PEMBELAJARAN MODEL COOPERATIF LEARNING PADA SISWA KELAS VI SDN 007 WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA : IMPLEMENTASI LESSON STUDY
|
|
- Suparman Hardja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMBELAJARAN MODEL COOPERATIF LEARNING PADA SISWA KELAS VI SDN 007 WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA : IMPLEMENTASI LESSON STUDY Purwanto Guru SD di Penajam, Paser Utara Abstrak: Pembelajaran IPA dengan memanfaatkan lingkungan sekitar bukanlah hal yang baru, namun dalam pelaksanaanya guru sering menemukan kendala. Implementasi penerapan pemanfaatan lingkungan dalam pembelajaran sangat diperlukan guru guna menghindari verbalisme. Pembelajaran IPA dengan memanfaatkan lingkungan telah dilaksanakan di SDN 007 Waru Penajam Paser Utara secara kolaboratif. Implementasi pembelajaran dilaksanakan dengan lesson study untuk meningkatkan kompetensi guru yang melibatkan Kelompok Kerja Guru di Gugus II Waru. Kegiatan dilaksanakan dengan siklus plan-do-see. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan model cooperatif learning. Hasil observasi menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa meningkat dan ditemukan ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran, baik dari sisi guru maupun siswa. Kata kunci: cooperative learning, lesson study Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep, atau prinsip prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA di sekolah diharapkan dapat memberi pemahaman dan wawasan bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan di dalam kehidupan sehari-hari (Depdiknas, 2006:484). Pembelajaran IPA memberi kesempatan pada siswa, khususnya siswa sekolah dasar, untuk memenuhi kebutuhannya sebagai warga negara yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Melalui pendidikan IPA, diharapkan siswa dapat memahami dan peduli terhadap kejadian atau peristiwa di lingkungan tempat tinggalnya. Pembelajaran IPA di sekolah diharapkan memberikan pengalaman langsung, menjelajahi, dan memahami alam sekitar secara ilmiah (Depdiknas, 2006: 484). Pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan prinsip pembelajaran IPA tersebut memerlukan upaya peningkatan kualitas pembelajaran oleh guru di kelas. Upaya untuk melaksanakan pembelajaran IPA yang memberikan pengalaman langsung pada siswa belum terlaksana secara optimal di sekolah, termasuk pembelajaran IPA di kelas VI SDN 007 Waru Kabupaten Penajam Paser Utara. Pada pembelajaran IPA yang selama ini dilaksanakan, guru cenderung memberikan pembenaran diri atas segala pelaksanaan pembelajarannya. Kegiatan yang dilaksanakan di kelas dianggap merupakan sesuatu yang paling benar menurut pengetahuan dan pengalaman guru. Pembelajaran di kelas VI SDN 007 Waru selama ini belum pernah diamati oleh pihak lain, kecuali pengawas dan kepala sekolah. Pengamatan pembelajaran yang dilakukan pengawas dan kepala sekolah cenderung bersifat formalitas dengan sedikit masukan bagi guru. Hal ini menyebabkan guru tidak mengetahui kekurangan pembelajarannya dan beranggapan bahwa pembelajaran yang dilakukannya sudah 56
2 Purwanto, Pembelajaran Model Kooperatif Learning, 57 optimal. Padahal, pembelajaran yang dilaksanakan guru mengutamakan proses ceramah, siswa diajak untuk menghapal materi, mendengarkan cerita dan penjelasan guru. Hal ini menyebabkan siswa tidak memiliki pengalaman untuk mengamati, bereksplorasi, diskusi antar kelompok, dan berinteraksi dengan lingkungan belajarnya. Oleh karena itu perlu adanya upaya peningkatan kualitas pembelajaran IPA yang dapat memperbaiki proses belajar siswa. Salah satu upaya peningkatan kualitas pembelajaran IPA di kelas VI SDN 007 Waru Kabupaten Penajam Paser Utara dilakukan dengan lesson study. LESSON STUDY Lesson Study merupakan model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar (Lewis 2002 dalam Ibrohim, 2010). Lesson study bukan merupakan metode atau strategi pembelajaran tetapi kegiatan yang dapat menerapkan berbagai metode dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi, kemampuan komunitas pembelajaran serta berbagai permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran. Lewis (2002, dalam Ibrohim, 2010) menyatakan bahwa lesson study memiliki peran yang cukup besar dalam melakukan peningkatan sistem pendidikan yang luas. Lewis menguraikan bagaimana hal tersebut dapat terjadi dengan membahas lima jalur yang dapat dicapai lesson study yaitu 1) membawa tujuan standar pendidikan ke alam nyata di dalam kelas, 2) menggalakkan perbaikan dengan dasar data, 3) mentargetkan pencapaian berbagai kualitas siswa yang mempengaruhi kegiatan belajar, 4) menciptakan tuntutan mendasar perlunya peningkatan pembelajaran, dan 5) menjunjung tinggi nilai guru. Lesson study memungkinkan guru untuk 1) memikirkan dengan cermat mengenai tujuan dari pembelajaran, materi pokok, dan bidang studi, 2) mengkaji dan mengembangkan pembelajaran yang terbaik yang dapat dikembangkan, 3) memperdalam pengetahuan mengenai materi pokok yang diajarkan, 4) memikirkan secara mendalam tujuan jangka panjang yang akan dicapai berkaitan dengan siswa, 5) merancang pembelajaran secara kolaboratif, 6) mengkaji secara cermat cara dan proses belajar serta tingkah laku siswa, 7) mengembangkan pengetahuan pedagogis yang kuat, dan 8) melihat hasil pembelajaran sendiri melalui mata siswa dan kolega (Lewis 2002 dalam Ibrohim, 2010). Lesson study dilakukan di dalam kelas dengan tujuan untuk memahami siswa dengan lebih baik dan dilakukan secara bersama-sama dengan guru lain (Rahayu. 2006). Kelompok guru mengembangkan pembelajaran secara bersama-sama dan menentukan salah satu guru untuk melaksanakan pembelajaran tersebut, sedangkan guru lainnya mengamati belajar siswa selama pembelajaran berlangsung. Pada akhir kegiatan, guru tersebut berkumpul dan melakukan tanya jawab tentang pembelajaran yang dilakukan, merevisi dan menyusun pembelajaran berikutnya berdasarkan hasil diskusi (Richardson, 2004). Lesson study adalah kegiatan bersama yang mengembangkan pembelajaran melalui rangkaian siklus Plan-Do-See. Plan merupakan kegiatan merencanakan pembelajaran yang akan diimplementasikan di kelas pembelajaran. Termasuk dalam tahap ini adalah membuat kesepakatan seorang guru yang diberi tugas mengimplementasikan rancangan pembelajaran, pembagian tugas observer, penentuan moderator dan notulen pada saat refleksi. Do merupakan kegiatan mengimplementasikan rancangan pembelajaran yang dihasilkan pada tahap plan. See merupakan kegiatan mengamati pembelajaran oleh guru lain (observer). Pengamatan dilakukan oleh seluruh anggota kelompok (guru yang tidak bertugas mengajar, dosen dan pihak lain yang terlibat dalam kegiatan plan). Fokus pengamatan kegiatan ini adalah perilaku siswa (aktivitas, sikap dan cara berpikir siswa) selama pembelajaran. Refleksi dilakukan dengan tanya jawab atau diskusi untuk membahas kekurangan dalam mengimpelemtasikan rancangan pembelajaran yang dihasilkan pada tahap plan yang ditemukan selama pengamatan. Meskipun fokus pengamatan dilakukan
