IX. Genetika Mendel (Mendel and the Gene Idea) Diambil dari Campbell et al (2009), Biology 8th

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IX. Genetika Mendel (Mendel and the Gene Idea) Diambil dari Campbell et al (2009), Biology 8th"

Transkripsi

1 7/10 November 2011 Tatap Muka 7: Heredity II IX. Genetika Mendel (Mendel and the Gene Idea) Diambil dari Campbell et al (2009), Biology 8th Jika Anda bertemu dengan seseorang yang berambut ungu, maka Anda akan berpikir bahwa rambut ungu tersebut tidak diwarisi dari orangtuanya. Disadari atau tidak, Anda sebenarnya telah melakukan observasi tentang warna rambut, dan barangkali juga sifat-sifat lain dan melihat variasi yang terdapat secara alami pada populasi. Rambut berwarna hitam, coklat, atau merah dan tipe rambut yang lurus atau keriting merupakan sebagian dari variasi sifat yang diturunkan. Prinsip genetika apakah yang bertanggungjawab terhadap transmisi trait tertentu dari orang tua kepada anak-anaknya? Penjelasan tentang hereditas pada tahun 1800an adalah hipotesis blending, yaitu materi genetik yang berasal dari dua orang tua bercampur seperti bercampurnya warna biru dan kuning yang membentuk warna hijau. Hipotesis ini memprediksi bahwa dalam beberapa generasi, suatu populasi yang melakukan perkawinan bebas akan menghasilkan populasi yang memiliki individu yang seragam. Namun demikian, pengamatan kita seharihari dan hasil dari percobaan pemuliaan hewan dan tumbuhan menunjukkan hasil yang kontradiktif. Hipotesis blending, juga gagal dalam menjelaskan fenomena lain pewarisan, seperti trait yang muncul kembali sesudah beberapa generasi. Bentuk alternatif dari model blending adalah hipotesis pewarisan: gen. Menurut model ini orang tua mewariskan unit keturunan (gen) yang menyimpan identitas terpisah kepada anak-anaknya. Genetika modern diawali oleh Gregor Mendel, yang mengembangkan teori pewarisan jauh sebelum kromosom ditemukan dan tingkah lakunya dipahami. Pada bab ini akan dibahas percobaan Mendel dan bagaimana Mendel sampai pada teori pewarisan. Pola pewarisan trait yang lebih kompleks dari observasi Mendel juga akan dibahas dengan konsep kunci: 1. Mendel used the scientific approach to identify two laws of inheritance 2. Inheritance patterns are often more complex than predicted by simple Mendelian genetics Kompetensi yang diharapkan adalah: 1. Mahasiswa mampu menerangkan hukum segregasi dan hukum independent assortment 2. Mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana expresi fenotif pada heterozigot berbeda dari complete dominance, incomplete dominance, dan codominance 3. Mahasiswa mampu mendefinisikan dan memberi contoh pleiotropy dan epistasis 120

2 1. Mendel used the scientific approach to identify two laws of inheritance Mendel s Experimental, Quantitative Approach Salah satu alasan Mendel memilih bekerja dengan tanaman polong pea adalah karena tanaman ini memiliki varietas yang beragam (sebagai contoh, satu varietas memiliki bunga ungu dan varietas lain memiliki bunga putih). Variasi karakter diantara individu seperti warna bunga disebut karakter. Tiap-tiap varian dari sebuah karakter seperti ungu atau putih untuk warna bunga disebut trait (sifat). Alasan lain Mendel menggunakan tanaman tersebut adalah waktu generasinya yang pendek dan anakan yang dihasilkan dalam jumlah besar dalam satu kali perkawinan. Lebih jauh lagi Mendel dapat mengendalikan perkawinan antar tumbuhan. Organ reproduktif dari tanaman pea terdapat pada bunganya dan tiap bunga pea memiliki organ penghasil polen (stamen) dan organ penghasil sel telur (karpel). Di alam, tanaman ini pada umumnya melakukan fertilisasi sendiri: polen dari stamen membuahi karpel dari bunga yang sama, dan sperma yang dilepaskan oleh polen membuahi sel telur yang ada dalam karpel. Untuk memperoleh polinasi silang (fertilisasi antara tumbuhan berbeda), Mendel menghilangkan stamen muda pada tumbuhan sebelum mampu menghasilkan polen dan kemudian menyapukan polen dari tumbuhan lain pada bunga yang dipilih (Figure 14.2). Tiap-tiap zigot yang dihasilkan berkembang menjadi embrio tumbuhan yang dilindungi oleh biji. Mendel memilih untuk mengikuti karakter-karakter yang memiliki perbedaan yang mencolok. Sebagai contoh, tumbuhan yang dipakainya hanya memiliki bunga ungu atau bunga putih, dan tidak terdapat warna intermediate diantara dua verietas tersebut. Mendel juga meyakinkan bahwa ekperimen yang dilakukan dimulai dengan varietas yang selama beberapa generasi melakukan polinasi sendiri, yang hanya memproduksi varietas sama dengan induknya. Tumbuhan seperti ini disebut true-breeding (galur murni). 121

3 Sebagai contoh, tumbuhan dengan warna bunga ungu adalah true-breeding jika biji yang dihasilkan melalui self polination pada beberapa generasi juga menghasilkan tumbuhan yang berwarna bunga ungu. Dalam percobaan breeding, Mendel melakukan polinasi silang 122

4 dua galur murni varietas pea yang memiliki sifat berlawanan (sebagai contoh, tumbuhan berbunga ungu dan berbunga putih). Perkawinan atau penyilangan diantara dua varietas galur murni ini disebut hibridisasi. Induk galur murni disebut sebagai generasi P (generasi parental), dan anakannya disebut generasi F1 (generasi filial pertama). Hibrid F1 yang melakukan penyerbukan sendiri menghasilkan generasi F2 (generasi filial kedua). Mendel selanjutnya mengikuti perkembangan sifat dari P, F1 dan F2. The Law of Segregation Jika model blending benar maka hibrid F1 yang berasal dari persilangan antara tanaman pea yang berbunga ungu dan putih akan menghasilkan pohon dengan bunga ungu pucat, sebuah sifat intermediate antara kedua generasi P. Perhatikan Figure 14.2 yang menunjukkan eksperimen memberikan hasil yang berbeda: semua generasi F1 memiliki bunga ungu seungu induknya. Apa yang terjadi dengan gen tumbuhan berbunga putih pada hibrid tersebut? Jika hilang maka tumbuhan F1 hanya dapat menghasilkan anakan berbunga ungu pada generasi F2. Ketika Mendel membiarkan tumbuhan F1 untuk melakukan penyerbukan sendiri dan kemudian menanam bijinya, bunga putih muncul lagi dalam generasi F2. Mendel menggunakan sampel berukuran besar dan mencatat hasilnya secara akurat: 705 tumbuhan F2 memiliki bunga ungu, dan 224 memiliki bunga putih. Data ini sesuai dengan ratio tiga ungu dan satu putih (Figure 14.3). Mendel memberikan rational bahwa faktor keturunan untuk bunga putih tidak menghilang pada tumbuhan F1, tetapi tertutup ketika faktor keturunan bunga ungu ada. Dalam terminologi Mendel, warna bunga ungu adalah sifat dominan dan warna putih adalah sifat resesif. Munculnya kembali tumbuhan bunga putih pada generasi F2 merupakan bukti bahwa faktor keturunan menyebabkan warna putih tidak larut atau tidak rusak dengan adanya faktor bunga ungu dalam hibrid F1. Mendel mendapatkan pola keturunan yang sama dalam enam karakter lainnya yang masing-masing diwakili oleh dua sifat yang berbeda (Tabel 14.1). Sebagai contoh, ketika Mendel menyilangkan galur murni varietas yang memiliki biji halus bundar dengan biji berkeriput, semua hibrid F1 menghasilkan biji bundar halus yang merupakan sifat dominan bentuk biji. Pada generasi F2, 75% biji adalah biji bundar dan 25% biji keriput (perbandingan 3:1 seperti disajikan Figure 14.3). 123

5 124

6 125

7 Mendel s Model Mendel mengembangkan suatu model untuk menjelaskan pola penurunan 3:1 yang secara konsisten ditemukan dalam experimennya dalam anakan F2. Terdapat empat konsep yang saling berhubungan yang menyususn model tersebut, dimana yang keempat adalah law of segregation. Pertama, alternative version of genes account for variations in inherited characters. Gen untuk warna bunga pada tanaman pea sebagai contohnya terdapat dalam dua versi, yaitu versi pertama untuk bunga ungu dan yang lainnya untuk bunga putih. Versi alternative dari gen disebut allel (Figure 14.4). Pada masa sekarang konsep ini dapat dikaitkan dengan kromosom dan DNA. Tiap-tiap gen adalah urutan tertentu nukleotida pada tempat yang spesifik yang disebut locus pada kromosom tertentu. DNA pada locus tersebut dapat sedikit bervariasi dalam urutan nukleotidanya demikian juga dengan informasi yang dikandungnya. Alel bunga ungu dan alel bunga putih adalah kemungkinan dua variasi DNA pada locus warna bunga pada salah satu kromosom tanaman pea. Kedua, for each characters, an organism inherits two alleles, one from each parent. Mendel menarik deduksi ini tanpa mengetahui peran kromosom. Ingatlah bahwa tiap sel somtik pada organisme diploid memiliki dua set kromosom, tiap-tiap set diwarisi dari tiap orang tua. Dua alel pada locus tertentu dapat bersifat identik seperti tanaman galur murni pada generasi P atau kedua alel tersebut bisa berbeda seperti pada hybrid F1. 126

