terkait dengan hutan, agro-kehutanan, dan layanan ekosistem. Dari tahun 2008 hingga 2009, ia bergabung dengan Prakarsa Perubahan Iklim (the Climate Change Initiative) di Conservation International sebagai pengelola pelatihan. Mario saat ini menjadi konsultan yang bekerja dengan LSM lokal di Amerika Tengah dan Latin untuk pelatihan perubahan iklim dan pengelolaan area terlindung. Patricia Fredericks saat ini adalah Kepala Pusat Pembelajaran Pemuda di the Bina Hill Institute, Rupununi Utara, Region 9, Guyana. Sebelum ini, dia bekerja selama beberapa tahun sebagai Koordinator Pengembangan Kapasitas dan Kesadaran, Conservation International Guyana, dan belakangan sebagai Asisten Teknis di The Guyana Marine Turtle Conservation Society. Curtis Bernard menjadi staf CI Guyana pada tahun 2001 dan sekarang menjabat sebagai Manajer Teknis. Selama tahun-tahunnya bersama organisasi tersebut, Curtis telah menjadi salah satu pemimpin dalam bidang perencanaan dan pelaksanaan kerja CI Guyana yang terkait dengan kawasan konservasidan masyarakat adat. Dia memiliki latar belakang pendidikan biologi dan telah bekerja di bidang Sistem Informasi Geografi selama 14 tahun. Regina Harlig adalah perancang grafik dan mantan relawan Peace Corps yang bertugas di Guyana dari tahun 2008 hingga Dia menghabiskan sebagian waktunya untuk bekerja dengan CI Guyana. Regina memiliki gelar di bidang Studi Seni Grafika dan Kebijakan. iv

5 Daftar Isi Daftar Gambar vii Daftar Akronim viii Ucapan Terima Kasih ix Kata Pengantar x Pendahuluan 1 Sesi 1. Memahami Dasar-Dasar Iklim dan Perubahan Iklim 4 Bagian 1. Bagaimana Bumi Terbentuk? 4 Bagian 2. Apakah Iklim dan Cuaca itu? 5 Bagian 3. Apakah Perubahan Iklim itu dan Bagaimana Kita Mengetahui bahwa Perubahan Iklim Tengah Berlangsung? 7 Bagian 4. Bagaimana Perubahan Iklim Memengaruhi Bumi dan Hidup Kita? 10 Hal Penting untuk Diingat 11 Istilah Utama untuk Diingat 12 Sesi 2. Memahami Penyebab Perubahan Iklim 13 Bagian 1. Bagaimana Alam Mengendalikan Iklim? 13 Bagian 2. Karbon, Karbon Dioksida, dan Daur Karbon 15 Bagian 3. Bagaimana Kegiatan Manusia Membantu Menyebabkan Perubahan Iklim? 17 Bagian 4. Mengapa Hutan Begitu Penting? 19 Hal Penting untuk Diingat 20 Istilah Utama untuk Diingat 21 Sesi 3. Kebijakan dan Aksi Perubahan Iklim: Bekerja untuk Memecahkan Masalah Perubahan Iklim 22 Bagian 1. Kebijakan Perubahan Iklim: Apakah yang Dilakukan Dunia seputar Perubahan Iklim? 22 Bagian 2. Aksi Penanggulangan: Bagaimana Kebijakan Internasional Dapat Membantu Mengurangi Perubahan Iklim? 26 Bagian 3. Adaptasi Perubahan Iklim: Bagaimana Kita Dapat Menghadapi Perubahan Iklim? 28 Hal Penting untuk Diingat 30 Istilah Utama untuk Diingat 30 Sesi 4. Metode-Metode Baru dalam Mengelola dan Menilai Hutan agar Menguntungkan Iklim, Masyarakat, dan Keanekaragaman Hayati: Pembayaran untuk jasa lingkungan 32 Bagian 1. Apakah Ekosistem dan jasa lingkungan itu? 32 Bagian 2. Apakah Pembayaran untuk jasa lingkungan itu? 34 Hal Penting untuk Diingat 37 Istilah Utama untuk Diingat 37 Sesi 5. Cara Baru Menilai Peran Hutan untuk Menanggulangi Perubahan Iklim: REDD+ 38 Bagian 1. Ikhtisar REDD+ 38 Bagian 2. Bagaimana Cara Kerja REDD+? 40 Bagian 3. Apakah kegiatan REDD+ yang sedang berlangsung? 47 Hal Penting untuk Diingat 49 Istilah Utama untuk Diingat 49 Catatan Akhir, Rujukan, dan Sumber Daya 52 Daftar kata 57 v

6 DafTAR Gambar Sesi 1 Gambar 1. Bagian-Bagian Utama Bumi 4 Gambar 2. Komponen-Komponen Iklim 6 Gambar 3. Suhu Rata-Rata Global 8 Gambar 4. Tinggi Air Laut Rata-Rata Global 9 Gambar 5. Tinggi Air Laut yang Naik 9 Gambar 6. Dampak-Dampak Perubahan Iklim 10 Sesi 2 Gambar 7. Efek Rumah Kaca 14 Gambar 8. Pengaruh Manusia terhadap Efek Rumah Kaca 14 Gambar 9. Daur Karbon 16 Gambar 10. Daur Karbon Alami 17 Gambar 11. Pengaruh Manusia terhadap Daur Karbon 17 Gambar 12. Penyimpanan Karbon 18 Gambar 13. Proses Industri dan Perubahan Penggunaan Lahan Menyebabkan Emisi CO 2 dan Mengurangi Penyimpanan Karbon 18 Gambar 14. Pentingnya Hutan bagi Perubahan Iklim 19 Sesi 3 Gambar 15. Kerangka Waktu Penting Aksi di UNFCCC 24 Gambar 16. Aksi Penanggulangan di Berbagai Segi Kehidupan Sehari-hari 27 Sesi 4 Gambar 17. Ekosistem Bersama 33 Gambar 18. Kesepakatan PES Dasar 35 Gambar 19. Kesepakatan PES antara Sebuah Kota dan Para Pemilik Hutan 36 Sesi 5 Gambar 20. Kerangka Waktu untuk Pengembangan Gagasan REDD+ 39 Gambar 21. Penyimpanan Karbon 40 Gambar 22. Bagaimana Cara Kerja Kegiatan REDD+ 42 Gambar 23. Mengukur Jumlah Karbon dalam Hutan 43 Gambar 24. Contoh Transaksi Kredit Karbon 45 vi

7 Daftar Istilah AOSIS CCBA FCPF FPIC GHG MRV PES RED REDD REDD+ R-PP UNDRIP UNFCCC UNPFII UN-REDD Alliance of Small Island States (Aliansi Negara-Negara Pulau Kecil) Carbon, Community and Biodiversity Alliance (Aliansi Karbon, Masyarakat, dan Keanekaragaman Hayati) Forest Carbon Partnership Facility (Fasilitas Kemitraan Karbon Hutan) Free, Prior, and Informed Consent (PADIATAPA-Persetujuan Awal, Dengan Informasi Awal Tanpa Paksaan) Greenhouse Gas (Gas Rumah Kaca) Measuring, Reporting and Verification (Pengukuran, Pelaporan, dan Verifikasi) Payment for Ecosystem Services (Pembayaran untuk jasa lingkungan) Reducing Emissions from Deforestation (Pengurangan Emisi dari Penggundulan Hutan) Reducing Emissions from Deforestation and Degradation (Pengurangan Emisi dari Penggundulan dan Degradasi Hutan) Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation including Carbon Stock Enhancement (Pengurangan Emisi dari Penggundulan dan Degradasi Hutan yang mencakup Peningkatan Simpanan Karbon) Readiness Preparation Proposal (Proposal Penyusunan Kesiapan) United Nations Declaration on the Rights of Indigenous Peoples (Deklarasi PBB tentang Hak Masyarakat adat) United Nations Framework Convention on Climate Change (Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim) United Nations Permanent Forum on Indigenous Issues (Forum Tetap PBB tentang Masalah adat) United Nations Collaborative Programme on Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation in Developing Countries (Program Kolaboratif PBB tentang Pengurangan Emisi dari Penggundulan dan Degradasi Hutan di Negara Berkembang) vii

