Klaster Industri Dalam Kerangka Sistem Inovasi Daerah
|
|
- Hendri Johan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Lembar kerja Klaster Industri Dalam Kerangka Sistem Inovasi Daerah Wieke Irawati Kodri
2 pengantar Klaster Industri merupakan pendekatan yang digunakan, ketika melakukan pengembangan kegiatan ekonomi dalam Kerangka Sistem Inovasi.
3 Langkah (1) 1. Penumbuhan dan peningkatan pemahaman tentang sistem inovasi (daerah), daya saing daerah dan klaster industri. 2. Analisis strategi pembangunan daerah. 1. Tema 2. Strategi 3. Strategi pembangunan daerah yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip SID. 3. Penetapan tema awal pembangunan ekonomi. 4. Identifikasi kegiatan ekonomi menonjol. 5. identifikasi profil kegiatan dari para pelaku ekonomi yang menonjol. 6. Identifikasi hubungan-hubungan antar pelaku.
4 Langkah (2) 7. Identifikasi pendapat para stakeholder kunci. 8. Tetapkan tema spesifik dari klaster industri. 9. Identifikasi pelaku-pelaku penting di seputar tema spesifik KI 7. Gunakan template peta pelaku KI 8. Gunakan juga diagram elemen sistem inovasi sebagai acuan. 10.Lakukan identifikasi lingkungan usaha 7. Gunakan diamond sebagai template 8. Gunakan juga kerangka elemen SI dan agenda ebijakan sbg acuan
5 Langkah (3) 7. Susun langkah perkuatan lingkungan usaha 7. Gunakan diamond sbg template 8. Gunakan agenda kebijakan sebagai acuan 8. Susun langkah-langkah tsb dalam senarai 9.
6 Permintaan Permintaan Konsumen (permintaan akhir) Produsen (permintaan antara) Kerangka elemen Sistem Inovasi Sistem Sistem politik politik pemerintah Tata pemerintahan Kebijakan litbang Pendidikan dan riset Pendidikan dan riset Diklat profesional Pendidikan tinggi dan riset Sistem Sistem industri industri Perantara Perantara Perusahaan besar Lembaga riset, broker Perusahaan baru berba- UKM matang sis teknologi Riset pemerintah Infrastruktur Infrastruktur khusus khusus Dimodifikasi dari Kuhlman & Arnold 2001 Perbankan, Perbankan, modal ventura HaKI HaKI dan Informasi Informasi Inovasi Inovasi dan dan dukungan bisnis bisnis Standard Standard dan dan norma Framework Framework conditions conditions Kebijakan Kebijakan ekonomi ekonomi Kebijakan Kebijakan sektoral sektoral Budaya Budaya Inovasi Inovasi
7 Permintaan Permintaan Kerangka Dasar Konsumen (permintaan akhir) Produsen (permintaan antara) Sistem Sistem politik politik pemerintah Tata pemerintahan Kebijakan litbang litbang Pendidikan Pendidikan dan dan riset riset Diklat profesional Pendidikan tinggi dan riset Sistem Sistem industri industri Perantara Perantara Perusahaan besar Lembaga riset, broker Perusahaan baru berba- UKM matang sis teknologi Riset pemerintah Infrastruktur khusus Infrastruktur khusus Perbankan, Perbankan, modal modal ventura ventura HaKI HaKI dan dan Informasi Informasi Inovasi Inovasi dan dan dukungan dukungan bisnis bisnis Standard Standard dan dan norma norma Framework Framework conditions conditions Kebijakan Kebijakan ekonomi ekonomi Kebijakan Kebijakan sektoral Budaya Budaya Inovasi Inovasi Framework conditions Kondisi umum dan lingkungan kebijakan pada tataran internasional, pemerintahan nasional, pemerintahan provinsi dan pemerintahan kabupaten/ kota Kebijakan ekonomi Kebijakan ekonomi makro Kebijakan moneter Kebijakan fiskal Kebijakan pajak Kebijakan perdagangan Kebijakan persaingan Kebijakan sektoral Kebijakan industri Kebijakan promosi & investasi Kebijakan pembiayaan Infrastruktur umum/ dasar Kebijakan Sumberdaya alam Budaya Inovasi Sikap dan nilai Keterbukaan thd pembelajaran dan perubahan. Kecenderungan thd inovasi dan kewirausahaan. Mobilitas
8 Kerangka elemen sistem inovasi Kerangka elemen sistem inovasi ini membantu untuk melakukan identifikasi terhadap elemen sistem yang berpengaruh pada suatu daerah.
9 Senarai pelaku penting
10 Pelaku penting di sini mengacu kepada semua jenis pelaku, apakah pelaku usaha, pengambil kebijakan, pengelola lembaga pendidikan dlsb. Pelaku juga meliputi perseorangan atau lembaga, apakah lembaga usaha, lembaga pemerintah, lembaga pendidikan, lembaga sosial dlsb. Yang perlu diperhatikan adalah para pelaku itu harus memiliki peran penting di suatu wilayah. Untuk menentukan peran ini memang tidak ada ukuran yang terlalu baku, sehingga segenap data dan fakta yang ada, harus ditambah dengan persepsi para pihak yang dikomunikasikan dalam sebuah diskusi partisipatif.