8 Ketiga, if the two alleles at a locus differ, then one, the dominant allele, determines the organism s appearance; the other, the recessive allele, has no noticeable effect on the organism s appearance. Tumbuhan F1-nya Mendel memiliki bunga ungu karena alel untuk sifat tersebut dominan dan alel bunga putih resesif. Keempat dan bagian terakhir dari model Mendel, law of segregation (hukum segregasi), menyatakan bahwa the two alleles for a heritable character segregate (separate) during gamete formation and end up in different gametes. Dengan demikian, sel telur atau sel sperma hanya mendapatkan satu dari dua alel yang terdapat di dalam sel somatik organisme yang membentuk gamet. Dalam kromosom, pemisahan ini sejalan dengan distribusi dari dua anggota pasangan kromosom homolog ke dalam gamet yang berbeda pada pembelahan meiosis (lihat Figure 13.7). Ingatlah bahwa jika sebuah organisme memiliki alel yang identik untuk karakter tertentu, berarti organisme tersebut adalah galur murni untuk karakter tersebut, sehingga alel tersebut terdapat di keseluruhan gamet. Tetapi jika alel yang ada berbeda, maka 50% dari gamet menerima alel dominan dan 50% menerima alel resesif. Apakah model segregasi Mendel menentukan ratio 3:1 yang diamatinya pada generasi F2? Untuk karakter warna bunga, model tersebut memprediksikan bahwa dua alel yang berbeda pada individu F1 akan bersegregasi ke dalam gamet sedemikian rupa sehingga separoh dari gamet akan memiliki alel bunga ungu dan separoh lagi akan memiliki alel bunga putih. Selama penyerbukan sendiri, gamet dari tiap-tiap kelompok menyatu secara random. Sel telur dengan alel bunga ungu memiliki kesempatan yang sama untuk dibuahi oleh sperma dengan alel bunga ungu atau dengan alel bunga putih. Karena hal yang sama dapat terjadi pada sel telur dengan warna bunga putih maka terdapat empat kemungkinan kombinasi yang sama dari sel telur dan sperma. Figure 14.5 menggambarkan kombinasi tersebut menggunakan Punnett square, sebuah diagram praktis untuk memprediksi komposisi alel anakan dari penyilangan antara individu yang telah diketahui susunan genetiknya. Ingatlah bahwa huruf besar digunakan untuk menyimbolkan alel dominan dan huruf kecil untuk alel resesif. Pada contoh diatas, P adalah alel bunga ungu, dan p adalah alel bunga putih. Bagaimanakah penampilan fisik dari anakan F2? Seperempat dari tanaman mewarisi dua alel bunga ungu sehingga memiliki bunga yang berwarna ungu. Setengah dari anakan F2 mewarisi satu alel bunga ungu dan satu alel bunga putih; dan memiliki bunga warna ungu. Seperempat dari anakan F2 mewarisi dua alel bunga pitih dan mengekspresikan bunga warna putih. Mendel memperoleh ratio 3:1 untuk sifat yang terdapat pada generasi F2. 127

9 128

10 The Law of Independent Assortment Hukum segregasi Mendel berawal dari ekperimen dengan karakter tunggal seperti warna bunga. Semua keturunan F1 yang dihasilkan adalah galur murni monohibrid. Mendel mengidentifikasi hukum kedua dengan mengamati dua karakter pada waktu yang bersamaan seperti warna biji dan bentuk biji. Figure 14.8 menggambarkan penyilangan dihibrid yaitu penyilangan antara dihibrid F1. Hasil dari percobaan dihibrid tersebut menjadi dasar dari law of independent assortment, yang menyatakan bahwa each pair of alleles segregates independently of each other pair of alleles during gamete formation. Hukum ini hanya berlaku bagi gen (pasangan alel) yang terletak pada kromosom yang berbeda yaitu pada kromosom yang tidak homolog. Gen yang terletak berdampingan pada kromosom yang sama cenderung untuk diwariskan secara bersama-sama dan memiliki pola penurunan yang lebih kompleks dari pada yang dapat diprediksikan oleh hukum independent assortment. 2. Inheritance patterns are often more complex than predicted by simple Mendelian genetics Extending Mendelian Genetics for a Single Gene Penurunan karakter oleh gen tunggal menyimpang dari pola Mendel jika alel secara keseluruhan tidak menunjukkan sifat dominan atau sifat resesif yaitu ketika gen tertentu memiliki lebih dari dua alel atau ketika satu gen menghasilkan lebih dari satu fenotif. Degrees of Dominance Alel dapat menunjukkan tingkat dominansi atau resesif yang berbeda satu dengan lainnya. Pada penyilangan pea yang dilakukan Mendel, anakan F1 selalu menunjukkan salah satu sifat dari sifat kedua induknya karena satu alel dari pasangan alel menunjukkan complete dominance (dominansi lengkap) terhadap alel lainnya dari pasangan tersebut. Pada beberapa gen, tidak ada alel yang secara lengkap mendominasi, sehingga anakan F1 memiliki fenotif diantara variasi kedua induknya. Fenomena ini disebut incomplete dominance dan ditunjukkan oleh penyilangan tanaman snapdragon berbunga merah dan putih dimana seluruh hibrid F1 memiliki bunga berwarna pink (Figure 14.10). Fenotif ketiga ini muncul karena bunga dari heterozigot memiliki pigmen merah lebih sedikit dibandingkan dengan homozigot warna merah. 129

11 Variasi lain dari hubungan dominansi antar alel disebut codominance. Pada variasi ini kedua alel mempengaruhi fenotif dengan cara yang terpisah dan berbeda. Sebagai contoh, golongan darah MN manusia ditentukan oleh alel codominan untuk dua molekul khusus yang terletak di permukaan sel darah merah yaitu molekul M dan molekul N. Sebuah lokus tunggal (dengan dua kemungkinan variasi alel) menentukan fenotif golongan darah. Individu homozigot untuk alel M (MM) memiliki sel darah merah dengan molekul M saja sedangkan individual homozigot untuk alel N (NN) hanya memiliki sel darah merah dengan molekul N saja. Jika kedua molekul M dan N terdapat pada sel darah merah, individu tersebut adalah heterozigot untuk alel M dan N (MN). Ingatlah bahwa fenotif MN bukan fenotif intermediate antara M dan N. 130

12 Frequency of Dominant Alleles Terdapat suatu anggapan bahwa alel dominan suatu karakter akan lebih umum ditemukan dalam suatu populasi dari pada alel yang resesif, namum tidaklah selalu demikian. Sebagai contoh, hanya sekitar satu dari 400 bayi di US dilahirkan dengan jari tangan atau kaki lebih dari lima (polydactyly). Kasus polydactyly disebabkan oleh terdapatnya alel dominan. Rendahnya frekuensi polydactyly menunjukkan bahwa alel resesif (menghasilkan 5 jari) lebih prevalen dari pada alel dominan dalam suatu populasi. Multiple Alleles Sebagian besar gen memiliki lebih dari dua bentuk alel. Golongan darah ABO manusia sebagi contohnya ditentukan oleh tiga alel dari satu gen yaitu IA, IB dan i. Satu orang dapat memiliki golongan darah A, B, AB atau O. Huruf-huruf tersebut mengacu pada karbohidrat yang terdapat pada permukaan sel darah merah. Darah seseorang dapat memiliki karbohidrat A (golongan darah A), karbohidrat B (golongan darah B), keduanya (AB) atau tidak memiliki sama sekali (O) (Figure 14.11). 131

13 Pleiotropy Sebagian besar dari gen memiliki multiple effect (efek ganda) terhadap fenotifnya, disebut pleiotropy. Pada manusia, alel pleiotropi bertanggungjawab terhadap gejala multipel yang berhubungan dengan penyakit yang dirunkan seperti cystic fibrosis dan sickle-cell. Pada tanaman pea, gen yang menentukan warna bunga juga mempengaruhi warna lapisan luar biji (abu-abu atau putih). 132

14 Extending Mendelian genetics for Two or More Genes Epistasis Pada epistasis, satu gen pada satu lokus mengubah ekspresi fenotik dari gen pada lokus lain. Sebagai contoh, pada tikus dan mamalia lain, bulu warna hitam (B) dominan terhadap warna coklat (b). Untuk mendapatkan bulu warna coklat seekor tikus harus memiliki genotif bb; tetapi gen kedua menentukan apakah pigmen akan didepositkan pada bulu. Alel dominan C menghasilkan deposisi pigmen baik hitam maupun putih tergantung dari genotif pada lokus pertama. Jika tikus tersebut adalah homozigot resesif (cc), maka bulunya berwarna putih walaupun genotif warna menunjukkan hitam/coklat pada lokus pertama. Dalam kasus ini gen deposisi pigmen (C/c) dikatakan epistatik terhadap gen pengkode pigmen hitam atau coklat (B/b). Apakah yang terjadi jika tikus hitam heterozigot disilangkan? Lihat gambar

15 Polygenic Inheritance Mendel mempelajari karakter yang dapat dipisahkan (contoh warna ungu dan warna putih pada bunga) namun banyak karakter yang tidak dapat dipisahkan dengan jelas seperti warna kulit manusia dan tinggi manusia karena karakter ini bervariasi sepanjang continuum (memiliki gradasi). Hal tersebut dikatakan debagai quantitatif characters. Variasi kuantitatif pada umumnya menunjukkan adanya polygenic inheritance, yaitu suatu efek tambahan dari dua atau lebih gen terhadap satu karakter fenotif (kebalikan dari pleiotropy dimana satu gen mempengaruhi beberapa karakter fenotif). Pigmentasi kulit manusia ditentukan oleh paling sedikit tiga gen terpisah yang diwariskan (Figure 14.13). 134

