BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Perangkat Lunak Perangkat lunak adalah program komputer yang berfungsi sebagai sarana interaksi antara pengguna dan perangkat keras. Perangkat lunak dapat juga dikatakan sebagai 'penterjemah' perintah-perintah yang dijalankan pengguna komputer untuk diteruskan ke atau diproses oleh perangkat keras. Perangkat lunak adalah program komputer yang isi instruksinya dapat diubah dengan mudah. Perangkat lunak umumnya digunakan untuk mengontrol perangkat keras (device driver), melakukan proses perhitungan, berinteraksi dengan perangkat lunak yang lebih mendasar lainnya (seperti sistem operasi, dan bahasa pemrograman), dan lain-lain. ( Teknologi yang canggih dari perangkat keras akan berfungsi bila intruksi-intruksi tertentu telah diberikan kepadanya. Intruksi-intruksi tersebut disebut dengan perangkat lunak (software). Intruksi-intruksi perangkat lunak ditulis oleh manusia untuk mengaktifkan fungsi dari perangkat keras komputer. Sistem operasi atau operating system merupakan perangkat lunak yang berfungsi sebagai penghubung antara perangkat keras dengan perangkat lunak yang ditulis oleh pemakai komputer. Sistem operasi yang akan mengatur semua operasi dari perangkat keras komputer, dengan demikian pemakai komputer tidak perlu harus berhubungan dan mengerti bagaimana perangkat keras bekerja. Perangkat lunak dapat dikategorikan kedalam tiga bagian, sebagai berikut : 1. Perangkat lunak sistem operasi (operating system), yaitu progam yang ditulis untuk mengendalikan dan mengkoordinasikan kegiatan dari sistem komputer. II-1

2 2. Perangkat lunak bahasa (language software), yaitu program yang digunakan untuk menerjemahkan intruksi-intruksi yang ditulis dalam bahasa pemrograman ke dalam bahasa mesin supaya dapat dimengerti komputer. 3. Perangkat lunak aplikasi (application software), yaitu program yang ditulis dan diterjemahkan oleh language software untuk menyelesaikan suatu aplikasi tertentu. U S E R APPLICATION SOTFWARE LANGUAGE SOFTWARE OS HARDWARE Gambar 2.1 Hubungan Hardware, Software, dan pemakai komputer. 2.2 Pemrograman Terstruktur Untuk dapat mengembangkan suatu perangkat lunak yang berkualitas dibutuhkan suatu prosedur dan perencanaan yang baik. Prosedur dan perencanaan saja tidak sepenuhnya menjamin pengembangan suatu perangkat lunak akan bebas dari kesalahan-kesalahan dan permasalahan-permasalahan, karena pengalaman, kepandaian dan ketelitian dari masing-masing orang yang terlibat juga memegang peranan. Demikian juga sebaliknya, walaupun orang-orang yang terlibat cukup cakap, akan tetapi tanpa prosedur dan perencanaan yang baik, maka pekerjaan tidak akan dapat seperti apa yang diharapkan. (Jogiyanto, 1988) Supaya pengembangan perangkat lunak dapat berhasil, maka harus direncanakan secara terperinci dalam urutan langkah-langkah yang disebut dengan prosedur. Langkah-langkah sistematis dalam pembuatan suatu program adalah sebagai berikut : (Cendra Hadi S, 2003) II-2

3 1. Mendefinisikan permasalahan, yaitu memahami dengan baik permasalahan yang hendak diselesaikan. 2. Membuat rumusan untuk pemecahan masalah : Setelah mengetahui permasalahan yang ingin diselesaikan, langkah selanjutnya yaitu membuat rumusan algoritma untuk memecahkan masalah. Rumusan tersebut dapat disusun dalam bentuk pseudocode ataupun flowchart. 3. Implementasi : Di dalam mengimplementasikan algoritma, maka ditentukanlah bahasa pemrograman yang sesuai untuk digunakan. 4. Menguji coba dan membuat dokumentasi : Program tersebut diuji apakah telah berjalan sesuai dengan tujuannya untuk memberikan solusi dari suatu permasalahan. Dokumentasi berisi informasi mulai dari tujuan program, algoritma program, hingga cara menggunakannya. 2.3 Pemrograman Berorientasi Objek Pemrograman berorientasi objek merupakan paradigma pemrograman yang berorientasi pada objek. Semua data dan fungsi didalam paradigma ini dibungkus dalam kelas-kelas atau objek-objek. Dibandingkan dengan logika pemrograman tersruktur. Setiap objek dapat menerima pesan, memproses data, dan mengirim pesan ke objek lainnya. Konsep utama pemrograman berorientasi objek yaitu melakukan permodelan objek dari kehidupan nyata ke dalam tipe data abstrak. Jelasnya, pemrograman berorientasi objek merupakan konsep pemrograman untuk memodelkan objek yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan konsep seperti ini membawa perubahan yang mendasar dalam konsep pemrograman terstruktur. Perubahan dramatis dalam konsep dasar disebut paradigma. Maka banyak orang mengatakan paradigma pemrograman berorientasi objek karena memang pemrograman berorientasi objek membawa konsep yang sama sekali berbeda. (Michael Lionardi, 2003) Sistem berorientasi objek berguna dalam pemodelan banyak situasi dunia nyata dimana objek nyata dapat diletakkan dalam hubungan satu-satu dengan kelas II-3

4 program dan objek. Dalam sistem berorientasi objek semua entitas adalah objek, dan objek dilindungi dari entitas lainnya. Mereka berinteraksi dengan objek lain melalui sebuah interface yang mengenali sebuah set pesan yang disebut protokol untuk kelas. Setiap kelas dalam sistem berorientasi objek akan memiliki perilaku unik tersendiri yang ditentukan oleh sebuah set metoda kelas. Metode dan variabel contoh dapat dihasilkan oleh sebuah kelas objek dari induknya atau superkelas. (D.W.Patterson 1990). Model data berorientasi objek dikatakan dapat memberi fleksibilitas yang lebih, kemudahan mengubah program, dan digunakan luas dalam teknik piranti lunak skala besar. Lebih jauh lagi, pemrograman berorientasi objek lebih mudah dipelajari bagi pemula dan pendekatan pemrograman berorientasi objek lebih mudah dikembangkan dan dirawat. Pemrograman berorientasi objek bukanlah sebuah bahasa pemrograman melainkan sebuah cara untuk menjadikan program yang dibuat menjadi lebih modular karena suatu permasalahan akan dikumpulkan dalam satu objek, yang selanjutnya disebut kelas. Pemrograman berorientasi objek merupakan bentuk penyederhanaan dari bahasa prosedural sehingga program akan lebih mudah dikembangkan. Dalam bahasa prosedural, untuk menyelesaikan salah satu masalah dalam program, kita harus membuat banyak fungsi yang tentunya akan memakan waktu dan konsentrasi kita. (Budi Raharjo, 2006) 2.4 Konsep Dasar Informasi Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan dalam pengambilan keputusan. (Winarno Sugeng, 2003) Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari tunggal atau data item. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadiankejadian dan kesatuan nyata. Kejadian kejadian (event) atau info adalah suatu II-4