11 Lingkungan usaha penentu daya saing daerah pemerintah Strategi perusa- haan & struktur persaingan Kelembagaan yang memadai. Kebijakan yang inovatif Kondisi faktor (input) Strategi yang diambil perusahaan Keadaan persaingan lokal Kondisi permintaan Sumberdaya alam (fisik) Sumberdaya manusia Sumberdaya modal Infrastruktur fisik Infrastruktur administratif Infrastruktur informasi Industri pendukung & terkait Infrastruktur iptek Ketersediaan dan kualitas pemasok lokal dan industri terkait Adanya klaster industri yang kuat Konteks tingkat permintaan lokal peluang peristiwa lokal peristiwa luar daerah
12 Lingkungan usaha penentu daya saing pemerintah Strategi perusa- haan & struktur persaingan Kondisi faktor (input) Kondisi permintaan Industri pendukung & terkait peluang
13 Faktor Input pendukung penghambat Riset tanaman porang belum ada. Lembaga pembiayaan belum aktif.
14 Industri pendukung dan terkait pendukung penghambat Pembibitan porang belum ada. Industri kemasan belum berkembang.
15 Strategi perusahaan dan struktur persaingan pendukung penghambat Riset tanaman porang belum ada. Belum mampu membuat enzim porang.
16 Kondisi permintaan pendukung penghambat Adanya pendirian pabrik chip porang.
17 Prakarsa pemerintah pendukung penghambat
18 Peluang lokal global Permintaan akan porang selalu meningkat
19 Industri terkait Industri pemasok Industri inti Industri pembeli Industri pendukung Lembaga pendukung
20 Industri terkait Industri pemasok Industri inti Industri pembeli Industri pendukung Lembaga pendukung
21 Peta pelaku Pemasok pupuk & pestisida Perum Perhutani tengkulak Petani coklat Petani kopi Pengolah coklat Pengolah kopi PT Bogasari Pasuruan Pusat oleh2 Petani cassava Petani garut Pengolah cassava Pengolah garut PT Sidomuncul Solo Konsumen pelintas Petani porang petani empon2 Pengolah porang Pengolah empon2 Kopindo Putra (chip porang) Konsumen lokal Pembudidaya madu Pengepul cassava Pengolah madu Pengrajin limbah kayu PT Pagilaran Pabrik tapioka Sby BPD BRI Pemodal porang Angkutan perdesaan bengkel disketrans dishutbun dinkes balitbang disperta bapemas bappeda disperindag LPPM Univ. unibraw LMDH HKTI gapoktan KPPT BKP KTNA MUI Kawi Unmer Boedisetio Wima
22 Peta pelaku Industri inti Pemasok Pembeli Industri pendukung Industri terkait Lembaga pendukung
23 Peta pelaku
24 Industri terkait pemerintah Strategi perusa- haan & struktur persaingan G H A Industri pemasok Industri inti Industri pembeli Kondisi faktor (input) Kondisi permintaan F B Industri pendukung Le mb a ga pendu ku ng Industri pendukung & terkait peluang E D C
25 Agenda strategis Pengembangan wilayah tertinggal. Pengembangan wilayah G Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Penerapan Teknologi H A Mengembangkan kerangka umum yang kondusif bagi inovasi Mengembangkan kelembagaan iptek. Penyelarasan dengan perkembangan global. Penyelarasan dengan F B Mengembangkan daya dukung iptek. Mengembangkan daya Mengembangkan kemampuan absorpsi dunia usaha/ UKM Menumbuhkembangkan sistem inovasi. Menumbuhkebangkan klaster industri nasional dan daerah. E D Membangun budaya inovasi. C Mengembangkan kolaborasi bagi inovasi. Meningkatkan difusi inovasi, praktik baik dan hasil litbang. Meningkatkan difusi
26 Agenda strategis Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Penerapan Teknologi H A Mengembangkan kerangka umum yang kondusif bagi inovasi Pengembangan wilayah tertinggal. Pengembangan wilayah G B Mengembangkan kelembagaan iptek. Mengembangkan daya dukung iptek. Mengembangkan daya Mengembangkan kemampuan absorpsi dunia usaha/ UKM Penyelarasan dengan perkembangan global. Penyelarasan dengan F Menumbuhkembangkan sistem inovasi. Menumbuhkebangkan klaster industri nasional dan daerah. E D C Membangun budaya inovasi. Mengembangkan kolaborasi bagi inovasi. Meningkatkan difusi inovasi, praktik baik dan hasil litbang. Meningkatkan difusi
27 Agenda strategis 1. Memperkuat akses telekomunikasi pada area destinasi wisata. 2. Membangun web-portal wisata 1. Penyusunan rencana induk pariwisata kab Bangli. 2. Peningkatan faktor keamanan bagi wisatawan. 3. Membangun akses telekomunikasi antar unit kerja dan pelaku pariwisata. 4. Law enforcement penggunaan lahan 5. Pengelolaan penyediaan air bersih di Kintamani. 6. Pembangunan basis data pariwisata Bangli 1. Pelibatan anggota masyarakat dari wilayah tertinggal dalam klaster industri wisata. 1. Membangun jaringan kerja antar bangsa tentang Geopark. G F H A Pengembangan klaster industri spesifik B C 1. Peningkatan kapasitas UKM kuliner 2. Penguatan asosiasi operator wisata (paket wisata). 3. Menumbuhkan peran PI-UMKM. 2. Membangun tema eco-tourism termasuk proses produksi yang eco-efficient. E D 1. Studi banding dan benchmarking tentang standard kompetensi di bidang pariwisata. 1. Lihat halaman berikutnya. 1. Meningkatkan kapasitas lembaga adat untuk isu pariwisata 2. Peningkatan kapasitas penentu kebijakan tentang pariwisata. 3. Mengembangkan communitybased tourism
