Kebutuhan pengembangan material substitusi di bidang perumahan dan permukiman di Indonesia yang berkelanjutan
|
|
- Ridwan Budiaman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Kebutuhan pengembangan material substitusi di bidang perumahan dan permukiman di Indonesia yang berkelanjutan Putri Suryandari, ST,MArch Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur Jakarta / Abstrak Industri konstruksi perumahan adalah salah satu bidang yang paling besar yang berkaitan dengan pembiayaan, volume penyedian bahan baku, konsumsi sumber alam, maupun ketenaga-kerjaan. Selain itu variasi material juga banyak dihasilkan dan dikonsumsi oleh industri konstruksi bidang permuhan dan permukiman. Sumber alam dan energi dikonsumsi untuk memproduksi material konstruksi seperti, kayu, batu bata, semen, baja, gelas/kaca dan aluminium. Sementara sumber-sumber alam ini semakin berkurang, sedangkan issu penghematan sumber daya lingkungan semakin kuat terdengar. Berbagai institusi maupun akademisi telah melakukan pengembangan maupun penemuan teknologi bahan bangunan pengganti yang tepat guna. Pemanfaatan yang berkelanjutan untuk aplikasi teknologi perumahan maupun permukiman, merupakan faktor penting hingga teraplilasinya produk tersebut di masyarakat. Keberlanjutan ditentukan oleh kebutuhan dari satu masyarakat, dari satu kawasan dan paling baik bila ditentukan oleh masyarakat terkait 1. Hasil penelitian ini hendaknya dijadikan pegangan oleh pemerintah, akademisi maupun produsen bahan bangunan untuk dapat memanfatkan bahan bangunan pengganti hasil penelitian yang telah teruji secara ilmiah, kepada masyarakat, untuk mengurangi eksploitasi sumber daya nasional. Kata Kunci : material substitusi, keberlajutan, perumahan, permukiman A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk dan pemenuhan akan fasilitas bermukim semakin membutuhkan inovasi disain dan penggunaan material konstruksi bagi para arsitek. Kecepatan pemasangan dilapangan, kualitas tampilan pada fasade, kesesuaian dengan iklim regional serta disain yang fleksibel, adalah manifestasi dari material yang mampu menjawab kebutuhan arsitek dibidang perumahan. Perkembangnya teknologi bangunan dan slogan untuk merencanakan arsitektur yang berwawasan lingkungan semakin membutuhkan pengembangan material baru yang responsif, terhadap kebutuhan zaman. Berdasarkan data dari Biro pusat Statistik, dapat dijelaskan bahwa setiap PELITA terdapat pembangunan perumahan secara besar-besaran diperkotaan. Rata-rata unit rumah dalam 5 tahun atau unit rumah dalam 1 tahun. Bisa dipastikan terjadi produksi perumahan secara masal dan besar-besaran. Berarti dibutuhkan komponen perumahan yang dapat 1
2 diperoleh secara kontinyu, cepat dan dengan persediaan yang cukup memadai. Pengadaan perumahan massal, membutuhkan standarisasi material dan management yang dikelola dengan baik, sehingga segi kualitas disamping kecepatan pengerjaan dapat di capai. Untuk menunjang konsep tersebut diatas diperlukan produksi dan penyediaan bahan bangunan yang relatif dapat dijangkau oleh semua lapisan yang memenuhi syarat teknis dan kesehatan serta terbuat dari bahan-bahan yang terdapat di Indonesia. Berbagai jenis bahan bangunan substitusi sudah di kembangkan oleh akademisi maupun institusi penelitian dan pengambangan bahan bangunan untuk permukiman. LIPI, Puskim Dept. PU, maupun universitas sudah mengembangkan inovasi maupun penemuan baru, bahan bangunan substitusi. Namun tidak banyak memang yang dapat di aplikasikan dan berkembang di masyarakat luas. Padahal jumlah universitas di Indonesia dapat terbilang sangat banyak. Oleh karena itu perlu sekali ditelusuri, bagaimana material substitusi hasil penelitian dapat berkembang dan diaplikasikan oleh masyarakat maupun industri nasional. Sehingga banyaknya institusi maupun akademisi yang mengadakan penelitian dibidang bahan bangunan, hasilnya tidak hanya tersimpan diperpustakaan tetapi tercapai tujuan dan sasarannya. 2. Teori Dasar 2.1.Pembangunan yang Berkelanjutan ( Suistainable Building ) Perkembangan pembangunan sendiri saat ini, mengacu pada pembangunan yang ekologis, sehingga menimbulkan pembaharuan dalam bidang perancangan arsitektur. Berdasarkan kerusakan pada sumber daya alam dan kehilangan sumber penghidupan manusia secara global, maka kebutuhan dasar manusia berwawasan lingkungan harus disadari secara benar Arsitektur Berkelanjutan ( Sustainable Architecture) Pengertian Arsitektur yang berkelanjutan, seperti dikutip dari buku James Steele, Suistainable Architecture adalah, Arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang, dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Kebutuhan itu berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain, dari satu kawasan ke kawasan lain dan paling baik bila ditentukan oleh masyarakat terkait Sustainable Material (Material Berkelanjutan) Nilai keberlangsungan dan kelestarian lingkungan yang melekat pada istilah bangunan ekologis, bukan berarti hanya bangunan yang menggunakan bahan bangunan alam atau bio, tetapi lebih luas dari itu. Kriteria kelestarian lingkungan artinya menggunakan atau memanfaatkan sumber daya alam secara proporsional sesuai kebutuhan dan pemenuhan kepentingan terhadap lingkungan. Pengaruh bangunan pada lingkungan menurut Peter Graham, 1 Peter Graham, Building Ecology First Principle for a Suistainable Built Environment, Blackwell Science Ltd, James, Steele, Sustainable Architecture, New York, Mc Graw Hill
3 harus memikirkan Life cycle dari bangunan yang mengefek pada bahan bangunan yang digunakan. Sementara siklus bahan atau rantai bahan yang utuh menurut Heizn Frick, adalah melingkar tidak terputus, yang terputus berarti mengalami gangguan. Gambar. A Rantai Bahan yang Terganggu dan tidak terganggu Gangguan Udara diracuni Peredaran tidak terganggu Limbah kimia Peredaran alam terganggu Tanah tercemar Sumber : Heizn Frick, Ilmu Bahan Bangunan, Kanisius, Gambar B. Building life cycle menurut Peter Graham 4, Disposal Raw material extraction, Material production Reuse & recycling Production of construction products Demolition Construction, Rebuilding Use & maintenance Sumber : Peter Graham, Building Ecology, Blackwell Science Ltd, Heizn Frick, Ilmu Bahan Bangunan, Kanisius th Ibid 2 3
4 Suatu bangunan yang menggunakan bahan atau komponen logam, seperti baja dan alumunium, dapat dinilai sebagai bahan yang ekologis, jika mampu digunakan dan diolah kembali material yang pernah dipakai (reuse dan recycling) menjadi material atau produk lain yang berguna. 2.4.Sukses dan Kegagalan Keberlanjutan Pengembangan Material Baru Menurut Charles W. Dolan. Profesor of engineering, di University of Wyoming AS, untuk mengetahui seberapa jauh keberlajutan pengambangan material baru, di perlukan pengujian terhadap, 1. Kebijakan pemerintah, yang terdiri dari, Peran ekonomi negara Proses pengambilan keputusan Kompleksitas pengambilan keputusan 2. Manfaat ekonomi, 3. Dampak di dalam masyarakat 3. Methode Penelitian Fokus penelitian Di arahkan untuk mengetahui keberlanjutan aplikasi bahan substitusi hasil penelitian institusi dan pendidikan, di industri perumahan dan permukiman masal. Selain itu untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada keberlanjutan pengembangan material substitusi hasil penelitian tersebut yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Objek Penelitian Keberlanjutan pengembangan material substitusi hasil penelitian yang terdapat di LIPI, Puskim Dept PU, serta universitas. Unit Analisis Objek penelitian dianalisis terhadap teori dasar. Kemudian ditarik kesimpulan mengenai faktor-faktor yang mampu membuat sebuah hasil penelitian dapat berlanjut 4. Konstribusi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat : a. Membantu terlaksananya peme - nuhan kebutuhan akan rumah murah, dengan material substitusi yang terjangkau. b. Membantu berkembangnya industri baru bahan bangunan substitusi, untuk perumahan dan permukiman. c. Menggerakkan pihak akademisi untuk dapat menyebarluaskan hasil penelitiannya. B. HASIL PENELITIAN 1. Pengembangan material substitusi yang berkelanjutan Salah satu insttitusi riset yang dapat di peroleh datanya yaitu Puslitbangkim Dept. PU. Pusat penelitian dan pengambangan permukiman yang dimiliki oleh Dept PU. Puslitbangkim ini bertujuan untuk melakukan penelitian dan pengembangan seluruh komponen permukiman, baik perangkat keras ataupun lunak, perencanaan wilayah secara luas, sistem drainage, pengairan, utilitas maupun bahan bangunan. Hasil penelitian material substitusi komponen untuk permukiman yang di selenggarakan oleh Pusat Penelitian dan Pengambangan Permukiman Departemen PU, 4