5 yang terjadi pada saat tertentu. Data merupakan bentuk yang masih mentah, belum dapat bercerita banyak sehingga perlu diolah kembali. Data yang diolah melalui sebuah model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Siklus ini oleh Jihn Burch disebut siklus informasi (information cycle) atau ada yang menyebutnya dengan istilah siklus pengolahan data (data processing cycles). (Jogiyanto, 1988) Proses (model) Input (Data) Dasar Data Output (Information) Data (Ditangkap) Penerima Hasil Tindakan Keputusan Tindakan Gambar 2.2 Siklus Informasi Sistem informasi adalah sistem manusia atau mesin yang menyediakan informasi untuk mendukung operasi, manajemen, dan fungsi pengambilan keputusan dari suatu individu atau organisasi (Gordon B. Davis). Sistem informasi terdiri komponen-komponen yang berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasarannya, komponen- II-5

6 komponen tersebut meliputi blok masukan, blok model, blok keluaran, blok teknologi, blok basis data, dan blok kendali. Pemakai Pemakai Input Model Output Pemakai Teknologi Dasar Data Kendali Pemakai Pemakai Pemakai Gambar 2.3 Blok sistem-sistem informasi yang berinteraksi Blok masukan Input mewakili data yang masuk ke dalam suatu sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar Blok Model Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di dasar data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan Blok Keluaran Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem. II-6

7 2.4.4 Blok teknologi Teknologi merupakan kotak alat (tool-box) dari pekerjaan sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem keseluruhan. Teknologi terdiri dari 2 bagian utama, yaitu : perangkat lunak (software) dan (hardware) perangkat keras. Perangkat lunak berupa program yang membuat perangkat keras dapat bekerja dengan menginstruksinya untuk memproses sesuai dengan model yang diterapkan. Perangkat keras terdiri dari berbagai macam alat yang menyediakan dukungan fisik untuk blok-blok lainnya. Untuk blok input, disediakan perangkat keras untuk memasukkan data Blok basis data Basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan di dalam dasar data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (Database Management Systems) Blok kendali Supaya sistem informasi dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu diterapkan pengendalian-pengendaliannya didalamnya. Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi. Beberapa pengendali perlu dirancang dan diterapkan untuk menyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan, dapat langsung cepat diatasi. II-7

8 2.5 Basis Data Definisi Basis data adalah salah satu komponen utama suatu sistem informasi. Fakta yang ada dalam basis data merupakan sebuah representasi lojik dari kenyataan fisik dan lojik dari sebuah sistem. Prinsip utama basis data yaitu pengaturan data, dengan tujuan utama adalah memberikan kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan data. Suatu basis data akan menggunakan media penyimpanan elektronik seperti disk. Tetapi tidak semua bentuk penyimpanan data secara elektronik dapat disebut basis data, karena didalamnya tidak ada pemilahan dan pengelompokkan data sesuai jenis atau fungsi data, sehingga menyulitkan pencarian data nantinya. Yang menjadi prioritas dalam suatu basis data adalah adanya penyatuan, pemilahan, pengelompokkan, dan pengorganisasian data yang akan kita simpan sesuai fungsi atau jenisnya. Basis data sendiri dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang, yaitu sebagai berikut : (Fathansyah, 1999) 1. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan serta diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah. 2. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersamaan sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redundansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan. 3. Kumpulan file / tabel / arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media elektronis Jenjang Data Sampai dengan membentuk database, data mempunyai jenjang mulai dari karakter-karakter (character), item data (data item atau field), record, file dan kemudian database, jenjang ini dapat digambarkan sebagai berikut : (Jogiyanto, 1988) II-8

9 Database File Record Data Item atau Field Characters Gambar 2.4 Jenjang dari data Karakter-karakter Karakter merupakan bagian data yang terkecil, dapat berupa karakter numerik, huruf, ataupun karakter-karakter khusus (special characters) yang membentuk suatu item data. Field Suatu field menggambarkan suatu atribut dari record yang menunjukkan suatu item dari data, kumpulan dari field terseut membentuk suatu record. Ada 3 hal penting dalam suatu field, yaitu : 1. Nama dari field (field name) Field harus diberi nama untuk membedakan field yang satu dengan field yang lainnya. 2. Representasi dari field (field representation) Representasi dari field menunjukkan tipe dari field (field type) serta lebar dari type (field width). Field dapat bertipe numeric ataupun huruf. Lebar dari field menunjukkan ruang maksimum dari field yang dapat diisi dengan karakter-karakter data. 3. Nilai dari field (field value) Nilai dari field menunjukkan isi dari field untuk masing-masing record II-9

10 Record Kumpulan dari field membentuk suatu record. Record menggambarkan suatu unit data individu yang tertentu. Kumpulan dari record membentuk suatu file. File File terdiri dari record-record yang menggambarkan satu kesatuan data yang sejenis. Database Kumpulan dari file tersebut membentuk suatu database. 2.6 Basis Pengetahuan Basis pengetahuan merupakan data atau pengetahuan yang dipergunakan untuk membuat suatu keputusan. Basis ini mengandung fakta dan kaidah tentang domain, serta menggambarkan secara formal dari informasi yang berasal dari domain expert yang telah dikodekan oleh knowledge engineer. Kemudian knowledge engineer metransformasikan informasi dan pengetahuan yang berasal dari domain expert menjadi basis data melalui dua tahap yaitu perolehan pengetahuan dan representasi pengetahuan. Perolehan pengetahuan adalah proses transformasi pengetahuan dari domain expert kepada knowledge engineer. Representasi pengetahuan adalah proses transformasi pengetahuan menjadi basis data. Metode representasi pengetahuan yang paling sering digunakan adalah aturan produksi (production rules). Struktur ini diperkenalkan oleh Allen Newell (1972) sebagai suatu model cara berpikir manusia. 2.7 Mesin Inferensi Mesin inferensi adalah bagian dari sistem yang mendeduksi fakta-fakta baru dari fakta-fakta yang telah ada dengan mempergunakan kaidah-kaidah yang ada. Proses deduksi ini menyangkut penjodohan dan unifikasi. Disamping itu mesin inferensi juga mengontrol aliran dan tahapan inferensi, serta bertanggung jawab dalam interpretasi isi basis pengetahuan berdasarkan data atau masukan dari pemakai agar tujuan atau kesimpulan yang umumnya berupa saran, petunjuk, II-10