3 58, J-TEQIP, edisi Tahun II, Nomor 1, Mei 2011 pada perilaku siswa, hasil refleksi merupakan perbaikan terhadap cara guru untuk membelajarkan siswa (Lewis, 2002:1). Pelaksanaan lesson study di SD Negeri 007 Kecamatan Waru Kabupaten Penajam Paser Utara ditujukan untuk melakukan perbaikan proses pembelajaran. Pembelajaran IPA dilaksanakan dengan menerapkan cooperative learning (pembelajaran kooperatif) yang memanfaatkan lingkungan sekolah. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar siswa, baik yang hidup maupun tak hidup, yang berpengaruh secara langsung atau tidak langsung bagi kehidupan siswa. Dalam hal ini termasuk hewan, tumbuhan dan organisme lain serta manusia dengan segala aktivitas di dalamnya. Seberapa terpencilnya suatu sekolah minimal memiliki empat jenis sumber belajar diantaranya masyarakat di sekeliling sekolah, lingkungan fisik meliputi bendabenda di sekolah, bahan-bahan sisa yang tidak terpakai, dan peristiwa alam yang mungkin terjadi. Pemilihan pembelajaran kooperatif didasarkan pada kurang maksimalnya pembelajaran IPA yang selama ini dilaksanakan sehingga tidak menarik bagi siswa dan kesepakatan guru-guru yang tergabung dalam kelompok guru di SD Negeri 007 Kecamatan Waru Kabupaten Penajam Paser Utara. Melalui pembelajaran kooperatif diharapkan dapat memupuk kerja sama siswa antar anggota kelompok dan terjadi interaksi yang baik antar anggota kelompok. PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING) Cooperative learning (CL) atau pembelajaran kooperatif yang membuat siswa yang bekerja dalam kelompok akan belajar lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang kelasnya dikelola secara tradisional Tujuan pembelajaran kooperatif adalah untuk meningkatkan kerjasama akademik antar siswa, membentuk hubungan positif, mengembangkan rasa percaya diri, dan meningkatkan kemampuan akademik melalui aktivitas kelompok (Suyanto, 2008). Dalam pembelajaran kooperatif terdapat saling ketergantungan positif di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk sukses. Aktivitas belajar berpusat pada siswa, yang dapat terwujud dalam bentuk diskusi, mengerjakan tugas bersama, serta saling membantu dan saling mendukung dalam memecahkan masalah. Melalui interaksi belajar yang efektif siswa lebih termotivasi, percaya diri, mampu menggunakan strategi berpikir tingkat tinggi dan mampu membangun hubungan interpersonal. Pembelajaran kooperatif memungkinkan semua siswa dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relatif sama atau sejajar. Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif adalah: (1) belajar bersama dengan teman, (2) selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman, (3) saling mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok, (4) belajar dari teman sendiri dalam kelompok, (5) belajar dalam kelompok kecil, (6) berbicara secara produktif dan saling mengemukakan pendapat, (7) keputusan tergantung pada siswa sendiri, dan (8) siswa aktif (Stahl, 1994). Model pembelajaran kooperatif dikembangkan dengan berpijak pada beberapa pendekatan yang diasumsikan mampu meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Pendekatan yang dimaksud adalah belajar aktif, konstruktivistik, dan kooperatif. Pendekatan tersebut diintegrasikan untuk menghasilkan suatu model pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Belajar aktif ditunjukkan dengan adanya keterlibatan intelektual dan emosional yang tinggi dalam proses belajar, tidak sekedar aktivitas fisik semata. Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi, mengemukakan pendapat dan idenya, melakukan eksplorasi terhadap materi yang sedang dipelajari, serta menafsirkan hasilnya secara bersama-sama di dalam kelompok. Siswa dibebaskan untuk mencari berbagai sumber belajar yang relevan, seperti perpustakaan, alam sekitar, atau para pakar. Kegiatan seperti ini memungkinkan siswa berinteraksi aktif dengan lingkungan dan
4 Purwanto, Pembelajaran Model Kooperatif Learning, 59 kelompoknya, untuk mengembangkan pengetahuannya. Model pembelajaran kooperatif ini akan dapat terlaksana dengan baik jika dapat ditumbuhkan suasana belajar yang memungkinkan tumbuhnya rasa bebas mengeluarkan pendapat di antara siswa dengan siswa ataupun antara siswa dengan guru dalam mengkaji serta mengeksplorasi topik-topik penting dalam kurikulum. Guru dapat mengajukan berbagai pertanyaan atau permasalahan yang harus dipecahkan di dalam kelompok. Siswa berupaya untuk berpikir keras dan saling berdiskusi dalam kelompok. Selanjutnya guru serta siswa lain dapat melacak pendapat siswa tersebut tentang ide-idenya dari berbagai perspektif. Guru juga mendorong siswa untuk mampu mendemonstrasikan pemahamannya tentang pokok-pokok permasalahan yang dikaji di dalam kelompok. Materi yang sesuai disajikan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif adalah materi-materi yang menuntut pemahaman tinggi terhadap nilai, konsep, atau prinsip, serta masalah-masalah aktual yang terjadi di masyarakat. Materi keterampilan untuk menerapkan suatu konsep atau prinsip dalam kehidupan nyata juga dapat diberikan. Materi dapat berasal dari berbagai bidang studi, seperti bahasa, masalah-masalah sosial ekonomi, masalah kehidupan bermasyarakat, peristiwa-peristiwa alam, serta keterampilan dan masalah-masalah lainnya (Suyanto, 2008). HASIL DAN PEMBAHASAN Pada dasarnya pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekitar bukan hal yang baru, namun tidak bisa dipungkiri dalam pelaksanaanya sering menemui kendala, artinya banyak guru yang merasa kesulitan dalam mengemas lingkungan dan membawanya kedalam pembelajaran. Namun