5 diantaranya yang dikembangkan pada tahun 1970 serta telah dikenal luas oleh masyarakat adalah, Batako. Berkembang setelah itu konblok dan grass blok. Keberlanjutan hasil penelitian ini dapat di rasakan dipakai oleh seluruh masyarakat di Indonesia sampai saat ini. Pengembangan produk2 tersebut saat ini telah diinovasi dan dapat memanfaatkan limbah sebagai komponen campurannya, seperti sekam padi, kelapa sawit maupun kertas. Bahkan dengan adanya kasus Sidoarjo dengan lumpur panasnya, telah juga di kembangkan komponen batako dan konvblok dengan menggunakan lumpur tersebut. Selain batako, sampai saat ini sudah ratusan penelitian dan pengembangan material substitusi di hasilkan disana. Berdasarkan data sosialisasi hasil penelitian dan pengembangan material substitusi untuk permukiman yang dilakukan oleh Puslitbangkim tahun , kurang lebih 60% hasil penelitian material substitusi telah disosialisasikan ke hampir seluruh wilayah di Indonesia. Proses implementasi hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Puslitbangkim Dept. PU menjadi penting, mengingat produk-produk penelitian ini dapat berlanjut dan hasilnya dapat di aplikasikan di masyarakat dan dapat menambah industri material baru, yang berarti menyerap lapangan kerja. Proses implementasi hasil penelitian material substitusi yang berkelanjutan tersebut, memiliki proses sebagai berikut : Input Instruksi / inisiatif untuk mengadakan penelitan dan pengembangan satu jenis material / konstruksi sesuai Temuan hasil Penelitian dan Pengambangan yang bermanfaat Standarisasi dan sosialisasi Evaluasi hasil implementasi Implementasi dan Advise Teknis Tabel gambar 1. Siklus penelitian material substitusi yang tersosialasi Peneliti hanya bertindak sebagai peneliti membuat standart dan advis teknis, sosialisasi dilakukan oleh bidang lain yang bersifat lebih umum, demikian juga dengan implementasi serta evaluasi implementasi. Sehingga fungsi dari penelitian dan pengembangan hasil penelitian berjalan dengan baik. 5
6 Sosialisasi hasil penelitian dilaksanakan dalam bentuk modul dan juklak, serta di berikan kepada masyarakat dipusat pelatihan. Tujuan akhir dari sosialisasi adalah implementasi hasil penelitian bagi munculnya industri kecil yang baru. 3. Pengembangan material substitusi yang mengalami hambatan Universitas adalah sebuah lembaga pendidikan yang hasil penelitiannya diharapkan dapat diimplemetasikan ke masyarakat luas. Akhir akhir ini dengan menjamurnya universitas, tidak banyak yang dapat meneruskan hasil penelitiannya kemasyarakat. Sebagian besar hasil temuan tidak dikelola dengan baik. Kalaupun ada dilaksanakan sendiri oleh mahasiswa atau dosen yang melakukan penelitian, bekerja sama secara pribadi dengan pihak - pihak industri. Proses implementasi hasil penelitian material substitusi yang tidak berkelanjutan tersebut, terutama yang terjadi di universitas swasta memiliki proses sebagai berikut : Input Iinisiatif untuk mengadakan penelitan dan pengembangan satu jenis material / konstruksi sesuai Temuan hasil Penelitian dan Pengambangan yang bermanfaat Tabel gambar 2. Siklus penelitian material substitusi yang terhambat Arsip dan Dokumentasi C. ANALISIS Peredaran dan perkembangan yang tidak terganggu adalah yang tidak terputus 5. Proses yang tidak terputus dalam pengembangan material hasil substitusi, selain di ikuti oleh peran serta pemerintah, memiliki manfaat ekonomi, juga memiliki dampak yang ditentukan oleh masyarakat 6. Dari ke 2 hasil pengamatan mengenai pengembangan keberlajutan hasil riset material substitusi, ada 2 hal : 1. Proses keberlanjutan yang terhambat, yaitu kegiatan penelitian terputus sampai pada batas bahwa 5 Ibid 3 6 Charles W. Dolan. Profesor of engineering material teruji dan terbukti secara ilmiah. Sementara masyarakat sebagai salah satu penentu keberhasilan tidak mendapatkan informasinya. Hal ini disebabkan antara lain : a. Tidak adanya konsep sosialisasi hasil penelitian. Sedikit sekali universitas swasta yang melakukan sosialisasi hasil penelitian kepada masyarakat. Program sosialisasi hasil riset mulai dilakukan (salah satunya) oleh UGM yang memang mencanangkan dirinya sebagai universitas riset. 6
7 b. Peneliti tidak didukung oleh sistem yang terkoordinasi dengan baik. Peneliti harus bergerak sendiri untuk mengenalkan hasil temuannya. c. Sangat besar jarak antara hasil temuan universitas dengan kebutu-han masyarakat. 2. Proses hasil penelitian yang berlanjut, yaitu kegiatan penelitian yang tidak terputus, a. Secara terokoordinasi hasil penelitian di sosialisasikan keseluruh lapisan masyarakat, ke seluruh Indonesia. b. Sosialisasi menyangkut kegunaan sampai dengan proses produksi dan pemasangannya. c. Adanya system standarisasi nasional terhadap bahan tersebut, advis taknik dan implementasinya. d. Hasil implementasi dievaluasi, untuk kemudian dikembangkan kembali. e. Pengembangan material dengan komposisi jenis material campuran yang berbeda. 7 Ibid 1 Dari beberapa proses penelitian material substitusi yang berlanjut, ada beberapa kekurangan, yaitu : a. Dari siklus Buildig ekology, Peter Graham 7, material hasil penelitian tidak di amati secara menyeluruh setelah tahap pembangunan berjalan. Sehingga proses keberlanjutannya dalam pembangunan belum tergali. b. Belum ada data feed back dari masyarakat pengguna. Tidak terdata secara lengkap berapa banyak yang sudah menggu- nakan dan mengembangkan men jadi sebuah industri kecil. c. Bagaimana dampak hasil penelitian tersebut bagi masyarakat, juga tidak di review dengan baik. D. KESIMPULAN Keberlanjutan hasil penelitian material substitusi dibidang perumahan adn permukiman, harus memanfaatkan siklus sebagai berikut : 1. Didapatka dibutuhkan satu jenis material substitusi. 