11 ataupun pemecahan masalah dapat diperoleh. Inference engine dapat dibagi menjadi 3 bagian : Context block. Bagian ini memuat pernyataan dari masalah dan penyelesaian. Inference (reasoning) Mechanism atau mekanisme pengambilan kesimpulan. Bagian ini mencari bagian pengetahuan dan data yang diperlukan dengan bantuan yang tersedia pada context block untuk mendapatkan tujuan atau kesimpulan. Fasilitas penjelasan (Explanation Facility). Menolong pemakai agar memahami atau mengerti jalannya pemikiran dan pengambilan keputusan. 2.8 Perolehan Pengetahuan Perolehan Pengetahuan adalah fasilitas yang berfungsi untuk mengakuisisi pengetahuan yang ada di dalam basis pengetahuan. Yang dimaksud dengan akuisisi adalah kemampuan untuk melengkapi, memperbaiki, menambah dan mengurangi data yang ada di dalam basis data. Friedland,1981 mengatakan bahwa pentingnya fasilitas ini adalah ketepatan dan kelengkapan basis data berkurang karena domain knowledge telah mengalami penyederhanaan dan pengurangan yang dilakukan oleh knowledge engineer yang bukan seorang pakar dalam bidang tersebut. Disamping itu, fasilitas ini berfungsi untuk memperbaiki, menambah, dan mengurangi isi basis data oleh siapapun tanpa bantuan knowledge engineer agar basis data selalu dengan keadaan terbaru (up to date). Fasilitas ini sangat bermanfaat untuk mengatasi kekurangan dari sistem pakar yang tidak dapat belajar dari pengalaman atau tidak dapat melakukan proses belajar. II-11

12 2.9 Fasilitas Tatap Muka User interface adalah fasilitas yang ada pada sistem pakar yang memungkinkan pemakai untuk berkomunikasi dengan program yang ada sehingga pemakai dapat mendapatkan keuntungan berupa saran dan petunjuk yang berkualitas pakar dari program sistem pakar yang dibuat. Melalui fasilitas ini perolehan pengetahuan dapat dilakukan. Jadi user interface merupakan sarana yang memungkinkan terjadinya interaksi antara pemakai dan program yang ada dalam komputer. Gambar 2.5 menggambarkan instruksi antara pemakai dengan sistem pakar. Pemakai mengajukan pertanyaan dan memberikan data-data yang diminta sistem. Sistem kemudian memproses pertanyaan data-data yang didapatkan dari pemakai dengan mesin inferensi yang terdapat di dalam sistem. Setelah proses yang dilakukan inference engine selesai, sistem memberikan jawaban berupa rekomendasi, saran, atau penyelesaian masalah kepada pemakai melalui user interface. Gambar 2.5 Ilustrasi interaksi dan konsultasi dalam Sistem pakar 2.10 Pengelolaan Sampah Pengelolaan sampah merupakan rangkaian kegiatan mulai dari pengumpulan sampah pada wadah di sumber (penghasil), dikumpulkan menuju penampungan sementara, kemudian diangkut ke tempat pemrosesan dan daur ulang, seperti pengomposan, insinerasi, landfilling atau cara lain. Pengelolaan sampah meliputi pengendalian timbulan sampah, penyimpanan, pengumpulan, pemindahan dan transportasi, pengolahan dan pembuangan dengan memperhatikan aspek-aspek II-12

13 kesehatan masyarakat, lingkungan, ekonomi, rekayasa, konservasi, estetika, dan perilaku masyarakat. Pengelolaan bukan hanya ditinjau dari aspek teknis, tetapi juga meliputi aspek non teknis seperti bagaimana mengorganisir, membiayai dan melibatkan masyarakat penghasil limbah agar ikut berpartisipasi secara aktif atau pasif dalam aktivitas penanganan tersebut. Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan peningkatan aktivitas penduduk yang berarti juga peningkatan timbulan sampah. Masalah pengelolaan sampah perkotaan antara lain adalah keterbatasan peralatan, lahan, dan sumber daya manusia. Masalah-masalah ini timbul di kota-kota besar ataupun kota-kota kecil. Pengelolaan persampahan mempunyai tujuan-tujuan sebagai berikut : meningkatkan kesehatan lingkungan dan masyarakat, melindungi sumber daya alam (air), melindungi fasilitas sosial ekonomi, serta menunjang pembangunan sektor strategis Pengelolaan sampah membutuhkan keterlibatan beragam teknologi dan beragam disiplin ilmu. Termasuk di dalamnya teknologi-teknologi yang terkait dengan bagaimana mengontrol timbulan, pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pemrosesan, dan pembuangan akhir sampah yang dihasilkan pada suatu daerah. Seluruh proses tersebut hendaknya diselesaikan dalam rangka bagaimana melindungi kesehatan masyarakat, pelestarian lingkungan hidup, namun secara estetika dan juga secara ekonomi dapat diterima. Beragam pertimbangan perlu dimasukkan, seperti aspek administratif, finansial, legal, arsitektural, perencanaan, kerekayasaan. Semua disiplin ini diharapkan saling berkomunikasi dan berinteraksi satu dengan yang lain dalam hubungan interdisipliner yang positif agar sebuah pengelolaan persampahan yang terintegrasi dapat tercapai dengan baik. Kebijakan pengelolaan sampah di Indonesia merupakan sebuah sistem yang terdiri dari 5 aspek, yaitu : peraturan / hukum, kelembagaan dan organisasi, teknik operasional, pembiayaan, dan peran serta masyarakat. II-13

14 Peraturan Aspek pengaturan didasarkan atas kenyataan bahwa negara indonesia adalah negara hukum, dimana sendi-sendi kehidupan bertumpu pada hukum yang berlaku. Manajemen persampahan kota di Indonesia membutuhkan kekuatan dan dasar hukum, seperti dalam pembentukan organisasi, pemungutan retribusi, ketertian masyarakat dan sebagainya. Aspek peraturan dan hukum merupakan komponen yang menjaga dinamika sistem untuk mencapai sasaran secara efektif. Peraturan yang diperlukan dalam penyelenggaraan sistem pengelolaan sampah antara lain mengatur tentang : ketertiban umum yang terkait dengan penanganan sampah, bentuk lembaga dan organisasi pengelola, tata cara penyelenggaraan pengelolaan, serta besaran tarif jasa pelayanan atau retribusi. Kerjasama dengan berbagai pihak terkait, diantaranya kerjasama antar daerah, atau kerjasama dengan pihak swasta Organisasi dan Manajemen Aspek organisasi dan manajemen merupakan suatu kegiatan multi disiplin yang bertumpu pada prinsip teknik dan manajemen yang menyangkut aspek-aspek ekonomi, sosial, budaya, dan kondisi fisik wilayah, dan memperhatikan pihak yang dilayani yaitu masyarakat kota. Perancangan dan pemilihan bentuk organisasi disesuaikan dengan : peraturan yang membinanya, pola sistem operasional yang diterapkan, kapasitas kerja sistem, dan lingkup pekerjaan dan tugas yang harus ditangani Teknis Operasional Pengelolaan Sampah Di Indonesia, teknis operasional pengelolaan sampah dewasa ini mengacu pada tata cara pengelolaan teknik sampah perkotaan yang tercantum dalam SK SNI T F. Ruang lingkup tata cara teknis operasional pengelolaan sampah meliputi 6 unsur fungsional sebagai dasar-dasar perencanaan untuk kegiatan pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan akhir sampah. II-14

