BAB II DESKRIPSI RSJPD HARAPAN KITA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DESKRIPSI RSJPD HARAPAN KITA"

Transkripsi

1 13 BAB II DESKRIPSI RSJPD HARAPAN KITA 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) didirikan oleh Yayasan Harapan Kita, dan diresmikan pada tanggal 9 Nopember 1985 oleh Presiden RI. Dibangun di atas sebidang tanah seluas m 2, di Jalan S. Parman Kavling 87 Slipi, Jakarta Barat. Fasilitas rumah sakit ini dirancang mirip Texas Heart Center - Houston, berkat arahan Prof. Michael de Bakey. Pada saat itu, hanya dirancang untuk 111 tempat tidur saja, tetapi kebutuhan pengembangannya di masa depan telah diperhitungkan. Meskipun mengemban misi pelayanan, pendidikan/ pelatihan dan penelitian, namun sesuai kebutuhan masyarakat, peran pelayananlah yang paling menonjol. Disamping itu, ada tugas khusus dari Pemerintah yaitu membina pelayanan jantung terpadu di berbagai wilayah Indonesia. Pada saat peresmian, Yayasan Harapan Kita menyerahkan kepemilikan rumah sakit kepada pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan RI. Akan tetapi, karena biaya kelola yang sangat tinggi, maka pemerintah menyerahkan pengelolaannya kepada Yayasan Harapan Kita sesuai SK Menteri Kesehatan Nomor 57/Menkes/SK/II/1985. Dengan dukungan dana yang kuat dan kerja keras seluruh stafnya, tahun demi tahun RSJHK memperlihatkan kemajuan yang pesat, diikuti penambahan jumlah tempat tidur dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Sebagai pusat pelayanan kardiovaskular yang paripurna (komprehensif/ 13

2 14 holistik), RSJPDHK melaksanakan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif kardiovaskular. Institusi ini juga menjadi wahana pendidikan/pelatihan kardiovaskuler, memproduksi Dokter Spesialis dan Subspesialis, perawat, teknisi dan tenaga kesehatan lainnya yang mendalami bidang kardiovaskular. Untuk menunjang tercapainya misi tersebut, dari sejak awal telah dilakukan kerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) yang menempatkan Bagian Kardiologi di RSJPDHK. Namun demikian, kerjasama dengan Fakultas Kedokteran lain juga dibina dalam upaya memenuhi kebutuhan pengembangan tenaga ahli kardiovaskular nasional. Disamping menyelenggarakan pendidikan/pelatihan di RSJPDHK, alih teknologi kepada rumah sakit vertikal milik Departemen Kesehatan RI dan rumah sakit umum milik pemerintah daerah juga dilaksanakan melalui kunjungan supervisi para pakarnya ke rumah-rumah sakit tersebut. Berikutnya terbentuklah jejaring pelayanan jantung, dimana RSJHK menjadi pusat rujukan dan Pusat Jantung Regional (pelayanan jantung terpadu di rumah-rumah sakit daerah) sebagai bagian dari jejaring yang harus dibina dan dikembangkan. Sejalan dengan perkembangan pelayanan dan pendidikan, maka peran sebagai Pusat Penelitian Kardiovaskular juga semakin nyata meskipun belum menonjol. Berbagai jenis penelitian, baik penelitian dasar, translasi dan penelitian klinik dilakukan dengan dukungan dana yang amat terbatas. Kerjasama dengan institusi riset dalam dan luar negeri juga telah dibina. Pada perkembangan selanjutnya, pada tanggal 31 Juli 1997 Yayasan Harapan Kita menyerahkan sepenuhnya pengelolaan RSJPDHK kepada

3 15 Departemen Kesehatan RI. Memperhatikan tantangan-tantangan dalam manajemen perumah-sakitan, yang tidak lepas dari pengaruh globalisasi dimana tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan semakin tinggi, maka diperlukan kebebasan gerak dalam pengelolaan rumah sakit. Agar prestasi kerja yang telah dicapai dapat terus ditingkatkan, maka Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah RI nomor 126 tahun 2000 telah merubah status RSJPDHK menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan) Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK). Dengan demikian RSJPDHK menjadi bagian dari Badan Usaha Milik Negara dibawah Departemen Keuangan RI. Ketika status Perjan dihapus, Departemen Kesehatan pada tanggal 13 Juni 2005 menetapkan RSJPDHK sebagai unit pelaksana teknis Departemen Kesehatan dengan status pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU),sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 23 Tahun Meskipun untuk misi pelayanan telah banyak kemajuan yang dicapai, terlihat pada jumlah aktifitas pelayanan yang terus meningkat. Kapasitas tempat tidur yang semula hanya 111 telah berkembang menjadi 340 tempat tidur (2013). Kamar kateterisasi yang semula hanya 2 kini menjadi 5; demikian halnya kamar operasi tadinya hanya 3 kini menjadi 6. Akan tetapi, beberapa kelemahan organisasi memang masih dirasakan, terutama birokratisasi yang masih lekat. Ada dua nuansa pelayanan yang mewarnai operasional pelayanan RSJPDHK, yaitu nuansa sosial dannuansa kegiatan usaha. Nuansa sosial menonjol ketika berbicara mengenaipelayanan publik untuk kelompok marginal (program Jamkesmas, Jamkesda, Caritas) dan Asuransi Kesehatan Sosial, dimana

