Lima Tahun Kedua ( ) Lokasi. Setiap Sentra Cluster UMKM. Setiap Sentra UMKM. Per Kecamatan yang
|
|
- Yanti Gunawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 2 inovasi dengan cirri khas masingmasing produk agar dikenal masyarakat luas pemasaran distribusi wilayah pasar dengan lebih hasil ke masyarakat lebih luas. Membuat patung berupa ikon produk percluster, disetiap kecamatan mempunyai industri seperti patung canting di desa jarum, patung gerabah di desa melikan, patung kain lurik di desa keden. Mempromosikan produk melalui internet untuk dapat menunjukkan hasil produksi. Kedua Setiap Sentra Cluster Setiap Sentra 3 Kualitas Keterampilan Pelatihan guna meningkatkan Per PENGRAJIN
2 4 Tenaga Kerja inovasi dengan mengintegrasikan satu dengan lainnya agar tercipta trend baru lebih diminati pasar. keterampilan pengrajin manajemen usaha diadakan oleh pengusaha pemerintah. Mengkombinasikan satu dengan lainnya, misalnya lurik dibatik, atau gerabah dibatik. Kedua memiliki industri Antar dapat menjalin kerja sama produk, PENGRAJIN APBN, 5 Kualitas Lingkungan Hidup dengan membuat sistem pengolahan limbah Membuat saluran IPAL ramah lingkungan Per memiliki industri BLH, 6 pendapatan usaha Pemberian bantuan dari Setiap Sentra PEMKAB,
3 8 9 melalui pemberian bantuan dari pemerintah pemasaran hasil produksi dengan menjual beberapa hasil produksi per-cluster di lokasi-lokasi strategis promosi distribusi wilayah pemasaran agar lebih dikenal oleh masyarakat luas. pemerintah berupa teknologi membantu meningkatkan jumlah hasil produksi Membuat Showroom per-cluster di jalan utama Yogyakarta- -Surakarta. Carnaval pameran memamerkan hasil produksi percluster tiap di. Kedua Jalan Utama Yogyakarta- -Solo BAPPEDA, 10 promosi dengan Memasang baliho di titik-titik strategis Titik Strategis Sepanjang BAPPEDA,
4 11 kepada masyarakat luas pemasaran hasil produksi dengan menyatukan tempat penjualan di satu lokasi tertentu strategis untuk Merevitalisasikan galeri center di pusat menjual berbagai macam hasil produksi. Kedua Jalan Utama Yogyakarta- -Solo Jalan Utama Yogyakartaa- -Solo BAPPEDA, produksi melalui pemberian bantuan dari pemerintah. infrastruktur jalan untuk Membuat koperasi dapat membantu dalam mengatur permodalan dari pemerintah (berlokasi disetiap cluster ) Memperbaiki prasarana pendukung jalan Per memiliki industri Setiap Desa Memiliki BAPPEDA DPU APBN
5 memperlancar mobilitas penduduk di sekitar Kabaupaten menuju sentra Kedua proses produksi dengan memudahkan pengusaha dalam mendapatkan bahan baku, serta meningkatkan kerjasama penguasaha antar workshop pengembangan atas kerjasama antara pemerintah, panguyuban pengrajin Membuat gug berfungsi sebagai tempat pennyimpanan sementara bahan baku hingga hasil produksi. strategis di Tengah, PENGRAJIN PANGUSAHA APBN APBN, 16 Membudidayakan Memasukkan Sekolah- PEMKAB BAPPEDA,
6 keterampilan untuk menarik minat masyarakat berperan aktif dalam pengembangan Pendidikan keterampilan dalam kurikulum sekolah lokasi tingkat SMP di setiap kecamatan ) Kedua Sekolah tingkat SMP di 17 pendapatan daerah melalui sektor berkembang dengan cara mempermudah perizinan untuk investor. kerjasama dengan para investor untuk menanamkan investasinya ke sehingga dapat memajukan hasil produksi menjadi TradeMarking Global BAPPEDA, 18 Memperkenalkan sentra produksi kepada Membuat produksi menjadi proses suatu Desa berpotensi BAPPEDA,,
7 masyarakat luas melalui kerjasama seluruh masyarakat desa untuk menjadi desa wisata. atraksi menarik dikunjungi wisatawan. untuk oleh Kedua untuk di Kembangkan seperti Desa Jarum, Desa Melikan, Desa Keden
Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik
Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik Seni batik merupakan salah satu kebudayaan lokal yang telah mengakar di seluruh kalangan masyarakat Indonesia. Bila awalnya kerajinan batik hanya berkembang
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 KESIMPULAN Sentra Batik Tulis Giriloyo, Sentra Industri Kerajinan Gerabah Kasongan dan Kulit Manding merupakan beberapa kawasan industri kreatif yang berpotensi dikembangkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Lokasi Solo baru adalah daerah bagian selatan dan sebelah utara kota Surakarta jawa tengah untuk daerah ini bertepatan dengan kabupaten Sukoharjo daerah ini dulunya
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis akan menyimpulkan dari berbagai uraian yang telah
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pada bab ini penulis akan menyimpulkan dari berbagai uraian yang telah dikemukakan. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya penulis dapat menarik kesimpulan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan semakin berkembangnya kegiatan perekonomian dan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya kegiatan perekonomian dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan untuk mencapai tujuan negara yaitu mewujudkan masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan keberadaannya perlu mendapat dukungan dari semua pihak, baik dari sektor pemerintah maupun non-pemerintah.