8 Ucapan Terima Kasih Penulisan, pengujian, dan penyusunan dokumen ini merupakan hasil upaya kolaborasiantara Conservation International Guyana (CI-Guyana), the Indigenous and Traditional Peoples Program and the Climate Change Initiative pada Conservation Internasional (CI), serta the Iwokrama International Centre for Rain Forest Conservation and Development di Guyana. Selain tim penulis, beberapa orang memberikan sumbangan berharga yang menjadikan dokumen ini dan komponen pelatihan lainnya terwujud. Dr. David Singh dari CI-Guyana dan Vanessa Benn dari Iwokrama memberikan nasihat, umpan balik, dan komentar tentang isi. Olaf Zerbock dari The Climate Change Initiative CI bertugas sebagai penasihat teknis bagi tim, dan Hannah Campbell dari The indigenous and Traditional Peoples Program CI menjadi penasihat kebijakan perubahan iklim. Keduanya menyediakan masukan, komentar, dan ulasan. Yang terpenting, dokumen ini dan alat pelatihan lainnya telah mendorong adanya ulasan dan umpan balik oleh para peserta dalam sebuah lokakarya percontohan yang diadakan di the Bina Hill Institute, Annai, Guyana pada bulan November 2009, yang disponsori oleh Iwokrama sebagai bagian dari sebuah proyek untuk membangun kapasitas guna mendukung prakarsa pengurangan emisi dari penggundulan dan degradasi hutan (REDD+) di Guyana. Lokakarya itu menguji kandungan teknis manual dan Kursus Pelatihan untuk Pelatih yang terkait. Para peserta memberikan umpan balik, komentar, dan anjuran guna memperbaiki kursus dan manual. Bantuan peserta tak terkira nilainya dalam memperbaiki produk akhir sebagai alat untuk digunakan oleh masyarakat. Sumbangsih mereka kami terima dengan rasa syukur yang mendalam. Lokakarya tersebut melibatkan anggota masyarakat Kawasan 8 dan 9; wakil-wakil dewan distrik, organisasi pembela Amerindian, dan badan pemerintah; serta staf lapangan dari lembaga swadaya masyarakat. Nama dan afiliasi peserta tercantum di bawah ini: Kawasan 9 Anthony Shushu Patrick Gomes, Toshao Maruranau Nicholas Fredericks Anthony Andries Rebecca Xavier Rochelle Dookram Michael Williams, Toshao Annai Kawasan 8 Norselyn Banfus Jansy Gomes Deoram Peters, Toshao Paul Samuel Konashen South Rupununi District Council South Central Rupununi District Council North Rupununi District Development Board - Annai North Rupununi District Development Board - Wowetta North Rupununi District Development Board - Aranaputa North Rupununi District Development Board - Annai Paramakatoi Kato Itabac Kurukubaru Pembela Amerindian, Badan Pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat Hildebrand James, Toshao Aishalton National Toshaos Council Colin Klautky Guyana Organisation of Indigenous Peoples Earl Thomas Amerindian Peoples Association Pamela English The Amerindian Action Movement of Guyana Rommel Simon National Amerindian Development Foundation Eishwar Sasenarine Ministry of Amerindian Affairs Jermin Calistro Guyana Forestry Commission Christopher Persaud Guyana Forestry Commission Samantha James Iwokrama Aisha Fraites Iwokrama Vitus Antone CI-Guyana Nigel John CI-Guyana Ivor Marslow Bina Hill Institute viii

9 Kata Pengantar Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki hutan tropika terluas ketiga. Sangat disayangkan Indonesia juga masuk kategori yang memiliki laju deforestasi yang tinggi, sehingga menjadi prioritas dunia untuk membantu dalam pengelolaan hutannya. Hutan sebagai gudang karbon dan gudang jasa harus dilestarikan. Sebagai gudang jasa, hutan di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa karena tingginya keanekaragaman hayati, penyaring air bersih, penghambat erosi dan banjir, penyeimbang iklim dan sumber mata pencaharian penduduk di sekitarnya. Tidaklah mengherankan dunia berkeinginan membantu Indonesia mewujudkan tata pengelolaan hutan yang baik. Skema REDD+ merupakan salah satu kegiatan yang berpotensi untuk mewujudkan dua tujuan dunia sekaligus yaitu mengurangi emisi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan hutan tropis. Banyak negara tropis menyambut positif karena selama ini melakukan perlindungan hutan merupakan beban bagi negara atau cost center, namun melalui skema ini negara berhutan tropis berpotensi menerima insentif yang dapat digunakan untuk mewujudkan pengelolaan hutan berkelanjutan dengan mempertimbangkan aspek ekologi, ekonomi dan sosialnya. Melaksanakan REDD+ memerlukan waktu persiapanyang tidak pendek. Prinsip yang diutamakan adalah transparansi dan safeguard terhadap keikutsertaan masyarakat adat dan masyarakat lokal, pemerintahan yang baik dan integritas lingkungan. Oleh karena itu prinsip tadi menjadi pertimbangan utama dunia sebagai indikator apakah pelaksanaan REDD+ itu berhasil. Indonesia juga merupakan gudang etnik dunia dengan lebih dari 500an suku, yang sering terpinggirkan jika hutan akan dikembangkan. Pemerintahan yang sarat birokrasi dan pengelolaan lingkungan yang carut marut menjadi tantangan terbesar sebelum melaksanakan skema ini. UNFCCC mensyaratkan adanya masa persiapan (Readiness Phase) sebelum mengimplementasikan REDD+. Salah satu komponen utama dalam persiapan adalah peningkatan kapasitas untuk menjamin partisipasi yang optimal semua pemangku kepentingan termasuk masyarakat adat. Conservation International di berbagai negara telah melakukan ujicoba persiapan REDD+ ini. Hasil pembelajaran itu dibukukan dan didisain untuk disampaikan kepada pemangku kepentingan dimana CI bekerja termasuk di Indonesia. Bahan pembelajaran termasuk Manual, poster dan kosakata penting disusun dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami sebagai bahan utama serial pelatihan untuk masa mendatang. Banyaknya ilustrasi yang sederhana menjadi keunggulan utama dari dokumen ini untuk disampaikan ke semua tingkatan pemangku kepentingan. Dokumen ini memberikan inforamsi kepada kita tentang iklim, peran hutan, REDD+ dan proses negosiasi dunia dalam upaya menstabilisasi emisi Gas Rumah Kaca. Dokumen pembelajaran ini juga memuat tentang bagaimana melakukan pelatihan, sehingga merupakan dokemen untuk mekanisme Build and Transfer. Akhirnya, saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada CI atas upaya mereka dalam menciptakan alat untuk menyebarkan pembelajaran ini kepada khalayak umum. Saya meyakini upaya ini akan memberikan kontribusi besar terhadap upaya dunia mengurangi emisi Gas Rumah Kaca, khususnya di Indonesia. Jakarta, 17 Maret 2011 Jatna Supriatna Advisory Board member CI Indonesia dan Kepala Pusat Perubahan Iklim Universitas Indonesia ix