28 Agenda strategis 1. Memperkuat akses telekomunikasi pada area destinasi wisata. 2. Membangun web-portal wisata 1. Penyusunan rencana induk pariwisata kab Bangli. 2. Peningkatan faktor keamanan bagi wisatawan. 3. Membangun akses telekomunikasi antar unit kerja dan pelaku pariwisata. 4. Law enforcement penggunaan lahan 5. Pengelolaan penyediaan air bersih di Kintamani. 6. Pembangunan basis data pariwisata Bangli 1. Pelibatan anggota masyarakat dari wilayah tertinggal dalam klaster industri wisata. G H A 1. Peningkatan kapasitas UKM kuliner 2. Penguatan asosiasi operator wisata (paket wisata). 3. Menumbuhkan peran PI-UMKM. F B 1. Membangun jaringan kerja antar bangsa tentang Geopark. 2. Membangun tema eco-tourism termasuk proses produksi yang eco-efficient. E D C 1. Studi banding dan benchmarking tentang standard kompetensi di bidang pariwisata. 1. Lihat halaman berikutnya. 1. Meningkatkan kapasitas lembaga adat untuk isu pariwisata 2. Peningkatan kapasitas penentu kebijakan tentang pariwisata. 3. Mengembangkan communitybased tourism
29 Mulai dibuat 04/10/2011 Fonts tambahan Challenge Extra Bold Arial Rounded MT Bold Jumlah halaman 31
30 kawi.4shared.com
31 LOG SHEET no date event place city participants note
Langkah Strategis. Kawi Boedisetio
Langkah Strategis Salah satu agenda pembangunan daerah kabupaten/ kota adalah peningkatan investasi atau penanaman modal. Strategi memikat investor perlu dilandasi oleh tema tertentu disesuaikan dengan
Lebih terperinciPrakarsa Pengembangan Pariwisata Geopark Danau Toba
SIDa F.51 Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kab. Samosir - Sumut: Prakarsa Pengembangan Pariwisata Geopark Danau Toba Dedi Suhendri Dharmawan, Alkadri, Sugeng Santoso, Kusrestuwardhani BADAN PENGKAJIAN DAN
Lebih terperinciPrakarsa Pengembangan Pariwisata Geopark Danau Toba
SIDa F.51 Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kab. Samosir - Sumut: Prakarsa Pengembangan Pariwisata Geopark Danau Toba Dedi Suhendri Dharmawan, Alkadri, Sugeng Santoso, Kusrestuwardhani BADAN PENGKAJIAN DAN
Lebih terperinciKaidah Pelaksanaan Kegiatan. Kawi Boedisetio
Kaidah Pelaksanaan Kegiatan pengantar Kegiatan pembangunan (masyarakat), terus menerus dilakukan dengan selalu mencari metodologi yang tepat. Selain pemilihan tema, lokus kegiatan dan jenis intervensi,
Lebih terperinciSIDa.F.54. Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kab. Trenggalek melalui upaya mendorong modernisasi Sistem Usaha yang produktif
SIDa.F.54 Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kab. Trenggalek melalui upaya mendorong modernisasi Sistem Usaha yang produktif Peneliti : Rayendra Prasat Dini Anggraen Mien Askinatin BADAN PENGKAJIAN PENERAPAN
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PARIWISATA & PERKEBUNAN DI KABUPATEN KAPUAS HULU
SIDa.F.47 PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PARIWISATA & PERKEBUNAN DI KABUPATEN KAPUAS HULU Ramos Hutapea, MEng BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 2012 LATAR BELAKANG Kab. Kapuas Hulu memiliki berbagai
Lebih terperinciINSENTIF PKPP F3.49. Pusat Teknologi Industri Manufaktur - BPPT
INSENTIF PKPP F3.49 Khamda Herbandono, ST. MT Pusat Teknologi Industri Manufaktur - BPPT 2012 LATAR BELAKANG & PERMASALAHAN Kepadatan penduduk di kota Jakarta KEMACETAN. Pengembangan system transportasi
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 99/M-IND/PER/8/2010 TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPENGAWASAN & SINERGI PENGAWASAN TENAGA NUKLIR
PENGAWASAN & SINERGI PENGAWASAN TENAGA NUKLIR Prof. Dr. Jazi Eko Istiyanto, M.Sc., IPU Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) Rakernas Ristekdikti 2017 Yogyakarta, 30 Januari 2017 RUMAH PENGAWASAN
Lebih terperinciRANTAI NILAI DALAM AKTIVITAS PRODUKSI KLASTER INDUSTRI GENTENG KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH
RANTAI NILAI DALAM AKTIVITAS PRODUKSI KLASTER INDUSTRI GENTENG KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH: HENDRA YUDHO PRAKOSO L2D 004 318 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,
BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 10.1. Program Transisii P roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan, berlangsung secara terus menerus. RPJMD Kabupaten Kotabaru
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INDUSTRI INDUSTRI RUMAH TANGGA INDUSTRI INOVATIF DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PENGADAAN SARANA PRASARANA