15 Timbulan Sampah Pewadahan / Pemilahan Pengumpulan Pemindahan & Pengangkutan Pengolahan Pembuangan Akhir Sampah Sumber : Tchobanoglous, 1993 Gambar 2.6 Diagram Teknis Operasional Pengelolaan Persampahan Kota Sistem Pewadahan Pewadahan sampah merupakan cara penampungan sampah sementara di sumbernya baik individual maupun komunal. Berdasarkan pedoman dari Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah maka sistem pengelolaan sampah dibagi menjadi dua pola pewadahan, yaitu : a. Pola Pewadahan Individual, yaitu pola dengan pewadahan individual yang berfungsi sebagai wadah yang menampung sampah langsung dari sumber. b. Pola Pewadahan Komunal, yaitu pola dengan pewadahan komunal yang berfungsi sebagai tempat penampungan sampah sementara dari beberapa sumber sampah kemudian diangkut ke tempat penampungan akhir Sistem Pengumpulan Pengumpulan sampah adalah proses penanganan sampah dengan cara pengumpulan dari masing-masing sumber sampah untuk diangkut ke Tempat pembuangan sementara, pengolahan sampah skala kawasan, atau langsung ke tempat pembuangan atau pemprosesan akhir tanpa melalui pemindahan. II-15

16 Pemindahan Sampah Pemindahan sampah merupakan tahapan untuk memindahkan sampah hasil pengumpulan ke dalam alat angkut untuk dibawa ke tempat pembuangan akhir sampah. Pemindahan sampah tersebut terjadi di transfer station (Tchobanoglous,1993). Faktor-faktor yang mempengaruhi subsistem ini adalah : jumlah sampah yang terangkut, luas daerah pelayanan, tingkat kesulitan penyediaan lahan, jumlah dan jenis peralatan, danb eban aktivitas di lokasi transfer Pengangkutan Sampah Pengangkutan sampah adalah sub-sistem yang bersasaran membawa sampah dari lokasi pemindahan atau dari sumber sampah secara langsung menuju tempat pemprosesan akhir. Karena terbatasnya sarana pengangkutan yang dimiliki oleh pemerintah daerah maka seringkali sampah tersebut tidak terangkut tepat pada waktunya, sehingga sampah yang berada di TPS menumpuk dan dapat mencemari lingkungan sekitarnya Pengolahan Sampah Sistem operasional pengelolaan sampah mencakup juga sub-sistem pemprosesan dan pengolahan sampah yang perlu dikembangkan kembali, baik secara langsung, sebagai bahan baku maupun sebagai sumber enersi, sehingga tercipta keseimbangan dan keselarasan antar sub-sistem, baik dalam pengoperasian maupun pembiayaannya. Untuk memperoleh economies of scale dari sinkronisasi sub-sistem yang lain, maka dalam perencanaan dan implementasinya, berbagai upaya terkait dengan upaya meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pembiayaan dan operasionalnya harus menjadi prioritas utama. Ditinjau dari proses pengolahannya, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut (dept. PU, 1996c:3), diantaranya adalah : a. Pengomposan (composting) : merupakan upaya untuk mengurangi volume sampah secara biologis. b. Pembakaran (incinerator) : Merupakan upaya mengurangi volume sampah secara kimiawi. II-16

17 c. Penghacuran (shredding) merupakan upaya mengurangi volume sampah dengan cara memotong atau mencacah sampah menjadi bagian-bagian yang kecil. d. Pemilahan (separation) adalah usaha untuk memisahkan sampah sehingga dapat diproses sesuai dengan kebutuhan. e. Pengeringan yaitu upaya mengurangi kadar air dengan maksud reduksi volume dan berat sampah. f. Pemadatan (compacting) adalah upaya mengurangi volume sampah dengan cara mekanis. g. Daur ulang (recycling) adalah upaya mendaur ulang material-material untuk ditingkatkan manfaatnya atau diubah menjai produk-produk lain atau energi. Menurut Tchobanoglous et.ql. (1993) pengolahan sampah lebih kepada hal-hal yang bersifat fisik dan mekanis, sedangkan penanganan sampah yang bersifat biologis dan kimiawi digolongkan sebagai proses transformasi seperti pengomposan dan pembakaran sampah Pembuangan Akhir Sampah Proses akhir dari rangkaian penanganan sampah yang biasa dijumpai di Indonesia adalah dilaksanakan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pada umumnya pemprosesan akhir sampah yang dilaksanakan di TPA adalah berupa proses lanfilling (pengurugan). TPA sampah merupakan langkah akhir dari proses penanganan sampah. Dalam pemusnahan ini dikenal berbagai metode, antara lain landfill. Sanitary landfill adalah metode landfill yang dianggap paling baik. Di Indonesia dikenal terminologi controlled landfill atau lahan urug terkendali yang merupakan perbaikan atau peningkatan dari cara open dumping, tetapi belum sebaik sanitary landfill. Perbaikan atau peningkatan dilakukan anatara lain dengan kegiatan penutupan sampah. Bila sampah dalam sanitary landfill diinginkan adanya II-17

18 penutupan harian, dan pada open dumping urugan sampah sama sekali tidak dilakukan, maka controlled landfill penutupan landfill ditunda sampai 5-7 hari Aspek Pembiayaan Persampahan Aspek pembiayaan merupakan sumber daya penggerak agar roda sistem pengelolaan persampahan di kota tersebut dapat berjalan dengan lancar. Diharapkan sistem pengelolaan persampahan di Indonesia akan menuju pada pembiayaan sendiri. Dana yang umumnya digunakan untuk pengelolaan sampah diperkotaan Indonesia yang meliputi biaya investasi dan biaya rutin operasional dan pemeliharaan berasal dari pemerintah. Pada prinsipnya, setiap unit sumber sampah yang memperoleh pelayanan pengelolaan sampah, dikenai pungutan retribusi yang merupakan bentuk nyata dari partisipasi masyarakat dalam pembiayaan sistem. Ketentuan mengenai besarnya retribusi, biasanya mengacu pada biaya satuan pengelolaan sampah. Pengelompokan wajib retribusi harus memperhatikan jenis aktivitas atau usaha apakah bersifat komersial atau sosial Peran Serta Masyarakat Aspek peran serta masyarakat merupakan komponen penting pada kondisi keterbatasan kemampuan sistem dalam hal operasional. Peran serta masyarakat dalam hal ini adalah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat baik individu maupun kelompok, yang merupakan bagian dari penyelenggaraan pengelolaaan persampahan dan bersifat menunjang program pengelolaan itu. Secara umum, penentuan prestasi atau kondisi sistem pengelolaan persampahan saat ini sangat tergantung pada keikutsertaan dan budaya masyarakat. Dari sudut pandang sosial budaya, peningkatan peran serta masyarakat merupakan alternatif yang tepat. Salah satu program pendekatan kepada masyarakat untuk dapat membantu program pemerintah dalam kebersihan adalah bagaimana membiasakan masyarakat pada tingkah laku yang sesuai dengan tujuan program itu menyangkut : bagaimana mengubah persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang tertib, lancar, dan merata; faktor-faktor sosial, struktur, dan budaya setempat; dan kebiasaan dalam pengelolaan sampah selama ini. II-18

BAB III LANDASAN TEORI. direkam ke dalam berbagai bentuk media. (Gultom et al, 2005).