2. Dibuat suatu instruksi atau ada inisiatif untuk melakukan penelitian dan pengembangan terhadap suatu jenis material baru. 3. Penelitian di laksanakan hingga menghasilkan suatu temuan baru yang teruji, secara ilmiah. 4. Secara struktur organisasi terdapat bagian yang melaksanakan sosialisasi hasil peneltian. 5. Terdapat kelompok pembuat standari -sasi dan advis teknik untuk imlementasi. 6. Ada pengamatan implementasi hasil penelitian. 7. Monitoring dan evaluasi dari pemakai terhadap hasil peneltian. 8. Pengembangan material dan inovasi material. Adapun siklusnya adalah sebagai berikut, 7
8 Input Instruksi / inisiatif untuk mengadakan penelitan dan pengembangan satu jenis material / konstruksi sesuai Temuan hasil Penelitian dan Pengambangan yang bermanfaat Pamakai / pemakaian Review / Pengembangan Standarisasi dan sosialisasi Evaluasi hasil implementasi Implementasi dan Advise Teknis Tabel gambar 3. Siklus penelitian material substitusi yang berkelanjutan REFERENCE 1. Peter Graham, Building Ecology First Principle for a Suistainable Built Environment, Blackwell Science Ltd, James Steele, Sustainable Architecture, New York, Mc Graw Hill Heizn Frick, Ilmu Bahan Bangunan, Kanisius th Charles W. Dolan. Profesor of engineering, th Program Sosialisasi Puslitbangkim Dept PU th
BAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Wisma atlet merupakan salah satu tempat hunian bagi atlet yang berfungsi untuk tempat tinggal sementara. Selain itu keberadaan wisma atlet sangat diperlukan untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Limbah Proyek Konstruksi Dalam jurnal Manajemen Limbah dalam Proyek Konstruksi (Ervianto, 2013), disebutkan bahwa limbah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi dan industri yang semakin tahun semakin bergerak maju. Sumatera Selatan adalah salah satu provinsi yang pesat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya kebutuhan gedung dan perumahan saat ini menyebabkan kebutuhan akan bahan bangunan semakin meningkat pula. Seperti kita ketahui bersama, kebutuhan
Lebih terperinciLAMPIRAN DAFTAR ISI. JDIH Kementerian PUPR
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 05/PRT/M/2015 TENTANG PEDOMAN UMUM IMPLEMENTASI KONSTRUKSI BERKELANJUTAN PADA PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR BIDANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan bakar adalah suatu materi yang dapat dikonversi menjadi energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan transportasi, industri pabrik, industri
Lebih terperinciPENERAPAN PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS 3R
Drs. Chairuddin,MSc PENERAPAN PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS 3R Program Studi Magister Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pasca Sarjana UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Reduce, Reuse, Recycling
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur proses pengadaan barang/jasa yang dibiayai oleh APBN/APBD.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kebutuhan pembangunan perumahan, perhubungan dan industri berdampak pada peningkatan kebutuhan bahan-bahan pendukungnya. Beton merupakan salah satu bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap material bangunan mempunyai siklus hidup, dimulai dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap material bangunan mempunyai siklus hidup, dimulai dari pengambilan bahan baku di tempat asal dan berakhir di tempat pembuangan. Namun, pemanfaatan berbagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. atmosfer. Untuk memaksimalkan limbah sekam padi, sangat perlu untuk dicari
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak, abu gosok, bahan bakar dan sebagai pembuatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.1.1 Pengertian Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah usaha yang kompleks dan tidak memiliki kesamaan persis dengan proyek manapun sebelumnya sehingga
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 05 /PRT/M/2015 TENTANG
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 05 /PRT/M/2015 TENTANG PEDOMAN UMUM IMPLEMENTASI KONSTRUKSI BERKELANJUTAN PADA PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Publisher LTD, (1975), page Damodara U. Kini, Material Management : The Key Successful Project Management.