10 x

11 Pendahuluan Sembari para pembuat kebijakan dan pemerintah terus melangkah maju dalam pengambilan tindakan untuk menghentikan perubahan iklim global dan melakukan penyesuaian terhadap perubahan yang sedang berlangsung, memberi tahu masyarakat setempat tentang masalah-masalah yang sedang dibahas secara global dan nasional merupakan hal yang sangat penting. Membangun landasan pengetahuan yang baik tentang penyebab perubahan iklim, bagaimana pemerintah dunia tengah bekerja untuk mencapai solusi, dan tindakan-tindakan yang diusulkan untuk mengurangi perubahan iklim dan dampaknya merupakan hal yang sangat penting bagi para pemangku kepentingan setempat. Dengan pengetahuan ini, penduduk pribumi dan masyarakat setempat, serta pemangku kepentingan setempat lainnya, akan memiliki alat dan informasi yang diperlukan untuk berperan serta secara penuh dan efektif dalam proses pengambilan keputusan yang terkait dengan perencanaan dan tindakan perubahan iklim, dengan membawa pengetahuan tradisional, pengalaman dan prioritas mereka sendiri ke dalam pembahasan tersebut. Menyampaikan informasi ke masyarakat setempat yang sering kali berada di daerah terpencil merupakan suatu tantangan. Organisasi setempat berada dalam posisi lebih baik untuk mengantarkan informasi dan pelatihan kepada masyarakat setempat, namun mereka juga membutuhkan alat yang tepat bagi khalayak masyarakat dan keterampilan dalam hal desain dan penyampaian pelatihan. Manual ini adalah bagian dari kolaborasi antara Conservation International dan mitra-mitra lokal. Sasarannya adalah membangun suatu sumber daya pelatih dan alat pelatihan lokal yang dapat membantu memperluas pembelajaran kepada masyarakat setempat, dengan membawa informasi utama yang disajikan dengan cara-cara yang mengena bagi masyarakat pembelajar. Pelatih lokal yang terampil dapat membantu menyampaikan informasi esensial tentang perubahan iklim dan REDD+ kepada masyarakat setempat secara lebih cepat dan lebih siap untuk kegiatan pelatihan lanjutan. Langkah pertama adalah kursus Pelatihan untuk Pelatih (ToT), di mana peserta mempelajari cara mengadakan, merancang, dan melaksanakan lokakarya pelatihan yang berhasil serta cara menyajikan informasi tentang dasar-dasar sains, kebijakan, dan tindakan perubahan iklim. Kemudian, para pelatih diberikan seperangkat alat dan bahan, yang mencakup manual peserta ini, untuk membantu mereka menyampaikan pelatihan kepada masyarakat setempat atau pemangku kepentingan setempat lainnya. Manual ini menyajikan informasi dasar tentang proses alami yang memengaruhi iklim; alasan penyebab perubahan iklim; sebagian dampak perubahan iklim yang sudah terjadi; dan cara pemerintahpemerintah dunia bekerja memecahkan masalah yang disebabkan oleh perubahan iklim di masa kini dan masa yang akan datang. Karena ekosistem dan hutan yang sehat sangat penting dalam membantu mempertahankan proses alami yang memengaruhi iklim, manual ini membahas bagaimana hutan, dan cara-cara penggunaan hutan, dapat berdampak pada perubahan iklim. Manual juga membahas bagaimana cara-cara baru dalam penilaian ekosistem hutan dapat mendukung konservasi dan penggunaan berkelanjutan yang oleh karenanya membantu negara-negara dan masyarakat dalam mengembangkan, mengurangi perubahan iklim, serta melakukan penyesuaian terhadap efek-efeknya. Akhirnya, disajikan informasi mengenai REDD+, suatu tindakan penting dalam mengurangi perubahan iklim yang saat ini tengah dibahas pada pertemuan iklim internasional dan diuji di banyak negara berhutan. Informasi ini disajikan pertama kali pada lokakarya Pelatihan untuk Pelatih percontohan di Guyana pada bulan November 2009 yang melakukan pengujian terhadap kursus dan bahan yang dirancang untuk mengajar anggota organisasi, badan dan masyarakat setempat menjadi pelatih komunitas. Lokakarya percontohan tersebut disponsori oleh the Iwokrama International Centre for Rain Forest Conservation and Development serta Conservation International Guyana. Staf program global Conservation International menyediakan kepakaran dalam bidang desain, penyampaian dan pengembangan bahan pelatihan. Kolaborasi ini mengikutsertakan para peserta lokakarya, di mana umpan balik dan peran serta mereka memungkinkan dilakukannya pengujian terhadap kursus dan bahan pada situasi kerja 1

12 sebenarnya dengan wawasan dari masyarakat, penduduk pribumi, organisasi setempat, dan badan pemerintah. Manual ini dimaksudkan untuk membantu memperluas penyampaian kursus pelatihan kepada masyarakat setempat, dan, bersama Kursus Pelatihan untuk Pelatih dan kit alat, akan menyediakan informasi yang diperlukan bagi penduduk pribumi, masyarakat setempat, serta badan dan organisasi setempat untuk berperan serta sepenuhnya dalam perencanaan dan tindakan perubahan iklim di negara dan masyarakat mereka masing-masing.

13 Sesi 1. Memahami Dasar-Dasar Iklim dan Perubahan Iklim CI/John Martin TUJUAN PEMBELAJARAN Di akhir sesi, peserta diharapkan mampu: Menjelaskan konsep iklim dan cuaca Memahami arti perubahan iklim dan penyebab iklim berubah Memahami alasan mengapa kita harus mempedulikan perubahan iklim Menjelaskan tanda-tanda perubahan iklim Menjelaskan dampak-dampak perubahan iklim Bagian 1. Bagaimana bumi terbentuk? Bumi adalah planet dengan proses alami yang menyediakan lingkungan yang baik untuk kehidupan manusia, tumbuhan, dan binatang. Sebelum mempelajari iklim dan mengapa iklim berubah, penting bagi kita untuk meninjau beberapa informasi dasar tentang bumi dan proses alami yang memungkinkan adanya kehidupan di bumi. Bagaimana bagian-bagian bumi bekerja bersama? Bumi adalah planet yang dibentuk oleh batuan, mineral, tanah, air, gas, dan organisme hidup. Tiga bagian utama bumi adalah bagian dalam atau inti, permukaan bumi, dan atmosfer atau area di atas permukaan bumi. Bagian-bagian bumi semuanya tersusun dari berbagai bahan: Bagian dalam atau inti bumi sebagian besar tersusun dari batuan dan bahan padat atau tebal lainnya. Permukaan bumi sebagian besar merupakan air. Samudra, danau, dan sungai meliputi 70% dari permukaan bumi hampir tiga perempat. Sisanya adalah daratan sekitar 30% atau sedikit lebih dari seperempatnya. Lebih dari 10% total daratan di bumi tertutup secara permanen oleh es. 1 4

14 Atmosfer atau udara tersusun dari gas tidak terlihat seperti nitrogen; oksigen, yang dihirup manusia, tumbuhan, dan binatang; karbon dioksida, yang diserap tumbuhan dan pohon sebagai bagian dari proses tumbuh; dan gas-gas lainnya. Atmosfer dimulai dari permukaan bumi sampai ke angkasa luar dengan banyak lapisan. Sebagian besar proses yang memengaruhi iklim bumi terjadi di lapisan atmosfer terendah, yang dimulai pada permukaan bumi sampai sekitar 10 mil atau 16 kilometer ke ruang angkasa. Lapisan atmosfer ini mengandung udara yang kita hirup. Cara bumi tersusun dan cara berbagai macam bagiannya bekerja bersama menjadikan adanya kehidupan di bumi. Kondisi di atmosfer memengaruhi permukaan bumi dan daratan sedangkan air bumi memengaruhi atmosfer. Proses alami seperti fotosintesis saat tanaman menyerap cahaya dan panas dari matahari serta karbon dioksida dari udara, dan melepaskan oksigen membuat tanaman tumbuh dan menjaga udara kita tetap bersih. Iklim bumi adalah hasil dari proses alami yaitu bagaimana daratan, air, dan udara bekerja bersama. Bagian 2. Apakah Iklim dan Cuaca itu? Iklim kita menghasilkan suhu dan curah hujan yang memungkinkan tumbuhan, binatang, dan manusia dapat hidup. Tanpa suhu dan curah hujan yang tepat, tumbuh-tumbuhan dan pohon tidak dapat tumbuh, binatang tidak akan memiliki makanan untuk dimakan, dan manusia tidak dapat bertahan hidup. Iklim berbicara tentang kondisi-kondisi ini selama masa yang panjang beberapa tahun. Cuaca berbicara tentang suhu, curah hujan, atau badai di tempat tertentu pada hari tertentu atau selama masa yang sangat singkat, seperti satu musim. Saat seseorang mengatakan banyak hujan hari ini, atau musim ini sangat sering hujan, ia membicarakan cuaca. Cuaca mengukur kondisi suhu, curah hujan, angin, dan awan yang berlangsung hari itu atau musim itu. Badai terjadi saat kondisi cuaca ekstrem, seperti hujan lebat dan angin kencang. Iklim digambarkan sebagai cuaca rata-rata atau kondisi cuaca yang terjadi selama periode waktu yang panjang. Saat seseorang mengatakan, dalam setahun di sini selalu hujan selama enam bulan atau tidak pernah turun salju di sini, dia membicarakan iklim. Saat iklim diukur, yang dipertimbangkan adalah suhu rata-rata, curah hujan atau curah salju rata-rata, dan seberapa sering badai terjadi di suatu area atau selama periode waktu yang panjang beberapa dasawarsa atau bahkan abad. Iklim adalah proses alami yang sangat rumit dan mencakup interaksi antara udara, air, dan permukaan daratan. Cara udara bergerak melalui atmosfer dan cara air bergerak melalui samudra juga dapat memengaruhi suhu dan curah hujan. Iklim dan cuaca keduanya mengukur: Suhu (Panas atau Dingin) Curahan (Hujan atau Salju) Angin dan Awan Parábolas O.L. 5