demikian sebagai guru dituntut untuk selalu kreatif dan menciptakan hal-hal yang baru sehingga pembelajaran akan selalu segar, dan menyenangkan. Salah satu kegiatan Lesson Study yang memanfaatkan lingkungan sebagai media belajar, telah dilaksanakan oleh di Kecamatan Waru dan Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara. Kegiatan lesson study dilakukan dengan 3 tahap, yaitu plan-do-see. Tahap Persiapan (Plan) Tahap persiapan merupakan tahap yang paling penting dalam rangka menentukan keberhasilan pembelajaran. Dalam perencanaan ini disusun perangkat pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), dan lembar observasi. RPP disusun dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Materi yang dibelajarkan didasarkan pada Standar Kompetensi, yaitu Memahami faktor penyebab perubahan benda, dan Kompetensi Dasar, yaitu Menjelaskan faktorfaktor penyebab perubahan benda (pelapukan, perkaratan, pembusukan) melalui pengamatan. RPP disusun bersama oleh beberapa guru kelas VI. Kegiatan yang dilakukan pada penyusunan RPP ini tidak hanya menyusun saja, tetapi juga membahas tentang kelebihan-kelebihan dan kekurangankekurangan RPP yang disusun. Selanjutnya, RPP yang sudah tersusun dibahas dalam forum KKG untuk mencermati halhal yang perlu ditambahkan dan dikurangi. Dengan demikian, RPP yang tersusun diharapkan dapat membelajarkan siswa, membangkitkan partisipasi aktif siswa akan tercapai, yang pada akhirnya siswa dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Berdasarkan hasil diskusi pada tahap plan, ada beberapa perbaikan pada penyusunan dan pembahasan RPP, yaitu; a. Pada tujuan pembelajaran, kegiatan yang dilakukan siswa tidak perlu dituliskan, misalnya Melalui pengamatan siswa mampu mendeskripsikan perubahan benda, dikoreksi menjadi Siswa mampu mendeskripsikan perubahan benda. Alasan perbaikan adalah dikawatirkan siswa hanya melakukan pengamatan saja, padahal banyak cara yang dapat dilakukan siswa agar dapat mendeskripsikan perubahan benda.
5 60, J-TEQIP, edisi Tahun II, Nomor 1, Mei 2011 b. Gambar-gambar pelapukan benda lebih diperjelas agar siswa lebih fokus terhadap jenis pelapukan yang terjadi. c. Perlu perbaikan redaksi pada beberapa bagian RPP sehingga lebih mudah dipahami guru. Tahap Pelaksanaan (Do) Tahap Do merupakan tahap pelaksanaan pembelajaran berdasarkan RPP yang telah disusun pada tahap plan. Tahap ini biasa disebut tahap open class. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan di SDN 007 Waru Kecamatan Waru pada tanggal 24 Nopember 2010 tahun pelajaran 2010/2011. Open class dihadiri oleh guruguru peserta lesson study dari anggota Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus II Waru, kepala sekolah, dan dosen pembimbing dari UM. Pada tahap pelaksanaan (do), kegiatan yang dilakukan adalah menerapkan rancangan pembelajaran yang telah dibuat pada tahap plan. Penulis bertindak sebagai guru model sedangkan guru-guru yang lain dan pendamping bertindak sebagai pengamat (observer). Pengamatan yang dilakukan oleh para observer diarahkan pada aktivitas belajar siswa dengan berpedoman pada tata tertib menjadi observer dan pedoman pengamatan yang telah disepakati pada tahap perencanaan. Observer bukan mengamati guru mengajar, tetapi mengamati siswa dalam proses pembelajaran. Sebelum pelaksanaan do, satu minggu sebelumnya, guru model meminta siswa untuk mencari kayu yang lapuk dan ditumbuhi jamur, batu yang berlumut, batu yang terkikis oleh panas dan hujan, buah yang busuk, serta rayap. Kegiatan ini dilakukan secara kelompok dengan anggota 4 orang per kelompok. Penetapan anggota kelompok dilakukan secara heterogen berdasarkan tingkat kemampuan siswa. Kegiatan pembelajaran diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran oleh guru model. Guru model menjelaskan prosedur pembelajaran yang akan dilakukan, prosedur kegiatan siswa di setiap kelompok, dan teknik pengamatan pada media yang telah disiapkan. Selanjutnya guru model mengajak siswa ke luar kelas untuk mengamati media yang telah disiapkan. Siswa mengamati dan mencermati media kayu yang lapuk dan ditumbuhi jamur, batu yang berlumut, batu yang terkikis oleh panas dan hujan, buah yang busuk, serta rayap. Selama pengamatan, guru model bertindak sebagai fasilitator yang membimbing siswa belajar. Pada saat pembelajaran berlangsung, guru lain yang bertindak sebagai observer melakukan pengamatan terhadap kegiatan belajar siswa. Selama pengamatan, observer tidak diperkenankan memberikan bantuan kepada siswa dalam bentuk apapun, namun memberikan pengamatan secara obyektif pada siswa bahkan ekspresi dan respons siswa pun tidak luput dari pengamatan observer. Hasil pengamatan pembelajaran oleh observer menunjukkan bahwa siswa telah belajar dengan aktif tanpa diminta guru. Hal ini teramati oleh pengamatan hampir semua observer yang menyatakan bahwa siswa telah melakukan pembelajaran sejak awal pembelajaran ketika siswa melakukan pengamatan pada media bunga nyata di kelompok masing-masing. Hal ini membuktikan betapa media nyata yang siswa bawa telah memberikan pengetahuan dan kenyamanan belajar yang luar biasa, sehingga siswa seakan merasa sedang bermain-main namun sebenarnya siswa telah mempelajari ilmu pengetahuan yang begitu mudahnya dan telah melakukan sesuatu yang sangat luar biasa. Setiap anggota kelompok telah aktif belajar dengan sendirinya, sementara guru sedikit bicara dan bertindak sebagai fasilitator serta mendampingi siswa dalam belajar. Disinilah terjadi lompatan-lompatan pengetahuan dimana siswa banyak menemukan fakta, diantaranya bagian bunga seperti serbuk sari, putik bakal buah, mahkota bunga, kelopak bunga mereka identifikasi satu persatu yang akhirnya siswa benar-benar melihat fakta dari bunga yang diamati siswa. Penggunan media nyata mampu meningkatkan kekritisan siswa terhadap sesuatu yang ditemukan dan kepedulian terhadap pelestarian lingkungan. Selain itu, belajar kelompok mampu menumbuhkan