4 16 RSJPDHK sering kali harus merugi karena tarif yang ditetapkan Kementerian Kesehatan di bawah perhitungan unit cost. Nuansa kegiatan usaha muncul ketika ada keinginan untuk dapat memperoleh profit, kegiatan ini disebut layanan eksekutif yang dilaksanakan di Paviliun dr. Sukaman. Profit yang diperoleh tentu tidak untuk dibagikan kepada manajemen atau karyawan, tetapi digunakan untuk bisa bertahan dan berkembang.adapun Visi RSJPDHK adalah menjadi Institusi Kardiovaskular Terpercaya di Asia Pasifik Lingkup Bidang Usaha Sebagai Pusat Rujukan Nasional untuk pelayanan kardiovaskular yang paripurna, RSJPDHK melaksanakan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif kardiovaskular. Institusi ini juga menjadi wahana pendidikan/pelatihan kardiovaskuler, memproduksi Dokter Spesialis dan Subspesialis, perawat, teknisi dan tenaga kesehatan lainnya yang mendalami bidang kardiovaskular. Adapun pelayanan kardiovaskular antara lain Poli Rawat Jalan Umum, Poli Rawat Jalan Eksekutif, Diagnostik Non Invasif, Diagnostik Non Invasif Vaskular, Diagnostik Invasif, Intervensi Non Bedah, Intalasi Gawat Darurat, Bedah Jantung, Pencitraan :Kardiologi Nuklir dan MSCT Sumber Daya Saat ini RSJPDHK memiliki tenaga sebanyak 84 dokter spesialis, terbanyak adalah spesialis Jantung dan Pembuluh Darah. Terdapat juga spesialis lain untuk menunjang pelayanan kardiovaskular, yaitu Spesialis Saraf, Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis Paru, Spesialis Gizi Klinik, Spesialis Patologi Klinik,

5 17 Dokter Umum dan Dokter Gigi, dan 786 perawat. Jumlah tenaga kesehatan lain 259 orang dan tenaga non kesehatan/umum sebanyak 607 orang. Tabel 2.1 Jumlah Karyawan RSJPDHK Karyawan Total Dokter 84 Perawat 786 Penunjang Medik 866 TOTAL Sumber: UPF Rekam Medis RSJPDHK (2014) RSJPDHK terdiri dari 5 (lima) gedungyaitu gedung administrasi, rawat inap/jalan biasa,rawat inap/jalan eksekutif, pusat peneltian dan pusat pendidika - latihan. Fasilitas yang tersedia yaitu ruang kateterisasi jantung, ruang diagnostik non invasif, echo, vaskular, nuklir, MSCT, MRI/MRA, ruang bedah jantung anak, ruang ablasi vena, ruang rawat inap (CVCU, ICU, PICU, intermediet, eksekutif dan biasa), ruang rawat jalan umum dan eksekutif dan ruang rehabmedik kardiovaskular. RSJPDHK dalam menjalankan organisasi mempunyai struktur organisasi dalam SK Menkes No 2357/Menkes/Per/XI/2011 (lampiran 1) Tantangan Bisnis Perusahaan Jika dibandingkan dengan data kesejahteraan penduduk Jabodetabek, dimana penduduk kelas menengah atas dan atas besarnya 45%, maka cukup besar jumlah penduduk yang memanfaatkan fasilitas kesehatan kardiovaskular swasta dan luar negeri.pasien Rawat Inap di RSJPDHK kebanyakan adalah jaminan Asuransi Kesehatan (ASKES) yakni sebesar 45%. Proporsi pasien bayar sendiri

6 18 36% dan pasien jaminan perusahaan hanya 7%. Pasien Jamkesmas/Jamkesda dan Caritas mencapai 12%. Bila paket tarif ASKES dan Jamkesmas dan sejenisnya dibawah unit cost, tentu potensi defisit sangat besar. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa segmen pelanggan terbesar RSJPDHK adalah masyarakat kelas menengah. Gambar 2.1 Proporsi Pelanggan RSJPDHK Sumber: Sub-Bagian Pengembangan SDM RSJPDHK (2014) Peran PT Askes di masa depan akan semakin besar, seiring dengan penerapan Universal Coverage, maka trend kedepan proporsi pasien ini akan terus meningkat. Penghematan harus benar-benar dilakukan, karena paket pelayanan yang dipakai adalah paket INA CBGs yang nilainya dibawah unit cost; artinya kendali biaya perlu ditekankan agar tidak merugi. Untuk itu RSJPDHK perlu membina kerjasama yang semakin erat dengan PT Askes dan rajin melakukan negosiasi tarif dengan Kementerian Kesehatan. Dengan perkiraan tingkat kesakitan untuk penyakit Kardiovaskular sebesar 5% dari populasi, maka untuk kelas menengah-atas saja diperkirakan ada sekitar populasi yang menderita penyakit jantung. Sedangkan untuk kelas menengah bawah diperkirakan ada sekitar orang. Kedua segmen ini memiliki perilaku berbeda dalam berobat antara lain:

7 19 1) Untuk pasien kelas menengah ke bawah, mereka lebih memilih pengobatan alternatif maupun pergi ke RS Pemerintah. Kelambatan membawa pasien ke rumah sakit mengakibatkan tingkat mortalitas yang tinggi. Untuk itu, komunikasi, edukasi dan informasi tentang pola hidup sehat, mengenali gejala dini serangan jantung dan segera mencari pertolongan ke rumah sakit menjadi kunci utama. 2) Untuk segmen menengah ke atas, akan pergi ke praktek pribadi, RS Swasta bahkan ke luar negeri. Seorang pasien bedah jantung rata-rata menghabiskan sekitar Sin $ untuk operasi dan sekitar Sin $ untuk tindakan intervensi non bedah. Dengan layanan premium di Indonesia yang lebih murah, diharapkan sebagian market ini bisa ditangkap. Jika kedua segmen ini digabungkan, maka akan ada potensi kenaikan pendapatan rumah sakit karena bertambahnya minat pasien menggunakan jasa RSJPDHK. Selama tidak ada institusi terpercaya yang memenuhi harapan mereka, maka kondisi ini akan terus terjadi. Pada saat ini segmen pasar RSJPDHK masih cukup kecil dalam kapasitasnya sebagai pusat rujukan nasional. Dengan segmen pasar sekitar 4% secara total. Khususnya untuk pasien kelas menengah atas (eksekutif) yang segmen pasar lebih kecil lagi, yaitu sekitar 3% untuk rawat jalan dan 1 % untuk rawat inap. Hal ini menandakan kurang optimalnya pelayanan kepada segmen atas. Jika merujuk pada visi yang saat ini ada, tentunya peran pusat rujukan nasional dapat dikatakan belum berfungsi optimal. Bahwasanya saat ini banyak

8 20 rumah sakit lain mampu memberikan layanan seperti yang diberikan oleh RSJPDHK. Oleh karena itu, selain mengembangkan pelayanan, maka pendidikan dan penelitian serta kerjasama dengan Institusi Internasional menjadi penting untuk dikembangkan agar citra dan kepercayaan masyarakat Indonesia meningkat Proses Bisnis Perusahaan Kegiatan Pelayanan Pelayanan medis RSJPDHK mempunyai dua kategori, yaitu pelayanan umum dan pelayanan eksekutif. Pelayanan eksekutif di Paviliun dr. Sukaman merupakan upaya manajemen untuk menambah pendapatan, guna menutupi biaya pelayanan umum (publik/sosial) dan investasi agar mampu bersaing. Dalam hal mutu layanan, tidak ada perbedaan antara keduanya; yang berbeda adalah kenyamanan ruang dan layanan non medis. Pelayanan kardiovaskular paripurna/holistik (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, telah mencapai berbagai prestasi sebagai berikut : 1) Promosi, Prevensi dan Deteksi Dini Bekerjasama dengan Yayasan Jantung Indonesia dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), RSJPDHK telah melaksanakan berbagai kegiatan promosi dan prevensi penyakit kardiovaskular kepada masyarakat diluar rumah sakit. Di dalam rumah sakit sendiri, setiap hari dilaksanakan program promosi dan prevensi penyakit kardiovaskular kepada pasien dan keluarganya. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Divisi Rehabilitasi dan Prevensi. Upaya deteksi dini faktor risiko dan penyakit kardiovaskular dilakukan melalui pelayanan

9 21 deteksi dini kardiovaskular (cardiovascular check-up) di Paviliun Eksekutif dr. Sukaman. 2) Pelayanan Poliklinik Pelayanan poliklinik umum mempunyai 15 ruang pemeriksaan di lantai 1 Gedung Perawatan I, beroperasi pada hari dan jam kerja pemerintah. Sebagai pusat rujukan kardiovaskular tingkat tersier, dikembangkan layanan poliklinik subspesialistik. Yang sekarang sudah ada: poliklinik aritmia, gagal jantung, vaskular, pediatrik/ penyakit jantung bawaan (PJB). Pelayanan poliklinik eksekutif mempunyai 10 ruang pemeriksaan di lantai 1 paviliun dr. Sukaman, beroperasi setiap hari kecuali Minggu, dari jam hingga jam 20.00, kecuali Sabtu hingga jam Disamping itu, juga terdapat klinik deteksi dini kardiovaskular (Cardiovascular Medical Check Up) di lantai 2. 3) Pelayanan Diagnostik Non Invasif Elektrokardiografi sebagai sarana diagnostik yang paling sederhana, dikerjakan di poliklinik. Di laboratorium diagnostik non invasif kardiovaskular tersedia fasilitas holter dan monitoring tekanan darah ambulatoir, uji latih jantung (treadmill dan ergocycle), dan ekokardiografi dengan berbagai modalitas pemeriksaan yang berkembang di dunia. Pemeriksaan diagnostik non invasif untuk vaskular juga cukup representatif dengan tersedianya: Duplex vaskular, pletysmografi dan lain-lain. Di lantai 1 dan 2 Paviliun Eksekutif juga tersedia pemeriksaan treadmill, ekokardiografi dan Duplex vaskular untuk kepentingan pasien poliklinik dan deteksi dini kardiovaskular.