15 Gambar di bawah menunjukkan bagaimana komponen-komponen iklim saling mempengaruhi: Energi Surya Angin Curahan Penguapan Letusan Gunung Berapi Arus Samudra Parábolas O.L. Gambar 2. Komponen-Komponen Iklim Sebagian proses yang memengaruhi iklim, seperti letusan gunung berapi dan perubahan dalam jumlah energi matahari yang memasuki bumi merupakan proses alami. Pengaruh lainnya disebabkan oleh kegiatan manusia. Proses alami utama yang memengaruhi iklim adalah: Energi Matahari Iklim dapat berubah jika ada perubahan dalam jumlah energi surya yang sampai ke bumi. Hal ini dapat membuat bumi terasa lebih hangat atau lebih dingin. Gas di Atmosfer Sebagian gas berpengaruh kuat terhadap iklim. Gas-gas ini menangkap panas di atmosfer bumi. Walaupun menjadi bagian utama atmosfer, jumlah gas-gas ini mengalami kenaikan selama 150 tahun terakhir. Kenaikan jumlah gas-gas di atmosfer inilah yang paling bertanggung jawab atas pemanasan global dan perubahan iklim. Kegiatan manusia bertanggung jawab atas sebagian besar kenaikan jumlah gas ini. Baik proses alami maupun kegiatan manusia yang memengaruhi perubahan iklim dibahas pada sesi berikutnya. Arus Laut Air laut selalu bergerak. Pergerakan ini disebut dengan arus laut. Angin menggerakkan air di atas permukaan laut dengan pola teratur. Air juga bergerak naik dari bagian lautan yang lebih dingin dan dalam ke permukaan yang lebih hangat. Pergerakan air laut juga menghantarkan panas ke seluruh dunia sehingga arus laut berdampak besar pada perubahan iklim. 6

16 Saat pergerakan normal air laut terganggu, curah hujan atau kemarau ekstrem dapat terjadi. El Niño adalah sebuah contoh dampak perubahan cara pergerakan air laut. El Niño dan La Niña adalah nama-nama yang diberikan kepada perubahan sementara dalam gerakan angin di atmosfer dan pergerakan air samudra. Sekitar setiap 3 hingga 7 tahun, angin di atas Samudra Pasifik tropis melemah. Ini memengaruhi gerakan air samudra dan berakibat pada air yang lebih hangat di Samudra Pasifik bagian timur. Pada La Niña, kebalikannya yang terjadi angin di atas Samudera Pasifik tropis menguat, membawa air yang lebih dingin ke Samudra Pasifik bagian timur. Perubahan-perubahan ini dapat memengaruhi cuaca di seluruh dunia, termasuk kenaikan curah hujan atau kemarau ekstrem, yang pada akhirnya memengaruhi produksi pangan. Efek-efek ini dapat berlangsung selama setahun. El Niño dan La Niña tidak disebabkan oleh perubahan iklim, namun saat terjadi melakukan penyesuaian terhadap dampak perubahan iklim yang sedang berlangsung akan semakin sulit. Proses-proses lainnya yang memengaruhi iklim adalah: Letusan Gunung Berapi Saat meletus, gunung berapi melepaskan partikel-partikel kecil ke dalam atmosfer. Partikel-partikel ini sampai ke bagian atas atmosfer dan dapat memengaruhi suhu bumi biasanya selama satu atau dua tahun. Salju dan Es Karena warna cerahnya, salju dan es berkemampuan memantulkan energi surya kembali keluar atmosfer. Saat salju dan es meleleh karena iklim bumi menghangat, makin sedikit energi yang dipantulkan dan ini menyebabkan pemanasan lebih tinggi. Bagian 3. Apakah Perubahan Iklim itu DAN BAGAIMANAKAH KITA MENGETAHUI bahwa perubahan iklim sedang berlangsung? Perubahan iklim adalah perubahan pola cuaca normal di seluruh dunia selama periode waktu yang panjang, biasanya berpuluh-puluh tahun atau lebih lama. Suhu rata-rata bumi secara perlahan mengalami peningkatan selama 100 tahun terakhir. Istilah pemanasan global sering digunakan saat membahas perubahan iklim. Hal itu berarti bahwa suhu rata-rata atmosfer bumi semakin tinggi. Ingatlah bahwa dengan rata-rata berarti para ilmuwan melihat pada perubahan suhu di seluruh permukaan planet. Di sebagian tempat, suhu makin hangat, sedangkan di tempat lainnya mungkin suhu sebenarnya makin dingin, namun secara keseluruhan, bumi semakin hangat. Penting untuk diingat bahwa perubahan iklim tidak berlangsung dengan cara yang sama di setiap tempat. Kita mengetahui bahwa iklim tengah berubah karena ilmuwan mengamati dan mengukur perubahan dalam pola cuaca dan orang-orang di seluruh dunia merasakan perubahan ini. Perubahan juga berlangsung lebih cepat dari masa lalu. Tanda-tanda utama perubahan iklim global adalah: 7

17 Meningkatnya suhu global Pemanasan global suhu global rata-rata telah mengalami kenaikan secara tetap selama 100 tahun terakhir sekitar 0,74 derajat Celsius (1,3 derajat Fahrenheit).2 Kenaikan suhu terjadi di semua kawasan di seluruh dunia. Perubahan curah hujan Telah terjadi perubahan curah hujan di seluruh dunia akibat perubahan suhu permukaan samudra dan area daratan. Secara global, daerah-daerah yang mengalami kemarau atau masa Taksiran Aktual Suhu Rata-Rata Global ( C) Gambar 3. Suhu Rata-Rata Global Tabel ini dimaksudkan untuk memberi gambaran suhu telah dirangkum guna menyederhanakan grafik. cuaca teramat kering, telah mengalami kenaikan sejak tahun 1970-an. 3 Sementara sebagian kawasan mengalami lebih sedikit curah hujan dan kemarau lebih lama dan sering sedangkan kawasan dunia lainnya mengalami curah hujan dengan tingkat yang jauh lebih tinggi. Di banyak tempat, musim atau waktu hujan turun dalam setahun berubah-ubah. Hujan turun di waktu yang berbeda dan masa yang lebih pendek atau lebih panjang daripada di masa lalu. Tutupan Salju dan Mencairnya Lapisan Es di Kutub Di kutub bumi, yang berada di bagian paling selatan dan paling utara dunia, iklimnya sangat dingin. Terdapat es yang menutupi permukaan bumi dan beberapa menutupi laut. Area es ini disebut dengan gletser. Akibat pemanasan global makin banyak gletser yang mencair. Gletser juga ditemukan di pegunungan yang sangat tinggi. Banyak gletser pegunungan yang juga mencair karena suhu yang lebih hangat Gunung Kilimanjaro 2000 Tanzania, Afrika Tahun Data grafik: IPCC 2007/Foto: Mario Chacón León Year NASA/courtesy of nasaimages.org Es gletser pegunungan di Gunung Kilimanjaro ini hampir lenyap. Gletser ini berusia lebih dari tahun, namun menurut para ilmuwan dapat hilang pada tahun Kejadian Cuaca Tidak Biasa ATAU Ekstrem Berlangsung Lebih Sering Selama 50 tahun terakhir, siang dan malam yang sangat panas berlangsung makin sering sedangkan siang dan malam yang sangat dingin makin jarang terjadi. Periode suhu tinggi (gelombang panas) menjadi lebih lama dan lebih panas pada sebagian besar area daratan. Badai besar dengan angin dan hujan lebat lebih sering terjadi dan menyebabkan lebih banyak kerusakan. 8

Iklim Perubahan iklim

Iklim Perubahan iklim Perubahan Iklim Pengertian Iklim adalah proses alami yang sangat rumit dan mencakup interaksi antara udara, air, dan permukaan daratan Perubahan iklim adalah perubahan pola cuaca normal di seluruh dunia

Lebih terperinci

PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya

PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer,

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis. SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5 1. Perubahan iklim global yang terjadi akibat naiknya suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik, khususnya sekitar daerah ekuator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini.