6 Purwanto, Pembelajaran Model Kooperatif Learning, 61 rasa kebersamaan dan kerja sama antar anggota kelompok yang tercermin dalam interaksi dan tanya jawab antar siswa. Tahap Refleksi (See) Setelah guru model melaksanakan pembelajaran, tahap berikutnya adalah refleksi sebagai bentuk perenungan dan evaluasi pelaksanaan Lesson Study. Refleksi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keaktifan belajar siswa, kreativitas, kerja sama, dan proses belajar siswa secara keseluruhan. Dengan demikian, guru dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakannya. Kegiatan refleksi dipimpin oleh moderator. Guru model diberi kesempatan untuk mengungkapkan proses pembelajaran dan hasil refleksinya. Selanjutnya, seluruh observer diberi kesempatan untuk mengemukakan hasil pengamatannya berdasarkan fakta-fakta yang teramati selama pembelajaran. Selama kegiatan refleksi, moderator memandu kegiatan diskusi untuk menyelesaikan permasalahan pembelajaran yang muncul dan bersama-sama dengan guru lainnya menemukan solusi kontruktif terhadap permasalahan tersebut. Moderator juga memantau kegiatan diskusi berdasarkan rambu-rambu kegiatan refleksi. Bila ada observer yang memberikan kritik langsung terhadap guru berdasarkan opisi dan pengalamannya, moderator langsung memberikan teguran pada observer tersebut agar memberikan hasil pengamatannya berdasarkan fakta yang ditemukan selama pelaksanaan pembelajaran (DO). Di akhir kegiatan refleksi, moderator membuat kesimpulan berdasarkan hasil diskusi dan memberikan kesempatan kepada pakar (dosen pembimbing dari Universitas Negeri Malang) untuk memberikan masukan terhadap pelaksanaan pembelajaran dan lesson study. Secara keseluruhan, hasil observasi pembelajaran oleh observer terhadap pelaksanaan pembelajaran tentang bagianbagian bunga dalam kegiatan Lesson Study di SDN 00 Kecamatan Waru terlaksana dengan baik. Berdasarkan data respon siswa dalam pelaksanaan kegiatan Lesson Study menunjukan bahwa siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran IPA tentang bagian-bagian bunga. Hal ini ditunjukkan dengan antu-siasme siswa yang terangkum dalam for-mat pengamatan yang dilakukan oleh observer. Hasil pengamatan observer terkait kegiatan belajar siswa dapat dilihat dalam rekapitulasi hasil pengamatan pada Tabel 1. Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Observasi Pembelajaran. No Permasalahan Hasil Observasi 1 Apakah semua siswa benar-benar telah belajar tentang topik pembelajaran hari ini? Bagaimana proses mereka relajar? terlihat. 2 Siswa mana yang tidak dapat mengikut kegiatan pembelajaran pada hari ini? 3 Mengapa siswa tersebut tidak dapat belajar dengan baik? Menurut Anda apa penyebabnya dan bagaimana alternatif solusinya menurut Anda? 4 Bagaimana usaha guru/dosen dalam mendorong 5siswa/mahasiswa yang tidak aktif untuk belajar? Dari 5 observer menyatakan bahwa siswa telah mengikuti dengan baik pada tiap tiap kelompok ketika media berupa bunga diberikan pada siswa, dan antusiasme siswa sangat Terdapat 3 siswa yang kurang dapat belajar, sesuai fakta siswa tersebut tidak kebagian bunga mengingat ada beberapa bunga pada kelompok tersebut bunganya rusak karena berebut ingin mengamati. Beberapa temuan yang diperoleh observer ada siswa yang tidak dapat belajar dengan baik karena berkelompok dengan siswa laki-laki Pada kelompok III terdapat siswa yang uring-uringan karena melihat kelompok lain dalam melakukan pengamatan terlalu ribut. Guru telah berupaya memberikan motifasi pada seluruh siswa, melalui bimbingan pada kelompok kelompok yang mengalami kesulitan Motivasi diberikan secara baik sehingga siswa belajar dengan lebih kreatif danmenyenangkan Siswa merasa mendapatkan perhatian lebih dari guru
7 62, J-TEQIP, edisi Tahun II, Nomor 1, Mei Pelajaran berharga apa yang dapat Anda petik dari pengamatan pembelajaran hari ini? sehingga mereka merasakan kasih sayang dari guru lebih maksimal. Terjadi lompatan materi, dimana siswa menemukan fakta sebagai hasil dari pengamatan bersama kelompoknya. Terjadi kerja kelompok dimana ada salah satu siswa yang tidak mau berteman dengan siapapun, ketika pelaksanaan Lesson Study dengan senang hati ia mau berteman dan sejak saat itu ia mau berteman dengan siapa saja. Guru tidak perlu banyak bicara mengingat siswa telah dengan baik melakukan proses belajar, sehingga peran guru sebagai fasilitator telah berjalan sebagaiman mestinya. Hasil refleksi menunjukkan adanya kekurangan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan. Berdasarkan hasil refelksi tersebut selanjutnya dilakukan perbaikan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Hasil perbaikan RPP dapat digunakan oleh seluruh guru yang bertindak sebagai observer sehingga diharapkan perbaikan RPP tersebut dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran di masing-masing kelas. Dengan demikian, diharapkan terjadi peningkatan kualitas pembelajaran secara keseluruhan. SIMPULAN Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dalam kegiatan Lesson Study dengan memanfaatkan media alam sekitar di SD 007 kecamatan Waru Kabupaten Penajam Paser Utara dapat disimpulkan bahwa: DAFTAR RUJUKAN Depdiknas, Permendiknas 2006: Standar Isi. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional. Ibrohim Panduan pelaksanaan Lesson Study. Malang: Universitas Negri Malang. Lewis, C. C Lesson Study: A Handbook of Teacher-Led Instructional Change. Philedelphia, PA: Research for Better School, Inc. 1. Kegiatan Lesson Study dapat dijadikan sebagai alternatif pelatihan bagi guru untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran IPA. 2. Model pembelajaran yang diimplementasikan mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif bagi siswa, siswa tampak senang, antusias dan sangat aktif dalam melaksanakan seluruh kegiatandalam pembelajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan dengan pemanfaatan media nyata mampu meningkatkan pengetahuan siswa dari segi afektif 3. Guru dan siswa bersikap positif terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan, sebab guru secara langsung dapat mempraktekan prinsipprinsip pembelajaran IPA dengan baik, sedangkan siswa dapat belajar dengan baik karena mendapatkan cara belajar yang menyenangkan. Rahayu, S Meningkatkan Kualitas Pembelajaran dengan Lesson study. Makalah. Disajikan dan Workshop Lesson study yang diselenggarakan oleh FMIPA Universitas Negeri Malang, 6 April Suyanto, K Model Pembelajaran. Bahan Pelatihan PLPG. UM
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
1 PEMBELAJARAN KOOPERATIF Karakteristik Pembelajaran kooperatif telah dikembangkan secara intensif melalui berbagai penelitian, tujuannya untuk meningkatkan kerjasama akademik antar mahasiswa, membentuk