16 RINGKASAN Gen memiliki bentuk alternatifnya (alel). Pada organisme diploid, dua alel dari suatu gen terpisah selama pembentukan gamet: setiap sel sperma atau sel telur hanya membawa satu alel dari setiap pasangnya. Hukum ini menjelaskan ratio 3:1 pada fenotif monohibrid F2 yang melakukan polinasi sendiri. Setiap organisme mewarisi satu alel dari tiap gen dari tiap orang tua. Pada organisme heterozigot, dua alel tersebut berbeda, dan expresi dari salah satu (alel dominan) menutupi efek fenotifik dari alel yang lainnya (alel resesif). Organisme homozigot memiliki alel identik pada gen tertentu dan disebut sebagai galur murni. 135

17 Setiap pasangan alel (untuk satu gen) terpisah ke dalam gamet secara independen terhadap pasangan yang lainnya. Pada perkawinan silang dihibrid (individu heterozigot untuk dua gen), keturunannya menghasilkan empat fenotif dengan ratio 9:3:3:1. 136

18 QUIZ 1. Dalam proses pembentukan gamet, sel telur atau sel sperma hanya memiliki satu dari dua alel yang terdapat dalam sel. Hal ini merupakan penjelasan dari A. law of segregation B. dominasi alel C. law of independent assortment D. model Mendel 2. Fenomena incomplete dominance disebabkan oleh tidak adanya alel yang secara lengkap mendominasi (B/S) 3. Contoh gen yang memiliki multiple alleles adalah A. gen warna kulit manusia B. gen warna bulu tikus C. gen golongan darah ABO D. semua jawab salah 4. Versi alternatif dari gen disebut lokus (B/S) 5. Replikasi DNA dimulai dari tempat yang disebut origins of replication (B/S) 137

19 X. Biologi Molekuler Gen (The Molecular Basis of Inheritance) Diambil dari Campbell et al (2009), Biology 8th Dari semua molekul alam, asam nukleat memiliki keunikan dalam mereplikasi dirinya sendiri dengan menggunakan monomer-monomer. Kemiripan keturunan dengan induknya adalah berdasarkan replikasi DNA yang akurat dan transmisi DNA dari satu generasi kepada generasi berikutnya. Informasi hereditas terkandung di dalam bahasa kimia DNA yang mampu menggandakan diri dalam sel. Program DNA inilah yang mengararahkan perkembangan biokimia, anatomi, fisiologi, dan dalam beberapa hal trait tingkah laku organisme. Dalam bab ini akan dibahas bagaimana DNA bereplikasi dan bagaimana sel melakukan reparasi terhadap DNA yang rusak. Pada bagian akhir akan dikaji bagaimana DNA dikemas dalam bentuk kromosom. Konsep kinci yang diacu adalah: 1. Many proteins work together in DNA replication and repair 2. A chromosome consists of a DNA molecule packed together with proteins Sedangkan kompetensi yang diharapkan meliputi 1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan struktur DNA 2. Mahasiswa mampu mendeskripsikan proses replikasi DNA 3. Mahasiswa mampu mendeskripsikan kerja dari DNA polymerase, DNA ligase, primer, primase, helicase, topoisomerase, dan single-strand binding proteins 4. Mahasiswa mampu mendeskripsikan pengemasan kromosom Struktur DNA The DNA Double Helix Molekul DNA memiliki dua polinukleotida yang terpilin seperti spiral disepanjang axis imajiner membentuk double helix (Figue 5.28). Kedua rangka gula-fosfatnya terletak dengan arah yang saling terbalik terhadap salah satu pasangannya (suatu aransemen/ tataletak yang disebut sebagai antiparalel). Rangka gula-fosfat terletak dibagian luar dari helix dan basa-basa nitrogen saling berpasangan di bagian dalam helix. Kedua untai polinukleotida ini terikat oleh ikatan hidrogen. Hanya basa-basa tertentu dalam double helix yang kompatibel. Adenin (A) selalu berpasangan dengan timin (T) dan guanin (G) selalu berpasangan dengan sitosin (C). Jika urutan basa dari salah satu untai DNA dibaca maka akan diketahui urutan basa pada untai pasangannya. Sebagai contoh, salah satu untai memiliki urutan basa 5 -AGGTCCG-3 maka urutan basa pada untai pasangannya adalah 3 -TCCAGGC-5. Sifat inilah yang memungkinkan DNA mampu melakukan salinan yang akurat dan bertanggungjawab terhadap penurunan sifat. Pada 138

20 pembelahan sel, tiap-tiap untai DNA menjadi template (cetakan) untuk menyusun untai baru. Hasilnya berupa salinan yang identik dengan molekul DNA untai ganda yang asli. Jadi struktur DNA menjelaskan fungsi DNA dalam mentransmisikan informasi genetik pada saat sel bereproduksi. 1. Many proteins work together in DNA replication and repair DNA Replication: A Closer Look Bacteria E. coli memiliki kromosom tunggal yang terdiri dari sekitar 4.6 juta pasang nukleotida. Pada lingkungan yang menguntungkan, sel E. coli mampu menyalin seluruh DNA-nya dan memisahkan diri untuk membentuk dua individu baru yang identik secara genetik dalam waktu kurang dari satu jam. Tiap sel manusia memiliki sekitar enam milyard pasang basa; dan sel manusia hanya membutuhkan waktu beberapa jam saja untuk 139

21 menyalin seluruh DNA-nya. Replikasi dari informasi genetik yang sangat banyak ini dilakukan dengan kesalahan yang sangat rendah (sekitar satu diantara 10 milyard nukleotida). Lebih dari 12 macam enzim dan protein lain terlibat dalam replikasi DNA. Getting Started Replikasi molekul DNA dimulai dari tempat khusus yang disebut origins of replication (rangkaian pendek DNA yang memiliki sequence nukleotida tertentu). Kromosom E. coli seperti pada bacteria lainnya berbentuk sirkular dan memiliki satu origin. Protein yang mengawali replikasi DNA mampu mengenali sequence origin kemudian menempel pada DNA, memisahkan dua untai dan membentuk replication bubble (gelembung replikasi). Replikasi DNA selanjutnya berjalan dari dua arah sampai seluruh DNA disalin (Figure 16.12a). Pada kromosom sel eukariot terdapat ratusan bahkan ribuan origins of replication. Terbentuk banyak gelembung replikasi yang akhirnya akan menyatu sehingga mempercepat penyalinan molekul DNA yang sangat panjang (Figure 16.12b). Pada ujung gelembung replikasi terdapat replication fork (garpu replikasi) yaitu suatu are berbentu huruf Y dimana untai DNA induk dibuka jalinanya. Beberapa macam protein berperan dalam proses terbukanya jalinan/untaian DNA (16.13). Helicase adalah enzim yang berperan dalam membuka pilinan dari double helix pada area replication fork sehingga memisahkan dua untai induk DNA dan membuat untai ini sebagai untai cetakan. Sesudah pemisahan untai induk, single-strand binding protein, mengikat untai tunggal DNA dan menstabilkan untai ini. Terbukanya lipatan dari double helix menyebabkan terjadinya lipatan yang lebih erat/kuat dan ketegangan pada area didepan replication fork. Oleh karena itu topoisomerase yang berfungsi membantu mengurangi ketegangan menggabungkan diri dengan untai DNA. 140

22 Dua untai DNA induk yang telah terpisah berlaku sebagai template (cetakan) untuk mensintesa untai DNA baru. Namun demikian, enzim yang mensintesa DNA tidak dapat memulai sintesis polinukleotida; enzim ini hanya mampu menambahkan nukleotida pada ujung dari rantai yang sudah ada yaitu yang telah berpasangan dengan untai dari cetakan induk. Rantai nukleotida awal yang dihasilkan selama sintesis DNA sebenarnya adalah untai pendek dari RNA, bukan DNA. Rantai pendek RNA ini disebut primer dan primer tersebut disintesa oleh enzim primase. Primase mengawali rantai pendek RNA dari satu nukleotida RNA yang ditambahkan satu persatu mengikuti untai DNA induk sebagai template-nya. Primer pada umumnya memiliki 5-10 nukleotida. Untai DNA yang baru dimulai dari ujung 3 primer RNA. 141