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bumi merupakan satu-satunya tempat tinggal bagi makhluk hidup. Pelestarian lingkungan dilapisan bumi sangat mempengaruhi kelangsungan hidup semua makhluk hidup. Suhu

Lebih terperinci

KITA, HUTAN DAN PERUBAHAN IKLIM

KITA, HUTAN DAN PERUBAHAN IKLIM KITA, HUTAN DAN PERUBAHAN IKLIM Peningkatan Kapasitas Akar Rumput untuk REDD+ di kawasan Asia Pasifik Maret 2012 RECOFTC - The Center for People and Forests adalah satusatunya organisasi nirlaba internasional

Lebih terperinci

PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya

PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya Oleh : Prof. Dr., Ir. Moch. Sodiq Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Lebih terperinci

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn KTSP & K-13 Kelas X Geografi ATMOSFER VII Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami iklim Junghuhn dan iklim Schmidt Ferguson. 2. Memahami

Lebih terperinci

Wiwi Widia Astuti (E1A012060) :Pengetahuan Lingkungan ABSTRAK

Wiwi Widia Astuti (E1A012060) :Pengetahuan Lingkungan ABSTRAK Nama NIM Tugas :Wiwi Widia Astuti :E1A012060 :Pengetahuan Lingkungan ABSTRAK Dalam beberapa tahun terakhir, isu pemanasan global semakin sering dibicarakan baik dalam skala kecil sampai tingkat internasional.

Lebih terperinci

LKS EFEK RUMAH KACA, FAKTA ATAU FIKSI. Lampiran A.3

LKS EFEK RUMAH KACA, FAKTA ATAU FIKSI. Lampiran A.3 Lampiran A.3 155 LKS EFEK RUMAH KACA, FAKTA ATAU FIKSI Bacalah wacana dibawah ini! kemudian diskusikanlah bersama teman kelompokmu. Efek Rumah Kaca: Fakta atau Fiksi? Makhluk hidup memerlukan energi untuk

Lebih terperinci

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Pengertian 2 Global warming atau pemanasan global adalah proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global permukaan bumi telah 0,74 ± 0,18 C (1,33 ±

Lebih terperinci

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu BAB 2 PEMANASAN BUMI S alah satu kemampuan bahasa pemrograman adalah untuk melakukan kontrol struktur perulangan. Hal ini disebabkan di dalam komputasi numerik, proses perulangan sering digunakan terutama

Lebih terperinci

APA ITU GLOBAL WARMING???

APA ITU GLOBAL WARMING??? PEMANASAN GLOBAL APA ITU GLOBAL WARMING??? Pemanasan global bisa diartikan sebagai menghangatnya permukaan Bumi selama beberapa kurun waktu. Atau kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut

Lebih terperinci

PEMANASAN GLOBAL. Efek Rumah Kaca (Green House Effect)

PEMANASAN GLOBAL. Efek Rumah Kaca (Green House Effect) PEMANASAN GLOBAL Efek Rumah Kaca (Green House Effect) EFEK RUMAH KACA Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah

Lebih terperinci

PEMANASAN GLOBAL PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL

PEMANASAN GLOBAL PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL PEMANASAN GLOBAL APA ITU PEMANASAN GLOBAL Perubahan Iklim Global atau dalam bahasa inggrisnya GLOBAL CLIMATE CHANGE menjadi pembicaraan hangat di dunia dan hari ini Konferensi Internasional yang membahas

Lebih terperinci

PELESTARIAN BIODIVERSITAS DAN PERUBAHAN IKLIM JOHNY S. TASIRIN ILMU KEHUTANAN, UNIVERSITAS SAM RATULANGI

PELESTARIAN BIODIVERSITAS DAN PERUBAHAN IKLIM JOHNY S. TASIRIN ILMU KEHUTANAN, UNIVERSITAS SAM RATULANGI PELESTARIAN BIODIVERSITAS DAN PERUBAHAN IKLIM JOHNY S. TASIRIN ILMU KEHUTANAN, UNIVERSITAS SAM RATULANGI Seminar Benang Merah Konservasi Flora dan Fauna dengan Perubahan Iklim Balai Penelitian Kehutanan

Lebih terperinci

seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.

seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan. Global Warming Pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 C (1.33 ± 0.32 F)

Lebih terperinci

ALAM. Kawasan Suaka Alam: Kawasan Pelestarian Alam : 1. Cagar Alam. 2. Suaka Margasatwa

ALAM. Kawasan Suaka Alam: Kawasan Pelestarian Alam : 1. Cagar Alam. 2. Suaka Margasatwa UPAYA DEPARTEMEN KEHUTANAN DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM DEPARTEMEN KEHUTANAN FENOMENA PEMANASAN GLOBAL Planet in Peril ~ CNN Report + Kenaikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna

I. PENDAHULUAN. manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan iklim adalah fenomena global yang disebabkan oleh kegiatan manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna lahan dan kehutanan. Kegiatan

Lebih terperinci

Pemanasan Bumi. Suhu dan Perpindahan Panas

Pemanasan Bumi. Suhu dan Perpindahan Panas Pemanasan Bumi Meteorologi Suhu dan Perpindahan Panas Suhu merupakan besaran rata- rata energi kine4k yang dimiliki seluruh molekul dan atom- atom di udara. Udara yang dipanaskan akan memiliki energi kine4k

Lebih terperinci

lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang.

lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang. Penebangan hutan yang liar mengurangi fungsi hutan sebagai penahan air. Akibatnya, daya dukung hutan menjadi berkurang. Selain itu, penggundulan hutan dapat menyebabkan terjadi banjir dan erosi. Akibat

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PENGESAHAN. Agreement. Perubahan Iklim. PBB. Kerangka Kerja. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 204) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

SAMBUTAN KETUA DPR-RI. Pada Jamuan Makan Siang dengan Peserta International Youth Forum on Climate Change (IYFCC) Jakarta, 28 Februari 2011

SAMBUTAN KETUA DPR-RI. Pada Jamuan Makan Siang dengan Peserta International Youth Forum on Climate Change (IYFCC) Jakarta, 28 Februari 2011 KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN KETUA DPR-RI Pada Jamuan Makan Siang dengan Peserta International Youth Forum on Climate Change (IYFCC) Jakarta, 28 Februari 2011 Assalamu alaikum

Lebih terperinci

PEMANASAN GLOBAL. 1. Pengertian Pemanasan Global

PEMANASAN GLOBAL. 1. Pengertian Pemanasan Global PEMANASAN GLOBAL Secara umum pemanasan global didefinisikan dengan meningkatkan suhu permukaan bumi oleh gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. Meski suhu lokal berubah-ubah secara alami, dalam kurun

Lebih terperinci

Deforestasi merupakan penghilangan dan penggundulan hutan yang tidak

Deforestasi merupakan penghilangan dan penggundulan hutan yang tidak Deforestasi merupakan penghilangan dan penggundulan hutan yang tidak terkendali. Dilakukan dengan cara menebang, membakar, atau mengalihkan fungsi hutan menjadi pertambangan. Degradasi hutan merupakan

Lebih terperinci

Perubahan iklim dunia: apa dan bagaimana?