Lebih terperinciHelmi Nurul Hikmah Guru Matematika MTsN Tanah Grogot
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE STAD UNTUK MENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATERI UKURAN PEMUSATAN DATA (STATISTIKA) SISWA KELAS IXF MTsN TANAH GROGOT: PENGALAMAN LESSON STUDY Helmi Nurul
Lebih terperinciMENUJU GURU YANG PROFESIONAL MELALUI LESSON STUDY A. LATAR BELAKANG
A. LATAR BELAKANG Selama ini proses pembelajaran kurang mendapat perhatian dari orang tua dan pemerintah. Proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas tidak ada yang tahu kecuali guru itu sendiri. Kebanyakan
Lebih terperinciPenerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Jeane Santi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI LESSON STUDY BERBASIS SEKOLAH (LSBS) DI SMP NEGERI 1 KALIANGET
IMPLEMENTASI LESSON STUDY BERBASIS SEKOLAH (LSBS) DI SMP NEGERI 1 KALIANGET Eko Wahjudi 1, Tri Andayani 2, Ahmad Herman 3, Enny Wijaya R A. 4 Pengajar SMP Negeri 1 Kalianget 1,2,3,4 ekowahjudi99@yahoo.com
Lebih terperinciSeminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010
APRESIASI GURU IPA SMP SURABAYA TERHADAP IMPLEMENTASI LESSON STUDY Wisanti dan Achmad Lutfi FMIPA UNESA Email: endangsusantini@ymail.com ABSTRAK Salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru seperti yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Pacitan khususnya pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Pacitan khususnya pada kelas VIII-A cenderung text book oriented dan teacher oriented. Hal ini terlihat dari hasil
Lebih terperinciPELATIHAN LESSON STUDY BERBASIS SEKOLAH DI SMA DARUL ISLAM GRESIK
PELATIHAN LESSON STUDY BERBASIS SEKOLAH DI SMA DARUL ISLAM GRESIK Oleh Achmad Lutfi 1), Mitarlis 1), Muchlis 1), Bertha Yonata 1), dan Dian Novita 1) Abstrak Mencermati karakteristik Lesson Study dan kebutuhan
Lebih terperinciDIRECT INSTRUCTION SEBAGAI METODE UNTUK MENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI PEMANTULAN CAHAYA PADA OPEN CLASS LESSON STUDY DI SMPN MODEL TERPADU BOJONEGORO
G060 DIRECT INSTRUCTION SEBAGAI METODE UNTUK MENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI PEMANTULAN CAHAYA PADA OPEN CLASS LESSON STUDY DI SMPN MODEL TERPADU BOJONEGORO Siti Nurmalita 1, Fathur Rohim 2, Ahmadi 3 1,2,3
Lebih terperinciPENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DALAM KEGIATAN LESSON STUDY
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DALAM KEGIATAN LESSON STUDY Erry Hidayanto erryhidayantoum@gmail.com Jurusan Matematika FMIPA UM Abstrak:. Tahap awal Lesson Study adalah plan (perencanaan).
Lebih terperinciSTUDY TENTANG PELAKSANAA LESSON STUDI DI SMA BRAWIJAYA SMART SCHOOL MALANG SEMESTER GENAP Hayuni Retno Widarti Kimia FMIPA UM ABSTRAK
STUDY TENTANG PELAKSANAA LESSON STUDI DI SMA BRAWIJAYA SMART SCHOOL MALANG SEMESTER GENAP 2010-2011 Hayuni Retno Widarti Kimia FMIPA UM ABSTRAK Kecakapan seorang guru dalam menyampaikan materi yang dapat
Lebih terperinciPENERAPAN COOPERATIVE GI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IX-B SMP NEGERI 3 SANGGAU PENGALAMAN LESSON STUDY PADA KEGIATAN ON GOING TEQIP 2013
PENERAPAN COOPERATIVE GI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IX-B SMP NEGERI 3 SANGGAU PENGALAMAN LESSON STUDY PADA KEGIATAN ON GOING TEQIP 2013 Nining Wijiyanti SMP Negeri 10 Sanggau Kalimantan Barat
Lebih terperinciLESSON STUDY DALAM PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
LESSON STUDY DALAM PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN A. Pengertian Lesson Study merupakan suatu pendekatan peningkatan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru secara kolaboratif, dengan langkah-langkah
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU FISIKA MELALUI LESSON STUDY. Ida Kaniawati
PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU FISIKA MELALUI LESSON STUDY Ida Kaniawati e-mail : idakaniawati@yahoo.com FPMIPA UPI Jatinangor, 20 Maret 2010 Permasalahan tentang Mutu Pendidikan 1. Proses pembelajaran
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU IPA MELALUI PENDAMPINGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS LESSON STUDY DI SMAN 2 LEMBAR
PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU IPA MELALUI PENDAMPINGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS LESSON STUDY DI SMAN 2 LEMBAR Agus Ramdani, A. Wahab Jufri, Gito Hadiprayitno, Afriana Azizah Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciSri Uchtiawati : Tanggung Jawab dan Kemandirian
21 guru, selain mengajar, yakni mendidik.baik dalam paparan teori yang terkait dengan landasan pendidikan, tujuan pendidikan, fungsi dan jenjang pendidikan, serta memahami hakekat dari subyek pendidikan,
Lebih terperinciPOTRET KEGIATAN LESSON STUDY BIDANG KIMIA YANG DILAKSANAKAN DI KABUPATEN SUMEDANG
POTRET KEGIATAN LESSON STUDY BIDANG KIMIA YANG DILAKSANAKAN DI KABUPATEN SUMEDANG OLEH: Florentina Maria Titin Supriyanti Jurusan Pendidikan Kimia, FPMIPA, UPI. Pendahuluan Mengapa nilai IPA siswa SMP
Lebih terperinciPENGENALAN LESSON STUDY DALAM KERANGKA PPL. Tim Laboratorium Fakutas Tarbiyah dan Ilmu Keguraun IAIN Tulungagung
PENGENALAN LESSON STUDY DALAM KERANGKA PPL Tim Laboratorium Fakutas Tarbiyah dan Ilmu Keguraun IAIN Tulungagung LATAR BELAKANG: Model penelitian tentang pembelajaran oleh guru Ditemukan di Jepang, dengan
Lebih terperinciMENGEMBANGKAN KOMPETENSI GURU MELALUI LESSON STUDY
MENGEMBANGKAN KOMPETENSI GURU MELALUI LESSON STUDY Ali Mahmudi *) Abstrak: Sesuai amanat UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, peningkatan kompetensi guru adalah suatu keniscayaan demi menunjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat mengaplikasikan materi ajar yang didapatnya di kelas ke dalam kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan
Lebih terperinciJurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 31, Nomor 4 Oktober Desember 2016
PENGEMBANGAN POLA PEMBINAAN GURU KIMIA DAN MATEMATIKA DALAM IMPLEMENTASI LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI MAN CENDIKIA KABUPATEN MUARO JAMBI Muhaimin dan Syamsurizal
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (SIKLUS BELAJAR 5E) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA KELAS X MIA SMAN 6 MALANG