23 Synthesizing a New DNA Strand Enzim DNA polimerase mengkatalisis sintesis DNA baru dengan menambahkan nukleotida pada rantai yang telah terbentuk sebelumnya. Pada E. Coli terdapat beberapa DNA polimerase yang berlainan tetapi hanya dua yang berperan sangat penting dalam replikasi DNA: DNA polimerase III dan DNA polimerase I. Situasi pada sel eukariot lebih kompleks dan paling sedikit terdapat 11 DNA polimerase yang berlainan. Namun demikian prinsip dasar replikasi DNA antara sel prokariotik dan sel eukariot adalah sama. Dalam bekerjanya, DNA polimerase membutuhkan primer, untai DNA template dan nukleotida DNA. Pada E. Coli DNA polemerase III menambahkan nukleotida DNA pada ujung primer RNA dan seterusnya menambahkan nukleotida DNA pada ujung yang baru terbentuk sesuai dengan yang telah didiktekan oleh untai induk dari DNA template. Laju dari perpanjangan DNA ini mencapai 500 nukleotida per detik pada bacteria dan 50 per detik pada sel manusia. Proof reading and Repairing DNA Ketepatan dari replikasi DNA tidak hanya tergantung dari spesifikasi pasangan basa saja. Kekeliruan dapat terjadi terhadap salinan DNA dan kekeliruan ini dapat mencapai satu dalam 10 milyard nukleotida. Kekeliruan yang terjadi pada awal pasangan antara nukleotida yang dipasangkan dan nukleotida yang ada pada untai induk DNA template dapat mencapai satu dalam 100,000 nukleotida. Selama terjadinya replikasi DNA, DNA polimerase melakukan proofreading terhadap tiap nukleotida yang dipasangkan dengan nukleotida untai induk segera sesudah ditambahkan pada untai baru. Jika polimerase mendeteksi adanya pasangan nukleotida yang keliru, polimerase memindahkan nukleotida yang tidak cocok tersebut dari untai baru, enzim ini kemudian memulai kembali proses sintesis untai DNA baru. Pasangan nukleotida yang keliru dapat terjadi sesudah proses replikasi. Pada kenyataannya pemeliharaan informasi genetik dalam DNA membutuhkan reparasi. Molekul DNA secara terus menerus terekspose pada lingkungan kimiawi dan fisik yang membahayakan. Berbagai zat kimia reaktif (dalam lingkungan maupun secara alami di 142

24 dalam sel), emisi radioaktif, sinar X, sinar UV dan beberapa molekul dalam asap rokok mampu mengubah nukleotida dan mempengaruhi pengkodean informasi genetik. Selain itu, basa DNA seringkali melakukan perubahan kimiawi secara spontan pada kondisi sel normal tetapi perubahan ini pada umumnya diperbaiki sebelum terjadi mutasi. Setiap sel secara terus menerus memonitor dan memperbaiki materi genetiknya. Karena reparasi dari DNA yang rusak penting untuk kelangsungan hidup sel, maka tidak mengherankan jika banyak terdapat enzim yang mereparasi DNA dalam sel. Sekitar 100 enzim reparasi DNA diketahui terdapat pada E. coli dan sekitar 130 sudah teridentifikasi sebagai enzim reparasi DNA pada manusia. Sebagian besar sistem sel yang bekerja memperbaiki pasangan nukleotida yang keliru (baik karena kerusakan DNA ataupun karena kekeliruan dalam replikasi) dilakukan menggunakan mekanisme struktur pasangan basa DNA. Segmen dari untai DNA yang mengandung pasangan keliru dipotong oleh enzim pemotong DNA, nuklease. Area kosong karena pemotongan tersebut diisi dengan nukleotida yang sesuuai dengan informasi pada DNA template. Enzim yang terlibat adalah DNA polimerase dan DNA ligase (Figure 16.18). 143

25 Replicating the Ends of DNA Molecules Molekul DNA sel eukariot memiliki sequence nukleotida khusus yang disebut telomere pada akhir dari untai DNA yang direplikasi. Telomere tidak mengandung gen tetapi mengandung DNA dengan pengulangan nukleotida. Pada manusia, telomere mengandung sequence enam nukleotida TTAGGG yang diulang antara 100 hingga 1000 kali. Telomere melindungi gen organisme (bersama-sama dengan protein yang berasosiasi dengannya) (ujung untai baru DNA bergerak tidak menentu dan dapat mengakibatkan terpisahnya molekul DNA menjadi dua untai yang kemudian mengaktifkan jalur signal transduction yang menyebabkan berhentinya siklus sel atau mengakibatkan kematian sel). 144

26 2. A chromosome consists of a DNA molecule packed together with proteins Komponen utama genome dari sebagian besar bacteria berupa satu molekul sirkular DNA yang memiliki dua untai. Molekul tersebut berasiosiasi dengan sejumlah kecil protein. Kromosom eukariot tersusun atas DNA linier yang berasosiasi dengan protein dalam jumlah besar. Pada E. coli kromosomnya tersusun atas 4.6 juta pasang nukleotida yang terdiri atas 4,400 gen. Jumlah ini 100 kali lipat jumlah DNA yang dapat ditemukan pada virus tetapi hanya merupakan seper seribu DNA pasda sel somatik manusia. Jika dipanjangkan, DNA E. coli dapat mencapai satu milimeter (500 kali panjang selnya). Dalam sel bakteria, protein tertentu menyebabkan kromosom tergulung, dan memadat sedemikian rupa sehingga mampu menempati sebagian sitoplasma. Kromosom eukariot masing-masing tersusun atas DNA double-helix yang pada manusia terdiri atas kurang lebih 1.5 x 10 8 pasang nukleotida. Di dalam sel, DNA eukatriot bergabung dengan sejumlah besar protein. Secara bersama-sama komponen DNA dan protein yang disebut chromatin, mampu menempati nukleus melalui sistem pengepakan yang rumit dan bertingkat. Figure menyajikan tahapan tingkatan pengepakan DNA dalam kromosom. 145

27 146

28 147

29 RINGKASAN DNA polimerase melakukan proofreading terhadap DNA baru, mengganti nukleotida yang tidak tepat. Dalam kasus pasangan basa yang keliru, enzim-enzim mengkoreksi kekeliruan yang ada. Reparasi pemotongan nukleotida merupakan proses umum dimana enzim memotong dan mengganti DNA yang rusak. Ujung akhir dari DNA kromosom organisme eukariot memendek dalam setiap siklus replikasi. Terdapatnya telomere (yaitu suatu sekuen repetitif yang terdapat di ujung molukul DNA) mampu menunda terjadinya erosi pada gen. Kromosom bakteria pada umumnya berbentuk molekul DNA sirkular dengan protein. Kromatin eukariotik yang membentuk kromosom tersusun atas sebagian besar DNA, histone, dan protein lain. Histone berikatan satu dengan lainnya dan berikatan dengan DNA membentuk nukleosom, yang merupakan unit dasar pengepakan DNA QUIZ 1. Pada tahap awal replikasi DNA, pilinan dari untai ganda DNA dipisahkan oleh enzim A. primase B. single-strand binding protein C. helicase D. topoimerase 2. Protein yang bertanggungjawab terhadap pengepakan DNA pada level pertama adalah A. nucleosome B. binding protein C. primase D. histone 3. Kromatin adlah struktur pada intisel yang tersusun atas molekul DNA dan enzim-enzim yang berasosiasi (B/S) 4. Di dalam nukleosom, molekul DNA membungkus protein a. molekul polimerase b. ribosom c. histone d. timin 5. Agar sintesis polinukleotida dapat dimulai pada replikasi molekul DNA, primer harus disintesa terlebih dahulu oleh yang sebenarnya merupakan untai pendek dari molekul a. primase; DNA b. DNA polimerase; DNA c. RNA polimerase; RNA d. primase; RNA 148

KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA

KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA Genetika merupakan salah satu bidang ilmu biologi yang mempelajari tentang pewarisan sifat atau karakter dari orang tua kepada anaknya. Ilmu genetika modern meliputi beberapa

Lebih terperinci

Hukum Mendel. Dr. Pratika Yuhyi Hernanda

Hukum Mendel. Dr. Pratika Yuhyi Hernanda Hukum Mendel Dr. Pratika Yuhyi Hernanda Gregory Mendel The father of genetics Mengajar di Brunn Modern School, Vienna, Austria Bagaimana pewarisan sifat itu bekerja? Apa yang sebenarnya diturunkan dari

Lebih terperinci

GENETIKA DAN HUKUM MENDEL

GENETIKA DAN HUKUM MENDEL GENETIKA DAN HUKUM MENDEL Pengertian Gen Pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Hunt Morgan, ahli Genetika dan Embriologi Amerika Serikat (1911), yang mengatakan bahwa substansi hereditas yang dinamakan

Lebih terperinci

Ada ORI dan helikase yang membuka pilinan terus sampai terbentuk replication bubble.

Ada ORI dan helikase yang membuka pilinan terus sampai terbentuk replication bubble. Catatan Wane (Berbagi Informasi) Berisi tentang materi-materi yang mungkin bisa bermanfaat buat yang membutuhkan Meliputi tentang kesehatan, penelitian, wisata, budaya, sejarah, bisnis, humor, dan catatan

Lebih terperinci

BAB IV PEWARISAN SIFAT

BAB IV PEWARISAN SIFAT BAB IV PEWARISAN SIFAT Apa yang akan dipelajari? Apakah gen dan kromosom itu? Bagaimanakah bunyi Hukum Mendel? Apa yang dimaksud dengan sifat resesif, dominan, dan intermediat? Faktor-faktor apakah yang

Lebih terperinci

Prinsip hukum Mendel atau disebut sebagai Mendelian inheritance atau Mendelian genetic atau Mendelism adalah:

Prinsip hukum Mendel atau disebut sebagai Mendelian inheritance atau Mendelian genetic atau Mendelism adalah: Prinsip hukum Mendel Hukum Mendel I (Mendel s Law of Segregation) Hukum Mendel II (Mendel s Law of Independent Assortment) Hukum Mendel - 2 Gregor Mendel adalah rahib dari Austria. Melakukan sejumlah eksperimen

Lebih terperinci

Prinsip hukum Mendel atau disebut sebagai Mendelian inheritance atau Mendelian genetic atau Mendelism adalah:

Prinsip hukum Mendel atau disebut sebagai Mendelian inheritance atau Mendelian genetic atau Mendelism adalah: Prinsip hukum Mendel Hukum Mendel I (Mendel s Law of Segregation) Hukum Mendel II (Mendel s Law of Independent Assortment) Hukum Mendel - 2 Gregor Mendel adalah rahib dari Austria. Melakukan sejumlah eksperimen

Lebih terperinci

IIA. MENDELIAN GENETICS

IIA. MENDELIAN GENETICS MK. GENETIKA (Biologi sem 4) IIA. MENDELIAN GENETICS Paramita Cahyaningrum Kuswandi* FMIPA UNY 2015 Email* : paramita@uny.ac.id Introduction I. Monohybrid Cross II. Dihybrid Cross III. Trihybrid Cross

Lebih terperinci

Gambar 1. 7 sifat kontras yang terdapat pada tanaman ercis

Gambar 1. 7 sifat kontras yang terdapat pada tanaman ercis 2. PEWARISAN SIFAT A. SEJARAH PEWARISAN SIFAT Gregor Johann Mendel yang lahir tahun 1822 di Cekoslovakia adalah orang yang pertama kali melakukan mengadakan penelitian dan meletakkan dasar-dasar hereditas.