BAB III LANDASAN TEORI. direkam ke dalam berbagai bentuk media. (Gultom et al, 2005). BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Data Data sering disebut sebagai bahan mentah informasi. Tapi menurut Murdick, dkk (1984) merumuskan bahwa data adalah fakta yang tidak sedang digunakan pada proses keputusan,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini BAB III LANDASAN TEORI Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Koperasi Koperasi adalah merupakan singkatan dari kata ko / co dan operasi / operation. Koperasi adalah suatu kumpulan orang-orang untuk bekerja sama demi kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I. : Kundang K.Juman, Ir.MMSI : Agar Mahasiswa memahami konsep dasar sistem informasi

BAB I. : Kundang K.Juman, Ir.MMSI : Agar Mahasiswa memahami konsep dasar sistem informasi Oleh Tujuan : Kundang K.Juman, Ir.MMSI : Agar Mahasiswa memahami konsep dasar sistem informasi BAB I Konsep Dasar Sistem 1.1 Pengertian Sistem Definisi sistem berkembang sesuai dengan konteks dimana pengertian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian pendaftaran disini pada dasarnya hanya untuk memperlancar

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian pendaftaran disini pada dasarnya hanya untuk memperlancar BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pendaftaran Pengertian pendaftaran disini pada dasarnya hanya untuk memperlancar dan mempermudah dalam proses pendaftaran siswa siswi baru, pendataan dan pembagian kelas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. skala menengah yang bergerak di bidang penjualan spare part mesin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. skala menengah yang bergerak di bidang penjualan spare part mesin BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Perusahaan 2.1.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Gunung Mas Parahyangan merupakan perusahaan dengan skala menengah yang bergerak di bidang penjualan spare part mesin tekstil.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem yaitu pertama, pendekatan yang menekankan pada prosedur sistem dan yang kedua, pendekatan yang

Lebih terperinci

Bab III. Landasan Teori

Bab III. Landasan Teori Bab III Landasan Teori Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI. Konsep Dasar Sistem

SISTEM INFORMASI. Konsep Dasar Sistem SISTEM INFORMASI Konsep Dasar Sistem Sistem: Suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran

Lebih terperinci

KONSEP SISTEM INFORMASI

KONSEP SISTEM INFORMASI KONSEP SISTEM INFORMASI PENDAHULUAN Tulisan ini akan menjelaskan konsep dasar dari sistem informasi. Sebelum membahas suatu sistem lebih baik jika mengetahui dulu apa sistem itu, pada bagian berikutnya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 9 BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas pada kerja praktek ini. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Analisis (analysis) dapat didefinisikan sebagai : Sedangkan Analisis sistem (systems analysis) dapat didefinisikan sebagai

BAB II LANDASAN TEORI. Analisis (analysis) dapat didefinisikan sebagai : Sedangkan Analisis sistem (systems analysis) dapat didefinisikan sebagai BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisis dan Analisis Sistem Analisis (analysis) dapat didefinisikan sebagai : Evaluasi situasi atau problem, termasuk tinjauan dari berbagai aspek dan sudut pandang.

Lebih terperinci

BAB I Konsep Dasar Sistem

BAB I Konsep Dasar Sistem 1 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMMASI 1.1 Pengertian Sistem BAB I Konsep Dasar Sistem Definisi sistem berkembang sesuai dengan konteks dimana pengertian sistem itu digunakan. Disini akan diberikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. bercerita banyak, sehingga perlu diolah lanjut. Informasi dapat dihasilkan dari

BAB III LANDASAN TEORI. bercerita banyak, sehingga perlu diolah lanjut. Informasi dapat dihasilkan dari BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kesehatan adalah sesuatu yang tidak ternilai harganya, segala aspek

BAB II LANDASAN TEORI. Kesehatan adalah sesuatu yang tidak ternilai harganya, segala aspek BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sekilas Jamu Tradisional Kesehatan adalah sesuatu yang tidak ternilai harganya, segala aspek kehidupan seolah tidak ada artinya apabila seseorang menderita suatu penyakit. Seorang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Sistem menurut Gordon B. Davis dalam bukunya menyatakan sistem bisa berupa abstrak atau fisis. Sistem yang abstrak adalah susunan yang teratur dari gagasan gagasan atau

Lebih terperinci

8 PENGANTAR SISTEM INFORMASI

8 PENGANTAR SISTEM INFORMASI 8 PENGANTAR SISTEM INFORMASI 8.1 Sistem Informasi Sistem informasi dapat diartikan himpunan prosedur-prosedur yang bila dieksekusi atau dijalankan dapat memberikan informasi untuk pengambilan keputusan,

Lebih terperinci

Timbulan sampah menunjukkan kecenderungan kenaikan dalam beberapa dekade ini. Kenaikan timbulan sampah ini disebabkan oleh dua faktor dasar, yaitu 1)

Timbulan sampah menunjukkan kecenderungan kenaikan dalam beberapa dekade ini. Kenaikan timbulan sampah ini disebabkan oleh dua faktor dasar, yaitu 1) Pengelolaan Sampah Timbulan sampah menunjukkan kecenderungan kenaikan dalam beberapa dekade ini. Kenaikan timbulan sampah ini disebabkan oleh dua faktor dasar, yaitu 1) perubahan populasi, 2) perubahan

Lebih terperinci

Sistem, Sub Sistem dan Supra Sistem

Sistem, Sub Sistem dan Supra Sistem Bab 2 Teguh Wahyono PPTI UKSW MEMAHAMI SISTEM INFORMASI Bab ini menjelaskan tentang : Pengertian Sistem. Parameter sebuah sistem. Klasifikasi sistem. Pengendalian sistem Pengertian Sistem Informasi. Manfaat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek.