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (SIKLUS BELAJAR 5E) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA KELAS X MIA SMAN 6 MALANG Sheila Sandiya Putri, Muhardjito, Dwi Haryoto Universitas Negeri
Lebih terperinciFitri Mulyani SMP Negeri 1 Bunguran Tengah
EFEKTIFITAS PROBLEM BASE LEARNING BERBASIS KOOPERATIF LEARNING UNTUK MEMAHAMKAN OPERASI ALJABAR BAGI SISWA SMP N 3 BUNGURAN TIMUR, NATUNA, KEPULAUAN RIAU KELAS VIII SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN BERENG BENGKEL. Oleh : ENGRIPIN Dosen FKIP Universitas Palangka Raya
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN BERENG BENGKEL PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN BERENG BENGKEL Oleh : ENGRIPIN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen (preexperimental) dengan desain penelitian One-Group Pretest-Posttest design,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Karena PTK sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan
Lebih terperinciEko Sri Wahyuni Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak, Indonesia
IMPLEMENTASI LESSON STUDY PADA MATA KULIAH ANATOMI FISIOLOGI HEWAN MAHASISWA SEMESTER III PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UNIVERSITAS TANJUNGPURA Eko Sri Wahyuni Dosen Program Studi Pendidikan Biologi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan
27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pendidikan pada umumnya dilaksanakan disetiap jenjang pendidikan melalui pembelajaran. Oleh karena itu, ada beberapa komponen yang menentukan keberhasilan
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA UNSUR MELALUI PENERAPAN LESSON STUDY BERBASIS KOOPERATIF JIGSAW PADA MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA FKIP UHO Oleh: Aceng Haetami, La Rudi, Rustam Musta 1) 1) Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciPENGGUNAAN STRATEGI GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK TENTANG STRUKTUR DAUN DAN FUNGSI DAUN PADA
PENGGUNAAN STRATEGI GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK TENTANG STRUKTUR DAUN DAN FUNGSI DAUN PADA SISWA KELAS IV SEMESTER GASAL SD NEGERI 1 KRANGGAN POLANHARJO KLATEN TP 2012/
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG Dwi Sulistyorini Abstrak: Dalam kegiatan pembelajaran menulis, siswa masih banyak mengalami kesulitan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri Jombor Kec Tuntang Kab Semarang. Jumlah siswa kelas 5 di SD Negeri Jombor Kecamatan
Lebih terperinciPEMANTAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA GURU-GURU SMP LAB UNESA MELALUI LESSON STUDY
PEMANTAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA GURU-GURU SMP LAB UNESA MELALUI LESSON STUDY Oleh Masriyah, Kusrini, Endah B.R., dan Abadi *) Abstrak Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini mengangkat tema mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. dilaksanakan di MTs. Sunan Kalijogo Pati kelas VII A tahun ajaran 2013
38 A. Pelaksanaan Lesson Study BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA Kegiatan penelitian dimulai pada tanggal 21 September sampai 3 Oktober 2013 dengan dengan tiga kali siklus kegiatan dan pengamatan. Penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Daerah Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gedong 01, berada di Dusun Banyudono RT 02 RW 09 Desa Gedong, Kecamatan Bayubiru, Kabupaten
Lebih terperinciKonsep Pembelajaran Materi Perubahan Benda dengan Menggunakan Metode Penemuan Terbimbing
Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut p-issn: 1907-932X; e-issn: 2579-9274 Konsep Pembelajaran Materi Perubahan Benda dengan Menggunakan Metode Penemuan Terbimbing Siti Hadijah Sekolah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks
Lebih terperinciPENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 009 TANJUNG KEMUNING KAB. KAUR
PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 009 TANJUNG KEMUNING KAB. KAUR Putri Harlena Efni Apriza Guru SD di Kabupaten Kaur Abstrak: Permasalahan yang ingin
Lebih terperinciLESSON STUDY PENERAPAN LKS METODE MENDALAM PADA MATERI PENGUKURAN SUHU DI SMPN 2 PANDAAN*
LESSON STUDY PENERAPAN LKS METODE MENDALAM PADA MATERI PENGUKURAN SUHU DI SMPN 2 PANDAAN* Yoyok Adisetio Laksono 1) Ustadi 2) 1) Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang, yoyokal@um.ac.id 2) SMPN 2 Pandaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
34 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran daerah penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kronggen 1, yaitu di KecamatanBrati, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah. Letak SD Negeri Kronggen
Lebih terperinciRINGKASAN LAPORAN LESSON STUDY
1 RINGKASAN LAPORAN LESSON STUDY PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PADA MATA KULIAH PENGANTAR ILMU SASTRA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK Oleh Hartono, dkk. TIM LESSON STUDY JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA MELALUI LESSON STUDY PADA MATA KULIAH MORFOLOGI TUMBUHAN
Jurnal Dinamika, April 2015, halaman 54-60 Vol. 06. No. 1 ISSN 2087-7889 PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA MELALUI LESSON STUDY PADA MATA KULIAH MORFOLOGI TUMBUHAN Fitriyah Karmila Program Studi
Lebih terperinciIMPLEMENTASI LESSON STUDY SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI DAN KARAKTER GURU MATEMATIKA KOTA METRO
IMPLEMENTASI LESSON STUDY SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI DAN KARAKTER GURU MATEMATIKA KOTA METRO Oleh: Rahmad Bustanul Anwar, S.Pd., M.Pd. Email: rarachmadia@gmail.com Dosen Pendidikan Matematika
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngurensiti 02 Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati pada semester I Tahun 2011/2012. Subyek
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK MELALUI LESSON STUDY
PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK MELALUI LESSON STUDY OLEH SUFYANI PRABAWANTO JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2007
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA TOPIK GERAK LURUS BERATURAN BERBASIS LESSON STUDY DI SMPN 3 TANJUNGSARI
UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA TOPIK GERAK LURUS BERATURAN BERBASIS LESSON STUDY DI SMPN 3 TANJUNGSARI : Muslim, Mimin Iryanti 1, Nurhayati 2 1 Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciBab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study?
Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study? A. Siapa yang Melakukan Lesson Study? Lesson study adalah sebuah kegiatan kolaborasi dengan inisiatif pelaksanaan idealnya datang dari Kepala Sekolah bersama
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 585) dituliskan bahwa
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Komunikasi Matematis Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 585) dituliskan bahwa komunikasi merupakan pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang telah dilaksanakan pada siklus I sampai dengan siklus II. Setelah penyajian hasil penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas guru. Sebaik apapun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berimplikasi pada kemajuan suatu daerah bahkan bangsa. Kualitas pendidikan
Lebih terperinciJournal of Science Education And Practice p-issn X Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 e-issn
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS LESSON STUDY TERHADAP PENGEMBANGAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA CALON GURU SEKOLAH DASAR Fitri Siti Sundari 1, Rukmini Handayani 1, Yuli Mulyawati 1 1 Program Studi
Lebih terperinciLAPORAN LESSON STUDY. Oleh: Dr. Muhsinatun Siasah Masruri Nurul Khotimah, M.Si.
LAPORAN LESSON STUDY Oleh: Dr. Muhsinatun Siasah Masruri Nurul Khotimah, M.Si. JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008 1 DAFTAR ISI Halaman Judul...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diajarkan untuk pembentukan kualitas siswa dalam segi kognitif, psikomotorik dan afektif. Lebih lanjut, IPA umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pelaksanaan program pendidikan tidak lepas dari adanya kurikulum. Pada saat ini kurikulum yang berlaku di Indonesia adalah KTSP namun sebagian sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kerjasama siswa merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran sebagaimana diungkapkan oleh Warsono dan Hariyanto (2012: 163) bahwa kerjasama tidak
Lebih terperinciOleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek
Mulyani, Penggunaan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan... 45 PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENTANG RANGKAIAN LISTRIK SERI DAN PARALEL PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS VI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar (SD). IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam kehidupan dewasa ini, membawa pengaruh yang sangat besar pula pada setiap bidang-bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kunci penting dalam abad ke 21 ini. Oleh karena itu, siswa perlu dipersiapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan kunci penting dalam abad ke 21 ini. Oleh karena itu, siswa perlu dipersiapkan untuk mengenal, memahami
Lebih terperinciPEMBELAJARAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MENGGUNAKAN BAHAN LIMBAH BERBASIS LESSON STUDY DI KELAS IX SMPN 1 KROMENGAN
Bidang Kajian Jenis Artikel : Pendidikan Matematika : Hasil Penelitian PEMBELAJARAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MENGGUNAKAN BAHAN LIMBAH BERBASIS LESSON STUDY DI KELAS IX SMPN 1 KROMENGAN Musni Yuliastuti,
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Jurusan Pendidikan Biologi. Disusun Oleh : YULI WIDY ASTUTI A
PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA POKOK BAHASAN JARINGAN TUMBUHAN DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING) PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I NGADIROJO WONOGIRI TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciREVITALISASI COOPERATIVE LEARNING MODEL THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA. Oleh: N U R D I N
REVITALISASI COOPERATIVE LEARNING MODEL THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Oleh: N U R D I N ABSTRAK Pada umumnya, proses pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) masih bersifat klasikal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan
Lebih terperinciMENINGKATKAN KUALITAS PERKULIAHAN DI JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA MELALUI KEGIATAN LESSON STUDY
MENINGKATKAN KUALITAS PERKULIAHAN DI JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA MELALUI KEGIATAN LESSON STUDY Achmad Lutfi Dosen Jurusan Kimia FMIPA Unesa Surabaya lutfisurabaya10@yahoo.co.id ABSTRAK Guna meningkatkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Model Pembelajaran Cooperative Tipe Talking Stick dan CIRC a. Pengertian model pembelajaran Cooperative tipe Talking Stick Cooperative learning adalah belajar yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Kondisi awal adalah kondisi belajar siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. dapat diketahui hasilnya melalui penilaian proses dan penilaian hasil. Hasil
9 BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Tentang Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Segala upaya yang dilakukan seorang guru dalam proses pembelajaran dapat diketahui hasilnya melalui penilaian proses
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PPL I
Lampiran 1 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PPL I STANDAR KOMPETENSI 1. Mahasiswa terampil menerapkan paradigma baru pendidikan dan model inovatif sebagai usaha reformasi pendidikan masa kini. 2.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di sekolah baik di tingkat SD, SLTP maupun SLTA. Di tingkatan sekolah dasar dan lanjutan tingkat pertama,
Lebih terperinciP2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol.3, No.1, Mei 2016
IMPLEMENTASI LESSON STUDY PADA MATA KULIAH KAPITA SELEKTA MATEMATIKA SMP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA Indah Puspita Sari 1, Adi Nurjaman 2 1, 2 STKIP Siliwangi 1 chiva.aulia@gmail.com, 2
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri 08 Salatiga. Subyek yang menjadi fokus penelitian adalah siswa kelas 2