Lebih terperinciOCCASIONAL PAPER OP/ 1 /2016
OP/ 1 /2016 OCCASIONAL PAPER Kesimpulan, pendapat, dan pandangan yang disampaikan oleh penulis dalam paper ini merupakan kesimpulan, pendapat, dan pandangan penulis dan bukan merupakan kesimpulan, pendapat,
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
97 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, penulis akan memberikan mengenai kesimpulan dan saran terhadap penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan dan saran berdasarkan pada penjelasan bab sebelumnya.
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Investor Relations Pemerintah Kabupaten Kendal
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Investor Relations Pemerintah Kabupaten Kendal Investor relations merupakan salah satu kegiatan bagian hubungan masyarakat. Dalam praktek yang dijalankan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan suatu kota dapat dilihat salah satunya dari sektor perekonomiannya. Secara umum, dapat diperhatikan bahwa suatu kota yang berkembang dan maju, memiliki
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Indentifikasi faktor internal dan eksternal sangat dibutuhkan dalam pembuatan strategi. Identifikasi faktor internal
Lebih terperinciMENGEMBANGKAN USAHA?
1 Ini adalah cerita tentang Wira seseorang yang memiliki cita-cita untuk membangun sebuah usaha untuk mewujudkan semua yang diinginkan dalam kehidupannya. Oleh karena itu cerita wira dimulai dari sini
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian sebagaimana disampaikan dalam bab-bab sebelumnya, terdapat beberapa kesimpulan yang dirumuskan sebagai berikut.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian sebagaimana disampaikan dalam bab-bab sebelumnya, terdapat beberapa kesimpulan yang dirumuskan sebagai berikut. a. Strategi penguatan kelembagaan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat persaingan usaha sangatlah tinggi. Hal ini secara otomatis memaksa para pelaku usaha untuk terus mengembangkan diri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I ini akan dijabarkan mengenai latar belakang Galeri Kain Tenun Endek di Kota Denpasar, rumusan masalah, tujuan, dan metode penelitian yang digunakan. 1.1 Latar Belakang Kebudayaan
Lebih terperinciPengembangan Sektor Agro dan Wisata Berbasis One Sub-District One Misi Misi pengembangan Produk Unggulan Daerah Kab.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten 6.1. VISI DAN MISI 6.1.1 Visi Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat Kab. Melalui Pengembangan Sektor Agro dan Wisata Berbasis One Sub-District One Product 6.1.2.