BAB III LANDASAN TEORI. aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek. 13 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Manajemen Proyek Menurut PMBOK (Project Management Body of Knowledge) dalam buku Budi Santoso (2009:3) manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges), keterampilan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan panduan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Pada bab ini akan dikemukakan landasan teori yang terkait dengan permasalahan untuk

Lebih terperinci

Sistem Informasi [Kode Kelas]

Sistem Informasi [Kode Kelas] Sistem Informasi [Kode Kelas] [ Chapter 2 ] Sistem Informai Manajemen Dedy Alamsyah, S.Kom, M.Kom [NIDN : 0410047807] Sistem Informasi Manajemen SIM (Sistem Informasi Manajemen)- MIS (Management Information

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan unsur atau komponen yang saling berinteraksi, terkait serta saling bergantung satu dengan yang lain. Kumpulan unsur tersebut

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Konsep Dasar Sistem Kepegawaian Menurut Gordon B. Davis Sistem informasi kepegawaian adalah suatu aplikasi yang digunakan untuk menunjang proses kegiatan kepegawaian. Tiap instansi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR A. KONSEP DASAR SISTEM

SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR A. KONSEP DASAR SISTEM SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR A. KONSEP DASAR SISTEM Suatu sistem pada dasarnya adalah sekolompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

Sistem Pakar. Pertemuan 2. Sirait, MT

Sistem Pakar. Pertemuan 2. Sirait, MT Sistem Pakar Pertemuan 2 Definisi Sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk mengambil keputusan seperti keputusan yang diambil oleh seorang atau beberapa orang pakar. Menurut Marimin

Lebih terperinci

( Word to PDF Converter - Unregistered ) BAB II LANDASAN TEORI

( Word to PDF Converter - Unregistered )  BAB II LANDASAN TEORI ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.word-to-pdf-converter.net BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Jog [2] Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk. komputer. Contoh lainnya adalah sebuah organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI. saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk. komputer. Contoh lainnya adalah sebuah organisasi. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Kendall (2003), sistem merupakan serangkaian subsistem yang saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

Gambaran Umum Sistem Informasi Manajemen. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2014

Gambaran Umum Sistem Informasi Manajemen. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2014 Gambaran Umum Sistem Informasi Manajemen Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2014 Pengertian Sistem dan Informasi Sistem Suatu jaringan kerja dari

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. menjelaskan tentang ilmu yang terkait dalam penyelesaian kerja praktek.

BAB III LANDASAN TEORI. menjelaskan tentang ilmu yang terkait dalam penyelesaian kerja praktek. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Landasan Teori Landasan teori digunakan untuk menyelesaikan masalah secara sistematis. Landasan teori ini akan menjadi dasar pemahaman dan pengetahuan dalam sebuah analisa pekerjaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI Landasan Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkap konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis. Jadi teori memuat : - Konsep - Definisi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian Pengabdian kepada Masyarakat. kepada masyarakat adalah kegiatan yang mencakup upaya-upaya peningkatan

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian Pengabdian kepada Masyarakat. kepada masyarakat adalah kegiatan yang mencakup upaya-upaya peningkatan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Pengabdian kepada Masyarakat Menurut Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (2011:4), pengabdian kepada masyarakat atau kegaitan pengabdian

Lebih terperinci

Basis Data. Bab 1. Sistem File dan Basis Data. Sistem Basis Data : Perancangan, Implementasi dan Manajemen

Basis Data. Bab 1. Sistem File dan Basis Data. Sistem Basis Data : Perancangan, Implementasi dan Manajemen Bab 1 Sistem File dan Sistem : Perancangan, Implementasi dan Manajemen Pengenalan Konsep Utama Data dan informasi Data - Fakta belum terolah Informasi - Data telah diproses Manajemen data Basis data Metadata

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Pihak-pihak yang terkait dengan transaksi transfer: a. Remitter/Applicant, yaitu pemilik dana (pengirim) yang akan

BAB III LANDASAN TEORI. Pihak-pihak yang terkait dengan transaksi transfer: a. Remitter/Applicant, yaitu pemilik dana (pengirim) yang akan 12 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Transfer Bank Transfer adalah pemindahan dana antar rekening di suatu tempat ke tempat yang lain, baik untuk kepentingan nasabah atau untuk kepentingan bank itu sendiri. Pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,

BAB III LANDASAN TEORI. adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Menurut Jerry, dkk dalam Hartono (1999:1) menyatakan bahwa sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

BAB II LANDASAN TEORI. mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran Menurut Kotler (1997), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Antrian (Queue) Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam sistem pembelian karcis kereta api atau bioskop, dimana orang yang datang pertama akan diberi

Lebih terperinci

CBIS (Computer Base Information System)

CBIS (Computer Base Information System) 1 CBIS (Computer Base Information System) Memberi kesempatan untuk meningkatkan komunikasi dan pengambilan keputusan dlm suatu organisasi. Perancangan harus memberikan perhatian kepada tingkatan tingkatan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. utama yaitu komponen, ketergantungan dan tujuan. Artinya, setiap sistem akan selalu

BAB 2 LANDASAN TEORI. utama yaitu komponen, ketergantungan dan tujuan. Artinya, setiap sistem akan selalu 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem, data dan informasi 2.1.1 Sistem Menurut Fathansyah (2004, p2), kata sistem selalu berkonotasi pada 3 hal utama yaitu komponen, ketergantungan dan tujuan. Artinya, setiap

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Menurut Herlambang (2005:116), terdapat dua pendekatan untuk mendefinisikan sistem, yaitu pendekatan secara prosedur dan komponen. Berdasarkan pendekatan prosedur, sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jalan Raya Cilenyi Rancaekek No. 22 Jatinangor Sumedang. Yayasan ini dikenal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jalan Raya Cilenyi Rancaekek No. 22 Jatinangor Sumedang. Yayasan ini dikenal 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Perusahaan 2.1.1 Sejarah Perusahaan Yayasan Pendidikan Al Ma soem didirikan pada tahun 1986, terletak di Jalan Raya Cilenyi Rancaekek No. 22 Jatinangor Sumedang.

Lebih terperinci

Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada A. Pengertian Sistem Informasi Telah diketahui bahwa informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen di dalam pengambilan keputusan. Pertanyaannnya adalah darimana informasi tersebut bisa didapatkan?.

Lebih terperinci

BAB III 3. LANDASAN TEORI

BAB III 3. LANDASAN TEORI BAB III 3. LANDASAN TEORI 3.1 Penjualan Barang 3.1.1 Pengertiaan Penjualan Barang Menurut Mulyadi (2008:202), Penjualan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh penjual dalam menjual barang atau jasa dengan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2001)

BAB III LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2001) BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR

SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR A. KONSEP DASAR SISTEM Suatu sistem pada dasarnya adalah sekolompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama sama untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI RECRUITMENT KARYAWAN PT KANSAI PRAKARSA COATINGS TANGERANG BERBASIS WEB MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL

SISTEM INFORMASI RECRUITMENT KARYAWAN PT KANSAI PRAKARSA COATINGS TANGERANG BERBASIS WEB MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL SISTEM INFORMASI RECRUITMENT KARYAWAN PT KANSAI PRAKARSA COATINGS TANGERANG BERBASIS WEB MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL Djamaludin 1), Udin Sobarudin 2) 1 Program Studi Teknik Informatika, Universitas Islam

Lebih terperinci

Pemrosesan data sebelum adanya basis data Perancangan sistemnya masih didasarkan pada kebutuhan individu pemakai, bukan kebutuhan sejumlah pemakai

Pemrosesan data sebelum adanya basis data Perancangan sistemnya masih didasarkan pada kebutuhan individu pemakai, bukan kebutuhan sejumlah pemakai Basis Data Pemrosesan data sebelum adanya basis data Perancangan sistemnya masih didasarkan pada kebutuhan individu pemakai, bukan kebutuhan sejumlah pemakai Duplikasi data Data yg sama terletak pada

Lebih terperinci

1 BAB II LANDASAN TEORI

1 BAB II LANDASAN TEORI 7 1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perusahaan Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi bahan dan tenaga kerja yang dikelola serta diproses untuk menghasilkan barang atau jasa kepada pelanggan.