Lebih terperinci

Kromosom, DNA, Gen, Non Gen, Basa Nitrogen

Kromosom, DNA, Gen, Non Gen, Basa Nitrogen Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung Mata Kuliah : Biologi Umum Kode MK : Bio 612101 Tahun Ajaran : 2014/2015 Pokok Bahasan : Genetika Jani Master, M.Si.

Lebih terperinci

Dasar Selular Reproduksi dan Pewarisan Sifat

Dasar Selular Reproduksi dan Pewarisan Sifat Dasar Selular Reproduksi dan Pewarisan Sifat A. Siklus sel dan siklus hidup organisme B. Prinsip dasar reproduksi dan pewarisan material genetik: mitosis, meiosis dan fertilisasi C.Pola pewarisan sifat:

Lebih terperinci

Suhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID

Suhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID Suhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID TERMINOLOGI P individu tetua F1 keturunan pertama F2 keturunan kedua Gen D gen atau alel dominan Gen d gen atau alel resesif Alel bentuk alternatif suatu gen yang terdapat

Lebih terperinci

PENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA. OLEH Dr. Hasnar Hasjim

PENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA. OLEH Dr. Hasnar Hasjim PENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA OLEH Dr. Hasnar Hasjim 1.PENGANTAR GENETIKA Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat keturunan yang diwariskan kepada anak cucu dan variasi

Lebih terperinci

XII. Pengaturan Expresi Gen (Regulation of Gene Expression) Diambil dari Campbell et al (2009), Biology 8th

XII. Pengaturan Expresi Gen (Regulation of Gene Expression) Diambil dari Campbell et al (2009), Biology 8th 21/24 November 2011 Tatap Muka 9: Heredity IV XII. Pengaturan Expresi Gen (Regulation of Gene Expression) Diambil dari Campbell et al (2009), Biology 8th Sel secara tepat mampu mengatur ekspresi gen. Sel

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 6. Pewarisan Sifat pada Makhluk HidupLatihan Soal 6.1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 6. Pewarisan Sifat pada Makhluk HidupLatihan Soal 6.1 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 6. Pewarisan Sifat pada Makhluk HidupLatihan Soal 6.1 1. Pasangan gen yang memiliki sifat yang sama pada kromosom homolog disebut... Kromosom Kromatin Alela Diploid Kunci Jawaban

Lebih terperinci

Mengatur perkembangan dan metabolisme individu. (pada peristiwa apa peran ini dapat dilihat/terjadi? ).

Mengatur perkembangan dan metabolisme individu. (pada peristiwa apa peran ini dapat dilihat/terjadi? ). HEREDITAS Hubungan antara gen, DNA, Kromosom & Hereditas Pengertian hereditas? Melalui apa sifat diturunkan? Apa itu gen? Bagaimana hubungan antara gen dengan DNA? Bagaimana hubungan antara gen dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN GENETIKA. BY Setyo Utomo

TINJAUAN GENETIKA. BY Setyo Utomo TINJAUAN GENETIKA BY Setyo Utomo PENGERTIAN : GENETIKA BERASAL DARI BAHASA YUNANI KUNO :GENETIKOS ATAU GENETIS YANG BERARTI ASLI MERUPAKAN DISIPLIN ILMU BAGIAN BIOLOGI YANG MEMPELAJARI TENTANG SIFAT- SIFAT

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA IMITASI PERBANDINGAN GENETIS PERCOBAAN MENDEL O L E H. Yulia (F ) Kelompok : Brown

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA IMITASI PERBANDINGAN GENETIS PERCOBAAN MENDEL O L E H. Yulia (F ) Kelompok : Brown LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA IMITASI PERBANDINGAN GENETIS PERCOBAAN MENDEL O L E H Yulia (F05109031) Kelompok : Brown PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Bimbingan Olimpiade SMA. Paramita Cahyaningrum Kuswandi ( FMIPA UNY 2012

Bimbingan Olimpiade SMA. Paramita Cahyaningrum Kuswandi (  FMIPA UNY 2012 Bimbingan Olimpiade SMA Paramita Cahyaningrum Kuswandi (email : paramita@uny.ac.id) FMIPA UNY 2012 Genetika : ilmu yang memperlajari tentang pewarisan sifat (hereditas = heredity) Ilmu genetika mulai berkembang

Lebih terperinci

Hukum Pewarisan Sifat Mendel. Aju Tjatur Nugroho Krisnaningsih,S.Pt.,MP

Hukum Pewarisan Sifat Mendel. Aju Tjatur Nugroho Krisnaningsih,S.Pt.,MP Hukum Pewarisan Sifat Mendel Aju Tjatur Nugroho Krisnaningsih,S.Pt.,MP Hukum pewarisan Mendel adalah hukum pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan

Lebih terperinci

IIA. MENDELIAN GENETICS

IIA. MENDELIAN GENETICS MK. GENETIKA (Biologi sem 4) IIA. MENDELIAN GENETICS Paramita Cahyaningrum Kuswandi* FMIPA UNY 2012 Email* : paramita@uny.ac.id 2 Introduction I. Monohybrid Cross II. Dihybrid Cross III. Trihybrid Cross

Lebih terperinci

Definisi Genetika. Genetika Sebelum Mendel. GENETIKA DASAR Pendahuluan dan Genetika Mendel

Definisi Genetika. Genetika Sebelum Mendel. GENETIKA DASAR Pendahuluan dan Genetika Mendel Definisi Genetika GENETIKA DASAR Pendahuluan dan Genetika Mendel Oleh: Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP: 081 385 065 359 e-mail: dirvamenaboer@yahoo.com Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari

Lebih terperinci

MODUL E-LEARNING PEWARISAN SIFAT. IPA SMP/MTs KELAS IX ISTIQOMAH

MODUL E-LEARNING PEWARISAN SIFAT. IPA SMP/MTs KELAS IX ISTIQOMAH MODUL E-LEARNING PEWARISAN SIFAT IPA SMP/MTs KELAS IX ISTIQOMAH KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-nya, sehingga dapat menyusun bahan ajar modul

Lebih terperinci

SIMBOL SILSILAH KELUARGA

SIMBOL SILSILAH KELUARGA SIMBOL SILSILAH KELUARGA Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan teori tentang pewarisan sifat perolehan 2. Menjelaskan Hukum Mendel I 3. Menjelaskan Hukum Mendel II GENETIKA Genetika

Lebih terperinci

KOMBINATORIAL DALAM HUKUM PEWARISAN MENDEL

KOMBINATORIAL DALAM HUKUM PEWARISAN MENDEL KOMBINATORIAL DALAM HUKUM PEWARISAN MENDEL Fransisca Cahyono (13509011) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

MENDELISME. Luisa Diana Handoyo, M.Si.

MENDELISME. Luisa Diana Handoyo, M.Si. MENDELISME Luisa Diana Handoyo, M.Si. MENDEL Bapak GENETIKA Pastor Austria yang melakukan percobaan perkawinan silang pertama kali pd tahun 1857 Percobaan pada tanaman ercis/kapri (Pisum sativum), dengan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA ACARA 2 SIMULASI HUKUM MENDEL NAMA : HEPSIE O. S. NAUK NIM : KELOMPOK : III ( TIGA )

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA ACARA 2 SIMULASI HUKUM MENDEL NAMA : HEPSIE O. S. NAUK NIM : KELOMPOK : III ( TIGA ) LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA ACARA 2 SIMULASI HUKUM MENDEL NAMA : HEPSIE O. S. NAUK NIM : 1506050090 KELOMPOK : III ( TIGA ) JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG 2017

Lebih terperinci

Mendel & Ide tentang gen

Mendel & Ide tentang gen Mendel & Ide tentang gen Gregor Mendel Mendel melakukan pendekatan eksperimental & kuantitatif untuk genetika: sains sebagai proses Mendel memilih kacang ercis untuk percobaannya karena kacang ercis memiliki

Lebih terperinci

GENETIKA. Agus Joko Sungkono, S.Pd SMPN 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN. ajs

GENETIKA. Agus Joko Sungkono, S.Pd SMPN 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN. ajs GENETIKA Agus Joko Sungkono, S.Pd SMPN 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN BAGAIMANA DENGAN GOLONGAN TUMBUHAN? Indikator : 1. Mesdeskripsikan materi genetis yang bertanggungjawab dalam pewarisan sifat 2. Membedakan

Lebih terperinci

JURNAL GENETIKA PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL

JURNAL GENETIKA PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL JURNAL GENETIKA PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL A. DASAR-DASAR PEWARISAN MENDEL Seorang biarawan dari Austria, bernama Gregor Johann Mendel, menjelang akhir abad ke-19 melakukan serangkaian percobaan persilangan