SIRSAK PENGEMBANGAN INDUSTRI BUDIDAYA INDUSTRI RUMAH TANGGA OBAT-OBATAN INDUSTRI INOVATIF DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT BUDIDAYA TANAMAN SIRSAK PENDAMPING DAN PELATIHAN REKASAYA GENETIKA BENTUK BUAH BESAR
Lebih terperinciPembangunan Pariwisata di PPK yang didalamnya berisi beberapa strategi, meliputi:
RINGKASAN Alasan untuk memilih kajian pembangunan pariwisata di pulau-pulau kecil (PPK) karena nilai strategis PPK antara lain: 80-90 persen output perikanan nasional berasal dari perairan dangkal/pesisir
Lebih terperinciKESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil kajian mengenai strategi pengembangan ekonomi lokal di Kabupaten Pacitan, maka prioritas strategi yang direkomendasikan untuk mendukung
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Berlian Porter Dayasaing diidentikkan dengan produktivitas atau tingkat output yang dihasilkan untuk setiap input yang digunakan.
Lebih terperinciSTRATEGI DAN KEBIJAKAN INOVASI PENGEMBANAGAN AGROINDUSTRI ROTAN DI KALIMANTAN TENGAH
STRATEGI DAN KEBIJAKAN INOVASI PENGEMBANAGAN AGROINDUSTRI ROTAN DI KALIMANTAN TENGAH Oleh Dr.Ir.H.Saputera,Msi (Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Makanan Tradisional dan Tanaman Obatobatan Lemlit
Lebih terperinciPERAN DAN ARAH PENGEMBANGAN INDUSTRI MEBEL DI JEPARA
PERAN DAN ARAH PENGEMBANGAN INDUSTRI MEBEL DI JEPARA PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA Disampaikan pada Simposium Nasional Value Chain of Furniture, other Forest Products and Ecosystem Services Bogor, 14 Februari
Lebih terperinci8 BANGUNAN TEORI INTEGRASI AGROINDUSTRI
8 BANGUNAN TEORI INTEGRASI AGROINDUSTRI Pengembangan agroindustri terintegrasi, seperti dikemukakan oleh Djamhari (2004) yakni ada keterkaitan usaha antara sektor hulu dan hilir secara sinergis dan produktif
Lebih terperinciDisampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016
Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi Jambi, 31 Mei 2016 SUMBER PERTUMBUHAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA 1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Jambi pada Februari 2015 sebesar 4,66
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi sumber daya alam dan lingkungan. Kegiatan wisata alam itu sendiri dapat
Lebih terperinciBAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Rencana program dan kegiatan Prioritas Dearah Tahun 2013 yang dituangkan dalam Bab V, adalah merupakan formulasi dari rangkaian pembahasan substansi
Lebih terperinciPERANAN SISTEM INOVASI DAERAH (SIDa) DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH
PERANAN SISTEM INOVASI DAERAH (SIDa) DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH Gunarto LPPSP Semarang Focussed Group Discussion (FGD) Forum Kelitbangan Se-Wilayah Subosukowonosraten Sragen, 19 Oktober 2017 1
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciI-227. Naskah Saran Kebijakan : Ringkasan
I-227 Naskah Saran Kebijakan : STRATEGI PERCEPATAN PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR KUPANG MELALUI PENERAPAN DAN DIFFUSI TEKNOLOGI TEPAT GUNA OLAHAN HASIL LAUT DI KAB. KUPANG NTT, 2012 1 Ringkasan
Lebih terperinciVIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN
VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN 8.1. Rekomendasi Kebijakan Umum Rekomendasi kebijakan dalam rangka memperkuat pembangunan perdesaan di Kabupaten Bogor adalah: 1. Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat, adalah
Lebih terperinciMATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011
I PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 250,0 275,0 320,0 360,0 1 Peningkatan Pengelolaan Pelayanan Publik 2 Pengembangan SDM Industri Tersebarnya informasi,
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG
1 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN PENUNJANG PARIWISATA BERBASIS EKONOMI KREATIF DI KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciDINAMIKA PERKEMBANGAN KLASTER INDUSTRI MEBEL KAYU DESA BULAKAN, SUKOHARJO TUGAS AKHIR. Oleh : SURYO PRATOMO L2D
DINAMIKA PERKEMBANGAN KLASTER INDUSTRI MEBEL KAYU DESA BULAKAN, SUKOHARJO TUGAS AKHIR Oleh : SURYO PRATOMO L2D 004 354 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG USAHA WISATA AGRO HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG USAHA WISATA AGRO HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG USAHA WISATA AGRO HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG USAHA WISATA AGRO HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciRANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017
RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PRIORITAS PEMBANGUNAN 2017 Meningkatkan kualitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah