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.188, 2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN HIDUP. Sampah. Rumah Tangga. Pengelolaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5347) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Penjualan Penjualan barang dagang oleh sebuah perusahaan dagang biasanya hanya disebut penjualan begitu saja. Jumlah transaksi penjualan yang terjadi biasanya cukup besar disbanding

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI : dari konsep dasar menuju pengadaannya

SISTEM INFORMASI : dari konsep dasar menuju pengadaannya SISTEM INFORMASI : dari konsep dasar menuju pengadaannya Rosyid Budiman, Sari Iswanti PENDAHULUAN Informasi merupakan salah satu sumber daya utama bagi para manajer. Seperti sumber daya yang lain maka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS.

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Dalam melakukan kegiatan berupa analisa dan merancang sistem informasi, dibutuhkan sebuah pendekatan yang sistematis yaitu melalui cara yang disebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Program Konsep dasar program merupakan suatu gambaran dari program aplikasi yang akan dibangun. Sekarang ini, semua perusahaan pastinya sudah harus terkomputerisasi.

Lebih terperinci

Gambaran Umum Sistem Informasi Manajemen. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma

Gambaran Umum Sistem Informasi Manajemen. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma Gambaran Umum Sistem Informasi Manajemen Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma Tujuan Pembelajaran Memahami Konsep dasar SIM Mempunyai Gambaran Umum

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. dan lebih berarti bagi yang menerimanya RAY[6].

BAB II LANDASAN TEORI. yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. dan lebih berarti bagi yang menerimanya RAY[6]. 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Sistem Informasi Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. Informasi adalah data

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil 11 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Menurut (Ladjamudin, 2005), Sistem informasi adalah sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN 1. LATAR BELAKANG PENGELOLAAN SAMPAH SNI 19-2454-1991 tentang Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan, mendefinisikan sampah sebagai limbah yang bersifat padat, terdiri atas

Lebih terperinci

Konsep Dasar Sistem Hanif Al Fatta M.kom

Konsep Dasar Sistem Hanif Al Fatta M.kom Konsep Dasar Sistem Hanif Al Fatta M.kom Pengertian Sistem Untuk mengawali pembahasan tentang analisis dan perancangan sistem informasi, maka pemahaman akan sistem terlebih dahulu harus ditekankan. Definisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Data Pengertian data adalah : Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk bergerak secara dinamis untuk dapat memenangkan persaingan dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk bergerak secara dinamis untuk dapat memenangkan persaingan dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Teknologi informasi mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam era globalisasi saat ini. Kejadian yang terjadi di suatu tempat dapat dengan cepat dan mudah diketahui

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KOMPOSISI DAN KARAKTERISTIK SAMPAH KOTA BOGOR 1. Sifat Fisik Sampah Sampah berbentuk padat dibagi menjadi sampah kota, sampah industri dan sampah pertanian. Komposisi dan jumlah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sistem informasi. Pada umumnya setiap organisasi selalu mempunyai sistem

BAB II LANDASAN TEORI. sistem informasi. Pada umumnya setiap organisasi selalu mempunyai sistem BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Sistem adalah satu hal yang terpenting dalam membuat perancangan sistem informasi. Pada umumnya setiap organisasi selalu mempunyai sistem informasi untuk

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran

3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 65 3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Permasalahan utama yang dihadapi industri gula nasional yaitu rendahnya kinerja khususnya produktivitas dan efisiensi pabrik gula. Untuk menyelesaikan permasalahan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai

BAB III LANDASAN TEORI. Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai BAB III LANDASAN TEORI 1. 3.1 Rekrutmen Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai atau tenaga kerja adalah proses pencarian tenaga kerja yang dilakukan secara seksama, sehingga

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR 20 BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR

BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR 20 BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR SISTEM PAKAR 20 BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR 3.1 Sistem Pakar Sistem pakar adalah suatu program komputer cerdas yang menggunakan knowledge (pengetahuan) dan

Lebih terperinci

PENGANTAR TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 2

PENGANTAR TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 2 PENGANTAR TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 2 PERTEMUAN 1 Pengantar Basis Data PENDAHULUAN Teknologi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990 : 1158) Teknologi adalah ; 1) Metode ilmiah untuk mencapai

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SPESIFIK

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SPESIFIK PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SPESIFIK I. UMUM Berbeda dengan jenis sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam pembangunan suatu sistem informasi, terdapat dua kelompok

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam pembangunan suatu sistem informasi, terdapat dua kelompok 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Dalam pembangunan suatu sistem informasi, terdapat dua kelompok dalam pendekatan mendefinisikan system, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK

REKAYASA PERANGKAT LUNAK REKAYASA PERANGKAT LUNAK A. Pengertian Rekayasa Perangkat Lunak Rekayasa perangkat lunak (RPL, atau dalam bahasa Inggris: Software Engineering atau SE) adalah satu bidang profesi yang mendalami cara-cara

Lebih terperinci

Pengenalan Algoritma & Struktur Data. Pertemuan ke-1

Pengenalan Algoritma & Struktur Data. Pertemuan ke-1 Pengenalan Algoritma & Struktur Data Pertemuan ke-1 Apa itu Struktur Data? PROGRAM ALGO RITMA STRUKTUR DATA Algoritma.. deskripsi langkah-langkah penyelesaian masalah yang tersusun secara logis 1. Ditulis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. luas dan berbeda untuk orang yang berbeda. Istilah komputer (computer) diambil dari

BAB 2 LANDASAN TEORI. luas dan berbeda untuk orang yang berbeda. Istilah komputer (computer) diambil dari BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Teknologi komputer sesungguhnya telah banyak merubah sistem tata kerja sebagian manusia yang bergerak di bidang informasi. Istilah komputer mempunyai arti yang

Lebih terperinci

6 PENGANTAR MANAJEMEN DATA

6 PENGANTAR MANAJEMEN DATA 6 PENGANTAR MANAJEMEN DATA 6.1 Pengertian Basis Data Hampir disemua aspek pemanfaatan perangkat komputer dalam sebuah organisasi atau perusahaan senantiasa berhubungan dengan basisi data. Perangkat komputer