Lebih terperinci

BIO306. Prinsip Bioteknologi

BIO306. Prinsip Bioteknologi BIO306 Prinsip Bioteknologi KULIAH 2. BAHAN DAN KODE GENETIK Bahan Genetik Deoxyribonucleic acid (DNA) ditemukan tahun 1869. Pada saat itu fungsi belum diketahui. Selanjutnya diisolasi dari nukleus berbagai

Lebih terperinci

replikasi akan bergerak melebar dari ori menuju dua arah yang berlawanan hingga tercapai suatu ujung (terminus).

replikasi akan bergerak melebar dari ori menuju dua arah yang berlawanan hingga tercapai suatu ujung (terminus). Secara sederhana: Mula-mula, heliks ganda DNA (merah) dibuka menjadi dua untai tunggal oleh enzim helikase (9) dengan bantuan topoisomerase (11) yang mengurangi tegangan untai DNA. Untaian DNA tunggal

Lebih terperinci

PEWARISAN SIFAT (HUKUM MENDEL I DAN II)

PEWARISAN SIFAT (HUKUM MENDEL I DAN II) PEWARISAN SIFAT (HUKUM MENDEL I DAN II) MENDELIAN INHERITANCE MENDELIAN INHERITANCE Mendel mempelajari pada kacang kapri (Pisum sativum) terutama pada variasi bentuk dan warna ditandai dengan hubungan

Lebih terperinci

- - PEWARISAN SIFAT - - sbl5gen

- - PEWARISAN SIFAT - - sbl5gen - - PEWARISAN SIFAT - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian sbl5gen Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara downloadnya.

Lebih terperinci

Replikasi DNA atau duplikasi DNA atau disebut juga sintesa DNA. Replikasi DNA artinya satu untai (single strand) DNA mencetak satu untai pasangannya.

Replikasi DNA atau duplikasi DNA atau disebut juga sintesa DNA. Replikasi DNA artinya satu untai (single strand) DNA mencetak satu untai pasangannya. 2. Replikasi DNA Replikasi DNA Sebelum terjadi pembelahan sel, DNA melakukan replikasi terlebih dahulu sehingga informasi genetik yang diterima oleh sel anak akan sama dengan yang terkandung di dalam sel

Lebih terperinci

M A T E R I G E N E T I K

M A T E R I G E N E T I K M A T E R I G E N E T I K Tujuan Pembelajaran: Mendiskripsikan struktur heliks ganda DNA, sifat dan fungsinya. Mendiskripsikan struktur, sifat dan fungsi RNA. Mendiskripsikan hubungan antara DNA, gen dan

Lebih terperinci

MATERI GENETIK. Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed.

MATERI GENETIK. Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed. MATERI GENETIK Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed. PENDAHULUAN Berbagai macam sifat fisik makhluk hidup merupakan hasil dari manifestasi sifat genetik yang dapat diturunkan pada keturunannya Sifat

Lebih terperinci

HEREDITAS PERTEMUAN PERTAMA

HEREDITAS PERTEMUAN PERTAMA HEREDITAS PERTEMUAN PERTAMA SUPARMUJI MOEJIE01@GMAIL.COM TUJUAN PEMBELAJARAN Menemukan hipotesa yang diajukan Mendel tentang pewarisan sifat. Menceritakan usaha Mendel menemukan prinsip-prinsip dasar pewarisan

Lebih terperinci

Topik 3 Analisis Genetik Hk. Mendel

Topik 3 Analisis Genetik Hk. Mendel Topik 3 Analisis Genetik Hk. Mendel Hukum Mendel yang sering dikonotasikan dengan hukum pewarisan didasarkan pada prinsip-prinsip segregasi (Hk.Mendel I) dan penggabungan kembali (Hk. Mendel II) gen-gen

Lebih terperinci

HUKUM MENDEL DAN PENYIMPANGANNYA

HUKUM MENDEL DAN PENYIMPANGANNYA HUKUM MENDEL DAN PENYIMPANGANNYA Standar Kompetensi : Menerapkan Prinsip prinsip Genetika Tanaman dan Hewan Kompetensi Dasar : Menerapkan Hukum Mendel dan Penyimpangannya dalam Pewarisan Sifat TujuanPembelajaran

Lebih terperinci

Teknologi Rek e a k y a a y s a a s a G e G n e e n t e i t k i a

Teknologi Rek e a k y a a y s a a s a G e G n e e n t e i t k i a Teknologi Rekayasa Genetika Pokok Bahasan: Teknologi Rekayasa Genetik Sub Pokok Bahasan: Hukum Mendel Pemuliaan Mutasi Teknologi DNA Rekombinan TIK: Mahasiswa dapat menjelaskan teknologi rekayasa genetik

Lebih terperinci

Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit Untuk Menyelesaikan Masalah-Masalah dalam Hukum Pewarisan Mendel

Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit Untuk Menyelesaikan Masalah-Masalah dalam Hukum Pewarisan Mendel Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit Untuk Menyelesaikan Masalah-Masalah dalam Hukum Pewarisan Mendel Andri Rizki Aminulloh 13506033 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Lebih terperinci

laporan genetika IMITASI PERBANDINGAN GENETIS

laporan genetika IMITASI PERBANDINGAN GENETIS laporan genetika IMITASI PERBANDINGAN GENETIS LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA PERCOBAAN I IMITASI PERBANDINGAN GENETIS NAMA : ENDANG SRI WATI MATARRU NIM : H41112006 KELOMPOK : I (SATU) A HARI/TANGGAL : SELASA/5

Lebih terperinci

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Pewarisan Sifat. meliputi

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Pewarisan Sifat. meliputi Bab 5 Pewarisan Sifat Banyak sifat yang dimiliki makhluk hidup yang menurun dari induk kepada keturunannya, sehingga sifat orang tua dapat muncul pada anaknya atau bahkan sifat-sifat tersebut muncul pada

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM GENETIKA TANAMAN MATERI INTERAKSI GEN

MODUL PRAKTIKUM GENETIKA TANAMAN MATERI INTERAKSI GEN MODUL PRAKTIKUM GENETIKA TANAMAN 2015 3. MATERI INTERAKSI GEN Setiap gen memiliki pekerjaan sendiri-sendiri untuk menumbuhkan karakter tapi ada beberapa gen yang berinteraksi atau dipengaruhi oleh gen

Lebih terperinci

Penerapan Peluang Diskrit, Pohon, dan Graf dalam Pewarisan Sifat Ilmu Genetika

Penerapan Peluang Diskrit, Pohon, dan Graf dalam Pewarisan Sifat Ilmu Genetika Penerapan Peluang Diskrit, Pohon, dan Graf dalam Pewarisan Sifat Ilmu Genetika Imam Prabowo Karno Hartomo NIM : 13507123 Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10 Bandung,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA TUMBUHAN

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA TUMBUHAN LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA TUMBUHAN ACARA III PERSILANGAN MONOHIBRID Semester : Ganjil 2015 Oleh : Sungging Birawata A1L114097 / Rombongan 14 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ALEL GANDA DAN PEWARISAN GOLONGAN DARAH

ALEL GANDA DAN PEWARISAN GOLONGAN DARAH ALEL GANDA DAN PEWARISAN GOLONGAN DARAH ALEL GANDA DAN PEWARISAN GOLONGAN DARAH Alel merupakan bentuk alternatif sebuah gen yang terdapat pada lokus (tempat tertentu) atau bisa dikatakan alel adalah gen-gen

Lebih terperinci

Sejak kapan manusia mengenal pengetahuan GENETIKA?

Sejak kapan manusia mengenal pengetahuan GENETIKA? GENETIKA Sejak kapan manusia mengenal pengetahuan GENETIKA? Bapak Burik, anaknya tentu Burik Pepatah yang kita jumpai di seluruh dunia. Secara tak sadar mengekspresikan penyebaran pengetahuan genetika

Lebih terperinci

XII biologi. Kelas PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL I. Kurikulum 2006/2013. A. Pola-Pola Hereditas. Tujuan Pembelajaran

XII biologi. Kelas PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL I. Kurikulum 2006/2013. A. Pola-Pola Hereditas. Tujuan Pembelajaran Kurikulum 2006/2013 Kelas XII biologi PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Mengetahui jenis-jenis penyimpangan

Lebih terperinci

SINTESIS PROTEIN. Yessy Andriani Siti Mawardah Tessa Devitya

SINTESIS PROTEIN. Yessy Andriani Siti Mawardah Tessa Devitya SINTESIS PROTEIN Yessy Andriani Siti Mawardah Tessa Devitya Sintesis Protein Proses dimana kode genetik yang dibawa oleh gen diterjemahkan menjadi urutan asam amino SINTESIS PROTEIN EKSPRESI GEN Asam nukleat

Lebih terperinci

KIMIA KEHIDUPAN, BIOLOGI SEL, GENETIKA, DAN BIOLOGI MOLEKULAR

KIMIA KEHIDUPAN, BIOLOGI SEL, GENETIKA, DAN BIOLOGI MOLEKULAR OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA- PT) BIDANG BIOLOGI (TES I) 22 MARET 2017 WAKTU 120 MENIT KIMIA KEHIDUPAN, BIOLOGI SEL, GENETIKA, DAN BIOLOGI MOLEKULAR

Lebih terperinci

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. BIO210 Mikrobiologi Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. Kuliah 10. GENETIKA MIKROBA Genetika Kajian tentang hereditas: 1. Pemindahan/pewarisan sifat dari orang tua ke anak. 2. Ekspresi

Lebih terperinci

Polimerase DNA : enzim yang berfungsi mempolimerisasi nukleotidanukleotida. Ligase DNA : enzim yang berperan menyambung DNA utas lagging