Lebih terperinciPemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi 10. URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH
10. URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH a. Program dan Kegiatan. Program pokok tahun 2012 yang dilaksanakan oleh SKPD/UPT dalam rangka penyelenggaraan urusan Koperasi dan UKM yaitu: 1) Program penciptaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata adalah gejala yang ditimbukan dari perjalanan orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, yang tidak ada hubungannya dengan pencarian nafkah (Yoeti
Lebih terperinciLP3A TA 115 SENTRA TENUN ATBM MEDONO PEKALONGAN KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur () ini untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciRANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017
RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PRIORITAS PEMBANGUNAN 2017 Meningkatkan kualitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Badung Bali melalui Dinas Koperasi, Perindustrian, UMKM dan Perdagangan (Diskopperindag) Kabupaten Badung berupaya membangkitkan kerajinan patung
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA OTORITA DANAU TOBA
SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA OTORITA DANAU TOBA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciPENATAAN SENTRA KERAJINAN UKIR DI DUKUH BUGEL DESA MULYOHARJO KABUPATEN JEPARA DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN SENTRA KERAJINAN UKIR DI DUKUH BUGEL DESA MULYOHARJO KABUPATEN JEPARA DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR Diajukan untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik sudah diakui masyarakat internasional sebagai warisan budaya Indonesia. Selain sebagai karya kreatif yang sudah berkembang sejak jaman dahulu serta sebagai hasil
Lebih terperinciBISNIS PLAN JILBAB SHOP
BISNIS PLAN JILBAB SHOP Oleh : Citra Mulia 1110011211190 Dosen : Yuhelmi, S.E, M.M Mata Kuliah : Kewirausahaan 1 I. LATAR BELAKANG Bukittinggi merupakan sebuah kota yang berada di Sumatera Barat yang dikenal
Lebih terperinciPROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMANFAATAN LIMBAH KULIT JAGUNG MENJADI HIASAN LAMPU PKM KEWIRAUSAHAAN. Disusun Oleh. Nadia Venturini F /2015
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMANFAATAN LIMBAH KULIT JAGUNG MENJADI HIASAN LAMPU PKM KEWIRAUSAHAAN Disusun Oleh Nadia Venturini F 0315056/2015 Ozy Tri Alviani R F 0315067/2015 Nia Putri S F 0315059/2015
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pengembangan ekonomi masyarakat. Usaha mikro selama ini terbukti dapat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia merupakan pemain utama dalam kegiatan perekonomian, dan merupakan akselerator dalam pengembangan ekonomi masyarakat. Usaha mikro
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT MELALUI PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA TUGAS AKHIR. Oleh: MEISKE SARENG KELANG L2D
PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT MELALUI PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA TUGAS AKHIR Oleh: MEISKE SARENG KELANG L2D 605 199 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinci2017, No Republik Indonesia Nomor 5262); 4. Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2015 tentang Kementerian Pariwisata (Lembaran Negara Republik In
No.1303, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAR. ORTA. Badan Pelaksana. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA OTORITA
Lebih terperinciBadan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 2012
SIDa F.52 Pengembangan Budidaya Lele Sistem Terpal Dalam Kerangka Sistem Inovasi di Kabupaten Gunungkidul Nimas Maninggar, ST., MT Ir. Ati Widiati, MT Drs. Hamid, Msi Drs. Supratikno, Msi Binuko Dani,
Lebih terperinciMenjadikan Bogor sebagai Kota yang nyaman beriman dan transparan
BAB 3 ISU ISU STRATEGIS 1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN a. Urusan Perdagangan, menghadapi permasalahan : 1. Kurangnya pangsa pasar
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 yang memberikan dampak sangat
15 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia mengalami kegoncangan sejak adanya krisis moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 yang memberikan dampak sangat luas dan mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Warisan budaya Indonesia sangat beragam, salah satunya kain tradisional yaitu Batik. Batik dalam Bahasa Jawa ditulis dengan bathik, mengacu pada huruf Jawa tha yang
Lebih terperinciSISTEM PENGELOLAAN LIMBAH USAHA SKALA KECIL BIDANG USAHA SKALA KECIL KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP BATAM, 7-9 MEI 2014
SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH USAHA SKALA KECIL BIDANG USAHA SKALA KECIL KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP BATAM, 7-9 MEI 2014 DASAR KEBIJAKAN UU. NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNAGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SINTANG
1 PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN SINTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG,
Lebih terperinciRENCANA PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR
RENCANA PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR 4.1. Isu Prioritas 1. Rendahnya pengetahuan masyarakat dalam penanggulangan penyakit dan kualitas air 2. Belum optimalnya pemasaran perikanan 3. Tidak adanya rumah si
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. analisis data tentang pemberdayaan industri kecil gitar di desa Mancasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dalam bab ini akan disajikan kesimpulan dari hasil penelitian dan analisis data tentang pemberdayaan industri kecil gitar di desa Mancasan Kabupaten Sukoharjo.