Perubahan iklim dunia: apa dan bagaimana? Perubahan iklim dunia: apa dan bagaimana? Oleh : Imam Hambali Pusat Kajian Kemitraan & Pelayanan Jasa Transportasi Kementerian Perhubungan Pada awal Februari 2007 yang lalu Intergovernmental Panel on Climate

Lebih terperinci

FIsika PEMANASAN GLOBAL. K e l a s. Kurikulum A. Penipisan Lapisan Ozon 1. Lapisan Ozon

FIsika PEMANASAN GLOBAL. K e l a s. Kurikulum A. Penipisan Lapisan Ozon 1. Lapisan Ozon Kurikulum 2013 FIsika K e l a s XI PEMANASAN GLOBAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Dapat menganalisis gejala pemanasan global, efek rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hutan merupakan pusat keragaman berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang. jenis tumbuh-tumbuhan berkayu lainnya. Kawasan hutan berperan

BAB I PENDAHULUAN. Hutan merupakan pusat keragaman berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang. jenis tumbuh-tumbuhan berkayu lainnya. Kawasan hutan berperan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hutan merupakan pusat keragaman berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang manfaat serta fungsinya belum banyak diketahui dan perlu banyak untuk dikaji. Hutan berisi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit pada jangka

TINJAUAN PUSTAKA. udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit pada jangka II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Cuaca dan Iklim Menurut Sarjani (2009), cuaca dan iklim merupakan akibat dari prosesproses yang terjadi di atmosfer yang menyelubungi bumi. Cuaca adalah keadaan udara pada saat

Lebih terperinci

4. Apakah pemanasan Global akan menyebabkan peningkatan terjadinya banjir, kekeringan, pertumbuhan hama secara cepat dan peristiwa alam atau cuaca yan

4. Apakah pemanasan Global akan menyebabkan peningkatan terjadinya banjir, kekeringan, pertumbuhan hama secara cepat dan peristiwa alam atau cuaca yan Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Semenjak manusia pada jaman purbakala sampai dengan jaman sekarang, manusia telah mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya yang telah kita

Lebih terperinci

APA & BAGAIMANA PEMANASAN GLOBAL?

APA & BAGAIMANA PEMANASAN GLOBAL? APA & BAGAIMANA PEMANASAN GLOBAL? Temperatur rata-rata global 1856 sampai 2005 Anomali temperatur permukaan rata-rata selama periode 1995 sampai 2004 dengan dibandingkan pada temperatur rata-rata dari

Lebih terperinci

PERUBAHAN IKLIM DAN BENCANA LINGKUNGAN DR. SUNARTO, MS FAKULTAS PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PERUBAHAN IKLIM DAN BENCANA LINGKUNGAN DR. SUNARTO, MS FAKULTAS PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PERUBAHAN IKLIM DAN BENCANA LINGKUNGAN DR. SUNARTO, MS FAKULTAS PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Perubahan Iklim Dan Dampaknya Terhadap Lingkungan Lingkungan adalah semua yang berada di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Secara alami CO 2 mempunyai manfaat yang sangat besar bagi kehidupan makhluk hidup. Tumbuhan sebagai salah satu makhluk hidup di bumi memerlukan makanannya untuk

Lebih terperinci

MAKALAH PEMANASAN GLOBAL

MAKALAH PEMANASAN GLOBAL MAKALAH PEMANASAN GLOBAL Disusun Oleh : 1. MUSLIMIN 2. NURLAILA 3. NURSIA 4. SITTI NAIMAN AYU MULIANA AKSA 5. WAODE FAJRIANI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar belakang disusunnya makalah ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida (CO 2 ), metana (CH 4 ), dinitrogen oksida (N 2 O), hidrofluorokarbon (HFC), perfluorokarbon (PFC)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menyebabkan perubahan yang signifikan dalam iklim global. GRK adalah

I. PENDAHULUAN. menyebabkan perubahan yang signifikan dalam iklim global. GRK adalah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan emisi gas rumah kaca (GRK) sejak pertengahan abad ke 19 telah menyebabkan perubahan yang signifikan dalam iklim global. GRK adalah lapisan gas yang berperan

Lebih terperinci

Atmosphere Biosphere Hydrosphere Lithosphere

Atmosphere Biosphere Hydrosphere Lithosphere Atmosphere Biosphere Hydrosphere Lithosphere Atmosfer Troposfer Lapisan ini berada pada level yang paling rendah, campuran gasgasnya adalah yang paling ideal untuk menopang kehidupan di bumi. Di lapisan

Lebih terperinci

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF LEMBAR FAKTA 2014 GAMBARAN SEKILAS Praktik-Praktik REDD+ yang Menginspirasi MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT MELALUI PENGUKURAN KARBON PARTISIPATIF DI INDONESIA Apa» Pengukuran karbon

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Perubahan iklim global (global climate

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Perubahan iklim global (global climate BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelestarian lingkungan dekade ini sudah sangat terancam, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Perubahan iklim global (global climate change) yang

Lebih terperinci

3. ARUS ENERGI DAN DAUR MATERI DALAM EKOSISTEM

3. ARUS ENERGI DAN DAUR MATERI DALAM EKOSISTEM 3. ARUS ENERGI DAN DAUR MATERI DALAM EKOSISTEM 3.1. PENGERTIAN ARUS ENERGI DAN DAUR MATERI Semua organisme memerlukan energi untuk tumbuh, berkembang biak, bergerak dan melaksanakan fungsi-fungsi tubuhnya.

Lebih terperinci

Ilmuwan mendesak penyelamatan lahan gambut dunia yang kaya karbon

Ilmuwan mendesak penyelamatan lahan gambut dunia yang kaya karbon Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi: Nita Murjani n.murjani@cgiar.org Regional Communications for Asia Telp: +62 251 8622 070 ext 500, HP. 0815 5325 1001 Untuk segera dipublikasikan Ilmuwan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sektor pertanian (MAF, 2006). Gas rumah kaca yang dominan di atmosfer adalah

TINJAUAN PUSTAKA. sektor pertanian (MAF, 2006). Gas rumah kaca yang dominan di atmosfer adalah 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pertanian dan Pemanasan Global Pemanasan global yang kini terjadi adalah akibat dari makin meningkatnya gas rumah kaca (GRK) di atmosfer, baik secara alami maupun secara buatan

Lebih terperinci

Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair

Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair Iklim merupakan rata-rata dalam kurun waktu tertentu (standar internasional selama 30 tahun) dari kondisi udara (suhu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global berhubungan dengan proses. infra merah diserap oleh udara dan permukaan bumi.

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global berhubungan dengan proses. infra merah diserap oleh udara dan permukaan bumi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanasan global (global warming) menjadi salah satu isu lingkungan utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global berhubungan dengan proses meningkatnya suhu

Lebih terperinci

ATMOSFER & PENCEMARAN UDARA

ATMOSFER & PENCEMARAN UDARA ATMOSFER & PENCEMARAN UDARA Pengelolaan lingkungan diperlukan agar lingkungan dapat terus menyediakan kondisi dan sumber daya yang dibutuhkan oleh makhluk hidup. Lingkungan abiotis terdiri dari atmosfer,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan konsentrasi karbon di atmosfer menjadi salah satu masalah lingkungan yang serius dapat mempengaruhi sistem kehidupan di bumi. Peningkatan gas rumah kaca (GRK)

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.4

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.4 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.4 1. Penanaman pohon bakau di pinggir pantai berguna untuk mencegah.. Abrasi Erosi Banjir Tanah longsor Jawaban a Sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN Hutan berperan penting dalam menjaga kesetabilan iklim global, vegetasi hutan akan memfiksasi CO2 melalui proses fotosintesis. Jika hutan terganggu maka siklus CO2

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. iklim global ini telah menyebabkan terjadinya bencana alam di berbagai belahan

II. TINJAUAN PUSTAKA. iklim global ini telah menyebabkan terjadinya bencana alam di berbagai belahan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pemanasan Global Pemanasan global diartikan sebagai kenaikan temperatur muka bumi yang disebabkan oleh efek rumah kaca dan berakibat pada perubahan iklim. Perubahan iklim global