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PRIMA UNTUK MENGOPTIMALKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA NEGERI 2 GORONTALO PADA MATAPELAJARAN BIOLOGI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PRIMA UNTUK MENGOPTIMALKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA NEGERI 2 GORONTALO PADA MATAPELAJARAN BIOLOGI Frida Maryati Yusuf Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Gorontalo
Lebih terperinci: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN
Tugas Kegiatan Belajar II Tatang Kurniawan Judul Jurnal : PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN EVOLUSI DI KELAS XII IPA3 SMA NEGERI 2 JEMBER
PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN EVOLUSI DI KELAS XII IPA3 SMA NEGERI 2 JEMBER Eko Soelistiyanto 6 Abstrak. Keefektifan proses pembelajaran
Lebih terperinciPENINGKATAN KOMPETENSI GURU IPA MELALUI LESSON STUDY BERBASIS MGMP KAWASAN SURABAYA SELATAN
PENINGKATAN KOMPETENSI GURU IPA MELALUI LESSON STUDY BERBASIS MGMP KAWASAN SURABAYA SELATAN Hainur Rasid Achmadi haradi@telkom.net Jurusan Fisika Unesa ABSTRAK Pada saat ini masih banyak guru yang masih
Lebih terperinciPengajaran Pendidikan Jasmani Melalui Lesson Study. Herka Maya Jatmika
Pengajaran Pendidikan Jasmani Melalui Lesson Study Herka Maya Jatmika Background Masih rendahnya mutu pendidikan Kompetensi Guru Penjas Hubungan Guru, Siswa, dan Lingkungan Belajar Kegiatan In-service
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Defenisi Pembelajaran Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning yaitu suatu proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara sadar oleh seseorang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekolah tempat penelitian berlangsung. Penelitian yang dilaksanakan di kelas IV
47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sekolah Sebelum pembahasan hasil penelitian, penulis akan membahas deskripsi sekolah tempat penelitian berlangsung. Penelitian yang dilaksanakan di
Lebih terperinciAlam Universitas Negeri Jakarta, Jl. Pemuda No. 10, Jakarta 13220, Indonesia
IMPLEMENTASI LESSON STUDY DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN KIMIA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DAN HASIL KALI KELARUTAN (Ksp) DI SMA NEGERI 7 TANGERANG Muktiningsih Nurjayadi 1, Sondang N.
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PPL I
Lampiran 1 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PPL I STANDAR KOMPETENSI 1. Mahasiswa terampil menerapkan paradigma baru pendidikan dan model inovatif sebagai usaha reformasi pendidikan masa kini. 2.
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN BAGI SISWA KELAS V SDN 2 NGALI KECAMATAN BELO KABUPATEN BIMA TAHUN
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN BAGI SISWA KELAS V SDN 2 NGALI KECAMATAN BELO KABUPATEN BIMA TAHUN 2010-2011 Jenep Hanapiah Suwadi Abstrak: Salah satu tujuan Mata Pelajaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam menyusun sebuah laporan Penelitian Tindakan Kelas, tentunya penulis tidak dapat hanya mengandalkan pengetahuan pribadi yang dimiliki tanpa bantuan sumber-sumber yang relevan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen,
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen, Provinsi Papua dengan pembelajaran berbasis
Lebih terperinciIMPLEMENTASI LESSON STUDY
IMPLEMENTASI LESSON STUDY PADA METODE AKTIF TIPE QUIS TEAM TERHADAP PENGEMBANGAN KARAKTER MAHASISWA MATA KULIAH AKUNTANSI II UNIVERSITAS MUAHAMMADIYAH METRO TAHUN AJARAN 2015/2016 Wakijo 1) Maryatun 2)
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Kondisi Empiris Perkuliahan Strategi Pembelajaran Selama ini
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan temuan dan analisis data yang diperoleh dari kegiatan studi pendahuluan, uji coba model, dan uji validasi model, serta pembahasan penelitian,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.
6 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis, sistematis, intensional dan kreatif dimana peserta didik mengembangkan potensi diri, kecerdasan, pengendalian
Lebih terperinciJurnal Bio Educatio, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016, hlm ISSN:
PENERAPAN PEMBELAJARAN JIGSAW TERINTEGRASI PBL (PROBLEM BASED LEARNING) BERBASIS LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH BIOLOGI UMUM UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Lebih terperinciIMPLEMENTASI LESSON STUDY MELALUI PENDEKATAN PMRI PADA MATA KULIAH METODE STATISTIKA I
KNM XVI 3-6 Juli 2012 UNPAD, Jatinangor IMPLEMENTASI LESSON STUDY MELALUI PENDEKATAN PMRI PADA MATA KULIAH METODE STATISTIKA I RATU ILMA INDRA PUTRI 1 1 FKIP Unsri, ratu.ilma@yahoo.com Abstrak Penelitian
Lebih terperinci1. Kegiatan Perkuliahan Pertemuan ke-
1. Kegiatan Perkuliahan Pertemuan Garis Besar Materi/Kegiatan ke- I 1. Pendahuluan (Mekanisme perkuliahan, tata tertib dan materi keprofesian Guru) 2. Arahan Pembuatan Tugas (Analisis minggu efektif, Prota,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah IPA merupakan mata pelajaran dengan konsep pembelajaran alam yang mempunyai hubungan erat dan luas dengan kehidupan manusia. IPA berhubungan dengan cara mencari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini untuk mendeskripsikan pelaksanaan lesson study di MI Mi rojul Ulum Kemloko Kabupaten Mojokerto dan kemampuan berpikir reflektif guru setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dikembangkan untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik termaktub dalam tujuan
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA MENGEKSPLOR MATA KULIAH SISTEMATIK TUMBUHAN RENDAH MELALUI LESSON STUDY. Abstrak
Proceeding Seminar Nasional Profesionalisme Guru Dalam Perspektif Global Tahun 2012 ISBN: 978-602-18235-0-7 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA MENGEKSPLOR MATA KULIAH SISTEMATIK TUMBUHAN RENDAH MELALUI
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN
PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN Dwi Muchindasari SMP Negeri 4 Madiun E-mail: dwimuchin@yahoo.com Abstrak
Lebih terperinciBAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN
189 BAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN Implementasi pendidikan multikultural di sekolah perlu diperjelas dan dipertegas. Bentuk nyata pembelajaran untuk
Lebih terperinci