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kelayakan Proyek Dewasa ini perkembangan dunia pariwisata di Indonesia semakin meningkat, dimana negara indonesia sendiri telah banyak melakukan promosi ke
Lebih terperinciGALERI BATIK DI SURAKARTA
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GALERI BATIK DI SURAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : Hastuti Asril L2B 099
Lebih terperinciGAMBARAN KABUPATEN LOMBOK BARAT
1 LOMBOK UTARA 2 GAMBARAN KABUPATEN LOMBOK BARAT 3 KONDISI WILAYAH LUAS WILAYAH DARATAN : 862,62 KM² LAUTAN : 752,49 KM² - JUMLAH PENDUDUK SAMPAI TAHUN 2008 : 588.109 JIWA - LAJU PERTUMBUHAN : 2,16 % 4
Lebih terperinciPERAN KELEMBAGAAN PENGRAJIN KECIL DALAM MENINGKATKAN DISTRIBUSI NILAI TAMBAH INDUSTRI MEBEL. Oleh : MARGONO KETUA APKJ. Team penyusun : Legiman Arya
PERAN KELEMBAGAAN PENGRAJIN KECIL DALAM MENINGKATKAN DISTRIBUSI NILAI TAMBAH INDUSTRI MEBEL Oleh : MARGONO KETUA APKJ Team penyusun : Legiman Arya Pendahuluan APKJ sebagai lembaga yang terlahir dari keinginan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis dari bab ke bab berikutnya yang. terurai diatas, dapat disimpulkan bahwa pembagian jenis ragam
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis dari bab ke bab berikutnya yang terurai diatas, dapat disimpulkan bahwa pembagian jenis ragam hias motif seni kerajinan batik Pacitan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebijaksanaan yang mendorong laju pertumbuhan ekonomi khususnya untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potensi aktivitas pariwisata internasional merupakan salah satu instrumen kebijaksanaan yang mendorong laju pertumbuhan ekonomi khususnya untuk mendiversivikasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak terkecuali adalah pembangunan dibidang perekonomian nasional. Di era
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada negara berkembang salah satu yang menjadi prioritas utama dalam melaksanakan kegiatan negaranya adalah pembangunan nasional di segala bidang, tidak terkecuali
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan
BAB V KESIMPULAN Mencermati perkembangan global dengan kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan arus perjalanan manusia yang
Lebih terperinciBAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. PENDEKATAN ASPEK FUNGSIONAL 4.1.1. Studi Pelaku Kegiatan Galeri Batik berskala Kawasan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat kota Pekalongan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.44, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Industrialisasi. Kelautan. Perikanan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2012
Lebih terperinciBAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Kebijakan umum bertujuan menggambarkan keterkaitan antar bidang urusan pemerintahan daerah dengan rumusan indikator kinerja sasaran, dan berfungsi
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PERIKANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PERIKANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka percepatan pembangunan industri perikanan nasional
Lebih terperinciPROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERAN DAN ARAH PENGEMBANGAN INDUSTRI MEBEL DI JEPARA
PERAN DAN ARAH PENGEMBANGAN INDUSTRI MEBEL DI JEPARA PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA Disampaikan pada Simposium Nasional Value Chain of Furniture, other Forest Products and Ecosystem Services Bogor, 14 Februari
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KREATIF SEBAGAI PENGGERAK INDOSTRI PARIWISATA
PERTUMBUHAN EKONOMI KREATIF SEBAGAI PENGGERAK INDOSTRI PARIWISATA Sumarno Dwi Saputra Fakultas Ekonomi UNISRI Surakarta ABSTRAK Modal utama dalam menghadapi era globalisasi adalah keatifitas. Untuk membentuk
Lebih terperinciPUSAT PENGEMBANGAN BATIK MADURA DI BANGKALAN
LAPORAN TUGAS AKHIR PUSAT PENGEMBANGAN BATIK MADURA DI BANGKALAN Diajukan Oleh : DANNY DWI SANTOSO NPM : 0951010028 Dosen Pembimbing : 1. Dr.Ir. Pancawati Dewi., MT 2. Ir. Sri Suryani Y.W.,MT JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengertian Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Pusat Penelitian :Penelitian adalah suatu kegiatan yang didasarkan pada objek pembahasan tertentu, kajian yang berlatar belakang keilmuan dari objek tersebut, penggunaan
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I
No. 5797 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I INDUSTRI. Izin Usaha. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 329). PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBab V Kesimpulan dan Saran
Bab V Kesimpulan dan Saran Bab ini akan membahas kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian dan analisis yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, diikuti saran-saran yang ditujukan baik kepada pihak-pihak/lembaga-lembaga
Lebih terperinciRANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM
111 VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM Rancangan strategi pengembangan pariwisata bahari di Kabupaten Natuna merupakan langkah terakhir setelah dilakukan beberapa langkah analisis, seperti analisis internal