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di

I. PENDAHULUAN. hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di dunia,

Lebih terperinci

Unsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034%

Unsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034% Unsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034% Ozon (O 3 ) mempunyai fungsi melindungi bumi dari radiasi sinar Ultraviolet Ozon sekarang ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanasan global merupakan salah satu isu di dunia saat ini. Masalah pemanasan global ini bahkan telah menjadi agenda utama Perserikatan Bangsabangsa (PBB). Kontributor

Lebih terperinci

PERHUTANAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG EFEKTIF

PERHUTANAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG EFEKTIF Peran Penting Masyarakat dalam Tata Kelola Hutan dan REDD+ 3 Contoh lain di Bantaeng, dimana untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian, pemerintah kabupaten memberikan modal dan aset kepada desa

Lebih terperinci

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF LEMBAR FAKTA 2014 GAMBARAN SEKILAS Praktek-Praktek REDD+ yang Menginspirasi MEMBANGUN DASAR KERANGKA PENGAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DI INDONESIA Apa» Kemitraan dengan Ratah

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Aktivitas manusia telah meningkatkan emisi gas rumah kaca serta

BAB I. PENDAHULUAN. Aktivitas manusia telah meningkatkan emisi gas rumah kaca serta BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Aktivitas manusia telah meningkatkan emisi gas rumah kaca serta meningkatkan suhu global. Kegiatan yang menyumbang emisi gas rumah kaca dapat berasal dari pembakaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut Pembukaan lahan gambut untuk pengembangan pertanian atau pemanfaatan lainnya secara langsung mengubah ekosistem kawasan gambut yang telah mantap membentuk suatu

Lebih terperinci

Skema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi

Skema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi Besarnya radiasi yang diserap atau dipantulkan, baik oleh permukaan bumi atau awan berubah-ubah tergantung pada ketebalan awan, kandungan uap air, atau jumlah partikel debu Radiasi datang (100%) Radiasi

Lebih terperinci

15B08063_Kelas C SYAMSUL WAHID S. GEJALA PEMANASAN GLOBAL (Kelas XI SMA) PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR STRUKTUR MATERI

15B08063_Kelas C SYAMSUL WAHID S. GEJALA PEMANASAN GLOBAL (Kelas XI SMA) PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR STRUKTUR MATERI GEJALA PEMANASAN GLOBAL (Kelas XI SMA) SYAMSUL WAHID S 15B08063_Kelas C PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR STRUKTUR MATERI GEJALA PEMANASAN GLOBAL PEMANASAN GLOBAL A. Kompetensi Dasar 3.9

Lebih terperinci

Program Kunjungan Sekolah Kampanye Bangga Hutan Geumpang

Program Kunjungan Sekolah Kampanye Bangga Hutan Geumpang PENGETAHUAN MENGENAI ALAM DAN LINGKUNGAN DI SEKITAR KITA Nama Sekolah: Kelas : Nama Siswa : Berilah tanda silang ( x ) pada pernyataan - pernyataan di bawah ini: No. Pernyataan Benar Salah 1. 2. 3. 4.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar K (15 0 C ), suhu

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar K (15 0 C ), suhu PENDAHULUAN Latar Belakang Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar 288 0 K (15 0 C ), suhu tersebut dapat dipertahankan karena keberadaan sejumlah gas yang berkonsentrasi di atmosfer bumi. Sejumlah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. dan hutan tropis yang menghilang dengan kecepatan yang dramatis. Pada tahun

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. dan hutan tropis yang menghilang dengan kecepatan yang dramatis. Pada tahun I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan kebutuhan hidup manusia, tidak dapat dipungkiri bahwa tekanan terhadap perubahan lingkungan juga akan meningkat

Lebih terperinci

Global Warming. Kelompok 10

Global Warming. Kelompok 10 Global Warming Kelompok 10 Apa itu Global Warming Global warming adalah fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (green house effect) yang disebabkan

Lebih terperinci

MAKALAH GLOBAL WARMING PEMBAHASAN

MAKALAH GLOBAL WARMING PEMBAHASAN MAKALAH GLOBAL WARMING PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Makalah ini dibuat untuk menambah pengetahuan tentang pemanasan global atau global warming yang sedang terjadi saat ini. Banyak faktor atau

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia Sampai tahun 2004, Indonesia berada pada urutan ke 15 negara penghasil gas rumah kaca tertinggi di dunia dengan emisi tahunan 378 juta ton

Lebih terperinci

MAKALAH FISIKA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA

MAKALAH FISIKA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA MAKALAH FISIKA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA DISUSUN OLEH : MUHAMMAD FIRDAUS ZUKHRUF A ANGGUN RULIDA PUTRI KHAIRUNISA FITRICAHYULI VINA ANGGALENA KELAS 11 IPA 3 TAHUN PELAJARAN 2016-2017 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2 SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2 1. Berikut ini yang tidak termasuk kegiatan yang menyebabkan gundulnya hutan adalah Kebakaran hutan karena puntung

Lebih terperinci

EVALUASI BAB IX EFEK RUMAH KACA DAN PEMANASAN GLOBAL : MUHAMMAD FIRDAUS F KELAS : 11 IPA 3

EVALUASI BAB IX EFEK RUMAH KACA DAN PEMANASAN GLOBAL : MUHAMMAD FIRDAUS F KELAS : 11 IPA 3 EVALUASI BAB IX EFEK RUMAH KACA DAN PEMANASAN GLOBAL NAMA : MUHAMMAD FIRDAUS F KELAS : 11 IPA 3 1. Pada proses terjadinya efek rumah kaca, gas CO2 menyebabkan. A. Berkurangnya gas O2 B. Bertambahnya gas

Lebih terperinci

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 F. Iklim 2.9. Kondisi Iklim di Provinsi DKI Jakarta Dengan adanya perubahan iklim menyebabkan hujan ekstrem di Ibu Kota berdampak pada kondisi tanah yang tidak lagi bisa menampung volume air, dimana tanah

Lebih terperinci

BRIEF Volume 11 No. 01 Tahun 2017

BRIEF Volume 11 No. 01 Tahun 2017 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL, EKONOMI, KEBIJAKAN DAN PERUBAHAN IKLIM BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN POLICY BRIEF Volume 11 No. 01 Tahun

Lebih terperinci

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara Amalia, S.T., M.T. Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara Perubahan komposisi atmosfer secara global Kegiatan

Lebih terperinci

Draft Komik. Tema : Perubahan Iklim dan REDD. Judul :

Draft Komik. Tema : Perubahan Iklim dan REDD. Judul : Draft Komik Tema : Perubahan Iklim dan REDD Judul : 2. Ditempat lain digambarkan petani sedang menatap lesu ke areal ladangnya yang belum digarap. Bulan Oktober seharusnya sudah masuk musim tanam. Tapi

Lebih terperinci

PENIPISAN LAPISAN OZON

PENIPISAN LAPISAN OZON PENIPISAN LAPISAN OZON Sebab-sebab Penipisan Lapisan Ozon Lapisan ozon menunjukkan adanya ozon di atmosfer. Stratosfer merupakan lapisan luar atmosfer dan terpisah dari troposfer (lapisan bawah) oleh tropopause.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agro Klimatologi ~ 1

BAB I PENDAHULUAN. Agro Klimatologi ~ 1 BAB I PENDAHULUAN Klimatologi berasal dari bahasa Yunani di mana klima dan logos. Klima berarti kemiringan (slope) yang diarahkan ke lintang tempat, sedangkan logos berarti ilmu. Jadi definisi klimatologi

Lebih terperinci

Dampak Kegiatan Manusia Terhadap Perubahan Siklus Air Yang Memicu Kelangkaan Air Dunia

Dampak Kegiatan Manusia Terhadap Perubahan Siklus Air Yang Memicu Kelangkaan Air Dunia Dampak Kegiatan Manusia Terhadap Perubahan Siklus Air Yang Memicu Kelangkaan Air Dunia Paul Rizky Mayori Tangke* Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha

Lebih terperinci

Atmosfer Bumi. Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. 800 km. 700 km. 600 km. 500 km. 400 km. Aurora bagian. atas Meteor 300 km. Aurora bagian. bawah.