Polimerase DNA : enzim yang berfungsi mempolimerisasi nukleotidanukleotida. Ligase DNA : enzim yang berperan menyambung DNA utas lagging DNA membawa informasi genetik dan bagian DNA yang membawa ciri khas yang diturunkan disebut gen. Perubahan yang terjadi pada gen akan menyebabkan terjadinya perubahan pada produk gen tersebut. Gen sering

Lebih terperinci

GENETIKA (BIG100) Tempat : R122 Waktu Jam : 7 8 Pukul : Pengajar : Bambang Irawan Hari Supriandono

GENETIKA (BIG100) Tempat : R122 Waktu Jam : 7 8 Pukul : Pengajar : Bambang Irawan Hari Supriandono GENETIKA (BIG100) Tempat : R122 Waktu Jam : 7 8 Pukul : 12.30 14.20 Pengajar : Bambang Irawan Hari Supriandono ISI KONTRAK PERKULIAHAN DESKRIPSI TUJUAN STRATEGI MENGAJAR TUJUAN KOMPETENSI JUMLAH TATAP

Lebih terperinci

STRUKTUR KIMIAWI MATERI GENETIK

STRUKTUR KIMIAWI MATERI GENETIK STRUKTUR KIMIAWI MATERI GENETIK Mendel; belum terfikirkan ttg struktur, lokus, sifat kimiawi serta cara kerja gen. Sesudah Mendel barulah dipelajari ttg komposisi biokimiawi dari kromosom. Materi genetik

Lebih terperinci

Bab PEWARISAN SIFAT. Bab 5 Pewarisan Sifat 93. (Sumber: i31.photobucket)

Bab PEWARISAN SIFAT. Bab 5 Pewarisan Sifat 93. (Sumber: i31.photobucket) Bab 5 PEWARISAN SIFAT (Sumber: i31.photobucket) Perkembangbiakan generatif akan menghasilkan keturunan yang memiliki sifat-sifat dari induknya. Misalnya pada manusia ditemukan adanya perbedaan dan persamaan

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Pewarisan sifat untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

XI. Expresi Gen (From Gene to Protein) Diambil dari Campbell et al (2009), Biology 8th

XI. Expresi Gen (From Gene to Protein) Diambil dari Campbell et al (2009), Biology 8th 14/17 November 2011 Tatap Muka 8: Heredity III XI. Expresi Gen (From Gene to Protein) Diambil dari Campbell et al (2009), Biology 8th Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa sifat (trait) yang diturunkan

Lebih terperinci

LAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA

LAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA LAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA KELOMPOK DIHIBRID 1. AGUSTINA ADHI SURYANI 4401412055 2. AMALIA TRISTIANA 4401412063 3. DINULLAH ALHAQ 4401412126 ROMBEL 01 PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS

Lebih terperinci

SUBSTANSI HEREDITAS. Dyah Ayu Widyastuti

SUBSTANSI HEREDITAS. Dyah Ayu Widyastuti SUBSTANSI HEREDITAS Dyah Ayu Widyastuti Sel Substansi Hereditas DNA RNA Pengemasan DNA dalam Kromosom DNA dan RNA Ukuran dan Bentuk DNA Double helix (untai ganda) hasil penelitian Watson & Crick (1953)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. KOMBINATORIAL

I. PENDAHULUAN II. KOMBINATORIAL Aplikasi Hukum Mendel Sebagai Aplikasi dari Teori Kombinatorial Untuk Menentukan Kemungkinan Kemunculan Golongan Darah Dalam Sistem ABO Pada Sebuah Keluarga Chairuni Aulia Nusapati 13513054 Program Sarjana

Lebih terperinci

REPLIKASI DNA. Febriana Dwi Wahyuni, M.Si.

REPLIKASI DNA. Febriana Dwi Wahyuni, M.Si. REPLIKASI DNA Febriana Dwi Wahyuni, M.Si. REPLIKASI REPLIKASI adalah perbanyakan diri menghasilkan produk baru yang sama dengan dirinya Pada tingkat molekul kimia hanya DNA yang dapat melakukan replikasi

Lebih terperinci

Lampiran 2. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Genetika. 1. Hubungan antara DNA, gen, dan kromosom:

Lampiran 2. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Genetika. 1. Hubungan antara DNA, gen, dan kromosom: 100 Lampiran 2. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Genetika 1. Hubungan antara DNA, gen, dan kromosom: DNA polimer nukleotida (deoksiribosa+fosfat+basa nitrogen) gen (sekuens/dna yang mengkode suatu polipeptida/protein/sifat

Lebih terperinci

Proses biologis dalam sel Prokariot (Replikasi) By Lina Elfita

Proses biologis dalam sel Prokariot (Replikasi) By Lina Elfita Proses biologis dalam sel Prokariot (Replikasi) By Lina Elfita 1. Replikasi 2. Transkripsi 3. Translasi TOPIK REPLIKASI Replikasi: Adalah proses perbanyakan bahan genetik. Replikasi bahan genetik dapat

Lebih terperinci

Hukum Mendel dan Pewarisan Sifat

Hukum Mendel dan Pewarisan Sifat Modul 1 Hukum Mendel dan Pewarisan Sifat Drs. Koesmadji Wirjosoemarto, M.Sc. P PENDAHULUAN engetahuan genetika telah berkembang pesat selama 60 tahun terakhir dalam usaha mengetahui peranan pewarisan sifat

Lebih terperinci

REKAYASA GENETIKA. By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si

REKAYASA GENETIKA. By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si REKAYASA GENETIKA By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si Dalam rekayasa genetika DNA dan RNA DNA (deoxyribonucleic Acid) : penyimpan informasi genetika Informasi melambangkan suatu keteraturan kebalikan dari entropi

Lebih terperinci

A. Judul: Alel Ganda. B. Tujuan 1. Mengenal salah satu sifat manusia yang ditentukan oleh pengaruh alel ganda. dan menentukan genotipnya sendiri.

A. Judul: Alel Ganda. B. Tujuan 1. Mengenal salah satu sifat manusia yang ditentukan oleh pengaruh alel ganda. dan menentukan genotipnya sendiri. A. Judul: Alel Ganda B. Tujuan 1. Mengenal salah satu sifat manusia yang ditentukan oleh pengaruh alel ganda C. Latar belakang dan menentukan genotipnya sendiri. Sebuah gen dapat memiliki lebih dari sebuah

Lebih terperinci

TEST χ 2 (CHI SQUARE)

TEST χ 2 (CHI SQUARE) TEST χ 2 (CHI SQUARE) Hukum Mendel telah menjelaskan bagaimana suatu keturunan memiliki perbandingan-perbandingan tertentu. Dalam perkawinan monohibrid, dihibrid maupun polihibrid dapat dijelaskan perbandingan

Lebih terperinci

Dasar pewarisan sifat pada ternak Factor-faktor yang mempengaruhi fenotif ternak Genetika populasi

Dasar pewarisan sifat pada ternak Factor-faktor yang mempengaruhi fenotif ternak Genetika populasi Dasar pewarisan sifat pada ternak Factor-faktor yang mempengaruhi fenotif ternak Genetika populasi Apabila kita mengawinkan sapi Bali, maka anaknya yang diharapkan adalah sapi Bali bukan sapi madura. Demikian

Lebih terperinci

MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN ANTARA DNA dengan RNA

MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN ANTARA DNA dengan RNA MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN ANTARA DNA dengan RNA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biologi Oleh: Aria Fransisca Bashori Sukma 141810401023 Dosen Pembimbing Eva Tyas Utami, S.Si, M.Si NIP. 197306012000032001

Lebih terperinci

Topik 5 DNA : Organisasi Dalam Kromosom

Topik 5 DNA : Organisasi Dalam Kromosom Topik 5 DNA : Organisasi Dalam Kromosom Material genetik suatu sel tersusun dalam suatu organisasi secara fisik yang khusus yang sebut kromosom. Kromosom organisme eukariot jauh Iebih kompleks dibanding

Lebih terperinci

DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA

DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA DIKTAT 3 GENETIKA volume 3 PEWARISAN SIFAT (HEREDITAS) A. Pendahuluan Pernahkah kalian terpikir mirip dengan siapakah wajah kalian? Orang tua kita pasti jawabannya. Setiap makhluk hidup pasti memiliki

Lebih terperinci

Pembelahan Sel Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal, SP MSi

Pembelahan Sel Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal, SP MSi Pembelahan Sel Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal, SP MSi Tujuan Instruksional Khusus : Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat menjelaskan mitosis dan meiosis pada tanaman Sub Pokok Bahasan :

Lebih terperinci

Topik 6 Replikasi DNA

Topik 6 Replikasi DNA Topik 6 Replikasi DNA Telah dimakiumi bahwa suatu material genetik hams memenuhi syarat a.l. menyandi,sintesis protein, self-replicate dan berlokasi di dalam kromosom/intil sel. Pada topik kali ini akan

Lebih terperinci

Kromosom, gen,dna, sinthesis protein dan regulasi

Kromosom, gen,dna, sinthesis protein dan regulasi Kromosom, gen,dna, sinthesis protein dan regulasi Oleh: Fatchiyah dan Estri Laras Arumingtyas Laboratorium Biologi Molekuler dan Seluler Universitas Brawijaya Malang 2006 2.1.Pendahuluan Era penemuan materi

Lebih terperinci

Adalah asam nukleat yang mengandung informasi genetik yang terdapat dalam semua makluk hidup kecuali virus.