Lebih terperinciMatriks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun MISI 4 : Mengembangkan Interkoneksitas Wilayah
Matriks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2010-2015 MISI 4 : Mengembangkan Interkoneksitas Wilayah No Tujuan Indikator Kinerja Tujuan Kebijakan Umum Sasaran Indikator Sasaran Program Kegiatan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator pertumbuhan sebuah kota adalah sektor ekonomi. Secara umum, dapat diperhatikan bahwa suatu kota yang berkembang dan maju, memiliki tingkat perekonomian
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah kebijakan pembangunan jangka menengah
Lebih terperinci2016 DAMPAK LINGKUNGAN ALAM DAN SOSIAL KAWASAN INDUSTRI SUKALUYU KABUPATEN CIANJUR
1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan usaha sadar untuk mengelola dan memanfaat sumber daya yang tersedia guna meningkatkan kehidupan masyarakat. Dewasa ini pembangunan selalu
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Bobung dikunjungi oleh wisatawan laki-laki maupun perempuan, sebagian besar
BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis karakteristik wistawan di Desa Wisata Bobung diketahui bahwa karakteristik geografis sebagian besar wisatawan berasal dari luar Yogyakarta. Berdasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jawa. Dengan slogan Solo the Spirit of Java, solo bertekad terus menjaga dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Solo sebuah kota di Jawa tengah yang masih lekat dengan budaya Jawa. Dengan slogan Solo the Spirit of Java, solo bertekad terus menjaga dan melestarikan budaya Jawa.
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN 5.1 Pembahasan Kesiapan Kondisi Jayengan Kampoeng Permata Sebagai Destinasi Wisata
BAB V PEMBAHASAN Pada bab sebelumnya telah dilakukan analisis yang menghasilkan nilai serta tingkat kesiapan masing-masing komponen wisata kreatif di JKP. Pada bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai
Lebih terperinciIV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan
5. URUSAN KEPARIWISATAAN Wonosobo dengan kondisi geografis pegunungan dan panorama alam yang memukau merupakan kekayaan alam yang tak ternilai bagi potensi pariwisata. Selain itu budaya dan keseniannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Keunikan yang dimiliki Indonesia tak hanya merupakan negara yang terdiri dari ribuan pulau, namun juga
Lebih terperinciBAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU
BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU Berdasarkan analisis serta pembahasan sebelumnya, pada dasarnya kawasan studi ini sangat potensial untuk di kembangkan dan masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Wukirsari Sebagai Desa Penghasil Kerajinan Tangan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1.1. Wukirsari Sebagai Desa Penghasil Kerajinan Tangan Desa Wukirsari merupakan salah satu desa sentra kerajinan di Kecamatan Imogiri yang mampu menghasilkan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN RENJA DISKOP.UKM LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembentukan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) No. 8 Tahun 2016 tentang pembentukan dan susunan perangkat daerah kota Prabumulih,
Lebih terperinciLAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN SOSIALISASI / WORKSHOP PARIWISATA DAN MICE MENUNJANG PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL. Surakarta, 26 Nopember 2015
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN SOSIALISASI / WORKSHOP PARIWISATA DAN MICE MENUNJANG PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL Surakarta, 26 Nopember 2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2015 BAB
Lebih terperinciPenataan Kampung Songket Pandai Sikek, Kab. Tanah Datar sebagai Kawasan Wisata Kerajinan
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Penataan Kampung Songket Pandai Sikek, Kab. Tanah Datar sebagai Kawasan Wisata Kerajinan (Lingkup Mikro Penggal Jalan Utama Jorong Baruah) Penekanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. regional dan nasional pada hakekatnya merupakan suatu proses yang bersifat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan Kota Bandung sebagai bagian integral dari pembangunan regional dan nasional pada hakekatnya merupakan suatu proses yang bersifat integratif
Lebih terperinciRANTAI NILAI DALAM AKTIVITAS PRODUKSI KLASTER INDUSTRI GENTENG KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH
RANTAI NILAI DALAM AKTIVITAS PRODUKSI KLASTER INDUSTRI GENTENG KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH: HENDRA YUDHO PRAKOSO L2D 004 318 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 5 TAHUN : 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN PRODUK LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO,
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. didasari oleh kebutuhan masyarakat Manding untuk hidup layak. Adanya
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dari penelitian mengenai Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Manding maka dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kawasan Cigondewah merupakan salah satu kawasan pemukiman, sekaligus dikenal sebagai kawasan industri tekstil sejak tahun 1990-an, yang tumbuh seiring