Lebih terperinciPROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA
PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA Fahrur Razi Penyuluh Perikanan Muda pada Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan email: fahrul.perikanan@gmail.com
Lebih terperinci5Kebijakan Terpadu. Perkembangan perekonomian Indonesia secara sektoral menunjukkan. Pengembangan Agribisnis. Pengertian Agribisnis
5Kebijakan Terpadu Pengembangan Agribisnis Perkembangan perekonomian Indonesia secara sektoral menunjukkan kondisi yang makin seimbang. Persentase sumbangan sektor pertanian yang pada awal Pelita I sangat
Lebih terperinciSTRENGTH DUKUNGAN REGULASI YANG MEMADAI
FAKTOR EKSTERNAL OPPORTUNITY FAKTOR INTERNAL PRODUK SUDAH TERKENAL DENGA CITA RASA KOPI YANG KHAS THREATS DENGAN EXPORTIR STRENGTH DUKUNGAN REGULASI YANG MEMADAI SO MANFAATKAN DUKUNGAN REGULASI YANG ADA
Lebih terperinciBUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN
BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN 2014-2029 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, Menimbang
Lebih terperinciBAB IV ANALISA SISTEM
71 BAB IV ANALISA SISTEM 4.1. Analisa Situasional Agroindustri Sutera Agroindustri sutera merupakan industri pengolahan yang menghasilkan sutera dengan menggunakan bahan baku kokon yaitu kepompong dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebijaksanaan yang mendorong laju pertumbuhan ekonomi khususnya untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potensi aktivitas pariwisata internasional merupakan salah satu instrumen kebijaksanaan yang mendorong laju pertumbuhan ekonomi khususnya untuk mendiversivikasikan
Lebih terperinciDAMPAK EKONOMI PARIWISATA I Divisi Ekonomi Lingkungan Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen
DAMPAK EKONOMI PARIWISATA I PENDAHULUAN Pariwisata dapat memberikan dampak yang besar pada suatu wilayah & tentunya daerah tujuan wisata (DTW). Dimensi pariwisata di seluruh dunia memiliki pengaruh secara
Lebih terperinciPembangunan Bambu di Kabupaten Bangli
BAB V Pembangunan di Kabupaten Bangli Oleh: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perhutanan Kabupaten Bangli. Dewasa ini, permintaan kayu semakin meningkat, sementara kemampuan produksi kayu dari kawasan hutan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
1.tE,"P...F.3...1!..7. INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Dayasaing Dayasaing merupakan kemampuan usaha suatu industri untuk menghadapi berbagai lingkungan kompetitif. Dayasaing dapat diartikan
Lebih terperinciKebijakan Pengembangan SDM, Iptek dan Budaya Maritim dalam Mendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia
RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KEMARITIMAN TAHUN 2017 Jakarta, 4 Mei 2017 Kebijakan Pengembangan SDM, Iptek dan Budaya Maritim dalam Mendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia Safri Burhanuddin
Lebih terperinciRenstra BKP5K Tahun
1 BAB I PENDAHULUAN Revitalisasi Bidang Ketahanan Pangan, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan merupakan bagian dari pembangunan ekonomi yang diarahkan untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, taraf
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SINTANG
1 PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN SINTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG,
Lebih terperinciS A L I N A N LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 21 TAHUN 2016
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN (TIPE A) LAMPIRAN I NOMOR 21 TAHUN 2016 LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH TENTANG NOMOR : PERENCANAAN, DAN BMD PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN PEMBINAAN SMA PEMBINAAN SMK PEMBINAAN
Lebih terperinciANALISIS PERUMUSAN ARAHAN PENGEMBANGAN
ANALISIS PERUMUSAN ARAHAN PENGEMBANGAN Variabel bahan baku Variabel lsdm/tenaga kerja Variabel ketersediaan Infrastruktur Pendukung Variabel kelembagaan Analisis Triangulasi ARAHAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 140/M-IND/PER/10/2009 TENTANG
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA MOR 140/M-IND/PER/10/2009 TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN
Lebih terperinciDIIA IPRODUKlJ P GEMBANGA. _~ -"-l~ ~/ Herla sama \ 1Pf _.: Unlvershas Neuerl Malanu denuan Bank Indonesia ~~.1
P DIIA IPRODUKlJ IS P GEMBANGA A GGo A OTA AING 012 _~ -"-l~ ~/ Herla sama \ 1Pf _.: Unlvershas Neuerl Malanu denuan Bank Indonesia ~~.1 ~ PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN
Lebih terperinciKETERKAITAN ANTARA VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