10 22 Sedangkan di laboratorium pencitraan, tersedia fasilitas pemeriksaan nuklir, Multislice Computed Tomography (MSCT) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI). 4) Pelayanan Diagnostik Invasif dan Intervensi Non Bedah Aktifitas di laboratorium kateterisasi kardiovaskular kini berkembang ke berbagai bentuk tindakan intervensi non bedah menggantikan tindakan bedah. Instalasi ini dilengkapi dengan 5 sarana angiografi, dimana satu diantaranya digunakan untuk kasus pediatrik dan penyakit jantung bawaan, satu ruang lagi untuk elektrofisiologi dan intervensi aritmia. 5) Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Instalasi Gawat Darurat memberikan layanan 24 jam perhari dengan kualitas sama. Percutaneous Coronary Intervention (PCI) primer dilakukan melebihi 200 kasus pertahun sesuai indikasi, tanpa melihat latar belakang sosial ekonomi pasien. 6) Pelayanan Bedah Jantung Pelayanan Bedah Jantung dewasa dan anak terpisah lokasinya, untuk dewasa di lantai 2 gedung perawatan I, sedangkan untuk anak dan penyakit jantung bawaan di lantai 8 gedung perawatan II. Masing-masing mempunyai tim yang sudah sub-spesialistik. 7) Pelayanan Rawat Inap Pelayanan rawat inap (Ranap) terbagi atas ranap intensif surgikal (Intensive Care Unit, ICU), ranap intermediate dan ranap biasa dewasa kelas I, II, III, jumlah tempat tidur keseluruhan adalah 340.

11 23 8) Pelayanan Rehabilitasi Kardiovaskular Pelayanan rehabilitasi dilaksanakan di ruang-ruang rawat pasien untuk fase I, dan di ruang rehabilitasi lantai 2 gedung perawatan II untuk fase II dan fase III. 9) Pelayanan Penunjang Kinerja unit penunjang pelayanan meliputi layanan pelayanan radiologi dan ultrasonografi (oleh dua Spesialis Radiologi), selain memberi layanan foto rontgen dan ultrasonografi organ tubuh, fasilitas diagnostik Nuklir, MSCT, MRI juga dipakai oleh staf untuk kasus non kardiak, pelayanan laboratorium patologi klinik dan mikrobiologi dengan kelengkapan biomarker jantung (oleh dua spesialis Patologi Klinik), pelayanan farmasi dengan satu ahli farmasi klinik, pelayanan Gigi, pelayanan Spesialis lain seperti pelayanan Neurologi, pelayanan Pulmonologi, pelayanan Penyakit Dalam dan pelayanan Konsultasi Gizi Kegiatan Pendidikan Dalam aktifitas pendidikan, RSJPDHK bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Meliputi penyediaan wahana pendidikan untuk mahasiswa, spesialis/subspesialis jantung dan pembuluh darah, bedah toraks kardiovaskular, anestesi dan intensivist. Namun, sesuai kebutuhan maka RSJPDHK juga memberikan kesempatan pada Fakultas Kedokteran lain untuk memanfaatkannya terutama untuk pengembangan spesialis/subspesialis. Berbagai bentuk pelatihan singkat juga dikembangkan bagi dokter umum seperti kursus Sindrom Koroner Akut, Gagal Jantung dan Kursus EKG bersama PERKI.

12 24 Berbagai bentuk pelatihan juga dikembangkan bagi Perawat, seperti Kursus Dasar Keperawatan Kardiovaskular, Kursus Kekhususan Keperawatan Kardiovaskular, Kursus Lanjut Keperawatan Kardiovaskular. PJN juga merupakan wahana utama pendidikan keteknisian kardiovaskular Kegiatan Penelitian Dalam hal penelitian, bersama Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI juga telah dikembangkan berbagai pohon penelitian, memproduksi penelitian dasar, penelitian translasi dan penelitian klinik yang berhasil dipresentasikan dalam forum dan jurnal ilmiah kardiovaskular nasional maupun internasional. Pembangunan Gedung Penelitian yang direncanakan operasional pada tahun 2012 ternyata mengalami kendala teknis, disinilah perkembangan riset kardiovaskular kelas dunia diharapkan dapat berlangsung lebih produktif Kegiatan dan Kinerja Pembinaan Jejaring Hingga saat ini telah dibuat MOU dengan (1) Pelayanan Jantung Regional di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Jakarta, Palembang, Padang, Bali, Yogyakarta, Medan, Padang, Menado, Makasar, Banda Aceh. (2) Lima Rumah Sakit di Jakarta yaitu RSUP Fatmawati, RSUP Persahabatan, RSUD Cengkareng, RSUD Tarakan dan RSUD Pasar Rebo. (3) Rumah Sakit di luar Negeri (Sister Hospital) yaitu Korea Selatan, Malaysia, USA, Eropa, Australia dll untuk pelayanan Kardiovaskuler. (4) Perusahaan (425), Yayasan (18), Bank (22) dan Perusahaan Assuransi (38).