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perekonomian Indonesia selalu menarik untuk diteliti dan diperbincangkan. Negara kepulauan terbesar di dunia ini memiliki tantangan tersendiri dalam mengatur kegiatan ekonominya
Lebih terperinciBab V PENUTUP A. Kesimpulan
Bab V PENUTUP A. Kesimpulan Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) Kota Surakarta terbentuk atas inisiasi dari Wali Kota Surakarta Joko Widodo pada tahun 2005 untuk memperpendek waktu pelayanan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini sektor Usaha kecil menengah semakin menggeliat sebagai penopang ekonomi nasional. Hal tersebut terlihat dari pengalaman yang mampu melewati masa krisis yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar untuk dikembangkan. Peluang itu didukung oleh kondisi kondisi alamiah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan bagian dari salah satu sektor industri di Indonesia yang memiliki prospek cerah, dan mempunyai potensi serta peluang yang sangat besar
Lebih terperinci5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) 5.1.1 Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan Produk Unggulan Daerah (PUD) Lamandau ditentukan melalui
Lebih terperinciPEKAN BATIK INTERNASIONAL DAN PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PEKALONGAN
PEKAN BATIK INTERNASIONAL DAN PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PEKALONGAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan
Lebih terperinciIV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan
5. URUSAN KEPARIWISATAAN Pariwisata merupakan salah satu sektor kegiatan ekonomi yang cukup penting dan mempunyai andil yang besar dalam memacu pembangunan. Perkembangan sektor pariwisata akan membawa
Lebih terperinciBAB VI Kesimpulan dan Saran. Desa Wisata Kalibuntung lebih memilih produk wisata yang berdasarkan
BAB VI Kesimpulan dan Saran VI.1 Kesimpulan Desa Wisata Kalibuntung lebih memilih produk wisata yang berdasarkan dengan wahana outbound dibandingkan dengan mengembangan secara lanjut sebagai kawasan sentra
Lebih terperinciBAPPEDA KAB. LAMONGAN
BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 Visi Berdasarkan kondisi Kabupaten Lamongan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam dua puluh tahun mendatang, dan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki, maka visi Kabupaten
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tempat wisata yang beragam,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang memiliki tempat wisata yang beragam, antara lain wisata alam dan wisata budaya. Masing-masing dari wisata tersebut memiliki keindahan
Lebih terperinciPEKALONGAN BATIK CENTER
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PEKALONGAN BATIK CENTER DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK DIAJUKAN OLEH : LARISSA ANGESTIA SARI L2B
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. produktif, adaptasi produk, kapasitas produksi, dokumen ekspor, dan biaya
BAB VI PENUTUP 1.1. Kesimpulan Dalam menghadapi MEA, pemerintah Indonesia mempersiapkan UMKM agar mampu bersaing dan memanfaatkan peluang MEA. Kesiapan UMKM dalam menghadapi MEA dapat dilihat dari berbagai
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA PERIMBANGAN DI KABUPATEN KLATEN
ANALISIS PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA PERIMBANGAN DI KABUPATEN KLATEN Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas
Lebih terperinciBUPATI MALANG SAMBUTAN BUPATI MALANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KERJA DPR RI KOMISI X TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2016
BUPATI MALANG SAMBUTAN BUPATI MALANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KERJA DPR RI KOMISI X TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2016 Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. YTH
Lebih terperinciBUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT, : a. bahwa penanaman modal merupakan salah
Lebih terperinciPembangunan Pariwisata di PPK yang didalamnya berisi beberapa strategi, meliputi:
RINGKASAN Alasan untuk memilih kajian pembangunan pariwisata di pulau-pulau kecil (PPK) karena nilai strategis PPK antara lain: 80-90 persen output perikanan nasional berasal dari perairan dangkal/pesisir
Lebih terperinci-1- BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN AGROPOLITAN
-1- BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN AGROPOLITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : Mengingat : BUPATI MUSI RAWAS, a. bahwa
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil observasi dilapangan serta analisis yang dilaksanakan pada bab terdahulu, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk merumuskan konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni Kota Yogyakarta merupakan kota yang terkenal dengan anekaragam budayanya, seperti tatakrama, pola hidup yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada bab sebelumnya melalui penilaian posisi perkembangan dan faktor - faktor yang mempengaruhinya maka dapat disimpulkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis Visual Motif dan Makna Simbolis Batik Majalengka yang telah di uraikan, akhirnya peneliti memperoleh kesimpulan
Lebih terperinci