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Material sebagai salah satu komponen yang penting dalam menentukan besarnya biaya suatu proyek mempunyai kontribusi sebesar 40-60% dari biaya proyek 1,
Lebih terperinciArang Kaya Manfaat Ramah Lingkungan
Arang Kaya Manfaat Ramah Lingkungan Oleh : Endang Dwi Hastuti Siwi Tri Utami Arang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari hari. Arang merupakan salah satu produk yang dihasilkan dari teknologi arang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Pesatnya pertambahan penduduk menyebabkan meningkatnya berbagai aktivitas sosial ekonomi masyarakat, pembangunan fasilitas kota seperti pusat bisnis, komersial dan industri,
Lebih terperinciPENERAPAN PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS 3R
PENERAPAN PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS 3R Drs. Chairuddin,MSc P E NE RAPAN P E NG E L O L AAN S AM PAH B E RB AS I S 3 R Program Studi Magister Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pasca Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lingkungan hidup sangatlah mempengaruhi kualitas kehidupan kita.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan hidup sangatlah mempengaruhi kualitas kehidupan kita. Beberapa komponen yang sangat erat dalam kehidupan ialah udara yang dihirup setiap saat dan
Lebih terperinciKonsep Penataan Kota berbasis Berkelanjutan: Belajar di Eropa WIDIASTUTI
Konsep Penataan Kota berbasis Berkelanjutan: Belajar di Eropa WIDIASTUTI PENGERTIAN Kota yang mampu memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengabaikan kebutuhan generasi mendatang (Brundtland,1987) suatu interaksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah kerusakan lingkungan yang dihadapi manusia di zaman modern ini semakin serius. Kita sering mendengar istilah global warming dan rumah kaca. Isu lingkungan
Lebih terperinciPERSEPSI WANITA MENGENAI PENGELOLAAN SAMPAH DI LINGKUNGAN KAMPUS IPB DARMAGA, KABUPATEN BOGOR. RAHMAWATY, S. Hut., MSi.
PERSEPSI WANITA MENGENAI PENGELOLAAN SAMPAH DI LINGKUNGAN KAMPUS IPB DARMAGA, KABUPATEN BOGOR. RAHMAWATY, S. Hut., MSi. Program Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara A. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Bangunan merupakan sebuah struktur yang dirancang oleh manusia yang terdiri atas dinding, atap, dan beberapa jendela sebagai alat sirkulasi udara dan juga celah untuk
Lebih terperinciTINGKAT KENYATAAN DAN HARAPAN RUMAH TINGGAL HEMAT ENERGI MENURUT PERSEPSI KONSUMEN DI PERUMAHAN CITRALAND UTARA SURABAYA
TINGKAT KENYATAAN DAN HARAPAN RUMAH TINGGAL HEMAT ENERGI MENURUT PERSEPSI KONSUMEN DI PERUMAHAN CITRALAND UTARA SURABAYA Diah Sari Pardina 1), Purwanita Setijanti 2) dan Christiono Utomo 3) 1) Program
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh penerapan..., Furqan Usman, FT UI, Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan, yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, ketergantungan manusia terhadap energi sangat tinggi. Sementara itu, ketersediaan sumber energi tak terbaharui (bahan bakar fosil) semakin menipis
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ARSITEKTUR II
PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Sustainable Architecture (Materi pertemuan 6) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI Sustainable
Lebih terperinciSosialisasi Permen PUPR NO.5/PRT/M/2015 Tentang Pedoman Umum Implementasi Konstruksi Berkelanjutan
Sosialisasi Permen PUPR NO.5/PRT/M/2015 Tentang Pedoman Umum Implementasi Konstruksi Berkelanjutan Disampaikan oleh: Ir. Ati Nurzamiati HZ, MT. Kasubdit Konstruksi Berkelanjutan Jakarta, 4 Agustus 2016
Lebih terperinciaktivitas manusia. 4 Karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan lahan yang menjadi penyebab utama Bumi menjadi hangat, baik pa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu pemanasan global semakin marak di dunia. Berbagai aspek sering dikaitkan dengan isu pemanasan global, mulai dari hal sederhana seperti penggunaan kertas dan tisu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Manusia selalu memiliki kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan kebutuhan tersebut kemudian dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, diantaranya adalah
Lebih terperinciTANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA
TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA Alfonsus Dwiputra W. 1, Yulius Candi 2, Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK: Proses pembangunan perumahan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batu bata adalah bahan bangunan yang telah lama dikenal dan banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batu bata adalah bahan bangunan yang telah lama dikenal dan banyak digunakan oleh masyarakat seiring dengan meningkatnya jumlah dan laju perkembangan penduduk. Penggunaan
Lebih terperinciMODUL 1 MASALAH PEMBANGUNAN DAN LINGKUNGAN HIDUP
MODUL 1 MASALAH PEMBANGUNAN DAN LINGKUNGAN HIDUP Kegiatan pembangunan pada dasarnya adalah proses perubahan dan pertumbuhan yang secara cepat atau secara bertahap dan berangsur-angsur dan merubah rona,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE
BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE 3.1. SUSTAINABLE ARCHITECTURE Sustainable Architecture (arsitektur berkelanjutan) memiliki tujuan untuk mencapai kesadaran lingkungan dan memanfaatkan sumber
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciArsitektur dan Lingkungan. Lilis Widaningsih
Arsitektur dan Lingkungan Lilis Widaningsih Sustainable : Brundtland Comission (World comission on Environment and Development) tahun 1987 yaitu: Sustainable Development is development that meets the needs
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri kontruksi dan meningkatnya pembangunan gedung dan infrastruktur di negara-negara berkembang seperti Indonesia berperan besar terjadinya global