13 Kegiatan Pelatihan Dokter spesialis yang mmengikuti program pelatihan sub spesialisasi di bidang kardiologi intervensi harus memiliki kemampuan dalam membaca angiogram koroner. Pelatihan ini bertujuan untuk mengidentifikasi proses pendidikan sub-spesialis dalam bidang kardiologi intervensi di Indonesia. Penyelesaian dari pelatihan selama sedikitnya satu tahun harus mencakup: a) Anatomi dan fisiologi kardiovaskuler b) Biologi vaskuler dan patologi c) Patofisiologi (dengan aplikasi klinik: pencitraan intrakoroner) d) Farmakologi (termasuk terapi anti-thrombotik dan thrombolitik, kontras) e) Pencitraan radiologi dan kemanan penggunaan radiasi f) Pemilihan pasien, indikasi dan keterbatasan g) Design alat intervensi dan performanya h) Tatalaksana klinis dan strategi, pra dan pasca-prosedur Menyelesaikan seluruh program pelatihan akan memberikan kredibilitas secara internasional dan legitimasi professional kepada peserta pelatihan. Untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan harus dimonitor secara terus-menerus dengan mengakreditasi aktivitas pendidikan kesehatan berkelanjutan. Metode pembelajaran yang digunakan adalah system magang dan pendidikan formal. Sistem magang merupakan hal utama dari proses pelatihan di bidang kardiologi intervensi. Peserta pelatihan diwajibkan untuk terlibat dalam perencanaan prosedur, penilaian adanya indikasi dan indikasi kontra, pembentukan risiko spesifik pasien berdasarkan karakteristik klinis dan angiografi. Secara umum, pelatihan selama satu tahun dibagi menjadi empat

14 26 semester dan mencakup aktivitas di ruangan rawat inap dan laboratorium kateterisasi. Di semester 1 peserta pelatihan umumnya mempersiapkan pasien untuk dilakukan intervensi termasi angiografi diagnostik, membantu pengawas pendidikan atau ahli intervensi lain melakukan prosedur angioplasty sedangkan di semester 2, peserta pelatihan melakukan prosedur angiografi sederhana sebagai operator mandiri dimana pengawas pendidikan / supervisor turut merencanakan prosedur, menilai dan memberikan nasehat pada kasus komplikasi. Sementara metode pelatihan yang merangkap di dalam pendidikan formal diatur oleh Kolegium Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah pada tingkat lokal oleh institusi/rs atau universitas yang terakreditasi. Peserta pelatihan harus menghadiri setidaknya 15 hari penuh (120 jam) dalam 1 tahun sesi formal dalam bidang kardiologi intervensi termasuk live courses. Pembelajaran melalui jurnal, buku ajar dan internet merupakan bagiian dari proses pelatihan. Metode penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi kegiatan pelatihan berupa logbook procedural dimana seluruh peserta pelatihan diharuskan mencatat seluruh prosedur kateterisasi yang harus dikategorikan indikasinya sebagai kasus elektif, urgensi atau emergensi. Peserta pelatihan harus melakukan setidaknya 200 prosedur sebagai operator pertama dimana seperempatnya merupakan prosedur penyakit jantung koroner akut. Logbook procedural akan dievaluasi dan ditandatangani setiap bulannya oleh direktur pelaksana pelatihan. Penilaian harus mencakup seluruh pertimbangan dari anggota lain (dokter bedah, ahli jantung, perawat senior laboratorium kateterisasi, kepala radiographer dan teknisi jantung serta anggota staf junior, pendaftar pelatihan kardiologi).

BAB II DESKRIPSI RUMAH SAKIT. RSJPDHK didirikan pada tanggal 9 November 1985, RSJPDHK diresmikan, dan

BAB II DESKRIPSI RUMAH SAKIT. RSJPDHK didirikan pada tanggal 9 November 1985, RSJPDHK diresmikan, dan BAB II DESKRIPSI RUMAH SAKIT 2.1. Sejarah Singkat RSJPDHK Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita disingkat dengan RSJPDHK didirikan pada tanggal 9 November 1985, RSJPDHK diresmikan, dan antara

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN. merupakan rumah sakit yang didirikan oleh Yayasan Harapan Kita yang

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN. merupakan rumah sakit yang didirikan oleh Yayasan Harapan Kita yang 10 BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) merupakan rumah sakit yang didirikan oleh Yayasan Harapan Kita yang diresmikan pada

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota BAB II PROFIL PERUSAHAAN A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi mulai dibangun oleh anggota Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

BABII DISKRIPSI PERUSAHAAN. Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. didirikan oleh Yayasan Harapan Kita dan diresmikan pada

BABII DISKRIPSI PERUSAHAAN. Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. didirikan oleh Yayasan Harapan Kita dan diresmikan pada BABII DISKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) didirikan oleh Yayasan Harapan Kita dan diresmikan pada tanggal 9 Nopember 1985. Pada tanggal

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.886, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Perubahan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Rumah Sakit Jantung di Surakarta. Desti Ayinalita Dosen Pembimbing : Dr. Yudi Nugraha, ST., M Ars.

Rumah Sakit Jantung di Surakarta. Desti Ayinalita Dosen Pembimbing : Dr. Yudi Nugraha, ST., M Ars. Rumah Sakit Jantung di Surakarta Desti Ayinalita 21312903 Dosen Pembimbing : Dr. Yudi Nugraha, ST., M Ars. LATAR BELAKANG Kebutuhan masyarakat akan kesehatan jantung Ketika jantung sehat = Tubuh juga sehat.