KETERKAITAN ANTARA VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VISI RPJMD 2014-2018 BANGKA BERMARTABAT 1. Mewujudkan Pertanian yang Tangguh 2. Mewujudkan Kabupaten Bangka yang Sejahtera 3.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat besar, yang dihuni oleh bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah tersebut
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 96/M-IND/PER/8/2010 TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011 Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan tahun 2009, maka disusunlah prioritas pembangunan Kota Banda Aceh yang sesuai dengan kedudukan
Lebih terperinciARAH KEBIJAKAN RENCANA INDUK KELITBANGAN OLEH KEPALA BALITBANG PROV. SUMBAR BUKITTINGGI, TANGGAL 25 APRIL 2018
ARAH KEBIJAKAN RENCANA INDUK KELITBANGAN OLEH KEPALA BALITBANG PROV. SUMBAR BUKITTINGGI, TANGGAL 25 APRIL 2018 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROVINSI SUMATERA BARAT DASAR PENYUSUNAN RIK 1. UU No. 18
Lebih terperinciLD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM
I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL 1. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sebagai upaya terus menerus
Lebih terperinciPERAN KELEMBAGAAN PENGRAJIN KECIL DALAM MENINGKATKAN DISTRIBUSI NILAI TAMBAH INDUSTRI MEBEL. Oleh : MARGONO KETUA APKJ. Team penyusun : Legiman Arya
PERAN KELEMBAGAAN PENGRAJIN KECIL DALAM MENINGKATKAN DISTRIBUSI NILAI TAMBAH INDUSTRI MEBEL Oleh : MARGONO KETUA APKJ Team penyusun : Legiman Arya Pendahuluan APKJ sebagai lembaga yang terlahir dari keinginan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara universal, teknologi informasi (e-commerce) sekarang menjadi alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara universal, teknologi informasi (e-commerce) sekarang menjadi alat yang penting untuk meningkatkan daya saing ekonomi sebuah negara (Nurhadi et al., 2012). Hal
Lebih terperinciVII. RANCANGAN SISTEM PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI AREN
76 VII. RANCANGAN SISTEM PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI AREN Sistem pengembangan klaster agroindustri aren di Sulawesi Utara terdiri atas sistem lokasi unggulan, industri inti unggulan, produk unggulan,
Lebih terperinciBADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 2012
[ SIDa.F53 ] PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PERTANIAN BERBASIS LAHAN GAMBUT DALAM PENGUATAN SISTEM INOVASI DAERAH KAB. KATINGAN Ir. Suhandojo, MSi Ir. Abd. Aziz Wasil; Prof. Ir, Maryadi, MA; Dimas Januar,
Lebih terperinciMendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia
E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan
Lebih terperinciAKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian
AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.
Lebih terperinciBappeda Provinsi Sumatera Selatan
Bappeda Provinsi Sumatera Selatan 2 Bappeda Provinsi Sumatera Selatan 4 5 Tabel 4.2 6 Tabel 4.8. 7 TABEL 5.2 Bappeda Provinsi Sumatera Selatan 9 Tabel 4.9 Sinkronisasi Isu Strategis dan Program Prioritas
Lebih terperinciVISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO
1 VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO V I S I Riau Yang Lebih Maju, Berdaya Saing, Berbudaya Melayu, Berintegritas dan Berwawasan Lingkungan Untuk Masyarakat yang Sejahtera serta Berkeadilan
Lebih terperinciPEMETAAN DAYA SAING PERTANIAN INDONESIA. Saktyanu K. Dermoredjo
1 PEMETAAN DAYA SAING PERTANIAN INDONESIA Saktyanu K. Dermoredjo Pendahuluan 1. Dinamika perkembangan ekonomi global akhir-akhir ini memberikan sinyal terhadap pentingnya peningkatan daya saing. Seiring
Lebih terperinciRingkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional
Ringkasan Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan, dan cepatnya terjadi perubahan lingkungan
Lebih terperinciURAIAN RUPMD BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG RENCANA UMUM PENANAMAN MODAL DAERAH URAIAN RUPMD BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran Pemerintah Daerah dalam memfasilitasi perkembangan
Lebih terperinciBadan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 2012
SIDa F.52 Pengembangan Budidaya Lele Sistem Terpal Dalam Kerangka Sistem Inovasi di Kabupaten Gunungkidul Nimas Maninggar, ST., MT Ir. Ati Widiati, MT Drs. Hamid, Msi Drs. Supratikno, Msi Binuko Dani,
Lebih terperinciB A P P E D A D A N P E N A N A M A N M O D A L P E M E R I N T A H K A B U P A T E N J E M B R A N A. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang U ntuk menindak lanjuti diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 maka dalam pelaksanaan otonomi daerah yang harus nyata dan bertanggung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan lingkungan telah mendorong kesadaran publik terhadap isu-isu mengenai pentingnya transformasi paradigma