Adalah asam nukleat yang mengandung informasi genetik yang terdapat dalam semua makluk hidup kecuali virus. DNA DAN RNA Adalah asam nukleat yang mengandung informasi genetik yang terdapat dalam semua makluk hidup kecuali virus. ADN merupakan blue print yang berisi instruksi yang diperlukan untuk membangun komponen-komponen

Lebih terperinci

Pendahuluan. Pendahuluan. Mutasi Gen. GENETIKA DASAR Mutasi Gen

Pendahuluan. Pendahuluan. Mutasi Gen. GENETIKA DASAR Mutasi Gen Pendahuluan GENETIKA DASAR Mutasi Gen Oleh: Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP: 081 385 065 359 e-mail: dirvamenaboer@yahoo.com Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari Dipublikasi di http://dirvamenaboer.tripod.com

Lebih terperinci

Ada 2 kelompok basa nitrogen yang berikatan pada DNA yaitu

Ada 2 kelompok basa nitrogen yang berikatan pada DNA yaitu DNA DNA adalah rantai doble heliks berpilin yang terdiri atas polinukleotida. Berfungsi sebagi pewaris sifat dan sintesis protein. Struktur DNA (deoxyribosenucleic acid) yaitu: 1. gula 5 karbon (deoksiribosa)

Lebih terperinci

Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup Bab 5 Sumber: chromosome6.com Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup Hasil yang harus kamu capai: memahami kelangsungan hidup makhluk hidup. Setelah mempelajari bab ini, kamu harus mampu: mendeskripsikan konsep

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1. Fakultas / Program Studi : FMIPA / Biologi 2. Mata Kuliah / Kode : Genetika Molekuler / SBG 252 3. Jumlah SKS : Teori = 2

Lebih terperinci

SIMULASI PERCOBAAN MONOHIBRID MENDEL. Tujuan : - Mempelajari segregasi pada saat pembentukan gamet F1

SIMULASI PERCOBAAN MONOHIBRID MENDEL. Tujuan : - Mempelajari segregasi pada saat pembentukan gamet F1 SIMULASI PERCOBAAN MONOHIBRID MENDEL Tujuan : - Mempelajari segregasi pada saat pembentukan gamet F1 - Mempelajari penggabungan acak gamet jantan dan betina dari F1 pada saat pembuahan Pendahuluan Teori

Lebih terperinci

Home -- Reproduksi Sel -- Hereditas -- Struktur & Ekspresi Gen. Regulasi Ekspresi Gen Teknologi DNA Rekombinan -- Genom Manusia GLOSSARY

Home -- Reproduksi Sel -- Hereditas -- Struktur & Ekspresi Gen. Regulasi Ekspresi Gen Teknologi DNA Rekombinan -- Genom Manusia GLOSSARY Home -- Reproduksi Sel -- Hereditas -- Struktur & Ekspresi Gen Regulasi Ekspresi Gen Teknologi DNA Rekombinan -- Genom Manusia GLOSSARY Adenin: salah satu jenis basa purin yang terdapat pada DNA dan RNA

Lebih terperinci

Paramita Cahyaningrum Kuswandi* FMIPA UNY 2012

Paramita Cahyaningrum Kuswandi* FMIPA UNY 2012 MK. GENETIKA (BIOLOGI SEM 4) Kuswandi* FMIPA UNY 2012 Email *: paramita@uny.ac.id 2 1. From Mendel to DNA 2. The double helix 3. Genomics 4. The impact of genetic engineering 5. Model organisms 6. The

Lebih terperinci

MATERI GENETIK A. KROMOSOM

MATERI GENETIK A. KROMOSOM MATERI GENETIK A. KROMOSOM Kromosom pertama kali ditemukan pada kelompok makhluk hidup eukariot. Namun, di lain pihak dewasa ini kromosom tidak hanya dimiliki oleh klompok makhluk hidup eukariot tetapi

Lebih terperinci

Persilangan Monohibrid Dan Dihibrd

Persilangan Monohibrid Dan Dihibrd Persilangan Monohibrid Dan Dihibrd 1. Contoh Persilangan Monohibrid dengan Satu Sifat Beda Mendel menyilangkan tanaman kacang ercis berbunga merah galur murni (MM) dengan kacang ercis berbunga putih galur

Lebih terperinci

Aulia Dwita Pangestika A2A Fakultas Kesehatan Masyarakat. DNA dan RNA

Aulia Dwita Pangestika A2A Fakultas Kesehatan Masyarakat. DNA dan RNA Aulia Dwita Pangestika A2A014018 Fakultas Kesehatan Masyarakat DNA dan RNA DNA sebagai senyawa penting yang hanya ada di mahkluk hidup. Di mahkluk hidup senyawa ini sebagai master kehidupan untuk penentuan

Lebih terperinci

adalah proses DNA yang mengarahkan sintesis protein. ekspresi gen yang mengodekan protein mencakup dua tahap : transkripsi dan translasi.

adalah proses DNA yang mengarahkan sintesis protein. ekspresi gen yang mengodekan protein mencakup dua tahap : transkripsi dan translasi. bergerak sepanjang molekul DNA, mengurai dan meluruskan heliks. Dalam pemanjangan, nukleotida ditambahkan secara kovalen pada ujung 3 molekul RNA yang baru terbentuk. Misalnya nukleotida DNA cetakan A,

Lebih terperinci

NUCLEAR GENOME & CHROMOSOME PACKAGING

NUCLEAR GENOME & CHROMOSOME PACKAGING MK : Genetika Molekuler Prodi : Biologi (Sem 5) NUCLEAR GENOME & CHROMOSOME PACKAGING Paramita C. Kuswandi,/FMIPA UNY/2014 Email : paramita@uny.ac.id Jumlah total materi genetis pada suatu organisme =

Lebih terperinci

Paramita Cahyaningrum Kuswandi ( FMIPA UNY 2013

Paramita Cahyaningrum Kuswandi (  FMIPA UNY 2013 Paramita Cahyaningrum Kuswandi (email : paramita@uny.ac.id) FMIPA UNY 2013 Why study DNA replication? Materi genetis : perlu diketahui untuk melihat pewarisan sifat Replikasi materi genetis : perlu diketahui

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Studi Arkeologis dan Genetik Masyarakat Bali

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Studi Arkeologis dan Genetik Masyarakat Bali BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Studi Arkeologis dan Genetik Masyarakat Bali Masyarakat Bali saat ini merupakan hasil perkembangan masyarakat Bali yang menghuni Bali sejak zaman prasejarah. Hal tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum Mendel II menyatakan adanya pengelompokkan gen secara bebas. Seperti telah diketahui, persilangan antara dua individu dengan satu sifat beda ( monohibrid)

Lebih terperinci

Topik 4 DNA Sebagai Bahan Genetik

Topik 4 DNA Sebagai Bahan Genetik Topik 4 DNA Sebagai Bahan Genetik Pada tahun 1953 James Watson dan Francis Crick mempublikasikan sebuah paper yang terdiri dari dua halaman dalam majalah Nature berjudul `struktur molekuler asam nukleat

Lebih terperinci

Kombinatorial dan Peluang Membantu Penyelesaian Permasalahan Genetik Sederhana

Kombinatorial dan Peluang Membantu Penyelesaian Permasalahan Genetik Sederhana Kombinatorial dan Peluang Membantu Penyelesaian Permasalahan Genetik Sederhana Kevin Alfianto Jangtjik / 13510043 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

Genetika Mendel. (Lanjutan)

Genetika Mendel. (Lanjutan) 1 Genetika Mendel (Lanjutan) 2 Hukum Pemisahan bebas (Law of Independent Assortment) Segregasi suatu pasangan gen tidak bergantung kepada segregasi pasangan gen lainnya, sehingga di dalam gamet-gamet yang

Lebih terperinci

Penerapan Kombinatorial dalam Hukum Pewarisan Sifat pada Manusia

Penerapan Kombinatorial dalam Hukum Pewarisan Sifat pada Manusia Penerapan Kombinatorial dalam Hukum Pewarisan Sifat pada Manusia hmad Fauzul Yogiandra / 13513059 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi andung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

REPLIKASI DNA. Paramita Cahyaningrum Kuswandi ( FMIPA UNY 2014

REPLIKASI DNA. Paramita Cahyaningrum Kuswandi (  FMIPA UNY 2014 REPLIKASI DNA Kuswandi (email : paramita@uny.ac.id) FMIPA UNY 2014 Why study DNA replication? Materi genetis : perlu diketahui untuk melihat pewarisan sifat Replikasi materi genetis : perlu diketahui untuk

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN FRM/FMIPA/062-01 18 Februari 2011 1. Fakulltas/Program Studi : MIPA / Prodi Pendidikan Biologi Prodi Biologi 2. Mata Kuliah/Kode

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI. Perubahan Genetik, Replikasi DNA, dan Ekspresi Gen

BIOTEKNOLOGI. Perubahan Genetik, Replikasi DNA, dan Ekspresi Gen BIOTEKNOLOGI Perubahan Genetik, Replikasi DNA, dan Ekspresi Gen Sekilas tentang Gen dan Kromosom 1882, Walther Flemming menemukan kromosom adalah bagian dari sel yang ditemukan oleh Mendel 1887, Edouard-Joseph-Louis-Marie

Lebih terperinci

DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA

DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA DIKTAT 6 GENETIKA volume 4 PENYIMPANGAN HUKUM MENDELL A. Pendahuluan Kadang kala kita melihat bahwa hasil persilangan yang terjadi tidak lah seperti yang kita harapkan atau tidak seperti apa yang diperkirakan

Lebih terperinci