Lebih terperinci

Perbedaan jenis pelayanan pada:

Perbedaan jenis pelayanan pada: APLIKASI MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT OLEH : LELI F. MAHARANI S. 081121039 MARINADIAH 081121015 MURNIATY 081121037 MELDA 081121044 MASDARIAH 081121031 SARMA JULITA 071101116 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut :

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut : BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN A. Sejarah Ringkas Rumah Sakit Martha Friska berdiri sejak tanggal 2 Maret 1981 beralamat di jalan Komodor Laut Yos Sudarso No. 91 Medan, Sumatera Utara.Dengan status

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt. RUMAH SAKIT Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt. DASAR HUKUM RUMAH SAKIT UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. PerMenKes RI Nomor 1045/menkes/per/XI/2006 Tentang Pedoman organisasi rumah sakit di lingkungan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT A. SEJARAH DAN KEDUDUKAN RUMAH SAKIT Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rengat Kabupaten Indragiri Hulu pada awalnya berlokasi di Kota Rengat Kecamatan Rengat (sekarang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012 PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 029 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 416/MENKES/PER/II/2011 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN KELAS III PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PT NUSANTARA SEBELAS MEDIKA RUMAH SAKIT ELIZABETH SITUBONDO 2015 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN Tujuan Umum... 2 Tujuan Khusus... 2 BAB II

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlebihan khususnya yang lama dan berkelanjutan dengan dosis relatif kecil

BAB I PENDAHULUAN. berlebihan khususnya yang lama dan berkelanjutan dengan dosis relatif kecil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan penggunaan teknologi modern, pemakaian zat radioaktif atau sumber radiasi lainnya semakin meluas di Indonesia. Pemakaian zat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK, BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG TARIP PELAYANAN KESEHATAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGANJUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG

PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr.Wb. Penundaan pelayanan kepada pasien terjadi apabila pasien harus menunggu terlayani dalam waktu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai penggerak utama organisasi, Sumber Daya Manusia. (SDM)merupakan aset perusahaan yang paling berharga karena peran SDM

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai penggerak utama organisasi, Sumber Daya Manusia. (SDM)merupakan aset perusahaan yang paling berharga karena peran SDM BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Sebagai penggerak utama organisasi, Sumber Daya Manusia (SDM)merupakan aset perusahaan yang paling berharga karena peran SDM sangat mendukung keberhasilan organisasi

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA CILEGON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

2014, No Umum Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta pada Kementerian Kesehatan; d. bahwa usulan tarif layanan Badan Layanan Umum Rumah Sakit Kanke

2014, No Umum Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta pada Kementerian Kesehatan; d. bahwa usulan tarif layanan Badan Layanan Umum Rumah Sakit Kanke No.532, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RS Kanker Dharmais. Tarif. Layanan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66/PMK.05/2014 TENTANG TARIF LAYANAN

Lebih terperinci

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat merupakan komponen penting dalam pelayanan kesehatan. Pengelolaan obat yang efisien diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi rumah sakit dan pasien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia industri kesehatan terdiri dari beberapa jenis yaitu pelayanan klinik, puskesmas, dan rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia industri kesehatan terdiri dari beberapa jenis yaitu pelayanan klinik, puskesmas, dan rumah sakit. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia industri kesehatan terdiri dari beberapa jenis yaitu pelayanan klinik, puskesmas, dan rumah sakit. Pelayanan di industri kesehatan sangat perlu diperhatikan

Lebih terperinci

BAB II RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Sejarah Ringkas RSUP Haji Adam Malik Medan

BAB II RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Sejarah Ringkas RSUP Haji Adam Malik Medan BAB II RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN A. Sejarah Ringkas RSUP Haji Adam Malik Medan RSUP Haji Adam Malik adalah rumah sakit umum milik pemerintah pusat yang secara teknis berada dibawah Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 65 1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek pada mulanya merupakan Rumah Sakit Onderneming Pemerintahan hindia belanda yang

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor pada bulan Juni 2009.

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor pada bulan Juni 2009. BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penilaian sistem, dalam hal ini peneliti melakukan analisis terhadap interaksi yang terjadi pada input-proses-output yang terjadi untuk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. PERENCANAAN STRATEGIS SKPD VISI DAN MISI 1. Pernyataan Visi Visi RSUD

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum RSAB Harapan Kita 3.1.1 Sejarah RSAB Harapan Kita Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita pada awal berdirinya memiliki nama Rumah Sakit Anak

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG TARIF LAYANAN KELAS III RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

Lampiran 1. Struktur organisasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan

Lampiran 1. Struktur organisasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan Lampiran 1. Struktur organisasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan DIREKTUR KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL WAKIL DIREKTUR BIDANG ADMINISTRASI UMUM WAKIL DIREKTUR BIDANG PELAYANAN MEDIS DAN KEPERAWATAN WAKIL DIREKTUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Universal Health Coverage (UHC) sebagai bagian dari reformasi sistem kesehatan pada saat ini telah dilaksanakan oleh hampir setengah negara di dunia dengan berbagai