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Perbandingan Temuan dengan Proposisi
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Perbandingan Temuan dengan Proposisi Hasil Penelitian menunjukkan bahwa proposisi pertama Perkembangan pola tata ruang kawasan destinasi pariwisata kepulauan di pengeruhi
Lebih terperinciKemitraan Agribisnis. Julian Adam Ridjal. PS Agribisnis Universitas Jember
Kemitraan Agribisnis Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember www.adamjulian.net KEMITRAAN AGRIBISNIS Teori Kemitraan Menurut Martodireso, dkk, (2001) dalam Agribisnis Kemitraan Usaha Bersama
Lebih terperinciWritten by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46
RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2015 Jakarta, 5 Februari 2015 Rapat Kerja Menteri Perindustrian Tahun 2015 dengan tema Terbangunnya Industri yang Tangguh dan Berdaya Saing Menuju
Lebih terperinciBadan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lamandau bekerjasama dengan Lembaga Penelitian Universitas Palangka Raya
1.1. Latar Belakang Strategi pembangunan ekonomi bangsa yang tidak tepat pada masa lalu ditambah dengan krisis ekonomi berkepanjangan, menimbulkan berbagai persoalan ekonomi bagi bangsa Indonesia. Mulai
Lebih terperinciPADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA
PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA Sungailiat, 14 Maret 2017 Oleh: Dr. YAN MEGAWANDI, SH., M.Si. Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung OUTLINE PERIODESASI DOKUMEN PERENCANAAN CAPAIAN
Lebih terperinciBAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Pada Tahun 2014, rencana program dan kegiatan prioritas daerah adalah: Program indikatif prioritas daerah 1 : Agama dan syariat islam. 1. Program Peningkatan
Lebih terperinciPotret Kluster Industri Boneka di Kelurahan Cijerah Kota Bandung
Prosiding Ilmu Ekonomi ISSN: 2460-6553 Potret Kluster Industri Boneka di Kelurahan Cijerah Kota Bandung 1 Siti Laila Aprilia, 2 Ria Haryatiningsih, 3 Noviani 1,2,3 ProdiIlmu Ekonomi, Fakultas IlmuEkonomidanBisnis,
Lebih terperinciBAHAN KULIAH MANAJEMEN PARIWISATA SEMESTER GAZAL 2012/2013. By deni darmawan
BAHAN KULIAH MANAJEMEN PARIWISATA SEMESTER GAZAL 2012/2013 By deni darmawan www.dendar.co.nr PENDAHULUAN PARIWISATA BUKANLAH SEKEDAR TIADA SATU NEGARA ATAU REKREASI, LIBURAN, ATAU DAERAH YANG MISKIN AKTIVITAS
Lebih terperinciSAMBUTAN KEPALA BAPPEDA PROV JATENG
SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA PROV JATENG PADA ACARA MUSRENBANG RKPD KAB WONOSOBO TH 2019 DENGAN TEMA PEMANTAPAN UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI HARMONISASI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN CAPAIAN INDIKATOR MAKRO
Lebih terperinciBAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH
RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 V-1 BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH Permasalahan dan tantangan yang dihadapi, serta isu strategis serta visi dan misi pembangunan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Pada bab sebelumnya telah diuraikan gambaran umum Kabupaten Kebumen sebagai hasil pembangunan jangka menengah 5 (lima) tahun periode yang lalu. Dari kondisi yang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam rangka
Lebih terperinciEVALUASI PERAN FORUM KLASTER PARIWISATA CEPOGO SELO SAWANGAN (FCSS) DALAM PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI LOGAM TUMANG BOYOLALI TUGAS AKHIR
EVALUASI PERAN FORUM KLASTER PARIWISATA CEPOGO SELO SAWANGAN (FCSS) DALAM PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI LOGAM TUMANG BOYOLALI TUGAS AKHIR Oleh : A. CANDRA WASONO PUTRO L2D 003 323 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH
Lebih terperinciBab VI. Penutup. Berdasarkan hasil temuan dan analisis yang telah dipaparkan, menunjukkan bahwa wisata MICE menjadi salah satu wisata yang menjanjikan
Bab VI Penutup 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan dan analisis yang telah dipaparkan, menunjukkan bahwa wisata MICE menjadi salah satu wisata yang menjanjikan bagi Daerah Istimewa Yogyakarta. Faktor-faktor
Lebih terperinciMonev Kegiatan Iptek dengan Open Method Of Coordination/OMC (Metode. Koordinasi Terbuka/MKT)
Monev Kegiatan Iptek dengan Open Method Of Coordination/OMC (Metode Koordinasi Terbuka/MKT) 2008 ALUR PAPARAN OMC (Open Method of Coordination) Isu Koordinasi Pengertian, Contoh, Manfaat Mekanisme, elemen
Lebih terperinciMatriks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun MISI 4 : Mengembangkan Interkoneksitas Wilayah