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. disebutnya dengan istilah blok bangunan (building block), yaitu:

BAB III LANDASAN TEORI. disebutnya dengan istilah blok bangunan (building block), yaitu: 11 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Menurut Jerry, dkk dalam Hartono (1999: 1) menyatakan bahwa sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,

Lebih terperinci

MENGENAL SISTEM PAKAR

MENGENAL SISTEM PAKAR MENGENAL SISTEM PAKAR Bidang teknik kecerdasan buatan yang paling popular saat ini adalah system pakar. Ini disebabkan penerapannya diberbagai bidang, baik dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan terutama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Stephen A. Moscove dan Mark G. Simskin: Menurut John F. Nash dan Martin B. Roberts:

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Stephen A. Moscove dan Mark G. Simskin: Menurut John F. Nash dan Martin B. Roberts: 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Menurut Stephen A. Moscove dan Mark G. Simskin: Suatu sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari interaksi subsistem yang berusaha untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep dasar sistem menurut [ Jog99] dalam bukunya yang berjudul

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep dasar sistem menurut [ Jog99] dalam bukunya yang berjudul BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Konsep dasar sistem menurut [ Jog99] dalam bukunya yang berjudul Analisis & disain sistem informasi: Pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Sistem Informasi BAB III LANDASAN TEORI 3.1.1. Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi secara teknis dapat didefinisikan sebagai seperangkat komponen yang saling terkait yang mengumpulkan (atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat beroperasi dalam suatu lingkungan, jika terdapat unsur unsur yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan utama

Lebih terperinci

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal BAB III 3. LANDASAN TEORI 3.1. Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem informasi dapat dikatakan seperti suatu sistem yang terdapat pada suatu organisasi yang merupakan kumpulan dari individu, teknologi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian dan definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian dan definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Pengertian dan definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi meskipun istilah sistem yang digunakan bervariasi,semua sistem pada bidangbidang tersebut

Lebih terperinci

PERTEMUAN 1. Pengantar Basis Data

PERTEMUAN 1. Pengantar Basis Data PERTEMUAN 1 Pengantar Basis Data Apa itu : KONSEP TEKNOLOGI INFORMASI Konsep Menurut : Bahri (2008) Suatu artian yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu

Lebih terperinci

DUKUNGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENATAAN SIMPUS

DUKUNGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENATAAN SIMPUS DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DUKUNGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENATAAN SIMPUS Rapat Koordinasi Penyiapan Teknis SIMPUS Departemen Kesehatan Surabaya 29 Mei 2007 Hadwi Soendjojo - Kepala Pusat

Lebih terperinci

Pendahuluan PENGERTIAN SISTEM PAKAR

Pendahuluan PENGERTIAN SISTEM PAKAR (Sistem Pakar) Pendahuluan PENGERTIAN SISTEM PAKAR Kecerdasan Buatan adalah salah satu bidang ilmu komputer yang mendayagunakan komputer sehingga dapat berperilaku cerdas seperti manusia. Cabang-cabang

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BERSALIN PERMATA HATI KUDUS

SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BERSALIN PERMATA HATI KUDUS SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BERSALIN PERMATA HATI KUDUS Dian Khumala Meinawati Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur

BAB III LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (Dirjen PHKA). Dirjen PHKA

BAB III LANDASAN TEORI. Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (Dirjen PHKA). Dirjen PHKA BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kuota Pengambilan Kuota pengambilan adalah sebuah batas maksimal pengambilan suatu satwa yang batas atau jatah pengambilannya ditetapkan oleh Direktur Jendral Perlindungan Hutan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah.

BAB III LANDASAN TEORI. yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Menajemen Keuangan Sekolah 3.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu substansi manajamen sekolah yang akan turut menentukan berjalannya

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1. PERANGKAT LUNAK DAN PERKEMBANGANNYA

1. PENDAHULUAN 1. PERANGKAT LUNAK DAN PERKEMBANGANNYA 1 1. PENDAHULUAN Topik meliputi : 1. Perangkat Lunak dan Perkembangannya 2. Karakteristik Perangkat Lunak 3. Aplikasi Perangkat Lunak 4. Software Engineering 5. Siklus Kerja Sistim Engineering 6. Prototipe

Lebih terperinci

File : kumpulan record yang menyatakan sekumpulan entitas dengan aspek-aspek tertentu yang umum dan terorganisasi

File : kumpulan record yang menyatakan sekumpulan entitas dengan aspek-aspek tertentu yang umum dan terorganisasi Input. Tahap ini merupakan proses memasukkan ke dalam sistem komputer lewat input device. Processing. Tahap ini merupakan proses pengolahan dari yang sudah dimasukkan yang dilakukan oleh processing device

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan, karena persediaan akan dijual secara terus menerus untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan, karena persediaan akan dijual secara terus menerus untuk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Persediaan Barang merupakan komponen utama yang sangat penting dalam suatu perusahaan, karena persediaan akan dijual secara terus menerus untuk kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 3.1.1 Sistem Sistem adalah salah satu bagian dari istilah sistem informasi di mana sistem berperan penting dalam sebuah perusahaan. Untuk lebih

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG DI MINIMARKET xxx. Oleh : SITI EKA WAHYUNI Nim : SISTEM INFORMASI

SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG DI MINIMARKET xxx. Oleh : SITI EKA WAHYUNI Nim : SISTEM INFORMASI SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG DI MINIMARKET xxx Oleh : SITI EKA WAHYUNI Nim : 04203059 SISTEM INFORMASI ABSTRAK Tujuan dari pembuatan sistem informasi pembelian dan persedian barang yaitu Membuat

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. suatu penelitian, yang dijadikan objek atau fokus dalam penelitian ini adalah

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. suatu penelitian, yang dijadikan objek atau fokus dalam penelitian ini adalah 22 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3. 1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan suatu yang dijadikan fokus dalam melakukan suatu penelitian, yang dijadikan objek atau fokus dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 2. LANDASAN TEORI Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan

Lebih terperinci

Kontrak Kuliah. Desain Sistem. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Kontrak Kuliah. Desain Sistem. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Kontrak Kuliah Desain Sistem Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Desain Sistem Setelah tahap analisis selesai, maka analis sistem mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Setelah itu tiba waktunya

Lebih terperinci

1. Mana di bawah ini yang bukan termasuk dalam kelompok pengendalian umum:

1. Mana di bawah ini yang bukan termasuk dalam kelompok pengendalian umum: Latihan Soal 1 1. Mana di bawah ini yang bukan termasuk dalam kelompok pengendalian umum: 1 a. Pengendalian organisasi. b. Pengendalian administrative. c. Pengendalian substantive d. Pengendalian hardware

Lebih terperinci

Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional Persiapan untuk rancang bangun implentasi

Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional Persiapan untuk rancang bangun implentasi Untung Subagyo Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional Persiapan untuk rancang bangun implentasi Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk

Lebih terperinci