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik adalah Rumah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG POLA TARIF BADAN LAYANAN UMUM BALAI KESEHATAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Pembangunan kesehatan pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan medis semakin meningkat, sehingga masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah sakit. Perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang fungsi utamanya memberikan pelayanan, perawatan, dan pengobatan kepada seluruh pasien, baik rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit selalu berusaha melayani kesehatan masyarakat dengan performa terbaiknya, namun tidak semua rumah sakit mampu melayani pasien dengan efektif dan

Lebih terperinci

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, No.315, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. ORTA RS Kelas B dr. Suyoto. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2018 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT KELAS

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dengan menggunakan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dengan menggunakan BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif, yang digunakan untuk menggambarkan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA 3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Data Sumber data dan informasi pendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari sumbersumber sebagai berikut : 1. Literatur Pencarian data melalui website yang berhubungan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.266, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Badan Layanan Umum. Rumah Sakit. Pola Tarif. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG POLA TARIF BADAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan Undang undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. telah menempatkan dokter dalam peran sebagai pelaku ekonomi, yakni sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. telah menempatkan dokter dalam peran sebagai pelaku ekonomi, yakni sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola hubungan dokter dan pasien telah mengalami pergeseran dari zaman ke zaman. Hubungan antara dokter dan pasien yang dulunya menganut pola paternalistik berubah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan globalisasi ekonomi di dunia menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi memperebutkan sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personil terlatih dan terdidik

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA 1. SEJARAH RSUD TARAKAN JAKARTA Pada mulanya tahun 1953, rsud tarakan hanya berbentuk balai pengobatan. Kemudian pada tahun 1956, beralih menjadi puskesmas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru telah berdiri pada tahun 1980 dan beroperasi pada tanggal 5 Juli 1984 melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fasilitas kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi

BAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu bagian sistem pelayanan kesehatan secara garis besar memberikan pelayanan untuk masyarakat berupa pelayanan kesehatan, pelayanan penunjang

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Salah satu sarana untuk penyelenggaraan pembangunan kesehatan adalah rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Nama :Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala. Alamat :Jl.Dr. Sitanala No.99 Tangerang 15001

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Nama :Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala. Alamat :Jl.Dr. Sitanala No.99 Tangerang 15001 BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. ObyekPenelitian Nama :Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala Slogan Perusahaan :Melayani dengan Ramah, Sabar, Kasih, Sayang Alamat :Jl.Dr. Sitanala No.99 Tangerang 15001 Telp :(021)

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL PELAYANAN KESEHATAN BAGI PASIEN DENGAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DAERAH DI RUMAH

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 115 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENETAPAN BESARAN TARIF PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Agus Sartono, (2001:122)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Agus Sartono, (2001:122) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif maka, diperlukan suatu penanganan dan pengelolaan sumber daya yang dilakukan oleh pihak manajemen dengan

Lebih terperinci

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN. dikenal dengan nama Centrale Buzgerlijke Ziekewsichting (CBZ).

BAB IV HASIL PENGAMATAN. dikenal dengan nama Centrale Buzgerlijke Ziekewsichting (CBZ). BAB IV HASIL PENGAMATAN A. Gambaran Umum RSUP Dr. Kariadi 1. Sejarah Singkat RSUP Dr. Kariadi a) Didirikan pada jaman penjajahan Belanda tanggal 9 September 1925 dikenal dengan nama Centrale Buzgerlijke

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM RS PKU MUHAMMADIYAH TEMANGGUNG

BAB III GAMBARAN UMUM RS PKU MUHAMMADIYAH TEMANGGUNG BAB III GAMBARAN UMUM RS PKU MUHAMMADIYAH TEMANGGUNG 3.1. Profil RS PKU muhammadiyah Temanggung Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Temanggung adalah rumah sakit swasta yang berdiri pada lokasi strategis

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 I. Pelayanan RSUD Patut Patuh Patju Lombok Barat RSUD Patut Patuh Patju kabupaten Lombok Barat merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Pelayanan untuk pasien di rumah sakit umumnya meliputi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSUP. DR. Mohammad Hoesin Palembang. Tarif.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSUP. DR. Mohammad Hoesin Palembang. Tarif. No.734, 2014. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSUP. DR. Mohammad Hoesin Palembang. Tarif. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100/PMK.05/2014 TENTANG TARIF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktiftas pelayanan kesehatan baru dimulai pada akhir abad ke -19,

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktiftas pelayanan kesehatan baru dimulai pada akhir abad ke -19, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peranan dan fungsi rumah sakit sebagai sarana yang semata mata hanya melakukan aktiftas pelayanan kesehatan baru dimulai pada akhir abad ke -19, dimana dimasa masa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan tantangan yaitu peningkatan persaingan dalam berbagai upaya. Salah

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan tantangan yaitu peningkatan persaingan dalam berbagai upaya. Salah BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Perkembangan jaman pada era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi dan perubahan dalam segala bidang mempunyai dampak yang sangat besar terhadap suatu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kondisi sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang produktif secara ekonomis (Ps. 1 point (1) UU Nomor 23/1992 tentang

Lebih terperinci

Strategi Nasional Pelayanan Kesehatan Jantung, Otak dan Pembuluh Darah (Kardioserebrovaskular) Di Indonesia