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu alternatif bahan dinding yang murah dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batako merupakan salah satu alternatif bahan dinding yang murah dan relatif kuat. Batako terbuat dari campuran pasir, semen dan air yang dipress dengan ukuran standard.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek Di ibukota Jakarta, penduduknya lebih banyak adalah para pendatang dari luar daerah Jakarta untuk mencari pekerjaan. Mereka berasal dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULAN I.1. LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Jakarta adalah Ibukota dari Indonesia merupakan kota yang padat akan
BAB 1 PENDAHULAN I.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Proyek Jakarta adalah Ibukota dari Indonesia merupakan kota yang padat akan penduduk. Seiring dengan perkembangan waktu, semakin banyak orang yang datang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi sangat penting di pusat-pusat perkotaan untuk transportasi, produksi industri, kegiatan rumah tangga maupun kantor. Kebutuhan pada saat sekarang di
Lebih terperinciPENERAPAN KONSEP PENGHAWAAN ALAMI PADA WISMA ATLET SENAYAN
PENERAPAN KONSEP PENGHAWAAN ALAMI PADA WISMA ATLET SENAYAN Stefani Gillian Tania A. Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Indonesia Abstrak Wisma atlet sekarang ini sudah tidak digunakan lagi karena kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan sektor yang berperan dalam meningkatkan pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Namun demikian
Lebih terperinciPendekatan Pembentukan Iklim-Mikro dan Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Usaha Tercapainya Model Desain Rumah Susun Hemat Energi
ABSTRAK Pendekatan Pembentukan Iklim-Mikro dan Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Usaha Tercapainya Model Desain Rumah Susun Hemat Energi Oleh : Erna Krisnanto Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur Universitas
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. dapat dilihat dari nilai rata-rata 2,99.
BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada pemanfaatan green material pada proyek konstruksi di Yogyakarta dapat disimpulkan bahwa : 1. Pemanfaatan green material berdasarkan
Lebih terperinciPenerapan Produksi Bersih Pada Industri Sebagai Upaya Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup
Penerapan Produksi Bersih Pada Industri Sebagai Upaya Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Industri di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Jumlah penduduk yang tinggi dan tenaga
Lebih terperinciBAPPEDA KAB. LAMONGAN
BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Untuk Masing masing Misi Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamongan tahun
Lebih terperinciMerupakan salah satu elemen kualitas dalam perencanaan eko-arsitektur, walaupun terdapat beberapa masalah kualitas lainnya yang berhubungan.
Merupakan salah satu elemen kualitas dalam perencanaan eko-arsitektur, walaupun terdapat beberapa masalah kualitas lainnya yang berhubungan. Disampaikan oleh : Beta Paramita, MT. pada kuliah Arsitektur
Lebih terperinciPRODUKTIVITAS PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA PADA DINDING RUMAH TINGGAL. Oleh : Iwan Rustendi
PRODUKTIVITAS PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA PADA DINDING RUMAH TINGGAL Oleh : Iwan Rustendi Abstraksi Penentuan besarnya nilai produktivitas merupakan langkah awal yang harus dilakukan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan pesatnya pembangunan perumahan, maka sangat jelas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan pesatnya pembangunan perumahan, maka sangat jelas kebutuhan akan bahan bangunan akan semakin meningkat pula dibutuhkan. Masyarakat pada umumnya memilih
Lebih terperinciPENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE PADA RUMAH TINGGAL DARI SEGI MATERIAL
PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE PADA RUMAH TINGGAL DARI SEGI MATERIAL Allan Subrata Ottong 1, Felix Yuwono 2, Ratna S. Alifen 3, Paulus Nugraha 4 ABSTRAK : Pembangunan rumah tinggal di Indonesia adalah salah
Lebih terperinciPemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi
Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi Lia Laila Prodi Teknologi Pengolahan Sawit, Institut Teknologi dan Sains Bandung Abstrak. Sistem pengondisian udara dibutuhkan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hingga kini kita tidak bisa terlepas akan pentingnya energi. Energi merupakan hal yang vital bagi kelangsungan hidup manusia. Energi pertama kali dicetuskan oleh
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. masalah mengenai cara untuk mengestimasi biaya proyek sehingga harga yang keluar
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Pada tahap awal perencanaan proyek, para kontraktor selalu dihadapkan akan masalah mengenai cara untuk mengestimasi biaya proyek sehingga harga yang keluar untuk tender tidaklah
Lebih terperinci`BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
`BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta sebagai kota metropolitan dan ibukota negara menjumpai berbagai tantangan permasalahan. Salah satu tantangan tersebut adalah tantangan di bidang manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Sumber:
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Olahraga dapat menjadi batu loncatan sebagai pemersatu bangsa, daerah dan negara lainnya, baik di dalam skala nasional maupun internasional. Dalam setiap skala, negara-negara
Lebih terperinci2012, No BAB I PENDAHULUAN
5 2012, No.155 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/M- IND/PER/1/2012 TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGURANGAN EMISI CO 2INDUSTRI SEMEN DI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan. Negara Indonesia selain terkenal dengan Negara kepulauan, juga terkenal dengan keindahan alam dan kekayaan hutan.