Matriks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2010-2015 MISI 4 : Mengembangkan Interkoneksitas Wilayah No Tujuan Indikator Kinerja Tujuan Kebijakan Umum Sasaran Indikator Sasaran Program Kegiatan
Lebih terperinciKajian Kebijakan Inovatif Daerah Untuk Mendorong Ekonomi Kreatif Berbasis Kerakyatan di Provinsi Riau
Kajian Kebijakan Inovatif Daerah Untuk Mendorong Ekonomi Kreatif Berbasis Kerakyatan di Provinsi Riau Badan Penelitian dan Pengembangan (BPP) Provinsi Riau & Universitas Brawijaya Malang Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Peranan Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM) dalam perekonomian Indonesia pada dasarnya sudah besar sejak dulu. Sektor UMKM telah dipromosikan dan dijadikan sebagai
Lebih terperinciBAB 6 PENUTUP. 122 Universitas Indonesia
BAB 6 PENUTUP 6.1. Kesimpulan Hasil penelitian terhadap penilaian kuisioner SWOT oleh para responden yang dianggap ahli, dapat dirumuskan hal-hal sebagai berikut: Faktor Kekuatan Faktor Kekuatan (Strength)
Lebih terperinciStrategi & Inovasi IPTEK Daerah & Nasional dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean MEA 2015
Konferensi Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (KNIT) 2015 8 Agustus 2015, Bekasi, Indonesia Strategi & Inovasi IPTEK Daerah & Nasional dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean MEA 2015 Prof. Dr.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciLima Tahun Kedua ( ) Lokasi. Setiap Sentra Cluster UMKM. Setiap Sentra UMKM. Per Kecamatan yang
1 2 inovasi dengan cirri khas masingmasing produk agar dikenal masyarakat luas pemasaran distribusi wilayah pasar dengan lebih hasil ke masyarakat lebih luas. Membuat patung berupa ikon produk percluster,
Lebih terperinciMENINGKATKAN INVESTASI DAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN
MENINGKATKAN INVESTASI DAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN Oleh : Marsuki Disampaikan dalam Seminar Investasi oleh LEKPIS, Dengan Tema : Peran Pemerintah Meningkatkan Investasi dan Daya Saing Produk Unggulan
Lebih terperinci5. Arah Kebijakan Tahun Kelima (2018) pembangunan di urusan lingkungan hidup, urusan pertanian,
urusan perumahan rakyat, urusan komunikasi dan informatika, dan urusan kebudayaan. 5. Arah Kebijakan Tahun Kelima (2018) Pembangunan di tahun kelima diarahkan pada fokus pembangunan di urusan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Percepatan pembangunan pertanian memerlukan peran penyuluh pertanian sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh mempunyai peran penting
Lebih terperinciPenentuan dan Pengembangan Komoditas Unggulan Argoindustri sub Sektor Perkebunan Berbasis Sistem Inovasi Daerah di Provinsi Aceh
Penentuan dan Pengembangan Komoditas Unggulan Argoindustri sub Sektor Perkebunan Berbasis Sistem Inovasi Daerah di Provinsi Aceh Khairul Anshar 2510100706 Dosen Pembimbing: Putu Dana Karningsih, ST, M.Sc,
Lebih terperinciPENGUATAN DESA UNTUK PEMBANGUNAN HUTAN
PENGUATAN DESA UNTUK PEMBANGUNAN HUTAN Oleh: MARWAN JAFAR Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi TUJUAN PEMBANGUNAN DESA (UU NO. 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA) 1 Meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciA. Pengertian dan Fungsi Umum Pemasaran Kata pemasaran sering dipersepsikan oleh orang sebagai promosi dan periklanan, namun makna dari kata
A. Pengertian dan Fungsi Umum Pemasaran Kata pemasaran sering dipersepsikan oleh orang sebagai promosi dan periklanan, namun makna dari kata pemasaran sendiri lebih luas dari hanya sekedar promosi dengan
Lebih terperinciSINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI
SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI KEMENTERIAN DALAM NEGERI PERSPEKTIF PEMERINTAHAN JOKOWI DAN JK 2015-2019 ( 9 AGENDA PRIORITAS ) Nomor PRIORITAS 1 Perlindungan
Lebih terperinciRINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )
Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 65.095.787.348 29.550.471.790 13.569.606.845 2.844.103.829 111.059.969.812 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 64.772.302.460
Lebih terperinciRINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1
Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 66.583.925.475 29.611.683.617 8.624.554.612 766.706.038 105.586.869.742 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 66.571.946.166
Lebih terperinciBahan Kuliah Manajemen Pemasaran Internasional: STRATEGI PEMASARAN GLOBAL. Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana-UHAMKA
Bahan Kuliah Manajemen Pemasaran Internasional: STRATEGI PEMASARAN GLOBAL Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana-UHAMKA Pokok Bahasan (1) Strategi Mengekspor dan Mengimpor Kriteria Keputusan
Lebih terperinci