Strategi Nasional Pelayanan Kesehatan Jantung, Otak dan Pembuluh Darah (Kardioserebrovaskular) Di Indonesia Strategi Nasional Pelayanan Kesehatan Jantung, Otak dan Pembuluh Darah (Kardioserebrovaskular) Di Indonesia 2012 2021 DISUSUN OLEH : PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS KARDIOVASKULAR INDONESIA ( PERKI ) PERHIMPUNAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu kebijakan pemerintah bidang kesehatan yang terintegrasi dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

Lebih terperinci

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT 1. Mewujudkan kualitas pelayanan paripurna yang prima dengan mengutamakan keselamatan pasien dan berfokus pada kepuasan pelanggan. 2.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan manusia yang semakin modern dalam berbagai aspek kehidupan termasuk aspek kesehatan lambat laun seiring dengan perkembangan zaman menuntut masyarakat juga untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSUD Kabupaten Buleleng disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja instansi pemerintah secara periodik dalam mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh manusia, karena kesehatan menentukan segala aktivitas dan kinerja manusia. Pengertian sehat

Lebih terperinci

NOMOR : 10 TAHUN 2009

NOMOR : 10 TAHUN 2009 BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2009 NOMOR 17 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 10 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang diterima oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang melaksanakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat baik masyarakat umum maupun peserta asuransi kesehatan misalnya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Rumah Sakit Bina Kasih Rumah Sakit Bina Kasih diresmikan pada tanggal 17 September 2005, yang sudah 8 tahun berdiri dan diresmikan oleh Dr. Hj. Linda Wardani.

Lebih terperinci

Analisis Lingkungan Internal RS: Pendekatan Analisis dengan Kerangka Rantai Nilai. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK UGM

Analisis Lingkungan Internal RS: Pendekatan Analisis dengan Kerangka Rantai Nilai. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK UGM Analisis Lingkungan Internal RS: Pendekatan Analisis dengan Kerangka Rantai Nilai Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK UGM Tujuan Instruksional Khusus: Memahami tujuan melakukan analisis lingkungan

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.9, 2016 KEMENKES. Rumah Sakit. Tarif Nasional. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2015 TENTANG POLA TARIF NASIONAL RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (PBB) tahun 1948 (Indonesia ikut menandatangani) dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. (PBB) tahun 1948 (Indonesia ikut menandatangani) dan Undang-Undang Dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Deklarasi Universal Hak Azasi Manusia oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) tahun 1948 (Indonesia ikut menandatangani) dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG POLA TARIF JASA PELAYANAN KESEHATAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG PENETAPAN TARIF PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS TRIAL APLIKASI E-KLAIM 5.2 beta

PETUNJUK TEKNIS TRIAL APLIKASI E-KLAIM 5.2 beta PETUNJUK TEKNIS TRIAL APLIKASI E-KLAIM 5.2 beta 1. Ujicoba dilakukan di computer terpisah dengan computer yang digunakan untuk operasional klaim. 2. Komputer baru dilakukan instalasi aplikasi 5.1 versi

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2015 PEDOMAN SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR: 12 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1 Pengertian Tema yang akan diangkat dalam perancangan Rumah Sakit Islam Ini adalah Habluminallah wa Habluminannas yang berarti hubungan Manusia dengan Tuhan dan hubungan Manusia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum RSUD Bekasi 1. Sejarah berdirinya RSUD Bekasi RSUD Bekasi didirikan pada tahun 1939, pada waktu itu masih berupa poliklinik dengan sarana yang sangat minim

Lebih terperinci

Indonesia. Pertamedika memiliki visi menjadi korporasi bisnis kesehatan terdepan dan terpercaya yang memiliki keunggulan bersaing berkelanjutan di

Indonesia. Pertamedika memiliki visi menjadi korporasi bisnis kesehatan terdepan dan terpercaya yang memiliki keunggulan bersaing berkelanjutan di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan terhadap layanan kesehatan merupakan kebutuhan mendasar bagi masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan akan kesehatan ini masyarakat akan berupaya untuk mendapatkan

Lebih terperinci

2015 RUMAH SAKIT KHUSUS JANTUNG KOTA BANDUNG

2015 RUMAH SAKIT KHUSUS JANTUNG KOTA BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan Dewasa ini kehidupan modern telah menjadi prioritas utama bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia, khususnya kalangan masyarakat ekonomi menengah dan

Lebih terperinci

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN KOTA PONTIANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. bagian selatan Kecamatan Mamajang Kota Makassar tepatnya di Jalan Dr.

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. bagian selatan Kecamatan Mamajang Kota Makassar tepatnya di Jalan Dr. BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN IV.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuang Baji terletak di bagian selatan Kecamatan Mamajang Kota Makassar tepatnya di Jalan Dr. Ratulangi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN

PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 06 TAHUN 2004 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARIMUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan rumah sakit yang didorong oleh permintaan. pelanggan menyebabkan layanan rumah sakit tidak hanya memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan rumah sakit yang didorong oleh permintaan. pelanggan menyebabkan layanan rumah sakit tidak hanya memperhatikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan rumah sakit yang didorong oleh permintaan pelanggan menyebabkan layanan rumah sakit tidak hanya memperhatikan profesionalisme di bidang medis

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 36 TAHUN : 2003 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 36 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN TARIP PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI DENGAN

Lebih terperinci