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia selain terkenal dengan Negara kepulauan, juga terkenal dengan keindahan alam dan kekayaan hutan. (www.wikipedia.com) Terjaganya hutan dan area terbuka
Lebih terperincipemerintah dan lembaga pelayanan itu sendiri. Dalam menjalankan fungsinya Rumah Sakit dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi karyawan, pasien,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tren Eco-Friendly telah masuk dalam dunia perumahsakitan. Konsep Green Hospital saat ini telah berkembang menjadi pendekatan sisi baru dalam pengelolaan Rumah
Lebih terperinciUJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIO-COAL CAMPURAN BATUBARA DENGAN SERBUK GERGAJI DENGAN KOMPOSISI 100%, 70%, 50%, 30%
TUGAS AKHIR UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIO-COAL CAMPURAN BATUBARA DENGAN SERBUK GERGAJI DENGAN KOMPOSISI 100%, 70%, 50%, 30% Diajukan Guna Memenuhi Syarat Untuk Mencapai Derajat Sarjana Strata
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. produksi pertanian baik secara kuantitas maupun kualitas. Pada tahun 1984
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang memiliki tujuan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani pada khususnya dan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, inovasi dalam dunia konstruksi terus meningkat, seperti perkembangan kontruksi pada beton. Beton adalah salah satu bahan konstruksi yang
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan yang digunakan adalah sustainable
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture yang kaitannya sangat erat dengan objek perancangan hotel resort wisata organik dimana
Lebih terperinciPELAKSANAAN PROGRAM PEMANTAUAN LINGKUNGAN H M M C J WIRTJES IV ( YANCE ) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
PELAKSANAAN PROGRAM PEMANTAUAN LINGKUNGAN H M M C J WIRTJES IV ( YANCE ) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara A. Dasar Pemikiran Sejak satu dasawarsa terakhir masyarakat semakin
Lebih terperinciCARBON TRACING KOMPONEN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG (STUDI KASUS GEDUNG ISIPOL UAJY)
CARBON TRACING KOMPONEN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG (STUDI KASUS GEDUNG ISIPOL UAJY) Wulfram I. Ervianto 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari 44 Yogyakarta Email:
Lebih terperinciOPTIMASI SISTEM STRUKTUR CABLE-STAYED AKIBAT BEBAN GEMPA
OPTIMASI SISTEM STRUKTUR CABLE-STAYED AKIBAT BEBAN GEMPA Yusep Ramdani, MT (1), Murdini Mukhsin, MT, Iman Handiman, MT Teknik Sipil Universitas Siliwangi Tasikmalaya Email (1) ramdani.yusep1975@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dalam pengembangan suatu wilayah, terdapat beberapa konsep pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah Aliran Sungai (DAS), konsep pengembangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumberdaya alam (SDA) dan lingkungan merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dan merupakan tempat hidup mahluk hidup untuk aktivitas kehidupannya. Selain itu,
Lebih terperinciBARANG TAMBANG INDONESIA II. Tujuan Pembelajaran
K-13 Geografi K e l a s XI BARANG TAMBANG INDONESIA II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami kegiatan pertambangan. 2. Memahami
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Sisa Material Menurut Construction Waste Management Guide, sisa material adalah benda berwujud yang tidak berbahaya, yang berasal dari aktivitas pembangunan, penghancuran
Lebih terperinciGedung Kantor LKPP BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jakarta mengalami permasalahan rumit sebagaimana halnya dialami kota-kota besar lainnya di dunia. Harus diakui betapa sulit menyediakan kebutuhan akan ruang untuk menunjang
Lebih terperinciBAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA. Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green
BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA 3.1 Tinjauan Pustaka Tema Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green Architecture atau yang lebih dikenal dengan Arsitektur Hijau. Pada bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton merupakan bahan bangunan yang paling banyak digunakan pada struktur bangunan saat ini. Penggunaan beton sangat mudah dijumpai dalam setiap kegiatan pembangunan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Mulai tahap perencanaan hingga tahap analisis, penelitian dilaksanakan berdasarkan sumber yang berkaitan dengan topik yang dipilih, yaitu penelitian tentang agregat
Lebih terperinciVARIASI PENGGUNAAN JENIS MATERIAL BEKISTING PADA PEKERJAAN STRUKTUR PILE CAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP BIAYA DAN DURASI PELAKSANAAN PROYEK (194K)
VARIASI PENGGUNAAN JENIS MATERIAL BEKISTING PADA PEKERJAAN STRUKTUR PILE CAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP BIAYA DAN DURASI PELAKSANAAN PROYEK (194K) Yervi Hesna 1, Radhi Alfalah 2 1 Staf Pengajar Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian kali ini dengan cara survey. Survey dilakukan untuk mendapat data mengenai: Keadaan tapak. Data lingkungan keadaan sekitar tapak. Banyaknya
Lebih terperinciSAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS.
SAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS Di susun oleh : Di Susun Oleh : BAGAS BILAWA C. (0951110039) Dosen : HERU SUBIYANTORO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan perumahan menyebabkan kebutuhan akan bahan bangunan meningkat, hal ini karena dalam pembangunan tersebut membutuhkan bahan-bahan bangunan berupa batu, kerikil,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk di Kabupaten Garut telah mencapai 2,4 juta jiwa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepadatan penduduk di Kabupaten Garut telah mencapai 2,4 juta jiwa pada tahun 2006 memberikan konsekuensi pada perlunya penyediaan perumahan yang layak huni
Lebih terperinciGREEN CONCRETE. (Beton Hijau) Oleh : Rizky Astria, ST
GREEN CONCRETE (Beton Hijau) Oleh : Rizky Astria, ST Pascasarjana Universitas Gunadarma 2014 GREEN CONCRETE (Beton Hijau) Oleh : Rizky Astria, ST Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia yang semakin
Lebih terperinciMODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SUMUR GALI
MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SUMUR GALI MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SUMUR GALI SUMUR GALI Cetakan 1-2014 Modul disusun oleh : Ir. Sri Darwati,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional yang memiliki tujuan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang memiliki tujuan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani pada khususnya dan masyarakat
Lebih terperinciPemanfaatan Abu Batubara BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini banyak indutri telah mengganti sumber tenaga pada pembangkit uap/boiler dari minyak (IDO atau MFO) dengan batubara sebagai akibat langka dan mahalnya harga
Lebih terperinciPendekatan Pengelolaan Lingkungan. Investigasi Kerusakan Lingkungan. PengelolaanLingkunganHidup:
Kerusakan Lingkungan: Perubahan Langsung dan atau Tidak Langsung terhadap Sifat Fisik, Kimia, dan atau Hayati Lingkungan Hidup yang Melampaui Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan. Perusakan lingkungan hidup:
Lebih terperinciTabel 1.1. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Provinsi Daerah istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi padat penduduk di Indonesia yang menempati urutan ketiga setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang permasalahan yang dihadapi oleh para peneliti di bidang lingkungan, permasalahan yang dihadapi oleh instansi penyedia data, tujuan dan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN 1. Kuat tekan beton yang direncanakan adalah 250 kg/cm 2 dan kuat tekan rencana ditargetkan mencapai 282 kg/cm 2. Menurut hasil percobaan yang telah dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Millenium yang ketiga ini manusia tidak pernah jauh dari bangunan yang terbuat dari Beton. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang
Lebih terperinciRingkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional
Ringkasan Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan, dan cepatnya terjadi perubahan lingkungan
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP PERANCANGAN
BAB IV: KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Perancangan 4.1.1 Green Arsitektur Green Architecture ialah sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun
Lebih terperinciSTUDI AWAL KEBUTUHAN MATERIAL BATA PADA PROYEK PERUMAHAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN
STUDI AWAL KEBUTUHAN MATERIAL BATA PADA PROYEK PERUMAHAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN Sentosa Limanto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Petra Surabaya Jl. Siwalankerto I/121-131
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsep bangunan hijau merupakan sebuah isu penting dalam desain arsitektur. Menurut Konsil Bangunan Hijau Indonesia, bangunan hijau adalah bangunan yang dalam tahap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Beton menyerupai batu yang diperoleh dengan membuat suatu campuran yang mempunyai proporsi tertentu dari semen, pasir dan koral atau agregat lainnya, dan air untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya tembok atau dinding dibuat dari bahan batu kali atau bata merah yang dilapisi dengan mortar, pada volume besar dan letak bangunan di daerah yang memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era modern ini semakin banyak pembangunan yang terus-menerus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern ini semakin banyak pembangunan yang terus-menerus dilakukan. Kebutuhan yang selalu meningkat membuat banyak orang yang ingin terus melakukan pembangunan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ARSITEKTUR II
PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Green Architecture (Materi pertemuan 7) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI PRINSIP-PRINSIP GREEN
Lebih terperinciBAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH
RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 V-1 BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH Permasalahan dan tantangan yang dihadapi, serta isu strategis serta visi dan misi pembangunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Berdasarkan sensus, Jakarta merupakan salah satu kota dengan penduduk terpadat yaitu 8.509.170 jiwa (Dinas Kependudukan dan catatan Sipil 2008). Tingginya tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecil dikarenakan ketersediaan bahan bakar global yang semakin menipis dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Energi dan lingkungan merupakan bagian penting yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Pada era globalisasi seperti saat ini, tuntutan terhadap adanya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sisa Material Menurut Construction Waste Management Guide, sisa material adalah benda yang tidak berbahaya berwujud yang berasal dari aktivitas pembangunan, penghancuran dan
Lebih terperinci