Atmosfer Bumi. Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. 800 km. 700 km. 600 km. 500 km. 400 km. Aurora bagian. atas Meteor 300 km. Aurora bagian. bawah. Atmosfer Bumi 800 km 700 km 600 km 500 km 400 km Aurora bagian atas Meteor 300 km Aurora bagian bawah 200 km Sinar ultraviolet Gelombang radio menumbuk ionosfer 100 km 80 km Mesopause Stratopause 50 km

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam konteks global emisi gas rumah kaca (GRK) cenderung meningkat setiap tahunnya. Sumber emisi GRK dunia berasal dari emisi energi (65%) dan non energi (35%). Emisi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena II. TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Hujan Asam Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena keragamannya sangat tinggi baik menurut waktu dan tempat. Hujan adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA DARI DEFORESTASI DAN DEGRADASI HUTAN ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini memiliki tema utama yakni upaya yang dilakukan Australia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini memiliki tema utama yakni upaya yang dilakukan Australia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini memiliki tema utama yakni upaya yang dilakukan Australia dalam pengurangan emisi gas karbon di Indonesia melalui kerjasama IAFCP terkait mekanisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini banyak orang yang membicarakan masalah pemanasan global, bahkan dalam buku pendidikan lingkungan hidup untuk anak SD pun sudah mulai banyak yang membahas pemanasan

Lebih terperinci

KERUSAKAN LINGKUNGAN

KERUSAKAN LINGKUNGAN bab i KERUSAKAN LINGKUNGAN A. KONSEP KERUSAKAN LINGKUNGAN Kerusakan lingkungan sangat berdampak pada kehidupan manusia yang mendatangkan bencana saat ini maupun masa yang akan datang, bahkan sampai beberapa

Lebih terperinci

BAB 13. KELUARGA DAN PERUBAHAN IKLIM. Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati

BAB 13. KELUARGA DAN PERUBAHAN IKLIM. Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati BAB 13. KELUARGA DAN PERUBAHAN IKLIM Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati DAMPAK AKTIVITAS MANUSIA Mekamisme yang terjadi pada sistem alam sangat luar biasa rumitnya. Ekosistem mempunyai keseimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada pertengahan abad ke-20 yang lalu. Hal ini ditandai antara lain dengan

BAB I PENDAHULUAN. pada pertengahan abad ke-20 yang lalu. Hal ini ditandai antara lain dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini manusia di seluruh dunia (termasuk Indonesia) berteriak akan adanya pemanasan global yang berakibat terjadinya perubahan iklim. Kekhawatiran

Lebih terperinci

Hutan adalah Kehidupan. Sebuah cerita tentang perubahan iklim, hutan dan masyarakat

Hutan adalah Kehidupan. Sebuah cerita tentang perubahan iklim, hutan dan masyarakat Hutan adalah Kehidupan Sebuah cerita tentang perubahan iklim, hutan dan masyarakat Perubahan iklim dan cuaca Kapan hujan akan turun? Tanaman padi semuanya akan mati. Kemana perginya ikanikan? Copy right

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan hasil kajian Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) tahun 2001 mengenai perubahan iklim, yaitu perubahan nilai dari unsur-unsur iklim dunia sejak tahun

Lebih terperinci

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan. Materi # T a u f i q u r R a c h m a n

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan. Materi # T a u f i q u r R a c h m a n Materi #4 Bahasan 2 Penipisan Ozon (Ozone Depletion). Pemanasan global dan Perubahan Iklim Global. Hujan Asam. Penyebaran Kehidupan (Biological Magnification). Dampak manusia pada Air, Udara, dan Perikanan.

Lebih terperinci

Kunci Jawaban. Evaluasi Bab 2 A. Pilihan Ganda 2. d 8. a 4. a 10. c

Kunci Jawaban. Evaluasi Bab 2 A. Pilihan Ganda 2. d 8. a 4. a 10. c Kunci Jawaban BAB 1 Ayo Berlatih 1.1 2. Hewan berkembang biak dengan cara beranak dan bertelur. Contoh hewan yang beranak kucing, sapi, dan kelinci. Hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur adalah

Lebih terperinci

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #4 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #4 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #4 Bahasan 2 Penipisan Ozon (Ozone Depletion). Pemanasan global dan Perubahan Iklim Global. Hujan Asam. Penyebaran Kehidupan (Biological Magnification). Dampak manusia pada Air, Udara, dan Perikanan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia mempunyai luas hutan negara berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia mempunyai luas hutan negara berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai luas hutan negara berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakat (TGHK) 1 seluas 140,4 juta hektar terdiri atas kawasan hutan tetap seluas 113,8 juta hektar

Lebih terperinci

Fahmuddin Agus dan Achmad Rachman Peneliti Balitbangtan di Balai Penelitian Tanah

Fahmuddin Agus dan Achmad Rachman Peneliti Balitbangtan di Balai Penelitian Tanah Konservasi Tanah Menghadapi Perubahan Iklim 263 11. KESIMPULAN UMUM Fahmuddin Agus dan Achmad Rachman Peneliti Balitbangtan di Balai Penelitian Tanah Gejala perubahan iklim semakin nyata yang ditandai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Iklim merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan di bumi. Dimana Iklim secara langsung dapat mempengaruhi mahluk hidup baik manusia, tumbuhan dan hewan di dalamnya

Lebih terperinci

DAUR AIR, CARBON, DAN SULFUR

DAUR AIR, CARBON, DAN SULFUR DAUR AIR, CARBON, DAN SULFUR Daur Air/H 2 O (daur/siklus hidrologi) 1. Air di atmosfer berada dalam bentuk uap air 2. Uap air berasal dari air di daratan dan laut yang menguap (evaporasi) karena panas

Lebih terperinci

Pemanfaatan Hutan Mangrove Sebagai Penyimpan Karbon

Pemanfaatan Hutan Mangrove Sebagai Penyimpan Karbon Buletin PSL Universitas Surabaya 28 (2012): 3-5 Pemanfaatan Hutan Mangrove Sebagai Penyimpan Karbon Hery Purnobasuki Dept. Biologi, FST Universitas Airlangga Kawasan pesisir dan laut merupakan sebuah ekosistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padatnya bangunan yang semakin mempersempit ruang terbuka hijau dengan konsep desain yang kurang dan bahkan tidak ramah lingkungan, merupakan salah satu kontribusi

Lebih terperinci

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ketiga (ATMOSFER)

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ketiga (ATMOSFER) Dosen : DR. ERY SUHARTANTO, ST. MT. JADFAN SIDQI FIDARI, ST., MT HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ketiga (ATMOSFER) 1. Pengertian Atmosfer Planet bumi dapat dibagi menjadi 4 bagian : (lithosfer) Bagian padat

Lebih terperinci

Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya

Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya 1. Faktor Genetik : Faktor dalam yang sifatnya turun temurun + 2. Faktor lingkungan: - Tanah - Air - Lingkungan - udara (iklim) Iklim-------- sifat/peradaban

Lebih terperinci

5/4/2015. Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya

5/4/2015. Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya 1. Faktor Genetik : Faktor dalam yang sifatnya turun temurun + 2. Faktor lingkungan: - Tanah - Air - Lingkungan - udara (iklim) Iklim-------- sifat/peradaban

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.1. tetap

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.1. tetap SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.1 1. Keberadaan air yang terdapat di permukaan bumi jumlahnya... tetap semakin berkurang semakin bertambah selalu berubah-ubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)

BAB I PENDAHULUAN. Laporan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasca runtuhnya Uni Soviet sebagai salah satu negara adi kuasa, telah membawa agenda baru dalam tatanan studi hubungan internasional (Multazam, 2010). Agenda yang awalnya

Lebih terperinci

Nations Framework Convention on Climate Change (Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan

Nations Framework Convention on Climate Change (Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2004 TENTANG PENGESAHAN KYOTO PROTOCOL TO THE UNITED NATIONS FRAMEWORK CONVENTION ON CLIMATE CHANGE (PROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PERSERIKATAN

Lebih terperinci